PERANCANGAN SWITCHING CONTROL PADA POMPA DI SIMULATOR SISTEM PENGENDALIAN LEVEL DAN TEMPERATUR ( Rahmat Permanahadi, DR. Ir. Totok Soehartanto, DEA )

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERANCANGAN SWITCHING CONTROL PADA POMPA DI SIMULATOR SISTEM PENGENDALIAN LEVEL DAN TEMPERATUR ( Rahmat Permanahadi, DR. Ir. Totok Soehartanto, DEA )"

Transkripsi

1 PERANCANGAN SWICHING CONROL PADA POMPA DI SIMULAOR SISEM PENGENDALIAN LEVEL DAN EMPERAUR ( Rahmat Permanahadi, DR. Ir. otok Soehartanto, DEA ) Jurusan eknik Fisika-Fakultas eknologi Industri Institut eknologi Sepuluh Nopember Kampus IS, Keputih-Sukolilo, Surabaya 60 rahmat_f39@ep.its.ac.id Abstrak elah dihasilkan sebuah simulator pengendalian level dan temperatur pada tangki vertikal dan horisontal dengan menggunakan software labview. Pada penelitian telah dirancang cascade control untuk mengendalikan temperatur fluida dan Pressure Relief Valve ( PRV ) untuk pengamanan pressure yang berlebih pada tangki vertikal. Akan tetapi penelitian ini belum dirancang sistem pengendalian 2 buah pompa yang ada disimulasi untuk mengalirkan fluida dari tangki vertikal ke tangki horisontal.untuk itu pada penelitian ini dirancang switching control untuk mengatur kerja kedua pompa agar simulator dapat berfungsi dengan baik. Pada ugas Akhir ini, telah dilakukan simulasi dari sistem switching control. Dari hasil simulasi, level dari tangki vertikal dapat dikontrol dengan batas atas level 20 cm dan batas bawah level 3 cm dan tangki dapat dikontrol dengan batas atas level 20 cm dan batas bawah level 3 cm dan dapat mensirkulasikan air dari tangki vertikal ke tangki horisontal dengan laju aliran 0,0005 m 3 /s. Sistem juga memiliki kinerja yang baik dalam merespon gangguan yang diberikan baik secara internal maupun eksternal setelah diberi gangguan penambahan load (laju aliran input) yang mempengaruhi level pada sistem proses tersebut. Kata Kunci : angki vertikal, angki horisontal, Pressure Relief Valve ( PRV ), Cascade Control, Switching control, Level, Labview. BAB I PENDAHULUAN Pada Bab berikut ini akan dijabarkan mengenai latar belakang, permasalahan, pendekatan masalah yang diambil, tujuan dan manfaat yang akan dicapai, beserta sistematika laporan dari penelitian ugas Akhir ini.. Latar Belakang. Di Workshop Instrument akan membangun sebuah miniplant. Miniplant yang akan dirancang adalah simulator sistem pengendalian level dan temperatur. Dengan fluida kerja berupa air (water), dimana pada sistem tersebut terdiri dari 2 tangki, yaitu satu unit tangki horizontal yang berfungsi sebagai penampung air (storage) yang akan menyalurkan fluida ke tangki berikutnya berupa tangki vertikal. Pada tangki vertikal dilengkapi dengan elemen pemanas (heater) yang berfungsi untuk menaikkan temperatur fluida sehingga debit air yang masuk merupakan variabel yang harus dimanipulasi agar tetap terjaga temperatur dan levelnya. Gambar dibawah ini merupakan P&ID dari tangki vertikal Gambar. P&ID tangki Vertikal Untuk itu diperlukan sistem pengendalian bertingkat ( cascade ) pada tangki vertikal dan switching control untuk mensirkulasikan air dari tangki vertikal ke horisontal. Dari hasil karya A yang sudah ada, Dari tugas akhir Fahruly merancang sistem pengendalian bertingkat (cascade control) temperatur dan level pada tangki vertikal. Sebagai pengendali pada sistem tersebut digunakan algoritma pengendalian PID controller. Dari tugas akhir Anugrah merancang Pressure Relief Valve ( PRV ) yang terdapat pada tangki vertikal. Untuk mencegah terjadinya kenaikkan suhu yang berlebih (overheating) yang dapat mempengaruhi kenaikan tekanan, maka diperlukan suatu device yang berfungsi untuk mengendalikan tekanan dengan cara membuang tekanan tersebut ke udara pada saat terjadi overpressure didalam tangki. Gambar 2.2 Posisi Pressure Pelief valve pada tangki vertikal [2] Pompa pada miniplant tidak di kontrol, untuk itu perlu adanya switching control pada pompa untuk mensirkulasikan air dari tangki vertikal ke tangki horisontal. Oleh karena saya mendapat ide untuk menggunakan switching control untuk mengatur pompa untuk mensirkulasikan air dari tangki vertikal ke tangki horisontal. Proses sirkulasi pemanasan air ini terdiri dari tangki vertikal yang didalamnya terdapat heater dan presure savety valve. Dalam tangki vertikal ini terjadi proses pemanasan air sehingga dihasilkan produk berupa fluida panas. Setelah itu tangki vertikal tersebut terhubung dengan tangki horisontal yang digunakan sebagai storage.

2 Proses dari sirkulasi pemanasan air ini adalah air dingin yang berasal dari tangki horisontal dipompakan masuk ke dalam tangki vertikal. Laju aliran air tersebut diatur oleh pompa. Pengaturan laju aliran disini digunakan untuk menjaga level pada tangki vertikal konstan sesuai dengan set point. Untuk menjaga agar level air tersebut sesuai dengan set point, maka digunakan sistem pengendalian level dengan mengatur kerja pompa secara bergantian maka diperlukan switching. Agar switching bekerja maksimal maka diperlukan logic solver. Switching control pompa ini digunakan untuk menjaga agar air tidak memenuhi tangki dan menjaga agar tangki tidak kehabisan air. Dengan kondisi air yang levelnya terjaga maka tangki vertikal tersebut mampu memenuhi permintaan laju keluaran aliran menuju ke tangki horisontal. Selain itu pengendalian level ini juga disesuaikan dengan adanya proses pemanasan air oleh heater. Dengan adanya kenaikan temperatur maka akan menyebabkan terjadinya kenaikan presure. Pada proses pemanasan fluida tersebut sebagian dari fluida berubah menjadi vapor. Perubahan nilai massa vapor hasil evaporasi tersebut dapat meningkatkan besarnya presure pada tangki vertikal. Oleh karena itu pada tangki vertikal dilengkapi dengan pressure safety valve yang digunakan sebagai pengaman apabila sewaktu-waktu pressure pada tangki vertikal tersebut mencapai presur maksimal yang ditentukan berdasarkan spesifikasi pada pressure safety valve. Output pemanaan air dari tangki vertikal dipompakan dengan pompa 2 menuju ke tangki horisontal yang berfungsi sebagai storage. Pada tangki horisontal terdapat Switching control pompa yang digunakan untuk menjaga level agar sesuai set point yang sudah ditetapkan oleh kontroler. Output dari tangki horisontal tersebut masuk kembali ke dalam tangki vertikal untuk kembali ke proses awal lagi. Perkembangan Switching control yang dikembangkan lebih cenderung ke proses safety level switch low (LSL) dan pressure switch low (PSL) dan untuk mengontrol mana yang diinginkan. Pada bidang industri digunakan untuk menswitch apabila terjadi keadaan yang tidak normal ( emergency ). Biasanya Switching control bekerja secara onoff untuk switch. Beberapa alat seperti pressure switch low, flow switch high, dan overload relay pada motor pompa dipasang pada sistem pompa untuk menghindari overload..2 Permasalahan Berdasarkan latar belakang sebelumnya, maka dirumuskanlah permasalahan dalam ugas Akhir ini yang kemudian berdasarkan metodologi yang ada harus dipecahkan. Adapun untuk rumusan permasalahannya adalah sebagai berikut:. Bagaimana membuat switching control pada pompa di simulator water circulation agar bekerja sesuai kebutuhan. 2. Bagaimana menentukan model matematis proses pada tangki horizontal 3. Bagaimana membuat simulator water circulation.3 Batasan Masalah Untuk mempertajam dan memfokuskan permasalahan dalam ugas Akhir ini, beberapa batasan masalah yang diambil diantaranya adalah sebagai berikut:. Simulator yang dipergunakan masih hasil perancangan diatas kertas, jadi saya hanya menggunakannya. 2. Kerja pompa sesuai dengan logic kontrol. 3. Pemodelan disimulasikan dengan mempergunakan software LabVIEW ujuan ujuan dari pengerjaan tugas akhir ini adalah untuk melakukan perancangan switching control pada pompa di simulator sistem pengendalian level dan temperatur untuk mensirkulasikan air dari tangki vertikal ke tangki horisontal dengan menggunakan software labview..5 Metodologi penelitian Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, maka diperlukanlah metodologi yang memuat tahapantahapan dalam menyelesaikan ugas Akhir. Adapun metodologi yang digunakan dalam ugas Akhir ini adalah sebagai berikut:. Studi literatur Studi literatur berhubungan terhadap materi yang terkait dengan pelaksanaan tugas akhir yang akan dilakukan, mengenai: Pemahaman mengenai karakteristik tangki vertikal dan tangki horisontal. Pemahaman mengenai desain tangki vertikal dan tangki horisontal Pemahaman mengenai desain proses pada tangki vertikal dan tangki horisontal. Pemahaman mengenai kesetimbangan massa dan energi Pemahaman mengenai heater, transmitter, actuator. Pemahaman mengenai sistem switching pompa pada simulasi. Pemahaman mengenai pemrograman pada software LabVIEW Pemahaman mengenai interface card dan DAQ 2. Identifikasi variabel dan pemodelan matematis Menentukan dimensi dari tangki vertikal dan tangki horisontal. Menentukan desain proses pada tangki vertikal dan tangki horisontal Menentukan pemodelan matematis dinamika proses di tangki vertikal dan tangki horisontal Menentukan desain switching control yang sesuai dengan proses pada tangki vertikal dan tangki horisontal Penalaan parameter pengendalian proses

3 3. Merancang program switching control pada pompa di simulator sistem pengendalian level dan temperatur: Membuat variabel, parameter, dan persamaan pada software LabVIEW 4. Pembuatan interface antara simulator yang telah dibuat dengan DAQ dan Interface Card: Pengecekan kondisi DAQ dan interface card yang akan digunakan Penggabungan program simulator yang telah dibuat dengan DAQ dan interface card 5. Eksperimen switching control pada pompa dengan simulator yang telah dibuat dalam LabVIEW 6. Penyusunan laporan ugas Akhir. BAB II EORI PENUNJANG Pada bab II ini akan dibahas mengenai teori-teori dasar yang menunjang dalam pengerjaan tugas akhir, diantaranya Deskripsi sistem pengendalian bertingkat (cascade control), transmitter, actuator, aksi pengendalian, Hukum kesetimbangan massa, Hukum kesetimbangan energi serta software Labview yang akan digunakan untuk mensimulasikan sistem yang telah dirancang. 2. angki Vertikal angki vertikal merupakan sebuah tangki yang pada umumnya digunakan sebagai tangki penyimpanan (storage). angki vertikal juga dapat digunakan sebagai tangki untuk suatu proses tertentu, diantaranya adalah proses pemanasan suatu fluida dimana didalam tangki terpasang sebuah heater (pemanas) sebagi sumber panas. 2.2 angki Horisontal angki horisontal dalam proses industri atau plant industri bisanya digunakan sebagai penyimpan atau storage. Pada tangki horisontal variabel yang harus dikontrol tidak terlalu kompleks, biasanya hanya sekitar dua variabel. Berbeda dengan pada tangki vertikal yang lebih kompleks biasanya variabel yang dikontrol lebih banyak seperti temperature, presure, level dan aliran. Sementara itu tangki horisontal sebagaimana fungsinya sebagai storage biasanya hanya mengontrol variabel level dan flow saja. Meskipun demikian ada juga tangki horisontal yang mempunyai variabel yang lebih dari yang saya jelaskan di atas. api pada penelitian ini tangki horisontal digunakan sebagai storage. Untuk perhitungan pada horisontal digunakan persamaan yang sama dengan persamaan yang ada pada tangki vertikal. Merancang diameter sebuah tangki dapat juga didasarkan pada volume total tangki dengan mempergunakan beberapa persamaan yang berkaitan. V = Vi + Vrk (2.8) Dimana V = volume total tangki (ft 3 ) Vi = volume fliuda (ft 3 ) Vrk = volume ruang kosong (ft 3 ) Selain dihitung berdasarkan volume fluida dan volume ruang kosong, volume total tangki dapat dihitung berdasarkan volume silinder tutup atas dan bawah. (2.9) Dimana V = Volume tutup bawah (ft 3 ) V 2 = Volume silinder (ft 3 ) V 3 = Volume tutup atas (ft 3 ) V = V + V 2 + V 3 Pada daerah tutup atas dan bawah dapat diketahui nilai volumenya dengan menggunakan persamaan V = 0, d 3 ft 3 (2.0) Dimana d dalam satuan inch Untuk daerah silinder, yaitu pada bagian yang berbentuk silinder, volume dapat diketahui dengan menggunakan persamaan, V = d 2 L (2.) 4 Jadi volume total dari tangki tersebut adalah V = 2 x 0, d 3 ft 3 + d 2 L (2.2) 4 Dengan didapatkannya nilai diameter dari tangki maka dapat diketahui tinggi dari dari tutup tangki. inggi tutup atas dan bawah (ha) ha = 0,69 d (2.3) inggi bagian silinder (L) L =,5 x d (2.4) 2.3 Proses Pemanasan (heating process) Dalam proses pemanasan (heating process) terdapat dua macam metode Gambar yang 2.2 biasa angki digunakan Horisontal di [3] industri yaitu metode Direct ank Heating dan Indirect ank Heating. Metode Direct ank Heating menempatkan heater di dalam tangki dimana heater akan mengalami kontak langsung dengan media yang akan dipanaskan. Dengan menggunakan metode ini efisiensi heater akan mendekati 00%. Hal ini dikarenakan pemanasan yang dibangkitkan oleh heater dapat diserap langsung oleh proses yang terjadi, selain itu juga dapat mempercepat proses pemanasan.metode yang kedua adalah Indirect tank Heating. Metode ini membutuhkan media untuk mengirimkan panas ke dalam tangki, dengan kata lain elemen heater tidak mengalami kontak langsung dengan media yang akan dipanaskan

4 Heater digunakan untuk meningkatkan temperatur dari suatu fluida pada sebuah tangki. Heater memiliki berbagai macam jenis dan bentuk sesuai dengan range pengukuran temperatur dan ukurannya. Salah satu jenis heater adalah tubular heater yang banyak digunakan pada sebuah tangki. Selain itu terdapat juga thermocouple heater, finned heater yang memiliki karakteristik dan range pengukuran yang berbeda beda. Gambar 2.3 Heater pada sebuah angki Vertikal [2] 2.4. emperatur transmitter Banyak jenis sensor yang digunakan untuk melkukan pengukuran temperatur pada suatu proses, Salah satunya menggunakan sensor RD (Resistance emperatur Detector). Prinsip dari transmitter ini yaitu mengolah hasil pengukuran yang berupa tahanan yang sebanding dengan suhu yang diukur. keluaran ini kemudian diolah dengan rangkaian pengkondisi sinyal sehingga diperoleh keluaran berupa arus 4-20mA. Secara umum fungsi alih dari temperatur transmitter dapat didekati dengan sistem orde sebagaimana pada persamaan dibawah ini oy K (2.5) ox s Gambar 2.4 Skema temperatur transmitter [0] 2.5. Level transmitter ransmitter yang banyak digunakan untuk mengukur ketinggian suatu fluida didalam tangki adalah differential pressure transmitter (DP transmitter). Prinsip kerja DP - ransmitter berdasarkan keseimbangan gaya dua masukan yang berbeda tekanan. Perbedaan tekanan menyebabkan force bar bergerak menuju keseimbangan dan gerakan ini dihubungkan dengan relay. Relay merupakan komponen utama dalam transmitter. Dimana relay merupakan penguat pneumatik yang berfungsi mengubah perubahan kecil pada masukkan menjadi perubahan yang besar pada keluaran. Suplai udara diberikan pada relay yang diletakkan melalui lubang permukaan instrumen. Sinyal input (tekanan nozzle) masuk ke relay melalui lubang yang lain dan bekerja pada suatu diafragma berhubungan dengan steam valve maka akan terjadi dua gerakan. Saat sinyal input naik, steam valve menekan ball valve sehingga menggerakkan flat. Gerakan steam yang lebih besar mengakibatkan menutupnya lubang buang (exhaust), sehingga menyebabkan variasi tekanan pada output. Fungsi alih dari level transmitter dapat didekati dengan sistem orde sebagaimana persamaan dibawah ini L L oy ox mb s U s K s K s v tot (2.6) 2.6. Control valve Valve secara definisi bahasa Indonesia yaitu katup, keran, atau klep, yang mempunyai fungsi sebagai pengatur laju aliran fluida yang melewatinya. Jika katup tersebut diinginkan dapat digerakkan secara otomatis sesuai dengan keinginan maka dibutuhkan katup yang dapat dikendalikan yang biasa disebut disebut control valve. Sedangkan aktuator, dalam bahasa Indonesia, mungkin bisa diartikan sebagai penggerak. Karena memang fungsi sebuah aktuator adalah menggerakkan control valve agar ia terbuka atau tertutup dan selalu ada pada posisi yang dikehendaki pengendalinya....( 2.9 ) 2.7. Pressure Relief Valve Definisi Sistem Pembuangan (relief system) Relief system merupakan proses pembuangan kapasitas maksimum tekanan yang ada didalam sebuah tangki (equipment), (SV/PSV/PRV/BDV), vent scrubber serta vent sistemnya, sistem perpipaan ke flare, flare dari separator, flare-nya sendiri serta sistem pengapiannya. Dimana proses tersebut dilakukan untuk memelihara equipment. Pendefinisian kapasitas maksimum dari fluida yang akan dibuang ke relief system tersebut memerlukan analisa yang dalam dengan berbagai asumsi, tetapi penentuan awal ini yang diperlukan, dengan asumsi umum bahwa dua keadaan emergency oleh kegagalan equipment yang tidak saling berhubungan atau operator error tidak akan terjadi secara sekaligus. Sequence dari keadaan tersebut harus diperhitungkan, dengan jalan mengetahui keseluruhan desain operasional termasuk mengenali tipe driver pompa yang digunakan, sumber cooling water, spare yang disediakan (misal pada vessel body), layout pabrik, instrumentasi, dan philosophy dari emergency shutdown-nya. Proses Kerja pada Pressure Relief Valve Dalam proses perancangan pressure relief valve ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan PRV yang sesuai untuk proses di plant. Adapun hal-hal tersebut antara lain perhitungan Maximum Allowable Working Pressure (MAWP), pressure and flow characteristic, valve sizing. Pada kasus ini hal pertama yang perlu dilakukan adalah menentukan dimensi dari vessel (tangki vertical) serta model matematis dari proses tersebut, kemudian menetukan karakteristik relief valve yang akan digunakan dengan ditinjau dari karakteristik spring force dan pressure force untuk jenis direct acting relief valve. Besarnya tekanan sistem yang dibuang dapat dicari dengan menggunakan persamaan berikut : Pc = Fso Fr As..(2.20)

5 Dimana Pc : Pressure cracking (psi) Fso : Spring force preload ( = Ks.Xo) K s : Spring rate x o : Precompressed spring length Fr : Coulomb friction force As : Spool area normal to pressure Sebagai catatan bahwa kerja dari Fr (coulomb friction force) secara langsung berkebalikan dengan arah gerakan dari spool, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini : Gambar 2. Proses direct acting relief valve [4 ] Gambar 2.2 Hubungan antara Pressure-Level pada Pressure Relief Valve [4] 2.8 Pompa Cara kerja pompa sentrafugal Pompa sentrifugal merupakan salah satu peralatan yang paling sederhana dalam berbagai proses pabrik. Cara kerja pompa jenis ini beroperasi: Cairan dipaksa menuju sebuah impeler oleh tekanan atmosfir, atau dalam hal jet pump oleh tekanan buatan. Baling-baling impeler meneruskan energi kinetik ke cairan, sehingga menyebabkan cairan berputar. Cairan meninggalkan impeler pada kecepatan tinggi. Impeler dikelilingi oleh volute casing atau dalam hal pompa turbin digunakan cincin diffuser stasioner. Volute atau cincin diffuser stasioner mengubah energi kinetik menjadi energi tekanan. Daya hidrolik (hydraulic horse power) Daya hidrolik (daya pompa teoritis) adalah daya yang dibutuhkan untuk mengalirkan sejumlah zat cair. Daya ini dapat dihitung dengan rumus : (2.22) HHP = Dimana : HHP = Daya hidrolik pompa Q = kapasitas pompa (m 3 /s) H = otal head pompa (m) = berat spesifik cairan (kg/m 3 ) 2.7. Hukum kesetimbangan massa Hukum kesetimbangan massa menyatakan bahwa massa tidak dapat diciptakan maupun dimusnahkan. Untuk sebuah volume kontrol, hukum kekekalan massa dapat dinyatakan semata-mata sebagai laju aliran massa yang masuk ke volume kontrol ditambah laju akumulasi massa dalam volume kontrol dikurangi laju aliran massa yang keluar dari volume kontrol. [7] Dengan menggunakan persamaan di bawah maka dapat diidentifikasi variabel keadaan pada tangki vertikal. Massa total didalam tangki : Massa total = V = Ah (2.23) Dimana : = massa jenis fluida V = volume dari fluida A = luas penampang dari tangki vertical H = ketinggian level fluida dalam tangki vertical Atau = = Fi F (2.24) Dimana Fi dan F adalah laju aliran [volume per satuan waktu (ft 3 /min atau m 3 /min)] dari input dan output proses. Dengan mengasumsikan massa jenis dari fluida konstan maka persamaan (2.2) menjadi A = Fi F (2.25) 2.0 Hukum kesetimbangan energi Hukum kesetimbangan energi menyatakan bahwa laju perubahan energi yang tersimpan didalam suatu sistem adalah sebanding dengan laju perubahan energi yang masuk kedalam sistem dijumlahkan dengan energi yang dibangkitkan (generated) oleh sistem itu sendiri kemudian dikurangi dengan laju perubahan energi yang keluar dari sistem. [7] = + Gambar 2.3 Lintasan Aliran Cairan Pompa Sentrifugal [5] Atau

6 = Fi cp (i ref) - F cp ( ref)+ Q (2.26) Dimana: A : luas penampang dari tangki vertikal (m 2 ) h : ketinggian fluida didalam tangki vertical (m) : temperatur fluida didalam tangki ( Fi : Laju aliran yang masuk ke tangki vertikal (m 3 /min) i : temperatur fluida yang masuk ke tangki vertical ( Q : Kalor yang dihasilkan oleh pemanas (heater) (joule) : Massa jenis fluida Cp : Kapasitas panas fluida didalam angki vertikal Sedangkan kesetimbangan energi untuk tangki vertikal berdasar persamaan (2.5) adalah Data Akuisisi dengan labview. Akuisisi data merupakan proses pengalihan data dengan mengkondisikan sinyal masukan data menjadi sinyal digital yang dapat diterima oleh PC atau media elektonik lainnya dimana pada proses akuisisi data terjadi proses mengambil, mengumpulkan dan menyiapkan data, hingga memprosesnya untuk menghasilkan data yang dikehendaki. BAB III PERANCANGAN & PEMBUAAN SIMULASI Pada Bab III ini akan dideskripsikan mengenai proses pada tangki vertikal, yang selanjutnya akan dilakukan pemodelan untuk disimulasikan dengan menggunakan software Labview. (2.27) Dimana nilai F, V,, Cp adalah konstan, maka persamaan (2.27) dapat disederhanakan menjadi (2.28) Dimana Q adalah jumlah energi panas yang dihasilkan oleh pemanas (heater) per satuan waktu. 2. LabVIEW LabVIEW (Laboratory Virtual Instrument Engineering Workbench) merupakan bahasa pemrograman dengan performansi dan fleksibilitas seperti bahas pemrograman yang lain yaitu C++, Fortran, Basic, dan lainlain. Secara umum, bahasa pemrograman menggunakan kode sebagai aplikasinya sehingga aplikasinya sehingga tidak perlu memperhatikan syntax (koma, periode, titik koma, tanda kurung kotak, tanda kurung kurawal, tanda kurung lengkung). LabVIEW menggunakan icon yang dihubungkan bersama untuk mempresentasikan fungsinya dan menjelaskan aliran data dalam program. Hal ini sejenis dengan membangun flowchart kode sesuai dengan yang diinginkan. Program LabVIEW biasa disebut Virtual Instruments (V.I). V.I dibangun oleh dua windows yaitu panel muka (front panel) dan blok diagram. Front Panel menyediakan interface untuk pengguna yang akan mensimulasikan panel untuk instrumen seperti knop, tombol, dan saklar. Masukan pada front panel disebut kontrol. Keluaran yang terdiri dari grafik, LEDs, dan meter disebut indikator. Diagram merupakan source code yang dibuat dan berfungsi sebagai instruksi untuk front panel. Gambar 3. Diagram Alir Perancangan 3. Proses pada Heated Water Circulation Miniplant Proses yang terjadi pada Heated Water Circulation miniplant adalah proses sirkulasi pemanasan air. Pada miniplant ini terjadi proses pencampuran antara air hasil pemanasan oleh heater pada tangki vertikal dengan air yang tersimpan pada tangki horizontal. Pada sistem pengendalian di tangki vertikal, variabel temperatur dipengaruhi oleh level air, sehingga strategi untuk mensirkulasikan air dari tangki vertikal ke tangki horisontal menggunakan switching control pada pompa. Gambar 3.2 menunjukkan diagram alir proses secara keseluruhan dari miniplant heated water circulation. Gambar 2.4 ampilan Vi pada Labview

7 ASME Unfired-Pressure-Vessel Code (lampiran), tangki terbuat dari bahan Carbon steels SA-20 Grade B C-Si type Double Welded Butt Joint dengan ketebalan tangki t = 4/6 sehingga untuk jari-jari dalam dapat ditentukan dari gambar dibawah ini sebagai berikut : diketahui d = 0,9 m jadi R out = 0,455 m t = 4/6 = 0,625 cm R in = 0,455 0,00625 = 0,44875 m Gambar 3.2 Process Flow Diagram 3.2 Perancangan angki Horizontal. angki horisontal Untuk menentukan dimensi dari tangki horisontal maka disesuaikan dengan kapasitas pompa serta waktu untuk memenuhi tangki sesuai dengan pada tangki vertikal. Yaitu kapasitas pompa 7,5 liter / menit dan asumsi bahwa untuk memenuhi dalam kondisi maksimum dari tangki dibutuhkan waktu sekitar 40 menit. Berdasarkan equipment vessel design untuk tangki storage disebutkan bahwa komposisi ideal dalam desain tangki yang diisi air adalah 50 % air dan sisanya 50 % adalah ruang kosong. Dari sini kita akan menghitung dimensi dari tangki berdasarkan persamaan 2.2 dan 2.3 : V fluida = 7,5 liter x 60 menit = 450 liter V tangki = x 450 liter = 900 liter Berdasarkan standar yang ada L =,5 x d sehingga persamaannya menjadi V tangki = 900 liter = 900 dm 3 = 0,9 m 3 = 3,78 ft 3 3,78 = 2 x 0,00049 d 3 + d 2 / 4 X L 3,78 = 2 x 0,00049 d 3 + 3,4 d 2 / 4 X,5 d d = 3 ft = 36 in = 0,9 m = 9 cm Jadi panjang dari bagian silinder tangki L =,5 d L =,5 x 9 cm = 36,5 cm Panjang dari penutup cembung pada tangki dapat dihitung dengan : utup atas = d x 0,69 = 9 x 0,69 = 5,379 cm utup bawah = d x 0,69 = 9 x 0,69 = 5,379 cm Dari situ kita bisa menghitung panjang keseluruhan dari tangki dengan cara : tangki = L tangki + utup atas + utup bawah = 36,5 + 5, ,379 = 67,25 cm =,67 m Penentuan jenis tangki yang digunakan berdasarkan jenis tangki yang beredar dipasaran dimana berdasarkan tabel Gambar 3.3 Jari jari ketebalan tangki 3.3 Pemodelan Proses pada angki Horisontal. Perilaku dan sifat-sifat dari sistem dapat diwakili dalam bentuk model matematis. Model matematis dapat memberi gambaran hubungan fungsional antara masukan dan keluaran dari suatu proses dan merupakan gambaran perilaku dinamik sebuah sistem. Proses yang terjadi pada tangki horisontal adalah fluida yang masuk ke dalam tangki adalah hasil dari pemanasan dari tangki vertikal. Untuk mendapatkan model matematis pada tangki vertikal digunakan hukum kesetimbangan massa dan hukum kesetimbangan energipersamaan dari hukum kesetimbangan massa didapat dari persamaan di bab 2 adalah Parameter : = 000 kg/m3 cp = 4,2 A = 0,442 m 2 Fo =0,0005 (m 3 /s) i =74,5 o = 00 C A = Fi Fo = Fi Fo dh 0,442 Fi 0,0005 dt Untuk persamaan kesetimbangan energi adalah Dalam proses ini, nilai temperatur air yang keluar dari tangki vertikal tidak bisa langsung mencapai setpoint yang ditentukan (00 0 C), dikarenakan proses yang terjadi pada miniplant ini adalah kontinu (sirkulasi). emperatur air yang dikendalikan, dipengaruhi oleh daya heater yang digunakan dan kalor jenis dari air. Kalor jenis air adalah sebesar 4200 j /Kg 0 C, jadi untuk menaikkan temperatur air dengan jumlah Kg/s sebesar 0 C, dibutuhkan kalor sebesar 4200 joule. Daya heater yang digunakan sesuai dengan spesifikasi adalah 500 W,

8 maka kalor yang dihasilkan oleh heater tersebut sebesar 500 j/s. Oleh karena proses pada miniplant ini adalah proses sirkulasi, kalor yang dihasilkan oleh heater juga ditambahkan dengan kalor air yang disirkulasikan kembali kedalam tangki ref) + Q water = Fi cp (i ref) - F cp ( L oy L ox oy ox K s 0,32 2s Oleh karena nilai dari parameter h juga berubah terhadap waktu. Gambar 3.5 Gambar untuk pemodelan level transmitter 3.5 Pemodelan Control Valve Gain total dari control valve didefinisikan sebagai hasil perkalian antara gain perubahan dari arus ke tekanan K / dengan gain aktuator K actuator. i p Gambar 3.4 wirring diagram proses tangki horizontal di labview 3.4 Pemodelan Level ransmitter emperatur transmitter yang digunakan dalam sistem proses ini adalah EJX0A Differential Pressure ransmitter H capsule produk dari Yokogawa Electric Corporation. abel 3.3 Spesifikasi EJX0A Differential Pressure ransmitter EJX0A Differential Pressure ransmitter H capsule Range -500 to 500 kpa (-2000 to 2000 inh2o) Span 2.5 to 500 kpa (0 to 2000 inh2o) Akurasi ±0.04% Output 4 20 ma DC Power BRAIN and HAR: Supply 0.5 to 42 V DC Fungsi alih dari level transmitter dapat didekati dengan sistem orde. Karena Output dari transmitter adalah 4 20 ma, maka diperoleh Gain transmitter Span_ Keluaran 20 4 ma K 0,32mA/ Psi Span_ Variabel_ erukur 26 (67 Psi Dengan adalah konstanta waktu untuk transmitter yang didapat dari spesifikasi alat, besarnya adalah 2 second Berdasarkan data spesifikasi dari level transmitter yang digunakan,. fungsi transfer dari level transmitter adalah sebagai berikut Span_ pressure_ dari_ I / P K I P Span_ input_ Sinyal_ Control 0 00% 20 4 ma K d mmax f ( x) actuator dx Span _ pressuredari I / P 0,6667Kg / s 0 00% Dimana m max = laju aliran maksimum fluida yang masuk ke control valve = 0,6667 Kg/s f ( x) x = karakteristik control valve linier Ktot K I. K P actuator Ktot = 0 00% 0,6667Kg / s ma 0 00% = 0.04 Kg/s/mA Kemudian besar ime Konstan control valve dapat diperoleh dengan menuliskan persamaan V = Fraksi massa Perubahan Control Valve = m b max m m b max b min

9 0, ,6667 Rv = Perbandingan ime Konstan inherent dengan ime Stroke = 0,03 ( untuk jenis aktuator diaphragma ) = 0,3 ( untuk jenis aktuator piston ) v dapat diperoleh dari persamaan berikut Yc v Cv Yc = Faktor Stroking ime Valve = 0,676 Cv = koefisien control Valve = 0,39 cv CV CV v ( V RV ,79s ) 0, ,6667 0,03 Gambar 3.7 Gambar pemodelan pompa di LabVIEW 3.5 Perancangan switching control. Dari gambar plant dapat dilihat pompa pada miniplant tidak di kontrol, untuk itu perlu adanya switching control pada pompa yang dapat membuat pompa bekerja sesuai kebutuhan. Gambar 3.5 menunjukkan switching kontrol yang mengendalikan pompa pada plant. Sehingga Fungsi Alih dari Control Valve adalah sebagai berikut: m b s U s K s v tot mb s U s 0,04,79s Gambar 3.6 Gambar pemodelan control valve di LabVIEW 3.6. Pemodelan Pompa Pompa menggunakan pompa sentrifugal dengan spesifikasi kapasitas pompa ( Q ) = 0,0005 m 3 /s, daya hidrolik pompa (HHP) = 00 watt = 0, kwatt. S.G = 0,99 ( saat 00 C ) K P Span_ Keluaran 0,0005 0m3/ s Span_ Variabel_ erukur 20 4 ma Poy K P Pox Ps Poy 0, P 2s ox 0, Gambar 3.8 Gambar Switching Kontrol yang Berisi Logic Solver Proses dari sirkulasi pemanasan air ini adalah air panas yang berasal dari tangki horisontal dipompakan masuk ke dalam tangki vertikal. Laju aliran air tersebut diatur oleh pompa. Pengaturan laju aliran disini digunakan untuk menjaga level pada tangki vertikal konstan sesuai dengan set point. Untuk menjaga agar level air tersebut sesuai dengan set point, maka digunakan sistem pengendalian level dengan mengatur pompa.di tangki vertikal air di panaskan dengan heater. Output pemanaan air dari tangki vertikal dipompakan dengan pompa 2 menuju ke tangki horisontal yang berfungsi sebagai storage. Untuk itu di perlukan switching control dengan mengatur laju pompa yang ada di proses. Jadi ketika level tangki vertikal low maka pompa akan menyala dan pompa 2 akan mati, ketika level tangki vertikal high pompa 2 akan menyala dan pompa akan mati. Jadi ketika level tangki horisontal low maka pompa 2 akan menyala dan pompa akan mati, ketika level tangki horisontal high pompa akan menyala dan pompa 2 akan mati. Pemodelan Logic Solver di LabVIEW pada gambar 3.9

10 Gambar 3.9 Gambar pemodelan Logic Solver di LabVIEW. Dalam mengandalikan pompa menggunakan switching kontrol dibutuhkan Logic solver yang berisi logika-logika untuk mengondisikan kerja dari pompa. 3.6 Pemasangan Perangkat DAQ dan Interface Card LabVIEW memiliki seperangkat alat dan software yang dapat melakukan fungsi tersebut. Rangkaian yang terbuat dari perangkat tersebut dapat membentuk sebuah sistem data akuisisi seperti yang telah dijelaskan pada bab II. Gambar 3.2. Gambar ampilan Measurement and Automation Explorer g) Untuk mengetahui bahwa perangkat keras DAQ yang terpasang dapat berkomunikasi dengan aplikasi LabVIEW, kita perlu melakukan prosedur Self-est. Seperti yang terlihat pada gambar 3.3 notasi (2). h) Ketika kita aktifkan tombol tersebut, program tersebut akan menjalankan prosedur pemeriksaan perangkat keras yang telah dipasang. Apabila prosedur pemeriksaan berhasil, akan muncul profil seperti pada gambar 3.0. Hal ini berarti perangkat DAQ yang dipasang telah siap untuk dieksploitasi dalam pembuatan simulator seperti yang telah direncanakan. Gambar 3.0. Konfirmasi Self-est berhasil Gambar 3.. Gambar wirring alat untuk membentuk sebuah sistem data akuisisi pada LabVIEW Langkah2 untuk memasang DAQ dan interface: a) masukkan DAQ card ke slot PCI komputer. b) Pasang kabel koneksi dari DAQ card di komputer ke slot input output DAQ c) Pasang kabel inputan tegangan pada kaki 28 untuk + dan kaki 27 untuk ground inputan tegangan dengan pengalamatan AI-4 output seperti gambar 3.8 d) aktifkan menu Measurement and Automation Explorer yang terdapat pada paket aplikasi driver DAQ sehingga terlihat tampilan seperti pada gambar 3.9. e) Prosedur selanjutnya dilakukan sehingga pada layer kita dapat melihat bahwa perangkat DAQ yang akan kita gunakan pada perancangan ini terdeteksi oleh program yang kita buka. f) Seperti yang terlihat pada gambar 3.9 notasi (), terlihat bahwa software LabVIEW yang akan kita gunakan sebagai platform perancangan simulator telah dapat membaca perangkat keras DAQ yang digunakan yaitu NI PCI 622. Notasi Dev yang mengikuti keterangan jenis perangkat keras yang digunakan, menerangkan bahwa alat yang difungsikan pada sistem LabVIEW adalah perangkat keras pertama yang terkoneksi dengan software yang akan dibangun dan siap berkomunikasi dengan perangkat DAQ yang telah terpasang. i) Setelah perangkat DAQ terdeteksi oleh LabVIEW dan berhasil melalui self-test, maka langkah berikutnya adalah proses interfacing simulator yang telah dibuat dengan perangkat DAQ yang telah terpasang. Untuk melakukan hal tersebut kita harus membuat VI yang berfungsi untuk membaca perangkat DAQ yang telah terpasang sehingga dapat berkomunikasi dengan simulator yang telah dibuat. Untuk dapat berkomunikasi maka tipe data keluaran DAQ harus sama dengan tipe data masukan simulator. j) Setelah VI simulator dan VI DAQ telah tersambung, maka proses pengambilan data dan simulasi dapat kita lakukan. 3.0 Desain Simulator. Dari perancangan switching control pada pompa dihasilkan tampilan dari simulator seperti pada gambar 3.0 Gambar 3.3. Gambar tampilan Simulator BAB IV

11 PENGUJIAN DAN ANALISA HASIL SIMULASI Pada bab IV ini akan ditampilkan hasil analisa dari sistem proses yang telah dimodelkan menggunakan labview dimana telah dibahas pada bab sebelumnya. Dari hasil grafik respon hasil simulasi yang telah didapatkan, maka dapat dilakukan analisa. Analisa yang dilakukan adalah dengan menganalisa grafik respon proses dari sistem pengendalian bertingkat tersebut, sehingga nantinya akan menjawab tujuan yang telah ditetapkan pada Bab I. 4.4 Pengujian Open Loop pada Proses angki Horisontal Pengujian open loop ini ditujukan untuk mengetahui kinerja daripada blok proses yang telah kita buat. Simulasi open loop ini dapat menggunakan signal uji step berupa signal masukan laju aliran ke dalam tangki. Pada simulasi open loop ini kita menggunakan signal uji step sebesar 20. Sistem proses yang terjadi pada open loop itu sendiri merupakan penurunan umum dari rumusan 3.2. Berikut adalah model yang diterapkan pada simulasi open loop tangki horisontal Gambar 4.9 Model open loop pada tangki horisontal Untuk pengujian tangki horisontal, diberi inputan berupa sinyal step 37 liter/ menit dan menyebabkan level dalam tangki horisontal setinggi 0,6 meter. No. Input Vertikal Level Vertikal Input Horisontal Level Horisontal Pompa Pom 2 0, ON OFF 2 0, ON OFF , OFF ON , OFF ON 5 0, ON OFF abel 4. merupakan data hasil uji Logic Solver untuk Switching control pada pompa. angki Vertikal diberi batas atas 200 cm dan batas bawah 0 cm, untuk angki Horisontal diberi batas atas 200 cm dan batas bawah 0 cm. Jika tangki vertikal kosong maka pompa akan hidup dan pompa 2 akan mati, jika tangki vertikal penuh maka pompa akan mati dan pompa 2 akan hidup. Begitu juga sebaliknya Jika tangki vertikal horisontal kosong maka pompa akan mati dan pompa 2 akan hidup, jika tangki horisontal penuh maka pompa akan hidup dan pompa 2 akan mati. 4.6 Uji close loop simulasi Offline. Setelah dilakukan pengujian open loop pada sistem yang telah dibuat, maka perlu diuji pula sistem pengendalian dengan uji closed loop, yaitu dengan memberikan masukan berupa sinyal step sebesar setpoint yang sesuai dengan kondisi sebenarnya. Pada pengujian ini akan diberikan input step sebesar 00 o C. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja sistem pengendalian yang telah kita rancang agar mampu mencapai setpoint yang telah kita berikan. Parameter kontrol pada uji closed loop ini menggunakan parameter kontrol yang telah didapatkan pada subbab sebelumnya dan dengan switching control. Berikut adalah sistem pengendalian yang telah dibuat untuk switching control Gambar 4.0 Gambar level angki Horisontal ketika diberi inputan aliran fluida sebanyak 37 liter/ menit. 4.5 Uji Switching Control pada pompa. Gambar 4. Gambar Model simulasi Dari logic solver didapatkan pembacaan data dari level di tangki vertical dan tangki horisontal. Gambar 4.2 Gambar Uji level pada level vertikal abel. 4. Data Switching Control berdasarkan Logic Solver Dari logic solver didapatkan pembacaan data dari level horisontal

12 Pada saat level air pada tangki vertikal 3.02 cm, level air pada tangki horisontal cm dam kondisi pompa menyala dan pompa 2 mati. Gambar 4.3 Gambar Uji level pada level horisontal Kondisi pompa OFF dan pompa 2 ON abel 4.2 abel Pembacaan data Switching control pada simulasi No. Level vertical ( cm ) Level horizontal ( cm ) Pompa Pompa ON OFF ON OFF ON OFF ON OFF ON OFF ON OFF ON OFF ON OFF ON OFF ON OFF ON OFF ON OFF ON OFF OFF ON OFF ON OFF ON OFF ON OFF ON OFF ON OFF ON OFF ON ON OFF ON OFF ON OFF ON OFF Gambar 4.6 Gambar simulasi ketika pompa OFF dan pompa 2 ON Uji close loop simulasi secara Online Pengujian penambahan laju aliran input sebesar 6 liter/min Pengujian yang pertama adalah dengan menambahkan load pada laju aliran yang masuk kedalam tangki vertikal sebesar 6 ltr/min (3,0 Volt) Gambar 4.25 egangan untuk flow input 6liter/min Pada saat level air pada tangki vertikal 3.02 cm, level air pada tangki horisontal cm dam kondisi pompa menyala dan pompa 2 mati. Kondisi pompa ON dan pompa 2 OFF Gambar Grafik egangan yang masuk 3 volt sebagai load sistem. Gambar 4.5 Gambar simulasi ketika pompa ON dan pompa 2 OFF

13 Carbon steels SA-20 Grade B C-Si type Double Welded Butt Joint. elah dilakukan simulasi switching kontrol dengan menswitching pompa pada plant simulator pengandalian level dan temperatur dengan mengendalikan batas atas level ditangki vertikal 20 cm dan batas bawah 3 cm dan batas atas level ditangki horisontal 20 cm dan batas bawah 3 cm. dan dapat mensirkulasikan air dari tangki vertikal ke tangki horisontal dengan laju aliran 0,0005 m 3 /s. Menggunakan perangkat DAQ guna memberikan sinyal masukan secara eksternal sebanyak tiga data Gambar 4.26 Grafik Respon dengan load 6 ltr/min (3,0 Volt) Pengujian penambahan laju aliran input sebesar 2 liter/min Pengujian yang kedua adalah dengan menambahkan load pada laju aliran yang masuk kedalam tangki vertikal sebesar 2 ltr/min (6,07 Volt). 5.2 Saran Beberapa saran yang dapat disampaikan untuk penelitian selanjutnya adalah sebagai berikut: Untuk penelitian selanjutnya bisa dilakukan uji simulasi distribusi aliran tekanan dengan menggunakan software penunjang yang lain secara jelas sehingga dapat diketahui nilai efisiensi tekanan pada prosesnya. DAFAR PUSAKA Gambar 4.27 egangan untuk flow input 2 liter/min Gambar Grafik egangan yang masuk 6 volt sebagai load sistem. Gambar 4.28 Grafik Respon dengan load ltr/min (6,07 Volt) BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5. Kesimpulan Dari penelitian yang dilakukan diperoleh beberapa kesimpulan yaitu: elah dirancang sebuah tangki horisontal dengan diameter 0,9m, tinggi,5 m terbuat dari bahan. B. W. Bequette, Process Control: Modeling, Design And Simulation, Upper Saddle River,New Jersey: Prentice Hall, Brownell, Lloyd E and Edwin H Young Process Equipment Design : Vessel design. Jonh Willey & sons Inc, USA 3. D. E. Seborg,. F. Edgar, and D. A. Mellichamp. Process Dynamics and Control, New York: John Wiley, Driedger, Walter Controling Vessel and ank, A Paper that was firstly published in Hydrocarbon Processing on March G. Stephanopoulos. Chemical Process Control. An Introduction to heory and Practice,Englewood Cliffs, N.J.: Prentice Hall, Gunterus, Frans Falsafah Dasar Sistem Pengendalian Proses. Jakarta : Elex Media Komputindo. 7. Incropera, Frank Fundamental of Heat and Mass ransfer 3nd Edition. USA : John Willy & Sons, Inc. 8. Ogata, Katsuhiko eknik Kontrol Automatik Jilid. Jakarta : Penerbit Erlangga. 9. M. L. Luyben and W. L. Luyben. Essentials of process control, New York: McGraw-Hill, YOKOGAWA electric corporation ; Product Information: YA emperature ransmitters. YOKOGAWA electric corporation ; Product Information: EJX0A Differential Pressure ransmitter 2. Wikipedia Indonesia

14 Biodata: Nama : Rahmat Permanahadi L : Surabaya, 26 Pebruari 986 Alamat : Gunung Sari Indah -5 Surabaya Riwayat Pendidikan: 2007-sekarang : S Lintas Jalur-Jurusan eknik Fisika IS : D3. Instrumentasi Jurusaneknik Fisika IS : SMAN 22 Surabaya : SMPN 6 Surabaya : SDN Jajar unggal III Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pada Bab berikut ini akan dijabarkan mengenai latar belakang, permasalahan, pendekatan masalah yang diambil, tujuan dan manfaat yang akan dicapai,beserta sistematika laporan dari penelitian

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SIMULASI

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SIMULASI BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SIMULASI Pada Bab III akan dibahas perancangan simulasi kontrol level deaerator. Pada plant sebenarnya di PLTU Suralaya, untuk proses kontrol level deaerator dibuat di

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Pengendalian Level Pada Steam drum dengan Menggunakan Kontroller PID di PT Indonesia Power Ubp Sub Unit Perak-Grati

Perancangan Sistem Pengendalian Level Pada Steam drum dengan Menggunakan Kontroller PID di PT Indonesia Power Ubp Sub Unit Perak-Grati JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6 1 Perancangan Sistem Pengendalian Level Pada Steam drum dengan Menggunakan Kontroller PID di PT Indonesia Power Ubp Sub Unit Perak-Grati Rian Apriansyah,

Lebih terperinci

Desain Kendali pada Sistem Steam Drum Boiler dengan Memperhitungkan Control Valve

Desain Kendali pada Sistem Steam Drum Boiler dengan Memperhitungkan Control Valve Desain Kendali pada Sistem Steam Drum Boiler dengan Memperhitungkan Control Valve ROFIKA NUR AINI 1206 100 017 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Kontrol Level dan Pressure Steam Generator pada Simulator Mixing Process di Workshop Instrumentasi

Rancang Bangun Sistem Kontrol Level dan Pressure Steam Generator pada Simulator Mixing Process di Workshop Instrumentasi JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-153 Rancang Bangun Sistem Kontrol Level dan Pressure Steam Generator pada Simulator Mixing Process di Workshop Instrumentasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1. Pengertian Sistem Kontrol Sistem kontrol adalah proses pengaturan atau pengendalian terhadap satu atau beberapa besaran (variable, parameter) sehingga berada pada suatu harga

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Dalam bab ini penulis akan menjelaskan mengenai perancangan sistem pemanasan air menggunakan SCADA software dengan Wonderware InTouch yang terdiri dari perangkat keras (hardware)

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN PEMBAKARAN PADA DUCTBURNER WASTE HEAT BOILER (WHB) BERBASIS LOGIC SOLVER

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN PEMBAKARAN PADA DUCTBURNER WASTE HEAT BOILER (WHB) BERBASIS LOGIC SOLVER PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN PEMBAKARAN PADA DUCTBURNER WASTE HEAT BOILER (WHB) BERBASIS LOGIC SOLVER Oleh : AMRI AKBAR WICAKSONO (2406 100 002) Pembimbing: IBU RONNY DWI NORIYATI & BAPAK TOTOK SOEHARTANTO

Lebih terperinci

SISTEM KENDALI DIGITAL

SISTEM KENDALI DIGITAL SISTEM KENDALI DIGITAL Sistem kendali dapat dikatakan sebagai hubungan antara komponen yang membentuk sebuah konfigurasi sistem, yang akan menghasilkan tanggapan sistem yang diharapkan. Jadi harus ada

Lebih terperinci

Tabel 1. Parameter yang digunakan pada proses Heat Exchanger [1]

Tabel 1. Parameter yang digunakan pada proses Heat Exchanger [1] 1 feedback, terutama dalam kecepatan tanggapan menuju keadaan stabilnya. Hal ini disebabkan pengendalian dengan feedforward membutuhkan beban komputasi yang relatif lebih kecil dibanding pengendalian dengan

Lebih terperinci

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor.

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor. 7 Gambar Sistem kalibrasi dengan satu sensor. Besarnya debit aliran diukur dengan menggunakan wadah ukur. Wadah ukur tersebut di tempatkan pada tempat keluarnya aliran yang kemudian diukur volumenya terhadap

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Dasar-dasar Pompa Sentrifugal Pada industri minyak bumi, sebagian besar pompa yang digunakan ialah pompa bertipe sentrifugal. Gaya sentrifugal ialah sebuah gaya yang timbul akibat

Lebih terperinci

UJI PERFORMANSI PADA SISTEM KONTROL LEVEL AIR DENGAN VARIASI BEBAN MENGGUNAKAN KONTROLER PID

UJI PERFORMANSI PADA SISTEM KONTROL LEVEL AIR DENGAN VARIASI BEBAN MENGGUNAKAN KONTROLER PID UJI PERFORMANSI PADA SISTEM KONTROL LEVEL AIR DENGAN VARIASI BEBAN MENGGUNAKAN KONTROLER PID Joko Prasetyo, Purwanto, Rahmadwati. Abstrak Pompa air di dunia industri sudah umum digunakan sebagai aktuator

Lebih terperinci

PENGENDALIAN KETINGGIAN AIR PADA DISTILASI AIR LAUT MENGGUNAKAN KONTROLER ON-OFF PROPOSAL SKRIPSI

PENGENDALIAN KETINGGIAN AIR PADA DISTILASI AIR LAUT MENGGUNAKAN KONTROLER ON-OFF PROPOSAL SKRIPSI PENGENDALIAN KETINGGIAN AIR PADA DISTILASI AIR LAUT MENGGUNAKAN KONTROLER ON-OFF PROPOSAL SKRIPSI KONSENTRASI SISTEM KONTROL Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Teknik

Lebih terperinci

PENGENDALIAN PROSES EVAPORASI PADA PABRIK UREA MENGGUNAKAN KENDALI JARINGAN SARAF TIRUAN

PENGENDALIAN PROSES EVAPORASI PADA PABRIK UREA MENGGUNAKAN KENDALI JARINGAN SARAF TIRUAN PENGENDALIAN PROSES EVAPORASI PADA PABRIK UREA MENGGUNAKAN KENDALI JARINGAN SARAF TIRUAN Nazrul Effendy 1), Masrul Solichin 2), Teuku Lukman Nur Hakim 3), Faisal Budiman 4) Jurusan Teknik Fisika, Fakultas

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN TEMPERATUR PADA JAKET TABUNG BIOREAKTOR ANAEROB

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN TEMPERATUR PADA JAKET TABUNG BIOREAKTOR ANAEROB PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN TEMPERATUR PADA JAKET TABUNG BIOREAKTOR ANAEROB Oleh : Syafrial Nurdiansyah NRP 2406 100 037 Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Totok Soehartanto, DEA NIP 19650309 19902 1 001 Ir.

Lebih terperinci

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya MATERI PENGENDALI

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya MATERI PENGENDALI Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya MATERI PENGENDALI Contoh Soal Ringkasan Latihan Assessment Kontroler merupakan salah satu komponen dalam sistem pengendalian yang memegang peranan sangat penting.

Lebih terperinci

PENGENDALIAN SUHU DAN KELEMBABAN PROSES PEMATANGAN KEJU MENGGUNAKAN KONTROLER PID BERBASIS PLC. Publikasi Jurnal Skripsi

PENGENDALIAN SUHU DAN KELEMBABAN PROSES PEMATANGAN KEJU MENGGUNAKAN KONTROLER PID BERBASIS PLC. Publikasi Jurnal Skripsi PENGENDALIAN SUHU DAN KELEMBABAN PROSES PEMATANGAN KEJU MENGGUNAKAN KONTROLER PID BERBASIS PLC Publikasi Jurnal Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Disusun

Lebih terperinci

PENGENDALIAN OPTIMAL PADA SISTEM STEAM DRUM BOILER MENGGUNAKAN METODE LINEAR QUADRATIC REGULATOR (LQR) Oleh : Ika Evi Anggraeni

PENGENDALIAN OPTIMAL PADA SISTEM STEAM DRUM BOILER MENGGUNAKAN METODE LINEAR QUADRATIC REGULATOR (LQR) Oleh : Ika Evi Anggraeni PENGENDALIAN OPTIMAL PADA SISTEM STEAM DRUM BOILER MENGGUNAKAN METODE LINEAR QUADRATIC REGULATOR (LQR) Oleh : Ika Evi Anggraeni 206 00 03 Dosen Pembimbing : Dr. Erna Apriliani, M.Si Hendra Cordova, ST,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berefisiensi tinggi agar menghasilkan produk dengan kualitas baik dalam jumlah

BAB II LANDASAN TEORI. berefisiensi tinggi agar menghasilkan produk dengan kualitas baik dalam jumlah BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Umum Didalam dunia industri, dituntut suatu proses kerja yang aman dan berefisiensi tinggi agar menghasilkan produk dengan kualitas baik dalam jumlah banyak serta dengan waktu

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN LEVEL DAN INTERLOCK STEAM DRUM DENGAN DUA ELEMEN KONTROL DI PT. INDONESIA POWER UBP SUB UNIT PERAK.

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN LEVEL DAN INTERLOCK STEAM DRUM DENGAN DUA ELEMEN KONTROL DI PT. INDONESIA POWER UBP SUB UNIT PERAK. PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN LEVEL DAN INTERLOCK STEAM DRUM DENGAN DUA ELEMEN KONTROL DI PT. INDONESIA POWER UBP SUB UNIT PERAK. Seminar Oleh : Wahid Abdurrahman 2409 105 006 Pembimbing : Hendra Cordova

Lebih terperinci

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan BAB III PEMBUATAN ALAT 3.. Pembuatan Dalam pembuatan suatu alat atau produk perlu adanya sebuah rancangan yang menjadi acuan dalam proses pembuatanya, sehingga kesalahan yang mungkin timbul dapat ditekan

Lebih terperinci

Sedangkan untuk hasil perhitungan dengan parameter tuning PID diperoleh :

Sedangkan untuk hasil perhitungan dengan parameter tuning PID diperoleh : 4.2 Self Tuning PID Controller Untuk lebih memaksimalkan fungsi controller maka perlu dilakukan tuning lebih lanjut terhadap parameter PID pada controller yaitu pada nilai PB, Ti, dan Td. Seperti terlihat

Lebih terperinci

POMPA. yusronsugiarto.lecture.ub.ac.id

POMPA. yusronsugiarto.lecture.ub.ac.id POMPA yusronsugiarto.lecture.ub.ac.id PENGERTIAN KARAKTERISTIK SISTIM PEMOMPAAN JENIS-JENIS POMPA PENGKAJIAN POMPA Apa yang dimaksud dengan pompa dan sistem pemompaan? http://www.scribd.com/doc/58730505/pompadan-kompressor

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM 42 BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini dijelaskan pembuatan alat yang dibuat dalam proyek tugas akhir dengan judul rancang bangun sistem kontrol suhu dan kelembaban berbasis mirkrokontroler

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian sebelumnya berjudul Feedforward Feedback Kontrol Sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian sebelumnya berjudul Feedforward Feedback Kontrol Sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Studi Pustaka Penelitian sebelumnya berjudul Feedforward Feedback Kontrol Sebagai Pengontrol Suhu Menggunakan Proportional Integral berbasis Mikrokontroler ATMEGA 8535 [3].

Lebih terperinci

BAB III DINAMIKA PROSES

BAB III DINAMIKA PROSES BAB III DINAMIKA PROSES Tujuan Pembelajaran Umum: Setelah membaca bab ini diharapkan mahasiswa dapat memahami Dinamika Proses dalam Sistem Kendali. Tujuan Pembelajaran Khusus: Setelah mengikuti kuiah ini

Lebih terperinci

FUZZY LOGIC UNTUK KONTROL MODUL PROSES KONTROL DAN TRANSDUSER TIPE DL2314 BERBASIS PLC

FUZZY LOGIC UNTUK KONTROL MODUL PROSES KONTROL DAN TRANSDUSER TIPE DL2314 BERBASIS PLC FUZZY LOGIC UNTUK KONTROL MODUL PROSES KONTROL DAN TRANSDUSER TIPE DL2314 BERBASIS PLC Afriadi Rahman #1, Agus Indra G, ST, M.Sc, #2, Dr. Rusminto Tjatur W, ST, #3, Legowo S, S.ST, M.Sc #4 # Jurusan Teknik

Lebih terperinci

PERANCANGAN AUTOMATIC BACKWASH PADA TANGKI SAND FILTER DI IPA I PDAM GRESIK (Nur Rahmah Awaliyah; Dr. Ir.Totok Soehartanto, DEA)

PERANCANGAN AUTOMATIC BACKWASH PADA TANGKI SAND FILTER DI IPA I PDAM GRESIK (Nur Rahmah Awaliyah; Dr. Ir.Totok Soehartanto, DEA) PERANCANGAN AUTOMATIC BACKWASH PADA TANGKI SAND FILTER DI IPA I PDAM GRESIK (Nur Rahmah Awaliyah; Dr. Ir.Totok Soehartanto, DEA) Program Studi S-1 Teknik Fisika Fakultas Teknologi Industri - Institut Teknologi

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Kontrol On/Off Multivariabel Level dan Temperatur Berbasis Microcontroller

Perancangan Sistem Kontrol On/Off Multivariabel Level dan Temperatur Berbasis Microcontroller Perancangan Sistem Kontrol On/Off Multivariabel Level dan Temperatur Berbasis Microcontroller Ridwan Yunus 1, V. Vekky R. Repi 1, Fitria Hidayanti 1 1 Program Studi Teknik Fisika, Fakultas Teknik dan Sains,

Lebih terperinci

BAB 5 KOMPONEN DASAR SISTEM KONTROL

BAB 5 KOMPONEN DASAR SISTEM KONTROL BAB 5 KOMPONEN ASAR SISTEM KONTROL 5. SENSOR AN TRANSMITER Sensor: menghasilkan fenomena, mekanik, listrik, atau sejenisnya yang berhubungan dengan variabel proses yang diukur. Trasmiter: mengubah fenomena

Lebih terperinci

KONTROL CASCADE GENERALIZED PREDICTIVE UNTUK BOILER DRUM LEVEL BY ASTRIATONO ( )

KONTROL CASCADE GENERALIZED PREDICTIVE UNTUK BOILER DRUM LEVEL BY ASTRIATONO ( ) KONTROL CASCADE GENERALIZED PREDICTIVE UNTUK BOILER DRUM LEVEL BY ASTRIATONO (2210105028) PERMASALAHAN PERUBAHAN JUDUL Pergantian judul hanya mengubah metode kontrol yang digunakan dikarenakan plant boiler

Lebih terperinci

ISTILAH-ISTILAH DALAM SISTEM PENGATURAN

ISTILAH-ISTILAH DALAM SISTEM PENGATURAN ISTILAH-ISTILAH DALAM SISTEM PENGATURAN PENGANTAR Sistem pengaturan khususnya pengaturan otomatis memegang peranan yang sangat penting dalam perkembangan ilmu dan teknologi. Dalam bahasan ini, akan diberikan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian. Alat dan Bahan Penelitian. Prosedur Penelitian

METODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian. Alat dan Bahan Penelitian. Prosedur Penelitian METODOLOGI PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan dari bulan Januari hingga November 2011, yang bertempat di Laboratorium Sumber Daya Air, Departemen Teknik Sipil dan

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Pengendalian Level pada Knock Out Gas Drum Menggunakan Pengendali PID di Plant LNG

Rancang Bangun Sistem Pengendalian Level pada Knock Out Gas Drum Menggunakan Pengendali PID di Plant LNG Rancang Bangun Sistem Pengendalian Level pada Knock Out Gas Drum Menggunakan Pengendali PID di Plant LNG Paisal Tajun Aripin 1, Erna Kusuma Wati 1, V. Vekky R. Repi 1, Hari Hadi Santoso 1,2 1 Program Studi

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Tempat dan waktu penelitian yang telah dilakukan pada penelitian ini adalah

III. METODELOGI PENELITIAN. Tempat dan waktu penelitian yang telah dilakukan pada penelitian ini adalah III. METODELOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat dan waktu penelitian yang telah dilakukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 3.1.1 Tempat penelitian Penelitian dan pengambilan

Lebih terperinci

Materi 9: Fuzzy Controller

Materi 9: Fuzzy Controller Materi 9: Fuzzy Controller I Nyoman Kusuma Wardana Sistem Komputer STMIK STIKOM Bali Introduction to Fuzzy Logic Kusuma Wardana, M.Sc. 2 Logika Fuzzy dapat diterapkan sebagai algoritma dalam sistem kontrol

Lebih terperinci

Pertemuan-1: Pengenalan Dasar Sistem Kontrol

Pertemuan-1: Pengenalan Dasar Sistem Kontrol Pertemuan-1: Pengenalan Dasar Sistem Kontrol Tujuan Instruksional Khusus (TIK): Mengerti filosopi sistem control dan aplikasinya serta memahami istilahistilah/terminology yang digunakan dalam system control

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Chevron Corporation merupakan salah satu perusahaan dunia yang bergerak dalam bidang minyak bumi dan gas yang berpusat di California, Amerika Serikat. Di Indonesia

Lebih terperinci

STUDI PERFORMANSI SISTEM PENGENDALIAN TEMPERATUR, RELIABILITY DAN SAFETY PADA HEAT EXCHANGER PT. PETROWIDADA GRESIK

STUDI PERFORMANSI SISTEM PENGENDALIAN TEMPERATUR, RELIABILITY DAN SAFETY PADA HEAT EXCHANGER PT. PETROWIDADA GRESIK STUDI PERFORMANSI SISTEM PENGENDALIAN TEMPERATUR, RELIABILITY DAN SAFETY PADA HEAT EXCHANGER PT. PETROWIDADA GRESIK NOVAN YUDHA ARMANDA 2409 105 032 DOSEN PEMBIMBING: IR. RONNY DWI NORIYATI M.KES IMAM

Lebih terperinci

DESAIN SISTEM KENDALI TEMPERATUR UAP SUPERHEATER DENGAN METODE FUZZY SLIDING MODE CONTROL

DESAIN SISTEM KENDALI TEMPERATUR UAP SUPERHEATER DENGAN METODE FUZZY SLIDING MODE CONTROL J. Math. and Its Appl. ISSN: 1829-605X Vol. 13, No. 1, Mei 2016, 37-48 DESAIN SISTEM KENDALI TEMPERATUR UAP SUPERHEATER DENGAN METODE FUZZY SLIDING MODE CONTROL Mardlijah 1, Mardiana Septiani 2,Titik Mudjiati

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM 3.1. Spesifikasi Sistem Sebelum merancang blok diagram dan rangkaian terlebih dahulu membuat spesifikasi awal rangkaian untuk mempermudah proses pembacaan, spesifikasi

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN PEMBAKARAN PADA DUCT BURNER WASTE HEAT BOILER (WHB) BERBASIS LOGIC SOLVER

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN PEMBAKARAN PADA DUCT BURNER WASTE HEAT BOILER (WHB) BERBASIS LOGIC SOLVER ERANCANGAN SISEM ENGENDALIAN EMBAKARAN ADA DUC BURNER WASE HEA BOILER (WHB) BERBASIS LOGIC SOLVER Amri Akbar Wicaksono, Ronny Dwi riyati, otok Soehartanto. Jurusan eknik Fisika Fakultas eknologi Industri

Lebih terperinci

Makalah Seminar Kerja Praktek ANALISA SISTEM FLOW CONTROL amdea DI CO 2 REMOVAL PLANT SUBANG

Makalah Seminar Kerja Praktek ANALISA SISTEM FLOW CONTROL amdea DI CO 2 REMOVAL PLANT SUBANG Makalah Seminar Kerja Praktek ANALISA SISTEM FLOW CONTROL amdea DI CO 2 REMOVAL PLANT SUBANG Bambang Nur Cahyono (L2F008013) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang Jln.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. berdasarkan prosedur yang telah di rencanakan sebelumnya. Dalam pengambilan data

III. METODOLOGI PENELITIAN. berdasarkan prosedur yang telah di rencanakan sebelumnya. Dalam pengambilan data 26 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Instalasi Pengujian Pengujian dengan memanfaatkan penurunan temperatur sisa gas buang pada knalpot di motor bakar dengan pendinginan luar menggunakan beberapa alat dan

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Pengendalian Tekanan dan Laju Aliran Untuk Kebutuhan Refueling System Pada DPPU Juanda-Surabaya

Perancangan Sistem Pengendalian Tekanan dan Laju Aliran Untuk Kebutuhan Refueling System Pada DPPU Juanda-Surabaya JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 Perancangan Sistem Pengendalian Tekanan dan Laju Aliran Untuk Kebutuhan Refueling System Pada DPPU Juanda-Surabaya Arya Dwi Prayoga, Fitri Adi Iskandarianto,

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN 23 BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 DIAGRAM ALIR PERANCANGAN Mulai Studi Pustaka Kapasitas mesin press, F = 30 kn Daftar kehendak rangkaian EH Perencanaan Rangkaian elektro Hidrolik dg Simulator Perhitungan

Lebih terperinci

OTOMATISASI SISTEM PEMISAHAN MINYAK DAN AIR PADA GATHERING STATION

OTOMATISASI SISTEM PEMISAHAN MINYAK DAN AIR PADA GATHERING STATION OTOMATISASI SISTEM PEMISAHAN MINYAK DAN AIR PADA GATHERING STATION A. Sofwan dan Artdhita F. P. Institut Sains dan Teknologi Nasional Jl. Bhumi Srengseng Sawah - Jagakarsa - Jakarta Selatan, 12640 E-mail:

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM 3.1. Pengantar Perancangan System Pada bab ini dibahas tentang perancangan dan pembuatan Alat Sistem Monitoring Volume dan Kejernihan Air pada Tangki Air Berbasis

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS. Sebelum melakukan pengujian pada sistem Bottle Filler secara keseluruhan, dilakukan beberapa tahapan antara lain :

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS. Sebelum melakukan pengujian pada sistem Bottle Filler secara keseluruhan, dilakukan beberapa tahapan antara lain : BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Bab ini akan membahas mengenai pengujian dan analisis pada alat Bottle Filter yang berbasis mikrokontroler. Tujuan dari pengujian adalah untuk mengetahui apakah alat yang

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1. Model Kontrol Pompa Pemadam Kebakaran Berbasis Arduino Simulasi ini dibuat menyesuaikan cara kerja dari sistem kontrol pompa pemadam kebakaran berbasis Arduino, perlu

Lebih terperinci

1. Bagian Utama Boiler

1. Bagian Utama Boiler 1. Bagian Utama Boiler Boiler atau ketel uap terdiri dari berbagai komponen yang membentuk satu kesatuan sehingga dapat menjalankan operasinya, diantaranya: 1. Furnace Komponen ini merupakan tempat pembakaran

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir. Gambar 2.1 Schematic Dispenser Air Minum pada Umumnya

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir. Gambar 2.1 Schematic Dispenser Air Minum pada Umumnya BAB II DASAR TEORI 2.1 Hot and Cool Water Dispenser Hot and cool water dispenser merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mengkondisikan temperatur air minum baik dingin maupun panas. Sumber airnya berasal

Lebih terperinci

Makalah Seminar Kerja Praktek KONTROL TEMPERATUR PADA RICH SOLUTION HEATER (101-E) DI CO 2 REMOVAL PLANT SUBANG

Makalah Seminar Kerja Praktek KONTROL TEMPERATUR PADA RICH SOLUTION HEATER (101-E) DI CO 2 REMOVAL PLANT SUBANG Makalah Seminar Kerja Praktek KONTROL TEMPERATUR PADA RICH SOLUTION HEATER (101-E) DI CO 2 REMOVAL PLANT SUBANG Lilik Kurniawan (L2F008053) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

ISTILAH ISTILAH DALAM SISTEM PENGENDALIAN

ISTILAH ISTILAH DALAM SISTEM PENGENDALIAN ISTILAH ISTILAH DALAM SISTEM PENGENDALIAN PENGANTAR Sistem pengendalian khususnya pengendalian otomatis memegang peranan yang sangat penting dalam perkembangan ilmu dan teknologi. Dalam bahasan ini, akan

Lebih terperinci

SISTEM KENDALI SUHU DENGAN MENGGUNAKAN. A. Sistem Kendali dengan NI MyRio untuk Mengatur Suhu Ruangan

SISTEM KENDALI SUHU DENGAN MENGGUNAKAN. A. Sistem Kendali dengan NI MyRio untuk Mengatur Suhu Ruangan SISTEM KENDALI SUHU DENGAN MENGGUNAKAN NI MyRIO A. Sistem Kendali dengan NI MyRio untuk Mengatur Suhu Ruangan Tujuan : Menggunakan NI myrio untuk mengendalikan modul Temperature Controlled System Leybold

Lebih terperinci

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut :

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut : SISTEM PNEUMATIK SISTEM PNEUMATIK Pneumatik berasal dari bahasa Yunani yang berarti udara atau angin. Semua sistem yang menggunakan tenaga yang disimpan dalam bentuk udara yang dimampatkan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

PENGARUH BAHAN INSULASI TERHADAP PERPINDAHAN KALOR PADA TANGKI PENYIMPANAN AIR UNTUK SISTEM PEMANAS AIR BERBASIS SURYA

PENGARUH BAHAN INSULASI TERHADAP PERPINDAHAN KALOR PADA TANGKI PENYIMPANAN AIR UNTUK SISTEM PEMANAS AIR BERBASIS SURYA ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.3 Desember 2017 Page 3845 PENGARUH BAHAN INSULASI TERHADAP PERPINDAHAN KALOR PADA TANGKI PENYIMPANAN AIR UNTUK SISTEM PEMANAS AIR BERBASIS SURYA

Lebih terperinci

Makalah Seminar Kerja Praktek CONTROL SYSTEM PADA FURNACE 12F1(FOC I) PT. PERTAMINA RU IV CILACAP

Makalah Seminar Kerja Praktek CONTROL SYSTEM PADA FURNACE 12F1(FOC I) PT. PERTAMINA RU IV CILACAP Makalah Seminar Kerja Praktek CONTROL SYSTEM PADA FURNACE 12F1(FOC I) PT. PERTAMINA RU IV CILACAP Indra Permadi (L2F006080) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro ABSTRAK Sistem

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Radiator Radiator memegang peranan penting dalam mesin otomotif (misal mobil). Radiator berfungsi untuk mendinginkan mesin. Pembakaran bahan bakar dalam silinder mesin menyalurkan

Lebih terperinci

BAB II TEORI. 2.1 Pengertian Sistem Pengaturan

BAB II TEORI. 2.1 Pengertian Sistem Pengaturan BAB II TEORI 2.1 Pengertian Sistem Pengaturan Pengertian kontrol atau pengaturan adalah proses atau upaya untuk mencapai tujuan. Sebagai contoh sederhana dan akrab dengan aktivitas sehari-hari dari konsep

Lebih terperinci

Kontrol PID Pada Miniatur Plant Crane

Kontrol PID Pada Miniatur Plant Crane Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2015 STMIK STIKOM Bali, 9 10 Oktober 2015 Kontrol PID Pada Miniatur Plant Crane E. Merry Sartika 1), Hardi Sumali 2) Jurusan Teknik Elektro Universitas Kristen

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM INSTRUMENTASI KENDALI SISTEM KENDALI INSTRUMENTASI INDUSTRI

MODUL PRAKTIKUM INSTRUMENTASI KENDALI SISTEM KENDALI INSTRUMENTASI INDUSTRI MODUL PRAKTIKUM INSTRUMENTASI KENDALI SISTEM KENDALI INSTRUMENTASI INDUSTRI A. Tujuan Praktikum 1. Memahami penggunaan NI MyRIO sebagai unit input dan output 2. Menggunakan NI MyRIO sebagai pengatur ketinggian

Lebih terperinci

VIII Sistem Kendali Proses 7.1

VIII Sistem Kendali Proses 7.1 VIII Sistem Kendali Proses 7.1 Pengantar ke Proses 1. Tentang apakah pengendalian proses itu? - Mengenai mengoperasikan sebuah proses sedemikian rupa hingga karakteristik proses yang penting dapat dijaga

Lebih terperinci

Totok Soehartanto, Ronny Dwi Noriyati, Heldi Usman

Totok Soehartanto, Ronny Dwi Noriyati, Heldi Usman TANK MOV 201 TANK 301A P 301 A 351 A P 351 A P 301 B P 351 B 301B 351B P 301 C P 351 C 301C 351C Control valve MOV 202 TI 351 FIC 351 PCV 351 AIS SV351 P-34 PIC 351 HEADER ANALISA SISTEM PENGENDALIAN PRESSURE

Lebih terperinci

Oleh : Dia Putranto Harmay Dosen Pembimbing : Ir. Witantyo, M.Eng. Sc

Oleh : Dia Putranto Harmay Dosen Pembimbing : Ir. Witantyo, M.Eng. Sc Oleh : Dia Putranto Harmay 2105.100.145 Dosen Pembimbing : Ir. Witantyo, M.Eng. Sc Latar Belakang Usman Awan dkk, 2001 Merancang dan membuat dynamometer jenis prony brake dengan menggunakan strain gauge

Lebih terperinci

Syahrir Abdussamad, Simulasi Kendalian Flow Control Unit G.U.N.T Tipe 020 dengan Pengendali PID

Syahrir Abdussamad, Simulasi Kendalian Flow Control Unit G.U.N.T Tipe 020 dengan Pengendali PID Syahrir Abdussamad, Simulasi Kendalian Control Unit G.U.N.T Tipe dengan Pengendali PID MEDIA ELEKTRIK, Volume 4 Nomor, Juni 9 SIMULASI KENDALIAN FLOW CONTROL UNIT G.U.N.T TIPE DENGAN PENGENDALI PID Syahrir

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Dari hasil penyelesaian tugas akhir dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

BAB V PENUTUP. Dari hasil penyelesaian tugas akhir dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Dari hasil penyelesaian tugas akhir dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : a. Cooling tower yang dibuat dapat disirkulasikan dengan lancer dan layak untuk dilakukan pengujian

Lebih terperinci

PERANCANGAN LEVEL SWITCHING CONTROL TANGKI TIMBUN PREMIUM TBBM PERTAMINA MANGGIS BALI

PERANCANGAN LEVEL SWITCHING CONTROL TANGKI TIMBUN PREMIUM TBBM PERTAMINA MANGGIS BALI PERANCANGAN LEVEL SWITCHING CONTROL TANGKI TIMBUN PREMIUM TBBM PERTAMINA MANGGIS BALI Tica Choirun Nisa., Ir. Ya umar, MT Jurusan Teknik Fisika, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

Oleh : Heldi Usman

Oleh : Heldi Usman TUGAS AKHIR ANALISA SISTEM PENGENDALIAN PRESSURE PADA PCV 351 DI DPPU NGURAH RAI-DENPASAR BALI Oleh : Heldi Usman 2407 100 047 Pembimbing: IBU RONNY DWI NORIYATI & BAPAK TOTOK SOEHARTANTO Permasalahan

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM CONTROL LEVEL

PERANCANGAN SISTEM CONTROL LEVEL PERANCANGAN SISTEM CONTROL LEVEL DAN PRESSURE PADA BOILER DI WORKSHOP INTRUMENTASI BERBASIS DCS CENTUM CS3000 YOKOGAWA ( Awal Mu amar, Hendra Cordova, Fitri Adi) Jurusan Teknik Fisika FTI ITS Surabaya

Lebih terperinci

BAB III SIMULATOR KAVITASI DAN METODE AKUISISI DATA

BAB III SIMULATOR KAVITASI DAN METODE AKUISISI DATA BAB III SIMULATOR KAVITASI DAN METODE AKUISISI DATA 3.1 Simulator Kavitasi Pompa Sentrifugal Simulator kavitasi pompa sentrifugal merupakan alat yang dirancang untuk meneliti fenomena kavitasi yang bertujuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Peralatan 3.1.1 Instalasi Alat Uji Alat uji head statis pompa terdiri 1 buah pompa, tangki bertekanan, katup katup beserta alat ukur seperti skema pada gambar 3.1 : Gambar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses PLTU dibutuhkan fresh water yang di dapat dari proses

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses PLTU dibutuhkan fresh water yang di dapat dari proses BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap, untuk menghasilkan uap dibutuhkan air yang dipanaskan secara bertahap melalui beberapa heater sebelum masuk ke boiler untuk dipanaskan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menunjukkan tinggi dari permukaan cairan disebut sebagai alat ukur level.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menunjukkan tinggi dari permukaan cairan disebut sebagai alat ukur level. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengenalan Alat Ukur Level Setiap alat ukur instrument yang dipergunakan untuk mengukur dan menunjukkan tinggi dari permukaan cairan disebut sebagai alat ukur level. Pengukuran

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Februari Instrumen dan komponen elektronika yang terdiri atas:

METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Februari Instrumen dan komponen elektronika yang terdiri atas: III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dan perancangan tugas akhir dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Februari 2013 sampai dengan

Lebih terperinci

Simulasi Numerik Kontrol Dinamik Kerja Pompa Pengisian LPG. di Konsorsium CPO Tanjung Mas Semarang. berdasarkan flowrate di filling shed

Simulasi Numerik Kontrol Dinamik Kerja Pompa Pengisian LPG. di Konsorsium CPO Tanjung Mas Semarang. berdasarkan flowrate di filling shed Simulasi Numerik Kontrol Dinamik Kerja Pompa Pengisian LPG di Konsorsium CPO Tanjung Mas Semarang berdasarkan flowrate di filling shed Oleh : Aldian Surya P Jurusan Teknik Sistem Perkapalan, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas III. METODE PENELITIAN 3.1.Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung, dari bulan Maret 2015 Juli 2015. 3.2.Alat dan Bahan Adapun alat

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengenalan Alat Ukur Permukaan Cairan / Level

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengenalan Alat Ukur Permukaan Cairan / Level BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengenalan Alat Ukur Permukaan Cairan / Level Setiap alat instrument yang dipergunakan untuk mengukur dan menunjukan tinggi permukaan cairan disebut sebagai alat ukur level, baik

Lebih terperinci

PERANCANGAN SWITCHING CONTROL

PERANCANGAN SWITCHING CONTROL PERANCANGAN SWITCHING CONTROL PADA PARALEL PUMP SUBMERSIABLE DI SUMUR INTAKE INSTALASI PENGOLAHAN AIR (IPA) PDAM GRESIK ( Hilda Luthfiyah, Totok Soehartanto) Jurusan Teknik Fisika FTI ITS Surabaya Kampus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembuatan alat simulator radiator sebagai bentuk eksperimen. Dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembuatan alat simulator radiator sebagai bentuk eksperimen. Dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam pembuatan alat simulator radiator sebagai bentuk eksperimen. Dan team membuat alat simulator radiator agar dapat digunakan dan dimanfaatkan sebagai praktikum

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT

BAB IV PENGUJIAN ALAT 47 BAB IV PENGUJIAN ALAT Dalam bab ini akan menguraikan persiapan komponen-komponen dan peralatan yang digunakan serta langkah-langkah praktek, kemudian menyiapkan data hasil pengukuran dari pengujian

Lebih terperinci

MODUL KULIAH SISTEM KENDALI TERDISTRIBUSI

MODUL KULIAH SISTEM KENDALI TERDISTRIBUSI MODUL KULIAH SISTEM KENDALI TERDISTRIBUSI KOMPONEN DASAR DCS Oleh : Muhamad Ali, M.T JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2012 BAB IV KOMPONEN DASAR DCS

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: ( Print) B-91

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: ( Print) B-91 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (214) ISSN: 2337-3539 (231-9271 Print) B-91 Studi Eksperimen Pengaruh Variasi Kecepatan Udara Terhadap Performa Heat Exchanger Jenis Compact Heat Exchanger (Radiator)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Data acquisition system atau DAS adalah teknik yang dilakukan pada sistem pengukuran yang mempunyai prinsip kerja mengukur/mengambil data, menyimpan sementara

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN 3.1. PERANCANGAN SISTEM KONTROL

BAB III PERANCANGAN 3.1. PERANCANGAN SISTEM KONTROL BAB III PERANCANGAN 3.1. PERANCANGAN SISTEM KONTROL Pada awalnya sistem pompa transmisi menggunakan sistem manual dimana dalam menyalakan atau mematikan sistem diperlukan dua operator lebih. Tugas para

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (23) -6 Pengendalian Rasio Bahan Bakar dan Udara Pada Boiler Menggunakan Metode Kontrol Optimal Linier Quadratic Regulator (LQR) Virtu Adila, Rusdhianto Effendie AK, Eka

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PENGUJIAN DAN PERHITUNGAN BLOWER

BAB IV ANALISA PENGUJIAN DAN PERHITUNGAN BLOWER BAB IV ANALISA PENGUJIAN DAN PERHITUNGAN BLOWER 4.1 Perhitungan Blower Untuk mengetahui jenis blower yang digunakan dapat dihitung pada penjelasan dibawah ini : Parameter yang diketahui : Q = Kapasitas

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI ADAPTIVE SWITCHING FUZZY LOGIC CONTROLER SEBAGAI PENGENDALI LEVEL AIR PADA TIGA BEJANA BERINTERAKSI

IMPLEMENTASI ADAPTIVE SWITCHING FUZZY LOGIC CONTROLER SEBAGAI PENGENDALI LEVEL AIR PADA TIGA BEJANA BERINTERAKSI IMPLEMENTASI ADAPTIVE SWITCHING FUZZY LOGIC CONTROLER SEBAGAI PENGENDALI LEVEL AIR PADA TIGA BEJANA BERINTERAKSI Satryo Budi Utomo ), Rusdhianto ), Katjuk Astrowulan ) ) Fakultas Teknik,Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penting pada kemajuan teknologi dalam berbagai bidang. Teknologi instrumentasi

BAB 1 PENDAHULUAN. penting pada kemajuan teknologi dalam berbagai bidang. Teknologi instrumentasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi sekarang ini terus melaju dan berkembang dengan pesat. khususnya teknologi di bidang instrumentasi. Teknologi instrumentasi sangat memegang

Lebih terperinci

LABORATORIUM SATUAN OPERASI

LABORATORIUM SATUAN OPERASI LABORATORIUM SATUAN OPERASI SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2013-2014 MODUL : Pompa Sentrifugal PEMBIMBING : Ir. Unung Leoanggraini, MT Praktikum : 10 Maret 2014 Penyerahan : 17 Maret 2014 (Laporan) Oleh :

Lebih terperinci

LOGO OLEH : ANIKE PURBAWATI DOSEN PEMBIMBING : KATHERIN INDRIAWATI, ST.MT.

LOGO OLEH : ANIKE PURBAWATI DOSEN PEMBIMBING : KATHERIN INDRIAWATI, ST.MT. LOGO Perancangan Sistem Pengendalian Tekanan Keluaran Steam Separator Dalam Upaya Peningkatan Kualitas Output Steam di PT. Pertamina Geothermal Energy area Kamojang, Jawa Barat OLEH : ANIKE PURBAWATI 2408100037

Lebih terperinci

KAJIAN EKSPERIMEN COOLING WATER DENGAN SISTEM FAN

KAJIAN EKSPERIMEN COOLING WATER DENGAN SISTEM FAN KAJIAN EKSPERIMEN COOLING WATER DENGAN SISTEM FAN Nama : Arief Wibowo NPM : 21411117 Jurusan : Teknik Mesin Fakultas : Teknologi Industri Pembimbing : Dr. Rr. Sri Poernomo Sari, ST., MT. Latar Belakang

Lebih terperinci

Studi Eksperimen Variasi Beban Pendinginan pada Evaporator Mesin Pendingin Difusi Absorpsi R22-DMF

Studi Eksperimen Variasi Beban Pendinginan pada Evaporator Mesin Pendingin Difusi Absorpsi R22-DMF JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-18 Studi Eksperimen Variasi Beban Pendinginan pada Evaporator Mesin Pendingin Difusi Absorpsi R22-DMF Akhmad Syukri Maulana dan

Lebih terperinci

PERANCANGAN APLIKASI OMRON SYSMAC CPM1A PADA SISTEM OTOMATISASI POMPA AIR UNTUK PENGISIAN WATER TANK DI APARTEMENT GRIYA PRAPANCA

PERANCANGAN APLIKASI OMRON SYSMAC CPM1A PADA SISTEM OTOMATISASI POMPA AIR UNTUK PENGISIAN WATER TANK DI APARTEMENT GRIYA PRAPANCA PERANCANGAN APLIKASI OMRON SYSMAC CPM1A PADA SISTEM OTOMATISASI POMPA AIR UNTUK PENGISIAN WATER TANK DI APARTEMENT GRIYA PRAPANCA Disusun Oleh: Nama :Widhi Setya Wardani NPm :26409372 Jurusan : Teknik

Lebih terperinci

PERANCANGAN PENGENDALI POSISI LINIER UNTUK MOTOR DC DENGAN MENGGUNAKAN PID

PERANCANGAN PENGENDALI POSISI LINIER UNTUK MOTOR DC DENGAN MENGGUNAKAN PID PERANCANGAN PENGENDALI POSISI LINIER UNTUK MOTOR DC DENGAN MENGGUNAKAN PID Endra 1 ; Nazar Nazwan 2 ; Dwi Baskoro 3 ; Filian Demi Kusumah 4 1 Jurusan Sistem Komputer, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN RANGKAIAN PENGENDALI UNTUK VALVE YANG DIGUNAKAN SEBAGAI SALURAN MASUK GAS N 2 DAN O 2 PADA ALAT KALIBRASI SENSOR OKSIGEN

RANCANG BANGUN RANGKAIAN PENGENDALI UNTUK VALVE YANG DIGUNAKAN SEBAGAI SALURAN MASUK GAS N 2 DAN O 2 PADA ALAT KALIBRASI SENSOR OKSIGEN JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2014) ISSN: 2301-9271 1 RANCANG BANGUN RANGKAIAN PENGENDALI UNTUK VALVE YANG DIGUNAKAN SEBAGAI SALURAN MASUK GAS N 2 DAN O 2 PADA ALAT KALIBRASI SENSOR OKSIGEN Hasan

Lebih terperinci

IX Strategi Kendali Proses

IX Strategi Kendali Proses 1 1 1 IX Strategi Kendali Proses Definisi Sistem kendali proses Instrumen Industri Peralatan pengukuran dan pengendalian yang digunakan pada proses produksi di Industri Kendali Proses Suatu metoda untuk

Lebih terperinci

Disain Kontroler Kaskade Pada Sistem Pressure Process Trainer Feedback

Disain Kontroler Kaskade Pada Sistem Pressure Process Trainer Feedback Disain Kontroler Kaskade Pada Sistem Pressure Process Trainer Feedback 38-74 Risfendra, Katjuk Astrowulan dan Ali Fatoni Jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Email:

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Prinsip Dasar Hidrolik Hidrolika adalah ilmu yang menyangkut berbagai gerak dan keadaan keseimbangan zat cair. Pada penggunaan secara tekni szat cair dalam industri, hidrolika

Lebih terperinci