BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. RESEP a. Pengertian Resep Resep adalah permintaan tertulis seorang dokter, dokter gigi atau tokter hewan yang diberi izin berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku kepada apoteker pengelola apotik untuk menyediakan dan menyerahkan obat-obatan bagi penderita. (Soetopo, 2002). Resep disebut juga formulae medicae, terdiri dari: 1. Formulae Officinalis, yaitu resep yang tercantum dalam buku farmakope atau buku lainnya dan merupakan standar. 2. Formulae Megistralis, yaitu resep yang ditulis oleh dokter. Resep selalu dimulai dengan tanda R/ yang diambil dari bahasa Latin, recipe yang berarti ambillah. Dibelakang tanda ini (R/) biasanya baru tertera nama dan jumlah obat. Umumnya resep ditulis dalam bahasa latin. Suatu resep yang lengkap harus memuat : 1. Nama, alamat dan nomor izin praktik dokter, dokter gigi atau dokter hewan. 2. Tanggal penulisan resep, nama setiap obat atau komposisi obat. 3. Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan resep. 4. Tanda tangan atau paraf dokter penulis resep sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 7

2 5. Nama pasien, jenis kelamin (manusia/hewan). Umur serta alamat pasien/pemilik hewan. 6. Tanda seru dan paraf dokter untuk resep yang mengandung obat yang jumlahnya melebihi dosis maksimal. Dr. S.H. xxxxxx DSP/xxxx/xx.x/xxx Alamat Dokter Waktu praktik dokter R/ Extr. Bellad 120 mg HCl Ephed 300 mg C.T.M 50 mg Doveri Pulv. 3 O.B.H 300 ml m.f. potio s.t.d.d. C Pro : Nama pasien Umur : umur pasien Alamat : alamat pasien Jakarta, 20 mei 2000 Paraf dokter Gambar 2.1 Contoh Resep Dokter (Soetopo, 2002) Pembagian suatu resep yang lengkap : 1. Tanggal dan tempat ditulisnya resep(inscriptio). 2. Aturan pakai dari obat yang tertulis(signatura). 3. Paraf/tanda tangan dokter yang menulis resep (subcriptio). 4. Tanda buka penulisan resep dengan R/ (invocatio). 5. Nama obat, jumlah dan cara membuatnya (praescriptio atau ordinatio). Yang berhak menulis resep adalah : 1. Dokter umum/khusus. 8

3 2. Dokter gigi, terbatas pada pengobatan gigi dan mulut. 3. Dokter hewan, terbatas pada pengobatan hewan. Dokter gigi diberi ijin menulis resep dari segala macam obat untuk pemakaian mulut. Injeksi (parental) atau cara pemakaian lainnya. Khusus untuk mengobati penyakit gigi dan mulut. Sedangkan pembiusan/patirasa sevcara umum tetap dilarang bagi dokter gigi (S.E) Depkes No. 19/Ph/62 Mei 1962 Untuk penderita yang memerlukan pengobatan segera dokter dapat memberi tanda : a. Cito : Segera. b. Urgent : penting. c. Statim : penting d. P.I.M : Periculum In Mora (berbahaya bila ditunda) Pada bagian kanan atas resep, apoteker harus mendahulukan pelayanan resep ini termasuk ini resep antidotum(anti racun). Bila dokter ingin agar resepnya dapat diulang, maka dalam resep ditulis Iteratie, dan ditulis berapa kali resep boleh diulang. Misalkan Iteratie 3X, artinya resep dapat dilayani kali ulangan. Untuk resep yang mengandung narkotika, tidak dapat ditulis iteratie tetapi selalu dengan resep baru. b. Salinan Resep (Copy Resep) Salinan resep adalah salinan yang dibuat apotik, selain memuat semua keterangan yang terdapat dalam resep asli, juga harus memuat : 9

4 1. Nama dan alamat Apotik. 2. Nama dan nomor izin apoteker pengelola apotik. 3. Tanda tangan atau paraf apoteker pengelola apotik. 4. Tanda det (detur) untuk obat yang sudah diserahkan dan tanda nedet (nedetur) untuk obat yang belum diserahkan, pada resep dengan tanda ITER...X diberi tanda detur orig/detur...x. 5. Nomor resep dan tanggal pembuatan. NAMA APOTIK Alamat APOtik Nama Apoteker Nomr Izin Apoteker Salinan Resep No Dari dokter Ditulis tanggal Pro : xx : Nama Dokter : xx/xx/xxxx : Nama pasien R/ Amoxycillin 500 No XII S.3.d.d.I R/ Ponstan FCT No XII S.p.r.n.I det ne det Jakarta, 5 November 2001 Cap Apotik pcc Tanda tangan APA Gambar 2.2 Contoh Salinan Resep (Soetopo, 2002) Istilah lain dari copy resep adalah apograph, exemplum, afschrif. Apabila apoteker pengelola apotik (APA) berhalangan melalukan tugasnya, penandatanganan atau pencantuman paraf pada salinan resep yang dimaksud di atas dilakukan oleh Apoteker Pendamping atau Apoteker Pengganti dengan mencantumkan nama terang dan status yang bersangkutan. 10

5 Salinan resep hanya boleh diperlihatkan kepada : 1. Dokter penulis resep atau yang merawat penderita. 2. Penderita sendiri. 3. Petugas kesehatan atau petugas lain yang berwenang menurut perundang-undangan yang berlaku. Sebagai contoh: petugas pengadilan bila diperlukan untuk suatu perkara. c. Penyimpanan Resep Apoteker Pengelola Apotik (APA) mengatur resep yang telah dikerjakan menurut urutan tanggal dan nomor urut penerimaan resep. Resep harus disimpan sekurang-kurangnya selama 3 tahun. Resep yang mengandung narkotika harus dipisahkan dari resep lainnya. Resep yang disimpan melebihi jangka 3 tahun dapat dimusnahkan. Pemusnahan resep dilakukan dengan cara dibakar atau dengan cara lain yang memadai oleh Apoteker Pengelola Apotik bersama-sama dengan sekurang-kurangnya seorang petugas apotik. Pada pemusnahan resep harus dibuat berita acara pemusnahan sesuai dengan bentuk yang telah ditentukan, rangkap 4 dan ditanda-tangani oleh APA bersama dengan sekurang-kurangnya seorang petugas apotik. Apoteker tidak dibenarkan mengulangi penyerahan obat atas dasar resep yang sama apabila pada resep aslinya tercantum : 1. Tanda n.i (ne iteratur = Tidak boleh diulang) 2. Obat narkotika atau obat lain yang tidak boleh diulang tanpa resep baru dari dokter. 11

6 2.2. QR CODE Bar code telah banyak dikenal dan digunakan secara luas karena kecepatan pada saat pembacaan, keakuratan, dan karakteristik penggunaannya secara luas. Di saat bar code banyak dikenal dan dapat digunakan secara universal, pasar mulai mencari kode yang dapat menyimpan lebih banyak informasi, tipe karakter yang dapat digunakan, dan dapat dicetak dengan ukuran yang lebih kecil. Sebagai akibatnya, banyak usaha yang dilakukan untuk menambahkan jumlah informasi yang dapat disimpan dengan menggunakan bar code, seperti dengan menambahkan digit bar code atau meletakkan beberapa bar code. Bagaimanapun, perbaikan ini pun menyebabkan timbulnya beberapa masalah, seperti bertambahnya ukuran bar code, proses pembacaan yang rumit, dan peningkatan ongkos pencetakan. 2D (2 Dimensional) Code muncul sebagai respon untuk kebutuhan dan masalah-masalah di atas. 2D Code juga merupakan hasil pengembangan dari bar code yang dibatangkan, untuk menambah kerapatan informasi metode matrix. Gambar 2.3 Bar code dengan beberapa susunan. (Anonymus, 2009) Gambar 2.4 2D Code dengan bar code batangan (Anonymus, 2009) 12

7 Gambar 2.5 2D Code (tipe matrix) (Anonymus, 2009) QR Code merupakan salah satu jenis dari 2D Code yang dikembangkan oleh Denso Wave (salah satu divisi dari Denso Corporation) dan dirilis pada tahun 1994 dengan tujuan utama sebagai simbol yang dapat diinterpretasikan secara mudah oleh peralatan scanner (Anonymus, 2009). Gambar 2.6 Perbandingan QRCode dan Barcode (Anonymus, 2009) QR Code mengandung informasi secara dua arah, vertical dan horizontal, sedangkan sebuah bar code hanya mengandung data pada satu arah. QR Code dapat menyimpan informasi lebih banyak bila dibandingkan dengan bar code (Anonymus, 2009). Selain itu, QR Code memiliki beberapa keunggulan lain, diantaranya : a. Kecepatan yang tinggi pada saat pembacaan b. Kerapatan yang tinggi c. Koreksi kesalahan d. Penyususan terstruktur 13

8 Informasi versi Informasi format Data dan kunci error correction Pola yang diperlukan Posisi baca Perataan Timing Gambar 2.7 Struktur QRCode (Anynomus, 2009) Karakter karakter yang dapat disandikan ke dalam QR Code ada beberapa macam, antara lain: a. Numeric (0-9), 3 karakter dapat disandikan sepanjang 10 bit. Secara teori, jumlah maksimum karakter yang dapat ditampung bisa mencapai 7089 karakter b. Alphanumeric (0-9,A-Z,%,$,*,+,-,/:), 2 karakter dapat disandikan sepanjang 11 bit. Secara teori, jumlah maksimum karakter yang dapat ditampung bisa mencapai 4296 karakter. c. KANJI, sebuah karakter KANJI (karakter multi byte) dapat disandikan sepanjang 13 bit. Secara teori, jumlah maksimum karakter yang dapat ditampung bisa mencapai 1817 karakter. QR Code memiliki kemampuan error correction dalam memulihkan data bila rusak atau kotor. Tersedia 4 tingkatan untuk koreksi kesalahan yang dapat dipilih oleh pengguna bergantung pada lingkungan penggunaan. Semakin tinggi tingkatannya, maka semakin baik pula kemampuan koreksinya, namun ukurannya menjadi lebih besar (Anonymus, 2009). Untuk memilih tingkatan koreksinya, ada beberapa hal yang dapat dijadikan sebagai 14

9 bahan pertimbangan, seperti ruang lingkup penggunaan, serta ukuran yang dibutuhkan. Tabel 2.1 Error Correction Level Pada QRCode (Anonymus, 2009) Tingkatan / Level Tingkat Kerusakan Yang Dapat Dipulihkan L Maksimal 7% M Maksimal 15% Q Maksimal 25% H Maksimal 30% Level Q atau H dapat digunakan untuk lingkungan produksi yang memungkinkan QR Code menjadi kotor, sedangkan level L dapat digunakan untuk lingkungan yang bersih dengan kapasitas data yang besar. Pada umumnya level M paling banyak digunakan Basis Data Basis data adalah kumpulan data yang saling berhubungan secara logis, dan informasi yang terkandung di dalamnya dirancang agar dapat memberikan informasi yang dibutuhkan sebuah organisasi (Connolly, 2005). Istilah "basis data" berawal dari ilmu komputer. Catatan yang mirip dengan basis data sebenarnya sudah ada sebelum revolusi industri yaitu dalam bentuk buku besar, kuitansi dan kumpulan data yang berhubungan dengan bisnis. 15

10 Konsep dasar dari basis data merupakan kumpulan dari catatan-catatan, atau potongan dari pengetahuan. Sebuah basis data memiliki penjelasan terstruktur dari jenis fakta yang tersimpan di dalamnya dan penjelasan ini disebut skema basis data (Connolly, 2005). Skema menggambarkan obyek yang diwakili suatu basis data, dan hubungan di antara obyek tersebut. Ada banyak cara untuk mengorganisasi skema, atau memodelkan struktur basis data: ini dikenal sebagai model basis data atau model data. Model yang umum digunakan sekarang adalah model relasional, yang mewakili semua informasi dalam bentuk tabel-tabel yang saling berhubungan di mana setiap tabel terdiri dari baris dan kolom. Dalam model ini, hubungan antar tabel diwakili dengan menggunakan nilai yang sama antar tabel. Model yang lain seperti model hierarki dan model jaringan menggunakan cara yang lebih eksplisit untuk mewakili hubungan antar tabel. Istilah basis data mengacu pada koleksi dari data-data yang saling berhubungan, dan perangkat lunaknya seharusnya mengacu sebagai sistem manajemen basis data (database management system/dbms). DBMS merupakan sistem perangkat lunak yang memungkinkan pengguna untuk mendefinisikan, membuat, mengatur, dan mengontrol akses pada sebuah basis data (Connolly, 2005). Basis data merupakan komponen utama sistem informasi karena semua informasi untuk pengambilan keputusan berasal dari data di basis data. Pengelolaan basis data yang buruk dapat mengakibatkan ketidaktersediaan data penting yang digunakan untuk menghasilkan informasi yang diperlukan dalam pengambilan keputusan. 16

11 Salah satu tahap utama dalam membangun sebuah sistem basis data adalah perancangan basis data. Dalam tahapan ini terdapat tiga fase utama, yaitu: desain konseptual, desain logis, dan desain fisik. Desain konseptual basis data dibuat untuk memberikan gambaran basis data secara konseptual, yang di dalamnya terdapat identifikasi dari entitas entitas penting, hubungan, dan atribut atribut. Desain logis basis data dibuat untuk menterjemahkan gambaran konseptual tadi menjadi struktur logis dari basis data, yang di dalamnya terdapat desain dari hubungan hubungan. Desain fisik basis data dibuat agar dapat diputuskan bagaimana desain logis tadi dapat diimplementasikan secara fisik (menjadi basis hubungan) ke dalam DBMS tujuan (Connolly, 2005). a. Metodologi Perancangan Konseptual Basis Data Metodologi perancangan basis data adalah sebuah pendekatan terstruktur yang menggunakan prosedur prosedur, teknik teknik, peralatan, dan bantuan dokumentasi untuk mendukung dan menfasilitasi proses perancangan (Connolly, 2005). Dalam perancangan konseptual basis data metodologi yang digunakan merupakan proses penciptaan sebuah model dari data yang digunakan dalam sebuah organisasi, terlepas dari semua pertimbangan pertimbangan secara fisik. Model data adalah sekumpulan konsep yang terintegrasi untuk menggambarkan dan menggunakan data, hubungan hubungan antar data, dan pembatas pada data dalam sebuah organisasi (Connolly, 2005). Model data konseptual didukung oleh dokumentasi, termasuk hubungan entitas dan kamus data, yang dibuat untuk seluruh pengembangan model. Rincian 17

12 dari tipe tipe dokumentasi penunjang mungkin saja dibuat pada saat melewati bermacam macam langkah. Tugas yang terkait dalam langkah langkah tersebut adalah: 1. Mengenali tipe tipe entitas yang digunakan. 2. Mengenali tipe tipe hubungan penting yang ada di antara tipe tipe entitas tadi 3. Mengenali dan menghubungkan atribut atribut dengan entitas atau tipe tipe hubungan yang tepat. 4. Menentukan domain domain untuk atribut atribut yang terdapat di dalam model data konseptual local. Domain merupakan sekumpulan nilai dari salah satu atau lebih atribut yang mengambil nilainya. 5. Mengenali kunci kandidat untuk setiap tipe entitas, bila terdapat lebih dari satu kunci kandidat, maka salah satunya dipilih untuk menjadi kunci utama dan sisanya menjadi kunci alternatif. Ketika memilih kunci utama diantara kunci kunci kandidat, dapat mempetimbangkan petunjuk petunjuk berikut: a.) Pilih kunci kandidat yang memiliki sedikit atribut.. b.) Pilih kuncu kandidat yang tidak mudah berubah nilainya. c.) Pilih kunci kandidat dengan karakter paling sedikit (bila atributnya berupa karakter). d.) Pilih kunci kandidat dengan nilai maksimum paling sedikit.(bila atributnya berupa bilangan) e.) Pilih kunci kandidat yang paling mudah digunakan dari sudut pandang pengguna. 18

13 6. Mempertimbangkan penggunaan model konsep yang lebih baik, seperti spesialisasi/generalisasi, agregasi, dan komposisi. 7. Memeriksa apakah ada redundansi di dalam model. 8. Memvalidasi model konseptual terhadap transaksi pengguna untuk memastikan bahwa model tersebut mendukung transaksi yang dibutuhkan. 9. Mereview model data konseptual bersama pengguna untuk memastikan bahwa kunci mempertimbangkan model agar menjadi representasi yang sebenarnya dari kebutuhan data organisasi. Perancangan basis data konseptual merupakan proses menyusun model dari informasi yang digunakan dalam sebuah organisasi yang tidak bergantung pada detail implementasi, seperti DBMS tujuan, program aplikasi, bahasa pemrograman, atau pertimbangan bersifat fisik lainnya (Connolly, 2005). Tujuan utama dari tahapan ini adalah untuk membuat sebuah model konseptual dari kebutuhan data organisasi. Model data konseptual terdiri dari, entity type, relationship type, attributes, attributes domain, primary key, dan alternate key. Tipe entitas (entity type) merupakan sekumpulan objek yang memiliki sifat yang sama, yang dapat diidentifikasi dalam sebuah organisasi yang tidak memiliki keterikatan (Connolly, 2005). Konsep dasar dari model Entity Relational (ER) adalah tipe entitas, yang mewakili sekumpulan objek di dunia nyata dengan sifat yang sama. Sebuah entity type tidak memiliki keterikatan (independent) dan bisa merupakan 19

14 objek dengan keberadaan fisik (atau nyata) atau objek yang bersifat konseptual (abstrak). Tipe hubungan (relationship type) adalah sekumpulan hubungan yang memiliki arti di antara tipe tipe entitas (Connolly, 2005). Setiap tipe hubungan diberikan nama yang menggambarkan fungsinya. Model ER menggunakan level abstraksi yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan semantic net dengan mengkombinasikan sebuah set entity occurrence dan entity types dan sebuah set relationship occurrence dan relationship type. Keterangan mengenai sifat sifat dari entity type disebut sebagai atribut (Connolly, 2005). Atribut memiliki nilai yang menggambarkan setiap entity occurence dan mewakili bagian utama dari data yang disimpan di dalam basis data. Sebuah relationship type yang terhubungan entitas dapat juga memiliki atribut yang mirip dengan atribut yang dimiliki entity type. Sedangkan attributes domain merupakan sekumpulan nilai yang diizinkan untuk satu atau lebih atribut. Setiap atribut terikat dengan sekumpulan nilai yang disebut domain. Domain mendifinisikan nilai nilai potensial yang dapat dimiliki oleh sebuah atribut dan serupa dengan konsep domain dalam model relasional. Sebuah candidate key merupakan beberapa atribut dalam jumlah minimum, yang nilainya dapat mengidentifikasi secara unik setiap entity occurrence. Candidate key harus memiliki nilai yang unik untuk setiap occurrence dari entity type. Hal ini menyatakan bahwa sebuah candidate key tidak dapat kosong. Setiap entity type mungkin saja memiliki lebih 20

15 dari satu candidate key. Candidate key yang dipilih agar dapat mengidentifikasi occurrence dari entity type secara unik disebut primary key (Connolly, 2005). Entity occurrence merupakan sebuah objek dari entity type yang dapat diidentifikasi secara unik. Entity type dapat diidentifikasi dengan sebuah nama dan daftar sifat sifatnya. Sebuah basis data secara normal mengandung banyak entity type yang berbeda. Sedangkan relstionship occcurence merupakan association yang dapat diidentifikasi secara unik, yang berisikan satu occurence dari setiap entity type yang ada. b. Metodologi Perancangan Logis Basis Data Perancangan logis basis data dilakukan dengan membuat dan memvalidasi model data logis, hal ini bertujuan untuk menterjemahkan model data konseptual menjadi model data logis lalu model tersebut divalidasi untuk memeriksa apakah susunannya sesuai dan dapat menunjang transaksi yang dibutuhkan (Connolly, 2005). Langkah langkah yang termasuk di dalamnya adalah 1. Membuat relasi untuk model data logis untuk menggambarkan entitas, relationship, dan atribut yang telah diidentifikasi. 2. Memvalidasi relasi di dalam model data menggunakan normalisasi. 3. Memastikan bahwa lreasi di dalam model data logis mendukung transaksi yang dibutuhkan. 4. Memeriksan keutuhan constraint yang digambarkan dalam model data logis. 21

16 5. Bersama user memeriksa kembali model data logis untuk memastikan bahwa mempertimbangkan model yang dapat menggambarkan kebutuhan data organisasi yang sebenarnya. 6. Menggabungkan beberapa model data logis lokal menjadi sebuah model data logis global yang mewakili seluruh gambaran user terhadap basis data. 7. Memeriksa adanya perkembangan di masa yang akan datang untuk memastikan bila ada perubahan yang nyata dan dapat diketahui di masa yang akan datang dan untuk menilai apakah model data tersebut dapat mengakomodasi perubahan tersebut. Perancangan basis data secara logik dimulai dengan penciptaan model konseptual dari organisasi dan seluruhnya tak bergantung rincian implementasi seperti perangkat lunak DBMS, program aplikasi, bahasa pemrograman, platform perangkat keras, dan pertimbangan fisik lainnya. Model konsep ini kemudian dipetakan menjadi model data secara logik yang telah dipengaruhi model data target basis data seperti model relasional. Dalam perancangan basis data secara logik, kita dapat melakukannya dengan cara : 1. Menerapkan normalisasi terhadap struktur tabel yang telah diketahui. 2. Langsung membuat model Entity-Relationship (ER). Model data secara logik merupakan sumber informasi perancangan fisik. Model ini menyediakan perancang suatu kendaraan untuk pertimbangan dalam merancang basis data yang efisien. 22

17 c. Metodologi Perancangan Fisik Basis Data Perancangan fisik basis data merupakan proses menciptakan gambaran dari pengimplementasian basis data pada media penyimpanan kedua yang menggambarkan basis relasi, pengorganisasian file, dan indeks indeks yang digunakan agar menghasilkan akses data yang efisien, dan pembatas utuh lainnya yang terhubungan serta ukuran keamanan (Connolly, 2005). Fase perancangan fisik basis data mengizinkan perancang untuk membuat keputusan mengenai bagaimana basis data akan diimplementasikan. Oleh karena itu, desain fisik basis data dibuat khusus untuk DBMS tertentu. Ada umpan balik antara desain fisik dan desain konseptual/logis, karena keputusan yang diambil selama perancangan fisik digunakan untuk memperbaiki kemampuan yang mungkin berpengaruh kepada struktur model konseptual/logis. Ada beberapa faktor kritis agar tahapan perancangan basis data berhasil, contohnya seperti, bekerja secara interaktif dengan pengguna dan mau mengulangi langkah - langkahnya. Perancangan basis data relasional dimulai dari perancangan basis data logik untuk basis data relasional pada tahap 1 sampai dengan tahap 3, lalu dilanjutkan dengan perancangan dan implementasi basis data fisik untuk basis data relasional pada tahap 4 sampai dengan tahap 7. 1.) Tahap 1, membangun rancangan data konseptual lokal berdasarkan pandangan pemakai. Yaitu mengidentifikasikan himpunan entitas - himpunan entitas. Mengidentifikasikan keterhubungan-keterhubungan 23

18 (relationship), mengidentifikasikan dan asosiasikan atribut-atribut pada entitas atau keterhubungan, menentukan domain atribut, menentukan atribut-atribut candidate key dan primary key, melakukan spesialisasi/generalisasi, menggambarkan diagram ER, melakukan review model data konsep dengan pemakai. 2.) Tahap 2, membangun dan validasi model data logik lokal. Yaitu memetakan model data konsep ke model data logik, melakukan turunan relasi-relasi dari model data logik, validasi model menggunakan normalisasi, validasi model berdasarkan transaksi - transaksi pemakai, menggambarkan ER nya, mendefinisikan kontsrain - konstrain (batasan - batasan) integritas, melakukan review model data logik dengan pemakai. 3.) Tahap 3, membangun dan validasi model data logik global. Yaitu menggabungkan model data logik lokal menjadi model global, validasi model data logik global, periksa untuk pertumbuhan masa datang, menggambarkan diagram ER akhir, melakukan review model logik global dengan pemakai. 4.) Tahap 4, menerjemahkan model data logik global untuk DBMS target. Yaitu merancang relasi-relasi basis untuk DBMS target, merancang aturan-aturan integritas untuk DBMS target. 5.) Tahap 5, Merancang dan implementasi representasi fisik. Yaitu menganalisa transaksi-transaksi, memilih organisasi file, memilih indeksindeks sekunder, mempertimbangkan penambahan redudansi yang terkendali, estimasikan ruang disk yang diperlukan. 24

19 6.) Tahap 6, merancang dan mengimplementasikan mekanisme pengamanan. Yaitu merancang view - view pemakai, merancang aturan-aturan pengaksesan. 7.) Tahap 7, memonitor dan menyesuaikan system yang sedang operasi d. Normalisasi Normalisasi adalah sebuah tekhnik untuk menghasilkan sekumpulan relasi dengan property yang diharapkan, dan memberikan kebutuhan data sebuah organisasi (Connolly, 2005). Tujuan dari normalisasi adalah untuk mengidentifikasi sekumpulan relasi yang sesuai yang mendukung kebutuhan data sebuah organisasi. Ciri ciri sekumpulan data tersebut meliputi hal hal berikut: 1. Sedikitnya jumlah atribut yang dibutuhkan untuk mendukung kebutuhan data. 2. Atribut dengan yang mendekati relationship logis (digambarkan sebagai ketergantungan fungsional) ada pada relasi yang sama. 3. Sedikitnya redundancy (keterulangan) dengan masing masing atribut diwakilkan hanya sekali dengan pengecualian penting untuk atribut yang membentuk semua atau sebagian foreign key, yang sangat penting untuk menggabungkan relasi yang berhubungan. Keuntungan yang dengan menggunakan basis data yang memiliki sekumpulan relasi yang sesuai menyebabkan basis data lebih mudah bagi 25

20 pengguna untuk mengakses dan mengelola data, dan hanya memakan sedikit ruang penyimpanan di dalam komputer. Konsep penting yang terkait dengan normalisasi adalah functional dependency (ketergantungan fungsional), yang menggambarkan hubungan antar atribut(connolly, 2005). Functional dependency menggambarkan hubungan antar atribut dalam sebuah relasi. Sebagai contoh, bila A dan B adalah atribut dari relasi R, maka B tergantung secara fungsional pada A bila setiap nilai A terhubung dengan satu nilai B. Ketika ada sebuah functional dependency maka ketergantungan tersebut ditetapkan sebagai sebuah constraint antar atribut atribut, dan atribut atau grup atribut di sisi lainnya disebut determinant. A B functional dependency pada A A merupakan determinant B B Gambar 2.8. Diagram functional Dependency dan determinant. (Connolly, 2005) Teknik normalisasi melibatkan serangkaian aturan yang dapat digunakan untuk menguji relasi individual sehingga basis data dapat dinormalisasi ke berbagai tingkat. Ketika kebutuhan yang diinginkan tidak didapatkan, relasi yang melanggar kebutuhan harus didekomposisi menjadi relasi yang secara individu memenuhi kebutuhan normalisasi. Tiga bentuk normal yang awalnya diusulkan disebut First Normal Form/1NF (Bentuk Normak Pertama), Second Normal Form/2NF (Bentuk 26

21 Normal Kedua), dan Third Normal Form/3NF (Bentuk Normal Ketiga). Kemudian, R. Boyce and E.F Codd memperkanalkan definisi yang lebih kuat dari 3NF yang disebut Boyce-Codd Normal Form/BCNF (Connolly, 2005). Bentuk normal lebih tinggi Gambar 2.9. Diagram ilustrasi relasi antar bentuk normal (NF). (Connolly, 2005) Dengan mengesampingkan 1NF, semua bentuk normal ini berdasarkan ketergantungan fungsional di antara atribut atribut dalam sebuah relasi. Bentuk normal yang lebih tinggi ada setelah BCNF telah diperkenalkan seperti Fourth Normal Form/4NF (Bentuk Normal Keempat) dan Fifth Normal Form/5NF (Bentuk Normal Kelima). Namun, kedua bentuk normal terakhir tersebut sangat jarang dipergunakan dalam sebuah situasi. Normalisasi diawali dengan proses memindahkan data dari sumbernya ke dalam bentuk tabel dengan baris dan kolom. Dalam format ini, tabel masih dalam bentuk Unnormalized Form yang mengarah pada unormalized tabel. 1NF merupakan relasi yang pada setiap persimpangan 27

22 masing masing baris dan kolom hanya memiliki satu dan hanya satu nilai. Sedangkan 2NF merupakan sebuah relasi yang berada pada 1NF dan setiap atribut non-primary-key bergantung sepenuhnya secara fungsional pada primary-key. Walaupun relasi 2NF memiliki redundansi yang lebih sedikit dibandingkan 1NF, namun masih mengalami kesulitan pada saat perubahan anomali. Sedangkan 3NF adalah sebuah relasi yang ada pada 1NF dan 2NF dan tidak ada non-primary-key yang melengkapi ketergantungan pada primary-key. Normalisai dari 2NF ke 3NF melibatkan penghilangan ketergantungan transitif. Untuk mengetahui apakah sebuah relasi berada dalam bentuk BCNF, kita dapat mengenali semua determinant dan memastikan bahwa itu adalah candidate key. Panggil ulang determinan yang merupakan atribut, atau sekelompok atribut, yang pada atribut lainnya bergantung penuh secara fungsional. BCNF merupakan relasi yang, jika dan hanya jika, setiap determinan merupakan candidate key. BCND memliki efektifitas yang maksimal, dan kemungkinan terjadinya redundancy data dan duplikasi data lebih kecil daripada 1NF. Di atas BCNF masih ada 4NF yang merupakan bentuk normal lebih kuat yang mencegah sebuah relasi memiliki ketergantungan antar atribut. Dan lebih atas lagi ada 5NF yang merupakan sifat sifat dekomposisi yang dapat memastikan bahwa tidak ada tupel palsu yang dibuat ketika relasi digabungkan ulang melalui operasi penggabungan alami, sehingga dapat disimpulkan bahwa relasi ini tidak memiliki join 28

23 dependency. Join dependency menggambarkan sebuah tipe ketergantungan yang, jika dan hanya jika, nilai legal sebuah relasi sama dengan proyeksi gabungan atribut atributnya Metodologi Rekayasa Perangkat Lunak Sejarah munculnya Rekayasa Perangkat Lunak sebenarnya dilatarbelakangi oleh adanya krisis perangkat lunak (software crisis) di era tahun 1960-an. Krisis perangkat lunak merupakan akibat langsung dari lahirnya komputer generasi ke 3 yang canggih, ditandai dengan penggunaan Integrated Circuit (IC) untuk komputer. Performansi hardware yang meningkat, membuat adanya kebutuhan untuk memproduksi perangkat lunak yang lebih baik. Akibatnya perangkat lunak yang dihasilkan menjadi menjadi beberapa kali lebih besar dan kompleks. Pendekatan informal yang digunakan pada waktu itu dalam pengembangan perangkat lunak, menjadi tidak cukup efektif (secara cost, waktu dan kualitas). Biaya hardware mulai jatuh dan biaya perangkat lunak menjadi naik cepat. Karena itulah muncul pemikiran untuk menggunakan pendekatan engineering yang lebih pasti, efektif, standard dan terukur dalam pengembangan perangkat lunak. Kalimat seluruh aspek produksi perangkat lunak membawa implikasi bahwa bahwa Rekayasa Perangkat Lunak tidak hanya berhubungan dengan masalah teknis pengembangan perangkat lunak tetapi juga kegiatan strategis seperti manajemen proyek perangkat lunak, penentuan metode dan proses 29

24 pengembangan, serta aspek teoritis, yang kesemuanya untuk mendukung terjadinya produksi perangkat lunak. Kemudian tidak boleh dilupakan bahwa secara definisi perangkat lunak tidak hanya untuk program komputer, tetapi juga termasuk dokumentasi dan konfigurasi data yang berhubungan yang diperlukan untuk membuat program beroperasi dengan benar. Dengan definisi ini otomatis keluaran (output) produksi perangkat lunak disamping program komputer juga dokumentasi lengkap berhubungan dengannya. Ini yang kadang kurang dipahami oleh pengembang, sehingga menganggap cukup memberikan program yang jalan (running program) ke pengguna (customer). Dalam rekayasa perangkat lunak ini terdapat beberapa tahapan yang secara sederhana dapat digambarkan sebagai analisa kebutuhan, desain, implementasi, pengujian dan perawatan. Namun, dalam kenyataannya hal hal tersebut bisa menjadi sangat kompleks. Sebagai contoh, pada fase desain biasanya dibagi secara umum menjadi, desain arsitektur dan desain secara detail, dan seringkali bermacam fase pengujian dapat dibedakan..komponen dasar lainnya walau bagaimanapun, harus dilalui dalam setiap proyek. Metodologi adalah cara sistematis atau cara yang didefinisikan dengan jelas untuk mencapai tujuan akhir. Bagian awal dari rekayasa perangkat lunak adalah pemodelan karena hal ini akan mempengaruhi pekerjaan dalam rekayasa perangkat lunak tersebut. Salah satu model proses yang secara umum digunakan dalam pengembangan rekayas perangkat lunak adalah model Waterfall. 30

25 Pendekatan model waterfall berisi rangkaian aktivitas proses yang disajikan dalam proses yang terpisah, mulai dari tahap awal requirement capturing (analisa kebutuhan pengguna), specification (menentukan spesifikasi dari kebutuhan pengguna), desain, coding, testing sampai pemeliharaan sistem setelah digunakan (Vliet, 2002). COMMUNICATION Project initiation Requirement gathering PLANNING Estimating Scheduling Tracking MODELLING Analysis Design CONSTRUCTION Code Test DEPLOYMENT Delivery Support Feedback Gambar Skema Waterfall (Pressman, 2005) Proses pengumpulan kebutuhan diintesifkan dan difokuskan, khususnya pada perangkat lunak. Untuk memahami sifat program yang dibangun, perekayasa perangkat lunak harus memahami domain informasi, tingkah laku, unjuk kerja, dan antar muka (interface) yang diperlukan. Kebutuhan baik untuk sistem maupun perangkat lunak didokumentasikan dan dilihat lagi bersama pengguna. Setelah didapat kebutuhan - kebutuhan yang diperlukan melalui fase analisa kebutuhan, diperlukan adanya pemodelan sistem untuk menentukan proses yang melayani kebutuhan dengan mempertimbangkan data data yang 31

26 didapat saat analisa kebutuhan. Fase ini disebut juga fase desain yang merupakan fase penting, di mana pada saat pertama kali memutuskan untuk membuat sebuah desain memiliki pengaruh yang sangat besar pada kualitas perangkat lunak yang akan dibuat. Fase ini menghasilkan spesifikasi teknis yang menyajikan titik awal untuk fase implementasi. Desain perangkat lunak sebenarnya adalah proses multi langkah yang berfokus pada empat atribut sebuah program yang berbeda; struktur data, arsitektur perangkat lunak, representasi interface, dan detail (algoritma) / procedural. Proses desain menterjemahkan syarat / kebutuhan ke dalam sebuah representasi perangkat lunak yang dapat diperkirakan demi kualitas perangkat lunak sebelum dimulai pemunculan kode. Sebagai persyaratan, desain didokumentasikan dan menjadi bagian dari konfigurasi perangkat lunak. Desain harus diterjemahkan ke dalam bentuk mesin yang bisa dibaca. Langkah pembuatan kode melakukan tugas ini. Jika desain dilakukan dengan cara yang lengkap, pembuatan kode dapat diselesaikan secara mekanis. Sekali kode dibuat, pengujian program dimulai. Proses pengujian berfokus pada logika internal perangkat lunak, memastikan bahwa semua pernyataan sudah diuji, dan pada eksternal fungsional yaitu mengarahkan pengujian untuk menemukan kesalahan kesalahan dan memastikan bahwa input yang dibatasi akan memberikan hasil aktual yang sesuai dengan hasil yang dibutuhkan. Pemeliharaan meliputi pengkoreksian kesalahan yang tidak ditemukan pada langkah sebelumnya. Perbaikan implementasi unit sistem dan peningkatan jasa sistem sebagai kebutuhan baur ditemukan. Masalah yang ada 32

27 dalam penggunaan model Waterfall ini adalah partisi yang tidak dapat diubah dari proyek ke tingkat yang berbeda. Pengiriman sistem terkadang tidak dapat dipaksakan. Meskipun begitu, model Waterfall ini menggambarkan teknis yang praktis. a. Unified Modelling Language Unified Modelling Language(UML) adalah bahasa standar untuk melakukan spesifikasi, visualisasi, kostruksi, dan dokumentasi dari komponen komponen perangkat lunak, dan digunakan untuk pemodelan bisnis (Dharwiyanti, 2003). Dengan menggunakan UML kita dapat membuat model untuk semua jenis aplikasi perangkat lunak, dimana aplikasi tersebut dapat berjalan pada perangkat keras, sistem operasi dan jaringan apapun, serta ditulis dalam bahasa pemrograman apapun. Selain itu UML juga dapat diartikan sebagai keluarga notasi grafis yang didukung oleh model model tunggal, yang membantu pendeskripsian dan desain sistem perangkat lunak, khususnya sistem yang dibangun menggunakan pemrograman berorientasi objek (Fowler, 2005). Seperti bahasa bahasa lainnya, UML mendefinisikan notasi dan syntax atau semantik. Notasi UML merupakan sekumpulan bentuk khusus untuk menggambarkan berbagai diagran piranti lunak. Setiap bentuk memiliki makna tertentu, dan syntax UML mendifinisikan bagaimana bentuk bentuk tersebut dapat dikombinasikan. UML akan digunakan pada tahap analisa dan desain. Desain yang dihasilkan berupa diagram 33

28 diagram UML yang akan diterjemahkan menjadi kode program pada tahap implementasi. Tabel 2.2. Jenis diagram resmi UML (Munawar, 2005) No Diagram Kegunaan 1 Activity Perilaku procedural pararel 2 Class Class, fitur, dan relasinya 3 Communication Interaksi antar objek; penekanan pada link 4 Component Struktur dan koneksi dari komponen 5 Composite Structure Dekomposisi sebuah class pada saat runtime 6 Deployment Penyebaran / instalasi ke klien 7 Interactive Overview Gabungan sequence dan activity diagram 8 Object Contoh konfigurasi dari contoh contoh 9 Package Struktur hierarki saat kompilasi 10 Sequence Interaksi antar objek; penekanan pada sequence 11 State machine Bagaimana event mengubah objek selama aktif 12 Timing Interaksi antar objek; penekanan pada timing 13 Use Case Bagaimana pengguna berinteraksi dengan sebuah sistem Diagram UML yang akan dibahas pada bab ini adalah use case diagram, activity diagram, sequncei diagram, dan statechart diagram. 34

29 b. Use Case Diagram Use case diagram adalah teknik untuk merekam persyaratan fungsional sebuah sitem. Use case diagram mendeskripsikan interaksi tipikal antara para pengguna system dengan sistem itu sendiri, dengan memberi sebuah narasi tentang bagaimana system tersebut digunakan (Fowler, 2005). Use case menjelaskan manfaat system jika dilihat menurut pandangan orang yang berada di luar system (aktor) diagram ini menunjukan fungsionalitas suatu system atau kelas dan bagaimana sistem berinteraksi dengan dunia luar (Suhendar, 2002). Sebuah use case diagram merepresentasikan sebuah interaksi antara aktor dengan sistem. Use case merupakan sebuah pekerjaan tertentu, misalnya login ke sistem, membuat sebuah daftar belanja, dan sebagainya. Seorang atau sebuah aktor adalah sebuah entitas manusia atau mesin yang berinteraksi dengan sistem untuk melakukan pekerjaan pekerjaan tertentu. Sebuah use case dapat memasukkan fnugsionalitas use case lain sebagai bagian dari proses di dalamnya. Secara umum diasumsikan bahwa use case yang dimasukkan akan dipanggil setiap kali use case yang memasukkan dieksekusi secara normal. Sebuah use case juga dapat memperluas use case lain dengan perilakunya sendiri. Sementara hubungan generalisasi antar use case menunjukkan bahwa use case yang satu merupakan spesialisasi dari yang lain. 35

30 Tabel 2.3. Notasi Use Case Diagram (Booch, 1998) Notasi Deskripsi Aktor, yang digunakan untuk menggambarkan pelaku atau pengguna. Pelaku ini meliputi manusia atau sistem computer atau subsistem lain yang memiliki metode untuk melakukan sesuatu. Contoh: Manager, pelanggan, dan lain lain. Use case, digunakan untuk menggambarkan spesifikasi pekerjaan (job specification) dan deskripsi pekerjaan (job description), serta keterkaitan antar pekerjaan. Contoh: pesan barang, menutup pintu, dan lain lain. Aliran proses (relationship), digunakan untuk menggambarkan hubungan anatar use case dengan use case lainnya. Aliran perpanjangan (extension point), digunakan untuk menggambarkan hubungan antara use case dengan use case yang diperpanjang (extended use case) maupun dengan use case yang dimasukkan (included use case). Aliran yang digunakan untuk menggambarkan hubungan antara aktor dengan use case. Kondisi yang mendeskripsikan apa yang terjadi antara use case <<extended>> dengan use case yang diperpanjang. 36

31 Tabel 2.3. Notasi Use Case Diagram (lanjutan) Notasi Keterangan <<include>> Include adalah kondisi aliran proses langsung (directed relationship) antara dua use case yang secara tak langsung menyatakan kelakuan (behaviour) dari use case yang dimasukkan. <<has>> Adalah kondisi yang mendeskripsikan apa yang terjadi antara aktor dengan use case. c. Sequence Diagram Sebuah sequence diagram secara khusus menjabarkan ektivitas sebuah skenario tunggal. Diagram tersebut menunjukkan sejumlah objek contoh dan pesan pesan yang melewati objek objek di dalam use case diagram (Fowler, 2005). Sequence diagram menunjukkan interaksi dengan menampilkan setiap partisipan dengan garis alir secara vertical dengan pengurutan pesan dari atas ke bawah. Sequence diagram biasa digunakan untuk menggambarkan scenario atau rangkaian langkah langkah yang dilakukan sebagai respon dari sebuah kejadian (event) untuk menghasilkan keluaran tertentu. Masing masing objek, termasuk aktor, memiliki lifeline vertikal. Pesan digambarkan sebagai garis berpanah dari satu objek ke objek lainnya. 37

32 Tabel 2.4. Notasi Sequence Diagram (Fowler, 2005) No Notasi Keterangan 1 Frame, digunakan untuk menggambarkan sebuah interaksi :message Lifeline, digunakan untuk mempresentasikan sebuah individu dalam interaksi dan hanya sebuah entitas interaksi Execution Specification, digunakan untuk menggambarkan spesifikasi dari sebuah unit kelakuan atau aksi antar lifeline. Pesan(message), digunakan untukmendeskripsikan pesan yang ada antar lifeline. Lost message, digunakan untuk menggambarkan sebuah pesan yang 5 mendefinisikan komunikasi particular antara lifelines dalam interaksi lifeline n+1 ke lifeline n. Found message, digunakan untuk menggambarkan sebuah pesan yang 6 mendefinisikan komunikasi particular antara lifelines dalam interaksi lifeline n ke lifeline n+1. Objek, digunakan untuk menggambarkan pelaku atau pengguna dalam 7 sequence diagram. Pelaku ini meliputi manusia atau sistem computer atau subsistem lain yang memiliki metode untuk melakukan sesuatu Aktor, yang digunakan untuk menggambarkan pelaku atau pengguna 8 dalam use case. Pelaku ini meliputi manusia atau sistem komputer atau subsistem lain yang memiliki metode untuk melakukan sesuatu. 38

33 d. Activity Diagram Diagram aktivitas adalah teknik untuk mendeskripsikan logika procedural, proses bisnis dan aliran kerja dalam banyak kasus (Munawar, 2005). Activity diagram memodelkan alur kerja (workflow) sebuah proses bisnis dan urutan aktivitas dalam suatu proses. Diagram ini sangat mirip dengan sebuah flowchart karena kita dapat memodelkan sebuah alur kerja dari suatu aktivitas ke akitivitas lainnya atau dari suatu aktivitas ke dalam keadaan sesaat (state). Seringkali bermanfaat bila kita membuat sebuah activity diagram terlebih dahulu dalam memodelkan sebuah proses untuk membantu kita memahami proses secara keseluruhan. Activity diagram juga sangat berguna ketika kita ingin menggambarkan perilaku pararel/menjelaskan bagaimana perilaku dari berbagai use case berinteraksi. Tabel 2.5. Notasi activity diagram (Fowler, 2005) No Notasi Keterangan Aktivitas, digunakan untuk menggambarkan aktivitas dalam diagram aktivitas Node keputusan (decision node), digunakan untuk mengambarkan kelakuan pada kondisi tertentu. Titik awal, digunakan untuk menggambarkan awal dari diagram aktivitas 39

34 Tabel 2.5. Notasi activity diagram (lanjutan) No Notasi Keterangan 4 5 Titik akhir (final action), digunakan untuk menggambarkan akhir dari diagram aktivitas Akhir alur (flow final), digunakan untuk menghancurkan semua tanda yang datang dan tak memiliki efek alur dalam aktivitas Aksi (action), digunakan untuk menggambarkan alur antara 6 aksi dengan aksi, titik awal dengan aksi, atau aksi dengan titik akhir Aksi penerimaan kejadian (accept event action), sebuah aksi 7 yang menunggu sebuah kejadian dari suatu peristiwa bertemu 8 <<datastore>> dengan kondisi tertentu. Datastore digunakan untuk menjaga agar semua tanda yang masuk dan menduplikasinya saat mereka dipilih untuk pindah ke alur selanjutnya(downstream) 9 Node fork memiliki satu aksi yang masuk dan beberapa aksi yang keluar 10 Join node digunakan untuk menggambarkan beberapa aksi yang masuk dan satu aksi yang keluar. 40

35 e. Statechart Diagram Menurut Booch, Rambaugh, dan Jacobson, statechart diagram menggambarkan kemungkinan status dari sebuah kelas dan kejadian(events) yang mengakibatkan perubahan status (state transition). Pada umumnya statechart diagram menggambarkan class tertentu (satu class dapat memiliki lebih dari satu statechart diagram). Tabel 2.6. Notasi Statechart Diagram (Booch, 1998). No Notasi Keterangan 1 State 1 Notasi state menggambarkan kondisi sebuah entitas, dan digambarkan dengan segiempat yang pinggirnya tumpul dengan nama state di dalamnya Transition, menggambarkan sebuah perubahan kondisi objek yang 2 Transition disebabkan oleh sebuah event. Transition digambarkan dengan sebuah anak panah dengan nama event yang ditulis di atasnya, dibawahnya, atau sepanjang anak panah tersebut Initial state adalah kondisi awal sebuah objek sebelum ada perubahan 3 keadaan. Initial state digambarkan dengan sebuah lingkaran solid. Hanya satu initial state yang diizinkan dalam sebuah diagram Final state, menggambarkan ketika objek berhenti memberi respon 4 terhadap sebuah event. Final state digambarkan dengan lingkaran solid di dalam sebuah lingkaran kosong 41

36 f. Class Diagram Class Diagram adalah sebuah spesifikasi yang jika diinstansiasi akan menghasilkan sebuah obyek dan merupakan inti dari pengembangan dan desain berorientasi obyek. Class menggambarkan keadaan (atribut/properti) suatu sistem, sekaligus menawarkan layanan untuk memanipulasi keadaan tersebut (metoda/fungsi). Class diagram menggambarkan struktur dan deskripsi class, package dan object beserta hubungan satu sama lain seperti containment, pewarisan, asosiasi, dan lainlain. Sebuah Class memiliki tiga area pokok : 1. Nama, merupakan nama dari sebuah kelas. 2. Atribut, merupakan peroperti dari sebuah kelas. Atribut melambangkan batas nilai yang mungkin ada pada obyek dari class. 3. Operasi, adalah sesuatu yang bisa dilakukan oleh sebuah class atau yang dapat dilakukan oleh class lain terhadap sebuah class. Atribut dan metoda dapat memiliki salah satu sifat berikut : 1. Private, tidak dapat dipanggil dari luar class yang bersangkutan. 2. Protected, hanya dapat dipanggil oleh class yang bersangkutan dan anak-anak yang mewarisinya. 3. Public, dapat dipanggil oleh siapa saja. 4. Package, hanya dapat dipanggil oleh instance sebuah class pada paket yang sama. Berikut adalah notasi notasi yang ada pada class diagram : 42

37 Tabel 2.7. Notasi Class Diagram (Booch, 1998). No Notasi Keterangan Class adalah blok - blok pembangun pada pemrograman 1 Site Config +sqldns:string +Admin String berorientasi obyek. Sebuah class digambarkan sebagai sebuah kotak yang terbagi atas 3 bagian. Bagian atas adalah bagian nama dari class. Bagian tengah mendefinisikan property/atribut class. Bagian akhir mendefinisikan methodmethod dari sebuah class. Assosiation, sebuah asosiasi merupakan sebuah relationship paling umum antara 2 class, dan dilambangkan oleh sebuah garis yang menghubungkan antara 2 class. Garis ini bisa 2 1..n Owned by 1 melambangkan tipe-tipe relationship dan juga dapat menampilkan hukum-hukum multiplisitas pada sebuah relationship (Contoh: One-to-one, one-to-many, many-tomany). Composition, jika sebuah class tidak bisa berdiri sendiri dan harus merupakan bagian dari class yang lain, maka class 3 tersebut memiliki relasi Composition terhadap class tempat dia bergantung tersebut. Sebuah relationship composition digambarkan sebagai garis dengan ujung berbentuk jajaran genjang berisi/solid. 43

38 Tabel 2.7. Notasi Class Diagram (lanjutan). No Notasi Keterangan Dependency, kadangkala sebuah class menggunakan class yang lain. Hal ini disebut dependency. Umumnya penggunaan 4 dependency digunakan untuk menunjukkan operasi pada suatu class yang menggunakan class yang lain. Sebuah dependency dilambangkan sebagai sebuah panah bertitik-titik. Aggregation, mengindikasikan keseluruhan bagian relationship dan biasanya disebut sebagai relasi mempunyai 5 sebuah atau bagian dari. Sebuah aggregation digambarkan sebagai sebuah garis dengan sebuah jajaran genjang yang tidak berisi/tidak solid. Generalization, sebuah relasi generalization sepadan dengan sebuah relasi inheritance pada konsep berorientasi obyek. 6 Sebuah generalization dilambangkan dengan sebuah panah dengan kepala panah yang tidak solid yang mengarah ke kelas parent -nya/induknya. 44

DAFTAR SIMBOL. Tabel Notasi Use Case Diagram

DAFTAR SIMBOL. Tabel Notasi Use Case Diagram DAFTAR SIMBOL Tabel Notasi Use Case Diagram Actor Actor adalah pengguna sistem. Actor tidak terbatas hanya manusia saja, jika sebuah sistem berkomunikasi dengan aplikasi lain dan membutuhkan input atau

Lebih terperinci

DAFTAR SIMBOL. Notasi Keterangan Simbol. Titik awal, untuk memulai suatu aktivitas. Titik akhir, untuk mengakhiri aktivitas.

DAFTAR SIMBOL. Notasi Keterangan Simbol. Titik awal, untuk memulai suatu aktivitas. Titik akhir, untuk mengakhiri aktivitas. DAFTAR SIMBOL DAFTAR SIMBOL DIAGRAM ACTIVITY Initial Titik awal, untuk memulai suatu aktivitas. Final Titik akhir, untuk mengakhiri aktivitas. Activity Menandakan sebuah aktivitas Decision Pilihan untuk

Lebih terperinci

Unified Modelling Language UML

Unified Modelling Language UML Unified Modelling Language UML Unified Modelling Language (UML) adalah sebuah "bahasa" yang telah menjadi standar dalam industri untuk visualisasi, merancang dan mendokumentasikan sistem piranti lunak.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... iii. DAFTAR GAMBAR... xi. DAFTAR TABEL... xvii. DAFTAR SIMBOL... xx BAB I PENDAHULUAN...

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... iii. DAFTAR GAMBAR... xi. DAFTAR TABEL... xvii. DAFTAR SIMBOL... xx BAB I PENDAHULUAN... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR TABEL... xvii DAFTAR SIMBOL... xx BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 2 1.3 Maksud dan Tujuan...

Lebih terperinci

DAFTAR SIMBOL. Notasi Keterangan Simbol. Actor adalah pengguna sistem. Actor. tidak terbatas hanya manusia saja, jika

DAFTAR SIMBOL. Notasi Keterangan Simbol. Actor adalah pengguna sistem. Actor. tidak terbatas hanya manusia saja, jika DAFTAR SIMBOL DAFTAR SIMBOL DIAGRAM USE CASE Notasi Keterangan Simbol Actor adalah pengguna sistem. Actor tidak terbatas hanya manusia saja, jika sebuah sistem berkomunikasi dengan Actor aplikasi lain

Lebih terperinci

MAKALAH ANALISIS & PERANCANGAN SISTEM II USE CASE DIAGRAM

MAKALAH ANALISIS & PERANCANGAN SISTEM II USE CASE DIAGRAM MAKALAH T02/Use Case Diagram ANALISIS & PERANCANGAN SISTEM II USE CASE DIAGRAM Nama : Abdul Kholik NIM : 05.05.2684 E mail : ik.kyoe.san@gmail.com Sumber : http://artikel.webgaul.com/iptek/unifiedmodellinglanguage.htm

Lebih terperinci

Gambar Use Case Diagram

Gambar Use Case Diagram 1. Use Case Diagram Use case adalah abstraksi dari interaksi antara system dan actor. Use case bekerja dengan cara mendeskripsikan tipe interaksi antara user sebuah system dengan sistemnya sendiri melalui

Lebih terperinci

DAFTAR SIMBOL 1. CLASS DIAGRAM. Nama Komponen Class

DAFTAR SIMBOL 1. CLASS DIAGRAM. Nama Komponen Class DAFTAR SIMBOL 1. CLASS DIAGRAM Class Composition Dependency Class adalah blok - blok pembangun pada pemrograman berorientasi obyek. Sebuah class digambarkan sebagai sebuah kotak yang terbagi atas 3 bagian.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Pemodelan Objek Pemodelan objek merupakan suatu metode untuk menggambarkan struktur sistem yang memperlihatkan semua objek yang ada pada sistem. (Nugroho, 2005, hal:37).

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Data Data merupakan kumpulan fakta atau angka atau segala sesuatu yang dapat dipercaya kebenarannya sehingga dapat digunakan sebagai dasar penarikan kesimpulan. Syarat data:

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Pengertian Aplikasi Aplikasi adalah suatu subkelas perangkat lunak komputer yang memanfaatkan kemampuan komputer langsung untuk melakukan suatu tugas yang diinginkan pengguna.

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam analisis sistem ini akan diuraikan sejarah singkat dari Apotek 55 yang

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam analisis sistem ini akan diuraikan sejarah singkat dari Apotek 55 yang BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Dalam analisis sistem ini akan diuraikan sejarah singkat dari Apotek 55 yang berlokasi di jalan Moh.Toha No.127 Bandung, Visi dan Misi dari apotek,

Lebih terperinci

PENGANTAR RUP & UML. Pertemuan 2

PENGANTAR RUP & UML. Pertemuan 2 PENGANTAR RUP & UML Pertemuan 2 PENGANTAR RUP Rational Unified Process (RUP) atau dikenal juga dengan proses iteratif dan incremental merupakan sebuah pengembangan perangkat lunak yang dilakukan secara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Pengertian Sistem Sistem merupakan salah satu yang terpenting dalam sebuah perusahaan yang dapat membentuk kegiatan usaha untuk mencapai kemajuan dan target yang dibutuhkan.

Lebih terperinci

Menerapkan pembuatan sediaan obat sesuai resep dokter di bawah pengawasan Apoteker HILMA HENDRAYANTI, S.Si., Apt.

Menerapkan pembuatan sediaan obat sesuai resep dokter di bawah pengawasan Apoteker HILMA HENDRAYANTI, S.Si., Apt. STANDAR KOMPETENSI : Menerapkan pembuatan sediaan obat sesuai resep dokter di bawah pengawasan Apoteker HILMA HENDRAYANTI, S.Si., Apt. Menjelaskan kelengkapan resep dokter, etiket, dan salinan resep Resep

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Basis Data 2.1.1 Pengertian Data Menurut Turban (2003, p2), data ialah fakta yang belum diolah atau gambaran dari transaksi yang ditangkap, direkam, disimpan dan diklasifikasikan.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. ABSTRACT... ii. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR GAMBAR... xvi. DAFTAR TABEL... xxiii. DAFTAR SIMBOL...

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. ABSTRACT... ii. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR GAMBAR... xvi. DAFTAR TABEL... xxiii. DAFTAR SIMBOL... DAFTAR ISI ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... xvi DAFTAR TABEL... xxiii DAFTAR SIMBOL... xxvi BAB I : PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan

Lebih terperinci

OOAD (Object Oriented Analysis and Design) UML part 2 (Activity diagram, Class diagram, Sequence diagram)

OOAD (Object Oriented Analysis and Design) UML part 2 (Activity diagram, Class diagram, Sequence diagram) OOAD (Object Oriented Analysis and Design) UML part 2 (Activity diagram, Class diagram, Sequence diagram) Gentisya Tri Mardiani, S.Kom., M.Kom ADSI-2015 Activity Diagram Activity diagram digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang ditandai dengan saling berhubungan dan mempunyai satu fungsi atau tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang ditandai dengan saling berhubungan dan mempunyai satu fungsi atau tujuan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Sistem dapat beroperasi dalam suatu lingkungan, jika terdapat unsur unsur yang ditandai dengan saling berhubungan dan mempunyai satu fungsi atau tujuan utama

Lebih terperinci

2. BAB II LANDASAN TEORI. lanjut sehingga terbentuk suatu aplikasi yang sesuai dengan tujuan awal.

2. BAB II LANDASAN TEORI. lanjut sehingga terbentuk suatu aplikasi yang sesuai dengan tujuan awal. 2. BAB II LANDASAN TEORI Dalam merancang dan membangun aplikasi, sangatlah penting untuk mengetahui terlebih dahulu dasar-dasar teori yang digunakan. Dasar-dasar teori tersebut digunakan sebagai landasan

Lebih terperinci

UNIFIED MODELING LANGUAGE

UNIFIED MODELING LANGUAGE UNIFIED MODELING LANGUAGE UML (Unified Modeling Language) adalah metode pemodelan secara visual sebagai sarana untuk merancang dan atau membuat software berorientasi objek. Karena UML ini merupakan bahasa

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. domain & Web Hosting. Untuk lebih jelas mengenai gambaran umum perusahaan,

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. domain & Web Hosting. Untuk lebih jelas mengenai gambaran umum perusahaan, BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Penulis melakukan objek penelitian pada Qwords.com perusahaan penyedia jasa layanan Web Hosting (Web Hosting Provider) yang melayani registrasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengembangan Sistem Informasi 2.1.1 SDLC (System Development Life Cycle) Menurut Dennis, Barbara, dan Roberta (2012:6) System Development Life Cycle (SDLC) merupakan proses menentukan

Lebih terperinci

Class Diagram Class diagram mendeskripsikan jenis-jenis objek dalam system dan berbagai macam hubungan statis yang terdapat di antara mereka.

Class Diagram Class diagram mendeskripsikan jenis-jenis objek dalam system dan berbagai macam hubungan statis yang terdapat di antara mereka. Modul ke: 06 Bima Fakultas Ilmu Komputer Class Diagram Class diagram mendeskripsikan jenis-jenis objek dalam system dan berbagai macam hubungan statis yang terdapat di antara mereka. Cahya Putra, M.Kom

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pendekatan komponen.dengan pendekatan prosedur, sistem dapat didefinisikan

BAB II LANDASAN TEORI. pendekatan komponen.dengan pendekatan prosedur, sistem dapat didefinisikan 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Sistem Sistem dapat didefinisikan dengan pendekatan prosedur dan dengan pendekatan komponen.dengan pendekatan prosedur, sistem dapat didefinisikan sebagai kumpulan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Desain penelitian merupakan tahapan atau gambaran yang akan dilakukan dalam melakukan penelitian. Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Dalam membangun sebuah system informasi diperlukan suatu pemahaman mengenai system itu sendiri sehingga tujuan dari pembangunan system informasi dapat tercapai.

Lebih terperinci

DAFTAR SIMBOL. case. Dependency 2. Generalization 3. 4 Include. 5 Extend. 6 Associaton

DAFTAR SIMBOL. case. Dependency 2. Generalization 3. 4 Include. 5 Extend. 6 Associaton DAFTAR SIMBOL Daftar Simbol Pada Use Case Diagram Menspesifikasikan himpunan Actor peran yang pengguna mainkan ketika berinteraksi dengan use 1. case. Dependency 2. Generalization 3. 4 Include 5 Extend

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam pengumpulan data atau informasi guna memecahkan permasalahan dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam pengumpulan data atau informasi guna memecahkan permasalahan dan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Metodologi penelitian adalah langkah dan prosedur yang akan dilakukan dalam pengumpulan data atau informasi guna memecahkan permasalahan dan menguji

Lebih terperinci

SEJARAH UML DAN JENISNYA

SEJARAH UML DAN JENISNYA SEJARAH UML DAN JENISNYA Elya Hestika Asiyah e.hestika@yahoo.com :: http://penulis.com Abstrak UML (Unified Modeling Language) adalah sebuah bahasa untuk menetukan, visualisasi, kontruksi, dan mendokumentasikan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN. sesuai dengan pendapat Sugiyono (2003:58) mendefinisikan bahwa:

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN. sesuai dengan pendapat Sugiyono (2003:58) mendefinisikan bahwa: BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek penelitian merupakan sasaran untuk mendapatkan suatu data, sesuai dengan pendapat Sugiyono (2003:58) mendefinisikan bahwa: Objek penelitian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II. 1. Aplikasi Pengertian aplikasi adalah program siap pakai yang dapat digunakan untuk menjalankan perintah dari pengguna aplikasi tersebut dengan tujuan mendapatkan hasil yang

Lebih terperinci

Notasi Unified Modeling Language (UML) Versi 2.0

Notasi Unified Modeling Language (UML) Versi 2.0 Notasi Unified Modeling Language (UML) Versi 2.0 Unified Modeling Language (UML) adalah notasi yang lengkap untuk membuat visualisasi model suatu sistem. Sistem berisi informasi dan fungsi, tetapi secara

Lebih terperinci

REKAYASA PERANGKAT LUNAK. 3 sks Sri Rezeki Candra Nursari reezeki2011.wordpress.com

REKAYASA PERANGKAT LUNAK. 3 sks Sri Rezeki Candra Nursari reezeki2011.wordpress.com REKAYASA PERANGKAT LUNAK 3 sks Sri Rezeki Candra Nursari reezeki2011.wordpress.com Referensi Rekayasa Perangkat Lunak Pendekatan Praktisi, Roger S. Pressman, Ph.D, Andi Jogyakarta, 2012 Buku 1 Rekayasa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Sistem Sistem merupakan kumpulan dari unsur atau elemen-elemen yang saling berkaitan/berinteraksi dan saling memengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada fase pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan

Lebih terperinci

MATERI PEMODELAN PERANGKAT LUNAK KELAS XI RPL

MATERI PEMODELAN PERANGKAT LUNAK KELAS XI RPL MATERI PEMODELAN PERANGKAT LUNAK KELAS XI RPL Oleh : Samsul Arifin, S.Kom Email : samsul.skom@gmail.com Konsep Pemodelan Perangkat Lunak (PL) Konsep rekayasa PL. Suatu disiplin ilmu yang membahas semua

Lebih terperinci

2.6 Cool Record Edit Pro Adobe Photoshop Star Uml Pengertian Uml BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN...

2.6 Cool Record Edit Pro Adobe Photoshop Star Uml Pengertian Uml BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN... DAFTAR ISI ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR...iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR TABEL... xi DAFTAR SIMBOL... xii BAB I... 1 PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang Penelitian... 1 1.2

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN III.1 Analisa Pada bab ini akan dijelaskan gambaran mengenai analisa pembuatan Aplikasi Pembelajaran Mengenai Nama-Nama Provinsi, dimana rancangan nantinya akan terdiri

Lebih terperinci

19 BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1. Analisis Mengendarai kendaraan tidak sembarangan, ada aturan-aturan yang harus ditaati dan juga syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi sebelum berkendara di

Lebih terperinci

Citra Noviyasari, S.Si, MT SI - UNIKOM

Citra Noviyasari, S.Si, MT SI - UNIKOM Citra Noviyasari, S.Si, MT SI - UNIKOM Diagram class sebuah spesifikasi yang jika diinstansiasi akan menghasilkan sebuah objek dan merupakan inti dari pengembangan dan desain berorientasi objek. Class

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI an dan sekitar awal 1960-an. Pada tahun 1968, NATO menyelenggarakan

BAB II DASAR TEORI an dan sekitar awal 1960-an. Pada tahun 1968, NATO menyelenggarakan BAB II DASAR TEORI 2.1 Rekayasa Perangkat Lunak Istilah software engineering, pertama kali digunakan pada akhir tahun 1950-an dan sekitar awal 1960-an. Pada tahun 1968, NATO menyelenggarakan konfrensi

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penulis melakukan penelitian pada Toko Nada Bandung yang beralamat di

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penulis melakukan penelitian pada Toko Nada Bandung yang beralamat di BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Penulis melakukan penelitian pada Toko Nada Bandung yang beralamat di Jl. Naripan No.111 Bandung 40112 Toko ini masih menggunakan sosial media

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN APLIKASI PENCATATAN PENANGANAN GANGGUAN PT. TELKOM REGIONAL BANDUNG

PEMBANGUNAN APLIKASI PENCATATAN PENANGANAN GANGGUAN PT. TELKOM REGIONAL BANDUNG PEMBANGUNAN APLIKASI PENCATATAN PENANGANAN GANGGUAN PT. TELKOM REGIONAL BANDUNG TUGAS AKHIR Disusun sebagai salah satu syarat untuk kelulusan Program Strata 1, di Program Studi Teknik Informatika, Universitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Kendaraan Bermotor Secara umum pengertian tentang kendaraan bermotor adalah semua jenis kendaraan dimana sistem geraknya menggunakan peralatan teknik atau mesin. Fungsi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. objek-objek yang saling berelasi dan berinteraksi serta hubungan antar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. objek-objek yang saling berelasi dan berinteraksi serta hubungan antar BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Al Fatta (2007) sistem secara umum adalah sekumpulan objek-objek yang saling berelasi dan berinteraksi serta hubungan antar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Sutabri (2004), sistem adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Proyek 2.1.1. Pengertian Manajemen Menurut James A.F. Stoner (2006) Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kompresi Data Kompresi data adalah proses mengubah sebuah aliran data input menjadi aliran data baru yang memiliki ukuran lebih kecil. Aliran yang dimaksud adalah berupa file

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. berlokasi di Jl. Leuwi Panjang No. 111 Bandung Telpon Terbaik dalam pelayanan servis di bengkel.

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. berlokasi di Jl. Leuwi Panjang No. 111 Bandung Telpon Terbaik dalam pelayanan servis di bengkel. BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Penulis melakukan penelitian di Bengkel Trijaya Motor Bandung yang berlokasi di Jl. Leuwi Panjang No. 111 Bandung Telpon 022-70221812 3.1.1. Sejarah

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Informasi Penjualan dan Inventori pada PT. Oriental Chitra International

Perancangan Sistem Informasi Penjualan dan Inventori pada PT. Oriental Chitra International Perancangan Sistem Informasi Penjualan dan Inventori pada PT. Oriental Chitra International Sitti Nurbaya Ambo, S.Kom Universitas Gunadarma e-mail : baya_ambo@yahoo.com ABSTRAK Perusahaan membutuhkan adanya

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Flippo (1984) mendefinisikan sebagai berikut: Penarikan calon pegawai

BAB III LANDASAN TEORI. Flippo (1984) mendefinisikan sebagai berikut: Penarikan calon pegawai BAB III LANDASAN TEORI 1. 3.1 Rekrutmen Flippo (1984) mendefinisikan sebagai berikut: Penarikan calon pegawai atau tenaga kerja adalah proses pencarian tenaga kerja yang dilakukan secara seksama, sehingga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Konsep Sistem Informasi II.1.1. Definisi Sistem Informasi Akuntansi Sistem Informasi Akuntansi adalah sistem yang bertujuan untuk mengumpulkan da memproses data serta melaporkan

Lebih terperinci

: ENDRO HASSRIE NIM : MATKUL : REKAYASA PERANGKAT LUNAK PEMODELAN DATA

: ENDRO HASSRIE NIM : MATKUL : REKAYASA PERANGKAT LUNAK PEMODELAN DATA NAMA : ENDRO HASSRIE NIM : 41813120047 MATKUL : REKAYASA PERANGKAT LUNAK PEMODELAN DATA Pemodelan data (ER Diagram) adalah proses yang digunakan untuk mendefinisikan dan menganalisis kebutuhan data yang

Lebih terperinci

Bagian 7 ANALISIS DESAIN PADA PEMROGRAMAN BERORIENTASI OBJECT DENGAN UML

Bagian 7 ANALISIS DESAIN PADA PEMROGRAMAN BERORIENTASI OBJECT DENGAN UML Bagian 7 ANALISIS DESAIN PADA PEMROGRAMAN BERORIENTASI OBJECT DENGAN UML Apa itu UML? Unified Modelling Language (UML) adalah sebuah "bahasa" yg telah menjadi standar dalam industri untuk visualisasi,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. sistem yang telah ada, dimana analisis sistem merupakan proses mempelajari suatu

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. sistem yang telah ada, dimana analisis sistem merupakan proses mempelajari suatu BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Analisis Sistem Tahapan yang diperlukan didalam pembuatan suatu progaram yaitu menganalisis sistem yang telah ada, dimana analisis sistem merupakan proses mempelajari

Lebih terperinci

Review Rekayasa Perangkat Lunak. Nisa ul Hafidhoh

Review Rekayasa Perangkat Lunak. Nisa ul Hafidhoh Review Rekayasa Perangkat Lunak Nisa ul Hafidhoh nisa@dsn.dinus.ac.id Software Process Sekumpulan aktivitas, aksi dan tugas yang dilakukan untuk mengembangkan PL Aktivitas untuk mencapai tujuan umum (komunikasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 32 /Pojk.04/2014 Tentang Rencana Dan Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka. Pasal 2. 1.

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Mobil Permata Trans yang beralamatkan di Jalan Raflesia J-4, Komplek Mitra

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Mobil Permata Trans yang beralamatkan di Jalan Raflesia J-4, Komplek Mitra BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Dalam menentukan objek penelitian, penulis melakukannya pada Rental Mobil Permata Trans yang beralamatkan di Jalan Raflesia J-4, Komplek Mitra

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sistem ini menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan yang nyata,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 CRM (CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT) CRM merupakan suatu strategi bisnis yang terdiri dari software dan layanan yang di desain untuk meningkatkan keuntungan, pendapatan dan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. menggambarkan aliran-aliran informasi dari bagian-bagian yang terkait, baik dari

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. menggambarkan aliran-aliran informasi dari bagian-bagian yang terkait, baik dari BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Analisis Sistem yang Sedang Berjalan Analisis sistem merupakan gambaran suatu sistem yang saat ini sedang berjalan dan untuk mempelajari sistem yang ada. Analisis

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai sistem informasi petty cash pada PT. ZC Industries (Swagelok Medan) menggunakan metode tidak tetap yang meliputi analisa sistem yang

Lebih terperinci

Yuli Purwati, M.Kom USE CASE DIAGRAM

Yuli Purwati, M.Kom USE CASE DIAGRAM Yuli Purwati, M.Kom USE CASE DIAGRAM UML UML (Unified Modeling Language) merupakan pengganti dari metode analisis berorientasi object dan design berorientasi object (OOA&D) yang dimunculkan sekitar akhir

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian 3.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan berperan dominan di dalam menentukan keberhasilan pelayanan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Sistem Pendukung Keputusan Sistem Pendukung Keputusan dapat didefinisikan sebagai Sistem berbasis komputer interaktif yang membantu para pengambil keputusan untuk menggunakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI Konsep Dasar Membangun Aplikasi Berbasis Web

BAB II LANDASAN TEORI Konsep Dasar Membangun Aplikasi Berbasis Web BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Membangun Aplikasi Berbasis Web Aplikasi berbasis web adalah aplikasi yang dijalankan melalui browser dan diakses melalui jaringan komputer. Aplikasi berbasis web

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian yang di ambil penulis adalah Apotek Century Jalan

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian yang di ambil penulis adalah Apotek Century Jalan 23 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian yang di ambil penulis adalah Apotek Century Jalan Sukajadi No. 137-139 Bandung. 3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan Apotek Century

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Umum 2.1.1 Waterfall Software Development Tahapan utama dari waterfall model (Sommerville, 2011, pp. 30-31) langsung mencerminkan aktivitas pengembangan dasar. Terdapat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Android versi 2.2 (Froyo :Frozen Yoghurt) Pada 20 Mei 2010, Android versi 2.2 (Froyo) diluncurkan. Perubahanperubahan umumnya terhadap versi-versi sebelumnya antara lain dukungan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : kamus, Indonesia, Mandarin, kata, kalimat, hanzi, pinyin, bushou.

ABSTRAK. Kata Kunci : kamus, Indonesia, Mandarin, kata, kalimat, hanzi, pinyin, bushou. ABSTRAK Bahasa merupakan suatu alat yang digunakan agar orang dapat berkomunikasi satu dengan lainnya. Di dunia ini terdapat bermacam-macam bahasa. Salah satu bahasa yang berpengaruh dan kemudian banyak

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. proses kerja yang sedang berjalan. Pokok-pokok yang di analisis meliputi analisis

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. proses kerja yang sedang berjalan. Pokok-pokok yang di analisis meliputi analisis BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1. Analisis Sistem yang Berjalan Analisis sistem yang berjalan dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui proses kerja yang sedang berjalan. Pokok-pokok yang di analisis

Lebih terperinci

ANALISA & PERANCANGAN SISTEM INFORMASI. Sufajar Butsianto, M.Kom

ANALISA & PERANCANGAN SISTEM INFORMASI. Sufajar Butsianto, M.Kom ANALISA & PERANCANGAN SISTEM INFORMASI Sufajar Butsianto, M.Kom MODUL 5 UML Unified Modelling Language Tools : Star UML, Rational Rose dll TOOLS 1. Mahasiswa mengetahui tool untuk perancangan sistem informasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 UNIFIED MODELLING LANGUAGE Menurut Fowler (2005:1) Unified Modelling Language (selanjutnya disebut UML) adalah keluarga notasi grafis yang didukung meta-model tunggal, yang membantu

Lebih terperinci

1 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

1 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 1 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan hal awal (suatu permasalahan) yang harus ditentukan dalam kegiatan penelitian sehingga penelitian dapat dilakukan secara

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : voucher elektronik SMS (Short Message Service)

ABSTRAK. Kata kunci : voucher elektronik SMS (Short Message Service) ABSTRAK Pada saat ini penulis melihat banyak distributor voucher elektronik mengalami kesulitan dalam menganalisa dan mendokumentasikan transaksi voucher elektronik yang sudah dilakukan. Perkembangan fitur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Teori-teori Umum II.I.1. Sistem Sistem adalah sekumpulan hal atau kegiatan atau elemen atau subsistem yang saling bekerja sama atau yang dihubungkan dengan cara-cara tertentu

Lebih terperinci

MAKALAH PERANCANGAN BASIS DATA MODEL DATA. Disusun oleh: Ainun Aisyiyah Iman Safuad Ismi Fadhilah

MAKALAH PERANCANGAN BASIS DATA MODEL DATA. Disusun oleh: Ainun Aisyiyah Iman Safuad Ismi Fadhilah MAKALAH PERANCANGAN BASIS DATA MODEL DATA Disusun oleh: Ainun Aisyiyah 2014001690 Iman Safuad 2014001726 Ismi Fadhilah 2014001729 AMIK Harapan Bangsa Surakarta 2015 MODEL DATA A. Pengertian Model Data

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam analisis sistem ini akan diuraikan sejarah singkat PB. PUTRA

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam analisis sistem ini akan diuraikan sejarah singkat PB. PUTRA BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Dalam analisis sistem ini akan diuraikan sejarah singkat PB. PUTRA MANDIRI, Visi dan Misi, Struktur Organisasi, Deskripsi Tugas, Metode Pengumpulan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Pengertian Sistem II.1.1 Sistem Sistem adalah satu kesatuan yang terdiri dari suatu interaksi subsistem yang berusaha untuk mencapai tujuan yang semua beroperasi yang berinteraksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Tinjauan Pustaka yang berhubungan dengan topik yang penulis bahas adalah sistem penerimaan siswa baru SMA Al-Muayyad Surakarta (http://psb.sma-almuayyad.sch.id/),

Lebih terperinci

PEMANFAATAN ARDUINO DALAM PENGEMBANGAN SISTEM RUMAH PINTAR BERBASIS MOBILE DAN WEB (Studi Kasus : Penjadwalan Lampu Rumah)

PEMANFAATAN ARDUINO DALAM PENGEMBANGAN SISTEM RUMAH PINTAR BERBASIS MOBILE DAN WEB (Studi Kasus : Penjadwalan Lampu Rumah) PEMANFAATAN ARDUINO DALAM PENGEMBANGAN SISTEM RUMAH PINTAR BERBASIS MOBILE DAN WEB (Studi Kasus : Penjadwalan Lampu Rumah) TUGAS AKHIR Disusun sebagai salah satu syarat untuk kelulusan Program Strata 1,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Gambar 3.1 merupakan desain penelitian yang akan digunakan dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Gambar 3.1 merupakan desain penelitian yang akan digunakan dalam BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Gambar 3.1 merupakan desain penelitian yang akan digunakan dalam proses penelitian penerapan algoritma K-Means pada clustering berita berbahasa Indonesia.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. sehingga komputer dapat memproses input menjadi output.

BAB II LANDASAN TEORI. sehingga komputer dapat memproses input menjadi output. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Aplikasi Menurut Jogiyanto (1999) adalah penggunaan dalam suatu komputer, instruksi (instruction) atau pernyataan (statement) yang disusun sedemikian rupa sehingga komputer dapat

Lebih terperinci

UJIAN TENGAH SEMESTER PENDEK TAHUN AKADEMIK 2015/2016

UJIAN TENGAH SEMESTER PENDEK TAHUN AKADEMIK 2015/2016 KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS ILMU KOMPUTER UJIAN TENGAH SEMESTER PENDEK TAHUN AKADEMIK 2015/2016 Mata Kuliah : PEMODELAN BERORIENTASI OBJEK Petunjuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi mobile pada saat ini semakin pesat. Perkembangan teknologi tersebut tidak lepas dari perkembangan perangkat lunak dan perangkat keras yang ada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu perusahaan, karena persediaan akan dijual secara terus menerus untuk

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu perusahaan, karena persediaan akan dijual secara terus menerus untuk BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Persediaan Barang merupakan komponen utama yang sangat penting dalam suatu perusahaan, karena persediaan akan dijual secara terus menerus untuk kelangsungan hidup

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Pengertian Sistem Informasi II.1.1. Sistem Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Sistem Dalam mendefinisikan sistem terdapat dua kelompok pendekatan sistem, yaitu sistem yang lebih menekankan pada prosedur dan elemennya. Prosedur didefinisikan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. mampu memperkirakan dan merincikan seluruh dokumen ataupun prosedur yang

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. mampu memperkirakan dan merincikan seluruh dokumen ataupun prosedur yang BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Analisis Sistem Yang Berjalan Analisis terhadap sistem yang berjalan dimaksudkan untuk mempelajari terhadap suatu sistem yang sedang dijalanakan oleh suatu organisasi,

Lebih terperinci

Unified Modelling Language (UML)

Unified Modelling Language (UML) Unified Modelling Language (UML) Tatik yuniati Abstrak Unified Modelling Language (UML) adalah sebuah bahasa yg telah menjadi standar dalam industri untuk visualisasi, merancang dan mendokumentasikan sistem

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI Metodologi Rekayasa Perangkat Lunak

BAB II LANDASAN TEORI Metodologi Rekayasa Perangkat Lunak BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Metodologi Rekayasa Perangkat Lunak Pemodelan dalam perangkat lunak merupakan suatu yang harus dikerjakan di bagian awal dari rekayasa, dan pemodelan ini akan mempengaruhi pekerjaanpekerjaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. yang digunakan dalam penyelesaian Tugas Akhir ini, yaitu System Development

BAB II LANDASAN TEORI. yang digunakan dalam penyelesaian Tugas Akhir ini, yaitu System Development BAB II LANDASAN TEORI Dalam penyusunan tugas akhir ini dibutuhkan beberapa landasan teori sebagai acuan dalam penyusunannya. Landasan teori yang dibutuhkan antara lain teori tentang Rancang Bangun, teori

Lebih terperinci

BAB II. LANDASAN TEORI

BAB II. LANDASAN TEORI BAB II. LANDASAN TEORI II.1 RATIONAL UNIFIED PROCESS (RUP) Metodologi Rational Unified Process (RUP) merupakan suatu proses rekayasa perangkat lunak yang dikembangkan oleh Rational Software Corporation,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Seni dan Budaya Bali Di Bali sampai saat ini seni dan kebudayaannya masih tetap bertahan dan lestari. Hal ini terjadi karena salah satunya adalah pendukungnya tidak berani

Lebih terperinci

CLASS DIAGRAM. Jerri Agus W ( ) Gendra Budiarti ( )

CLASS DIAGRAM. Jerri Agus W ( ) Gendra Budiarti ( ) CLASS DIAGRAM Rita Rahmawati (06.04.111.00746) Jerri Agus W (06.04.111.00779) Gendra Budiarti (06.04.111.00818) Pokok Bahasan UML UML Diagram Class Diagram Bagian Class Diagram Class Diagram dengan Constructor

Lebih terperinci

Rancang Bangun Aplikasi Latihan Ujian Nasional pada Sekolah SMP Ambia

Rancang Bangun Aplikasi Latihan Ujian Nasional pada Sekolah SMP Ambia Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2015 STMIK STIKOM Bali, 9 10 Oktober 2015 Rancang Bangun Aplikasi Latihan Ujian Nasional pada Sekolah SMP Ambia Max Robert Cirus Aiba 1), Edson Yahuda Putra 2)

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Universitas Padjadjaran yang beralamat di Jl. Ir H. Djuanda No 4 Bandung.

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Universitas Padjadjaran yang beralamat di Jl. Ir H. Djuanda No 4 Bandung. BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian akan di lakukan di kampus D3 FMIPA dan ilmu komputer Universitas Padjadjaran yang beralamat di Jl. Ir H. Djuanda No 4 Bandung. 3.1.1

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI ANALISIS DAN PERANCANGAN BASIS DATA AKADEMIK UNIVERSITAS BATURAJA

PROPOSAL SKRIPSI ANALISIS DAN PERANCANGAN BASIS DATA AKADEMIK UNIVERSITAS BATURAJA PROPOSAL SKRIPSI ANALISIS DAN PERANCANGAN BASIS DATA AKADEMIK UNIVERSITAS BATURAJA I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan pada masa globalisasi ini dirasakan telah

Lebih terperinci