Bab 2. Tinjauan Pustaka

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Bab 2. Tinjauan Pustaka"

Transkripsi

1 5 Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian yang pernah dilakukan menggunakan algoritma fuzzy antara lain : Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan dalam Pemilihan Mobil Toyota Menggunakan Logika Fuzzy Multi Atribute Decision Making (MADM), yang membahas tentang penggunaan logika fuzzy Multi Atribute Decision Making (MADM) dalam memberikan informasi yang mendekati naluri manusia dalam memberikan keputusan untuk memilih mobil Toyota yang layak dan pantas dibeli sesuai dengan kebutuhan. (Li ulliyah, 2009). Penelitian lainnya adalah Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Mobil Menggunakan Metode Simple Multi Attribute Rating Technique (SMART), yang mengimplementasikan Metode SMART untuk menentukan pilihan mobil yang paling sesuai dengan kebutuhan calon pembeli. (Theorema P, 2011). Sedangkan dalam penelitian yang berjudul Implementasi Sistem Fuzzy untuk Proses Pendukung Keputusan Menggunakan Metode Inferensi Minimum : Studi Kasus pada Sistem Pendukung Keputusan Pembelian Motor (Novaldy, 2010), yang membahas tentang penggunaan logika fuzzy dan metode inferensi minimum dalam menentukan pemilihan sepeda motor sesuai kebutuhan dan kemampuan calon pembeli. Penelitian ini menggunakan logika fuzzy karena logika fuzzy sangat fleksibel sehingga menerima toleransi

2 6 terhadap data-data yang tidak sepenuhnya benar atau tidak sepenuhnya salah sehingga sangat sesuai untuk digunakan apabila data yang tersedia hanya dalam bentuk data kualitatif. Pada penelitian ini, sistem akan dibangun menggunakan metode fuzzy database model Tahani, untuk memperoleh hasil yang akurat dalam menentukan kelayakan harga mobil dengan spesifikasi yang didapat, sebelum memutuskan untuk membeli mobil. Berbeda dengan ketiga penelitian terdahulu tersebut di atas, yang menggunakan metode SMART dan Fuzzy MADM dalam pemilihan mobil dan motor. Mengacu pada penelitian-penelitian terdahulu dapat disimpulkan bahwa faktor efektifitas dan efisiensi sangat penting dalam proses pengambilan keputusan, maka penulis akan merancang sebuah aplikasi SPK untuk menentukan kelayakan mobil menurut harga dan spesifikasinya menggunakan metode fuzzy agar faktor efektifitas dan efisiensi dalam proses pengambilan keputusan dapat tercapai, dan juga dapat memberikan gambaran kepada calon pembeli mengenai mobil yang dipilih. 2.2 Sistem Pendukung Keputusan (SPK) atau Decision Support System (DSS) Definisi SPK Konsep Sistem Pendukung Keputusan (SPK) atau Decision Support Sistem (DSS) pertama kali diungkapkan pada awal tahun 1970 oleh Michael S. Scott Morton dengan istilah Management Decision System. Sistem tersebut adalah suatu sistem yang berbasis komputer yang ditujukan untuk membantu pengambil keputusan dengan memanfaatkan data dan model tertentu untuk memecahkan berbagai persoalan yang tidak terstruktur (Turban, 2001).

3 7 Pengertian dari SPK itu sendiri menurut para ahli adalah sebagai berikut (Bonczek, 1980 dalam Turban, 2001): 1. Menurut Keen dan Scoot Morton Sistem Pendukung Keputusan merupakan penggabungan sumber-sumber kecerdasan individu dengan kemampuan komponen untuk memperbaiki kualitas keputusan. Sistem Pendukung Keputusan juga merupakan sistem informasi berbasis komputer untuk manajemen pengambilan keputusan yang menangani masalah-masalah semi struktur. 2. SPK didefinisikan sebagai sistem berbasis komputer yang terdiri dari komponen-komponen yang saling berinteraksi, yaitu : sistem bahasa, sistem pengetahuan, dan sistem pemrosesan masalah. SPK biasanya dibangun untuk mendukung solusi atas suatu masalah atau untuk mengevaluasi suatu peluang. Sehingga, dapat dijelaskan bahwa SPK bukan merupakan alat pengambilan keputusan, melainkan merupakan sistem yang membantu pengambil keputusan dengan melengkapi mereka dengan informasi dari data yang telah diolah dengan relevan dan diperlukan untuk membuat keputusan tentang suatu masalah dengan lebih cepat dan akurat. Sehingga sistem ini tidak dimaksudkan untuk menggantikan pengambilan keputusan dalam proses pembuatan keputusan (Kusrini, 2007).

4 8 Dari pengertian SPK di atas dapat ditentukan karateristik SPK, yaitu (Haniif, 2007) : 1. Mendukung proses pengambilan keputusan, menitik beratkan pada management by perception. 2. Adanya interface manusia / mesin dimana manusia (user) tetap memegang kontrol proses pengambilan keputusan. 3. Mendukung pengambilan keputusan untuk membahas masalah terstruktur, semi terstruktur dan tak struktur. 4. Memiliki kapasitas dialog untuk memperoleh informasi sesuai dengan kebutuhan. 5. Memiliki subsistem-subsistem yang terintegrasi sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi sebagai kesatuan item. 6. Membutuhkan struktur data komprehensif yang dapat melayani kebutuhan informasi seluruh tingkatan manajemen Tujuan SPK Sistem Pendukung Keputusan (SPK) yang bisa dikatakan merupakan sistem yang terkomputerisasi sangat diperlukan dalam proses pengambilan keputusan untuk pemecahan suatu masalah. Hal tersebut didasarkan pada kenyataan bahwa SPK memiliki berbagai keunggulan dalam dukungannya dalam proses pengambilan keputusan. Berbagai keunggulan DSS ini dijabarkan sebagai tujuan dari SPK itu sendiri, yaitu (Alter, 1980) : 1. Kecepatan komputasi Komputer memungkinkan para pengambil keputusan melakukan banyak perhitungan secara cepat dan tentunya dengan biaya yang lebih murah. 2. Peningkatan produktifitas

5 9 SPK dapat mengurangi jumlah personil dalam kelompok pengambil keputusan, yang biasanya untuk membangun satu kelompok yang terdiri dari para pakar membutuhkan biaya yang tinggi. Selain itu juga memungkinkan para anggota kelompok tersebut untuk berada pada lokasi atau tempat yang berbedabeda, sehingga menghemat biaya perjalanan dan akomodasi. 3. Peningkatan atau perbaikan komunikasi Pada sistem yang berbasis web, memungkinkan untuk kolaborasi dan komunikasi antar kelompok secara efektif dan efisien. Dalam hal ini kelompok yang saling berinteraksi adalah bagian dari sub sistem dari SPK, misalnya pelanggan dan penjual. 4. Dukungan teknis SPK memungkinkan data disimpan dalam beberapa database, baik pada sistem stand-alone, client-server, maupun yang berbasis web, di manapun di dalam organisasi dan bahkan mungkin di luar organisasi. Aspek kemampuan transmisi data oleh komputer juga merupakan bagian dari dukungan teknis SPK. 5. Akses data warehouse Data warehouse yang besar, seperti yang dioperasikan oleh Wal Mart, berisi petabyte data. Diperlukan metode-metode khusus, dan terkadang komputasi paralel untuk mengorganisasi dan mencari data. 6. Dukungan kualitas Komputer dapat meningkatkan kualitas keputusan yang dibuat. Sebagai contoh, semakin banyak data yang diakses, makin banyak alternatif yang dapat dievaluasi, analisis resiko dapat

6 10 dilakukan dengan cepat, dan pandangan dari para pakar dengan biaya rendah. 7. Berdaya saing DSS membantu organisasi untuk meningkatkan daya saing dengan proses pengambilan keputusan yang cepat, tepat, dan efisien. 8. Mengatasi keterbatasan kognitif dalam pemrosesan dan penyimpanan. Komputer membantu manusia dalam hal memproses dan menyimpan informasi dengan tingkat kesalahan yang lebih rendah Jenis SPK Sistem pendukung keputusan dapat dibedakan menurut tingkat dukungannya terhadap pemecahan masalah, yaitu (Amborowati, 2007): 1. Retrieve information elements. Ini adalah dukungan terendah yang dapat diberikan oleh SPK yakni berupa akses selektif terhadap informasi. Misalkan manajer bermaksud mencari tahu informasi mengenai data penjualan atas suatu area pemasaran tertentu. 2. Analize entire file. Dalam tahap ini para manajer diberikan akses untuk melihat dan menganalisa file secara lengkap. Misalnya, manajer dapat membuat laporan khusus penilaian persediaan dengan melihat file persediaan, atau manajer dapat memperoleh laporan gaji bulanan dari file penggajian. 3. Prepare report from multile files.

7 11 Dukungan seperti ini cenderung dibutuhkan mengingat para manajer berhubungan dengan banyak aktifitas dalam satu momen tertentu. Contoh tahapan ini antara lain kemampuan melihat laporan rugi laba, analisa penjualan produk per pelanggan, dan lain-lain. 4. Estimate decision consequences. Dalam tahap ini manajer dimungkinkan untuk melihat dampak dari setiap keputusan yang mungkin diambil. Misalkan seorang manajer memasukkan unsur harga dalam sebuah model untuk melihat pengaruhnya pada laba usaha. Model akan memberikan masukan, misalnya jika harga diturunkan menjadi Rp ,00 keuntungan akan meningkat Rp 5.000,00. Model tersebut tidak dapat menentukan apakah harga sebesar Rp ,00 adalah harga terbaik, sistem hanya memberikan informasi apa yang mungkin jika keputusan harga tersebut diambil. 5. Propose decision consequences. Dukungan di tahap ini sedikit lebih maju lagi. Suatu alternatif keputusan dapat disodorkan ke hadapan manajer untuk dipertimbangkan. Contoh penerapannya antara lain manajer pabrik memasukkan data mengenai pabrik dan peralatan yang dimilikinya, maka SPK dapat menentukan rancangan tata letak (lay out) yang paling efisien. 6. Make decision. Ini adalah jenis dukungan yang sangat diharapkan dari SPK. Tahapan ini akan memberikan sebuah keputusan yang tinggal menunggu legitimasi dari manajer untuk dijalankan Komponen - Komponen SPK

8 12 Sistem Pendukung Keputusan terdiri dari tiga komponen utama atau subsistem, yaitu (Subakti, 2002) : 1. Subsistem Manajemen Basis Data Subsistem data merupakan bagian yang menyelediakan data-data yang dibutuhkan oleh Data Base Management Subsystem (DBMS). DBMS sendiri merupakan susbsistem data yang terorganisasi dalam suatu basis data. Data-data yang merupakan dalam suatu Sistem Pendukung Keputusan dapat berasal dari luar lingkungan. Keputusan pada manajemen level atas seringkali harus memanfaatkan data dan informasi yang bersumber dari luar perusahaan. Kemampuan subsistem data yang diperlukan dalam suatu Sistem Pendukung Keputusan, antara lain : - Mampu mengkombinasikan sumber-sumber data yang relevan melalui proses ekstraksi data. - Mampu menambah dan menghapus secara cepat dan mudah. - Mampu menangani data personal dan non official, sehingga user dapat bereksperimen dengan berbagai alternatif keputusan. - Mampu mengolah data yang bervariasi dengan fungsi manajemen data yang luas. 2. Subsistem Manajemen Model Subsistem model dalam Sistem Pendukung Keputusan memungkinkan pengambil keputusan menganalisa secara utuh dengan mengembangkan dan membandingkan alternatif solusi. Intergrasi model-model dalam Sistem Informasi Manajemen yang berdasarkan integrasi data-data dari lapangan menjadi suatu

9 13 Sistem Pendukung Keputusan. Kemampuan Sistem Manajemen Basis Model (MBMS) antara lain : - Mampu menciptakan model - model baru dengan cepat dan mudah. - Mampu mengkatalogkan dan mengelola model untuk mendukung semua tingkat pemakai. - Mampu menghubungkan model-model dengan basis data melalui hubungan yang sesuai. - Mampu mengelola basis model dengan fungsi manajemen yang analog dengan database manajemen. 3. Subsistem Dialog Subsistem dialog merupakan bagian dari Sistem Pendukung Keputusan yang dibangun untuk memenuhi kebutuhan representasi dan mekanisme control selama proses analisa dalam Sistem Pendukung Keputusan ditentukan dari kemampuan berinteraksi anatara sistem yang terpasang dengan user. Pemakai terminal dan sistem perangkat lunak merupakan komponenkomponen yang terlibat dalam susbsistem dialog yang mewujudkan komunikasi anatara user dengan sistem tersebut. Komponen dialog menampilkan keluaran sistem bagi pemakai dan menerima masukkan dari pemakai ke dalam Sistem Pendukung Keputusan. Adapun subsistem dialog dibagi menjadi tiga, antara lain : - Bahasa Aksi (The Action Language)

10 14 Merupakan tindakan-tindakan yang dilakukan user dalam usaha untuk membangun komunikasi dengan sistem. Tindakan yang dilakukan oleh user untuk menjalankan dan mengontrol sistem tersebut tergantung rancangan sistem yang ada. - Bahasa Tampilan (The Display or Presentation Langauage) Merupakan keluaran yang dihasilkan oleh suatu Sistem Pendukung Keputusan dalam bentuk tampilan-tampilan akan memudahkan user untuk mengetahui keluaran sistem terhadap masukan-masukan yang telah dilakukan. - Bahasa Pengetahuan (Knowledge Base Language) Meliputi pengetahuan yang harus dimiliki user tentang keputusan dan tentang prosedur pemakaian Sistem Pendukung Keputusan agar sistem dapat digunakan secara efektif. Pemahaman user terhadap permasalahan yang dihadapi dilakukan di luar sistem, sebelum user menggunakan sistem untuk mengambil keputusan. 4. Subsistem manajemen berbasis pengetahuan. Subsistem ini dapat mendukung semua subsistem lain atau bertindak sebagai suatu komponen independen. Selain itu, subsistem ini juga dapat memberikan intelegensi untuk memperbesar pengetahuan kepada si pengambil keputusan. Sistem pendukung keputusan harus mencakup tiga komponen utama dari DBMS, MBMS, dan antarmuka pengguna. Sedangkan subsistem manajemen berbasis pengetahuan adalah opsional. Namun subsistem berbasis pengetahuan dapat memberikan banyak manfaat karena memberikan inteligensi bagi 3 (tiga)

11 15 komponen utama tersebut. Di luar keempat komponen di atas, seperti layaknya semua sistem informasi manajemen, pengguna dapat dianggap sebagai salah satu komponen DSS (Kadarsah, 2002). Dari komponen-komponen ini jika digambarkan dalam bentuk bagan, maka akan menjadi seperti bagan pada Gambar 2.1. Gambar 2.1 Model Konseptual SPK (Kadarsah, 2002) 2.3 Logika Fuzzy Logika fuzzy (Fuzzy Logic) diperkenalkan oleh Lotfi Zadeh pada tahun Merupakan metode yang mempunyai kemampuan untuk memproses variabel yang bersifat kabur atau yang tidak dapat dideskripsikan secara pasti, misalnya tinggi, lambat, dan bising. Fuzzy dalam bahasa inggris mempunyai arti kabur atau tidak jelas. Jadi, logika fuzzy adalah logika yang kabur, atau mengandung unsur ketidak-pastian. Dalam logika fuzzy, variabel yang bersifat kabur tersebut direpresentasikan sebagai sebuah himpunan yang anggotanya adalah suatu nilai pasti (crisp) dan derajat keanggotaannya dalam himpunan tersebut. Logika fuzzy meniru cara berpikir manusia dengan menggunakan konsep sifat kesamaran

12 16 suatu nilai. Dengan teori himpunan fuzzy, suatu objek dapat menjadi anggota dari banyak himpunan dengan derajat keanggotaan yang berbeda dalam masing-masing himpunan (Kusumadewi, 2004). Beberapa alasan mengapa orang menggunakan logika fuzzy, antara lain (Saelan, 2009) : a. Konsep logika fuzzy mudah dimengerti. Konsep matematis yang mendasari penalaran fuzzy sederhana dan mudah dimengerti. b. Logika fuzzy sangat fleksibel. c. Logika fuzzy memiliki toleransi pada data-data yang tidak tepat. d. Logika fuzzy mampu memodelkan fungsi-fungsi non-linear yang sangat kompleks. e. Logika fuzzy dapat membangun dan mengaplikasikan pengalaman-pengalaman para pakar secara langsung tanpa harus melalui pelatihan. f. Logika fuzzy dapat bekerjasama dengan teknik-teknik kendali secara konvensional. g. Logika fuzzy didasarkan pada bahasa alami. Beberapa hal yang harus diketahui dalam sistem fuzzy, yaitu (Eliyani, 2009) : 1. Variabel Fuzzy Merupakan variabel yang akan dibahas dalam suatu sistem fuzzy. Contoh : umur, temperatur, dan permintaan. 2. Himpunan Fuzzy Merupakan suatu grup yang mewakili suatu kondisi tertentu dalam sebuah variabel fuzzy. Contoh himpunan fuzzy adalah sebagai berikut :

13 17 - Variabel temperatur, terbagi menjadi lima himpunan fuzzy, yaitu DINGIN, SEJUK, NORMAL, HANGAT, dan PANAS. Himpunan fuzzy mempunyai dua atribut, yaitu : - Linguistik Linguistik adalah penamaan suatu grup yang mewakili suatu keadaan atau kondisi tertentu dengan menggunakan bahasa alami, sperti : MUDA, PAROBAYA, TUA. - Numeris Numeris adalah suatu nilai (angka) yang menunjukkan ukuran dari suatu variabel, seperti : 4, 25, 50, dan sebagainya. Gambar 2.2 Himpunan Fuzzy pada Variabel Temperatur (Eliyani, 2009) 3. Semesta Pembicaraan Semesta pembicaraan adalah keseluruhan nilai yang diperbolehkan untuk diopersikan dalam suatu variabel fuzzy. Semesta pembicaraan merupakan himpunan bilangan real yang senantiasa naik (bertambah) secara monoton dari kiri ke kanan. nilai semesta pembicaraan dapat berupa bilangan positif maupun negatif. Ada kalanya nilai semesta pembicaraan ini tidak dibatasi batas atasnya. Contoh semesta pembicaraan adalah sebagai berikut : - Semesta pembicaraan untuk variabel umur adalah [0+ ]

14 18 - Semesta pembicaraan untuk variabel temperatur adalah [0 40] 4. Domain Domain himpunan fuzzy adalah keseluruhan nilai yang diijinkan oleh semesta pembicaraan dan boleh dioperasikan dalam suatu himpunan fuzzy. Seperti halnya dengan semesta pembicaraan, domain merupakan himpunan bilangan real yang senantiasa naik (bertambah) secara monoton dari kiri ke kanan. Nilai domain dapat berupa bilangan positif maupun negatif. Contoh domain adalah sebagai berikut : - DINGIN = [0, 20] - SEJUK = [15, 25] - NORMAL = [20, 30] - HANGAT = [25, 35] - PANAS = [30, 40] Fungsi Keanggotaan Fungsi keanggotaan atau membership function adalah suatu kurva yang menunjukkan pemetaan titik-titik input data ke dalam nilai keanggotaannya (sering juga disebut dengan derajat keanggotaan). Dalam logika tegas, fungsi keanggotaan menyatakan keanggotaan suatu himpunan. Fungsi keanggotaan χa(x) bernilai 1 jika x anggota himpunan A, dan bernilai 0 jika x bukan anggota himpunan A. Jadi fungsi kenggotaan ini hanya bisa bernilai 0 atau 1 (Andari, 2009). χa : x = {0,1} (2.1)

15 19 Sedangkan dalam logika fuzzy, fungsi keanggotaan menyatakan derajat keanggotaan suatu himpunan. Nilai dari fungsi keanggotaan ini berada dalam selang [0,1], dinyatakan dengan µa. µa : x = [0,1] (2.2) Fungsi keangotaan µa(x) bernilai 1 jika x anggota penuh himpunan A, dan bernilai 0 jika x bukan anggota himpunan A. Sedangkan jika derajat keanggotaan berada dalam selang (0,1), misalkan µa(x) = µ, menyatakan x sebagai anggota himpunan A dengan derajat keanggotaan sebesar µ. Fungsi keanggotaan suatu himpunan fuzzy dapat ditentukan melalui pendekatan fungsi. Beberapa fungsi yang dapat digunakan adalah sebagai berikut (Irwan, 2008) : - Respresentasi Linier Naik Kenaikan himpunan dimulai pada domain yang memiliki derajat keanggotaan nol bergerak ke kanan menuju domain yang memiliki derajat keanggotaan lebih tinggi, seperti terlihat pada Gambar 2.3 Gambar 2.3 Representasi Linear Naik (Irwan, 2008) (2.3) Fungsi keanggotaan dari representasi linear naik adalah : 0 ; x a µ[x] = ( x-a) / (b - a) a < x < b

16 20 1 ; x b - Representasi Linier Turun Merupakan kebalikan dari representasi linear naik. Garis lurus dimulai dari domain dengan derajat keanggotaan tertinggi pada sisi kiri, kemudian bergerak menurun ke nilai domain dengan derajat keanggotaan kebih rendah, seperti terlihat pada Gambar 2.4 Gambar 2.4 Representasi Linear Turun (Irwan, 2008) (2.4) Fungsi keanggotaan dari representasi linear turun adalah : 1 ; x a µ[x] = (b x) / (b - a) a < x < b 0 ; x b - Representasi Kurva Segitiga Kurva segitiga pada dasarnya merupakan gabungan antara dua garis linear, seperti terlihat pada Gambar 2.5 Gambar 2.5 Representasi Kurva Segitiga (Irwan, 2008)

17 21 Fungsi keanggotaan dari representasi kurva segitiga adalah : 0 ; x a ( x - a) / (b - a); a < x b (2.5) µ[x] = (c - x) / (c - b); b< x < c 1 ; x c - Representasi Kurva Trapesium Kurva trapesium pada dasarnya seperti bentuk segitiga, hanya saja ada beberapa titik yang memiliki nilai keanggotaan 1, seperti terlihat pada Gambar 2.6. Gambar 2.6 Representasi Kurva Trapesium (Irwan, 2008) Fungsi keanggotaan dari representasi kurva trapesium adalah : 0; x a atau x d ( x a ) / (b - a); a < x < b (2.6) µ[x] = 1; b x c ( d - x ) / ( d - c ) ; x > c - Representasi Kurva Bahu Representasi fungsi keanggotaan fuzzy dengan menggunakan kurva bahu pada dasarnya adalah gabungan dari kurva segitiga

18 22 dan kurva trapesium. Daerah yang berada di tengah-tengah kurva bahu ini, dipresentasikan dengan fungsi keanggotaan segitiga. Pada sisi kiri dan kanannya nilai keanggotaan akan naik dan turun. Tetapi terkadang pada salah satu sisi variabel fuzzy yang ditinjau ini terdapat nilai yang konstan, yaitu pada himpunan ekstrim kiri dan ekstrim kanan, seperti terlihat pada Gambar 2.7 Gambar 2.7 Representasi Kurva Bahu (Irwan, 2008) Operasi Himpunan Fuzzy Seperti halnya himpunan konvensional, ada beberapa operasi yang didefinisikan secara kusus untuk mengkombinasi dan memodifikasi himpunan fuzzy. Nilai keanggotaan sebagai hasil dari operasi dua himpunan sering dikenal sebagai derajat keanggotaan. Ada tiga operator dasar yang diciptakan oleh Zadeh, yaitu (Purnomo, 2004) : 1. Operator AND Operator ini berhubungan dengan operasi interseksi pada himpunan. Derajat keanggotaan sebagai hasil operasi AND diperoleh dengan mengambil nilai keanggotaan terkecil antar elemen. µa B = min(µa[x], µb[y]) (2.7)

19 23 2. Operator OR Operator ini berhubungan dengan operasi union pada himpunan. Derajat keanggotaan sebagai hasil operasi dengan operator OR diperoleh dengan mengambil nilai keanggotaan terbesar antar elemen. 3. Operator NOT µaub = max(µa[x], µb[y]) (2.8) Operator ini berhubungan dengan operasi komplemen pada himpunan. Derajat keanggotaan sebagai hasil operasi dengan operator NOT diperoleh dengan menggunakan nilai keanggotaan elemen pada himpunan yang bersangkutan dari 1. µa = 1 - µa[x] (2.9) 2.4 Spesifikasi Mobil Sebuah mobil memiliki spesifikasi yang merupakan ukuranukuran dari komponen-komponennya yang terdiri dari : 1. Kapasitas Mesin 2. Torsi Maksimal 3. Daya Maksimal 4. Berat Kosong 5. Fitur Tambahan Kapasitas Mesin Kapasitas mesin adalah volume dari silinder mesin tempat dari piston bekerja. Nilainya diperoleh dari hasil perkalian antara

20 24 diameter silinder mesin dengan langkah piston. Kapasitas mesin digunakan dalam sistem ini karena kapasitas mesin merupakan satu hal yang paling dipertimbangkan dalam memilih mobil, kapasitas mesin biasanya mempengaruhi beberapa spesifikasi lain dari mobil, seperti daya maksimal dan torsi maksimal. Satuan yang digunakan adalah centimeter cubic atau cc (Sojuangan, 2007) Torsi Maksimal Segala bentuk energi pada mesin bakar dikonversi menjadi rotasi, sehingga gaya yang pada awalnya linier (gerak piston naikturun) menjadi gerak putar karena poros engkol atau kruk as. Dari sini besar gaya dari gerakan naik-turun piston digunakan untuk mendorong poros engkol agar memberikan gerakan memutar. Torsi adalah perkalian dari besar gaya dan jarak titik gaya terhadap sumbu putar poros engkol. Torsi adalah gaya (dalam bentuk rotasi) yang dapat diberikan mesin untuk menggerakkan beban kendaraan. Semakin besar torsi maksimal mesin, maka semakin besar gaya dorong yang dapat diberikan pada roda, sehingga semakin besar percepatan yang didapat untuk memindahkan suatu massa. Jika percepatan semakin besar, maka akselerasi mobil semakin kuat. Satuan yang digunakan adalah Kgm/rpm (Sojuangan, 2007) Daya Maksimal Daya adalah energi yang dapat dikeluarkan oleh sebuah mesin dengan istilah HP (Horse Power). Energi sebesar 1 HP adalah energi yang dapat memindahkan beban seberat 75 Kg sejauh 1 meter dalam waktu 1 detik. Jadi semakin besar daya maksimal yang dimiliki sebuah mesin, maka semakin tinggi kecepatan maksimal yang dapat dicapai oleh suatu kendaraan bermotor. Pada mesin, daya

21 25 didapatkan dari besar torsi pada putaran tertentu dan semakin tinggi torsi yang dihasilkan pada putaran yang tinggi, maka semakin besar tenaga yang dihasilkan mesin tersebut. Satuan yang digunakan adalah Ps/rpm (Sojuangan, 2007) Berat Kosong Berat kosong adalah berat mobil diukur tanpa adanya bahan bakar, pelumas, dan pengendara diatasnya. Satuan yang digunakan adalah Kilogram atau Kg (Sojuangan, 2007) Fitur Tambahan Fitur tambahan dalam sistem ini adalah fitur keamanan dan kenyamanan yang ada pada mobil (Sojuangan, 2007). 1. Fitur Keamanan Fitur keamanan yang disediakan oleh produsen mobil diantaranya ABS (Antilock Brake System), EBD (Electronic Brake Distribution), airbag, seat belt, keyless door, corner sensor, back sensor, dan remote lock. 2. Fitur Kenyamanan Fitur kenyamanan yang disediakan oleh produsen mobil diantaranya GPS (Global Positioning Unit), air conditioning, music player, video player, power window, sun roof, foot rest, dan electric mirror control.

BAB II TEORI PENUNJANG

BAB II TEORI PENUNJANG BAB II TEORI PENUNJANG 2.1 LOGIKA FUZZY Titik awal dari konsep modern mengenai ketidakpastian adalah paper yang dibuat oleh Lofti A Zadeh, dimana Zadeh memperkenalkan teori yang memiliki obyek-obyek dari

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN Oleh : Saripudin PENGAMBILAN KEPUTUSAN Pengambilan keputusan merupakan proses pemilihan alternative tindakan untuk

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN Oleh : Saripudin PENGAMBILAN KEPUTUSAN Pengambilan keputusan merupakan proses pemilihan alternative tindakan untuk SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN Oleh : Saripudin PENGAMBILAN KEPUTUSAN Pengambilan keputusan merupakan proses pemilihan alternative tindakan untuk mencapai tujuan atau sasaran tertentu. Pengambilan keputusan

Lebih terperinci

Pengantar Kecerdasan Buatan (AK045218) Logika Fuzzy

Pengantar Kecerdasan Buatan (AK045218) Logika Fuzzy Logika Fuzzy Pendahuluan Alasan digunakannya Logika Fuzzy Aplikasi Himpunan Fuzzy Fungsi keanggotaan Operator Dasar Zadeh Penalaran Monoton Fungsi Impilkasi Sistem Inferensi Fuzzy Basis Data Fuzzy Referensi

Lebih terperinci

FUZZY LOGIC CONTROL 1. LOGIKA FUZZY

FUZZY LOGIC CONTROL 1. LOGIKA FUZZY 1. LOGIKA FUZZY Logika fuzzy adalah suatu cara tepat untuk memetakan suatu ruang input ke dalam suatu ruang output. Teknik ini menggunakan teori matematis himpunan fuzzy. Logika fuzzy berhubungan dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Logika Fuzzy Teori himpunan logika samar dikembangkan oleh Prof. Lofti Zadeh pada tahun 1965. Zadeh berpendapat bahwa logika benar dan salah dalam logika konvensional tidak dapat

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Fuzzy Logika fuzzy adalah suatu cara yang tepat untuk memetakan suatu ruang input kedalam suatu ruang output. Titik awal dari konsep modern

Lebih terperinci

BAB II. KAJIAN PUSTAKA. A. Kinerja Pegawai di Universitas Muhammadiyah Purwokerto

BAB II. KAJIAN PUSTAKA. A. Kinerja Pegawai di Universitas Muhammadiyah Purwokerto BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. Kinerja Pegawai di Universitas Muhammadiyah Purwokerto Masalah kinerja pegawai di Universitas Muhammadiyah Purwokerto sangat mendapat perhatian. Hal ini dibuktikan dengan diadakannya

Lebih terperinci

LOGIKA FUZZY. Kelompok Rhio Bagus P Ishak Yusuf Martinus N Cendra Rossa Rahmat Adhi Chipty Zaimima

LOGIKA FUZZY. Kelompok Rhio Bagus P Ishak Yusuf Martinus N Cendra Rossa Rahmat Adhi Chipty Zaimima Sistem Berbasis Pengetahuan LOGIKA FUZZY Kelompok Rhio Bagus P 1308010 Ishak Yusuf 1308011 Martinus N 1308012 Cendra Rossa 1308013 Rahmat Adhi 1308014 Chipty Zaimima 1308069 Sekolah Tinggi Manajemen Industri

Lebih terperinci

Himpunan Fuzzy. Sistem Pakar Program Studi : S1 sistem Informasi

Himpunan Fuzzy. Sistem Pakar Program Studi : S1 sistem Informasi Himpunan Fuzzy Sistem Pakar Program Studi : S1 sistem Informasi Outline Himpunan CRISP Himpunan Fuzzy Himpunan CRISP Pada himpunan tegas (crisp), nilai keanggotaan suatu item dalam suatu himpunan A, yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem pendukung keputusan (SPK) Konsep sistem pendukung keputusan atau decision support system (DSS) pertama kali diungkapkan pada awal tahun 1970-an oleh Michael S. Scott Morton

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PENDUKUNG KEPUTUSAN

SISTEM INFORMASI PENDUKUNG KEPUTUSAN Mk. Penerapan Komputer Dosen : Toto Haryanto, S.Kom, M.Si Tugas ke-1 Hari/tanggal : Senin, 7 November 2011 Tempat: Ruang B1 D SISTEM INFORMASI PENDUKUNG KEPUTUSAN Kelompok 2 Oleh: Defi Syukria Cahyaningrum

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Logika Fuzzy Fuzzy secara bahasa diartikan sebagai kabur atau samar yang artinya suatu nilai dapat bernilai benar atau salah secara bersamaan. Dalam fuzzy dikenal derajat keanggotan

Lebih terperinci

FUZZY MULTI-CRITERIA DECISION MAKING

FUZZY MULTI-CRITERIA DECISION MAKING Media Informatika, Vol. 3 No. 1, Juni 2005, 25-38 ISSN: 0854-4743 FUZZY MULTI-CRITERIA DECISION MAKING Sri Kusumadewi, Idham Guswaludin Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas

Lebih terperinci

MATERI KULIAH (PERTEMUAN 12,13) Lecturer : M. Miftakul Amin, M. Eng. Logika Fuzzy. Politeknik Negeri Sriwijaya Palembang

MATERI KULIAH (PERTEMUAN 12,13) Lecturer : M. Miftakul Amin, M. Eng. Logika Fuzzy. Politeknik Negeri Sriwijaya Palembang HIMPUNAN FUZZY MATERI KULIAH (PERTEMUAN 2,3) Lecturer : M. Miftakul Amin, M. Eng. Logika Fuzzy Jurusan Teknik Komputer Politeknik Negeri Sriwijaya Palembang Pokok Bahasan Sistem fuzzy Logika fuzzy Aplikasi

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DECISION SUPPORT SYSTEMS (DSS) Sistem pendukung keputusan kelompok (DSS) adalah sistem berbasis komputer yang interaktif, yang membantu pengambil keputusan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Permintaan 2.1.1 Pengertian Permintaan Permintaan adalah banyaknya jumlah barang yang diminta pada suatu pasar tertentu dengan tingkat harga tertentu pada tingkat pendapatan tertentu

Lebih terperinci

KECERDASAN BUATAN LOGIKA FUZZY

KECERDASAN BUATAN LOGIKA FUZZY KECERDASAN BUATAN LOGIKA FUZZY Pengertian adalah suatu cara untuk memetakan suatu ruang input ke dalam suatu ruang output. Skema logika fuzzy Antara input dan output terdapat suatu kotak hitam yang harus

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Definisi Sistem

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Definisi Sistem BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem 2.1.1 Definisi Sistem Menurut Mustakini (2009:34), Sistem dapat didefinisikan dengan pendekatan prosedur dan pendekatan komponen, sistem dapat didefinisikan

Lebih terperinci

Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem

Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem 26 Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem 3.1 Metode Pengembangan Sistem 3.1.1 Pembahasan Metode Prototyping Metode penelitian yang digunakan pada pembuatan aplikasi ini adalah prototyping model. Seringkali

Lebih terperinci

LOGIKA FUZZY FUNGSI KEANGGOTAAN

LOGIKA FUZZY FUNGSI KEANGGOTAAN LOGIKA FUZZY FUNGSI KEANGGOTAAN FUNGSI KEANGGOTAAN (Membership function) adalah suatu kurva yang menunjukkan pemetaan titik-titik input data ke dalam nilai/derajat keanggotaannya yang memiliki interval

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendukung Keputusan Sebuah aplikasi berupa Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support System) mulai dikembangkan pada tahun 1970. Decision Support Sistem (DSS) dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam kondisi yang nyata, beberapa aspek dalam dunia nyata selalu atau biasanya

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam kondisi yang nyata, beberapa aspek dalam dunia nyata selalu atau biasanya BAB II LANDASAN TEORI A. Logika Fuzzy Dalam kondisi yang nyata, beberapa aspek dalam dunia nyata selalu atau biasanya berada di luar model matematis dan bersifat inexact. Konsep ketidakpastian inilah yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Permintaan, Persediaan dan Produksi 2.1.1 Permintaan Permintaan adalah banyaknya jumlah barang yang diminta pada suatu pasar tertentu dengan tingkat harga tertentu pada tingkat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penjurusan di SMA Sepanjang perkembangan Pendidikan formal di Indonesia teramati bahwa penjurusan di SMA telah dilaksanakan sejak awal kemerdekaan yaitu tahun 1945 sampai sekarang,

Lebih terperinci

Erwien Tjipta Wijaya, ST.,M.Kom

Erwien Tjipta Wijaya, ST.,M.Kom Erwien Tjipta Wijaya, ST.,M.Kom PENDAHULUAN Logika Fuzzy pertama kali dikenalkan oleh Prof. Lotfi A. Zadeh tahun 1965 Dasar Logika Fuzzy adalah teori himpunan fuzzy. Teori himpunan fuzzy adalah peranan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Logika Fuzzy 2.1.1 Pendahuluan Titik awal dari konsep modern mengenai ketidakpastian adalah paper yang dibuat oleh Lofti A Zadeh, di mana Zadeh memperkenalkan teori yang memiliki

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PASKIBRAKA

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PASKIBRAKA BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PASKIBRAKA Pasukan Pengibar Bendera Pusaka atau yang lebih sering dikenal dengan PASKIBRAKA, merupakan suatu pasukan yang bertugas dalam mengibarkan duplikat bendera pusaka dalam

Lebih terperinci

Perancangan Aplikasi Rekomendasi Pemilihan Lokasi Rumah dengan Memanfaatkan Fuzzy Database Metode Tahani

Perancangan Aplikasi Rekomendasi Pemilihan Lokasi Rumah dengan Memanfaatkan Fuzzy Database Metode Tahani Perancangan Aplikasi Rekomendasi Pemilihan Lokasi Rumah dengan Memanfaatkan Fuzzy Database Metode Tahani 23 Sathya Adi Dharma Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi Institut Informatika

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. papernya yang monumental Fuzzy Set (Nasution, 2012). Dengan

BAB II LANDASAN TEORI. papernya yang monumental Fuzzy Set (Nasution, 2012). Dengan BAB II LANDASAN TEORI 2.. Logika Fuzzy Fuzzy set pertama kali diperkenalkan oleh Prof. Lotfi Zadeh, 965 orang Iran yang menjadi guru besar di University of California at Berkeley dalam papernya yang monumental

Lebih terperinci

KECERDASAN BUATAN (Artificial Intelligence) Materi 8. Entin Martiana

KECERDASAN BUATAN (Artificial Intelligence) Materi 8. Entin Martiana Logika Fuzzy KECERDASAN BUATAN (Artificial Intelligence) Materi 8 Entin Martiana 1 Kasus fuzzy dalam kehidupan sehari-hari Tinggi badan saya: Andi menilai bahwa tinggi badan saya termasuk tinggi Nina menilai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Penelusuran Minat dan Kemampuan (PMDK) diselenggarakan oleh suatu perguruan tinggi secara mandiri.

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Penelusuran Minat dan Kemampuan (PMDK) diselenggarakan oleh suatu perguruan tinggi secara mandiri. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Penelusuran Minat dan Kemampuan (PMDK) PMDK adalah salah satu program penerimaan mahasiswa baru yang diselenggarakan oleh suatu perguruan tinggi secara mandiri. Sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Logika Fuzzy Logika fuzzy merupakan suatu metode pengambilan keputusan berbasis aturan yang digunakan untuk memecahkan keabu-abuan masalah pada sistem yang sulit dimodelkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendukung Keputusan 2.1.1 Pengertian Sistem Pendukung Keputusan Sistem pendukung keputusan (SPK) adalah bagian dari sistem informasi berbasis komputer termasuk sistem berbasis

Lebih terperinci

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI. Himpunan Himpunan adalah setiap daftar, kumpulan atau kelas objek-objek yang didefenisikan secara jelas, objek-objek dalam himpunan-himpunan yang dapat berupa apa saja: bilangan, orang,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Penelitian yang dilakukan oleh Apriliani Wulandari, (2007), Penelitian ini memfokuskan pada penggunaan kriteria Bayes dalam proses pemberian

Lebih terperinci

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendukung Keputusan Sistem Pendukung Keputusan (SPK) / Decision Support Sistem (DSS) adalah sistem komputer yang saling berhubungan dan menjadi alat bantu bagi seorang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini berisi tentang teori mengenai permasalahan yang akan dibahas

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini berisi tentang teori mengenai permasalahan yang akan dibahas BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini berisi tentang teori mengenai permasalahan yang akan dibahas dalam pembuatan tugas akhir ini. Secara garis besar teori penjelasan akan dimulai dari definisi logika fuzzy,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era golobalisasi saat ini modernisasi terjadi pada segala aspek kehidupan, demikian pula juga halnya dengan teknologi yang berkembang begitu pesat. dengan perkembangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1. Pengertian Fuzzy Logika fuzzy adalah suatu cara yang tepat untuk memetakan suatu ruang input kedalam suatu ruang output. Titik awal dari konsep modern mengenai ketidakpastian

Lebih terperinci

SISTEM INFERENSI FUZZY (METODE TSUKAMOTO) UNTUK PENENTUAN KEBUTUHAN KALORI HARIAN OLEH

SISTEM INFERENSI FUZZY (METODE TSUKAMOTO) UNTUK PENENTUAN KEBUTUHAN KALORI HARIAN OLEH KECERDASAN BUATAN SISTEM INFERENSI FUZZY (METODE TSUKAMOTO) UNTUK PENENTUAN KEBUTUHAN KALORI HARIAN OLEH AMARILIS ARI SADELA (E1E1 10 086) SITI MUTHMAINNAH (E1E1 10 082) SAMSUL (E1E1 10 091) NUR IMRAN

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PENENTUAN PENERIMA BERAS MISKIN MENGGUNAKAN BASIS DATA FUZZY

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PENENTUAN PENERIMA BERAS MISKIN MENGGUNAKAN BASIS DATA FUZZY SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PENENTUAN PENERIMA BERAS MISKIN MENGGUNAKAN BASIS DATA FUZZY Standy Oei Jurusan Teknik Informatika Universitas Nusantara Manado Jl. Lengkong Wuaya Paal Dua, Manado, 95129

Lebih terperinci

Subsistem manajemen data terdiri dari elemen-elemen berikut ini:

Subsistem manajemen data terdiri dari elemen-elemen berikut ini: Nama : Fernanda Celsiliya NIM : 155030207111048 E. KOMPONEN UTAMA DECISION SUPPORT SYSTEM Menurut Carter et. al. (1992) Decision Support System (DSS) memiliki tiga komponen utama atau subsistem utama yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Game dan Video Game Menurut kamus Cambridge Advanced Learner Dictionary, game adalah sebuah aktivitas menghibur dan menyenangkan yang dimainkan oleh anak anak. Sedangkan video

Lebih terperinci

LOGIKA FUZZY. By: Intan Cahyanti K, ST

LOGIKA FUZZY. By: Intan Cahyanti K, ST LOGIKA FUZZY By: Intan Cahyanti K, ST Pengertian Adalah suatu cara untuk memetakan suatu ruang input kedalam suatu ruang output. Skema Logika Fuzzy Antara input dan output terdapat suatu kotak hitam yang

Lebih terperinci

Aplikasi Prediksi Harga Bekas Sepeda Motor Yamaha. Menggunakan Fuzzy Logic

Aplikasi Prediksi Harga Bekas Sepeda Motor Yamaha. Menggunakan Fuzzy Logic Aplikasi Prediksi Harga Bekas Sepeda Motor Yamaha Menggunakan Fuzzy Logic 1. Pendahuluan Jual beli motor merupakan suatu kegiatan transaksi yang mungkin sering kita temukan di kehidupan sehari-hari. Untuk

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI SISTEM REKOMENDASIAN PENERIMAAN BEASISWA DENGAN MENGGUNAKAN FMADM

IMPLEMENTASI SISTEM REKOMENDASIAN PENERIMAAN BEASISWA DENGAN MENGGUNAKAN FMADM IMPLEMENTASI SISTEM REKOMENDASIAN PENERIMAAN BEASISWA DENGAN MENGGUNAKAN FMADM Anis Yusrotun Nadhiroh Jurusan Teknik Informatika - STT Nurul Jadid Paiton ayusrotun@gmail.com ABSTRAK Sesuai dengan peraturan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Pendukung Keputusan (SPK) 2.1.1 Konsep Sistem Pendukung Keputusan Konsep Sistem Pendukung Keputusan (SPK) atau Decision Support Systems (DSS) pertama kali diperkenalkan

Lebih terperinci

dan kesatuan nyata yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan. [JOG99]

dan kesatuan nyata yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan. [JOG99] BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendekatan sistem yang kbih menekankan pada elemen atatu komponennya mendefinisikan suatu sistem sebagai berikut: [JOG99] Sistem adalah kumpulan dan elemen-elemen yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendukung Keputusan (SPK) SPK adalah sebuah sistem komputer yang mengolah data menjadi informasi untuk mengambil keputusan dari masalah semi-terstruktur yang spesifik Sistem

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Metode Peramalan Peramalan (forecasting) adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. Sedangkan ramalan adalah situasi atau kondisi yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Keputusan Teori keputusan adalah teori mengenai cara manusia memilih pilihan diantara pilihan-pilihan yang tersedia secara acak guna mencapai tujuan yang hendak diraih (Hansson,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN Sistem pendukung keputusan pertama kali diperkenalkan pada awal tahun 1970 oleh Michael S. Scott dengan istilah management decision system yang merupakan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2. 1. Fuzzy Logic Fuzzy logic pertama kali dikembangkan oleh Lotfi A. Zadeh pada tahun 1965. Teori ini banyak diterapkan di berbagai bidang, antara lain representasi pikiran manusia

Lebih terperinci

Logika fuzzy pertama kali dikembangkan oleh Lotfi A. Zadeh melalui tulisannya pada tahun 1965 tentang teori himpunan fuzzy.

Logika fuzzy pertama kali dikembangkan oleh Lotfi A. Zadeh melalui tulisannya pada tahun 1965 tentang teori himpunan fuzzy. LOGIKA FUZZY UTHIE Intro Pendahuluan Logika fuzzy pertama kali dikembangkan oleh Lotfi A. Zadeh melalui tulisannya pada tahun 1965 tentang teori himpunan fuzzy. Lotfi Asker Zadeh adalah seorang ilmuwan

Lebih terperinci

: Sistem Pendukung Keputusan, Siswa berprestasi, Tsukamoto

: Sistem Pendukung Keputusan, Siswa berprestasi, Tsukamoto SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SISWA BERPRESTASI BERBASIS WEB DENGAN METODE TSUKAMOTO PADA SMA INSTITUT INDONESIA Eko Purwanto Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer Universitas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Himpunan Himpunan adalah kata benda yang berasal dari kata himpun. Kata kerjanya adalah menghimpun. Menghimpun adalah kegiatan yang berhubungan dengan berbagai objek apa saja.

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENYELEKSIAN CALON SISWA BARU DI SMA NEGERI 3 GARUT

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENYELEKSIAN CALON SISWA BARU DI SMA NEGERI 3 GARUT SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENYELEKSIAN CALON SISWA BARU DI SMA NEGERI 3 GARUT Asep Hendar Rustiawan 1, Dini Destiani 2, Andri Ikhwana 3 Jurnal Algoritma Sekolah Tinggi Teknologi Garut Jl. Mayor Syamsu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendukung Keputusan 2.1.1 Pengertian Sistem Pendukung Keputusan Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support System) adalah sistem informasi berbasis komputer yang dapat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendukung Keputusan (SPK) Konsep Sistem Pendukung Keputusan (SPK) pertama kali diungkapkan pada awal tahun 1970-an oleh Michael S. Scott Morton dengan istilah Management

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Logika Fuzzy Logika Fuzzy pertama kali dikembangkan oleh Lotfi A. Zadeh pada tahun1965. Teori ini banyak diterapkan di berbagai bidang, antara lain representasipikiran manusia

Lebih terperinci

Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Laptop Menggunakan Fuzzy Tahani

Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Laptop Menggunakan Fuzzy Tahani Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Laptop Menggunakan Fuzzy Tahani Eddy Triswanto S., ST., M.Kom. Jurusan Sistem Informasi Institut Informatika Indonesia Jl. Raya Sukomanunggal Jaya 3, Surabaya

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA)

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) 86 RANCANG BANGUN APLIKASI REKOMENDASI PEMBELIAN LAPTOP DENGAN METODE FUZZY DATABASE MODEL TAHANI BERBASIS WEB Hendry Setiawan 1, Seng Hansun 2 Program Studi Teknik Informatika, Universitas Multimedia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekarang ini hampir semua perusahaan yang bergerak di bidang industri dihadapkan pada suatu masalah yaitu adanya tingkat persaingan yang semakin kompetitif. Hal ini

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Pendukung Keputusan (SPK) Pada dasarnya SPK merupakan pengembangan lebih lanjut dari Sistem Informasi Manajemen terkomputerisasi yang dirancang sedemikian rupa sehingga

Lebih terperinci

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PENERIMA BEASISWA DENGAN LOGIKA FUZZY TAHANI

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PENERIMA BEASISWA DENGAN LOGIKA FUZZY TAHANI Konferensi Nasional Ilmu Sosial & Teknologi (KNiST) Maret 27, pp. 59~54 59 SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PENERIMA BEASISWA DENGAN LOGIKA FUZZY TAHANI Arief Rusman STMIK Nusa Mandiri Jakarta e-mail : reevust@gmail.com

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendukung Keputusan / Decision Support System (DSS) 2.1.1 Konsep Sistem Pendukung Keputusan Konsep Sistem Pendukung Keputusan (SPK) atau Decision Support System (DSS) pertama

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN KETUA SENAT MAHASISWA DENGAN LOGIKA FUZZY

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN KETUA SENAT MAHASISWA DENGAN LOGIKA FUZZY SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN KETUA SENAT MAHASISWA DENGAN LOGIKA FUZZY Jamaludin Malik 1), Arik Sofan Tohir 2), Jl Ring road Utara, Condongcatur, Sleman, Yogyakarta 55281 Email: 1) malixjams@gmail.com,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas teori mengenai Sistem Pendukung Keputusan, penelitan lain yang berhubungan dengan sistem pendukung keputusan, Simple Additve Weighting (SAW), dan Weighted

Lebih terperinci

DECISSION SUPPORT SYSTEM MODELS DENGAN FUZZY TAHANI UNTUK PROMOSI KARYAWAN

DECISSION SUPPORT SYSTEM MODELS DENGAN FUZZY TAHANI UNTUK PROMOSI KARYAWAN Seminar Nasional Inovasi dan Tren (SNIT)205 DECISSION SUPPORT SYSTEM MODELS DENGAN FUZZY TAHANI UNTUK PROMOSI KARYAWAN Ghofar Taufiq Akademi Manajemen Informatika dan Komputer Bina Sarana Informatika (AMIK

Lebih terperinci

JOBSHEET SISTEM CERDAS REASONING 2. Fuzzifikasi

JOBSHEET SISTEM CERDAS REASONING 2. Fuzzifikasi JOBSHEET SISTEM CERDAS REASONING 2 Fuzzifikasi S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG 2016 PRAKTIKUM SISTEM CERDAS - REASONING JOBSHEET 2 - FUZZIFIKASI

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN LAPTOP DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN LAPTOP DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN LAPTOP DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) Hasan Alarifi Jurusan Sistem Informasi STMIK Pringsewu Lampung Jl. Wisma Rini No. 09 pringsewu Lampung website:

Lebih terperinci

MENENTUKAN HARGA MOBIL BEKAS TOYOTA AVANZA MENGGUNAKAN METODE TSUKAMOTO

MENENTUKAN HARGA MOBIL BEKAS TOYOTA AVANZA MENGGUNAKAN METODE TSUKAMOTO MENENTUKAN HARGA MOBIL BEKAS TOYOTA AVANZA MENGGUNAKAN METODE TSUKAMOTO Ganjar Ramadhan Jurusan Teknik Informatika, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Email : ganjar.ramadhan05@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA BAB II: TINJAUAN PUSTAKA Bab ini akan memberikan penjelasan awal mengenai konsep logika fuzzy beserta pengenalan sistem inferensi fuzzy secara umum. 2.1 LOGIKA FUZZY Konsep mengenai logika fuzzy diawali

Lebih terperinci

Penerapan FuzzyTsukamotodalam Menentukan Jumlah Produksi

Penerapan FuzzyTsukamotodalam Menentukan Jumlah Produksi Penerapan FuzzyTsukamotodalam Menentukan Jumlah Produksi Berdasarkan Data Persediaan dan Jumlah Permintaan Ria Rahmadita Surbakti 1), Marlina Setia Sinaga 2) Jurusan Matematika FMIPA UNIMED riarahmadita@gmail.com

Lebih terperinci

Penerapan Metode Fuzzy Mamdani Pada Rem Otomatis Mobil Cerdas

Penerapan Metode Fuzzy Mamdani Pada Rem Otomatis Mobil Cerdas Penerapan Metode Fuzzy Mamdani Pada Rem Otomatis Mobil Cerdas Zulfikar Sembiring Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Medan Area zoelsembiring@gmail.com Abstrak Logika Fuzzy telah banyak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Dalam tinjauan pustaka dibawah ini terdapat 5 referensi dan 1 referensi dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Dalam tinjauan pustaka dibawah ini terdapat 5 referensi dan 1 referensi dari BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 1.1 Tinjauan Pustaka Dalam tinjauan pustaka dibawah ini terdapat 5 referensi dan 1 referensi dari penulis sebagai berikut: Tabel 2.1 Perbandingan Metode Penelitian

Lebih terperinci

BAB II. KAJIAN PUSTAKA. Sebelum munculnya logika fuzzy, dikenal sebuah logika tegas (Scrisp

BAB II. KAJIAN PUSTAKA. Sebelum munculnya logika fuzzy, dikenal sebuah logika tegas (Scrisp BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. Teori Logika Fuzzy Teori fuzzy pertama kali dikenalkan oleh Lotfi A. Zadeh pada tahun 1965 pada presentasinya mengenai fuzzy sets. 1. Pengertian logika fuzzy Sebelum munculnya

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka

Bab 2 Tinjauan Pustaka Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Penerapan sistem pendukung keputusan pada saat ini telah banyak digumakan untuk memecahkan suatu masalah dengan berbagai pilihan. Salah satunya adalah Perancangan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Sistem Pendukung Keputusan Sistem pendukung keputusan ( decision support systems disingkat DSS) adalah bagian dari sistem informasi berbasis computer termasuk sistem berbasis

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Sistem Pendukung Keputusan DSS adalah suatu sistem informasi yang datanya diproses dalam bentuk pembuatan keputusan bagi pemakai akhir. Karena berorientasi pada pemakai akhir,

Lebih terperinci

ARTIFICIAL INTELLIGENCE MENENTUKAN KUALITAS KEHAMILAN PADA WANITA PEKERJA

ARTIFICIAL INTELLIGENCE MENENTUKAN KUALITAS KEHAMILAN PADA WANITA PEKERJA ARTIFICIAL INTELLIGENCE MENENTUKAN KUALITAS KEHAMILAN PADA WANITA PEKERJA Rima Liana Gema, Devia Kartika, Mutiana Pratiwi Universitas Putra Indonesia YPTK Padang email: rimalianagema@upiyptk.ac.id ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Sebagai tinjauan pustaka berikut beberapa contoh penelitian yang sudah dilakukann oleh para penelti yang dapat digunakan sebagai acuan dan

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN HANDPHONE BERDASARKAN KEBUTUHAN KONSUMEN MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY. Abstraksi

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN HANDPHONE BERDASARKAN KEBUTUHAN KONSUMEN MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY. Abstraksi SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN HANDPHONE BERDASARKAN KEBUTUHAN KONSUMEN MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY Denny Cristiono T.S., Yugowati P.,Sri Yulianto J.P. Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Logika Fuzzy Zadeh (1965) memperkenalkan konsep fuzzy sebagai sarana untuk menggambarkan sistem yang kompleks tanpa persyaratan untuk presisi. Dalam jurnalnya Hoseeinzadeh et

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN BEASISWA BERPRESTASI MENGGUNAKAN METODE FUZZY (STUDI KASUS: INSTANSI XYZ)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN BEASISWA BERPRESTASI MENGGUNAKAN METODE FUZZY (STUDI KASUS: INSTANSI XYZ) SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN BEASISWA BERPRESTASI MENGGUNAKAN METODE FUZZY (STUDI KASUS: INSTANSI XYZ) Dimas Wahyu Wibowo 1, Eka Larasati Amalia 2 1,2 Teknik Informatika, Politeknik Negeri

Lebih terperinci

manusia diantaranya penyakit mata konjungtivitis, keratitis, dan glaukoma.

manusia diantaranya penyakit mata konjungtivitis, keratitis, dan glaukoma. 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Tentang Mata Mata merupakan organ tubuh manusia yang paling sensitif apabila terkena benda asing misal asap dan debu. Debu akan membuat mata kita terasa perih atau

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Berikut diberikan landasan teori mengenai teori himpunan fuzzy, program

BAB II KAJIAN TEORI. Berikut diberikan landasan teori mengenai teori himpunan fuzzy, program BAB II KAJIAN TEORI Berikut diberikan landasan teori mengenai teori himpunan fuzzy, program linear, metode simpleks, dan program linear fuzzy untuk membahas penyelesaian masalah menggunakan metode fuzzy

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM PENGUNDIAN SEPAKBOLA MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY

RANCANG BANGUN SISTEM PENGUNDIAN SEPAKBOLA MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY RANCANG BANGUN SISTEM PENGUNDIAN SEPAKBOLA MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY Irving Vitra Paputungan, Denni Irawan Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia Jl. Kaliurang

Lebih terperinci

DECISION SUPPORT SYSTEMS

DECISION SUPPORT SYSTEMS DECISION SUPPORT SYSTEMS Definisi Little,J.D.C (dalam Models and Managers:The Concept of a Decision Calculus,1970) : DSS sebagai sekumpulan prosedur berbasis model untuk data pemrosesan dan penilaian guna

Lebih terperinci

SPK PENENTUAN TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN PADA RESTORAN XYZ

SPK PENENTUAN TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN PADA RESTORAN XYZ SPK PENENTUAN TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN PADA RESTORAN XYZ P.A Teknik Informatika Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta Kampus 3 UAD, Jl. Prof. Soepomo rochmahdyah@yahoo.com Abstrak Perkembangan teknologi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendukung Keputusan Sistem Pendukung Keputusan dapat diartikan sebagai sebuah sistem yang dimaksudkan untuk mendukung para pengambil keputusan dalam situasi tertentu. Sistem

Lebih terperinci

Outline. Definisi SPK Tujuan SPK Fitur SPK Karakteristik dan Kemampuan SPK Komponen SPK

Outline. Definisi SPK Tujuan SPK Fitur SPK Karakteristik dan Kemampuan SPK Komponen SPK Tinjauan SPK Outline Definisi SPK Tujuan SPK Fitur SPK Karakteristik dan Kemampuan SPK Komponen SPK Definisi Menurut Keen dan Scoot Morton : Sistem Pendukung Keputusan merupakan penggabungan sumber sumber

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Pendukung Keputusan Pengertian sistem pendukung keputusan adalah sistem penghasil informasi spesifik yang ditujukan untuk memecahkan suatu masalah tertentu yang harus

Lebih terperinci

DENIA FADILA RUSMAN

DENIA FADILA RUSMAN Sidang Tugas Akhir INVENTORY CONTROL SYSTEM UNTUK MENENTUKAN ORDER QUANTITY DAN REORDER POINT BAHAN BAKU POKOK TRANSFORMER MENGGUNAKAN METODE FUZZY (STUDI KASUS : PT BAMBANG DJAJA SURABAYA) DENIA FADILA

Lebih terperinci

VII. LOGIKA FUZZY. Antara input dan output terdapat suatu kotak hitam yang harus memetakan input ke output yang sesuai. Misal : Ruang Input

VII. LOGIKA FUZZY. Antara input dan output terdapat suatu kotak hitam yang harus memetakan input ke output yang sesuai. Misal : Ruang Input VII. LOGIKA FUZZY 8 Logika fuzzy adalah suatu cara untuk memetakan suatu ruang input ke dalam suatu ruang output. Skema logika fuzzy : Ruang output Ruang input Variabel input KOTAK HITAM Variabel output

Lebih terperinci

SIMULASI SISTEM UNTUK PENGONTROLAN LAMPU DAN AIR CONDITIONER DENGAN MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY

SIMULASI SISTEM UNTUK PENGONTROLAN LAMPU DAN AIR CONDITIONER DENGAN MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY SIMULASI SISTEM UNTUK PENGONTROLAN LAMPU DAN AIR CONDITIONER DENGAN MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY Nesi Syafitri. N Teknik Informatika, Fakultas Teknik Universitas Islam Riau, Jalan Kaharuddin Nasution No. 3,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beras merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang sangat penting dalam kelangsungan hidupnya. Untuk memenuhi kebutuhan beras, setiap manusia mempunyai cara-cara

Lebih terperinci

PENDAPATAN MASYARAKAT DENGAN ADANYA KAMPUS MENGGUNAKAN FUZZY TSUKAMOTO

PENDAPATAN MASYARAKAT DENGAN ADANYA KAMPUS MENGGUNAKAN FUZZY TSUKAMOTO PENDAPATAN MASYARAKAT DENGAN ADANYA KAMPUS MENGGUNAKAN FUZZY TSUKAMOTO Asrianda 1 asrianda@unimal.ac.id Abstrak Bertambahnya permintaan mahasiswa atas kebutuhan makan seharihari, berkembangnya usaha warung

Lebih terperinci