Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia 3
|
|
- Veronika Lesmana
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PO49 Studi Kerapatan Stomata Pada Tanaman Kacang Tanah (Arachis hypogaea l.) Varietas Peka dan Toleran Terhadap Serangan Jamur Karat Daun (Puccinia arachidis speg.) Hilmiyyah Yulianti 1, Dian Siswanto 2 dan Joko Purnomo 3 1,2 Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia 3 Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian, Malang, Indonesia Abstrak Komoditas kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan tanaman pangan berbentuk polong -polongan terpenting kedua setelah kedelai di Indonesia. Produksi kacang tanah dapat turun hingga 57 % akibat serangan jamur karat daun yang disebabkan oleh jamur Puccinia arachidis Speg. dengan penetrasi melalui stomata pada bagian abaksial daun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kerapatan stomata pada tanaman kacang tanah varietas peka dan toleran terhadap penyakit karat daun (Puccinia arachidis Speg.) serta mengetahui rata-rata luas daun dan luas kerusakan daun yang terjadi akibat serangan jamur karat daun. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan 4 varietas lokal yang peka, 3 varietas non-lokal asal India yang toleran dan 3 varietas lokal yang toleran karat daun. Bagian abaksial daun diolesi dengan kutex dan dikelupas setelah kering, kemudian diamati dengan mikroskop perbesaran 400x untuk menghitung jumlah stomata. Sedangkan untuk menghitung luas daun dan luas kerusakan daun, dilakukan pembuatan pola dengan millimeter block sesuai bentuk daun dan kerusakan yang terjadi, kemudian ditimbang dengan neraca analitik dan dihitung luasnya. Hasil penelitian pada tanaman kacang tanah yang berumur 11, 12, dan 13 minggu menunjukkan bahwa varietas peka mempunyai daun yang lebih luas dan mengalami kerusakan daun yang lebih parah daripada varietas toleran. Varietas peka pada umur 11 minggu mempunyai mempunyai kerapatan stomata yang lebih kecil, yaitu berkisar antara buah/mm 2 dan berbeda secara nyata (α 0,05) dengan kerapatan stomata varietas toleran. Varietas non-lokal toleran mempunyai stomata buah/mm 2, sedangkan varietas lokal toleran mempunyai stomata yang berkisar antara buah/mm 2. Ketika kacang tanah berumur 12 dan 13 minggu, rata-rata kerapatan stomata menunjukkan hasil yang tidak signifikan dan menjadi sulit untuk menentukan tingkat ketahanan suatu varietas terhadap penyakit karat daun. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada umur 11 minggu, kerapatan stomata dapat digunakan sebagai penciri ketahanan suatu varietas kacang tanah. Kata kunci: Arachis hypogaea L., kerapatan stomata, Puccinia arachidis Speg. Pendahuluan Komoditas kacang tanah (Arachis hypogaea L.) mempunyai nilai ekonomis yang cukup tinggi dan potensi yang besar untuk dikembangkan. Komoditas ini merupakan sumber protein maupun lemak nabati yang penting, dan merupakan tanaman pangan yang berbentuk polong-polongan atau legum kedua terpenting setelah kedelai di Indonesia (Mustikawati dan Arief, 2008). Penyakit masih menjadi kendala utama dalam mengembangkan komoditas kacang tanah di Indonesia. Tiga penyakit penting kacang tanah yang hampir selalu dijumpai di lapangan yaitu karat daun yang disebabkan oleh jamur Puccinia arachidis Speg., bilur daun oleh Peanut Stripe Virus (PStV), dan bercak daun oleh jamur Cercospora spp. Serangan tunggal secara berturut-turut oleh penyakit karat daun dapat menurunkan hasil kacang tanah hingga 57 %, PStV 52.9%, dan bercak daun 50 % (Sudarsono et al. 1997). Penyakit karat daun pada kacang tanah yang disebabkan oleh jamur Puccinia arachidis Speg. menunjukkan gejala pada daun berupa bercak-bercak coklat muda sampai cokelat (warna karat) yang dapat mengakibatkan daun gugur sebelum waktunya. Jamur ini menyerang daun kacang tanah dengan penetrasi melalui stomata pada bagian bawah daun. Serangan pada taraf intensitas tinggi dapat menyebabkan kematian cabang atau bahkan seluruh semak (Mustikawati dan Arief, 2008). Menurut Baswarsiati (1994) dalam Mustikawati dan Arief (2008), penilaian stomata dan bulu daun dapat digunakan untuk mengetahui ketahanan beberapa varietas tanaman anggur terhadap serangan patogen. Salah satu faktor yang berpengaruh pada patogen untuk dapat masuk dan menginfeksi tanaman bukan terletak pada ukuran stomata, tetapi pada banyaknya stomata, lebar lubang stomata saat membuka, dan lama stomata membuka. Menurut Mustikawati dan Arief (2008), berbagai varietas kacang tanah mempunyai tingkat ketahanan yang berbeda terhadap serangan jamur karat. Varietas kacang tanah digolongkan menjadi varietas peka, agak peka, toleran, dan agak toleran terhadap serangan jamur karat daun berdasarkan pada tingkat ketahanan varietas tersebut terhadap serangan yang terjadi ketika berbagai varietas tersebut ditumbuhkan pada kondisi yang sama. Merujuk pada salah satu faktor yang
2 mempengaruhi infeksi jamur patogen pada tanaman anggur, maka perlu dilakukan penelitian mengenai kerapatan stomata dengan tingkat ketahanan suatu varietas kacang tanah sehingga infeksi jamur karat daun ini dapat dideteksi lebih awal dan dapat meningkatkan produksi dari komoditas kacang tanah di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kerapatan stomata pada tanaman kacang tanah varietas peka dan toleran terhadap penyakit karat daun (Puccinia arachidis Speg.) serta untuk mengetahui rata-rata luas daun dari berbagai varietas kacang tanah dan luas kerusakan daun yang terjadi akibat serangan jamur karat daun. Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada 6 Juli 2009 sampai dengan 6 Agustus 2009, bertempat di Laboratorium Mikologi dan rumah kaca Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian (BALITKABI), Malang. Penelitian dilaksanakan dengan interval pengambilan data setiap minggu selama 3 minggu berturut-turut, yaitu saat kacang tanah berumur 11, 12, dan 13 minggu, dengan menggunakan 4 varietas lokal yang peka (K-ST-03, MU-21, IP-110, dan MLT-10), 3 varietas non-lokal asal India yang toleran (IFDR-99029, IFDR-99033, dan IFDR-94053) dan 3 varietas lokal yang toleran karat daun (MC7-65, MC7-128, dan MC7-133), dan dilakukan 6 ulangan untuk masing-masing perlakuan. Peubah yang diamati adalah kerapatan stomata, luas daun, dan luas kerusakan daun. Daun tanaman yang digunakan adalah daun pada cabang ketiga dari masing-masing tanaman. Bagian abaksial daun diolesi dengan kutex menggunakan kuas, yaitu pada jarak ±0,5 cm dari bagian dasar daun. Setelah kering, olesan kutex tersebut dikelupas sehingga diperoleh cetakan stomata. Kemudian cetakan stomata tersebut diletakkan di gelas objek lalu ditutup dengan gelas penutup untuk kemudian di amati dengan mikroskop dengan perbesaran 40x10 kali, dan dihitung jumlah stomata untuk tiap bidang pandang. Lalu, dihitung kerapatan stomata dengan rumus yang merujuk pada Palit (2008). Data kerapatan stomata yang diperoleh selanjutnya dikonversi pada kerapatan stomata untuk luasan per mm 2 (persamaan 1). jumlah stomata Kerapatan stomata = Luas bidang pandang (mm 2 ) (1) Luas daun dan luas kerusakan daun diukur dengan metode grafimetrik, yaitu dibuat pola dengan millimeter block sesuai bentuk daun dan bentuk kerusakan yang terjadi akibat penyakit karat. Kemudian pola bentuk daun dan kerusakan daun tersebut digunting lalu ditimbang dengan neraca analitik. Berat dari kertas berpola bentuk daun dan kerusakan daun tersebut digunakan untuk menghitung luas kerusakan daun yang terjadi dengan menggunakan rumus penghitungan luas dengan metode grafimetrik (persamaan 2 dan 3) (Pratama, 2009). Berat dari kertas berpola kerusakan daun x 1 cm 2 Luas kerusakan daun (cm 2 ) = (2) Berat dari kertas millimeter block seluas 1 cm 2 Luas daun (cm 2 ) = Berat dari kertas berpola kerusakan daun x 1 cm 2 Berat dari kertas millimeter block seluas 1 cm 2 (3) Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap. Selanjutnya data yang diperoleh dianalisis varian uji beda Least Significant Difference (LSD) Test taraf 5% (α 0,05) dan Range Test dengan program MSTATC. Hasil dan Pembahasan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh hasil rata-rata kerapatan stomata pada berbagai varietas tanaman kacang tanah yang berumur 11, 12, dan 13 minggu seperti yang terdapat pada gambar 1 sebagai berikut:
3 (a) (b) (c) Gambar 1. Rata-rata kerapatan stomata dari berbagai verietas kacang tanah pada umur minggu, (b) 12 minggu, dan (c) 13 minggu (a) (b) (c) Gambar 2. Stomata kacang tanah varietas (a) lokal yang peka (MLT-10), (b) non-lokal yang toleran (IFDR-94053), dan (c) lokal yang toleran (MC7-128) terhadap serangan jamur karat daun (400 kali) Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketika tanaman kacang tanah berumur 11 minggu, varietas peka mempunyai kerapatan stomata yang lebih kecil dan secara nyata berbeda dengan kerapatan stomata varietas toleran pada derajat kepercayaan 95% (Gambar 1a). Varietas peka pada umur 11 minggu mempunyai stomata yang berkisar antara buah/mm 2, varietas non-lokal toleran mempunyai stomata buah/mm 2, sedangkan varietas lokal toleran mempunyai stomata yang berkisar antara buah/mm 2. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin sedikit jumlah stomata maka varietas tersebut semakin peka terhadap jamur karat. Varietas non-lokal yang toleran mempunyai tingkat
4 ketahanan yang lebih tinggi terhadap jamur karat daun dibandingkan varietas lokal yang toleran. Ketika kacang tanah berumur 12 dan 13 minggu (gambar 1b dan 1c), rata-rata kerapatan stomata menunjukkan hasil yang tidak signifikan dan menjadi sulit untuk menentukan tingkat ketahanan suatu varietas terhadap penyakit karat daun. Gambar stomata pada ketiga varietas kacang tanah yang digunakan dapat terdapat pada gambar 2. Pada umur ±11 minggu, kerapatan stomata dapat digunakan sebagai penciri ketahanan suatu varietas kacang tanah. Tabel 1. Rata-rata luas kerusakan dan luas daun dari berbagai verietas kacang tanah umur 11, 12, dan 13 minggu Rata-rata Luas Kerusakan Daun (cm V a r i e t a s Rata-rata Luas Daun (cm ) ) minggu minggu minggu minggu minggu minggu K - S T M U I P M L T I F D R I F D R I F D R M C M C M C Hasil penelitian pada tanaman kacang tanah yang berumur 11, 12, dan 13 minggu menunjukkan bahwa kerusakan daun yang terjadi pada varietas peka lebih luas dan berbeda secara nyata dibandingkan varietas toleran. Varietas MLT-10 merupakan varietas yang paling peka terhadap penyakit karat daun karena mengalami tingkat kerusakan daun terparah. Sedangkan varietas IFDR merupakan varietas paling tahan terhadap penyakit karat mengingat varietas ini mengalami kerusakan daun yang paling kecil. Selain itu, hasil penelitian pada umur 11, 12, dan 13 minggu juga menunjukkan bahwa varietas peka mempunyai daun yang lebih luas dan berbeda secara nyata dengan varietas toleran. Kerapatan stomata yang lebih kecil pada varietas peka menunjukkan bahwa terdapat sel-sel epidermis yang lebih banyak sehingga urediospora jamur karat akan lebih mudah untuk melakukan penetrasi ke dalam jaringan daun secara enzimatis (Sudhagar et al., 2003 ). Pada varietas toleran, jamur karat akan lebih sulit untuk melakukan penetrasi secara enzimatis menembus jaringan epidermis karena varietas yang toleran mempunyai daun yang secara morfologi lebih tebal dan kaku sehingga lebih tahan terhadap jamur karat daun (Sudjono, 1989). Faktor lain yang berpengaruh adalah keberadaan bulu daun yang rapat pada varietas toleran sehingga menghambat penetrasi jamur karat (Cummins dan Hiratsuka, 2003). Daun yang lebih luas juga meningkatkan kerentanan varietas peka terhadap infeksi jamur karat. Oleh karena itu, meskipun varietas peka mempunyai kerapatan stomata yang lebih kecil dibandingkan varietas toleran, namun varietas peka tersebut lebih rentan terhadap serangan karat daun dan mengalami kerusakan daun yang lebih parah. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kerapatan stomata pada tanaman kacang tanah varietas peka lebih kecil dan berbeda secara nyata (α 0,05) dengan varietas toleran terhadap penyakit karat (Puccinia arachidis Speg.). Kerapatan stomata ini masih dapat dijadikan penciri terhadap ketahanan suatu varietas dengan batasan umur maksimal 11 minggu. Varietas peka mempunyai daun yang lebih luas dan mengalami kerusakan daun yang lebih parah daripada varietas toleran. Ucapan Terima Kasih Penulis mengucapkan terimakasih dan puji syukur kepada Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-nya, para dosen pembimbing penelitian ini, laboran Laboratorium Mikologi BALITKABI, bapak dan ibu yang senantiasa memberi dukungan moril dan materiil, kakak dan adik yang selalu memberi semangat, segenap sahabat dan teman-teman mahasiswa angkatan 2007, Jurusan Biologi, FMIPA, Brawijaya, Malang, beserta semua pihak lain yang telah membantu pelaksanaan penelitian dan penyusunan makalah ini.
5 Daftar pustaka [1] Cummins, G.B. & Hiratsuka, Y (2003), Illustrated Genera of Rust Fungi 3 th Edition, APS Press Minnesota, USA. [2] Mustikawati, Dewi R. & R.W. Arief (2008), Serangan Penyakit Karat Daun Pada Tanaman Kacang Tanah, Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi-II 2008, Universitas Lampung, [3] Pratama, Tomi Anugrah (2009), Transpirasi dan Evaporasi, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Andalas, Padang. [4] Sudarsono., W. Winarto; & S. Ilyas (1997), Pengaruh Infeksi Dua isolat PStV terhadap Hasil dan Kualitas Benih Kacang Tanah CV. Banteng dan Cómodo, Prosiding Kongres XIV Nasional Dan Seminar Ilmiah, PFI Vol. II. Universitas Sriwijaya Palembang, Editor: Kususma S.S.H., [5] Sudhagar, R., Sassikumar D. and Muralidharan V (2003), Metabolic Changes Induced by Puccinia arachidis Speg. in Groundnut (Arachis hypogaeo L.), J. Phytopatology, 21, 1-4. [6] Sudjono, M.S (1985), Kajian Penyakit Karat Pada Tanaman Pangan, Kongres Nasional VIII FPI Cibubur, Jakarta,
Pengaruh Pupuk Kalium Pada Ketahanan Kacang tanah 446 (Nurhayati) PENGARUH PUPUK KALIUM PADA KETAHANAN KACANG TANAH TERHADAP BERCAK DAUN CERCOSPORA
Pengaruh Pupuk Kalium Pada Ketahanan Kacang tanah 446 PENGARUH PUPUK KALIUM PADA KETAHANAN KACANG TANAH TERHADAP BERCAK DAUN CERCOSPORA Oleh: Nurhayati (Dosen J urusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas
Lebih terperinciHYPOMA1 DAN HYPOMA2 VARIETAS UNGGUL BARU KACANG TANAH TAHAN PENYAKIT DAUN DAN KEKERINGAN
HYPOMA1 DAN HYPOMA2 VARIETAS UNGGUL BARU KACANG TANAH TAHAN PENYAKIT DAUN DAN KEKERINGAN Kebutuhan akan kacang tanah dari waktu ke waktu terus bertambah, sementara produksi dalam negeri masih belum mencukupi.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini disusun menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL)
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini disusun menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) secara faktorial, dengan faktor I varietas kedelai dan faktor II tingkat ketersediaan
Lebih terperinciUJI HAYATI MIKORIZA Glomus fasciculatum TERHADAP PATOGEN Sclerotium rolfsii PADA TANAMAN KACANG TANAH (Arachis hypogaea L. var.
UJI HAYATI MIKORIZA Glomus fasciculatum TERHADAP PATOGEN Sclerotium rolfsii PADA TANAMAN KACANG TANAH (Arachis hypogaea L. var. Domba) Onesia Honta Prasasti (1509100036) Dosen Pembimbing : Kristanti Indah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kacang tanah merupakan tanaman kacang-kacangan yang permintaannya
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kacang tanah merupakan tanaman kacang-kacangan yang permintaannya menduduki urutan kedua setelah kedelai dan menghasilkan protein serta lemak nabati yang cukup
Lebih terperinciPERSAINGAN TEKI (Cyperus rotundus L.) TERHADAP PRODUKSI TANAMAN KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.)
PERSAINGAN TEKI (Cyperus rotundus L.) TERHADAP PRODUKSI TANAMAN KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) SKRIPSI Diajukan guna memenuhi salah satu persyaratan untuk menyelesaikan Program Sarjana pada Program
Lebih terperinciRESPON ENAM VARIETAS KEDELAI (Glycine max L. Merril) ANJURAN TERHADAP SERANGAN LARVA PEMAKAN DAUN KEDELAI SKRIPSI
RESPON ENAM VARIETAS KEDELAI (Glycine max L. Merril) ANJURAN TERHADAP SERANGAN LARVA PEMAKAN DAUN KEDELAI SKRIPSI Oleh Swastyastu Slandri Iswara NIM. 021510401060 JURUSAN HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN FAKULTAS
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental untuk mengetahui tingkat ketahanan galur dan varietas kedelai (G. max L.) berdasarkan karakter morfologi
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Syarat Tumbuh
3 TINJAUAN PUSTAKA Syarat Tumbuh Tanah Jenis tanah yang sesuai untuk pertumbuhan kacang tanah adalah lempung berpasir, liat berpasir, atau lempung liat berpasir. Keasaman (ph) tanah yang optimal untuk
Lebih terperinciRINGKASAN. 1. Mahasiswa Fakultas Pertanian Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan 2. Dosen Fakultas Pertanian Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan SUMMARY
RINGKASAN Insidensi Penyakit Karat (Puccinia arachidis) pada Tanaman Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) di Kecamatan Tompaso Dan Kawangkoan Kabupaten Minahasa Ridwan Aneta 1), Max M. Ratulangi 2), dan
Lebih terperinciPOTENSI PRODUKSI VARIETAS UNGGUL BARU KACANG TANAH PADA WILAYAH PENGEMBANGAN DI KABUPATEN NABIRE
POTENSI PRODUKSI VARIETAS UNGGUL BARU KACANG TANAH PADA WILAYAH PENGEMBANGAN DI KABUPATEN NABIRE Arifuddin Kasim dan Syafruddin Kadir Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua (BPTP) Jalan Yahim No. 49
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan sumber protein, lemak, vitamin, mineral, dan serat yang paling baik
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanaman kedelai di Indonesia merupakan tanaman pangan penting setelah padi dan jagung. Kedelai termasuk bahan makanan yang mempunyai nilai gizi yang cukup tinggi.
Lebih terperinciPENGARUH PENYIMPANAN DAN FREKUENSI INOKULASI SUSPENSI KONIDIA Peronosclerospora philippinensis TERHADAP INFEKSI PENYAKIT BULAI PADA JAGUNG
PENGARUH PENYIMPANAN DAN FREKUENSI INOKULASI SUSPENSI KONIDIA Peronosclerospora philippinensis TERHADAP INFEKSI PENYAKIT BULAI PADA JAGUNG Burhanuddin Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Tanaman
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. melalui penerapan solarisasi tanah dan aplikasi agen hayati Trichoderma
19 BAB III MATERI DAN METODE 3.1. Materi Penelitian Penelitian mengenai pengendalian penyakit hawar daun pada kentang melalui penerapan solarisasi tanah dan aplikasi agen hayati Trichoderma harzianum telah
Lebih terperinciLampiran 1. Hasil Analisis Tanah di Kebun Percobaan Leuwikopo IPB
LAMPIRAN 34 35 Lampiran 1. Hasil Analisis Tanah di Kebun Percobaan Leuwikopo IPB Data analisa Kandungan Kriteria (*) ph (H 2 O 1:1) 5.20 Masam C-organik (%) 1.19 Rendah N-Total 0.12 Rendah P (Bray 1) 10.00
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember Maret 2012,
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2011- Maret 2012, bertempat di Green house Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kedelai (Glycine max (L.) Merr.) merupakan salah satu komoditas pertanian yang sangat dibutuhkan di Indonesia, baik sebagai bahan makanan manusia, pakan ternak maupun bahan
Lebih terperinciTINGKAT SERANGAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN PADA PERTANAMAN KACANG TANAH DI KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT
TINGKAT SERANGAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN PADA PERTANAMAN KACANG TANAH DI KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT Hishar Mirsam Fakultas Pertanian, Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK Keberadaan organisme
Lebih terperinciKERAGAAN KACANG TANAH VARIETAS KANCIL DAN JERAPAH DI LAHAN GAMBUT KALIMANTAN TENGAH
36 Muhammad Saleh KERAGAAN KACANG TANAH VARIETAS KANCIL DAN JERAPAH DI LAHAN GAMBUT KALIMANTAN TENGAH Peneliti Badan Litbang Pertanian di Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa, Jl. Kebon Karet Loktabat,
Lebih terperinciEPIDEMIOLOGI KUANTITATIF (S2):
EPIDEMIOLOGI KUANTITATIF (S2): 1. Studi Model CP dan MP Faculty of Agriculture, Universitas Brawijaya Email : @ub.ac.id 1. PENDAHULUAN 4. REFERENSI 2. TUJUAN PEMBELAJARAN 5. PROPAGASI 3. KEGIATAN BELAJAR
Lebih terperinciPENYIAPAN BIBIT UBIKAYU
PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU Ubi kayu diperbanyak dengan menggunakan stek batang. Alasan dipergunakan bahan tanam dari perbanyakan vegetatif (stek) adalah selain karena lebih mudah, juga lebih ekonomis bila
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di Indonesia, termasuk ke dalam jenis tanaman polong-polongan. Saat ini tanaman
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kedelai (Glycine max (L.) Merill.), merupakan salah satu sumber protein penting di Indonesia, termasuk ke dalam jenis tanaman polong-polongan. Saat ini tanaman kedelai
Lebih terperinciGambar 1. Varietas TAKAR-1 (GH 4) Edisi 5-11 Juni 2013 No.3510 Tahun XLIII. Badan Litbang Pertanian
TAKAR-1 dan TAKAR-2, Varietas Unggul Kacang Tanah Terbaru Dua varietas unggul baru kacang tanah yaitu TAKAR-1 dan TAKAR-2 telah dilepas berdasarkan SK Kementan No. 3253/Kpts/SR.120/9/2012 dan No 3255/Kpts/SR.120/9/2012.
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Kondisi Umum Tanaman Phalaenopsis pada setiap botol tidak digunakan seluruhnya, hanya 3-7 tanaman (disesuaikan dengan keadaan tanaman). Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan tanaman
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Oktober 2011 sampai Maret 2012 di Rumah Kaca
III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada Oktober 2011 sampai Maret 2012 di Rumah Kaca dan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian Universitas
Lebih terperinciUJI EFEKTIVITAS AGENS HAYATI UNTUK MENGENDALIKAN PENYAKIT KARAT DAUN PADA BEBERAPA VARIETAS KEDELAI UMUR GENJAH DI DATARAN RENDAH
UJI EFEKTIVITAS AGENS HAYATI UNTUK MENGENDALIKAN PENYAKIT KARAT DAUN PADA BEBERAPA VARIETAS KEDELAI UMUR GENJAH DI DATARAN RENDAH SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai derajat Sarjana
Lebih terperinciPEMANFAATAN RADIASI SINAR GAMMA (Co-60) UNTUK PENINGKATAN PERTUMBUHAN DAN KETAHANAN TANAMAN KEDELAI TERHADAP PENYAKIT PUSTUL DAUN
PEMANFAATAN RADIASI SINAR GAMMA (Co-60) UNTUK PENINGKATAN PERTUMBUHAN DAN KETAHANAN TANAMAN KEDELAI TERHADAP PENYAKIT PUSTUL DAUN KARYA ILMIAH TERTULIS (SKRIPSI) Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat
Lebih terperinciPENGARUH DOSIS PEMBENAH TANAH BIOCHAR BAMBU TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.)
SKRIPSI PENGARUH DOSIS PEMBENAH TANAH BIOCHAR BAMBU TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) OLEH : I KADEK SUPARTA NIM. 09.51.122.002 PROGRAM SARJANA PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
Lebih terperinciLampiran 1. Bagan penanaman pada plot. 100 cm. 15 cm. x x x x. 40 cm. 200 cm. Universitas Sumatera Utara
34 Lampiran 1. Bagan penanaman pada plot 40 cm x x 15 cm 100 cm x x x x x 200 cm x x 35 Lampiran 2. Bagan Lahan Penelitian III 100 cm I I 50 cm 200 cm T0R3 T1R2 T1R3 T0R0 T0R2 T1R1 100 cm U T0R1 T1R0 T1R2
Lebih terperinciPEMANFAATAN RADIASI SINAR GAMMA (Co-60) UNTUK PENINGKATAN PERTUMBUHAN DAN KETAHANAN TANAMAN KEDELAI TERHADAP PENYAKIT PUSTUL DAUN
PEMANFAATAN RADIASI SINAR GAMMA (Co-60) UNTUK PENINGKATAN PERTUMBUHAN DAN KETAHANAN TANAMAN KEDELAI TERHADAP PENYAKIT PUSTUL DAUN KARYA ILMIAH TERTULIS (SKRIPSI) Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari daerah Brasilia (Amerika Selatan). Sejak awal abad ke-17 kacang tanah telah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman kacang tanah (Arachis hypogea. L) merupakan tanaman yang berasal dari daerah Brasilia (Amerika Selatan). Sejak awal abad ke-17 kacang tanah telah dibudidayakan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
0 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 1. Pemberian pupuk kotoran sapi pada kacang tanah dengan dosis 4 ton/ha memberikan respon terhadap pertumbuhan kacang tanah tinggi tanaman umur 4 minggu setelah
Lebih terperinciLampiran 1. Deskripsi Kacang Tanah Varietas Jerapah
Lampiran 1. Deskripsi Kacang Tanah Varietas Jerapah Dilepas tahun : 1950 Nomor induk : 61 Asal : Seleksi keturunan persilangan Schwarz-21 Spanish 18-38 Hasil rata-rata : 1,8 t/ha Warna batang : Hijau Warna
Lebih terperinciBioasai Tanaman Kacang Tanah Transgenik terhadap Virus Bilur Kacang Tanah (PStV)
Bioasai Tanaman Kacang Tanah Transgenik terhadap Virus Bilur Kacang Tanah (PStV) Ifa Manzila, Jumanto, Asoko Wardoyo, dan Wawan Balai Penelitian Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian ABSTRAK Kegiatan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Kendalpayak, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang pada bulan Agustus
40 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Rumah Kaca Balitkabi yang terletak di Desa Kendalpayak, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang pada bulan Agustus sampai
Lebih terperinciBABHI BAHAN DAN METODE
BABHI BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini akan dilaksanakan di rumah kasa dan Laboratorium Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Riau. Penelitian dilaksanakan selama 4 bulan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Pertanian Universitas Lampung mulai bulan September 2012 sampai Juni 2013.
19 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Rumah Kaca dan Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung mulai bulan September 2012 sampai Juni
Lebih terperinciV2K1 V3K0 V2K3 V2K2 V3K2 V1K3 V2K1 V2K0 V1K1
Lampiran1. Bagan Penelitian Percobaan c BLOK I a BLOK II BLOK III V2K1 V3K0 V2K3 V2K2 V3K2 V2K2 V1K2 V3K1 b V1K3 V1K2 V3K1 V3K0 V2K0 V1K1 V2K1 V3K3 V2K0 V2K3 V1K3 V1K0 V2K0 V3K2 V2K1 V1K2 V2K2 V3K2 V1K1
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Waktu dan tempat Bahan dan alat Metode Penelitian
BAHAN DAN METODE Waktu dan tempat Penelitian dilaksanakan mulai bulan Juni sampai Oktober 2007 di kebun percobaan Cikabayan. Analisis klorofil dilakukan di laboratorium Research Group on Crop Improvement
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kedelai (Glycine max L.) merupakan komoditas yang telah lama
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kedelai (Glycine max L.) merupakan komoditas yang telah lama dibudidayakan di Indonesia, dan seperti kita ketahui bersama sifat multiguna yang ada pada kedelai menyebabkan
Lebih terperinciINTENSITAS SERANGAN PENYAKIT ANTRAKNOSA (Colletotrichum sp) PADA VARIETAS/GALUR DAN HASIL SORGUM
INTENSITAS SERANGAN PENYAKIT ANTRAKNOSA (Colletotrichum sp) PADA VIETAS/GALUR DAN HASIL SORGUM Soenartiningsih dan A. Haris Talanca Balai Penelitian Tanaman Serealia Maros ABSTRAK Penyakit antraknosa yang
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. A. Kacang Hijau
4 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kacang Hijau Kacang hijau termasuk dalam keluarga Leguminosae. Klasifikasi botani tanman kacang hijau sebagai berikut: Divisio : Spermatophyta Subdivisio : Angiospermae Classis
Lebih terperinciPENGARUH PENGOLAHAN TANAH DAN DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI
PENGARUH PENGOLAHAN TANAH DAN DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI Fitri Handayani 1, Nurbani 1, dan Ita Yustina 2 1 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Timur; 2 Balai Pengkajian
Lebih terperinciTATA CARA PENELITIAN
III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Tamantirto, Kasihan, Kabupaten Bantul, D.I.Y.
Lebih terperinciI. METODE PENELITIAN. Fakultas Pertanian Universitas Lampung dari Juni 2011 sampai Januari 2012.
I. METODE PENELITIAN 1.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Lahan sekitar laboratorium Jurusan Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Lampung dari Juni 2011 sampai Januari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. letak lintang 55º U atau 55º S dan pada ketinggian sampai 2000 m di atas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kedelai (G. max L.) dapat dibudidayakan di daerah katulistiwa sampai letak lintang 55º U atau 55º S dan pada ketinggian sampai 2000 m di atas permukaan laut. Suhu di
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Tanaman jagung yang dalam bahasa ilmiahnya disebut Zea mays L.,
13 PENDAHULUAN Latar Belakang Tanaman jagung yang dalam bahasa ilmiahnya disebut Zea mays L., adalah salah satu jenis tanaman biji-bijian yang menurut sejarahnya berasal dari Amerika. Orang-orang Eropa
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dari Agustus sampai dengan November 2012 di
16 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari Agustus sampai dengan November 2012 di Laboratorium Penyakit Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Lampung. 3.2
Lebih terperinciPraktikum Teknologi Produksi Tanaman
Praktikum Teknologi Produksi Tanaman aspek HPT MATERI-1 Intensitas Penyakit dan Kerusakan Akibat OPT Anam Rifai Pengertian Hama adalah hewan/binatang, merusak tanaman budidaya, merugikan secara ekonomi
Lebih terperinciPERTUMBUHAN DAN HASIL BEBERAPA VARIETAS KEDELAI UMUR SEDANG DENGAN PERLAKUAN AGENSIA HAYATI DI DATARAN MENENGAH ENDEMIK PENYAKIT KARAT DAUN
1 PERTUMBUHAN DAN HASIL BEBERAPA VARIETAS KEDELAI UMUR SEDANG DENGAN PERLAKUAN AGENSIA HAYATI DI DATARAN MENENGAH ENDEMIK PENYAKIT KARAT DAUN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Derajat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat penting, hasilnya dapat kita
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tumbuhan merupakan makhluk hidup ciptaan Allah SWT yang merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat penting, hasilnya dapat kita gunakan sebagai bahan makanan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
1 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Lampung, dari bulan Oktober 2011-Januari 2012. 3.2 Bahan dan Alat Bahan-bahan
Lebih terperinciSidang Hasil Tugas Akhir (SB )
Sidang Hasil Tugas Akhir (SB- 091358 ) Kajian Pemanfaatan Lumpur Limbah Water Treatment PT. Pupuk Kujang Sebagai Media Tanam Arachis hypogaea dengan Penambahan Mikoriza, Rhizobium, dan Pupuk Bokashi Paul
Lebih terperinciPENYAKIT TANAMAN KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.), oleh Dr. Ir. I Made Sudarma, M.S. Hak Cipta 2014 pada penulis GRAHA ILMU Ruko Jambusari 7A Yogyakarta 55283 Telp: 0274-889398; Fax: 0274-889057; E-mail:
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN AGENSIA HAYATI TERHADAP PENYAKIT KARAT DAUN PADA TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L.) Merr.) UMUR DALAM DI DATARAN MENENGAH
PENGARUH PEMBERIAN AGENSIA HAYATI TERHADAP PENYAKIT KARAT DAUN PADA TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L.) Merr.) UMUR DALAM DI DATARAN MENENGAH SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Derajat
Lebih terperinciIII. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Laboratorium dan Lahan Percobaan Fakultas
III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium dan Lahan Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan dilaksanakan pada bulan Juli
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai berbentuk perdu dengan tinggi lebih kurang cm.
TINJAUAN PUSTAKA Sistematika dan Biologi Tanaman Kedelai berikut: Menurut Sharma (2002), kacang kedelai diklasifikasikan sebagai Kingdom Divisio Subdivisio Class Family Genus Species : Plantae : Spermatophyta
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 : Pengamatan mikroskopis S. rolfsii Sumber :
4 TINJAUAN PUSTAKA Biologi Penyebab Penyakit Jamur penyebab penyakit rebah semai ini dapat diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom Divisi Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Fungi : Basidiomycota : Basidiomycetes
Lebih terperincidan kehilangan kemampuan untuk berproduksi tinggi. Penyebaran dan tingkat serangan penyakit tergantung pada kondisi lingkungan seperti temperatur dan
VII penyakit KACANG H1JAU DAN PENANGGULANGANNYA SriHardaningsib, Yuliantoro Baliadi dan NasirSaleh ^ Kacang hijau tumbuh dengan baik di daerah tropis seperti di Asia Tenggara dan India. Sejak tanaman ini
Lebih terperinciSELEKSI KETAHANAN GALUR
SELEKSI KETAHANAN GALUR DAN VARIETAS KEDELAI (Glycine max L. Merrill) BERDASARKAN KARAKTER MORFOLOGI POLONG SEBAGAI PENGENDALI HAMA PENGISAP POLONG (Riptortus linearis F.) Qurrota A yun Jurusan Biologi
Lebih terperinciKAJIAN PENGGUNAAN VARIETAS UNGGUL BARU KACANG TANAH DI LAHAN SAWAH TADAH HUJAN
J. Agrivigor 10(3): 284-291, Mei Agustus 2011; ISSN 1412-2286 KAJIAN PENGGUNAAN VARIETAS UNGGUL BARU KACANG TANAH DI LAHAN SAWAH TADAH HUJAN The using of new varieties for groundnut on semi intensive wetland
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada November 2013-Mei 2014 di
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada November 2013-Mei 2014 di Laboratorium Botani Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini didesain menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL)
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini didesain menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan faktor tunggal yaitu letak biji pada malai, yang terdiri dari: P1: Posisi biji
Lebih terperinciP0V3 P2V4 P1V5. Blok II A B P1V2 P2V1 P0V5 P1V1 P0V1 P2V3
Lampiran 1. Bagan Lahan Penelitian C Blok I P0V5 P2V2 P0V3 P0V4 P1V4 P1V3 P1V1 P2V4 P2V5 P0V2 P0V1 P2V3 P1V5 P1V2 P2V1 Blok II A B P0V3 P2V4 P1V2 P1V1 P2V5 P2V3 P0V1 P2V1 P1V3 P1V5 P2V2 P0V4 P0V5 P0V2
Lebih terperinciUJI EFIKASI AGENS HAYATI TERHADAP INTENSITAS PENYAKIT KARAT PADA BEBERAPA VARIETAS KEDELAI UMUR DALAM DI DATARAN RENDAH
1 UJI EFIKASI AGENS HAYATI TERHADAP INTENSITAS PENYAKIT KARAT PADA BEBERAPA VARIETAS KEDELAI UMUR DALAM DI DATARAN RENDAH SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Derajat Sarjana S-1 Oleh
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Adapun klasifikasi Colletotrichum gloeosporioides Penz. Sacc. menurut. : Colletotrichum gloeosporioides Penz. Sacc.
TINJAUAN PUSTAKA Biologi Penyakit Adapun klasifikasi Colletotrichum gloeosporioides Penz. Sacc. menurut Dwidjoseputro (1978) sebagai berikut : Divisio Subdivisio Kelas Ordo Family Genus Spesies : Mycota
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Menurut Alexopoulus dan Mims (1979), klasifikasi jamur C. cassiicola. : Corynespora cassiicola (Berk. & Curt.) Wei.
19 TINJAUAN PUSTAKA Biologi Penyakit Menurut Alexopoulus dan Mims (1979), klasifikasi jamur C. cassiicola adalah sebagai berikut : Divisio Sub Divisio Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Eumycophyta : Eumycotina
Lebih terperinciLampiran 1 : Deskripsi Varietas Kedelai
Lampiran 1 : Deskripsi Varietas Kedelai VARIETAS ANJASMORO KABA SINABUNG No. Galur MANSURIAV395-49-4 MSC 9524-IV-C-7 MSC 9526-IV-C-4 Asal Seleksi massa dari populasi Silang ganda 16 tetua Silang ganda
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Variabel yang diamati pada penelitian ini adalah : 1. Kadar klorofil daun mahoni (Swietenia macrophylla King)
20 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium jurusan biologi, Fakultas MIPA Universitas Negeri Gorontalo selama 2 Bulan. 3.2 Variabel Penelitian
Lebih terperinciUJI AKTIVITAS SENYAWA BIOAKTIF BAKTERI
UJI AKTIVITAS SENYAWA BIOAKTIF BAKTERI Corynebacterium sp TERHADAP JAMUR PATOGEN Fusarium oxysporum f.sp. capsici PENYEBAB PENYAKIT LAYU PADA TANAMAN CABAI SECARA IN VITRO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi
Lebih terperinciDAN CABANG PADA ENAM KLON KARET ABSTRACT
INFEKSI Fusarium sp. PENYEBAB PENYAKIT LAPUK BATANG DAN CABANG PADA ENAM KLON KARET Eko Heri Purwanto, A. Mazid dan Nurhayati J urusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya
Lebih terperinciSeminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura
KERAGAAN VARIETAS KEDELAI DI KABUPATEN LAMONGAN Eli Korlina dan Sugiono Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur Jl. Raya Karangploso Km. 4 Malang E-mail korlinae@yahoo.co.id ABSTRAK Kedelai merupakan
Lebih terperinciLAMPIRAN-LAMPIRAN LAMPIRAN 1
LAMPIRAN-LAMPIRAN LAMPIRAN 1 Deskripsi Kedelai Varietas Anjasmoro Nama Varietas : Anjasmoro Kategori : Varietas unggul nasional (released variety) SK : 537/Kpts/TP.240/10/2001 tanggal 22 Oktober tahun
Lebih terperinciPENGARUH KOLKISIN TERHADAP MORFOLOGI, ANATOMI, DAN SITOLOGI ZURIAT KACANG TANAH HASIL PERSILANGAN INTERSPESIFIK PENDAHULUAN
PENGARUH KOLKISIN TERHADAP MORFOLOGI, ANATOMI, DAN SITOLOGI ZURIAT KACANG TANAH HASIL PERSILANGAN INTERSPESIFIK Yudiwanti 1*), Surjono Hadi Sutjahjo 1), Anita Arif Rahayu 2), 1) Dosen pada Departemen Agronomi
Lebih terperinciKata kunci : Rhizobium, Uji VUB kedelai, lahan kering
PEMBERIAN RHIZOBIUM PADA 3 VARIETAS KEDELAI DI KEGIATAN UJI VARIETAS UNGGUL BARU DI KABUPATEN TANAH LAUT KALIMANTAN SELATAN Rina D. Ningsih BPTP Kalimantan Selatan Jl. P. Batur Barat No 4 Banjarbaru 70711
Lebih terperinciVIROLOGI TUMBUHAN; Panduan Kerja Laboratorium Edisi 2, oleh Prof. Drs. Suranto, M.Sc., Ph.D. Hak Cipta 2014 pada penulis GRAHA ILMU Ruko Jambusari 7A
VIROLOGI TUMBUHAN; Panduan Kerja Laboratorium Edisi 2, oleh Prof. Drs. Suranto, M.Sc., Ph.D. Hak Cipta 2014 pada penulis GRAHA ILMU Ruko Jambusari 7A Yogyakarta 55283 Telp: 0274-889398; Fax: 0274-889057;
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang. yang cukup penting di Indonesia, yaitu sebagai sumber protein nabati.
PENDAHULUAN Latar Belakang Kacang tanah (Arachis hypogaea L) merupakan salah satu sumber pangan yang cukup penting di Indonesia, yaitu sebagai sumber protein nabati. Berdasarkan luas pertanaman, kacang
Lebih terperinciII. PLASMA NUTFAH. Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 3
II. PLASMA NUTFAH Sumber daya genetik (SDG) atau bahan genetik tanaman yang beragam untuk sifat-sifat penting, hidup dan teridentifikasi dengan baik dapat dipandang sebagai cadangan varietas yang memiliki
Lebih terperinciTeknologi Budidaya Tumpangsari Ubi Kayu - Kacang Tanah dengan Sistem Double Row
Teknologi Budidaya Tumpangsari Ubi Kayu - Kacang Tanah dengan Sistem Double Row PENDAHULUAN Ubi kayu dapat ditanam sebagai tanaman tunggal (monokultur), sebagai tanaman pagar, maupun bersama tanaman lain
Lebih terperinciberbunga, akan tetapi penyakit bercak daun coklat muncul lebih awal dari bercak 'daun hitam (Semangun, 1991). Dari hasil penelitian para pemulia
1.1. Latar Belakang Bercak daun merupakan salah satu penyakit utama yang menjadi faktor pembatas produksi kacang tanah. Di tingkat dunia, penyakit ini dapat mengakibatkan kehilangan hasil dari 10% hingga
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. daun-daun kecil. Kacang tanah kaya dengan lemak, protein, zat besi, vitamin E
7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kacang Tanah Kacang tanah tumbuh secara perdu setinggi 30 hingga 50 cm dan mengeluarkan daun-daun kecil. Kacang tanah kaya dengan lemak, protein, zat besi, vitamin E
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. terdiri dari 4 taraf perlakuan. Faktor kedua adalah lama perendaman (L) di dalam
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan dua faktor. Faktor pertama adalah konsentrasi larutan PEG 6000 (K) terdiri dari
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Percobaan
11 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai Juli 2012 di Dusun Bandungsari, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan, Lampung. Analisis tanah dilakukan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap (RAL) tunggal, dengan
Lebih terperinciPERBANDINGAN PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI (Glycine max L.) VARIETAS GROBOGAN DAN ANJASMORO DI LAHAN BEKAS SAWAH DESA SUMBEREJO SUMATERA UTARA
PERBANDINGAN PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI (Glycine max L.) VARIETAS GROBOGAN DAN ANJASMORO DI LAHAN BEKAS SAWAH DESA SUMBEREJO SUMATERA UTARA LAPORAN TUGAS AKHIR Oleh: SAPRIANI NBP. 1201321008 PROGRAM
Lebih terperinciAnalisis Sidik Ragam Jumlah Sklerotium S. rolfsii Pada Perlakuan Jenis Ekstrak Pupuk Kandang dan Lama Perendaman umur 1, 2, 3 dan 4 hsi
Lampiran 1. Analisis Sidik Ragam Jumlah Sklerotium S. rolfsii Pada Perlakuan Jenis Ekstrak Pupuk Kandang dan Lama Perendaman umur 1, 2, 3 dan 4 hsi SK db F hit 1 hsi 2 hsi 3 hsi 4 hsi Efek K 2 8.60** 19.30**
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ALGA COKELAT
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ALGA COKELAT (Padina sp.) TERHADAP KADAR HEMATOKRIT, LEUKOKRIT, AGLUTINASI DENGAN BAKTERI DAN SUPEROKSIDA ANION PADA IKAN GURAMI (Osphronemus goramy) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi
Lebih terperinciPERAN DAUN CENGKEH TERHADAP PENGENDALIAN LAYU FUSARIUM PADA TANAMAN TOMAT
ISSN 1411939 PERAN DAUN CENGKEH TERHADAP PENGENDALIAN LAYU FUSARIUM PADA TANAMAN TOMAT Trias Novita Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Jambi Kampus Pinang Masak, Mendalo Darat, Jambi
Lebih terperinciSumber : Suhartina Deskripsi varietas unggul kacang-kacangan dan umbiumbian. Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbiumbian,
LAMPIRAN 3 Lampiran 1 Deskripsi varietas kedelai Sinabung Dilepas tahun : 22 Oktober 2001 SK Mentan : 33/Kpts/TP.240//2001 Nomor galur : MSC 926-IV-C-4 Asal : Silang ganda 16 tetua Hasil rata-rata : 2.16
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN HUBUNGAN ANTARA JUMLAH STOMATA DENGAN KECEPATAN TRANSPIRASI
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN HUBUNGAN ANTARA JUMLAH STOMATA DENGAN KECEPATAN TRANSPIRASI Oleh: Ayu Agustini Juhari 1210702007 Tanggal Praktikum : 16 April 2012 Tanggal Pengumpulan : 23 April 2012
Lebih terperinciKETAHANAN PADI (WAY APO BURU, SINTA NUR, CIHERANG, SINGKIL DAN IR 64) TERHADAP SERANGAN PENYAKIT BERCAK COKLAT (Drechslera oryzae) DAN PRODUKSINYA
8 AGROVIGOR VOLUME 2 NO. 1 MARET 2009 ISSN 1979 5777 KETAHANAN PADI (WAY APO BURU, SINTA NUR, CIHERANG, SINGKIL DAN IR 64) TERHADAP SERANGAN PENYAKIT BERCAK COKLAT (Drechslera oryzae) DAN PRODUKSINYA (THE
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Perbanyakan P. citrophthora dan B. theobromae dilaksanakan di Laboratorium Mikologi Tumbuhan Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor,
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
18 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pengujian Inokulasi Virus Tungro pada Varietas Hibrida dan Beberapa Galur Padi di Rumah Kaca Pengaruh Infeksi Virus Tungro terhadap Tipe Gejala Gambar 2 menunjukkan variasi
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan dan Kebun
17 III. BAHAN DAN MEODE 3.1 empat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit umbuhan dan ebun Percobaan di dalam kampus di Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian bertempat di Laboratorium Fisiologi Hewan
28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan penelitian bertempat di Laboratorium Fisiologi Hewan Jurusan Biologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Penelitian ini
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian
18 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung di Desa Muara Putih Kecamatan Natar Kabupaten Lampung
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Jenis Data Data Primer
21 BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kota Yogyakarta sebagai kota yang terkena dampak langsung erupsi Gunung Merapi dan di lokasi yang relatif tidak terlalu
Lebih terperinciBAB III. METODE PENELITIAN
BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lahan kebun Desa Pujon (1200 meter di atas permukaan laut) Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Penelitian ini dilaksanakan
Lebih terperinciDiagnosa Penyakit Akibat Jamur pada Tanaman Padi (Oryza sativa) di Sawah Penduduk Kecamatan Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat
Diagnosa Penyakit Akibat Jamur pada Tanaman Padi (Oryza sativa) di Sawah Penduduk Kecamatan Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat Rahmawati 1)*, Achmad Jailanis 2), Nurul Huda 1) 1) Program
Lebih terperinciSUMBER INOKULUM PENYAKIT BULAI Peronosclerospora philippinensis PADA TANAMAN JAGUNG
Burhanuddin: Sumber Inokulum Penyakit Bulai. SUMBER INOKULUM PENYAKIT BULAI Peronosclerospora philippinensis PADA TANAMAN JAGUNG Burhanuddin Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Penyakit bulai adalah
Lebih terperinci