BAB II KAJIAN PUSTAKA
|
|
- Iwan Ridwan Sugiarto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pemberian Metode Kuis Pengertian Metode Pemberian Tugas Kuis Pemberian tugas kuis (Pretest) adalah sebagian bagian dari usaha untuk menambah wawasan dan meningkatkan kemampuan mereka tentang materi pelajaran yang saat itu sedang dipelajarinya. Bambang Purnama ( 2008 : 1 ) bagi kalangan pendidik, pemberian tugas kuis atau (pretest) mempunyai arti dan tujuan sendiri bagi murid muridnya. Pretest sering kali dijadikan instrumen andalan untuk mengukur tingkat pencapaian siswa dalam menguasai suatu materi pelajaran. Dengan kata lain, guru memberikan pretest sebagai bagian dari assessment terhadap siswanya. Jadi, metode pemberian tugas kuis (pretest) digunakan untuk mengukur kesiapan dari siswa untuk mengikuti pembelajaran yang akan diterima. Kuis atau (pretest) merangsang siswa untuk belajar dan juga pembelajaran dua arah bukan hanya satu arah yaitu ceramah. Pada umum nya IPS sering menggunakan metode ceramah bervariasi yang membuat siswa bosan dalam menerima pembelajaran dengan metode pemberian kuis diharapkan siswa dapat lebih aktif dalam pembelajaran juga membantu nilai lebih dari KKM Kelemahan dan Kelebihan Metode Pemberian Tugas Kuis Dalam pelaksanaannya, pemberian tugas ini memiliki kelebihan dan juga kelemahan. Kelebihan pemberian tugas yakni : 1). Pengetahuan yang diperoleh siswa dari hasil belajar akan dapat diingat lebih lama, 2). Siswa berkesempatan memupuk perkembangan dan keberanian mengambil inisiatif, bertanggung jawab, kreatif, tekun, giat, rajin belajar, dan berdiri sendiri, 3). Siswa terbiasa mengisi waktu senggang dengan hal-hal yang 5
2 6 konstruktif. Sedangkan kelemahan dalam pemberian tugas adalah : 1). Seringkali siswa hanya menirukan hasil pekerjaan orang lain tanpa mau berusaha, 2). Terkadang tugas dikerjakan oleh orang lain, 3). Sukar memberikan tugas yang memenuhi perbedaan individual. Dalam pelaksanaannya, pemberian tugas ini diberikan secara perorangan maupun kelompok. Pemberian tugas perorangan dan pemberian tugas kelompok masing-masing memiliki kelebihan dan juga kelemahan. Adapun kelebihan pemberian tugas perorangan adalah : 1). Siswa lebih mandiri, 2). Siswa lebih mengekspresikan seluruh kemampuannya, 3). Siswa lebih bertanggung jawab terhadap penyelesaian tugasnya, 4). Sangat terlihat kemampuan masing-masing siswa. Sedangkan kelemahan pemberian tugas perorangan adalah : 1). Penyelesaian tugas kurang mendalam dan kurang sempurna karena hasil pemikiran perorangan, 2). Apabila terdapat tugas yang kurang diminati siswa malas untuk menyelesaikan, 3). Bagi siswa yang kurang memiliki kepercayaan diri tidak mampu menyelesaikan tugasnya. Adapun kelebihan pemberian tugas kelompok adalah : 1). Secara mental siswa merasa tenang dalam menyelesaikan tugasnya, 2). Penyelesaian tugas lebih mendalam dan sempurna karena hasil pemikiran beberapa orang, 3). Siswa terlatih untuk mengerjakan tugas secara team. Sedangkan kelemahan pemberian tugas secara kelompok adalah : 1). Dalam satu kelompok pasti terdapat siswa yang tidak turut mengerjakan tugas tersebut, 2). Kurang terlihat kemampuan perorangan, 3). Seringkali terjadi motivasi untuk mengerjakan tugas rendah karena lemahnya tanggung jawab pribadi Langkah langkah Penerapan Metode Pemberian Tugas Kuis Langkah langkah pelaksanaan dalam pemberian tugas kuis dalam pembelajaran: 1) Guru memberikan informasi tentang metode yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran. 2) Mengkomunikasikan tujuan dan tema pemberian tugas untuk dikerjakan.
3 7 3) Menjelaskan cara mengerjakan. 4) Membagikan lembar tugas / buku untuk mengerjakan. 5) Membimbing dan mengawasi siswa mengerjakan tugas. 6) Guru mengumpulkan hasil pekerjaan siswa dan tanpa dikoreksi terlebih dahulu. 7) Guru melaksanakan kegiatan belajar mengajar kegiatan pembelajaran sesuai RPP yang telah dibuat. 8) Mengoreksi hasil pekerjaan siswa yang diberikan pada awal pembelajaran. 9) Guru mengadakan evaluasi dengan tujuan untuk mengetahui keberhasilan kegiatan pembelajaran. 10) Melakukan penilaian terhadap ketuntasan hasil belajar, menghitung skore yang diperoleh tiap siswa kemudian mendeskripsikan. Dalam Metode Pemberian Tugas kuis (pretest) terdapat diskusi kelompok dalam menyelesaikan masalah yang akan diberikan oleh guru. Menurut Trianto (2007:117) diskusi mempunyai arti suatu situasi di mana guru dengan peserta didik atau dengan peserta didik yang lain saling bertukar pendapat secara lisan, saling berbagi gagasan dan pendapat. Langkah-langkah diskusi kelompok menurut Trianto (2007:124) sebagai berikut: 1) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran khusus dan menyiapakan peserta didik. 2) Guru mengarahkan fokus diskusi dengan menguraikan aturan-aturan dasar. 3) Guru memonitor antar aksi, mengajukan pertanyaan, mendengarkan gagasan peserta didik, menanggapi gagasan, melaksanakan aturan dasar. 4) Guru menutup diskusi dengan rangkuman 5) Guru meminta peserta didik memeriksa proses diskusi dan berpikir peserta didik. 2.2 Pengertian Kegiatan Pembelajaran Salah satu tugas utama dari guru adalah menyelenggarakan kegiatan pembelajaran. Untuk menyelenggarakan kegiatan pembelajaran yang efektif, seorang guru membutuhkan pengetahuan tentang hakikat kegiatan
4 8 pembelajaran dan strategi belajar mengajar (SBM). Kegiatan pembelajaran merupakan satu kesatuan dari dua kegaitan yang searah. Kegiatan belajar adalah kegiatan primer dari kegiatan pembelajaran tersebut. Sedangkan kegiatan mengajar merupakan kegiatan sekunder yang dimaksudkan untuk dapat terjadi kegiatan belajar yang optimal. Menurut Agusnawar ( 2008 ) banyak kegagalan guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di sekolah menengah disebabkan guru tidak memberikan reinforcement/penguat kepada siswa-siswanya. Satu anggapan yang menyatakan bahwa guru dalam kegiatan pembelajaran berperan sebagai satu - satunya sumber ilmu/pengetahuan, tampaknya sudah terlampau kadaluarsa. Sebab, ternyata belakangan disadari bahwa esensi dan hakikat kegiatan pembelajaran adalah transaksi, interaksi berstruktur dan kajian secara nalar pelbagai persoalan. Bertolak dari hakikat Kegiatan Pembelajaran di atas, semestinya guru di depan kelas tidak menjadi diktator, akan tetapi lebih memerankan diri sebagai moderator, fasilisator, inovator dan problem solver. Atas dasar itu maka yang harus dilakukan guru dalam kegiatan pembelajaran tidak lagi mengecerkan pengetahuannya kepada siswa, tapi harus berusaha membentuk satu iklim yang menjadikan siswa pada kebiasaan learn how to learn. Prinsip dasar kegiatan pembelajaran lainnya yaitu: berpusat pada siswa, mengembangkan kreativitas siswa, menciptakan kondisi menyenangkan dan menantang, mengembangkan beragam kemampuan yang bermuatan nilai, menyediakan pengalaman belajar yang beragam dan belajar melalui berbuat Hasil Belajar dan Metode Pemberian Tugas Kuis Sebelum Kegiatan Pembelajaran Pemberian tugas kuis bagi siswa sebelum kegiatan pembelajaran pada hakekatnya adalah mengajak siswa untuk belajar mandiri. Ketika proses menemukan hal - hal baru atau materi baru pada siswa telah terjadi maka tentunya materi baru tersebut akan menjadi sangat berkesan bagi siswa.
5 9 Pemberian tugas kuis bagi siswa sebelum kegiatan pembelajaran membuat siswa lebih siap menerima materi baru yang akan diajarkan oleh guru. Ketika siswa sudah mempunyai bekal materi maka siswa akan lebih percaya diri dan kegiatan pembelajaran akan berjalan lebih lancar sehingga imbasnya adalah peningkatan hasil belajar. 2.3 Pengertian, Fungsi, Tujuan, dan Ruang Lingkup Pengetahuan Sosial Seperti tercantum dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan mata pelajaran pengetahuan Sosial SD dan MI (departemen Pendidikan Nasional, (2006 : 6-7) menyebutkan: Pengertian Pengetahuan Sosial Pengetahuan sosial merupakan mata pelajaran yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial dan kewarganegaraan Fungsi dan Tujuan Pengetahuan Sosial Pengetahuan sosial di SD dan MI berfungsi untuk menggembangkan pengetahuan, nilai, sikap, dan keterampilan siswa tentang masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia. Ilmu Pengetahuan Sosial mempunyai tujuan sebagai berikut: a. Mengajarkan konsep konsep dasar sosiologi, geografi, ekonomi, sejarah, dan kewarganegaraan melalui pendekatan pedagogis dan psikologis. b. Mengajarkan konsep-konsep dasar sosioligi, geografi, ekonomi, sejarah, dan kewarganegaraan melalui pendekatan pedagogis dan psikologis; c. Mengembangkan kemampuan berfikir kritis dan kreatif, inquiri, memecahkan masalah, dan keterampilan sosial; d. Membangun, komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan; e. Meningkatkan kemampuan bekerja sama dan berkompetensi dalam masyarakat yang majemuk, baik secara nasional maupun global.
6 Ruang Lingkup Pengetahuan Sosial (IPS) Ruang lingkup mata pelajaran pengetahuan sosial meliputi: a. Sistem Sosial dan Budaya, b. Manusia, tempat dan lingkungan, c. Perilaku ekonomi dan kesejahteraan, d. Waktu keberlanjutan dan perubahan, dan e. Sistem berbangsa dan bernegara Hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Hasil belajar IPS adalah perubahan kemampuan actual yang meliputi kognitif, afektif, dan psikomotor yang dapat diukur dan dilakukan secara sadar yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial dan kewarganegaraan. 2.4 Hasil Belajar Pengertian Hasil Belajar Telah dijelaskan bahwa produk akhir dari kegiatan belajar adalah perubahan yang terjadi dalam diri peserta didik. Berhasil atau gagalnya proses belajar bergantung pada besar kecilnya perubahan yang terjadi dalam diri siswa setelah mengikuti serangkaian kegiatan belajar. Perubahan tingkah laku yang dihasilkan oleh proses belajar mempunyai ciri perwujudan yang khas yang bersifat intensional, positif-aktif dan perubahan yang bersifat efektif fungsional. Perubahan yang bersifat intensional adalah perubahan yang disebabkan melalui proses belajar yang disengaja. Perubahan belajar adalah perubahan yang bersifat positif, bermanfaat dan sesuai dengan harapan yang diperoleh melalui usaha yang dilakukan siswa. Suhaenah Suparno (1997) menyatakan bahwa perubahan sebagai hasil belajar merupakan suatu aktivitas yang menimbulkan perubahan yang relatif permanen sebagai akibat dari upaya-upaya yang dilakukan.perubahanperubahan tersebut tidak disebabkan oleh faktor kelelahan, kematangan atau karena konsumsi obat.
7 11 Klien (1998) mengemukakan perubahan yang merupakan hasil belajar adalah sebagai proses dari pengalaman yang menghasilkan perubahan perilaku yang bersifat tetap, dalam pengertian tidak termasuk perubahan perilaku akibat proses kematangan. Perubahan perilaku karena proses pematangan fungsi tubuh bukan merupakan hasil dari proses belajar, karena perubahan tersebut merupakan akibat langsung dari perkembangan dan pertumbuhan fisik yang bersifat alamiah. Dari pengertian pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan kemampuan actual yang meliputi kognitif, afektif dan psikomotor yang dapat diukur dan dilakukan secara sadar. Dari ketiga aspek tersebut peneliti lebih memfokuskan pencapaian kompetensi pada aspek kognitif sehingga hasil belajar tersebut dapat diukur dengan tes Faktor faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Slameto ( 2003 ) mengemukakan bahwa hasil belajar siswa dipengaruhi faktor intern dan ektern. Faktor intern siswa yaitu : a. Jasmaniah b. Psikologis c. kelelahan. Sedangkan faktor ektern adalah a. Keluarga (cara orang tua mendidik anak, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan ) b. Sekolah ( metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, tugas rumah ) c. Masyarakat ( kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat ) Dari faktor faktor yang mempengaruhi hasil belajar di atas yang selama ini kurang mendapat perhatian dari banyak guru adalah dari faktor
8 12 sekolah yaitu metode pembelajaran. Metode yang selama ini digunakan masih terlalu dominannya guru dalam pembelajaran dengan ceramah. Diharapkan dengan perubahan metode pembelajaran dengan pemberian tugas (pretest) sebelum kegiatan pembelajaran siswa lebih aktif dalam mencari materi materi baru sehingga siswa lebih siap menerima materi yang akan diajarkan oleh guru. 2.5 Penelitian Yang Relevan Banyak sekali penelitian tentang pemberian kuis yang telah dilakukan, antara lain : menurut Prof Harris Cooper, salah satu peneliti terkemuka di bidang ini, dan juga penulis buku The Battle Over : Common Ground for Adminstrators, Teachers, and Parents, sekolah harus mengikuti aturan 10 menit per malam per level kelas. Demikian seterusnya. Yang lebih mengagetkan lagi adalah hasil review yang dilakukan Profesor Cooper, pada tahun 2001, atas lebih dari 120 studi mengenai (pretest)dan efeknya, dan ditambah lagi dengan review, pada tahun 2006, terhadap 60 studi lainnya, dengan topik yang sama, ternyata diperoleh data bahwa hampir tidak ada korelasi antara jumlah. Menurut David Baker dan Gerald LeTendre yang di kutip Adi Gunawan ( 2008 ) profesor pendidikan dan penulis buku National Differences, Global Similarities: World Culture and the Future of Schooling, negara-negara yang terkenal dengan pendidik yang memberikan pretest yang banyak, seperti Yunani, Thailand, dan Iran ternyata prestasi akademik murid mereka justru sangat baik. Dari penelitian penelitian sebelumnya pretest dianggap tidak ada korelasi terhadap hasil pembelajaran. Padahal pretest dapat menunjukkan kesiapan siswa terhadap mata pelajaran yang akan di diajarkan. Dan nilai yang didapat siswa menunjukkan bahwa siswa telah belajar sebelum proses kegiatan pembelajaran. Sistem kuis adalah dimana siswa diajak belajar sebelum kegiatan pembelajaran bukan hanya menerima pembelajaran dengan mencatat dan mendengarkan saja. Di sisi kegiatan pembelajaran siswa bisa juga bertanya sebelum kegiatan pembelajaran dimulai karena siswa merasa penasaran tentang materi yang akan dibahas.
9 13 Belajar sebelum kegiatan pembelajaran pun akan menjadi tradisi jika ditanamkan sejak usia dini juga siswa tidak akan puas dengan satu sumber belajar saja tetapi juga bisa browsing di internet. Bila proses sudah baik maka suatu keberhasilan akan tercapai. 2.6 Kerangka Berpikir Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan mata pelajaran yang penting dan sangat bermanfaat dalam kehidupan bermasyarakat sehari-hari karena selalu berhubungan dengan kehidupan dan berada di lingkungan sekitar anak, tetapi sangat disayangkan bahwa nilai prestasi mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial selalu rendah. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa maka dalam proses belajar mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial perlu upaya memperbaiki metode pembelajarannya. Salah satu metodenya dengan memberikan tugas kuis sebelum kegiatan pembelajaran. Pemberian tugas kuis atau (pretest) bagi siswa sebelum kegiatan pembelajaran pada hakekatnya adalah mengajak siswa untuk belajar mandiri. Ketika proses menemukan hal hal baru atau materi baru pada siswa telah terjadi maka tentunya materi baru tersebut akan menjadi sangat berkesan bagi siswa. Pemberian tugas kuis atau (pretest) bagi siswa sebelum kegiatan pembelajaran membuat siswa lebih siap menerima materi baru yang akan diajarkan oleh guru. Ketika siswa sudah mempunyai bekal materi maka siswa akan lebih percaya diri dan kegiatan belajar mengajar akan berjalan lebih lancar sehingga imbasnya adalah peningkatan hasil belajar.
10 14 Proses Belajar Mengajar (PBM Guru/penelit i sebelum tindakan atau dengan metode konvensional Hasil belajar IPS rendah kurang dari KKM Guru/peneli ti dengan tindakan Siklus I Pelaksanaan menggunakan metode kuis / pre test Hasil belajar IPS belum semua nya meningkat 70 atau =70 Siklus II Pelaksanaa n menggunakan metode kuis / pre test Hasil belajar IPS semua meningkat > Gambar 2.1 skema kerangka berpikir 2.7 Hipotesis Tindakan Dari refleksi kajian teori dan kerangka pemikiran masalah, maka dapat dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut : Penggunaan metode pemberian kuis sebelum kegiatan pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa kelas VI ( enam ) SD Negeri Ngabean Kecamatan Secang Kabupaten Magelang.
BAB I PENDAHULUAN. sikap, dan keterampilan siswa tentang masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan KTSP Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah ditegaskan bahwa Pengetahuan Sosial berfungsi untuk mengembangkan pengetahuan, nilai, sikap, dan keterampilan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Mata pelajaran IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) Terpadu di SMP terdiri dari studi
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mata pelajaran IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) Terpadu di SMP terdiri dari studi geografi meliputi aktifitas dan peranan manusia dalam upaya untuk beradaptasi dengan tantangan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan, keterampilan maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hasil Belajar Belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan. Artinya tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat membangkitkan kegiatan belajar yang efektif agar siswa dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa, siswa dengan siswa, dan antara siswa dengan sumber belajar
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan pembelajaran ialah
9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis 1. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan pembelajaran ialah menentukan model atau metode mengajar tentang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi kehidupan manusia diera global seperti saat ini menjadi kebutuhan yang amat menentukan bagi masa depan seseorang dalam kehidupannya, yang menuntut
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. berfungsi secara kuat dalam kehidupan masyarakat (Hamalik, 2008: 79).
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya dengan demikian akan menimbulkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1) dikemukakan bahwa kurikulum untuk jenis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1) dikemukakan bahwa kurikulum untuk jenis pendidikan umum,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berusaha untuk lebih meningkatkan mutu pendidikan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekarang ini masih menjadi pembicaraan hangat dalam masalah mutu pendidikan adalah prestasi belajar siswa dalam suatu bidang tertentu. Menyadari hal tersebut,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. penerimaannya dan lain-lain aspek yang ada pada individu. 2
BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Pengertian Belajar Untuk memperoleh pengertian yang objektif tentang belajar terutama belajar di sekolah, perlu dirumuskan secara jelas pengertian belajar. Belajar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 Tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan manusia dalam rangka mencapai cita-cita dan tujuan yang diharapkan karena itu pendidikan
Lebih terperinciT, 2015 PENGGUNAAN METODE PROBLEM SOVING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH PADA PEMBELAJARAN IPS
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Berdasarkan hasil observasi pra- penelitian yang peneliti lakukan di SMP Negeri 19 Bandung khususnya di kelas VIII F, peneliti menemukan masalah ketika pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat didukung oleh arus globalisasi yang hebat memunculkan adanya persaingan dalam berbagai bidang kehidupan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa, siswa dengan siswa, dan antara siswa dengan sumber belajar
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pembelajaran di SMP Negeri 3 Jati Agung tahun ajaran untuk siswa
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses belajar merupakan hal yang dialami siswa yang merupakan suatu respon terhadap segala cara pembelajaran yang diprogramkan oleh guru dan pengelolaan pembelajaran
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pembahasan dalam bab ini difokuskan pada beberapa subbab yang terdiri dari
I. PENDAHULUAN Pembahasan dalam bab ini difokuskan pada beberapa subbab yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses belajar disiplin belajar sangat penting dalam menunjang
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Disiplin Belajar 1. Pengertian Disiplin Dalam proses belajar disiplin belajar sangat penting dalam menunjang keberhasilan siswa di kelas maupun di sekolah. Ini bertujuan agar siswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. potensi siswa dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi siswa dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar mereka. Pendidikan sebagai
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar 1. Pengertian Belajar Belajar merupakan proses memperoleh ilmu pengetahuan, baik diperoleh sendiri maupun dengan bantuan orang lain. Belajar dapat dilakukan berdasarkan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Metode Diskusi 1. Pengertian Diskusi Dalam kegiatan pembejaran dengan metode diskusi merupakan cara mengajar dalam pembahasan dan penyajian materinya melalui suatu problema atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di Sekolah Dasar (SD) dan berhubungan erat dengan masalah kehidupan dan lingkungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor. Disamping itu
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penelitian Menurut Djamarah (2008:13) mengatakan bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ketekunan dan keteladanan baik dari pendidik maupun peserta didik.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aspek utama dalam pembentukan moral suatu bangsa. Dalam pelaksanaannya, proses pendidikan membutuhkan kesiapan, kecakapan, ketelitian, keuletan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri sendiri dan alam sekitar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat terlepas dari kegiatan belajar, baik ketika seseorang melaksanakan aktivitas sendiri,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang berkaitan dengan cara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan
Lebih terperinciBA B II KAJIAN PUSTAKA
BA B II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1. Hasil Belajar Menurut Nana Sudjana (2004: 14) hasil belajar adalah suatu akibat dari proses belajar dengan menggunakan alat pengukuran yaitu berupa tes yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang sekolah dasar mata pelajaran Ilmu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari jenjang sekolah dasar hingga menengah. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keberhasilan pendidikan. Hal ini sesuai dengan UU No. 19 Tahun 2005 tentang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru sebagai tenaga profesional diharapkan mampu mewujudkan tujuan pendidikan. Karena guru merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan pendidikan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan dimulai dari sekolah dasar (SD) sampai sekolah menengah pertama (SMP) yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di Sekolah Menengah Pertama
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di Sekolah Menengah Pertama (SMP) mengacu pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang bertujuan agar peserta
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS III SDN CAWANG 07 PAGI JAKARTA TIMUR
UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS III SDN CAWANG 07 PAGI JAKARTA TIMUR LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS ( CLASSROOM ACTION RESEARCH
Lebih terperinciPENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN THINK PAIR AND SHARE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI SAWAH 2 CIPUTAT
PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN THINK PAIR AND SHARE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI SAWAH 2 CIPUTAT Mirna Herawati Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam rangka mewujudkan cita-cita bangsa yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa maka, peningkatan mutu pendidikan menjadi prioritas utama pebangunan nasional.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. suatu wadah yang disebut sebagai lenbaga pendidikan. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SMP dan MTs
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Manusia memerlukan pendidikan untuk menjadi manusia seutuhnya. Di indonesia,
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Ngabean yang menjadi subjek
22 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Ngabean yang menjadi subjek penelitian adalah kelas VI yang berjumlah 28 siswa.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi kehidupan manusia di era global seperti saat ini menjadi kebutuhan yang amat menentukan bagi masa depan seseorang dalam kehidupannya, yang menuntut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini akan membentuk keterampilan sikap dan perilaku sehari-hari sehingga
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Belajar merupakan suatu proses yang alami bagi manusia, yang dilandasi dengan adanya perubahan tingkah laku yang lebih baik. Kegiatan belajar bukanlah sekedar
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Belajar Aunurrahman ( 2012 : 35 ) belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan ilmu pengetahuan yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar IPA Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Menurut Gagne dalam Agus Suprijono (2011: 5-6) bahwa hasil belajar itu berupa: informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi kognitif,
Lebih terperinciOleh: Ani Ratnawati SDN 1 Sumberingin, Karangan, Trenggalek
24 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 3, DESEMBER 2016 PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI SUMBER DAYA ALAM DAN KEGIATAN EKONOMI MELALUI METODE KOOPERATIF JIGSAW PADA SISWA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru sebagai tenaga kependidikan memiliki tugas untuk melaksanakan proses
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Guru sebagai tenaga kependidikan memiliki tugas untuk melaksanakan proses pembelajaran dan harus mampu merancang suatu pembelajaran yang inovatif dan mampu
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses dalam pembangunan manusia untuk mengembangkan dirinya agar dapat menghadapi segala permasalahan yang timbul pada diri manusia. Menurut
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1. Kajian Teori 2.1.1. Hasil Belajar 2.1.1.1. Pengertian Hasil Belajar BAB II KAJIAN PUSTAKA Leo Sutrisno (2008), mendefinisikan hasil belajar sebagai gambaran tingkat penguasaan siswa terhadap sasaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang diberikan mulai dari tingkat sekolah dasar. Pendidikan Ilmu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari tingkat sekolah dasar. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Metode Demonstrasi 2.1.1.1 Hakekat Metode Demonstrasi Metode demonstrasi merupakan metode yang sangat efektif, sebab membantu siswa untuk mencari jawaban
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Oemar Hamalik (2001: 27) mengemukakan pengertian belajar adalah suatu proses
9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Belajar Oemar Hamalik (2001: 27) mengemukakan pengertian belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Slameto
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara pendidik dengan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan, yang berlangsung dalam lingkungan tertentu.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional bab I pasal (1), disebutkan bahwa :
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bab I pasal (1), disebutkan bahwa : Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan. Dalam proses belajar mengajar terdapat kesatuan yang tak terpisahkan antara siswa yang belajar dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ai Nunung Muflihah,2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran pokok yang ada di Sekolah Dasar. Selain merupakan mata pelajaran pokok IPS juga merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting dan menjadi salah satu tolok ukur keberhasilan pembelajaran. Prestasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia pendidikan, prestasi belajar merupakan hal yang sangat penting dan menjadi salah satu tolok ukur keberhasilan pembelajaran. Prestasi belajar pada hakekatnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
5 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Kajian Tentang Model Pembelajaran Cooperative Learning a. Pengertian Model Pembelajaran Menurut Agus Suprijono (2009: 46) mengatakan bahwa model pembelajaran
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Marilah kita kaji sejenak arti kata belajar menurut Wikipedia Bahasa
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Belajar Marilah kita kaji sejenak arti kata belajar menurut Wikipedia Bahasa Indonesia. Disana dipaparkan bahwa belajar diartikan sebagai perubahan yang relatif permanen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ika Gita Nurliana Putri, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan salah satu aspek penting bagi seluruh lapisan masyarakat. Pendidikan bertujuan untuk membentuk karakter seseorang yang berkualitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dipaksa menjadi sumber belajar yang terpenting dalam proses pembelajaran
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam arti luas berarti suatu proses untuk mengembangkan semua aspek kepribadian manusia yang mencakup pengetahuan, nilai, sikap, dan keterampilan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu pembelajaran yang ada di sekolah adalah pembelajaran Ilmu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu pembelajaran yang ada di sekolah adalah pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang merupakan mata pelajaran yang diberikan di tingkat SD dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara guru dengan siswa, untuk mencapai tujuan pendidikan, yang berlangsung dalam lingkungan tertentu. Interaksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nurningsih, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran matematika tidak hanya mengharuskan siswa sekedar mengerti materi yang dipelajari saat itu, tapi juga belajar dengan pemahaman dan aktif membangun
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. SD Negeri Tlahap terletak di Desa Tlahap Kecamatan Kledung Kabupaten
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah SD Negeri Tlahap terletak di Desa Tlahap Kecamatan Kledung Kabupaten Temanggung. SD ini adalah hasil penggabungan dari SD Negeri Tlahap 2 yang merupakan SD
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab terhadap pembentukan sumber daya manusia yang unggul. Dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya meningkatkan taraf hidup bangsa Indonesia. Selain itu pendidikan mempunyai tanggung jawab terhadap
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang
I. PENDAHULUAN Bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. dibahas dalam bab ini yaitu rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan
1. PENDAHULUAN Bagian pertama ini membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah. Adapun hal lain yang perlu juga dibahas dalam bab ini yaitu rumusan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. kerangka pikir yang merupakan perpaduan antara variabel satu dengan variabel
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS Pembahasan pada bab II ini terdiri dari tinjauan pustaka yang berisi teori dan pendapat para ahli yang bisa mendukung penelitian, hasil penelitian yang
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Matematika 2.1.1.1 Pengertian Matematika Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar IPS Menurut Romiszowski (Abdurrahman, 2003) hasil belajar merupakan keluaran (outputs) suatu siswa pemrosesan masukan (inputs). Masukan dari sistem
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam kegiatan belajar mengajar yang terjadi, guru selalu memiliki
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kegiatan belajar mengajar yang terjadi, guru selalu memiliki peranan yang sangat dominan dalam proses belajar mengajar di kelas, tanpa melibatkan siswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Guru merupakan pemegang peran utama dalam proses pembelajaran karena guru mempunyai peranan penting dalam keberhasilan siswa menerima dan menguasai pelajaran
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hasil Belajar Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pembelajaran dan evaluasi. Untuk mendapat out-put belajar-mengajar yang
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam kegiatan belajar-mengajar berlangsung suatu proses pembelajaran dan evaluasi. Untuk mendapat out-put belajar-mengajar yang berkualitas diharapkan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Prestasi Belajar Pengertian prestasi belajar menurut Slameto (2003: 10) yaitu sebagai suatu perubahan yang dicapai seseorang setelah mengikuti proses belajar. Perubahan ini meliputi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu wahana untuk mengembangkan semua
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu wahana untuk mengembangkan semua potensi yang dimiliki siswa, termasuk kemampuan bernalar, kreativitas, kebiasaan bekerja keras,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1) menyatakan bahwa kurikulum untuk jenis pendidikan umum, kejuruan, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Ilmu Pengetahuan Sosial adalah ilmu yang mempelajari tentang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Ilmu Pengetahuan Sosial adalah ilmu yang mempelajari tentang masalah-masalah yang ada di sekitar kita sesuai dengan pernyataan Susanto (2014: 6) IPS merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Geografi merupakan satu dari sekian banyak disiplin ilmu yang dipelajari,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Geografi merupakan satu dari sekian banyak disiplin ilmu yang dipelajari, oleh siswa dimulai dari jenjang sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Pada jenjang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terampil, bermartabat, bermoral dan berkualitas. Usaha perbaikan mutu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan sangat penting dalam kehidupan setiap bangsa, karena melalui pendidikan ini pula siswa diajarkan menjadi manusia yang terampil,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam suatu negara terutama bagi negara yang sedang berkembang seperti Indonesia. Berdasarkan Undang Undang nomor 20 tahun
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. untuk mencapai tujuan yang ditetapkan (Djamarah dan Zain, 1996:53).
11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Metode Pemberian Tugas Secara etimologi pengertian metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan (Djamarah dan Zain, 1996:53). metode
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada masa ini bangsa Indonesia telah dituntut untuk bersaing disegala bidang, terutama bidang pendidikan. Dalam hal ini kesiapan generasi penerus bangsa baik
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep Belajar dan Pembelajaran 2.1.1 Konsep Belajar 2.1.1.1 Pengertian Belajar Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku melalui interaksi dengan lingkungan. Hamalik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Nasional bertujuan: Untuk mengembangkan potensi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Nasional bertujuan: Untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan.
11 BAB II KAJIAN TEORI A. Ilmu Pengetahuan Sosial Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yangdiberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya meningkatkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya meningkatkan taraf hidup bangsa Indonesia. Selain itu pendidikan mempunyai tanggung jawab terhadap
Lebih terperinciII. KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Hakikat Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial.
II. KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hakikat Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD sampai SMP. IPS mengkaji seperangkat peristiwa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah `Keberhasilan dalam proses pembelajaran dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor guru adalah faktor yang sering disorot. Guru mempunyai tugas mengajar, membimbing
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif (Cooperative learning) merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja sama dalam kelompok-kelompok
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. perilakunya karena hasil dari pengalaman.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Belajar Banyak ahli pendidikan yang mengungkapkan pengertian belajar menurut sudut pandang mereka masing-masing. Berikut ini kutipan pendapat beberapa ahli pendidikan tentang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang individu di muka bumi ini, tanpa pendidikan berarti seseorang tidak berilmu, padahal kita tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Proses pembelajaran merupakan pola dan urutan kegiatan guru dan siswa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran merupakan pola dan urutan kegiatan guru dan siswa dalam mewujudkan tujuan pembelajaran. Pembelajaran salah satu diantaranya tergantung pada
Lebih terperinciMENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SDN INTI OLAYA KECAMATAN PARIGI. Oleh. Sartin
1 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SDN INTI OLAYA KECAMATAN PARIGI Oleh Sartin Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar
Lebih terperinciPENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI METODE DISCOVERY
1 PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI METODE DISCOVERY PADA PEMBELAJARAN IPS DI SDN 28 PAINAN TIMUR KECAMATAN IV JURAI KABUPATEN PESISIR SELATAN Mardalinda 1, Muhammad Sahnan 1, Khairul 2.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sekolah juga sangat penting karena kualitas kerja sangat berpengaruh terhadap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berhasil atau tidaknya suatu proses pendidikan sangat dipengaruhi oleh pembelajaran yang berlangsung. Peranan guru dalam bidang pendidikan di sekolah juga sangat
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. dapat menuju kearah yang lebih baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Slameto
10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Belajar dan Pembelajaran Belajar merupakan suatu proses perkembangan yang dialami oleh seseorang agar dapat menuju kearah yang lebih baik. Hal ini sesuai dengan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori A. Hasil Belajar a. Pengertian Belajar Belajar adalah suatu usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk merubah dirinya menjadi lebih baik untuk berinteraksi dengan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teoritis 1. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) IPS merupakan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan lingkungan sosial siswa. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep
Lebih terperinci