BAB I PENDAHULUAN. anak akan mengerti dengan sendirinya pada waktunya nanti. Salah satu faktor
|
|
- Sukarno Pranoto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masyarakat Indonesia masih menganggap tabu pendidikan seksual, terutama jika diberikan pada anak usia dini. Mereka merasa tidak pantas membicarakan tentang pendidikan seksual kepada anak usia dini. Orang tua beranggapan anak usia dini tidak akan mengerti jika dijelaskan tentang pendidikan seksual. Mereka yakin anak akan mengerti dengan sendirinya pada waktunya nanti. Salah satu faktor orang tua tidak mengajarkan pendidikan seksual kepada anaknya karena sebagian besar orang tua mengalami kesulitan dalam menjawab pertanyaan anak-anaknya yang berkaitan dengan seks (Helmi dan Paramastri, 1998).Banyak orang tua yang asal menjawab, yang penting anak mereka diam dan tidak bertanya lagi.mengatakan jawaban yang asal memberikan bekal pemahaman seksual yang salah kepada anak (Asmoro, 2006).Jika seorang anak balita mendapat penjelasan masalah seksual yang salah, maka ketika ia beranjak remaja atau dewasa, ia akan mempunyai pemahaman yang salah perihal seksual. Pendidikan seks sejatinya bukan hanya mengantisipasi anak menjadi korban kejahatan seksual tetapi juga mencegah anak menjadi pelaku dari kejahatan tersebut disebabkan adanya kelainan seksual (Asmoro, 2006). Sekitar 50% penyimpangan seks yang terjadi di usia dewasa disebabkan oleh minimnya pengetahuan mereka tentang seksualitas(andika, 2010).Orang tua harus mempunyai kesadaran bahwa anak memiliki hak untuk mendapatkan akses 1
2 informasi yang benar tentang seksualitas sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembangan usianya dengan menggunakan bahasa dan metodologi yang tepat untuk anak usia dini. Anak juga berhak untuk dilindungi dari resiko pelecehan dan kekerasan seksual yang mengancam diri anak(kulsum, 2013). Pada anak usia 4-5 tahun berada pada masa pra-operasional. Pikiran anak pada tahap pra-operasional lebih simbolis dibandingkan dengan pikiran pada tahap sensorimotorik. Pada usia taman kanak-kanak, anak-anak akan mulai menggunakan kata-kata, gambar-gambar dan lukisan untuk mewakili dunianya (King, 2010). Ia bisa diajak memahami sesuatu lewat stimulus, imajinasi, serta mampu mengelompokkan warna, benda, maupun ukuran (Andika, 2010).Perkembangan pra-operasional bermula ketika anak telah memiliki penguasaan sempurna mengenai object permanence (Syah, 2011).Object permanence dimana anak memiliki kesadaran akan tetap eksisnya suatu benda yang harus ada atau biasa ada, walaupun benda tersebut sudah ia tinggalkan, atau sudah tak dilihat dan tak didengar lagi(syah, 2011). Object permanence diperoleh dari hasil munculnya kapasitas kognitif baru yang disebut representation atau mental representation (gambaran mental). Representasi adalah sesuatu yang mewakili atau menjadi simbol atau wujud sesuatu yang lainnya.representasi mental merupakan bagian penting dari skema kognitif yang memungkinkan anak berpikir dan menyimpulkan eksistensi sebuah benda atau kejadian tertentu walaupun benda atau kejadian itu berada di luar pandangan, pendengaran, atau jangkauan tangannya. 2
3 Istilah underware rule masih sangat asing ditelinga masyarakat Indonesia, sex education lebih sering didengar dibandingkan underware rule. Underware rule sudah diterapkan di Eropa, dimana undurware rule ini adalah sebuah pedoman sederhanan untuk membantu orang tua dalam menjelaskan kepada anak daerah mana yang tidak boleh disentuh, dan boleh disentuh ole orang lain. Banyak buku yang mengajarkan bagaimana cara mengajarkan pendidikan seks, akan tetapi kurang dijekaskan secara visual hanya teori yang terlampir, sehingga banyak orang tua dan pengajar yang masih bingung menjelaskan kepada anak, terlebih kepada anak usia dini. Maka dari itu penulis membuat tugas akhir yang berjudul Pembuatan Media Pembelajaran Pendidikan Seksuntuk usia 4-5 tahun. pembuatan media pembelajaran ini akan mempermudah anak memahami materi dari pendidikan sex yang akan diajarkan baik oleh pendidik maupun orang tua Rumusan Masalah a. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, muncul permasalahan yang dapat dirumuskan, yaitu: Bagaimana cara yang tepat dan efficient untuk mengajarkan pendidikan seks kepada anak usia 4-5 tahun? 3
4 1.3. Batasan Masalah a. Pembuatan illustrasi alat peraga dibuat hanya untuk pengenalan mengenai anggota tubuh, baik anggota tubuh yang ditutupi oleh underwear, maupun anggota tubuh yang tidak titutupi underwear untuk anak perempuan dan laki-laki. b. Pembuatan media pembelajaran hanya ditujukan kepada target audiens yang dibagi berdasarkan segmentasi berikut: a. Demografis 1) Usia: a) Primer : 4-5tahun b) Sekunder : tahun 2) Jenis Kelamin: Perempuan dan Laki-laki 3) Pekerjaan: a) Primer : Murid sekolah PAUD b) Sekunder : orang tua & Pengajar sekolah PAUD 4) Pendapatan: Berdasarkan pembagian yang dilakukan Lloyd Warner (1941), target termasuk ke kelas bawah atas s.d. kelas atas-atas. 5) Agama: Multi 6) Suku dan Kebangsaan: Indonesia 4
5 b. Geografis: Jakarta c. Psikografis A. Primer : 1) Suka bermain 2) Mulai beriteraksi dengan orang lain selain keluarga 3) Mulai belajar hal-hal baru B. Sekunder 1) Sudah memiliki anak usia 4-5 tahun 2) Dewasa 3) Menyukaidunia anak-anak 4) Interaktif 1.4. Tujuan Tugas Akhir Tujuan Umum a. Tujuan tugas akhir ini diharapkan dapat bermanfaat dan menjadi bahan kajian bagi para pendidik dan orang tua murid yang memiliki anak usia 4-5 tahun, sehingga mereka dapat mengajarkan mengenai Underwear Rule dengan menggunakan media visual Tujuan Khusus b. Tujuan Tugas akhir ini dikerjakan untuk memenuhi syarat kelulusan menjadi sarjana design di Universitas Multimedia Nusantara. 5
6 1.5. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data adalah proses, cara, perbuatan mengumpulkan atau menghimpun data. Instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data agar penelitian menjadi sistematis dan mudah (Arikunto, 2010, hlm. 265). Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini, yaitu: 1. Observasi Observasi adalah perhatian yang terfokus pada gejala atau segala sesuatu. Penelitian perlu dilakukan dengan memperhatikan sendiri suatu fenomena atau menggunakan pengamatan orang lain (Emzir, 2010, hlm. 37). Penulis melakukan observasi di beberapa sekolahan PAUD dan sekolah Minggu di Jakarta, bagaimana cara pengajar dan orang tua mengajarkan pendidikan seksual kepada anaknya. 2. Wawancara Menurut Garabiyah (seperti dikutip dalam Emzir, 2010, hlm. 50), wawancara adalah interaksi komunikasi antara dua orang, yang satu bertanya atau meminta informasi, yang satu menjawab sesuai pendapat dan keyakinannya. Penulis melakukan wawancara kepada para orang tua yang memiliki anak usia 4-5 tahun, dan kepada pengajar sekolah PAUD dan guru sekolah Minggu yang ada di Jakarta bagaimana pendapat mereka dan apa kesulitan mereka dalam mengajarkan pendidikan seksual kepada anak usia 4-5 tahun. 6
7 3. Survei/ Angket Angket adalah pertanyaan tertulis yang dibuat oleh peneliti dan perlu dijawab oleh responden untuk mendapatkan data atau informasi yang dibutuhkan.pertanyaan tertulis tersebut disebut kuesioner (Sandjaja dan Heriyanto, 2006, hlm. 151). Peneliti menyebarkan kuesioner untuk mendapatkan data atau informasi responden mengenai tanggapan mereka tentang pentingnya pendidikan seksual untuk usia 4-5tahun. 4. Studi Literatur Studi literatur adalah mencari referensi teori yang relefan dengan kasus atau permasalahan yang ditemukan. Referensi ini dapat dicari di buku, jurnal, artikel laporan penelitian, dan situs-situs di internet. Tujuannya adalah untuk memperkuat permasalahan serta sebagai dasar teori dalam melakukan studi analisis Metode Perancangan Perancangan bermula dari menemukan latar belakang masalah. Kemudian dari permasalahan yang ada, dicari rumusan masalah. Penulis membatasi masalah agar tidak meluas. Batasan masalahnya adalah tentang pembuatan alat pembelajaran pendidikan seks underwear rule hanya untuk anak usia 4-5 tahun, dan juga pembuatan alat peraga hanya untuk memperkenalkan anggota tubuh dari perempuan dan anggota tubuh laki-laki, serta anggota tubuh pribadi yang harus dijaga dan dillindungi. Penulis melakukan analisis untuk menyempurnakan hasil perancangan menggunakan metodekuantitatif. Menurut sumber data, terbagi 7
8 menjadi sumber data primer (observasi, wawancara, kuisioner) dan sumber data sekunder (studi litertur).terakhir, dimulailah perancangan media pembelajaran Timeline 1.8. Skematika Perancangan 8
9 1.8. Skematika Perancangan 9
BAB I PENDAHULUAN. Makanan adalah salah satu kebutuhan pokok bagi manusia. Permintaan akan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan adalah salah satu kebutuhan pokok bagi manusia. Permintaan akan kebutuhan ini akan terus ada dan tentunya memberikan peluang besar bagi pebisnis untuk mendirikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Anak usia dini merupakan generasi penerus bangsa sehingga orang tua perlu
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anak usia dini merupakan generasi penerus bangsa sehingga orang tua perlu untuk memperhatikan tumbuh kembang anak baik dalam perkembangan moral, fisik, kognitif, bahasa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Khususnya di Provinsi Jawa Barat, terdapat banyak objek wisata yang dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Khususnya di Provinsi Jawa Barat, terdapat banyak objek wisata yang dapat dikunjungi. Salah satu objek wisata yang memiliki daya tarik dengan panorama alam yang indah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan potensi bangsa dimasa depan yang sering kali terabaikan,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anak merupakan potensi bangsa dimasa depan yang sering kali terabaikan, tersakiti, dan mengalami banyak hal buruk lainnya. Anak-anak selalu menjadi korban atas tindakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada tahun 2010 hingga saat ini, Indonesia telah mendapat label darurat kekerasan seksual pada anak dengan jumlah yang terus meningkat. Menurut data dari Komisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dimana anak-anak akan memasuki usia pra-remaja. Pada usia pra-remaja ini anakanak
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Periode usia 10 hingga 15 tahun atau kelas 5 sampai kelas 9 merupakan periode dimana anak-anak akan memasuki usia pra-remaja. Pada usia pra-remaja ini anakanak akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. populasi kucing bahkan mencapai ekor (www.kompas.com, 5 Mei 2014).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kucing merupakan hewan yang sering ditemui dalam keseharian. Di Jakarta Utara populasi kucing bahkan mencapai 47.000 ekor (www.kompas.com, 5 Mei 2014). Dengan populasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengetahuan tentang seks pada saat ini dianggap sebagai salah satu pendidikan yang patut untuk diberikan kepada anak-anak. Khususnya untuk anak-anak pada usia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pada umumnya banyak manusia yang takut pada ular, karena memiliki racun atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada umumnya banyak manusia yang takut pada ular, karena memiliki racun atau bisa yang berbahaya bagi manusia sehingga banyak manusia yang membunuh ular karena takut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Memelihara hewan peliharaan merupakan kegiatan yang semakin digemari oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Memelihara hewan peliharaan merupakan kegiatan yang semakin digemari oleh banyak orang. Hewan yang paling sering dijumpai dan dimiliki oleh seseorang salah satunya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang diberikan kepadanya. Menurut Peraturan Pemerintah Republik
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan yang baik selalu ditanamkan sejak dini oleh setiap orang tua karena pada usia dini, anak lebih mudah menerima dan menyerap segala informasi dan pengetahuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi anak di usia dini merupakan pendidikan yang diberikan kepada anak dalam jenjang pendidikan usia pra sekolah dan sekolah dasar yang bertujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja didefinisikan sebagai peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Batasan usia remaja menurut WHO adalah 10-19 tahun. Remaja juga identik dengan dimulainya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penduduk cukup beragam suku bangsanya. Suku Minahasa yang paling banyak
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Manado merupakan ibukota Provinsi Sulawesi Utara, yang memiliki penduduk cukup beragam suku bangsanya. Suku Minahasa yang paling banyak memenuhi kota Manado.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak adalah anugrah Tuhan yang dititipkan kepada kedua orangtuanya. Mereka diberikan amanah dan tanggung jawab untuk merawat, mendidik, melindungi, hingga dewasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang mengajarkan hakikat karakter dalam ketiga aspek yaitu cipta,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sekolah tidak hanya mengajarkan ilmu pengetahuan saja, namun juga mengajarkan pendidikan karakter untuk membentuk kepribadian generasi penerus bangsa agar tidak hanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Belajar merupakan kegiatan mencari informasi, pengetahuan, pemahaman, dan wawasan tentang suatu hal yang tidak diketahui oleh manusia. Pada dasarnya manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang tidak selalu sehat. Menurut Asteria Aritonang seperti dikutip melalui
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anak-anak usia sekolah memiliki berbagai aktivitas di dalam maupun luar rumah yang tidak selalu sehat. Menurut Asteria Aritonang seperti dikutip melalui Kompas.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut menjadi pelajaran wajib untuk Taman Kanak-Kanak (TK). Terkadang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era global yang semakin maju ini, pendidikan sejak usia dini menjadi faktor yang bersifat sangat kompetitif. Apabila sebelumnya kurikulum seperti pelajaran membaca
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. konvensional ke media digital online. Teknologi memiliki internet sebagai media
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Arus globalisasi membawa perkembangan yang sangat pesat di bidang iptek, dimana berdampak terjadinya peralihan komunikasi informasi dari media cetak konvensional ke
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu pusat bengkel yang ada di daerah Jakarta Selatan adalah Pusat Onderdil
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu pusat bengkel yang ada di daerah Jakarta Selatan adalah Pusat Onderdil Pasar Cipete (POPC). Pusat onderdil merupakan tempat yang didalamnya terdapat berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Museum merupakan tempat dimana berbagai informasi yang berkaitan dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Museum merupakan tempat dimana berbagai informasi yang berkaitan dengan sejarah dan budaya dikumpulkan dan disimpan. Pengertian tersebut sesuai dengan arti dari bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penggunaan teknologi pada era ini menjadi sebuah fenomena yang tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penggunaan teknologi pada era ini menjadi sebuah fenomena yang tidak terhindarkan lagi dalam hidup sehari-hari. Namun sayangnya, dampak fenomena ini tidak selamanya
Lebih terperinciLAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN Lampiran 1 Kuesioner Lampiran 2 Surat Pemohonan Izin Survei Pendahuluan I Lampiran 3 Surat Pemohonan Izin Survei Pendahuluan II Lampiran 4 Surat Pengambilan Data Penelitian Lampiran 5 Surat Selesai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tempat yang sangat penting dalam pembentukan sejarah negara Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jakarta merupakan ibukota negara Indonesia yang memukau dengan keragaman warna budaya, bahasa, agama dan kaya akan sejarah, salah satunya adalah monumen. Monumen di
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kota Cirebon dan banyak diminati wisatawan-wisatawan lokal maupun mancanegara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dikutip dari berita travel.kompas.com (diakses pada tanggal 2 September 2014), Keraton Kasepuhan Cirebon menjadi salah satu tempat wisata budaya terkenal di Kota Cirebon
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki banyak kebudayaan yang bermacam-macam. Bermula dari Sabang melangkah menuju Merauke begitu banyak kebudayaan di setiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Penyebaran arus informasi yang tidak terbatas dan dibatasi menyebabkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyebaran arus informasi yang tidak terbatas dan dibatasi menyebabkan informasi yang masuk tidak terbendung. Remaja cenderung dapat mengakses informasi dengan mudah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kesatuan yang terdiri dari beragam suku, budaya, dan bahasa. Indonesia memiliki banyak bahasa Ibu yang disebut juga sebagai bahasa daerah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyerang anak-anak. Penyakit Kawasaki adalah penyakit demam akut pada anak
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di Indonesia, kata Kawasaki dikenal sebagai salah satu merk kendaraan bermotor roda dua. Namun dalam dunia kesehatan, yang diakses dari situs website omni-hospitals.com,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sekarang anak-anak banyak belajar melalui gadget yang ada, melalui gadget
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Zonasiswa (2014), cerita 3 babi kecil adalah sebuah dongeng yang menceritakan kisah kehidupan 3 ekor babi yang dapat berbicara. Cerita yang dibuat pada abad
Lebih terperinciSKRIPSI Diajukan UntukMemenuhi Salah Satu Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Oleh : ROBBI ARSYADANI J
PERBANDINGAN PERSEPSI MAHASISWA DARI LULUSAN BERBASIS UMUM DAN AGAMA TENTANG PERILAKU SEKS PRANIKAH DI LINGKUNGAN SEKITAR UNIVERSITAS MUHAMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI Diajukan UntukMemenuhi Salah Satu Persyaratan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Lingkungan hidup tidak dapat terlepas dari aktivitas berbagai makhluk hidup
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Lingkungan hidup tidak dapat terlepas dari aktivitas berbagai makhluk hidup temasuk manusia. Padatnya suatu aktivitas yang ada pada suatu lingkungan tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa belajar bagi remaja untuk mengenal dirinya,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa belajar bagi remaja untuk mengenal dirinya, mengenal lingkungannya, dan mengenal masyarakat di sekitarnya. Remaja mulai memahami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang atletis dan ideal adalah dengan fitness. (www.l-men.com)
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bentuk tubuh yang atletis dan ideal merupakan idaman bagi semua kaum pria maupun wanita yang telah menginjak masa remaja dan dewasa. Memiliki tubuh yang atletis dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi ini gaya hidup sangat dipengaruhi oleh kemajuan teknologi. Seperti dilansir pada klik.dokter.com, penggunaan perangkat audio visual juga semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. beribadah, gereja juga dijadikan sebagai tempat untuk melakukan ziarah.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut data dari Keuskupan Agung Jakarta, pada tahun 2015 penduduk Jakarta yang beragama Katolik berjumlah kurang lebih 600.000 jiwa. Hal ini tercatat sesuai dengan
Lebih terperinciTeam project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP
Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tinggi dimana mereka mencari tahu hal baru dan berkembang, namun pada tahap
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Usia dini merupakan suatu tahap dimana anak mengalami masa eksplorasi yang tinggi dimana mereka mencari tahu hal baru dan berkembang, namun pada tahap tersebut terdapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan, dan kenyamanan. Taman kota juga dapat difungsikan sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Taman kota sebagai ruang terbuka hijau sangatlah berperan penting untuk masyarakat khususnya masyarakat perkotaan. Frick & Mulyani (2006) mengatakan taman dapat berfungsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kemandirian penting bagi anak guna membentuk kepribadiannya di masa depan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemandirian penting bagi anak guna membentuk kepribadiannya di masa depan. Usia 4 6 tahun adalah masa di mana anak berada di periode peka atau sensitif. Oleh karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara di kawasan Asia Tenggara yang dikenal dengan kesopansantunannya. Hal ini bahkan sudah tersirat dalam ideologi negara Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. anak dengan makanan yang beraneka ragam. Terdapat juga nilai negatif apabila
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Indarto dan Kurniasari (2013) dalam bukunya Cerdas dan Pintar Memilih Jajanan Sehat dikatakan bahwa saat ini jajanan sudah banyak beredar secara komersial.
Lebih terperinciBAB 2 DATA DAN ANALISA
BAB 2 DATA DAN ANALISA Dalam penyusunan Tugas Akhir ini dibutuhkan beberapa data yang valid sebagai sumber penelitian untuk konsep pembuatan media CD interaktif dongeng fabel anak. 2.1 Sumber Umum Survey
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangat menggiurkan untuk sektor konsumsi dan Food and Beverages.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang pesat di awal abad ke-21 ini berimbas dengan meningkatnya jumlah kelas menengah di kota-kota besar di Indonesia. Jakarta yang merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diberikan sejak dini sangat berpengaruh dalam kehidupan anak ketika mereka
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Selama ini, pendidikan seks untuk anak usia dini dianggap tabu dikalangan masyarakat. Orangtua beranggapan bahwa pendidikan seks belum pantas diberikan pada anak kecil.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sejarah merupakan salah satu pembentuk identitas suatu negara. Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejarah merupakan salah satu pembentuk identitas suatu negara. Indonesia sebagai suatu negara dengan daerah yang cukup luas memiliki perjalanan sejarah yang cukup
Lebih terperinciPendidikan Agama Katolik
Modul ke: 09Fakultas Pendidikan Agama Katolik SEKSUALITAS MANUSIA PSIKOLOGI Program Studi Drs. Sugeng Baskoro,M.M PSIKOLOGI PENTINGNYA PENDIDIKAN SEKSUALITAS MANUSIA Pengantar Sebenarnya, saya memang sudah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Makanan dan minuman adalah salah satu kebutuhan mendasar manusia sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan dan minuman adalah salah satu kebutuhan mendasar manusia sebagai makhluk hidup. Makanan dan minuman diperlukan sebagai bahan asupan nutrisi yang diperlukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahwa sejak tahun 1978, pemerintah terus berusaha untuk memajukan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Banyak cara yang dilakukan oleh pemerintah untuk lebih meningkatkan pendapatan negara ini, tidak hanya dalam bidang perdagangan, bidang lain yang juga kerap di jadikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia, merupakan negara kepulauan terbesar menyimpan kekayaan karang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia, merupakan negara kepulauan terbesar menyimpan kekayaan karang yang beragam. Namun, di Indonesia, kondisi karang yang masih sangat baik hanyalah 5%, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas manusia, hal ini. tidak lepas dari dua komponen yaitu siswa dan guru.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan dalam era modern semakin tergantung pada Sumber Daya Manusia (SDM), kualitas pendidikan perlu ditingkatkan untuk mengantisipasi guru agar mampu dalam meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang masih berada dalam kandungan. Pada UU RI no.23 Tahun 2002 Bab III
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anak adalah anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa bagi sebuah keluarga. Anak juga merupakan generasi masa depan bagi suatu bangsa, karena kelak anak akan menjadi dewasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. layak untuk dikonsumsi. Indonesia sebagai negara penghasil minyak kelapa sawit
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia memiliki peranan yang paling dominan dalam lingkungan karena manusia melakukan berbagai aktivitas untuk pemenuhan kebutuhannya. Usaha pemenuhan kebutuhan tersebut,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini. Dapat dilihat dari pagelaran-pagelaran fashion yang kini mulai ramai. memahami bahasa atau istilah yang digunakan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bisnis fashion merupakan salah satu industri kreatif yang tengah berkembang saat ini. Dapat dilihat dari pagelaran-pagelaran fashion yang kini mulai ramai mewarnai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. waktu untuk berkendara setiap saat, padahal itu merupakan salah satu cara untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemacetan di wilayah Jakarta dan sekitarnya sudah tidak perlu dipertanyakan lagi, masalah tersebut sudah lama muncul dan mengganggu karena kemacetan menyita waktu
Lebih terperinciPERANCANGAN BUKU ILUSTRASI SEJARAH MUSIK KERONCONG. Antonius Natali P
PERANCANGAN BUKU ILUSTRASI SEJARAH MUSIK KERONCONG Antonius Natali P. 3404 100 104 Buku ilustrasi adalah buku yang menampilkan hasil visualisasi dari suatu tulisan dengan teknik drawing, lukisan, fotografi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bertambah. Terlebih lagi saat bulan Ramadhan tiba, angka gelandangan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan gelandangan dan pengemis di DKI Jakarta yang semakin meningkat membuat lingkungan di sekitar terlihat kumuh. Berdasarkan klasifikasi di PSBI Bangun Daya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angkutan kota adalah salah satu alat transportasi publik yang menyediakan jasa pelayanan angkut penumpang dari satu tempat ke tempat lain yang masih berada dalam
Lebih terperinciPentingnya Sex Education Bagi Remaja
Pentingnya Sex Education Bagi Remaja Oleh: Diana Septi Purnama, M.Pd dianaseptipurnama@uny.ac.id WWW.UNY.AC.ID Pendidikan seks adalah suatu informasi mengenai persoalan seksualitas manusia yang jelas dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hampir semua anak sekolah dasar suka jajan, layaknya jajan sudah menjadi sebuah gaya hidup anak sekolah jaman sekarang. Realita yang ada, anak jajan di lingkungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak merupakan aset dan potensi penting masa depan suatu bangsa. Mereka merupakan generasi penerus penentu kualiatas sumber daya manusia (SDM) yang akan menjadi
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. nikah, peneliti menggunakan tipe penelitian eksplanatori dengan metode
50 III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Pada penelitian hubungan virginitas dengan intensitas melakukan seks pra nikah, peneliti menggunakan tipe penelitian eksplanatori dengan metode kuantitatif.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. peneliti diharapkan mendapatkan responden yang menggunakan handphone Nokia
34 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada areal Malang raya. Dengan pertimbangan, peneliti diharapkan mendapatkan responden yang menggunakan handphone Nokia E-72
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. yang ada, pendapat yang berkembang, proses yang sedang berlangsung, akibat
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan Metode Deskriptif, yang bertujuan untuk mendeskripsikan, menginterpretasikan sesuatu, misalnya kondisi atau hubungan yang ada,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lingkungan tempat tinggal. Dalam 2-3 tahun terakhir ini, isu mengenai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesejahteraan hewan merupakan aspek penting yang mengacu pada kualitas hidup positif hewan tersebut. Hal ini terkait dengan kondisi fisik, psikologis maupun lingkungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara dengan banyak budaya beragam. Beragam budaya, adat, bahasa, legenda, dongeng dan lain-lain. Setiap daerah mempunyai
Lebih terperinciPERANCANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK ANAK USIA 5-8 TAHUN. Oleh: Widi Herdiana
PERANCANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK ANAK USIA 5-8 TAHUN Oleh: Widi Herdiana 51908082 Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa inggris untuk anak usia dini penting untuk masa depanya Idealnya
Lebih terperinciPENDIDIKAN SEKSUALITAS PADA REMAJA MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN
PENDIDIKAN SEKSUALITAS PADA REMAJA MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN Diana Dewi Wahyuningsih Universitas Tunas Pembangunan Surakarta dianadewi_81@yahoo.com Kata Kunci: Pendidikan Seksualitas, Aspek Psikologis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bersekolah. Umur anak sekolah dasar adalah antara 6-12 tahun.masa keserasian bersekolah ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa usia sekolah dasar sering disebut sebagai masa intelektual atau masa keserasian bersekolah. Umur anak sekolah dasar adalah antara 6-12 tahun.masa keserasian bersekolah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pebriani Rizki Ali, 2014
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan hasil observasi awal pra penelitian yang dilaksanakan pada tanggal 10 Februari 2014 di SMP Negeri 12 Bandung tepatnya di kelas 7F, terdapat beberapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tempat ibadah merupakan salah satu wadah dimana orang-orang berkumpul dengan teman-teman seiman, memuji, dan menyembah Tuhan yang mereka percayai. Di Indonesia
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dasar pertimbangan bahwa di sekolah tersebut terdapat siswa-siswi yang masih
29 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan SDN 1 Biluhu Tengah Kabupaten Gorontalo. Atas dasar pertimbangan bahwa di sekolah tersebut terdapat siswa-siswi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bengkulu merupakan salah satu Kota yang berada di Pulau Sumatra. Terdapat empat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bengkulu merupakan salah satu Kota yang berada di Pulau Sumatra. Terdapat empat bahasa daerah yang digunakan oleh masyarakat Bengkulu yaitu Bahasa Melayu, Bahasa Rejang,
Lebih terperinci1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejarah dikenal sebagai salah satu cabang ilmu yang mempelajari peristiwa pada masa lampau untuk kemudian diaplikasikan pada masa kini bahkan diproyeksikan untuk
Lebih terperinci2015 IMPLEMENTASI PENDIDIKAN SEKSUAL UNTUK ANAK USIA DINI
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Masa usia dini sering dikatakan sebagai masa keemasan atau golden age. Masa keemasan adalah masa dimana anak memiliki kemampuan penyerapan informasi yang
Lebih terperinciBab 5. Simpulan, Diskusi dan Saran
Bab 5 Simpulan, Diskusi dan Saran 5.1 Simpulan Penelitian ini dilakukan terhadap 60 anak-anak pra-sekolah usia 3-6 tahun. Subjek terdiri dari dua populasi yang masing-masing terdiri dari 30 anak. Populasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ditanamkan kepada masyarakat, khususnya remaja. Salah satu dari budaya yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia memiliki berbagai macam budaya yang menarik untuk pelajari. Budaya-budaya tersebut menyimpan norma dan nilai kehidupan yang dapat ditanamkan kepada masyarakat,
Lebih terperinciJurnal Pesona PAUD, Vol. I. No.1.Wani
1 2 3 PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN DADU SUKU KATA DI TAMAN KANAK-KANAK AISYIYAH AGAM Wani Zuarny ABSTRAK Kemampuan membaca anak kelompok B3 di Taman Kanak-kanak (TK) Aisyiyah Agam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seri atau drama yang banyak beredar di pasaran dan bisa ditonton oleh semua
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Korea, ketika mendengar kata ini, pasti pikiran dan fokus kita akan tertuju film seri atau drama yang banyak beredar di pasaran dan bisa ditonton oleh semua umur dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesehatan reproduksi mempengaruhi kualitas sumber daya manusia,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan reproduksi mempengaruhi kualitas sumber daya manusia, sehingga perlu mendapat perhatian khusus secara global. Hal ini diperjelas dengan diangkatnya
Lebih terperinciBAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL
BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL 3.1 Strategi Perancangan 3.1.1 Pendekatan Komunikasi Komunikasi banyak dilakukan melalui media gambar. Karena anak-anak lebih tertarik terhadap gambar dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) jumlah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) jumlah pengguna internet pada tahun 1998 sebesar 512.000 pengguna meningkat tajam menjadi 16.000.000
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa kanak-kanak merupakan gambaran awal manusia, dimana anak-anak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa kanak-kanak merupakan gambaran awal manusia, dimana anak-anak mulai mengenal dan belajar sesuatu. Anak kecil pada dasarnya senang mencoba aktivitas yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (2015) yang diakses pada 3 maret 2015, anak sudah dapat melakukan berbagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada masa pertumbuhan, anak berkembang dengan pesat. Menurut situs nhs.uk (2015) yang diakses pada 3 maret 2015, anak sudah dapat melakukan berbagai gerakan sejak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki aneka ragam buah. Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Buah merupakan sumber makanan alami yang mengandung banyak manfaat untuk tubuh kita. Menurut Nadesul (2006), buah-buahan mengandung banyak vitamin dan gizi yang diperlukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah bagian yang penting dalam masyarakat, terutama di negara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja adalah bagian yang penting dalam masyarakat, terutama di negara berkembang, remaja merupakan bagian terbesar dalam populasi. Data demografi menunjukkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Anak pada usia 2-5 tahun masuk ke dalam periode peletakan struktur prilaku
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anak pada usia 2-5 tahun masuk ke dalam periode peletakan struktur prilaku kompleks. Pola sikap dan prilaku yang dibentuk pada periode ini cenderung bertahan, sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sayur.menurut situs fundacionshe.org(diakses pada tanggal 2 oktober 2014 pukul
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Para orang tua memiliki masalah dengan anaknya yang susah makan sayur, sering kali membutuhkan tenaga ekstra untuk membujuk agar anaknya mau makan sayur.menurut situs
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Balon Bunga merupakan penyedia jasa dekorasi, bunga hantaran dan special effect
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Balon Bunga merupakan penyedia jasa dekorasi, bunga hantaran dan special effect guna kemeriahan pesta. Perusahaan ini berdiri pada tahun 1992 berpusat di Jakarta dan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Peneliti melakukan penelitian yang berlokasi di UPT P2TP2A Kota Bandung, UPT P2TP2A adalah Unit Pelaksana Teknis Pusat Pelayanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Cinta dan seksual merupakan salah satu permasalahan yang terpenting yang dialami oleh remaja saat ini. Perasaan bersalah, depresi, marah pada gadis yang mengalami
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Bogdan dan
46 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor yang dikutip oleh Moleong (2000: 3) penelitian kualitatif adalah prosedur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Dilansir dari meltingpotinternational.com, Indonesia: A multicultural melting
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Jakarta merupakan ibukota Republik Indonesia yang merupakan pusat pemerintahan, perdagangan, kebudayaan serta hiburan. Karena hal tersebut, kota Jakarta menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang kemudian menghambat perkembangan perilaku. Autisme bisa dideteksi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kasus gangguan perkembangan pada anak-anak seperti autisme bukanlah hal yang baru. Diana, M.Psi, seorang psikolog, menjelaskan bahwa anak-anak yang menderita autisme
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Wayang, dan Museum Seni Rupa dan Keramik menurut Gubernur Jakarta, Basuki
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Tua menjadi simbol permata Jakarta selain Monas dan Kepulauan Seribu, dan Kota Tua juga salah satu pusat sejarah Indonesia, sebab di wilayah tersebut terdapat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dan perkembangan seseorang. Tidak mengherankan jika masa kanak-kanak disebut
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa kanak-kanak merupakan masa yang sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan seseorang. Tidak mengherankan jika masa kanak-kanak disebut sebagai periode keemasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. aktivitas seksual remaja juga cenderung meningkat baik dari segi kuanitas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rangsangan dari lingkungan seperti film, TV, VCD tentang perilaku seksual serta faktor gizi menyebabkan remaja sekarang lebih cepat perkembangan seksualnya karena hormon
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mendorong banyak orang untuk beralih mengonsumsi nasi ke roti.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam situs Infovesta (2013, diakses pada 5 Februari 2014), seiring dengan peningkatan daya beli masyarakat di Indonesia, pertumbuhan industri roti menjadi semakin
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Anak dan Taman Kanak-kanak Anak adalah generasi masa depan yang memiliki pribadi unik, zaman yang akan datang adalah milik anak-anak kita. Masa kanak-kanak adalah
Lebih terperinci