HASIL DAN PEMBAHASAN. sebagai responden yang diteliti berdasarkan umur, asal daerah, dan agama.
|
|
- Hendri Lie
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 47 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Responden Karakteristik mahasiswa Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran sebagai responden yang diteliti berdasarkan umur, asal daerah, dan agama Umur Sebanyak 30 mahasiswa angkatan 2013 menjadi responden pada penelitian ini. Umur responden berada pada rentang 19 tahun sampai 21 tahun. Menurut Soesilowindradini (1988), umur 17 sampai 21 tahun merupakan masa remaja akhir. Seseorang dalam masa ini telah menunjukkan kestabilan yang bertambah bila dibandingkan dengan masa remaja awal, demikian pula dengan tingkah laku yang berhubungan dengan konsumsi. Umur juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pola pikir seseorang. Tabel 3, menunjukkan uraian mengenai tingkatan umur responden. Tabel 3. Sebaran Responden Berdasarkan Umur Responden No. Umur (tahun) Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Jumlah (orang) 1. > > > Total Asal Daerah Universitas Padjadjaran merupakan perguruan tinggi yang banyak diminati oleh calon mahasiswa dari seluruh kota di Indonesia, tercatat pada tahun 2015 jumlah pendaftar ke Universitas Padjadjaran sebanyak orang yang berasal
2 48 dari berbagai daerah di Indonesia dan hanya orang yang diterima menjadi mahasiswa Universitas Padjadjaran melalui jalur SBMPTN (Unpad, 2015). Berdasarkan domisili atau asal daerah responden sebagian besar responden berasal dari provinsi Jawa Barat (83,33%) seperti Bandung, Sumedang, Bandung Barat, Bekasi, Bogor, Ciamis, Cimahi, Cirebon, Indramayu, Purwakarta, Sukabumi, dan Tasikmalaya, sedangkan responden yang berasal dari luar provinsi Jawa Barat hanya 16,67%, seperti Dumai, Wonosobo, Jakarta, Riau, dan Tangerang. Asal daerah responden berkaitan erat dengan pola kehidupan sebelum mereka menetap di Jatinangor. Tabel 4. Sebaran Responden Berdasarkan Asal Daerah Asal Daerah Jumlah (orang) Rata-rata Pengeluaran Konsumsi (Rp/ hari) Rata-rata Pendapatan (Rp/ bulan) Jawa Barat Luar Jawa Barat Hasil pada Tabel 4, menunjukkan bahwa responden yang berasal dari daerah luar Jawa Barat, memiliki konsumsi harian yang lebih besar dibandingkan dengan responden yang berasal dari daerah Jawa Barat. Konsumsi harian tersebut, meliputi makan, minum, dan jajan sehari responden. Hal ini dipengaruhi oleh uang kiriman yang diterima oleh responden yang berasal dari daerah luar Jawa Barat memang lebih besar (64,66%) dibandingkan dengan responden yang berasal dari daerah Jawa Barat (35,34%).
3 Agama Dominasi reponden (96,67%) memeluk agama Islam, dan sebanyak 3,33% dari responden yang memeluk agama non Islam. Kepercayaan semua responden menunjukkan bahwa daging ayam broiler dapat dikonsumsi dengan aman, selain alasan kesehatan atau nilai gizi juga karena daging ayam broiler merupakan makanan kesukaan mereka Tingkat Pengetahuan Gizi Pengetahuan gizi merupakan pengetahuan tentang makanan dan zat gizi, sumber-sumber zat gizi pada makanan, makanan yang aman dikonsumsi sehingga tidak menimbulkan penyakit dan cara mengolah makanan yang baik agar zat gizi dalam makanan tidak hilang serta bagaimana hidup sehat (Notoatmojo, 2003). Sebaran responden berdasarkan kategori tingkat pengetahuan gizi dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Sebaran Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Gizi No. Kategori Jumlah (orang) Persentase (%) 1. Tinggi 8 26,67 2. Sedang 16 53,33 3. Rendah 6 20,00 Total ,00 Tingkat pengetahuan gizi sebagian besar responden (53,33%) kategori sedang, sementara kategori tinggi (26,67%) dan kategori kurang (20,00%). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden memahami gizi hanya pada kategori sedang, yang hanya memahami mengenai jenis sumber protein, dan aplikasinya terhadap pemilihan makanan yang dapat dijadikan sumber protein bagi tubuh, serta mengetahui bagian ayam yang paling baik dikonsumsi. Nasoetion dan Riyadi (1995) menyatakan bahwa pengetahuan menjadi landasan
4 50 penting untuk menentukan konsumsi pangan keluarga, seseorang yang tahu gizi mempunyai kemampuan untuk menerapkan pengetahuannya di dalam pemilihan maupun pengolahan pangan sehingga konsumsi pangan yang mencukupi kebutuhan bisa lebih terjamin. Responden dengan tingkat pengetahuan gizi kategori rendah rata-rata hanya mengetahui jenis protein menurut sumbernya, makanan yang dapat menjadi sumber protein, serta bagian pada daging ayam yang paling baik dikonsumsi. Sedangkan tingkat pengetahuan gizi kategori tinggi sudah mengetahui hal-hal yang lebih dalam mengenai gizi, manfaat gizi bagi tubuh, serta kandungan yang terdapat dalam daging ayam broiler. Pengetahuan gizi yang dimiliki responden, pada umumnya didapat dari pendidikan formal, keluarga, dan berbagai sumber informasi lainnya seperti media cetak maupun elektronik yang digunakan untuk memperkaya pengetahuan. Pengalaman serta informasi yang didapat mengenai pengetahuan gizi, dapat pula menjadi pedoman mahasiswa dalam melakukan penerapan dalam kehidupan sehari-hari. Suhardjo (1989) menyatakan bahwa pengetahuan umum maupun pengetahuan gizi dan kesehatan akan mempengaruhi komposisi dan pola konsumsi pangan. Tingkat pendidikan dapat mempengaruhi perilaku yang disebabkan oleh perubahan pola pikir dan pengalaman-pengalamannya. Menurut Pranadji (1988) seseorang yang mempunyai tingkat pendidikan formal tinggi diharapkan memiliki pengetahuan gizi yang baik pula. Jika dilihat dari aspek tingkat pendidikan, maka tidak ada perbedaan satu dengan yang lainnya, karena responden pada penelitian ini sama yaitu sebagai mahasiswa aktif Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran.
5 51 Pengetahuan gizi berkaitan kesehatan dalam pemenuhan kebutuhan makanan harian. Menurut WHO, zat gizi (nutrien) adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses kehidupan. Kecukupan energi dan zat gizi yang dianjurkan adalah banyaknya masing-masing zat gizi yang harus dipenuhi dari makanan. Mahasiswa dengan rentang usia yang sama, akan berbeda mengenai kebutuhan gizinya antara laki-laki dan perempuan dengan rentang umur yang sama. Perbedaan aktivitas yang dilakukan serta berat badan juga mempengaruhi kebutuhan gizi harian seseorang Tingkat Pendapatan Tingkat pendapatan responden pada penelitian ini mengacu pada besaran uang yang diterima oleh responden untuk memenuhi kebutuhannya selama satu bulan bersumber dari orang tua, beasiswa, maupun sumber lainnya. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data responden mengenai rata-rata pendapatan per bulan, sumber pendapatan, serta rata-rata jumlah konsumsi daging ayam broiler. Tabel 6. Sebaran Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan Tingkat Pendapatan (Rp/ bulan) Jumlah (orang) Persentase (%) Kategori ,33 Rendah > ,67 Tinggi Berdasarkan Tabel 6, pendapatan yang diterima responden per bulan berkisar dari Rp sampai Rp dengan rata-rata sebesar Rp per bulan. Sebagian besar (73,33%) responden menerima pendapatan antara Rp sampai per bulan. Hal ini menunjukkan bahwa responden menerima uang kiriman per bulan relatif rendah karena berada dibawah
6 52 rata-rata total pendapatan yang diterima responden, sedangkan sebanyak 26,67% responden memperoleh kiriman yang dengan kategori tinggi. Jenis pengeluaran responden bervariasi, oleh karena itu responden harus pandai mengatur uang kiriman berdasarkan skala kebutuhannya. Hampir semua mahasiswa mengalokasikan uang sakunya untuk biaya makan. Makan merupakan kebutuhan utama yang harus dipenuhi. Alokasi uang saku untuk biaya makan dari setiap mahasiswa berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan dan keadaan mereka. Mahasiswa yang indekos lebih memprioritaskan uang sakunya untuk biaya makan. Jika setiap harinya responden makan dua kali, dan biaya yang dikeluarkan untuk satu kali makan adalah Rp , maka dalam sehari responden harus mengeluarkan biaya Rp hanya untuk makan saja. Jika dalam sebulan biaya yang dikeluarkan untuk makan Rp (30 hari), maka hanya Rp yang dapat digunakan setiap harinya untuk kebutuhan selain makan. Berikut Tabel 7, menunjukkan alokasi pendapatan responden terhadap kebutuhan setiap bulan. Tabel 7. Alokasi Pendapatan terhadap Kebutuhan per Bulan No. Kebutuhan Rata-rata Pengeluaran (Rp) Persentase Pengeluaran terhadap Pendapatan per Bulan 1. Makan Minum ,07 2. Belanja Bulanan ,25 3. Perkuliahan ,77 4. Transportasi ,76 5. Hiburan ,76 6. Lain-lain ,40 Alokasi pendapatan responden sebagian besar (62,07%) untuk makan dan minum sehari-hari, dan sisanya digunakan untuk kebutuhan belanja bulanan, seperti alat kebersihan, kesehatan, dan kecantikan; kebutuhan perkuliahan, seperti fotocopy, print, buku, dan pulsa modem; biaya transportasi bagi responden yang menggunakan kendaraan pribadi atau umum, alokasi untuk biaya transportasi ini
7 53 kecil hanya 4,76%, hal ini dikarenakan sebagian dari responden memanfaatkan fasilitas angkutan gratis dari kampus untuk transportasi mereka menuju kampus; alokasi selanjutnya digunakan untuk refreshing atau hiburan responden, seperti nonton bioskop atau jalan-jalan, serta kebutuhan lain-lain (10,40%). Besaran pendapatan yang diterima seorang responden tergantung kepada kemampuan pengirim. Tabel 8, menunjukkan rata-rata pendapatan yang diterima responden per bulan berdasarkan sumber kiriman. Tabel 8. Sumber Kiriman Responden serta Rata-rata Pendapatan per Bulan No. Sumber Kiriman Jumlah (orang) Persentase (%) Rata-rata Pendapatan (Rp/ bulan) 1. Keluarga 2 6, Orangtua 18 60, Orangtua dan Beasiswa 9 30, Orangtua dan Keluarga 1 3, Pendapatan keluarga merupakan imbalan yang diterima oleh seseorang dari pekerjaan yang dilakukannya. Pekerjaan juga dikaitkan dengan tingkat pendapatan, seseorang yang memiliki pekerjaan yang baik tentu pendapatannya akan baik pula, sehingga secara tidak langsung pekerjaan mempengaruhi pola makan seseorang dikaitkan dengan hasil yang didapat (uang). Responden dengan tingkat pendapatan tinggi, dapat dengan mudah memilih menu makanan bergizi yang akan dimakan setiap harinya. Hal ini sesuai dengan pernyataan Suhardjo (1989) terdapat hubungan yang erat antara pendapatan dan gizi didorong oleh pengaruh yang menguntungkan dari pendapatan yang meningkat bagi perbaikan kesehatan dan masalah keluarga lainnya yang berkaitan dengan keadaan gizi, hampir berlaku umum terhadap semua tingkat pendapatan. Jenis pekerjaan orangtua dapat memberikan gambaran besarnya pendapatan yang diperoleh keluarga tersebut setiap bulan, sedangkan pendapatan
8 54 keluarga secara langsung mempengaruhi besaran uang kiriman untuk responden. Responden yang kedua orangtuanya berwirausaha, menerima rata-rata uang kiriman sebesar Rp per bulan, yang merupakan jumlah terbesar dari uang kiriman dengan berbagai pekerjaan lain. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 9, mengenai pekerjaan orang tua/wali dengan rata-rata uang kiriman per bulan kepada anak. Tabel 9. Pekerjaan Orangtua/Wali dengan Rata-rata Uang Kiriman per Bulan No. Pekerjaan Orangtua/Wali Rata-rata Kiriman (Rp/bulan) 1. Pegawai Swasta Pensiunan PNS PNS Wiraswasta PNS - Pegawai Swasta PNS PNS PNS - Wiraswasta Wiraswasta - Pegawai Swasta Wiraswasta - Petani Wiraswasta - Wiraswasta Preferensi Konsumsi Preferensi pangan (food preference) adalah tindakan/ukuran atau tidak sukanya terhadap makanan dan akan berpengaruh terhadap konsumsi pangan Suhardjo (1989). Hasil dari penelitian preferensi terhadap daging ayam broiler pada semua responden menunjukan bahwa 100% menyukai daging ayam broiler sebagai bahan pangan untuk dikonsumsi. Menurut Khumaidi (1989), terbentuknya rasa suka terhadap makanan tertentu merupakan hasil dari kesenangan sebelumnya yang diperoleh pada saat makan untuk memenuhi rasa lapar serta dari hubungan emosional dengan yang memberi makan pada saat anak-anak. Perbedaan yang nyata terhadap preferensi konsumsi daging ayam broiler pada responden dilihat dari bagian daging ayam,
9 55 menu dalam pengolahan daging ayam yang dikonsumsi, serta alasan atau pertimbangan dalam mengonsumsi daging ayam broiler Preferensi Konsumsi Terhadap Bagian Daging Ayam Broiler Preferensi responden terhadap daging ayam broiler berdasarkan bagian daging ayam broiler yang disukai. Pada tingkat pengetahuan gizi untuk kategori tinggi, bagian daging ayam broiler yang paling disukai yaitu bagian paha bawah, kategori sedang bagian daging ayam broiler yang paling disukai yaitu paha atas, dan untuk kategori rendah, bagian daging ayam broiler yang disukai pada bagian dada. Tabel 10 dibawah ini menggambarkan sebaran responden pada preferensi terhadap bagian daging ayam broiler yang disukai berdasarkan tingkat pengetahuan gizi. Tabel 10. Sebaran Responden Pada Preferensi Terhadap Bagian Daging Ayam Broiler Yang Disukai Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Gizi No. Bagian Daging Ayam Tingkat Pengetahuan Gizi Persentase Broiler Tinggi Sedang Rendah (%) 1. Dada ,00 2. Paha Atas ,67 3. Paha Bawah ,67 4. Sayap ,67 Total ,00 Tabel 10, diatas mengungkapkan bahwa sebagian besar (36,67%) responden memilih bagian paha atas pada daging ayam broiler yang paling disukai. Bagian dada pada daging ayam broiler juga banyak disukai oleh responden sebesar 30,00%. Sedangkan bagian paha bawah dan sayap pada daging ayam broiler masing-masing hanya 16,67%.
10 56 Pada kategori tingkat pengetahuan gizi tinggi, paha bawah menjadi bagian daging ayam yang paling disukai, tingkat pengetahuan gizi sedang, paha atas menjadi bagian daging ayam yang paling disukai, sedangkan pada kategori tingkat pengetahuan gizi rendah, bagian dada ayam yang paling disukai. Hal ini menunjukan bahwa pada dasarnya responden tidak memperhatikan nilai gizi yang terkandung dan kemampuan terhadap tingkat pengetahuan yang dimilikinya untuk mengonsumsi bagian daging ayam broiler. Sama halnya dengan preferensi terhadap bagian daging ayam broiler yang disukai berdasarkan tingkat pengetahuan gizi, preferensi terhadap bagian daging ayam broiler yang disukai berdasarkan tingkat pendapatan responden juga menyukai bagian paha atas dan dada. Berikut Tabel 11, mengenai sebaran responden pada preferensi terhadap bagian daging ayam broiler yang disukai berdasarkan tingkat pendapatan. Tabel 11. Sebaran Responden Pada Preferensi Terhadap Bagian Daging Ayam Broiler Yang Disukai Berdasarkan Tingkat Pendapatan No. Bagian Daging Ayam Broiler Tingkat Pendapatan Persentase Tinggi Rendah (%) 1. Dada ,00 2. Paha Atas ,67 3. Paha Bawah ,67 4. Sayap ,67 Total ,00 Tabel 11, diatas menunjukan bahwa pada tingkat pendapatan kategori tinggi responden lebih menyukai bagian dada pada daging ayam broiler, sedangkan kategori rendah lebih menyukai bagian paha atas. Secara keseluruhan preferensi terhadap bagian daging ayam broiler berdasarkan tingkat pendapatan, responden menyukai bagian paha atas (36,67%) dan bagian dada (30,00%). Jika dilihat dari jumlah protein, daging dada dan daging paha memiliki jumlah protein yang berbeda yaitu 20,5% dan 18,1% (Lampiran 2). Ditambahkan
11 57 Sediaoetama (2006) bahwa daging paha ayam mengandung serat-serat yang lebih kasar, jika dibandingkan dengan daging dada (dada mentok), sehingga daging dada ayam lebih mudah dicerna dibandingkan dengan daging pahanya. Bagian dada diminati oleh responden karena bagian dada banyak mengandung daging dan empuk. Selain bagian dada, bagian paha atas juga banyak diminati oleh responden dikarenakan bagian ini selain terdapat daging yang cukup banyak, juga terdapat kulit yang menempel pada bagian ini. Hal tersebut menjadi salah satu alasan bagian paha atas menjadi bagian yang banyak di konsumsi responden. Bagian paha bawah dan sayap kurang diminati oleh responden dibandingkan bagian dada dan paha atas. Terlihat dari responden yang memilih kedua bagian ini untuk dikonsumsi. Untuk bagian paha bawah dan sayap ini tendapat perbedaan yang sangat jelas dibandingkan dengan bagian dada dan paha atas, selain karena ukurannya yang relatif kecil juga perhatian beberapa penjual produk daging ayam terhadap kedua bagian ini, yaitu dengan menurunkan harga. Analisis statistik pada Tabel 12 dan Tabel 13, menggambarkan hasil uji chi square antara preferensi bagian daging ayam broiler dengan tingkat pengetahuan gizi responden dan tingkat pendapatan. Tabel 12. Output Chi Square antara Preferensi Bagian Daging Ayam Broiler dengan Tingkat Pengetahuan Gizi Chi-Square Tests Value df Asymp. Sig. (2-sided) Pearson Chi-Square 6,659 a 6,354 Likelihood Ratio 7,514 6,276 Linear-by-Linear Association 3,683 1,055 N of Valid Cases 30 a. 11 cells (91,7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,00. Hasil chi square hitung (6,659), Asymp. Sig sebesar 0,354 atau probabilitas diatas 0,05 (0,354 > 0,05). Maka tingkat pengetahuan gizi responden tidak
12 58 mempengaruhi preferensi bagian daging ayam broiler untuk dikonsumsi. Pengetahuan yang dimiliki responden tidak mempengaruhi preferensi terhadap bagian daging ayam yang dikonsumsi, responden cenderung tidak terlalu membandingkan kandungan pada bagian-bagian daging ayam. Tabel 13. Output Chi Square antara Preferensi Bagian Daging Ayam Broiler dengan Tingkat Pendapatan Chi-Square Tests Value df Asymp. Sig. (2-sided) Pearson Chi-Square 3,388 a 3,336 Likelihood Ratio 4,535 3,209 Linear-by-Linear Association 1,953 1,162 N of Valid Cases 30 a. 6 cells (75,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,33. Tabel 13, menunjukkan hasil analisis chi square hitung pada preferensi bagian daging ayam broiler dengan tingkat pendapatan yaitu 3,388, Asymp. Sig sebesar 0,336 atau probabilitas diatas 0,05 (0,388 > 0,05). Maka tingkat pendapatan responden tidak mempengaruhi preferensi bagian daging ayam broiler untuk dikonsumsi. Rasa suka terhadap bagian daging ayam yang dikonsumsi kembali kepada selera responden. Meskipun pada beberapa franchise yang menjual daging ayam membedakan antara bagian-bagian daging ayam, tetapi tidak mempengaruhi responden pada berbagai tingkat pendapatan terhadap pemilihan bagian daging ayam broiler Preferensi Konsumsi Terhadap Menu Daging Ayam Broiler Keanekaragaman olahan bumbu dan masakan untuk daging ayam, menjadikan menu yang beragam pula untuk bisa dinikmati oleh masyarakat. Menu masakan daging ayam broiler yang paling disukai oleh responden, seperti ayam goreng, ayam bakar, ayam krispi, ayam kremes, ayam penyet, ayam kecap,
13 59 ayam pop, ayam sayur, opor ayam, ayam kalasan, ayam balado, dan masih banyak lagi hidangan ayam broiler. Sanjur (1982), ada tiga faktor utama yang mempengaruhi preferensi seseorang terhadap suatu jenis pangan, yaitu karakteristik individu, karakteristik pangan, dan karakteristik lingkungan. Pada faktor karakteristik pangan itu sendiri, terdapat rasa, aroma, harga, dan penampakan. Berikut Tabel 14, mengenai preferensi terhadap menu daging ayam broiler berdasarkan tingkat pengetahuan gizi. Tabel 14. Sebaran Responden Pada Preferensi Terhadap Menu Daging Ayam Broiler Yang Disukai Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Gizi No. Menu Masakan Tingkat Pengetahuan Gizi Tinggi Sedang Rendah Persentase (%) 1. Ayam Goreng ,00 2. Ayam Bakar ,00 3. Ayam Krispi ,67 4. Ayam Penyet ,33 5. Ayam Kecap ,67 6. Sop Ayam ,33 7. Ayam Saus Tiram ,33 8. Ayam Panggang ,33 9. Ayam Balado , Ayam Taliwang , Ayam Cabe Ijo ,67 Total ,00 Pada Tabel 14 diatas, menunjukan bahwa menu ayam goreng banyak disukai oleh responden dengan berbagai tingkat pengetahuan gizi. Menu ayam bakar menjadi menu kedua yang paling disukai responden. Sama halnya pada kategori tingkat pendapatan, preferensi terhadap menu daging ayam broiler yang disukai yaitu ayam goreng, lebih jelasnya pada Tabel 15. Tabel 15. Sebaran Responden Pada Preferensi Terhadap Menu Masakan Daging Ayam Broiler Yang Disukai Berdasarkan Tingkat Pendapatan No. Menu Masakan Tingkat Pendapatan Tinggi Rendah Persentase (%) 1. Ayam Goreng ,00 2. Ayam Bakar ,00
14 3. Ayam Krispi 0 2 6,67 4. Ayam Penyet 0 1 3,33 5. Ayam Kecap 1 1 6,67 6. Sop Ayam 0 1 3,33 7. Ayam Saus Tiram 0 1 3,33 8. Ayam Panggang 1 0 3,33 9. Ayam Balado 1 0 3, Ayam Taliwang 0 1 3, Ayam Cabe Ijo 0 2 6,67 Total ,00 60 Pada Tabel 15, menggambarkan bahwa menu ayam goreng menjadi menu yang paling disukai oleh responden dengan kategori pendapatan tinggi dan pendapatan rendah. Secara keseluruhan responden dengan kategori tingkat pengetahuan gizi dan tingkat pendapatan, pada kedua kategori ini menu ayam goreng menjadi menu paling disukai, dan menu ayam bakar menjadi menu kedua yang paling disukai responden. Hal ini menunjukkan bahwa responden lebih menyukai menu daging ayam bakar goreng, karena rasanya yang renyah dan gurih serta mudah mendapatkannya di rumah makan atau kantin. Ayam bakar juga banyak digemari karena beberapa alasan, seperti rasanya yang lebih enak dan cocok untuk dikonsumsi di malam hari dan memang menjadi menu pengganti jika bosan dengan ayam goreng. Selain itu, menu ayam krispi juga menjadi favorit karena hidangan ayam krispi ini banyak dijual cepat saji dibeberapa franchise yang berada tidak jauh dari tempat tinggal responden. Menu ayam kecap, ayam cabe ijo, ayam balado, dan aneka jenis masakan ayam yang disajikan dengan sambal hanya dikonsumsi oleh beberapa responden yang gemar menyantap makanan pedas. Rata-rata responden menyantap menu daging ayam dengan jumlah tiga menu masakan, hal ini karenakan agar responden tidak merasa bosan dalam mengonsumsi daging ayam broiler.
15 61 Berikut Tabel 16 dan Tabel 17, menggambarkan hasil uji chi square antara preferensi menu masakan daging ayam broiler dengan tingkat pengetahuan gizi responden dan tingkat pendapatan. Tabel 16. Output Chi Square antara Preferensi Menu Masakan Daging Ayam Broiler dengan Tingkat Pengetahuan Gizi Chi-Square Tests Value df Asymp. Sig. (2-sided) Pearson Chi-Square 17,708 a 20,607 Likelihood Ratio 19,668 20,479 Linear-by-Linear Association 1,279 1,258 N of Valid Cases 30 a. 32 cells (97,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is,20. Hasil uji statistik pada analisis chi square hitung pada preferensi menu masakan daging ayam broiler dengan tingkat pengetahuan yaitu 17,708, Asymp. Sig sebesar 0,607 atau probabilitas diatas 0,05 (0,607 > 0,05). Maka tingkat pengetahuan gizi responden tidak mempengaruhi preferensi menu masakan daging ayam broiler untuk dikonsumsi. Menu masakan yang dipilih sesuai selera responden tidak terpengaruh oleh tingkat pengetahuan gizi responden. Tabel 17. Output Chi Square antara Preferensi Menu Masakan Daging Ayam Broiler dengan Tingkat Pendapatan Chi-Square Tests Value df Asymp. Sig. (2-sided) Pearson Chi-Square 9,119 a 10,521 Likelihood Ratio 10,888 10,366 Linear-by-Linear Association,008 1,927 N of Valid Cases 30 a. 21 cells (95,5%) have expected count less than 5. The minimum expected count is,27. Hasil chi square hitung (9,119), Asymp. Sig sebesar 0,521 atau probabilitas diatas 0,05 (0,521 > 0,05). Maka tingkat pendapatan responden tidak mempengaruhi preferensi menu masakan daging ayam broiler untuk dikonsumsi.
16 62 Menu masakan daging ayam broiler dengan harga yang ditawarkan cenderung tidak berbeda jauh dari setiap menunya, sehingga pada uji chi square tidak menunjukan adanya pengaruh terhadap pemilihan menu Preferensi Konsumsi Terhadap Alasan Mengonsumsi Daging Ayam Broiler Alasan dalam mengonsumsi juga berpengaruh terhadap preferensi daging ayam broiler. Menurut Kotler (2001), pilihan konsumen terhadap suatu produk dipengaruhi oleh faktor-faktor kebudayaan, sosial, pribadi, dan psikologi. Berikut Tabel 18, mengenai sebaran responden pada preferensi terhadap alasan mengonsumsi daging ayam broiler berdasarkan tingkat pengetahuan gizi. Tabel 18. Sebaran Responden Pada Preferensi Terhadap Alasan Mengonsumsi Daging Ayam Broiler Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Gizi No. Alasan Tingkat Pengetahuan Gizi Persentase Tinggi Sedang Rendah (%) 1. Rasa enak ,34 2. Ekonomis ,00 3. Kandungan gizi ,67 Total ,00 Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden berdasarkan tingkat pengetahuan gizi, mengenai alasan atau pertimbangan dalam mengonsumsi daging ayam broiler. Alasan karena rasa daging ayam broiler yang enak merupakan alasan yang paling besar (63,34%) dalam mengonsumsi daging ayam broiler. Selain rasa yang enak, alasan karena harga daging ayam broiler yang ekonomis, juga menjadi alasan kedua terbesar (30,00%) dalam mengonsumsi daging ayam broiler. Sedangkan alasan lain seperti suka dan kandungan gizi pada daging ayam, menjadi alasan penentu lain dalam memilih daging ayam broiler.
17 63 Berikut Tabel 19, menunjukkan sebaran responden pada preferensi terhadap alasan mengonsumsi daging ayam broiler berdasarkan tingkat pendapatan. Tabel 19. Sebaran Responden Pada Preferensi Terhadap Alasan Mengonsumsi Daging Ayam Broiler Berdasarkan Tingkat Pendapatan No. Alasan Tingkat Pendapatan Persentase Tinggi Rendah (%) 1. Rasa enak ,34 2. Ekonomis ,00 3. Kandungan gizi 2 0 6,67 Total ,00 Pada Tabel 19, menunjukkan bahwa alasan responden yang paling besar (63,34%) yaitu rasa yang enak pada daging ayam broiler menjadikan daging ayam broiler banyak dikonsumsi responden. Alasan kerena harganya yang murah dalam pemilihan daging ayam broiler untuk dikonsumsi menjadi alasan yang dipilih oleh responden dengan kategori pendapatan rendah. Hal ini didukung oleh pendapat Lipsey dkk (1995), yang mengemukakan bahwa semakin rendah harga suatu komoditi maka jumlah yang akan diminta untuk komoditi tersebut akan semakin besar. Semakin tinggi harga suatu komoditi, maka semakin sedikit jumlah komoditi yang diminta, sedangkan alasan praktis diungkapkan oleh responden dengan tingkat pendapatan tinggi dalam mengemukakan alasan yang kedua dalam mengonsumsi daging ayam broiler. Berikut Tabel 20 dan Tabel 21, menggambarkan hasil uji chi square antara alasan mengonsumsi daging ayam broiler dengan tingkat pengetahuan gizi responden dan tingkat pendapatan.
18 Tabel 20. Output Chi Square antara Alasan Mengonsumsi Daging Ayam Broiler dengan Tingkat Pengetahuan Gizi Chi-Square Tests Value df Asymp. Sig. (2-sided) Pearson Chi-Square 2,704 a 6,845 Likelihood Ratio 3,457 6,750 Linear-by-Linear Association,203 1,652 N of Valid Cases 30 a. 11 cells (91,7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is,40. Hasil chi square hitung (2,704), Asymp. Sig sebesar 0,845 atau probabilitas 64 diatas 0,05 (0,845 > 0,05). Maka tingkat pengetahuan gizi responden tidak mempengaruhi alasan mengonsumsi daging ayam broiler untuk dikonsumsi. Kandungan gizi yang ada pada daging ayam broiler tidak menjadi suatu kebutuhan khusus yang dapat memenuhi nutrisi bagi tubuh, karena daging ayam sudah menjadi menu yang banyak dipilih mahasiswa. Tabel 21. Output Chi Square antara Alasan Mengonsumsi Daging Ayam Broiler dengan Tingkat Pendapatan Chi-Square Tests Value df Asymp. Sig. (2-sided) Pearson Chi-Square 5,901 a 3,117 Likelihood Ratio 5,708 3,127 Linear-by-Linear Association,324 1,569 N of Valid Cases 30 a. 6 cells (75,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is,53. Hasil chi square hitung (5,901), Asymp. Sig sebesar 0,117 atau probabilitas diatas 0,05 (0,117 > 0,05). Maka tingkat pendapatan responden tidak mempengaruhi alasan dalam mengonsumsi daging ayam broiler untuk dikonsumsi. Karena daging ayam sudah menjadi makanan yang sering dikonsumsi karena harga yang relatif terjangkau oleh setiap mahasiswa, berbeda dengan daging sapi yang memang tergolong makanan yang mewah dikalangan mahasiswa Pola Konsumsi
19 65 Pengetahuan gizi merupakan pengetahuan tentang makanan dan zat gizi, sumber-sumber zat gizi pada makanan, makanan yang aman dikonsumsi sehingga tidak menimbulkan penyakit dan cara mengolah makanan yang baik agar zat gizi dalam makanan tidak hilang serta bagaimana hidup sehat (Notoatmojo 2003). Tingkat pengetahuan gizi seseorang berpengaruh terhadap sikap dan perilaku dalam pemilihan makanan yang pada akhirnya akan berpengaruh pada keadaan gizi yang bersangkutan. Pengetahuan gizi yang tidak memadai, kurangnya pengertian tentang kebiasaan makan yang baik, serta pengertian yang kurang tentang kontribusi gizi dari berbagai jenis makanan akan menimbulkan masalah kecerdasan dan produktifitas. Menurut Suhardjo (2006), pola konsumsi merupakan cara bagaimana makan diperoleh, jenis makanan yang dikonsumsi, jumlah makanan yang mereka makan dan pola hidup mereka, termasuk beberapa kali makan atau frekuensi makan. Pola konsumsi responden meliputi cara memperoleh makan setiap harinya, pilihan tempat pembelian, frekuensi makan, dan rata-rata pengeluaran konsumsi harian. Pola konsumsi daging ayam broiler pada responden yang diamati meliputi jumlah konsumsi dan frekuensi makan daging ayam broiler dalam satu minggu Cara Memperoleh Makan Responden pada penelitian ini merupakan mahasiswa yang tidak tinggal dengan orangtua/indekos. Mahasiswa yang indekos mempunyai keputusan penuh terhadap segala pemilihan, terutaman dalam memenuhi kebutuhannya termasuk dalam hal makan. Sebagian besar responden memperoleh makan dengan membeli. Hanya 10% yang sesekali memperoleh makan dengan memasak sendiri
20 66 di kostan. Hal ini juga dipengaruhi oleh kostan yang ditempati responden, menyediakan atau tidak ruang untuk memasak. Keputusan responden dalam cara memilih untuk membeli makan diluar juga karena alasan simpel daripada harus memasak makanan. Juga keterbatasan kemampuan untuk memasak makanan yang dimiliki oleh responden, terutama reponden laki-laki. Maka, hampir 100% responden memilih untuk membeli makan setiap harinya Pilihan Tempat Pembelian Daging Ayam Broiler Keputusan responden dalam membeli makan setiap hari, maka responden mempunyai tempat pembelian makan yang selalu dikunjungi. Dengan maraknya penjual rumah makan, kantin, warung makan, dan fast food berdampak pada pemilihan makanan yang dijual ditempat tersebut. Persepsi responden terhadap tempat pembelian makan, yang menyebabkan tempat tersebut sering untuk dikunjungi. Persepsi merupakan pandangan individu terhadap suatu objek sehingga individu tersebut memberi reaksi atau respon yang berhubungan dengan penerimaan atau penilaian. Menurut Kotler (1997), persepsi berhubungan dengan pendapat dan penilaian yang berakibat terhadap motivasi, kemauan, tanggapan, perasaan, dan fantasi terhadap stimulus. Persepsi tidak hanya bergantung pada rangsangan fisik teatpi juga pada rangsangan yang berhubungan dengan lingkungan sekitar dan keadaan inividu yang bersangkutan. Dengan adanya persepsi senang terhadap suatu tempat, maka responden cenderung kembali ke tempat tersebut karena beberapa hal. Berikut Tabel 22, tempat pembelian daging ayam broiler yang biasa dijadikan menu untuk makan.
21 Tabel 22. Sebaran Responden Menurut Tempat Pembelian Daging Ayam Broiler No. Tempat Pembelian Tingkat Pengetahuan Gizi Tingkat Pendapatan Tinggi Sedang Rendah Tinggi Rendah 1. Kantin Warteg, Warnas Rumah Makan (Modern, Sunda, Padang) 4. Cepat Saji (Restaurant, Franchise) *Responden dapat memlilih lebih dari tempat konsumsi Responden pada kategori pengetahuan gizi rendah, menjadikan kantin sebagai tempat pembelian daging ayam broiler, sedangkan untuk kategori pengetahuan gizi tinggi dan kategori pengetahuan gizi rendah lebih memilih warteg dan warung nasi yang menjadi pilihan tempat untuk pembelian daging ayam broiler. Hal yang juga menjadi pertimbangan responden dalam memilih tempat untuk membeli daging ayam juga karena alasan mengenai kebersihan, pelayanan yang memuaskan, kualitas daging ayam yang terjamin, harga yang murah, lokasi terdekat, dan ada juga karena ajakan dari teman. Kantin cenderung lebih disukai mahasiswa disebabkan karena keseharian dan aktivitas mahasiswa berada di kampus, dari pagi hari hingga sore, jadi mengharuskan mahasiswa makan di kantin kampus. Berbeda dengan kantin kampus, alasan mahasiwa memilih warung nasi, warung tegal, rumah makan padang dikarenakan selera dari setiap mahasiswa, perbedaan cita rasa yang disajikan berbeda, misalnya rumah makan padang yang menghadirkan rasa pedas disetiap masakannya, warung nasi yang menghadirkan rasa manis atau khas sunda. Cepat saji dan restaurant dipilih karena kecepatan dan lokasi atau tempat yang incar para mahasiswa dalam memilih daging ayam utuk makan sehari-hari. 67
22 68 Sedangkan untuk pecel, biasanya banyak diminati di malam hari karena jam buka pecel yang memang buka pada malam hari dipinggiran jalan kampus, dan memang kebanyakan rumah makan yang lain sudah mulai tutup atau kehabisan, maka alternatif lain ialah kedai pecel kaki lima Frekuensi Makan Perbedaan konsumsi makan pokok harian setiap mahasiswa jelas berbeda. Kebiasaan dan bentuk tubuh menjadikan pola konsumsi makan pokok mahasiswa berbeda pula. Kebiasaan perempuan untuk menjaga berat badan berbeda halnya dengan laki-laki yang seakan tidak peduli terhadap penampilan badan, menjadikan pola makan yang berbeda pula. Berikut Tabel 23, yang menjelaskan sebaran responden berdasarkan tingkat konsumsi makan per hari. Tabel 23. Sebaran Responden Menurut Frekuensi Makan No. Frekuensi Makan Tingkat Pengetahuan Gizi Tingkat Pendapatan Tinggi Sedang Rendah Tinggi Rendah 1. 1 kali kali kali kali kali Pendapatan dan harga pangan merupakan faktor penentu daya beli konsumen. Konsumen akan memilih pangan untuk dikonsumsi sesuai dengan tingkatan daya beli yang dimilikinya. Ditambahkan Khumaidi (1994), bahwa kebiasaan makan erat kaitannya dengan penyediaan makanan, karena akan mempengaruhi pemilihan bahan makanan yang dikonsumsi untuk mencukupi kebutuhan zat gizi.
23 69 Frekuensi makan yang baik adalah tiga kali dalam sehari yang terdiri dari sarapan pagi, makan siang, dan makan malam. Menurut Khomsan (2003), apabila kita makan hanya satu atau dua kali per hari, sulit secara kuantitas dan kualitas untuk memenuhi kebutuhan gizi. Keterbatasan lambung menyebabkan kita tidak bisa makan sekaligus dalam jumlah yang banyak. Sejumlah pakar gizi berpendapat bahwa pola makan yang paling baik adalah hanya makan dua kali sehari. Alasannya, tipe pola makan dua kali ternyata didasarkan pada psikologi pelik tubuh, yaitu harus ada jeda dari makan pertama sebelum menyantap makan pokok lain, sehingga perlu menunggu perut kosong agar timbul sensasi lapar yang optimal. Biasanya, makanan tinggal didalam perut selama enam hingga delapan jam. Kesimpulannya, makan sehari dua kali dapat memberikan waktu bagi perut untuk lebih banyak beristirahat, selain itu pola makan dua kali sehari dapat memberikan kesempatan pada perut untuk beristirahat selama 12 jam Rata-rata Pengeluaran Konsumsi Harian Hampir semua mahasiswa mengalokasikan pendapatan untuk biaya makan. Makan merupakan kebutuhan utama yang harus dipenuhi. Alokasi pendapatan untuk biaya makan dari setiap mahasiswa berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan dan keadaan mereka. Mahasiswa yang indekos lebih memprioritaskan uangnya untuk biaya makan. Berdasarkan Tabel 24, responden berdasarkan pengetahuan gizi, dengan kategori tinggi, pengeluaran harian sebesar hingga Rp Kategori pengetahuan sedang dan kategori rendah dengan rata-rata pengeluaran harian Rp hingga Rp untuk konsumsi. Sedangkan berdasarkan tingkat pendapatan, pada kategori tingkat pendapatan tinggi rata-rata pengeluaran harian sebesar Rp hingga Rp dan
24 70 pada kategori tingkat pendapatan rendah jumlah rata-rata mengeluarkan Rp hingga Rp untuk konsumsi harian. Lebih jelas pada Tabel 24. Tabel 24. Sebaran Responden Menurut Alokasi Pengeluaran Harian No. Pengeluaran Tingkat Pengetahuan Gizi Tingkat Pendapatan Konsumsi Harian (Rp) Tinggi Sedang Rendah Tinggi Rendah Teori Maslow menyatakan bahwa kebutuhan manusia tersusun dalam hirarkhi, dari yang paling mendesak sampai yang paling kurang mendesak sehingga orang didorong oleh kebutuhan-kebutuhan tertentu pada waktu-waktu tertentu. Dalam urutan berdasarkan tingkat kepentingannya, kebutuhan fisik yang meliputi rasa lapar dan haus merupakan kebutuhan pertama yang paling penting, sehingga orang akan berusaha memuaskan sebuah kebutuhan mereka yang paling penting. Jika seseorang berhasil memuaskan sebuah kebutuhan yang penting, kebutuhan tersebut tidak lagi menjadi motivator, dan dia akan berusaha memuaskan kebutuhan terpenting berikutnya (Kotler, 1997). Sebagai akibat dari rasa lapar atau tubuh merasa kehilangan zat-zat makanan tertentu akan memotivasi manusia untuk berperilaku dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan makan (Sumarwan, 2004). Selain untuk makan pengeluaran konsumsi harian juga meliputi biaya untuk makan, minum, dan jajan mahasiswa setiap hari. Alokasi pengeluaran harian ini disesuaikan dengan pendapatan yang diterima mahasiswa, karena kebutuhan mahasiswa indekos dipenuhi oleh mereka sendiri. Seperti yang dikemukakan Koentjaraningrat (1997) pemberian uang saku kepada anak memberikan pengaruh kepada anak untuk belajar mengelola dan bertanggung jawab terhadap uang saku yang dimilikinya.
25 Jumlah dan Frekuensi Konsumsi Daging Ayam Broiler Daging ayam broiler merupakan salah satu sumber protein bagi tubuh. Sebagai bahan pangan, daging ayam broiler tersusun atas komponen-komponen bahan pangan seperti protein, lemak, karbohidrat, vitamin, air, mineral, dan pigmen. Tabel 25, menggambarkan sebaran responden dengan berbagai kategori tingkat pengetahuan gizi serta jumlah konsumsi daging ayam. Tabel 25. Jumlah Konsumsi Daging Ayam Broiler Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Gizi Tingkat Pengetahuan Gizi Jumlah Konsumsi Total gram Tinggi Rata-rata 435 gram n 8 orang Total gram Sedang Rata-rata 562,5 gram n 16 orang Total gram Rendah Rata-rata 420 gram n 6 orang Hasil penelitian dengan metode recall yang dilakukan selama tiga kali dalam satu minggu, menunjukan bahwa responden dengan kategori tingkat pengetahuan tinggi mengonsumsi daging ayam sebanyak gram atau ratarata 435 gram per orang. Responden dengan kategori tingkat pengetahuan sedang, mengonsumsi daging ayam dengan jumlah gram atau rata-rata 562,5 gram per orang. Sedangkan responden dengan kategori tingkat pengetahuan kurang mengonsumsi daging ayam sebanyak gram atau rata-rata 420 gram per orang. Hal diatas menunjukkan bahwa responden dengan kategori pengetahuan gizi sedang rata-rata mengonsumsi daging ayam lebih banyak daripada responden dengan pengetahuan gizi tinggi. Padahal menurut Suhardjo (1989) konsumen yang memiliki pengetahuan dan pendidikan yang lebih tinggi cenderung memilih
26 72 pangan yang lebih baik. Hal ini dikarenakan responden dengan pengetahuan gizi tinggi, cenderung tidak menerapkan pengetahuan gizi mereka dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan jumlah daging ayam yang dikonsumsi, dapat dilihat juga frekuensi konsumsi daging ayam broiler perminggu, seperti pada Tabel 26. Ratarata responden (53,33%) pada tingkat pengetahuan gizi tinggi, sedang, dan rendah mengonsumsi daging ayam sekali dalam sehari. Tabel 26. Frekuensi Konsumsi Daging Ayam Broiler Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Gizi No. Frekuensi Konsumsi Tingkat Pengetahuan Gizi Persentase Tinggi Sedang Rendah (%) 1. >1 x perhari , x perhari , x perminggu ,33 4. <3 x perminggu ,00 5. <1 x perminggu ,67 6. Tidak pernah ,00 Total ,00 Perbedaan besarnya pendapatan yang diterima oleh responden mengakibatkan perbedaan konsumsi makanan, termasuk daging ayam broiler. Preferensi responden terhadap daging ayam sangat besar karena harga daging ayam relatif terjangkau oleh responden. Responden dengan tingkat pendapatan tinggi total mengonsumsi daging ayam gram atau rata-rata 675 gram per orang, sedangkan responden dengan tingkat pendapatan rendah total mengonsumsi daging ayam gram atau rata-rata 436,36 gram per orang. Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 27, mengenai preferensi konsumsi daging ayam berdasarkan tingkat pendapatan. Tabel 27. Jumlah Konsumsi Daging Ayam Broiler Berdasarkan Tingkat Pendapatan Tingkat Pendapatan Jumlah Konsumsi
27 73 Total 5400 gram Tinggi Rata-rata 675,00 gram n 8 orang Total 9600 gram Rendah Rata-rata 436,36 gram n 22 orang Hasil ini sejalan dengan penelitian Suprijono (1995) yang menunjukkan bahwa konsumsi protein dan sumbangan pangan hewani terhadap konsumsi protein meningkat sejalan dengan meningkatnya pendapatan. Soekirman (2000) menambahkan bahwa dengan meningkatnya pendapatan seseorang maka akan terjadi pergeseran pola konsumsi pangan ke arah yang lebih beraneka ragam dan terajadi peningkatan proporsi lemak dan protein, terutama dari sumber pangan hewani. Pendapatan dan harga pangan merupakan faktor penentu daya beli rumah tangga. Suatu rumah tangga akan memilih pangan untuk dikonsumsi sesuai dengan tingkat daya beli rumah tangga tersebut. Tingkat pendapatan yang tinggi akan memberi peluang yang lebih besar bagi rumah tangga untuk memilih pangan yang lebih baik dalam jumlah maupun gizinya. Menurut Ariningsih (2008), faktor daya beli sangat menentukan tingkat konsumsi pangan hewani, dengan semakin tinggi pendapatan maka konsumsi pangan hewani cenderung semakin tinggi. Hal ini diduga karena adanya produk pangan lain yang dapat dibeli responden dengan harga lebih murah. Lipsey dkk (1995), menyatakan penurunan harga suatu jenis barang akan mempengaruhi melalui dua cara, pertama harga relatif akan berubah sehingga rumah tangga terdorong untuk lebih banyak, barang tersebut karena harganya lebih murah, kedua pendapatan meningkat karena bisa membeli lebih banyak semua jenis komoditi, jenis komoditi yang digunakan sebagai pengganti dari daging ayam broiler yaitu daging sapi dan telur. Berikut Tabel 28, mengenai frekuensi konsumsi daging ayam broiler pada tingkat pendapatan.
28 Tabel 28. Frekuensi Konsumsi Daging Ayam Broiler Berdasarkan Tingkat Pendapatan No. Frekuensi Konsumsi Tingkat Pendapatan Persentase Tinggi Rendah (%) 1. >1 x perhari 1 1 6, x perhari , x perminggu ,33 4. <3 x perminggu ,00 5. <1 x perminggu 0 2 6,67 6. Tidak pernah 0 0 0,00 Total ,00 Rata-rata frekuensi konsumsi daging ayam broiler responden pada satu kali perhari atau 120 gram per potong. Jika dilihat dari rata-rata jumlah konsumsi daging ayam broiler responden sebanyak 500 gram per minggu. Konsumsi daging ayam broiler memberikan asupan protein hewani pada tubuh. Tahu, tempe dan telur menjadi menu sebagai sumber protein hewani yang sering dikonsumsi oleh 74 responden. Jika dilihat dari asupan protein, rata-rata responden hanya mengonsumsi sebesar 51,69 gram setiap hari, dan masih dibawah angka kecukupan protein yang dianjurkan (Lampiran 1). Responden kurang memperhatikan kecukupan protein yang dikonsumsi setiap harinya, padahal dengan mengonsumsi sepotong daging ayam broiler setiap harinya, juga tambahan seperti tempe dan susu maka responden sudah memenuhi kecukupan protein harian yang dianjurkan. Analisis chi square mengenai jumlah konsumsi daging ayam broiler dengan tingkat pengetahuan gizi dan tingkat pendapatan tidak saling mempengaruhi. Begitupun halnya frekuensi konsumsi daging ayam broiler dengan tingkat pengetahuan gizi dan tingkat pendapatan yang juga tidak saling mempengaruhi.
OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek dalam penelitian ini adalah pola konsumsi daging ayam broiler,
39 III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah pola konsumsi daging ayam broiler, sedangkan subjek yang terlibat di dalam penelitian ini adalah mahasiswa aktif
Lebih terperinciPOLA KONSUMSI DAGING AYAM BROILER BERDASARKAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PENDAPATAN KELOMPOK MAHASISWA FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJADJARAN
POLA KONSUMSI DAGING AYAM BROILER BERDASARKAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PENDAPATAN KELOMPOK MAHASISWA FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJADJARAN CONSUMPTION PATTERNS OF BROILER MEAT BASED ON THE LEVEL OF
Lebih terperinciDAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... ABSTRACT... DAFTAR TABEL... DAFTAR ILUSTRASI... DAFTAR LAMPIRAN...
DAFTAR ISI Bab KATA PENGANTAR... ABSTRAK... ABSTRACT... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR ILUSTRASI... DAFTAR LAMPIRAN... iv vi vii viii x xii xiii I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Identifikasi
Lebih terperinciKUESIONER FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI POLA PEMILIHAN MAKANAN SIAP SAJI (FAST FOOD) PADA PELAJAR DI SMA SWASTA CAHAYA MEDAN TAHUN 2012
LAMPIRAN KUESIONER FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI POLA PEMILIHAN MAKANAN SIAP SAJI (FAST FOOD) PADA PELAJAR DI SMA SWASTA CAHAYA MEDAN TAHUN 2012 I. INFORMASI WAWANCARA No. Responden... Nama Responden...
Lebih terperinciKUESIONER GAMBARAN TAYANGAN IKLAN FAST FOOD
KUESIONER GAMBARAN TAYANGAN IKLAN FAST FOOD (MAKANAN SIAP SAJI) DI TELEVISI DAN KEBIASAAN MAKAN FAST FOOD (MAKANAN SIAP SAJI) DAN KEJADIAN OBESITAS PADA PELAJAR SMA SWASTA CAHAYA MEDAN TAHUN 2013 I. INFORMASI
Lebih terperinciPERNYATAAN SEBAGAI RESPONDEN
Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 PERNYATAAN SEBAGAI RESPONDEN Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bersedia untuk berpartisipasi sebagai responden penelitian yang dilakukan
Lebih terperinciKUESIONER PENELITIAN
KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI TENTANG ANEMIA DENGAN POLA MAKAN UNTUK PENCEGAHAN ANEMIA DI SMA SWASTA BINA BERSAUDARA MEDAN TAHUN 2014 No. Responden : A. IDENTITAS RESPONDEN
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Salah satu kebutuhan pokok manusia adalah pangan. Dalam proses pemenuhan kebutuhan pangan, salah satu aktivitas yang bersifat individual adalah konsumsi pangan. Bagi individu,
Lebih terperinciLEMBAR KUESIONER HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN SINDROM DISPEPSIA PADA MAHASISWA FKM USU TAHUN 2015
LEMBAR KUESIONER HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN SINDROM DISPEPSIA PADA MAHASISWA FKM USU TAHUN 2015 Nama : Umur : Jenis kelamin : Tahun angkatan : Jadwal makan 1. Apakah setiap hari anda biasa sarapan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. tahun 2004, konsumsi protein sudah lebih besar dari yang dianjurkan yaitu
1 I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pola konsumsi pangan pokok di Indonesia masih berada pada pola konsumsi tunggal, yaitu beras. Tingginya ketergantungan pada beras tidak saja menyebabkan ketergantungan
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik responden merupakan ciri yang menggambarkan identitas
V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden Karakteristik responden merupakan ciri yang menggambarkan identitas responden yang membedakan antara satu responden dengan responden yang lain.. Karakteristik
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sayuran merupakan salah satu sumber mineral mikro yang berperan sangat penting dalam proses metabolisme tubuh (Indira, 2015). Mineral mikro sendiri merupakan mineral
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Konsumsi yang berkualitas dapat diwujudkan apabila makanan yang. kesadaran terhadap pangan beragam, bergizi, seimbang dan aman.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu upaya untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas adalah dengan memperbaiki kualitas konsumsi pangan masyarakat. Konsumsi yang berkualitas dapat
Lebih terperinciDAFTAR RIWAYAT HIDUP
DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama : M. Taufik Alfyan Tempat/Tanggal Lahir : Medan, 21 Februari 1990 Agama Alamat : Islam : Jl. Tuba IV No.45 Medan Riwayat Pendidikan : 1. TK Harapan (1994-1996) 2. SD Swasta Harapan
Lebih terperinciKUESIONER HUBUNGAN PENGETAHUAN, POLA MAKAN, DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN GIZI LEBIH PADA MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT USU TAHUN 2015
Lampiran 1 KUESIONER HUBUNGAN PENGETAHUAN, POLA MAKAN, DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN GIZI LEBIH PADA MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT USU TAHUN 2015 Nama Mahasiswa : Umur : Tinggi Badan :
Lebih terperinciLAMPIRAN 1. Cumulativ e Frequenc y Percent Valid Percent Percent
LAMPIRAN 1 Frequencies Frequency Table Valid Kurang Pem ilihan Cumulativ e Frequenc y Percent Valid Percent Percent 9 45.0 45.0 45.0 11 55.0 55.0 100.0 20 100.0 100.0 Valid Kurang Pengolahan Cumulativ
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan dan perkembangan fisik erat hubungannya dengan status
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan dan perkembangan fisik erat hubungannya dengan status gizi anak. Konsumsi makanan merupakan salah satu faktor utama penentu status gizi seseorang. Status
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
29 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Faktor Internal Usia. Usia mahasiswa dalam penelitian ini berksar antara 18-22 tahun Rata-rata usia mahasiswa sebesar 19,8 tahun dan standar deviasi sebesar 1,0 tahun. Rata-rata
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN PENGARUH KOMUNIKASI PERSUASIF BIDAN TERHADAP PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN SUSU FORMULA PADA BAYI USIA0-6
LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN PENGARUH KOMUNIKASI PERSUASIF BIDAN TERHADAP PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN SUSU FORMULA PADA BAYI USIA0-6 BULAN DI KELURAHAN DURIAN KECAMATAN BAJENIS I. Identitas Responden
Lebih terperinciKUESIONER PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN ADANYA SISA MAKANAN BIASA PADA PASIEN RAWAT INAP DI KELAS III RUMAH SAKIT PIRNGADI MEDAN
Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN ADANYA SISA MAKANAN BIASA PADA PASIEN RAWAT INAP DI KELAS III RUMAH SAKIT PIRNGADI MEDAN Nama : Jenis Kelamin : Usia : Lama Rawat :
Lebih terperinciLAMPIRAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL
LAMPIRAN LAMPIRAN I Kuesioner Balita DI KECAMATAN SEPATAN TIMUR TANGERANG PROGRAM STUDI ILMU GIZI 2016 Saya adalah mahasiswa Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan Universitas Esa Unggul
Lebih terperinciUniversitas Sumatera Utara
Umur * CD4 + Crosstabulation cd4 1-49 50-99 100-149 Total umur 35 Count 3 4 2 9 Expected Count 4.5 3.0
Lebih terperinciFORMULIR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN
8 9 10 11 12 Lampiran 5 FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah mahasiswa bidang studi ilmu keperawatan (PSIK) Universitas Sari Mutiara Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. beranekaragam, sehingga kebutuhan zat gizinya dapat terpenuhi.
BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang Masalah Makanan merupakan kebutuhan pokok manusia untuk dapat melangsungkan hidupnya, manusia memerlukan makanan karena makanan merupakan sumber gizi dalam bentuk kalori,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang penting dilakukan sebelum mengisi aktivitas yang lain setiap hari. Sarapan dibutuhkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sarapan pagi merupakan makanan yang dimakan setiap pagi hari atau suatu kegiatan yang penting dilakukan sebelum mengisi aktivitas yang lain setiap hari. Sarapan dibutuhkan
Lebih terperinciKUESIONER HUBUNGAN KEBIASAAN KONSUMSI FAST FOOD, AKTIVITAS FISIK DAN FAKTOR LAIN DENGAN GIZI LEBIH PADA REMAJA SMU SUDIRMAN JAKARTA TIMUR TAHUN 2008
KUESIONER HUBUNGAN KEBIASAAN KONSUMSI FAST FOOD, AKTIVITAS FISIK DAN FAKTOR LAIN DENGAN GIZI LEBIH PADA REMAJA SMU SUDIRMAN JAKARTA TIMUR TAHUN 2008 Perkenalkan, nama saya Mardatillah, mahasiswi S1 Ekstensi
Lebih terperinciJawaban mohon diisi dengan jelas dan lengkap, untuk pertanyaan pilihan, selahkan pada pilihan saudara (hanya 1 pilihan).
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS BERDASARKAN PERSEN LEMAK TUBUH PADA PRIA (40-55 TAHUN) ANGGOTA ABRI/TNI DI KANTOR DIREKTORAT JENDERAL-ZENI TNI- AD TAHUN 2008 (Selamat Pagi/Siang/Sore). Perkenalkan
Lebih terperinciLEMBARAN PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
LEMBARAN PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN PASIEN DIABETES MELLITUS DALAM PROSES PERAWATAN DI PUSKESMAS MANDALA MEDAN TAHUN 2014 Kepada Yth : Bapak/Ibu
Lebih terperinci.
. . . . KUISIONER PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG HIPERTENSI DENGAN UPAYA MENCEGAH STROKE PADA PENDERITA DI RUMAH SAKIT Dr. PIRNGADI MEDAN TAHUN 2014 PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN
Lebih terperinciKUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PERAWATAN KEHAMILAN PADA IBU HAMIL YANG MENGALAMI ABORTUS SPONTAN TAHUN 2013
Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PERAWATAN KEHAMILAN PADA IBU HAMIL YANG MENGALAMI ABORTUS SPONTAN TAHUN 2013 No. Responden : Petunjuk pengisian : Isilah
Lebih terperinciLampiran 2. Berat badan patokan untuk perhitungan kecukupan gizi
Lampiran 1. Kurva standar kafein Absorbansi 1.2 1 0.8 0.6 0.4 0.2 y = 0.0502x + 0.0146 R 2 = 0.9971 Absorbansi Linear (Absorbansi) 0 0 5 10 15 20 25 Konsentrasi (ppm) Lampiran 2. Berat badan patokan untuk
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 LEMBAR PENJELASAN
LAMPIRAN 1 LEMBAR PENJELASAN Dengan Hormat, Saya, Ruth Manullang, mahasiswi semester VII Fakultas Kedokteran, akan melakukan penelitian dengan judul Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Pola Konsumsi Buah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. karena berpengaruh terhadap eksistensi dan ketahanan hidup setiap manusia,
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan manuasia akan pangan merupakan hal yang sangat mendasar karena berpengaruh terhadap eksistensi dan ketahanan hidup setiap manusia, baik dipandang dari segi kualitas
Lebih terperinciKuesioner Penelitian PERILAKU MAKAN SIAP SAJI (FAST FOOD) DAN KEJADIAN OBESITAS PADA REMAJA PUTRI DI SMAN 1 BARUMUN
Kuesioner Penelitian PERILAKU MAKAN SIAP SAJI (FAST FOOD) DAN KEJADIAN OBESITAS PADA REMAJA PUTRI DI SMAN 1 BARUMUN KECAMATAN BARUMUN KABUPATEN PADANG LAWAS TAHUN2014 I. IDENTITAS RESPONDEN 1. Tanggal
Lebih terperinciNASKAH PENJELASAN SEBELUM PERSETUJUAN
Lampiran 1 NASKAH PENJELASAN SEBELUM PERSETUJUAN Saya Meiti Mahar Resy sebagai mahasiswi Universitas Esa Unggul akan melakukan penelitian Skripsi di RW 03 Kelurahan Pondok Kacang Timur Tangerang Banten.
Lebih terperinciHUBUNGAN KINERJA KADER POSYANDU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI KECAMATAN BANDAR KABUPATEN BENER MERIAH
85 KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN KINERJA KADER POSYANDU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI KECAMATAN BANDAR KABUPATEN BENER MERIAH A. Data Ibu 1. Umur :. 2. Pendidikan : 3. Pekerjaan :.. 4. Status perkawinan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penambahan bahan-bahan lain. Bahkan fast food (makanan cepat saji) semakin
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan harta yang sangat berharga dan patut dipelihara. Gaya hidup sehat harus diterapkan untuk menjaga tubuh tetap sehat. Salah satu cara agar kesehatan
Lebih terperinciFAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI ILMU GIZI UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA 2016
96 Lampiran 1 KUESIONER HUBUNGAN ASUPAN VITAMIN (B6, B12, B9), OLAHRAGA DAN KUALITAS TIDUR PADA MAHASISWA UNIVERSITAS ESA UNGGUL No. Responden : FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI ILMU GIZI UNIVERSITAS
Lebih terperinciKUESIONER PENELITIAN. Bersama ini saya memohon kesediaan Ibu untuk membantu saya dalam pengisian dan
Lampiran 3 KUESIONER PENELITIAN 1. Surat Permohonan Izin Penelitian Ibu balita yang terhormat...! Bersama ini saya memohon kesediaan Ibu untuk membantu saya dalam pengisian dan kelengkapan jawaban kuesioner
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum SMP Muhammadiyah 10 Surakarta. SMP Muhammadiyah 10 Surakarta terletak di Jl. Srikoyo No.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum SMP Muhammadiyah 10 Surakarta SMP Muhammadiyah 10 Surakarta terletak di Jl. Srikoyo No.3 Karangasem, Laweyan, Surakarta. SMP Muhammadiyah 10 Surakarta memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. demikian derajat kesehatan di Indonesia masih terhitung rendah apabila
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program kesehatan yang dilaksanakan secara berkesinambungan dalam tiga dekade ini telah cukup berhasil meningkatkan derajat kesehatan. Namun demikian derajat kesehatan
Lebih terperinciLAMPIRAN 1. Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP PERILAKU IBU DALAM PENYEDIAAN MENU SEIMBANG UNTUK BALITA DI DESA RAMUNIA-I KECAMATAN PANTAI LABU KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2010 Tanggal
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA PERAWAT DI RS MEDISTRA, JAKARTA
LEMBAR KUESIONER FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA PERAWAT DI RS MEDISTRA, JAKARTA Ibu yang terhormat, saat ini kami mahasiswa Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas
Lebih terperinci7. LAMPIRAN. Lampiran 1. Hasil Pengujian SPSS 1.1 Uji Chi Square Test Uji Korelasi Kendall. Test Statistics
7. LAMPIRAN Lampiran 1. Hasil Pengujian SPSS 1.1 Uji Chi Square Test Test Statistics USIA PENDIDIK PKRJAAN JNS_KLMN PGHSILAN Chi-Square a,b 11,703 191,714 41,429 23,143 302,286 df 1 4 4 1 4 Asymp. Sig.,001,000,000,000,000
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari konsumen dihadapkan dengan berbagai
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari konsumen dihadapkan dengan berbagai kebutuhan yang tiada henti, karena memang pada dasarnya manusia tidak lepas dari kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Makanan jajanan sekolah merupakan masalah yang perlu menjadi perhatian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makanan jajanan sekolah merupakan masalah yang perlu menjadi perhatian masyarakat, khususnya orang tua, pendidik, dan pengelola sekolah. Makanan dan jajanan sekolah
Lebih terperinciUniversitas Sumatera Utara
LAMPIRAN 2 LEMBAR PENJELASAN SUBYEK PENELITIAN Saya Dheeba Kumaraveloo, mahasiswa dari Fakultas Kedokteran akan mengadakan penelitian yang berjudul Hubungan antara Tidur Larut Malam dengan terjadinya Akne
Lebih terperinciLEMBAR PENJELASAN. Universitas Sumatera Utara
LEMBAR PENJELASAN Salam sejahtera untuk kita semua! Pertama-tama saya yang bernama Roveny, mahasiswi Fakultas Kedokteran mengucapkan terima kasih kepada adik-adik siswi SMP dan SMA Ahmad Yani Binjai yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Daging Sapi Daging berasal dari hewan ternak yang sudah disembelih. Daging tersusun dari jaringan ikat, epitelial, jaringan-jaringan syaraf, pembuluh darah dan lemak. Jaringan
Lebih terperinciLEMBAR PERSETUJUAN PENELITI. Alamat: Jln Patra Raya Kp.Guji Rt 03/02 Kelurahan Duri Kepa Kecamatan Kebon
Lampiran 1 LEMBAR PERSETUJUAN PENELITI Responden yang saya hormati, Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Miki Sutrisno Nim : 2008-33-029 Alamat: Jln Patra Raya Kp.Guji Rt 03/02 Kelurahan Duri
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini telah di lakukan pada bulan Maret 2013 Juli 2013 di
49 BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian sesuai dengan tujuan penelitian. Selanjutnya hasil penelitian ini akan dianalisa sesuai dengan variabel yang akan di
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Daging ayam merupakan daging yang paling banyak dikonsumsi masyarakat
I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Daging ayam merupakan daging yang paling banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia karena rasanya disukai dan harganya jauh lebih murah di banding harga daging lainnya. Daging
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FREKUENSI KONSUMSI FAST FOOD PADA ANAK SMP NEGERI 31 BANJARMASIN. Faidatur Rahmi H.*dan Aprianti**
Al Ulum Vol.56 No.2 April 2013 halaman 39-43 39 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FREKUENSI KONSUMSI FAST FOOD PADA ANAK SMP NEGERI 31 BANJARMASIN Faidatur Rahmi H.*dan Aprianti** ABSTRAK Gaya hidup dewasa
Lebih terperinciKUESIONER PENELITIAN
KUESIONER PENELITIAN I. Kuesioner Data Responden Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan tepat dan benar sesuai dengan situasi dan kondisi anda saat ini, dengan memberikan tanda chek list ) ( pada kotak
Lebih terperinciVI. KARAKTERISTIK RESPONDEN KONSUMEN RESTORAN KHASPAPI
VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN KONSUMEN RESTORAN KHASPAPI Pengunjung restoran yang mengkonsumsi menu makanan dan minuman di Restoran Khaspapi memiliki latar belakang sosial dan ekonomi yang berbedabeda. Latar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar bagi manusia. Pangan menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 18 tahun 2012 bahwa pangan adalah segala sesuatu yang
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 (DAFTAR SEKOLAH SISWA-SISWI SEBAGAI RESPONDEN)
LAMPIRAN LAMPIRAN 1 (DAFTAR SEKOLAH SISWA-SISWI SEBAGAI RESPONDEN) Siswa-siswi yang digunakan sebagai responden berasal dari beberapa sekolah antara lain : Tabel Daftar Sekolah Siswa-Siswi sebagai responden
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
27 Umur dan Jenis Kelamin HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Contoh Jumlah siswa yang diteliti sebanyak 62 orang, terdiri dari siswa laki-laki yaitu 34 orang dan siswa perempuan yaitu 28 orang. Umur siswa
Lebih terperinciIDENTIFIKASI DAN SEGMENTASI KESADARAN LINGKUNGAN KONSUMEN DAN PRODUSEN TERHADAP PRODUK BERKEMASAN
IDENTIFIKASI DAN SEGMENTASI KESADARAN LINGKUNGAN KONSUMEN DAN PRODUSEN TERHADAP PRODUK BERKEMASAN LAPORAN PENELITIAN Ketua Peneliti: Catharina B. Nawangpalupi, PhD. (NIK: 19970782) Anggota Peneliti: Frans
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fast food maupun health food yang popular di Amerika dan Eropa. Budaya makan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalisasi yang dicirikan oleh pesatnya perdagangan, industri pengolahan pangan, jasa dan informasi akan mengubah gaya hidup dan pola konsumsi makan masyarakat,
Lebih terperinciLAMPIRAN KUESIONER PENELITIAN SURAT PERSETUJUAN RESPONDEN
LAMPIRAN LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN SURAT PERSETUJUAN RESPONDEN Berkaitan dengan penelitian Hubungan Aktivitas Fisik dan Pola Makan dengan Indeks Massa Tubuh dan Lingkar Pinggang pada Mahasiswa Fakultas
Lebih terperinciUniversitas Sumatera Utara
Lampiran I KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KELUHAN KULIT PADA PEMULUNG DAN GAMBARAN FASILITAS SANITASI DI TPA TERJUN KELURAHAN TERJUN KECAMATAN MEDAN MARELAN TAHUN 2013 Keterangan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
25 HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran umum sekolah SDN Kebon Kopi 2 adalah sekolah yang berada di jalan Kebon Kopi Rt.04/09 kelurahan Kebon Kelapa terletak di Kota Bogor Kecamatan Bogor Tengah. Berdiri pada
Lebih terperinciBoks.1 PENGARUH PERUBAHAN HARGA TERHADAP JUMLAH PERMINTAAN KOMODITI BAHAN MAKANAN DI KOTA JAMBI
Boks.1 PENGARUH PERUBAHAN HARGA TERHADAP JUMLAH PERMINTAAN KOMODITI BAHAN MAKANAN DI KOTA JAMBI Pangan merupakan kebutuhan pokok (basic need) yang paling azasi menyangkut kelangsungan kehidupan setiap
Lebih terperinciKUESIONER PENELITIAN. Gambaran Pengetahuan dan Sikap Ibu Tentang Gizi Seimbang dan Pola Makan Anak Autis di SDNLB Lubuk Pakam Tahun 2012
Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN Gambaran Pengetahuan dan Sikap Ibu Tentang Gizi Seimbang dan Pola Makan Anak Autis di SDNLB 107708 Lubuk Pakam Tahun 2012 Karakteristik Ibu 1. Nama Ibu : 2. Umur : 3. Alamat
Lebih terperinciLampiran I Daftar Riwayat Hidup. : Afdhal Putra. : Islam. :
49 Lampiran I Daftar Riwayat Hidup Nama Lengkap Jenis Kelamin : Afdhal Putra : Laki-laki Tempat/Tanggal Lahir : Kubang, 16 September 1994 Warga Negara Agama Alamat : Indonesia : Islam : Jalan Nazir Alwi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sarapan Pagi Sarapan pagi adalah makanan atau minuman yang memberikan energi dan zat gizi lain yang dikonsumsi pada waktu pagi hari. Makan pagi ini penting karena makanan yang
Lebih terperinciUniversitas Sumatera Utara
Lampiran. KUESIONER HUBUNGAN PERILAKU IBU HAMIL DAN MOTIVASI PETUGAS KESEHATAN DENGAN KEPATUHAN DALAM MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI DI PUSKESMAS MAMAS KECAMATAN DARUL HASANAH KABUPATEN ACEH TENGGARA TAHUN
Lebih terperinciHUBUNGAN PEMAHAMAN TENTANG MAKANAN BERPROTEIN DENGAN POLA LATIHAN PADA PARA BINARAGA DI PUSAT KEBUGARAN HERCULES BANDAR LAMPUNG
47 Lampiran 1 HUBUNGAN PEMAHAMAN TENTANG MAKANAN BERPROTEIN DENGAN POLA LATIHAN PADA PARA BINARAGA DI PUSAT KEBUGARAN HERCULES BANDAR LAMPUNG A. Identitas Responden Nama :. Jenis Kelamin :. Alamat :. Pendidikan
Lebih terperinciFAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG. Identitas Responden
LAMPIRAN Lampiran 1. Kuisioner FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG No. Responden: Nama Jenis Kelamin Usia Kelas Tanggal: Identitas Responden
Lebih terperinciLAMPIRAN. Lampiran 1. Hasil Pengujian SPSS Uji Beda Variabel Kelas dan Jenis Kelamin Uji Kruskall-Wallis Variabel.
LAMPIRAN Lampiran 1. Hasil Pengujian SPSS 1.1. Uji Beda Variabel Kelas dan Jenis Kelamin Test Statistics KELAS JK Chi- Square(a,b) 1.731 9.151 df 2 1 Asymp. Sig..421.002 2. a 0 cells (.0%) have expected
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hari dalam jumlah tertentu sebagai sumber energy dan zat-zat gizi. Kekurangan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pangan merupakan salah satu kebutuhan pokok yang dibutuhkan setiap hari dalam jumlah tertentu sebagai sumber energy dan zat-zat gizi. Kekurangan atau kelebihan dalam
Lebih terperincia. Distribusi Distribusi Responden Berdasarkan Umur (Tahun) Umur Valid Percent
LAMPIRAN 1. Gambaran Karakteristik Responden a. Distribusi Distribusi Responden Berdasarkan Umur (Tahun) Umur Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid >=32 21 30,9 30,9 30,9
Lebih terperinciPERILAKU MAHASISWA GUNADARMA KAMPUS DEPOK KREDIT DALAM KEPUTUSAN PEMBELIAN KARTU KREDIT. Hertyn Frianka/ /3EA12
PERILAKU MAHASISWA GUNADARMA KAMPUS DEPOK SEBAGAI KONSUMEN KARTU KREDIT DALAM KEPUTUSAN PEMBELIAN KARTU KREDIT Hertyn Frianka/13210279/3EA12 LATAR BELAKANG PEMBAYARAN DI ERA GLOBALISASI YANG MENUNTUT UNTUK
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lanjut usia adalah tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan manusia
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Lanjut Usia Lanjut usia adalah tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan manusia (Budi,1999). Sedangkan menurut pasal 1 ayat (2), (3), (4) UU No.13 Tahun 1998
Lebih terperinciHUBUNGAN KELELAHAN KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA PEMETIK TEH DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV BAH BUTONG KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2014
Lampiran 1 Lembar Pengukuran HUBUNGAN KELELAHAN KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA PEMETIK TEH DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV BAH BUTONG KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2014 Karakteristik Responden Nama :
Lebih terperinciLAMPIRAN KUESIONER ANALISIS PENGELUARAN DAN POLA KONSUMSI PANGAN SERTA HUBUNGANNYA DENGAN STATUS GIZI MAHASISWA PENERIMA BEASISWA ETOS JAWA BARAT
65 LAMPIRAN Lampiran 1 Kuesioner KUESIONER ANALISIS PENGELUARAN DAN POLA KONSUMSI PANGAN SERTA HUBUNGANNYA DENGAN STATUS GIZI MAHASISWA PENERIMA BEASISWA ETOS JAWA BARAT FILE : AllData Sheet 1 CoverInd
Lebih terperinciUniversitas Sumatera Utara
Lampiran 1. KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN SOSIAL EKONOMI, INTAKE ZAT GIZI DENGAN TINGGI BADAN ANAK BARU MASUK SEKOLAH (TBABS) PADA DAERAH ENDEMIS GAKI DI KECAMATAN PARBULUAN KABUPATEN DAIRI TAHUN 2008
Lebih terperinciBAB VI. KARAKTERISTIK PEDAGANG MARTABAK KAKI LIMA DAN WARUNG TENDA PECEL LELE DI KOTA BOGOR
BAB VI. KARAKTERISTIK PEDAGANG MARTABAK KAKI LIMA DAN WARUNG TENDA PECEL LELE DI KOTA BOGOR 6.1 Karakteristik Pedagang Martabak Kaki Lima di Kota Bogor Martabak merupakan salah satu jenis makanan yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pola Konsumsi Makan Makanan merupakan fisiologis maupun psikologis untuk anak dan orang tua. Oleh karena itu perlu diciptakan situasi pemberian makan kepada anak yang memenuhi
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Beastudi Etos Karakteristik Individu Umur dan Jenis Kelamin
4 TINJAUAN PUSTAKA Beastudi Etos Beastudi Etos merupakan sebuah beasiswa yang dikelola oleh Lembaga Pengembangan Insani Dompet Dhuafa. Beasiswa ini berdiri sejak tahun 2005 hingga sekarang dengan jumlah
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan merupakan suatu kebutuhan primer setiap manusia untuk mempertahankan hidupnya. Makanan selalu dibutuhkan manusia untuk dikonsumsi setiap hari, sehingga sebagian
Lebih terperinciNomor Responden :... Hari/Tanggal Wawancara :... Alamat Responden :... Identitas Responden: 1. Nama Responden : Umur Responden :...
KUESIONER PENELITIAN PENGARUH SOSIAL BUDAYA DAN EKONOMI KELUARGA TERHADAP POLA MAKAN PADA BALITA BAWAH GARIS MERAH (BGM) DI KECAMATAN MONTASIK KABUPATEN ACEH BESAR Nomor Responden :... Hari/Tanggal Wawancara
Lebih terperinciLampiran 1 KUISIONER PENELITIAN
Lampiran 1 KUISIONER PENELITIAN Hubungan Karakteristik Individu, Pengetahuan, dan Faktor Lain Dengan Kepatuhan Membaca Label Informasi Zat Gizi, Komposisi, dan Kedaluwarsa Pada Mahasiswa Fakultas Kesehatan
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 FORMULIR FOOD RECALL 24 JAM
LAMPIRAN 1 FORMULIR FOOD RECALL 24 JAM No. Responden : Nama : Umur : Jenis Kelamin : Tinggi Badan : Berat Badan : Waktu makan Pagi Nama makanan Hari ke : Bahan Zat Gizi Jenis Banyaknya Energi Protein URT
Lebih terperinciPERANAN AGEN PENJUALAN DALAM UPAYA MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN PADA PT YAKULT INDONESIA PERSADA
LAMPIRAN KUESIONER PENELITIAN PERANAN AGEN PENJUALAN DALAM UPAYA MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN PADA PT YAKULT INDONESIA PERSADA CABANG MEDAN Untuk mengetahui keefektifan strategi pemasaran yaitu peranan
Lebih terperinciKUESIONER PENGARUH POLA PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP-ASI) TERHADAP STATUS GIZI PADA BAYI 6-12 BULAN DI KECAMATAN MEDAN AMPLAS
Lampiran 4 KUESIONER PENGARUH POLA PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP-ASI) TERHADAP STATUS GIZI PADA BAYI 6-12 BULAN DI KECAMATAN MEDAN AMPLAS I. IDENTITAS RESPONDEN Identitas Orang Tua 1 Nama KK : 2
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama pembangunan nasional adalah peningkatan kualitas Sumber
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan utama pembangunan nasional adalah peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang dilakukan secara berkelanjutan. Upaya peningkatan kualitas SDM dimulai
Lebih terperinciMAKALAH MANAGEMEN GIZI INSTITUSI SIKLUS MENU SEHAT 10 HARI CITA RASA ANAK REMAJA
MAKALAH MANAGEMEN GIZI INSTITUSI SIKLUS MENU SEHAT 10 HARI CITA RASA ANAK REMAJA Dosen pembimbing : Ir. Suyatno, M.Kes Disusun oleh : Bertin F W 25010110141094 Annisa Arum S 25010112150038 BAGIAN GIZI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 2004). Anak membeli jajanan menurut kesukaan mereka sendiri dan tanpa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui upaya mencerdaskan bangsa khususnya pada Program Pendidikan Dasar di Sekolah Dasar (SD), anak
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. A. Analisis Univariat. 1. Karakteristik responden. Reponden pada penelitian ini adalah anak sekolah dasar kelas
BAB V PEMBAHASAN A. Analisis Univariat 1. Karakteristik responden Reponden pada penelitian ini adalah anak sekolah dasar kelas 4 dan 5 usia minumum yaitu 127 bulan dan maximum yaitu 161 bulan. Jumlah responden
Lebih terperinciKUESIONER PENELITIAN
LAMPIRAN Lampiran 1 Kuesioner Penelitian KUESIONER PENELITIAN STUDI TENTANG PENGETAHUAN GIZI, KEBIASAAN MAKAN, AKTIVITAS FISIK,STATUS GIZI DAN BODYIMAGE REMAJA PUTRI YANG BERSTATUS GIZI NORMAL DAN GEMUK
Lebih terperincia. Tamat SD b. Tamat SLTP c. Tamat SLTA d. Sarjana 1. Berapa kali Anda meminum tuak dalam seminggu? 2. Berapa kali Anda meminum tuak dalam sehari?
Lampiran 1 No. KUESIONER PENELITIAN GAMBARAN KEBIASAAN KONSUMSI TUAK DAN STATUS GIZI PADA PRIA DEWASA DI DESA SUKA MAJU KECAMATAN PAHAE JAE KABUPATEN TAPANULI UTARA TAHUN 2012 Tanggal Wawancara : I. Karakteristik
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. hidup anak sangat tergantung pada orang tuanya (Sediaoetama, 2008).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anak Balita Anak balita merupakan kelompok yang menunjukkan pertumbuhan yang pesat sehingga memerlukan zat gizi yang tinggi setiap kilogram berat badannya. Anak balita ini justru
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pola Konsumsi Makanan Dalam kehidupan sehari-hari, orang tidak terlepas dari makanan karena makanan adalah salah satu kebutuhan pokok manusia. Fungsi pokok makanan adalah untuk
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mengumpulkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu secara rasional, empiris dan sistematis. Adapun metodologi penelitian yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ilmu Gizi Prof.DR.Dr.Poorwo Soedarmo melalui Lembaga Makanan Rakyat
20 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pola menu empat sehat lima sempurna adalah pola menu seimbang yang bila disusun dengan baik mengandung semua zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh. Pola menu ini diperkenalkan
Lebih terperinciejournal Boga, Volume 3 Nomor 3, Yudisium Oktober Tahun 2014 Halaman 47-50
47 PENDAHULUAN Pola konsumsi makanan remaja adalah kebiasaan makan meliputi jenis dan jumlah makanan, serta frekuensi makan yang dikonsumsi remaja pada waktu tertentu (Suhardjo, 1989). Remaja adalah individu
Lebih terperinciLampiran 1 hasil uji Chi Square
Lampiran 1 hasil uji Chi Square 1. Hasil uji Chi Square untuk pengaruh ketidakpastian lingkungan eksternal organisasi terhadap partisipasi penyusunan anggaran Pearson Chi-Square 6.750 a 8.564 Likelihood
Lebih terperinciB. Persepsi Tentang Mutu Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Mutiara Kabupaten Asahan.
Kuisioner Penelitian Pengaruh Persepsi Tentang Mutu Pelayanan Terhadap Kepuasan Pasien Poliklinik Gigi di Puskesmas Mutiara Kabupaten Asahan Tahun 2011 A. Identitas Responden 1. Nama : 2. Umur : 3. Jenis
Lebih terperinci