PERANCANGAN PROGRAMMABLE POWER SUPPLY 30 V 10 A BERBASIS MICROCONTROLLER

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERANCANGAN PROGRAMMABLE POWER SUPPLY 30 V 10 A BERBASIS MICROCONTROLLER"

Transkripsi

1 PERANCANGAN PROGRAMMABLE POWER SUPPLY 30 V 10 A BERBASIS MICROCONTROLLER Jumari Suprayitno Program Studi Fisika Instrumentasi Elektronika Departemen Fisika, Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia Prawito Program Studi Fisika Instrumentasi Elektronika Departemen Fisika, Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia Abstrak Programmable power supply ini dibuat dengan tujuan untuk merancang power supply yang dapat mengeluarkan tegangan secara otomatis. Programmable power supply ini terdiri dari bagian power supply unit (PSU) dan control system unit. Pada bagian PSU menggunakan trafo step down, rectifier, filter, voltage regulator, dan current booster. Untuk bagian control system unit digunakan microcontroller, motor servo, keypad, RS232 dan solid state relay (SSR). Pengaturan tegangan secara otomatis dari programmable power supply ini terletak pada pengendalian motor servo oleh microcontroller untuk memutar potensiometer frictionless yang ada pada bagian voltage regulator. Programmable power supply ini telah dilengkapi dengan sistem perlindungan dari short circuit dan over temperature. Dari hasil pengujian disimpulkan bahwa programmable power supply ini dapat mengeluarkan tegangan dari 0 sampai 20 VDC dengan error ± 0,1 VDC dan arus hingga 10 A. Programmable power supply ini telah dapat dengan baik dioperasikan selama 1 hari. Kata kunci : motor servo, otomatis, potensiometer frictionless, voltage regulator. Abstract This programmable power supply was design to generate a controllable supply voltage automatically. This programmable power supply consists of the power supply units (PSU) and system control unit. The PSU uses a stepdown transformer, rectifier, filter, voltage regulator, and current booster. The control system unit uses a microcontroller, servo motor, keypad, RS232 communication and solid state relay (SSR). The process of automatic voltage setting of this programmable power supply is taken by the servo motor that is controlled by the microcontroller to turn the existing frictionless potentiometer on the voltage regulator. This programmable power supply system is equipped with a short circuit protection unit and over temperature unit. From several testings that have been carried-out, it is concluded that this programmable power supply can generate a voltage from 0 to 20 VDC with error of ± 0,1 VDC and generate current up to 10 A, and also can be operated well within one day. Keywords: servo motor, automatic, frictionless potentiometer, voltage regulator. I. PENDAHULUAN Saat ini hampir semua aspek kehidupan manusia telah tersentuh dengan teknologi, dimana pemakaian perangkat elektronik khususnya rangkaian power supply sangatlah penting. Apalagi kegunaannya di laboratorium untuk kegiatan praktikum elektronika. Dalam lab elektronika, sebuah power supply yang dapat diatur tegangannya menjadi sesuatu yang harus dipenuhi. Karena rangkaian elektronik apapun selalu memerlukan rangkaian power supply, baik power supply sederhana maupun power supply yang memiliki berbagai macam IC. Di lab elektronika, salah satu fungsi power supply adalah untuk memanaskan heater. Dimana temperature dari heater tersebut tergantung dari nilai tegangan yang diberikan dari power supply. Hanya saja pada umumnya power supply yang ada di lab elektronik adalah power supply analog dimana pengaturan tegangan outputnya dilakukan secara manual. Oleh karena itu agar temperature dari heater tersebut dapat diatur secara

2 Hal: 2 dari 15 otomatis, maka diperlukan sebuah power supply yang tegangan outputnya dapat diatur secara otomatis. Dengan latar belakang inilah maka akan dirancang sebuah programmable power supply 30 V 10 A berbasis microcontroller dengan menggunakan keypad atau komputer. Dimana tegangan output dari programmable power supply ini dapat diatur secara otomatis. Fungsi keypad atau komputer tersebut sebagai pemilih tegangan yang diinginkan. Apabila kita ingin memberikan tegangan 9 Volt untuk memanaskan heater, maka kita hanya perlu menekan tombol 9 dan keluarlah tegangan 9 Volt dari programmable power supply tersebut. II. TEORI DASAR 1. Power supply DC Ideal dan Real Idealnya, pengubahan daya dari sumber listrik AC ke DC memiliki karateritik seperti efisiensi 100%, tegangan output yang tetap (constant output) walaupun dihadapkan pada variasi dari tegangan transmisi, arus pada beban, maupun temperature. Karakteristik ideal lainnya adalah tidak memiliki impedansi pada terminal output (zero impedance output) untuk setiap rentang frekuensi dan juga tidak memiliki gangguan (noise) maupun riak (ripple) pada output-nya. Gambar 1 menunjukkan perbedaan dalam hal pengaturan tegangan output antara pengubah listrik AC menjadi DC yang ideal dan real. 2. Bagian Bagian Power supply DC Bagian - bagian utama yang ada dalam power supply pengubah daya AC menjadi DC adalah sebagai berikut : Ø Penurunan Tegangan (voltage step-down), berfungsi untuk mengubah tegangan listrik yang tersedia dari jaringan distribusi listrik ke level yang diinginkan. Ø Penyearah (rectifier), berfungsi mengubah tegangan dari AC menjadi DC. Ø Penyaring (filter), berfungsi membersihkan gelombang keluaran dari riak (ripple) yang berasal dari proses penyearahan. Ø Pengatur Tegangan (voltage regulator), bertujuan untuk mengendalikan tegangan keluaran sehingga menjadi stabil walaupun terjadi perubahan pada temperature, beban, maupun tegangan masukan dari jaringan transmisi. Gambar 1. Karakteristik Ideal Dan Real Pada Pengubah Listrik AC Ke DC 3. Penambah Arus (Current Booster) Biasanya sebuah voltage regulator hanya dapat mensuplai arus yang terbatas ke beban. Tetapi seringkali dalam penerapannya dibutuhkan suatu voltage regulator yang dapat mensuplai arus yang lebih besar dari kemampuan maksimumnya. Oleh karena itu biasanya untuk keperluan tersebut dapat ditambahkan sebuah transistor. Transistor ini digunakan sebagai current booster, sehingga arus yang lebih besar akan mengalir pada beban. Untuk pemasangan transistor eksternal ini dapat dilihat pada Gambar Pembatas Arus (Current Limiter) Jika jumlah arus beban yang ditarik berlebihan, maka dapat membuat transistor penambah arus cepat rusak. Salah satu metode untuk membatasi arus atau mencegah terhadap beban lebih adalah menggunakan rangkaian pembatas arus (current limiter) seperti yang ditunjukkan oleh Gambar Adjustable Voltage Regulator LM317 Adjustable voltage regulator merupakan rangkaian regulator yang memiliki tegangan output yang dapat diubah-ubah sesuai kebutuhan. Salah satu contohnya adalah IC LM317. IC LM317 merupakan chip IC adjustable voltage regulator untuk tegangan DC positif.!! = 1,25 1 +!!!! +!!"#!! ( 1 ) Gambar 2. Voltage Regulator Dengan Tambahan Transistor Eksternal

3 Hal: 3 dari 15 Gambar 3. Voltage Regulator dengan Current Limiter Untuk membuat power supply dengan tegangan output yang variabel, dapat dibuat dengan sederhana apabila menggunakan IC LM317 ini. IC LM317 memiliki kemampuan mengalirkan arus maksimum sebesar 1,5 Ampere dan mampu memberikan tegangan output variabel dari 1,2 Volt sampai dengan 37 Volt. Contoh aplikasi penggunaan IC LM317 dapat dilihat pada Gambar 4. Komponen pendukung IC LM317 pada dasarnya adalah kombinasi rangkaian pembagi tegangan antara resistor R1 dan resistor variabel R2. Kapasitor Ci dan Co berfungsi sebagai filter input dan output. Besarnya tegangan output pada rangkaian variable voltage regulator dengan IC LM317, dapat dihitung dengan persamaan berikut. 6. Sensor Temperature LM35 Sensor temperature LM35 adalah komponen elektronika yang memiliki fungsi untuk mengubah besaran temperature menjadi besaran listrik dalam bentuk tegangan. LM35 ini memiliki keluaran impedansi yang rendah dan linieritas yang tinggi sehingga dapat dengan mudah dihubungkan dengan tanpa memerlukan penyetelan lanjutan. Gambar 5 menunjukan bentuk dari LM35. 3 pin LM35 menunjukan fungsi masing-masing Gambar 5. Sensor Temperature LM35 pin diantaranya, pin 1 berfungsi sebagai sumber tegangan kerja dari LM35, pin 2 atau tengah digunakan sebagai tegangan output (Vout), pin 3 berfungsi sebagai ground. Tegangan output sensor ini akan naik sebesar 10 mv setiap derajat celcius sehingga diperoleh persamaan sebagai berikut :!!"!" =!"#$"%&'(%" 10!" ( 2 ) 7. Pulse Width Modulation (PWM) Pulse Width Modulation (PWM) secara umum adalah sebuah cara memanipulasi lebar pulsa dalam suatu periode untuk mendapatkan tegangan rata-rata yang berbeda. Sinyal PWM pada umumnya memiliki amplitudo dan frekuensi dasar yang tetap, namun memiliki lebar pulsa yang bervariasi. Artinya, sinyal PWM memiliki frekuensi gelombang yang tetap, namun duty cycle-nya bervariasi antara 0% hingga 100%. Dengan cara mengatur lebar pulsa ON dan OFF dalam satu periode gelombang dari suatu PWM, akan didapat duty cycle yang diinginkan. 8. Motor Servo Motor servo adalah sebuah motor dengan sistem umpan balik tertutup di mana posisi dari motor akan diinformasikan kembali ke rangkaian kontrol yang ada di Gambar 4. Adjustable Voltage Regulator IC LM317 Gambar 6. Sinyal PWM

4 Hal: 4 dari 15 dan arus yang diberikan ke beban. Sedangkan bagian control system unit berfungsi mengatur nilai tegangan yang akan dikeluarkan oleh bagian PSU. Gambar 7. Gerakan Motor Servo Continous Saat Diberikan Sinyal PWM dalam motor servo. Secara umum terdapat 2 jenis motor servo, yaitu motor servo Standard dan motor servo Continous. Motor servo tipe standard hanya mampu berputar 180 derajat. Sedangkan motor servo continuous dapat berputar sebesar 360 derajat. Pengendalian gerakan motor servo dapat dilakukan dengan menggunakan metode PWM. Biasanya pulsa PWM yang digunakan untuk mengendalikan putaran motor servo ini memiliki periode 20 ms. Kemudian lebar pulsa ON dari PWM tersebut digunakan untuk mengendalikan putaran motor servo. Pada motor servo continous, arah putaran motor servo diatur berdasarkan lebar pulsa yang dikirim melalui kabel sinyal motor servo. Tampak pada Gambar 7, dengan lebar pulsa ON 1,5 ms, sudut dari sumbu motor servo akan berada pada posisi tengah. Semakin lebar pulsa OFF maka akan semakin besar gerakan sumbu ke arah berlawanan dengan jarum jam dan semakin kecil pulsa OFF maka akan semakin besar gerakan sumbu ke arah yang searah dengan jarum jam. 1. Hardware III. METODA Hardware yang digunakan pada programmable power supply ini terdiri dari dua bagian utama yaitu bagian Power Supply Unit (PSU) dan Control System Unit. Bagian PSU berfungsi untuk menangani nilai tegangan Untuk blok diagram dari perancangan programmable power supply ini dapat dilihat pada Gambar 8. Untuk blok kotak bergaris solid merupakan bagian dari PSU. Sedangkan blok dengan kotak bergaris putus - putus merupakan bagian dari control system unit. Blok keypad atau komputer digunakan untuk memasukan nilai tegangan yang ingin dikeluarkan oleh programmable power supply ini. Selanjutnya nilai tegangan yang telah dimasukan ke keypad atau komputer tersebut akan diproses oleh microcontroller. Pemrosesan ini dilakukan oleh microcontroller dengan mengendalikan blok rangkaian voltage regulator. Kemudian agar nilai tegangan dan arus yang dikeluarkan oleh programmable power supply ini dapat dipantau terus, maka nilai tegangan dan arus tersebut akan diukur oleh microcontroller. Hasil dari pengukuran tegangan dan arus ini akan ditampilkan pada LCD display dan komputer. Untuk beberapa blok rangkaian yang ada pada bagian PSU akan ditempelkan dengan sensor temperature LM35. Ini dimaksudkan agar temperature komponen yang ada di dalam setiap blok rangkaian tersebut dapat terus dipantau. Kemudian nilai temperature komponen yang telah terukur oleh sensor temperature tersebut akan dimasukan ke microcontroller untuk selanjutnya dikirim ke komputer. Jika microcontroller tersebut mendeteksi adanya over temperature pada salah satu komponen yang ada di dalam bagian PSU, maka microcontroller tersebut akan segera memutuskan hubungan trafo step down dari transmisi listrik PLN. Untuk rancangan keseluruhan dari bagian PSU dapat dilihat pada Gambar 9. Pada bagian PSU ini, sebelum dihubungkan dengan trafo step down, transmisi listrik PLN dihubungkan dengan Solid State Relay (SSR) terlebih dahulu. Hal ini dimaksudkan agar saat terjadi over temperature pada salah satu komponen yang ada di dalam bagian PSU ini, maka microcontroller dapat

5 Gambar 8. Blok Diagram Programmable Power Supply Gambar 9. Rangkaian Bagian PSU Gambar 10. Rangkaian Bagian Control System Unit memutus hubungan transmisi listrik PLN dari bagian PSU ini. Selanjutnya untuk menyerahkan tegangan PLN yang telah diturunkan oleh trafo step down, maka digunakanlah diode. Setelah disearahkan oleh diode, tegangan tersebut difilter dengan kapasitor untuk menghilangkan ripple yang masih terbawa dari transmisi listrik PLN. Kemudian agar tegangan output dapat diatur sesuai dengan keinginan, maka digunakanlah IC LM317. Pengaturan tegangan output oleh IC LM317 ini terletak pada potensiometer frictionless yang digunakan. Dengan kata lain dengan memutar potensiometer frictionless tersebut, maka tegangan output programmable power supply dapat diubah sesuai dengan keinginan. Kemudian 5 transistor bipolar yang dirangkai secara paralel digunakan untuk menangani arus yang dibutuhkan oleh beban. Dan untuk membatasi arus yang dapat dialirkan menuju beban, maka digunakan 2 transistor MOSFET yang dirangkai secara paralel untuk membatasi arus yang dapat mengalir. Dimana transistor MOSFET tersebut dikendalikan oleh komparator. Komparator tersebut bekerja dengan membandingkan tegangan pada resistor pembatas arus dengan suatu nilai tegangan referensi.

6 Hal: 6 dari 15 Untuk rancangan keseluruhan dari bagian Control System Unit dapat dilihat padagambar 10. Pada bagian Control System Unit ini digunakan microcontroller ATMEGA 32 untuk mengendalikan programmable power supply ini dan mengukur besaran besaran yang ingin diukur. Keypad digunakan untuk memasukan nilai tegangan yang diinginkan. Motor servo continous digunakan untuk memutar secara otomatis potensiometer frictionless yang ada pada bagian PSU. LCD digunakan untuk menampilkan tegangan dan arus yang dikeluarkan oleh programmable power supply. RS232 digunakan untuk menghubungkan programmable power supply ini dengan komputer. 2. Software Program yang dibuat digunakan untuk memutar motor servo agar potensiometer frictionless dapat diputar sampai nilai tegangan output yang diiinginkan. Program yang dibuat juga digunakan untuk mengukur nilai tegangan dan arus yang dikeluarkan oleh programmable power supply ini serta untuk mengukur nilai tegangan dari IC LM35 yang digunakan untuk memantau temperature dari setiap komponen yang ada di dalam programmable power supply ini. Untuk melihat flowchart dari program yang dibuat ini dapat dilihat pada Gambar 11. Untuk program LABVIEW yang digunakan untuk menampilkan tegangan output, arus dan temperature komponen komponen dari programmable power supply ini dapat dilihat pada Gambar 12. Untuk Grafik Tegangan Output digunakan untuk melihat kestabilan tegangan output programmable power supply ini saat diberikan beban selama rentang waktu tertentu. Sedangkan indikator VPLN digunakan untuk melihat kestabilan tegangan dari transmisi PLN. Gambar 11. Flowchart Program Programmable Power Supply IV. HASIL DAN ANALISIS 1. Pengujian Keakuratan Tegangan Output Power Supply Untuk mengetahui keakuratan nilai tegangan output dari programmable power supply ini, maka dilakukan pengujian dengan memasukan nilai tegangan output yang diinginkan melalui keypad. Pengujian tegangan output ini dilakukan saat programmable power supply ini belum dihubungkan dengan beban. Kemudian nilai tegangan output yang telah dikeluarkan oleh programmable power supply tersebut akan dibandingkan dengan nilai tegangan output yang telah dimasukan melalui keypad. Untuk melihat perbandingan antara setiap nilai tegangan output yang telah dimasukan melalui keypad dan nilai tegangan output yang telah dikeluarkan oleh programmable power supply ini dapat dilihat pada tegangan output juga sekitar 3 Volt. Keakuratan tegangan output programmable power supply ini juga dapat dilihat pada persamaan yang menghubungkan antara tegangan output dan nilai input keypad yaitu!!"# = 0,998!"#$% + 0,180 ( 3 )

7 Hal: 7 dari 15 Berdasarkan persamaan 4. 5, perbandingan antara tegangan output dan nilai input keypad adalah sekitar 1. Jadi dengan begitu tegangan yang dikeluarkan oleh programmable power supply ini akan mendekati dengan nilai yang telah dimasukan melalui keypad. Dari persamaan 4.5 tersebut, keakuratan programmable power supply ini dalam mengeluarkan nilai tegangan yang telah dimasukan melalui keypad adalah 99,8 %. Berdasarkan persamaan 4. 5, perbandingan antara tegangan output dan nilai input keypad adalah sekitar 1. Jadi dengan begitu tegangan yang dikeluarkan oleh programmable power supply ini akan mendekati dengan nilai yang telah dimasukan melalui keypad. Dari persamaan 4.5 tersebut, keakuratan programmable power supply ini dalam mengeluarkan nilai tegangan yang telah dimasukan melalui keypad adalah 99,8 %.. Berdasarkan tegangan output juga sekitar 3 Volt. Keakuratan tegangan output programmable power supply ini juga dapat dilihat pada persamaan yang menghubungkan antara tegangan output dan nilai input keypad yaitu!!"# = 0,998!"#$% + 0,180 ( 3 ) tersebut, nilai tegangan output sampai 30 V telah dapat dicapai oleh programmable power supply yang telah dibuat dalam penelitian ini. Error terbesar dari tegangan output programmable power supply ini terjadi saat tegangan output yang diinginkan adalah 1 V. Karena error tersebut sebesar 10 %, bisa dikatakan keakuratan tegangan output programmable power supply ini terhadap nilai input keypad masih cukup baik untuk tegangan output sebesar 1 V tersebut. Dan untuk nilai tegangan output yang semakin besar, error dari tegangan output programmable power supply ini semakin mengecil. Gambar 12. Front Panel LABVIEW Untuk Acquisition Tegangan Output, Arus Dan Temperature Komponen - Komponen Programmable Power Supply Tabel 1. Tabel Keakuratan Tegangan Output Programmable Power supply Terhadap Nilai Yang Dimasukan Melalui Keypad Input Keypad VOut Multimeter ( V ) time ( s ) Error %

8 Hal: 8 dari Untuk melihat grafik tegangan output programmable power supply ini terhadap nilai yang telah dimasukan melalui keypad, dapat dilihat pada Gambar 13. Dari Gambar 13 tersebut, terlihat bahwa nilai tegangan yang dikeluarkan oleh programmable power supply ini sudah cukup akurat terhadap nilai yang dimasukan melalui keypad. Keakuratan tegangan output tersebut dapat dilihat pada titik data ketiga dari bawah. Dimana titik tersebut berada pada nilai input keypad 3 Volt dan nilai Tegangan Output ( V ) Grafik VOut Terhadap Input Keypad Vout = 0.998*Input R² = Input Keypad ( V ) Gambar 13. Grafik Tegangan Output Programmable Power supply Terhadap Input Keypad tegangan output juga sekitar 3 Volt. Keakuratan tegangan output programmable power supply ini juga dapat dilihat pada persamaan yang menghubungkan antara tegangan output dan nilai input keypad yaitu!!"# = 0,998!"#$% + 0,180 ( 3 ) Berdasarkan persamaan 4. 5, perbandingan antara tegangan output dan nilai input keypad adalah sekitar 1. Jadi dengan begitu tegangan yang dikeluarkan oleh programmable power supply ini akan mendekati dengan nilai yang telah dimasukan melalui keypad. Dari persamaan 4.5 tersebut, keakuratan programmable power supply ini dalam mengeluarkan nilai tegangan yang telah dimasukan melalui keypad adalah 99,8 %. 2. Pengujian Dengan Memberikan Beban Pada Power Supply Untuk mengetahui kehandalan dari programmable power supply ini, maka dilakukan pengujian dengan pemberian beban pada programmable power supply ini. Pemberian beban ini dilakukan dengan menghubungkan terminal output programmable power supply dengan suatu resistor. Nilai resistor yang dihubungkan dengan programmable power supply ini adalah 3 Ohm. Saat

9 Hal: 9 dari 15 Current ( A ) Gambar 14. Grafik Arus Terhadap Tegangan Pada Saat Resistor 3 Ohm Dihubungkan Dengan Programmable Power Supply programmable power supply ini telah dihubungkan dengan resistor beban, tegangan dan arus yang dikeluarkan oleh programmable power supply ini akan diukur menggunakan multimeter Constant 89 dan ADC ATMEGA 32. Untuk melihat nilai tegangan dan arus yang dikeluarkan oleh programmable power supply ini saat dihubungkan dengan resistor 3 Ohm dapat dilihat pada penghubung tersebut akan berpengaruh sebagai resistansi juga meskipun nilainya kecil. Saat arus yang dikeluarkan oleh programmable power supply ini semakin besar, maka tegangan output yang terukur oleh multimeter Constant 89 dan ADC ATMEGA 32 memiliki perbedaan yang semakin besar. Hal ini bisa jadi disebabkan oleh konfigurasi jalur ground yang kurang baik sehingga saat arus yang besar mengalir pada jalur ground, maka akan timbul beda tegangan pada jalur ground tersebut. Dengan timbulnya beda tegangan pada Tabel 2. Grafik Arus Terhadap Tegangan R² = VOut Mul;meter ( V ) Seperti yang terlihat pada penghubung tersebut akan berpengaruh sebagai resistansi juga meskipun nilainya kecil. Saat arus yang dikeluarkan oleh programmable power supply ini semakin besar, maka tegangan output yang terukur oleh multimeter Constant 89 dan ADC ATMEGA 32 memiliki perbedaan yang semakin besar. Hal ini bisa jadi disebabkan oleh konfigurasi jalur ground yang kurang baik sehingga saat arus yang besar mengalir pada jalur ground, maka akan timbul beda tegangan pada jalur ground tersebut. Dengan timbulnya beda tegangan pada Tabel 2, tegangan output programmable power supply ini hanya dapat mencapai nilai 26 V. Hal ini disebabkan oleh penurunan tegangan dari bagian rectifier dan filter dimana penurunan tegangan terjadi sampai nilai 33 V. Karena IC LM317 memerlukan beda tegangan minimal sebesar 5 V dan ada tegangan drop sekitar 2 V pada resistor pembatas arus yang ada pada bagian current limiter, maka tegangan maksimal yang dapat diperoleh oleh resistor 3 Ohm tersebut hanyalah 26 V. Seperti yang terlihat pada penghubung tersebut akan berpengaruh sebagai resistansi juga meskipun nilainya kecil. Saat arus yang dikeluarkan oleh programmable power supply ini semakin besar, maka tegangan output yang terukur oleh multimeter Constant 89 dan ADC ATMEGA 32 memiliki perbedaan yang semakin besar. Hal ini bisa jadi disebabkan oleh konfigurasi jalur ground yang kurang baik sehingga saat arus yang besar mengalir pada jalur ground, maka akan timbul beda tegangan pada jalur ground tersebut. Dengan timbulnya beda tegangan pada Tabel 2, nilai perbandingan antara VOut Multimeter terhadap Current tidak tepat bernilai 3 Ohm. Hal ini bisa jadi disebabkan oleh kabel penghubung antara resistor beban 3 Ohm dengan multimeter Constant 89 yang digunakan. Jadi kabel penghubung tersebut akan berpengaruh sebagai resistansi juga meskipun nilainya kecil. Saat arus yang dikeluarkan oleh programmable power supply ini semakin besar, maka tegangan output yang terukur oleh multimeter Constant 89 dan ADC ATMEGA 32 memiliki perbedaan yang semakin besar. Hal ini bisa jadi disebabkan oleh konfigurasi jalur ground yang kurang baik sehingga saat arus yang besar mengalir pada jalur ground, maka akan timbul beda tegangan pada jalur ground tersebut. Dengan timbulnya beda tegangan pada Tabel 2. Nilai Tegangan Dan Arus Pada Resistor 3 Ohm Saat Dihubungkan Dengan Programmable Power Supply Input Keypad Vout Multimeter ( V ) Vout ADC ( V ) Current ( A ) Vout Multimeter Current

10 Hal: 10 dari jalur ground tersebut membuat terganggunya jalur ground yang digunakan oleh ADC ATMEGA 32 untuk mengukur tegangan. Dengan begitu akan membuat adanya kesalahan pengukuran tegangan oleh ADC ATMEGA 32 tersebut. Untuk melihat grafik arus terhadap tegangan pada resistor 3 Ohm tersebut dapat dilihat pada Gambar 14. Seperti yang terlihat pada Gambar 14, sebaran data nilai tegangan belum terlihat teratur. Yang dimaksud belum teratur disini adalah ada jarak satu titik data ke titik data yang lain tidaklah sama. Padahal nilai tegangan yang dimasukan melalui keypad telah diatur dengan kenaikan sebesar 1 Volt. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan nilai tegangan output nol yang diperoleh saat sistem sedang memutar motor servo sampai tegangan output menjadi nol. Hal tersebut tentunya membuat tegangan output default dari programmable power supply ini tidak akan selalu memiliki nilai yang sama. Dengan tidak samanya tegangan output default tersebut, tentunya akan membuat tegangan yang dikeluarkan oleh programmable power supply ini akan memiliki error terhadap nilai tegangan yang diinginkan. 3. Pengujian Kestabilan Tegangan Output Power Supply Terhadap Waktu Untuk melihat kestabilan tegangan output programmable power supply ini saat diberikan beban, maka tegangan output programmable power supply ini akan diukur selama 1 hari saat telah dihubungkan dengan resistor beban. Selama 1 hari, tegangan output programmable power supply ini diukur menggunakan ADC ATMEGA 32 yang selanjutnya akan di-acquisition menggunakan LABVIEW. Dengan menggunakan program LABVIEW, nilai tegangan output yang telah diacquisition akan dimasukan ke dalam bentuk waveform chart. Untuk nilai resistor beban yang digunakan dalam pengujian ini adalah 3 Ohm. Saat pengujian dilakukan, programmable power supply ini mengalami masalah yaitu tidak mampu untuk mengeluarkan tegangan output yang stabil dalam waktu 1 hari. Setelah dilakukan pemerikasaan, ternyata hal tersebut disebabkan oleh IC LM317 yang digunakan pada bagian voltage regulator. Berdasarkan datasheet dari IC LM317 tersebut, nilai perbedaan maksimal antara tegangan pada kaki input dan outputnya adalah 40 V. Sedangkan dalam rancangan programmable power supply ini, IC LM317 yang pertama yang ada pada bagian voltage regulator memang didesain agar perbedaan nilai maksimal antara tegangan di kaki input dan outputnya sekitar 40 V. Jadi bisa dikatakan bahwa desain rancangan pada bagian voltage regulator itulah yang menyebabkan power supply programmable ini tidak dapat mengeluarkan tegangan yang stabil selama 1 hari karena IC LM317 yang pertama sudah didesain dalam keadaan maksimalnya. Oleh karena itu agar pengujian ini dapat dilakukan selama 1 hari, maka nilai tegangan PLN yang diturunkan oleh trafo step down diubah menjadi 24 V. Setelah pengujian dilakukan ternyata nilai maksimal tegangan yang dapat dikeluarkan oleh programmable power supply ini adalah 20 V. Ini adalah efek diubahnya nilai tegangan PLN yang diturunkan oleh trafo step down menjadi 24 V. Untuk melihat kestabilan tegangan output programmable power supply ini saat dihubungkan dengan resistor 3 Ohm selama 1 hari dapat dilihat pada Gambar 15. Seperti yang terlihat pada Gambar 15 tersebut, selama 1 jam kestabilan tegangan output programmable power supply ini memiliki error sebesar ± 0,1 V. 4. Pemantauan Temperature Pada Komponen Power Supply Pemantauan temperature komponen ini dilakukan

11 Hal: 11 dari 15 bersamaan saat pengujian kestabilan tegangan output selama 1 hari dilakukan. Untuk melihat grafik temperature komponen pada setiap bagian programmable power supply saat mengeluarkan tegangan 20 V selama 1 hari dapat dilihat pada Gambar 16, Gambar 17, dan Gambar 18. Gambar 15. Kestabilan Tegangan Output 20 V Saat Dihubungkan Dengan Resistor 3 Ohm Selama 1 Hari Gambar 16. Grafik Temperature Komponen Bagian Voltage Regulator Saat Programmable Power supply Mengeluarkan Tegangan 20 V Selama 1 Hari Gambar 17. Grafik Temperature Komponen Bagian Current Booster Saat Programmable Power supply Mengeluarkan Tegangan 20 V Selama 1 Hari

12 Hal: 12 dari 15 Gambar 18. Grafik Temperature Komponen Bagian Current Limiter Saat Programmable Power supply Mengeluarkan Tegangan 20 V Selama 1 Hari Tabel 3. Nilai Tegangan Output Maksimal Programmable Power supply Untuk Setiap Nilai Tegangan PLN Tegangan PLN ( V ) VOut Max ( V ) variable transformer. Saat tegangan transmisi listrik PLN ini sedang diturunkan atau dinaikan, programmable power supply dihubungkan dengan resistor beban 3 Ohm. Karena spesifikasi variable transformer yang digunakan hanya bisa mencapai arus 5 A, maka tegangan output programmable power supply ini hanya diatur sampai nilai 15 V saja. Untuk melihat nilai tegangan output maksimal dari programmable power supply ini saat dihubungkan dengan resistor beban 3 Ohm untuk setiap nilai tegangan PLN dapat dilihat pada Tabel 3. Berdasarkan Tabel 3, nilai tegangan output programmable power supply mulai menurun dari nilai 15 V saat tegangan PLN bernilai 140 V Seperti yang terlihat pada gambar grafik - grafik temperature komponen komponen yang ada di dalam programmable power supply ini, pada saat dilakukan pengujian dengan memberikan resistor beban, temperature komponen komponen yang ada di dalamnya tidak mencapai nilai lebih dari Celcius. Jadi programmable power supply ini masih aman untuk dioperasikan selama 1 hari untuk mengeluarkan tegangan output hingga 20 V. 5. Pengujian Pengaruh Kestabilan Tegangan PLN Terhadap Tegangan Output Power Supply Pengujian ini dilakukan dengan cara menurunkan atau menaikan tegangan transmisi listrik PLN menggunakan Tabel 4. Nilai Arus Short circuit Saat Terminal Positif Dan Ground Dihubungkan Vout ( V ) Current ( A )

13 Hal: 13 dari 15 VOut Max ( V ) Grafik Pengaruh Tegangan PLN Terhadap VOut Maksimal Tegangan PLN ( V ) Gambar 19. Grafik Pengaruh Tegangan PLN Terhadap Tegangan Output Maksimal Programmable Power Supply 6. Pengujian Sistem Perlindungan Short Circuit Dan Over Temperature Untuk menguji sistem perlindungan short circuit ini, pengujian dilakukan dengan cara menghubungkan secara langsung terminal positif programmable power supply ini dengan terminal ground-nya. Sebelum kedua terminal tersebut dihubungkan secara langsung, tegangan output programmable power supply ini diatur menjadi nol terlebih dahulu. Saat kedua terminal tersebut sudah dihubungkan, maka tegangan output programmable power supply ini dinaikan secara manual. Kenaikan tegangan output ini diatur setiap 0,25 Volt. Kemudian arus short circuit yang terjadi diukur menggunakan multimeter Constant 89. Untuk melihat nilai arus short circuit yang terjadi saat terminal positif dan ground dari programmable power supply ini dihubungkan, dapat dilihat pada Tabel 4. Seperti yang terlihat pada Tabel 4, arus short circuit yang terjadi tidak langsung mencapai nilai 10 A, melainkan naik perlahan lahan sampai tegangan output sekitar lebih dari 1,5 Volt. Dan saat tegangan output programmable power supply ini mencapai 1.75 Volt, arus short circuit yang terjadi bernilai 11,19 A. Dan saat arus short circuit ini sudah mencapai nilai 11,19 A tersebut, kenaikan tegangan output yang terjadi tidak menambah arus short circuit tersebut. Jadi dapat disimpulkan bahwa sistem perlindungan short circuit tersebut telah dapat bekerja dengan baik untuk membatasi arus short circuit yang terjadi sampai nilai 11,19 A. dilihat pada Gambar 20. Karena pengujian sistem perlindungan short circuit ini dilakukan dengan cara menghubungkan terminal positif dan ground, maka kita dapat mengetahui resistansi dalam dari power supply programmable ini. Resistansi dalam ini dapat diketahui melalui perbandingan antara tegangan output dan arus short circuit yang terjadi. Jadi melalui persamaan grafik yang ada pada Gambar 20, dapat diketahui nilai perbandingan antara tegangan ouput dan arus short circuit yang terjadi yaitu!!!!"#!!"# = 6,5!!"#!!!!"# = 1 6,5!!"#!!!!"# = 0.2!!" = 0.2!h! Jadi hambatan dalam dari power supply programmable power supply ini adalah 0,2 Ohm Selanjutnya untuk menguji sistem perlindungan over temperature, pengujian dilakukan dengan cara memanaskan salah sensor IC LM35 dengan menggunakan solder. Ini dimaksudkan agar nilai temperature maksimal yang diinginkan dapat tercapai. Hal ini dikarenakan jika programmable power supply ini hanya dihubungkan dengan resistor beban, maka temperature pada setiap komponen komponen yang ada di dalamnya tidak pernah mencapai nilai maksimal yang telah dibatasi. Oleh karena itu agar nilai maksimal itu dapat tercapai, maka digunakanlah solder untuk memanaskan sensor IC LM35 tersebut. Jika temperature komponen belum melebihi batas maksmimal, maka indikator LED pada SSR masih tetap menyala seperti yang terlihat pada Gambar 21. Dengan masih terhubungnya transmisi listrik PLN, maka programmable power supply ini masih dapat mengeluarkan tegangan dengan baik seperti yang ditunjukan oleh Gambar 22. Namun ketika temperature maksimal tersebut telah tercapai, maka transmisi listrik PLN akan terputus dari programmable power supply ini. Hal ini ditunjukan dengan padamnya indikator LED pada SSR seperti yang terlihat pada Gambar 23. Dengan terputusnya transmisi listrik PLN, programmable power supply ini tidak dapat lagi mengeluarkan tegangan seperti yang terlihat pada Gambar 24. Untuk melihat grafik arus short circuit terhadap tegangan output programmable power supply ini, dapat

14 Hal: 14 dari 15 Current Short Circuit (A ) Grafik Arus Short Circuit Terhadap VOut Current= 6.496*Vout R² = V. KESIMPULAN 1. Programmable power supply ini memiliki akurasi 99,8 % untuk mengeluarkan nilai tegangan yang telah dimasukan melalui keypad atau komputer. 2. Sistem perlindungan short circuit dan over temperature dari programmable power supply ini telah bekerja dengan baik. 3. Spesifikasi dari programmable power supply ini adalah sebagai berikut AC Input DC Output : VAC 60 Hz : 0 20 ± 0,1 VDC 2 Current Rin : 10 A : 0,2 Ohm Tegangan Output ( V ) 4. Programmable power supply ini sudah dapat dioperasikan pada nilai spesifikasinya dengan baik selama 1 hari. Gambar 20. Grafik Arus Short circuit Terhadap Tegangan Output Programmable Power Supply Gambar 21. Indikator LED SSR Saat Temperature Komponen Komponen Programmable Power supply Belum Melebihi Batas Maksimal Gambar 22. Tegangan Output Dan Arus Programmable Power supply Saat Temperature Komponen Komponen Programmable Power supply Belum Melebihi Batas Maksimal

15 Hal: 15 dari 15 Gambar 23. Indikator LED Solid State Relay Saat Temperature Komponen Komponen Programmable Power supply Telah Melebihi Batas Maksimal Gambar 24. Tegangan Output Dan Arus Programmable Power supply Saat Temperature Komponen Komponen Programmable Power supply Telah Melebihi Batas Maksimal

16 Hal: 16 dari 16 REFERENSI [1] Blattenberger, K. (1996). Dipetik Maret 12, 2013, dari %20Modules/NEETS-Module htm [8] Nasution, M. F. (2012, Mei 30). inirobot.blogspot.com. Dipetik Maret 12, 2012, dari [2] Faulkenberry, L. M. (1982). An Introduction To Operational Amplifier. Taipei: Central Book Company. [3] Horowitz, P. (1980). The Art Of Electronics. Melbourne: Cambridge University Press. [4] Huda, A. A. (2010, April 1). Dipetik Maret 12, 2013, dari enal-motor-servo / [5] Makasenggehe, N. C. (2011). Perancangan Power supply Bebasis Mikrokontroler Menggunakan Keypad Sebagai Pemilih Tegangan. Teknik Elektro Fakultas Teknik UNSRAT. [6] Malvino, A. (1999). Electronic Principles. Singapur: McGrawHill. [7] Nasution, M. F. (2011, November 20). inirobot.blogspot.com. Dipetik Maret 12, 2013, dari ini-robot.blogspot.com/2011/11/komparator.html [9] Purnama, A. (2012, Juni 4). elektronika-dasar.com. Dipetik Maret 12, 2013, dari [10] Sapsal, T. (2011, Juni 6). muhammadt10.student.ipb.ac.id. Dipetik Maret 12, 2013, dari erkenalan-ke-mikrokontroler-avr/ [11] Setiawan, I. (2012, April 7). ml.scribd.com. Dipetik Maret 12, 2013, dari ml.scribd.com/doc/ /tutorial- Microcontroller -AVR-Part-I [12] ShatoMedia. (2008, Desember 30). shatomedia.com. Dipetik Maret 12, 2012, dari [13] Taufik. (1999, Januari). Dipetik Maret 12, 2012, dari [14] Utomo, A. S. (2010, Desember 10). Dipetik Maret 12, 2012, dari r-tegangan-voltage-regulator/

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERACAGA SISTEM Pada bab ini penulis akan menjelaskan mengenai perencanaan modul pengatur mas pada mobile x-ray berbasis mikrokontroller atmega8535 yang meliputi perencanaan dan pembuatan rangkaian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1. 23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Blok Diagram Modul Baby Incubator Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1. PLN THERMOSTAT POWER SUPPLY FAN HEATER DRIVER HEATER DISPLAY

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari perancangan perangkat keras sistem penyiraman tanaman secara

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari perancangan perangkat keras sistem penyiraman tanaman secara IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Realisasi Perangkat Keras Hasil dari perancangan perangkat keras sistem penyiraman tanaman secara otomatis menggunakan sensor suhu LM35 ditunjukkan pada gambar berikut : 8 6

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei 2012. Adapun tempat pelaksanaan penelitian ini adalah di Laboratorium Elektronika Dasar

Lebih terperinci

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. Gambar 4.1 Blok Diagram Sistem. bau gas yang akan mempengaruhi nilai hambatan internal pada sensor gas

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. Gambar 4.1 Blok Diagram Sistem. bau gas yang akan mempengaruhi nilai hambatan internal pada sensor gas BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Blok Diagram Sistem Sensor Gas Komparator Osilator Penyangga/ Buffer Buzzer Multivibrator Bistabil Multivibrator Astabil Motor Servo Gambar 4.1 Blok Diagram

Lebih terperinci

Gambar 3.1. Diagram alir metodologi perancangan

Gambar 3.1. Diagram alir metodologi perancangan 19 BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN 3.1. Metode Perancangan Berikut merupakan diagram alur kerja yang menggambarkan tahapantahapan dalam proses rancang bangun alat pemutus daya siaga otomatis pada Peralatan

Lebih terperinci

SEBAGAI SENSOR CAHAYA DAN SENSOR SUHU PADA MODEL SISTEM PENGERING OTOMATIS PRODUK PERTANIAN BERBASIS ATMEGA8535

SEBAGAI SENSOR CAHAYA DAN SENSOR SUHU PADA MODEL SISTEM PENGERING OTOMATIS PRODUK PERTANIAN BERBASIS ATMEGA8535 3 PENERAPAN FILM Ba 0,55 Sr 0,45 TiO 3 (BST) SEBAGAI SENSOR CAHAYA DAN SENSOR SUHU PADA MODEL SISTEM PENGERING OTOMATIS PRODUK PERTANIAN BERBASIS ATMEGA8535 23 Pendahuluan Indonesia sebagai negara agraris

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Bab ini menguraikan perancangan mekanik, perangkat elektronik dan perangkat lunak untuk membangun Pematrian komponen SMD dengan menggunakan conveyor untuk indutri kecil dengan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung, dari bulan Februari 2014 Oktober 2014. 3.2. Alat dan Bahan Alat

Lebih terperinci

CATU DAYA MENGGUNAKAN SEVEN SEGMENT

CATU DAYA MENGGUNAKAN SEVEN SEGMENT CATU DAYA MENGGUNAKAN SEVEN SEGMENT Hendrickson 13410221 Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma 2010 Dosen Pembimbing : Diah Nur Ainingsih, ST., MT. Latar Belakang Untuk

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Permasalahan Dalam perancangan alat pengendali kipas angin menggunnakan mikrokontroler ATMEGA8535 berbasis sensor suhu LM35 terdapat beberapa masalah yang

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT III.1. Diagram Blok Secara garis besar, diagram blok rangkaian pendeteksi kebakaran dapat ditunjukkan pada Gambar III.1 di bawah ini : Alarm Sensor Asap Mikrokontroler ATmega8535

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat. Mulai. Tinjauan pustaka

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat. Mulai. Tinjauan pustaka 59 BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1. Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat Mulai Tinjauan pustaka Simulasi dan perancangan alat untuk pengendali kecepatan motor DC dengan kontroler PID analog

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 39 BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras elektronik (hardware) dan pembuatan mekanik Eskalator. Sedangkan untuk pembuatan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perangkat Keras ( Hardware) Dalam pembuatan tugas akhir ini diperlukan penguasaan materi yang digunakan untuk merancang kendali peralatan listrik rumah. Materi tersebut merupakan

Lebih terperinci

Diode) Blastica PAR LED. Par. tetapi bisa. hingga 3W per. jalan, tataa. High. dan White. Jauh lebih. kuat. Red. White. Blue. Yellow. Green.

Diode) Blastica PAR LED. Par. tetapi bisa. hingga 3W per. jalan, tataa. High. dan White. Jauh lebih. kuat. Red. White. Blue. Yellow. Green. Par LED W PAR LED (Parabolic Light Emitting Diode) Tidak bisa dielakkan bahwa teknologi lampu LED (Light Emitting Diode) akan menggantikan lampu pijar halogen, TL (tube lamp) dan yang lain. Hal ini karena

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dan perancangan tugas akhir dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011 sampai dengan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1. Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan pada tugas akhir ini yaitu berupa hardware dan software. Table 3.1. merupakan alat dan bahan yang digunakan. Tabel 3.1. Alat dan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. dari bulan November 2014 s/d Desember Alat dan bahan yang digunakan dalam perancangan Catu Daya DC ini yaitu :

III. METODE PENELITIAN. dari bulan November 2014 s/d Desember Alat dan bahan yang digunakan dalam perancangan Catu Daya DC ini yaitu : III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian tugas akhir ini dilakukan di laboratorium Teknik Kendali Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Lampung yang dilaksanakan

Lebih terperinci

SINKRONISASI DAN PENGAMANAN MODUL GENERATOR LAB-TST BERBASIS PLC (HARDWARE) ABSTRAK

SINKRONISASI DAN PENGAMANAN MODUL GENERATOR LAB-TST BERBASIS PLC (HARDWARE) ABSTRAK SINKRONISASI DAN PENGAMANAN MODUL GENERATOR LAB-TST BERBASIS PLC (HARDWARE) Tri Prasetya F. Ir. Yahya C A, MT. 2 Suhariningsih, S.ST MT. 3 Mahasiswa Jurusan Elektro Industri, Dosen Pembimbing 2 Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

Perancangan Dan Realisasi Converter Satu Fasa untuk Baterai Menjalankan Motor AC 1 Fasa 125 Watt

Perancangan Dan Realisasi Converter Satu Fasa untuk Baterai Menjalankan Motor AC 1 Fasa 125 Watt Jurnal Reka Elkomika 2337-439X Januari 2016 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Teknik Elektro Itenas Vol.4 No.1 Perancangan Dan Realisasi Converter Satu Fasa untuk Baterai Menjalankan Motor AC 1

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro 22 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro Fakultas Tekik, Universitas Lampung, yang dilaksanakan mulai bulan Oktober

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Tujuan Pengukuran 4.2. Peralatan Pengukuran

BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Tujuan Pengukuran 4.2. Peralatan Pengukuran BAB IV PEMBAHASAN Setelah perancangan dan pembuatan peralatan selesai, maka tahap selanjutnya akan dibahas mengenai pembahasan dan analisa dari pengukuran yang diperoleh. Untuk mengetahui apakah rangkaian

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN SMPS JENIS PUSH PULL. Pada bab ini dijelaskan tentang perancangan power supply switching push pull

BAB III RANCANGAN SMPS JENIS PUSH PULL. Pada bab ini dijelaskan tentang perancangan power supply switching push pull BAB III RANCANGAN SMPS JENIS PUSH PULL 3.1 Pendahuluan Pada bab ini dijelaskan tentang perancangan power supply switching push pull konverter sebagai catu daya kontroler. Power supply switching akan mensupply

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN 37 BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN 3.1 Perancangan Dalam pembuatan suatu alat atau produk perlu adanya sebuah rancangan yang menjadi acuan dalam proses pembuatanya, sehingga kesalahan yang mungkin timbul

Lebih terperinci

SISTEM BENDUNGAN OTOMATIS MENGGUNAKAN INTERFACING

SISTEM BENDUNGAN OTOMATIS MENGGUNAKAN INTERFACING SISTEM BENDUNGAN OTOMATIS MENGGUNAKAN INTERFACING Latar Belakang Masalah Fungsi bendungan dalam kehidupan sehari-hari Cara pengoperasian bendungan secara manual Cara pengoperasian bendungan secara otomatisasi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan sistem alarm kebakaran menggunakan Arduino Uno dengan mikrokontroller ATmega 328. yang meliputi perancangan perangkat keras (hardware)

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1. Gambaran Umum Sistem Sistem ini terdiri dari 2 bagian besar, yaitu, sistem untuk bagian dari panel surya ke baterai dan sistem untuk bagian dari baterai ke lampu jalan. Blok

Lebih terperinci

VOLTAGE PROTECTOR. SUTONO, MOCHAMAD FAJAR WICAKSONO Program Studi Teknik Komputer, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia

VOLTAGE PROTECTOR. SUTONO, MOCHAMAD FAJAR WICAKSONO Program Studi Teknik Komputer, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia bidang TEKNIK VOLTAGE PROTECTOR SUTONO, MOCHAMAD FAJAR WICAKSONO Program Studi Teknik Komputer, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia Listrik merupakan kebutuhan yang sangat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. : Laboratorium Teknik Kendali Jurusan Teknik Elektro. Universitas Lampung

III. METODE PENELITIAN. : Laboratorium Teknik Kendali Jurusan Teknik Elektro. Universitas Lampung III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu : Juli 2010 November 2010 Tempat : Laboratorium Teknik Kendali Jurusan Teknik Elektro Universitas Lampung B. Alat dan Bahan Alat dan bahan yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pendahuluan Pada bab ini dibahas hasil dari pengujian alat implementasi tugas akhir yang dilakukan di laboratorium Tugas Akhir Program Studi Teknik Elektro. Dengan

Lebih terperinci

Rancang Bangun Modul DC DC Converter Dengan Pengendali PI

Rancang Bangun Modul DC DC Converter Dengan Pengendali PI Rancang Bangun Modul DC DC Converter Dengan Pengendali PI Sutedjo ¹, Zaenal Efendi ², Dina Mursyida 3 Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri ² Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri 3 Mahasiswa D4 Jurusan

Lebih terperinci

BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN

BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN 13 BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN 3.1 Perancangan Sistem Aplikasi ini membahas tentang penggunaan IC AT89S51 untuk kontrol suhu pada peralatan bantal terapi listrik. Untuk mendeteksi suhu bantal terapi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN Penyusunan naskah tugas akhir ini berdasarkan pada masalah yang bersifat aplikatif, yaitu perencanaan dan realisasi alat agar dapat bekerja sesuai dengan perancangan dengan

Lebih terperinci

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan BAB III PEMBUATAN ALAT 3.. Pembuatan Dalam pembuatan suatu alat atau produk perlu adanya sebuah rancangan yang menjadi acuan dalam proses pembuatanya, sehingga kesalahan yang mungkin timbul dapat ditekan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA 4.1 Tujuan Tujuan dari pengujian alat pada tugas akhir ini adalah untuk mengetahui sejauh mana kinerja sistem yang telah dibuat dan untuk mengetahui penyebabpenyebab ketidaksempurnaan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN WHIRLPOOL DENGAN MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER

RANCANG BANGUN WHIRLPOOL DENGAN MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER RANCANG BANGUN WHIRLPOOL DENGAN MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER Cahya Firman AP 1, Endro Wahjono 2, Era Purwanto 3. 1. Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Industri 2. Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri 3.

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR SISTEM PENGISIAN DAYA AKI

BAB II KONSEP DASAR SISTEM PENGISIAN DAYA AKI BAB II KONSEP DASAR SISTEM PENGISIAN DAYA AKI Pada bab ini akan dibahas mengenai dasar sistem yang mendasari perancangan dan perealisasian alat manajemen pengisian daya aki otomatis dua kanal. Pada dasarnya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENULISAN

BAB III METODOLOGI PENULISAN BAB III METODOLOGI PENULISAN 3.1 Blok Diagram Gambar 3.1 Blok Diagram Fungsi dari masing-masing blok diatas adalah sebagai berikut : 1. Finger Sensor Finger sensor berfungsi mendeteksi aliran darah yang

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 PERANCANGAN PERANGKAT KERAS Setelah mempelajari teori yang menunjang dalam pembuatan alat, maka langkah berikutnya adalah membuat suatu rancangan dengan tujuan untuk mempermudah

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560

RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560 RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560 Oleh : Andreas Hamonangan S NPM : 10411790 Pembimbing 1 : Dr. Erma Triawati Ch, ST., MT. Pembimbing 2 : Desy Kristyawati,

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA 4.1 Tujuan Tujuan dari pengujian alat pada tugas akhir ini adalah untuk mengetahui sejauh mana kinerja sistem yang telah dibuat dan untuk mengetahui penyebabpenyebab ketidaksempurnaan

Lebih terperinci

PERANCANGAN CATU DAYA DC TERKONTROL UNTUK RANGKAIAN RESONANSI BERBASIS KUMPARAN TESLA

PERANCANGAN CATU DAYA DC TERKONTROL UNTUK RANGKAIAN RESONANSI BERBASIS KUMPARAN TESLA PERANCANGAN CATU DAYA DC TERKONTROL UNTUK RANGKAIAN RESONANSI BERBASIS KUMPARAN TESLA Heru Pujiyatmoko*), Mochammad Facta, and Agung Warsito Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar 28 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar dan Laboratorium Pemodelan Jurusan Fisika Universitas Lampung. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT Bab ini akan membahas mengenai perancangan dan realisasi perangkat keras serta perangkat lunak dari setiap modul yang mendukung keseluruhan alat yang dibuat. Gambar

Lebih terperinci

BAB III DASAR PEMILIHAN KOMPONEN. 3.1 Pemilihan Komponen Komparator (pembanding) Rangkaian komparator pada umumnya menggunakan sebuah komponen

BAB III DASAR PEMILIHAN KOMPONEN. 3.1 Pemilihan Komponen Komparator (pembanding) Rangkaian komparator pada umumnya menggunakan sebuah komponen BAB III DASAR PEMILIHAN KOMPONEN 3.1 Pemilihan Komponen Komparator (pembanding) Rangkaian komparator pada umumnya menggunakan sebuah komponen Operasional Amplifier (Op-Amp). Adapun komponen yang akan digunakan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Setelah memahami penjelasan pada bab sebelumnya yang berisi tentang metode pengisian, dasar sistem serta komponen pembentuk sistem. Pada bab ini akan diuraikan mengenai perancangan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Dalam perancangan dan implementasi jari animatronik berbasis mikrokontroler ini menggunakan beberapa metode rancang bangun yang pembuatannya terdapat

Lebih terperinci

PWM (PULSE WIDTH MODULATION)

PWM (PULSE WIDTH MODULATION) KEGIATAN BELAJAR 6 PWM (PULSE WIDTH MODULATION) A. Tujuan a. Mahasiswa diharapkan dapat memahami prinsip pembangkitan sinyal PWM analog dan digital b. Mahasiswa diharapkan dapat menggambarkan perbedaan

Lebih terperinci

Air menyelimuti lebih dari ¾ luas permukaan bumi kita,dengan luas dan volumenya yang besar air menyimpan energi yang sangat besar dan merupakan sumber

Air menyelimuti lebih dari ¾ luas permukaan bumi kita,dengan luas dan volumenya yang besar air menyimpan energi yang sangat besar dan merupakan sumber PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR DENGAN MENGGUNAKAN DINAMO SEPEDA YOGI SAHFRIL PRAMUDYA PEMBIMBING 1. Dr. NUR SULTAN SALAHUDDIN 2. BAMBANG DWINANTO, ST.,MT Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berikut sistem dari modul Hot Plate Magnetic Stirrer dapat dilihat pada

BAB III METODE PENELITIAN. Berikut sistem dari modul Hot Plate Magnetic Stirrer dapat dilihat pada 20 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Sistem Hot Plate Magnetic Stirrer Berikut sistem dari modul Hot Plate Magnetic Stirrer dapat dilihat pada Gambar 3.1. Gambar 3.1 Diagram Blok alat 20 21 Fungsi masing-masing

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. 1. Blok Diagram Hot Plate Program LCD TOMBOL SUHU MIKROKON TROLER DRIVER HEATER HEATER START/ RESET AVR ATMega 8535 Gambar 3.1. Blok Diagram Hot Plate Fungsi masing-masing

Lebih terperinci

LAPORAN. Project Microcontroller Semester IV. Judul : Automatic Fan. DisusunOleh :

LAPORAN. Project Microcontroller Semester IV. Judul : Automatic Fan. DisusunOleh : LAPORAN Project Microcontroller Semester IV Judul : Automatic Fan DisusunOleh : Nama: Riesca Nusa.D Nim : 13140002 Nama: Nita Chairunnisa Nim : 13140007 Nama: Iqra Ali Nim : 13140026 Nama: Mufzan Nur Nim

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. MOSFET MOSFET atau Metal Oxyde Semiconductor Field Effect Transistor merupakan salah satu jenis transistor efek medan (FET). MOSFET memiliki tiga pin yaitu gerbang (gate), penguras

Lebih terperinci

Praktikum Rangkaian Elektronika MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA

Praktikum Rangkaian Elektronika MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA DEPARTEMEN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK 2010 MODUL I DIODA SEMIKONDUKTOR DAN APLIKASINYA 1. RANGKAIAN PENYEARAH & FILTER A. TUJUAN PERCOBAAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir dilaksanakan pada bulan Februari 2014 hingga Januari

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir dilaksanakan pada bulan Februari 2014 hingga Januari BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian tugas akhir dilaksanakan pada bulan Februari 2014 hingga Januari 2015. Perancangan dan pengerjaan perangkat keras (hardware) dan laporan

Lebih terperinci

Pemodelan Sistem Kontrol Motor DC dengan Temperatur Udara sebagai Pemicu

Pemodelan Sistem Kontrol Motor DC dengan Temperatur Udara sebagai Pemicu Pemodelan Sistem Kontrol Motor DC dengan Temperatur Udara sebagai Pemicu Brilliant Adhi Prabowo Pusat Penelitian Informatika, LIPI brilliant@informatika.lipi.go.id Abstrak Motor dc lebih sering digunakan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Pada bab ini akan dibahas tentang pengujian berdasarkan perencanaan dari sistem yang dibuat. Pengujian ini dilaksanakan untuk mengetahui kemampuan dari sistem dan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM. Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global.

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM. Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global. BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM 3.1 Perancangan Perangkat Keras 3.1.1 Blok Diagram Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global. Gambar

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM III.1. Analisa Masalah Dalam perancangan sistem otomatisasi pemakaian listrik pada ruang belajar berbasis mikrokontroler terdapat beberapa masalah yang harus

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2013 sampai dengan Maret 2014,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2013 sampai dengan Maret 2014, 41 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2013 sampai dengan Maret 2014, bertempat di Laboratorium Instrumentasi Jurusan Fisika Fakultas Matematika

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI MASALAH

BAB III DESKRIPSI MASALAH BAB III DESKRIPSI MASALAH 3.1 Perancangan Hardware Perancangan hardware ini meliputi keseluruhan perancangan, artinya dari masukan sampai keluaran dengan menghasilkan energi panas. Dibawah ini adalah diagram

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengontrolan sumber tegangan AC 1 fasa dengan memafaatkan sumber

BAB I PENDAHULUAN. pengontrolan sumber tegangan AC 1 fasa dengan memafaatkan sumber BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Regulator tegangan merupakan sebuah rangkaian yang dapat melakukan pengontrolan sumber tegangan AC 1 fasa dengan memafaatkan sumber tegangan AC yang bernilai tetap

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan sistem yang dibuat, mulai dari desain sistem secara keseluruhan, perancangan hardware dan software sampai pada implementasi sistemnya.

Lebih terperinci

BAB III DESAIN BUCK CHOPPER SEBAGAI CATU POWER LED DENGAN KENDALI ARUS. Pada bagian ini akan dibahas cara menkontrol converter tipe buck untuk

BAB III DESAIN BUCK CHOPPER SEBAGAI CATU POWER LED DENGAN KENDALI ARUS. Pada bagian ini akan dibahas cara menkontrol converter tipe buck untuk BAB III DESAIN BUCK CHOPPER SEBAGAI CATU POWER LED DENGAN KENDALI ARUS 3.1. Pendahuluan Pada bagian ini akan dibahas cara menkontrol converter tipe buck untuk menghidupkan HPL (High Power LED) dengan watt

Lebih terperinci

3.2. Tempat Penelitian Penelitian dan pengujian alat dilakukan di lokasi permainan game PT. EMI (Elektronik Megaindo) Plaza Medan Fair.

3.2. Tempat Penelitian Penelitian dan pengujian alat dilakukan di lokasi permainan game PT. EMI (Elektronik Megaindo) Plaza Medan Fair. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Dalam penulisan tugas akhir ini metode yang digunakan dalam penelitian adalah : 1. Metode Perancangan Metode yang digunakan untuk membuat rancangan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Microcontroller Arduino Uno. Power Supply. Gambar 3.1 Blok Rangkaian Lampu LED Otomatis

BAB III PERANCANGAN. Microcontroller Arduino Uno. Power Supply. Gambar 3.1 Blok Rangkaian Lampu LED Otomatis BAB III PERANCANGAN Bab ini membahas perancangan Lampu LED otomatis berbasis Platform Mikrocontroller Open Source Arduino Uno. Microcontroller tersebut digunakan untuk mengolah informasi yang telah didapatkan

Lebih terperinci

yaitu, rangkaian pemancar ultrasonik, rangkaian detektor, dan rangkaian kendali

yaitu, rangkaian pemancar ultrasonik, rangkaian detektor, dan rangkaian kendali BAB III PERANCANGAN 3.1. Blok Diagram Pada dasarnya rangkaian elektronik penggerak kamera ini menggunakan beberapa rangkaian analok yang terbagi menjadi beberapa blok rangkaian utama, yaitu, rangkaian

Lebih terperinci

Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU

Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU Adhe Ninu Indriawan, Hendi Handian Rachmat Subjurusan

Lebih terperinci

Politeknik Elektronika Negeri Surabaya ITS Kampus ITS Sukolilo Surabaya

Politeknik Elektronika Negeri Surabaya ITS Kampus ITS Sukolilo Surabaya Pengaturan Kecepatan Motor Induksi untuk Membuat Simulasi Gelombang Air pada Lab. Pengujian Miniatur Kapal Ir.Hendik Eko H.S, MT. 1, Suhariningsih, S.ST, MT.,Risky Ardianto 3, 1 Dosen Jurusan Teknik Elektro

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. : Laboratorium Teknik Kendali Teknik Elektro Jurusan. Teknik Elektro Universitas Lampung

III. METODOLOGI PENELITIAN. : Laboratorium Teknik Kendali Teknik Elektro Jurusan. Teknik Elektro Universitas Lampung III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu : November 2011 Maret 2013 Tempat : Laboratorium Teknik Kendali Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektro Universitas Lampung B. Alat dan Bahan

Lebih terperinci

PERANCANGAN PEMUTUS ALIRAN LISTRIK OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 TUGAS AKHIR FAHRI MAHYUZAR

PERANCANGAN PEMUTUS ALIRAN LISTRIK OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 TUGAS AKHIR FAHRI MAHYUZAR PERANCANGAN PEMUTUS ALIRAN LISTRIK OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 TUGAS AKHIR FAHRI MAHYUZAR 092408037 PROGRAM STUDI D3 FISIKA INSTRUMENTASI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Rancang Bangun Inverter Tiga Phasa Back to Back Converter Pada Sistem Konversi Energi Angin

Rancang Bangun Inverter Tiga Phasa Back to Back Converter Pada Sistem Konversi Energi Angin Rancang Bangun Inverter Tiga Phasa Back to Back Converter Pada Sistem Konversi Energi Angin Rifdian I.S Program Studi Diploma III Teknik Listrik Bandar Udara Akademi Teknik dan Keselamatan Penerbangan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN ALAT

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN ALAT BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN ALAT III.1. Analisa Permasalahan Masalah yang dihadapi adalah bagaimana untuk menetaskan telur ayam dalam jumlah banyak dan dalam waktu yang bersamaan. Karena kemampuan

Lebih terperinci

PROTOTIPE ALAT PENGISI GALON OTOMATIS PADA DEPOT AIR MINUM ISI ULANG BERBASIS ATMEGA8

PROTOTIPE ALAT PENGISI GALON OTOMATIS PADA DEPOT AIR MINUM ISI ULANG BERBASIS ATMEGA8 Prototipe Alat Pengisi Galon... (Andri) 1 PROTOTIPE ALAT PENGISI GALON OTOMATIS PADA DEPOT AIR MINUM ISI ULANG BERBASIS ATMEGA8 Prototype Tool Auto Charger Gallons Of Water Supply Depot Based Contents

Lebih terperinci

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB III METODE PENELITIAN. Instrumentasi Medis Departemen Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB III METODE PENELITIAN. Instrumentasi Medis Departemen Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian dilakukan di Laboratorium Elektronika, dan Laboratorium Instrumentasi Medis Departemen Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Blok Diagram dan Alur Rangkaian Blok diagram dan alur rangkaian ini digunakan untuk membantu menerangkan proses penyuplaian tegangan maupun arus dari sumber input PLN

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN 42 BAB III METODA PENELITIAN 3.1. Komponen yang digunakan lain: Adapun komponen-komponen penting dalam pembuatan modul ini antara 1. Lampu UV 2. IC Atmega 16 3. Termokopel 4. LCD 2x16 5. Relay 5 vdc 6.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan Januari 2013.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan Januari 2013. III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan Januari 2013. Perancangan alat penelitian dilakukan di Laboratorium Elektronika, Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1. Gambaran Umum Merupakan alat elektronika yang memiliki peranan penting dalam memudahkan pengendalian peralatan elektronik di rumah, kantor dan tempat lainnya.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT Pada bab ini akan dijelaskan perancangan skripsi yang dibuat yang terdiri dari perancangan perangkat keras dan perancangan perangkat lunak. Perancangan perangkat

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM KENDALI EXHAUST FAN MENGGUNAKAN BLUETOOTH

BAB III PERANCANGAN SISTEM KENDALI EXHAUST FAN MENGGUNAKAN BLUETOOTH BAB III PERANCANGAN SISTEM KENDALI EXHAUST FAN MENGGUNAKAN BLUETOOTH 3.1 Flowchart Kendali Exhaust Fan dengan Bluetooth Pada perancangan ini, dibutuhkan kerangka awal sistem yang dibutuhkan sebagai landasan

Lebih terperinci

PENGATUR KECEPATAN MOTOR DC DENGAN SENSOR SUHU BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA16

PENGATUR KECEPATAN MOTOR DC DENGAN SENSOR SUHU BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA16 PENGATUR KECEPATAN MOTOR DC DENGAN SENSOR SUHU BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA16 Kiki Prawiroredjo, Kuat Rahardjo TS & Stevanus* Dosen-Dosen Jurusan Teknik Elektro-FTI, Universitas Trisakti Abstract A telecommunication

Lebih terperinci

kali tombol ON ditekan untuk memulai proses menghidupkan alat. Setting

kali tombol ON ditekan untuk memulai proses menghidupkan alat. Setting 27 BAB III METODOLOGI 3.1 Diagram Blok dan Cara Kerja Diagram blok dan cara kerja dapat dilihat pada gambar 3.1. Gambar 3.1. Blok diagram Prototipe Blood warmer Tegangan PLN diturunkan dan disearahkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Adapun alat dan bahan yang digunakan oleh penulis dalam merancang alat ini adalah sebagai berikut: 3.1.1 Alat Dalam melakukan penelitian ini penulis menggunakan

Lebih terperinci

BAB III. Perencanaan Alat

BAB III. Perencanaan Alat BAB III Perencanaan Alat Pada bab ini penulis merencanakan alat ini dengan beberapa blok rangkaian yang ingin dijelaskan mengenai prinsip kerja dari masing-masing rangkaian, untuk mempermudah dalam memahami

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras elektronik (hardware) dan pembuatan mekanik robot. Sedangkan untuk pembuatan perangkat

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN REALISASI INVERTER MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMEGA168

PERANCANGAN DAN REALISASI INVERTER MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMEGA168 PERANCANGAN DAN REALISASI INVERTER MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMEGA168 Disusun Oleh : Daniel Wahyu Wicaksono (0922036) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Kristen Maranatha Jl. Prof. Drg.

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Diagram Blok Alat

Gambar 3.1 Diagram Blok Alat BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen (uji coba). Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah membuat suatu alat yang dapat menghitung biaya pemakaian

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai bagaimana alat dapat

BAB III PERANCANGAN ALAT. Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai bagaimana alat dapat BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai bagaimana alat dapat menjalankan perintah inputan dan gambaran sistem monitoring Angiography yang bekerja untunk pengambilan data dari

Lebih terperinci

Laporan Praktikum rangkaian listrik dan rangkaian logika. Power supply OLEH: PUTU NOPA GUNAWAN NIM : D

Laporan Praktikum rangkaian listrik dan rangkaian logika. Power supply OLEH: PUTU NOPA GUNAWAN NIM : D Laporan Praktikum rangkaian listrik dan rangkaian logika Power supply OLEH: PUTU NOPA GUNAWAN NIM : D411 10 009 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN 2011 ABSTRAK Power supply adalah

Lebih terperinci

PENGATURAN KECEPATAN DAN POSISI MOTOR AC 3 PHASA MENGGUNAKAN DT AVR LOW COST MICRO SYSTEM

PENGATURAN KECEPATAN DAN POSISI MOTOR AC 3 PHASA MENGGUNAKAN DT AVR LOW COST MICRO SYSTEM PENGATURAN KECEPATAN DAN POSISI MOTOR AC 3 PHASA MENGGUNAKAN DT AVR LOW COST MICRO SYSTEM Fandy Hartono 1 2203 100 067 Dr. Tri Arief Sardjono, ST. MT. 2-1970 02 12 1995 12 1001 1 Penulis, Mahasiswa S-1

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung (khususnya Laboratorium teknik digital) dan

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung (khususnya Laboratorium teknik digital) dan 41 III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dan perancangan tugas akhir dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung (khususnya Laboratorium teknik digital)

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN 3.1 Diagram Blok Rangkaian Secara Detail Pada rangkaian yang penulis buat berdasarkan cara kerja rangkaian secara keseluruhan penulis membagi rangkaian menjadi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Dalam perancangan dan implementasi timbangan digital daging ayam beserta harga berbasis mikrokontroler ini terdapat beberapa masalah yang harus

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN CATU DAYA TERPROGRAM DENGAN TAMPILAN ARUS DAN TEGANGAN BERBASIS MIKROKONTROLER LAPORAN AKHIR

RANCANG BANGUN CATU DAYA TERPROGRAM DENGAN TAMPILAN ARUS DAN TEGANGAN BERBASIS MIKROKONTROLER LAPORAN AKHIR RANCANG BANGUN CATU DAYA TERPROGRAM DENGAN TAMPILAN ARUS DAN TEGANGAN BERBASIS MIKROKONTROLER LAPORAN AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kelulusan Diploma Tiga (D-3) Jurusan Teknik Komputer

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab tiga ini akan dijelaskan perancangan alat, yaitu perancangan perangkat keras dan perangkat lunak. Perancangan perangkat keras terdiri dari perangkat elektronik dan instalasi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat

BAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak ( Software). Pembahasan perangkat keras meliputi perancangan mekanik

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN KERJA ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN KERJA ALAT BAB III PERANCANGAN DAN KERJA ALAT 3.1 DIAGRAM BLOK sensor optocoupler lantai 1 POWER SUPPLY sensor optocoupler lantai 2 sensor optocoupler lantai 3 Tombol lantai 1 Tbl 1 Tbl 2 Tbl 3 DRIVER ATMEGA 8535

Lebih terperinci

INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421) JOBSHEET 2 (PENGUAT INVERTING)

INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421) JOBSHEET 2 (PENGUAT INVERTING) INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421) JOBSHEET 2 (PENGUAT INVERTING) I. TUJUAN Tujuan dari pembuatan modul Penguat Inverting ini adalah: 1. Mahasiswa mengetahui karakteristik rangkaian penguat inverting sebagai

Lebih terperinci