Penurunan Kadar (Irmanto dan Suyata)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Penurunan Kadar (Irmanto dan Suyata)"

Transkripsi

1 Penurunan Kadar (Irmanto dan Suyata) PENURUNAN KADAR AMONIA, NITRIT DAN NITRAT LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU DI DESA KALISARI, CILONGOK MENGGUNAKAN SISTEM ZEOLIT TERAKTIVASI DAN TERIMPREGNASI TiO 2 Irmanto dan Suyata Program Studi Kimia, Jurusan MIPA, Fakultas Sains dan Teknik, UNSOED, Purwokerto ABSTRACT Treatment of the tofu industry wastewater by activated zeolite system and TiO 2 impregnated zeolite system was conducted. The systems are one of the alternatif method in decreasing ammonia, nitrite and nitrate contents in tofu industry wastewater. The research was aimed to decide the optimum loading rate of the wastewater into zeolite system. The loading rate variety are: 160, 240, 320, 400 and 480 L m -2 day -1. Then also determined the efficiency of zeolite system to decrease ammonia, nitrite and nitrate contents in tofu industry wastewater by using the optimum loading rate. The result of the research showed that these three zeolite systems were able to decrease ammonia, nitrite and nitrate contents in tofu industry wastewater by optimum loading rate 320 L m -2 day -1. The efficiency of these three zeolite systems in decreasing the ammonia, nitrite and nitrate contents in tofu industry wastewater respectively were 74.96%, 70.36%, 65.57% for acid activated zeolite system, 84.26%, 72.36%, 76.36% for base activated zeolite system, and 75.50%, 70.35%, 71.71% for TiO 2 impregnated zeolite system. From three of those zeolite systems, base activated zeolite system was the highest efficiency in decreasing the ammonia, nitrite and nitrate contents in tofu industry wastewater. Keywords : Zeolite, tofu industry, ammonia, nitrite, nitrate PENDAHULUAN Sektor industri merupakan salah satu pilar perekonomian yang mampu meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran bagi sebagian masyarakat dengan memberikan lapangan pekerjaan, kesempatan berusaha serta produknya sendiri memberi manfaat bagi masyarakat luas dan juga meningkatkan pendapatan daerah yang bersangkutan. Di lain pihak kegiatan industri juga memberikan dampak negatif bagi kelestarian lingkungan dari limbah yang dihasilkan. Salah satu limbah yang dapat menimbulkan masalah terhadap lingkungan adalah limbah yang berasal dari industri tahu. Limbah cair industri tahu mengandung zat-zat organik yaitu protein, karbohidrat, lemak dan padatan tersuspensi lainnya yang di alam dapat mengalami perubahan fisika, kimia dan hayati yang akan menghasilkan zat toksik atau menciptakan media tumbuh bagi mikroorganisme patogen. Limbah cair industri tahu tersebut bila mengalami pembusukan dapat menyebarkan bau tidak sedap dan mencemari perairan. Menurut Nurhasan dan Pramudyanto (1997) bahwa limbah cair dari industri tahu skala menengah adalah m 3 per ton kedelai yang diolah. Limbah cair industri tahu apabila tidak diolah dengan baik maka akan menimbulkan dampak yang sangat membahayakan. Pencemaran yang diakibatkan oleh limbah cair industri tahu sangatlah beragam baik bagi manusia maupun lingkungan. Pada manusia limbah cair 44

2 Molekul, Vol. 2. No. 2. Nopember, 2007 : industri tahu dapat mengakibatkan berbagai penyakit, karena menurut Nurhasan dan Pramudyanto (1997), limbah cair industri tahu mempunyai kadar nitrat, nitrit dan amonia yang tinggi. Bagi lingkungan limbah cair industri tahu yang dibuang langsung ke badan perairan dapat menyebabkan rusaknya badan perairan tersebut dan terganggunya ekosistem biota perairan. Metode penanganan limbah berkembang sangat pesat. Salah satunya adalah dengan mengurangi kadar zat-zat yang berbahaya dalam limbah menggunakan proses kimia, maupun biologi. Salah satu bahan yang dapat digunakan untuk mengurangi zat-zat berbahaya dalam limbah industri adalah zeolit. Penelitian tentang penggunaan zeolit sebagai adsorben limbah telah banyak dilaporkan mengingat keberadaan zeolit alam yang tersedia melimpah dan harganya murah. Komponen utama pembangun struktur zeolit adalah struktur pembangun primer (SiO 4 ) 4- yang mampu membentuk struktur tiga dimensi. Sifat muatan listrik yang dimiliki oleh kerangka zeolit baik muatan pada permukaan maupun muatan di dalam rongga menyebabkan zeolit dapat digunakan sebagai zat pengadsorpsi, penukar ion dan katalis (Utomo, 2004). Berdasarkan kemampuan zeolit yang dapat digunakan sebagai pengolah limbah, maka perlu dilakukan penelitian penggunaan zeolit untuk mengolah limbah industri tahu. Dalam penelitian ini telah dilakukan pengolahan limbah cair industri tahu untuk mengurangi kadar amonia, nitrit dan nitrat dalam limbah tersebut menggunakan sistem zeolit yang telah diaktivasi dengan asam, diaktivasi dengan basa dan zeolit terimpregnasi TiO 2. Sistem zeolit juga diberi aerasi sehingga diharapkan tidak hanya terjadi proses adsorpsi tetapi juga terjadi proses dekomposisi dalam penurunan kadar amonia, nitrit dan nitrat limbah cair industri tahu. Penelitian ini bertujuan : 1. Mengetahui kemampuan sistem zeolit teraktivasi asam, sistem zeolit teraktivasi basa dan sistem zeolit terimpregnasi TiO 2 dalam mengolah limbah cair industri tahu melalui pemeriksaan ph, kadar amonia, nitrit dan nitrat. 2. Menentukan kecepatan pengisian optimum limbah cair industri tahu ke dalam sistem zeolit teraktivasi asam, sistem zeolit teraktivasi basa dan sistem zeolit terimpregnasi TiO Menentukan efisiensi sistem zeolit teraktivasi asam, sistem zeolit teraktivasi basa dan sistem zeolit terimpregnasi TiO 2 dalam penurunan kadar amonia, nitrit dan nitrat limbah cair industri tahu. 4. Menentukan sistem zeolit yang paling baik dalam penurunan kadar amonia, nitrit dan nitrat limbah cair industri tahu. METODE PENELITIAN Alat dan Bahan Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Instrumen pengolah limbah cair industri tahu terdiri dari: kotak kaca dengan ukuran (panjang x lebar x tinggi) = 30 cm x 15 cm x 30 cm, zeolit yang berasal dari Daerah Yogyakarta deposit Gunung Kidul (dengan ukuran 1-2 mm), pipa, pipa aerasi, pompa air, pompa udara (aerator), penampung limbah, kran air, alat-alat gelas laboratorium, termometer, ph meter, desikator, neraca analitik, oven, kertas saring, dan 1 unit Spektrofotometer Visible (Spectronic 20 Genesys). Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: limbah cair industri tahu, ammonium klorida, seng sulfida, natrium hidroksida, larutan EDTA, reagen Nessler, natrium nitrit, asam sulfanilat, NED dihidroklorida, kalium nitrat, brucin, kloroform, asam sulfat pekat dan akuades. 45

3 Penurunan Kadar (Irmanto dan Suyata) Prosedur Penelitian Aktivasi zeolit dan impregnasi zeolit a. Aktivasi zeolit melalui pengasaman (Sugiyanto, 2006) Butiran zeolit direndam dengan akuades selama 24 jam pada suhu kamar, setelah itu disaring dan keringkan menggunakan oven pada suhu C. Zeolit yang telah kering direndam dan diaduk dengan HCl 0,1M, disaring dan dicuci dengan akuades secara berulangulang dan dikeringkan dengan oven pada suhu C selama 4 jam. b. Aktivasi zeolit melalui pembasaan Butiran zeolit direndam dengan akuades selama 24 jam pada suhu kamar, setelah itu disaring dan keringkan menggunakan oven pada suhu C. Zeolit yang telah kering direndam dan diaduk dengan NaOH 0,1M, disaring dan dicuci dengan akuades secara berulangulang dan dikeringkan dengan oven pada suhu C selama 4 jam. c. Impregnasi zeolit dengan TiO 2 (Sugiyanto, 2006) Butiran zeolit dicampur dengan TiO 2 dengan perbandingan jumlah zeolit dan TiO 2 2,5:1. Campuran diaduk selama 3 jam. Setelah itu, campuran ditambah dengan akuades kemudian diaduk dan dikalsinasi pada suhu C Pembuatan sistem zeolit Instrumen sistem zeolit dibuat dengan konstruksi sebagai berikut. Bak kaca berukuran dimensi dalam (30 cm x 15 cm x 30 cm) dengan kran alir pada bagian bawah disiapkan. Sistem zeolit terdiri dari tiga bak setiap bak masingmasing dari dasar sampai ke atas seluruhnya diisi dengan zeolit berdiameter 1-2 mm yang berbeda cara aktivasi dan modifikasinya yaitu melalui pengasaman, pembasaan dan impregnasi TiO 2. Pada bagian tengah bak dipasang pipa aerasi (diameter 1,5 cm) dengan jarak antar lubang aerasi 5 cm dan ukuran diameter lubang 0,5 mm. Pipa aliran masuk berupa pipa berlubang yang dibuat dengan ukuran lubang diameter 1,5 mm dan jarak antar lubang 5 cm, bagian pipa yang berlubang menghadap ke atas dan diletakkan di atas sistem zeolit. Penentuan kecepatan pengisian optimum air limbah ke dalam sistem zeolit Limbah cair industri tahu sebelum diolah (treatment) dengan metode sistem zeolit ditentukan kadar amonia, nitrit dan nitrat. Masing-masing parameter dianalisis sesuai dengan metode analisis dan pengukuran dilakukan secara duplo. Limbah cair industri tahu dialirkan selama 24 jam per hari pada berbagai variasi kecepatan pengisian yaitu 160, 240, 320, 400, 480 L m -2 hari -1. Kemudian kadar amonia, nitrit dan nitrat limbah cair industri tahu pada berbagai variasi kecepatan pengisian setelah diolah (treatment) dengan metode sistem zeolit ditentukan sesuai dengan metode analisis untuk masing-masing parameter dan pengukuran dilakukan secara duplo. Perhitungan persentase penurunan kadar amonia, nitrit dan nitrat limbah cair industri tahu pada berbagai variasi kecepatan pengisian ditentukan dengan menggunakan rumus : kons. awal kons. akhir Kadar ( % ) 100 % kons. awal Penentuan efisiensi sistem zeolit untuk menurunkan kadar amonia, nitrit, dan nitrat limbah cair tahu Pada kecepatan pengisian optimum, dengan cara yang sama pada penentuan kecepatan pengisian optimum ditentukan persentase penurunan kadar amonia, nitrit dan nitrat limbah cair industri tahu, pengukuran dilakukan secara duplo setiap lima hari sekali selama satu bulan. 46

4 Molekul, Vol. 2. No. 2. Nopember, 2007 : Prosedur Analisis Penentuan Amonia Amonia ditentukan menurut APHA (1995), dipipet 100 ml sampel ke dalam labu erlenmeyer 250 ml. Ditambahkan 1 ml ZnSO 4 0,56 M dan diaduk, lalu ditambahkan NaOH 6 N sampai ph menjadi 10,5. Dibiarkan selama menit sampai flok-flok yang terbentuk mengendap, lalu disaring. Ditambahkan 1 tetes EDTA dan dikocok. Dipipet 25 ml sampel yang telah diolah ke dalam labu ukur 50 ml dan ditambahkan 2 ml reagen Nessler, diencerkan hingga tanda batas, kocok dengan membolak-balik labu dan dibiarkan selama 10 menit sampai homogen. Diukur absorbansinya pada panjang gelombang 430 nm. Dilakukan hal yang sama untuk larutan blanko. Penentuan Kadar Nitrit Nitrit ditentukan menurut APHA (1995), dibuat larutan standar nitrit dengan konsentrasi 0,02 ; 0,04 ; 0,08 ; 0,16 ; 0,20 ppm. Ditambahkan 0,4 ml asam sulfanilat dan 0,4 ml NED dihidroklorida ke dalam 10 ml masingmasing larutan standar. Dibiarkan sampai terbentuk warna merah muda kemudian diukur absorbansinya dengan spektrofotometer visible pada panjang gelombang sekitar 550 nm. Dengan cara yang sama dilakukan untuk blanko dan sampel yang telah disaring. Penentuan Kadar Nitrat Nitrat ditentukan menurut APHA (1995), dibuat larutan standar nitrat dengan konsentrasi 2, 4, 8, 16 dan 32 ppm. Dimasukkan ke dalam 5 buah labu ukur 50 ml sebanyak 2,5 ml. Ditambahkan 0,3 ml brucin dan 5 ml asam sulfat pekat, dibiarkan membentuk warna kuning lalu diencerkan hingga tanda batas dan dikocok sampai homogen. Diukur absorbansinya dengan spektrofotometer visible pada panjang gelombang sekitar 425 nm. Dengan cara yang sama dilakukan untuk blanko dan sampel yang telah disaring. HASIL DAN PEMBAHASAN Menurut Koswara (1992 ), limbah cair industri tahu adalah air rendeman kedelai dan whey yang merupakan sisa hasil penggumpalan dengan bahan penggumpal asam asetat atau batu tahu. Limbah cair industri tahu mengandung senyawa organik tinggi yang dapat berubah menjadi senyawa beracun atau menciptakan media tumbuhnya mikroorganisme sehingga perlu adanya pengolahan sebelum dibuang ke perairan. Pada penelitian ini digunakan sistem zeolit teraktivasi yaitu aktivasi asam dan basa, serta sistem zeolit terimpregnasi TiO 2 sebagai salah satu metode alternatif untuk mengolah limbah cair industri tahu guna menurunkan kadar amonia, nitrit dan nitratnya. Penelitian ini menentukan kecepatan pengisian optimum limbah cair industri tahu ke dalam masing masing sistem. Kecepatan pengisian optimum tersebut digunakan untuk menentukan efisiensi dari masing masing sistem zeolit sehingga dapat diketahui sistem zeolit yang paling efektif untuk menurunkan kadar amonia, nitrit dan nitrat limbah cair industri tahu. Penentuan Kecepatan Pengisian Optimum Limbah Cair ke dalam Sistem Zeolit. Kecepatan pengisian limbah cair yang digunakan dalam penelitian ini adalah 160, 240, 320, 400, 480, L m -2 hari -1, dari berbagai variasi kecepatan tersebut ditentukan kecepatan pengisian limbah cair yang mampu memberikan yang paling tinggi dan disebut sebagai kecepatan pengisian optimum. Kecepatan pengisian limbah cair ke sistem zeolit merupakan faktor yang penting dalam menurunkan kadar amonia, nitrit dan nitrat dari limbah cair industri tahu karena dengan pengisian yang tepat maka penurunan kadar 47

5 Penurunan Kadar (%) Penurunan Kadar (%) Penurunan Kadar (%) Penurunan Kadar (Irmanto dan Suyata) amonia, nitrit dan nitrat dapat berlangsung secara optimum. Berdasarkan hasil pengukuran kadar amonia, nitrit dan nitrat sebelum dan sesudah diolah dengan sistem zeolit pada berbagai variasi kecepatan pengisian, diperoleh persentase dari masing-masing sistem zeolit yang dapat dilihat pada Gambar 1, 2 dan ,10 40,09 30,08 68,46 51,76 53,95 72,33 71,56 66,97 63,02 58,81 49,88 20,81 51, Kecepatan Pengisian (L m -2 hari ) 60,69 60,15 38,28 73,25 69,34 58,63 82,90 75,31 72,18 65,48 61,36 61,88 29,48 38, Kecepatan Pengisian Limbah (L m -2 hari -1 ) 18,81 28,22 Amonia Nitrit Nitrat Gambar 1. Penurunan kadar amonia, nitrit dan nitrat pada berbagai variasi kecepatan Amonia Nitrit Nitrat Gambar 2. Penurunan kadar amonia, nitrit, dan nitrat pada berbagai variasi kecepatan ,21 45, ,50 74,11 69,97 69,18 70,80 63,36 61,59 55,99 46,41 Berdasarkan Gambar 1, 2 dan 3 dapat diketahui bahwa persentase limbah cair industri tahu setelah mengalami pengolahan menggunakan ketiga sistem zeolit yang berbeda paling tinggi terjadi pada kecepatan pengisian 320 L.m -2.hari -1. Pada kecepatan pengisian limbah cair industri tahu sebesar 320 L.m -2.hari -1, sistem zeolit teraktivasi asam mampu menurunkan kadar amonia, nitrit dan nitrat berturutturut sebesar 73,33; 71,56; dan 66,97%. Sistem zeolit teraktivasi basa sebesar 82,90; 72,18; dan 75,31% dan sistem zeolit terimpregnasi TiO 2 sebesar 74,11%; 69,97%; 70,80%. Kecepatan pengisian 240 L.m -2.hari -1 pada ketiga sistem zeolit mengalami persentase yang lebih kecil dibandingkan pada kecepatan pengisian 320 L.m -2.hari -1 dan semakin menurun pada kecepatan pengisian 160 L.m -2.hari -1. Demikian pula pada kecepatan pengisian 400 L.m -2.hari -1 pada ketiga sistem zeolit juga persentase penurunan kadar amonia, nitrit dan nitratnya lebih kecil dari kecepatan pengisian sebesar 320 L.m -2.hari -1 dan juga semakin menurun pada laju 480 L.m -2.hari -1. Dengan demikian kecepatan pengisian optimum ketiga sistem zeolit tersebut ditetapkan pada kecepatan 51,90 27,11 50, Kecepatan Pengisian Limbah (L m -2 hari -1 ) 18,81 Amonia Nitrit Nitrat Gambar 3. Penurunan kadar amonia, nitrit, dan nitrat sistem zeolit terimpregnasi TiO 2 48

6 Molekul, Vol. 2. No. 2. Nopember, 2007 : pengisian limbah cair sebesar 320 L.m -2. hari -1 karena pada kecepatan ini mampu memberikan persentase penurunan kadar amonia, nitrit dan nitrat yang paling tinggi pada ketiga sistem zeolit. Penurunan kadar amonia, nitrit dan nitrat yang tinggi pada kecepatan pengisian limbah cair sebesar 320 L m -2 hari -1 menunjukkan bahwa dalam kecepatan ini waktu kontak antara limbah dengan sistem zeolit mencapai kondisi yang optimal sehingga proses adsorpsi oleh zeolit dan proses dekomposisi oleh mikroorganisme yang telah berkembang dalam sistem zeolit bisa terjadi secara maksimal. Penentuan efisiensi sistem zeolit dalam menurunkan kadar amonia, nitrit dan nitrat limbah cair industri tahu diawali dengan memecah limbah organik menjadi ukuran yang lebih kecil sampai memungkinkan bagi organisme untuk melakukan metabolisme dan proses ini diperlukan waktu adaptasi. Pengukuran dilakukan sebanyak enam kali selama 30 hari, pengukuran dilakukan setiap lima hari mulai hari ke-5 setelah dilakukan pengkondisian terhadap sistem. Efisiensi dari masing-masing sistem zeolit merupakan rataan dari persentase penurunan kadar tiap parameter pada kecepatan pengisian optimum. Data efisiensi dari masing-masing sistem zeolit dalam menurunkan kadar amonia, nitrit dan nitrat pada limbah cair industri tahu dapat dilihat pada Tabel 1, 2 dan 3 Menurut Pike, (1975, dalam Suwarso, 2004) menyatakan bahwa, proses perombakan secara bakterial Tabel 1. Efisiensi masing-masing sistem zeolit dalam menurunkan kadar amonia limbah cair industri tahu Sistem Zeolit pertama ke-2 Penurunan Kadar Amonia (%) ke-3 ke-4 ke-5 ke-6 Efisiensi Sistem (%) Asam 71,78 70,45 74,52 78,56 78,34 76,12 74,96 Basa 83,15 81,53 82,41 87,81 86,41 84,23 84,26 Impregnasi 75,10 72,45 74,89 77,04 78,03 75,51 75,50 49

7 Penurunan Kadar (Irmanto dan Suyata) Tabel 3. Efisiensi masing-masing sistem zeolit dalam menurunkan kadar nitrat limbah cair industri tahu Sistem Zeolit pertama ke-2 Penurunan Kadar Nitrat (%) ke-3 ke-4 ke-5 ke-6 Efisiensi Sistem (%) Asam 67,68 64,12 62,84 64,58 68,31 65,91 65,57 Basa 75,50 72,77 76,17 77,42 77,79 77,68 76,22 Impregnasi 70,29 71,08 74,26 71,00 70,66 73,01 71,71 Berdasarkan Tabel 1, 2 dan 3 diketahui bahwa ketiga sistem zeolit mampu menurunkan kadar amonia, nitrit dan nitrat dengan efisiensi yang berbeda dari masing-masing sistem zeolit. Sistem zeolit teraktivasi asam mempunyai efisiensi sebesar 70,36% untuk amonia, 70,36% untuk nitrit dan 65,57% untuk nitrat. Sistem zeolit teraktivasi basa mempunyai efisiensi sebesar 84,26% untuk amonia, 72,22% untuk nitrit dan 76,22% untuk nitrat. Zeolit terimpregnasi TiO 2 mempunyai efisiensi secara berturut-turut sebesar 75,50%, 70,35% dan 71,71% untuk amonia, nitrit dan nitrat. Penurunan kadar amonia, nitrit dan nitrat dari limbah cair industri tahu setelah mengalami pengolahan menggunakan ketiga sistem zeolit tersebut terjadi karena adanya proses adsorpsi oleh zeolit dan juga proses dekomposisi yang dilakukan oleh mikroorganisme yang telah berkembang dalam sistem zeolit tersebut. Proses dekomposisi limbah cair industri tahu juga terjadi di dalam sistem zeolit, hal ini dapat dibuktikan bahwa berdasarkan pengukuran penurunan persentase kadar amonia, nitrit dan nitrat pada ketiga sistem zeolit yang tidak diberi aerasi sebagai pembanding menunjukkan hasil penurunan persentase kadar amonia, nitrit dan nitrat yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan hasil pengukuran persentase penurunan kadar amonia, nitrit dan nitrat pada penentuan efisiensi dari sistem zeolit dengan aerasi. Pengukuran penurunan persentase kadar amonia, nitrit dan nitrat pada ketiga sistem zeolit tanpa pemberian aerasi dilakukan setelah mengalami pengkondisian selama 14 hari dengan mengalirkan limbah cair industri tahu yang telah mengalami pengenceran sepuluh kali pada kecepatan pengisian limbah cair 320 L m -2 hari -1 sebagai kecepatan pengisian limbah optimum. Berdasarkan pengukuran diperoleh hasil yang dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Penurununan kadar amonia, nitrit dan nitrat limbah cair industri tahu sistem zeolit tanpa pemberian aerasi Sistem Zeolit Penurunan Kadar (%) Amonia Nitrit Nitrat Asam 54,28 51,66 38,15 Basa 60,13 55,78 45,10 Impregnasi 41,17 41,68 47,40 50

8 Molekul, Vol. 2. No. 2. Nopember, 2007 : Kecilnya presentasi penurunan kadar amonia, nitrit dan nitrat pada sistem zeolit tanpa aerasi dibandingkan dengan sistem zeolit yang dilengkapi dengan aerasi mengindikasikan bahwa dengan pemberian aerasi sebagai suplai oksigen mampu meningkatkan proses degradasi senyawa organik dari limbah cair industri tahu oleh mikroorganisme pada ketiga sistem zeolit tersebut. Choliq (1992) menyatakan bahwa dalam pengolahan limbah organik oleh mikroorganisme terdapat dua kejadian penting yaitu : (1) pemakaian oksigen oleh mikroorganisme untuk respirasi dan (2) pembentukan sel mikroorganisme dengan memanfaatkan bahan organik sebagai sumber makanan dan energi. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Sistem zeolit teraktivasi asam, teraktivasi basa dan terimpregnasi DAFTAR PUSTAKA Alaerts, G. dan S.S. Santika Metode Penelitian Air. Usaha Nasional. Surabaya. APHA Standard Method for the Examination of Water and Wastewater. 18 th Ed. American Public Health Association. Washington D.C. Choliq, A.U Pengolahan Limbah Organik Dengan Sistem RBC. Proceeding Seminar Nasional Pengelolaan Lingkungan Tantangan Masa Depan. Jurusan Teknik Lingkungan ITB. Bandung. TiO 2 dapat digunakan untuk menurunkan kadar amonia, nitrit dan nitrat limbah cair industri tahu. 2. Kecepatan pengisian optimum limbah cair ke dalam sistem zeolit teraktivasi asam, teraktivasi basa dan terimpregnasi TiO 2 adalah 320 L m -2 hari Efisiensi sistem zeolit teraktivasi asam, teraktivasi basa dan terimpregnasi TiO 2 dalam penurunan kadar amonia, nitrit dan nitrat limbah cair industri tahu berturut-turut sebesar 74,96; 70,36; 65,57; 84,26; 72,22; 76,22, 75,50; 70,35; dan 71,71%. 4. Sistem zeolit teraktivasi basa mempunyai efisiensi yang paling tinggi dalam penurunan kadar amonia, nitrit dan nitrat limbah cair industri tahu. Departemen Lingkungan Hidup Limbah Usaha Kecil, diakses tanggal 5 Mei Koswara, S Teknologi Pengolahan Kedelai Menjadikan Makanan Bermutu. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta. Nurhasan, A. Dan B. B. Pramudyanto Pengolahan Air Buangan Tahu. Yayasan Bina Karta Lestari dan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia. Semarang. Sugiyanto Pengolahan Air Limbah Secara Biologis. Makalah Workshop Pengolahan dan Analisis Limbah Cair. Kerjasama BAPEDAL dengan UNS Surakarta. Surakarta. Sugiyanto, R Pengaruh Campuran Zeolit-TiO 2 terhadap Amonia. Krom Total dan Warna Limbah Cair Industri Tekstil. Skripsi. 51

9 Penurunan Kadar (Irmanto dan Suyata) Universitas Jenderal Soedirman. Purwokerto (Tidak dipublikasikan). Industri Tapioka Menggunakan Rekayasa Mikrobiologi. Majalah Ilmiah UNSOED. 11(1), Suwarso Efektivitas Proses Biodegradasi Limbah Cair 52

Molekul, Vol. 4. No. 2. November, 2009 : 83-93

Molekul, Vol. 4. No. 2. November, 2009 : 83-93 Molekul, Vol. 4. No. 2. November, 2009 : 83-93 PENURUNAN TSS, BOD DAN COD LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU DI DESA CILONGOK KABUPATEN BANYUMAS MENGGUNAKAN SISTEM ZEOLIT TERAKTIVASI DAN TERIMPREGNASI TiO 2 Suyata,

Lebih terperinci

PEMANFAATAN LIMBAH PADAT SISA PEMBAKARAN BOILER UNTUK PENURUNAN KADAR AMONIA DALAM LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU

PEMANFAATAN LIMBAH PADAT SISA PEMBAKARAN BOILER UNTUK PENURUNAN KADAR AMONIA DALAM LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU PEMANFAATAN LIMBAH PADAT SISA PEMBAKARAN BOILER UNTUK PENURUNAN KADAR AMONIA DALAM LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Teknik Kimia

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Analisis

Lampiran 1. Prosedur Analisis L A M P I R A N 69 Lampiran 1. Prosedur Analisis A. Pengukuran Nilai COD (APHA,2005). 1. Bahan yang digunakan : a. Pembuatan pereaksi Kalium dikromat (K 2 Cr 2 O 7 ) adalah dengan melarutkan 4.193 g K

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI ) 41 Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI 06-6989.22-2004) 1. Pipet 100 ml contoh uji masukkan ke dalam Erlenmeyer 300 ml dan tambahkan 3 butir batu didih. 2. Tambahkan KMnO

Lebih terperinci

3 METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan bahan 3.1.1 Alat Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan alat yang berasal dari Laboratorium Tugas Akhir dan Laboratorium Kimia Analitik di Program

Lebih terperinci

Molekul, Vol. 10. No. 1. Mei, 2015: 74-81

Molekul, Vol. 10. No. 1. Mei, 2015: 74-81 Molekul, Vol. 1. No. 1. Mei, 215: 74-81 PENERAPAN METODE ELEKTROKIMIA UNTUK PENURUNAN CHEMICAL OXYGEN DEMAND (COD) DAN TOTAL SUSPENDED SOLID (TSS) LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU APPLICATION OF ELECTROCHEMICAL

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. menggunakan suatu kolompok eksperimental dengan kondisi perlakuan tertentu

BAB IV METODE PENELITIAN. menggunakan suatu kolompok eksperimental dengan kondisi perlakuan tertentu BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat eksperimental, yaitu penelitian yang bertujuan untuk menyelidiki hubungan sebab akibat dengan cara menggunakan

Lebih terperinci

PENGUJIAN AMDK. Disampaikan dalam Pelatihan AIR MINUM

PENGUJIAN AMDK. Disampaikan dalam Pelatihan AIR MINUM PENGUJIAN AMDK Disampaikan dalam Pelatihan AIR MINUM PARAMETER UJI Warna Kekeruhan Kadar kotoran ph Zat terlarut Zat organik(angka KMnO40 Nitrat Nitrit Amonium Sulfat Klorida Flourida Sianida Klor bebas

Lebih terperinci

Studi Pengaruh Variasi Volume Zeolite Terhadap Efisiensi Penurunan Kadar Ammonia (NH3-N) Limbah Cair Perusahaan Lubricant Refinery

Studi Pengaruh Variasi Volume Zeolite Terhadap Efisiensi Penurunan Kadar Ammonia (NH3-N) Limbah Cair Perusahaan Lubricant Refinery Studi Pengaruh Variasi Volume Zeolite Terhadap Efisiensi Penurunan Kadar Ammonia (NH3-N) Limbah Cair Perusahaan Lubricant Refinery Serkiyan Adyaksa Krisi *, Denny Dermawan 2*, Ulvi Pri Astuti 3* Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Aktivitas pencemaran lingkungan yang dihasilkan dari suatu kegiatan industri merupakan suatu masalah yang sangat umum dan sulit untuk dipecahkan pada saat

Lebih terperinci

Molekul, Vol. 4. No. 2. November, 2009 :

Molekul, Vol. 4. No. 2. November, 2009 : Molekul, Vol. 4. No. 2. November, 2009 : 105-114 PENURUNAN KADAR AMONIA, NITRIT, DAN NITRAT LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU MENGGUNAKAN ARANG AKTIF DARI AMPAS KOPI Irmanto, Suyata Program Studi Kimia, Jurusan

Lebih terperinci

PENENTUAN TINGKAT KANDUNGAN AMONIAK, NITRIT, DAN NITRAT PADA REMBESAN SAMPAH LOKASI PEMBUANGAN AKHIR (LPA) AIR DINGIN KOTA PADANG

PENENTUAN TINGKAT KANDUNGAN AMONIAK, NITRIT, DAN NITRAT PADA REMBESAN SAMPAH LOKASI PEMBUANGAN AKHIR (LPA) AIR DINGIN KOTA PADANG J. Ris. Kim. Vol. 5, No. 2, Maret 212 PENENTUAN TINGKAT KANDUNGAN AMONIAK, NITRIT, DAN NITRAT PADA REMBESAN SAMPAH LOKASI PEMBUANGAN AKHIR (LPA) AIR DINGIN KOTA PADANG Zilfa, Zulfarman, dan Hariyanti Laboratorium

Lebih terperinci

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB III METODE PENELITIAN. penelitian Departemen Kimia Fakultas Sains dan Teknologi Universitas

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB III METODE PENELITIAN. penelitian Departemen Kimia Fakultas Sains dan Teknologi Universitas BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan di laboratorium Kimia Analitik dan laboratorium penelitian Departemen Kimia Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga, mulai

Lebih terperinci

BAB 3 BAHAN DAN METODE

BAB 3 BAHAN DAN METODE 25 BAB 3 BAHAN DAN METODE 3.1 Bahan-bahan : 1. larutan nessler 2. Aquadest 3.2 Sampel Sampel diambil dari tempat penampungan limbah yang berasal dari beberapa laboratorium yang di Balai Riset dan standardisasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan eksperimental. B. Tempat dan Waktu Tempat penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini yaitu di industri tahu yang ada di Kecamatan Kota

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini yaitu di industri tahu yang ada di Kecamatan Kota 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi dalam penelitian ini yaitu di industri tahu yang ada di Kecamatan Kota Timur Kota Gorontalo yaitu industri tahu di Kelurahan Heledulaa (Pabrik

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kacang kedelai yang sangat digemari oleh masyarakat Indonesia. Selain

I. PENDAHULUAN. kacang kedelai yang sangat digemari oleh masyarakat Indonesia. Selain I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tahu merupakan salah satu jenis makanan sumber protein dengan bahan dasar kacang kedelai yang sangat digemari oleh masyarakat Indonesia. Selain mengandung gizi yang baik,

Lebih terperinci

Lampiran III Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 06 Tahun 2007 Tanggal : 8 Mei 2007

Lampiran III Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 06 Tahun 2007 Tanggal : 8 Mei 2007 LAMPIRAN LAMPIRAN 1 Lampiran III Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 06 Tahun 2007 Tanggal : 8 Mei 2007 BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI KAWASAN INDUSTRI PERIKANAN YANG MELAKUKAN PENGOLAHAN AIR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejauh mana tingkat industrialisasi telah dicapai oleh satu negara. Bagi

BAB I PENDAHULUAN. sejauh mana tingkat industrialisasi telah dicapai oleh satu negara. Bagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan pembangunan industri adalah salah satu kegiatan sektor ekonomi yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kontribusi sektor industri terhadap

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI 01-2891-1992) Sebanyak 1-2 g contoh ditimbang pada sebuah wadah timbang yang sudah diketahui bobotnya. Kemudian dikeringkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitian eksperimental yaitu metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Bahan dan Alat Penelitian Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini yaitu blotong dan sludge industri gula yang berasal dari limbah padat Pabrik Gula PT. Rajawali

Lebih terperinci

Proses Klorinasi untuk Menurunkan Kandungan Sianida dan Nilai KOK pada Limbah Cair Tepung Tapioka

Proses Klorinasi untuk Menurunkan Kandungan Sianida dan Nilai KOK pada Limbah Cair Tepung Tapioka Jurnal Penelitian Sains Volume 13 Nomer 3(C) 13307 Proses Klorinasi untuk Menurunkan Kandungan Sianida dan Nilai KOK pada Limbah Cair Tepung Tapioka Fahma Riyanti, Puji Lukitowati, Afrilianza Jurusan Kimia

Lebih terperinci

III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT 1. Bahan 2. Alat

III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT 1. Bahan 2. Alat III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT 1. Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Limbah cair usaha kegiatan peternakan dari MT Farm Ciampea b. Air Danau LSI IPB. c.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Rumah Makan Sederhana Natar-Lampung Selatan.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Rumah Makan Sederhana Natar-Lampung Selatan. 25 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Kerja Penelitian Penelitian ini dilakukan di Rumah Makan Sederhana Natar-Lampung Selatan. Analisis sampel dilakukan di Laboratorium Biomassa dari bulan

Lebih terperinci

Air dan air limbah Bagian 19: Cara uji klorida (Cl - ) dengan metode argentometri (mohr)

Air dan air limbah Bagian 19: Cara uji klorida (Cl - ) dengan metode argentometri (mohr) Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 19: Cara uji klorida (Cl - ) dengan metode argentometri (mohr) ICS 13.060.50 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata....ii 1

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. JenisPenelitian, Rancangan Penelitian atau Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah quasi experiment (eksperimen semu) dengan rancangan penelitian non randomized pretest-postest

Lebih terperinci

Air dan air limbah Bagian 9: Cara uji nitrit (NO 2 _ N) secara spektrofotometri

Air dan air limbah Bagian 9: Cara uji nitrit (NO 2 _ N) secara spektrofotometri Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 9: Cara uji nitrit (NO 2 _ N) secara spektrofotometri ICS 13.060.50 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup...

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Tahap Penelitian. Tahapan penelitian yang dilakukan dapat digambarkan dengan skema berikut : Mulai

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Tahap Penelitian. Tahapan penelitian yang dilakukan dapat digambarkan dengan skema berikut : Mulai BAB IV METODE PENELITIAN A. Tahap Penelitian Tahapan penelitian yang dilakukan dapat digambarkan dengan skema berikut : Mulai Studi pustaka / studi literator Persiapan : 1. Survey lapangan 2. Lokasi penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian, Rancangan Penelitian atau Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah Quasi Experiment (eksperimen semu) dengan rancangan penelitian non equivalent control

Lebih terperinci

ADSORPSI ZAT WARNA PROCION MERAH PADA LIMBAH CAIR INDUSTRI SONGKET MENGGUNAKAN KITIN DAN KITOSAN

ADSORPSI ZAT WARNA PROCION MERAH PADA LIMBAH CAIR INDUSTRI SONGKET MENGGUNAKAN KITIN DAN KITOSAN Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 ADSORPSI ZAT WARNA PROCION MERAH PADA LIMBAH CAIR INDUSTRI SONGKET MENGGUNAKAN KITIN DAN KITOSAN Widia Purwaningrum, Poedji Loekitowati Hariani, Khanizar

Lebih terperinci

3 Percobaan. Untuk menentukan berat jenis zeolit digunakan larutan benzena (C 6 H 6 ).

3 Percobaan. Untuk menentukan berat jenis zeolit digunakan larutan benzena (C 6 H 6 ). 3 Percobaan 3.1 Bahan dan Alat 3.1.1 Bahan Bahan yang digunakan untuk menyerap ion logam adalah zeolit alam yang diperoleh dari daerah Tasikmalaya, sedangkan ion logam yang diserap oleh zeolit adalah berasal

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret Juli 2015 di Laboratorium

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret Juli 2015 di Laboratorium 118 III. METODELOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret Juli 2015 di Laboratorium Kimia Analitik dan Instrumentasi Jurusan Kimia Fakultas Matematika

Lebih terperinci

Prestasi, Volume 1, Nomor 1, Desember 2011 ISSN

Prestasi, Volume 1, Nomor 1, Desember 2011 ISSN STUDI PENURUNAN KADAR BOD, COD, TSS DAN ph LIMBAH PABRIK TAHU MENGGUNAKAN METODE AERASI BERTINGKAT Fajrin Anwari, Grasel Rizka Muslim, Abdul Hadi, dan Agus Mirwan Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

MAKALAH PENDAMPING : PARALEL A EFEKTIVITAS AMPAS TEH SEBAGAI ADSORBEN ZAT WARNA TEKSTIL MALACHITE GREEN

MAKALAH PENDAMPING : PARALEL A EFEKTIVITAS AMPAS TEH SEBAGAI ADSORBEN ZAT WARNA TEKSTIL MALACHITE GREEN MAKALAH PENDAMPING : PARALEL A SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA IV Peran Riset dan Pembelajaran Kimia dalam Peningkatan Kompetensi Profesional Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP

Lebih terperinci

ADSORBSI ZAT WARNA TEKSTIL RHODAMINE B DENGAN MEMANFAATKAN AMPAS TEH SEBAGAI ADSORBEN

ADSORBSI ZAT WARNA TEKSTIL RHODAMINE B DENGAN MEMANFAATKAN AMPAS TEH SEBAGAI ADSORBEN SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA V Kontribusi Kimia dan Pendidikan Kimia dalam Pembangunan Bangsa yang Berkarakter Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP UNS Surakarta, 6 April 2013

Lebih terperinci

Pengukuran TPH padat (EPA 1998) Analisis Kekeruhan (29 Palm Laboratory 2003) Pengukuran TPH cair (EPA 1999) HASIL DAN PEMBAHASAN Tingkat Keasaman

Pengukuran TPH padat (EPA 1998) Analisis Kekeruhan (29 Palm Laboratory 2003) Pengukuran TPH cair (EPA 1999) HASIL DAN PEMBAHASAN Tingkat Keasaman Pengukuran TPH padat (EPA 1998) Nilai TPH diukur menggunakan metode gravimetri. Sebanyak 5 gram limbah minyak hasil pengadukan dibungkus dengan kertas saring. Timbel yang telah dibuat tersebut dimasukan

Lebih terperinci

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 8: Cara uji kadar hidrogen klorida (HCl) dengan metoda merkuri tiosianat menggunakan spektrofotometer

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 8: Cara uji kadar hidrogen klorida (HCl) dengan metoda merkuri tiosianat menggunakan spektrofotometer Standar Nasional Indonesia Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 8: Cara uji kadar hidrogen klorida (HCl) dengan metoda merkuri tiosianat menggunakan spektrofotometer ICS 13.040.40 Badan Standardisasi

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015 BAB III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015 yang meliputi kegiatan di lapangan dan di laboratorium. Lokasi pengambilan

Lebih terperinci

Udara ambien Bagian 1: Cara uji kadar amoniak (NH 3 ) dengan metoda indofenol menggunakan spektrofotometer

Udara ambien Bagian 1: Cara uji kadar amoniak (NH 3 ) dengan metoda indofenol menggunakan spektrofotometer Standar Nasional Indonesia Udara ambien Bagian 1: Cara uji kadar amoniak (NH 3 ) dengan metoda indofenol menggunakan spektrofotometer ICS 13.040.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...

Lebih terperinci

PENGARUH LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU TERHADAP KUALITAS AIR SUNGAI PAAL 4 KECAMATAN TIKALA KOTA MANADO

PENGARUH LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU TERHADAP KUALITAS AIR SUNGAI PAAL 4 KECAMATAN TIKALA KOTA MANADO PENGARUH LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU TERHADAP KUALITAS AIR SUNGAI PAAL 4 KECAMATAN TIKALA KOTA MANADO Sepriani, Jemmy Abidjulu, Harry S.J. Kolengan Program Studi Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas

METODE PENELITIAN. pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dibagi menjadi dua tahap: Tahap pertama adalah pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas Teknobiologi, Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu Dan Tempat Penelitian. B. Alat dan Bahan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu Dan Tempat Penelitian. B. Alat dan Bahan BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu Dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan selama 1 bulan, yaitu pada 7 Oktober 2015 hingga 7 November 2015 di Sub Lab Kimia FMIPA UNS dan Balai Laboratorium Kesehatan

Lebih terperinci

Air dan air limbah Bagian 20 : Cara uji sulfat, SO 4. secara turbidimetri

Air dan air limbah Bagian 20 : Cara uji sulfat, SO 4. secara turbidimetri Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 20 : Cara uji sulfat, SO 4 2- secara turbidimetri ICS 13.060.50 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata....ii 1 Ruang lingkup...

Lebih terperinci

ANALISIS PROTEIN. Free Powerpoint Templates. Analisis Zat Gizi Teti Estiasih Page 1

ANALISIS PROTEIN. Free Powerpoint Templates. Analisis Zat Gizi Teti Estiasih Page 1 ANALISIS PROTEIN Page 1 PENDAHULUAN Merupakan polimer yang tersusun atas asam amino Ikatan antar asam amino adalah ikatan peptida Protein tersusun atas atom C, H, O, N, dan pada protein tertentu mengandung

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Juni-Juli 2013 di Unit Pelaksanaan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Juni-Juli 2013 di Unit Pelaksanaan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Juni-Juli 2013 di Unit Pelaksanaan Teknis Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Lebih terperinci

MAKALAH PENDAMPING : PARALEL A

MAKALAH PENDAMPING : PARALEL A MAKALAH PENDAMPING : PARALEL A SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA IV Peran Riset dan Pembelajaran Kimia dalam Peningkatan Kompetensi Profesional Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu membuat nata dari bonggol nanas dengan menggunakan sumber nitrogen alami dari ekstrak kacang hijau. Nata yang dihasilkan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang 32 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang dilakukan di Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia Fakultas

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. dicatat volume pemakaian larutan baku feroamonium sulfat. Pembuatan reagen dan perhitungan dapat dilihat pada lampiran 17.

HASIL DAN PEMBAHASAN. dicatat volume pemakaian larutan baku feroamonium sulfat. Pembuatan reagen dan perhitungan dapat dilihat pada lampiran 17. Tegangan Permukaan (dyne/cm) Tegangan permukaan (dyne/cm) 6 dihilangkan airnya dengan Na 2 SO 4 anhidrat lalu disaring. Ekstrak yang diperoleh kemudian dipekatkan dengan radas uap putar hingga kering.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian, Rancangan Penelitian atau Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah quasi experiment (eksperimen semu) dengan rancangan penelitian non randomized pretest-postest

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE 12 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan selama empat bulan, mulai bulan Juli hingga November 2009. Pemeliharaan ikan dilakukan di Kolam Percobaan, Departemen Budidaya

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. 1. Analisis Kualitatif Natrium Benzoat (AOAC B 1999) Persiapan Sampel

III. METODOLOGI. 1. Analisis Kualitatif Natrium Benzoat (AOAC B 1999) Persiapan Sampel III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah saus sambal dan minuman dalam kemasan untuk analisis kualitatif, sedangkan untuk analisis kuantitatif digunakan

Lebih terperinci

Tabel klasifikasi United State Department of Agriculture (USDA) fraksi tanah (Notohadiprawiro, 1990).

Tabel klasifikasi United State Department of Agriculture (USDA) fraksi tanah (Notohadiprawiro, 1990). LAMPIRAN 74 Lampiran 1. Klasifikasi fraksi tanah menurut standar Internasional dan USDA. Tabel kalsifikasi internasional fraksi tanah (Notohadiprawiro, 1990). Fraksi Tanah Diameter (mm) Pasir 2.00-0.02

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan Oktober 2011 di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan Oktober 2011 di 20 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan Oktober 2011 di Laboratorium Instrumentasi Jurusan Kimia FMIPA Unila. B. Alat dan Bahan

Lebih terperinci

Air dan air limbah Bagian 30 : Cara uji kadar amonia dengan spektrofotometer secara fenat

Air dan air limbah Bagian 30 : Cara uji kadar amonia dengan spektrofotometer secara fenat Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 30 : Cara uji kadar amonia dengan spektrofotometer secara fenat ICS 13.060.01 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... Prakata... i ii

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. lingkungan adalah industri kecil tahu. Industri tahu merupakan salah satu industri

PENDAHULUAN. lingkungan adalah industri kecil tahu. Industri tahu merupakan salah satu industri 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Salah satu industri kecil yang banyak mendapat sorotan dari segi lingkungan adalah industri kecil tahu. Industri tahu merupakan salah satu industri yang menghasilkan limbah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen. B. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian penetapan konsentrasi ammonium dengan metode spektrofotometri

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. PROSEDUR ANALISIS CONTOH TANAH. Pertanian Bogor (1997) yang meliputi analisis ph, C-organik dan P-tersedia.

LAMPIRAN 1. PROSEDUR ANALISIS CONTOH TANAH. Pertanian Bogor (1997) yang meliputi analisis ph, C-organik dan P-tersedia. LAMPIRAN 1. PROSEDUR ANALISIS CONTOH TANAH Berikut diuraikan prosedur analisis contoh tanah menurut Institut Pertanian Bogor (1997) yang meliputi analisis ph, C-organik dan P-tersedia. Pengujian Kandungan

Lebih terperinci

BAB III PENCEMARAN SUNGAI YANG DIAKIBATKAN OLEH LIMBAH INDUSTRI RUMAH TANGGA. A. Penyebab dan Akibat Terjadinya Pencemaran Sungai yang diakibatkan

BAB III PENCEMARAN SUNGAI YANG DIAKIBATKAN OLEH LIMBAH INDUSTRI RUMAH TANGGA. A. Penyebab dan Akibat Terjadinya Pencemaran Sungai yang diakibatkan BAB III PENCEMARAN SUNGAI YANG DIAKIBATKAN OLEH LIMBAH INDUSTRI RUMAH TANGGA A. Penyebab dan Akibat Terjadinya Pencemaran Sungai yang diakibatkan Industri Tahu 1. Faktor Penyebab Terjadinya Pencemaran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Dalam pelaksanaan penelitian ini diperlukan alur penelitian, berikut merupakan diagram alir penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1. STUDI LITERATUR

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Water Treatment Plan (WTP) sungai Cihideung milik Institut Pertanian Bogor (IPB) kabupaten Bogor, Jawa Barat. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g 19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Penelitian Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g Kacang hijau (tanpa kulit) ± 1

Lebih terperinci

KINETIKA FILTRASI LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU DENGAN MENGGUNAKAN METODE BIOFILTER MEDIA ZEOLIT

KINETIKA FILTRASI LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU DENGAN MENGGUNAKAN METODE BIOFILTER MEDIA ZEOLIT Jurnal Teknik Pertanian Lampung Vol.3, No. 3: 239-244 KINETIKA FILTRASI LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU DENGAN MENGGUNAKAN METODE BIOFILTER MEDIA ZEOLIT BIOFILTRATION KINETICS OF TOFU INDUSTRY WASTEWATER USING

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. standar, dilanjutkan pengukuran kadar Pb dalam contoh sebelum dan setelah koagulasi (SNI ).

HASIL DAN PEMBAHASAN. standar, dilanjutkan pengukuran kadar Pb dalam contoh sebelum dan setelah koagulasi (SNI ). 0.45 µm, ph meter HM-20S, spektrofotometer serapan atom (AAS) Analytic Jena Nova 300, spektrofotometer DR 2000 Hach, SEM-EDS EVO 50, oven, neraca analitik, corong, pompa vakum, dan peralatan kaca yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam melakukan kegiatan penelitian diperlukan peralatan laboratorium, bahan serta prosedur penelitian yang akan dilakukan. Tiga hal tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

Lebih terperinci

Bimafika, 2011, 3,

Bimafika, 2011, 3, Bimafika, 2011, 3, 279-283 PENGARUH LUAS PERMUKAAN MEDIA DAN LAMA AERASI TERHADAP DEGRADASI KADAR NITRAT DAN NITRIT PADA PENGOLAHAN LIMBAH CAIR KANTIN VEDC MALANG DENGAN SISTEM BIOFILM MEDIA ZEOLIT ALAM

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Tahap Penelitian. Tahapan penelitian yang dilakukan dapat digambarkan dengan skema berikut : Mulai

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Tahap Penelitian. Tahapan penelitian yang dilakukan dapat digambarkan dengan skema berikut : Mulai BAB IV METODE PENELITIAN A. Tahap Penelitian Tahapan penelitian yang dilakukan dapat digambarkan dengan skema berikut : Mulai Studi pustaka / studi literator Persiapan : 1. Survey lapangan 2. Lokasi penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari proses soaking, liming, deliming, bating, pickling, tanning, dyeing,

BAB I PENDAHULUAN. dari proses soaking, liming, deliming, bating, pickling, tanning, dyeing, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri penyamakan kulit merupakan salah satu industri rumah tangga yang sering dipermasalahkan karena limbahnya yang berpotensi mencemari lingkungan yang ada di sekitarnya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu pelaksanaan penelitian pada bulan Juni 2013.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu pelaksanaan penelitian pada bulan Juni 2013. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Waktu pelaksanaan penelitian pada bulan Juni 2013. 2. Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Patologi,

Lebih terperinci

Air dan air limbah Bagian 2: Cara uji kebutuhan oksigen kimiawi (KOK) dengan refluks tertutup secara spektrofotometri

Air dan air limbah Bagian 2: Cara uji kebutuhan oksigen kimiawi (KOK) dengan refluks tertutup secara spektrofotometri Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 2: Cara uji kebutuhan oksigen kimiawi (KOK) dengan refluks tertutup secara spektrofotometri ICS 13.060.50 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE. Lokasi pengambilan sampel diambil dibeberapa toko di kota Medan dan

BAB III BAHAN DAN METODE. Lokasi pengambilan sampel diambil dibeberapa toko di kota Medan dan BAB III BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Lokasi pengambilan sampel diambil dibeberapa toko di kota Medan dan lokasi penelitian di analisis di Laboratorium Kimia Universitas Medan Area,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph meter,

Lebih terperinci

SNI Standar Nasional Indonesia

SNI Standar Nasional Indonesia Standar Nasional Indonesia Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 5: Cara uji oksida-oksida nitrogen dengan metoda Phenol Disulphonic Acid (PDS) menggunakan spektrofotometer ICS 13.040.40 Badan Standardisasi

Lebih terperinci

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 6: Cara uji kadar amoniak (NH 3 ) dengan metode indofenol menggunakan spektrofotometer

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 6: Cara uji kadar amoniak (NH 3 ) dengan metode indofenol menggunakan spektrofotometer Standar Nasional Indonesia Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 6: Cara uji kadar amoniak (NH 3 ) dengan metode indofenol menggunakan spektrofotometer ICS 13.040.40 Badan Standardisasi Nasional

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan tahapan isolasi selulosa dan sintesis CMC di Laboratorium Kimia Organik

Lebih terperinci

Metodologi Penelitian

Metodologi Penelitian Bab III Metodologi Penelitian Pembuatan larutan buffer menggunakan metode pencampuran antara asam lemah dengan basa konjugasinya. Selanjutnya larutan buffer yang sudah dibuat diuji kemampuannya dalam mempertahankan

Lebih terperinci

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g) Lampiran 1. Metode analisis proksimat a. Analisis kadar air (SNI 01-2891-1992) Kadar air sampel tapioka dianalisis dengan menggunakan metode gravimetri. Cawan aluminium dikeringkan dengan oven pada suhu

Lebih terperinci

Udara ambien Bagian 8: Cara uji kadar oksidan dengan metoda neutral buffer kalium iodida (NBKI) menggunakan spektrofotometer

Udara ambien Bagian 8: Cara uji kadar oksidan dengan metoda neutral buffer kalium iodida (NBKI) menggunakan spektrofotometer Standar Nasional Indonesia Udara ambien Bagian 8: Cara uji kadar oksidan dengan metoda neutral buffer kalium iodida (NBKI) menggunakan spektrofotometer ICS 13.040.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai penggunaan aluminium sebagai sacrificial electrode

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai penggunaan aluminium sebagai sacrificial electrode BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Deskripsi Penelitian Penelitian mengenai penggunaan aluminium sebagai sacrificial electrode dalam proses elektrokoagulasi larutan yang mengandung pewarna tekstil hitam ini

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN PENGELOLAAN LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU DUSUN GUNUNG SAREN KIDUL DENGAN UNIT ANAEROBIC BAFFLE REACTOR

KEEFEKTIFAN PENGELOLAAN LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU DUSUN GUNUNG SAREN KIDUL DENGAN UNIT ANAEROBIC BAFFLE REACTOR KEEFEKTIFAN PENGELOLAAN LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU DUSUN GUNUNG SAREN KIDUL DENGAN UNIT ANAEROBIC BAFFLE REACTOR The Effectiveness Of Tofu Industry Waste Water Management At Gunung Saren Kidul Hamlet Using

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen B. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian penetapan kadar krom dengan metode spektrofotometri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan sumber daya alam yang sangat dibutuhkan oleh semua makhluk hidup, oleh karena itu kualitas air perlu dipertahankan sesuai dengan peruntukannya, khususnya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan 21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dimulai pada bulan Maret sampai Juni 2012 di Laboratorium Riset Kimia dan Material Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

Optimasi Penurunan Nilai BOD, COD dan TSS... (Irmanto dan Suyata)

Optimasi Penurunan Nilai BOD, COD dan TSS... (Irmanto dan Suyata) Optimasi Penurunan Nilai BOD, COD dan TSS... (Irmanto dan Suyata) OPTIMASI PENURUNAN NILAI BOD, COD DAN TSS LIMBAH CAIR INDUSTRI TAPIOKA MENGGUNAKAN ARANG AKTIF DARI AMPAS KOPI Irmanto dan Suyata Program

Lebih terperinci

PENGOLAHAN LIMBAH AIR KOLAM RETENSI TAWANG DENGAN TRICKLING FILTER

PENGOLAHAN LIMBAH AIR KOLAM RETENSI TAWANG DENGAN TRICKLING FILTER PENGOLAHAN LIMBAH AIR KOLAM RETENSI TAWANG DENGAN TRICKLING FILTER Herdiana A Radhisty (L2C605143) dan Yoga A Pratihata (L2C605176) Jurusan Teknik Kimia, Fak. Teknik, Universitas Diponegoro Jln. Prof.

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos

Lampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos LAMPIRA 30 Lampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos A. Kadar Air Bahan (AOAC 1984) Cawan alumunium kosong dimasukkan ke dalam oven selama 15 menit pada temperatur 100 o C. Cawan porselen kemudian

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Lanjutan Nilai parameter. Baku mutu. sebelum perlakuan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Lanjutan Nilai parameter. Baku mutu. sebelum perlakuan dan kemudian ditimbang. Penimbangan dilakukan sampai diperoleh bobot konstan. Rumus untuk perhitungan TSS adalah sebagai berikut: TSS = bobot residu pada kertas saring volume contoh Pengukuran absorbans

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS DAN KAPASITAS RESIN PENUKAR ANION DENGAN SISTEM BATCH DALAM MENGIKAT NITRAT DAN APLIKASINYA PADA AIR DARI SUMBER MATA AIR DI DESA SEDANG

EFEKTIVITAS DAN KAPASITAS RESIN PENUKAR ANION DENGAN SISTEM BATCH DALAM MENGIKAT NITRAT DAN APLIKASINYA PADA AIR DARI SUMBER MATA AIR DI DESA SEDANG EFEKTIVITAS DAN KAPASITAS RESIN PENUKAR ANION DENGAN SISTEM BATCH DALAM MENGIKAT NITRAT DAN APLIKASINYA PADA AIR DARI SUMBER MATA AIR DI DESA SEDANG A.A. Bawa Putra Laboratorium Penelitian Jurusan Kimia

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data 1. Kondisi saluran sekunder sungai Sawojajar Saluran sekunder sungai Sawojajar merupakan aliran sungai yang mengalir ke induk sungai Sawojajar. Letak

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu 1. Analisis Kadar Air (Apriyantono et al., 1989) Cawan Alumunium yang telah dikeringkan dan diketahui bobotnya diisi sebanyak 2 g contoh lalu ditimbang

Lebih terperinci

Stasiun I Padang Lamun, Pulau Tarahan. Stasiun II Karang, Pulau Tarahan. Stasiun III Dermaga, Pulau Panjang. Stasiun IV Pemukiman, Pulau Panjang

Stasiun I Padang Lamun, Pulau Tarahan. Stasiun II Karang, Pulau Tarahan. Stasiun III Dermaga, Pulau Panjang. Stasiun IV Pemukiman, Pulau Panjang LAMPIRAN 10 Lampiran 1 Stasiun pengambilan contoh bivalvia Stasiun I Padang Lamun, Pulau Tarahan Stasiun II Karang, Pulau Tarahan Stasiun III Dermaga, Pulau Panjang Stasiun IV Pemukiman, Pulau Panjang

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah dan di Laboratorium Limbah

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah dan di Laboratorium Limbah 16 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah dan di Laboratorium Limbah Agroindustri Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Universitas Lampung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 39 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Produksi Kerupuk Terfortifikasi Tepung Belut Bagan alir produksi kerupuk terfortifikasi tepung belut adalah sebagai berikut : Belut 3 Kg dibersihkan dari pengotornya

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Kerja Penelitian Pelaksanaan penelitian di PDAM Kota Surakarta dilaksanakan mulai tanggal 17 Februari 2010 sampai dengan tanggal 27 Februari 2010 3.2. Metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dimulai pada tanggal 1 April 2016 dan selesai pada tanggal 10 September 2016. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen

Lebih terperinci

TUGAS MANAJEMEN LABORATORIUM PENANGANAN LIMBAH DENGAN MENGGUNAKAN LUMPUR AKTIF DAN LUMPUR AKTIF

TUGAS MANAJEMEN LABORATORIUM PENANGANAN LIMBAH DENGAN MENGGUNAKAN LUMPUR AKTIF DAN LUMPUR AKTIF TUGAS MANAJEMEN LABORATORIUM PENANGANAN LIMBAH DENGAN MENGGUNAKAN LUMPUR AKTIF DAN LUMPUR AKTIF DISUSUN OLEH RIZKIKA WIDIANTI 1413100100 DOSEN PENGAMPU Dr. Djoko Hartanto, M.Si JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2. TUJUAN Mampu memeriksa kadar Nitrat dalam air.

BAB I PENDAHULUAN. 2. TUJUAN Mampu memeriksa kadar Nitrat dalam air. BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Nitrat (NO 3 ) adalah bentuk utama nitrogen di perairan alami dan merupakan nutrient utama bagi pertumbuhan tanaman dan algae. Nitrat sangat mudah larut dalam air dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekperimental.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekperimental. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekperimental. B. Tempat dan Waktu Pengerjaan sampel dilakukan di laboratorium Teknik Kimia

Lebih terperinci

Air dan air limbah Bagian 31 : Cara uji kadar fosfat dengan spektrofotometer secara asam askorbat

Air dan air limbah Bagian 31 : Cara uji kadar fosfat dengan spektrofotometer secara asam askorbat Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 31 : Cara uji kadar fosfat dengan spektrofotometer secara asam askorbat ICS 13.060.01 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... Prakata...

Lebih terperinci