EVALUASI MONITORING SISTEM TENAGA LISTRIK DENGAN MENGGUNAKAN SCADA GATEWAY DAN REMOTE TERMINAL UNIT (STUDI KASUS TRAGI TELLO)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "EVALUASI MONITORING SISTEM TENAGA LISTRIK DENGAN MENGGUNAKAN SCADA GATEWAY DAN REMOTE TERMINAL UNIT (STUDI KASUS TRAGI TELLO)"

Transkripsi

1 Jurnal JPE-UMUM/TST/TEI/TMI/TKM/TAP/TGT., VOL. XX-A/B/C/D/E/F, No. xx, BULAN XX TAHUN 2013 EVALUASI MONITORING SISTEM TENAGA LISTRIK DENGAN MENGGUNAKAN SCADA GATEWAY DAN REMOTE TERMINAL UNIT (STUDI KASUS TRAGI TELLO) Nadjamuddin Harun, Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin address: Abstrak Paper ini bertujuan mengevaluasi keandalan dan akurasi sistem monitoring dengan menggunakan SCADA Gateway dibandingkan dengan metode konvensional. Penelitian ini dilaksanakan di PT. PLN (Persero) Wilayah SULSEL pada Area Pengatur dan Pembagi Beban (AP2B). Data yang digunakan sebagai bahan analisis adalah data impedansi saluran, dan data hasil pengukuran RTU yang terdiri dari data bus, tegangan, injeksi MVAR dan data beban sistem kelistrikan SULSELTRABAR. Hasil penelitian menunjukkan bahwa akurasi metering sistem SCADA Gateway memiliki akurasi hingga 4 angka di belakang koma dibandingkan dengan metode konvensional yang menggunakan analog. Wiring yang lebih sederhana memungkinkan perbaikan dan pemeliharaan sistem yang lebih sederhana dan resiko kerusakan sistem yang lebih sedikit. Resiko kehilangan data juga sangat kecil karena SCADA Gateway sekaligus berfungsi sebagai control center. Dengan akurasi yang sangat tinggi sehingga error yang mungkin terjadi sangat kecil.. Kata-kunci: Sistem Monitoring, SCADA Gateway I. Pendahuluan Perkembangan dan kemajuan dalam bidang kelistrikan dan elektronika yang semakin pesat sejalan dengan semakin meningkatnya kebutuhan akan sumber energi listrik sehingga dibutuhkan peningkatan dalam bidang pengelolaan sistem tenaga listrik mulai dari pembanan, transmisi, distribusi, pelayanan pelanggan hingga monitoring, yang utamanya ditujukan untuk memperoleh pengelolaan sistem yang aman, dengan mutu yang baik, tetapi dengan biaya yang efisien. Sistem pemantauan merupakan salah satu sistem yang sangat berperan penting dalam pengelolaan sistem tenaga listrik. Pengembangan site mini pun meningkat pesat, mulai dari pengembangan sistem pengaturan konvensional dimana setiap sub sistem seperti gardu induk memerlukan operator, kemudian dengan sistem pengaturan berbasis komputer agar sistem konvensional tersebut dapat dipantau dan diawasi secara terpusat dari jarak jauh, dan yang terakhir adalah sistem pengaturan yang terintegrasi dimana sub sistem tidak memerlukan operator lagi yang berarti fungsi operator di ambil alih sepenuhnya oleh operator control center. [1,4] PT. PLN Persero Wilayah SULSELTRABAR melakukan sebuah inovasi sistem pemantauan dengan menggunakan sistem SCADA Gateway menggantikan sistem konvensional yang mengunakan Remote Terminal Unit (RTU) dengan tranducer. Berdasarkan hal di atas, maka penulis menganggap perlu untuk melakukan evaluasi terhadap sistem monitoring dengan menggunakan SCADA Gateway dibandingkan dengan sistem konvensional yang ada. II. Sistem Monitoring Sistem monitoring merupakan satu diantara tiga fungsi utama security sistem yang dilakukan di control center operasi. Sistem monitoring memberikan informasi up to date kepada operator sistem tenaga berkaitan dengan kondisi pada suatu sistem. Termasuk jumlah pasokan peralatan pada kelompok beban, pengoperasian yang efektif dan pengukuran kuantitas kritis dan mentransmisikan hasil pengukuran ke control center. Masalah pemantauan arus listrik dan tegangan pada sistem transmisi sangat penting dalam menjaga keamanan sistem, oleh karena itu sejalan dengan kemajuan teknologi, pihak yang terkait senantiasa melakukan inovasi peningkatan mutu Supported by IEEE Indonesia Section Hal 50

2 sistem monitoring untuk memenuhi kebutuhan sistem monitoring dengan biaya yang lebih hemat. [6] Sistem kelistrikan Sulawesi Selatan yang dikelola oleh PT. PLN (Persero) Wilayah SULSELTRABAR terdiri dari 37 bus dan 44 buah cabang saluran yang terinterkoneksi melalui jaringan transmisi dengan dengan tegangan kerja 150, 70 dan 30 KV. Sistem monitoring kelistrikan PT. PLN (Persero) Wilayah SULSELTRABAR menggunakan sistem SCADA yang menggunakan Remote Terminal Unit (RTU). Berikut data Gardu Induk dan penempatan RTU pada sistem Kelistrikan Sulawesi Selatan. Data RTU yang dipasang pada gardu induk PT PLN persero wilayah SULSELTRABAR Tabel 1 Kondisi RTU yang Terpasang di GI No Gardu Induk RTU Kondisi GARDU INDUK YANG TERHUBUNG DENGAN MASTER 1 Bakaru RTU S900 Baik 2 Bakaru RTU S900 Baik RTU S900+SDG Baik 4 70 RTU S900 Baik 5 30 RTU S900 Baik 6 Sengkang RTU S900 Baik 7 Suppa RTU S900 Baik 8 Panakkukang SICAM PAS Baik 9 Pare pare RTU S900 Baik 10 Pangkep RTU S900 Baik 11 Bontoala RTU S900 Baik 12 Borongloe RTU S900 Baik 13 Tallo Lama RTU S900 Baik 14 Mandai RTU S900 Baik 15 Daya RTU S900 Baik 16 Bone RTU S900 Baik 17 Barru RTU SCOUT Baik 18 Pinrang RTU S900 Baik 19 Sidrap RTU S900 Baik 20 Soppeng RTU S900 Baik 21 Polmas RTU S900 Baik 22 Takalar RTU S900 tidak 23 Sungguminasa RTU S900 Baik 24 Bosowa RTU S900 Baik 25 Majene RTU S900 Baik 26 Tanjung Bunga RTU S900 Baik Lanjutan Tabel 1 No Gardu Induk RTU Kondisi GARDU INDUK YANG TERHUBUNG DENGAN MASTER 27 Maros REMOTE Baik 28 Tonasa REMOTE Baik 29 Training AP2B RTU S900 Baik GARDU YANG TIDAK TERHUBUNG DENGAN MASTER TAPI MEMILIKI REMOTE 30 Bulukumba RTU S900 Tidak 31 Jeneponto RTU D20 Baik 32 Makale REMOTE Baik 33 Palopo REMOTE Baik GARDU INDUK YANG TIDAK MEMILIKI REMOTE 34 Sinjai - 35 Mamuju - Sumber: AP2B PT. PLN (Persero) Wilayah SULSELTRABAR Berdasarkan data di atas, tidak semua bus dan saluran dapat di-monitoring melalui Control Centre. Pada saat data ini diambil gardu induk yang dilengkapi dengan SCADA Gateway adalah Gardu Induk 150. III. Sistem Scada Sistem SCADA (Supervisory Control and Data Acquisiton) telah dikenal dan mulai diimplementasikan di PLN sejak awal tahun Sistem ini biasanya dikombinasikan dengan sistem kontrol pengawasan yang memungkinkan operator untuk mengendalikan pemutus sirkuit dan pemutusan saklar dan perubahan tap transformator jarak jauh. Sistem SCADA dibagi menjadi dua komponen penting yaitu: Master Station atau Control Center, berfungsi sebagai pusat monitoring, control dan data dari Remote Station. Remote Station, berfungsi mengumpulkan data-data yang dibutuhkan Master Station dan meneruskan perintah Master Station ke peralatan di GI/pemban. Remote station Supported by IEEE Indonesia Section Hal 51

3 dapat terdiri dari gateway, IED, local HMI, RTU, dan meter energy. Sarana komunikasi berfungsi untuk menjembatani komunikasi antara Master Station dengan Remote Station. [2] Sistem ini memungkinkan beberapa operator untuk memantau sistem pembanan dan transmisi tegangan tinggi dan eksekusi tindakan untuk memeperbaiki kelebihan beban dan over voltage. IV. Remote Terminal Unit (RTU) Remote Terminal Unit adalah salah satu dari suatu sistem pengendalian tenaga listrik yang merupakan perangkat eletronik yang dapat diklasifikasikan sebagai perangkat cerdas. Biasanya ditempatkan di gardu-gardu induk maupun pusat pemban sebagai peralatan yang diperlukan oleh control center untuk mengakuisisi data-data rangkaian proses, untuk melakukan remote control, teleindikasi dan telemetering. [3.7] Pada prinsipnya RTU mempunyai fungsifungsi dasar sebagai berikut: 1. Mengakuisisi data-data analog maupun sinyalsinyal indikasi. 2. Melakukan control buka/tutup kontak, naik/turun setting atau fungsi-fungsi set point lainnya. 3. Meneruskan hasil-hasil pengukuran (daya aktif, daya reaktif, frekuensi, arus, tegangan) dan sebagainya ke pusat pengendalian. 4. Melakukan komunikasi dengan pusat pengendalian. V. Fungsi-fungsi RTU Fungsi-fungsi remote terminal unit antara lain: [5] a. Sebagai perangkat pemproses sinyal, RTU dirancang untuk melakukan proses-proses sebagai perangkat pemproses pengiriman data ke pusat pengendalian sistem seperti: Perubahan status peralatan gardu Perubahan besaran-besaran analog Perubahan besaran signal Pembacaan harga-harga pulsa akumulator Pembacaan besaran-besaran analog b. Memproses data-data perintah yang datang dari satu, dua atau tiga control centre, mengirim data-data jawaban/hasil pengukuran/pemantauan ke pusat pengendali yang sesuai dengan yang telah ditetapkan. Berdasarkan konfigurasinya maka suatu RTU pada dasarnya dapat menangani atau memproses fungsi-fungsi sebagai berikut: a. Akuisisi data logic (pensinyalan jarak jauh) b. Akuisisi data analog (pengukuran jarak jauh) c. Restitusi data logic (pengendalian jarak jauh) d. Akuisisi sinyal jarak jauh e. Pengaturan set point, tap charger (untuk setting transformator), pengaturan perputaran generator dan sebagainya. RTU yang digunakan di PT. PLN (Persero) Wilayah SUSELTRABAR adalah RTU S900 yang digunakan di GI-GI dengan I/O yang lebih banyak. RTU S900 ini mempunyai beberapa kelebihan antara lain : RTU S900 selain bisa dipakai sebagai RTU simple atau satelit juga bisa di pakai sebagai RTU Concentrator. Kapasitas dan kemampuan RTU S900 lebih besar Mempunyai beberapa protocol sehingga memungkinkan apabila akan terjadi penggantian Master Station Hemat line data apabila RTU S900 di jadikan RTU Concentrator Gambar 1: Arsitektur Gardu Induk Konvensional ( RTU) Arsitektur gardu induk konvensional masih menggunakan wiring kabel, mulai dari marshaling kiosk di switch yard ke control room hingga ke Remote Terminal Unit. Metering sistem konvensional ini menggunakan transducer atau alat metering analog yang akan dihubungkan dengan control center pada HMI. Supported by IEEE Indonesia Section Hal 52

4 Selain kelebihan yang dimiliki oleh Remote Terminal Unit (RTU), seperti yang telah dibahas pada hasil penelitian, analisis keamanan sistem tenaga listrik 20 Desember Ada beberapa kekurangan yang dimiliki oleh sistem monitoring PT. PLN (Persero) dengan menggunakan RTU, antara lain: a. Sistem Wiring yang sangat rumit Pengembangan remote station dengan cara konvensional menggunakan Remote Terminal Unit (RTU) membutuhkan SDM yang memadai dan waktu pengerjaan yang lama karena harus dilakukan wiring point to point. Gambar 2: Wiring Sistem dengan menggunakan sistem konvensional SCADA Gateway ini juga berfungsi sebagai remote station SCADA. Dengan kemampuan sebagai concentrator dan protocol conventer, alat ini dapat berhubungan dengan sistem RTU yang lama, sekaligus dengan peralatan baru yang memiliki protokol yang berbeda-beda. Waktu integrasi sistem baru ke SCADA lebih cepat, karena tidak ada lagi wiring point to point, melainkan hanya wiring komunikasi data antar peralatan ke sistem SCADA gateway. Kemudian untuk pembacaan metering dari pemban, dapat memanfaatkan IED IED meter pada ketiga GI tersebut. Intelligent Electronic Device (IED) merupakan peralatan elektronik berbasis mikroprosesor yang memiliki fungsi tertentu untuk melakukan telekontrol, telemetering, telesignal, proteksi, dan meter energy. IED yang terpasang pada remote station harus bisa berkomunikasi dengan gateway sesuai dengan protocol yang sudah ditetapkan dalam standard. b. Adanya beberapa Gardu Induk yang tidak terhubung dengan master station dan beberapa yang lain tidak memiliki remote station sehingga hasil pengukuran di GI tersebut tidak dapat dikomunikasikan ke control center melalui sistem SCADA. VI. SCADA Gateway Berdasarkan kekurangan di atas, PT. PLN (Persero) Wilayah SULSELTRABAR sedang melakukan pengembangan sistem monitoring berbasis software yang dikenal dengan nama SCADA Gateway. SCADA Gateway yang dapat mengenali berbagai jenis peralatan dengan protokol yang berbeda untuk kemudian dikumpulkan dalam satu sistem dan dihubungkan dengan Human Machine Interface (HMI) untuk pemantauan secara real time, terpusat dan berbasis database. Gambar 3: Arsitektur Gardu Induk semi Gateway SCADA Gateway ini juga berfungsi sebagai remote station SCADA. Dengan kemampuan sebagai concentrator dan protocol conventer, alat ini dapat berhubungan dengan sistem RTU yang lama, sekaligus dengan peralatan baru yang memiliki protokol yang berbeda-beda. Waktu integrasi sistem baru ke SCADA lebih cepat, karena tidak ada lagi wiring point to point, melainkan hanya wiring komunikasi data antar peralatan ke sistem SCADA gateway. Supported by IEEE Indonesia Section Hal 53

5 6 N O A OOO130 P*8x50 RST Bay Networks PWR ALM FAN1 PWR0 PWR1 FAN0 ALM RS 232C LINK ETHER INS ACT ALM PC CARD Centillion 1400 SD 6 N O A OOO130 P*8x50 RST Bay Networks PWR ALM FAN1 PWR0 PWR1 FAN0 ALM RS 232C LINK ETHER INS ACT ALM PC CARD Centillion 1400 SD 6 N O A OOO130 P*8x50 RST Bay Networks PWR ALM FAN1 PWR0 PWR1 FAN0 ALM RS 232C LINK ETHER INS ACT ALM PC CARD Centillion 1400 SD Jurnal JPE-UMUM/TST/TEI/TMI/TKM/TAP/TGT., VOL. XX-A/B/C/D/E/F, No. xx, BULAN XX TAHUN 20xx VII. Pengembangan SCADA Gateway di Tragi TRAGI (Transmisi dan Gardu Induk) merupakan salah satu TRAGI yang terletak di dalam kota Makassar dan mempunyai peran yang sangat vital pada sistem kelistrikan di Sulawesi Selatan dan Barat yang terdiri dari beberapa unit pemban dan gardu induk dengan konsumen konsumen besar. Ada 3 buah GI pada TRAGI TELLO yaitu GI TELLO 150 KV, GI TELLO 70 KV dan GI TELLO 30 KV. Ketiga GI ini telah masuk dalam sistem SCADA AP2B Sistem SULSEL. Spesifikasi remote station ketiga GI ini awalnya menggunakan RTUS900 (Gambar 3). Master Station AP2B SISTEM SULSEL Gambar 5 : Konfigurasi sistem SCADA Gateway Tragi Penempatan SCADA Gateway di GI TELLO 150 KV dengan pertimbangan antara lain GI ini merupakan GI terdekat dengan kantor TRAGI dimana pada kantor TRAGI ini dilengkapi dengan lokal HMI untuk GI GI asuhannya. RTU S900 GI TELLO 150 KV RTU S900 GI TELLO 70 KV RTU S900 GI TELLO 30 KV Keterangan: Protocol IEC Gambar 4: Konfigurasi Remote station GI TELLO 150, 70, 30 kv (awal) Selanjutnya dikembangkan dengan penambahan protokol-protokol yang lain yang dihubungkan dengan RTU dan menghubungkan dengan sistem telemetering dengan menggunakan IED. Pengembangan ini tidak menonaktifkan RTU dan menggantinya dengan sistem gateway secara keseluruhan, melainkan dengan menghubungkan RTU yang telah ada dengan IED SCADA gateway. Gambar 6: Tampilan HMI GI TELLO 30 KV Inovasi ini memiliki dua fungsi utama yakni sebagai remote station yang terhubung ke master station di control center dan sebagai pusat data Substation Automation di lokal gardu induk yang dilengkapi dengan Human Machine Interface (HMI) untuk pemantauan sistem secara menyeluruh oleh operator. VIII. Data-data yang Diperoleh VIII.1 Data Pengukuran RTU dan IED Tabel 2 Data pengukuran RTU dan IED Saluran Konvensional Scada Gateway Supported by IEEE Indonesia Section Hal 54

6 MW MVAR MW MVAR -Tlama B.loe Panakkukang Bosowa Pangkep Sungguminasa Data-data yang diperoleh dari Area Penyaluran dan Pengaturan Beban (AP2B) sistem Sulawesi Selatan berupa data bus, data line dan hasil pengukuran dengan menggunakan Remote Terminal Unit (RTU) dan IED terdiri dari data beban, Daya Aktif (MW) dan daya reaktif (MVAR). Paper ini membutuhkan data aliran daya tanggal 13 Februari 2011 TRAGI TELLO sebagai data yang akan dijadikan bahan acuan paper sistem monitoring. Data di atas diambil pada tanggal 5 Mei 2010 pada saat TRAGI masih menggunakan metode konvensional dan data tanggal 13 Januari 2011 pada saat TRAGI telah menggunakan SCADA Gateway. VIII.2 Data Aliran Daya Nama Tipe Tabel 3. Data Aliran Daya Teg (KV) Beban gki tan P Q P Q Bakaru Slack Polmas Beban Majene Pinrang Parepare Beban Suppa Barru Beban Pangke Beban p Bosowa Beban Beban lama Panaku Beban kang S.Mina Beban sa 1 Tjg Beban Bunga Soppen g Beban Sengka ng 3 3 Bone Beban Maros Beban Mandai Beban Lanjutan tabel 3 Nama Daya Tipe Teg (KV) Beban gki tan P Q P Q B.loe Beban Bt.ala Data diatas diperoleh berdasarkan hasil pengukuran aliran daya di tiap gardu induk.berdasarkan hasil pengukuran tranducer pda sistem konvesional dan IED pada sistem Gateway. VIII.3 Data Perbandingan Hasil Estimasi dan Hasil Pengukuran Aliran daya Tabel 4. Perbandingan Hasil Estimasi dan Hasil Pengukuran Aliran Daya No. V(pu) V aliran daya Error Supported by IEEE Indonesia Section Hal 55

7 State estimasi adalah satu metode yang digunakan untuk mendeteksi terjadinya bad measurement pada alat ukur. Metode state estimasi yang digunakan biasanya metode weiht least square (WLS). IX.Evaluasi Keandalan Sistem Monitoring SCADA Gateway dengan metode konvensional Berdasarkan hasil evaluasi monitoring SCADA Gateway konvensional diperoleh: 1. SCADA Gateway memiliki akurasi metering yang lebih tinggi dibandingkan sistem konvensional yang menggunakan metode analog berdasarkan tabel Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan bahwa perbandingan hasil state estimasi dengan aliran daya PT. PLN berkisar antara pada bus 1 hingga error tertinggi mencapai pada bus 29. Dengan nilai toleransi error yang ditetapkan sebesar 0.05 maka dari hasil state estimasi terdapat 2 (dua) pengukuran yang tidak memenuhi, dimana terdapat nilai x = pada bus 27 dan x= pada bus 29. Ini terjadi pada bus yang masih menerapkan sistem konvensional. Sehingga resiko terjadinya kesalahan ukur pada RTU dengan menggunakan transducer lebih besar dibandingkan dengan menggunakan sistem SCADA Gateway. 3. Pada SCADA Gateway terdapat backup data di masing-masing GI, sehingga jika putus komunikasi atau gangguan di Control Center, data-data masih dapat diperoleh di masingmasing GI. Sedangkan pada metode konvensional terdapat resiko terputusnya komunikasi sehingga data pengukuran dapat hilang. 4. Operator Lokal di GI dapat mengoperasikan GI terkait melalui lokal HMI. Sedangkan pada RTU terpusat di control center. 5. Dengan SCADA Gateway, yang memiliki sumber yang sama dengan yang terkirim ke Control Center, kesalahan data yang terkirim ke Pusat Kontrol dapat diminimalkan, karena operator GI dapat membandingkan data di komputer lokal dengan data yang di control panel setiap saat bila dideteksi ada kesalahan data. 6. Sistem wiring sederhana, karena tidak dibutuhkan lagi wiring point to point dari control panel ke kubikel interface sisi RTU, tapi wiring langsung dilakukan di panel kontrol ke IED atau Distributed I/O, lalu output dihubung ke SCADA Gateway. Gambar 7: Arsitektur Gardu Induk Konvensional dan SA 7. Metering dengan IED meter lebih efektif dan dipantau dari lokal/pusat kontrol. 8. Selain sebagai remote station di gardu induk, SCADA Gateway juga berfungsi sebagai pusat data Substation Automation (SA) yang dilengkapi dengan Human Machine Interface (HMI). 9. Data data dari IED proteksi dan meter energy terkumpul dalam satu sistem database Supported by IEEE Indonesia Section Hal 56

8 dan dimanfaatkan bersama untuk fungsi SCADA dan SA. 10. Tingkat ketelitian yang lebih tinggi untuk point telemetering dengan memanfaatkan Power Meter (IED berbasis full-digital) dibandingkan dengan transduser yang masih menggunakan teknologi semi analog. 11. SDM yang diperlukan untuk pengembangan sistem ini lebih sedikit, mengingat waktu dan metode yang digunakan lebih efisien dan efektif. 12. Dengan sifat sistem yang fleksibel, hardware sistem tidak obsolete dan lebih mudah dikembangkan untuk kebutuhan operasi dan pemeliharaan. 13. Penerapan teknologi yang dapat diakses baik secara lokal gardu induk maupun dari control center, sangat berguna untuk memantau peralatan kelistrikan yang terinterkoneksi secara menyeluruh sehingga mampu meningkatkan keandalan sistem tenaga listrik. DAFTAR PUSTAKA [1] Wood, Allen J., B. F. Wollenberg, Power Generation, Operation, and Control. New York: John Wiley & Sons, Inc. [2] Arief Basuki, Timbar Imam Priadi, Anita Puspita Sari, SCADA GATEWAY, Solusi Cerdas untuk Pengembangan Substation Automation: PT. PLN (Persero) Wilayah SULSEL, SULTRA, dan SULBAR, AP2B Sistem SULSEL, Makassar [3] Bonar Pandjaitan, Teknologi Sistem Pengendalian Tenaga Listrik Berbasis SCADA, Prenhallindo, Jakarta. [4] Trosten Cegrell,1986. Power System Control Technology, Prentice/Hall Company. [5] Rakesh Babba, Detecting False Data Injection Attacks Against DC State Estimation: University of Illinois Urbania [6] Reynaldo Fransisco Nuqui, State Estimation and Voltage Security Monitoring Using Synchronized Phasor Measurements: Blacksburg, Virginia. [7] T. Kerdchuen, W. Ongsakul, Measurement and RTU Placement for State Estimation by Loop Decompotition: Issue and Prospects for GMS X. Kesimpulan dan Saran X.1 Kesimpulan 1. SCADA gateway sebagai sistem monitoring terpusat dan berbasis database untuk keperluan operasional, pemeliharaan dan analisa gangguan pada sistem Subtation Automation memiliki akurasi yang lebih tinggi dibandingkan sistem konvensional 2. Pemeliharaan yang lebih mudah karena sistem wiring yang sangat simple dibandingkan dengan sistem konvensional 3. Keamanan hasil measuring dapat terjaga karena terdapat local HMI pada tiap gardu induk. X.2 Saran SCADA Gateway dapat dikembangkan di Gardu Induk yang lain untuk kebutuhan peningkatan keandalan sistem monitoring PT. PLN Persero Wilayah SULSELTRABAR. Supported by IEEE Indonesia Section Hal 57

1. IED berkomunikasi dengan Gateway menggunakan protokol standard

1. IED berkomunikasi dengan Gateway menggunakan protokol standard T.Wisnu Wardhana JKT0413/JF/S1/ELE/0296 I. BENAR SALAH (15 Soal) 1. IED berkomunikasi dengan Gateway menggunakan protokol standard 2. IED berfungsi untuk melakukan remote control, telemetering, telesignal,

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN UMUM SISTEM SCADA DALAM KOMUNIKASI RADIO

BAB III TINJAUAN UMUM SISTEM SCADA DALAM KOMUNIKASI RADIO BAB III TINJAUAN UMUM SISTEM SCADA DALAM KOMUNIKASI RADIO 3.1 Tinjauan Umum Sistem Scada Sistem integrasi adalah jaringan tenaga listrik yang terpadu yang meliputi pembangkit-pembangkit tenaga listrik,

Lebih terperinci

Kata kunci : SCADA, Dispathcer

Kata kunci : SCADA, Dispathcer Makalah Seminar Kerja Praktek PEMANFAATAN REMOTE TERMINAL UNIT PADA PERALATAN SCADA UNTUK PENGOPERASIAN SISTEM TENAGA LISTRIK DI PT. PLN (PERSERO) P3B JAWA BALI APB JATENG & DIY Larasaty Ekin Dewanta (

Lebih terperinci

STUDI ARUS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT MENGGUNAKAN PEMODELAN ATP/EMTP PADA JARINGAN TRANSMISI 150 KV DI SULAWESI SELATAN

STUDI ARUS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT MENGGUNAKAN PEMODELAN ATP/EMTP PADA JARINGAN TRANSMISI 150 KV DI SULAWESI SELATAN Presentasi Seminar Tugas Akhir Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro ITS STUDI ARUS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT MENGGUNAKAN PEMODELAN ATP/EMTP PADA JARINGAN TRANSMISI 15 KV DI SULAWESI SELATAN Franky

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. dan mengambil tindakan atas informasi tersebut secara remote atau jarak jauh

BAB III LANDASAN TEORI. dan mengambil tindakan atas informasi tersebut secara remote atau jarak jauh BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengenalan SCADA SCADA kependekan dari Supervisory Control and Data Acquisition merupakan sebuah sistem yang mengawasi dan mengendalikan peralatan proses yang tersebar secara

Lebih terperinci

BAB III DASAR TEORI. pembangkit-pembangkit tenaga listrik, jaringan transmisi dan jaringan distribusi

BAB III DASAR TEORI. pembangkit-pembangkit tenaga listrik, jaringan transmisi dan jaringan distribusi 18 BAB III DASAR TEORI 3.1 Tinjauan Umum Sistem SCADATEL Sistem integrasi adalah jaringan tenaga listrik yang terpadu yang meliputi pembangkit-pembangkit tenaga listrik, jaringan transmisi dan jaringan

Lebih terperinci

MENGOPERASIKAN SCADA SISTEM PENGOPERASIAN UNIT GENERATOR PEMBANGKIT. Menjelaskan operasional SCADA. Teknik Pembangkit Listrik 1 st Class Semester 2

MENGOPERASIKAN SCADA SISTEM PENGOPERASIAN UNIT GENERATOR PEMBANGKIT. Menjelaskan operasional SCADA. Teknik Pembangkit Listrik 1 st Class Semester 2 MENGOPERASIKAN SCADA SISTEM PENGOPERASIAN UNIT GENERATOR PEMBANGKIT Menjelaskan operasional SCADA Teknik Pembangkit Listrik 1 st Class Semester 2 Suatu sistem terpusat yang memonitor untuk melakukan pengendalian

Lebih terperinci

Studi Aliran Beban Interkoneksi Sistem Sulbangsel hingga Tahun 2020 Berdasarkan RUPTL PT. PLN (Persero)

Studi Aliran Beban Interkoneksi Sistem Sulbangsel hingga Tahun 2020 Berdasarkan RUPTL PT. PLN (Persero) Received : March 217 Accepted: March 217 Published : April 217 Studi Aliran Beban Interkoneksi Sistem Sulbangsel hingga Tahun 22 Berdasarkan RUPTL PT. PLN (Persero) 217-226 Muhira Dzar Faraby 1*, Ontoseno

Lebih terperinci

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL...

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... i ii iv viii xii BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang... 1 I.2 Rumusan Masalah... 3 I.3 Batasan Masalah... 3 I.4 Tujuan...

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Politeknik Negeri Sriwijaya 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi SCADA SCADA (Supervisory Control And Data Acquisition) adalah sistem yang mengacu pada kombinasi telemetri dan akuisisi data. Ini terdiri

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) B-153

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) B-153 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (203) ISSN: 2337-3539 (230-927 Print) B-53 Penentuan Daya Reaktif untuk Perbaikan Kualitas Daya Berdasarkan Voltage State Estimation pada Jaringan Distribusi Radial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PT PLN (Persero) merupakan Perusahaan Listrik di Indonesia dan satu- satunya

BAB I PENDAHULUAN. PT PLN (Persero) merupakan Perusahaan Listrik di Indonesia dan satu- satunya 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang PT PLN (Persero) merupakan Perusahaan Listrik di Indonesia dan satu- satunya Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di bidang penyediaan sampai penyaluran jasa tenaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. industri menggunakan PLC (Programmable Logic Controller) sebagai sistem

BAB I PENDAHULUAN. industri menggunakan PLC (Programmable Logic Controller) sebagai sistem BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini kebutuhan manusia akan energi semakin berkembang seiring dengan semakin pesatnya perkembangnya teknologi, berbagai penemuan terbaru yang digunakan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Dari hasil analisa gangguan, dapat ditentukan sistem proteksi yang akan

BAB IV PEMBAHASAN. Dari hasil analisa gangguan, dapat ditentukan sistem proteksi yang akan BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Identifikasi Masalah PT PLN APD Jatim membawahi 98 Gardu Induk yang tersebar di seluruh Jawa Timur. Ditambah dengan jumlah pelanggan yang semakin bertambah setiap tahunnya membuat

Lebih terperinci

LAPORAN KERJA PRAKTIK REMOTE TERMINAL UNIT DI PT. PLN (Persero) UPB SULSELRABAR Fasilitas Operasi Unit SCADA Periode 26 Mei 30 Juni, 2016

LAPORAN KERJA PRAKTIK REMOTE TERMINAL UNIT DI PT. PLN (Persero) UPB SULSELRABAR Fasilitas Operasi Unit SCADA Periode 26 Mei 30 Juni, 2016 LAPORAN KERJA PRAKTIK REMOTE TERMINAL UNIT DI PT. PLN (Persero) UPB SULSELRABAR Fasilitas Operasi Unit SCADA Periode 26 Mei 30 Juni, 2016 Oleh: Muhammad Azhari (NIM:1105130055) Dosen Pembimbing Akademik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PLC (Programmable Logic Controller) suatu alat kendali yang berbasis

BAB I PENDAHULUAN. PLC (Programmable Logic Controller) suatu alat kendali yang berbasis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Motor listrik adalah pilihan utama sebagai mesin penggerak dalam industri saat ini. Dari beberapa macam mesin listrik, motor induksi 3 fasa adalah salah satu yang banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia industri, dituntut suatu teknologi yang mampu menghasilkan peralatan yang dapat menyelesaikan segala permasalahan industri dan mempermudah manusia dalam

Lebih terperinci

D. Kronologis Gangguan (2)

D. Kronologis Gangguan (2) D. Kronologis Gangguan (2) Kasus 1_SC : Hubung singkat pada bus bkr 14 Kasus 2_SWD&Stama_off : Generator SewaDiesel dan Swatama lepas Page 21 D. Kronologis Gangguan (3) Kasus 31_LS1 : Pl Pelepasan Bb Beban

Lebih terperinci

SISTEM BCU (BAY CONTROL UNIT

SISTEM BCU (BAY CONTROL UNIT Makalah Seminar Kerja Praktik SISTEM BCU (BAY CONTROL UNIT) PADA SISTEM OTOMASI GARDU INDUK PURBALINGGA 150KV PT. PLN (PERSERO) TRANSMISI JAWA BAGIAN TENGAH AREA PEMELIHARAAN PURWOKERTO Pangestu Fajar

Lebih terperinci

PENYELESAIAN ALIRAN DAYA 37 BUS DENGAN METODE NEWTON RAPHSON (STUDI KASUS SISTEM INTERKONEKSI 150 kv SULAWESI SELATAN)

PENYELESAIAN ALIRAN DAYA 37 BUS DENGAN METODE NEWTON RAPHSON (STUDI KASUS SISTEM INTERKONEKSI 150 kv SULAWESI SELATAN) 35 Muhammad Ruswandi Djalal, Yudhi Leo Chandra, Muhammad Yusuf Yunus, Herman PENYELESAIAN ALIRAN DAYA 37 BUS DENGAN METODE NEWTON RAPHSON (STUDI KASUS SISTEM INTERKONEKSI 150 kv SULAWESI SELATAN) Muhammad

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan peradaban masyarakat yang semakin maju saat ini yang mana diikuti pula dengan semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat akan energi listrik.

Lebih terperinci

PERENCANAAN SMARTGRID JARINGAN LISTRIK SUMBAGUT 150 KV MENGGUNAKAN SIMULINK MATLAB

PERENCANAAN SMARTGRID JARINGAN LISTRIK SUMBAGUT 150 KV MENGGUNAKAN SIMULINK MATLAB PERENCANAAN SMARTGRID JARINGAN LISTRIK SUMBAGUT 150 KV MENGGUNAKAN SIMULINK MATLAB Fransisco Wiartone Simbolon, Yulianta Siregar Konsentrasi Teknik Energi Listrik, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP (PLTU) TERHADAP PERILAKU SISTEM TENAGA LISTRIK SULAWESI SELATAN DALAM KEADAAN TRANSIEN

PENGARUH PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP (PLTU) TERHADAP PERILAKU SISTEM TENAGA LISTRIK SULAWESI SELATAN DALAM KEADAAN TRANSIEN PRO S ID IN G 20 1 2 HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK PENGARUH PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP (PLTU) TERHADAP PERILAKU SISTEM TENAGA LISTRIK SULAWESI SELATAN DALAM KEADAAN TRANSIEN Jurusan Teknik Elektro

Lebih terperinci

Tugas Referensi. Pertemuan Pokok Bahasan dan TIU 1 Konsep Otomatisasi Sistem Tenaga. Teknik Pembelajaran. Media Pembelajaran

Tugas Referensi. Pertemuan Pokok Bahasan dan TIU 1 Konsep Otomatisasi Sistem Tenaga. Teknik Pembelajaran. Media Pembelajaran SATUAN ACARA PERKULIAHAN TEKNIK ELEKTRO ( IB ) MATA KULIAH / SEMESTER : OTOMATISASI SISTEM TENAGA ELEKTRIK / 8 KODE MK / SKS / SIFAT : AK041332 / 2 SKS / MK LOKAL Pertemuan Pokok Bahasan ke dan TIU 1 Konsep

Lebih terperinci

Indar Chaerah G, Studi Penurunan Frekuensi pada Saat PLTG Sengkang Lepas dari Sistem

Indar Chaerah G, Studi Penurunan Frekuensi pada Saat PLTG Sengkang Lepas dari Sistem MEDIA ELEKTRIK, Volume 4 Nomor 1, Juni 2009 STUDI LAJU PENURUNAN FREKUENSI PADA SAAT PLTG SENGKANG LEPAS DARI SISTEM SULSELTRABAR Indar Chaerah G Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Load Flow atau studi aliran daya di dalam sistem tenaga merupakan studi

BAB 1 PENDAHULUAN. Load Flow atau studi aliran daya di dalam sistem tenaga merupakan studi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Load Flow atau studi aliran daya di dalam sistem tenaga merupakan studi yang mengungkapkan kinerja dan aliran daya (nyata dan reaktif) untuk keadaan tertentu ketika

Lebih terperinci

Jl.Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia

Jl.Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia Makalah Seminar Kerja Praktek PERANAN RTU560 PADA SISTEM OTOMASI GARDU INDUK (SOGI) PT. PLN (PERSERO) P3B JAWA BALI RJTD Puguh Gambiro.¹, Budi Setiyono ST, MT. 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan Teknik

Lebih terperinci

Kata Kunci : SCADA, Remote Terminal Unit, Master Station. Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro UNDIP Semarang 2

Kata Kunci : SCADA, Remote Terminal Unit, Master Station. Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro UNDIP Semarang 2 Makalah Seminar Kerja Praktek PREVENTIVE MAINTENANCE MASTER STATION SCADA (SUPERVISORY CONTROL AND DATA AQUISITION) PT. PLN (PERSERO) P3B JB REGION JAWA TENGAH DAN DIY Nur Hidayat Arief 1, Tejo Sukmadi,

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Diajukan guna melengkapi sebagian syarat Dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh :

TUGAS AKHIR. Diajukan guna melengkapi sebagian syarat Dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh : TUGAS AKHIR PEMANFAATAN PROTOCOL MODBUS PADA KWH METER ELEKTRONIK TIPE ION 8600 UNTUK MEMONITOR BESARAN ENERGI LISTRIK TRAFO DENGAN MENGGUNAKAN APLIKASI CITECT SCADA Diajukan guna melengkapi sebagian syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu sistem pada proses di industri sudah semakin kompleks, hal ini dikarenakan tuntutan hasil produksi yang dibutuhkan oleh masyarakat harus memenuhi kualitas yang

Lebih terperinci

SUB BIDANG INSPEKSI/KOMISIONING

SUB BIDANG INSPEKSI/KOMISIONING LAMPIRAN IV : PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : TANGGAL : STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG TRANSMISI TENAGA LISTRIK SUB BIDANG INSPEKSI/KOMISIONING DEPERTEMEN

Lebih terperinci

PERANGKAT KERAS SISTEM SCADA

PERANGKAT KERAS SISTEM SCADA Presentasi Mata Kuliah LOGO Teknologi SCADA Modern PERANGKAT KERAS SISTEM SCADA Program Studi S2 Teknik Elektro FT-UGM 2010 OUTLINE PRESENTASI KESIMPULAN REMOTE STATION SCADA KOMUNIKASI MASTER-REMOTE STATION

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. LEMBAR PENGESAHAN... ii. SURAT KETERANGAN SELESAI MAGANG... iii. SURAT PERINTAH MAGANG KERJA PRAKTEK... iv. PRAKATA...

DAFTAR ISI. LEMBAR PENGESAHAN... ii. SURAT KETERANGAN SELESAI MAGANG... iii. SURAT PERINTAH MAGANG KERJA PRAKTEK... iv. PRAKATA... DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii SURAT KETERANGAN SELESAI MAGANG... iii SURAT PERINTAH MAGANG KERJA PRAKTEK... iv INTISARI... v ABSTRACT... vi MOTTO... vii PERSEMBAHAN... viii

Lebih terperinci

PENENTUAN DAYA REAKTIF UNTUK PERBAIKAN KUALITAS DAYA BERDASARKAN VOLTAGE STATE ESTIMATION PADA JARINGAN DISTRIBUSI RADIAL 20 KV DI SURABAYA

PENENTUAN DAYA REAKTIF UNTUK PERBAIKAN KUALITAS DAYA BERDASARKAN VOLTAGE STATE ESTIMATION PADA JARINGAN DISTRIBUSI RADIAL 20 KV DI SURABAYA JURNAL TEKNIK POMITS ol., No., (203) -6 PENENTUAN DAYA REAKTIF UNTUK PERBAIKAN KUALITAS DAYA BERDASARKAN OLTAGE STATE ESTIMATION PADA JARINGAN DISTRIBUSI RADIAL 20 K DI SURABAYA Ardyan Bhakti Setyarso,

Lebih terperinci

Jurnal Dinamika, April 2016, halaman ISSN Vol. 07. No. 1

Jurnal Dinamika, April 2016, halaman ISSN Vol. 07. No. 1 Jurnal Dinamika, April 2016, halaman 50-61 ISSN 2087-7889 Vol. 07. No. 1 PENERAPAN ALGORITMA PRIM UNTUK MEMBANGUN POHON MERENTANG MINIMUM (MINIMUM SPANNING TREE) DALAM PENGOPTIMALAN JARINGAN TRANSMISI

Lebih terperinci

STUDI PENGATURAN TEGANGAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV YANG TERHUBUNG DENGAN DISTRIBUTED GENERATION (STUDI KASUS: PENYULANG TR 5 GI TARUTUNG)

STUDI PENGATURAN TEGANGAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV YANG TERHUBUNG DENGAN DISTRIBUTED GENERATION (STUDI KASUS: PENYULANG TR 5 GI TARUTUNG) STUDI PENGATURAN TEGANGAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV YANG TERHUBUNG DENGAN DISTRIBUTED GENERATION (STUDI KASUS: PENYULANG TR 5 GI TARUTUNG) Andika Handy (1), Zulkarnaen Pane (2) Konsentrasi Teknik

Lebih terperinci

BAB III AMR (AUTOMATIC METER READING )

BAB III AMR (AUTOMATIC METER READING ) BAB III AMR (AUTOMATIC METER READING ) 3.1 Pengertian AMR (Autaomatic Meter Reading) Automatic Meter Reading (AMR) adalah sistem pembacaan atau pengambilan data hasil pengukuran meter elektronik atau ME

Lebih terperinci

III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 3.1. Umum Berdasarkan standard operasi PT. PLN (Persero), setiap pelanggan energi listrik dengan daya kontrak di atas 197 kva dilayani melalui jaringan tegangan menengah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Programmable Logic Controller (PLC) diperkenalkan pertama kali pada tahun

BAB II LANDASAN TEORI. Programmable Logic Controller (PLC) diperkenalkan pertama kali pada tahun BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sejarah PLC Programmable Logic Controller (PLC) diperkenalkan pertama kali pada tahun 1969 oleh Richard E.Morley yang merupakan pendiri Modicon Coorporation. PLC pertama yang

Lebih terperinci

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. karena terdiri atas komponen peralatan atau mesin listrik seperti generator,

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. karena terdiri atas komponen peralatan atau mesin listrik seperti generator, BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK II.1. Sistem Tenaga Listrik Struktur tenaga listrik atau sistem tenaga listrik sangat besar dan kompleks karena terdiri atas komponen peralatan atau mesin listrik

Lebih terperinci

Sistem Peringatan Dini Gangguan Komunikasi SCADA

Sistem Peringatan Dini Gangguan Komunikasi SCADA Sistem Peringatan Dini Gangguan Komunikasi SCADA Angga Rajasa Seksi Teknologi Informasi Bagian SCADA & Telekomunikasi PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah & DI Yogyakarta Area Pengatur Distribusi Semarang

Lebih terperinci

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada suatu sistem tenaga listrik dibutuhkan suatu sistem proteksi handal yang mampu mendeteksi gangguan dan kesalahan yang terjadi pada sistem. Hal ini diperlukan agar

Lebih terperinci

STUDY KASUS BLACKOUT 30 SEPTEMBER 2007 SISTEM SUSELTRABAR

STUDY KASUS BLACKOUT 30 SEPTEMBER 2007 SISTEM SUSELTRABAR STUDY KASUS BLACKOUT 30 SEPTEMBER 2007 SISTEM SUSELTRABAR Indar Chaerah Gunadin Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin email :indar_chaerah@yahoo.com Abstrak Pada sistem interkoneksi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Perancangan Melakukan perancangan dalam penelitian untuk membuat suatu alat merupakan langkah pertama yang harus dibuat agar dalam proses menuju realisasi pembuatan

Lebih terperinci

E M O T E S T A T I O N S C A D A D : P D M / S G I

E M O T E S T A T I O N S C A D A D : P D M / S G I B u k u P e d o m a n P e m e l i h a r a a n R E M O T E S T A T I O N S C A D A D o k u m e n n o m o r : P D M / S G I / 2 5 : 2 0 1 4 P T P L N ( P E R S E R O ) J l T r u n o j o y o B l o k M I /

Lebih terperinci

Implementasi Sistem SCADA Untuk Pengendalian Jaringan Distribusi 20 KV

Implementasi Sistem SCADA Untuk Pengendalian Jaringan Distribusi 20 KV Implementasi Sistem SCADA Untuk Pengendalian Jaringan Distribusi 20 KV 1) 1) Isworo Pujotomo Sekolah Tinggi Teknik PLN, isworop@yahoo.com Abstrak Di Indonesia khususnya di PT.PLN (Persero), SCADA telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem transmisi memegang peranan yang sangat penting dalam proses penyaluran daya listrik. Oleh karena itu pengaman pada saluran transmisi perlu mendapat perhatian

Lebih terperinci

2 di Indonesia, terdapat beberapa subsitem yang harus dilalui. Mulai dari sub-sistem pembangkit, jaringan listrik, pengatur beban, sampai pada sub-sis

2 di Indonesia, terdapat beberapa subsitem yang harus dilalui. Mulai dari sub-sistem pembangkit, jaringan listrik, pengatur beban, sampai pada sub-sis BAB I PENDADUHUAN 1.1 Latar Belakang Dan Permasalahan Seiring berjalannya waktu, perkembangan teknologi semakin cepat berkembang. Kebutuhan manusia akan kepraktisan dalam menjalaninya menjadi sebuah tuntutan

Lebih terperinci

Teleinformasi Data. Fungsi Operasi & Fungsi Pemeliharaan Sistem Otomasi Gardu Induk

Teleinformasi Data. Fungsi Operasi & Fungsi Pemeliharaan Sistem Otomasi Gardu Induk Standardisasi Bidang SCADA Teleinformasi Data Fungsi Operasi & Fungsi Pemeliharaan Sistem Otomasi Gardu Induk PT PLN (PERSERO) PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN JAWA BALI YOGYAKARTA, 8-9 JUNI 2010 1

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA A. TUJUAN Setelah praktik, saya dapat : 1. Membuat rangkaian sistem tenaga listrik menggunakan software Power Station ETAP 4.0 dengan data data yang lengkap. 2. Mengatasi berbagai permasalahan yang terjadi

Lebih terperinci

BAB III SISTEM PROTEKSI DENGAN RELAI JARAK. terutama untuk masyarakat yang tinggal di kota-kota besar. Kebutuhan tenaga

BAB III SISTEM PROTEKSI DENGAN RELAI JARAK. terutama untuk masyarakat yang tinggal di kota-kota besar. Kebutuhan tenaga BAB III SISTEM PROTEKSI DENGAN RELAI JARAK 3.1. Umum Tenaga listrik merupakan suatu kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia, terutama untuk masyarakat yang tinggal di kota-kota besar. Kebutuhan tenaga

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM SCADA BEBAN PENERANGAN PADA PROTOTYPE GEDUNG A TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

PERANCANGAN SISTEM SCADA BEBAN PENERANGAN PADA PROTOTYPE GEDUNG A TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO PERANCANGAN SISTEM SCADA BEBAN PENERANGAN PADA PROTOTYPE GEDUNG A TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO Achmad Hermansyah* dan Rizky Adi Nugraha* Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... SURAT PERINTAH MAGANG... SURAT KETERANGAN SELESAI MAGANG... INTISARI... ABSTRACT...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... SURAT PERINTAH MAGANG... SURAT KETERANGAN SELESAI MAGANG... INTISARI... ABSTRACT... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... SURAT PERINTAH MAGANG... SURAT KETERANGAN SELESAI MAGANG... INTISARI... ABSTRACT... i ii iii iv v vi HALAMAN PERSEMBAHAN... vii PRAKATA... viii DAFTAR

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. serta dalam pengembangan berbagai sektor ekonomi. Dalam kenyataan ekonomi

BAB 1 PENDAHULUAN. serta dalam pengembangan berbagai sektor ekonomi. Dalam kenyataan ekonomi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Daya listrik memberikan peran sangat penting dalam kehidupan masyarakat serta dalam pengembangan berbagai sektor ekonomi. Dalam kenyataan ekonomi modren sangat tergantung

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan Perkembangan ketenagalistrikan di Indonesia mulai ditingkatkan pada akhir abad ke 19, dimana saat itu ada beberapa perusahaan asal Belanda yang bergerak

Lebih terperinci

Teleinformasi Data. Sistem Otomasi Gardu Induk. Standardisasi Bidang SCADA

Teleinformasi Data. Sistem Otomasi Gardu Induk. Standardisasi Bidang SCADA Standardisasi Bidang SCADA Teleinformasi Data Fungsi Operasi & Fungsi Pemeliharaan Sistem Otomasi Gardu Induk PT PLN (PERSERO) PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN JAWA BALI YOGYAKARTA, 8-9 JUNI 2010 Teleinformasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Transmisi, dan Distribusi. Tenaga listrik disalurkan ke masyarakat melalui jaringan

BAB I PENDAHULUAN. Transmisi, dan Distribusi. Tenaga listrik disalurkan ke masyarakat melalui jaringan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tenaga Listrik disalurkan ke konsumen melalui Sistem Tenaga Listrik. Sistem Tenaga Listrik terdiri dari beberapa subsistem, yaitu Pembangkitan, Transmisi, dan Distribusi.

Lebih terperinci

PENGUJIAN RELAY DIFFERENSIAL GI

PENGUJIAN RELAY DIFFERENSIAL GI EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 9 No. 2 Mei 2013 ; 74-79 PENGUJIAN RELAY DIFFERENSIAL GI Hery Setijasa Jurusan Teknik Elektro Polines Jln. Prof. Sudarto Tembalang Semarang abstrak Salah satu peralatan

Lebih terperinci

JARINGAN KOMPUTER JARINGAN KOMPUTER

JARINGAN KOMPUTER JARINGAN KOMPUTER JARINGAN KOMPUTER JARINGAN KOMPUTER Topologi jaringan adalah : hal yang menjelaskan hubungan geometris antara unsur-unsur dasar penyusun jaringan, yaitu node, link, dan station. Jenis Topologi jaringan

Lebih terperinci

Remote Terminal Unit (RTU) SCADA Pada Jaringan Tegangan Menengah 30 KV

Remote Terminal Unit (RTU) SCADA Pada Jaringan Tegangan Menengah 30 KV Remote Terminal Unit (RTU) SCADA Pada Jaringan Tegangan Menengah 30 KV Didik Aribowo 1, M.Otong 2, Radiyanto 2 Jurusan Teknik Elektro, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Jl. Jenderal Sudirman Km. 3 Cilegon-Banten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sistem tenaga listrik terdiri dari beberapa sub sistem, yaitu pembangkitan,

BAB I PENDAHULUAN. sistem tenaga listrik terdiri dari beberapa sub sistem, yaitu pembangkitan, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tenaga listrik disuplai ke konsumen melalui sistem tenaga listrik. sistem tenaga listrik terdiri dari beberapa sub sistem, yaitu pembangkitan, transmisi, dan

Lebih terperinci

MEDIA ELEKTRIK, Volume 3 Nomor 1, Juni 2008

MEDIA ELEKTRIK, Volume 3 Nomor 1, Juni 2008 40 MEDIA ELEKTRIK, Volume 3 Nomor 1, Juni 2008 Riana TM, Estimasi Lokasi Hubung Singkat Berdasarkan Tegangan dan Arus ESTIMASI LOKASI HUBUNG SINGKAT BERDASARKAN TEGANGAN DAN ARUS Riana T. M Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup manusia. Dapat dikatakan pula bahwa energi listrik menjadi

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup manusia. Dapat dikatakan pula bahwa energi listrik menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi lsitrik merupakan salah satu kebutuhan penting dalam kelangsungan hidup manusia. Dapat dikatakan pula bahwa energi listrik menjadi salah satu faktor yang menentukan

Lebih terperinci

I S T E M O T O M A S I G A R D U I N D U K D : P D M / S G I

I S T E M O T O M A S I G A R D U I N D U K D : P D M / S G I B u k u P e d o m a n P e m e l i h a r a a n S I S T E M O T O M A S I G A R D U I N D U K D o k u m e n n o m o r : P D M / S G I / 2 6 : 2 0 1 4 P T P L N ( P E R S E R O ) J l T r u n o j o y o B l

Lebih terperinci

MINI SCADA BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 32 DENGAN KOMUNIKASI MODBUS RS 485 DAN SISTEM MONITORING MENGGUNAKAN VISUAL BASIC

MINI SCADA BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 32 DENGAN KOMUNIKASI MODBUS RS 485 DAN SISTEM MONITORING MENGGUNAKAN VISUAL BASIC MINI SCADA BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 32 DENGAN KOMUNIKASI MODBUS RS 485 DAN SISTEM MONITORING MENGGUNAKAN VISUAL BASIC Medilla Kusriyanto ST., M.Eng. 1, Muhammad Syariffudin 2 Jurusan Teknik Elektro,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dan penghematan disegala bidang. Selaras dengan laju

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dan penghematan disegala bidang. Selaras dengan laju 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada saat sekarang ini Indonesia khususnya sedang melaksanakan pembangunan dan penghematan disegala bidang. Selaras dengan laju pertumbuhan pembangunan,

Lebih terperinci

Berikut merupakan gambaran umum arsitektur SCADA. Klik pada gambar untuk ukuran penuh.

Berikut merupakan gambaran umum arsitektur SCADA. Klik pada gambar untuk ukuran penuh. SCADA atau Supervisory Control and Data Acquition adalah sebuah sistem yang dirancang untuk sebuah pengendalian dan pengambilan data dalam pengawasan (Operator/Manusia). biasanya SCADA digunakan untuk

Lebih terperinci

Analisa dan Evaluasi Penggunaan SCADA Pada Keandalan Sistem Distribusi PT. PLN (Persero) Area Pembagi Distribusi Riau dan Kepulauan Riau

Analisa dan Evaluasi Penggunaan SCADA Pada Keandalan Sistem Distribusi PT. PLN (Persero) Area Pembagi Distribusi Riau dan Kepulauan Riau Analisa dan Evaluasi Penggunaan Pada Keandalan Sistem Distribusi PT. PLN (Persero) Area Pembagi Distribusi Riau dan Kepulauan Riau Hayatul Illahi, Noveri L. M Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. reasonable, karena kekurangan pasokan daya tentu paling tepat diatasi

BAB I PENDAHULUAN. reasonable, karena kekurangan pasokan daya tentu paling tepat diatasi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ada beberapa persoalan pelik yang sekarang ini dihadapi sistem kelistrikan di Indonesia. Persoalan kekurangan pasokan daya listrik merupakan salah satu persoalan

Lebih terperinci

Makalah Seminar Kerja Praktek PRINSIP KERJA DASAR RELAI JARAK PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN JAWA BALI REGION JAWA TENGAH DAN DIY

Makalah Seminar Kerja Praktek PRINSIP KERJA DASAR RELAI JARAK PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN JAWA BALI REGION JAWA TENGAH DAN DIY Makalah Seminar Kerja Praktek PRINSIP KERJA DASAR RELAI JARAK PT PLN (PERSERO) PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN JAWA BALI REGION JAWA TENGAH DAN DIY 2 Fergy Romadhany Dwi Syahputra.¹, Budi Setiyono

Lebih terperinci

Pengujian Relay Arus Lebih Woodward Tipe XI1-I di Laboratorium Jurusan Teknik Elektro

Pengujian Relay Arus Lebih Woodward Tipe XI1-I di Laboratorium Jurusan Teknik Elektro Pengujian Relay Arus Lebih Woodward Tipe XI-I di Laboratorium Jurusan Teknik Elektro Said Abubakar, Muhammad Kamal Hamid Staf Pengajar Politeknik Negeri Lhokseumawe, Aceh Utara Abstrak Relay woodward tipe

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Sekelompok pusat listrik dan pusat beban (Gardu Induk) yang dihubungkan satu

BAB II DASAR TEORI. Sekelompok pusat listrik dan pusat beban (Gardu Induk) yang dihubungkan satu BAB II DASAR TEORI Sistem Tenaga Listrik Sekelompok pusat listrik dan pusat beban (Gardu Induk) yang dihubungkan satu sama lain oleh saluran transmisi dan melayani beban pada bagian sistem distribusi disebut

Lebih terperinci

ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TIGA FASE PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 13 BUS

ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TIGA FASE PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 13 BUS NASKAH PUBLIKASI ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TIGA FASE PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 13 BUS DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ETAP POWER STATION 7.0 Diajukan oleh: FAJAR WIDIANTO D 400 100 060 JURUSAN

Lebih terperinci

JARINGAN GARDU INDUK DISTRIBUSI

JARINGAN GARDU INDUK DISTRIBUSI 1.2. Sistem Proteksi Jaringan 1.2.1. Peralatan Proteksi Jaringan tenaga listrik secara garis besar terdiri dari pusat pembangkit, jaringan transmisi (gardu induk dan jaringan) dan jaringan distribusi.

Lebih terperinci

2. PERSYARATAN PESERTA

2. PERSYARATAN PESERTA BIDANG FORM 1 : KERANGKA KEGIATAN PROGRAM ON JOB TRAINING SMK / SMA TAHUN 2011/2012 PROYEKSI JABATAN WAKTU : OPERASI GI & TRANSMISI : JUNIOR ENGINEER OPERASI REAL TIME : 138 HARI KERJA (6 BULAN) 1. TUJUAN/MANFAAT:

Lebih terperinci

BAB I SISTEM KONTROL TNA 1

BAB I SISTEM KONTROL TNA 1 BAB I SISTEM KONTROL Kata kontrol sering kita dengar dalam pembicaraan sehari-hari. Kata kontrol disini dapat diartikan "mengatur", dan apabila kita persempit lagi arti penggunaan kata kontrol dalam teknik

Lebih terperinci

Pengaruh Kapasitor Shunt Terhadap Susut Transmisi Sistem Interkoneksi Sulselbar Berbasis DIgSILENT Power Factory 15.1.

Pengaruh Kapasitor Shunt Terhadap Susut Transmisi Sistem Interkoneksi Sulselbar Berbasis DIgSILENT Power Factory 15.1. Journal INTEK, April 06, Volume (): 0-5 0 Pengaruh Kapasitor Shunt Terhadap Transmisi Sistem Interkoneksi Sulselbar Berbasis DIgSILENT Power Factory 5.. Marwan, Nurhayati, Andi Sultan A. Al Qahfi,a dan

Lebih terperinci

EVALUASI EKSPANSI JARINGAN TEGANGAN MENENGAH 20 kv GI SOLO BARU

EVALUASI EKSPANSI JARINGAN TEGANGAN MENENGAH 20 kv GI SOLO BARU EVALUASI EKSPANSI JARINGAN TEGANGAN MENENGAH 20 kv GI SOLO BARU Diajukan untuk Melengkapi Tugas Akhir dan Memenuhi Syarat-syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

Lebih terperinci

Analisa Perancangan Sistem SCADA Di Sistem Kelistrikan Minahasa

Analisa Perancangan Sistem SCADA Di Sistem Kelistrikan Minahasa E-Journal Teknik Elektro dan Komputer vol. 5 no.2, Januari-Maret 2016, ISSN : 2301-8402 37 Analisa Perancangan Sistem SCADA Di Sistem Kelistrikan Minahasa Leoborus N. Hurlatu, Lily S. Patras, Glanny M.

Lebih terperinci

Analisis Keandalan Sistem Jaringan Distribusi PT. PLN (Persero) Banda Aceh Menggunakan Metode Section Technique

Analisis Keandalan Sistem Jaringan Distribusi PT. PLN (Persero) Banda Aceh Menggunakan Metode Section Technique KITEKTRO: Jurnal Online Teknik Elektro e-issn: -736 Analisis Keandalan Sistem Jaringan Distribusi PT. PLN (Persero) Banda Aceh Menggunakan Metode Section Technique Aditya Mulianda #1, Syahrizal #, Mansur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejalan dengan berkembangnya teknologi dan pembangunan di negara ini, jumlah kebutuhan daya energi listik cenderung naik pesat. Kebutuhan daya listrik dapat diakibatkan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI PUSPA LITA DESTIANI,2014

DAFTAR ISI PUSPA LITA DESTIANI,2014 DAFTAR ISI Lembar Pernyataan Keaslian Skripsi Lembar Pengesahan ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL... x BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Lebih terperinci

MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK

MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK MANUVER PEMBEBASAN TEGANGAN SISTEM DISTRIBUSI SISI INCOMING 20 KV DAN BUSBAR GUNA PEKERJAAN DI KUBIKEL GI TAMBAK LOROK PLN APD JAWA TENGAH DAN DIY Suryo Sardi Atmojo. 1, Ir.

Lebih terperinci

ANALISIS DAMPAK PEMASANGAN DISTIBUTED GENERATION (DG) TERHADAP PROFIL TEGANGAN DAN RUGI-RUGI DAYA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 18 BUS

ANALISIS DAMPAK PEMASANGAN DISTIBUTED GENERATION (DG) TERHADAP PROFIL TEGANGAN DAN RUGI-RUGI DAYA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 18 BUS F.10. Analisis dampak pemasangan distributed generation (DG)... (Agus Supardi dan Romdhon Prabowo) ANALISIS DAMPAK PEMASANGAN DISTIBUTED GENERATION (DG) TERHADAP PROFIL TEGANGAN DAN RUGI-RUGI DAYA SISTEM

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. satu bentuk pengendalian terhadap suatu plant. Sistem ini banyak digunakan dalam

BAB I. PENDAHULUAN. satu bentuk pengendalian terhadap suatu plant. Sistem ini banyak digunakan dalam BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya permintaan pasar di dunia manufaktur, perusahaan di tuntut untuk dapat memenuhi keinginan pasar dengan menggunakan proses produksi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi tingkat tinggi yang mengacu pada standar IEEE yang

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi tingkat tinggi yang mengacu pada standar IEEE yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nama ZigBee sebenarnya merupakan kependekan dari dua kata yaitu zigzag dan bee, yang berarti lebah yang terbang dengan perubahan arah. Namun secara teknik sendiri,

Lebih terperinci

Perancangan Human Machine Interface Berbasis SCADA pada PT. PLN (Persero) Unit Pengatur Beban (UPB) SUMBAGTENG

Perancangan Human Machine Interface Berbasis SCADA pada PT. PLN (Persero) Unit Pengatur Beban (UPB) SUMBAGTENG Perancangan Human Machine Interface Berbasis SCADA pada PT. PLN (Persero) Unit Pengatur Beban (UPB) SUMBAGTENG Nela Aniza Z 1, Anton Hidayat, M.T 2, Ir.Werman Kasoep, M.Kom 1 Program Studi Sistem Komputer

Lebih terperinci

PENENTUAN TITIK INTERKONEKSI DISTRIBUTED GENERATION

PENENTUAN TITIK INTERKONEKSI DISTRIBUTED GENERATION PENENTUAN TITIK INTERKONEKSI DISTRIBUTED GENERATION (DG) PADA JARINGAN 20 KV DENGAN BANTUAN METODE ARTIFICIAL BEE COLONY STUDI KASUS : PLTMH AEK SILAU 2 Syilvester Sitorus Pane, Zulkarnaen Pane Konsentrasi

Lebih terperinci

Makalah Seminar Kerja Praktik

Makalah Seminar Kerja Praktik Makalah Seminar Kerja Praktik Analisa Indeks Kekuatan Sistem untuk Penggunaan Load Frequency Control (LFC) pada Fungsi SCADA di PT PLN (Persero) P3B JB dengan Mengamati Respon Daya Generator PLTA Cirata

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Dalam otomasi industri ini dibutuhkan adanya sistem pengawasan kendali untuk. serta manajemen informasi yang cepat dan akurat.

PENDAHULUAN. Dalam otomasi industri ini dibutuhkan adanya sistem pengawasan kendali untuk. serta manajemen informasi yang cepat dan akurat. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam dunia industri saat ini, teknologi yang digunakan sudah beralih dari yang sebelumnya manual dan membutuhkan banyak tenaga kerja menjadi serba otomatis. Otomasi

Lebih terperinci

OPTIMASI PENYALURAN DAYA PLTM SALIDO KE JARINGAN DISTRIBUSI PLN

OPTIMASI PENYALURAN DAYA PLTM SALIDO KE JARINGAN DISTRIBUSI PLN OPTIMASI PENYALURAN DAYA PLTM SALIDO KE JARINGAN DISTRIBUSI PLN Adrianti 1) Refdinal Nazir 1) Fajri Hakim 2) 1) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Andalas Padang email: adrianti@ft.unand.ac.id

Lebih terperinci

1. TUJUAN/MANFAAT: Membentuk peserta diklat menjadi terampil melaksanakan Pemeliharaan GI & transmisi yang memiliki kompetensi sesuai kebutuhan unit

1. TUJUAN/MANFAAT: Membentuk peserta diklat menjadi terampil melaksanakan Pemeliharaan GI & transmisi yang memiliki kompetensi sesuai kebutuhan unit BIDANG FORM 1 : KERANGKA KEGIATAN PROGRAM ON JOB TRAINING SMK / SMA TAHUN 2011/2012 PROYEKSI JABATAN WAKTU : PEMELIHARAAN GI & TRANSMISI : JUNIOR ENGINEER PEMELIHARAAN PERALATAN GI : 138 HARI KERJA (6

Lebih terperinci

Makalah Seminar Kerja Praktek

Makalah Seminar Kerja Praktek Makalah Seminar Kerja Praktek SISTEM OPERASI SCADA AREA PENGATUR DISTRIBUSI JAKARTA RAYA DAN TANGERANG SERTA CARA MANUVER DAYA BEBAN SAAT TERJADI GANGGUAN GFD DENGAN LOAD BREAKING SWITCH (LBS) Oleh : Reza

Lebih terperinci

BAB III SISTEM AMR (AUTOMATIC METER READING)

BAB III SISTEM AMR (AUTOMATIC METER READING) BAB III SISTEM AMR (AUTOMATIC METER READING) 3.1. Pengertian AMR (Automatic Meter Reading) AMR (Automatic Meter Reading) adalah teknologi pembacaan meter elektronik secara otomatis. Umumnya, pembacaan

Lebih terperinci

D. Relay Arus Lebih Berarah E. Koordinasi Proteksi Distribusi Tenaga Listrik BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN B. SARAN...

D. Relay Arus Lebih Berarah E. Koordinasi Proteksi Distribusi Tenaga Listrik BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN B. SARAN... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERNYATAAN... v MOTTO... vi HALAMAN PERSEMBAHAN... vii KATA PENGANTAR... viii DAFTAR ISI... x DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR TABEL... xiv INTISARI...

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Waktu dan Lokasi Penelitian Pelaksanaan penelitian ini berlokasi di kabupaten Bantul provinsi Yogyakarta, tepatnya di PT PLN (persero) APJ (Area Pelayanan Jaringan)

Lebih terperinci

SCADA. 17:55 Dunia Listrik No comments

SCADA. 17:55 Dunia Listrik No comments SCADA 17:55 Dunia Listrik No comments SCADA merupakan singkatan dari Supervisory Control and Data Acquisition. SCADA merupakan sebuah sistem yang mengumpulkan informasi atau data-data dari lapangan dan

Lebih terperinci

ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB

ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB 252 Oleh Vigor Zius Muarayadi (41413110039) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana Sistem proteksi jaringan tenaga

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TIGA FASE LINE TO GROUND

NASKAH PUBLIKASI ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TIGA FASE LINE TO GROUND NASKAH PUBLIKASI ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TIGA FASE LINE TO GROUND PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 13 BUS DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ETAP POWER STATION 7.0 Diajukan oleh: INDRIANTO D 400 100

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangkitan terdistribusi dapat mengurangi rugi-rugi energi pada transmisi

BAB I PENDAHULUAN. Pembangkitan terdistribusi dapat mengurangi rugi-rugi energi pada transmisi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu strategi untuk memenuhi kebutuhan energi listrik yang terus meningkat adalah dengan menggunakan Pembangkit Tersebar. Strategi ini memungkinkan tiap-tiap

Lebih terperinci