IMPLIKASI SIGNALLING THEORY ATAS PENGUMUMAN PEMBAGIAN DIVIDEND CUTS TERHADAP REAKSI PASAR. Dian Indri Purnamasari

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "IMPLIKASI SIGNALLING THEORY ATAS PENGUMUMAN PEMBAGIAN DIVIDEND CUTS TERHADAP REAKSI PASAR. Dian Indri Purnamasari"

Transkripsi

1 IMPLIKASI SIGNALLING THEORY ATAS PENGUMUMAN PEMBAGIAN DIVIDEND CUTS TERHADAP REAKSI PASAR Dian Indri Purnamasari Simposium Riset Ekonomi II

2 IMPLIKASI SIGNALLING THEORY ATAS PENGUMUMAN PEMBAGIAN DIVIDEND CUTS TERHADAP REAKSI PASAR Abstract Many argues about the impact of dividend payment or policy on company s value. Many studies prove that dividend announcement increase securities buying but decrease securities selling. In this case, the amount of dividend payment perform as a signal for investor. The problem is, dividend cuts announcement is perceived as a bad signals by investors and caused negative reaction by the market. In reality, the contrary is true, since the market and investors do not react as suggested by the signalling theory. Investors, however, could see another content of dividend cuts beyond the decreasing amount on the dividend. Consistent with the investor, market also see another content of dividend cuts and give emphasizes on company s rationale behind the policy. Keywords: Dividend Cuts, Signalling Theory, Market Reaction, Company Values. Latar Belakang Banyak perdebatan tentang bagaimana dividen dapat mempengaruhi nilai perusahaan yang perlu dipertimbangkan. Dividen merupakan distribusi keuntungan perusahaan kepada investor yang dibagikan baik dalam bentuk kas maupun non kas, misalnya dividen dapat dibagikan dalam bentuk saham, aktiva, dan dividen dalam bentuk surat hutang. Dividen berasal dari pembagian keuntungan perusahaan dan karena mengisyaratkan prospek masa depan perusahaan, pengumuman dividen merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi harga saham di pasar modal. Pengumuman penurunan dividen oleh perusahaan biasanya dianggap sebagai berita buruk oleh investor dan akan menurunkan harga saham. Sebaliknya, pengumuman kenaikan dividen dianggap sebagai berita baik dan akan menaikkan harga saham. Hal inilah yang disebut dengan kandungan informasi dividen (Brealey et al. 2000). Pengumuman akan dibagikannya dividen kepada para pemegang saham secara teori merupakan good news bagi investor. Hal ini disebabkan investor mempunyai dugaan bahwa perusahaan melakukan pembagian dividen karena perusahaan mempunyai keyakinan bahwa kinerjanya saat ini sangat baik sehingga profitabilitasnya meningkat dan prospeknya di masa mendatang akan membaik. Dividen mencerminkan sinyal dari firm s current performance dan future prospect, oleh karena itu pengumuman dividen dilihat sebagai sinyal bahwa akan ada peningkatan harga saham di pasar modal (Fama dan Barbiak 1968; Ross 1977 dalam Sukmawati 2000). Pasar modal yang secara informasional efisien adalah pasar modal yang harga sekuritas mencerminkan semua informasi yang relevan (Hendriksen et al. 1992). Pada pasar modal efisien bentuk semi kuat, harga saham akan sangat cepat berubah bila ada informasi baru di pasar. Salah satu informasi tersebut adalah pengumuman dividen. Secara umum, pengumuman dividen merupakan kabar baik bagi investor sehingga investor akan mempunyai pengharapan positif terhadap laba perusahaan di masa mendatang. Hal ini akan mendorong investor untuk membeli saham perusahaan, sehingga jika demand terhadap suatu saham meningkat otomatis akan meningkatkan harga sahamnya (Sharpe et al. 1999). Beberapa penelitian membuktikan bahwa pengumuman dividen menyebabkan pembelian sekuritas secara umum meningkat dengan pesat, sedangkan penjualan mengalami penurunan. Hal ini membuktikan bahwa investor akan bereaksi dengan cepat bila ada

3 informasi baru di pasar (Sharpe et al. 1999). Terdapat penelitian yang membahas pengaruh pengumuman dividen pada reaksi harga dan volume, dan seberapa jauh pengaruh pengumuman dividen yang besar pada volume tetapi kecil pada harga, dan sebaliknya (Bandi dan Jogiyanto 2000). Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa pengumuman dividen menghasilkan reaksi volume yang berbeda dengan reaksi harga, hal ini terlihat dari proporsi reaksi berbeda lebih tinggi daripada reaksi sama atas pengumuman dividen. Besarnya dividen juga merupakan sinyal bagi pihak investor. Dividen yang besar merupakan sinyal baik bagi pihak investor dan mengakibatkan investor mempunyai pengharapan yang positif terhadap perusahaan, sehingga harga saham akan meningkat. Semakin besar dividen yang dibayarkan mengindikasikan bahwa keuntungan perusahaan juga semakin besar sehingga akan meningkatkan harga saham, sebaliknya dividen yang kecil merupakan sinyal buruk bagi investor dan mengakibatkan investor mempunyai pengharapan yang negatif terhadap perusahaan, sehingga harga saham akan menurun (Husnan 1998). Dividend signalling theory mengatakan bahwa pengumuman perubahan pembayaran dividen memiliki kandungan informasi yang dapat mempengaruhi retur saham, karena dividen mempunyai sinyal yang akan mempengaruhi pasar yang tercermin dalam perubahan harga saham. Sehingga apabila jumlah dividen yang dibagikan berubah maka akan memberikan sinyal perubahan aliran kas masa depan (Ghosh dan Woolridge 1988; Denis et al. 1994). Permasalahannya adalah apakah pengumuman pembagian dividen yang jumlahnya menurun (dividend cuts) selalu merupakan sinyal yang buruk (bad signals) bagi investor sehingga pasar bereaksi negatif? Kajian Literature dan Penelitian Sebelumnya Dividen Teori yang mendasari kebijakan dividen oleh perusahaan, diantaranya adalah Modigliani dan Miller (M&M (1961)) yang mengatakan bahwa nilai suatu perusahaan tidak ditentukan oleh besar kecilnya dividend payout ratio, tetapi ditentukan oleh laba bersih sebelum pajak (earnings before interest and tax) dan tingkat resiko perusahaan. Jadi menurut M&M, dividen adalah tidak relevan. Pernyataan ini didasarkan pada beberapa asumsi penting yang lemah seperti pasar modal sempurna, semua investor adalah rasional, tidak ada biaya emisi saham baru jika perusahaan menerbitkan saham baru, tidak ada pajak, kebijakan investasi perusahaan tidak berubah. Asumsi ini dikatakan lemah karena pada prakteknya pasar modal yang sempurna sulit ditemui, biaya emisi saham baru pasti ada, pajak pasti ada, dan kebijakan investasi perusahaan tidak mungkin tidak berubah (Lukas 1999). Gordon (1959 dalam Sukmawati (2000)) dan Litner (1956 dalam Sukmawati (2000)) menyatakan bahwa biaya modal sendiri perusahaan akan naik jika dividend payout ratio rendah karena investor lebih suka menerima dividen daripada capital gains. Menurut mereka, investor memandang keuntungan dividen (dividend yield) lebih pasti dari pada keuntungan capital gains (capital gains yield). Perlu diingat bahwa dilihat dari sisi investor, biaya modal sendiri adalah tingkat keuntungan yang disyaratkan investor pada saham atau dengan kata lain biaya modal sendiri adalah keuntungan dari dividen (dividend yield) ditambah keuntungan dari capital gain (capital gains yield). Menurut M&M, pada akhirnya investor akan kembali menginvestasikan dividen yang diterima pada perusahaan yang sama atau perusahaan yang memiliki resiko yang hampir sama (Lukas 1999). Litzenberger dan Ramaswamy (1979 dalam Hess 1999) yang menyatakan bahwa karena adanya pajak terhadap keuntungan dividen dan capital gains, maka para investor lebih menyukai capital gains daripada dividen karena dapat menunda pembayaran pajak. Capital gains dapat menunda pajak karena pajaknya baru dibayar jika saham betul-betul sudah dijual. Cabang Surabaya Koordinator Jawa Timur 3

4 Oleh karena itu investor mengisyaratkan suatu tingkat keuntungan yang lebih tinggi pada saham yang memberikan dividend yield tinggi dan capital gains yieldnya rendah daripada saham dengan dividend yield rendah dan capital gains yieldnya tinggi. Perbedaan ini akan makin terasa jika pajak atas dividen lebih besar dari pajak atas capital gains (Lukas 1999). Gordon dan Bradford (1979 dalam Sukmawati (2000)) melihat bahwa dividen lebih disukai oleh kelompok low tax bracket investor karena mereka menganggap bahwa capital gain lebih beresiko dibandingkan dengan dividen. Sedangkan untuk kelompok high tax bracket investor dividen malah tidak disukai, mereka lebih menyukai capital gain karena pajaknya dapat ditunda. Dari teori di atas, terlihat bahwa kebijakan dividen tetap merupakan misteri dengan banyak masalah yang belum terjawab. Beberapa yang terjawabpun masih menimbulkan pertentangan dan beberapa yang lainnya masih tetap menjadi persoalan yang masih memerlukan jawaban (Sukmawati 2000). Informasi mengenai dividen menyebabkan investor harus memprediksi future earning untuk mengetahui nilai perusahaan, maka dividen dihubungkan dengan future profitability perusahaan (Bhattacharya 1979,1980; Jensen et al dalam Sukmawati (2000); Miller dan Rock 1985). Secara teori, semakin besar profitabilitas yang dapat dihasilkan oleh perusahaan maka jumlah dividen yang akan dibagi semakin meningkat, tetapi semakin kecil profitabilitas yang dapat dihasilkan oleh perusahaan maka jumlah dividen yang akan dibagikan akan menurun. Dividen fungsinya tidak hanya tergantung dari profitabilitas, aspekaspek lainnya seperti resiko bisnis, investasi, dan pertumbuhan harus dipertimbangkan. Jadi, jika jumlah dividen yang akan dibagikan menurun hal tersebut bisa jadi dikarenakan perusahaan akan melakukan investasi ke proyek baru yang lebih menguntungkan (Sukmawati 2000). Watts (1973) meneliti hubungan antara dividen dan earnings perusahaan di masa depan dan menyimpulkan bahwa perubahan relatif dividen pada saat ini mengandung informasi tentang perubahan earnings perusahaan dimasa depan. Karena earnings memiliki kandungan informasi, berdasarkan penelitiannya maka Watts menyimpulkan bahwa perubahan dividen memiliki kandungan informasi. Informasi yang terkandung dalam perubahan dividen akan mempengaruhi keuntungan saham dari perusahaan. Asquith dan Mullins (1983) meneliti pengaruh pengumuman dividen terhadap keuntungan saham menemukan adanya keuntungan saham yang abnormal pada perusahaanperusahaan yang memberikan dividen untuk pertama kalinya. Penelitian tersebut mendokumentasikan bahwa sifat abnormal return yang dialami pemegang saham berhubungan secara proporsional dengan ukuran dividen yang diukur dengan dividend yield atau dividend payout ratio. Pengumuman dividen merupakan sumber informasi dan menyebabkan reaksi pasar kuat dan positif (Asquith dan Mullins 1983). Kebijakan dividen mempunyai banyak aspek daya tarik seperti mekanisme transmisi informasi. Kandungan informasi atas dividen menghipotesiskan bahwa manajer menggunakan pengumuman dividen untuk memberi sinyal perubahan dalam pengharapannya tentang prospek perusahaan yang akan datang (Aharony dan Swary 1980). Hankansson (1982) melihat bahwa informasi mengenai dividen akan meningkatkan efisiensi bila investornya heterogen atau bila pasar tidak sempurna. Adanya informasi yang tidak simetri antar investor dan manajer menyebabkan perubahan dividen dapat digunakan sebagai jawabannya dalam market price reaction (Miller dan Rock 1985). Signalling Theory Signalling theory secara konsisten berhubungan dengan masalah pengungkapan, dimana apabila perusahaan mengungkapkan bad news maka pasar akan memberikan reaksi yang negatif dan hal ini konsisten dengan hipotesis pasar efisien (Wolk et al. 2001). Signalling Cabang Surabaya Koordinator Jawa Timur 4

5 hypothesis theory mengatakan bahwa perubahan dividen mengandung beberapa informasi. Ada bukti empiris bahwa jika ada kenaikan dividen, sering diikuti dengan kenaikan harga saham. Sebaliknya penurunan dividen pada umumnya menyebabkan harga saham turun. Fenomena ini dapat dianggap sebagai bukti bahwa para investor lebih menyukai dividen daripada capital gains (Lukas 1999). Menurut teori sinyal, terdapat asimetri informasi antara manajer dan investor. Manajer mengetahui prospek perusahaan di masa depan, sedangkan investor tidak (Setiawan dan Jogiyanto 2002). Signalling hypothesis theory juga mengatakan bahwa penurunan dividen mencerminkan manajemen yang tidak optimis terhadap prospek perusahaan dan akan memberikan sinyal negatif bagi pasar. Sebaliknya peningkatan dividen menunjukkan bahwa manajemen yakin akan prospek masa depan perusahaan dan merupakan sinyal yang direspon pasar positif (Anom dan Jogiyanto 2002). Perubahan besarnya dividen juga merupakan sinyal bagi investor. Dividen yang semakin besar mengakibatkan investor mempunyai pengharapan positif terhadap manajemen, yaitu meningkatnya laba perusahaan. Perubahan dividen yang semakin besar akan menyebabkan investor tertarik untuk membeli saham perusahaan, sehingga harga saham akan meningkat. Sebaliknya, bila dividen menjadi semakin kecil, maka investor mempunyai pengharapan yang negatif terhadap perusahaan sehingga harga saham akan mengalami penurunan (Sharpe et al. 1999). Pengumuman dividen mengandung informasi mengenai laba saat ini dan masa depan (Miller dan Rock 1985). Apabila pengumuman dividen tersebut merupakan kabar baik (buruk), yaitu: pengumuman dividen meningkat (menurun), maka investor akan bereaksi positif (negatif). Jadi, dividen mempunyai kandungan informasi yang berguna bagi investor (Setiawan dan Jogiyanto 2002). Teori clientele effect menyatakan bahwa kelompok (clientele) pemegang saham yang berbeda akan memiliki preferensi yang berbeda terhadap kebijakan dividen perusahaan. Kelompok pemegang saham yang membutuhkan penghasilan pada saat ini lebih menyukai dividend payout ratio yang tinggi. Sebaliknya kelompok pemegang saham yang tidak begitu membutuhkan uang saat ini lebih senang jika perusahaan menahan sebagian besar laba bersih perusahaan. Bukti empiris menunjukkan bahwa efek dari clientele ini ada. Tapi menurut M&M hal ini tidak menunjukkan bahwa dividen besar lebih baik daripada dividen kecil, demikian sebaliknya efek clientele ini hanya mengatakan bahwa bagi sekelompok pemegang saham, kebijakan dividen tertentu lebih menguntungkan mereka (Lukas 1999). Lev ( 1992 dalam Wolk et al. (2001)) mendukung pengungkapan berita tidak baik (bad news) seperti berkurangnya dividen, sebab pengumuman tersebut dapat mengurangi efek yang kurang baik dari peristiwa itu sendiri Apabila perusahaan dengan sukarela mengungkapkan apa yang terjadi maka pasar tidak akan bereaksi terlalu negatif dibandingkan pasar bertanya-tanya atau bahwa mencurigai ada yang tidak beres dengan kondisi perusahaan, maka pasar akan bereaksi negatif. Dengan pengungkapan sukarela mengenai dividen cuts maka pasar akan melihat lebih jauh alasan yang melatarbelakangi keberanian perusahaan mengungkapkan yang dianggap pasar sebagai bad news. Untuk menganalisa reaksi pasar terhadap keputusan dividen dan peristiwa lainnya, dividen cuts dan omissions disertai (1) pengumuman managerial secara ekplisit bahwa keputusan dividen dimotivasi oleh kemungkinan pertumbuhan dan (2) penentuan pembayaran dividen. Informasi positif yang terkandung mengenai peluang pertumbuhan, diimbangi dengan dampak negatif yang biasanya dihubungkan dengan pemotongan dividen (Gosh dan Woolridge 1988). Pada dasarnya makalah ini adalah untuk mencari bukti yang mendukung atau bertentangan dengan signaling hypothesis theory yang menyatakan bahwa jika ada kenaikan dividen, sering diikuti dengan kenaikan harga saham. Sebaliknya pemotongan dividen Cabang Surabaya Koordinator Jawa Timur 5

6 (dividend cuts) pada umumnya menyebabkan harga saham turun. Seperti teori dividen lainnya, signaling hypothesis theory ini juga sulit dibuktikan secara empiris. Tapi sulit dikatakan apakah kenaikan dan penurunan harga setelah adanya kenaikan dan penurunan dividen semata-mata disebabkan oleh efek sinyal atau preferensi terhadap dividen (Lukas 1999). Analisis Dividen Cuts Dividend cuts sendiri merupakan kebijakan dividen perusahaan yang membagikan dividen tunai (cash dividend) kumulatif di laporan keuangan semula dengan saat ini menurun jumlahnya. Pengumuman dividend cuts oleh perusahaan public utilities akan menyebabkan harga saham turun dibandingkan pengumuman yang dilakukan oleh perusahaan lainnya (Impson 1997). DeAngelo et al. (1992) menyimpulkan bahwa pemotongan dividen merupakan sinyal bahwa perusahaan dalam kondisi yang distress dan hal ini sesuai dengan signalling theory dimana dividen cuts memberikan sinyal bahwa perusahaan dalam kondisi menurun. Benartzi et al. (1997) menunjukkan bahwa investor bereaksi lebih kuat terhadap pengumuman dividen yang menurun dibandingkan pengumuman dividen yang meningkat. Umumnya, dividend cuts memberikan sinyal yang buruk (bad signals) tetapi ada hipotesis alternatif lain yang menyatakan dividend cuts bisa menjadi berita baik (good news). Hal ini disebabkan oleh alasan yang dijabarkan berikut ini (Woolridge dan Gosh 1992) : Dibawah kondisi kepastian, sinyal yang terkirim ke pasar dari pemotongan dividen adalah positif. Secara spesifik, jika suatu perusahaan mempunyai banyak peluang investasi yang menguntungkan, tapi kas yang tersedia sedikit, dan jika biayanya dari pendanaan luar adalah substansial, nilai dari saham perusahaan tersebut mungkin meningkat dengan mengurangi dividen saat ini dengan meningkatkan investasi. Pada saat yang sama, jika suatu perusahaan mempunyai peluang investasi yang menguntungkan yang terbatas, pemegang saham merasa lebih baik bila sisa uang kas dibayarkan kepada mereka dalam bentuk dividen dengan jumlah yang lebih tinggi. Dalam kedua situasi di atas, sinyal yang terkirim ke pasar tentang peluang investasi perusahaan prospek kinerja perusahaan akan menjadi lawan dari yang diperkirakan model konvensional dari perubahan dividen; dalam hipotesis alternatif ini sinyal kenaikan dividen mengurangi peluang investasi lainnya dan mengakibatkan pendapatan di masa mendatang lebih kecil sedangkan dividend cuts memberikan sinyal sebaliknya yaitu suatu peluang investasi yang menguntungkan. Perusahaan bisa saja membagikan dividen yang banyak ataupun sedikit, asalkan dimungkinkan menutup kekurangan dana dari sumber ekstern. Jadi yang penting adalah apakah investasi yang tersedia diharapkan akan memberikan net present value (NPV) yang positif, tidak peduli apakah dana yang dipergunakan untuk membiayai berasal dari dalam perusahaan dengan menahan laba atau dari luar perusahaan melalui menerbitkan saham baru (Husnan 1998). Perusahaan yang menjanjikan peluang investasi yang hanya memberikan earnings yang sedikit, akan menghadapi kesulitan untuk meyakinkan pasar akan misi dan visinya di masa yang akan datang. Jika peluang investasi yang menguntungkan tersedia dan jika pendanaan dari luar, misalnya menerbitkan saham baru sangat mahal biayanya karena harus membayar biaya untuk penjamin emisi dan biaya-biaya lainnya untuk menerbitkan saham baru, kemakmuran pemegang saham (stockholder) mungkin dapat ditingkatkan melalui keputusan manajemen untuk memotong jumlah dividen kas yang dibagikan untuk menyediakan dana yang murah bagi investasi baru. Dalam menghadapi masalah di atas dividend cuts mungkin dapat menjadi salah satu alternatif, karena sinyal yang efektif dari peluang pertumbuhan di masa yang akan datang dapat memberikan informasi yang positif ke pasar, yang Cabang Surabaya Koordinator Jawa Timur 6

7 mengakibatkan meningkatnya harga saham (Divecha dan Morse (1983) dalam Gosh dan Woolridge (1988)). Woolridge dan Gosh (1992) menjelaskan kebanyakan kasus, perusahaan memotong atau tidak membayar dividen dikarenakan kinerja perusahaannya yang jelek sehingga mengakibatkan earningsnya turun. Dikarenakan kasus ini sering terjadi, pasar telah terbiasa dengan perilaku manajemen dan menginterpretasikan bahwa dividend cuts merupakan sinyal buruk (bad news) sehingga harga saham akan turun. Saat ini telah ada sejumlah kasus dalam akhir sepuluh tahun ini, bahwa dividend cuts digunakan untuk mendanai peluang investasi baru. Disebabkan kondisi dividend cuts yang digunakan untuk mendanai investasi baru jarang terjadi dan investor sudah terbiasa dengan keadaan ini maka investor memandang secara skeptis terhadap dividend cuts akan perubahannya pada sepuluh tahun terakhir ini, meskipun manajemen berusaha meyakinkan bahwa dividend cuts digunakan untuk investasi dimasa depan. Dalam rangka untuk menghapus sikap skeptis dari para investor ini dan reaksi yang jelek terhadap pengumuman dividend cuts, manajemen harus hati-hati dalam memberi penjelasan ke pasar tentang prospeknya. Pengumuman peningkatan dividen meskipun mengurangi fleksibilitas pendanaan manajemen tetapi dapat menjadi hal yang efektif untuk mengurangi jarak antara manajemen dan investor, khususnya karena manajemen sudah terbiasa enggan untuk memotong dividen. Dalam kenyataannya, perubahan dividen dapat menjadi sinyal yang efektif, karena dividen yang tinggi dapat menyebabkan biaya yang mahal bagi manajemen dan mengurangi fleksibilitasnya dalam hal pendanaan. Sebaliknya, keengganan manajemen untuk memotong dividen menyebabkan pengumuman pemotongan dividen mengkomunikasikan bahwa manajemen telah kehilangan kepercayaan dirinya dalam hal kemampuannya mencapai keuntungan perusahaan di masa yang akan datang (Woolridge dan Gosh 1992). Makin besar resiko bisnis menyebabkan hubungan langsung antara current dan expected profitability menjadi kurang pasti. Resiko bisnis yang tinggi akan menyebabkan pembayaran dividen menurun. Rencana investasi dan pertumbuhan yang tinggi akan mendorong perusahaan untuk tidak melakukan pembayaran dividen karena dana dapat digunakan untuk investasi yang lebih menguntungkan (Myers dan Majluf 1984). Semakin besar ukuran perusahaan maka perusahaan cenderung melakukan dividen cuts (Anom dan Jogiyanto 2002). Hal tersebut dapat disebabkan perusahaan besar lebih tertarik untuk menginvestasikan kembali dananya agar memberikan keuntungan yang lebih besar. Kesimpulan Hasil empiris terbaru menunjukkan bahwa reaksi pemegang saham terhadap perubahan dividen tergantung pada interpretasi mereka terhadap perubahan variable yang berhubungan (Gosh dan Woolridge 1988). Dikatakan pula oleh Gosh dan Woolridge (1988), ia setuju bahwa pengurangan pembayaran dividen memberikan sinyal akses untuk kesempatan investasi yang lebih menguntungkan. Tidak selamanya dividen cuts memberikan signal yang buruk sesuai dengan signalling theory, pasar tidak lagi bereaksi negatif terhadap pengumuman tersebut karena pasar mampu melihat kandungan informasi lain dibalik alasan perusahaan melakukan dividen cuts yang umumnya dilakukan karena investasi yang lebih menguntungkan. Penelitian yang dilakukan oleh Woolridge dan Gosh (1992) bahwa pengumuman dividend cuts tidak selalu menjadi berita buruk (bad news), tidak selalu menjadi sinyal yang buruk (bad signals) yang mengakibatkan pasar bereaksi negatif. Pengumuman pembagian dividen yang jumlahnya menurun (dividend cuts) memberikan sinyal yang buruk dengan menurunnya tingkat keuntungan saham tidak terbukti. Artinya dividen yang jumlahnya kecil tidak selalu menjadi sinyal buruk, dividen yang jumlahnya kecil bukan merupakan sinyal Cabang Surabaya Koordinator Jawa Timur 7

8 buruk bagi investor dan tidak mengakibatkan investor mempunyai pengharapan yang negatif terhadap perusahaan. Hal ini akhirnya bertentangan dengan dividen signalling theory. Seperti yang dikemukakan M&M (1961) dimana dividen tidak relevan apabila dikaitkan dengan nilai perusahaan dan juga investor pada umumnya akan smenginvestasikan kembali dividen yang diterimanya, sehingga apabila perusahaan melakukan dividen cuts karena investasi maka hal tersebut tidak berpengaruh pada investor. Dividen bukan satusatunya variabel yang menentukan nilai ataupun prospek perusahaan di masa mendatang. Dilain pihak dividen fungsinya tidak hanya tergantung dari profitabilitas namun dapat dari aspek lain seperti investasi (Sukmawati 2000). Demikian juga adanya peluang investasi yang tinggi dapat mendorong perusahaan untuk menurunkan dividen karena dana dapat digunakan untuk investasi yang menguntungkan (Myers dan Majluf 1984). Pasar tidak selamanya bereaksi negatif terhadap pengumuman dividen cuts dan tidak lagi menganggap sebagai bad signals karena pasar mampu melihat kandungan informasi lain dibalik bottom line dari dividen cuts. Perusahaan yang melakukan dividen cuts pada umumnya sengaja memotong dividen yang akan dibagikan karena perusahaan membutuhkan dana untuk investasi lain yang lebih menguntungkan. Investasi lain tersebut nantinya juga akan memberikan keuntungan yang lebih kepada investor, itulah sebabnya investor tidak lagi menganggap dividen cuts sebagai bad signals atas kondisi perusahaan, kecuali apabila perusahaaan memang dalam kondisi buruk. Pasar tidak lagi melihat signal dari informasi bottom line saja melainkan melihat kandungan informasi lain dibalik bottom line yang mendasari alasan perusahaan melakukan dividen cuts. Cabang Surabaya Koordinator Jawa Timur 8

9 DAFTAR PUSTAKA Aharony, J. and Swary, I., 1980, Quarterly Dividend and Dividend and Earning announcement and stockholders Return: An Empirical Analysis, Journal of Finance, 35(1), Asquith, P. and Mullins Jr., D. W., 1983, The Impact of Initiating Dividend Payments on Shareholders Wealth, Journal of Business, 56 (1), Anom, Putu dan Jogiyanto, 2002, Uji Teori Keagenan dalam Hubungan Interdependensi antara Kebijakan Hutang dengan Kebijakan Dividen, SNA 5, September, Atmaja, Lukas S., 1999, Manajemen Keuangan, Edisi Revisi, Andi Offset, Yogyakarta. Bandi dan Jogiyanto, 2000, Perilaku Reaksi Harga dan Volume Perdagangan Saham terhadap Pengumuman Deviden, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Volume 3, No.2, Juli, Benartzi, Shlomo, Roni Michaely and Richard H. Thealer, 1997, Do Changes in Dividen Signal the Future or the Past?, The Journal of Finance 52 (July), Brealey, Richard A., Stewart C. and Myers, 2000, Principles Of Corporate Finance, 6 th ed, Irwin McGraw-Hill. Charest, G., 1978, Dividend Information Stock Returns and Market Efficiency, Journal of Financial Economics, 6 (2/3), Denis, Denis, and Sarin, 1994, The Information Content of Dividen Changes : Cash Flow Signalling, Overinvestment, and Dividend Clienteles, Journal of Financial and Quantitative Analysis (December), DeAngelo, Harry, Linda DeAngelo and Douglas, 1992, Dividend and Losses, The Journal of Finance 47 (December), Ghosh, Chinmory and J.R. Woolridge, Winter 1988, An Analysis Of Shareholders Reaction To Devidend Cuts And Omissions, The Journal of Financial Research, Vol. XI, No.4, Hankansson, N.H., 1982, To Pay or not Pay Dividend, Journal of Finance, 37 (2), Hendriksen, Eeldon, and Michael van Breda, 1992, Accounting Theory, 5th ed, Richard D. Irwin Hess, Patrick, 1999, The Dividend Debate Twenty Years of Discussion, The Revolution in Corporate Finance, Second Edition, edited by: Joel M. Stern and Donald, Chew Jr, Blackwell, Husnan, S., 1998, Dasar-Dasar Teori Portofolio, Analisis Sekuritas di Pasar Modal, Edisi Pertama, UPP-AMP.YKPN, Yogyakarta. Cabang Surabaya Koordinator Jawa Timur 9

10 Impson, Michael, 1997, Market Reaction To Dividend Decrease Announcements: Public Utilities Vs Unregulated Industrial Firms, The Journal of Financial Research, Vol. XX, No.3, Jogiyanto, 2000, Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi 2, BPFE, Yogyakarta. Miller, M.H. and Modigliani, F., 1961, Dividend Polivy, Growth, and the Valuation of Shares, Journal of Business, 34 (4), Miller, Merton H. and Kevin Rock, 1985, Dividend Policy Under Asymetric Information, The Journal of Finance, Vol.XL, No.4, September 1965, Myers, S. and Majluf, N.F., 1984, Corporate Financing and Investment Decisions when Firms Have Information That Investor Do Not Have, Journal of Finance, 39, Sharpe, William F., Gordon J. Alexander, and Jeffrey V. Bailey, 1999, Investments, 6 th ed, Prentice-Hall International, Inc. Sukmawati, S., 2000, Optimal Dividend Payout, Jurnal Bisnis dan Ekonomi Kinerja, Volume 4, No.1, Th. 2000, Setiawan, Doddy dan Jogiyanto, 2002, Pengujian Efisiensi Pasar Bentuk Setengah Kuat Secara Keputusan : Analisis Pengumuman Dividen Meningkat, SNA 5, Watts, R., 1973, The Information Content of Dividends, The Journal of Business, 46, Woolridge,J. R. and Ghosh, Chinmory, 1992, Devidend Cuts: Do They Always Bad News?, The Revolution in Corporate Finance, 2 nd ed, edited by: Joel M. Stern and Donald, Chew Jr, Blackwell, Wolk, I.Harry, Michael G. Tearney, and James L. Dodd, 2001, Accounting Theory : A Conceptual and Institutional Approach, 5ed, South-Werstern College Publishing. Cabang Surabaya Koordinator Jawa Timur 10

11 Curriculum Vitae Simposium Riset Ekonomi II 1. Judul Implikasi Signalling Theory atas Pengumuman Pembagian Dividend Cuts terhadap Reaksi Pasar 2. Nama Peneliti Dian Indri Purnamasari, SE., M.Si 3. Instansi Peneliti Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta 4. Latar Belakang Pendidikan Peneliti S 2 : Program Magister Sains Ilmu Akuntansi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta S 1 : Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Atma Jaya Yogyakarta 5. Alamat Korespondensi Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Duta Wacana Jl. Dr. Wahidin 5-19 Yogyakarta HP Cabang Surabaya Koordinator Jawa Timur 11

REAKSI PASAR TERHADAP PENGUMUMAN DIVIDEND CUT. Santosa Tri Prabawa STIE Wijaya Mulya Surakarta ABSTRAK

REAKSI PASAR TERHADAP PENGUMUMAN DIVIDEND CUT. Santosa Tri Prabawa STIE Wijaya Mulya Surakarta ABSTRAK REAKSI PASAR TERHADAP PENGUMUMAN DIVIDEND CUT Santosa Tri Prabawa STIE Wijaya Mulya Surakarta ABSTRAK Dividen merupakan salah satu signal bagi investor untuk menilai prospek perusahaan di masa yang akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan investor dalam berinvestasi adalah memaksimalkan return, tanpa

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan investor dalam berinvestasi adalah memaksimalkan return, tanpa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan investor dalam berinvestasi adalah memaksimalkan return, tanpa melupakan faktor risiko investasi yang harus dihadapinya. Return merupakan salah satu faktor yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan bertujuan memaksimalkan nilai perusahaan sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan para pemegang saham. Fama dan French (2001, dalam Naiborhu, 2014)

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Signalling Theory Teori ini pertama kali dikemukakan oleh Michael Spense di dalam artikelnya tahun 1973. Teori tersebut menyatakan

Lebih terperinci

Dividen dan Pembelian Kembali Saham. Rita Tri Yusnita, SE., MM.

Dividen dan Pembelian Kembali Saham. Rita Tri Yusnita, SE., MM. Dividen dan Pembelian Kembali Saham Rita Tri Yusnita, SE., MM. LABA BERSIH (EAT) UNTUK SIAPA? PEMEGANG SAHAM Dalam bentuk dividen PERUSAHAAN Berupa laba ditahan REVIEW Fungsi Manajemen Keuangan 1. Keputusan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Nilai Perusahaan Nilai perusahaan diciptakan oleh perusahaan melalui kegiatan perusahaan dari waktu ke waktu agar mencapai nilai perusahaan yang maksimum

Lebih terperinci

8 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. TEORI KEBIJAKAN DIVIDEN Kebijakan Dividen (dividen Policy) merupakan kebijakan pembagian laba kepada pemegang saham dalam bentuk dividen atau

Lebih terperinci

Penelitian tentang pengaruh profitability dan investment opportunity set. (pada perusahaan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia) memiliki

Penelitian tentang pengaruh profitability dan investment opportunity set. (pada perusahaan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia) memiliki 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penelitian tentang pengaruh profitability dan investment opportunity set terhadap kebijakan dividen tunai dengan likuiditas sebagai variabel moderating (pada perusahaan property

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis Laba Akuntansi Kinerja akuntansi dari suatu perusahaan dapat diukur dengan laba akuntansi dan total arus kas. FASB Statemenet dalam Sofyan (2003:241) mendefenisikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1. Pengertian Dividen Adapun Pengertian dividen menurut Zaki Baridwan (2004:434) menyatakan bahwa : Dividen adalah pembagian laba perusahaan kepada para

Lebih terperinci

REAKSI PASAR TERHADAP PENGUMUMAN DIVIDEND INITIATION DAN DIVIDEND OMISSION

REAKSI PASAR TERHADAP PENGUMUMAN DIVIDEND INITIATION DAN DIVIDEND OMISSION JDA Vol. 4, No. 1, Maret 2012, pp. 27-35 ISSN 2085-4277 http://journal.unnes.ac.id/index.php/jda REAKSI PASAR TERHADAP PENGUMUMAN DIVIDEND INITIATION DAN DIVIDEND OMISSION Subkhan Jurusan Akuntansi, Fakultas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Penelitian Terdahulu Pembahasan yang dilakukan oleh peneliti ini merujuk penelitian-penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Penelitian Terdahulu Pembahasan yang dilakukan oleh peneliti ini merujuk penelitian-penelitian BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Pembahasan yang dilakukan oleh peneliti ini merujuk penelitian-penelitian sebelumnya. Berikut ini adalah perbedaan antara penelitian terdahulu dan sekarang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. modal, para investor saham mengharapkan return dalam bentuk dividen maupun

BAB I PENDAHULUAN. modal, para investor saham mengharapkan return dalam bentuk dividen maupun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal mempunyai peranan penting untuk dapat memenuhi kebutuhan modal bagi dunia usaha agar tetap eksis dalam perekonomian global. Pasar modal menyediakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pasar Modal Pasar modal merupakan sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan dana jangka panjang dengan menjual saham atau mengeluarkan obligasi. Untuk menarik pembeli

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditanamkan oleh investor dengan tujuan memperoleh keuntungan (return) di masa

BAB I PENDAHULUAN. ditanamkan oleh investor dengan tujuan memperoleh keuntungan (return) di masa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan investasi merupakan komitmen atas sejumlah dana yang ditanamkan oleh investor dengan tujuan memperoleh keuntungan (return) di masa yang akan datang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia dalam perkembangannya telah menunjukan. sebagai bagian dari instrumen perekonomian, dimana indikasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia dalam perkembangannya telah menunjukan. sebagai bagian dari instrumen perekonomian, dimana indikasi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal Indonesia dalam perkembangannya telah menunjukan sebagai bagian dari instrumen perekonomian, dimana indikasi yang dihasilkannya banyak dipicu oleh

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. yang sebanding dengan jumlah lembar saham yang dimilikinnya (Baridwan

BAB II LANDASAN TEORI. yang sebanding dengan jumlah lembar saham yang dimilikinnya (Baridwan BAB II LANDASAN TEORI 2.1.Informasi Akuntansi 2.1.1. Pengertian dan jenis Dividen Dividen merupakan bagian dari laba yang dibagikan kepada pemegang saham yang sebanding dengan jumlah lembar saham yang

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DEVIDEN. Kebijakan deviden yang optimal menyeimbangkan kedua hal tersebut dan memaksimalkan harga saham.

KEBIJAKAN DEVIDEN. Kebijakan deviden yang optimal menyeimbangkan kedua hal tersebut dan memaksimalkan harga saham. KEBIJAKAN DEVIDEN Kebijakan deviden menyangkut keputusan apakah laba akan dibayarkan sebagai deviden atau ditahan untuk reinvestasi dalam perusahaan. Kebijakan deviden merupakan kebijakan yang kontroversial,

Lebih terperinci

Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta

Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta XX. TEORI STRUKTUR MODAL 1. Pendekatan Tradisional Pendekatan tradisional berpendapat adanya struktur modal yang optimal. Struktur modal yang optimal adalah struktur modal yang dapat meminimumkan average

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teoristis 2.1.1 Kinerja Perusahan Setiap perusahaan pasti menganut sebuah prinsip kesinambungan usaha (going concern), oleh karena itu setiap perusahaan akan berusaha

Lebih terperinci

REAKSI PASAR TERHADAP PENGUMUMAN DIVIDEN KAS (Studi pada Perusahaan yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)

REAKSI PASAR TERHADAP PENGUMUMAN DIVIDEN KAS (Studi pada Perusahaan yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia) JURNAL TELAAH & RISET AKUNTANSI Vol. 6 No. 1 Januari 2013 Hlm. 40-53 REAKSI PASAR TERHADAP PENGUMUMAN DIVIDEN KAS (Studi pada Perusahaan yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia) Iman Rafiyal Putra Muhammad

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DEVIDEN. 1. Beberapa Teori Kebijakan Dividen :

KEBIJAKAN DEVIDEN. 1. Beberapa Teori Kebijakan Dividen : KEBIJAKAN DEVIDEN 1. Beberapa Teori Kebijakan Dividen : Manajemen mempunyai 2 alternatif perlakuan terhadap penghasilan bersih sesudah pajak ( EAT ) perusahaan yaitu : 1. Dibagi kepada para pemegang saham

Lebih terperinci

BAB 10 KEBIJAKAN DIVIDEN

BAB 10 KEBIJAKAN DIVIDEN BAB 10 KEBIJAKAN DIVIDEN A. Pendahuluan Dividen merupakan salah satu keputusan penting untuk memaksimumkan nilai perusahaan disamping keputusan investasi dan struktur modal (keputusan pemenuhan dana).

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teoritis 1. Pertumbuhan Perusahaan Tingkat pertumbuhan perusahaan akan menunjukkan sampai seberapa besar perusahaan akan menggunakan hutang sebagai sumber pembiayaannya.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan bisnis, perusahaan tentunya membutuhkan dana yang lebih besar. Kekurangan dana tersebut merupakan salah satu alasan mengapa go public menjadi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. secara global. Salah satu jenis investasi adalah investasi saham. Investasi

BAB II LANDASAN TEORI. secara global. Salah satu jenis investasi adalah investasi saham. Investasi BAB II LANDASAN TEORI 2.1.Investasi Tidak sedikit orang yang mau melakukan investasi karena kebutuhan hidup yang semakin meningkat, penurunan produktifitas serta ketidakstabilan situasi ekonomi secara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau dan mengendalikan risiko

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau dan mengendalikan risiko BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 1. Manajemen Resiko Manajemen risiko dapat artikan sebagai serangkaian prosedur dan metodologi yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau dan mengendalikan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DIVIDEN DAN RISIKO PERUSAHAAN

KEBIJAKAN DIVIDEN DAN RISIKO PERUSAHAAN KEBIJAKAN DIVIDEN DAN RISIKO PERUSAHAAN Oleh: Dian Purnomo Jati E-mail: dyan_pj@yahoo.com Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jenderal Soedirman ABSTRACT Dividend policy is one of the financial

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA. Kebijakan dividen (Dividend Policy) merupakan keputusan mengenai laba yang

II TINJAUAN PUSTAKA. Kebijakan dividen (Dividend Policy) merupakan keputusan mengenai laba yang II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kebijakan Dividen Kebijakan dividen (Dividend Policy) merupakan keputusan mengenai laba yang akan dibagikan kepada pemegang saham atau yang akan ditahan untuk investasi masa depan

Lebih terperinci

Muniya Alteza

Muniya Alteza KEBIJAKAN DIVIDEN 1. Pengertian Kebijakan Dividen 2. Teori Dividen 3. Bentuk Kebijakan Dividen 4. Stock Repurchase, Stock Split dan Stock Dividend 5. Kebijakan Dividen di Indonesia Muniya Alteza Pengertian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Nilai Perusahaan Tujuan perusahaan dari pendapat beberapa ahli keuangan adalah memaksimalkan nilai perusahaan, maksimalisasikan laba, menciptakan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perolehan laba merupakan ukuran keberhasilan kinerja financial perusahaan. Laba

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perolehan laba merupakan ukuran keberhasilan kinerja financial perusahaan. Laba BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Profitabilitas Perolehan laba merupakan ukuran keberhasilan kinerja financial perusahaan. Laba perusahaan pun dapat menjadi salah satu indikator kemampuan perusahaan dalam memenuhi

Lebih terperinci

ANALISIS DAMPAK PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP REAKSI PASAR (Studi Empiris pada Bursa Efek Jakarta periode Tahun 2008)

ANALISIS DAMPAK PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP REAKSI PASAR (Studi Empiris pada Bursa Efek Jakarta periode Tahun 2008) Volume 12, Nomor 2, Hal. 01-08 ISSN 0852-8349 Juli Desember 2010 ANALISIS DAMPAK PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP REAKSI PASAR (Studi Empiris pada Bursa Efek Jakarta periode Tahun 2008) Andi Mirdah dan Agus

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Nilai Perusahaan Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan keuntungan atau kekayaan, terutama bagi para pemegang sahamnya, terwujud berupa upaya peningkatan atau memaksimalkan

Lebih terperinci

FINANCIAL MANAGEMENT KEPUTUSAN PENDANAAN & KEBIJAKAN DEVIDEN

FINANCIAL MANAGEMENT KEPUTUSAN PENDANAAN & KEBIJAKAN DEVIDEN Keputusan ketiga yang amat penting dari suatu firm ( perusahaan ) adalah kebijakan deviden. Pembahasan kali ini hanya membahas satu aspek saja dari kebijakan deviden, yaitu prosentase daripada laba yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Struktur modal merupakan perimbangan jumlah hutang jangka pendek yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Struktur modal merupakan perimbangan jumlah hutang jangka pendek yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Struktur modal Struktur modal merupakan perimbangan jumlah hutang jangka pendek yang bersifat permanen, hutang jangka panjang, saham preferen dan saham biasa. Sementara itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekuritas pada negara tersebut. Pasar modal Indonesia memiliki peran besar

BAB I PENDAHULUAN. sekuritas pada negara tersebut. Pasar modal Indonesia memiliki peran besar BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan ekonomi suatu negara dapat diukur dengan banyak cara, salah satunya dengan mengetahui tingkat perkembangan dunia pasar modal dan industriindustri

Lebih terperinci

BAB II TIMJAUAN PUSTAKA

BAB II TIMJAUAN PUSTAKA BAB II TIMJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Pasar Modal Secara umum, pasar modal adalah tempat atau sarana bertemunya antara permintaan dan penawaran arus instrumen keuangan jangka panjang, umumnya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. investor institusi, akan mampu memperoleh return tidak normal (abnormal

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. investor institusi, akan mampu memperoleh return tidak normal (abnormal BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Efisiensi Pasar Modal Konsep pasar efisien pertama kali dikemukakan dan dipopulerkan oleh Fama (1970). Suatu pasar dikatakan efisien

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DIVIDEN (DIVIDEND POLICY)

KEBIJAKAN DIVIDEN (DIVIDEND POLICY) KEBIJAKAN DIVIDEN (DIVIDEND POLICY) KEBIJAKAN DIVIDEN (DIVIDEND POLICY) Apa dividend policy? Yaitu keputusan pembayaran laba bagi pemegang saham versus laba ditahan untuk diinvestasikan dalam perusahaan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DIVIDEN (DIVIDEND POLICY)

KEBIJAKAN DIVIDEN (DIVIDEND POLICY) KEBIJAKAN DIVIDEN (DIVIDEND POLICY) Apa dividend policy? Yaitu keputusan pembayaran laba bagi pemegang saham versus laba ditahan untuk diinvestasikan dalam perusahaan Dividend policy meliputi Dividend

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam penelitian ini, maka peneliti mencoba untuk mereview kembali penelitianpenelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam penelitian ini, maka peneliti mencoba untuk mereview kembali penelitianpenelitian BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Berdasarkan latar belakang dan pokok permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini, maka peneliti mencoba untuk mereview kembali penelitianpenelitian

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari analisis data serta pembahasan, dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu: 1. Struktur modal berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, artinya perusahaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Kebijakan Dividen Kebijakan dividen adalah proses penentuan penggunaan pendapatan (earning) perusahaan dalam satu periode

Lebih terperinci

BAB II TELAAH TEORETIS DAN HIPOTESIS

BAB II TELAAH TEORETIS DAN HIPOTESIS BAB II TELAAH TEORETIS DAN HIPOTESIS 2.1 Kebijakan Dividen Dalam investasi saham, ada dua keuntungan yang dapat diperoleh investor yaitu dividen dan capital gain. Dividen merupakan pembagian keuntungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan mampu menghasilkan keuntungan untuk meningkatkan value of the. firm dan meningkatkan kesejahteraan pemegang saham.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan mampu menghasilkan keuntungan untuk meningkatkan value of the. firm dan meningkatkan kesejahteraan pemegang saham. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manajemen keuangan merupakan salah satu fungsi stratejik yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan. Pengelolaan ini ditujukan agar perusahaan mampu menghasilkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari suatu perusahaan secara proporsional sesuai dengan jumlah lembar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari suatu perusahaan secara proporsional sesuai dengan jumlah lembar BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Kebijakan Dividen Dividen merupakan pembagian pendapatan kepada pemegang saham dari suatu perusahaan secara proporsional sesuai dengan jumlah

Lebih terperinci

REAKSI HARGA SAHAM TERHADAP PERUBAHAN DIVIDEN TUNAI DAN DIVIDEND YIELD DI BURSA EFEK JAKARTA

REAKSI HARGA SAHAM TERHADAP PERUBAHAN DIVIDEN TUNAI DAN DIVIDEND YIELD DI BURSA EFEK JAKARTA hal: 233 249 REAKSI HARGA SAHAM TERHADAP PERUBAHAN DIVIDEN TUNAI DAN DIVIDEND YIELD DI BURSA EFEK JAKARTA Sri Mulyati Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia Abstrak Penelitian ini merupakan penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam melakukan penilaian terhadap perusahaan, investor sangat membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam melakukan penilaian terhadap perusahaan, investor sangat membutuhkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam melakukan penilaian terhadap perusahaan, investor sangat membutuhkan informasi informasi yang berkaitan dengan perusahaan tersebut. Salah satu faktor yang dilihat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Dividen 2.1.1. Pengertian Dividen Dividen merupakan bagian dari laba yang dibagikan kepada pemegang saham yang sebanding dengan jumlah lembar saham yang dimilikinya (Baridwan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 9 BAB II LANDASAN TEORI A. Dividen 1. Pengertian Dividen Sebagian keuntungan yang diperoleh perusahaan dalam operasinya akan didistribusikan kepada pemegang saham dan sebagaian lagi akan ditahan untuk

Lebih terperinci

PERANAN MANAJEMEN KEUANGAN DALAM SUATU PERUSAHAAN ABSTRAK

PERANAN MANAJEMEN KEUANGAN DALAM SUATU PERUSAHAAN ABSTRAK PERANAN MANAJEMEN KEUANGAN DALAM SUATU PERUSAHAAN Siti Nurhayati Akademi Manajemen Administrasi YPK email : sitinurhayati_27@yahoo.co.id ABSTRAK Manajemen keuangan tidak hanya perlu dilakukan pada perusahaan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DIVIDEN. 4. Stock Repurchase, Stock Split dan Stock Dividend. 1. Pengertian Kebijakan Dividen 2. Teori Dividen 3. Bentuk Kebijakan Dividen

KEBIJAKAN DIVIDEN. 4. Stock Repurchase, Stock Split dan Stock Dividend. 1. Pengertian Kebijakan Dividen 2. Teori Dividen 3. Bentuk Kebijakan Dividen KEBIJAKAN DIVIDEN 1. Pengertian Kebijakan Dividen 2. Teori Dividen 3. Bentuk Kebijakan Dividen 4. Stock Repurchase, Stock Split dan Stock Dividend 5. Kebijakan Dividen di Indonesia Pengertian Kebijakan

Lebih terperinci

Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta

Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta XXI. Kebijakan Dividen (Dividend Policy) i 1. Tipe dan Cara Pembayaran Dividen a. Dividend kais (Cash Dividends). b. Dividen non-kas (Stock Dividends). Penjelasan untuk masing-masing tanggal yang berkaitan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Menurut Wolk et al. (2001) dalam Thiono (2006:4), teori sinyal (signaling

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Menurut Wolk et al. (2001) dalam Thiono (2006:4), teori sinyal (signaling BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Sinyal (Signaling Theory) Menurut Wolk et al. (2001) dalam Thiono (2006:4), teori sinyal (signaling theory) menjelaskan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Devidend Payout Ratio. being made better off financially (Prasanna Chandra;1997 dalam Azhagaiah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Devidend Payout Ratio. being made better off financially (Prasanna Chandra;1997 dalam Azhagaiah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1. Pengertian Devidend Payout Ratio The dividend should be distributed to the shareholders in order to maximize their wealth as they have invested their

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Bambang Riyanto, 2001:265) (Sunariyah,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Bambang Riyanto, 2001:265) (Sunariyah, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kebijakan dividen merupakan kebijakan dalam menentukan penggunaan laba yang diperoleh perusahaan, yaitu apakah laba tersebut akan dibagikan kepada pemegang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Fluktuasi harga saham di bursa efek, kemungkinan tergantung dari persepsi para

BAB I PENDAHULUAN. Fluktuasi harga saham di bursa efek, kemungkinan tergantung dari persepsi para BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fluktuasi harga saham di bursa efek, kemungkinan tergantung dari persepsi para pemodal terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi harga tersebut. Ada 2 faktor yang mempengaruhi

Lebih terperinci

PENGARUH KEBIJAKAN DEVIDEN TERHADAP KINERJA KEUANGAN: RASIO AKTIVITAS SEBAGAI VARIABEL MODERATING

PENGARUH KEBIJAKAN DEVIDEN TERHADAP KINERJA KEUANGAN: RASIO AKTIVITAS SEBAGAI VARIABEL MODERATING JDA Vol. 1, No. 1, Maret 2009, pp. 1-5 ISSN 2085-4277 http://journal.unnes.ac.id/index.php/jda Magdalena Nany Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Kristen Surakarta, Indonesia Sandra

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai prinsipal dan manajer sebagai agen. Jensen dan Meckling (1976)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai prinsipal dan manajer sebagai agen. Jensen dan Meckling (1976) 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan menjelaskan hubungan antara pemegang saham sebagai prinsipal dan manajer sebagai agen. Jensen dan Meckling

Lebih terperinci

Tipe dan Cara Pembayaran Dividen

Tipe dan Cara Pembayaran Dividen KEBIJAKAN DEVIDEN KEBIJAKAN DIVIDEN 1. Tipe dan Cara Pembayaran Dividen Ada beberapa tipe dividen: dividen kas dan dividen non-kas. Untuk dividen non-kas, ada dividen saham (stock dividend) dan stock splits

Lebih terperinci

PENGARUH PERUBAHAN LABA TERHADAP PERUBAHAN DIVIDEN PERUSAHAAN

PENGARUH PERUBAHAN LABA TERHADAP PERUBAHAN DIVIDEN PERUSAHAAN PENGARUH PERUBAHAN LABA TERHADAP PERUBAHAN DIVIDEN PERUSAHAAN (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pajak. Menurut Bastian dan Suhardjono (2006), net profit margin adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pajak. Menurut Bastian dan Suhardjono (2006), net profit margin adalah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Net Profit Margin Net Profit Margin adalah rasio yang digunakan untuk menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bersih setelah dipotong pajak. Menurut Bastian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fathul Mubaraq, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fathul Mubaraq, 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam melakukan investasi, setiap investor selalu mengharapkan tingkat keuntungan yang akan diperoleh (expected return) untuk suatu periode tertentu di masa

Lebih terperinci

REAKSI PASAR TERHADAP PENGUMUMAN KENAIKAN DIVIDEN PERUSAHAAN MANUFAKTUR INDONESIA

REAKSI PASAR TERHADAP PENGUMUMAN KENAIKAN DIVIDEN PERUSAHAAN MANUFAKTUR INDONESIA Kajian Akuntansi, Volume 4, Nomor 2, Desember 2009: 137-146 ISSN 1907-1442 REAKSI PASAR TERHADAP PENGUMUMAN KENAIKAN DIVIDEN PERUSAHAAN MANUFAKTUR INDONESIA Ibrahim UPN Veteran Yogyakarta; Email: ibrahim_upn@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Penelitian mengenai dividend payout ratio atau kebijakan dividen telah

BAB II URAIAN TEORITIS. Penelitian mengenai dividend payout ratio atau kebijakan dividen telah BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Penelitian mengenai dividend payout ratio atau kebijakan dividen telah banyak dilakukan. Sutrisno (2001) menganalisis tentang faktor-faktor yang mempengaruhi

Lebih terperinci

TEORI DEVIDEN (DIVIDEND THEORY)

TEORI DEVIDEN (DIVIDEND THEORY) TEORI DEVIDEN (DIVIDEND THEORY) Definisi Deviden Perusahaan dalam mengelola keuangannya selalu dihadapkan pada tiga permasalahan penting yang berkaitan. Ketiga permasalahan tersebut adalah keputusan investasi,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Nilai Perusahaan Nilai perusahaan merupakan kondisi tertentu yang telah dicapai oleh suatu perusahaan sebagai gambaran dari kepercayaan masyarakat terhadap

Lebih terperinci

Shella Febri Priatama ABSTRAKSI

Shella Febri Priatama ABSTRAKSI ANALISIS PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEBIJAKAN HUTANG, UKURAN PERUSAHAAN, PROFIBILITAS TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG LISTING DI BURSA EFEK INDONESIA Shella Febri Priatama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Informasi tersebut selayaknya disajikan dalam laporan keuangan perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Informasi tersebut selayaknya disajikan dalam laporan keuangan perusahaan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pemegang saham akan membutuhkan informasi keuangan untuk menentukan besarnya dividen yang akan diterima dalam periode tertentu. Informasi tersebut selayaknya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memaksilalkan nilai perusahaan. Teori sinyal menunjukkan adanya asimetri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memaksilalkan nilai perusahaan. Teori sinyal menunjukkan adanya asimetri BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis Teori sinyal (signaling theory) dibangun sebagai upaya untuk memaksilalkan nilai Teori sinyal menunjukkan aya asimetri informasi antara manajemen perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dividen adalah pembagian laba perusahaan kepada para pemegang saham

BAB II LANDASAN TEORI. Dividen adalah pembagian laba perusahaan kepada para pemegang saham BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Dividen 2.1.1. Pengertian Dividen Dividen adalah pembagian laba perusahaan kepada para pemegang saham sebanding dengan jumlah lembar yang dimiliki (Baridwan, 2004). Hanafi (2004)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. saham. Selain dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk deviden, sebagian dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. saham. Selain dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk deviden, sebagian dari BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Kebijakan Deviden Deviden adalah bagian dari laba bersih yang dibagikan kepada pemegang saham. Selain dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk deviden,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Isyarat atau signal menurut (Brigham dan Houston, 2001 dalam Diah, 2009)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Isyarat atau signal menurut (Brigham dan Houston, 2001 dalam Diah, 2009) BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Teori Signal Isyarat atau signal menurut (Brigham dan Houston, 2001 dalam Diah, 2009) adalah suatu tindakan yang diambil manajemen

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGARUH NILAI SAHAM BIASA DENGAN PENDEKATAN PRICE EARNING RATIO

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGARUH NILAI SAHAM BIASA DENGAN PENDEKATAN PRICE EARNING RATIO ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGARUH NILAI SAHAM BIASA DENGAN PENDEKATAN PRICE EARNING RATIO PENDAHULUAN Mengukur nilai suatu saham adalah hal yang penting dilakukan oleh seorang investor, karena hal ini adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keputusan, yaitu keputusan pendanaan dan keputusan investasi. Keputusan

BAB I PENDAHULUAN. keputusan, yaitu keputusan pendanaan dan keputusan investasi. Keputusan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap manajer keuangan di perusahaan akan menghadapi dua keputusan, yaitu keputusan pendanaan dan keputusan investasi. Keputusan pendanaan merupakan keputusan untuk

Lebih terperinci

PENGUJIAN EFISIENSI PASAR BENTUK SETENGAH KUAT DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGUJIAN EFISIENSI PASAR BENTUK SETENGAH KUAT DI BURSA EFEK INDONESIA 3540 PENGUJIAN EFISIENSI PASAR BENTUK SETENGAH KUAT DI BURSA EFEK INDONESIA Luh Putu Kartika Dewi 1 Luh Gede Sri Artini 2 1 Fakultas Ekonomi Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia e-mail: kartikadewiluhputu@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN Debt To Equity Ratio (DER) dan Devidend Payout Ratio (DPR)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN Debt To Equity Ratio (DER) dan Devidend Payout Ratio (DPR) BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Debt To Equity Ratio (DER) dan Devidend Payout Ratio (DPR) 2.1.1.1 Pengertian Debt To Equity Ratio (DER) Debt to equity ratio adalah

Lebih terperinci

ANALISIS REAKSI INVESTOR DALAM MERESPON PENGUMUMAN DIVIDEN. Edfan Darlis dan Zirman

ANALISIS REAKSI INVESTOR DALAM MERESPON PENGUMUMAN DIVIDEN. Edfan Darlis dan Zirman ANALISIS REAKSI INVESTOR DALAM MERESPON PENGUMUMAN DIVIDEN Edfan Darlis dan Zirman Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Riau Kampus Bina Widya Km 12,5 Simpang Baru Pekanbaru 28293 ABSTRAKSI Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peran strategis terhadap perekonomian nasional

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peran strategis terhadap perekonomian nasional BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal memiliki peran strategis terhadap perekonomian nasional sebagai wahana investasi bagi masyarakat dan sebagai wahana pembiayaan bagi perusahaan dengan menjual

Lebih terperinci

Dividen adalah proporsi laba atau keuntungan yang dibagikan kepada para pemegang saham dalam jumlah yang sebanding dengan jumlah lembar saham yang

Dividen adalah proporsi laba atau keuntungan yang dibagikan kepada para pemegang saham dalam jumlah yang sebanding dengan jumlah lembar saham yang Dividen adalah proporsi laba atau keuntungan yang dibagikan kepada para pemegang saham dalam jumlah yang sebanding dengan jumlah lembar saham yang dimilikinya. Semua keuntungan ataupun kerugian yang diperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai harapan akan mendapatkan keuntungan dari modal yang

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai harapan akan mendapatkan keuntungan dari modal yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ketika menanamkan modal di perusahaan emiten, pemegang saham mempunyai harapan akan mendapatkan keuntungan dari modal yang ditanamkannya itu. Dalam hal ini

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini dengan semakin berkembangnya teknologi informasi, setiap orang dapat dengan mudahnya membeli saham untuk berinvestasi. Ketika melakukan investasi, para investor

Lebih terperinci

CHAPTER 16. Distributions to Shareholders: Dividends and Repurchases. 9/29/2011 Magsi UNS 1

CHAPTER 16. Distributions to Shareholders: Dividends and Repurchases. 9/29/2011 Magsi UNS 1 CHAPTER 16 Distributions to Shareholders: Dividends and Repurchases 9/29/2011 Magsi UNS 1 Pendahuluan Tujuan manajemen keuangan: meningkatkan nilai perusahaan Keputusan keuangan yg dapat dibuat oleh manajer

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pasar Modal Pasar modal menurut Husnan (2003:3) dapat didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tujuan utama dari suatu perusahaan adalah menjalankan kebijakan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tujuan utama dari suatu perusahaan adalah menjalankan kebijakan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan utama dari suatu perusahaan adalah menjalankan kebijakan bidang keuangan yang harus selaras dan serasi dengan memaksimalisasi keuntungan suatu perusahaan. Kegiatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam menjalankan kegiatan bisnisnya, perusahaan memiliki beberapa tujuan diantaranya adalah kelangsungan hidup perusahaan (going concern), laba dalam jangka

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Keagenan Pada pendekatan teori keagenan, hal yang dititkberatkan menurut Mamduh (2004) ialah konflik kepentingan antara pemegang saham dan pemegang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan perlu mempertimbangkan berbagai faktor dalam menentukan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan perlu mempertimbangkan berbagai faktor dalam menentukan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebijakan pembayaran dividen merupakan salah satu hal krusial yang menjadi perhatian manajemen perusahaan dan pemegang saham. Manajemen perusahaan perlu mempertimbangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bermacam investasi ditawarkan dengan menjanjikan banyak keuntungan,

BAB I PENDAHULUAN. Bermacam investasi ditawarkan dengan menjanjikan banyak keuntungan, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bermacam investasi ditawarkan dengan menjanjikan banyak keuntungan, tapi apakah kita juga dijanjikan mengenai risiko yang akan membebani. Pada kenyataannya,

Lebih terperinci

BAB II TELAAH PUSTAKA

BAB II TELAAH PUSTAKA BAB II TELAAH PUSTAKA 2.1. Dividen Dividen merupakan pembayaran kepada para pemegang saham oleh pihak perusahaan atas keuntungan yang diperolehnya. Kebijakan pembayaran dividen menurut Titman (2002) merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal adalah salah satu alternatif sumber dana eksternal bagi perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal adalah salah satu alternatif sumber dana eksternal bagi perusahaan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal adalah salah satu alternatif sumber dana eksternal bagi perusahaan, dan juga sebagai salah satu alternatif investasi bagi para investor. Pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi perekonomian global sekarang ini, perusahaan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi perekonomian global sekarang ini, perusahaan melakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam situasi perekonomian global sekarang ini, perusahaan melakukan kegiatan ekonomi tanpa batas negara. Kondisi seperti ini akan menimbulkan persaingan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya dana yang dimiliki setiap orang dapat ditanamkan ke dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya dana yang dimiliki setiap orang dapat ditanamkan ke dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya dana yang dimiliki setiap orang dapat ditanamkan ke dalam berbagai investasi, seperti investasi pada proyek, investasi pada perdagangan valuta

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. beberapa penelitian terdahulu oleh beberapa penulis, antara lain :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. beberapa penelitian terdahulu oleh beberapa penulis, antara lain : 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini akan dicantumkan beberapa penelitian terdahulu oleh beberapa penulis, antara lain : 2.1.1 Mohamad Reza

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. saham yang dimiliki. Selanjutnya menurut Tangkilisan dan Hassel (2003),

II. TINJAUAN PUSTAKA. saham yang dimiliki. Selanjutnya menurut Tangkilisan dan Hassel (2003), II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Dividen Dividen adalah pembagian laba kepada pemegang saham berdasarkan banyaknya saham yang dimiliki. Selanjutnya menurut Tangkilisan dan Hassel (2003), Dividen adalah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. Pasar modal menurut Keppres No.60 tahun 1988 ialah bursa yang merupakan

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. Pasar modal menurut Keppres No.60 tahun 1988 ialah bursa yang merupakan 8 BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1. Pasar Modal Pasar modal menurut Keppres No.60 tahun 1988 ialah bursa yang merupakan sarana untuk mempertemukan penawar dan peminta dana jangka panjang dalam bentuk

Lebih terperinci

KAPITA SELEKTA AKUNTANSI. zmmmm. Disusun oleh: IRMA YANDA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA

KAPITA SELEKTA AKUNTANSI. zmmmm. Disusun oleh: IRMA YANDA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA KAPITA SELEKTA AKUNTANSI zmmmm Disusun oleh: IRMA YANDA 97 312 125 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2005 TEORI AGENSI Teori agensi memprediksi dan menjelaskan pihak-pihak yang terlibat

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1. TINJAUAN TEORI 2.1.1. Dividen 1. Pengertian Dividen Dividen adalah pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit saham tersebut atas keuntungan yang

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. laba ditahan (retained earnings) yang ditahan sebagai cadangan bagi perusahaan

II. LANDASAN TEORI. laba ditahan (retained earnings) yang ditahan sebagai cadangan bagi perusahaan II. LANDASAN TEORI 2.1.Dividen 2.1.1 Pengertian Dividen Dividen merupakan nilai pendapatan bersih perusahaan setelah pajak dikurangi laba ditahan (retained earnings) yang ditahan sebagai cadangan bagi

Lebih terperinci