PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI MANAJEMEN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR
|
|
- Ridwan Budiono
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 TESIS STUDI PERBANDINGAN RENTABILITAS BANK SEBELUM DENGAN SETELAH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO SESUAI PBI NOMOR 11/25/PBI/2009 PADA PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH BALI ADI SUSTIKA PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI MANAJEMEN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015
2 TESIS STUDI PERBANDINGAN RENTABILITAS BANK SEBELUM DENGAN SETELAH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO SESUAI PBI NOMOR 11/25/PBI/2009 PADA PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH BALI ADI SUSTIKA NIM : PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI MANAJEMEN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015 i
3 STUDI PERBANDINGAN RENTABILITAS BANK SEBELUM DENGAN SETELAH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO SESUAI PBI NOMOR 11/25/PBI/2009 PADA PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH BALI Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister Pada Program Magister, Program Studi Manajemen Program Pascasarjana Universitas Udayana ADI SUSTIKA NIM : PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI MANAJEMEN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015 ii
4 Lembar Pengesahan Tesis Ini Telah Disetujui Tanggal 2 Juli 2015 Pembimbing Utama, Pembimbing Pendamping, Prof. Dr. I.G.B Wiksuana,SE.MS Dr. I.B Anom Purbawangsa,SE.MM NIP NIP Mengetahui Ketua Program Studi Magister Manajemen Program Pascasarjana Universitas Udayana, Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana, Dr. Desak Ketut Sintaasih, SE.Msi Prof.Dr.dr.A.A Raka Sudewi,SP.S(K) NIP NIP iii
5 Tesis Ini Telah Diuji pada Tanggal : 15 Juni 2015 Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana, No : 4420/H14.4/HK/2014, Tanggal 20 Nopember 2014 Ketua : Prof. Dr. I.G.B Wiksuana,SE.MS Anggota : 1. Dr. I.B Anom Purbawangsa,SE.MM 2. Prof. Dr. Luh Putu Wiagustini,SE.MSi 3. Dr. Luh Gede Sri Artini,SE.MSi 4. Dr. I.B Panji Sedana SE.MSi iv
6 SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT NAMA : ADI SUSTIKA NIM : PROGRAM STUDI : MANAJEMEN KEUANGAN JUDUL TESIS : STUDI PERBANDINGAN RENTABILITAS BANK SEBELUM DENGAN SETELAH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO SESUAI PBI NOMOR 11/25/PBI/2009 PADA PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH BALI Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah Tesis ini bebas plagiat. Apabila dikemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmiah ini maka saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan Mendiknas RI No. 17 tahun 2010 dan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. Denpasar, 25 April 2015 Adi Sustika v
7 UCAPAN TERIMA KASIH Pertama-tama penulis memanjatkan puji syukur ke hadapan Ida Sang HyangWidhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya atas asung wara nugraha-nya/kurnia-nya, tesis ini dapat diselesaikan. Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Prof. Dr. I.G.B Wiksuana,SE.,MS sebagai pembimbing utama yang dengan penuh perhatian telah memberikan dorongan, semangat, bimbingan, dan saran selama penulis mengikuti program Magister Manajemen, khususnya dalam menyelesaikan tesis ini. Terima kasih sebesarbesarnya pula penulis sampaikan kepada Dr. I.B Anom Purbawangsa,SE.,MM sebagai pembimbing pendamping yang dengan penuh perhatian dan kesabaran telah memberikan bimbingan dan saran kepada penulis. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya juga penulis sampaikan kepada Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp.PD, KMD., selaku Rektor Universitas Udayana atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Program Magister di Universitas Udayana. Ucapan terima kasih ini juga ditujukan kepada Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana yang dijabat oleh Prof. Dr. dr. A. A Raka Sudewi,SP.S(K) atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk menjadi mahasiswa Program Magister pada Program Pascasarjana Universitas Udayana. Tidak lupa pula penulis ucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. I.G.B Wiksuana,SE.,MS sebagai Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Udayana atas ijin yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan Program Magister. Pada kesempatan ini, penulis juga menyampaikan rasa terima kasih kepada Dr. Desak Ketut Sintaasih, SE.MSi sebagai Ketua Program MM Unud. Ungkapan terima kasih penulis sampaikan pula kepada para penguji tesis, yaitu Prof. Dr. Luh Putu Wiagustini,SE.,MSi, Dr. Luh Gede Sri Artini,SE.,MSi dan Dr. I.B Panji Sedana SE.,MSi yang telah memberikan masukan, saran, sanggahan, dan koreksi sehingga Tesis ini dapat terwujud seperti ini. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus disertai penghargaan kepada seluruh guru-guru yang telah membimbing penulis, mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Juga penulis ucapkan terima kasih kepada Ayah dan Ibu yang telah mengasuh dan membesarkan penulis, memberikan dasar-dasar berpikir logik dan suasana demokratis sehingga tercipta lahan yang baik untuk berkembangnya kreativitas. Akhirnya penulis sampaikan terima kasih kepada suami tercinta serta anak tersayang yang dengan penuh pengorbanan telah memberikan kepada penulis kesempatan untuk lebih berkonsentrasi menyelesaikan tesis ini. Semoga Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa selalu melimpahkan rahmat-nya kepada semua pihak yang membantu pelaksanaan dan penyelesaian tesis ini serta kepada penulis sekeluarga. vi Denpasar, 25 April 2015 Penulis
8 ABSTRAK STUDI PERBANDINGAN RENTABILITAS BANK SEBELUM DAN SETELAH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO SESUAI PBI NOMOR 11/25/PBI/2009 PADA PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH BALI Manajemen Risiko merupakan serangkaian metode dan prosedur yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau dan mengendalikan risiko yang muncul dari seluruh kegiatan usaha bank. Manajemen risiko pertama kali diterapkan di PT Bank Pembangunan Daerah Bali yaitu pada tahun Penerapan Manajemen Risiko disamping dapat mengukur, memantau dan mengendalikan risiko yang muncul dari seluruh kegiatan usaha bank, juga diharapkan dapat meningkatkan kinerja organisasi dan meningkatkan rentabilitas bank itu sendiri. Penelitian ini dilakukan pada PT Bank Pembangunan Daerah Bali, dimana rasio rentabilitas yang diteliti berupa rasio Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), dan Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) pada periode sebelum penerapan manajemen risiko yaitu tahun 2009 sampai dengan tahun 2010, dan periode setelah penerapan manajemen risiko tahun 2012 sampai dengan 2013 periode triwulanan. Metode analisis data yang digunakan adalah metode uji beda dua rata-rata, dimana jumlah sampel yang digunakan sebanyak 8 (delapan) data berpasangan. Data penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan dan laporan manajemen risiko pada PT Bank Pembangunan Daerah Bali. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa: (1) Adanya perbedaan yang signifikan antara ROA sebelum dan setelah penerapan Manajemen Risiko. (2) Adanya perbedaan yang signifikan antara ROE sebelum dan setelah penerapan Manajemen Risiko. (3) Adanya perbedaan yang signifikan antara BOPO sebelum dan setelah penerapan Manajemen Risiko. Disarankan pada PT Bank Pembangunan Daerah Bali agar untuk kedepannya penerapan manajemen risiko terus dilakukan dan dibenahi menjadi lebih baik, karena hal tersebut berpengaruh signifikan terhadap rentabilitas bank khususnya ROA, ROE, dan BOPO. Kata Kunci : Manajemen Risiko, Rentabilitas, Return on Assets, Return on Equity, Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional. vii
9 ABSTRACT COMPARATIVE STUDY OF BANK RENTABILITY BEFORE AND AFTER APPLICATION RISK MANAGEMENT BASE ON PBI NO. 11/25/PBI/2009 IN PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH BALI Risk management is a set of method and procedures used to identify, measure, monitor, and control risk arising in all business of the bank. Risk management was first time implemented in the Bank Pembangunan Daerah Bali, in The application of risk management is an addition to measure, monitor, and control risk arising from all the business of the banks, which is also expected to improve the performance of organizational and increase the profitability of the bank itself. This research was conducted at the Bank Pembangunan Daerah Bali, which the ratio of profitability studied are Return on Assets Ratio (ROA), Return on Equity (ROE), and Operating Expenses to Operating Income (BOPO) in the period prior to the application of risk management i.e to by the year 2010, and the period after the implementation of risk management in 2012 to 2013 quarterly period. The methods of data analysis used are two different test methods on average, which the number of samples used as many as eight (8) pairs of data. The data of this study is a secondary data obtained from the financial statements and risk management at the Bank Pembangunan Daerah Bali. Results showed that: (1) There are significant differences relationship between ROA before and after the implementation of Risk Management. (2) There are significant differences between ROE before and after the implementation of Risk Management. (3) There are significant differences between BOPO before and after the implementation of Risk Management. Suggested to PT. Bank Pembangunan Daerah Bali to keep the implementation of risk management and continuously fix it to be better, because it significantly take effect especially to ROA and ROE. Keywords: Risk Management, Profitability, Return on Assets, Return on Equity, and Operating Expenses to Operating Income viii
10 DAFTAR ISI SAMPUL DALAM... PRASYARAT GELAR... LEMBAR PENGESAHAN... PENETAPAN PANITIA PENGUJI... PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT... UCAPAN TERIMA KASIH... ABSTRAK... ABSTRACT... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... Halaman BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian BAB II KAJIAN PUSTAKA Tingkat Kesehatan Bank Manajemen Risiko Manajemen Risiko Kredit Manajemen Risiko Likuiditas Manajemen Risiko Pasar Manajemen Risiko Operasional Manajemen Risiko Hukum Manajemen Risiko Reputasi Manajemen Risiko Strategik Manajemen Risiko Kepatuhan i ii iii iv v vi vii viii ix xi xii xiii BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEPTUAL, DAN HIPOTESIS PENELITIAN Kerangka Berpikir dan Konseptual Hipotesis Penelitian ROA Bank Sebelum dengan Setelah Penerapan Manajemen Risiko ROE Bank Sebelum dengan Setelah Penerapan Manajemen Risiko BOPO Bank Sebelum dengan Setelah Penerapan Manajemen Risiko ix
11 BAB IV METODE PENELITIAN Jenis dan Ruang Lingkup Penelitian Variabel Penelitian Metode Pengumpulan Data Metode Analisis Data... BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Analisis Manajemen Risiko Hasil Uji Beda Dua Rata-rata Rentabilitas Pembahasan Implikasi Penelitian BAB VI SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN x
12 DAFTAR TABEL No. Tabel Halaman 5.1 Analisis Manajemen Risiko PT Bank Pembangunan Daerah Bali Maret ROA Sebelum dan Setelah Penerapan Manajemen Risiko ROE Sebelum dan Setelah Penerapan Manajemen Risiko BOPO Sebelum dan Setelah Penerapan Manajemen Risiko Paired Samples Statistics ROA Paired Samples Test ROA Paired Samples Statistics ROE Paired Samples Test ROE Paired Samples Statistics BOPO Paired Samples Test BOPO xi
13 DAFTAR GAMBAR No. Gambar Halaman 1.1 Perkembangan Tingkat ROA PT Bank Pembangunan Daerah Bali Periode Tahun Perkembangan Tingkat ROE PT Bank Pembangunan Daerah Bali Periode Tahun Perkembangan Tingkat BOPO PT Bank Pembangunan Daerah Bali Periode Tahun xii
14 DAFTAR LAMPIRAN No. Lampiran Halaman 1 Istilah... 2 Analisis Manajemen Risiko PT Bank Pembangunan Daerah Bali 3 ROA Sebelum dan Setelah Penerapan Manajemen Risiko.. 4 ROE Sebelum dan Setelah Penerapan Manajemen Risiko.. 5 BOPO Sebelum dan Setelah Penerapan Manajemen Risiko.. 6 Paired Samples Statistics ROA 7 Paired Samples Test ROA.. 8 Paired Samples Statistics ROE 9 Paired Samples Test ROE.. 10 Paired Samples Statistics BOPO. 11 Paired Samples Test BOPO xiii
15 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank sebagai lembaga yang mendapat kepercayaan untuk mengelola dana masyarakat, harus memiliki kondisi yang sehat sehingga mampu menjalankan tugas sebagai pengelola dana masyarakat dan memberikan pelayanan prima kepada masyarakat di sektor keuangan. Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 yang merupakan perubahan atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang perbankan menyatakan bahwa bank wajib memelihara tingkat kesehatan sesuai dengan ketentuan kecukupan modal, kualitas asset, kualitas manajemen, likuiditas, rentabilitas, solvabilitas, dan aspek lain yang berhubungan dengan usaha bank dan wajib melakukan kegiatan usaha dengan prinsip kehati-hatian. Peraturan Gubernur Bank Indonesia nomor 6/10/2004 Tahun 2004 menyatakan bahwa tingkat kesehatan perbankan adalah hasil penilaian kualitatif atas beberapa aspek yang berpengaruh terhadap kondisi atau kinerja suatu bank melalui penilaian kuantitatif terhadap faktor penilaian tingkat kesehatan bank. Perkembangan metode penilaian kondisi bank senantiasa bersifat dinamis sehingga sistem penilaian tingkat kesehatan bank harus diatur kembali agar lebih mencerminkan kondisi bank saat ini dan di waktu yang akan datang. Bagi perbankan, hasil akhir penilaian kondisi bank tersebut dapat digunakan sebagai salah satu sarana dalam menerapkan strategi usaha di waktu yang akan datang. Dalam melakukan penilaian tingkat kesehatan bank menggunakan faktor-faktor yang disebut CAMELS yang terdiri dari modal (capital), kualitas asset (asset 1
16 2 quality), manajemen (management), rentabilitas (earning), likuiditas (liquidity), dan sensitivitas terhadap risiko pasar (sensitivity to market risk). Rentabilitas menjadi hal yang paling diperhatikan karena bank sebagai lembaga keuangan yang berorientasi terhadap laba, dimana rentabilitas tersebut merupakan rasio yang menunjukkan keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan laba (Munawir, 2002:68). Sukartini (2005) menyatakan bahwa rentabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang dihasilkan. Semakin besar modal pinjaman maka akan semakin berpengaruh terhadap rentabilitas. Rasio yang digunakan untuk mengukur rentabilitas bank adalah ROA (Return On Asset), ROE (Return On Equity) dan BOPO (Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional). Perhitungan ROA, ROE, dan BOPO penting bagi bank karena bank perlu senantiasa menjaga kinerjanya dengan baik terutama tingkat rentabilitas. ROA yang diteliti oleh Suhardito, et al. (1999) menunjukkan hasil yang signifikan terhadap perubahan laba, sementara menurut Zainudin dan Jogiyanto (1999) variabel ROA hanya mampu memprediksi perubahan laba satu tahun mendatang, sementara pada perubahan laba dua tahun mendatang tidak berpengaruh signifikan. Berdasarkan hasil dari kedua penelitian ini menunjukkan hasil yang tidak konsisten sehingga perlu dilakukan penelitian lanjutan. Peneliti lain yang meneliti mengenai rasio ROE adalah Lesser et al. (1993), Lesser menyatakan bahwa ROE sangat sulit diramalkan, sehingga seorang investor memerlukan bantuan analis untuk meramalkan ROE dimasa yang akan
17 3 datang dengan mempelajari riwayat laba yang dihasilkan sebelumnya. Bagi bank milik pemerintah hal ini perlu diperhatikan karena modal yang dimiliki bank merupakan milik masyarakat luas, sehingga rasio ROE akan selalu menjadi perhatian tersendiri bagi pemilik modal. Rasio Rentabilitas lain yang banyak diteliti yaitu BOPO. BOPO yang diteliti oleh Afanasief et al. (2004) menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara BOPO dan perubahan laba. Penelitian Bahtiar (2003) dan Sudarini (2005) menunjukkan hasil yang tidak signifikan antara BOPO terhadap perubahan laba. Berdasarkan hasil penelitian tersebut menunjukkan hasil yang tidak konsisten sehingga perlu dilakukan penelitian lanjutan. Bank swasta maupun bank milik pemerintah memiliki tujuan yang sama dalam menghasilkan rentabilitas yang sesuai dengan harapan. Salah satu bank milik pemerintah khususnya Pemerintah Daerah Bali, adalah PT Bank Pembangunan Daerah Bali, juga memiliki kewajiban untuk menjaga kinerja keuangannya dan kesehatannya khususnya tingkat ROA, ROE dan BOPO agar dapat dipertanggungjawabkan di depan pemilik modal dalam hal ini masyarakat Bali dengan baik. Penerapan manajemen risiko mengacu pada ketentuan Bank Indonesia PBI No. 5/8/PBI/2003 dan perubahannya PBI No. 11/25/PBI/2009 tentang penerapan manajemen risiko bagi bank umum, dimana terdapat 8 (delapan) risiko yang harus dikelola bank. Kedelapan jenis risiko tersebut adalah risiko kredit, risiko pasar, risiko operasional, risiko likuiditas, risiko kepatuhan, risiko hukum, risiko reputasi, dan risiko strategis.
18 4 Manajemen risiko pada hakekatnya merupakan serangkaian metodologi dan prosedur yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan mengendalikan risiko yang timbul dari seluruh kegiatan usaha bank. Risiko adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari bisnis, risiko bukan merupakan sesuatu yang buruk karena semakin banyak risiko semakin banyak risiko yang ada (Feig, 2006). Risiko juga dapat diartikan sebagai akibat yang terjadi jika bank gagal menepati komitmennya (Well, 1997). Penerapan manajemen risiko diharapkan akan memperbaiki kinerja atau kesehatan bank karena semua risiko usaha bank sudah diidentifikasi dan dimitigasi dari awal. Handorf, et al. (2005) menyatakan bahwa sangat penting bagi semua bank untuk memilki cadangan dana untuk mengantisipasi kerugian atau risiko kredit. Berdasarkan laporan keuangan triwulanan PT Bank Pembangunan Daerah Bali periode Tahun 2009 sampai dengan Tahun 2013 PT Bank Pembangunan Daerah Bali memiliki rasio ROA seperti terlihat pada gambar dibawah ini:
19 % 3.000% 2.500% 2.000% 1.500% 1.000% 0.500% 0.000% 2.344% 0.895% 1.748% 2.879% 0.869% 2.391% 1.779% ROA 2.536% 2.561% 1.042% 1.806% 3.097% 0.954% 1.879% 2.552% 2.893% ROA Gambar 1.1 Perkembangan Tingkat ROA PT Bank Pembangunan Daerah Bali Periode Tahun Gambar 1.1 menunjukkan bahwa ROA PT Bank Pembangunan Daerah Bali di tahun 2009 sampai dengan tahun 2010 yaitu periode sebelum penerapan manajemen risiko dibandingkan dengan periode tahun 2012 sampai dengan tahun 2013 yaitu periode tahun setelah penerapan manajemen risiko, ROA terlihat berfluktuasi. ROA di akhir Desember 2010 jika dibandingkan dengan Desember 2013 maka ROA mengalami peningkatan.
20 % % % % 8.000% 6.000% 4.000% 2.000% 0.000% ROE % % % 8.984% 9.678% 4.296% 4.318% 2.561% 1.706% 1.487% 2.536% 3.097% 2.893% 1.042% 0.758% 2.377% ROE Gambar 1.2 Perkembangan Tingkat ROE PT Bank Pembangunan Daerah Bali Periode Tahun Gambar 1.2 menunjukkan bahwa periode tahun 2012 sampai dengan tahun 2013 setelah penerapan manajemen risiko ROE relatif mengalami penurunan dibandingkan periode tahun 2009 sampai dengan tahun Hal ini menimbulkan pertanyaan apakah penurunan rasio ROE pada periode tersebut disebabkan karena diterapkannya manajemen risiko di tahun 2011.
21 7 BOPO % % % % % % % % 0.000% % % % % % % % % % % % % % % BOPO Gambar 1.3 Perkembangan Tingkat BOPO PT Bank Pembangunan Daerah Bali Periode Tahun Gambar 1.3 menunjukkan bahwa BOPO periode tahun 2012 sampai dengan tahun 2013 relatif mengalami penurunan dibandingkan dengan BOPO tahun 2009 sampai dengan tahun Penelitian mengenai rentabilitas khususnya ROA, ROE dan BOPO dikaitkan dengan diterapkannya manajemen risiko akan dilakukan di PT Bank Pembangunan Daerah Bali karena PT Bank Pembangunan Daerah Bali disamping sebagai bank milik masyarakat Bali, PT Bank Pembangunan Daerah Bali juga harus bisa bersaing dan menjadi regional champion di wilayah sendiri, sehingga harus terus memperbaiki diri baik kinerja keuangan, kesehatan bank secara umum, dan dari segala sektor sehingga menjadi bank terkemuka di Bali khususnya dan di Indonesia umumnya. Beberapa penelitian sebelumnya yang meneliti rentabilitas
22 8 dan manajemen risiko diantaranya Edmister et al. (1993) dimana diteliti mengenai pengendalian manajemen atas risiko perbankan merupakan asumsi penting dalam penilaian operasional dalam hal ini penilaian terhadap moral hazard. Riyadi (2007) meneliti faktor yang mempengaruhi rentabilitas seperti perputaran total aktiva, perputaran persediaan, dan perputaran piutang. Penelitian-penelitian sebelumnya belum ada yang mengaitkan variabel rentabilitas dan manajemen risiko. Mengingat penerapan manajemen risiko pada bank adalah merupakan hal yang relatif baru, sehingga perlu diteliti kaitannya dengan rentabilitas bank itu sendiri, dimana tingkat rentabilitas merupakan faktor penting dalam mengukur tingkat kesehatan bank. Permasalahan yang akan dikemukakan dalam penelitian ini adalah mengenai Studi Perbandingan Rentabilitas Bank Sebelum dengan Setelah Penerapan Manajemen Risiko sesuai PBI No. 11/25/PBI/2009 pada PT Bank Pembangunan Daerah Bali. Rentabilitas yang dimaksud mencakup rasio ROA, ROE, dan BOPO. Penelitian dilakukan pada periode sebelum diterapkannya manajemen risiko yaitu periode Januari 2009 sampai dengan Desember 2010 dan setelah diterapkan manajemen risiko yaitu periode Januari Tahun 2011 sampai dengan Desember 2012 dimana laporan yang diteliti adalah laporan tiap triwulanan.
23 9 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah : 1) Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara ROA bank sebelum dengan setelah penerapan manajemen risiko sesuai PBI No. 11/25/PBI/2009 pada PT Bank Pembangunan Daerah Bali? 2) Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara ROE bank sebelum dengan setelah penerapan manajemen risiko sesuai PBI No. 11/25/PBI/2009 pada PT Bank Pembangunan Daerah Bali? 3) Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara BOPO bank sebelum dengan setelah penerapan manajemen risiko sesuai PBI No. 11/25/PBI/2009 pada PT Bank Pembangunan Daerah Bali? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Mengetahui signifikansi perbedaan ROA bank sebelum dengan setelah penerapan manajemen risiko sesuai PBI No. 11/25/PBI/2009 pada PT Bank Pembangunan Daerah Bali. 2) Mengetahui signifikansi perbedaan ROE bank sebelum dengan setelah penerapan manajemen risiko sesuai PBI No. 11/25/PBI/2009 pada PT Bank Pembangunan Daerah Bali.
24 10 3) Mengetahui signifikansi perbedaan BOPO bank sebelum dengan setelah penerapan manajemen risiko sesuai PBI No. 11/25/PBI/2009 pada PT Bank Pembangunan Daerah Bali. 1.4 Manfaat Penelitian 1) Manfaat teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti empiris tentang perbedaan rentabilitas bank sebelum dengan sesudah penerapan manajemen risiko sesuai PBI No. 11/25/PBI/ ) Manfaat praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada manajemen PT Bank Pembangunan Daerah Bali sebagai dasar penerapan manajemen risiko untuk meningkatkan rentabilitas.
25 11 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tingkat Kesehatan Bank Bank diwajibkan melakukan penilaian tingkat kesehatan bank umum secara individual dan konsolidasi dengan menggunakan pendekatan risiko (Risk- Based Bank Rating). Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia (PBI) nomor 13/1/PBI/2011, penilaian tingkat kesehatan bank berdasarkan risiko mencakup penilaian atas faktor-faktor seperti profil risiko, Good Corporate Governance (GCG), rentabilitas (earning), dan permodalan (capital). Penilaian profil risiko merupakan penilaian terhadap risiko inheren, kualitas penerapan manajemen risiko, dan tingkat risiko dalam operasional bank. Jenis risiko yang wajib dinilai terdiri dari risiko kredit, risiko pasar, risiko operasional, risiko likuiditas, risiko strategis, risiko kepatuhan, risiko hukum, dan risiko reputasi (PBI nomor 5/8/PBI/2003). Penilaian risiko inhern merupakan penilaian atas risiko yang melekat pada kegiatan bisnis bank, baik yang dikuantifikasikan maupun yang tidak, yang berpotensi mempengaruhi posisi keuangan bank. Karakteristik risiko inheren bank ditentukan oleh faktor eksternal maupun internal, antara lain kondisi makro ekonomi, industri dimana bank melakukan aktivitas usaha, strategi bisnis, dan kompleksitas produk dan aktivitas bank. Penilaian atas risiko inheren dilakukan dengan memperhatikan parameter atau indikator yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Penetapan tingkat risiko inheren dari masing-masing jenis risiko 11
26 12 mengacu pada prinsip umum penilaian tingkat kesehatan bank umum yang dikategorikan menjadi peringkat 1 (low), peringkat 2 (low to moderate), peringkat 3 (moderate), peringkat 4 (moderate to high), dan peringkat 5 (high). Penilaian kualitas penerapan manajemen risiko mencerminkan penilaian kecukupan sistem pengendalian risiko yang meliputi seluruh cakupan penerapan manajemen risiko sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia (PBI nomor 5/8/PBI/2001). Penilaian kualitas manajemen risiko merupakan penilaian terhadap 4 (empat) aspek yang saling terkait yaitu tata kelola risiko, kerangka manajemen risiko, proses manajemen risiko, kecukupan sumber daya manusia, dan kecukupan sistem informasi manajemen, dan kecukupan sistem pengendalian risiko dengan memperhatikan karakteristik dan kompleksitas usaha bank. Tata kelola risiko terkait dengan evaluasi terhadap risk appetite, risk tolerance, dan pengawasan aktif oleh Dewan Komisaris dan Direksi (PBI nomor 1/6/PBI/1999). Kerangka manajemen risiko mencakup evaluasi terhadap kecukupan perangkat organisasi dalam mendukung terlaksananya manajemen risiko secara efektif termasuk kejelasan wewenang dan tanggung jawab, dan kecukupan kebijakan manajemen risiko, prosedur dan penetapan limit risiko terkait dengan strategi manajemen risiko yang searah dengan risk appetite dan risk tolerance. Penilaian faktor Good Corporate Governance (GCG) merupakan penilaian terhadap kualitas manajemen bank atas pelaksanaan prinsip-prinsip GCG (PBI nomor 8/4/PBI/2006). Prinsip GCG dan fokus penilaian terhadap pelaksanaan prinsip GCG mengacu pada ketentuan Bank Indonesia yang berlaku
27 13 mengenai GCG bagi bank umum dengan memperhatikan karakteristik dan kompleksitas bank. Penetapan peringkat faktor GCG dilakukan berdasarkan analisis yang komperhensif dan terstruktur terhadap hasil penilaian prinsip-prinsip GCG bank dan informasi lain yang terkait. Peringkat faktor GCG dikategorikan dalam 5 (lima) peringkat yaitu: Peringkat 1 (satu), peringkat 2 (dua), peringkat 3 (tiga), peringkat 4 (empat), dan peringkat 5 (lima). Urutan peringkat faktor GCG yang lebih kecil mencerminkan penerapan GCG bank yang lebih baik. Penilaian tingkat kesehatan bank ditentukan salah satunya dari faktor rentabilitas meliputi evaluasi kinerja rentabilitas, sumber-sumber rentabilitas, sustainability rentabilitas bank dengan mempertimbangkan aspek tingkat, struktur, dan stabilitas dengan memperhatikan kinerja serta manajemen rentabilitas bank, baik melalui analisis aspek kuantitatif maupun kualitatif. Dalam menentukan peer group, bank perlu memperhatikan skala bisnis, karakteristik dan kompleksitas usaha bank serta ketersediaan data dan informasi yang dimiliki (BPP Penilaian Tingkat Kesehatan Bank BPD Bali, 2012). Rentabilitas diartikan oleh Munawir (2004:86) sebagai kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Martono (2001:18) menjelaskan bahwa rentabilitas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dengan membandingkan antara laba dengan aktiva atau modal untuk menghasilkan laba tersebut. Rentabilitas dalam pengertian maksimalisasi tingkat laba (profit maximation) merupakan jalan untuk meningkatkan nilai perusahaan yang pada
28 14 akhirnya meningkatkan kekayaan pemilik (wealth maximation). Keuangan perusahaan (corporate financial) menjadi salah satu sumber daya perusahaan yang dapat diusahakan memaksimalkan tingkat laba. Keuangan perusahaan wajib dirancang, diarahkan, dikendalikan dan dievaluasi menurut fungsi keuangan sebagai kegiatan penggunaan dana (allocation of funds) maupun pendanaan (raising of funds). Kedua fungsi keuangan ini harus dikelola secara efektif dan efisien (Suad Husnan, 2004:4). Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia nomor 3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001, rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat rentabilitas bank adalah ROA, ROE, dan BOPO. Menurut Hanafi dan Halim (2003:27), ROA merupakan rasio keuangan perusahaan yang berhubungan dengan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan pada tingkat pendapatan, aset dan modal saham tertentu. Menurut Mardiyanto (2009:196) ROA adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang berasal dari aktivitas investasi. Lestari dan Sugiharto (2007:196) menyatakan bahwa ROA adalah rasio yang digunakan untuk mengukur keuntungan bersih yang diperoleh dari penggunaan aktiva. Menurut Harahap (2004:305), ROE adalah rasio rentabilitas yang menunjukkan berapa persen diperoleh laba bersih bila diukur dari pemilik modal. Sutrisno (2005:239) menyatakan bahwa ROE adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dari modal sendiri yang dimiliki. Sawir
29 15 (2005:20) menyatakan ROE adalah rasio yang sering dipergunakan oleh pemegang saham untuk menilai kinerja perusahaan yang bersangkutan. ROE mengukur besarnya tingkat pengembalian modal dari perusahaan. Tambun (2007:146) menyatakan ROE digunakan untuk mengukur Rate of Return atau tingkat imbal hasil ekuitas, semakin tinggi return yang dihasilkan sebuah perusahaan, semakin tinggi harganya. BOPO merupakan salah satu rasio rentabilitas. Keberhasilan bank didasarkan pada penilaian kuantitatif terhadap rentabilitas bank dapat diukur dengan menggunakan rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (Kuncoro dan Suhardjono, 2002:67-68). Menurut Dendawijaya (2005:118) rasio biaya operasional digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya. Rasio BOPO sering disebut rasio efisiensi yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasional. Semakin kecil rasio ini berarti semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan bank yang bersangkutan (Almilia dan Herdiningtyas, 2005). 2.2 Manajemen Risiko Manajemen risiko menurut Djohanputro (2008) diartikan sebagai proses terstruktur dan sistematis dalam mengidentifikasi, mengukur, memetakan, mengembangkan alternatif penanganan risiko, dan memonitor serta mengendalikan penanganan risiko. Dorfman (1998:9) menyatakan bahwa
30 16 manajemen risiko dikatakan sebagai suatu proses logis dalam usahanya untuk memahami eksposur terhadap suatu kerugian. Bank Indonesia menyatakan bahwa risiko adalah potensi kerugian akibat terjadinya suatu peristiwa (event) tertentu. Risiko dalam kontek perbankan merupakan suatu kejadian potensial, baik yang dapat diperkirakan (anticipated) maupun yang tidak dapat diperkirakan (unanticipated) yang berdampak negatif terhadap pendapatan dan permodalan bank. Risiko juga dapat dianggap sebagai kendala atau penghambat pencapaian suatu tujuan. Dengan kata lain, risiko adalah kemungkinan yang berpotensi memberikan dampak negatif kepada sasaran yang ingin dicapai. Penerapan proses manajemen risiko dilakukan dengan pertama bank harus dapat mengidentifikasi risiko dan memahami seluruh risiko yang sudah ada (inherent risks), termasuk risiko yang bersumber dari cabang-cabang dan perusahaan anak (BPP Manajemen Risiko BPD Bali, 2011). Mengacu pada ketentuan Bank Indonesia PBI No. 5/8/PBI/2003 dan perubahannya PBI No. 11/25/PBI/2009 tentang penerapan manajemen risiko bagi bank umum, terdapat 8 (delapan) risiko yang harus dikelola bank. Kedelapan jenis risiko tersebut adalah risiko kredit, risiko pasar, risiko operasional, risiko likuiditas, risiko kepatuhan, risiko hukum, risiko reputasi, dan risiko strategis. Manajemen risiko pada hakekatnya merupakan serangkaian metode dan prosedur yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan mengendalikan risiko yang timbul dari seluruh kegiatan usaha bank.
31 17 Manajemen risiko merupakan upaya untuk mengelola risiko agar peluang mendapatkan keuntungan dapat diwujudkan secara berkelanjutan. Bank Indonesia menyatakan bahwa esensi dari penerapan manajemen risiko adalah kecukupan prosedur dan metode pengelolaan risiko sehingga kegiatan usaha bank tetap dapat terkendali (manageable) pada batas yang dapat diterima serta menguntungkan bank. Mengingat perbedaan kondisi pasar dan struktur, ukuran serta kompleksitas usaha bank, maka tidak terdapat satu sistem manajemen risiko yang universal untuk seluruh bank. Setiap bank harus membangun sistem manajemen risiko sesuai dengan fungsi dan organisasi manajemen risiko bank (BPP Manajemen Risiko BPD Bali, 2011). Implementasi manajemen risiko pada dunia perbankan diarahkan sejalan dengan rekomendasi yang dikeluarkan oleh Bank for International Settlements melalui Basel Committee on Banking Supervision sebagaimana diwajibkan oleh Bank Indonesia tentang penerapan manajemen risiko. Rekomendasi tersebut merupakan standar bagi dunia perbankan untuk beroperasi secara lebih berhatihati dan implementasinya disesuaikan dengan tujuan, kebijakan usaha, ukuran dan kompleksitas usaha serta kemampuan bank dalam hal keuangan, infrastruktur pendukung maupun sumber daya manusia. Esensi penerapan sistem manajemen risiko tersebut adalah kecukupan prosedur dan metodologi pengelolaan risiko sehingga kegiatan usaha bank tetap dapat terkendali pada batas atau limit yang dapat diterima serta menguntungkan bank (BPP Manajemen Risiko BPD Bali, 2011).
32 18 Mengacu kepada hal dimaksud bank menyusun Risk Management Framework yang mencakup kebijakan, organisasi, proses dan infrastruktur. Penyusunan kebijakan manajemen risiko harus selaras dengan visi dan misi, risk appetite, kemampuan permodalan, sember daya manusia, dan kapasitas pendanaan. Organisasi mencakup desain struktur organisasi yang berfokus kepada efektifitas pelaksanaan prisip four eyes principles dan reporting, penetapan wewenang dan tanggung jawab yang jelas setiap unit kerja dan karyawan dalam setiap aktivitas. Proses manajemen risiko harus dilaksanakan dengan efektif, bank juga membentuk grup manajemen risiko dan komite-komite manajemen risiko dan komite pemantau di tingkat Dewan Komisaris (BPP Manajemen Risiko BPD Bali, 2011). Proses identifikasi risiko dilakukan terhadap seluruh kegiatan termasuk identifikasi produk dan aktivitas baru. Proses pengukuran dimaksudkan agar bank mampu mengkalkulasi eksposur risiko yang melekat dan memperkirakan dampak permodalan yang seharusnya dipelihara. Metode pengukuran permodalan berpedoman pada ketentuan Bank Indonesia. Proses pengendalian risiko dilakukan dengan cara antara lain penambahan modal lindung nilai dan teknis mitigasi risiko lainnya. Penggunaan teknologi informasi yang mendukung proses dan metode manajemen risiko merupakan upaya pemenuhan standar penerapan tersebut yang dilakukan secara bertahap dengan tetap berpedoman kepada roadmap penerapan Basel yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia (BPP Manajemen Risiko BPD Bali, 2011).
33 19 Penetapan peringkat faktor profil risiko berdasarkan BPP Manajemen Risiko PT Bank Pembangunan Daerah Bali tahun 2011 dilakukan dengan tahapan sebagai berikut : 1) Penetapan tingkat risiko dari masing-masing risiko. 2) Penetapan tingkat risiko inheren komposit dan tingkat kualitas penerapan manajemen risiko komposit, dengan memperhatikan signifikansi masingmasing risiko terhadap profil risiko secara keseluruhan. 3) Penetapan peringkat faktor profil risiko atas hasil penetapan tingkat rsiko dan tingkat tingkat risiko inheren komposit dan tingkat kualitas penerapan manajemen risiko komposit berdasarkan hasil analisis secara komprehensif dan terstruktur, dengan memperhatikan signifikansi masingmasing risiko terhadap profil risiko secara keseluruhan Manajemen Risiko Kredit Risiko kredit adalah risiko akibat kegagalan debitur dan atau pihak lain dalam memenuhi kewajiban kepada bank. Penerapan manajemen risiko kredit mengacu pada Risk Manajemen Framework, dimana Risk Based Audit untuk pengujian model manajemen resiko kredit oleh tim audit intern yang secara berkala dievaluasi oleh komite audit di level Dewan Komisaris. Penyusunan dan penyempurnaan kebijakan dan SOP perkreditan yang terdokumentasi dengan baik yang disosialisasikan kepada seluruh unit kerja (termasuk penetapan rasio agunan dan penetapan standar proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko kredit.
34 20 Penerapan Manajemen Risiko Kredit pada PT Bank Pembangunan Daerah Bali didasarkan pada Inherent risk dari risiko kredit dimana hasil analisis komposisi portofolio asset dan tingkat konsentrasi bank memiliki predikat lowmod, hal ini disebabkan karena rasio asset per akun terhadap total asset di PT Bank Pembangunan Daerah Bali pada periode Maret 2012 adalah sebesar 64,51% artinya asset sebagian besar berupa kredit yang diberikan sehingga sumber daya yang lebih banyak difokuskan pada asset kredit yang memberikan laba paling tinggi. Rasio kredit pada debitur inti dibandingkan dengan total kredit di PT Bank Pembangunan Daerah Bali adalah 2,69% artinya pemberian kredit kepada debitur inti tidak signifikan dibandingkan dengan total kredit. Rasio kredit per sektor ekonomi dibandingkan dengan total kredit sebesar 67,81% artinya kredit didominasi dengan kredit konsumsi. Rasio kredit per katagori portofolio sebesar 58,77% hal ini disebabkan oleh bank sebagai pemegang kas daerah. Bank memiliki risiko low berdasarkan analisis kualitas penyediaan dana dan kecukupan pencadangan. Rasio Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) kredit bermasalah sebesar 0,25% hal ini disebabkan rasio kredit bermasalah di Bank BPD Bali sangat kecil. Strategi penyediaan dana dan sumber timbulnya penyediaan dana adalah low, hal ini disebabkan oleh karena bank telah melakukan manajemen portofolio penyediaan dana yang relative tidak berpengaruh dengan perubahan faktor eksternal, melakukan manajemen asset untuk mendukung operasional dan pertumbuhan asset sangat baik dari tahun ke tahun.
35 21 Hasil analisis faktor eksternal bank memiliki predikat low. Dalam menghadapi risiko faktor eksternal, bank mengambil langkah-langkah memperkuat posisi segmen pasar, menetapkan rasio NPL (Non Performing Loan) debitur yang sangat rendah, melakukan evaluasi secara periodik terhadap teknologi dan kebijakan pemberian kredit. Kualitas penerapan manajemen risiko dinilai berdasarkan beberapa faktor yaitu tata kelola risiko yang terdiri dari strategi manajemen risiko, kecukupan pengawasan aktif oleh Dewan Komisaris dan Direksi, berdasarkan kerangka manajemen risiko yang terdiri dari pengembangan sistem administrasi kredit, kecukupan perangkat organisasi dalam mendukung terlaksananya manajemen risiko, dan kecukupan kebijakan, prosedur dan penetapan limit, dimana bank memiliki predikat fair. Proses manajemen risiko, sistem informasi dan sumber daya manusia, sistem pengendalian risiko memiliki predikat fair. Kecukupan sistem pengendalian intern berpredikat fair dan kecukupan kaji ulang oleh pihak independen berpredikat satisfactory. Kualitas penerapan manajemen kredit cukup memadai. Meskipun persyaratan minimum terpenuhi terdapat beberapa kelemahan yang membutuhkan perhatian manajemen. Kualitas penerapan manajemen risiko kredit cukup memadai. Meskipun persyaratan minimum terpenuhi, terdapat beberapa kelemahan yang membutuhkan perhatian manajemen. Contoh karakteristik bank yang termasuk dalam peringkat ini antara lain :
36 22 1) Perumusan tingkat risiko yang akan diambil dan toleransi risiko kredit cukup memadai dan telah sejalan dengan sasaran strategis dan strategi bisnis bank secara keseluruhan. 2) Dewan Komisaris dan Direksi memiliki awareness dan pemahaman yang cukup baik mengenai manajemen risiko kredit. 3) Budaya manajemen risiko kredit cukup kuat dan telah diinternalisasikan dengan cukup baik pada seluruh level organisasi. 4) Pelaksanaan tugas Dewan Komisaris dan Direksi secara keseluruhan cukup memadai. 5) Fungsi manajemen risiko kredit independen, memiliki tugas dan tanggung jawab yang memadai, dan telah berjalan dengan baik. 6) Delegasi kewenangan dikendalikan dan dipantau secara berkala, dan telah berjalan dengan cukup baik. 7) Strategi perkreditan memadai dan sejalan dengan tingkat risiko yang akan diambil dan toleransi risiko kredit. 8) Kebijakan, prosedur, dan limit risiko kredit cukup memadai dan tersedia untuk seluruh area manajemen risiko kredit, sejalan dengan penerapan dan dipahami dengan baik oleh pegawai. 9) Proses manajemen risiko kredit memadai dalam mengidentifikasi, mengukur, memantau dan mengendalikan risiko kredit. 10) Proses penyediaan dana secara umum memadai mulai dari proses underwriting hingga penanganan aset bermasalah.
37 23 11) Sistem pemeringkatan risiko kredit cukup baik, diterapkan secara konsisten dan dipahami dengan baik oleh pegawai. 12) Sistem informasi manajemen risiko kredit memadai sehingga menghasilkan pelaporan risiko kredit yang komprehensif dan terintegrasi kepada Dewan Komisaris dan Direksi. 13) Secara umum sumber daya manusia memadai, baik dari sisi kuantitas maupun kompetensi pada fungsi manajemen risiko kredit. 14) Sistem pengendalian intern cukup efektif dalam mendukung pelaksanaan manajemen risiko kredit. 15) Pelaksanaan kaji ulang independen oleh satuan kerja audit internal. 16) Secara umum terdapat kelemahan yang tidak signifikan berdasarkan hasil kaji ulang independen. 17) Tindak lanjut atas kaji ulang independen dilaksanakan dengan cukup memadai Manajemen Risiko Likuiditas Bank menjaga likuiditas dengan mempertahankan jumlah aktiva likuid yang cukup untuk membayar simpanan para nasabah, dan menjaga agar jumlah aktiva yang jatuh tempo pada setiap periode dapat menutupi jumlah kewajiban yang jatuh tempo. Hal utama yang dilakukan bank dalam mengelola risiko likuiditas adalah dengan melakukan identifikasi seluruh sumber risiko likuiditas baik langsung maupun tidak langsung pada neraca maupun off balance sheet. Atas
38 24 hasil identifikasi, bank melakukan pengukuran proyeksi arus kas, maturity profile, stress testing dan rasio likuiditas. Pemetaan profil maturitas dilakukan dengan mengklasifikasikan asset dan liabilitas berdasarkan jatuh tempo kontraktual dan asumsi behavior guna mengetahui kebutuhan arus kas. Pola kontraktual dan asumsi behavior liability akan membentuk core fun yang sifatnya stabil dan dapat digunakan untuk pembiayaan kredit berdurasi panjang (BPP Manajemen Risiko BPD Bali, 2011). Analisis risiko likuiditas pada PT Bank Pembangunan Daerah Bali terdiri dari inherent risk dan kualitas penerapan manajemen risik. Inherent risk dilihat dari komposisi asset, kewajiban dan transaksi rekening administratif bank berpredikat low, hal ini disebabkan oleh asset likuid primer dan asset likuid sekunder dibagi total asset sebesar 17,54%. Asset likuid primer dan asset likuid sekunder dibagi pendanaan jangka pendek di Bank BPD Bali adalah sebesar 20,53%. Hal ini menggambarkan kredit yang diberikan dengan jangka panjang, sedangkan sumber dana lebih banyak berasal dari jangka dibawah satu tahun. Pendanaan non inti dikurangi asset likuid primer dan sekunder dibagi total aktiva produktif dikurangi asset likuid primer dan sekunder sebesar 25,10% hal ini menggambarkan bahwa asset likuid primer dan sekunder cukup memadai terhadap total aktiva produktif dalam mengcover likuiditas bank. Konsentrasi asset dan kewajiban bank memiliki predikat low, hal ini disebabkan bank melakukan analisis manajemen asset yang dikonsentrasikan pada asset produktif yaitu kredit dan bank telah melakukan penyiapan dana yang
39 25 memadai, penyedia dana memiliki sensitivitas kecil terhadap peringkat kredit dan suku bunga dan melakukan penyiapan dana yang memadai untuk mengantisipasi penarikan dalam jumlah besar. Kerentanan pada kebutuhan pendanaan bank memiliki predikat lowmod, hal ini disebabkan oleh ketentuan pendanaan dibuat secara rinci, dan dengan cara memasuki pasar yang menjanjikan. Bank melakukan kerjasama dengan bank lain sebagai sumber pendanaan dengan melakukan transaksi money market dalam bentuk penempatan uang antar bank maupun investasi, surat-surat berharga dengan limit sesuai dengan credit line masing-masing koresponden. Akses pada sumber-sumber pendanaan berpredikat low, hal ini disebabkan oleh bank telah melakukan langkah-langkah untuk menjaga reputasi, bekerja sama dengan bank lain sebagai sumber pendanaan, bank menjual likuidnya dengan janji suatu saat akan dibeli kembali. Dengan mempertimbangkan aktivitas bisnis yang dilakukan bank, kemungkinan kerugian yang dihadapi bank dari risiko likuiditas tergolong rendah selama periode waktu mendatang. 1) Bank memiliki asset likuid berkualitas tinggi yang memadai untuk menutup kewajiban jatuh waktu. 2) Sumber pendanaan yang berupa pendanaan tidak stabil kurang signifikan. 3) Volume transaksi rekening administrative dan/atau komitmen pendanaan intra group kurang signifikan. 4) Konsentrasi pada sumber pendanaan yang tidak stabil kurang signifikan.
40 26 5) Bank mampu memenuhi kewajiban dan kebutuhan arus kas pada kondisi normal maupun skenario krisis. 6) Arus kas yang berasal dari asset dan kewajiban dapat saling tutup dengan baik. 7) Akses pada sumber pendanaan memadai dibuktikan oleh reputasi bank yang baik. Risiko likuiditas dilihat dari kualitas penerapan manajemen risiko, berdasarkan strategi manajemen risiko bank berpredikat fair, dari kecukupan pengawasan aktif oleh Dewan Komisaris dan Direksi berpredikat satisfactory. Hasil analisis tata kelola risiko bank berpredikat fair, hal ini disebabkan oleh adanya strategi manajemen risiko yang cukup memadai, pengawasan aktif dari Dewan Komisaris dan Direksi yang cukup memadai. Hasil analisis kerangka manajemen risiko, bank memiliki predikat satisfactory. Terdiri dari 3 (tiga) indikator yaitu strategi manajemen risiko berpredikat fair, kecukupan perangkat organisasi dalam mendukung terlaksananya manajemen risiko berpredikat strong, kecukupan kebijakan, prosedur dan penetapan limit berpredikat fair. Hal ini disebabkan oleh strategi manajemen, risiko likuiditas yang cukup memadai, kecukupan perangkat organisasi dalam mendukung terlaksananya manajemen risiko, cukup memadainya kebijakan, prosedur dan penetapan limit. Hasil analisis proses manajemen risiko, sistem informasi, dan SDM, yang terdiri dari proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian risiko
41 27 dan kecukupan sistem informasi manajemen risiko serta kecukupan kuantitas dan kualitas SDM dalam mendukung efektivitas proses manajemen risiko, bank memiliki predikat bank memiliki predikat fair, hal ini disebabkan oleh cukup memadainya proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian risiko cukup memadai. Hasil analisis sistem pengendalian risiko, bank berpredikat fair, hal ini disebabkan oleh adanya sistem intern yang cukup memadai dan memadainya kaji ulang oleh pihak independen. Analisis sistem pengendalian risiko yang terdiri dari kecukupan sistem pengendalian intern dan kecukupan kaji ulang oleh pihak independen bank berpredikat fair, hal ini disebabkan oleh adanya sistem pengendalian intern yang cukup memadai dan cukup memadainya kaji ulang oleh pihak independen Manajemen Risiko Pasar Risiko pasar ini terekspos ketika variabel pasar (kurs dan suku bunga) bergerak kearah yang berlawanan dengan instrumen bank. Sesuai peraturan Bank Indonesia tentang penerapan manajemen risiko, bank diwajibkan untuk mengalokasikan modal (capital changer) dalam perhitungan CAR atau KPMM karena antara lain memiliki asset di atas Rp. 10 Triliun. Bank juga wajib mengelola risiko pasar terhadap eksposur banking book yang sensitif terhadap fluktuasi suku bunga. Dalam mengelola dampak potensial loss terhadap pendapatan dan ekses modal. Analisis risiko pasar didasarkan pada Inherent risk yang terdiri dari analisis volume dan komposisi portofolio, bank memiliki predikat lowmod. Hal ini
42 28 disebabkan oleh rasio asset trading, derivatif, adalah sebesar 19,13% artinya posisi FVO (Fair Value Option) cukup tinggi terutama dari kredit yang diberikan, repo dan surat berharga. Rasio kewajiban trading, Derivatif, dan FVO (Fair Value Option) terhadap total kewajiban bi Bank BPD Bali pada periode Maret 2012 adalah sebesar 20,72% artinya FVO (Fair Value Option) cukup besar, walaupun pergerakan perubahan suku bunga yang fluktuatif. Rasio total struktur produk terhadap total aset sebesar 28,92%. Hal ini disebabkan karena DPK (dana pihak ketiga) cukup besar dan pergerakannya cukup stabil. Rasio PDN (posisi devisa neto) terhadap total modal sebesar 0,78%. Asset keuangan dengan sisa jatuh tempo diatas satu tahun sebesar 786,24%. Hal ini disebabkan karena terjadinya missmatch antara asset dan kewajiban bank dengan jatuh tempo diatas satu tahun, berupa kredit PNS yang mempunyai tenor waktu lebih 5 tahun sampai dengan 10 tahun. Berdasarkan strategi dan kebijakan bisnis terkait karakteristika trading bank memiliki predikat lowmod, hal ini disebabkan oleh posisi bank dalam industritier atau niche player menduduki posisi niche player namun perlu dilakukan analisis. Memposisikan diri dalam industri tier sangat penting untuk mengoptimalkan kinerja perusahaan. Mempertahankan posisi dalam industri dilakukan dengan pengembangan dari posisi sebelumnya. Strategi dan kebijakan bisnis terkait karakteristik bisnis terkait risiko bunga dan banking book dan kerugian potensial bank dalam predikat lowmod.
43 29 Risiko Pasar berdasarkan kualitas penerapan manajemen risiko terdiri dari analisis tata kelola risiko bank memiliki predikat fair, analisis kerangka manajemen risiko berpredikat fair, analisis proses manajemen risiko, sistem informasi dan sumber daya manusia, bank memiliki predikat fair, dan sistem pengendalian risiko berpredikat fair. Tata kelola risiko terdiri dari strategi manajemen risiko yang berpredikat fair dan kecukupan pengawasan aktif oleh Dewan Komisaris dan Direksi berpredikat Satisfactory. Hal ini disebabkan oleh strategi manajemen risiko yang cukup memadai dan adanya pengawasan aktif oleh Dewan Komisaris dan Direksi yang cukup memadai. Hasil analisis kerangka manajemen risiko, bank memiliki predikat fair, hal ini disebabkan oleh adanya cukup memadainya strategi manajemen risiko pasar, cukup memadainya kebijakan, prosedur dan penetapan limit. Analisis proses manajemen risiko, sistem informasi dan sumber daya manusia, bank berpredikat fair, hal ini disebabkan oleh belum optimalnya dilakukan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian risiko, cukup memadainya sistem informasi manajemen risiko pasar, kuantitas, dan kualitas sumber daya manusia dalam mendukung efektivitas proses manajemen risiko. Analisis sistem pengendalian risiko bank memiliki predikat fair. Hasil analisis sistem pengendalian risiko yang terdiri dari kecukupan sistem pengendalian intern dan kecukupan kaji ulang oleh pihak independen, bank
PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI MANAJEMEN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR
TESIS STUDI PERBANDINGAN RENTABILITAS BANK SEBELUM DENGAN SETELAH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO SESUAI PBI NOMOR 11/25/PBI/2009 PADA PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH BALI ADI SUSTIKA PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI
Lebih terperinciSTUDI PERBANDINGAN RENTABILITAS BANK SEBELUM DENGAN SETELAH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO
STUDI PERBANDINGAN RENTABILITAS BANK SEBELUM DENGAN SETELAH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO Adi Sustika Fakultas Ekonomi, Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia e-mail: sustika.adis@gmail.com / telp: +62
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. prima kepada masyarakat di sektor keuangan. Undang-undang Nomor 10 Tahun
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank sebagai lembaga yang mendapat kepercayaan untuk mengelola dana masyarakat, harus memiliki kondisi yang sehat sehingga mampu menjalankan tugas sebagai pengelola
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Based Bank Rating). Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia (PBI) nomor
11 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tingkat Kesehatan Bank Bank diwajibkan melakukan penilaian tingkat kesehatan bank umum secara individual dan konsolidasi dengan menggunakan pendekatan risiko (Risk- Based Bank
Lebih terperinciTESIS ANALISIS OVERREACTION PASAR PADA SAHAM WINNER DAN LOSER DI BURSA EFEK INDONESIA
TESIS ANALISIS OVERREACTION PASAR PADA SAHAM WINNER DAN LOSER DI BURSA EFEK INDONESIA I GEDE SURYA PRATAMA NIM : 1390662029 PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI MANAJEMEN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA
Lebih terperinciTAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No.5626 KEUANGAN. OJK. Manajemen. Resiko. Terintegerasi. Konglomerasi. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 348) PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank Menurut Undang-undang Pokok Perbankan Nomor 14 tahun 1967, bank didefinisikan sebagai Lembaga Keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas
Lebih terperinci- 1 - TENTANG PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM
- 1 - Yth. Direksi Bank Umum Konvensional di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 14 /SEOJK.03/2017 TENTANG PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM Sehubungan dengan berlakunya Peraturan
Lebih terperinciSTUDI KOMPARATIF KINERJA PORTOFOLIO SAHAM SMALL MEDIUM ENTERPRISE (SME) DI PASAR MODAL INDONESIA, CHINA, DAN INDIA
STUDI KOMPARATIF KINERJA PORTOFOLIO SAHAM SMALL MEDIUM ENTERPRISE (SME) DI PASAR MODAL INDONESIA, CHINA, DAN INDIA Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister Pada Program Magister, Program Studi Manajemen Program
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix I. PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 4 1.3 Tujuan Penelitian...
Lebih terperinciNo.13/ 24 /DPNP Jakarta, 25 Oktober Kepada SEMUA BANK UMUM KONVENSIONAL DI INDONESIA. Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum
No.13/ 24 /DPNP Jakarta, 25 Oktober 2011 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM KONVENSIONAL DI INDONESIA Perihal : Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Sehubungan dengan berlakunya Peraturan Bank
Lebih terperinciTAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I No.5861 KEUANGAN OJK. Bank. Manajemen Risiko. Penerapan. Pencabutan. (Penjelasan atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 53) PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS
Lebih terperinciNo.6/ 23 /DPNP Jakarta, 31 Mei S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA SECARA KONVENSIONAL DI INDONESIA
No.6/ 23 /DPNP Jakarta, 31 Mei 2004 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA SECARA KONVENSIONAL DI INDONESIA Perihal: Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum.
Lebih terperinciMANAJEMEN RISIKO. 1. Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi;
MANAJEMEN RISIKO Penerapan Manajemen Risiko yang dilaksanakan oleh Bank Bumi Arta berpedoman pada Peraturan Bank Indonesia No. 11/25/PBI/2009 tanggal 1 Juli 2009 tentang Perubahan Atas Peraturan Bank Indonesia
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.53, 2016 KEUANGAN OJK. Bank. Manajemen Risiko. Penerapan. Pencabutan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5861). PERATURAN OTORITAS
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Bank Pengertian bank menurut PSAK No. 31 adalah: Suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki kelebihan
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 13/23/PBI/2011 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH
PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 13/23/PBI/2011 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH UMUM Kegiatan usaha Bank senantiasa dihadapkan pada risiko-risiko
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Bank
5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Bank Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari
Lebih terperinciPENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA, RISIKO PASAR, DEBT TO EQUITY RATIO
TESIS PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA, RISIKO PASAR, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN PRICE EARNING RATIO TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN PROPERTI AND REAL ESTATE DI BURSA EFEK INDONESIA PUTU AYU RUSMALA DEWI
Lebih terperinciPERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/10/PBI/2004 TENTANG SISTEM PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,
PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/10/PBI/2004 TENTANG SISTEM PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kesehatan suatu bank merupakan kepentingan semua pihak yang
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA Institusi Perbankan
5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Institusi Perbankan Menurut Undang-Undang No. 10 tahun 1998 tentang Perbankan, pengertian bank diatur dalam Pasal 1 ayat 2. Bank adalah suatu badan usaha yang menghimpun dana
Lebih terperinci2016, No Indonesia ke Otoritas Jasa Keuangan; g. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf f, perlu
No.298, 2016 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN OJK. Syariah. Unit Usaha. Bank Umum. Manajemen Risiko. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5988) PERATURAN OTORITAS
Lebih terperinciRANCANGAN POJK TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH
RANCANGAN POJK TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR XX/POJK.03/2018 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PEMBIAYAAN
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/8/PBI/2003 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM
PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/8/PBI/2003 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM UMUM Kegiatan usaha Bank senantiasa dihadapkan pada risiko-risiko yang berkaitan erat dengan
Lebih terperinciNo.12/ 27 /DPNP Jakarta, 25 Oktober 2010 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM KONVENSIONAL DI INDONESIA. Perihal : Rencana Bisnis Bank Umum
No.12/ 27 /DPNP Jakarta, 25 Oktober 2010 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM KONVENSIONAL DI INDONESIA Perihal : Rencana Bisnis Bank Umum Sehubungan dengan diterbitkannya Peraturan Bank Indonesia
Lebih terperinciSURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 14 /SEOJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN
Yth. 1. Direksi Bank; 2. Direksi Perusahaan Asuransi dan Reasuransi; 3. Direksi Perusahaan Efek; dan 4. Direksi Perusahaan Pembiayaan; di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 14 /SEOJK.03/2015
Lebih terperinciUCAPAN TERIMA KASIH. Denpasar, Penulis
UCAPAN TERIMA KASIH Pertama-tama puji syukur dipanjatkan kehadapan Ida Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya atas asung wara nugraha- Nya/karunia-Nya, tesis ini dapat diselesaikan. Pada kesempatan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Peran Bank
5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian dan Peran Bank Bank secara sederhana dapat diartikan sebagai lembaga keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut ke masyarakat,
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bank 2.1.1 Pengertian Bank Dictionary of Banking and financial service by Jerry Rosenberg dalam Taswan (2010) menyatakan bahwa yang dimaksud bank adalah lembaga yang menerima simpanan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian yang menjadi pendukung dalam melakukan penelitian ulang terhadap kinerja keuangan bank dengan menggunakan metode RGEC diantaranya
Lebih terperinciPERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/ 1 /PBI/2011 TENTANG PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/ 1 /PBI/2011 TENTANG PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kesehatan bank merupakan sarana
Lebih terperinci- 1 - TENTANG PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM
- 1 - Yth. Direksi Bank Umum Konvensional di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 14 /SEOJK.03/2017 TENTANG PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM Sehubungan dengan berlakunya Peraturan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,
PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 11/ 25 /PBI/2009 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 5/8/PBI/2003 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Nama Bank Total Asset (triliun) Latar Belakang Permasalahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Daftar nama bank yang termasuk dalam objek penelitian ini adalah 10 bank berdasarkan total aset terbesar di tahun 2012 dapat dilihat pada tabel 1.1.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perbankan 2.1.1 Kinerja Perbankan Kinerja perusahaan dapat dinilai melalui berbagai macam variabel atau indikator, antara lain melalui laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan.
Lebih terperinciDETERMINASI KEPUTUSAN HEDGING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA
TESIS DETERMINASI KEPUTUSAN HEDGING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA IDA AYU PUTU MEGAWATI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2016 TESIS DETERMINASI KEPUTUSAN HEDGING PADA
Lebih terperinciTENTANG RENCANA BISNIS BANK UMUM
Yth. Direksi Bank Umum Konvensional di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 25 /SEOJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK UMUM Sehubungan dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor
Lebih terperinciANALISIS TINGKAT KESEHATAN PT. BANK AGRONIAGA (TBK) DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMELS
ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PT. BANK AGRONIAGA (TBK) DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMELS Farhani Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma, Depok ABSTRAK Sektor perbankan mempunyai peranan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Analisis. tingkat kesehatan
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu No. Peneliti (Tahun) 1. Heidy, Zainul, Nila (2014) 2. Fajri Hakim (2013) 3. Jayanti Mandasari (2015) 4. Yessi, Rahayu, Tema Alat Analisis Hasil Penelitian
Lebih terperinciPENERAPAN MANAJEMEN RISIKO
Profil Singkat BCA Laporan kepada Pemegang Saham Analisa dan Pembahasan Manajemen 8,60% sudah sesuai dengan ketentuan BI mengenai GWM Valuta Asing. dalam batas yang diperkenankan ketentuan BI maksimal
Lebih terperinciPENGARUH LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN AKTIVITAS TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MIRA-MAR BLOCK DILI TIMOR LESTE
TESIS PENGARUH LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN AKTIVITAS TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MIRA-MAR BLOCK DILI TIMOR LESTE ALEXANDRE DE JESUS LAY NIM : 1390661052 PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI MANAJEMEN
Lebih terperinciANALISIS KINERJA KEUANGAN DAN KESEHATAN BANK. Muniya Alteza
ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAN KESEHATAN BANK Muniya Alteza Laporan Keuangan Bank Tujuan pembuatan laporan keuangan bank: 1. Memberikan informasi keuangan tentang jumlah aktiva da jenis aktiva yang dimiliki
Lebih terperinciNo. 14/ 35 /DPNP Jakarta, 10 Desember 2012 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM KONVENSIONAL DI INDONESIA
No. 14/ 35 /DPNP Jakarta, 10 Desember 2012 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM KONVENSIONAL DI INDONESIA Perihal : Laporan Tahunan Bank Umum dan Laporan Tahunan Tertentu yang Disampaikan kepada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perbankan sebagai bagian dari perekonomian, memiliki peranan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perbankan sebagai bagian dari perekonomian, memiliki peranan penting dalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi di suatu negara. Bank merupakan lembaga intermediasi
Lebih terperinciTESIS STUDI KELAYAKAN INVESTASI PENGADAAN PERALATAN PT PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO) DI MAKASSAR
TESIS STUDI KELAYAKAN INVESTASI PENGADAAN PERALATAN PT PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO) DI MAKASSAR FRINS APUL SIMARMATA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015 TESIS STUDI KELAYAKAN INVESTASI
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4 /POJK.03/2016 TENTANG PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4 /POJK.03/2016 TENTANG PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bagi masyarakat yang hidup di negara negara maju, seperti negara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bagi masyarakat yang hidup di negara negara maju, seperti negara negara di Eropa, Amerika dan Jepang mendengar kata bank sudah tidak asing lagi. Bank sudah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terbukti dengan banyaknya pendirian bank-bank. Baik itu bank milik pemerintah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perbankan merupakan sebuah industri yang bergerak di bidang keuangan yang memiliki peran penting bagi kemajuan perekonomian suatu negara. Pada era globalisasi
Lebih terperinciANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMELS DAN RGEC PADA PT. BANK XXX PERIODE
ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMELS DAN RGEC PADA PT. BANK XXX PERIODE 2008-2011 Angrawit Kusumawardani Fakultas Ekonomi,Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi tidak dapat dilepaskan dari sektor perbankan. Dunia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi tidak dapat dilepaskan dari sektor perbankan. Dunia perbankan memegang peranan penting dalam pertumbuhan stabilitas ekonomi. Hal ini dapat dilihat
Lebih terperinciNo.9/24/DPbS Jakarta, 30 Oktober Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH DI INDONESIA
No.9/24/DPbS Jakarta, 30 Oktober 2007 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH DI INDONESIA Perihal : Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan strategis dalam kegiatan perekonomian. Sarana tersebut dimiliki oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas hidup adalah dengan cara meningkatkan pendapatan melalui kegiatan perekonomian. Peningkatan ini membutuhkan suatu sarana
Lebih terperinciS U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA. Rencana Bisnis Bank Umum.
No.6/44/DPNP Jakarta, 22 Oktober 2004 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA Perihal: Rencana Bisnis Bank Umum. Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/25/PBI/2004 tanggal 22
Lebih terperinciPeraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 8/POJK.03/2014 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah
Ringkasan Eksekutif Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 8/POJK.03/2014 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah 1. Latar belakang penerbitan POJK ini adalah
Lebih terperinci7. Memastikan sistem pengendalian internal telah diterapkan sesuai ketentuan.
7. Memastikan sistem pengendalian internal telah diterapkan sesuai ketentuan. 8. Memantau kepatuhan BCA dengan prinsip pengelolaan bank yang sehat sesuai dengan ketentuan yang berlaku melalui unit kerja
Lebih terperinciANALISIS TINGKAT KESEHATAN PERBANKAN BERDASARKAN METODE CAMELS
ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PERBANKAN BERDASARKAN METODE CAMELS MUNGNIYATI STIE TRISAKTI mungniyati@stietrisakti.ac.id PENDAHULUAN K esehatan merupakan aspek yang sangat penting dalam berbagai bidang kehidupan.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS A. Kerangka Teoritis 1. Agency Theory Dalam penelitian ini, teori yang digunakan adalah teori agensi. Jensen and Meckling (1976) menjelaskan hubungan
Lebih terperincia. Penilaian Faktor Profil Risiko
Yth. 1. Bank Umum Syariah; dan 2. Bank Umum Konvensional yang memiliki Unit Usaha Syariah di tempat SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 10/SEOJK.03/2014 TENTANG PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 8/POJK.03/2014 TENTANG PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH
OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 8/POJK.03/2014 TENTANG PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciPERATURAN BANK INDONESIA NOMOR:9/1/PBI/2007 TENTANG SISTEM PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH GUBERNUR BANK INDONESIA,
PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR:9/1/PBI/2007 TENTANG SISTEM PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kesehatan suatu bank berdasarkan
Lebih terperinci2 d. bahwa untuk mengelola eksposur risiko sebagaimana dimaksud dalam huruf a, konglomerasi keuangan perlu menerapkan manajemen risiko secara terinteg
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.348, 2014 KEUANGAN. OJK. Manajemen. Resiko. Terintegerasi. Konglomerasi. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5626) PERATURAN OTORITAS
Lebih terperinciPENGARUH RISIKO KREDIT DAN RISIKO NILAI TUKAR TERHADAP PROFITABILITAS DAN RETURN SAHAM PERBANKAN DI BURSA EFEK INDONESIA
TESIS PENGARUH RISIKO KREDIT DAN RISIKO NILAI TUKAR TERHADAP PROFITABILITAS DAN RETURN SAHAM PERBANKAN DI BURSA EFEK INDONESIA ALVITA CHATARINE PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2016 TESIS
Lebih terperinciANALISIS KINERJA KEUANGAN DAN KESEHATAN BANK
ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAN KESEHATAN BANK Laporan Keuangan Bank Tujuan pembuatan laporan keuangan bank: 1. Memberikan informasi keuangan tentang jumlah aktiva da jenis aktiva yang dimiliki 2. Memberikan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Tingkat Kesehatan Bank Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004, tingkat kesehatan bank adalah hasil penilaian kualitatif
Lebih terperinciRingkasan Kebijakan Manajemen Risiko PT Bank CIMB Niaga Tbk
Ringkasan Kebijakan Manajemen Risiko PT Bank CIMB Niaga Tbk Kebijakan ini berlaku sejak mendapatkan persetujuan dari Dewan Komisaris pada bulan Mei 2018. Manajemen risiko merupakan suatu bagian yang esensial
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadi perkembangan yang sangat pesat dari tahun-tahun sebelumnya. Hal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi perbankan di Indonesia saat ini memang sangat baik, dimana terjadi perkembangan yang sangat pesat dari tahun-tahun sebelumnya. Hal tersebut terlihat dari berkurangnya
Lebih terperinciKEBIJAKAN DAN KERANGKA MANAJEMEN RISIKO
Kebijakan KEBIJAKAN DAN KERANGKA MANAJEMEN RISIKO Dalam menjalankan fungsi, Bank membentuk tata kelola manajemen risiko yang sehat, Satuan Kerja yang Independen, merumuskan tingkat risiko yang akan diambil
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. berpengaruh pada seluruh aspek di dalamnya. Dapat dikatakan bahwa
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Bank Dalam suatu negara, peranan bank sangat mempengaruhi keadaan di dalam negara tersebut, khususnya dalam segi perekonomian yang dapat berpengaruh pada
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. keuangan yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap laporan keuangan.
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Perlakuan Akuntansi Perlakuan akuntansi adalah standar yang melandasi pencatatan suatu transaksi yang meliputi pengakuan, pengukuran atau penilaian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah dalam hal penentuan harga, baik harga jual maupun harga beli. Bank
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan lembaga keuangan yang memiliki fungsi menghimpun dana dan menyalurkan kembali dana tersebut pada masyarakat serta memberikan jasa-jasa lainnya.
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 17/POJK.03/2014 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN
SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 17/POJK.03/2014 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Profitabilitas Tujuan utama sebuah perusahaan merupakan menghasilkan laba yang maksimum, sehingga sangat penting untuk perusahaan menghitung besarnya laba
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. beberapa pengertian ataupun definisi bank, yaitu: 1. Joseph Sinkey, bank adalah departement store of finance yang
10 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 BANK 2.1.1 Pengertian Bank Pengertian bank sering disamakan dengan pengertian perbankan. Padahal dua hal yang sangat berbeda. Bank hanya mencakup aspek kelembagaan. Ada beberapa
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. ringkasan dari suatu proses pencatatan, dari transaksi-transaksi yang terjadi
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Laporan Keuangan Menurut Baridwan (2002: 17), laporan keuangan didefinisikan sebagai ringkasan dari suatu proses pencatatan, dari
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT
- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciPENGARUH NILAI TUKAR RIIL DAN TINGKAT SUKU BUNGA RIIL TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DI BURSA EFEK INDONESIA
TESIS PENGARUH NILAI TUKAR RIIL DAN TINGKAT SUKU BUNGA RIIL TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DI BURSA EFEK INDONESIA IDA SRI DHARMA DEWI NIM : 04.90.662.057 PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI MANAJEMEN
Lebih terperinciLAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 14 /SEOJK.03/2017 TENTANG PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM
1 LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 14 /SEOJK.03/2017 TENTANG PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM - 1 - MATRIKS PARAMETER ATAU INDIKATOR PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK LAMPIRAN I.1
Lebih terperinciKEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO
KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO Seiring dengan pertumbuhan bisnis, Direksi secara berkala telah melakukan penyempurnaan atas kebijakan, infrastruktur dan kualitas sumber daya manusia secara periodik dengan
Lebih terperinciKESEHATAN DAN RAHASIA BANK
KESEHATAN DAN RAHASIA BANK Kesehatan Bank Yaitu kemampuan suatu bank untuk melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua kewajibannya dengan baik dengan cara-cara yang
Lebih terperinciTENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM
Yth. Direksi Bank Umum Konvensional di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 34 /SEOJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM Sehubungan dengan berlakunya Peraturan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang RI Nomor 21 Tahun 2008 Bank adalah badan usaha
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan perekonomian di dunia saat ini tidak terlepas dari dunia perbankan. Hampir seluruh aktivitas perekonomian memanfaatkan perbankan sebagai lembaga keuangan
Lebih terperinciSTUDI SEASONED EQUITY OFFERINGS PADA PERUSAHAAN PERUSAHAAN DI BURSA EFEK INDONESIA
TESIS STUDI SEASONED EQUITY OFFERINGS PADA PERUSAHAAN PERUSAHAAN DI BURSA EFEK INDONESIA Ade Kusuma Dewi NIM : 1390662017 PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI MANAJEMEN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA
Lebih terperinciBank Danamon Laporan Tahunan Manajemen Risiko & Tata Kelola Perusahaan
54 Manajemen Risiko & Tata Kelola Perusahaan 55 Laporan Tahunan 2006 Bank Danamon Manajemen Risiko Risk architecture Bank Danamon telah terbukti efektif dalam masa-masa yang penuh tantangan. Pendahuluan
Lebih terperinciPERATURAN BANK INDONESIA NOMOR:9/17/PBI/2007 TENTANG SISTEM PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH
PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR:9/17/PBI/2007 TENTANG SISTEM PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang:
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Pengertian Bank UU Pokok Perbankan menjelaskan definisi bank sebagai berikut: Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan
Lebih terperinciPERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 18/POJK.03/2016 TAHUN 2016 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 18/POJK.03/2016 TAHUN 2016 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN, Menimbang:
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. dan evaluatif, yaitu dengan menganalisis penilaian sendiri (self assessment)
31 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus dengan metode deskriptif dan evaluatif, yaitu dengan menganalisis penilaian sendiri (self assessment) atas
Lebih terperinciBAB X PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK (CAMELS)
BAB X PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK (CAMELS) A. Capital (Permodalan) Penilaian pertama adalah aspek permodalan, dimana aspek ini menilai permodalan ang dimiliki bank yang didasarkan pada: 1. Kewajiban
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sistematik yang bisa menggoyah stabilitas sistem keuangan. Kegagalan suatu bank
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor perbankan merupakan sektor yang paling rentan terkena risiko sistematik yang bisa menggoyah stabilitas sistem keuangan. Kegagalan suatu bank yang bersifat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. faktor RGEC (Risk profile, Good Corporate Governance, Earnigs, Capital).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Penilaian kesehatan bank terbaru menggunakan analisis terhadap faktor RGEC (Risk profile, Good Corporate Governance, Earnigs, Capital). Hal yang perlu dipahami dalam
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis Tinjauan teoritis ini sangat diperlukan untuk mendukung permasalahan yang diungkapkan dalam ulasan penelitian. Studi kepustakaan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memajukan perekonomian. Kemajuan perekonomian nasional dapat dilihat dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sektor perbankan merupakan sektor yang paling utama dalam berperan memajukan perekonomian. Kemajuan perekonomian nasional dapat dilihat dari terlaksananya
Lebih terperinciMANAJEMEN RISIKO TENTANG ANALISIS MANAJEMEN BANK CENTURY (PROFIL RISK, GCG, RENTABILITAS DAN CAPITAL)
MANAJEMEN RISIKO TENTANG ANALISIS MANAJEMEN BANK CENTURY (PROFIL RISK, GCG, RENTABILITAS DAN CAPITAL) Nama Kelompok: 1. Leni Rusilawati (20120730002) 2. Nini Karlina (20120730004) 3. Hanifah (20120730005)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perbankan merupakan segala sesuatu yang menyangkut bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Dalam
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 65 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH
OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 65 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. besar atau paling tidak sama dengan return (imbalan) yang dikehendaki
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal didefinisikan sebagai tempat terjadinya transaksi jual beli berbagai instrumen atau sekuritas jangka panjang (Gunawan, 2012). Kehadiran pasar modal ini merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dianggap sebagai penggerak perekonomian dalam suatu negara. Menurut Undang-
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan perekonomian di Indonesia, perbankan menjadi salah satu sektor yang memegang peranan penting di dalamnya. Bank dianggap sebagai
Lebih terperinci: Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Dengan Metode RGEC Pada PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk. : I Made Paramartha NIM :
Judul Nama : Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Dengan Metode RGEC Pada PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk. : I Made Paramartha NIM : 1306205090 Abstrak Tingkat kepercayaan masyarakat merupakan hal yang mutlak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan mata rantai yang penting dalam melakukan bisnis karena. melaksanakan fungsi produksi, oleh karena itu agar
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perbankan merupakan tulang punggung dalam membangun sistem perekonomian dan keuangan Indonesia karena dapat berfungsi sebagai intermediary institution yaitu
Lebih terperinciTENTANG KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM SESUAI PROFIL RISIKO DAN PEMENUHAN CAPITAL EQUIVALENCY MAINTAINED ASSETS
Yth. Direksi Bank Umum Konvensional di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 26 /SEOJK.03/2016 TENTANG KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM SESUAI PROFIL RISIKO DAN PEMENUHAN CAPITAL
Lebih terperinci