) HIJAU MEMPERBAIKI PROFIL LIPID LEBIH BAIK DARIPADA EKSTRAK TEH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download ") HIJAU MEMPERBAIKI PROFIL LIPID LEBIH BAIK DARIPADA EKSTRAK TEH"

Transkripsi

1 TESIS EKSTRAK TEH (Camellia sinensis) HIJAU MEMPERBAIKI PROFIL LIPID LEBIH BAIK DARIPADA EKSTRAK TEH (Camellia sinensis) PUTIH PADA TIKUS (Rattus norvegicus) JANTAN GALUR WISTAR DENGAN DISLIPIDEMIA ADELINE IVANA DEWI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2016

2 TESIS EKSTRAK TEH (Camellia sinensis) HIJAU MEMPERBAIKI PROFIL LIPID LEBIH BAIK DARIPADA EKSTRAK TEH (Camellia sinensis) PUTIH PADA TIKUS (Rattus norvegicus) JANTAN GALUR WISTAR DENGAN DISLIPIDEMIA ADELINE IVANA DEWI NIM PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI ILMU BIOMEDIK PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2016

3 EKSTRAK TEH (Camellia sinensis) HIJAU MEMPERBAIKI PROFIL LIPID LEBIH BAIK DARIPADA EKSTRAK TEH (Camellia sinensis) PUTIH PADA TIKUS (Rattus norvegicus) JANTAN GALUR WISTAR DENGAN DISLIPIDEMIA Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister pada Program Magister, Program Studi Ilmu Biomedik, Program Pascasarjana Universitas Udayana ADELINE IVANA DEWI NIM PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI ILMU BIOMEDIK PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2016

4 LEMBAR PENGESAHAN TESIS INI TELAH DISETUJUI PADA TANGGAL. PEMBIMBING I PEMBIMBING II Prof. dr. IGM. Aman, SpFK Dr. dr. Ida Sri Iswari, Sp.MK., M.Kes. M.Sc NIP NIP Mengetahui Ketua Program Studi Ilmu Biomedik Program Pascasarjana Universitas Udayana, Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana, Dr. dr. Gde Ngurah Indraguna Pinatih, Msc, Sp.GK Prof. Dr. dr. A. A. Raka Sudewi, SpS (K) NIP NIP

5 Tesis Ini Telah Diuji dan Dinilai oleh Panitia Penguji pada Program Pascasarjana Universitas Udayana pada Tanggal.. Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana No:. Tanggal Panitia Penguji Tesis adalah: Ketua Sekretaris : Prof. dr. IGM. Aman, SpFK : Dr. dr. Ida Sri Iswari, Sp.MK., M.Kes. M.Sc Anggota : 1. Prof. Dr. dr. Wimpie I. Pangkahila, Sp.And, FAACS 2. Prof. Dr. dr. J. Alex Pangkahila, M.Sc, Sp.And 3. Dr. dr. Gde Ngurah Indraguna Pinatih, Msc, Sp.GK

6 SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT Nama : dr. Adeline Ivana Dewi NIM : Program Studi : Magister Ilmu Biomedik (Anti Aging Medicine) Judul : EKSTRAK TEH (Camellia sinensis) HIJAU MEMPERBAIKI PROFIL LIPID LEBIH BAIK DARIPADA EKSTRAK TEH (Camellia sinensis) PUTIH PADA TIKUS (Rattus norvegicus) JANTAN GALUR WISTAR DENGAN DISLIPIDEMIA Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah Tesis ini bebas plagiat. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmiah ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan Mendiknas RI No. 17 tahun 2010 dan Peraturan Perundang undangan yang berlaku. Denpasar,... Yang membuat pernyataan, (dr. Adeline Ivana Dewi)

7 UCAPAN TERIMA KASIH Pertama-tama, penulis hendak mengucapkan Puji dan Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat yang diberikan oleh-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul EKSTRAK TEH (Camellia sinensis) HIJAU MEMPERBAIKI PROFIL LIPID LEBIH BAIK DARIPADA EKSTRAK TEH (Camellia sinensis) PUTIH PADA TIKUS (Rattus norvegicus) JANTAN GALUR WISTAR DENGAN DISLIPIDEMIA dengan sebaik-baiknya. Tesis ini dibuat sebagai prasyarat menyelesaikan jenjang pendidikan untuk memperoleh gelar Magister pada Program Magister Program Studi Ilmu Biomedik, kekhususan Anti-Aging Medicine, Program Pascasarjana Universitas Udayana. Selama proses penelitian ini, penulis mendapatkan banyak sekali pelajaran dan pengalaman berharga, baik dalam segi ilmiah maupun sosial, yang dapat berguna bagi hidup penulis. Semuanya itu tidak terlepas dari peran serta orangorang di sekitar penulis yang senantiasa mendukung dan membantu penulis pada saat-saat yang sulit. Penulis menyadari bahwa tesis ini dapat terselesaikan dengan baik oleh karena bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, maka dari itu, penulis hendak mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Rektor Universitas Udayana Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp.PD. KEMD atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk mengenyam pendidikan Program Pascasarjana di Universitas Udayana. 2. Direktur Program Pascasarjana Prof. Dr. A. A. Raka Sudewi, Sp.S(K) atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk mengenyam pendidikan Program Pascasarjana di Universitas Udayana. 3. Dr. dr. Gde Ngurah Indraguna Pinatih, M.Sc, Sp.GK yang banyak memberikan penulis masukan yang kritis dan bermanfaat dalam penyususan tesis ini. 4. Prof. dr. IGM. Aman, SpFK yang dengan sabar dan perhatian selalu membantu penulis ketika menghadapi kesulitan dalam menyusun tesis

8 ini, serta atas segala masukan beliau dalam penyusunan dan perbaikan tesis ini. 5. Dr. dr. Ida Sri Iswari, Sp.MK., M.Kes. M.Sc atas segala perhatian, kesabaran, dan kesediaannya untuk dihubungi setiap saat ketika penulis mengalami kesulitan, meluangkan waktu untuk membimbing penulis, serta atas masukan-masukan yang berguna dalam penyusunan dan perbaikan tesis ini. 6. Prof. Dr. dr. Wimpie I. Pangkahila, Sp. And, FAACS yang dengan sabar memberikan banyak masukan, pengetahuan, serta bimbingan dalam perbaikan tesis ini. 7. Prof. Dr. dr. J. Alex Pangkahila, M.Sc, Sp.And yang telah memberikan dorongan, semangat, koreksi dan masukan yang sangat berguna bagi perbaikan tesis ini. 8. Pak I Gede Wiranatha yang telah banyak membantu penulis dalam melakukan penelitian di Laboratory Animal Unit Bagian Farmakologi, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, serta memberikan banyak pengajaran dan bimbingan kepada penulis dengan sabar. 9. Ferbian, S.KH yang telah banyak membantu penulis dalam membaca data dan mengolah statistik penelitian, serta memberikan masukan dan saran ilmiah terutama dalam hal statistik yang sangat berguna bagi penulis dalam penyusunan tesis ini. 10. Seluruh dosen Pascasarjana Biomedik Universitas Udayana yang telah membimbing penulis dan memberikan banyak pengajaran dari awal hingga selesainya tesis ini. 11. Seluruh staf Program Magister Ilmu Biomedik Kekhususan Anti-Aging Medicine Universitas Udayana yang selalu siap membantu dan menyemangati ketika penulis mengalami kesulitan dan hambatan dalam menyelesaikan tesis. Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Pak Edy, Geg Wah, Geg Eni, Mbok Amie, Mbok Yethi, dan seluruh staff lainnya atas kebaikan dan keramahan yang diberikan kepada penulis.

9 12. Kedua orang tua, kakak, tunangan, serta seluruh keluarga dan sahabat penulis atas semua dukungan, semangat, doa, pengertian, kesabaran, dan kasih yang tiada habisnya kepada penulis selama masa pendidikan hingga penyelesaian tesis ini. 13. dr. Astrid Tanumihardja, dr. Cheria Valentina, dr. Sissy Yunita, dr. Monica Pranoto, dr. Magdalena Mercyana, dr. Astrid Karina, dr. Ivonne Kurniawan, dr. Ellen Destrisa, sebagai sejawat sekaligus sahabat yang berjuang bersama sejak awal kuliah hingga selesainya tesis ini dan senantiasa selalu memberikan semangat kepada penulis. 14. Teman sejawat mahasiswa Program Magister Ilmu Biomedik Kekhususan Anti-Aging Medicine angkatan IX atas kekompakan, perhatian, semangat, dan dukungan yang tiada hentinya untuk satu sama lain. 15. Semua pihak lain yang namanya tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang telah turut membantu dalam pelaksanaan dan penyelesaian tesis ini. Akhir kata, penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna, sehingga saran dan masukan yang membangun dari berbagai pihak sangatlah penulis harapkan. Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan kedokteran terutama di bidang Anti-Aging Medicine (AAM) dan bagi masyarakat luas. Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu melimpahkan berkat dan rahmat Nya kepada kita semua. Denpasar, 10 Juli 2016 Penulis

10 ABSTRAK EKSTRAK TEH (Camellia sinensis) HIJAU MEMPERBAIKI PROFIL LIPID LEBIH BAIK DARIPADA EKSTRAK TEH (Camellia sinensis) PUTIH PADA TIKUS (Rattus norvegicus) JANTAN GALUR WISTAR DENGAN DISLIPIDEMIA Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan terjadinya perubahan gaya hidup dan pola makan menjadi tidak sehat, sehingga menyebabkan terjadinya dislipidemia yang ditandai dengan penumpukan lemak berlebih di dalam tubuh. Upaya pencegahan dan penanganan sangat penting untuk menurunkan risiko terjadinya penyakit. Salah satu bahan alami yang dapat membantu memperbaiki kondisi dislipidemia berasal dari tanaman teh. Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan efek teh hijau dan teh putih dalam memperbaiki profil lipid pada tikus jantan galur wistar dengan dislipidemia. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental menggunakan metode Pretest-Posttest Control Group Design. Data dikumpulkan dari 20 ekor tikus jantan galur wistar dislipidemia. Semua tikus diambil darahnya pada awal dan akhir penelitian untuk diperiksa kadar kolesterol total, LDL, HDL, dan Trigliserida. 20 ekor tikus dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok perlakuan 1 dan 2, masing-masing terdiri dari 10 ekor tikus. Kelompok perlakuan 1 diberikan esktrak teh hijau 7,2 mg/200 gr tikus sebanyak 3 kali sehari dan kelompok perlakuan 2 diberikan ekstrak teh putih 7,2 mg/200 gr tikus sebanyak 3 kali sehari. Perlakuan tersebut diberikan selama 14 hari. Hasil penelitian menunjukkan perbaikan profil lipid yang lebih baik pada pemberian ekstrak teh hijau, yaitu kadar kolesterol total dari 222,7 mg/dl menjadi 98,64 mg/dl; kadar trigliserida sebelum perlakuan 159,43 mg/dl menjadi 77,25mg/dl; kadar HDL sebelum perlakuan 22,82 mg/dl meningkat menjadi 67,93 mg/dl; dan kadar LDL sebelum perlakuan 92,08 mg/dl menjadi 26,52 mg/dl. Pada pemberian ekstrak teh putih, kadar kolesterol total dari 218 mg/dl menjadi 111,52 mg/dl; kadar trigliserida sebelum perlakuan 160,51 mg/dl menjadi 86,31 mg/dl; kadar HDL sebelum perlakuan 23,17 mg/dl meningkat menjadi 59,92 mg/dl; dan kadar LDL sebelum perlakuan 94 mg/dl menjadi 35,26 mg/dl. Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa pemberian ekstrak teh hijau lebih baik dalam memperbaiki profil lipid pada tikus jantan galur wistar yang dislipidemia dibandingkan dengan pemberian ekstrak teh putih. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar dari penelitian klinis pada manusia, yang dapat digunakan sebagai terapi dalam mengatasi kondisi dislipidemia. Kata kunci: Dislipidemia, teh hijau, teh putih, tikus wistar

11 ABSTRACT GREEN TEA EXTRACT IMPROVE LIPID PROFILE BETTER THAN WHITE TEA EXTRACT IN DYSLIPIDEMIC MALE WISTAR RAT (Rattus norvegicus) The development of science and technology have been change our life style and diet becoming unhealthy, these condition causes dyslipidemia which are marked by excess fat inside our body. The prevention of this condition is very important to decrease the risk of diseases. One of natural ingredients which be able to help fixing dyslipidemia condition is from the tea family. The purpose of this research is to compare green tea and white tea effect in order to fix lipid profile on male wistar rat with dyslipidemia. This research was experimental research with Pretest-Posttest Control Group Design method. The data has collected from 20 dyslipidemic male wistar rats. The rat s bloods taken before and after the research to examine the total cholesterol content, LDL, HDL, and Triglycerides. These rats divided into two groups, treatment group 1 and treatment group 2, with 10 rats for each groups. Group 1 has given 7,2 mg/200 gr rat green tea extract three times daily and group 2 has given 7,2 mg/200 gr rat white tea extract three times daily as well. This treatment goes on 14 days. The result showed better lipid profile improvement on green tea extract, which was the total cholesterol content from 222,7 mg/dl to 98,64 mg/dl; triglycerides content before treatment was 159,43 mg/dl become 77,25 mg/dl; HDL content before treatment 22,82 mg/dl risen to 67,93 mg/dl; and LDL content dropped from 92,08 mg/dl to 26,52 mg/dl. On white tea extract, total cholesterol content dropped from 218 mg/dl to 111,52 mg/dl; triglycerides content dropped from 160,51 mg/dl to 86,31 mg/dl; HDL content risen from 23,17 mg/dl to 59,92 mg/dl; and LDL content dropped from 94 mg/dl to 35,26 mg/dl. From this research, it can be concluded that green tea extract was better in order to fixing lipid profile in dyslipidemic male wistar rat, compare to white tea extract. This result was expected to become the base of medical research for human, to help fixing their dyslipidemia condition. Key Words: Dyslipidemia, green tea, white tea, wistar rat

12 DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... LEMBAR PERSYARATAN GELAR MAGISTER... LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING... LEMBAR PENETAPAN PANITIA PENGUJI... SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT... LEMBAR UCAPAN TERIMA KASIH... i ii iii iv v vi ABSTRAK... ix ABSTRACT... DAFTAR ISI... x xi DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... xv xvi DAFTAR SINGKATAN... xvii DAFTAR LAMPIRAN... xix BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Tujuan Umum Tujuan Khusus Manfaat Penelitian Manfaat Ilmiah Manfaat Aplikasi... 9

13 BAB II KAJIAN PUSTAKA Proses Penuaan Diet Tinggi Lemak Hubungan Dislipidemia dengan Penuaan Definisi Dislipidemia Penyebab Dislipidemia Diagnosis Dislipidemia Penatalaksanaan Dislipidemia Komplikasi Dislipidemia Lipid Trigliserida Hidrolisis Trigliserida Kolesterol Biosintesis Kolesterol Lipoprotein Kilomikron Very Low Density Lipoprotein Intermediate Density Lipoprotein Low Density Lipoprotein High Density Lipoprotein Metabolisme Lemak Transportasi Lemak Jalur Endogen Teh (Camellia Sinensis) Klasifikasi Teh... 33

14 2.7.2 Jenis-Jenis Teh Kandungan Kimia dalam Teh Teh Hijau Teh Hijau dan Dislipidemia Teh Putih Manfaat Teh Putih Komposisi Kimia Teh Putih Teh Putih terhadap Dislipidemia Hewan Percobaan Tikus Putih Jantan Galur Wistar sebagai Hewan Coba 53 BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN Kerangka Berpikir Konsep Penelitian Hipotesis Penelitian BAB IV METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Tempat dan Waktu Penelitian Tempat Penelitian Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Penelitian Kriteria Sampel Kriteria Inklusi Kriteria Dropout Besar Sampel... 65

15 4.3.3 Teknik Pengambilan Sampel Variabel Penelitian Identifikasi Variabel Klasifikasi Variabel Definisi Operasional Variabel Hubungan Antar Variabel Alat dan Bahan Penelitian Alat Penelitian Bahan Penelitian Prosedur Penelitian Alur Penelitian Analisis Data BAB V HASIL PENELITIAN Analisis Deskriptif Uji Normalitas Data Uji Komparabilitas Data Analisis Komparabilitas Antar Kelompok Sebelum Perlakuan (pretest) Analisis Komparabilitas Antar Kelompok Sesudah Perlakuan (posttest) Analisis Efek Perlakuan Pemberian Ekstrak Teh Putih dan Teh Hijau Analisis Rerata Perbedaan (difference) Profil Lipid Sebelum dan Setelah Perlakuan BAB VI PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Subyek Penelitian... 86

16 6.2 Normalitas Data Hasil Penelitian Pengaruh Pemberian Ekstrak Teh Hijau dan Ekstrak Teh Putih Terhadap Perbaikan Profil Lipid pada Tikus Jantan Galur Wistar yang Dislipidemia Pengaruh Ekstrak Teh Hijau dan Ekstrak Teh Putih dalam Memperbaiki Profil Lipid berdasarkan Berat Badan dan Sisa Pakan BAB VII SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DAFTAR TABEL Halaman

17 Tabel 2.1 Pedoman Klinis untuk Menghubungkan Profil Lipid dengan Risiko Terjadinya Penyakit Kardiovaskular Tabel 2.2 Penyebab Dislipidemia Tabel 2.3 Hasil Analisis Flavonoid, Total Fenol, Tanin, Saponin, Kapasitas Antioksidan, dan IC50% Tabel 2.4 Perbedaan Teh Varietas Sinensis dan Varietas Assamica Tabel 2.5 Efek Protektif Potensial dari Teh Putih Tabel 2.6 Data Biologis Tikus Wistar Tabel 5.1 Hasil Analisis Deskriptif Tabel 5.2 Hasil Uji Normalitas Data Tabel 5.3 Rerata Nilai Variabel antar Kelompok Sebelum Perlakuan Tabel 5.4 Rerata Nilai Variabel antar Kelompok Sesudah Perlakuan Tabel 5.5 Rerata Nilai Variabel Masing-Masing Kelompok Sebelum dan Sesudah Perlakuan Tabel 5.6 Komparasi Selisih Profil Lipid Pretest-Posttest Antar Kelompok 84

18 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Adiposapathy Gambar 2.2 Adiposit dan Jaringan Adiposa pada Keadaan Adiposapathy 14 Gambar 2.3 Interpretasi Kadar Lipid Plasma Gambar 2.4 Biosintesis Kolesterol Gambar 2.5 Partikel Lipoprotein Gambar 2.6 Sumber Kolesterol Hati dan Jalur Kolesterol Keluar dari Hati 30 Gambar 2.7 Metabolisme Lipid Gambar 2.8 Jalur Metabolisme Lipoprotein Eksogen dan Endogen Gambar 2.9 Daun Tanaman Teh Gambar 2.10 Teh Putih, Teh Hijau, Teh Merah, Teh Hitam Gambar 2.11 Skema Representasi Proses Pembuatan Teh Gambar 2.12 Skema Proses Pengolahan Teh Hijau Gambar 2.13 Teh Hijau Gambar 2.14 Seduhan Teh Hijau Gambar 2.15 Teh Putih Gambar 2.16 Seduhan Teh Putih Gambar 2.17 CETP Gambar 2.18 EGCG dan Profil Lipid Gambar 2.19 Tikus Wistar (Rattus Norvegicus) Gambar 4.1 Bagan Hubungan Antar Variabel... 68

19 Gambar 4.2 Alur Penelitian Gambar 5.1 Gambar 5.2 Grafik Perubahan Profil Lipid Sebelum dan Sesudah Perlakuan Antar Kelompok Grafik Perbedaan Rerata (difference) Profil Lipid Antar Kelompok DAFTAR SINGKATAN SINGKATAN AAM : Anti-Aging Medicine ACAT2 : Acyl-CoA: Cholesterol O-Acyltransferase 2 ASCVD C CAD CETP CVD CYP7A1 EC ECG EGC EGCG FFA GC : Arteriosclerotic Cardiovascular Disease : Catechin : Coronary Artery Disease : Cholesteryl Ester Transfer Protein : Cerebro - Vascular Disease : Cholesterol 7-alpha-hydroxylase : Epicatechin : Epicatechin 3-gallate : Epigallocatechin : Epigallocatechin 3-gallate : Free Fatty Acid : Gallocatechin

20 HDL HL HMG-CoA HMGCR IDL IPB IPP LCAT LDL LPL MUFA NO PKV PUFA SAFA TG TNF-α VLDL : High Density Lipoprotein : Hepatic Lipase : Hidroxy Methyl Glutaryl-Coenzyme A : 3-Hydroxy-3-Methylglutaryl CoA Reductase : Intermediate Density Lipoprotein : Institut Pertanian Bogor : Isopentenyl Pyrophospat : Lecithin Cholesterol Acyltransferase : Low Desinty Lipoprotein : Lipoprotein lipase : Monounsaturated Fatty Acids : Nitric Oxide : Penyakit Kardiovaskular : Polyunsaturated Fatty Acids : Saturated Fatty Acid : Trigliseride : Tumor Necrosis Factor-α : Very Low Density Lipoprotein

21 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Ethical Clearance Lampiran 2. Hasil Analisis Fitokimia Teh Hijau dan Teh Putih Lampiran 3. Hasil Pemeriksaan Profil Lipid Lampiran 4. Tabel Sisa Pakan dan Berat Badan Lampiran 5. Analisis Statistik Lampiran 6. Analisis Statistik Berat Badan dan Sisa Pakan Lampiran 7. Dokumentasi Penelitian

22 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dunia ini, terdapat suatu siklus kehidupan yang harus dijalani oleh setiap manusia. Siklus tersebut dimulai dari proses pembuahan, pembentukan janin, kelahiran, pertumbuhan dan perkembangan anak hingga mencapai usia dewasa, menjadi tua, dan akhirnya meninggal. Seperti yang diketahui, proses penuaan ini merupakan suatu hal yang alamiah terjadi pada setiap individu. Dalam proses penuaan, terjadi penurunan berbagai fungsi tubuh, baik selsel, jaringan-jaringan, maupun organ-organ tubuh, yang menyebabkan terjadinya berbagai perubahan fisik maupun mental pada individu. Perubahan-perubahan inilah yang menyebabkan kualitas hidup seseorang menurun. Proses penuaan memang suatu hal yang alamiah, tetapi bukan berarti prosesnya tidak dapat diperlambat dan kerusakan-kerusakan serta penyakitpenyakit yang dihasilkan dari proses penuaan tersebut tidak dapat dicegah dan diobati. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, dilakukanlah berbagai upaya untuk memperlambat proses penuaan tersebut, dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas hidup seseorang yang sudah memasuki usia lanjut. Upaya-upaya inilah yang kemudian menjadi dasar berkembangnya ilmu Anti- Aging Medicine (AAM) dengan konsep konsep proses penuaan diperlakukan sebagai suatu penyakit yang dapat dicegah, dihindari, dan diobati, sehingga dapat kembali ke keadaan semula. Dengan demikian, manusia tidak lagi harus

23 membiarkan dirinya menjadi tua dengan segala keluhan dan mendapat pengobatan yang belum tentu benar (Pangkahila, 2007). Dengan berkembangnya zaman, ilmu pengetahuan dan teknologipun semakin berkembang pesat. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya perubahan gaya hidup dan pola makan menjadi tidak sehat. Pola makan tinggi lemak seperti itulah yang menyebabkan penumpukan lemak berlebih di dalam tubuh, dimana akan menimbulkan kelainan metabolisme lemak yang dikenal dengan istilah dislipidemia (Halim, 2006). Kelainan metabolisme lemak ini dapat terjadi karena adanya asupan lemak yang berlebihan yang menyebabkan suatu keadaan adiposapathy, dimana terjadi peningkatan TNF-α yang mengakibatkan terjadinya peningkatan dan atau penurunan profil lipid di dalam darah. Hal ini ditandai dengan meningkatnya kadar kolesterol total, kolesterol LDL, trigliserida, atau kombinasi ketiganya dan biasanya disertai dengan penurunan kadar kolesterol HDL. Keadaan ini dapat mempercepat terjadinya proses penuaan dan dapat menimbulkan masalah pada kondisi kesehatan tubuh seseorang. Semakin lama kondisi dislipidemia ini dibiarkan pada seseorang, akan semakin banyak penyakit yang ditimbulkan di kemudian hari, antara lain arteriosklerosis dan penyakit jantung koroner (Brown dan Goldstein, 2009). Kondisi ini akan semakin buruk dan semakin banyak risiko yang ditimbulkan dengan adanya sindrom metabolik yang sering mengikuti keadaan dislipidemia, bahkan dapat mengakibatkan terjadinya kematian. Upaya pencegahan dan penanganan terhadap dislipidemia sangatlah penting, karena penurunan kadar

24 kolesterol LDL (Low Density Lipoprotein) sebesar 1 mg/dl saja dapat menurunkan risiko kardiovaskular sebesar 1% dan peningkatan kadar kolesterol HDL (High Density Lipoprotein) dapat menurunkan risiko kardiovaskular sebesar 2-3% (Adam, 2011). Penatalaksanaan non farmakologis pasien dislipidemia dapat dilakukan dengan melakukan diet ketat rendah kalori, rendah kolesterol, rendah lemak, mengurangi konsumsi alkohol, berhenti merokok, mengkonsumsi makanan yang kaya omega 3 dan lemak tak jenuh, olahraga secara teratur, dan mengatur pola hidup. Jika semua penatalaksanaan non farmakologis tersebut tidak berhasil, maka dapat diberikan obat anti hiperlipidemia (ACC/AHA, 2013). Para ilmuwan sedang melakukan banyak penelitian untuk mencari alternatif pengobatan lain yang berasal dari bahan-bahan alami atau tumbuhtumbuhan. Salah satu bahan alternatif untuk dislipidemia yaitu berasal dari tanaman teh. Teh termasuk dalam spesies Camellia Sinensis. Selain nikmat, harum, dan sangat disukai oleh masyarakat di seluruh dunia, teh juga mengandung berbagai zat atau senyawa yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Komponen utama dalam teh ialah katekin dari golongan fenol yang berfungsi sebagai antioksidan, sekaligus menentukan rasa, warna, dan aroma pada teh. Senyawa katekin terdiri atas catechin (C), epicatechin (EC), epicatechin 3-gallate (ECG), epigallocatechin (EGC), epigallocatechin 3-gallate (EGCG), dan gallocatechin (GC).

25 Katekin dan senyawa-senyawa pitonutrien yang terkandung di dalam teh tersebutlah yang menjadikan teh dapat berfungsi sebagai antioksidan (Almajano et al., 2008; Xiao et al., 2008; Yang dan Wang, 2011; Forester dan Lambert, 2011), anti inflamasi, anti virus, anti kanker (Butt dan Sultan, 2009), anti kolesterol, peluruh lemak, anti obesitas, dan anti diabetes (Auvichayapat et al., 2008; Rain et al., 2011). Di dunia ini, kita mengenal ada empat jenis teh, yaitu Teh Hitam, Teh Merah (Teh Oolong), Teh Hijau, dan Teh putih (Seeram et al., 2008). Dari keempat jenis teh tersebut, teh hijau dan teh putih mempunyai kandungan antioksidan yang sangat tinggi bila dibandingkan dengan kedua jenis teh lainnya. Teh hijau berasal dari pucuk daun teh yang masih muda dan mengalami sedikit pemrosesan. Teh hijau ini sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh, khususnya dalam memperbaiki profil lipid. Hal ini ditunjukkan dari penelitian yang dilakukan oleh Pusat Penelitian Teh dan Kina bekerja sama dengan Departemen Gizi Masyarakat FEMA Institut Pertanian Bogor (IPB) tentang penurunan profil lipid, menemukan bahwa pemberian teh hijau dapat menurunkan kadar kolesterol LDL. Beberapa sumber lain juga menyatakan, bahwa teh hijau juga bagus dalam menurunkan kadar kolesterol total dan trigliserida, serta meningkatkan kadar kolesterol HDL. Selain tinggi akan flavonoid, teh hijau juga mengandung total fenol, tannin, saponin, dan kapasitas antioksidan yang tinggi pula (Rusak et al., 2008; Unachukwu et al., 2010; Pereira et al., 2014). Flavonoid telah terbukti dapat memperbaiki profil lipid darah dan memiliki efek vasoprotektif (Shipp dan Abdel-Aal, 2010), karena dapat

26 menginhibisi CETP sehingga menyebabkan penurunan kadar kolesterol LDL dan peningkatan kadar kolesterol HDL (Qin et al., 2009), serta dapat menginhibisi TNF-α yang dapat menghambat sintesis kolesterol oleh sel hepar (Karlsen et al., 2007). Tannin pada teh hijau terbukti meningkatkan penyerapan glukosa pada jaringan adiposit tikus GLUT4 (Hayashi et al., 2002) dan menurunkan proliferasi adiposit. Saponin di dalam teh hijau memiliki efek antihiperlipidemia dengan cara menghambat HMGCR dan ACAT2 (Shi et al., 2014), serta meningkatkan ekspresi CYP7A1 sehingga dapat mengurangi kadar kolesterol total dalam serum dan hati (Del-Bas et al., 2005). Berbeda dengan teh hijau, teh putih berasal dari pucuk tanaman teh (Camellia Sinensis) yang masih menggulung dan pada saat proses pemetikan harus terlindung dari sinar matahari (Alcazar et al., 2007). Teh putih juga berkhasiat untuk kesehatan tubuh, sama seperti teh hijau. Khasiat teh putih yang sedang banyak diteliti antara lain, efek antioksidan yang tinggi (Thring et al., 2009; Almajano et al., 2011; Lopez et al., 2011; Perez-Jimenez et al., 2011; Perez-Jimenez et al., 2012; Thring et al., 2011) dan efek antitumorigenik (Wang et al., 2008; Kumar et al., 2012). Kandungan terbanyak dalam teh putih adalah polifenol, dimana polifenol utama pada teh putih ialah katekin dan derivatnya. Interaksi sinergis dari EGCG dan kafein diduga dapat meningkatkan termogenesis dan mengurangi penyerapan lemak di dalam tubuh, sehingga dapat mencegah terjadinya dislipidemia. EGCG juga menurunkan TNF-α sehingga menyebabkan terjadinya inhibisi sintesis asam lemak dan meningkatkan regulasi reseptor enzim yang berperan terhadap beta

27 oksidasi asam lemak di hepar dan meningkatkan sensitivitas insulin. Sensitivitas insulin yang meningkat akan meningkatkan pula aktivitas enzim lipoprotein lipase (LPL) dan menurunkan Free Fatty Acid (FFA), menghambat aktivitas Cholesteryl Ester Transfer Protein (CETP) (Kersshaw dan Flier, 2004), dan meningkatkan ekskresi lemak di feses (Teixeira et al., 2012). Beberapa penelitian sebelumnya pada binatang ditemukan bahwa secangkir teh putih mempunyai kadar antioksidan yang sangat tinggi bila dibandingkan dengan jenis teh lainnya, karena konsentrasi katekin terbesar ada di dalam tunas segar, utuh, dan daun teh termuda, dengan tanpa adanya pemrosesan. Pada penelitian sebelumnya telah dibuktikan bahwa teh putih dapat menurunkan stres oksidatif dan kadar trigliserida pada tikus obes (Teixeira et al., 2012). Mengingat hasil yang tidak konsisten antara teh hijau dan teh putih tersebut, dimana keduanya mempunyai kandungan antioksidan yang tinggi dan sama-sama dapat memperbaiki profil lipid, maka dilakukan penelitian yang membandingkan efek dari ekstrak teh hijau dan ekstrak teh putih terhadap perbaikan profil lipid pada tikus wistar jantan dengan dislipidemia. Teh hijau yang digunakan adalah teh hijau Gambung dan teh putih yang digunakan adalah teh putih Gambung.

28 1.2 Rumusan Masalah Dari uraian latar belakang di atas, dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apakah pemberian ekstrak teh hijau menurunkan kadar kolesterol total pada tikus jantan galur Wistar dislipidemia lebih banyak daripada ekstrak teh putih? 2. Apakah pemberian ekstrak teh hijau menurunkan kadar kolesterol LDL pada tikus jantan galur Wistar dislipidemia lebih banyak daripada ekstrak teh putih? 3. Apakah pemberian ekstrak teh hijau menurunkan kadar trigliserida pada tikus jantan galur Wistar dislipidemia lebih banyak daripada ekstrak teh putih? 4. Apakah pemberian ekstrak teh hijau meningkatkan kadar kolesterol HDL pada tikus jantan galur Wistar dislipidemia lebih banyak daripada ekstrak teh putih? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan Umum Untuk mengetahui efek ekstrak teh putih dan ekstrak teh hijau terhadap profil lipid secara umum pada tikus (Rattus Norvergicus) jantan galur wistar dengan dislipidemia.

29 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Untuk membuktikan pemberian ekstrak teh hijau menurunkan kadar kolesterol total pada tikus jantan galur wistar dislipidemia lebih banyak daripada ekstrak teh putih. 2. Untuk membuktikan pemberian ekstrak teh hijau menurunkan kadar kolesterol LDL pada tikus jantan galur wistar dislipidemia lebih banyak daripada ekstrak teh putih. 3. Untuk membuktikan pemberian ekstrak teh hijau menurunkan kadar trigliserida pada tikus jantan galur wistar dislipidemia lebih banyak daripada ekstrak teh putih. 4. Untuk membuktikan pemberian ekstrak teh hijau meningkatkan kadar kolesterol HDL pada tikus jantan galur wistar dislipidemia lebih banyak daripada ekstrak teh putih. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat Ilmiah Menambah wawasan ilmu pengetahuan dan pengembangan ilmiah tentang teh hijau dan teh putih, dimana keduanya dapat memperbaiki profil lipid. Hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar dan acuan untuk penelitianpenelitian selanjutnya.

30 1.4.2 Manfaat Aplikasi Dengan hasil penelitian bahwa teh hijau dapat memperbaiki profil lipid lebih baik dibandingkan dengan teh putih, maka hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar uji klinis terhadap manusia, sehingga nantinya dapat diasosiasikan kepada masyarakat sebagai alternatif untuk memperbaiki kondisi dislipidemia. Mendukung adanya penelitian-penelitian lain yang menggunakan bahanbahan alami dalam pengobatan terhadap dislipidemia, sebagai upaya untuk mencegah dan memperlambat proses penuaan, bahkan kematian akibat penyakit-penyakit yang berhubungan dengan dislipidemia.

31 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Proses Penuaan (Aging Process) Penuaan (aging) merupakan proses fisiologis yang dialami oleh setiap manusia (Wibowo, 2003). Proses penuaan didefinisikan sebagai penurunan progresif kemampuan tubuh untuk mempertahankan, melindungi, dan memperbaiki diri agar dapat bekerja secara efisien. Ditandai dengan penurunan fungsi organ-organ tubuh yang menyebabkan ketidakmampuan akibat adanya penurunan fungsi fisik maupun mental. Penurunan fungsi ini akan menyebabkan menurunnya kualitas hidup manusia (Arora, 2008). Menua atau menjadi tua tidak pernah dapat dihindari oleh siapapun, betapapun canggihnya kosmetika dan teknologi dalam dunia kedokteran modern (Santoso dan Ismail, 2009). Setelah mencapai usia dewasa, seluruh komponen tubuh tidak berkembang lagi. Sebaliknya, terjadi penurunan fungsi-fungsi tubuh karena adanya proses penuaan tersebut. Umumnya, manusia tidak pernah mempertanyakan mengapa kita menjadi tua, sakit, dan pada akhirnya meninggal. Manusia hanya menganggap menjadi tua merupakan suatu proses yang memang harus terjadi, sudah ditakdirkan, dan semua masalah yang muncul harus dialami. Bahkan banyak yang berpendapat bahwa usia setiap orang sudah ditentukan oleh Tuhan, dimana usia manusia yang satu dengan yang lainnya tidaklah sama. Manusia tidak mengetahui bahwa ternyata ada banyak faktor dalam proses penuaan yang menyebabkan seseorang menjadi tua, sakit, dan akhirnya meninggal.

32 Pada dasarnya, faktor-faktor tersebut dapat dikelompokkan menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Beberapa faktor internal yang mempengaruhi proses penuaan ialah radikal bebas, hormon yang berkurang, glikosilasi, metilasi, apoptosis, sistem kekebalan tubuh yang menurun, dan gen. Faktor eksternal yang utama ialah gaya hidup tidak sehat, diet tidak sehat, kebiasaan yang salah, polusi lingkungan, stress, dan kemiskinan. Karena berbagai faktor itulah seseorang dapat mengalami proses penuaan, yang menyebabkan orang tersebut menjadi tua, sakit, dan akhirnya meninggal. Jika faktor-faktor penyebab itu dapat dihindari, maka proses penuaan dapat dicegah, diperlambat, bahkan mungkin dihambat sehingga kualitas hidup dapat dipertahankan. Permasalahan tersebut mendasari berkembangnya anti-aging medicine, yang bertujuan untuk mencapai atau memperpanjang usia harapan hidup, serta meningkatkan kualitas hidup manusia dengan mencari penyebab penuaan tersebut dan memberikan terapi yang tepat (Pangkahila, 2011), yaitu dengan pola makan (diet) yang baik, olahraga yang cukup, konsumsi antioksidan secukupnya, dan terapi hormonal apabila diperlukan (Arora, 2008). 2.2 Diet Tinggi Lemak Pola makan yang baik mengandung nutrisi yang sehat dan seimbang, dengan komposisi: 50% karbohidrat dengan indeks glikemik rendah, 30% lemak (60% berupa monounsaturated fatty acids (MUFA) dan 10% polyunsaturated fatty acids (PUFA)), dan 20% protein. Kenyataannya, seringkali manusia mempunyai pola makan yang tidak seimbang karena terlalu banyak mengandung

33 karbohidrat dengan indeks glikemik yang tinggi, seperti roti-rotian, gula, makanan penutup, dan juga tinggi lemak hewani, serta terlalu sedikit makanan yang berserat dan buah (Pangkahila, 2011). Seiring kemajuan zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi pun berkembang dengan pesat. Teknologi komunikasi yang canggih dan alat-alat lain yang mempermudah pekerjaan manusia pun semakin banyak diciptakan, seperti kendaraan bermotor, lift, handphone, laptop, eskalator, remote TV, dan lain sebagainya. Hal ini menyebabkan gaya hidup yang sedentari dan membuat aktivitas fisik manusia semakin berkurang. Ditambah lagi dengan konsumsi energi tinggi melalui konsumsi makanan yang mengandung lemak jenuh tinggi, akan menyebabkan menumpuknya lemak sehingga menyebabkan kelebihan kalori dan lemak di dalam tubuh. Kelebihan lemak tersebut akan disimpan sebagai cadangan energi di dalam sel lemak dan jaringan lemak (adiposit dan jaringan adiposa) dalam bentuk trigliserida dan kolesterol. Banyaknya lemak yang disimpan di dalam adiposit dan jaringan adiposa menyebabkan terjadinya hipertrofi adiposit dan akumulasi jaringan adiposa membentuk adiposit patogenik dan efek jaringan adiposa, yang disebut adiposapathy. Hal ini menyebabkan peningkatan TNF-α, sehingga mengakibatkan meningkatnya sirkulasi lipid. Patogenesis ini yang sekarang dipercaya sebagai landasan teori relasi kelebihan lemak tubuh dan dislipidemia (Bays et al., 2013).

34 Gambar 2.1 Adiposapathy: hubungan patogenik jaringan adiposa, dislipidemia, dan penyakit kardiovaskular (Bays et al., 2013)

35 Gambar 2.2 Adiposit dan jaringan adiposa pada keadaan Adiposapathy (pada diet tinggi lemak) (Bays et al., 2013) 2.3 Hubungan Dislipidemia dengan Penuaan (Aging) Penuaan berkaitan dengan disfungsi multipel dan sistemik dari tubuh dan bersamaan dengan gangguan metabolisme lipid dan status inflamasi kronik yang berperan dalam atherosclerotic CVD (ASCVD) (Liu et al., 2014). Angka kejadian terjadinya dislipidemia ini akan meningkat seiring dengan bertambahnya usia, dimana fungsi tubuh dan organ-organnya sudah mengalami penurunan Definisi Dislipidemia Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan atau penurunan fraksi lipid di dalam plasma. Kelainan fraksi lipid yang utama adalah kenaikan kadar kolesterol total, kolesterol LDL, dan trigliserida, serta penurunan kadar kolesterol HDL (Gordon, 2003). Dislipidemia bukanlah penyakit, melainkan lebih tepat disebut sebagai kekacauan metabolik akibat sekunder dari beberapa macam penyakit yang kemudian akan berdampak pada terjadinya aterosklerosis dan selanjutnya akan

36 menyebabkan terjadinya penyakit kardiovaskular (Gordon, 2003). Dislipidemia biasanya tidak menimbulkan gejala, namun kadar LDL yang tinggi dapat menyebabkan beberapa penyakit, seperti xanthelasma kelopak mata, arcus cornea, dan penumpukan LDL pada tendon achilles, siku, dan tendon lutut, serta sendi metakarpofalangealis yang bila penumpukan ini terjadi dalam jangka panjang, dapat menyebabkan terjadinya aterosklerosis. Sedangkan kadar trigliserida yang tinggi (>1000mg/dl) dapat menyebabkan pankreatitis akut (Bays et al., 2013). Dislipidemia pada manusia bila terdapat kadar level plasma, total kolesterol > 240 mg/dl, LDL > 160 mg/dl, trigliserida > 200 mg/dl, atau HDL < 40 mg/dl. Pada tikus, kadar normal kolesterol total adalah mg/dl (Kusumawati, 2004). Kadar normal kolesterol LDL tikus adalah mg/dl dan kadar normal HDL tikus adalah mg/dl (Margareth, 2014), sedangkan kadar normal trigliserida tikus adalah mg/dl (Nichols, 2003). Jadi, tikus dapat dikatakan dislipidemia bila terjadi kenaikan berat badan > 20% atau kadar kolesterol serum > 200 mg/dl (Hardini et al., 2007). Kolesterol plasma akan meningkat seiring dengan bertambahnya usia, begitu juga dengan insiden kejadian coronary artery disease (CAD). Angka patokan kadar lipid yang memerlukan penatalaksanaan, penting dikaitkan dengan terjadinya komplikasi kardiovasular ini. Dari berbagai penelitian jangka panjang yang dilakukan di negara-negara Barat, yang dikaitkan dengan besarnya risiko untuk terjadinya penyakit kardiovaskular, terdapat beberapa patokan kadar kolesterol sebagai berikut:

37 Tabel 2.1 Pedoman Klinis untuk Menghubungkan Profil Lipid dengan Risiko Terjadinya Penyakit Kardiovaskular (PKV) (Anwar, 2004) Diinginkan (mg/dl) Diwaspadai (mg/dl) Berbahaya (mg/dl) Kolesterol Total < >240 Kolesterol LDL - Tanpa PKV < >160 - Dengan PKV <100 Kolesterol HDL > <35 Trigliserida - Tanpa PKV < >400 - Dengan PKV < >500 Di Indonesia sendiri, prevalensi kejadian dislipidemia semakin meningkat. Pada penelitian yang dilakukan oleh Sudijanto Kamso pada tahun 2004 terhadap 656 responden di 4 kota besar di Indonesia, yaitu Jakarta, Bandung, Yogyakarta, dan Padang, didapatkan bahwa keadaan dislipidemia berat (total kolesterol >240 mg/dl) pada orang berusia di atas 55 tahun, paling banyak terdapat di Padang dan Jakarta (>56%), kemudian Bandung (52,2%), dan Yogyakarta (27,7%). Pada penelitian tersebut juga didapatkan bahwa prevalensi dislipidemia lebih banyak terjadi pada wanita (56,2%) dibandingkan pria (47%). Dan dari keseluruhan wanita yang menderita dislipidemia tersebut, didapatkan prevalensi dislipidemia terbesar terjadi pada wanita dengan rentang usia tahum (62,1%) bila dibandingkan dengan rentang usia tahun dan usia di atas 70 tahun (52,6%).

38 2.3.2 Penyebab Dislipidemia Penyebab dislipidemia dibagi menjadi 2, yaitu: (AACE, 2012) A. Dislipidemia Primer Berkaitan dengan gen yang mengatur enzim dan apoprotein yang terlibat di dalam metabolisme lipoprotein maupun reseptornya. B. Dislipidemia Sekunder Karena adanya suatu penyakit atau keadaan yang mendasari. Tabel 2.2 Penyebab Dislipidemia Lipid Kolesterol total dan kolesterol LDL Trigliserida dan kolesterol VLDL Penyebab - Hipotiroid - Sindrom nefrotik - SLE, multiple myeloma - Progestin, pengobatan anabolik steroid - Penyakit hati obstruktif, sirosis - Protease inhibitor pada pengobatan infeksi HIV - Gagal ginjal kronik - DM tipe 2 - Obesitas - Alkohol - Hipotiroid - Obat anti hipertensi (Tiazid, Beta Bloker) - Terapi kortikosteroid ( steroid endogen akibat stres berat) - Estrogen oral, kontrasepsi oral, kehamilan - Very low fat diet

39 2.3.3 Diagnosis Dislipidemia Ditegakkan dengan menggunakan pemeriksaan laboratorium, antara lain: 1. Pemeriksaan penyaring Dianjurkan pada setiap orang dewasa berusia lebih dari 20 tahun. Kadar lipid plasma yang diperiksa meliputi kolesterol total, kolesterol LDL, kolesterol HDL, dan trigliserida. Apabila ditemukan hasil yang normal maka dianjurkan pemeriksaan ulangan setiap 5 tahun. 2. Cara pemeriksaan Persiapan pemeriksaan untuk pemeriksaan kadar kolesterol total, kolesterol LDL, dan kolesterol HDL dengan menggunakan cara direk tidak perlu berpuasa. Sebaliknya, untuk pemeriksaan kadar trigliserida diharuskan berpuasa jam, agar mendapatkan kadar trigliserida endogen (bukan dari makanan). Oleh karena untuk pemeriksaan penyaring mutlak diperiksa keseluruhan profil lipid, maka pasien dianjurkan agar berpuasa jam pada malam sebelumnya. 3. Kadar lipid normal dalam plasma National Cholesterol Education Program, Adult Treatment Panel III (NCEP ATP III), pada tahun 2001 membuat suatu batasan kadar lipid plasma yang sampai saat ini masih digunakan.

40 Gambar 2.3 Interpretasi Kadar Lipid Plasma (National Cholesterol Education Program, 2001) Penatalaksanaan Dislipidemia Terdiri atas terapi non farmakologis dan farmakologis. A. Terapi Non Farmakologis Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk memperbaiki profil lipid ialah mengurangi asupan kolesterol dan asam lemak jenuh, pemilihan makanan yang berhubungan dengan aturan makan untuk mengurangi LDL serta peningkatan asupan serat larut, penurunan berat badan, dan peningkatan aktivitas fisik atau berolahraga. Terapi non farmakologis ini hendaknya menjadi terapi utama untuk dislipidemia, kecuali untuk pasien dengan dislipidemia bawaan (genetik mempunyai kelainan metabolisme lipoprotein/kolesterol) atau hiperlipidemia gabungan yang bersifat familial, penanganan terapinya dengan pengaturan makanan dan terapi obat dapat dimulai secara bersamaan (Grundy, 2006). Secara khusus, terapi non farmakologis dapat dibagi menjadi terapi nutrisi medis dan aktivitas fisik.

41 a. Terapi nutrisi medis Sebelumnya perlu dilakukan anamnesis nutrisi, pengukuran status nutrisi, dan diagnosis nutrisi. Pasien dengan kadar kolesterol LDL atau kolesterol total yang tinggi dianjurkan untuk mengurangi asupan lemak (saturated fatty acid/safa), dan meningkatkan asupan lemak tidak jenuh rantai tunggal dan ganda (mono and poly unsaturated fatty acid). Pada pasien dengan kadar trigliserida yang tinggi, perlu adanya pengurangan asupan karbohidrat, alkohol, dan lemak. b. Aktivitas fisik Kegagalan penatalaksanaan non-farmakologis terutama karena kurangnya kepatuhan pasien dalam mengikuti petunjuk diet yang dianjurkan, demikian juga dengan aktivitas fisik. Pada prinsipnya, pasien dianjurkan untuk meningkatkan aktivitas fisik sesuai dengan kondisi dan kemampuan pasien, serta melakukan aktivitas fisik secara rutin dan teratur. B. Terapi Farmakologis Dengan pemberian obat anti-dislipidemia yang bertujuan untuk memperbaiki kadar lemak di dalam darah. Obat ini diberikan, apabila dengan terapi diet dan olahraga, kondisi pasien tidak merespon dengan baik (Illingworth, 2007). Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemberian obat tersebut ialah kemampuan obat-obatan tersebut dalam mempengaruhi kolesterol HDL, trigliserida, fibrinogen, kolesterol LDL, dan juga perlu diperhatikan pengaruh atau

42 efek samping daripada obat-obatan tersebut. Beberapa golongan obat antidislipidemia yang ada saat ini ialah: (ACC/AHA, 2013) 1. Golongan statin (HMG-CoA Reductase Inhibitor: simvastatin, atorvastatin, dan lain-lain) 2. Derivat asam fibrat (gemfibrozil, fenofibrat) 3. Asam nikotinat (niacin) 4. Golongan resin (sequestran) 5. Kolesterol absorbsi inhibitor (ezetemibe) Komplikasi Dislipidemia Keadaan dislipidemia yang dibiarkan, dapat menimbulkan berbagai macam komplikasi, antara lain: 1. Aterosklerosis 2. Penyakit jantung koroner 3. Stroke 4. Kelainan pembuluh darah lainnya 5. Pankreatitis akut (bila kadar trigliserida > 1000 mg/dl) 2.4 Lipid Lemak atau lipid adalah suatu zat yang kaya energi dan berfungsi sebagai sumber energi utama untuk proses metabolisme tubuh. Lemak diperoleh dari dua sumber, yaitu lemak yang berasal dari asupan makanan sehari-hari dan lemak yang dibentuk oleh tubuh sendiri (hasil produksi organ hati), yang disimpan di

43 dalam sel-sel lemak (adiposit) dan jaringan adiposa sebagai cadangan energi (Nugroho, 2009). Fungsi utama jaringan adiposa ialah menyimpan trigliserida sampai tubuh memerlukannya untuk pembentukan energi. Fungsi tambahan jaringan adiposa ialah untuk menyediakan penyekat panas untuk tubuh. Secara umum, fungsi lemak ialah sebagai sumber energi, pelindung organ tubuh, pembentukan sel, sumber asam lemak esensial, alat angkut vitamin larut dalam lemak, memberi rasa kenyang dan kelezatan, sebagai pelumas, dan memelihara suhu tubuh (Nugroho, 2009). Lemak tersusun atas berbagai komponen penting, antara lain fosfolipid, trigliserida (lemak netral), kolesterol, dan asam lemak (Lichtenstein et al., 2006) Trigliserida Suatu ester gliserol yang terbentuk dari 3 asam lemak dan gliserol. Trigliserida merupakan lemak pada daging, produk susu, minyak goreng, dan sebagai sumber energi utama bagi tubuh. Trigliserida juga ditemukan dalam simpanan lemak di dalam tubuh dan berasal dari pemecahan lemak di hati. Sama dengan kolesterol, trigliserida juga merupakan lemak yang bersirkulasi di dalam darah. Di alam ini, sebagian besar lemak dan minyak terdiri atas trigliserida (97%), sisanya berbentuk kolesterol dan fosfolipid. Lemak disimpan di dalam tubuh dalam bentuk trigliserida. Apabila sel membutuhkan energi, enzim lipase dalam sel lemak akan memecah trigliserida menjadi gliserol dan asam lemak bebas, serta melepaskannya ke dalam pembuluh darah (Mahan et al., 2012).

44 Hidrolisis Trigliserida Tahap pertama dalam penggunaan trigliserida untuk energi ialah hidrolisis dari trigliserida menjadi asam lemak dan gliserol. Kemudian, asam lemak dan gliserol ditranspor ke jaringan aktif dimana keduanya dapat dioksidasi untuk menghasilkan energi Kolesterol Kolesterol adalah salah satu lemak tubuh, bisa berada dalam bentuk bebas maupun dalam bentuk kolesterol dengan asam lemak atau ester kolesterol, serta merupakan komponen utama selaput sel otak dan saraf (Murray et al., 2003). Kolesterol ini sangat diperlukan dalam berbagai proses metabolisme tubuh, antara lain (Murray et al., 2003): 1. Sebagai bahan pembentuk dinding sel. 2. Membuat asam empedu untuk mengemulsikan lemak. 3. Untuk membentuk vitamin D. 4. Berperan sebagai bahan pembuat hormon-hormon seks dan kortikosteroid atau hormon yang dapat mempengaruhi volume dan tekanan darah, kadar gula darah, otot, serta kekebalan tubuh. Delapan puluh persen kolesterol dihasilkan dari dalam tubuh (dibentuk oleh hati) dan 20% sisanya berasal dari luar tubuh, yaitu dari makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Kolesterol merupakan produk khas dari hasil metabolisme hewan dan produk olahannya, seperti kuning telur, daging, hati, otak, susu, keju, mentega, dan lain-lain. Kolesterol yang berasal dari makanan ini jarang dalam

45 bentuk kolesterol bebas, biasanya dalam bentuk kolesterol dengan asam lemak atau sering disebut ester kolesterol Biosintesis Kolesterol Hati mensintesis kolesterol dengan menggunakan asetil Koenzim-A (Asetil KoA) yang merupakan hasil dari metabolisme karbohidrat, protein, atau lemak. Biosintesis kolesterol ini terbagi menjadi empat tahap. Tahap pertama, melibatkan perubahan asetil koa menjadi 3-hidroksi-3-metilglutaril-KoA (HMG- KoA) yang dikatalisis oleh enzim HMG-KoA sintase, kemudian dilanjutkan sintesis HMG-KoA menjadi Mevalonat yang diubah menjadi molekul dasar isoporen yaitu isopentenyl pyrophospat (IPP) bersamaan dengan hilangnya CO 2. Tahap ketiga ialah terjadinya proses polimerisasi enam molekul isoprenoid untuk membentuk molekul skualen. Tahap paling akhir ialah proses terbentuknya inti steril dari skualen yang kemudian diubah menjadi kolesterol (Koolman, 2005).

46 Gambar 2.4 Biosintesis Kolesterol (Koolman, 2005) Lipoprotein Lemak bersifat tidak dapat larut dalam air, berarti lemak juga tidak dapat larut dalam plasma darah. Agar lemak dapat diangkut ke dalam peredarah darah, maka lemak akan berikatan dengan protein spesifik di dalam plasma darah, membentuk suatu kompleks makro molekul yang larut di dalam air. Ikatan yang terbentuk antara lemak (kolesterol, trigliserida, dan fosfolipid) dengan protein disebut dengan lipoprotein (Mahley et al., 2003).

47 Gambar 2.5 Partikel Lipoprotein (Fauzi, 2012) Fungsi utama lipoprotein ialah mengangkut komponen-komponen lipid di dalam darah (mentranspor kolesterol dan fosfolipid). Lipoprotein densitas sangat rendah mengangkut trigliserida yang disintesis di dalam hati terutama ke jaringan adiposa, sedangkan lipoprotein yang lain penting dalam tahap-tahap transpor fosfolipid dan kolesterol yang berbeda dari hati menuju jaringan perifer atau dari jaringan perifer kembali ke hati. Berdasarkan komposisi, densitas, dan mobilitasnya, lipoprotein dibedakan menjadi beberapa macam: kilomikron, Very Low Density Lipoprotein (VLDL), Intermediate Density Lipoprotein (IDL), Low Density Lipoprotein (LDL), dan High Density Lipoprotein (HDL). Setiap jenis lipoprotein ini memiliki fungsi yang berbeda dan dipecah serta dibuang dengan cara yang berbeda pula (Rader dan Hobbs, 2005) Kilomikron Bertugas mengangkut lemak menuju hati, dibentuk di usus halus dengan komposisi asam lemak dari trigliserida. Kilomikron merupakan lipoprotein dengan berat molekul terbesar dan lebih dari 80 persen nya terdiri dari trigliserida yang berasal dari makanan dan kurang dari 5 persen nya terdiri dari kolesterol

48 ester. Pada saat masuk ke dalam darah, kilomikron akan berinteraksi dengan LPL (Lipoprotein Lipase) yang terdapat pada permukaan endotel kapiler, jaringan lemak, dan otot, sehingga trigliserida dapat dilepaskan dari kilomikron dan diangkut oleh HDL ke hati untuk dimetabolisme. Kilomikron membawa trigliserida dari makanan ke jaringan lemak dan otot rangka, dan membawa kolesterol makanan ke hati (Rader dan Hobbs, 2005) Very Low Density Lipoprotein (VLDL) Trigliserida endogen dengan densitas sangat rendah. Lipoprotein ini terdiri dari 60 persen trigliserida endogen dan persen kolesterol. Dibentuk dari asam lemak bebas di hati dan berfungsi sebagai alat transportasi lemak dari hati ke jaringan. Bagian terbesar dari VLDL ialah trigliserida dan ukuran VLDL ditentukan dari jumlah trigliserida yang ada (Rader dan Hobbs, 2005). Trigliserida VLDL dihidrolisis oleh lipoprotein lipase (LPL) dan diubah menjadi VLDL remnan (Mahley et al., 2003). VLDL remnan dapat ditangkap kembali oleh hati melalui reseptor atau tetap berada di dalam sirkulasi, dan setelah diambil komponen trigliseridanya, akan dihidrolisis oleh hepatik lipase (HL) menjadi partikel IDL dan LDL (Rader dan Hobbs, 2005), sehingga dapat terjadi peningkatan kadar LDL serum mengikuti penurunan hipertrigliserida Intermediate Density Lipoprotein (IDL) IDL kurang mengandung trigliserida (30 persen), lebih banyak kolesterol (20 persen), dan relatif lebih banyak mengandung apoprotein B dan E. IDL adalah zat perantara yang terjadi sewaktu VLDL dikatabolisme menjadi LDL.

) HIJAU MEMPERBAIKI PROFIL LIPID LEBIH BAIK DARIPADA EKSTRAK TEH

) HIJAU MEMPERBAIKI PROFIL LIPID LEBIH BAIK DARIPADA EKSTRAK TEH TESIS EKSTRAK TEH (Camellia sinensis) HIJAU MEMPERBAIKI PROFIL LIPID LEBIH BAIK DARIPADA EKSTRAK TEH (Camellia sinensis) PUTIH PADA TIKUS (Rattus norvegicus) JANTAN GALUR WISTAR DENGAN DISLIPIDEMIA ADELINE

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lemak yang ditandai dengan peningkatan maupun penurunan fraksi lemak plasma. Beberapa kelainan fraksi lemak yang utama adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan kenaikan kadar kolesterol total, kolesterol LDL, dan trigliserida serta penurunan kadar kolesterol

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berpendapat usia setiap manusia sudah ditentukan oleh Tuhan, sampai usia. tertentu, yang tidak sama pada setiap manusia.

BAB I PENDAHULUAN. berpendapat usia setiap manusia sudah ditentukan oleh Tuhan, sampai usia. tertentu, yang tidak sama pada setiap manusia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penuaan atau aging process adalah suatu proses bertambah tua atau adanya tanda-tanda penuaan setelah mencapai usia dewasa. Secara alamiah seluruh komponen tubuh pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995 dan 2001 serta Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, telah terjadi transisi epidemiologi

Lebih terperinci

Lembar Pengesahan TESIS INI TELAH DISETUJUI TANGGAL... AGUSTUS 2017

Lembar Pengesahan TESIS INI TELAH DISETUJUI TANGGAL... AGUSTUS 2017 Lembar Pengesahan TESIS INI TELAH DISETUJUI TANGGAL... AGUSTUS 2017 Pembimbing I, Pembimbing II, Prof. dr. I Gusti Made Aman, Sp.FK Dr. dr. Ida Sri Iswari, Sp.MK, M.Kes. Mengetahui, Ketua Program Ilmu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan maupun penurunan fraksi lipid dalam plasma (Anwar, 2004). Banyak penelitian hingga saat

Lebih terperinci

ABSTRAK PERBANDINGAN EFEK SEDUHAN TEH HITAM, TEH HIJAU DAN TEH PUTIH TERHADAP KADAR LOW DENSITY LIPOPROTEIN

ABSTRAK PERBANDINGAN EFEK SEDUHAN TEH HITAM, TEH HIJAU DAN TEH PUTIH TERHADAP KADAR LOW DENSITY LIPOPROTEIN ABSTRAK PERBANDINGAN EFEK SEDUHAN TEH HITAM, TEH HIJAU DAN TEH PUTIH TERHADAP KADAR LOW DENSITY LIPOPROTEIN (LDL) TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) JANTAN WISTAR YANG DIINDUKSI PAKAN TINGGI LEMAK Stella

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun sosial dalam berinteraksi dengan orang lain. Proses penuaan bukan suatu

BAB I PENDAHULUAN. maupun sosial dalam berinteraksi dengan orang lain. Proses penuaan bukan suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses penuaan adalah suatu hal yang pasti terjadi dalam kehidupan. Setiap manusia akan menjadi tua. Proses penuaan merupakan suatu proses alami yang ditandai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini pesatnya kemajuan teknologi telah banyak membawa perubahan pada pola hidup masyarakat secara global termasuk dalam hal pola makan. Seiring dengan berkembangnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lemak yang ditandai dengan peningkatan atau penurunan fraksi lipid dalam plasma. Kelainan ini menyebabkan peningkatan kadar total

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat zaman modern ini, setiap individu sibuk dengan kegiatan masingmasing, sehingga cenderung kurang memperhatikan pola makan. Gaya hidup sedentari cenderung

Lebih terperinci

ABSTRAK. EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus) TERHADAP PENINGKATAN KADAR KOLESTEROL HDL PADA TIKUS WISTAR JANTAN

ABSTRAK. EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus) TERHADAP PENINGKATAN KADAR KOLESTEROL HDL PADA TIKUS WISTAR JANTAN ABSTRAK EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus) TERHADAP PENINGKATAN KADAR KOLESTEROL HDL PADA TIKUS WISTAR JANTAN Steffanny H H Katuuk, 1310114, Pembimbing I : Lusiana Darsono,

Lebih terperinci

UPT Balai Informasi Teknologi LIPI Pangan & Kesehatan Copyright 2009

UPT Balai Informasi Teknologi LIPI Pangan & Kesehatan Copyright 2009 BAB V KOLESTEROL TINGGI Kolesterol selalu menjadi topik perbincangan hangat mengingat jumlah penderitanya semakin tinggi di Indonesia. Kebiasaan dan jenis makanan yang dikonsumsi sehari-hari berperan penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit kardiovaskular akibat aterosklerosis dan trombosis merupakan penyebab utama kematian di dunia. Aterosklerosis dapat menyebabkan penyakit jantung koroner. Penyebab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sindrom Metabolik adalah sekumpulan gangguan metabolik dengan memiliki sedikitnya 3 kriteria berikut: obesitas abdominal (lingkar pinggang > 88 cm untuk wanita dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hiperlipidemia merupakan penyakit yang banyak terjadi saat ini. Ada hubungan erat antara hiperlipidemia dengan peningkatan risiko penyakit jantung koroner. Berdasarkan

Lebih terperinci

Lembar Pengesahan. TESIS INI TELAH DISETUJUI PADA TANGGAL : 22 Desember 2016

Lembar Pengesahan. TESIS INI TELAH DISETUJUI PADA TANGGAL : 22 Desember 2016 Lembar Pengesahan TESIS INI TELAH DISETUJUI PADA TANGGAL : 22 Desember 2016 Pembimbing I Pembimbing II Prof. Dr. dr. J Alex Pangkahila, MSc. SpAnd NIP. 194402011964091001 Prof. DR. dr. Wimpie I. Pangkahila

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung dan pembuluh darah merupakan sekumpulan penyakit jantung dan pembuluh darah arteri pada jantung, otak, dan jaringan perifer. Penyakit ini terdiri dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan maupun penurunan satu atau lebih fraksi lipid dalam darah. Beberapa kelainan fraksi

Lebih terperinci

ABSTRAK. EFEK EKSTRAK KULIT BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus) TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL LDL PADA TIKUS JANTAN GALUR WISTAR

ABSTRAK. EFEK EKSTRAK KULIT BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus) TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL LDL PADA TIKUS JANTAN GALUR WISTAR ABSTRAK EFEK EKSTRAK KULIT BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus) TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL LDL PADA TIKUS JANTAN GALUR WISTAR Theresia Vania S S, 2015, Pembimbing I : Lusiana Darsono, dr.,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dislipidemia adalah sebuah gangguan metabolisme lipoprotein yang ditunjunkkan dengan adanya peningkatan kolesterol total, low-density lipoprotein (LDL) kolesterol,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat modern cenderung hidup dengan tingkat stres tinggi karena kesibukan dan tuntutan menciptakan kinerja prima agar dapat bersaing di era globalisasi, sehingga

Lebih terperinci

ABSTRAK. EFEK PROPOLIS TERHADAP PENINGKATAN KADAR KOLESTEROL HDL PADA TIKUS (Rattus norvegicus) GALUR WISTAR JANTAN

ABSTRAK. EFEK PROPOLIS TERHADAP PENINGKATAN KADAR KOLESTEROL HDL PADA TIKUS (Rattus norvegicus) GALUR WISTAR JANTAN ABSTRAK EFEK PROPOLIS TERHADAP PENINGKATAN KADAR KOLESTEROL HDL PADA TIKUS (Rattus norvegicus) GALUR WISTAR JANTAN Richard Ezra Putra, 2010. Pembimbing I: Sylvia Soeng, dr., M.Kes. Pembimbing II: Fen Tih,

Lebih terperinci

PEMBERIAN Alpha Lipoic Acid MEMPERBAIKI PROFIL LIPID DARAH PADA TIKUS JANTAN GALUR WISTAR DENGAN DISLIPIDEMIA

PEMBERIAN Alpha Lipoic Acid MEMPERBAIKI PROFIL LIPID DARAH PADA TIKUS JANTAN GALUR WISTAR DENGAN DISLIPIDEMIA TESIS PEMBERIAN Alpha Lipoic Acid MEMPERBAIKI PROFIL LIPID DARAH PADA TIKUS JANTAN GALUR WISTAR DENGAN DISLIPIDEMIA CRISTHINE GUNAWAN PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI ILMU BIOMEDIK PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid, ditandai oleh peningkatan dan/atau penurunan fraksi lipid plasma darah. Kelainan fraksi lipid yang dijumpai yaitu peningkatan

Lebih terperinci

1.1 Pengertian 1.2 Etiologi dan Faktor Resiko 1.3 Patofisiologi Jalur transport lipid dan tempat kerja obat

1.1 Pengertian 1.2 Etiologi dan Faktor Resiko 1.3 Patofisiologi Jalur transport lipid dan tempat kerja obat 1.1 Pengertian Hiperkolesterolemia adalah salah satu gangguan kadar lemak dalam darah (dislipidemia) yaitu kadar kolesterol dalam darah lebih dari 240 mg/dl. Hiperkolesterolemia berhubungan erat dengan

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING. Tesis Ini Telah Disetujui. Pada Tanggal 27 Desember 2016

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING. Tesis Ini Telah Disetujui. Pada Tanggal 27 Desember 2016 LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis Ini Telah Disetujui Pada Tanggal 27 Desember 2016 Pembimbing I, Pembimbing II, Prof. Dr. dr. Wimpie I. Pangkahila, Sp.And, FAACS NIP. 194612131971071001 Dr. dr. A.A.G.P.

Lebih terperinci

EFEK PEMBERIAN REBUSAN DAUN AFRIKA(

EFEK PEMBERIAN REBUSAN DAUN AFRIKA( ABSTRAK EFEK PEMBERIAN REBUSAN DAUN AFRIKA(Vernonia amygdalina Del), TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA TIKUS JANTAN GALUR WISTAR YANG DI INDUKSI PAKAN TINGGI LEMAK Elton Fredy Kalvari, 2015 ;Pembimbing

Lebih terperinci

Mitos dan Fakta Kolesterol

Mitos dan Fakta Kolesterol Mitos dan Fakta Kolesterol Oleh admin Selasa, 01 Juli 2008 09:19:20 Apakah mengonsumsi makanan yang mengandung kolesterol tidak baik bagi tubuh? Apakah kita tak boleh mengonsumsi makanan berkolesterol?

Lebih terperinci

PERBANDINGAN EFIKASI SEDUHAN TEH HITAM, TEH HIJAU DAN TEH PUTIH

PERBANDINGAN EFIKASI SEDUHAN TEH HITAM, TEH HIJAU DAN TEH PUTIH ABSTRAK PERBANDINGAN EFIKASI SEDUHAN TEH HITAM, TEH HIJAU DAN TEH PUTIH (Camellia sinensis L. Kuntze) TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) WISTAR Luqyani Trilandini Maryam, 2015

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit kardiovaskular saat ini merupakan penyebab utama kematian di

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit kardiovaskular saat ini merupakan penyebab utama kematian di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kardiovaskular saat ini merupakan penyebab utama kematian di dunia, termasuk Indonesia. Berdasarkan data World Health Organization (WHO) tahun 2010 diketahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gaya hidup masyarakat saat ini cenderung memiliki kebiasaan gaya hidup yang tidak sehat, seperti kurang aktivitas fisik, kurang olah raga, kebiasaan merokok dan pola

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat di era modern ini terutama di daerah perkotaan di Indonesia umumnya mempunyai gaya hidup kurang baik, terutama pada pola makan. Masyarakat perkotaan umumnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gaya hidup masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat perkotaan banyak mengalami perubahan di era globalisasi ini, terutama dalam pola konsumsi makanan yang mengandung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hiperlipidemia merupakan keadaan yang terjadi akibat kadar kolesterol dan/atau trigliserida meningkat melebihi batas normal (Price & Wilson, 2006). Parameter

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditandai dengan peningkatan kadar kolesterol total, kolesterol Low Density

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditandai dengan peningkatan kadar kolesterol total, kolesterol Low Density BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Dislipidemia Dislipidemia adalah suatu keadaan terganggunya metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan kadar kolesterol total, kolesterol Low Density Lipoprotein (LDL),

Lebih terperinci

PEMBERIAN EKSTRAK LABU SIAM ( SECHIUM EDULE

PEMBERIAN EKSTRAK LABU SIAM ( SECHIUM EDULE TESIS PEMBERIAN EKSTRAK LABU SIAM (SECHIUM EDULE) MEMPERBAIKI PROFIL LIPID TIKUS PUTIH JANTAN (RATTUS NORVEGICUS) DISLIPIDEMIA LEBIH BAIK DARIPADA SIMVASTATIN CHERIA VALENTINA 1490761018 PROGRAM MAGISTER

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hiperlipidemia atau hiperkolesterolemia termasuk salah satu abnormalitas fraksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hiperlipidemia atau hiperkolesterolemia termasuk salah satu abnormalitas fraksi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dislipidemia Hiperlipidemia merupakan suatu keadaan dimana terjadi peningkatan kadar kolesterol dengan atau tanpa peningkatan kadar trigliserida dalam darah. Hiperlipidemia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kolesterol dan lemak dibutuhkan tubuh sebagai penyusun struktur membran sel dan bahan dasar pembuatan hormon steroid seperti progesteron, estrogen dan tetosteron. Kolesterol

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses penuaan dan meningkatkan kualitas hidup. Proses menjadi tua memang

BAB I PENDAHULUAN. proses penuaan dan meningkatkan kualitas hidup. Proses menjadi tua memang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anti Aging Medicine (AAM) adalah ilmu yang berupaya memperlambat proses penuaan dan meningkatkan kualitas hidup. Proses menjadi tua memang akan terjadi pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lemak. yang ditandai peningkatan salah satu atau lebih dari

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lemak. yang ditandai peningkatan salah satu atau lebih dari BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lemak yang ditandai peningkatan salah satu atau lebih dari fraksi lemak di dalam darah, seperti kolesterol, kolesterol ester,

Lebih terperinci

ABSTRAK. F. Inez Felia Yusuf, Pembimbing I : Dra. Rosnaeni, Apt. Pembimbing II: Penny Setyawati M., dr., Sp.PK.,M.Kes.

ABSTRAK. F. Inez Felia Yusuf, Pembimbing I : Dra. Rosnaeni, Apt. Pembimbing II: Penny Setyawati M., dr., Sp.PK.,M.Kes. ABSTRAK EFEK JUS BUAH BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) TERHADAP KADAR LOW DENSITY LIPOPROTEIN (LDL) DAN HIGH DENSITY LIPOPROTEIN (HDL) TIKUS JANTAN GALUR Wistar F. Inez Felia Yusuf, 2012. Pembimbing

Lebih terperinci

Pada wanita penurunan ini terjadi setelah pria. Sebagian efek ini. kemungkinan disebabkan karena selektif mortalitas pada penderita

Pada wanita penurunan ini terjadi setelah pria. Sebagian efek ini. kemungkinan disebabkan karena selektif mortalitas pada penderita 12 Pada wanita penurunan ini terjadi setelah pria. Sebagian efek ini kemungkinan disebabkan karena selektif mortalitas pada penderita hiperkolesterolemia yang menderita penyakit jantung koroner, tetapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dislipidemia merupakan kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan maupun penurunan fraksi lipid dalam plasma. Kelainan fraksi lipid yang paling utama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan atau penurunan fraksi lipid plasma darah. Kelainan fraksi lipid yang paling utama adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mulai bergeser dari penyakit infeksi ke penyakit metabolik. Dengan meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. mulai bergeser dari penyakit infeksi ke penyakit metabolik. Dengan meningkatnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini di seluruh dunia termasuk Indonesia kecenderungan penyakit mulai bergeser dari penyakit infeksi ke penyakit metabolik. Dengan meningkatnya globalisasi dan

Lebih terperinci

ABSTRAK EFEK EKSTRAK ETANOL KULIT MANGGIS

ABSTRAK EFEK EKSTRAK ETANOL KULIT MANGGIS ABSTRAK EFEK EKSTRAK ETANOL KULIT MANGGIS (Garcinia mangostana L.) TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL SERUM TIKUS WISTAR JANTAN YANG DIINDUKSI PAKAN TINGGI LEMAK DIBANDINGKAN SIMVASTATIN Jessica Angela Haryanto,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jenuh dan kurangnya aktivitas fisik menyebabkan terjadinya dislipidemia.

BAB I PENDAHULUAN. jenuh dan kurangnya aktivitas fisik menyebabkan terjadinya dislipidemia. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pola hidup yang tidak sehat, yaitu pola makan tinggi lemak terutama lemak jenuh dan kurangnya aktivitas fisik menyebabkan terjadinya dislipidemia. Dislipidemia akan

Lebih terperinci

Kolesterol selain diperoleh dari makanan, juga diproduksi di hati dari lemak jenuh. Jadi, penurunan kadar kolesterol serum dapat dicapai dengan

Kolesterol selain diperoleh dari makanan, juga diproduksi di hati dari lemak jenuh. Jadi, penurunan kadar kolesterol serum dapat dicapai dengan BAB 1 PENDAHULUAN Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat dewasa ini, membuat masyarakat terbiasa dengan segala sesuatu yang serba instant, terutama dalam hal makanan. Hal ini terlukiskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kolesterol terdapat dalam jaringan dan dalam plasma baik sebagai kolesterol bebas atau dikombinasikan dengan asam lemak rantai panjang seperti cholesteryl ester. Kolesterol

Lebih terperinci

Kata kunci: Kolesterol LDL, kolesterol HDL, daun jambu biji (Psidium guajava Linn.), tikus wistar

Kata kunci: Kolesterol LDL, kolesterol HDL, daun jambu biji (Psidium guajava Linn.), tikus wistar ABSTRAK EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava Linn.) TERHADAP KADAR KOLESTEROL LDL DAN HDL TIKUS WISTAR JANTAN Ester Farida Manalu, 2014: Pembimbing I : Dr. Sugiarto Puradisastra, dr., M.Kes

Lebih terperinci

ABSTRAK. EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava Linn.) DALAM MENURUNKAN KADAR TRIGLISERIDA TIKUS WISTAR JANTAN

ABSTRAK. EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava Linn.) DALAM MENURUNKAN KADAR TRIGLISERIDA TIKUS WISTAR JANTAN ABSTRAK EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava Linn.) DALAM MENURUNKAN KADAR TRIGLISERIDA TIKUS WISTAR JANTAN Tria Pertiwi, 2014 Pembimbing I Dr. Sugiarto Puradisastra, dr., M.Kes. Pembimbing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam beberapa dekade terakhir, Penyakit Jantung Koroner (PJK) masih menjadi epidemik dalam dunia kesehatan. Cara hidup modern memicu faktor risiko PJK. PJK merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. HDL. Pada tahun 2013, penduduk Indonesia yang berusia 15 tahun

BAB I PENDAHULUAN UKDW. HDL. Pada tahun 2013, penduduk Indonesia yang berusia 15 tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dislipidemia didefinisikan sebagai kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan maupun penurunan fraksi lipid dalam plasma darah. Kelainan fraksi lipid

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perubahan pola hidup masyarakat, angka kematian akibat penyakit kardiovaskular di Indonesia mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Saat ini

Lebih terperinci

ABSTRACT THE EFFECT OF OLIVE OIL ADDITION INTO OATMEAL IN LOWERING BLOOD TOTAL CHOLESTEROL AND LDL (LOW DENSITY LIPOPROTEIN) IN WISTAR STRAIN RAT

ABSTRACT THE EFFECT OF OLIVE OIL ADDITION INTO OATMEAL IN LOWERING BLOOD TOTAL CHOLESTEROL AND LDL (LOW DENSITY LIPOPROTEIN) IN WISTAR STRAIN RAT ABSTRACT THE EFFECT OF OLIVE OIL ADDITION INTO OATMEAL IN LOWERING BLOOD TOTAL CHOLESTEROL AND LDL (LOW DENSITY LIPOPROTEIN) IN WISTAR STRAIN RAT Sebastian Hadinata, 2014, 1 st Tutor : Heddy Herdiman,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dislipidemia adalah gangguan metabolisme lipoprotein, termasuk produksi lipoprotein berlebih maupun defisiensi lipoprotein. Dislipidemia bermanifestasi klinis sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gaya hidup masyarakat di zaman modern ini erat hubungannya dengan perubahan kadar lemak darah. Masyarakat dengan kesibukan tinggi cenderung mengkonsumsi makanan tinggi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan gaya hidup masyarakat saat ini sangat erat hubungannya dengan berbagai penyakit, salah satunya adalah penyakit kardiovaskuler. Penyebabnya antara lain adalah

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4 2.1 Fast food BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1 Definisi fast food Fast food atau dalam bahasa Indonesia disebut makanan cepat saji merupakan makanan yang pertama sekali diciptakan di Amerika. 12 Menurut

Lebih terperinci

Lembar Pengesahan TESIS INI TELAH DISETUJUI PADA TANGGAL 23 JANUARI 2017

Lembar Pengesahan TESIS INI TELAH DISETUJUI PADA TANGGAL 23 JANUARI 2017 Lembar Pengesahan TESIS INI TELAH DISETUJUI PADA TANGGAL 23 JANUARI 2017 Pembimbing I, Pembimbing II, Prof.Dr.dr Wimpie I. Pangkahila, SpAnd, FAACS NIP.194612131971071001 Prof. dr. I Gusti Made Aman, Sp.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) sudah menjadi masalah kesehatan yang cukup serius di negara maju. Di Amerika Serikat (USA) dan negara-negara Eropa, 33,3% -50% kematian

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. banyak peternakan yang mengembangkan budidaya puyuh dalam pemenuhan produksi

I PENDAHULUAN. banyak peternakan yang mengembangkan budidaya puyuh dalam pemenuhan produksi 1 I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Daging puyuh merupakan produk yang sedang dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat. Meskipun populasinya belum terlalu besar, akan tetapi banyak peternakan

Lebih terperinci

ABSTRAK. EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN KEMUNING (Murraya paniculata (L.) Jack) TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA TIKUS WISTAR JANTAN

ABSTRAK. EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN KEMUNING (Murraya paniculata (L.) Jack) TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA TIKUS WISTAR JANTAN ABSTRAK EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN KEMUNING (Murraya paniculata (L.) Jack) TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA TIKUS WISTAR JANTAN Kadek Reanita Avilia, 2014 ; Pembimbing I : Rosnaeni, Dra., Apt. Pembimbing II :

Lebih terperinci

ABSTRAK. PENGARUH LENDIR Abelmoschus esculentus (OKRA) TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL TIKUS WISTAR JANTAN MODEL TINGGI LEMAK

ABSTRAK. PENGARUH LENDIR Abelmoschus esculentus (OKRA) TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL TIKUS WISTAR JANTAN MODEL TINGGI LEMAK ABSTRAK PENGARUH LENDIR Abelmoschus esculentus (OKRA) TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL TIKUS WISTAR JANTAN MODEL TINGGI LEMAK Nathania Gracia H., 2016, Pembimbing 1 Pembimbing 2 : Hendra Subroto, dr., SpPK.

Lebih terperinci

ABSTRAK. PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN JATI BELANDA (Guazuma ulmifolia Lamk) TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL TOTAL

ABSTRAK. PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN JATI BELANDA (Guazuma ulmifolia Lamk) TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL TOTAL ABSTRAK PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN JATI BELANDA (Guazuma ulmifolia Lamk) TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL TOTAL Satya Setiadi, 2014, Pembimbing I : Dr. Diana Krisanti Jasaputra, dr., M.Kes Pembimbing

Lebih terperinci

ABSTRAK. EFEK JUS BUAH BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA TIKUS JANTAN WISTAR

ABSTRAK. EFEK JUS BUAH BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA TIKUS JANTAN WISTAR ABSTRAK EFEK JUS BUAH BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA TIKUS JANTAN WISTAR Jane Haryanto, 2012 ; Pembimbing I : Rosnaeni, Dra., Apt. Pembimbing II : Penny Setyawati M.,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dislipidemia didefinisikan sebagai kelainan metabolisme lipid dimana terjadi peningkatan maupun penurunan komponen lipid dalam darah. Kelainan komponen lipid yang utama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hiperglikemia / tingginya glukosa dalam darah. 1. Klasifikasi DM menurut Perkeni-2011 dan ADA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hiperglikemia / tingginya glukosa dalam darah. 1. Klasifikasi DM menurut Perkeni-2011 dan ADA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Diabetes Melitus 2.1.1. Definisi Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu penyakit metabolik yang disebabkan karena terganggunya sekresi hormon insulin, kerja hormon insulin,

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN RERATA KADAR KOLESTEROL HDL PADA PRIA DEWASA MUDA OBES DAN NON OBES

ABSTRAK GAMBARAN RERATA KADAR KOLESTEROL HDL PADA PRIA DEWASA MUDA OBES DAN NON OBES ABSTRAK GAMBARAN RERATA KADAR KOLESTEROL HDL PADA PRIA DEWASA MUDA OBES DAN NON OBES Thereatdy Sandi Susyanto, 2010. Pembimbing I : dr. Lisawati Sadeli, M.Kes. Pembimbing II : dr. Ellya Rosa Delima,M.Kes.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serat. Kurangnya aktivitas fisik dan mengkonsumsi makanan tinggi lemak termasuk

BAB I PENDAHULUAN. serat. Kurangnya aktivitas fisik dan mengkonsumsi makanan tinggi lemak termasuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Perubahan gaya hidup masyarakat mulai banyak terjadi sejalan dengan kemajuan teknologi. Gaya hidup yang kurang aktivitas fisik mulai banyak ditemukan, bahkan sudah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lemak yang ditandai oleh peningkatan atau penurunan fraksi lemak dalam plasma. Kelainan fraksi lemak yang utama adalah kenaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegemukan atau obesitas telah menjadi hal yang dikhawatirkan banyak orang sejak dahulu. Hal ini tak lepas dari berbagai penyakit yang dapat diakibatkan oleh obesitas.

Lebih terperinci

ABSTRAK PENGARUH KALSIUM TERHADAP KADAR KOLESTEROL DARAH TIKUS WISTAR JANTAN YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

ABSTRAK PENGARUH KALSIUM TERHADAP KADAR KOLESTEROL DARAH TIKUS WISTAR JANTAN YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK ABSTRAK PENGARUH KALSIUM TERHADAP KADAR KOLESTEROL DARAH TIKUS WISTAR JANTAN YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK Andry Setiawan Lim, 2012, Pembimbing I : Dr. Meilinah Hidayat, dr., M.Kes. Pembimbing II: Sijani

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Secara alamiah seluruh komponen tubuh setelah mencapai usia dewasa tidak

PENDAHULUAN. Secara alamiah seluruh komponen tubuh setelah mencapai usia dewasa tidak 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara alamiah seluruh komponen tubuh setelah mencapai usia dewasa tidak dapat berkembang lagi, tetapi justru terjadi penurunan fungsi tubuh karena proses penuaan

Lebih terperinci

ABSTRAK EFEK SEDUHAN TEH OOLONG (Camellia sinensis) TERHADAP PENINGKATAN KADAR KOLESTEROL HDL PADA LAKI-LAKI DEWASA NORMAL

ABSTRAK EFEK SEDUHAN TEH OOLONG (Camellia sinensis) TERHADAP PENINGKATAN KADAR KOLESTEROL HDL PADA LAKI-LAKI DEWASA NORMAL ABSTRAK EFEK SEDUHAN TEH OOLONG (Camellia sinensis) TERHADAP PENINGKATAN KADAR KOLESTEROL HDL PADA LAKI-LAKI DEWASA NORMAL Laksmi I. Trishanti, 2016; Pembimbing I:Edwin Setiabudi,dr.,Sp.PD.,KKV.FINASIM

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A Dislipidemia 1. Definisi Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan atau penurunan fraksi lipid dalam plasma. Kelainan fraksi lipid yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini kelebihan kolesterol menjadi yang ditakuti sebagai penyebab penyempitan pembuluh darah yang disebut aterosklerosis yaitu proses pengapuran dan pengerasan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terutama di masyarakat kota-kota besar di Indonesia menjadi penyebab

BAB I PENDAHULUAN. terutama di masyarakat kota-kota besar di Indonesia menjadi penyebab BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan gaya hidup dan sosial ekonomi akibat urbanisasi dan modernisasi terutama di masyarakat kota-kota besar di Indonesia menjadi penyebab meningkatnya prevalensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2014). Penyakit metabolik dan degeneratif saat ini tidak hanya menyerang usia lanjut,

BAB I PENDAHULUAN. 2014). Penyakit metabolik dan degeneratif saat ini tidak hanya menyerang usia lanjut, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pola penyakit penyebab kematian dan kesakitan pada masyarakat saat ini telah mengalami pergeseran yaitu dari penyakit infeksi (penyakit menular) menjadi penyakit metabolik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lipid adalah senyawa berisi karbon dan hidrogen yang tidak larut dalam air tetapi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lipid adalah senyawa berisi karbon dan hidrogen yang tidak larut dalam air tetapi BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lipid 1. Definisi Lipid Lipid adalah senyawa berisi karbon dan hidrogen yang tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut organik (Widman, 1989) Lemak disebut juga lipid,

Lebih terperinci

ABSTRAK. Maria Vita Widiyaningsih (2017): Pembimbing I : Lisawati Sadeli,dr.,M.Kes. Pembimbing II : Sijani Prahastuti,dr. M.Kes

ABSTRAK. Maria Vita Widiyaningsih (2017): Pembimbing I : Lisawati Sadeli,dr.,M.Kes. Pembimbing II : Sijani Prahastuti,dr. M.Kes ABSTRAK PENGARUH BUBUR KACANG HIJAU (Phaseolus radiatus L.) TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA TIKUS WISTAR JANTAN (Rattus norvegicus) YANG DIINDUKSI PAKAN TINGGI LEMAK Maria Vita Widiyaningsih (2017):

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan obat herbal telah lama dipraktikkan di seluruh dunia. Diperkirakan sebanyak 75 80 % masyarakat di negara berkembang dan 25 % di negara maju menggunakan obat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dislipidemia adalah suatu kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan kadar kolesterol total (hiperkolesterolemia), peningkatan kadar trigliserida

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Usaha pemerintah dan pihak swasta untuk meningkatkan keadaan gizi

BAB I PENDAHULUAN. Usaha pemerintah dan pihak swasta untuk meningkatkan keadaan gizi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Usaha pemerintah dan pihak swasta untuk meningkatkan keadaan gizi masyarakat telah banyak dilakukan. Perkembangan ilmu dan teknologi, khususnya teknologi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Hiperkolesterolemia adalah suatu keadaan dimana kadar kolesterol serum

I. PENDAHULUAN. Hiperkolesterolemia adalah suatu keadaan dimana kadar kolesterol serum I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hiperkolesterolemia adalah suatu keadaan dimana kadar kolesterol serum meningkat terutama kadar Low Density Lipoprotein (LDL) yang melebihi batas normal. Low density lipoprotein

Lebih terperinci

ABSTRAK. Ronauly V. N, 2011, Pembimbing 1: dr. Sijani Prahastuti, M.Kes Pembimbing 2 : Prof. DR. Susy Tjahjani, dr., M.Kes

ABSTRAK. Ronauly V. N, 2011, Pembimbing 1: dr. Sijani Prahastuti, M.Kes Pembimbing 2 : Prof. DR. Susy Tjahjani, dr., M.Kes ABSTRAK EFEK INFUSA DAUN SALAM (Syzygium polyanthum) TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL LDL DAN PENINGKATAN KADAR KOLESTEROL HDL DARAH TIKUS JANTAN GALUR WISTAR MODEL DISLIPIDEMIA Ronauly V. N, 2011,

Lebih terperinci

ABSTRAK. Meigi Suwarto, 2013 : dr. Kartika Dewi, M.Kes. Sp.Ak.PA (K) : dr. Jeanny Ervie Ladi, M.Kes., PA

ABSTRAK. Meigi Suwarto, 2013 : dr. Kartika Dewi, M.Kes. Sp.Ak.PA (K) : dr. Jeanny Ervie Ladi, M.Kes., PA ABSTRAK EFEK EKSTRAK ETANOL KEDELAI DETAM I (Glycine max (L.) Merr.), DAUN JATI BELANDA (Guazuma ulmifolia Lamk) DAN KOMBINASINYA TERHADAP KADAR LDL SERUM TIKUS JANTAN GALUR WISTAR Meigi Suwarto, 2013

Lebih terperinci

ABSTRAK. EFEK INFUSA DAUN SALAM (Syzygium polyanthum) TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL TOTAL DARAH TIKUS JANTAN GALUR WISTAR MODEL DISLIPIDEMIA

ABSTRAK. EFEK INFUSA DAUN SALAM (Syzygium polyanthum) TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL TOTAL DARAH TIKUS JANTAN GALUR WISTAR MODEL DISLIPIDEMIA ABSTRAK EFEK INFUSA DAUN SALAM (Syzygium polyanthum) TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL TOTAL DARAH TIKUS JANTAN GALUR WISTAR MODEL DISLIPIDEMIA Entin Hartini, 2011, Pembimbing I : Prof. Dr. Susy Tjahjani

Lebih terperinci

ABSTRAK EFEK SEDUHAN TEH OOLONG TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERISTAS KRISTEN MARANATHA

ABSTRAK EFEK SEDUHAN TEH OOLONG TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERISTAS KRISTEN MARANATHA ABSTRAK EFEK SEDUHAN TEH OOLONG TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERISTAS KRISTEN MARANATHA Herdayanti Sukma Ningrum, 2016, Pembimbing 1 : Edwin Setiabudhi, dr., SpPD,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Proses Penuaan (Aging Process) Penuaan (aging) merupakan proses fisiologis yang dialami oleh setiap manusia (Wibowo, 2003). Proses penuaan didefinisikan sebagai penurunan progresif

Lebih terperinci

1 Universitas Kristen Maranatha

1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang World Health Organization (WHO) pada tahun 2013 mengumumkan 4 penyakit tidak menular (PTM) termasuk penyakit kardiovaskular (48%), kanker (21%), pernapasan kronis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dewasa dan akhirnya mengalami proses penuaan. Jumlah penduduk lanjut usia di

BAB I PENDAHULUAN. dewasa dan akhirnya mengalami proses penuaan. Jumlah penduduk lanjut usia di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam proses kehidupan, manusia lahir, berkembang menjadi anak-anak, dewasa dan akhirnya mengalami proses penuaan. Jumlah penduduk lanjut usia di dunia, termasuk di

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian pengaruh pemberian berbagai level tepung limbah jeruk manis (Citrus sinensis) terhadap kadar kolesterol dan trigliserida darah pada domba Padjadjaran jantan telah dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan penyakit yang sangat menakutkan dan masih menjadi masalah, baik di negara maju maupun berkembang. Penyakit jantung koroner

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kelainan pada sekresi insulin, kerja insulin atau bahkan keduanya. Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. kelainan pada sekresi insulin, kerja insulin atau bahkan keduanya. Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik yang memiliki karakteristik berupa hiperglikemia yang terjadi karena adanya suatu kelainan

Lebih terperinci

PENGARUH EKSTRAK ETANOL KELOPAK BUNGA ROSELLA

PENGARUH EKSTRAK ETANOL KELOPAK BUNGA ROSELLA ABSTRAK PENGARUH EKSTRAK ETANOL KELOPAK BUNGA ROSELLA (Hibiscus sabdariffa L) TERHADAP KADAR KOLESTEROL HDL PADA TIKUS WISTAR JANTAN YANG DIBERI PAKAN TINGGI LEMAK Tan, Iie Tanang, 1210043, Pembimbing

Lebih terperinci

TESIS PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2014 TESIS F.M DELLY DAHLIA

TESIS PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2014 TESIS F.M DELLY DAHLIA 7 TESIS PEMBERIAN EKSTRAK TEH PUTIH (CAMELLIA SINENSIS) ORAL MENCEGAH DISLIPIDEMIA PADA TIKUS (RATTUS NORVEGICUS) JANTAN GALUR WISTAR YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK F.M DELLY DAHLIA PROGRAM PASCASARJANA

Lebih terperinci

FREDYANA SETYA ATMAJA J.

FREDYANA SETYA ATMAJA J. HUBUNGAN ANTARA RIWAYAT TINGKAT KECUKUPAN KARBOHIDRAT DAN LEMAK TOTAL DENGAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUANG MELATI I RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI Skripsi Ini Disusun

Lebih terperinci