PENERAPAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM BERMAIN DRAMA DI KELAS V SDN I BUKO KECAMATAN PINOGALUMAN PARAMITA ELEN SUPU

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENERAPAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM BERMAIN DRAMA DI KELAS V SDN I BUKO KECAMATAN PINOGALUMAN PARAMITA ELEN SUPU"

Transkripsi

1

2 PENERAPAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM BERMAIN DRAMA DI KELAS V SDN I BUKO KECAMATAN PINOGALUMAN PARAMITA ELEN SUPU MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO PEMBIMBING Dra. Ratnarti Pahrun, M.Pd Hj.Sumarni Mohammad, S.Pd, M.Pd ABSTRAK Paramita Elen Supu, Penerapan Media Audio Visual Dalam Bermain Drama Di kelas V SDN I Buko Kecamatan Pinogaluman. Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Dra. Ratnarti Pahrun, M.Pd dan Pembimbing II Hj.Sumarni Mohammad, S.Pd, M.Pd. Permasalahan yang dihadapi dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah Penerapan Media Audio Visual Dalam Bermain Drama Di kelas SDN I Buko Kecamatan Pinogaluman. Tujuan penelitian ini adalah untuk menerapkan Media Audio Visual Dalam Bermain Drama Di Kelas V SDN I Buko Kecamatan Pinogaluman. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif yang dilakukan dengan dengan subjek penelitian 36 orang siswa di SDN I Buko Kecamatan Pinogaluman tehnik pengumpulan data yakni observasi, wawancara serta dokumentasi. Sesuai dengan hasil penelitian di kelas V SDN I Buko, kemampuan secara keseluruhan pada siswa kelas V yaitu 26 orang siswa atau 72,22 % siswa yang sudah mampu, kurang mampu 5 orang 13,89 % dan siswa tidak mampu sekitar 5 orang siswa atau 13,89%. Kesimpulan pada penelitian ini penerapan Media Audio Visual Di Kelas V SDN 1 Buko Kecamatan Pinogaluman, tingkat kemampuan yang dimiliki untuk penerapan pada setiap individu berbeda-beda, ada kemampuan siswa yang tinggi maupun yang rendah. Penerapan merupakan suatu perbuatan mempraktekkan suatu teori, metode, dan hal lain untuk mencapai tujuan tertentu dan untuk suatu kepentingan yang diinginkan oleh suatu kelompok atau golongan yang telah terencana dan tersusun sebelumnya. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan media audio visual dapat membantu siswa dalam bermain drama di kelas V SDN I Buko Kecamatan Pinogaluman. Kata kunci : Media audio visual, Bermain drama PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran drama dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas V di SDN I BUKO Kecamatan Pinogaluman. Selama ini proses pembelajaran drama di sekolah ini telah menggunakan media audio visual, hanya saja penerapannya belum terlalu maksimal. Media pembelajaran yang digunakan masih terbatas pada buku sehingga dapat mempengaruhi

3 keterampilan bermain drama siswa dan juga kurang bermintanya siswa di kelas V SDN 1 Buko dalam bermain drama dengan menggunakan media baca yang berupa dialog. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menerapkan media audio visual dalam bermain drama di kelas V SDN I BUKO Kecamatan Pinogaluman. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Bagi sekolah, sebagai bahan masukan bagi sekolah dan instansi terkait dalam penyusunan dan melaksanakan program pembinaan guru. 2) Bagi guru, bermanfaat untuk menambah wawasan dan mengembangkan penggunaan media secara baik dan benar. 3) Bagi siswa, bermanfaat untuk memahami penggunaan media audio visual dalam bermain drama 4) Bagi peneliti, untuk menambah pengetahuan dan pengalaman dalam hal penelitian serta memahami masalah yang berhubungan dengan upaya penerapan media audio visual dalam bermain drama. KAJIAN TEORETIS Pengertian penerapan Penerapan dapat berarti sebagai suatu pemakaian atau aplikasi suatu cara atau metode suatu yang akan diaplikasikannya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian penerapan adalah perbuatan menerapkan. Sedangkan menurut beberapa ahli berpendapat bahwa, penerapan adalah suatu perbuatan mempraktekkan suatu teori, metode, dan hal lain untuk mencapai tujuan tertentu dan untuk suatu kepentingan yang diinginkan oleh suatu kelompok atau golongan yang telah terencana dan tersusun sebelumnya. Zulmar 2013: Pengertian media Media itu sebenarnya. Kata madia berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium, yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Dengan demikian, media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan. Bila media adalah sumber belajar, maka secara luas media dapat diartikan dengan manusia, benda, ataupun peristiwa yang memungkinkan anak didik memperoleh pengetahuan dan keterampilan.

4 Dalam proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting. Karena dalam kegiatan tersebut ketidak jelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Kerumitan bahan yang akan disampaikan kepada anak didik dapat disederhanakan dalam bantuan media. Media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu. Bahkan keabstrakan bahan dapat dikonkretkan dengan kehadiran media. Dengan demikian, anak didik lebih mudah mencerna bahan dari pada tanpa bantuan media. Media pembelajaran sangat beraneka ragam. Berdasarkan hasil penelitian para ahli, ternyata media yang beraneka ragam itu hampir semua bermanfaat. Cukup banyak jenis dan bentuk media yang telah dikenal dewasa ini, dari yang sederhana sampai yang berteknologi tinggi, dari yang mudah dan sudah ada secara natural sampai kepada media yang harus dirancang sendiri oleh guru. Dari ketiga jenis media yang ada yang biasa digunakan dalam proses pembelajaran, bahwasanya media audio-visual adalah media yang mencakup 2 jenis media yaitu audio dan visual. Sadiman (2008:7) mengungkapkan media adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa terjadinya proses belajar. Media pembelajaran yang digunakan masih terbatas pada buku. Sedangkan metode yang digunakan juga masih cenderung ceramah dan penugasan. Apabila pembelajaran tersebut dilakukan secara terus menerus akan mengakibatkan minat dan keterampilan yang dimiliki siswa berkurang. Ketepatan penggunaan media sangat menunjang keberhasilan pembelajaran. Sehingga pemilihan dan penggunaan media dapat meningkatkan keterampilan yang dimiliki siswa. Pengertian Media Audio Visual Dalam Djamarah ( 2010: 124 ) mengemukakan Media Audio-Visual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis Media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi kedua jenis media yang pertama adalah media Audio Visual diam, yaitu media yang menampilkan suara dan gambar diam seperti film bingkai suara, film rangkai suara, dan cetak suara. Media yang kedua adalah Audio Visual gerak, yaitu media yang dapat menampilkan unsur suara dan gambar yang bergerak seperti film suara dan video-cassette. Harmawan, (2007) mengemukakan bahwa Media Audio Visual adalah Media instruksional modern yang sesuai dengan perkembangan zaman (kemajuan ilmu pengetahuan, dan teknologi) meliputi media yang dapat dilihat dan didengar).

5 Sebagai media pembelajaran dalam pendidikan dan pengajaran, media audio- visual mempunyai sifat sebagai berikut: 1. Kemampuan untuk meningkatkan persepsi 2. Kemampuan untuk meningkatkan pengertian 3. Kemampuan untuk meningkatkan transfer (pengalihan) belajar. 4. Kemampuan untuk memberikan penguatan (reinforcement) atau pengetahuan hasil yang dicapai 5. Kemampuan untuk meningkatkan retensi (ingatan). Karakteristik Media Audio- Visual Karakteristik media Audio-Visual adalah memiliki unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi kedua jenis media yang pertama dan kedua yaitu media audio dan visual. Media Audio-Visual terdiri atas : 1. Audiovisual Diam Yaitu media yang menampilkan suara dan gambar diam seperti a. Film bingkai suara (sound slide) Adalah suatu film berukuran 35 mm, yang biasanya dibungkus bingkai berukuran 2x2 inci tersebut dari karton atau plastik. Sebagai suatu program film bingkai sangat bervariasi. Panjang pendek film bingkai tergantung pada tujuan yang ingin dicapai dan materi yang ingin disajikan. Ada program yang selesai dalam satu menit, tapi ada pula yang hingga satu jam atau lebih. Namun yang lazim, satu film bingkai bersuara (sound slide) lamanya berkisar antara menit. 2. Audiovisual Gerak Yaitu media yang dapat menampilkan unsur suara dan gambar yang bergerak seperti : a. Film suara Film sebagai media audio-visual adalah film yang bersuara. Slide atau filmstrip yang ditambah dengan suara bukan alat audio-visual yang lengkap, karena suara dan rupa berada terpisah, oleh sebab itu slide atau film strip termasuk media audio-visual saja atau media visual diam plus suara. b. Video / VCD Video sebagai media Audio-Visual yang menampilkan gerak, semakin lama semakin populer dalam masyarakat kita. Pesan yang disajikan bias bersifat fakta maupun fiktif, biasa bersifat informative, edukatif maupun instruksional. Sebagian besar tugas film dapat digantikan oleh video. Tapi tidak berarti bahwa video akan menggantikan kedudukan film. Media video Merupakan salah satu jenis media audio visual, selain film.yang banyak dikembangkan untuk keperluan pembelajaran, biasa dikemas dalam bentuk VCD.

6 Kelebihan video : 1. Dapat menarik perhatian untuk periode-periode yang singka. 2. Dengan alat perekam pita video sejumlah besar penonton memperoleh informasi dari ahli-ahli/spesialis 3. Menghemat waktu 4. Bisa mengamati lebih dekat objek yang sedang bergerak c. Film Televisi Selain film, televisi adalah media yang menyampaikan pesan-pesan pembelajaran secara Audio-Visual dengan disertai unsure gerak. Dilihat dari sudut jumlah penerima pesannya, televisi tergolong ke dalam media massa. d. Film Gelang (Loop Film) Dilihat dari segi keadaannya, media audiovisual dibagi menjadi : 1. Audiovisual Murni yaitu unsur suara maupun unsur gambar berasal dari suatu sumber seperti film/video audio cassette. 2. Audiovisual tidak murni yaitu unsur suara dan gambarnya berasal dari sumber yang berbeda, misalnya film bingkai suara yang unsur gambarnya bersumber dari slide proyektor dan unsur suaranya bersumber dari tape recorder. Kelebihan & Kelemahan Media Audio-Visual Kelebihan atau kegunaan media Audio-Visual pembelajaran sama dengan pengajaran Audio & visual yaitu: 1. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata, tertulis atau lisan belaka 2. Mengatasi perbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti: a. Objek yang terlalu besar digantikan dengan realitas, gambar, filmbingkai, film atau model b. Obyek yang kecil dibantu dengan proyektor micro, film bingkai, film atau gambar. c. Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat dapat dibantu dengan tame lapse atau high speed photografi d. Kejadian atau peristiwa yang terjadi masa lalu bisa ditampilkan lagi lewat rekaman film,video, film bingkai, foto maupun secara verbal. e. Obyek yang terlalu kompleks (mesin-mesin) dapat disajikan dengan model, diagram, dll f. Konsep yang terlalu luas (gunung ber api, gempa bumi, iklim dll) dapat di visualkan dalam bentuk film,film bingkai, gambar,dll. g. Media audio visual bisa berperan dalam pembelajaran tutorial. Kelemahan yang sama dengan pengajaran audio visual yaitu: a. Terlalu menekankan pentingnya materi ketimbang proses pengembangannya dan tetap memandang materi audio-visual sebagai alat Bantu guru dalam mengajar.

7 b. Terlalu menekankan pada penguasaan materi dari pada proses pengembangannya dan tetap memandang materi audio visual sebagai alat Bantu guru dalam proses pembelajaran. Media yang beoriantsi pada guru sebernarnya. c. Media audio visual cenderung menggunakan model komunikasi satu arah. d. Media audio-visual tidak dapat digunakan dimana saja dan kapan saja, karna Pengertian Drama media audio-visual cenderung tetap di tempat. Menurut Ozdemir (2008:14) Drama adalah suatu aksi atau perbuatan (bahasa yunani). Sedangkan dramatik adalah jenis karangan yang dipertunjukkan dalan suatu tingkah laku, mimik dan perbuatan. Sandiwara adalah sebutan lain dari drama di mana sandi adalah rahasia dan wara adalah pelajaran. Orang yang memainkan drama disebut aktor atau lakon. Ozdemir (2008:14) drama provide lots of opportunities for revealing, supporting and developing creativity. drama lama. Drama menurut masanya dapat dibedakan dalam dua jenis yaitu drama baru dan 1. Drama Baru / Drama Modern Drama baru adalah drama yang memiliki tujuan untuk memberikan pendidikan kepada mesyarakat yang umumnya bertema kehidupan manusia sehari-hari. 2. Drama Lama / Drama Klasik Drama lama adalah drama khayalan yang umumnya menceritakan tentang kesaktian, kehidupan istanan atau kerajaan, kehidupan dewa-dewi, kejadian luar biasa, dan lain sebagainya. Macam-Macam Drama Berdasarkan Isi Kandungan Cerita : 1. Drama Komedi adalah drama yang lucu dan menggelitik penuh keceriaan. 2. Drama Tragedi adalah drama yang ceritanya sedih penuh kemalangan. 3. Drama Tragedi Komedi adalah drama yang ada sedih dan ada lucunya. 4. Opera adalah drama yang mengandung musik dan nyanyian. 5. Lelucon / Dagelan adalah drama yang lakonnya selalu bertingkah pola jenaka merangsang gelak tawa penonton. 6. Operet / Operette adalah opera yang ceritanya lebih pendek. 7. Pantomim adalah drama yang ditampilkan dalam bentuk gerakan tubuh atau bahasa isyarat tanpa pembicaraan. 8. Tablau adalah drama yang mirip pantomim yang dibarengi oleh gerak-gerik anggota tubuh dan mimik wajah pelakunya.

8 9. Passie adalah drama yang mengandung unsur agama / relijius. 10. Wayang adalah drama yang pemain dramanya adalah boneka wayang. Dan lain sebagainya. Unsur-unsur dalam Drama Lakon drama disusun atas unsur-unsur yang sama dengan novel atau roman,yaitu: a. Tema, merupakan pikiran pokok yang mendasari lakon drama. Pikiran pokokini dikembangkan sedemikian rupa sehingga menjadi cerita yang menarik. b. Amanat, adalah pesan moral yang ingin disampaikan penulis kepada pembaca naskah atau pendengar (dalam hal ini) dan juga penonton drama. Artinya penonton dapat menyimpulkan pesan moral yang telah ia dengar,baca atau saksikan. c. Plot. Lakon drama yang baik selalu mengandung konflik. Sebab, roh dramaadalah konflik. Drama memang selalu menggambarkan konflik ataupertentangan. Adanya pertentangan menimbulkan rangkaian peristiwa yang menjadisebab-akibat dandisebut alur/plot. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Informasi melalui wawancara, metode ini digunakan untuk memberikan gambaran tentang kegiatan siswa dalam proses penerapan media audio visual dalam bermain drama. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SDN I Buko Kecamatan Pinogaluman di kelas V dengan jumlah 36 orang, laki-laki sebanyak 18 orang dan perempuan 18 orang. Adapun penelitian ini mengenai Penerapan Media Audio Visual Dalam Bermain Drama di kelas V SDN I Buko Kecamatan Pinogaluman. Penelitian ini dilaksanakan pada hari Senin 20 Mei Peneliti mengamati kegiatan belajar-mengajar yang sedang berlangsung. Dalam proses pembelajaran, guru memperlihatkan contoh video drama kepada siswa melalui media audio visual. Video drama yang diperlihatkan kepada siswa bertujuan untuk membantu siswa dalam memahami cara memerankan tokoh yang sebenarnya, pelafalan atau ketepatan pengucapan kata-kata dan kalimat,serta intonasi dalam dialog drama. Setelah video diperlihatkan setiap kelompok diberi

9 waktu oleh guru untuk berlatih bermain drama sesuai dengan naskah drama yang telah mereka susun dengan cerita yang berbeda dari setiap kelompok. Selain mengamati proses pembelajaran, peneliti juga melakukan wawancara dengan guru dan siswa. Wawancara di sini untuk menggali informasi yang berhubungan dengan proses pembelajaran di kelas. Berikut ini adalah petikan wawancaranya: 1. Kutipan wawancara peneliti dengan guru Berikut hasil wawancara yang peneliti peroleh, yaitu : ( 1 ) Apakah ibu berperan langsung dalam pembelajaran di kelas?. Jawab : ya berperan sebab tugas seorang guru adalah mengajar di dalam kelas untuk memberikan ilmu kepada siswa. ( 2 ) Apakah ibu menciptakan suasana kelas yang kondusif sehingga siswa dapat belajar dengan baik?. Jawab : ya, seorang guru harus berperan penting dalam menciptakan kelas sehingga suasana menjadi baik dan siswa bisa selalu aktif di dalam kelas. ( 3 ) Apakah siswa-siswa antusias dalam setiap kegiatan belajar mengajar berlangsung?. Jawab : ya, siswa selalu antusias karena kalau tidak antusias kami tidak akan mendapatkan ilmu untuk masa depan akan datang. Sebab ilmu dari seorang guru sangat berguna.( 4 ) Bagaimana sikap siswa dalam menerima materi pembelajaran Bahasa Indonesia terutama materi bermain drama?. Jawab : siswa sangat antusias dalam pembelajaran Bahasa Indonesia terutama dalam materi drama, karena siswa dapat mempraktekkan langsung did pan kelas. ( 5 ) Apakah ibu pernah menerapkan cara pembelajaran melalui media audio visual?. Jawab : ya, menerapkan alat tersebut akan membantu bagi kami sebagai guru, karena bagi kami menggunakkan alat tersebut siswa akan mudah untuk menerima pelajaran waktu sedang mengajar dan selalu aktif waktu mengajar. ( 6) Bagaimana proses belajar dengan menggunakkan media audio visual? Jawab : mula pertama untuk alat tersebut di perkenalkan dulu kepada siswa. Sesudah itu baru kami akan memulai untuk memperkenalkan cara-cara untuk menggunakkan alat tersebut agar siswa bisa memahaminya dengan baik. ( 7 ): Apakah ibu mengalami kendala dalam menerapkan pembelajaran melalui media audio visual?. Jawab :terlebih dahulu guru yang akan tau tentang bagaimana cara menggunakkan alat tersebut agar supaya tidak akan mengalami kendala pada waktu menampilkan pada siswa alat tersebut.( 8 ) Bagaimana cara guru mengatasi kendala dalam menerapkan pembelajaran melalui media audio visual?. Jawab : Seandainnya kami sebagai guru akan mendapat kendala. Kami belum akan melakukan dengan cara yang serupa, tetapi tidak melalui alat yang seperti audio visual hanya dengan cara bercerita atau drama. ( 9 ) Berapa persen siswa yang tuntas dalam materi bermain drama dengan menggunakkan media audio visual ini? Jawab : pada saat saya mengajarkan materi drama dengan menggunakkan media ini, siswa yang tuntas yaitu sebanyak 20 orang atau 72% sedankan

10 yang belum tuntas sebanyak 16 orang atau 28%. Namun hasil ini belum dikatakan tuntas karena belum memenuhi ketuntasan minimal (KKM) yaitu 75%.( 10 ) Apa yang ibu lakukan apabila terdapat siswa yang belum tuntas dalam materi bermain drama?. Jawab: siswa yang belum tuntas dalam materi ini akan saya berikan tugas yaitu menulis sebuah naskah drama yang dikarang oleh mereka sendiri, yang nantinya akan mereka mainkan. 2. Kutipan wawancara peneliti dengan siswa Berikut hasil wawancara yang peneliti peroleh dari salah satu siswa kelas V yang bernama Nurhikma Hulalango, yaitu : ( 1 ) Apakah adik merasa senang dengan guru yang mengajar di kelas?. Jawab : ya senang sebab guru mengajar siswa masih di berikan perites tentang pelajaran yang akan di ajarkan dan guru sangat baik.( 2 ) Apakah adik mengerti penjelasan materi dari guru pada saat kegiatan belajar mengajar?. Jawab : Ya mengerti, sebab pada waktu guru menjelaskan materi yang di ajarkan sangat kami mengerti dan di jelaskan sesuai dengan materi yang di ajarkan.( 3 ) Apakah dalam mengajar guru pernah menggunakkan media pembelajaran?. Jawab : Ya, media pembelajaran harus di pakai sebab akan memudahkan untuk kami siswa di waktu belajar.( 4 ) Apakah guru menggunakan media pembelajaran pada saat belajar?. Jawab : ya, guru biasanya menggunakan proyektor/layar yang menampilkan materi pembelajaran kemudian dijelaskan.( 5 ) Bagaimana pendapat kamu tentang materi bermain drama yang diajarkan oleh guru?. Jawab : menyenangkan dan saya bisa belajar acting. ( 6 ) apakah adik senang belajar kelompok?. Jawab : ya senang alasannya materi yang diajarkan yaitu bermain drama. ( 7 ) Apakah adik mengalami kesulitan dalam belajar kelompok?. Jawab : Tidak. ( 8 ) Kesulitan apa yang adik hadapi ketika belajar kelompok?. Jawab : Tidak ada kesulitan sebab semua materi adalah sebagai perbuatan kami setiap hari. ( 9 ) Apakah guru selalu membantu kesulitan-kesulitan yang adik hadapi?. Jawab : Ya guru selalu membantu apa kesulitan kami sebab kalau tidak maka materi yang di ajarkan tidak akan berhasil. ( 10 ) Bagaimana hasil yang adik peroleh setelah kegiatan belajar kelompok selesai?. Jawab : Baik dan sangat memuaskan. Temuan Umum Penelitian yang mengacu kepada judul peneliti yaitu Penerapan Media Audio Visual Dalam Bermain Drama Drama adalah suatu aksi atau perbuatan (bahasa yunani). Sedangkan dramatik adalah jenis karangan yang dipertunjukkan dalan suatu tingkah laku, mimik dan perbuatan. Untuk melihat siswa dalam bermain drama secara klasikal dan individual, seorang guru yang membelajarkan siswanya di kelas harus memahami mana yang masih membutuhkan bimbingan atau pengetahuan dari guru-guru atau teman-teman di kelasnya. Guru tidak hanya menegur kamu salah tetapi guru harus memperbaiki kesalahan yang siswa

11 perbuat. Guru yang mengajarkan di kelas pada temuan ini diharapkan agar siswa-siswa paham atau mengerti dengan apa yang dijelaskan oleh guru tentang permasalahan ini memang sulit untuk siswa lakukan mengenai bermain drama. Dalam bermain drama dengan menggunakan media audio visual ini memang diperlukan konsentrasi yang sangat baik karena mereka harus memahami benar drama yang mereka lihat, agar supaya ketika mereka mempraktekan drama mereka sudah paham bagaimana cara-cara bermain drama. Bukan hanya cara-cara bermain drama saja yang mereka pahami tetapi cara-cara penggunaan media audio visual juga karena dengan menggunakan media ini siswa sangat antusias dalam proses pembelajaran. Temuan Khusus Dilihat dari beberapa aspek penilaian, Peneliti menemukan gambaran secara khusus bahwa penerapan media audio visual dalam bermain drama, sebagian besar siswa sudah mampu bermain drama. Hal ini dapat dilihat dari cara mereka memperlihatkan ekspresi marah, terkejut, senang dan sedih.pada aspek lafal dan intonasi juga sudah cukup bagus, hanya saja masih ada volume suaranya kecil dan masih ada yang tertawa. Meskipun masih terlihat ada kekurangan, namun kelompok ini sidah berani menampilkan drama mereka di depan kelas. Sedangkan yang lainnya tidak berani tampil di depan kelas, dengan berbagai alasan. Hal ini yang tentunya perlu diperhatikan, faktor apa saja yang membuat mereka sehingga tidak mau sama sekali tampil bermain drama. Dikarenakan guru dalam membelajarankan materi ini menggunakan media audio visual. Media ini sangat memacu siswa untuk memahami materi bermain drama tersebut. Dalam proses pembelajaran ini guru menyampaikan materi dengan menggunakan media audio visual, karena dari media audio visual ini siswa dapat melihat sendiri cara-cara bermain drama. Siswa juga akan mudah memahami bagaimana cara bermain drama dengan menggunakan media audio visual ini. Berikut dapat diuraikan hasil penelitian siswa secara individual kelas V SDN I Buko dengan jumlah siswa 36 orang. Peneliti melihat bagaimana siswa-siswa dalam bermain drama dengan memperhatikan beberapa aspek yaitu ekspresi, lafal dan intonasi. 1. Indra ungo, dilihat dari ketiga aspek indra sudah mampu bermain drama dengan presentasi keberhasilan 100 %, dengan mendapat nilai sempurna di tiga aspek yang dinilai dengan jumlah skor sempurna ( 9 ).

12 2. Ajay nusi, dilihat dari ketiga aspek ajay sudah mampu bermain dra dengan presentasi keberhasilan 100%, dengan mendapat nilai sempurna di tiga aspek yang dinilai dengan jumlah yang sama seperti adik indra. 3. Nirfrangki Husain, dilihat dari ketiga aspek nirfrangki ini sudah mampu dalam bermain drama dengan presentasi 88,89%, dengan jumlah skor sempurna (8) 4. Andrian lagia, dilihat dari ketiga aspek andrian tidak mampu bermain drama dengan presentasi 33,33 %, dengan jumlah skor yang di capai yaitu (3). 5. Halim dunggio, dilihat dari ketiga aspek siswa ini masih belum mampu bermain drama dengan presentasi 33,33 %, dengan jumlah skor yang di dapat yaitu (3) 6. Firmansyah toana, dilihat dari ketiga aspek firman mampu bermain drama dengan presentasi 88,89 %, dengan jumlah skor sempurna (8). 7. Irgiyanto rahman, dilihat dari ketiga aspek irgi sudah mampu bermain drama dengan presentasi keberhasilan 100 %, dengan mendapat nilai sempurna di tiga aspek yang dinilai dengan jumlah skor sempurna ( 9 ). 8. Riski riswanto lalu, peneliti melihat dari ketiga aspek riski sudah mampu bermain drama dengan presentasinya yaitu 100 %, dengan jumlah skornya ( 9). 9. Akmal timumu, dilihat dari ketiga aspek akmal mampu bermain drama dengan presentasi 88,89 % dan jumlah skornya (8). 10.Wendi van solang, dari ketiga aspek wendi mampu bermain drama seperti akmal dengan presentasi yang sama 88,89 % dan jumlah skornya (8) 11.Jamaludin yastaf, peneliti melihat dari ketiga aspek jamal juga ini mampu bermain drama dengan presentasi 88,89 %, dengan jumlah skor yang didapat (8) 12.Nizar ali, peneliti melihat dari ketiga aspek nizar ini sudah mampu bermain drama dengan presentasi keberhasilan 100 %, dengan mendapat nilai sempurna di tiga aspek yang dinilai dengan jumlah skor sempurna ( 9 ). 13.Rikandi gumohung, dilihat dari ketiga aspek rikandi masih kurang mampu bermain drama dengan presentasi 66,67 %, dengan jumlah skor ( 6 ) 14.Feldi koiyo, dilihat dari ketiga aspek feldi tidak mampu bermain drama dengan presentasi 33,33 %, dengan jumlah skor yang di capai yaitu (3). 15.Putra prasetya lajulu, peneliti melihat dari ketiga aspek putra mampu bermain drama dengan presentasi 88,89 %, dengan jumlah skornya yaitu ( 8) 16.Zikran nazar antulu, dpat dilihat dari ketiga aspek zikran masi kurang mampu bermain drama dengan presentasinya 66,67 % dan jumlah skor ( 6 ) 17.Supriansyah umar, peneliti melihat dari ketiga aspek yang dinilai siswa in sudah mampu bermain drama dengan presentasi keberhasilan 100 %, dengan mendapat nilai sempurna di tiga aspek yang dinilai dengan jumlah skor sempurna ( 9 ). 18.Fahman lamoha, dari ketiga aspek fahman sudah mampu bermain drama dengan presentasinya 88,89 % dan jumlah skornya yaitu (8)

13 19.Ningsih mopangga, peneliti melihat dari ketiga aspek ningsih sudah mampu bermain drama dengan presentasi keberhasilan 100 % dan jumlah skornya ( 9) 20.Indriyani piinga, dilihat dari ketiga aspek indri sudah mampu juga bermain drama seperti ningsih dengan presentasinya keberhasilan 100 %, dengan jumlah skor ( 9 ) 21.Astuti usman, peneliti melihat dari ketiga aspek astuti mampu bermain drama dengan presentasi 88,89 % dan jumlah skornya ( 8 ) 22.Mitawati kaida, peneliti melihat dari ketiga aspek mita juga in mampu bermain drama dengan presentasi yang sama dengan astute yaitu 88,89 % dan jumlah skornya ( 8 ) 23.Nurfazri djafar, dilihat dari ketiga aspek nur tidak mampu bermain drama dengan presentasi 33,33 % dan jumlah skor ( 3 ) 24.Cindra ma lumu, dilihat dari ketiga aspek cindra mampu bermain drama dengan presentasi keberhasilan 88,89 %, dengan jumlah skor ( 8 ) 25.Ferawati magenda, peneliti melihat dari ketiga aspek fera kurang mampu bermain drama dengan presentasi keberhasilan 66,67 % dengan jumlah skor (6) 26.Nurhikmah hulalango, peneliti melihat dari ketiga aspek yang dinilai siswa in sudah mampu bermain drama dengan presentasi keberhasilan 100 %, dengan mendapat nilai sempurna di tiga aspek yang dinilai dengan jumlah skor sempurna ( 9 ). 27.Rahmania gumohung, dilihat dari ketiga aspek rahma sudah mampu bermain drama dengan presentasi 100 % dan jumlah skor sempurna (9) 28.Pricilia suleman, dari ketiga aspek siswa ini kurang mampu bermain drama dengan presntasi 66,67 % dan jumlah skor ( 6 ) 29.Farinda hasan, peneliti melihat dari ketiga aspek farinda kurang mampu bermain drama dengan presentasi sama dengan adik pricilia yaitu 66,67 % dan jumlah skornya ( 6 ) 30.Rifka f alamri, dilihat dari ketiga aspek rifka sudah mampu bermain drama dengan presentasi keberhasilan 100 %, dengan mendapat nilai sempurna di tiga aspek yang dinilai dengan jumlah skor sempurna ( 9 ). 31.Melisa latif, peneliti melihat dari ketiga aspek melisa mampu bermain drama dengan presentasinya 100 % dan jumlah skor ( 9 ) 32.Siti nurnanisa habibi, dilihat dari ketiga aspek siti sudah mampu bermain drama dengan presentasi 100 % dan mendapat nilai dengan jumlah skor ( 9 ) 33.Fitiawati dasa, dilihat dari ketiga aspek fiti sudah mampu bermain drama dengan presentasi keberhasilan 100 %, dengan mendapat nilai sempurna di tiga aspek yang dinilai dengan jumlah skor sempurna ( 9 ). 34.Anggita hula, dilihat dari ketiga aspek andrian tidak mampu bermain drama dengan presentasi 33,33 %, dengan jumlah skor yang di capai yaitu (3). 35.Gifta padila pontoh, dari ketiga aspek gifta mampu bermain drama seperti akmal dengan presentasi yang sama 88,89 % dan jumlah skornya (8)

14 36.Delvi papeo, dapat dilihat dari ketiga aspek sudah mampu bermain drama dengan presentasi keberhasilan 77,78 %, dengan mendapat nilai sempurna di tiga aspek yang dinilai dengan jumlah skor sempurna ( 7 ). Simpulan SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dengan judul Penerapan Media Audio Visual Dalam Bermain Drama Di Kelas V SDN I Buko Kecamatan Pinogaluman. Maka peneliti menarik kesimpulan yaitu pemilihan media Audio Visual sangat tepat dalam pelaksanaan proses pembelajaran, hal ini dikarenakan setelah peneliti melihat cara guru menerapkan media audio visual dalam bermain drama sebagian siswa sudah mampu bermain drama dengan menggunakkan media audio visual ini, akan tetapi masih ada juga siswa yang belum mampu atau kurang mampu dalam bermain drama, hal ini dikarenakan faktor intelektual siswa yang berbeda-beda dalam menyerap pelajaran yang diberikan oleh guru dan ini merupakan bahan patokan guru untuk lebih baik dan kreatif lagi dalam merancang proses pembelajaran. Saran Berdasarkan pengalaman pengalaman selama melaksanakan penelitian di kelas V SDN I Buko Kecamatan Pinogaluman, maka diajukan saran-saran sebagai berikut : 1. Hendaknya guru lebih kreatif dalam merancang proses pembelajaran di dalam kelas, hal ini dirasa perlu dilakukan oleh guru, utamanya dalam menumbuhkan semangat pada siswa untuk lebih giat belajar, semuanya meliputi dari cara mengajar, media yang dipakai, dan penguasaan kelas yang kondusif dan haruslah bisa membuat suasana kelas menjadi menyenangkan agar siswa tidak merasa tertekan dalam menerima pembelajaran yang diberikan oleh guru. 2. Guru hendaknyamenguasai media yang akan di belajarkan kepada siswa. Sehingga dapat membantu siswa memahami pelajaran. 3. Bagi peneliti Hendaknya penelitian perbaikan dapat dijadikan sebagai dasar bagi pengembangan penelitian sela njutnya. Dengan hasil yang telah dicapai pada perbaikan pembelajaran tersebut akan menjadi pedoman bagi perbaikan pembelajaran bagi peneliti lain dan pada pembelajaran berbeda.

15 DAFTAR PUSTAKA Arief S. Sadiman. Fariqoh Media Pembelajaran Inovatif. Bandung:Gunung Larang Djamarah, Syaiful Bahri Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineke Cipta Harmawan Media pembelajaran. Jakarta: Depdiknas Burhan Nurgiantoro Penilaian Pembelajaran Bahasa. Yogyakarta : BPFE Ozdemir Berbagai macam definisi Drama. Pararaton PublishingYogyakarta Sudirman N, dkk., Ilmu Pendidikan, Remaja Rosdakarya, Bandung, Cet. V, Zulmar 2013: (Diakses pada tanggal 27 April 2013)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. atau metode suatu yang akan diaplikasikannya.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. atau metode suatu yang akan diaplikasikannya. 1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian teoretis 2.1.1. Pengertian penerapan Penerapan dapat berarti sebagai suatu pemakaian atau aplikasi suatu cara atau metode suatu yang akan diaplikasikannya. Menurut Kamus

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN Pengertian Pemahaman Pemahaman merupakan terjemahan dari istilah understanding yang diartikan

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN Pengertian Pemahaman Pemahaman merupakan terjemahan dari istilah understanding yang diartikan BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1. Pengertian Pemahaman Pemahaman merupakan terjemahan dari istilah understanding yang diartikan sebagai penyerapan arti suatu materi yang dipelajari. Dalam

Lebih terperinci

Macam- macam Media Penyaji dalam Pembelajaran

Macam- macam Media Penyaji dalam Pembelajaran Macam- macam Media Penyaji dalam Pembelajaran Dengan menganalisis media melalui bentuk penyajian dan cara penyajian, dapat diklasifikasikan menjadi: a. Kelompok ke-satu Dalam kelompok pertama ini berisikan

Lebih terperinci

MEDIA SENI RUPA PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN. Tim Dosen Media

MEDIA SENI RUPA PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN. Tim Dosen Media MEDIA PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN SENI RUPA Tim Dosen Media TUJUAN PENDIDIKAN Mengantarkan siswa (peserta didik) menuju pada perubahan-perubahan tingkah laku, baik intelektual, moral maupun sosial. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan bermain peran merupakan salah satu keterampilan berbahasa lisan yang penting dikuasai oleh siswa, termasuk siswa Sekolah Menengah Pertama. Seperti

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. soal matematika.hal ini berarti bila seseorang terampil dengan benar

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. soal matematika.hal ini berarti bila seseorang terampil dengan benar 7 BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoretis 2.1.1 Hakekat Kemampuan Kemampuan berasal dari kata mampu yang menurut kamus bahasa Indonesia mampu adalah sanggup. Jadi kemampuan adalah

Lebih terperinci

PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH

PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH Makalah ini disampaikan dihadapan peserta pelatihan Media Pembelajaran kerjasama antara Dinkes DIY dengan FIP UNY O L E H Drs. Mulyo Prabowo, M.Pd NIP. 131656350

Lebih terperinci

TUJUAN PENDIDIKAN: LINGKUNGAN BELAJAR: kognitif psikomotorik afektif TUJUAN PEMBELAJARAN : BAHAN PEMBELAJARAN :

TUJUAN PENDIDIKAN: LINGKUNGAN BELAJAR: kognitif psikomotorik afektif TUJUAN PEMBELAJARAN : BAHAN PEMBELAJARAN : TUJUAN PENDIDIKAN: Mengantarkan siswa (peserta didik) menuju pada perubahan-perubahan tingkah laku, baik intelektual, moral maupun sosial. Dalam mencapai tujuan tersebut siswa berinteraksi dengan lingkungan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Kegiatan Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Kegiatan Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis dan Hipotesis Tindakan a. Landasan Teoritis 1. Kegiatan Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar Dalam setiap kegiatan belajar memiliki suatu tujuan yang

Lebih terperinci

ALAT PERAGA INOVATIF DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

ALAT PERAGA INOVATIF DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA ALAT PERAGA INOVATIF DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA Mata kuliah : Pengembangan Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Dosen Pengampu : Tabah Subekti, M.Pd Nama Kelompok : 1. Dodo Prastyoko 2. Anggi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan seni di sekolah diarahkan untuk menumbuhkan rasa estetik sehingga tumbuh sikap apresiatif dalam jiwa siswa. Hal ini sesuai dengan aturan pemerintah

Lebih terperinci

Ni Nyoman Novin Selvianti, Evi Hasim, Wiwy Triyanty Pulukadang 1. Abstrak

Ni Nyoman Novin Selvianti, Evi Hasim, Wiwy Triyanty Pulukadang 1. Abstrak MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENYANYIKAN LAGU NASIONAL MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL DI KELASV SDN KAMIWANGI KECAMATAN TOILI BARAT KABUPATEN BANGGAISULAWESI TENGAH Abstrak Ni Nyoman Novin Selvianti, Evi Hasim,

Lebih terperinci

Menulis kreatif naskah drama satu babak dengan memperhatikan kaidah penulisan drama.

Menulis kreatif naskah drama satu babak dengan memperhatikan kaidah penulisan drama. Menulis Kreatif Naskah Drama Kelas VII Kompetensi Kompetensi Dasar : Indikator: Menulis kreatif naskah drama satu babak dengan memperhatikan kaidah penulisan drama. Membedakan dua jenis drama Menyebutkan

Lebih terperinci

BANK KATA: Ide Media Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Oleh: Asri Musandi Waraulia, M.Pd.

BANK KATA: Ide Media Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Oleh: Asri Musandi Waraulia, M.Pd. BANK KATA: Ide Media Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Oleh: Asri Musandi Waraulia, M.Pd. Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia mempunyai empat keterampilan berbahasa, yaitu keterampilan menulis,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Pemahaman Pemahaman terhadap suatu pelajaran diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. didik (siswa), materi, sumber belajar, media pembelajaran, metode dan lain

BAB I PENDAHULUAN. didik (siswa), materi, sumber belajar, media pembelajaran, metode dan lain BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran sebagai suatu proses merupakan suatu sistem yang melibatkan berbagai komponen antara lain komponen pendidik (guru), peserta didik (siswa), materi,

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL PADA PESERTA DIDIK KELAS VI SDN GUMELAR 03 BALUNG.

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL PADA PESERTA DIDIK KELAS VI SDN GUMELAR 03 BALUNG. PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL PADA PESERTA DIDIK KELAS VI SDN GUMELAR 03 BALUNG Nanik Sudaryati 9 Abstrak: Pada tahun pelajaran sebelumnya, sebagian besar peserta

Lebih terperinci

Pengertian dan Klasifikasi Media Pendidikan

Pengertian dan Klasifikasi Media Pendidikan Pengertian dan Klasifikasi Media Pendidikan KOMUNIKASI YANG BERHASIL F F F MEDIA F Media Kata jamak dari medium (dari bahasa latin) yang artinya perantara (between). Makna umumnya adalah apa saja yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Menyimak adalah

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Menyimak adalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menyimak adalah satu di antara empat keterampilan berbahasa yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Menyimak adalah suatu proses yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan berkaitan erat dengan proses belajar mangajar. Seperti di sekolah tempat pelaksanaan pendidikan, peserta didik dan pendidik saling melaksanakan pembelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdiri dari 12 orang siswa laki-laki dan 13 orang siswa perempuan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdiri dari 12 orang siswa laki-laki dan 13 orang siswa perempuan. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan metode bermain peran dalam mengatasi masalah belajar siswa memerankan

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN JURNAL

LEMBAR PENGESAHAN JURNAL LEMBAR PENGESAHAN JURNAL MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA MELALUI METODE ROLE PLAYING KELAS IV SDN 3 TOLINGGULA TENGAH KECAMATAN TOLINGGULA KABUPATEN GORONTALO UTARA Oleh WIWIN KARES YASIN NIM. 151

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewi Diyanti, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewi Diyanti, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah suatu proses yang komplek yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Belajar adalah suatu usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu perantara untuk memperoleh ilmu sehingga menjadi manusia berguna. Ilmu yang berguna tidak hanya bersifat teoritis atau hanya mengutamakan

Lebih terperinci

JURNAL PENELITIAN. Oleh. MARTEN MOKO NIM (SDN 6 Suwawa Tengah Kabupaten Bone Bolango)

JURNAL PENELITIAN. Oleh. MARTEN MOKO NIM (SDN 6 Suwawa Tengah Kabupaten Bone Bolango) 1 JURNAL PENELITIAN MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN MASALAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERBANDINGAN DAN SKALA MELALUI MEDIA VISUAL PADA SISWA KELAS V SDN 6 SUWAWA TENGAH KABUPATEN BONE BOLANGO Oleh MARTEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lain dan meningkatkan kemampuan intelektual. Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. lain dan meningkatkan kemampuan intelektual. Pembelajaran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi. Melalui bahasa manusia dapat saling berhubungan, saling berbagi pengalaman, saling belajar dari yang lain dan meningkatkan

Lebih terperinci

Pengembangan Media Pembelajaran Pendidikan. Fitri Rahmawati, MP Jurusan Pendidikan Teknik Boga dan Busana FT UNY

Pengembangan Media Pembelajaran Pendidikan. Fitri Rahmawati, MP Jurusan Pendidikan Teknik Boga dan Busana FT UNY Pengembangan Media Pembelajaran Pendidikan Fitri Rahmawati, MP Jurusan Pendidikan Teknik Boga dan Busana FT UNY Email: fitri_rahmawati@uny.ac.id Kompetensi yang Diharapkan 1. Mampu menjelaskan makna peran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran Bahasa Indonesia nilai KKM siswa masih dibawah rata-rata

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran Bahasa Indonesia nilai KKM siswa masih dibawah rata-rata 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kegiatan belajar mengajar sangat memegang peranan penting dalam mencapai tujuan pembelajaran. Siswa berperan penting sebagai subjek dan merupakan objek dari

Lebih terperinci

Pembelajaran Menggunakan Media Gambar

Pembelajaran Menggunakan Media Gambar Pembelajaran Menggunakan Media Gambar Walid Ibadil Umam (172071000017), Anas (172071000003) Mahasiswa Fakultas Agama Islam, Program Studi Pendidikan Agama Islam, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo A. PENGERTIAN

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Picture and Picture Belajar merupakan proses perkembangan yang dialami oleh siswa menuju ke arah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Media Secara etimologi, kata media merupakan bentuk jamak dari medium, yang berasal dan bahasa Latin medius yang berarti tengah. Sedangkan dalam Bahasa Indonesia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, imajinasi, dan berhubungan dengan manusia laninnya.

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, imajinasi, dan berhubungan dengan manusia laninnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat terpenting yang digunakan manusia untuk berkomunikasi. Dengan bahasa, manusia akan dapat mengungkapkan segala pemikirannya. Selain itu, dengan

Lebih terperinci

BAB II PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR DAN KARTU DALAM PEMBELAJARAN PAI PADA PERILAKU TERPUJI DI SEKOLAH DASAR

BAB II PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR DAN KARTU DALAM PEMBELAJARAN PAI PADA PERILAKU TERPUJI DI SEKOLAH DASAR BAB II PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR DAN KARTU DALAM PEMBELAJARAN PAI PADA PERILAKU TERPUJI DI SEKOLAH DASAR A. Karakteristik Pembelajaran Siswa SD Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan sikap positif terhadap bahasa Indonesia yang berfungsi sebagai. berbicara, membaca, dan menulis. Keempat aspek yang

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan sikap positif terhadap bahasa Indonesia yang berfungsi sebagai. berbicara, membaca, dan menulis. Keempat aspek yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kurikulum pendidikan dasar salah satu mata pelajaran yang diajarkan di SD adalah bahasa Indonesia. Mata pelajaran bahasa Indonesia dimaksudkan untuk mengembangkan

Lebih terperinci

MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN ENCEP KUSUMAH

MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN ENCEP KUSUMAH MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN ENCEP KUSUMAH PENGERTIAN MEDIA Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar Media

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pertemuan Ke- : 1, 2, 3, 4 Alokasi Waktu : 4 40 menit Standar Kompetensi : Memahami pembacaan puisi Kompetensi Dasar : Menanggapi cara pembacaan puisi 1. mengungkapkan isi puisi 2. menangkap isi puisi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Media merupakan wadah dari pesan yang oleh sumber atau penyalurnya ingin

II. TINJAUAN PUSTAKA. Media merupakan wadah dari pesan yang oleh sumber atau penyalurnya ingin 11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Pembelajaran Media merupakan wadah dari pesan yang oleh sumber atau penyalurnya ingin diteruskan kepada sasaran atau penerima pesan tersebut, bahwa materi yang ingin disampaikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. orang menyatakan bahwa media merujuk pada perlengkapan yang. memiliki bagian-bagian yang rumit, seperti yang diungkapkan oleh

BAB II LANDASAN TEORI. orang menyatakan bahwa media merujuk pada perlengkapan yang. memiliki bagian-bagian yang rumit, seperti yang diungkapkan oleh 18 BAB II LANDASAN TEORI A. Media 1. Pengertian Media Ada beberapa tafsiran tentang pengertian media, sebagian orang menyatakan bahwa media merujuk pada perlengkapan yang memiliki bagian-bagian yang rumit,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membiasakan peserta didik aktif dalam kegiatan berbahasa secara lisan.

BAB I PENDAHULUAN. membiasakan peserta didik aktif dalam kegiatan berbahasa secara lisan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan berbahasa memiliki empat komponen, salah satunya keterampilan berbicara. Keterampilan berbicara merupakan keterampilan yang mengungkapkan pikiran

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. EACT yang dikutip oleh Rohani (2007:2) media adalah segala bentuk yang

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. EACT yang dikutip oleh Rohani (2007:2) media adalah segala bentuk yang 1 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Pengertian Media Kata media berasal dari kata latin, merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah kata tersebut

Lebih terperinci

Kata-kata Kunci : Model Numbered Head Together (NHT), Media Manik-manik, Aktifitas, Hasil Belajar, Pembelajaran Matematika, Sekolah Dasar

Kata-kata Kunci : Model Numbered Head Together (NHT), Media Manik-manik, Aktifitas, Hasil Belajar, Pembelajaran Matematika, Sekolah Dasar PENERAPAN METODE NUMBERED HEAD TOGETHER ( NHT ) DENGAN MEDIA MANIK-MANIK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV SDN 2 GUNUNG PUTRI SITUBONDO Oleh Ria Dwi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa bantuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa bantuan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain, tindakan yang dilakukan paling penting adalah tindakan sosial. Tindakan sosial merupakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. informasi kepada siswa. Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. informasi kepada siswa. Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Media Media adalah suatu sarana yang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi kepada siswa. Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. kepenerima pesan (2006:6). Dalam Accociation for education and communication

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. kepenerima pesan (2006:6). Dalam Accociation for education and communication BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Media Secara harfiah media berarti perantara atau pengantar. Oleh Sadiman dikemukakan bahwa media adalah perantara atau pengantar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alamiah untuk beradaptasi dengan lingkungannya, sebagai alat. bersosialisasi, bahasa juga merupakan suatu cara merespon orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. alamiah untuk beradaptasi dengan lingkungannya, sebagai alat. bersosialisasi, bahasa juga merupakan suatu cara merespon orang lain. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemampuan bahasa dipelajari dan diperoleh anak usia dini secara alamiah untuk beradaptasi dengan lingkungannya, sebagai alat bersosialisasi, bahasa juga merupakan

Lebih terperinci

Teknologi & Media Pembelajaran

Teknologi & Media Pembelajaran Teknologi & Media Pembelajaran Oleh: Khairul Umam dkk 1.1 Pengertian Secara etimologi, kata "media" merupakan bentuk jamak dari "medium", yang berasal dan Bahasa Latin "medius" yang berarti tengah. Sedangkan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. medium secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. medium secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau

Lebih terperinci

PENINGKATAN PERKEMBANGAN BAHASA ANAK MELALUI BERMAIN PERAN DI TAMAN KANAK-KANAK SYUKRILLAH AGAM. Azwinar

PENINGKATAN PERKEMBANGAN BAHASA ANAK MELALUI BERMAIN PERAN DI TAMAN KANAK-KANAK SYUKRILLAH AGAM. Azwinar 2 PENINGKATAN PERKEMBANGAN BAHASA ANAK MELALUI BERMAIN PERAN DI TAMAN KANAK-KANAK SYUKRILLAH AGAM 3 Azwinar ABSTRAK Perkembangan bahasa anak di Taman Kanak-kanak Syukrillah Agam masih rendah. Tujuan penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses yang kompleks, namun kompleksitasnya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses yang kompleks, namun kompleksitasnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses yang kompleks, namun kompleksitasnya selalu seiring dengan perkembangan manusia. Melalui pendidikan pula berbagai aspek kehidupan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK USIA DINI MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK USIA DINI MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK USIA DINI MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL Sri Mukatiatun (11261609) Mahasiswa PG-PAUD IKIP Veteran Semarang Abstrak Kemampuan bahasa adalah kesanggupan, kecakapan, kekayaan

Lebih terperinci

Meningkatkan Prestasi Belajar IPA melalui Penggunaan Media Gambar pada Kelas IV SDN Majene

Meningkatkan Prestasi Belajar IPA melalui Penggunaan Media Gambar pada Kelas IV SDN Majene Meningkatkan Prestasi Belajar IPA melalui Penggunaan Media Gambar pada Kelas IV SDN Majene Muh. Jupriadi, Bustamin, dan Lilies Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah suasana pembelajaran yang dianggap siswa membosankan. Selama ini guru hanya mengacu pada bagaimana materi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran bahasa Indonesia di SD diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi dengan baik, baik secara lisan maupun tulisan. Disamping

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan

BAB II LANDASAN TEORI. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Kemampuan Menulis Paragraf Persuasif 1. Pengertian Menulis Pada dasarnya menulis adalah suatu keterampilan berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung,

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR INSTRINSIK PADA CERPEN MELALUI MEDIA AUDIOVISUAL. Yuni Setiarini

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR INSTRINSIK PADA CERPEN MELALUI MEDIA AUDIOVISUAL. Yuni Setiarini Didaktikum : Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 16, No. 4, Agustus 2015 (Edisi Khusus) ISSN 2087-3557 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR INSTRINSIK SMP Negeri 7 Pemalang, Jawa Tengah Abstrak

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK USIA DINI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN AUDIO VISUAL BERBASIS ANDROID

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK USIA DINI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN AUDIO VISUAL BERBASIS ANDROID Farid Helmi Setyawan 1, Sofyan Susanto 2, Peningkatan Kemampuan Berbahasa AUD MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK USIA DINI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN AUDIO VISUAL BERBASIS ANDROID Farid Helmi Setyawan

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH KEMAMPUAN SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 2 KUALA TUNGKAL TAHUN AJARAN 2013/2014 BERCERITA DENGAN ALAT PERAGA SKRIPSI OLEH SONIA PRYANKA

ARTIKEL ILMIAH KEMAMPUAN SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 2 KUALA TUNGKAL TAHUN AJARAN 2013/2014 BERCERITA DENGAN ALAT PERAGA SKRIPSI OLEH SONIA PRYANKA ARTIKEL ILMIAH KEMAMPUAN SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 2 KUALA TUNGKAL TAHUN AJARAN 2013/2014 BERCERITA DENGAN ALAT PERAGA SKRIPSI OLEH SONIA PRYANKA NIM. A1B109055 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Media Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah dapat diartikan sebagai perantara atau pengantar, dengan demikian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Membaca 2.1.1. Pengertian Membaca Membaca merupakan salah satu jenis kemampuan berbahasa tulis yang bersifat reseptif. Disebut reseptif karena dengan membaca seseorang akan

Lebih terperinci

Ritna. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Ritna. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Dalam Pembelajaran IPS dengan Menggunakan Media Gambar di SD Inpres III Tada Ritna Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Judul Usulan Penelitian B. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Judul Usulan Penelitian B. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Judul Usulan Penelitian Penggunaan Gambar Ilustrasi sebagai Media untuk Melatih Sosialisasi Siswa pada Pembelajaran IPS Kelas 1 Sekolah Dasar (Penelitian Dilakukan di SD 1 Purwosari

Lebih terperinci

KONSEP MEDIA PEMBELAJARAN Oleh BUDI WALUYO (Dosen STAI An-Nur Lampung)

KONSEP MEDIA PEMBELAJARAN Oleh BUDI WALUYO (Dosen STAI An-Nur Lampung) 17 KONSEP MEDIA PEMBELAJARAN Oleh BUDI WALUYO (Dosen STAI An-Nur Lampung) Abstrak Media dalam proses pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam pembelajaran yang pada gilirannya diharapkan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari Medium yang

TINJAUAN PUSTAKA. Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari Medium yang 11 TINJAUAN PUSTAKA A. Media maket Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari Medium yang secara harfiah berarti Perantara atau Pengantar yaitu perantara atau pengantar sumber pesan dengan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Siswa Kelas Unggulan di SMP Negeri 1 Gondang Tulungagung. berkaitan dengan indera pendengar, dimana pesan yang disampaikan

BAB V PEMBAHASAN. Siswa Kelas Unggulan di SMP Negeri 1 Gondang Tulungagung. berkaitan dengan indera pendengar, dimana pesan yang disampaikan BAB V PEMBAHASAN A. Keterampilan Guru Pendidikan Agama Islam dalam Menggunakan Media Pembelajaran Audio untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas Unggulan di SMP Negeri 1 Gondang Tulungagung. Dalam

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Media pembelajaran didefinisikan oleh Heinich (dalam Daryanto, 2010: 4) kata

II. TINJAUAN PUSTAKA. Media pembelajaran didefinisikan oleh Heinich (dalam Daryanto, 2010: 4) kata 11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Maket Media pembelajaran didefinisikan oleh Heinich (dalam Daryanto, 2010: 4) kata media merupakan bentuk jamak dari kata medium. Medium dapat didefinisikan sebagai perantara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu dan teknologi juga semakin mendorong usaha-usaha ke

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu dan teknologi juga semakin mendorong usaha-usaha ke BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu dan teknologi juga semakin mendorong usaha-usaha ke arah pembaharuan dalam pembelajaran. Dalam melaksanakan tugasnya, guru diharapkan dapat

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA WAYANG UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA PENDEK. Widayati

PENGGUNAAN MEDIA WAYANG UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA PENDEK. Widayati PENGGUNAAN MEDIA WAYANG UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA PENDEK Widayati Kepala SDN Kepuharum Kec. Kutorejo Kab. Mojokerto Email: waidayatiwidayati260@gmail.com Tersedia Online di http://www.jurnal.unublitar.ac.id/

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. pembelajaran sastra berlangsung. Banyak siswa yang mengeluh apabila disuruh

1. PENDAHULUAN. pembelajaran sastra berlangsung. Banyak siswa yang mengeluh apabila disuruh 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran sastra di sekolah kini tampak semakin melesu dan kurang diminati oleh siswa. Hal ini terlihat dari respon siswa yang cenderung tidak antusias saat

Lebih terperinci

MEDIA GAMBAR SEBAGAI ALAT BANTU PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI PADA SISWA SEKOLAH DASAR Oleh: Arif Mustofa*

MEDIA GAMBAR SEBAGAI ALAT BANTU PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI PADA SISWA SEKOLAH DASAR Oleh: Arif Mustofa* MEDIA GAMBAR SEBAGAI ALAT BANTU PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI PADA SISWA SEKOLAH DASAR Oleh: Arif Mustofa* Abstrak Selama ini, pembelajaran apresiasi puisi sering menjadi momok yang menakutkan bagi siswa.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan yang dilakukan untuk mengetahui peningkatan kemampuan berbicara dan kepercayaan diri peserta didik kelas IV SDN

Lebih terperinci

Peningkatan Kemampuan Siswa Pada Materi Lambang Bilangan Dengan Menggunakan Kartu Bilangan di Kelas I SDN 2 Kabalutan

Peningkatan Kemampuan Siswa Pada Materi Lambang Bilangan Dengan Menggunakan Kartu Bilangan di Kelas I SDN 2 Kabalutan Peningkatan Kemampuan Siswa Pada Materi Lambang Bilangan Dengan Menggunakan Kartu Bilangan di Kelas I SDN 2 Kabalutan Indah, Akina, dan Anggaini Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENCERITAKAN PERISTIWA MELALUI MODEL ARTIKULASI DI KELAS III SDN 2 BOTUBILOTAHU KECAMATAN MARISA KABUPATEN POHUWATO

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENCERITAKAN PERISTIWA MELALUI MODEL ARTIKULASI DI KELAS III SDN 2 BOTUBILOTAHU KECAMATAN MARISA KABUPATEN POHUWATO MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENCERITAKAN PERISTIWA MELALUI MODEL ARTIKULASI DI KELAS III SDN 2 BOTUBILOTAHU KECAMATAN MARISA KABUPATEN POHUWATO ELAN A. DUKALANG Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas

Lebih terperinci

89. Mata Pelajaran Sastra Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa

89. Mata Pelajaran Sastra Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa 89. Mata Pelajaran Sastra Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa A. Latar Belakang Mata pelajaran Sastra Indonesia berorientasi pada hakikat pembelajaran sastra

Lebih terperinci

INISIASI UNIT 3 PENGERTIAN STRATEGI, METODE, DAN MEDIA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAH SD

INISIASI UNIT 3 PENGERTIAN STRATEGI, METODE, DAN MEDIA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAH SD INISIASI UNIT 3 PENGERTIAN STRATEGI, METODE, DAN MEDIA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAH SD Saudara mahasiswa PGSD yang kami cintai, selamat berjumpa lagi dalam pembahasan matero PKn. Dalam

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Tanya Jawab Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas IV SDN No. 4 Siboang

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Tanya Jawab Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas IV SDN No. 4 Siboang Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Tanya Jawab Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas IV SDN No. 4 Siboang Kamelia, Arif Firmansyah, dan Andi Imrah Dewi Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, imajinasi, dan berhubungan dengan manusia lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, imajinasi, dan berhubungan dengan manusia lainnya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat terpenting yang digunakan manusia untuk berkomunikasi. Melalui bahasa, manusia akan dapat mengungkapkan segala pemikirannya. Selain itu,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Ngajaran 03 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Subyek yang menjadi penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan manusia dalam hidupnya dan selalu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan manusia dalam hidupnya dan selalu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan kebutuhan manusia dalam hidupnya dan selalu berubah mengikuti perkembangan zaman, teknologi, dan budaya masyarakat. Pendidikan dari masa ke masa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu wahana untuk

BAB I PENDAHULUAN. mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu wahana untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan pra syarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Bahasa Indonesia merupakan satu-satunya bahasa yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Bahasa Indonesia merupakan satu-satunya bahasa yang dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia adalah bahasa yang terpenting dalam komunikasi di Indonesia. Bahasa Indonesia merupakan satu-satunya bahasa yang dapat digunakan untuk berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Arsyad (2007:3) memaparkan pengertian media sebagai berikut:

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Arsyad (2007:3) memaparkan pengertian media sebagai berikut: 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Media Arsyad (2007:3) memaparkan pengertian media sebagai berikut: kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara, atau

Lebih terperinci

Dari Batasan-Batasan Itu Media Dapat Disimpulkan

Dari Batasan-Batasan Itu Media Dapat Disimpulkan Media Pembelajaran PENGERTIAN MEDIA Gange (1978) mengartikan media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Sementara Heinich dan Russel (1989) mengartikan

Lebih terperinci

KEMAMPUAN SISWA MENGUNGKAPKAN PENDAPAT MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL DI KELAS IV SDN 2 TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO

KEMAMPUAN SISWA MENGUNGKAPKAN PENDAPAT MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL DI KELAS IV SDN 2 TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO KEMAMPUAN SISWA MENGUNGKAPKAN PENDAPAT MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL DI KELAS IV SDN 2 TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO Hartati Raden Pendidikan Guru Sekolah Dasar Pembimbing I : Dra. Hj. Evi Hasim, M.Pd Pembimbing

Lebih terperinci

Penggunaan Media Gambar Seri dalam Meningkatkan Keterampilan Menulis Cerita Siswa di Kelas III SDN Inpres Tabing Kecamatan Peling Tengah

Penggunaan Media Gambar Seri dalam Meningkatkan Keterampilan Menulis Cerita Siswa di Kelas III SDN Inpres Tabing Kecamatan Peling Tengah Penggunaan Media Gambar Seri dalam Meningkatkan Keterampilan Menulis Cerita Siswa di Kelas III SDN Inpres Tabing Kecamatan Peling Tengah Jamra, Sahrudin Barasandji, dan Syamsuddin Koida Mahasiswa Program

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTUAN MEDIA ALAM UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN LOGIKA MATEMATIKA ANAK KELAS B1 PAUD SRIKANDI DI KABUPATEN KEPAHIANG

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTUAN MEDIA ALAM UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN LOGIKA MATEMATIKA ANAK KELAS B1 PAUD SRIKANDI DI KABUPATEN KEPAHIANG KARYA ILMIAH PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTUAN MEDIA ALAM UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN LOGIKA MATEMATIKA ANAK KELAS B1 PAUD SRIKANDI DI KABUPATEN KEPAHIANG (Penelitian Tindakan Kelas ) OLEH : Susi

Lebih terperinci

Penggunaan Film Kartun Dalam Pengajaran Bahasa Arab Untuk Meningkatkan Kemampuan Mendengar. di STIT (Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah) Uluwiyah Mojokerto

Penggunaan Film Kartun Dalam Pengajaran Bahasa Arab Untuk Meningkatkan Kemampuan Mendengar. di STIT (Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah) Uluwiyah Mojokerto Penggunaan Film Kartun Dalam Pengajaran Bahasa Arab Untuk Meningkatkan Kemampuan Mendengar di STIT (Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah) Uluwiyah Mojokerto (Studi Eksperimen) Resume Tesis Oleh : M.Saiful Bahri

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 235 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SD Negeri 1 Pahoman Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : V / Ganjil Waktu : 3 x 3 (1 x pertemuan) Siklus : 1 (satu) Pertemuan : 1 (satu)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk mengikuti perkembangan zaman. Pembelajaran memiliki peran serta mendidik siswa agar menjadi manusia

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMERANAN DRAMA. Kata Kunci : Metode Bermain Peran dan Pemeranan Drama

PENERAPAN METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMERANAN DRAMA. Kata Kunci : Metode Bermain Peran dan Pemeranan Drama PENERAPAN METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMERANAN DRAMA R. ArnisFahmiasih 1 ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh masalah kemampuan pembelajaran sastra dalam memerankan drama

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran IPA Kata IPA merupakan singkatan kata Ilmu Pengetahuan Alam. Kata-kata Ilmu Pengetahuan Alam merupakan terjemahan dari kata-kata Bahasa Inggris

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah membawa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah membawa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah membawa perubahan pada dunia pendidikan. Teknologi informasi dan komunikasi sebagai suatu produksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Satu sisi pendidikan dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Satu sisi pendidikan dilaksanakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia pendidikan dewasa ini tidak dapat dipisahkan dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Satu sisi pendidikan dilaksanakan agar peserta didik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi manusia membutuhkan bahasa. Dalam Kamus Besar Bahasa. tepat bila antara penutur dan mitra tutur saling memahami.

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi manusia membutuhkan bahasa. Dalam Kamus Besar Bahasa. tepat bila antara penutur dan mitra tutur saling memahami. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang tidak akan terlepas dari manusia lain. Setiap manusia membutuhkan komunikasi dengan manusia lain. Untuk berkomunikasi manusia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pembelajaran Bahasa Indonesia mencakup aspek mendegarkan, berbicara,

BAB 1 PENDAHULUAN. pembelajaran Bahasa Indonesia mencakup aspek mendegarkan, berbicara, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Bahasa merupakan dasar pengetahuan bagi manusia. Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia mencakup aspek mendegarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Menurut Tarigan yang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. proses penyampaian pesan dari guru sebagai sumber pesan kepada siswa yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. proses penyampaian pesan dari guru sebagai sumber pesan kepada siswa yang 11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Pendidikan Proses belajar mengajar pada hakekatnya adalah proses komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan dari guru sebagai sumber pesan kepada siswa yang menerima pesan.

Lebih terperinci

Pemanfaatan Barang Bekas Sebagai Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SDN 07 Salule Mamuju Utara

Pemanfaatan Barang Bekas Sebagai Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SDN 07 Salule Mamuju Utara Pemanfaatan Barang Bekas Sebagai Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SDN 07 Salule Mamuju Utara Siarni, Marungkil Pasaribu, dan Amran Rede Mahasiswa Program Guru Dalam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dan penerapannya (teknologi), termasuk sikap dan nilai yang terdapat didalamnya.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dan penerapannya (teknologi), termasuk sikap dan nilai yang terdapat didalamnya. 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Pembelajaran IPA Dalam berbagai sumber dinyatakan bahwa hakikat sains adalah produk, proses, dan penerapannya (teknologi), termasuk sikap dan nilai yang terdapat didalamnya.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti

TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau, pengantar. Dalam bahasa Arab media adalah sebuah perantara atau

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Media Kartu Bergambar 2.1.1 Pengertian Media Kartu Bergambar Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti perantara. Dengan demikian media dapat

Lebih terperinci

UNIT 8. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR Unik Ambar Wati PENDAHULUAN

UNIT 8. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR Unik Ambar Wati PENDAHULUAN 1 UNIT 8 MEDIA DAN SUMBER BELAJAR Unik Ambar Wati PENDAHULUAN Saudara-saudara mahasiswa saat ini terjadi pergeseran paradigma pengajaran menjadi paradigma pembelajaran yang mempunyai implikasi terhadap

Lebih terperinci