BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Novandi R. (2009) dalam makalah yang berjudul STUDI IMPLEMENTASI ALGORITMA DJIKSTRA PADA PROTOKOL PERUTEAN OPEN SHORTEST
|
|
- Glenna Liani Tan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Penelitian Perbandingan dalam penelitian in diantaranya dikemukakan oleh Novandi R. (2009) dalam makalah yang berjudul STUDI IMPLEMENTASI ALGORITMA DJIKSTRA PADA PROTOKOL PERUTEAN OPEN SHORTEST PATH FIRST (OSPF), bahwa beliau melakukan penelitian implementasi algoritma djikstra pada routing protocol OSPF pada jaringan internet ITB. Beliau melakukan penelitian tersebut dengan memetaka jaringan internet ITB kemudian men-traceroute dan menghitung jarak terpendek dengan menggunakan algoritma djikstra. Beliau menarik kesimpulan bahwa algoritma dijkstra yang pada dasarnya dimanfaatkan untuk mencari jalur terpendek diantara dua simpul dalam graf berbobot tak negatif digunakan untuk menentukan rute terbaik pada protokol OSPF. Algoritma Dijkstra akan menghitung rute dengan nilai beban terkecil (minimum metric cost) yang nantinya akan disimpan ke dalam basis data perutean. Purwanto A. (2008) dalam sebuah penelitian dengan judul PERANCANGAN DAN SIMULASI JARINGAN FAST ETHERNET DENGAN MENGGUNAKAN ROUTING PROTOCOL OSPF DAN EIGRP, bahwa beliau melakukan penelitian membangun jaringan yang mendukung pengimplementasian L3VPN dengan cara mengimplementasikan routing protocol OSPF dan EIGRP pada jaringan yang akan dibangun. Serta menganalisis unjuk kerja jaringan 5
2 6 berdasarkan routing protocol yang digunakan. Penelitian beliau dilakukan dengan melakukan studi literatur pada PT. Indonesia Comnets Plus, kemudian melakukan implementasi dengan membangun sebuah jaringan untuk menguji unjuk kerja routing protokol OSPF dan EIGRP dengan menggunakan software simulasi Packet Tracer v4.11, lalu melakukan evaluasi terhadap hasil unjuk kerja dari jaringan yang telah dibangun. Beliau menarik kesimpulan bahwa OSPF dan EIGRP dapat diaplikasikan di jaringan karena dapat memilih jalur terpendek untuk mencapai tujuannya. Amani I. (2010) dalam sebuah penelitian dengan judul PERANCANGAN TOPOLOGI JARINGAN DENGAN MENGGUNAKAN PROTOKOL ROUTING EIGRP, bahwa beliau melakukan penelitian menganalisa routing protocol EIGRP dengan menggunakan software simulasi jaringan. Penelititan beliau dilakukan untuk mengetahui pemilihan rute yang sesuai dengan sifat yang dimiliki EIGRP dan mengetahui peng-update-an rute yang bekerja pada protokol routing EIGRP. Dari hasil simulasi dapat ditunjukkan bahwa router EIGRP melakukan konvergensi secara tepat ketika menghindari looping. EIGRP tidak melakukan perhitungan-perhitungan seperti yang dilakukan oleh protokol link state. Hal ini menjadikan EIGRP tidak membutuhkan desain ekstra, sehingga hanya memerlukan lebih sedikit memori dan proses dibandingkan protokol link state. Penelitian-penelitian berkaitan dengan routing protocol diatas belum ada yang membahas tentang perbedan routing protocol OSPF dan EIGRP menggunakan software simulasi NS2, oleh karena itu penulis tertarik untuk
3 7 membuat sebuah penelitian untuk membandingkan dua routing protocol yaitu OSPF dan EIGRP yang dibangun menggunakan software simulasi jaringan komputer network simulator 2. B. Landasan Teori Landasan teori berisi pemaparan teori berkaitan dengan penelitian yang dilakukan, hal ini bertujuan untuk menjabarkan kandungan dari judul penelitian sehingga pembaca lebih memahami isi penelitian. Landasan teori sebelum memaparkan teori teori sangatlah perlu dibuat mind map. Mind map bertujuan untuk membuat sebuah skema teori yang akan dipaparkan. Berikut adalah mind map dari penelitian yang penulis buat :
4 8 Routing Gambar 2.1 Mind Map Penelitian Protocol TCP/IP TCP UDP IPAddressing Subnetting Routing protocol Dynamic EIGRP Simulasi routing protocol OSPF dan EIGRP, berserta analisa perbandingannya dalam menentukan kinerja yang paling baik Adaptive routing Sejarah ns2 Static OSPF QoS Delay Throughput NS2 kelebihan ns2 Packetloss Konsep dasar ns2 Yang akan dibandingkan Jitter
5 9 1. Routing Pengertian routing adalah proses penerusan paket data dari suatu jaringan menuju jaringan lainnya. Pengiriman paket pada jaringan dapat diteruskan ke jaringan lainnya melalui mekanisme routing. Algoritma routing merupakan bagian perangkat lunak dan lapisan network yang bertanggung jawab terhadap saluran keluaran bagi paket masuk dan harus ditransmisikan. Proses routing paket data diperlukan syarat berikut: a. Alamat tujuan yang jelas, memilih jalur-jalur terbaik dan cepat. b. Mengidentifikasi informasi dan sumber yaitu router mempelajari dari mana informasi berasal, serta jalur-jalur yang dipilih selanjutnya. c. Menentukan jalur-jalur yang mungkin dilewati yaitu lalu lintas yang dapat ditempuh untuk sampai ke tujuan. d. Mengatur dan mengkonfirmasikan informasi routing yaitu jalur yang digunakan biasanya terpercaya atau tidak. Tujuan utama routing adalah router-router tidak mempelajari jalurjalur terhubung langsung dengannya, tetapi mengatur bagaimana meneruskan paket data ke jalur yang terhubung tidak langsung. Routing harus mampu mengatasi perubahan topologi jaringan serta lalu lintas jalur tanpa pembatalan proses pada host, selain itu jaringan tidak memerlukan reboot jika router mengalami tabrakan. (Yunita Sari Nendhya Susanti 2012)
6 10 a. Protocol Protocol yaitu himpunan standar yang mendefinisikan aliran data dan komunikasi oleh komputer atau router jaringan atau himpunan formal dari aturan aturan tentang suatu format. (Ahmad Yani 2008) a1. Transmission Control Protocol (TCP/IP) TCP/IP (Transport Control Protocol/Internet Protocol) adalah sekumpulan protokol yang di desain untuk melakukan fungsi-fungsi komunikasi data pada Wide Area Network (WAN). TCP/IP terdiri dari sekumpulan protokol yang masing-masing bertanggung jawab atas bagian-bagian tertentu dari komunikasi data. Berkat prinsip ini, tugas masing-masing protokol menjadi jelas dan sederhana. Protokol yang satu tidak perlu mengetahui cara kerja protokol yang lain, sepanjang ia masih bisa saling mengirim dan menerima data. (Hendy H, Hendra R, Wijaya Y. 2006) Berkat penggunaan prinsip ini, TCP/IP menjadi protokol komunikasi data yang fleksibel. TCP/IP dapat diterapkan dengan mudah di setiap jenis komputer dan interface jaringan, karena sebagian besar isi kumpulan protokol ini tidak spesifik terhadap satu komputer atau peralatan jaringan tertentu. Agar TCP/IP dapat berjalan diatas interface jaringan tertentu, hanya perlu dilakukan perubahan pada protokol yang berhubungan dengan interface jaringan saja. (Hendy H, Hendra R, Wijaya Y. 2006) a1.1. IP Addressing Alamat IP merupakan kode biner 32 bit dan dibagi menjadi dua bagian identifikasi sebagai berikut :
7 11 1. Bagian identifikasi NetID, menunjukan identitas jaringan komputer tempat host host (komputer) yang dihubungkan. 2. Bagian identifikasi Host ID, memberikan suatu pengenalan unik pada setiap host (komputer) sutau jaringan komputer. Pada terminologi TCP/IP, satu jaringan adalah sekelompok host yang dapat berkomunikasi secara langsung tanpa router. Host dalam TCP/IP harus mempunyai sedikitnya satu alamat IP. Semua host TCP/IP yang menempati satu jaringan yang sama harus diberi NetID yang sama. Host yang mempunyai NetID yang berbeda harus berkomunikasi dengan router. (Ahmad Yani 2008) a1.1.1 Kelas kelas alamat IP TCP/IP mengggunakan suatu sistem alamat logika untuk mengenali host. Alamat logika disebut juga alamat TCP/IP yang menyediakan beberapa keuntungan routing, yang dapat disegerhanakan karena informasi alamat haringan dikodekan pada alamat IP. Alamat logika TCP/IP tahan terhadap perubahan perangkat keras jaringan. Apabila card antar-muka jaringan ditukar, akibatnya alamat perangkat kerasnya berubah, atau bahkan jaringan berubah menjadi teknologi yang baru. Saat peralatan tersebut pada jaringan yang sama, alamat IP yang digunakan protokol lapisan atas masih tetap sama. (Ahmad Yani 2008) Konfigurasi host meliputi informasi beberapa host yang lain, informasi ini dinyatakan dalam bentuk alamat IP. Untuk keperluan besarnya jaringan dan jumlah jaringan, IP dibagi bagi atas beberapa kelas. Alamat - alamat kelas yang digunakan secara umum sebagai berikut (Ahmad Yani 2008) :
8 12 Tabel 2.1 pembagian kelas alamat IP Kelas Range maksimal Jumlah host network A 1.xxx.xxx.xxx 126.xxx.xxx.xxx B xxx.xxx xxx.xxx C xxx xxx a1.2. Subnetting Teknik subnet merupakan cara untuk membagi jaringan menjadi jaringan-jaringan yang lebih kecil dengan cara mengubah subnet mask, yaitu dengan cara meminjam bit host menjadi bit network. Teknik subnet menjadi penting bila sebuah jaringan memiliki alokasi IP yang terbatas. (Hendy H, Hendra R, Wijaya Y. 2006) Untuk melakukan subnetting terdiri dari beberapa proses, yaitu: 1. Menentukan jumlah subnet yang dihasilkan oleh subnet mask Yaitu dengan cara memakai rumus 2x 2 = jumlah subnet, x adalah bit 1 padasubnet mask. Misalnya , maka x adalah 2 (dilihat dari jumlah angka 1 yang ada di situ), 22 2 = 2 subnet. 2. Menentukan jumlah host per subnet Yaitu dengan memakai rumus 2y 2 = jumlah host per subnet, y adalah jumlah bit dibagian host atau yang bernilai nol 0 Misalnya , maka y adalah 6 (dilihat dari angka 0 yang ada disitu), 26 2 = 62 host
9 13 3. Menentukan subnet yang valid Yaitu dengan mengurangi 256 dengan angka yang ada dibelakang subnet mask, misalnya /27, maka untuk menentukan subnet yang valid = 32. Hasil dari pengurangan ditambahkan dengan bilangan itu sendiri sampai berjumlah sama dengan angka belakang subnet mask =64, = 96, = 128, = 160, = 192, = 224. maka jumlah host yang valid adalah 32, 64, 96, 128, 160, Menentukan alamat broadcast untuk tiap subnet Yaitu mengambil alamat ip address yang terletak paling akhir 5. Menetukan host-host yang valid untuk tiap subnet Yaitu mengambil nomor diantara subnet-subnet dengan menghilangkan angka 0 dan angka 1. a2. TCP TCP merupakan connection-oriented protocol karena mengadakan koneksi yang reliable. Sinkronisasi membutuhkan setiap sisi untuk mengirimkan suatu inisial rangkaian nomor sendiri dan untuk menerima konfirmasi balasan / acknowledgement (ACK) dari sisi yang lain. Setiap sisi juga harus saling menerima inisial rangkaian nomor dan mengirimkan suatu konfirmasi ACK. Pertukaran ini disebut sebagai three-way handshake. (Hendy H, Hendra R, Wijaya Y. 2006)
10 14 a3. UDP User Datagram Protocol (UDP) adalah protokol transport yang digunakan secara luas pada urutan kedua. Seperti Transmission Control Protocol (TCP), UDP menggunakan port dan menyediakan konektivitas end-to-end antara aplikasi client dan server. UDP merupakan protokol yang kecil dan efisien. Tetapi, berbeda dengan TCP, UDP tidak menjamin pengiriman datanya, aplikasi harus mengimplementasikan mekanisme error recovery-nya sendiri jika memerlukan mekanisme tersebut. Hal ini membuatnya cocok untuk beberapa aplikasi, tetapi tidak untuk beberapa yang lain. (Komang I 2005) b. Routing protocol Routing merupakan fungsi yang bertanggung jawab membawa data melewati sekumpulan jaringan dengan cara memilih jalur terbaik untuk dilewati data. Terdapat dua cara membangun tabel routing yaitu static routing dan dynamic routing. b1. Static routing Static routing dibangun berdasarkan definisi dari administrator. Seorang administrator harus cermat, jika terjadi kesalahan salah satu tabel routing maka jaringan tidak terkoneksi. Routing statik merupakan algoritma non-adaptif dimana jalur-jalur ke tujuan ditentukan langsung oleh administrator secara manual. Default route sama dengan statik, tetapi digunakan pada saat alamat sumber ke tujuan tidak diketahui atau pada waktu tabel routing tidak bisa menyimpan informasi ke dalam tabelnya lagi. (Yunita Sari Nendhya Susanti 2012)
11 15 b2. Dynamic routing Dynamic routing dimana protokol protokol digunakan untuk mencari jaringan dan memperbaharui routing table yang berisi jalur jalur paket data. Dynamic routing pada dasarnya lebih mudah dilakukan karena seorang administrator jaringan hanya harus sekali mengkonfigurasi router router pada jaringan dengan suatu protokol dan selanjutnya router router tersebut dapat menentukan sendiri jalur yang akan dipilih untuk mengirimkan paket data data. Dynamic routing bergantung pada algoritma dari masing protokol untuk memilih jalur yang terbaik dengan pertimbangan pertimbangan seperti ketersediaan bandwidth pada jalur yang akan dilalui dan panjang waktu yang dibutuhkan untuk mengirimkan paket dari sumber ke tujuan. Routing Protocol yang umum digunakan antara lain RIP, IGRP, EIGRP, dan OSPF.(sumber : agung adi purwanto, FT UI 2008) Protokol routing dinamis yang banyak digunakan dalam internetworking TCP/IP adalah RIP (Routing Information Protocol) yang menggunakan algoritma routing distance vector dan OSPF (Open Shortest Path First) yang menggunakan algoritma link-state. Pada layer TCP/IP, router dapat menggunakan protocol routing untuk membentuk routing melalui suatu algoritma yang meliputi: a. RIP -- RIP merupakan protokol routing yang sederhana, dan ini menjadi alasan mengapa RIP paling banyak diimplementasikan dalam jaringan. Mengatur routing menggunakan RIP tidak rumit dan memberikan hasil
12 16 yang cukup dapat diterima, terlebih jika jarang terjadi kegagalan link jaringan. Walaupun demikian, untuk jaringan yang besar dan kompleks, RIP mungkin tidak cukup. Dalam kondisi demikian, penghitungan routing dalam RIP sering membutuhkan waktu yang lama, dan menyebabkan terjadinya routing loop. Untuk jaringan seperti ini, sebagian besar spesialis jaringan komputer menggunakan protokol yang masuk dalam kelompok link-state.. b. IGRP -- IGRP merupakan suatu penjaluran jarak antara vektor protokol, bahwa masing-masing penjaluran bertugas untuk mengirimkan semua atau sebagian dari isi tabel penjaluran dalam penjaluran pesan untuk memperbaharui pada waktu tertentu untuk masing-masing penjaluran. c. OSPF -- menggunakan protokol routing interior dengan algoritma link state. d. EIGRP -- menggunakan protokol routing interior dengan algoritma advanced Cisco distance vector. b2.1. EIGRP Enhanced IGRP ( EIGRP ) adalah sebuah protocol distance-vector yang classless dan yang sudah ditingkatkan (enhanced), yang memberikan kita keunggulan yang nyata dibandingkan protocol propriertary Cisco lainnya, yaitu Interior Gateway Routing Protocol ( IGRP). Inilah pada dasarnya mengapa ia disebut Enhanced IGRP.. EIGRP menggunakan konsep dari sebuah autonomous system untuk menggambarkan kumpulan dari router-router yang contiguous (berentetan
13 17,sebelah-menyebelah )yang menjalankan routing protocol yang sama dan berbagi informasi routing. Tetapi tidak seperti IGRP, EIGRP memasukan subnet mask ke dalam update route-nya. Dan seperti yang anda ketahui sekarang, pengumuman (advertisement)dari informasi subnet memungkinkan kita menggunakan VLSM dan melakukan summarization (perangkuman) ketika merancang networknetwork. (Andrew Tiade S.T) b2.2. OSPF Open Shortest Path First (OSPF) merupakan pengembangan dari routing protocol sebelumnya yaitu routing internet protocol (RIP) yang dibangun oleh Internet Enginering Task Force (IETF) pada tahun OSPF termasuk routing dynamic dan menggunakan teknologi routing link state, yaitu sebuah teknologi routing protocol yang mengkalkulasi route terpendek dengan cara terdistribusi. Prinsip link-state routing sangat sederhana. Sebagai pengganti menghitung route terbaik dengan cara terdistribusi, semua router mempunyai peta jaringan dan menghitung semua route yang terbaik dari peta ini. Peta jaringan tersebut disimpan dalam sebuah basis data dan setiap record dalam basis data tersebut menyatakan sebuah link dalam jaringan. Record-record tersebut dikirimkan oleh router yang terhubung langsung dengan masing-masing link. (Andrew Tiade S.T) c. Adaptive Routing Strategi routing yang sudah dibahas dimuka, tidak mempunyai reaksi terhadap perubanhan kondisi yang terjadi di dalam suatu jaringan. Untuk itu
14 18 pendekatan dengan strategi adaptif mempunyai kemapuan yang lebih dibandingkan dengan beberapa hal di muka. Dua hal yang penting yang menguntungkan adalah (Erdiansyah 2006): 1. Strategi routing adaptif dapat meningkatkan performance seperti apa yang keinginan user 2. Strategi adaptif dapat membantu kendali lalulintas. Akan tetapi, strategi ini dapat menimbulkan beberapa akibat, misalnya : 1. Proses pengambilan keputusan untuk menetapkan rute menjadi sangat rumit akibatnya beban pemrosesan pada jaringan meningkat. 2. Pada kebanyakan kasu, strategi adaptif tergantung pada informasi status yang dikumpulkan pada satu tempat tetapi digunakan di tempat lain. Akibatnya beban lalu lintas meningkat 3. Strategi adaptif bisa memunculkan masalah seperti kemacetan apabila reaksi yang terjadi terlampau cepat, atau menjadi tidak relevan apabila reaksi sangat lambat. Kategori Strategi Adaptif dapat dibagi menjadi : 4. Isolated adaptive : informasi lokal, kendali terdistribusi 5. Distributed Adaptive : informasi dari node yang berdekatan, kendali terdistribusi 6. Centralized Adaptive : informasi dari selluruh node, kendali terpusat
15 19 Kendali lalu lintas Konsep kendali lalulintas dalam sebuah jaringan packet-switching adalah komplek dan memiliki pendekatan yang banyak. Mekanisme kendali lalulintas sendiri mempunyai 3 tipe umum, yaitu flow control, congestion control dan deadlock avoidance. (Erdiansyah 2006) Flow Control digunakan untuk mengatur aliran data dari dua titik. Flow control juga digunakan untuk hubungan yang bersifat indirect, seperti misal dua titik dalam sebuah jaringan packet-switching di mana kedua endpoint-nya merupakan sirkit maya. Secara fundamental dapat dikatakan bahwa fungsi dari flow control adalah untuk memberi kesempatan kepada penerima (receiver) agar dapat mengendalikan laju penerimaan data, sehingga ia tidak terbanjiri oleh limpahan data. (Erdiansyah 2006) Congestion Control digunakan untuk menangani terjadinya kemacetan. Terjadinya kemacetan bisa diterangkan lewat uraian berikut. Pada dasarnya, sebuah jaringan packet-switched adalah jaringan antrian. Pada masingmasing node, terdapat sebuah antrian paket yang akan dikirimkan ke kanal tertentu. Apabila kecepatan datangya suatu paket dalam sebuah antrian lebih besar dibandingkan kecepatan pentransferan paket, maka akan muncul efek bottleneck. Apabila antrian makin panjang dan jumlah node yang menggunakn kanal juga bertambah, maka kemungkinan terjadi kemacetan sangat besar. (Erdiansyah 2006) Permasalahan yang serius yang diakibatkan efek congestion adalah deadlock, yaitu suatu kondisi di mana sekelompok node tidak bisa meneruskan
16 20 pengiriman paket karena tidak ada buffer yang tersedia. Teknik deadlock avoidance digunakan untuk mendisain jaringan sehingga deadlock tidak terjadi. Bentuk deadlock yang paling sederhana adalah direct store-andforward deadlock. Pada gambar 2.2(a) memperlihatkan situasi bagaimana antara node A dan node B berinteraksi di mana kedua buffer penuh dan deadlock terjadi. Bentuk deadlock kedua adalah indirect store-and-forward deadlock(gambar 2.2(b)). Hal ini terjadi tidak pada sebuah link tunggal seperti bentuk deadlock di muka. Pada tiap node, antrian yang ditujukan untuk node terdekatnya bersifat searah dan menjadi penuh. Bentuk deadlock yang ketiga adalah reassembly deadlock.situasi ini digambarkan pada 2.2(c) di mana node C memiliki 4 paket terdiri dari paket 1 tiga buah dan sebuah paket 3. Seluruh buffer penuh dan tidak mungkin lagi menerima paket baru. (Erdiansyah 2006)
17 Gambar 2.2 Tipe-tipe deadlock 21
18 22 2. Network Simulator 2 a. Sejarah network simulator 2 Network simulator (NS) pertama kali dibangun sebagai varian dari REAL Network Simulator pada tahun 1989 di (University of California Barkeley). Pada tahun 1995 pembangunan Network Simulator didukung oleh DARPA (Defense Advanced Research Project Agency) melalui VINT (Virtual Internet Testbed) Project, yaitu sebuah tim riset gabungan yang beranggotaan tenaga ahli dari LBNL (Lawrence Berkeley of National Laboratory), Xerox, PARC, UCB dan USC/ISI (University of Southern California School of Engineering / Information Science Institute). Tim gabungan ini membangun perangkat lunak simulasi jaringan internet untuk kepentingan riset interaksi antar protocol dalam konteks pengembangan protocol internet pada saat ini dan masa yang akan dating. (Andi dan Eka 2006) b. Kelebihan network simulator 2 NS memilki beberapa kelebihan sebagai perangkat lunak simulasi pembantu analisis dalam riset diantaranya: 7. Ns dilengkapi dengan tool validasi. Tool validasi digunakan untuk menguji validitas pemodelan yang ada pada NS. Secara default, semua pemodelan pada NS akan dapat melewati proses validasi ini. Jika ingin melakukan validasi terhadap pemodelan protokol yang ada pada library NS, dapat dilakukan dengan mengetikan./validate pada console saat berada pada direktori NS2. 8. Pembuata simulasi jauh lebih mudah daripada menggunakan software developer seperti Delphi atau C++, hanya membuat topologi dan skenario
19 23 simulasi yang sesuai dengan riset. Pemodelan media, protokol dan network component lengkap dengan perilaku trafiknya sudah tersedia pada library NS. 9. NS bersifat open source dibawah GPL (Gnu Public License), sehingga NS dapat di-download dan digunakan secara gratis melalui website NS Sifat open source juga mengakibatkan pengembangan NS menjadi lebih dinamis. Pemodelan media, protokol, network component dan perilaku trafiknya cukup lengkap bila dibandingkan dengan software sejenis lain. Ini disebabkan oleh pengembangan NS yang dilakukan oleh banyak periset dunia. (Andi dan Eka 2006) c. Konsep dasar network simulator 2 Network Simulator dibangun dengan menggunakan 3 bahasa pemrograman, yaitu C++ dan Tcl/OTcl. C++ digunakan untuk library yang berisi event scheduler, protokol dan network component yang diimplementasikan pada simulasi oleh user. Tcl/OTcl digunakan pada script simulasi yang ditulis oleh NS user dan pada library sebagai simulator objek. Hubungan antara bahasa pemrogramannya dapat dideskripsikan seperti gambar 2.2. Gambar 2.3 hubungan TCL/OTcl dengan C++
20 24 Bahasa C++ digunakan pada library karena C++ mampu mendukung runtime simulasi yang cepat, meskipun simulasi melibatkan simulasi jumlah paket dan sumber data dalam jumlah besar. (Andi dan Eka 2006) Bahasa Tcl memberikan respon runtime yang lebih lambat dari pada C++, namun jika terdapat kesalahan, respon Tcl terhadap kesalahan syntax dan perubahan script berlangsung dengan cepat dan interaktif. User dapat mengetahui letak kesalahannya yang dijelaskan pada console, sehingga user dapat memperbaiki dengan cepat. Karena alasan itulah bahasa ini dipillih untuk digunakan pada skrip simulasi. (Andi dan Eka 2006) 3. Yang akan dibandingkan a. Quality of Service (QoS) Quality of Service adalah kemampuan sebuah jaringan untuk menyediakan layanan yang lebih baik lagi bagi layanan trafik yang melewatinya. QoS merupakan sebuah sistem arsitektur end to end dan bukan merupakan sebuah feature yang dimiliki oleh jaringan. Quality of Service suatu network merujuk ke tingkat kecepatan dan keandalan penyampaian berbagai jenis beban data di dalam suatu komunikasi. a1. Parameter QoS Performansi kecepatan dan mengacu keandalan ke tingkat penyampaian berbagai jenis beban data di dalam suatu komunikasi. Performansi merupakan kumpulan dari beberapa parameter besaran teknis, yaitu :
21 25 a1.1. Delay Delay (latency), adalah waktu yang dibutuhkan data untuk menempuh jarak dari asal ke tujuan. Delay dapat dipengaruhi oleh jarak, media fisik, kongesti atau juga waktu proses yang lama.(ari 2010) a1.2. Throughput Throughput, yaitu kecepatan (rate) transfer data efektif, yang diukur dalam bps. Troughput merupakan jumlah total kedatangan paket yang sukses yang diamati pada destination selama interval waktu tertentu dibagi oleh durasi interval waktu tersebut..(kurnia A. 2010) a1.3. Packetloss Packet loss merupakan banyaknya paket yang gagal mencapai tempat tujuan paket tersebut dikirim. Ketika packet loss besar maka dapat diketahui bahwa jaringan sedang sibuk atau terjadi overload. Packet loss mempengaruhi kinerja jaringan secara langsung. Ketika nilai packet loss suatu jaringan besar, dapat dakatakan kinerja jaringan tersebut jelek..(kurnia A. 2010) a1.4. Jitter Jitter, atau variasi kedatangan paket, hal ini diakibatkan oleh variasivariasi dalam panjang antrian, dalam waktu pengolahan data, dan juga dalam waktu penghimpunan ulang paket-paket di akhir perjalanan jitter. Jitter lazimnya disebut variasi delay,berhubungan erat dengan latency, yang menunjukkan banyaknya variasi delay pada taransmisi data di jaringan. Delay antrian pada router dan switch dapat menyebabkan jitter.(ari 2010)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Dalam penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Rochandi Wirawan (2011), bertujuan untuk melakukan perbandingan terhadap kemampuan dari dua buah protokol
Lebih terperinciDynamic Routing (OSPF) menggunakan Cisco Packet Tracer
Dynamic Routing (OSPF) menggunakan Cisco Packet Tracer Ferry Ardian nyotvee@gmail.com http://a Dasar Teori. Routing merupakan suatu metode penjaluran suatu data, jalur mana saja yang akan dilewati oleh
Lebih terperinciANALISA PERBANDINGAN METODE ROUTING DISTANCE VECTOR DAN LINK STATE PADA JARINGAN PACKET
ANALISA PERBANDINGAN METODE ROUTING DISTANCE VECTOR DAN LINK STATE PADA JARINGAN PACKET Vina Rifiani 1, M. Zen Samsono Hadi 2, Haryadi Amran Darwito 2 1 Mahasiswa Politeknik Elektronika Negeri Surabaya,
Lebih terperinciDYNAMIC ROUTING. Semua router memiliki informasi lengkap mengenai topologi, link cost. Contohnya adalah algoritma link state.
DYNAMIC ROUTING Apabila jaringan memiliki lebih dari satu kemungkinan rute untuk tujuan yang sama maka perlu digunakan dynamic routing. Sebuah dynamic routing dibangun berdasarkan informasi yang dikumpulkan
Lebih terperinciDynamic Routing (RIP) menggunakan Cisco Packet Tracer
Dynamic Routing (RIP) menggunakan Cisco Packet Tracer Ferry Ardian nyotvee@gmail.com http://ardian19ferry.wordpress.com Dasar Teori. Routing merupakan suatu metode penjaluran suatu data, jalur mana saja
Lebih terperinciMemahami cara kerja TCP dan UDP pada layer transport
4.1 Tujuan : Memahami konsep dasar routing Mengaplikasikan routing dalam jaringan lokal Memahami cara kerja TCP dan UDP pada layer transport 4.2 Teori Dasar Routing Internet adalah inter-network dari banyak
Lebih terperinciAnalisis Routing EIGRP dalam Menentukan Router yang dilalui pada WAN
Analisis Routing EIGRP dalam Menentukan Router yang dilalui pada WAN Aidil Halim Lubis halimlubis.aidil@gmail.com Erma Julita zidanefdzikri@yahoo.co.id Muhammad Zarlis m.zarlis@yahoo.com Abstrak Lalu lintas
Lebih terperinciANALISIS KINERJA TRANSMISSION CONTROL PROTOCOL PADA JARINGAN WIDE AREA NETWORK
ANALISIS KINERJA TRANSMISSION CONTROL PROTOCOL PADA JARINGAN WIDE AREA NETWORK Henra Pranata Siregar, Naemah Mubarakah Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara Jl. Almamater,
Lebih terperinciPendahuluan. 0Alamat IP berbasis kepada host dan network. 0Alamat IP berisi informasi tentang alamat network dan juga alamat host
Pendahuluan 0Alamat IP berbasis kepada host dan network 0Host: apa saja yang dapat menerima dan mengirim paket. Misal router, workstation 0 Host terhubung oleh satu (atau beberapa) network 0Alamat IP berisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Istilah congestion sering ditemukan dalam proses jalur data pada internet, yang pada umumnya diartikan sebagai proses terjadinya perlambatan atau kemacetan. Perlambatan
Lebih terperinciJARINGAN KOMPUTER S1SI AMIKOM YOGYAKARTA
Sudah Mengumpulkan Jurnal? http://goo.gl/hhsqum JARINGAN KOMPUTER S1SI AMIKOM YOGYAKARTA Group Jarkom SI Amikom https://www.facebook.com/groups/jarkom.amikom/ Pertemuan 8 Router Protocol Routing TCP/IP
Lebih terperinciTCP dan Pengalamatan IP
TCP dan Pengalamatan IP Pengantar 1. Dasar TCP/IP TCP/IP (Transmision Control Protocol/Internet Protocol) adalah sekumpulan protokol komunikasi (protocol suite) yang sekarang ini secara luas digunakan
Lebih terperinciROUTING. Budhi Irawan, S.Si, M.T
ROUTING Budhi Irawan, S.Si, M.T PENDAHULUAN Routing adalah mekanisme yang dilaksanakan pada perangkat router dijaringan (yang bekerja pada lapis 3 network) untuk mencari dan menentukan jalur yang akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Routing adalah suatu protokol yang digunakan untuk mendapatkan rute dari satu jaringan ke jaringan yang lain. Rute ini, disebut dengan route dan informasi route secara
Lebih terperinciLATAR BELAKANG DAN SEJARAH
LATAR BELAKANG DAN SEJARAH RIP (Routing Information Protocol) ini lahir dikarenakan RIP merupakan bagian utama dari Protokol Routing IGP (Interior Gateway Protocol) yang berfungsi menangani perutean dalam
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, kebutuhan akan pemanfaatan teknologi jaringan komputer merupakan hal yang telah umum dan sangat penting. Meningkatnya kebutuhan jaringan komputer
Lebih terperincifile:///c /Documents%20and%20Settings/Administrator/My%20Documents/My%20Web%20Sites/mysite3/ebook/pc/konsep%20router.txt
Ref: uus-bte KONSEP ROUTERKONSEP ROUTER Oleh: yerianto@yahoo.com Mengapa perlu router Sebelum kita pelajari lebih jauh mengenai bagaimana mengkonfigurasi router cisco, kita perlu memahami lebih baik lagi
Lebih terperinciSIMULASI ROUTING PROTOCOL OSPF DAN EIGRP, BERSERTA ANALISA PERBANDINGANNYA DALAM MENENTUKAN KINERJA YANG PALING BAIK
SIMULASI ROUTING PROTOCOL OSPF DAN EIGRP, BERSERTA ANALISA PERBANDINGANNYA DALAM MENENTUKAN KINERJA YANG PALING BAIK Makalah Program Studi Teknik Informatika Fakultas Komunikasi dan Informatika Diajukan
Lebih terperinciROUTING PADA TCP/IP. Mata kuliah Jaringan Komputer Jurusan Teknik Informatika - UNIKOM
ROUTING PADA TCP/IP Mata kuliah Jaringan Komputer Jurusan Teknik Informatika - UNIKOM Materi : Pengertian Routing Protocol Routing Protocol IGP pada Routing Dinamik Algoritma Dasar Untuk Protocol Interior
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang berbeda agar bisa melakukan komunikasi antar device di dalam jaringan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Router merupakan sebuah alat yang berfungsi menghubungkan jaringan yang berbeda agar bisa melakukan komunikasi antar device di dalam jaringan tersebut. Router bekerja
Lebih terperinciROUTING. Melwin Syafrizal Daulay, S.Kom.,., M.Eng.
ROUTING Melwin Syafrizal Daulay, S.Kom.,., M.Eng. Apa itu Routing? Proses pengambilan keputusan melalui gateway yang mana paket harus dilewatkan Routing dilakukan untuk setiap paket yang dikirimkan dari
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, kebutuhan akan pemanfaatan teknologi jaringan komputer merupakan hal yang telah umum dan sangat penting. Meningkatnya kebutuhan jaringan komputer
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM IV MANAGEMENT INTERNETWORKING & ROUTER ROUTING ROUTING DINAMIS. Disusun oleh: Oktavia Indriani IK 3B
LAPORAN PRAKTIKUM IV MANAGEMENT INTERNETWORKING & ROUTER ROUTING ROUTING DINAMIS Disusun oleh: Oktavia Indriani IK 3B 3.34.13.1.13 PROGAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI
Lebih terperinciSTATIC & DYNAMIC ROUTING. Rijal Fadilah, S.Si
STATIC & DYNAMIC ROUTING Rijal Fadilah, S.Si Dasar Teori Static route : suatu mekanisme routing yg tergantung dengan routing table dengan konfigurasi manual. Jaringan skala yg terdiri dari 2 atau 3 router,
Lebih terperinciPerancangan dan Analisis Redistribution Routing Protocol OSPF dan EIGRP
Jurnal ELKOMIKA Teknik Elektro Itenas No.2 Vol. 2 Institut Teknologi Nasional Bandung Juli - Desember 2014 Perancangan dan Analisis Redistribution Routing Protocol OSPF dan EIGRP DWI ARYANTA, BAYU AGUNG
Lebih terperinciStatic Routing & Dynamic Routing
Modul 20: Overview Routing tak lain adalah untuk menentukan arah paket data dari satu jaringan ke jaringan lain. Penentuan arah ini disebut juga sebagai route, routing dapat diberikan secara dinamis (dynamic
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini kebutuhan manusia makin bertambah seiring berjalannya waktu. Waktu atau efisiensi sangat dibutuhkan untuk kelancaran dalam kehidupan sehari-hari terutama
Lebih terperinciProtokol Routing. Muhammad Zen Samsono Hadi, ST. MSc.
Protokol Routing 1 Muhammad Zen Samsono Hadi, ST. MSc. Pendahuluan Fungsi utama dari layer network adalah pengalamatan dan routing Routing merupakan fungsi yang bertanggung jawab membawa data melewati
Lebih terperinciPERANCANGAN VIRTUAL LOCAL AREA NETWORK (VLAN) DENGAN DYNAMIC ROUTING MENGGUNAKAN CISCO PACKET TRACER 5.33
PERANCANGAN VIRTUAL LOCAL AREA NETWORK (VLAN) DENGAN DYNAMIC ROUTING MENGGUNAKAN CISCO PACKET TRACER 5.33 Fernadi H S, Naemah Mubarakah Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas
Lebih terperinciRouting LOGO. Muh. Izzuddin Mahali, M.Cs.
Routing Muh. Izzuddin Mahali, M.Cs. Email : izzudin@uny.uny.ac.id Pendahuluan Fungsi utama dari layer network adalah pengalamatan dan routing Pengalamatan telah kita bicarakan sebelumnya. Routing merupakan
Lebih terperinciMedi Taruk
Simulasi Routing Protocol OSPF Dan EIGRP Medi Taruk meditaruk@mail.ugm.ac.id http://meditaruk.web.ugm.ac.id http://meditaruk.blogspot.com Lisensi Dokumen: Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan,
Lebih terperinciDynamic Routing Topologi 1
Program Keahlian : TKJ Dynamic Routing Topologi 1 Nama : Bambang H. Experiment: Diagnosa WAN Kelas : XII TKJ B No. Experiment: 33 Instruktur : Netty Amaliah, S.Pd. Nusirwan Hakim, S.Pd. I. TUJUAN a. Siswa
Lebih terperinciStatik Routing. School of Industrial and System Engineering System Information Program 2016
Statik Routing School of Industrial and System Engineering System Information Program 2016 Introduction Static Routing Dynamic Routing ROUTING Routing adalah proses pengiriman informasi/data pada network
Lebih terperinciS1 SISTEM KOMPUTER UNIVERSITAS DIPONEGORO. Disampaikan Dalam Rangka Pengabdian Masyarakat PROGRAM STUDI
PROGRAM STUDI S1 SISTEM KOMPUTER UNIVERSITAS DIPONEGORO Disampaikan Dalam Rangka Pengabdian Masyarakat Trainner: Adian Fatchur Rochim, ST, MT Email: adian@undip.ac.id 24 Oktober 2009 Digunakan untuk menghubungkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jaringan Local Area Network (LAN). LAN telah menjadi suatu teknologi yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu jaringan telekomunikasi yang sedang berkembang adalah jaringan Local Area Network (LAN). LAN telah menjadi suatu teknologi yang sangat banyak digunakan baik
Lebih terperinciTugas Jaringan Komputer
Tugas Jaringan Komputer Soal 1. Jelaskan perbedaan antara model jaringan OSI dan TCP/IP 2. Jelaskan fungsi tiap layer pada model TCP/IP! 3. Apa yang dimaksud Protocol? 4. Jelaskan tentang konsep class
Lebih terperinciThe OSI Reference Model
The OSI Reference Model Contoh penerapan model OSI : Contoh penerapan model OSI sehari-hari pada proses penerimaan e mail: o Layer 7, Anda memakai Microsoft Outlook yang mempunyai fungsi SMTP dan POP3.
Lebih terperinciJaringan Komputer. Konfigurasi Dynamic Routing RIP
Jaringan Komputer Konfigurasi Dynamic Routing RIP Kelompok 3 : Taufik (2110165011) Galang Bafia Rachman (2110165008) Dyah Ayu Latifahsari (2110165005) Politeknik Elektronika Negeri Surabaya 2016 I. Pendahuluan
Lebih terperinciNETWORK LAYER. Lapisan jaringan atau Network layer adalah lapisan ketiga dari bawah dalam model referensi jaringan OSI
NETWORK LAYER Lapisan jaringan atau Network layer adalah lapisan ketiga dari bawah dalam model referensi jaringan OSI Lapisan ini bertanggung jawab untuk melakukan beberapa fungsi berikut : Pengalamatan
Lebih terperinciPROTOKOL ROUTING. Budhi Irawan, S.Si, M.T
PROTOKOL ROUTING Budhi Irawan, S.Si, M.T PENDAHULUAN Protokol Routing secara umum diartikan sebagai suatu aturan untuk mempertukarkan informasi routing yang akan membentuk sebuah tabel routing sehingga
Lebih terperinciAS IR O R U O TI U N TI G P AD
Tesis OPTIMASI ROUTING PADA JARING DATA MULTI JALUR MENGGUNAKAN METODE ANT COLONY OPTIMIZATION (ACO) Nama : Agus Kurniwanto NIM : 2209206803 PROGRAM STUDI MAGISTER BIDANG KEAHLIAN TELEMATIKA JURUSAN TEKNIK
Lebih terperinciROUTING. Pengiriman Langsung & Tidak Langsung
Modul 07 ROUTING Dalam suatu sistem packet switching, routing mengacu pada proses pemilihan jalur untuk pengiriman paket, dan router adalah perangkat yang melakukan tugas tersebut. Perutean dalam IP melibatkan
Lebih terperinciA. TUJUAN PEMBELAJARAN
A. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Siswa memahami konsep gateway 2. Siswa memahami skema routing 3. Siswa memahami cara kerja router 4. Siswa mampu melakukan konfigurasi static routing B. DASAR TEORI 1. Routing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sinergi Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh, juga berlaku pada komputer ditempat kerja. Dengan network card, beberapa meter kabel dan sistem operasi,
Lebih terperinciTugas Jaringan Komputer
Tugas Jaringan Komputer SOAL 1. Jelaskan perbedaan antara dua model jaringan computer: OSI model dan TCP/IP model! 2. Jelaskan fungsi tiap layer pada model TCP/IP! 3. Apa yang dimaksud dengan protocol?
Lebih terperinciMODUL SISTEM JARINGAN KOMPUTER MODUL 6 DYNAMIC ROUTING
MODUL SISTEM JARINGAN KOMPUTER MODUL 6 DYNAMIC ROUTING YAYASAN SANDHYKARA PUTRA TELKOM SMK TELKOM SANDHY PUTRA MALANG 2007 MODUL 5 DYNAMIC ROUTING Mata Pelajaran Kelas Semester Alokasi Waktu : Sistem Jaringan
Lebih terperinciANALISIS KINERJA ENHANCED INTERIOR GATEWAY ROUTING PROTOCOL PADA TOPOLOGI MESH
ANALISIS KINERJA ENHANCED INTERIOR GATEWAY ROUTING PROTOCOL PADA TOPOLOGI MESH Debora Br Sinaga (1), Naemah Mubarakah (2) Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciSIMULASI DYNAMIC ROUTING DENGAN PROTOKOL OPEN SHORTEST PATH FIRST DI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR TUGAS AKHIR
SIMULASI DYNAMIC ROUTING DENGAN PROTOKOL OPEN SHORTEST PATH FIRST DI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR TUGAS AKHIR Diajuka Oleh : GIGA PRADIKTA NPM. 0634015041 JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan suatu cara berpikir yang dimulai dari menentukan suatu permasalahan, pengumpulan data baik dari buku-buku panduan maupun studi lapangan, melakukan
Lebih terperincimenyangkut semua router dan konfigurasi-konfigurasi yang menggunakan IP. Routing IP adalah proses memindahkan paket dari satu network ke network lain
Modul 6 Routed dan Routing Protocol Routing IP Routing IP adalah subjek yang penting untuk dimengerti, karena ia menyangkut semua router dan konfigurasi-konfigurasi yang menggunakan IP. Routing IP adalah
Lebih terperinciBAB 2. LANDASAN TEORI
BAB 2. LANDASAN TEORI 2.1 IPv6 IPv6 dikembangkan oleh IETF untuk dapat memenuhi kebutuhan IP yang diperlukan, selain itu IPv6 juga dikembangkan untuk mengatasi atau menyempurnakan kekurangankekurangan
Lebih terperinciARSITEKTUR PROTOKOL TCP/IP
ARSITEKTUR PROTOKOL TCP/IP 1. Umum... 2 2. Transport Control Protocol (TCP)... 6 3. User Datagram Protocol (UDP)... 8 4. Internet Protocol (IP)... 10 5. Internet Control Message Protocol (ICMP)... 13 6.
Lebih terperinciIP ADDRESSING & SUBNETTING. M. Teguh Kurniawan Fakultas Rekayasa Industri Universitas Telkom
IP ADDRESSING & SUBNETTING M. Teguh Kurniawan Fakultas Rekayasa Industri Universitas Telkom PENGALAMATAN IP Setiap perangkat memiliki 2 pengalamatan: MAC address phisik IP Address logika o IP address pengalamatan
Lebih terperinciRANCANG BANGUN TESTBED
RANCANG BANGUN CISCO LEARNING ROUTING NETWORK TESTBED Wingga Latu Hayu Hidayat NRP 2206100524 Dosen Pembimbing Dr. Ir. Achmad Affandi, DEA Ir. Djoko Suprajitno Rahardjo, MT Latar Belakang Pengguna Internet
Lebih terperinciTK 2134 PROTOKOL ROUTING
TK 2134 PROTOKOL ROUTING Materi Minggu ke-3 & 4: Konsep Routing Devie Ryana Suchendra M.T. Teknik Komputer Fakultas Ilmu Terapan Semester Genap 2015-2016 Konsep Routing Topik yang akan dibahas pada pertemuan
Lebih terperinciAMALIA ZAKIYAH 1 D4LJ-TI
Nama : Amalia Zakiyah NRP : 2110165021 Kelas : 1 D4 LJ TI 1. Jelaskan perbedaan antara dua model jaringan komputer : OSI model dan TCP/IP model! Perbedaan anatara model OSI dan model TCP/IP model adalah
Lebih terperinciAnalisa Pengaruh Model Jaringan Terhadap Optimasi Dynamic Routing. Border Gateway Protocol
Analisa Pengaruh Model Jaringan Terhadap Optimasi Dynamic Routing Border Gateway Protocol Nanda Satria Nugraha Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Dian Nuswantoro ABSTRAK Semarang,
Lebih terperinciINTERNETWORKING. Dosen Pengampu : Syariful Ikhwan ST., MT. Submitted by Dadiek Pranindito ST, MT,. SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM LOGO
INTERNETWORKING Dosen Pengampu : Syariful Ikhwan ST., MT. Submitted by Dadiek Pranindito ST, MT,. SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM LOGO PURWOKERTO Review 1. Memori 2. Tabel routing 3. running
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin majunya teknologi telekomunikasi, routing protocol
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan semakin majunya teknologi telekomunikasi, routing protocol mengambil peranan penting dalam komunikasi modern dalam mengirim data dari komputer pengirim ke komputer
Lebih terperinciOSPF (Open Shortest Path First) ini merupakan protocol link-state. Teknologi. link-state dikembangkan dalam ARPAnet untuk menghasilkan protokol yang
OSPF (Open Shortest Path First) 1. Pengertian OSPF (Open Shortest Path First) OSPF (Open Shortest Path First) ini merupakan protocol link-state. Teknologi link-state dikembangkan dalam ARPAnet untuk menghasilkan
Lebih terperinciKONFIGURASI CISCO ROUTER
KONFIGURASI CISCO ROUTER Router bertugas untuk menyampaikan paket data dari satu jaringan ke jaringan lainnya, jaringan pengirim hanya tahu bahwa tujuan jauh dari router. Dan routerlah yang mengatur mekanisme
Lebih terperinciNetwork Layer JARINGAN KOMPUTER. Ramadhan Rakhmat Sani, M.Kom
Network Layer JARINGAN KOMPUTER Ramadhan Rakhmat Sani, M.Kom Objectives Fungsi Network Layer Protokol Komunikasi Data Konsep Pengalamatan Logis (IP) Konsep Pemanfaatan IP Konsep routing Algoritma routing
Lebih terperinciRouting adalah proses dimana suatu router mem-forward paket ke jaringan yang dituju. Suatu router membuat keputusan berdasarkan IP address yang
RIJAL FADILAH S.Si Routing adalah proses dimana suatu router mem-forward paket ke jaringan yang dituju. Suatu router membuat keputusan berdasarkan IP address yang dituju oleh paket. Semua router menggunakan
Lebih terperinciSINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 3/ Juni 2014
SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 3/ Juni ANALISIS KINERJA ROUTING DINAMIS DENGAN TEKNIK RIP (ROUTING INFORMATION PROTOCOL) PADA TOPOLOGI RING DALAM JARINGAN LAN (LOCAL AREA NETWORK) MENGGUNAKAN CISCO PACKET
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Riset dan inovasi dalam teknologi telekomunikasi menyediakan layanan yang beraneka ragam, memiliki kapasitas tinggi sesuai kebutuhan yang berkembang, mudah diakses
Lebih terperinciSILABUS MATAKULIAH. Revisi : 0 Tanggal Berlaku : September 2013
SILABUS MATAKULIAH Revisi : 0 Tanggal Berlaku : September 2013 A. Identitas 1. Nama Matakuliah : A22.53110/ Pengantar Sistem Operasi dan Jaringan Komputer 2. Program Studi : Teknik Informatika-D3 3. Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. multimedia memasuki dunia internet. Telepon IP, video conference dan game
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan yang cepat dari teknologi jaringan telah membuat aplikasi multimedia memasuki dunia internet. Telepon IP, video conference dan game online sudah menjamur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring perkembangan internet, muncul tuntutan dari para pengguna jasa telekomunikasi agar mereka dapat memperoleh akses data dengan cepat dimana pun mereka berada.
Lebih terperinciANALISIS KINERJA JARINGAN LOCAL AREA NETWORK (LAN) MENGGUNAKAN APLIKASI CISCO PACKET TRACER
ANALISIS KINERJA JARINGAN LOCAL AREA NETWORK (LAN) MENGGUNAKAN APLIKASI CISCO PACKET TRACER Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan sarjana ( S-1 ) pada Departemen
Lebih terperinciBAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI. 4.1 Perancangan Jaringan Komputer dengan Menggunakan Routing Protokol
BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI 4.1 Perancangan Jaringan Komputer dengan Menggunakan Routing Protokol OSPF Berdasarkan usulan pemecahan masalah yang telah diajukan, akan dibuat jaringan yang terintegrasi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Multi Protocol Label Switching (MPLS) Multi Protocol Label Switching (MPLS) menurut Internet Engineering Task Force (IETF), didefinisikan sebagai arsitektur jaringan yang berfungsi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peneliti Terdahulu Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini akan dicantumkan beberapa hasil penelitian terdahulu oleh beberapa peneliti diantaranya: BGP, sebagai satu-satunya
Lebih terperinciTRAFFIC MANAGEMENT (Quality of Service & Congestion Control) Definisi Traffic Management
TRAFFIC MANAGEMENT (Quality of Service & Congestion Control) Definisi Traffic Management Jenis Koneksi Congestion Control QoS (Quality of Service) Metode Pengendalian Trafik (QoS) Simulasi Traffic Management
Lebih terperinciArtikel tentang Prinsip Dasar Routing yang penulis buat pada tahun 2001
Artikel tentang Prinsip Dasar Routing yang penulis buat pada tahun 2001 Deris Stiawan 1 Routing Introduction. Router memiliki kemampuan melewatkan paket IP dari satu jaringan ke jaringan lain yang mungkin
Lebih terperinciPENGARUH MODEL JARINGAN TERHADAP KINERJA ROUTING Fatoni 1, Ari Juni Karya 2 Dosen Universitas Bina Darma fatoni@binadarma.ac.id 1, arikarya26@gmail.com 2 ABSTRACT The information technology world is currently
Lebih terperinciANALISA PERFORMANSI APLIKASI VIDEO CONFERENCE PADA JARINGAN MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING [MPLS] ANITA SUSANTI
ANALISA PERFORMANSI APLIKASI VIDEO CONFERENCE PADA JARINGAN MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING [MPLS] ANITA SUSANTI 2206100535 MPLS (Multi Protocol Label Switching) Penggabungan antara IP dan ATM Mengoptimalkan
Lebih terperinciTujuan Menjelaskan role (peran) protokol routing dinamis dan menempatkannya dalam konteks desain jaringan modern.
Tujuan Menjelaskan role (peran) protokol routing dinamis dan menempatkannya dalam konteks desain jaringan modern. Introduction to Dynamic Routing Protocol Mengidentifikasikan beberapa cara untuk mengklasifikasikan
Lebih terperinciSimulasi Jaringan Komputer dengan Cisco Packet Traccer. Kelompok Studi Teknik Komputer dan Jaringan SMK Negeri 4 Kota Gorontalo KST
Simulasi Jaringan Komputer dengan Cisco Packet Traccer Kelompok Studi Teknik Komputer dan Jaringan SMK Negeri 4 Kota Gorontalo KST - 2013 Jaringan & Komputer? Jaringan : Hubungan antara satu atau lebih
Lebih terperinciSwitching & Routing Rev 0.0. Nyoman Suryadipta Computer Science Faculty Narotama University
Switching & Routing Rev 0.0 Nyoman Suryadipta Computer Science Faculty Narotama University 1. Deskripsi 2. Jenis Perangkat 3. Proses Switching 4. Dasar Routing 5. Routing Statis & Dinamis Switching = Memindahkan
Lebih terperinciAnalisis Kinerja EIGRP dan OSPF pada Topologi Ring dan Mesh
Jurnal ELKOMIKA Teknik Elektro Itenas No.1 Vol. 2 Institut Teknologi Nasional Bandung Januari - Juni 2014 Analisis Kinerja EIGRP dan OSPF pada Topologi Ring dan Mesh DWI ARYANTA, ARSYAD RAMADHAN DARLIS,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perkembangan jaringan komputer dewasa ini semakin pesat dan semakin besar, berkembangnya suatu jaringan maka manajemen jaringan juga menjadi lebih kompleks dan rumit.
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam QoS terdapat salah satu mekanisme yang dapat menjamin kualitas layanan dalam jaringan yang disebut dengan Differentiated Service. DiffServ tidak memperhatikan
Lebih terperinciTRANSPORT LAYER DEFINISI
TRANSPORT LAYER DEFINISI Transport layer merupakan lapisan keempat pada lapisan OSI layer. Lapisan ini bertanggung jawab menyediakan layanan pengiriman dari sumber data menuju ke tujuan data dengan cara
Lebih terperinciBAB II TEORI DASAR. Resource Reservation Protocol (RSVP) merupakan protokol pada layer
BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan Resource Reservation Protocol (RSVP) merupakan protokol pada layer transport yang digunakan untuk meminta kualitas layanan QoS tinggi transportasi data, untuk sebuah
Lebih terperinciBAB III PEDOMAN PEDOMAN
BAB III PEDOMAN PEDOMAN 3.1. Alur Pembelajaran Pedoman yang dibuat terdiri dari dua bagian, yaitu bagi praktikan dan bagi pengajar. Pada dasarnya, pedoman bagi praktikan dan bagi pengajar memiliki konten
Lebih terperinciWidianto Wahyu Perdana¹, Rendy Munadi ², Yudha Purwanto³. ¹Teknik Telekomunikasi, Fakultas Teknik Elektro, Universitas Telkom
Tugas Akhir - 2011 ANALISIS PERBANDINGAN IMPLEMENTASI PROTOKOL ROUTING ENHANCED INTERIOR GATEWAY ROUTING PROTOCOL (EIGRP) DAN OPEN SHORTEST PATH FIRST (OSPF) UNTUK LAYANAN VIDEO STREAMING Widianto Wahyu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. aplikasi-aplikasi jaringan memerlukan sejumlah node-node sensor terutama untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jaringan sensor nirkabel (JSN) sangat penting sejak kebanyakan aplikasi-aplikasi jaringan memerlukan sejumlah node-node sensor terutama untuk area yang tidak
Lebih terperinciTCP DAN UDP. Budhi Irawan, S.Si, M.T
TCP DAN UDP Budhi Irawan, S.Si, M.T LAPISAN TRANSPOR adalah Lapisan keempat dari Model Referensi OSI yang bertanggung jawab untuk menyediakan layanan-layanan yang dapat diandalkan kepada protokol-protokol
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini perkembangan jaringan komputer terjadi begitu cepat. Hal ini dapat di lihat dengan semakin banyaknya perusahaan atau organisasi yang memanfaatkan jaringan
Lebih terperinciModul 3. Praktikkum Subnetting. A. Tujuan
Modul 3 Praktikkum Subnetting A. Tujuan Setelah Praktikum ini mahasiswa di harapkan dapat : 1 ) Memahami Koneksi dan Implementasi Subnet berikut konsep IPV 4 dan kelasnya 2 ) Membangun Koneksi antar Subnet
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. beragam menyebabkan network administrator perlu melakukan perancangan. suatu jaringan dapat membantu meningkatkan hal tersebut.
BAB III METODOLOGI 3.1 Introduksi Kondisi jaringan yang semakin kompleks dan penggunaan aplikasi yang beragam menyebabkan network administrator perlu melakukan perancangan jaringan dengan performa yang
Lebih terperinciDistance Vector Routing Protocols
Distance Vector Routing Protocols Artikel ini fokus pada Interior Gateway Protokol (IGPs). IGPs diklasifikasikan sebagai distance vector atau link-state routing protokol. artikel ini menjelaskan karakteristik,
Lebih terperinciSILABUS PENGANTAR SISTEM OPERASI DAN JARINGAN KOMPUTER
RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS) Kode / Nama Mata Kuliah : A22.53110 / Pengantar Sistem Operasi dan Jaringan Komputer Revisi ke : 0 Satuan Kredit Semester : 2 SKS Tgl revisi : Agustus
Lebih terperinciNetworking BAB 5 ROUTER. 5.1 Router
Networking BAB 5 ROUTER 5.1 Router Router merupakan perangkat jaringan yang berada di layer 3 dari OSI Layer. Fungsi dari router adalah untuk memisahkan atau men-segmentasi satu jaringan ke jaringan lainnya.
Lebih terperinciModul 4 Routing RIP (Routing Information Protocol)
Modul 4 Routing RIP (Routing Information Protocol) 1. Tujuan - Praktikan dapat memahami konsep routing RIP. - Praktikan mampu membuat konfigurasi dengan menggunakan Packet Tracer dengan protokol routing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jaringan saat ini memiliki dampak signifikan pada kehidupan kita, mengubah cara kita hidup, bekerja, dan bermain. Jaringan komputer dalam konteks yang lebih besar.
Lebih terperinciBAB 7 SWITCHING. Gambar 4.1. Rute jaringan 6 titik. 7.1 Prinsip Packet Switching, Virtual Circuit dan Datagram
BAB 7 SWITCHING Sebelum masuk ke pembahasan yang lebih mendalam, sebaiknya kita mengenal pengertian istilah packet switching, virtual circuit dan datagram. Selanjutnya fokus pembahasan bab ini meliputi
Lebih terperinciANALISIS KINERJA JARINGAN MULTIPROTOCOL LABEL SWITCHING (MPLS) UNTUK LAYANAN VIDEO STREAMING
ANALISIS KINERJA JARINGAN MULTIPROTOCOL LABEL SWITCHING () UNTUK LAYANAN VIDEO STREAMING Dimas Yudha Prawira, Ali Hanafiah Rambe Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik
Lebih terperinciMata kuliah Jaringan Komputer Jurusan Teknik Informatika - UNIKOM
Mata kuliah Jaringan Komputer Jurusan Teknik Informatika - UNIKOM ROUTING STATIK dan DINAMIK Definition ROUTING : Routing is process offorwarding packets from one network to another, this is sometimes
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian VRRP VRRP (Virtual Routing Redundancy Protocol) merupakan salah satu protokol open source redundancy yang artinya dapat digunakan di berbagai merek perangkat dan dirancang
Lebih terperinci