Mekanisme Gerak Translasi Bolak-Balik dengan Ulir Silang
|
|
- Ivan Jayadi
- 8 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 JURNAL TEKNIK MESIN Vol., No., Aril 999 : 4-8 Mekanisme Gerak Translasi Bolak-Balik dengan Ulir Silang Joni ewanto osen Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Mesin Universitas Kristen Petra Ninuk Jonoadji osen Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Mesin Universitas Kristen Petra Abstrak Studi tentang mekanisme adalah hal ang sangat enting dalam merencanakan suatu mesin agar menghasilkan gerakan ang efektif dan teat.untuk mengubah gerak berutar menjadi gerak translasi bolak-balik ada dasarna daat dilakukan dengan beberaa cara. Masingmasing memiliki keunkan tersendiri. Akan tetai biasana tidak untuk langkah ang anjang dan memiliki efek dinamik ang besar. Problem tersebut daat diatasi dengan mekanisme ulir silang sebagaimana ower screw tana mengubah arah utaran masukanna. Gerak balik terjadi karena adana eubahan sudut ulir dari oositif menjadi negatif dibagian ujung screw secara gradual. engan eubahan sudut ulir ang arabolik ( funsi kwadrat) ada interval sudut utar screw ang maksimum maka efek dinamik karena eubahan keceatan tersebut daat diminimalkan Kata kunci : mekanisme gerak bolak-balik Abstract It is ver imortant to stud mechanism in a machine design in order to get an effective and recise movement. There are man was to convert rotation into recirocating motion. Each wa has unique characteristics. However usuall not for long stroke and the have dnamics roblem. This roblem can be overcome b the cross-screw mechanism without alternating rotation inut. Recirocating motion is roduce due to the changing of the screw angle from ositive to negative graduall at the end of the screw. namics effect can also be minimised b designing this changing arabolicall in maimum rotation angle interval. Kewords : recirocating mechanism. Pendahuluan Mekanisme meruakan bagian dari rancangan suatu mesin ang berkaitan dengan kinematika batang, cam gear dan gear train sedemikian menghasilkan suatu keluaran gerak ang diinginkan. engan demikian studi tentang mekanisme menjadi hal ang sangat enting tidak hana untuk menghasilkan unjuk kerja mesin ang efektif dan konstruksi ang baik tetai juga mudah engendalianna. Mekanisme dari suatu mesin sebenarna hana terdiri dari tiga macam gerakan aitu gerak translasi, rotasi dan gabungan dari dua macam gerakan tersebut. Biasana daa masukan ang diterima mesin berua torsi dan utaran ang kontinu sementara gerak keluaran ang diinginkan daat bervariasi Catatan : iskusi untuk makalah ini diterima sebelum tanggal Agustus 999. iskusi ang laak muat akan diterbitkan ada Jurnal Teknik Mesin Volume Nomor Oktober 999. tergantung roses ang diinginkan. Beberaa mesin menginginkan keluaran gerak rotasi atau translasi ang tidak kontinu (intermiten) atau kontinu akan tetai tidak ada tingkat keceatan sebagaimana masukanna. Untuk itu dierlukan suatu mekanisme eubah gerak. alam emakaianna banak sekali mesin mesin atau roses ang memerlukan gerak bolak balik seerti mesin res, roses emotongan, mengangakat/memindahkan, engumanan dsb. Mengubah gerak rotasi menjadi gerak translasi atau sebalikna diketahui daat dilakukan dengan beberaa cara akan tetai ada umumna tidak daat untuk langkah ang anjang tana merubah arah masukanna. Bahkan beberaa mekanisme memunai roblem dnamik. Tulisan ini akan membahas suatu mekanisme eubah gerak rotasi menjadi gerak translasi ang bolak balik dengan utaran masukan ang konstan aitu dengan ulir silang. Salah satu keunikan dari mekanisme ini adalah 4
2 Mekanisme Gerak Translasi Bolak-Balik dengan Ulir Silang (Joni ewanto) bahwa mekanisme ini memiliki langkah translasi ang relatif anjang sebagaimana mekanisme ower screw tetai tidak erlu merubah arah masukanna. Mekanisme ini memunai konstruksi ang sederhana dan gaa inersia ang terjadi karena erubahan keceatan balikna daat daat dikendalikan dengan merencanakan fungsi erubahan sudut ulir ang baik.. Mekanisme Peubah Gerak Rotasi- Translasi Beberaa mekanisme engubah gerak rotasi menjadi gerak translasi secara skematis ditunjukkan sebagaimana gambar di bawah. Mekanisme slider-crank terdiri dari emat batang. Putaran masukan daat berubah menjadi keluaran ang bergerak translasi bolak-balik karena adana mekanisme crank () dan connecting rod (3). Mekanisme demikian akan menghasilkan gerak bolak-balik ang sinusiodal dan biasana hana untuk langkah ang endek. Cam dan follower biasana juga cocok hana untuk menghasilkan gerak bolak-balik dengan langkah ang endek. Gerakan maju-mundur terjadi karena kontur cam ang berubah radiusna. Kontur cam ada dasarna daat dirancang sehingga menghasikan gerak maju mundur dengan fungsi ang sangat bervariasi bahkan daat juga dirancang untuk menghsilkan gerak ang intermiten. Untuk menghasilkan langkah ang relatif anjang biasana diakai mekanisme rack dan inion. engan utaran masukan ang arahna teta mekanisme ini tidak daat menghasilkan gerakan balik. Sehingga untuk menghasilkan gerakan balik maka memerlukan masukan ang refersibel. Mekanisme ower screw ada risina sama seerti mur dan baut dimana ower screw berfungsi mur dan carried ( ang digerakkan ) berfungsi sebagai bautna. Jika screw berutar ditemat (tidak bergerak aksial) maka carried akan bergerak aksial relatif terhada screw tersebut. Sama seerti mekanisme rack-inion mekanisme ower screw juga tidak daat balik jika masukana tidak refersibel. Gerak bolak-balik juga daat dieroleh dari mekanisme summing linkage. Mekanisme ini terdiri dari swash late, iston atau slider dengan connecting rodna serta rumah iston atau slide was ang berotasi bersama utaran swash late. Untuk menghasiulkan gerak iston maju mundur swash late tidak diasang tegak terhada sumbu oros sehingga ketika swash late berutar osisi iston akan berubah terhada rumahna dan terjadi gerak translasi. Cara lain untuk mendaatkan gerak translasi adalah dengan memasang carried diatas sebuah belt atau rantai conveor. Mekanisme ini daat dirancang untuk langkah ang anjang dan daat balik tana merubah arah utaran masukanna. Akan tetai gerak bolak balikna tidak terjadi ada satu garis melainkan ada garis lain ang sejajar. (a) Slider crank (b) Cam-follower (c) Rack inoin (d) Power screw (e) Summing linkage (f) Belt/chain drive Gambar. Mekanisme Rotasi-Translasi 5
3 JURNAL TEKNIK MESIN Vol., No., Aril 999 : Mekanisme Gerak Bolak-balik ada Ulir Silang Untuk menghasilkan gerak bolak balik mekanisme ini terdiri dari sebuah ower screw dengan ulir ganda ang bersilangan dan carried ang berulir tunggal. i kedua ujung dari screw sudut ulirna berubah dari sebesar α menjadi -α sehingga carried akan berubah arah ( maju-mundur ) setelah melewati ujung tersebut. Secara teoritik erubahan sudut ulir daat dirancang dalam selang sudut utar antara nol hingga radian. Panjang langkah ang diinginkan dienuhi dengan membuat screw ang anjang ula. engan demikian mekanisme ini daat diakai untuk menghasilkan gerak translasi ang relatif anjang sebagaimana ower screw akan tetai daat menghasilkan gerakan balik tana mengubah arah utaran masukan. Kinematika Gerak Maju/Mundur Geometri ulir ower screw ada langkah maju untuk satu kali utar (Π) jika direntangkan ada bidang datar daat ditunjukan sebagai mana gambar di bawah. Untuk satu kali utar maka lintasan ulirna adalah Π. A mewakili titik ada carried ang bergerak relatif terhada screw. Jika screw diangga sebagai bagian ang tidak berutar maka A berutar mengikuti lintasan screw dengan keceatan keliling V dan bergerak aksial dengan keceatan V. dimana t adalah waktu gerak. Sehingga daat dinatakan sebagai fungsi waktu t v t. π = () engan demikian keceatan gerak kearah (V) daat dieroleh dengan menurunkan ersamaan terhada waktu. v ( v ) = & = (3) Persamaan 3 menunjukkan bahwa keceatan carried kearah aksial tidak meruakan fungsi waktu (konstan) sehingga erceatan carried selama gerak maju sama dengan nol. Kurva keceatan daat digambar sebagai fungsi atau fungsi t dengan bentuk ang sama. X= terjadi ada t = /V. Carried akan bergerak mundur ketika sudut ulir lintasan A adalah -α. Analag dengan analisa di atas maka gerak mundur carried juga memiliki keceatan sama seerti gerak maju. v ( v ) = & = (4) Kinematika Gerak Balik Jika erubahan sudut ulir ada bagian ujung screw terjadi dalam interval sudut utar ang sangat kecil maka geometri ulir disekitar titik balik ditunjukkan sebagaimana gambar 3. Gambar tersebut meruakan gabungan antara gerak maju dan gerak mundur masing masing dalam interval sudut utar Π radian atau = /. Gerakan balik terjadi di titik otong antara lintasa maju dan lintasan mundur. Sehingga keceatan gerak balik tersebut daat ditunjukkan sebagaimana gambar 3 (b) dimana gerak maju berubah menjadi gerak mundur dengan mendadak sebagaimana fungsi ste. Gambar. Kinematika gerak maju dan mundur ada bidang datar Bila utaran screw konstan maka V juga konstan. Sebagaimana gb. (a) lintasan aksial carried daat ditulis sbb : = ( ) Karena V konstan maka secara kinematika lintasan keliling ulie daat ditulis = V.t Gambar 3. Kinematika Gerak Balik 6
4 Mekanisme Gerak Translasi Bolak-Balik dengan Ulir Silang (Joni ewanto) Perubahan keceatan dalam waktu ang singkat demikian akan menimbulkan erceatan ang besar dan daat menimbulkan roblem dinamik. Untuk itu lintasan disekitar titik balik erlu direncanakan sebaik-baikna agar dieroleh gerakan ang halus tidak terjadi sentakan. Perubahan sudut ulir + menjadi - secara gradual disekitar titik balik daat dirancang dengan fungsi arabolik, sinus, atau fungsi lingkaran.. 4. Kinematika Gerak Balik engan Fungsi Parabolik Perubahan sudut ulir dari ower screw sebagaimana dijelaskan di dean ada dasarna daat dirancang dalam interval sudut utar dari 0 hingga Π radian. Bila erubahan sudut ulir terjadi dalam interval sudut utar ang semakin kecil maka akan menghasilkan mekanisme gerak balik ang semakin menentak mendekati sebagaimana kasus di atas. Perubahan sudut ulir ang arabolik dalam interval sudut utar Π radian daat diturunkan sebagaimana gambar di bawah. Jika v konstan maka = v t sehingga daat dinatakan sebagai fungsi t v = ( ) t v + t engan demikian ersamaan gerak A (carried ) kearah aksial seanjang sumbu screw disekitar titik balik daat diturunkan dari ersamaan tersebut terhada waktu t. v = v = ( ) t + v (6) & (7) Plot kurva keceatan ini ditunjukan ada gambar 4 (b). Namak di sana bahwa dari osisi sudut utar 0 hingga Π ( t=/v atau = Π) keceatan aksial dari carried berubah dari v/π makin kecil hingga sama dengan nol ti titik Π/ dan membesar negatif menjadi -v/π di titik t= /v secara linear. Jika erceatan adalah turunan dari keceatan terhada waktu maka erceatan disekitar titik balik ada mekanisme ini teta tidak berubah. 5 Kinematika Gerak Balik engan Fungsi Sinusiodal Perubahan sudut ulir sebagai fungsi sinus secara umum ditulis sebagai = Y sin Π/(L/) dimana L = Π dan Y adalah amlitudo dari fungsi erubahan tersebut. Y daat dieroleh dari sarat geometri bahwa ada titik (0,0) garis singgung kurva harus sama dengan koefisien arah garis. Sehingga dieroleh Y = /Π. Gambar 4. Mekanisme Gerak Balik engan Fungsi Parabolik Secara umum fungsi arabolik tersebut daat dirumuskan sebagai = a + b + c. Konstanta konstanta a,b dan c dieroleh dari sarat geometri sbb :. = 0 untuk = 0 atau = Π. Garis singgung kurva dititik ( 0,0 ) sama dengan koefisien arah garis = /Π 3. Garis singgung kurva di titik ( 0,Π ) sama dengan koefisien arah garis = -/Π engan ketiga kondisi di atas maka dieroleh ersamaan arabolik = ( ) + (5) Gambar 5. Mekanisme Gerak Balik engan Fungsi Sinus engan demikian maka ersamaan dari erubahan sudut ulir sebagai fungsi adalah dalam interval sudut ulir π radian adalah : sin π = (8) 7
5 JURNAL TEKNIK MESIN Vol., No., Aril 999 : 4-8 Untuk keceatan V ang konstan daat dinatakan sebagai fungsi t. Analog dengan analisa sebelumna maka turunan sebagai fungsi t tidak lain adalah ersamaan keceatan aksial carried seanjang sumbu screw. Persamaan tersebut daat ditulis sbb : = v v v = cos t & (9) Kurva di atas ditunjukkan sebagaimana gambar 5 (b). Namak bahwa keceatan carried berubah dengan fungsi cosinus dalam interval sudut utar antara 0 hingga Π. Jika turunan dari fungsi keceatan adalah erceatan maka erceatan disekitar titik balik ada kondisi mekanisme inii tidak teta akan tetai berubah sebagai fungsi sinus. 6 Kinematika Gerak Balik engan Fungsi Lingkaran Jika erubahan sudut ulir dibuat sebagai fungsi lingkaran maka ersamaan tersebut daat ditulis sbb : ( a) + ( b) = R (R : Radius lingkaran ) (0) dimana R = π b = Sehingga ( ) + ( ) a ( ) = dan = a + R ( b) Jika = vt maka daat diturunkan terhada waktu t. aitu ersamaan gerak dari keceatan carried kearah aksial seajang sumbu screw. = v = v t + bv t & () R ( v t b) Keceatan aksial akan berharga nol jika enebut dari ersamaan diatas nol, aitu terjadi ada t = b atau t dimana =Π/. Keceatan ada t dimana = nol dan = Π daat dicek dengan memasukan harga t = nol dan t = Π/v ada ersamaan keceatan tersebut. Kurva keceatan sebagai fungsi t atau ditunjukkan ada gambar 6 (b). 7. Kesimulan. Mekanisme ulir silang daat mengubah gerak rotasi menjadi translasi bolak-balik tana mengubah arah utaran masukanna dengan langkah ang relatif anjang sebagaimana ower screw.. Efek dinamis karena erubahan keceatan ang mendadak di daerah titik balik daat dihindari dengan membuat eubahan sudut ulir sebagai fungsi kwadrat atau fungsi sinus ada rentang sudut utar ang maksimum. 3. Peubahan sudut ulir dengan fungsi arabolik (kwadrat) menghasilkan eubahan keceatan ang teratur secara linear sehingga efek dinamik karena eubahan keceatan tersebut daat diminimalkan. aftar Pustaka. George E ieter, Engineering esign, Macmillan Publishing Co, Inc, New York, 99.. Samuel ouhgt, Mechanics of Machines, John Wille & Sons, New York, Hamilton H Mabie; Charles F Reinholtz, Mechanism and namics of Machiner, John Wille & Sons, New York, Aaron eutschman, Machine esign, Macmillan Publishing Co, Inc, New York, Holowenko, namics of Machiner, John Wille & Sons, New York, 955. Gambar 6. Mekanisme Gerak Balik engan Fungsi Lingkaran 8
Nama : Mohammad Syaiful Lutfi NIM : D Kelas : Elektro A
Nama : Mohammad Saiful Lutfi NIM : D46 Kelas : Elektro A RANGKUMAN MATERI MOMENTUM SUDUT DAN BENDA TEGAR Hukum kekalan momentum linier meruakan salah satu dari beberaa hukum kekalan dalam fisika. Dalam
Lebih terperinciBAB III STATIKA FLUIDA
A STATKA LUDA Tujuan ntruksional Umum (TU) Mahasiswa diharakan daat merencanakan suatu bangunan air berdasarkan konse mekanika fluida, teori hidrostatika dan hidrodinamika Tujuan ntruksional Khusus (TK)
Lebih terperinciUJIAN TENGAH SEMESTER KALKULUS I Senin, 5 Maret 1999 Waktu : 2,5 jam
UJIAN TENGAH SEMESTER KALKULUS I Senin, 5 Maret 999 Waktu :,5 jam SETIAP NOMOR MEMPUNYAI BOBOT 0. Misalkan diketahui fungsi f dengan ; 0 f() = ; < 0 Gunakan de nisi turunan untuk memeriksa aakah f 0 (0)
Lebih terperinciFungsi dan Grafik Diferensial dan Integral
Studi Mandiri Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral oleh Sudaratno Sudirham i Hak cita ada enulis, SUDIRHAM, SUDARYATNO Fungsi dan Grafik, Diferensial dan Integral Oleh: Sudaratmo Sudirham Darublic,
Lebih terperinciALTERNATIIF LAIN MENENTUKAN PANJANG GARIS SINGGUNG DI LUAR PARABOLA
Jurnal Matematika Vol. 6 No. November 07 ISSN: -5056 / 598-8980 htt://ejournal.unisba.ac.id/ Diterima: 8/07/07 Disetujui: //07 Publikasi Online: 8//07 ALTERNATIIF LAIN MENENTUKAN PANJANG GARIS SINGGUNG
Lebih terperinciFungsi Peubah Banyak. Modul 1 PENDAHULUAN
Modul 1 Fungsi Peubah Banak Prof. Dr. Bambang Soedijono PENDAHULUAN D alam modul ini dibahas masalah Fungsi Peubah Banak. Dengan sendirina para pengguna modul ini dituntut telah menguasai pengertian mengenai
Lebih terperinciSOAL DAN PEMBAHASAN UJIAN NASIONAL SMA/MA IPA TAHUN PELAJARAN 2007/2008
SOAL DAN PEMBAHASAN UJIAN NASIONAL SMA/MA IPA TAHUN PELAJARAN 7/8. Diketahui remis remis : () Jika Badu rajin belajar dan atuh ada orang tua, maka Aah membelikan bola basket () Aah tidak membelikan bola
Lebih terperinciDinamika 3 TIM FISIKA FTP UB. Fisika-TEP FTP UB 10/23/2013. Contoh PUSAT MASSA. Titik pusat massa / centroid suatu benda ditentukan dengan rumus
Fisika-TEP FTP UB /3/3 Dinaika 3 TIM FISIKA FTP UB PUSAT MASSA Titik usat assa / centroid suatu benda ditentukan dengan ruus ~ x x ~ y y ~ z z Diana: x, y, z adalah koordinat titik usat assa benda koosit.
Lebih terperinciBAB II. Landasan Teori
I Pendahuluan 1.1 Latar elakang Pondasi meruakan elemen bangunan ang berfungsi untuk menalurkan semua beban ang bekerja ada struktur tersebut ke dalam tanah, samai kedalaman tertentu aitu samai laisan
Lebih terperinciIRISAN KERUCUT: PARABOLA
K-3 matematika K e l a s XI IRISAN KERUCUT: ARABOLA Tujuan embelajaran Setelah memelajari materi ini, kamu diharakan memiliki kemamuan berikut.. Memahami definisi arabola dan unsur-unsurna.. Memahami konse
Lebih terperinciPertemuan IV II. Torsi
Pertemuan V. orsi.1 Definisi orsi orsi mengandung arti untir yang terjadi ada batang lurus aabila dibebani momen (torsi) yang cendrung menghasilkan rotasi terhada sumbu longitudinal batang, contoh memutar
Lebih terperinciyang tak terdefinisikan dalam arti keberadaannya tidak perlu didefinisikan. yang sejajar dengan garis yang diberikan tersebut.
3 Gariis Lurus Dalam geometri aksiomatik/euclide konsep garis merupakan salah satu unsur ang tak terdefinisikan dalam arti keberadaanna tidak perlu didefinisikan. Karakteristik suatu garis diberikan pada
Lebih terperinci2. Fungsi Linier x 5. Gb.2.1. Fungsi tetapan (konstan):
Darpublic Nopember 3 www.darpublic.com. Fungsi Linier.. Fungsi Tetapan Fungsi tetapan bernilai tetap untuk rentang nilai dari sampai +. Kita tuliskan = k [.] dengan k bilangan-nata. Kurva fungsi ini terlihat
Lebih terperinciDiferensial Vektor. (Pertemuan III) Dr. AZ Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
TKS 4007 Matematika III Diferensial Vektor (Pertemuan III) Dr. AZ Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Perkalian Titik Perkalian titik dari dua buah vektor A dan B pada bidang dinyatakan
Lebih terperinciBAB II FUNGSI DAN GRAFIK FUNGSI
BAB II FUNGSI DAN GRAFIK FUNGSI. Funsi. Graik Funsi. Barisan dan Deret.4 Irisan Kerucut. Funsi Dalam berbaai alikasi koresondensi/hubunan antara dua himunan serin terjadi. Sebaai 4 contoh volume bola denan
Lebih terperinciA x pada sumbu x dan. Pembina Olimpiade Fisika davitsipayung.com. 2. Vektor. 2.1 Representasi grafis sebuah vektor
. Vektor.1 Representasi grafis sebuah vektor erdasarkan nilai dan arah, besaran dibagi menjadi dua bagian aitu besaran skalar dan besaran vektor. esaran skalar adalah besaran ang memiliki nilai dan tidak
Lebih terperinciIntegral dan Persamaan Diferensial
Sudaryatno Sudirham Studi Mandiri Integral dan Persamaan Diferensial ii Darublic BAB 3 Integral (3) (Integral Tentu) 3.. Luas Sebagai Suatu Integral. Integral Tentu Integral tentu meruakan integral yang
Lebih terperinciRingkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 36
Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 36 Irisan Kerucut animation 1 animation 2 Irisan kerucut adalah kurva ang terbentuk dari perpotongan antara sebuah kerucut dengan bidang datar. Kurva irisan ini
Lebih terperinciPembicaraan fluida menjadi relatif sederhana, jika aliran dianggap tunak (streamline atau steady)
DINAMIKA FLUIDA Hidrodinamika meruakan cabang mekanika yang memelajari fluida bergerak (gejala tentang fluida cuku komleks) Pembicaraan fluida terdaat bermacam-macam antara lain: - dari jenis fluida (kental
Lebih terperinciAnalisis Perpindahan (displacement) dan Kecepatan Sudut (angular velocity) Mekanisme Empat Batang Secara Analitik Dengan Bantuan Komputer
Analisis Perpindahan (displacement) dan Kecepatan Sudut (angular velocity) Mekanisme Empat Batang Secara Analitik Dengan Bantuan Komputer Oegik Soegihardjo Dosen Fakultas Teknologi Industri Jurusan Teknik
Lebih terperinciRespect, Professionalism, & Entrepreneurship. Pengantar Kalkulus. Pertemuan - 1
Mata Kuliah Kode SKS : Kalkulus : CIV-101 : 3 SKS Pengantar Kalkulus Pertemuan - 1 Kemampuan Akhir ang Diharapkan : Mahasiswa mampu menjelaskan sistem bilangan real Mahasiswa mampu menelesaikan pertaksamaan
Lebih terperinciPENGETAHUAN STRUKTUR SLIDE 1
Momen Momen terhadap suatu sumbu, akibat suatu gaa, adalah ukuran kemampuan gaa tersebut menimbulkan rotasi terhadap sumbu tersebut. Momen didefinisikan sebagai: M rf sin dimana r adalah jarak radial dari
Lebih terperinciTRY OUT UN MATEMATIKA SMA IPA 2014
TRY OUT UN MATEMATIKA SMA IPA 4 Berilah tanda silang () ada huruf a, b, c, d, atau e di dean jawaban yang benar!. Diketahui remis-remis berikut. Jika Yudi rajin belajar maka ia menjadi andai. Jika Yudi
Lebih terperinciDarpublic Nopember 2013
Darpublic Nopember 213 www.darpublic.com 7. Gabungan Fungsi Sinus 7.1. Fungsi Sinus Dan Cosinus Banak peristiwa terjadi secara siklis sinusoidal, seperti misalna gelombang cahaa, gelombang radio pembawa,
Lebih terperinciRespect, Professionalism, & Entrepreneurship. Mata Kuliah : Mekanika Bahan Kode : TSP 205. Analisis Penampang. Pertemuan 4, 5, 6
Mata Kuliah : Mekanika Bahan Kode : TSP 05 SKS : SKS nalisis Penampang Pertemuan 4, 5, 6 TU : Mahasiswa dapat menghitung properti dasar penampang, seperti luas, momen statis, momen inersia TK : Mahasiswa
Lebih terperinciC. Momen Inersia dan Tenaga Kinetik Rotasi
C. Momen Inersia dan Tenaga Kinetik Rotasi 1. Sistem Diskrit Tinjaulah sistem yang terdiri atas 2 benda. Benda A dan benda B dihubungkan dengan batang ringan yang tegar dengan sebuah batang tegak yang
Lebih terperinciRANCANG BANGUN SISTEM TRANSMISI
Jurnal Teknologi Bahan dan Barang Teknik ISSN : 089-4767 Deartemen Perindustrian I Vol. 1 No. 5 Tahun 011 Hal. 9-35 ANCANG BANGUN SISTEM TANSMISI AT(Automatic Transmission), AMT(Automated Manual Transmission),
Lebih terperinciBAB IV ANALISA PERHITUNGAN
BAB I AALISA PERHITUGA Pada bab ini akan dilakukan ehitungan dan analisa dari erencanaan mesin engeress minyak jarak agar. Adaun Elemen mesin yanga akan dihitung meliuti, hoer, screw conveyor, belt, uli,
Lebih terperinciyang tak terdefinisikan dalam arti keberadaannya tidak perlu didefinisikan.
3 Gariis Lurus Dalam geometri aksiomatik/euclide konsep garis merupakan salah satu unsur ang tak terdefinisikan dalam arti keberadaanna tidak perlu didefinisikan. Karakteristik suatu garis diberikan pada
Lebih terperinciBAB VI HUKUM KEKEKALAN ENERGI DAN PERSAMAAN BERNOULLI
BAB VI HUKUM KEKEKALAN ENERGI DAN PERSAMAAN BERNOULLI Tujuan Intruksional Umum (TIU) Mahasiswa diharakan daat merencanakan suatu bangunan air berdasarkan konse mekanika luida, teori hidrostatika dan hidrodinamika.
Lebih terperinciBAB V PENERAPAN DIFFERENSIASI
BAB V PENERAPAN DIFFERENSIASI 5.1 Persamaan garis singgung Bentuk umum persamaan garis adalah = m + n, dimana m adalah koeffisien arah atau kemiringan garis dan n adalah penggal garis. Sekarang perhatikan
Lebih terperinciSKETSA GRAFIK FUNGSI TRIGONOMETRI. Teguh Wibowo Jurusan Pendidikan Matematika FKIP Universitas Muhammadiyah Purworejo. Abstrak
SKETSA GRAFIK FUNGSI TRIGONOMETRI = asin k ± b cosp Teguh Wibowo Jurusan Pendidikan Matematika FKIP Universitas Muhammadiah Purworejo Abstrak Grafik fungsi trigonometri = a sin k + b cos p dapat dilukis
Lebih terperinciBAB III ANALISA DINAMIK DAN PEMODELAN SIMULINK CONNECTING ROD
BAB III ANALISA DINAMIK DAN PEMODELAN SIMULINK CONNECTING ROD Dalam tugas akhir ini, peneliti melakukan analisa dinamik connecting rod. Geometri connecting rod sepeda motor yang dianalisis berdasarkan
Lebih terperinci1. Pengertian Tentang Fungsi dan Grafik
Darpublic Oktober 3 www.darpublic.com. Pengertian Tentang Fungsi dan Grafik Fungsi Apabila suatu besaran memiliki nilai ang tergantung dari nilai besaran lain, maka dikatakan bahwa besaran tersebut merupakan
Lebih terperinciKarateristik Perolehan Gaya Dorong Power Steering Pada Sistem Kemudi Kendaraan
JURNAL TEKNIK MESIN Vol. 5, No. 1, Mei 2002: 16 21 Karateristik Perolehan Gaya Dorong Power Steering Pada Sistem Kemudi Kendaraan Joni Dewanto Dosen Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Mesin Universitas
Lebih terperinci1 Sistem Koordinat Polar
1 Sistem Koordinat olar ada kuliah sebelumna, kita selalu menggunakan sistem koordinat Kartesius untuk menggambarkan lintasan partikel ang bergerak. Koordinat Kartesius mudah digunakan saat menggambarkan
Lebih terperinci4.1. nti Tampang Kolom BB 4 NSS BTNG TEKN Kolom merupakan jenis elemen struktur ang memilki dimensi longitudinal jauh lebih besar dibandingkan dengan dimensi transversalna dan memiliki fungsi utama menahan
Lebih terperinci3.2 Teorema-Teorema Limit Fungsi
. Teorema-Teorema Limit Fungsi Menghitung it fungsi di suatu titik dengan menggunakan definisi dan pembuktian seperti ang telah diuraikan di atas adalah pekerjaan rumit. Semakin rumit bentuk fungsina,
Lebih terperinciFungsi dan Grafik Diferensial dan Integral
Sudaratno Sudirham Studi Mandiri Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral ii Darpublic BAB Fungsi Linier.. Fungsi Tetapan Fungsi tetapan bernilai tetap untuk rentang nilai x dari sampai +. Kita tuliskan
Lebih terperinciFUNGSI TRIGONOMETRI, FUNGSI EKSPONENSIAL, dan FUNGSI LOGARITMA
FUNGSI TRIGONOMETRI, FUNGSI EKSPONENSIAL, dan FUNGSI LOGARITMA Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Kalkulus 1 Dosen Pengampu : Muhammad Istiqlal, M.Pd Disusun Oleh : 1. Sufi Anisa (23070160086)
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. 1. Vektor
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Vektor Ada beberapa besaran fisis yang cukup hanya dinyatakan dengan suatu angka dan satuan yang menyatakan besarnya saja. Ada juga besaran fisis yang tidak
Lebih terperinci(A) 3 (B) 5 (B) 1 (C) 8
. Turunan dari f ( ) = + + (E) 7 + +. Turunan dari y = ( ) ( + ) ( ) ( + ) ( ) ( + ) ( + ) ( + ) ( ) ( + ) (E) ( ) ( + ) 7 5 (E) 9 5 9 7 0. Jika f ( ) = maka f () = 8 (E) 8. Jika f () = 5 maka f (0) +
Lebih terperinciBab 9 DEFLEKSI ELASTIS BALOK
Bab 9 DEFLEKSI ELASTIS BALOK Tinjauan Instruksional Khusus: Mahasiswa diharapkan mampu memahami konsep dasar defleksi (lendutan) pada balok, memahami metode-metode penentuan defleksi dan dapat menerapkan
Lebih terperinciAcoustics An Introduction by Heinrich Kuttruff
Acoustics An Introduction by Heinrich Kuttruff Diterjemahkan oleh : Okta Binti Masfiatur Rohmah Fisika, FMIPA, Universitas Sebelas Maret, 1 Bab 4 4.1 Solusi dari ersamaan gelombang 48 4. Gelombang harmonik
Lebih terperinci3.2 Teorema-Teorema Limit Fungsi
. Teorema-Teorema Limit Fungsi Menghitung it fungsi di suatu titik dengan menggunakan definisi dan pembuktian seperti ang telah diuraikan di atas adalah pekerjaan rumit. Semakin rumit bentuk fungsina,
Lebih terperinciTRANSFORMASI AFFIN PADA BIDANG
Jurnal Matematika Vol. No. November 03 [ : 8 ] TRANSFORMASI AFFIN PADA BIDANG Gani Gunawan dan Suwanda Program Studi Matematika, Fakultas MIPA, Universitas Islam Bandung Prgram Studi Statistika, Fakultas
Lebih terperinciTM. II : KONSEP DASAR ANALISIS STRUKTUR
TKS 4008 Analisis Struktur I TM. II : KONSE DASAR ANALISIS STRUKTUR Dr.Eng. Achfas Zacoeb, ST., MT. Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaa endahuluan Analisis struktur adalah suatu proses
Lebih terperinciOPTIKA FISIS. Celah Ganda Young Layar Putih
OPTIKA FISIS A. Interferensi Cahaya : Peraduan antara dua atau lebih gelombang cahaya yang menghasilkan ola tertentu. Untuk engamatan Interferensi gelombang cahaya, agar hasilnya daat diamati dierlukan
Lebih terperinciPengertian. Transformasi geometric transformation. koordinat dari objek Transformasi dasar: Translasi Rotasi Penskalaan
Pengertian Transformasi geometric transformation Transformasi = mengubah deskripsi koordinat dari objek Transformasi dasar: Translasi Rotasi Penskalaan Translasi Mengubah posisi objek: perpindahan lurus
Lebih terperinciMatematika Ebtanas IPS Tahun 1999
Matematika Ebtanas IPS Tahun EBTANAS-IPS--0 Dengan merasionalkan enebut dari bentuk sederhanana + + EBTANAS-IPS--0 Nilai dari + () + EBTANAS-IPS--0 Nilai ang memenuhi + 6, maka EBTANAS-IPS--0 Akar-akar
Lebih terperinciFIsika DINAMIKA ROTASI
KTS & K- Fsika K e l a s X DNAMKA ROTAS Tujuan embelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut.. Memahami konsep momen gaya dan momen inersia.. Memahami teorema sumbu
Lebih terperinciPUNTIRAN. A. pengertian
PUNTIRAN A. pengertian Puntiran adalah suatu pembebanan yang penting. Sebagai contoh, kekuatan puntir menjadi permasalahan pada poros-poros, karena elemen deformasi plastik secara teori adalah slip (geseran)
Lebih terperincimomen inersia Energi kinetik dalam gerak rotasi momentum sudut (L)
Dinamika Rotasi adalah kajian fisika yang mempelajari tentang gerak rotasi sekaligus mempelajari penyebabnya. Momen gaya adalah besaran yang menyebabkan benda berotasi DINAMIKA ROTASI momen inersia adalah
Lebih terperinciBAB I. SISTEM KOORDINAT, NOTASI & FUNGSI
BAB I. SISTEM KRDINAT, NTASI & FUNGSI (Pertemuan ke 1 & 2) PENDAHULUAN Diskripsi singkat Pada bab ini akan dijelaskan tentang bilangan riil, sistem koordinat Cartesius, notasi-notasi ang sering digunakan
Lebih terperinciSudaryatno Sudirham. Integral dan Persamaan Diferensial
Sudaratno Sudirham Integral dan Persamaan Diferensial Bahan Kuliah Terbuka dalam format pdf tersedia di www.buku-e.lipi.go.id dalam format pps beranimasi tersedia di www.ee-cafe.org Bahasan akan mencakup
Lebih terperincia. Hubungan Gerak Melingkar dan Gerak Lurus Kedudukan benda ditentukan berdasarkan sudut θ dan jari jari r lintasannya Gambar 1
. Pengantar a. Hubungan Gerak Melingkar dan Gerak Lurus Gerak melingkar adalah gerak benda yang lintasannya berbentuk lingkaran dengan jari jari r Kedudukan benda ditentukan berdasarkan sudut θ dan jari
Lebih terperinciFungsi dan Grafik Diferensial dan Integral
Sudaratno Sudirham Studi Mandiri Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral i Darpublic Hak cipta pada penulis, 1 SUDIRHAM, SUDARYATNO Fungsi dan Grafik, Diferensial dan Integral Oleh: Sudaratmo Sudirham
Lebih terperinci20. TRANSFORMASI. A. Translasi (Pergeseran) ; T = b. a y. a y. x atau. = b. = b
. TRANSFORMASI A. Translasi (Pergeseran) ; T b a + b a atau b a B. Refleksi (Pencerminan). Bila M matriks refleksi berordo, maka: M atau M. Matriks M karena refleksi terhadap sumbu, sumbu, garis, dan garis
Lebih terperinciPROSES BUBUT (Membubut Tirus, Ulir dan Alur)
MATERI PPM MATERI BIMBINGAN TEKNIS SERTIFIKASI KEAHLIAN KEJURUAN BAGI GURU SMK PROSES BUBUT (Membubut Tirus, Ulir dan Alur) Oleh: Dr. Dwi Rahdiyanta, M.Pd. Dosen Jurusan PT. Mesin FT-UNY 1. Proses membubut
Lebih terperinciGERAK LURUS Standar Kompetensi Menerapkan konsep dan prinsip dasar kinematika dan dinamika benda titik.
GERAK LURUS Standar Kompetensi Menerapkan konsep dan prinsip dasar kinematika dan dinamika benda titik. Kompetensi Dasar Menganalisis besaran fisika pada gerak dengan kecepatan dan percepatan konstan.
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB TINJAUAN PUSTAKA.1. Pondasi Pondasi meruakan bagian aling dasar dari suatu struktur yang berfungsi untuk memikul beban dan kemudian meneruskannya ke tanah. Secara umum, berdasarkan kedalamannya ondasi
Lebih terperinci3. Gabungan Fungsi Linier
3. Gabungan Fungsi Linier Sudaratno Sudirham Fungsi-fungsi linier banak digunakan untuk membuat model dari perubahanperubahan besaran fisis. Perubahan besaran fisis mungkin merupakan fungsi waktu, temperatur,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kelaa Kelaa adalah salah satu jenis tumbuhan dari suku aren-arenan atau Arecaceae. Tumbuhan ini di manfaatkan hamir semua bagiannya oleh manusia sehingga diangga sebagai tumbuhan
Lebih terperinciKinematika. 1 Kinematika benda titik: posisi, kecepatan, percepatan
ekan #1 Kinematika Mekanika membahas gerakan benda-benda fisis. Kita akan memulai pembahasan kinematika benda titik. Kinematika aitu topik ang membahas deskripsi gerak benda-benda tanpa memperhatikan penebab
Lebih terperinciFISIKA XI SMA 3
FISIKA XI SMA 3 Magelang @iammovic Standar Kompetensi: Menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik sistem kontinu dalam menyelesaikan masalah Kompetensi Dasar: Merumuskan hubungan antara konsep torsi,
Lebih terperinciFUNGSI dan LIMIT. 1.1 Fungsi dan Grafiknya
FUNGSI dan LIMIT 1.1 Fungsi dan Grafiknya Fungsi : suatu aturan yang menghubungkan setiap elemen suatu himpunan pertama (daerah asal) tepat kepada satu elemen himpunan kedua (daerah hasil) fungsi Daerah
Lebih terperinciIII HASIL DAN PEMBAHASAN
Fungsi periodizer kutub tersebut dapat dituliskan pula sebagai: p θ, N, θ 0 = π N N.0 n= n sin Nn θ θ 0. () f p θ, N, θ 0 = π N N j= j sin Nj θ θ 0 diperoleh dengan menyubstitusi variabel θ pada f θ =
Lebih terperinciBAB GEJALA GELOMBANG
BB GEJL GELOMBNG. PEMHMN ENNG GELOMBNG Gelombang adalah getaran dan energi yang merambat tana disertai erambatan artikel ertikel mediumnya. Macam macam gelombang adalah sebagai berikut :. Berdasarkan arah
Lebih terperinciPENDAHULUAN KALKULUS
. BILANGAN REAL PENDAHULUAN KALKULUS Ada beberapa jenis bilangan ang telah kita kenal ketika di bangku sekolah. Bilangan-bilangan tersebut adalah bilangan asli, bulat, cacah, rasional, irrasional. Tahu
Lebih terperinciAPLIKASI DISCOUNTED CASH FLOW PADA KONTROL INVENTORY DENGAN BEBERAPA MACAM KREDIT PEMBAYARAN SUPPLIER
Program Studi MMT-ITS, Surabaya Agustus 9 APLIKASI ISOUNTE ASH FLOW PAA KONTROL INVENTORY ENGAN BEBERAPA MAAM KREIT PEMBAYARAN SUPPLIER Hansi Aditya, Rully Soelaiman Manajemen Teknologi Informasi MMT -
Lebih terperinciKINEMATIKA. Fisika. Tim Dosen Fisika 1, ganjil 2016/2017 Program Studi S1 - Teknik Telekomunikasi Fakultas Teknik Elektro - Universitas Telkom
KINEMATIKA Fisika Tim Dosen Fisika 1, ganjil 2016/2017 Program Studi S1 - Teknik Telekomunikasi Fakultas Teknik Elektro - Universitas Telkom Sasaran Pembelajaran Indikator: Mahasiswa mampu mencari besaran
Lebih terperinciMatematika Dasar NILAI EKSTRIM
NILAI EKSTRIM Misal diberikan kurva f( ) dan titik ( a,b ) merupakan titik puncak ( titik maksimum atau minimum ). Maka garis singgung kurva di titik ( a,b ) akan sejajar sumbu X atau [ ] mempunyai gradien
Lebih terperinciSiklus Carnot dan Hukum Termodinamika II
Siklus Carnot dan Hukum Termodinamika II Siklus Carnot Siklus adalah suatu rangkaian roses sedemikian rua sehingga akhirnya kembali keada keadaan semula. Perhatikan Gambar 1! Gambar 1. Siklus termodinamika.
Lebih terperinci>> SOAL MATEMATIKA SMA KELAS X SEMESTER 2 << ( 100 SOAL MATEMATIKA )
>> SOAL MATEMATIKA SMA KELAS X SEMESTER > Pilihlah jawaban yang benar! Soal nomor samai 60 tentang Trigonometri:. Cos 0 o senilai dengan. cos 0 o cos 0 o sin 0 o cos 0 o sin
Lebih terperinci(D) 2 x < 2 atau x > 2 (E) x > Kurva y = naik pada
f =, maka fungsi f naik + 1 pada selang (A), 0 (D), 1. Jika ( ) (B) 0, (E) (C),,. Persamaan garis singgung kurva lurus + = 0 adalah (A) + = 0 (B) + = 0 (C) + + = 0 (D) + = 0 (E) + + = 0 = ang sejajar dengasn
Lebih terperinciBAB 3 PENGEMBANGAN TEOREMA DAN PERANCANGAN PROGRAM
BAB 3 PENGEMBANGAN TEOREMA DAN PERANCANGAN PROGRAM 3.1. Pengembangan Teorema Dalam enelitian dan erancangan algoritma ini, akan dibahas mengenai beberaa teorema uji rimalitas yang terbaru. Teorema-teorema
Lebih terperinci1. Agar F(x) = (p - 2) x² - 2 (2p - 3) x + 5p - 6 bernilai positif untuk semua x, maka batas-batas nilai p adalah... A. p > l B. 2 < p < 3 C.
1. Agar F(x) = (p - 2) x² - 2 (2p - 3) x + 5p - 6 bernilai positif untuk semua x, maka batas-batas nilai p adalah... A. p > l 2 < p < 3 p > 3 1 < p < 2 p < 1 atau p > 2 Kunci : C Persamaan fungsi : F(x)
Lebih terperinciBAB V TRANSFORMASI 2D
BAB V TRANSFORMASI 2D OBJEKTIF : Pada Bab ini mahasiswa mempelajari tentang : Transformasi Dasar 2D 1. Translasi 2. Rotasi 3. Scalling Transformasi Lain 1. Refleksi 2. Shear TUJUAN DAN SASARAN: Setelah
Lebih terperinciPertemuan XIV IX. Kolom
ertemuan XIV IX. Kolom 9. Kolom Dengan Beban Aksial Tekan Suatu batang langsing ang dikenai tekanan aksial disebut dengan kolom. Terminologi kolom biasana digunakan untuk menatakan suatu batang vertikal.
Lebih terperinciPerkalian Titik dan Silang
PERKALIAN TITIK DAN SILANG Materi pokok pertemuan ke 3: 1. Perkalian titik URAIAN MATERI Perkalian Titik Perkalian titik dari dua buah vektor dan dinyatakan oleh (baca: titik ). Untuk lebih jelas, berikut
Lebih terperinciBAB IV MESIN SEKRAP. Laporan Akhir Proses Produksi ATA 2010/2011. Pengertian Mesin Sekrap
BAB IV MESIN SEKRAP 4.1 Pengertian Mesin Sekrap Mesin sekrap adalah suatu mesin perkakas dengan gerakan utama lurus bolak- balik secara vertikal maupun horizontal. Mesin sekrap mempunyai gerak utama bolak-balik
Lebih terperinciFIsika KTSP & K-13 KESEIMBANGAN BENDA TEGAR. K e l a s. A. Syarat Keseimbangan Benda Tegar
KTSP & K-1 FIsika K e l a s XI KESEIMNGN END TEG Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami sarat keseimbangan benda tegar.. Memahami macam-macam
Lebih terperinciA. Pendahuluan. Dalam cabang ilmu fisika kita mengenal MEKANIKA. Mekanika ini dibagi dalam 3 cabang ilmu yaitu :
BAB VI KESEIMBANGAN BENDA TEGAR Standar Kompetensi 2. Menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik sistem kontinu dalam menyelesaikan masalah Kompetensi Dasar 2.1 Menformulasikan hubungan antara konsep
Lebih terperinciPENGEMBANGAN SPREADSHEET
PENGEMBANGAN SPREADSHEET UNTUK PERHITUNGAN KAPASITAS BAJA CANAI DINGIN (PROFIL Z DENGAN STIFFENER, PROFIL I DAN O DARI DUA PROFIL KANAL C) BERDASARKAN SNI 7971:2013 Rand Adita Putra Ariussanto 1, Sukrisna
Lebih terperinciUNJUKKERJA TURBIN AIR MIKRO ALIRAN SILANG TERHADAP VARIASI SUDUT SUDU JALAN (RUNNER) PADA DEBIT KONSTAN UNTUK PLTMH
A.15. Unjukkerja Turbin Air Mikro Aliran Silang Terhada Variasi Sudut Sudu Jalan... (Yusuf Dewantara Herlambang) UNJUKKERJA TURBIN AIR MIKRO ALIRAN SILANG TERHADA VARIASI SUDUT SUDU JALAN (RUNNER) ADA
Lebih terperinci19. TRANSFORMASI A. Translasi (Pergeseran) B. Refleksi (Pencerminan) C. Rotasi (Perputaran)
9. TRANSFORMASI A. Translasi (Pergeseran) ; T = b a b a atau b a B. Refleksi (Pencerminan). Bila M matriks refleksi berordo, maka: M atau M. Matriks M karena refleksi terhadap sumbu, sumbu, garis =, dan
Lebih terperinciPenerapan Kurva Eliptik Atas Zp Pada Skema Tanda Tangan Elgamal
A7 : Peneraan Kurva Elitik Atas Z... Peneraan Kurva Elitik Atas Z Pada Skema Tanda Tangan Elgamal Oleh : Puguh Wahyu Prasetyo S Matematika, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta Email : uguhw@gmail.com Muhamad
Lebih terperinciTURUNAN DALAM RUANG DIMENSI-n
TURUNAN DALAM RUANG DIMENSI-n A. Fungsi Dua Variabel atau Lebih Dalam subbab ini, fungsi dua variabel atau lebih dikaji dari tiga sudut pandang: secara verbal (melalui uraian dalam kata-kata) secara aljabar
Lebih terperinci5. Aplikasi Turunan 1
5. Aplikasi Turunan 5. Menggambar graik ungsi Inormasi yang dibutuhkan: A. Titik potong dengan sumbu dan sumbu y B. Asimtot ungsi Deinisi 5.: Asimtot ungsi adalah garis lurus yang didekati oleh graik ungsi.
Lebih terperinciFungsi Dua Peubah dan Turunan Parsial
Fungsi Dua Peubah dan Turunan Parsial Irisan Kerucut, Permukaan Definisi fungsi dua peubah Turunan Parsial Maksimum dan Minimum Handout Matematika Teknik, D3 Teknik Telekomunikasi IT Telkom Bandung 1 Irisan
Lebih terperinciGERAK MELINGKAR. = S R radian
GERAK MELINGKAR. Jika sebuah benda bergerak dengan kelajuan konstan pada suatu lingkaran (disekeliling lingkaran ), maka dikatakan bahwa benda tersebut melakukan gerak melingkar beraturan. Kecepatan pada
Lebih terperinciKINEMATIKA DAN DINAMIKA TEKNIK
KINEMATIKA DAN DINAMIKA TEKNIK Irfan Wahyudi MSc Materi/Pertemuan ke 1 Pendahuluan Pada tahap awal perancangan suatu mekanisme mesin perlu dilakukan dulu suatu analisa terhadap mekanisme pergerakan, kecepatan.
Lebih terperinciHasil Kali Dalam Berbobot pada Ruang L p (X)
Hasil Kali Dalam Berbobot ada Ruang L () Muhammad Jakfar, Hendra Gunawan, Mochammad Idris 3 Universitas Negeri Surabaya, muhammadjakfar@unesa.ac.id Institut Teknologi Bandung, hgunawan@math.itb.ac.id 3
Lebih terperinci5.1 Menggambar grafik fungsi
5. Aplikasi Turunan 5. Menggambar graik ungsi Inormasi yang dibutuhkan: A. Titik potong dengan sumbu dan sumbu y B. Asimtot ungsi Deinisi 5.: Asimtot ungsi adalah garis lurus yang didekati oleh graik ungsi.
Lebih terperinciSudaryatno Sudirham. Studi Mandiri. Fungsi dan Grafik. Darpublic
Sudaratno Sudirham Studi Mandiri Fungsi dan Grafik ii Darpublic BAB 1 Pengertian Tentang Fungsi dan Grafik 1.1. Fungsi Apabila suatu besaran memiliki nilai ang tergantung dari nilai besaran lain, maka
Lebih terperinciDika Dwi Muharahman*, Nurul Gusriani, Elis Hertini. Departemen Matematika, Universitas Padjadjaran *E mail:
Perubahan Perilaku Pengguna nstant Messenger dengan Menggunakan Analisis Koresondensi Bersama (Studi Kasus Mahasiswa di Program Studi S-1 Matematika FMPA Unad) Dika Dwi Muharahman*, Nurul Gusriani, Elis
Lebih terperinciPertemuan Minggu ke Keterdiferensialan 2. Derivatif berarah dan gradien 3. Aturan rantai
Pertemuan Minggu ke-10 1. Keterdiferensialan 2. Derivatif berarah dan gradien 3. Aturan rantai 1. Keterdiferensialan Pada fungsi satu peubah, keterdiferensialan f di x berarti keujudan derivatif f (x).
Lebih terperinciKESETIMBANGAN MOMEN GAYA
43 MDUL PERTEMUAN KE 5 MATA KULIAH : ( sks) MATERI KULIAH: Momen gaa, sarat kedua kesetimbangan, resultan gaa sejajar, pusat berat, kopel. PKK BAHASAN: KESETIMBANGAN MMEN GAYA 5. PENGERTIAN MMEN GAYA Besar
Lebih terperinciSTEERING. Komponen Sistem Kemudi/ Steering
STEERING Fungsi sistem kemudi adalah untuk mengatur arah kendaraan dengan cara membelokkan roda-roda depan. Bila roda kemudi diputar, steering column akan meneruskan tenaga putarnya ke steering gear. Steering
Lebih terperinciTabel 1 Sudut terjadinya jarak terdekat dan terjauh pada berbagai kombinasi pemilihan arah acuan 0 o dan arah rotasi HASIL DAN PEMBAHASAN
sudut pada langkah sehingga diperoleh (α i, x i ).. Mentransformasi x i ke jarak sebenarnya melalui informasi jarak pada peta.. Melakukan analisis korelasi linier sirkular antara x dan α untuk masingmasing
Lebih terperinci