KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : KEP-43/BC/1999 T E N T A N G
|
|
- Hartono Wibowo
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : KEP-43/BC/1999 T E N T A N G TATACARA PEMBERIAN PEMBEBASAN BEA MASUK ATAS IMPOR BARANG DAN/ATAU BAHAN DARI GUDANG BERIKAT UNTUK DIOLAH, DIRAKIT ATAU DIPASANG PADA BARANG LAIN UNTUK PEMBUATAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN TUJUAN DIEKSPOR DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI, Menimbang : bahwa dengan ditetapkannya Keputusan Menteri Keuangan Nomor : 347/KMK.01/1999 tanggal 24 Juni 1999 tentang Pembebasan Bea Masuk atas Impor Barang dan/atau Bahan dari Gudang Berikat Untuk Diolah, Dirakit atau Dipasang Pada Barang Lain Untuk Pembuatan Kendaraan Bermotor Dengan Tujuan Diekspor dipandang perlu memberikan petunjuk pelaksanaan Pembebasan Bea Masuk atas Impor Barang dan/atau Bahan dari Gudang Berikat Untuk Diolah, Dirakit atau Dipasang Pada Barang Lain Untuk Pembuatan Kendaraan Bermotor Dengan Tujuan Diekspor dengan Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3612); 2. Peraturan Pemerintah Nomr 33 Tahun 1996 tentang Tempat Penimbunan Berikat (Lembaran Negara Tahun 1996 Nomor 50, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3638); 3. Keputusan Menteri Keuangan Nomor : 399/KMK.01/1996 tentang Gudang Berikat; 4. Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 233/KMK.05/1996 tentang Tatacara Pengembalian Bea Masuk, Denda Administrasi dan Bunga, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 300/KMK.01/1999; 5. Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 234/KMK.05/1996 tentang Tatacara Penagihan Piutang Bea Masuk, Cukai, Denda Administrasi, Bunga dan Pajak dalam Rangka Impor, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 22/KMK.01/1999; 6. Keputusan Menteri Keuangan Nomor : 440/KMK.05/1996 tentang Penetapan Sistem Klasifikasi Barang dan Besarnya tarif Bea Masuk atas Barang Impor, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor : 344/KMK.01/1999; 7. Keputusan Menteri Keuangan Nomor : 488/KMK.05/1996 tentang Tatalaksana Kepabeanan di Bidang Ekspor sebagaimana telah diubah terakhir dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor : 501/KMK.05/1998; 8. Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor : 275/MPP/Kep /6/1999 tentang Industri Kendaraan Bermotor; 9. Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor : 276/MPP/Kep /6/1999 tentang Pendaftaran Tipe dan Varian Kendaraan Bermotor; 10. Keputusan Menteri Keuangan Nomor : 347/KMK.01/1999 tentang Pembebasan Bea Masuk atas Impor Barang dan/atau Bahan dari Gudang Berikat Untuk
2 Diolah, Dirakit atau Dipasang Pada Barang Lain Untuk Pembuatan Kendaraan Bermotor Dengan Tujuan Diekspor; M E M U T U S K A N : Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI TENTANG TATACARA PEMBERIAN PEMBEBASAN BEA MASUK ATAS IMPOR BARANG DAN/ATAU BAHAN DARI GUDANG BERIKAT UNTUK DIOLAH, DIRAKIT ATAU DIPASANG PADA BARANG LAIN UNTUK PEMBUATAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN TUJUAN DIEKSPOR. Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan : B A B I KETENTUAN UMUM Pasal 1 1. Impor adalah kegiatan memasukkan barang ke dalam daerah pabean; 2. Ekspor adalah kegiatan mengeluarkan barang dari daerah pabean; 3. Pembebasan adalah pembebasan bea masuk atas impor barang dan/atau bahan untuk diolah, dirakit, atau dipasang pada barang lain untuk pembuatan kendaraan bermotor dengan tujuan untuk diekspor; 4. Gudang Berikat adalah suatu bangunan atau tempat dengan batas-batas tertentu yang didalamnya dilakukan kegiatan usaha penimbunan, pengemasan, penyortiran, pengepakan, pemberian merk/label, pemotongan, atau kegiatan lain dalam rangka fungsinya sebagai pusat distribusi barangbarang asal impor untuk tujuan dimasukkan ke Daerah Pabean Indonesia Lainnya (DPIL), Kawasan Berikat, atau direekspor tanpa adanya pengolahan; 5. Kendaraan Bermotor adalah kendaraan yang digerakkan oleh peralatan teknik (motor penggerak) yang ada pada kendaraan bermotor yang bersangkutan; 6. Tipe kendaraan bermotor adalah nama teknis dari suatu kendaraan bermotor, yang sekurangkurangnya mencakup motor penggerak, transmisi, gandar dan body dan/atau chasis; 7. Varian adalah turunan dari Tipe kendaraan bermotor yang mempunyai perbedaan pada komponen tertentu di luar motor penggerak, transmisi, gandar dan body dan/atau chasis; 8. Kendaraan Bermotor dalam keadaan terurai sama sekali (Completely Knocked Down/CKD) adalah kendaraan bermotor dalam keadaan terbongkar menjadi bagian-bagian termasuk perlengkapannya yang memiliki sifat utama kendaraan bermotor yang bersangkutan; 9. Kendaraan Bermotor dalam keadaan terurai tidak lengkap (Incomplete Knocked Down/IKD) adalah kendaraan bermotor dalam keadaan terbongkar menjadi bagian-bagian yang tidak lengkap dan tidak memiliki sifat utama kendaraan bermotor yang bersangkutan; 10. Tanggal Pengimporan adalah tanggal pada saat PIB diberikan nomor pendaftaran oleh Pejabat Bea dan Cukai; 11. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Bea dan Cukai; 12. Kepala Kantor adalah Kepala Kantor Pelayanan Bea dan Cukai; 13. Kantor adalah Kantor Pelayanan Bea dan Cukai;
3 14. Perusahaan adalah perusahaan industri perakitan kendaraan bermotor yang didirikan dan beroperasi di Indonesia serta memiliki izin usaha industri untuk memproduksi kendaraan bermotor. B A B II PEMBEBASAN Pasal 2 Terhadap barang dan/atau bahan asal Gudang Berikat untuk diolah, dirakit, atau dipasang pada barang lain untuk pembuatan kendaraan bermotor, yang diimpor oleh perusahaan dengan tujuan untuk diekspor dalam bentuk kendaraan bermotor, dapat diberikan fasilitas pembebasan. Pasal 3 Pemberian fasilitas pembebasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ditetapkan dalam suatu Keputusan Menteri Keuangan yang ditandatangani oleh Direktur Jenderal u.b. Direktur Fasilitas Kepabeanan atas nama Menteri Keuangan sebagaimana contoh lampiran I Keputusan ini. Pasal 4 Fasilitas pembebasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 diberikan kepada perusahaan yang memenuhi persyaratan sebagai berikut: 1. Perusahaan yang mengimpor barang dan/atau bahan dari Gudang Berikat; 2. Hasil produksi berupa kendaraan bermotor harus diekspor seluruhnya. B A B III PERMOHONAN PEMBEBASAN Pasal 5 (1) Permohonan fasilitas pembebasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 diajukan kepada Direktur Jenderal u.b. Direktur Fasilitas Kepabeanan sebagaimana contoh lampiran II Keputusan ini, dengan melampirkan : a. Daftar Isian Kelengkapan permohonan pembebasan sebagaimana contoh lampiran III Keputusan ini; b. Persetujuan Izin Usaha Industri di bidang Industri Perakitan Kendaraan Bermotor dari Instansi Teknis terkait; c. Persetujuan Gudang Berikat; d. Rencana impor dan ekspor dan kebutuhan barang dan bahan impor selama 12 (dua belas) bulan sebagaimana contoh lampiran IV Keputusan ini; e. Realisasi ekspor 12 (dua belas) bulan yang lalu khusus untuk perusahaan yang pernah melakukan ekspor; f. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan Penetapan sebagai Perusahaan Kena Pajak (PKP);
4 g. Surat Pernyataan sanggup mempertaruhkan jaminan sebesar bea masuk yang terutang. (2) Persetujuan pembebasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan oleh Direktur Jenderal u.b. Direktur Fasilitas Kepabeanan atas nama Menteri Keuangan selambat-lambatnya dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari kerja terhitung sejak permohonan diterima secara lengkap dan benar. (3) Tatacara permohonan pembebasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dalam lampiran V Keputusan ini. B A B IV PEMASUKAN DAN PENGELUARAN Pasal 6 Pemasukan barang dan/atau bahan untuk pembuatan kendaraan bermotor dari Pelabuhan Bongkar/Tempat Penimbunan Sementara ke Gudang Berikat dilakukan dengan dokumen BC.2.3 sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor : 399/KMK.01/1996 tanggal 6 Juni Pasal 7 Pengeluaran barang dan/atau bahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 dari Gudang Berikat ke perusahaan harus dilakukan dalam bentuk unit CKD dan/atau unit IKD. Pasal 8 (1) Pengeluaran barang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 dilakukan dengan menggunakan Pemberitahuan Impor Barang (PIB) sesuai tatalaksana kepabeanan di bidang impor. (2) PIB diajukan oleh perusahaan kepada Kantor dengan melampirkan : a. Surat Keputusan Pembebasan; b. Invoice dan Packing List; c. Surat tanda bukti telah menyerahkan Jaminan sebesar bea masuk yang terutang; d. Surat Setoran Pajak (SSP). (3) Pengeluaran barang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan pemeriksaan pabean. B A B V REALISASI EKSPOR Pasal 9 (1) Realisasi ekspor harus terlaksana dalam jangka waktu 6 (enam) bulan terhitung sejak tanggal pengimporan. (2) Apabila ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terpenuhi, jaminan dikembalikan selambatlambatnya 14 (empat belas) hari kerja setelah Laporan Ekspor disetujui. (3) Apabila ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak terpenuhi, bea masuk yang terutang atas impornya wajib dibayar dan ditagih bunga sebesar 2% (dua persen) setiap bulan dari bea masuk yang terutang terhitung sejak jatuh tempo jangka waktu 6 (enam) bulan sampai dengan pelaksanaan ekspor selama-lamanya 12 (dua belas) bulan sejak tanggal pengimporan.
5 (4) Apabila realisasi ekspor dilaksanakan setelah jatuh tempo dan bea masuk telah dibayar selamalamanya 12 (dua belas) bulan sejak tanggal pengimporan dapat diberikan restitusi bea masuk. (5) Apabila realisasi ekspor dilaksanakan setelah jangka waktu 12 (dua belas) bulan sejak tanggal pengimporan, tidak dapat diberikan restitusi bea masuk. Pasal 10 (1) Perusahaan yang akan melakukan ekspor, mengajukan pemberitahuan ekspor kepada Kepala Kantor untuk dilakukan pemeriksaan pabean selambat-lambatnya satu hari (1 x 24 jam) sebelum pelaksanaan ekspor. (2) Pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dituangkan dalam Laporan Hasil Pemeriksaan Ekspor yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) sebagaimana contoh dalam lampiran VI keputusan ini. (3) Ekspor dilakukan dengan menggunakan PEB sesuai tatalaksana kepabeanan di bidang ekspor dilampiri dengan Laporan Hasil Pemeriksaan Ekspor. B A B VI PENYERAHAN KE DALAM NEGERI Pasal 11 (1) Apabila penyerahan hasil produksi berupa kendaraan bermotor ke dalam negeri dilakukan sebelum jangka waktu 6 (enam) bulan terhitung sejak tanggal pengimporan, bea masuk dibayar ditambah dengan sanksi administrasi berupa denda sebesar 100% (seratus persen) dari bea masuk yang seharusnya dibayar. (2) Apabila penyerahan ke dalam negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan setelah jangka waktu 6 (enam) bulan, jaminan dicairkan dan ditagih bunga sebesar 12% (dua belas persen) dari bea masuk yang seharusnya dibayar. Pasal 12 (1) Penyerahan ke dalam negeri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1) dilakukan dengan menggunakan Pemberitahuan Impor Barang (PIB) sesuai tatalaksana kepabeanan di bidang impor. (2) PIB diajukan oleh perusahaan kepada Kantor dengan melampirkan PIB pada saat pengeluaran dari Gudang Berikat dan dokumen pelengkap pabean lainnya. (3) Penyerahan ke dalam negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan pemeriksaan pabean. B A B VII PERMOHONAN RESTITUSI Pasal 13 (1) Permohonan restitusi bea masuk sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (4) diajukan oleh perusahaan kepada Kepala Kantor dengan melampirkan:
6 a. Surat Keputusan Pembebasan; b. Laporan Ekspor Lembar ke-3 yang telah disetujui dan ditandasahkan oleh Kepala Kantor. (2) Persetujuan restitusi bea masuk diberikan oleh Kepala Kantor selambat-lambatnya dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari sejak permohonan diterima secara lengkap dan benar. (3) Restitusi pajak dalam rangka impor yang telah dibayar, dilaksanakan sesuai ketentuan perpajakan dan dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Pajak. B A B VIII KEWAJIBAN DAN LARANGAN Pasal 14 Perusahaan sebagaimana dimaksud dalam pasal 4, diwajibkan untuk : 1. Menyerahkan jaminan berupa Jaminan Bank, Customs Bond atau jaminan lainnya kepada Kepala Kantor sebesar bea masuk yang terutang sebelum pengeluaran barang dan/atau bahan dilakukan. 2. Menyimpan dan memelihara dokumen, buku-buku dan laporan yang berkaitan dengan kegiatan impor dan ekspor sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) tahun. 3. Menyampaikan Laporan Ekspor sebagaimana contoh lampiran VII dan VIII Keputusan ini dalam rangkap 3 (tiga) kepada Kepala Kantor sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan sekali, dengan dilampiri : a. Fotokopi PIB yang telah diberikan persetujuan keluar oleh Pejabat Bea dan Cukai; b. Fotokopi Surat Tanda Terima Jaminan dari Direktorat Jenderal Bea dan Cukai; c. Fotokopi PEB yang telah mendapat persetujuan muat oleh Pejabat Bea dan Cukai; d. Fotokopi Bill of Lading atau Airway Bill. 4. Menyampaikan Laporan Penyerahan Barang ke Dalam Negeri atas Penggunaan Barang dan Bahan asal Impor yang mendapat Fasilitas Pembebasan sebagaimana contoh lampiran IX dan X Keputusan ini kepada Kepala Kantor sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan sekali, dengan dilampiri : a. Fotokopi PIB yang telah diberikan persetujuan keluar oleh Pejabat Bea dan Cukai; b. Fotokopi SSBC. 5. Laporan Ekspor dan Laporan Penyerahan Barang ke Dalam Negeri atas Penggunaan Barang dan Bahan asal Impor sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan (4) dibuat dalam rangkap 3 (tiga) dengan peruntukan sebagai berikut : a. Lembar ke-1 untuk Kepala Kantor; b. Lembar ke-2 untuk Kepala Kantor Wilayah DJBC yang mengawasi Gudang Berikat; c. Lembar ke-3 untuk Perusahaan. Pasal 15 Perusahaan dilarang memindahkan barang dan/atau bahan yang mendapatkan fasilitas pembebasan dari tempat perusahaan tanpa persetujuan Direktur Jenderal atau Pejabat Bea dan Cukai yang ditunjuk. Pasal 16
7 Perusahaan bertanggung jawab atas barang dan/atau bahan yang mendapatkan fasilitas pembebasan sesuai dengan peruntukannya. B A B IX PENGAWASAN DAN AUDIT Pasal 17 Pengawasan terhadap pemberian fasilitas pembebasan sebagaimana dimaksud dalam Keputusan ini dilakukan oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. Pasal 18 (1) Untuk pengamanan hak-hak keuangan negara dan menjamin dipenuhinya ketentuan kepabeanan yang berlaku, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai sewaktu-waktu dapat melakukan audit di bidang kepabeanan terhadap fasilitas pembebasan yang diberikan. (2) Apabila hasil audit sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menunjukkan adanya kelebihan pembebasan atas perkiraan nilai bea masuk yang diminta untuk dibebaskan, maka atas kelebihan tersebut harus dikembalikan kepada negara ditambah bunga 2% (dua persen) setiap bulan selamalamanya 12 (dua belas) bulan terhitung sejak tanggal pengimporan. (3) Apabila kelebihan pembebasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memenuhi unsur-unsur pidana, dikenai sanksi pidana sesuai ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 10 tahun B A B X S A N K S I Pasal 19 Perusahaan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 dan melanggar larangan sebagaimana dimaksud dalam pasal 15 dan/atau menyalahgunakan peruntukan barang dan/atau bahan yang mendapatkan fasilitas pembebasan, fasilitas dinyatakan batal dan terhadap perusahaan yang bersangkutan diwajibkan untuk membayar bea masuk berserta sanksi administrasi berupa denda 100% (seratus persen) dari bea masuk yang seharusnya dibayar. B A B XI KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 20 (1) Sisa barang dan/atau bahan hasil produksi dan barang dan/atau bahan yang rusak yang diimpor dari Gudang Berikat dapat dijual di dalam negeri dengan dikenakan bea masuk sebesar 5% dari harga jual. (2) Penjualan barang-barang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan menggunakan PIB sesuai tatalaksana kepabeanan di bidang impor.
8 (3) PIB sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diajukan kepada Kepala Kantor. (4) Terhadap barang-barang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebelum dijual di dalam negeri dilakukan pemeriksaan pabean. Pasal 21 (1) Sisa barang dan/atau bahan hasil produksi dan barang dan/atau bahan yang rusak dapat dimusnahkan. (2) Sisa barang dan/atau bahan hasil produksi dan barang dan/atau bahan yang rusak yang dimusnahkan, bea masuk tidak ditagih. (3) Permohonan pemusnahan diajukan kepada Kepala Kantor. (4) Hasil pemusnahan dituangkan dalam Berita Acara Pemusnahan. Pasal 22 (1) Atas pembayaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (1) dan pemusnahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 dipertanggungjawabkan kepada Kepala Kantor dengan menggunakan laporan sebagaimana contoh lampiran XI Keputusan ini. (2) Sisa barang dan/atau bahan hasil produksi dan barang dan/atau bahan yang rusak yang seharusnya ada di perusahaan dan tidak dapat dipertanggungjawabkan selain dikenakan bea masuk, dikenakan pula denda sebesar 100% (seratus persen) dari bea masuk yang seharusnya dibayar. Pasal 23 (1) Dalam hal Gudang Berikat dan perusahaan berada di bawah pengawasan Kantor yang berbeda : a. Perusahaan mengajukan PEB sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 kepada Kepala Kantor yang mengawasi perusahaan; b. Perusahaan mengajukan PIB sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 dan Pasal 20 kepada Kepala Kantor yang mengawasi perusahaan; c. Permohonan pengembalian jaminan dan/atau restitusi diajukan kepada Kepala Kantor yang mengawasi Gudang Berikat. (2) Tatacara pengembalian jaminan dan/atau restitusi atas ekspor dan/atau penyerahan ke dalam negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan sesuai tatacara yang diatur dalam Lampiran XII keputusan ini. B A B XI KETENTUAN PENUTUP Pasal 24 Keputusan ini berlaku sejak tanggal 1 Juli 1999 Ditetapkan di J a k a r t a Pada tanggal 1 Juli 1999
9 Direktur Jenderal Dr. R.B. Permana Agung D., MSc. NIP
10 Lampiran II Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor : Tanggal : KOP PERUSAHAAN Nomor : Tanggal. Lampiran : Hal : Permohonan Fasilitas Pembebasan Barang dan atau Bahan Yth. Bapak Direktur Jenderal Bea dan Cukai u.p. Direktur Fasilitas Kepabeanan di Jakarta Yang bertanda tangan di bawah ini, kami pimpinan dari : Nama Perusahaan : N P W P : Alamat Kantor : Telepon :, Facsimile : Alamat Pabrik : Dalam kedudukan sebagai perusahaan industri perakitan Kendaraan Bermotor, dengan ini mengajukan permohonan fasilitas pembebasan BM atas impor barang dan atau bahan untuk diolah, dirakit atau dipasang pada barang lain untuk pembuatan Kendaraan Bermotor dengan tujuan diekspor. Bersama ini kami lampirkan pula dokumen pendukung antara lain berupa : a. Daftar Isian Kelengkapan permohonan pembebasan sebagaimana contoh lampiran II Keputusan ini; b. Persetujuan Izin Usaha Industri di bidang Industri Perakitan Kendaraan Bermotor dari Instansi Teknis terkait; c. Persetujuan Gudang Berikat; d. Rencana impor dan ekspor dan kebutuhan barang dan bahan impor selama 12 (dua belas) bulan sebagaimana contoh lampiran IV Keputusan ini; e. Realisasi ekspor 12 (dua belas) bulan yang lalu khusus untuk perusahaan yang pernah melakukan ekspor; f. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan Penetapan sebagai Perusahaan Kena Pajak (PKP); g. Surat Pernyataan sanggup mempertaruhkan jaminan sebesar bea masuk yang terutang Apabila permohonan ini disetujui, kami menyatakan tunduk pada peraturan yang menjadi dasar pemberian fasilitas ini. Meterai Pemohon, (..) Direktur Jenderal Dr. R. B. Permana Agung D., MSc. NIP
11 Lampiran III Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor : Tanggal : DAFTAR ISIAN KELENGKAPAN PERMOHONAN PEMBEBASAN BEA MASUK ATAS IMPOR BARANG DARI GUDANG BERIKAT Identitas Perusahaan : 1. Nama Perusahaan : 2. Alamat Kantor Perusahaan : 3. Nama Pemilik/Penanggung jawab : 4. Alamat Pemilik/Penanggung jawab : 5. NPWP Perusahaan : 6. Bidang Usaha : 7. Surat Izin Usaha : Identitas Gudang Berikat : 1. Izin Gudang Berikat : 2. Nama Perusahaan : 3. Alamat Gudang Berikat : Rencana Kegiatan : 1. Tipe kendaraan bermotor : 2. Varian kendaraan bermotor : 3. Rencana produksi dalam 1 tahun : Pernyataan Dengan ini kami menyatakan bahwa : 1. Sanggup mempertaruhkan jaminan sebesar bea masuk atas barang dan/atau bahan yang dimintakan pembebasan; 2. Tidak akan memindahtangankan dan/atau memindahlokasikan barang yang bersangkutan tanpa persetujuan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai 3. Permohonan ini termasuk dokumen yang dilampirkan dibuat dengan benar dan dapat dipertanggungjawabkan. Meterai Pemohon, (..) Direktur Jenderal Dr. R.B. Permana Agung D., MSc
12 NIP Lampiran V Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor : Tanggal : TATACARA PERMOHONAN PEMBEBASAN BEA MASUK 1. Permohonan fasilitas pembebasan bea masuk atas barang dan/atau bahan asal Gudang Berikat untuk diolah, dirakit, atau dipasang pada barang lain untuk pembuatan kendaraan bermotor, yang diimpor oleh perusahaan industri perakitan kendaraan bermotor dengan tujuan untuk diekspor, diajukan kepada Direktur Jenderal u.b. Direktur Fasilitas Kepabeanan dengan melampirkan : a. Daftar Isian Kelengkapan permohonan pembebasan sebagaimana contoh lampiran II Keputusan ini; b. Persetujuan Izin Usaha Industri di bidang Industri Perakitan Kendaraan Bermotor dari Instansi Teknis terkait; c. Persetujuan Gudang Berikat; d. Rencana impor dan ekspor dan kebutuhan barang dan bahan impor selama 12 (dua belas) bulan sebagaimana contoh lampiran IV Keputusan ini; e. Realisasi ekspor 12 (dua belas) bulan yang lalu khusus untuk perusahaan yang pernah melakukan ekspor; f. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan Penetapan sebagai Perusahaan Kena Pajak (PKP); g. Surat Pernyataan sanggup mempertaruhkan jaminan sebesar bea masuk yang terutang 2. Direktur Jenderal atau pejabat yang ditunjuk melakukan penelitian terhadap kelengkapan dan kebenaran dokumen yang terlampir dalam permohonan sebagaimana dimaksud butir Dalam hal permohonan belum lengkap, maka selambat-lambatnya dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari kerja sejak diterimanya permohonan tersebut, diberitahukan kepada yang bersangkutan untuk melengkapi kekurangan dokumen dimaksud. 4. Dalam hal permohonan telah lengkap dan memenuhi persyaratan, Direktur Jenderal u.b. Direktur Fasilitas Kepabeanan memberikan persetujuan fasilitas pembebasan dalam bentuk Surat Keputusan Menteri Keuangan selambat-lambatnya dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari kerja terhitung sejak permohonan diterima secara lengkap dan benar. 6. Dalam hal permohonan tidak memenuhi persyaratan, Direktur Jenderal u.b. Dirketur Fasilitas Kepabeanan atas nama Menteri Keuangan memberikan surat penolakan kepada yang bersangkutan. Direktur Jenderal Dr. R.B. Permana Agung D., MSc NIP
13 Lampiran VI Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor : Tanggal : LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN EKSPOR Indentitas Perusahaan 1. Nama Perusahaan : 2. Alamat Kantor Perusahaan : 3. Nama Pemilik/Penanggung jawab : 4. Alamat Pemilik/Penanggung jawab : 5. NPWP Perusahaan : 6. Izin Gudang Berikat : 7. No. & Tanggal Skep. Pembebasan : 8. Eks PIB No./Tgl. : 9. Tanggal Rencana Ekspor : Hasil Pemeriksaan 1. Tipe kendaran bermotor : 2. Varian : 3. Jumlah : 4. Klasifikasi HS : 5. Jenis, merk dan no. kemasan : 6. Harga satuan dan harga total : 7. Jenis, No. dan Tgl. Segel : 8. No. dan Tgl. Berita Acara Penyegelan (terlampir) : Catatan : Mengetahui, Pejabat Bea dan Cukai Pemeriksa Bea dan Cukai,.. NIP.. NIP. Direktur Jenderal Dr. R.B. Permana Agung D., MSc NIP
14 Lampiran XII Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor : Tanggal : TATACARA PENGEMBALIAN JAMINAN DAN/ATAU RESTITUSI ATAS FASILITAS PEMBEBASAN YANG BERADA DI BAWAH PENGAWASAN KANTOR YANG BERBEDA 1. Tatacara Pengembalian Jaminan : a. Perusahaan yang mendapatkan fasilitas pembebasan yang melakukan realisasi ekspor sebelum jangka waktu 6 (enam) bulan, mengajukan permohonan pengembalian jaminan sebesar nilai bea masuk atas barang yang telah diekspor kepada Kepala Kantor yang mengawasi Gudang Berikat dengan melampirkan Surat Keputusan Pembebasan dan Laporan Ekspor yang telah disetujui dan ditandasahkan oleh Kepala Kantor yang mengawasi perusahaan yang bersangkutan. b. Perusahaan yang mendapatkan fasilitas pembebasan yang melakukan penyerahan ke dalam negeri sebelum jangka waktu 6 (enam) bulan, dalam hal bea masuk dan denda telah dibayar sebagaimana dimaksud dalam pasal 11 maka terhadap jaminan yang dipertaruhkan dapat dikembalikan dengan cara mengajukan permohonan pengembalian jaminan sebesar nilai bea masuk atas barang yang telah diserahkan ke dalam negeri kepada Kepala Kantor yang mengawasi Gudang Berikat dengan melampirkan PIB dan SSBC yang telah ditandasahkan oleh Kepala Kantor yang mengawasi perusahaan yang bersangkutan. c. Kepala Kantor yang mengawasi Gudang Berikat mengembalikan jaminan sebagaimana dimaksud butir a dan b selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja sejak permohonan diterima secara lengkap dan benar. 2. Tatacara Permohonan Restitusi : a. Perusahaan yang mendapatkan fasilitas pembebasan yang melakukan realisasi ekspor setelah bea masuk dibayar selama-lamanya 12 (dua belas) bulan sejak tanggal pengimporan, mengajukan permohonan restitusi sebesar nilai bea masuk atas barang yang telah diekspor kepada Kepala Kantor yang mengawasi Gudang Berikat dengan melampirkan Surat Keputusan Pembebasan dan Laporan Ekspor yang telah disetujui dan ditandasahkan oleh Kepala Kantor yang mengawasi perusahaan yang bersangkutan. b. Kepala Kantor yang mengawasi Gudang Berikat memberikan persetujuan restitusi sebagaimana dimaksud butir a selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja sejak permohonan diterima secara lengkap dan benar. Direktur Jenderal
15 Dr. R.B. Permana Agung D., MSc NIP Lampiran VII Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor : Tanggal : KOP PERUSAHAAN Nomor : Tanggal. Lampiran : Hal : Laporan ekspor atas barang dan atau bahan asal Impor Yth. Kepala Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe.. di Yang bertanda tangan di bawah ini, kami pimpinan dari : Nama Perusahaan : N P W P : Alamat Kantor : Telepon :, Facsimile : Alamat Pabrik : dengan ini mengajukan Laporan Ekspor yang ke.sebagai pertanggung jawaban kami atas penggunaan barang dan bahan asal impor yang telah mendapat fasilitas pembebasan. Apabila dari hasil pemeriksaan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai terhadap pembukuan kami membuktikan bahwa laporan ekspor ini telah kami laporkan dengan tidak sebenarnya, kami bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan yang berlaku. Pimpinan, Meterai Tembusan: Kepala Kantor Wilayah u.p. Kepala Bidang Audit Kantor Wilayah (..)
16 Direktur Jenderal Dr. R.B. Permana Agung D., MSc NIP Lampiran IX Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor : Tanggal : KOP PERUSAHAAN Nomor : Tanggal. Lampiran : Hal : Laporan penyerahan ke dalam negeri Atas barang dan atau bahan asal impor Yth. Kepala Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe.. di Yang bertanda tangan di bawah ini, kami pimpinan dari : Nama Perusahaan : N P W P : Alamat Kantor : Telepon :, Facsimile : Alamat Pabrik : dengan ini mengajukan Laporan Penyerahan ke Dalam Negeri yang ke.sebagai pertanggung jawaban kami atas penggunaan barang dan bahan asal impor yang telah mendapat fasilitas pembebasan. Apabila dari hasil pemeriksaan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai terhadap pembukuan kami membuktikan bahwa laporan penyerahan ke dalam negeri ini telah kami laporkan dengan tidak sebenarnya, kami bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan yang berlaku. Pimpinan, Meterai
17 (..) Tembusan: Kepala Kantor Wilayah u.p. Kepala Bidang Audit Kantor Wilayah Direktur Jenderal Dr. R.B. Permana Agung D., MSc NIP Lampiran I Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor : Tanggal : KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : TENTANG PEMBEBASAN BEA MASUK ATAS IMPOR BARANG DAN ATAU BAHAN DARI GUDANG BERIKAT UNTUK DIOLAH, DIRAKIT ATAU DIPASANG PADA BARANG LAIN UNTUK PEMBUATAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN TUJUAN DIEKSPOR KEPADA PT.. Menimbang Mengingat MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA : a. bahwa setelah dilakukan penelitian terhadap permohonan PT.., diperoleh kesimpulan bahwa yang bersangkutan memenuhi syarat untuk diberikan pembebasan bea masuk; b. bahwa berdasarkan huruf a, dipandang perlu memberikan pembebasan bea masuk atas impor barang dan atau bahan dari Gudang Berikat untuk diolah, dirakit atau dipasang pada barang lain untuk pembuatan Kendaraan Bermotor dengan tujuan diekspor kepada PT ; : 1. Keputusan Menteri Keuangan Nomor : 399/KMK.01/1996 tentang Gudang Berikat; 2. Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 347/KMK.01/1999 tentang Pembebasan Bea Masuk Atas Impor Barang Dan Atau Bahan Dari Gudang Berikat Untuk Diolah, Dirakit Atau Dipasang Pada Barang Lain Untuk Pembuatan Kendaraan Bermotor Dengan Tujuan Diekspor ; M E M U T U S K A N : Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEMBEBASAN BEA MASUK ATAS IMPOR BARANG DAN ATAU BAHAN DARI GUDANG BERIKAT UNTUK DIOLAH, DIRAKIT ATAU DIPASANG PADA BARANG LAIN UNTUK PEMBUATAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN TUJUAN DIEKSPOR KEPADA PT.. PERTAMA : Terhadap pemasukan barang dan atau bahan dari Gudang Berikat oleh PT, NPWP Nomor yang berlokasi di. periode. sampai
18 dengan.., dengan perkiraan nilai barang. ( ) sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini diberikan pembebasan Bea Masuk. KEDUA KETIGA : Barang sebagaimana dimaksud diktum PERTAMA hanya digunakan untuk diolah, dirakit atau dipasang pada barang lain untuk pembuatan kendaraan bermotor dengan tujuan ekspor dan tidak boleh dipindahtangankan dan/atau dipindahlokasikan tanpa persetujuan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. : Dalam hal ketentuan sebagaimana dimaksud diktum KEDUA tidak dipenuhi dan/atau terdapat penyalahgunaan, pemberian pembebasan sebagaimana dimaksud diktum PERTAMA dinyatakan batal dan kepada yang bersangkutan diwajibkan melunasi Bea Masuk yang terutang serta denda sebesar 100% (seratus persen) dari bea masuk yang terutang. KEEMPAT KELIMA KEENAM : Pemberian persetujuan pembebasan ini sewaktu-waktu dapat dilakukan audit di bidang kepabeanan oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. : Penerima fasilitas pembebasan sebagaimana dimaksud diktum PERTAMA wajib memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Keptusan Menteri Keuangan Nomor 347/KMK.01/1999 tanggal 24 Juni : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan catatan apabila di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan/kekurangan dalam surat keputusan ini akan diadakan perubahan/pembetulan seperlunya. Salinan Keputusan ini disampaikan kepada Yth. : 1. Menteri Keuangan RI (tanpa lampiran); 2. Menteri Perindustrian dan Perdagangan (tanpa lampiran); 3. Menteri Negara Investasi/Kepala BKPM (tanpa lampiran); 4. Direktur Jenderal Pajak (tanpa lampiran); 5. Direktur Verifikasi dan Audit; 6. Kepala Kantor Wilayah; 7. Kepala Kantor Pelayanan Bea dan Cukai. Petikan Keputusan ini disampaikan kepada Yth. : Pimpinan PT. Ditetapkan di J a k a r t a pada tanggal a.n. Menteri Keuangan RI Direktur Jenderal Bea dan Cukai u.b. Direktur Fasilitas Kepabeanan.. NIP Direktur Jenderal Dr. R.B. Permana Agung D., MSc. NIP
19 Lampiran XI Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor : Tanggal : KOP PERUSAHAAN Nomor : Tanggal. Lampiran : Hal : Laporan Pemusnahan/Penjualan Waste/Reject/Sisa Barang/Bahan Yth. Kepala Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe di Yang bertanda tangan di bawah ini, kami pimpinan dari : Nama Perusahaan : N P W P : Alamat Kantor : Telepon :, Facsimile : Alamat Pabrik : dengan ini menyampaikan Laporan ke. Atas pemusnahan/penjualan waste/reject/sisa barang/bahan yang tidak diekspor sebagai pertanggung jawaban kami atas penggunaan barang dan bahan asal impor yang telah mendapat fasilitas pembebasan bea masuk. Sebagai kelengkapan dokumen, bersama ini kami sampaikan : 1. Daftar barang sisa/waste bahan impor yang dimusnahkan/dijual; 2. SSBC dan SSP; 3. Fotokopi PIB; 4. Fotokopi faktur penjualan; atau 5. Berita acara Pemusnahan. Apabila dikemudian hari, hasil pemeriksaan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai terhadap pembukuan kami membuktikan bahwa laporan ini telah kami laporkan dengan tidak sebenarnya, kami bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan yang berlaku. Pimpinan, Meterai Tembusan: Kepala Kantor Wilayah u.p. Kepala Bidang Audit Kantor Wilayah (..) Direktur Jenderal Dr. R.B. Permana Agung D., MSc.
20 NIP
21 RENCANA IMPOR DAN EKSPOR DAN KEBUTUHAN BARANG DAN BAHAN IMPOR SELAMA 12 BULAN NAMA PERUSAHAAN NPWP PERIODE : :... :.. Lampiran IV Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor : Tanggal : No. Urut RENCANA PRODUKSI /HASIL OLAHAN/EKSPOR No. HS URAIAN BARANG EKSPOR SATUAN JUMLAH No. Urut KEBUTUHAN BARANG/BAHAN IMPOR No. HS URAIAN BARANG IMPOR SATUAN JUMLAH Perkiraan nilai bea masuk yang diminta untuk dibebaskan Rp.,00 (.) Pimpinan Perusahaan,.. (Cap Perusahaan) a.n. Menteri Keuangan Direktur Jenderal Bea dan Cukai u.b. Dirketur Fasilitas Kepabeanan. (Cap Dinas) Direktur Jenderal Dr. R. B. Permana Agung D., MSc. NIP
22 LAPORAN EKSPOR ATAS PENGGUNAAN BARANG DAN BAHAN ASAL IMPOR YANG MENDAPAT FASILITAS PEMBEBASAN BEA MASUK NAMA PERUSAHAAN : NPWP :... LAPORAN KE :.. Lampiran VIII Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor : Tanggal : REALISASI EKSPOR PEMAKAIAN BARANG DAN ATAU BAHAN DAN NILAI IMPOR No. Uru t KODE HS PEB BARANG NO./TGL. JUMLAH/SATUAN NOMOR PIB TGL.PIB JUMLAH/ SATUAN BM (Rp) TOTAL NILAI BEA MASUK Rp. Pejabat Bea dan Cukai,.. (Cap Dinas) Pimpinan Perusahaan,. (Cap Perusahaan) Direktur Jenderal
23 Dr. R. B. Permana Agung D., MSc. NIP
24 Lampiran X Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor : Tanggal : LAPORAN PENYERAHAN KE DALAM NEGERI ATAS PENGGUNAAN BARANG DAN BAHAN ASAL IMPOR YANG MENDAPAT FASILITAS PEMBEBASAN BEA MASUK NAMA PERUSAHAAN : NPWP :... LAPORAN KE :.. REALISASI PENYERAHAN KE DALAM NEGERI PEMAKAIAN BARANG DAN ATAU BAHAN DAN NILAI IMPOR No. Uru t KODE HS BARANG NO./TGL. PIB JUMLAH/SATUAN NOMOR PIB TGL.PIB JUMLAH/ SATUAN BM (Rp) TOTAL NILAI BEA MASUK Rp. Pejabat Bea dan Cukai,.. (Cap Dinas) Pimpinan Perusahaan,. (Cap Perusahaan) Direktur Jenderal Dr. R. B. Permana Agung D., MSc. 24
25 25 NIP
KOP PERUSAHAAN. Nomor : Tanggal. Lampiran : Hal : Permohonan Fasilitas Pembebasan Barang dan atau Bahan
Lampiran II KOP PERUSAHAAN Tanggal. Lampiran : Hal : Permohonan Fasilitas Pembebasan Barang dan atau Bahan Yth. Bapak Bea dan Cukai u.p. Direktur Fasilitas Kepabeanan di Jakarta Yang bertanda tangan di
Lebih terperinciMENTERI KEUANGAN SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 347/KMK.01/1999
MENTERI KEUANGAN SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 347/KMK.01/1999 TENTANG PEMBEBASAN BEA MASUK ATAS IMPOR BARANG DAN ATAU BAHAN DARI GUDANG BERIKAT UNTUK DIOLAH, DIRAKIT ATAU
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 129/KMK.04/2003 TENTANG
KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 129/KMK.04/2003 TENTANG PEMBEBASAN DAN/ATAU PENGEMBALIAN BEA MASUK DAN/ATAU CUKAI SERTA PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH
Lebih terperinciYang bertanda tangan dibawah ini, kami pimpinan dari : Nama Perusahaan : NPWP : Alamat Kantor : Telepon : Facsimile : Alamat Pabrik :
Lampiran I Lampiran : Hal : Permohonan Fasilitas Keringanan Bahan Baku Yth. Direktur Jenderal Bea dan Cukai u.p Direktur Fasilitas Kepabeanan di Jakarta Yang bertanda tangan dibawah ini, kami pimpinan
Lebih terperinciNomor : Tanggal : Yang bertanda tangan dibawah ini, kami pimpinan dari :
Nomor : Lampiran : Hal : Permohonan fasilitas keringanan bea masuk atas bahan baku dan bagian tertentu untuk pembuatan bagian alat-alat besar dan bagian tertentu untuk perakitan alat-alat besar. Lampiran
Lebih terperinciLampiran I Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor : Tanggal : Yang bertanda tangan dibawah ini, kami pimpinan dari :
Lampiran I Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor : Tanggal : Nomor : Lampiran : Hal : Permohonan Fasilitas Keringanan Barang dan Bahan Yth. Direktur Jenderal Bea dan Cukai u.p Direktur Fasilitas
Lebih terperinciSALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 399KMK.01/1996 TENTANG GUDANG BERIKAT MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,
SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 399KMK.01/1996 TENTANG GUDANG BERIKAT MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor 10
Lebih terperinciDIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI,
TATA CARA PEMBERIAN KERINGANAN BEA MASUK ATAS BAHAN BAKU/ SUB KOMPONEN/BAHAN PENOLONG UNTUK PEMBUATAN KOMPONEN ELEKTRONIKA BERDASARKAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 98/KMK.05/2000
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 580 / KMK.04 / 2003 TENTANG
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 580 / KMK.04 / 2003 TENTANG TATALAKSANA KEMUDAHAN IMPOR TUJUAN EKSPOR DAN PENGAWASANNYA MENTERI KEUANGAN
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR KEP-205/ BC / 2003
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR KEP-205/ BC / 2003 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN TATALAKSANA KEMUDAHAN IMPOR
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P-03/BC/2009 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN FASILITAS PEMBEBASAN BEA MASUK
Lebih terperinciYang bertanda tangan di bawah ini, kami pimpinan dari : Nama Perusahaan : N P W P : Alamat Kantor : Telepon : Facsimile : Alamat Pabrik :
Lampiran I Nomor : Lampiran : Perihal : Permohonan Fasilitas Keringanan bea masuk atas bahan baku/sub komponen/bahan penolong untuk pembuatan komponen elektronika Yth. Direktur Jenderal Bea dan Cukai u.p.
Lebih terperinciNomor : Tanggal...
LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER- 15 /BC/2012 TATALAKSANA PENGEMBALIAN BEA MASUK YANG TELAH DIBAYAR ATAS IMPOR BARANG DAN BAHAN UNTUK DIOLAH, DIRAKIT, ATAU DIPASANG PADA BARANG
Lebih terperinciMENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,
KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 580/KMK.04/2003 TANGGAL 31 DESEMBER 2003 TENTANG TATALAKSANA KEMUDAHAN IMPOR TUJUAN EKSPOR DAN PENGAWASANNYA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
Lebih terperinciTATACARA MEMPEROLEH PERSETUJUAN SEBAGAI PKB ATAU PKB MERANGKAP PDKB SETELAH FISIK BANGUNAN BERDIRI
Lampiran I Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor : Kep- /BC/1997 Tanggal : Juli 1997 TATACARA MEMPEROLEH PERSETUJUAN SEBAGAI PKB ATAU PKB MERANGKAP PDKB SETELAH FISIK BANGUNAN BERDIRI 1. Pemohon
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P-20/BC/2009 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN BEA MASUK DITANGGUNG PEMERINTAH
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P-10/BC/2009 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN BEA MASUK DITANGGUNG PEMERINTAH
Lebih terperinciTATA CARA PENGAJUAN PERMOHONAN KERINGANAN BEA MASUK DALAM RANGKA PEMBANGUNAN INDUSTRI/INDUSTRI JASA
6 Lampiran I Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor : Tanggal : TATA CARA PENGAJUAN PERMOHONAN KERINGANAN BEA MASUK DALAM RANGKA PEMBANGUNAN INDUSTRI/INDUSTRI JASA 1. Industri/industri jasa Non
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR: P- 05 /BC/2006
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR: P- 05 /BC/2006 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENYELESAIAN IMPOR BARANG KIRIMAN
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : P- 25 /BC/2005 TENTANG
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : P- 25 /BC/2005 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P-19/BC/2009 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN BEA MASUK DITANGGUNG PEMERINTAH ATAS IMPOR
Lebih terperinciSURAT PERMOHONAN NIPER PEMBEBASAN DAN/ATAU NIPER PENGEMBALIAN
42 LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER- /BC/2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER-15 /BC/2012 TENTANG TATA LAKSANA PENGEMBALIAN BEA
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P-11/BC/2010 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN BEA MASUK DITANGGUNG PEMERINTAH
Lebih terperinciP - 03/BC/2009 PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P - 03/BC/2009 TENTANG TATA CARA
P - 03/BC/2009 PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P - 03/BC/2009 TENTANG TATA CARA Contributed by Administrator Wednesday, 11 February 2009 Pusat Peraturan Pajak Online PERATURAN DIREKTUR
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : P- 20 /BC/2007 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENETAPAN KAWASAN PABEAN DAN
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN
SALINAN 113/PMK.04/2008, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 12 ayat (4) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 39 Tahun
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 254/PMK.04/2011 TENTANG
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 254/PMK.04/2011 TENTANG PEMBEBASAN BEA MASUK ATAS IMPOR BARANG DAN BAHAN UNTUK DIOLAH, DIRAKIT, ATAU DIPASANG
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 254/PMK.04/2011 TENTANG
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 254/PMK.04/2011 TENTANG PEMBEBASAN BEA MASUK ATAS IMPOR BARANG DAN BAHAN UNTUK DIOLAH, DIRAKIT, ATAU DIPASANG
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : P-10/BC/2007 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENYELESAIAN KEWAJIBAN PABEAN
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 253/PMK.04/2011 TENTANG
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 253/PMK.04/2011 TENTANG PENGEMBALIAN BEA MASUK YANG TELAH DIBAYAR ATAS IMPOR BARANG DAN BAHAN UNTUK DIOLAH,
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR: P-19/BC/2007
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR: P-19/BC/2007 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P-29/BC/2008 TENTANG
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P-29/BC/2008 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN BEA MASUK DITANGGUNG PEMERINTAH
Lebih terperinci2011, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 75, Tambahan L
No.942, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Pengembalian Bea Masuk. Impor Barang. Tujuan Ekspor. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 253/PMK.04/2011 TENTANG PENGEMBALIAN
Lebih terperinciSURAT PERMOHONAN NIPER PEMBEBASAN DAN/ATAU NIPER PENGEMBALIAN
57 LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER- /BC/2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER- 16 /BC/2012 TENTANG TATA LAKSANA PEMBEBASAN BEA MASUK
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 123/KMK.05/2000 TENTANG ENTREPOT UNTUK TUJUAN PAMERAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,
KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 123/KMK.05/2000 TENTANG ENTREPOT UNTUK TUJUAN PAMERAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-Undang Nomor
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P-09/BC/2009 TENTANG PETUNJUK PENYELESAIAN URUSAN PUNGUTAN EKSPOR DIREKTUR
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76/PMK. 011/2012 TENTANG
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76/PMK. 011/2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 176/PMK. 011/2009 TENTANG PEMBEBASAN
Lebih terperinci-1- KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER- 10/BC/2011 TENTANG
-1- KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER- 10/BC/2011 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER-24/BC/2016 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBERIAN PEMBEBASAN BEA MASUK SERTA PENYELESAIAN KEWAJIBAN PABEAN
Lebih terperinciP - 12/BC/2010 TATA CARA PEMBERIAN BEA MASUK DITANGGUNG PEMERINTAH ATAS IMPOR BARANG DAN BAHAN GUNA
P - 12/BC/2010 TATA CARA PEMBERIAN BEA MASUK DITANGGUNG PEMERINTAH ATAS IMPOR BARANG DAN BAHAN GUNA Contributed by Administrator Tuesday, 09 March 2010 Pusat Peraturan Pajak Online PERATURAN DIREKTUR JENDERAL
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 69/PMK.04/2009 TENTANG
PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 69/PMK.04/2009 TENTANG PENUNDAAN PEMBAYARAN CUKAI UNTUK PENGUSAHA PABRIK ATAU IMPORTIR BARANG KENA CUKAI YANG MELAKSANAKAN PELUNASAN DENGAN CARA PELEKATAN PITA CUKAI MENTERI
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : KEP- 83 /BC/1999 TENTANG PERUBAHAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER - 52/BC/2011 TENTANG
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER - 52/BC/2011 TENTANG TATA CARA PENGAJUAN DAN PENYELESAIAN PERMOHONAN PENGANGSURAN
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER- 50/BC/2011 TENTANG
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER- 50/BC/2011 TENTANG GUDANG BERIKAT DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI, Menimbang
Lebih terperinciTENTANG PEMBEBASAN BEA MASUK ATAS IMPOR BARANG DAN BAHAN YANG AKAN DIRAKIT MENJADI KENDARAAN BERMOTOR UNTUK TUJUAN EKSPOR MENTERI KEUANGAN,
SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 16/PMK.011/2008 TENTANG PEMBEBASAN BEA MASUK ATAS IMPOR BARANG DAN BAHAN YANG AKAN DIRAKIT MENJADI KENDARAAN BERMOTOR UNTUK TUJUAN EKSPOR MENTERI KEUANGAN, Menimbang
Lebih terperinciDIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI, MEMUTUSKAN :
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : KEP-45/BC/2001 TANGGAL 31 JULI 2001 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEMERIKSAAN PABEAN BARANG EKSPOR YANG MENDAPAT KEMUDAHAN EKSPOR Menimbang : DIREKTUR JENDERAL
Lebih terperinciSurat Edaran Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor SE-12/BC/2001 tanggal 20 April 2001 PETUNJUK PELAKSANAAN PEMUNGUTAN BEA MASUK ANTI DUMPING TERHADAP
Surat Edaran Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor SE-12/BC/2001 tanggal 20 April 2001 PETUNJUK PELAKSANAAN PEMUNGUTAN BEA MASUK ANTI DUMPING TERHADAP IMPOR SORBITOL CAIR (D-GLUCITOL) DARI UNI EROPA 1.
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 70 / PMK.04 / 2009 TENTANG
SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 70 / PMK.04 / 2009 TENTANG PEMBAYARAN CUKAI SECARA BERKALA UNTUK PENGUSAHA PABRIK YANG MELAKSANAKAN PELUNASAN DENGAN CARA PEMBAYARAN MENTERI KEUANGAN, Menimbang
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P-26/BC/2008
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P-26/BC/2008 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN BEA MASUK DITANGGUNG PEMERINTAH
Lebih terperinciDATA INDUK PERUSAHAAN UNTUK PENGAJUAN PERMOHONAN KEPADA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
LAMPIRAN I REPUBLIK INDONESIA NOMOR 129/KMK.04/2003 TENTANG PEMBEBASAN DAN/ATAU PENGEMBALIAN BEA MASUK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH TIDAK DIPUNGUT ATAS IMPOR BARANG DAN/ATAU BAHAN UNTUK DIOLAH, DIRAKIT
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI. KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI Nomor : KEP- 75 /BC/1996
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI Nomor : KEP- 75 /BC/1996 T E N T A N G TATACARA PEMERIKSAAN PABEAN ATAS BARANG EKSPOR
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL NOMOR : KEP -50 /BC/1999 TENTANG
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL NOMOR : KEP -50 /BC/1999 TENTANG KEWAJIBAN PELAPORAN OLEH PERUSAHAAN PENERIMA FASILITAS PEMBEBASAN BEA
Lebih terperinci4. KPBC Jakarta 5. KPBC Bandung 6. KPBC Tanjung Emas 7. KPBC Tanjung Perak
Lampiran I-a Contoh Permohonan Untuk Penyelesaian Sepeda Motor Yth. Direktur Jenderal Bea dan Cukai u.p. Direktur Teknis Kepabeanan Kantor Pusat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Jalan Ahmad Yani, Jakarta
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR: P-08/BC/2007 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN EKSPOR BARANG TERKENA PUNGUTAN
Lebih terperinciLampiran I Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor : KEP- Tanggal : (kop surat dari yang bersangkutan) Tanggal :...
Lampiran I Hal : Permohonan untuk melakukan Kegiatan Kepabeanan di wilayah Kerja Kantor... (kop surat dari yang bersangkutan)... Yth :...... Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Jabatan : NPWP : Alamat
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : P- 06/BC/2006
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : P- 06/BC/2006 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER -17 /BC/2012 TENTANG
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER -17 /BC/2012 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14/PMK.010/2018 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN
PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14/PMK.010/2018 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 248/PMK.011/2014 TENTANG BEA MASUK DITANGGUNG PEMERINTAH ATAS IMPOR BARANG DAN
Lebih terperinciMENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG KAWASAN BERIKAT
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 291 /KMK.05/1997 TENTANG KAWASAN BERIKAT KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : Mengingat :
Lebih terperinciSehubungan dengan diterbitkannya surat tagihan (STCK-1) nomor :...(6)... tanggal...(7)... (terlampir), kami yang bertanda tangan di bawah ini:
LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P- 28 /BC/2009 TENTANG TATA CARA PENGAJUAN DAN PENYELESAIAN KEBERATAN DI BIDANG CUKAI...(1).... Nomor :. (2)... Lampiran :.(3)... Perihal : Permohonan
Lebih terperinciSALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 292 / KMK.01/1998 TENTANG
SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 292 / KMK.01/1998 TENTANG PERUBAHAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN NOMOR : 291/KMK.05/1997 TENTANG KAWASAN BERIKAT SEBAGAIMANA TELAH DISEMPURNAKAN
Lebih terperinciMENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 70/PMK.04/2007 TENTANG KAWASAN PABEAN DAN TEMPAT PENIMBUNAN SEMENTARA
PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 70/PMK.04/2007 TENTANG KAWASAN PABEAN DAN TEMPAT PENIMBUNAN SEMENTARA MENTERI KEUANGAN, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 5 ayat (4), Pasal 10A
Lebih terperinci5. Berikut pas foto Direksi dan Komisaris serta pegawai yang ditugaskan: **) Ukuran 4 x 6
LAMPIRAN I NOMOR PER- 16 /BC/2012 TATA LAKSANA PEMBEBASAN BEA MASUK ATAS IMPOR BARANG DAN BAHAN UNTUK DIOLAH, DIRAKIT, ATAU DIPASANG PADA BARANG LAIN DENGAN TUJUAN UNTUK DIEKSPOR SURAT PERMOHONAN NIPER
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : P - 16/BC/2006 TENTANG
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : P - 16/BC/2006 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 143/PMK.04/2011 TENTANG GUDANG BERIKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 143/PMK.04/2011 TENTANG GUDANG BERIKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 100/KMK.05/2000 TENTANG
KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 100/KMK.05/2000 TENTANG KERINGANAN BEA MASUK ATAS BARANG DAN BAHAN UNTUK PEMBUATAN KOMPONEN, PERALATAN DAN KAROSERI KENDARAAN BERMOTOR KHUSUS MENTERI
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 128/KMK.05/2000 TENTANG TOKO BEBAS BEA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,
KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 128/KMK.05/2000 TENTANG TOKO BEBAS BEA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER - 53/BC/2011 TENTANG
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER - 53/BC/2011 TENTANG TATA CARA TIDAK DIPUNGUT CUKAI DIREKTUR JENDERAL BEA DAN
Lebih terperinciFORMULIR -A7. Nama Perusahaan :... NPWP :... NIPER :... Alamat Kantor :... :... Telepon :...,Fax :... Alamat Pabrik :...
1 2 3 LAMPIRAN VI FORMULIR -A7 Nomor : Kepada Lampiran : Yth. Direktur Jenderal Bea dan Cukai Perihal : Laporan Penyerahan Barang Hasil... Olahan ke Kawasan Berikat di -... Yang bertanda tangan di bawah
Lebih terperinciKOP PERUSAHAAN. Nomor : Lampiran :.. Hal : Permohonan Penetapan Sebagai Kawasan Pabean
LAMPIRAN I Contoh surat permohonan penetapan sebagai Kawasan Pabean KOP PERUSAHAAN Nomor :... 20.. Lampiran :.. Hal : Permohonan Penetapan Sebagai Kawasan Pabean Yth. Kepala Kantor Wilayah.. melalui Kepala
Lebih terperinciKeputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai. Nomor KEP-03/BC/2001 TANGGAL 12 Januari 2001 TENTANG TATALAKSANA PEMBERIAN PENANGGUHAN DAN ATAU
Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor KEP-03/BC/2001 TANGGAL 12 Januari 2001 TENTANG TATALAKSANA PEMBERIAN PENANGGUHAN DAN ATAU KERINGANAN BEA MASUK ATAS IMPOR BARANG KE KAWASAN PENGEMBANGAN
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.539, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Pembebasan Bea Masuk. Impor Mesin. Pengembangan Industri. Penanaman Modal. Perubahan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR
Lebih terperinciDIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI,
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER-01/BC/2017 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 177/PMK.04/2016
Lebih terperinciDIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI,
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER-23/BC/2016 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBERIAN PEMBEBASAN BEA MASUK DAN/ATAU CUKAI SERTA PENYELESAIAN
Lebih terperinciDemikian untuk dilaksanakan dengan penuh rasa tanggung jawab. DIREKTUR JENDERAL ttd. DR.RB PERMANA AGUNG D. MSc. NIP. 060044475
PETUNJUK PELAKSANAAN PEMUNGUTAN BEA MASUK ANTI DUMPING TERHADAP IMPOR SORBITOL CAIR (D-GLUCITOL) DARI UNI EROPA (Surat Edaran Direktur Jenderal Bea dan Cukai No.SE-12/BC/2001 tanggal 20 April 2001) 1.Sdr.
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER -15 /BC/2012 TENTANG
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER -15 /BC/2012 TENTANG TATALAKSANA PENGEMBALIAN BEA MASUK YANG TELAH DIBAYAR
Lebih terperinciNOMOR : 37/PMK.04/2005 TENTANG TATA CARA PENGEMBALIAN BEA MASUK DAN/ATAU CUKAI YANG TELAH DIBAYAR DALAM RANGKA KEMUDAHAN IMPOR TUJUAN EKSPOR
SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 37/PMK.04/2005 TENTANG TATA CARA PENGEMBALIAN BEA MASUK DAN/ATAU CUKAI YANG TELAH DIBAYAR DALAM RANGKA KEMUDAHAN IMPOR TUJUAN EKSPOR MENTERI KEUANGAN, Menimbang
Lebih terperinciMenimbang : Mengingat :
KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 25/KMK.05/1997 TENTANG TATALAKSANA KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-Undang
Lebih terperinciTATAKERJA PEMBERIAN PERSETUJUAN DAN EKSPOR BARANG DENGAN MENGGUNAKAN PEB BERKALA
LAMPIRAN I KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR KEP-151/BC/2003 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN TATALAKSANA KEPABEANAN DI BIDANG EKSPOR TATAKERJA PEMBERIAN PERSETUJUAN DAN EKSPOR BARANG DENGAN
Lebih terperinciTATAKERJA PENERBITAN NIPER
LAMPIRAN I KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR KEP-141/BC/2003 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBERIAN PEMBEBASAN DAN/ATAU PENGEMBALIAN BEA MASUK DAN/ATAU CUKAI SERTA PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI TENTANG NOMOR 25/BC/2009 TENTANG
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR 25/BC/2009 TENTANG BENTUK DAN ISI SURAT PENETAPAN, SURAT KEPUTUSAN, SURAT TEGURAN,
Lebih terperinciBADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN BEA MASUK DITANGGUNG PEMERINTAH ATAS IMPOR BARANG DAN BAHAN TERTENTU DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS OBAT
Lebih terperinciDATA INDUK PERUSAHAAN UNTUK PENGAJUAN PERMOHONAN KEPADA BADAN PELAYANAN KEMUDAHAN EKSPOR DAN PENGOLAHAN DATA KEUANGAN
LAMPIRAN I KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DATA INDUK PERUSAHAAN UNTUK PENGAJUAN PERMOHONAN KEPADA BADAN PELAYANAN KEMUDAHAN EKSPOR DAN PENGOLAHAN DATA KEUANGAN NAMA PERUSAHAAN : NOMOR INDUK
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : PER - 1/BC/2011 TENTANG
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : PER - 1/BC/2011 TENTANG TATA CARA PENGAJUAN DAN PENYELESAIAN KEBERATAN DI BIDANG
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 214/PMK.04/2008 TENTANG PEMUNGUTAN BEA KELUAR
SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 214/PMK.04/2008 TENTANG PEMUNGUTAN BEA KELUAR MENTERI KEUANGAN, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 2 ayat (5), Pasal 14, dan Pasal 18 Peraturan
Lebih terperinciMENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR : 101/PMK.04/2005 TENTANG PERUBAHAN KETUJUH ATAS KEPUTUSAN MENTERI
SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR : 101/PMK.04/2005 TENTANG PERUBAHAN KETUJUH ATAS KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 291/KMK.05/1997 TENTANG KAWASAN BERIKAT MENTERI KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciNOMOR : 38/PMK.04/2005 TENTANG TATA CARA PENGEMBALIAN BEA MASUK, DENDA ADMINISTRASI, DAN/ATAU BUNGA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,
SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR : 38/PMK.04/2005 TENTANG TATA CARA PENGEMBALIAN BEA MASUK, DENDA ADMINISTRASI, DAN/ATAU BUNGA MENTERI KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa sehubungan dengan ditetapkannya
Lebih terperinci2017, No Cukai sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Undang- Undang Nomor 11 Tahun 1995 tent
No.570, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Keberatan di Bidang Kepabeanan dan Cukai. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51/PMK.04/2017 TENTANG KEBERATAN DI BIDANG
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 176/PMK.04/2013 TENTANG
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 176/PMK.04/2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 254/PMK.04/2011 TENTANG PEMBEBASAN
Lebih terperinciContoh Permohonan. Yth. Direktur Jenderal Bea dan Cukai u.p. Direktur Teknis Kepabeanan
Lampiran I Contoh Permohonan Yth. Direktur Jenderal Bea dan Cukai u.p. Direktur Teknis Kepabeanan Sehubungan dengan jam tangan dan/atau perhiasan yang berada di toko/outlet/ tempat/gudang penyimpanan /
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 248/PMK.011/2014 TENTANG
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 248/PMK.011/2014 TENTANG BEA MASUK DITANGGUNG PEMERINTAH ATAS IMPOR BARANG DAN BAHAN UNTUK MEMPRODUKSI BARANG
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER- 16 /BC/2012 TENTANG
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER- 16 /BC/2012 TENTANG TATA LAKSANA PEMBEBASAN BEA MASUK ATAS IMPOR BARANG DAN
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 128/PMK.011/2014 TENTANG
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 128/PMK.011/2014 TENTANG BEA MASUK DITANGGUNG PEMERINTAH ATAS IMPOR BARANG DAN BAHAN GUNA PEMBUATAN KOMPONEN
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 176/PMK.04/2013 TENTANG
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 176/PMK.04/2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 254/PMK.04/2011 TENTANG PEMBEBASAN
Lebih terperinciJAMINAN TERTULIS Nomor :...
Lampiran I JAMINAN TERTULIS Nomor :... Yang bertandatangan di bawah ini, kami : Nama : Jabatan : NPWP : Alamat : dengan ini menyatakan dengan sebenarnya bahwa kami akan melunasi sekaligus seluruh Bea Masuk,
Lebih terperinciPERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : PER - 1/BC/2011 TENTANG TATA CARA PENGAJUAN DAN PENYELESAIAN KEBERATAN DI BIDANG KEPABEANAN
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : PER - 1/BC/2011 TENTANG TATA CARA PENGAJUAN DAN PENYELESAIAN KEBERATAN DI BIDANG KEPABEANAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI, Menimbang: bahwa dalam rangka
Lebih terperinciFORMULIR -A1. Nomor : Kepada Lampiran : Yth. Direktur Jenderal Bea dan Cukai Perihal : Permohonan Pembebasan Bahan Baku... di -...
1 2 3 LAMPIRAN II FORMULIR -A1 Nomor : Kepada Lampiran : Yth. Direktur Jenderal Bea dan Cukai Perihal : Permohonan Pembebasan Bahan Baku... di -... Yang bertanda tangan di bawah ini, kami pimpinan dari
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN,
PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 107/PMK.011/2011 TENTANG BEA MASUK DITANGGUNG PEMERINTAH ATAS IMPOR BARANG DAN BAHAN GUNA PEMBUATAN KOMPONEN KENDARAAN BERMOTOR UNTUK TAHUN ANGGARAN 2011 DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciNOMOR: 208/KMK.01/1999
MENTERI KEUANGAN SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 208/KMK.01/1999 TENTANG PERUBAHAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 461/KMK.05/1997 TENTANG PENGGUNAAN CUSTOMS BOND SEBAGAI
Lebih terperinciPERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P-02/BC/2008 TENTANG
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P-02/BC/2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 178/PMK.011/2007 TENTANG PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DITANGGUNG PEMERINTAH ATAS IMPOR
Lebih terperinci