ANALISIS MORFOMETRIK IKAN NILA ( Oreochromis niloticus L.) DI KELURAHAN SAYANG-SAYANG KOTA MATARAM SEBAGAI BAHAN AJAR MATA KULIAH TAKSONOMI HEWAN II

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS MORFOMETRIK IKAN NILA ( Oreochromis niloticus L.) DI KELURAHAN SAYANG-SAYANG KOTA MATARAM SEBAGAI BAHAN AJAR MATA KULIAH TAKSONOMI HEWAN II"

Transkripsi

1 ANALISIS MORFOMETRIK IKAN NILA ( Oreochromis niloticus L.) DI KELURAHAN SAYANG-SAYANG KOTA MATARAM SEBAGAI BAHAN AJAR MATA KULIAH TAKSONOMI HEWAN II Ari Burhani, I Wayan Karmana, dan Nofisulastri Pendidikan Biologi, FPMIPA IKIP Mataram ari_soulofislam@yahoo.co.id Abstract: This study is aimed at analyzing the Morph-metric character of Oreochromis niloticus L. As the subject matter in Animal Taxonomy II Lecturer. The study was belongs to descriptive explorative design, in which the sample were 4 (four) Oreochromis niloticus L. For every three varieties where found in Sayang-Sayang Mataram. The measurement of Oreochromis niloticus L. Morph-metric consisted of 15 characters. The result of the reseach were analyze through statistical descriptive namely; average and deviation standard. Based on the research, it found out that there are three different varieties of Oreochromis niloticus L. Such as; red, GIFT and BEST. The red one has white and reddish color of the body with the average morph-metric character is the longest of all varieties, where the long for each morphmetric character is PT:22,8 cm, PS:16,7 cm, PM:1,8 cm, PK:5,2 cm, PDSD:10,8 cm, PSP:4,8 cm, PDSPe:1,5 cm, PDSA:2,9 cm, PBE:2 cm, TBE:2,6 cm, PSEBB:3,3 cm, PSEBA:4,2 cm, TB:7,3 cm and TK:4,6 cm. The GIFT variety has white and blackish in body colour and its long for each morph-metric character is PT:19,4 cm PS:15,5 cm, PM:1,6 cm, PK:4,9 cm, PDSD:8,9 cm, PSP:5,1 cm, PDSPe:1,1 cm, PDSA:3 cm, PBE:1,9 cm, TBE:2,5 cm, PSEBB:3,2 cm, PSEBA:3,6 cm, TB:7,4 cm and TK:4,5 cm. Finally, the BEST of Oreochromis niloticus L. It has blackish in body color and its long for each morph-metric character is PT:20,1 cm, PS:16,2 cm, PM:1,5 cm, PK:5,1 cm, PDSD:9,7 cm, PSP:5,4 cm, PDSPe:1 cm, PDSA:3,2 cm, PBE:1,8 cm, TBE:2,3 cm, PSEBB:3,5 cm, PSEBA:3,7 cm, TB:7,4 cm and TK:4,3 cm. All of the three varieties have the same eye diameter that is 0,9 cm. Abstrak: Ikan nila merupakan ikan hasil introduksi dari Taiwan ke Bogor dengan ciri-ciri tubuh memanjang dan ramping dengan sisik dan mata yang berukuran besar. Masalah didalam dunia pendidikan khususnya pada studi hewan vertebrata adalah belum adanya standarisasi ukuran morfometrik khususnya pada ikan nila. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakter morfometrik ikan nila (Oreochromis niloticus L.) yang dijadikan sebagai bahan ajar mata kuliah Taksonomi Hewan II. Jenis penelitian ini adalah deskriptif eksploratif, dengan sampel yang diambil sebanyak 4 ekor ikan untuk masing-masing 3 varietas ikan nila yang ditemukan di Kelurahan Sayang-Sayang Kota Mataram. Pengukuran morfometrik ikan nila sebanyak 15 macam karakter. Hasil penelitian dianalisis menggunakan analisis statistik deskriptif yaitu rataan dan standar deviasi. Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan 3 (tiga) varietas ikan nila yang berbeda yaitu nila merah (red), nila GIFT dan nila BEST. Nila merah (red) memiliki ciri-ciri tubuh berwarna putih kemerahan dengan karakter morfometrik ratarata terpanjang dibandingkan dengan varietas yang lain dengan panjang setiap karakter morfometriknya adalah PT:22,8 cm, PS:16,7 cm, PM:1,8 cm, PK:5,2 cm, PDSD:10,8 cm, PSP:4,8 cm, PDSPe:1,5 cm, PDSA:2,9 cm, PBE:2 cm, TBE:2,6 cm, PSEBB:3,3 cm, PSEBA:4,2 cm, TB:7,3 cm dan TK:4,6 cm. Nila GIFT memiliki ciri-ciri tubuh berwarna putih kehitaman dengan panjang setiap karakter morfometriknya adalah PT:19,4 cm PS:15,5 cm, PM:1,6 cm, PK:4,9 cm, PDSD:8,9 cm, PSP:5,1 cm, PDSPe:1,1 cm, PDSA:3 cm, PBE:1,9 cm, TBE:2,5 cm, PSEBB:3,2 cm, PSEBA:3,6 cm, TB:7,4 cm dan TK:4,5 cm. Nila BEST memiliki ciri-ciri tubuh berwarna kehitaman yang memiliki panjang setiap karakter morfometrik adalah PT:20,1 cm, PS:16,2 cm, PM:1,5 cm, PK:5,1 cm, PDSD:9,7 cm, PSP:5,4

2 cm, PDSPe:1 cm, PDSA:3,2 cm, PBE:1,8 cm, TBE:2,3 cm, PSEBB:3,5 cm, PSEBA:3,7 cm, TB:7,4 cm dan TK:4,3 cm. Ketiga varietas tersebut memiliki panjang diameter mata (DM) yang sama yaitu 0,9 cm. Kata kunci : Ikan Nila (Oreochromis niloticus), Morfometrik, Bahan Ajar. Latar Belakang Indonesia merupakan sebuah negara yang kaya akan komoditas sumberdaya perikanan. Negara Indonesia yang dikenal dengan negara kepulauan menyebabkan setiap wilayah yang ada di Indonesia tidak lepas dari perairan pantai, hal tersebut menjadi salah satu keuntungan bagi masyarakat yang ada di Indonesia terutama masyarakat yang bermukim di pesisir pantai, karena telah menjadi salah satu mata pencaharian yang potensi bagi masyarakat Indonesia terutama bagi masyarakat provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Kebutuhan akan ikan sebagai sumber protein hewani terus meningkat, sehingga pengembangannya kearah pada budidaya air tawar yang pengelolaannya lebih mudah terkontrol. Kemudahan yang diperoleh pada budidaya air tawar antara lain: penyediaan benih, pemeliharaan dan pemanenan. Masyarakat sudah banyak yang membudidayakan ikan, terutama masyarakat yang bermukim di pesisir pantai, bahkan masyarakat yang bermukim di tengah-tengah kota juga membudi-dayakan berbagai jenis ikan. Jenis ikan yang dibudidayakan tersebut antara lain ikan nila, karper, lele dan lainnya. Ikan nila dipilih menjadi salah satu ikan budidaya karena ikan nila memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi, hal ini sesuai dengan tingginya angka permintaan masyarakat khususnya masyarakat yang ada di wilayah Kota Mataram. Selama ini, masalah yang ditemukan dalam dunia pendidikan, khususnya pada studi hewan vertebrata adalah belum adanya pedoman khusus terkait ukuran morfometrik khususnya ikan nila di wilayah kota Mataram yang diperlukan sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar dan kegiatan praktikum. Lebih khusus pada kegiatan praktikum, karena pada kegiatan praktikum, dilakukan pengukuran karakter morfometrik yang diharapkan dapat bermanfaat untuk melatih mahasiswa agar berkreativitas dan menggali pengetahuannya secara mandiri. Kajian Literatur Menurut Kordi (2009), tubuh ikan nila berwarna putih kehitaman, makin ke perut makin terang. Mempunyai garis vertikal 9-11 buah berwarna hijau kebiruan. Pada sirip ekor terdapat 6-12 garis melintang yang ujungnya berwarna kemerah-merahan, sedangkan punggungnya terdapat garis-garis miring. Saat ini, setelah berhasil dilakukan kawin silang antara spesies dalam genus Oreochromis ataupun upaya memanipulasi warna nila, maka dikenal beberapa varietas nila, seperti nila merah (nirah), mujair merah (mujarah), nila hitam, nila wild, nila GIFT dan sebagainya. Menurut Affandi dkk., dalam Widiyanto (1992), Morfometrik adalah ciri-ciri yang berkaitan dengan ukuran tubuh atau bagian tubuh ikan misalnya panjang total, panjang baku, panjang cagak dan sebagainya. Menurut Vitri dkk., dalam Hubbs dan Lagler (2012), karakter morfometrik yang diukur adalah ukuran bagian-bagian tertentu dari tubuh ikan seperti panjang total (PT), panjang standar (PS), diameter mata (DM), panjang moncong (PM), panjang kepala (PK), panjang dasar sirip dorsal (PDSD), panjang sirip pektoral (PSP), panjang dasar sirip pelvik

3 (PDSPe), panjang dasar sirip anal (PDSA), panjang batang ekor (PBE), tinggi batang ekor (TBE), panjang sirip ekor bagian bawah (PSEBB), panjang sirip ekor bagian atas (PSEBA), tinggi badan (TB), tinggi kepala (TK), yang diukur menggunakan jangka sorong dan penggaris dengan ketelitian 1 mm. Metode Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif eksploratif. Metode penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha mengungkap fakta suatu kejadian, objek, aktivitas, proses secara apa adanya pada waktu sekarang atau jangka waktu yang masih memungkinkan dalam ingatan responden (Prastowo, 2011). Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan deskriptif secara kualitatif dan kuantitatif karena data yang dikumpulkan berupa kajian tentang warna (kualitatif) dan angka-angka (kuantitatif) terkait karakter morfometrik ikan nila (Oreochromis niloticus L.). Penelitian ini dilakukan dengan mengambil sampel ikan nila dengan menggunakan jala pada 3 lokasi yang telah ditentukan berdasarkan 3 variteas yang ditemukan. Setiap varietas ikan nila, diambil sampel sebanyak 4 ekor. Sampel ikan nila yang telah diambil kemudian dilakukan pengukuran karakter morfometriknya. Data-data yang telah didapatkan kemudian dihitung menggunakan teknik analisis data. Hasil analisis data kemudian dideskripsikan dalam bentuk pembahasan, hasil akhir disusun dalam bentuk handout. Menurut Subana dkk., (2000), Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang dapat terdiri dari manusia, benda, hewan,tumbuhan, gejala, nilai tes atau peristiwa sebagai sumber data mewakili karakteristik tertentu dalam suatu penelitian. Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah 3 varietas ikan nila (Oreochromis niloticus L.) yang ada di Kelurahan Sayang-Sayang Kota Mataram. Sampel adalah sebagian dari anggota populasi yang diambil dengan menggunakan teknik tertentu yang disebut teknik sampling. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan nila yang diambil dengan teknik Purposive sampling, dimana ikan nila yang ada di dalam tambak budidaya diambil berdasarkan 3 varietas yang ada, kemudian setiap varietas diambil sampel sebanyak 4 ekor berdasarkan usia dan berat yang sama yaitu 4 bulan dengan berat kisaran antara gr. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik observasi yaitu suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan kegiatan pengamatan dan pencatatan langsung terhadap objek yang diamati dengan keterangan karakter morfometrik adalah sebagai berikut:

4 Keterangan : 1. PT = Panjang Total, diukur mulai dari bagian terdepan moncong mulut sampai ujung ekor atas 2. PS = Panjang Standar, diukur mulai dari bagian terdepan moncong mulut sampai ujung gurat sisi 3. DM = Diameter Mata, diukur mulai dari depan mata sampai belakang mata 4. PM = Panjang Moncong, diukur mulai dari bagian terdepan moncong mulut sampai ujung bagian depan mata 5. PK = Panjang Kepala, diukur mulai dari bagian terdepan moncong sampai bagian ujung celah insang belakang 6. PDSD = Panjang Dasar Sirip Dorsal, diukur mulai dari bagian pangkal depan sirip punggung sampai bagian pangkal belakang sirip punggung 7. PSP = Panjang Sirip Pektoral, diukur mulai dari bagian pangkal depan sirip dada sampai bagian pangkal belakang sirip dada 8. PDSPe = Panjang Dasar Sirip Pelvik, diukur mulai dari bagian pangkal depan sirip perut sampai bagian ujung bawah sirip perut 9. PDSA = Panjang Dasar Sirip Anal, diukur mulai dari bagian pangkal depan sirip anal sampai pangkal belakang sirip anal 10. PBE = Panjang Batang Ekor, diukur mulai dari pangkal belakang sirip anal sampai pangkal sirip ekor 11. TBE = Tinggi Batang Ekor, diukur mulai dari bagian dorsal hingga ventral pangkal ekor 12. PSEBB = Panjang Sirip Ekor Bagian Bawah, diukur mulai dari ujung sirip ekor bagian bawah sampai pangkal sirip ekor bagian bawah 13. PSEBA = Panjang Sirip Ekor Bagian Atas, diukur mulai dari ujung sirip ekor bagian atas sampai pangkal sirip ekor bagian atas 14. TB = Tinggi Badan, diukur mulai dari punggung sampai ujung perut 15. TK = Tinggi Kepala, diukur mulai dari bagian dorsal kepala sampai bagian ventral kepala Hasil Penelitian Berdasarkan penelitian yang dilakukan di 3 lokasi yang berbeda terkait warna dan berat ikan nila, selanjutnya dilakukan pengukuran terhadap 15 karakter morfometrik ikan nila, maka didapatkan data sebagai berikut: Tabel Hasil Pengamatan Morfologi Ikan Nila (Oreochromis niloticus L.) No. Warna Kesimpulan (Varietas) 1 Kemerahan Nila merah (RED) 2 Putih kehitaman Nila GIFT 3 Kehitaman Nila BEST Berdasarkan tabel hasil pengamatan morfologi di atas, maka diketahui bahwa dari 3 lokasi penelitian yang berbeda didapatkan 3 varietas ikan nila pula, yaitu ikan nila merah

5 (red), nila GIFT dan nila BEST. Kecuali di lokasi 3, hanya didapatkan varietas ikan nila merah (red) dan nila BEST. Nila merah (red) memiliki ciri-ciri warna tubuh kemerah-merahan atau kuning agak putih, tetapi warna tubuh didominansi oleh warna merah. Selanjutnya nila GIFT memiliki ciri-ciri warna tubuh putih kehitaman dengan proporsi warna yang seimbang, dan yang ketiga adalah nila BEST dengan ciri warna tubuh kehitaman bahkan terkadang memiliki warna yang hitam pekat. Selanjutnya, dilakukan pengukuran terkait karakter morfometrik untuk setiap varietas ikan nila, maka didapatkan data sebagai berikut: Tabel Data Hasil Pengamatan Karakteristik Morfometrik Ikan Nila (Oreochromis niloticus L.). Karakter Varietas ikan nila (Oreochromis niloticus L.) morfometrik Nila Red Nila GIFT Nila BEST 1. PT 22,8 cm ± 1,8 cm 19,4 cm ± 0,3 cm 20,1 cm ± 0,6 cm 2. PS 3. DM 4. PM 5. PK 6. PDSD 7. PSP 8. PDSPe 9. PDSA 10.PBE 11.TBE 12.PSEBB 13.PSEBA 14.TB 15.TK Pembahasan 16,7 cm ± 1 cm 0,9 cm ± 0,04 cm 1,8 cm ± 0,1 cm 5,2 cm ± 0,5 cm 10,8 cm ± 1,3 cm 4,8 cm ± 0,6 cm 1,5 cm ± 0,4 cm 2,9 cm ± 0,2 cm 2 cm ± 0,1 cm 2,6 cm ± 0,4 cm 3,3 cm ± 0,4 cm 4,2 cm ± 0,3 cm 7,3 cm ± 0,3 cm 4,6 cm ± 0,5 cm 15,5 cm ± 0,3 cm 0,9 cm ± 0,05 cm 1,6 cm ± 0,4 cm 4,9 cm ± 0,2 cm 8,9 cm ± 0,7 cm 5,1 cm ± 0,4 cm 1,1 cm ± 0,2 cm 3 cm ± 0,3 cm 1,9 cm ± 0,3 cm 2,5 cm ± 0,2 cm 3,2 cm ± 0,2 cm 3,6 cm ± 0,2 cm 7,4 cm ± 0,2 cm 4,5 cm ± 0,2 cm x dan Standar Deviasi 16,2 cm ± 0,5 cm 0,9 cm ± 0,07 cm 1,5 cm ± 0,2 cm 5,1 cm ± 0,4 cm 9,7 cm ± 0,3 cm 5,4 cm ± 0,3 cm 1 cm ± 0,1 cm 3,2 cm ± 0,3 cm 1,8 cm ± 0,1 cm 2,3 cm ± 0,2 cm 3,5 cm ± 0,3 cm 3,7 cm ± 0,4 cm 7,4 cm ± 0,3 cm 4,3 cm ± 0,2 cm Berdasarkan tabel hasil pengamatan karakter morfometrik yang diperoleh, maka terdapat perbedaan sebaran panjang untuk setiap karakter morfometrik maupun antar varietas ikan nila. 1. PT (Panjang Total), diukur mulai dari bagian terdepan moncong mulut sampai ujung ekor atas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa panjang rata-rata antar ketiga varietas yakni 22,8 cm untuk nila merah, 19, 4 cm untuk nila GIFT dan 20,1 cm untuk nila BEST. Perbedaan ini terkait dengan laju pertumbuhannya, dimana ikan nila merah

6 lebih cepat tumbuh dengan tubuh yang lebih panjang dari varietas ikan nila yang lain meski dalam batas usia yang sama. 2. PS (Panjang Standar), diukur mulai dari bagian terdepan mulut sampai ujung gurat sisi. Berdasarkan hasil penelitian, maka diperoleh panjang berturut-turut untuk nila merah, GIFT dan BEST adalah 16,7 cm, 15,5 cm dan 16,2 cm dengan panjang standar didominansi oleh nila merah karena laju pertumbuhannya yang lebih cepat dari yang lain. 3. DM (Diameter Mata), diukur mulai dari ujung mata sampai mata bagian belakang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga varietas ikan nila tersebut memiliki panjang rata-rata diameter mata yang sama yaitu 0,9 cm, hal ini disebabkan karena diameter mata hanya dipengaruhi oleh ukuran berat dan usia yang jauh berbeda, sehingga apabila dalam batas usia yang sama sekaligus berat rata-rata antara gr maka akan didapatkan diameter mata yang sama yakni 0,9 cm. 4. PM (Panjang Moncong), diukur mulai dari bagian terdepan moncong mulut sampai ujung bagian depan mata. Berdasarkan hasil penelitian, maka didapatkan sebaran panjang moncong untuk ikan nila merah memiliki rata-rata 1,8 cm, nila GIFT 1,6 cm dan nila BEST 1,5 cm. Hal ini menunjukkan bahwa antar varietas memiliki ukuran panjang moncong yang hampir sama. Nila merah memiliki moncong yang lebih panjang dibandingkan dengan varietas yang lain. 5. PK (Panjang Kepala), diukur mulai dari bagian depan moncong mulut sampai bagian ujung celah insang belakang. Berdasarkan pengukuran yang dilakukan terhadap ketiga varietas tersebut maka didapatkan panjang kepala yang hampir sama untuk nila merah dan nila BEST, yaitu 5,2 cm dan 5,1 cm dengan besaran simpangan yang sangat tipis, sementara untuk nila GIFT adalah 4,9 cm. 6. PDSD (Panjang Dasar Sirip Dorsal). Hasil penelitian untuk setiap varietas memiliki perbedaan panjang yang cukup fluktuatif. Untuk ikan nila merah memiliki panjang 10,8 cm, nila GIFT 8,9 cm dan nila BEST 9,7 cm. Panjang dasar sirip dorsal mengikuti panjang tubuh, sehingga apabila ikan memiliki tubuh yang panjang maka sirip dorsalnya pun akan panjang. 7. PSP (Panjang Sirip Pektoral), diukur mulai dari bagian pangkal depan sirip dada sampai bagian pangkal belakang sirip dada. Hasil penelitian menunjukkan bahwa panjang rata-rata untuk nila merah adalah 4,8 cm, nila GIFT 5,1 cm dan nila BEST 5,4 cm. Sampel yang diperoleh menunjukkan bahwa nila BEST memiliki sirip pektoral yang lebih panjang dari varietas nila merah dan GIFT, hal ini disebabkan karena proporsi tubuh ikan nila BEST yang lebih berat dan lebih lebar sehingga diperlukan sirip pektoral yang lebih panjang untuk menjaga keseimbangan tubuhnya. 8. PDSPe (Panjang Dasar Sirip Pelvik), diukur mulai dari bagian pangkal depan sirip perut sampai bagian ujung bawah sirip perut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari ketiga varietas, diketahui memiliki panjang dasar sirip pelvik yang hampir sama yaitu 1,1 cm untuk nila GIFT dan 1 cm untuk nila BEST, sementara nila merah sebesar 1,5 cm. 9. PDSA (Panjang Dasar Sirip Anal), diukur mulai dari bagian pangkal depan sirip anal sampai pangkal belakang sirip anal. Setelah dilakukan penelitian maka didapatkan panjang dasar sirip anal masing-masing varietas 2,9 cm untuk nila merah, 3 cm untuk nila GIFT dan 3,2 cm untuk nila BEST dengan simpangan untuk seluruh sampel yang

7 hampir sama yaitu 0,3 cm. Ini membuktikan bahwa ketiga varietas ikan tersebut memiliki panjang dasar sirip anal hampir yang sama. 10. PBE (Panjang Batang Ekor), diukur mulai dari pangkal belakang sirip anal sampai pangkal sirip ekor. Hasil penelitian terhadap panjang batang ekor menunjukkan bahwa antar setiap varietas memiliki panjang batang ekor yang hampir sama yaitu 2 cm untuk nila merah, 1,9 cm nila GIFT dan 1,8 cm untuk nila BEST. Hal ini menunjukkan bahwa panjang batang ekor tidak dipengaruhi oleh perbedaan ukuran berat yang sempit. 11. TBE (Tinggi Batang Ekor), diukur mulai dari bagian dorsal hingga ventral pangkal ekor. Berdasarkan hasil penelitian, untuk ketiga varietas ikan nila memiliki tinggi yang hampir sama, tetapi nila merah memiliki ukuran yang lebih tinggi yaitu 2,6 cm. Sementara untuk nila GIFT adalah 2,5 cm dan 2,3 cm untuk nila BEST dengan besaran simpangan yang sama yaitu 0,2 cm. Ini menunjukkan bahwa antara nila GIFT dan nila BEST memiliki rata-rata tinggi batang ekor yang hampir sama. 12. PSEBB (Panjang Sirip Ekor Bagian Bawah), diukur mulai dari ujung sirip bagian bawah sampai pangkal sirip ekor bagian bawah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang cukup variatif untuk ketiga varietas nila tersebut. Nila merah 3,3 cm, nila GIFT 3,2 cm dan nila BEST 3,5 cm, nila BEST memiliki sirip ekor bagian atas yang lebih panjang untuk menopang berat tubuh pada saat bergerak. 13. PSEBA (panjang sirip ekor bagian atas), diukur mulai dari ujung sirip ekor bagian atas sampai pangkal sirip ekor bagian atas. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat panjang sirip ekor bagian atas yang sangat variatif, ini terbukti dengan perbedaan yang cukup signifikan untuk ketiga varietas ikan nila. Nila merah memiliki panjang 4,2 cm, nila GIFT 3,6 cm dan nila BEST 3,7 cm dengan besaran simpangan yang variatif pula. 14. TB (Tinggi Badan), diukur mulai dari punggung sampai ujung perut. Untuk tinggi badan, rata-rata untuk setiap varietas adalah sangat mirip yaitu 7,3 cm untuk nila merah dan 7,4 cm untuk nila GIFT dan nila BEST. Hal ini menunjukkan bahwa panjang badan tidak diikuti oleh tinggi badan, sehingga panjang total tidak banyak berpengaruh terhadap tinggi badan. 15. TK (Tinggi Kepala), diukur mulai dari bagian dorsal kepala sampai bagian ventral kepala. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat vairasi untuk tinggi kepala masing-masing varietas. Untuk nila merah adalah 4,6 cm, nila GIFT 4,5 cm dan nila BEST 4,3 cm. Simpulan dan Saran Berdasarkan hasil penelitian terkait karakteristik morfometrik ikan nila (Oreochromis niloticus L.) di Kelurahan Sayang-Sayang Kota Mataram, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat 3 varietas ikan nila (Oreochromis niloticus L.) yang berbeda yaitu nila merah (red), nila GIFT dan nila BEST. Setelah dilakukan pengukuran terhadap 15 karakter morfometrik maka didapatkan persamaan ukuran panjang diameter mata (DM) sebesar 0,9 ± 0,4 cm untuk setiap varietas ikan nila yang ditemukan, sementara 14 karakter morfometrik yang lain memiliki panjang yang berbeda-beda dan ikan nila merah (red) rata-rata memiliki karakter morfometrik yang paling panjang untuk setiap karakter morfometrik yang diamati.

8 Adapun saran dalam penelitian ini adalah diharapkan kepada peneliti selanjutnya yang ingin meneliti tentang morfometrik untuk mencoba meneliti jenis ikan yang lain, menambah jumlah sampel untuk memperoleh hasil yang lebih akurat serta melakukan penelitian ditempat yang lain. Referensi Khairuman dan Amri.2012.Pembesaran Nila di Kolam Air Deras.Jakarta:Agro Media Pustaka Subana, Rahadi dan Sudrajat.2000.Statistik Pendidikan.Bandung:Pustaka Setia Ciptanto, Sapto.2010.Top 10 Ikan Air Tawar.Yogyakarta:Lily Publisher Prastowo, Andi.2011.Memahami Metode-metode Penelitian.Yogyakarta:Ar-Ruzz Media Kordi, Ghufron.2009.Budi Daya Perairan.Bandung:PT Citra Aditya Bakti Arikunto dan Jabar.2010.Evaluasi Program Pendidikan.Jakarta;Bumi Aksara Prastowo, Andi.2013.Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Jogjakarta:Diva Press Vitri, Roesma dan Syaifullah Analisis Morfologi Ikan Puntius binotatus Valenciennes 1842 (Pisces: Cyprinidae) dari beberapa Lokasi di Sumatera Barat.Jurnal Biologi Universitas Andalas (J. Bio. UA.). 1 (2) Desember 2012: Rahmat, Enjah.2011.Teknik Pengukuran Morfometrik pada Ikan Cucut di Perairan Samudera Hindia. Teknik Pengukuran Morfometrik pada Ikan Cucut di Perairan Samudera Hindia. 9 (2) Desember 2011 Widiyanto, I. N Kajian Pola Pertumbuhan dan Ciri Morfometrik meristik Beberapa Spesies Ikan Layur (superfamili trichiuroidea) di Perairan Palabuhan Ratu, Sukabumi, Jawa Barat.Skripsi.Bogor: Institut Pertanian Bogor. Thiagarajan, S., Semmel, D. S & Semmel, M. I Instructional Development for Training Teachers of Expectional Children.Minneapolis,Minnesota: Leadersip Training Institute/Special Education, University of Minnesota. Gusri.2013.Pembenihan Ikan Nila merah. Diakses pada tanggal 1 Juni 2014 pukul 17:56 wita

JUPE, Volume 1 ISSN Desember 2016 IDENTIFIKASI JENIS IKAN HASIL TANGKAPAN NELAYAN DI PANTAI JERANJANG

JUPE, Volume 1 ISSN Desember 2016 IDENTIFIKASI JENIS IKAN HASIL TANGKAPAN NELAYAN DI PANTAI JERANJANG IDENTIFIKASI JENIS IKAN HASIL TANGKAPAN NELAYAN DI PANTAI JERANJANG Sri Nopita Primawati, Ismail Efendi, Marnita Pendidikan Biologi, FPMIPA, IKIP Mataram Email : then_de@yahoo.com Abstrak: Ikan merupakan

Lebih terperinci

Analisis Morfologi Ikan Puntius binotatus Valenciennes 1842 (Pisces: Cyprinidae) dari beberapa Lokasi di Sumatera Barat

Analisis Morfologi Ikan Puntius binotatus Valenciennes 1842 (Pisces: Cyprinidae) dari beberapa Lokasi di Sumatera Barat 139 Analisis Morfologi Ikan Puntius binotatus Valenciennes 1842 (Pisces: Cyprinidae) dari beberapa Lokasi di Sumatera Barat Morphological analysis of Puntius binotatus Valenciennes 1842 (Pisces: Cyprinidae)

Lebih terperinci

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk Ikan Nila Hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas induk pokok (Parent Stock)

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk Ikan Nila Hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas induk pokok (Parent Stock) SNI : 01-6138 - 1999 Standar Nasional Indonesia Induk Ikan Nila Hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas induk pokok (Parent Stock) Daftar Isi Pendahuluan Halaman 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan... 1 3

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN. Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian

3 METODE PENELITIAN. Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian 3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan selama enam bulan dari bulan Mei - Oktober 2011. Pengambilan ikan contoh dilakukan di perairan mangrove pantai Mayangan, Kabupaten

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR : KEP. 52/MEN/2004 T E N T A N G PELEPASAN VARIETAS IKAN NILA JICA SEBAGAI VARIETAS BARU

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR : KEP. 52/MEN/2004 T E N T A N G PELEPASAN VARIETAS IKAN NILA JICA SEBAGAI VARIETAS BARU KEPUTUSAN NOMOR : KEP. 52/MEN/2004 T E N T A N G PELEPASAN VARIETAS IKAN NILA JICA SEBAGAI VARIETAS BARU, Menimbang : a. bahwa dalam rangka memperkaya jenis dan varietas serta menambah sumber plasma nutfah

Lebih terperinci

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas induk pokok (Parent Stock)

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas induk pokok (Parent Stock) SNI : 01-6484.1-2000 Standar Nasional Indonesia Induk ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas induk pokok (Parent Stock) Daftar Isi Halaman Prakata... 1 Pendahuluan... 1 1 Ruang lingkup...

Lebih terperinci

Induk ikan nila hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas induk pokok

Induk ikan nila hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas induk pokok Standar Nasional Indonesia SNI 6138:2009 Induk ikan nila hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas induk pokok ICS 65.150 Badan Standardisasi Nasional SNI 6138:2009 Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28/KEPMEN-KP/2013 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28/KEPMEN-KP/2013 TENTANG KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28/KEPMEN-KP/2013 TENTANG PELEPASAN BENIH SEBAR HIBRIDA IKAN LELE SANGKURIANG 2 MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di perairan pesisir Pulau Pramuka dan Pulau Semak Daun, Kepulauan Seribu DKI Jakarta (Lampiran 2 dan Lampiran 3). Penelitian

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI IKAN. Ani Rahmawati Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian UNTIRTA. Mata Kuliah Iktiologi

IDENTIFIKASI IKAN. Ani Rahmawati Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian UNTIRTA. Mata Kuliah Iktiologi IDENTIFIKASI IKAN Ani Rahmawati Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian UNTIRTA Mata Kuliah Iktiologi IDENTIFIKASI Suatu usaha pengenalan dan deskripsi yang teliti serta tepat terhadap spesies, dan memberi

Lebih terperinci

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas induk pokok (Parent Stock)

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas induk pokok (Parent Stock) SNI : 01-6130 - 1999 Standar Nasional Indonesia Induk Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas induk pokok (Parent Stock) Daftar Isi Halaman Pendahuluan 1 Ruang lingkup...1 2 Acuan...1

Lebih terperinci

Studi Morfometrik dan Meristik Ikan Lemeduk (Barbodes schwanenfeldii) di Sungai Belumai Kabupaten Deli Serdang

Studi Morfometrik dan Meristik Ikan Lemeduk (Barbodes schwanenfeldii) di Sungai Belumai Kabupaten Deli Serdang Studi Morfometrik dan Meristik Ikan Lemeduk (Barbodes schwanenfeldii) di Sungai Belumai Kabupaten Deli Serdang Morphometric and Meristic Study of Lemeduk Fish (Barbodes schwanenfeldii) in Belumai River

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR : KEP. 26/MEN/2004 TENTANG PELEPASAN VARIETAS IKAN LELE SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR : KEP. 26/MEN/2004 TENTANG PELEPASAN VARIETAS IKAN LELE SEBAGAI VARIETAS UNGGUL KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR : KEP. 26/MEN/2004 TENTANG PELEPASAN VARIETAS IKAN LELE SEBAGAI VARIETAS UNGGUL MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka memperkaya

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.66/MEN/2011 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.66/MEN/2011 TENTANG Menimbang KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.66/MEN/2011 TENTANG PELEPASAN IKAN TORSORO MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, : a. bahwa guna lebih memperkaya

Lebih terperinci

Studi morfometrik Ikan Kuweh (Caranx sexfaciatus) di perairan Desa Bajo Indah Kecamatan Soropia Kabupaten Konawe

Studi morfometrik Ikan Kuweh (Caranx sexfaciatus) di perairan Desa Bajo Indah Kecamatan Soropia Kabupaten Konawe Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan, 1(4): 391-403 Studi morfometrik Ikan Kuweh (Caranx sexfaciatus) di perairan Desa Bajo Indah Kecamatan Soropia Kabupaten Konawe [Study Morphometric of Big eye Trevally

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan September 2014.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan September 2014. BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan September 2014. Pengambilan sampel ikan wader dilakukan di 5 Kecamatan yang ada di Kabupaten

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.09/MEN/2012 TENTANG PELEPASAN IKAN NILA SRIKANDI

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.09/MEN/2012 TENTANG PELEPASAN IKAN NILA SRIKANDI KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.09/MEN/2012 TENTANG PELEPASAN IKAN NILA SRIKANDI MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa guna lebih

Lebih terperinci

STUDI MORFOLOGI BEBERAPA JENIS IKAN LALAWAK (Barbodes spp) DI SUNGAI CIKANDUNG DAN KOLAM BUDIDAYA KECAMATAN BUAHDUA KABUPATEN SUMEDANG

STUDI MORFOLOGI BEBERAPA JENIS IKAN LALAWAK (Barbodes spp) DI SUNGAI CIKANDUNG DAN KOLAM BUDIDAYA KECAMATAN BUAHDUA KABUPATEN SUMEDANG STUDI MORFOLOGI BEBERAPA JENIS IKAN LALAWAK (Barbodes spp) DI SUNGAI CIKANDUNG DAN KOLAM BUDIDAYA KECAMATAN BUAHDUA KABUPATEN SUMEDANG ANGGA ALAN SURAWIJAYA C02499069 SKRIPSI PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR KEP.25/MEN/2006 TENTANG PELEPASAN VARIETAS IKAN PATIN PASUPATI SEBAGAI VARIETAS BENIH UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR KEP.25/MEN/2006 TENTANG PELEPASAN VARIETAS IKAN PATIN PASUPATI SEBAGAI VARIETAS BENIH UNGGUL KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR KEP.25/MEN/2006 TENTANG PELEPASAN VARIETAS IKAN SEBAGAI VARIETAS BENIH UNGGUL MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka memperkaya

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19/KEPMEN-KP/2015 TENTANG PELEPASAN IKAN GURAMI BATANGHARI

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19/KEPMEN-KP/2015 TENTANG PELEPASAN IKAN GURAMI BATANGHARI KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19/KEPMEN-KP/2015 TENTANG PELEPASAN IKAN GURAMI BATANGHARI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk ikan gurame (Osphronemus goramy, Lac) kelas induk pokok (Parent Stock)

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk ikan gurame (Osphronemus goramy, Lac) kelas induk pokok (Parent Stock) SNI : 01-6485.1-2000 Standar Nasional Indonesia Induk ikan gurame (Osphronemus goramy, Lac) kelas induk pokok (Parent Stock) Prakata Standar induk ikan gurami kelas induk pokok diterbitkan oleh Badan Standardisasi

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42/KEPMEN-KP/2014 TENTANG PELEPASAN BENIH SEBAR IKAN LELE MANDALIKA

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42/KEPMEN-KP/2014 TENTANG PELEPASAN BENIH SEBAR IKAN LELE MANDALIKA KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42/KEPMEN-KP/2014 TENTANG PELEPASAN BENIH SEBAR IKAN LELE MANDALIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK

Lebih terperinci

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4 HASIL DAN PEMBAHASAN 12 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Jumlah dan Sebaran Panjang Ikan Kuro Jumlah ikan kuro yang tertangkap selama penelitian berjumlah 147 ekor. Kisaran panjang dan bobot ikan yang tertangkap adalah 142-254 mm

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP. 44/MEN/2006 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP. 44/MEN/2006 TENTANG KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP. 44/MEN/2006 TENTANG PELEPASAN VARIETAS IKAN NILA GESIT SEBAGAI GALUR UNGGUL INDUK JANTAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sekitar tahun silam (Alloway et al., 2004). Danau ini terletak di Sumatera

I. PENDAHULUAN. sekitar tahun silam (Alloway et al., 2004). Danau ini terletak di Sumatera 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Danau Maninjau merupakan danau kaldera yang terbentuk oleh erupsi vulkanis sekitar 52.000 tahun silam (Alloway et al., 2004). Danau ini terletak di Sumatera Barat pada

Lebih terperinci

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk ikan patin siam (Pangasius hyphthalmus) kelas induk pokok (Parent Stock)

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk ikan patin siam (Pangasius hyphthalmus) kelas induk pokok (Parent Stock) SNI : 01-6483.1-2000 Standar Nasional Indonesia Induk ikan patin siam (Pangasius hyphthalmus) kelas induk pokok (Parent Stock) DAFTAR ISI Halaman Pendahuluan 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan... 1 3 Deskripsi...

Lebih terperinci

MORFOMETRI IKAN NILA (Oreochromis niloticus Linnaeus) STRAIN GIFT DI EMPAT BALAI BENIH IKAN SKRIPSI. Oleh Heny Tri Wijayanti NIM.

MORFOMETRI IKAN NILA (Oreochromis niloticus Linnaeus) STRAIN GIFT DI EMPAT BALAI BENIH IKAN SKRIPSI. Oleh Heny Tri Wijayanti NIM. MORFOMETRI IKAN NILA (Oreochromis niloticus Linnaeus) STRAIN GIFT DI EMPAT BALAI BENIH IKAN SKRIPSI Oleh Heny Tri Wijayanti NIM. 071810401083 JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.47/MEN/2012 TENTANG PELEPASAN IKAN NILA MERAH NILASA

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.47/MEN/2012 TENTANG PELEPASAN IKAN NILA MERAH NILASA KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.47/MEN/2012 TENTANG PELEPASAN IKAN NILA MERAH NILASA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.23/MEN/2012 TENTANG PELEPASAN IKAN NILA NIRWANA II

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.23/MEN/2012 TENTANG PELEPASAN IKAN NILA NIRWANA II KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.23/MEN/2012 TENTANG PELEPASAN IKAN NILA NIRWANA II MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa guna lebih

Lebih terperinci

STUDI MORFOMETRI DAN JUMLAH KROMOSOM IKAN NILA. (Oreochromis niloticus L.) STRAIN GIFT DAN JICA DI SENTRA

STUDI MORFOMETRI DAN JUMLAH KROMOSOM IKAN NILA. (Oreochromis niloticus L.) STRAIN GIFT DAN JICA DI SENTRA STUDI MORFOMETRI DAN JUMLAH KROMOSOM IKAN NILA (Oreochromis niloticus L.) STRAIN GIFT DAN JICA DI SENTRA PRODUKSI PERIKANAN PADANG BELIMBING KABUPATEN SOLOK SKRIPSI SARJANA BIOLOGI OLEH : REFNA TINOVA

Lebih terperinci

MORFOMETRIK DAN MERISTIK IKAN BUNTAL HIJAU (Tetraodon nigroviridis, Marion de Procé (1822)) DI MUARA PERAIRAN BENGKALIS PROVINSI RIAU

MORFOMETRIK DAN MERISTIK IKAN BUNTAL HIJAU (Tetraodon nigroviridis, Marion de Procé (1822)) DI MUARA PERAIRAN BENGKALIS PROVINSI RIAU MORFOMETRIK DAN MERISTIK IKAN BUNTAL HIJAU (Tetraodon nigroviridis, Marion de Procé (8)) DI MUARA PERAIRAN BENGKALIS PROVINSI RIAU Ade Rahmayanti, Roza Elvyra, Yusfiati Mahasiswa Program Studi SI Biologi,

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41/KEPMEN-KP/2014 TENTANG PELEPASAN IKAN MAS MERAH NAJAWA

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41/KEPMEN-KP/2014 TENTANG PELEPASAN IKAN MAS MERAH NAJAWA KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41/KEPMEN-KP/2014 TENTANG PELEPASAN IKAN MAS MERAH NAJAWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. polifiletik (Pethiyagoda, Meegaskumbura dan Maduwage, 2012). Spesies Puntius

I. PENDAHULUAN. polifiletik (Pethiyagoda, Meegaskumbura dan Maduwage, 2012). Spesies Puntius I. PENDAHULUAN I. Latar Belakang Genus Puntius (famili Cyprinidae) di Asia terdiri dari 220 spesies (namun hanya 120 spesies yang mempunyai nama yang valid. Secara filogenetik genus ini bersifat polifiletik

Lebih terperinci

Benih ikan nila hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas benih sebar

Benih ikan nila hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas benih sebar Standar Nasional Indonesia SNI 6140:2009 Benih ikan nila hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas benih sebar ICS 65.150 Badan Standardisasi Nasional SNI 6140:2009 Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sungai Tabir merupakan sungai yang berada di Kecamatan Tabir Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. Sungai Tabir merupakan sungai yang berada di Kecamatan Tabir Kabupaten BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sungai Tabir merupakan sungai yang berada di Kecamatan Tabir Kabupaten Merangin Provinsi Jambi. Sungai yang berhulu di Danau Kerinci dan bermuara di Sungai Batanghari

Lebih terperinci

MORFOMETRIK DAN MERISTIK IKAN IKAN PARANG PARANG (Chirocentrus dorab Forsskal, 1775) DI PERAIRAN BENGKALIS

MORFOMETRIK DAN MERISTIK IKAN IKAN PARANG PARANG (Chirocentrus dorab Forsskal, 1775) DI PERAIRAN BENGKALIS MORFOMETRIK DAN MERISTIK IKAN IKAN PARANG PARANG (Chirocentrus dorab Forsskal, 775) DI PERAIRAN BENGKALIS A.F. Fitriadi, R. Elvyra, Yusfiati 3 idjan_poenya@yahoo.co.uk Mahasiswa Program Studi S Biologi

Lebih terperinci

Gambar 1 Tanaman P. guajava var. pomifera Sumber: Parimin (2007)

Gambar 1 Tanaman P. guajava var. pomifera Sumber: Parimin (2007) 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komposisi Kimia dan Aplikasi Daun P. guajava var. pomifera Jambu biji (Psidium guajava) merupakan salah satu produk hortikultura yang termasuk komoditas internasional. Lebih dari

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK MORFOMETRIK DAN MERISTIK IKAN LAIS DANAU (Ompok hypophthalmus Bleeker, 1846) DI SUNGAI TAPUNG DAN SUNGAI SIAK

KARAKTERISTIK MORFOMETRIK DAN MERISTIK IKAN LAIS DANAU (Ompok hypophthalmus Bleeker, 1846) DI SUNGAI TAPUNG DAN SUNGAI SIAK KARAKTERISTIK MORFOMETRIK DAN MERISTIK IKAN LAIS DANAU (Ompok hypophthalmus Bleeker, 1846) DI SUNGAI TAPUNG DAN SUNGAI SIAK 1 Riri Anggraini Putri, 2 Roza Elvyra, 2 Yusfiati 1 Mahasiswa Program S1 Biologi

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22/KEPMEN-KP/2014 TENTANG PELEPASAN IKAN NILA SALINA

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22/KEPMEN-KP/2014 TENTANG PELEPASAN IKAN NILA SALINA KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22/KEPMEN-KP/2014 TENTANG PELEPASAN IKAN NILA SALINA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. HASIL DAN PEMBAHASAN III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil 3.1.1 Fenotipe morfometrik Karakteristik morfometrik ikan nilem meliputi 21 fenotipe yang diukur pada populasi ikan nilem hijau (tetua) dan keturunannya dari hasil perkawinan

Lebih terperinci

Ikan kakap putih (Lates calcarifer, Bloch 1790) Bagian 1: Induk

Ikan kakap putih (Lates calcarifer, Bloch 1790) Bagian 1: Induk Standar Nasional Indonesia ICS 65.150 Ikan kakap putih (Lates calcarifer, Bloch 1790) Bagian 1: Induk Badan Standardisasi Nasional BSN 2014 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan

Lebih terperinci

-2- MEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN TENTANG PELEPASAN IKAN LELE MUTIARA.

-2- MEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN TENTANG PELEPASAN IKAN LELE MUTIARA. KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77/KEPMEN-KP/2015 TENTANG PELEPASAN IKAN LELE MUTIARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ikan Tawes 2.1.1 Taksonomi Tawes Menurut Kottelat (1993), klasifikasi ikan tawes adalah sebagai berikut: Phylum : Chordata Classis Ordo Familia Genus Species : Pisces : Ostariophysi

Lebih terperinci

- Keterkaitan faktor fisika-kimia perairan terhadap karakter morfometrik tubuh. spp. dari bebcrapa lokasi penelitian di sungai Kampar dan sungai

- Keterkaitan faktor fisika-kimia perairan terhadap karakter morfometrik tubuh. spp. dari bebcrapa lokasi penelitian di sungai Kampar dan sungai 12 - Keterkaitan faktor fisika-kimia perairan terhadap karakter morfometrik tubuh Kryptopterus spp. dari bebcrapa lokasi penelitian di sungai Kampar dan sungai Indragiri dianalisis secara multivariat dengan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR KEP.79/MEN/2009 TENTANG PELEPASAN VARIETAS IKAN NILA LARASATI SEBAGAI BENIH BERMUTU

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR KEP.79/MEN/2009 TENTANG PELEPASAN VARIETAS IKAN NILA LARASATI SEBAGAI BENIH BERMUTU KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.79/MEN/2009 TENTANG PELEPASAN VARIETAS IKAN NILA LARASATI SEBAGAI BENIH BERMUTU MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

MERISTIK, MORFOMETRIK DAN POLA PERTUMBUHAN IKAN SEPAT MUTIARA (Trichogaster leeri) DI RAWA BANJIRAN SUNGAI TAPUNG RIAU

MERISTIK, MORFOMETRIK DAN POLA PERTUMBUHAN IKAN SEPAT MUTIARA (Trichogaster leeri) DI RAWA BANJIRAN SUNGAI TAPUNG RIAU 1 MERISTIK, MORFOMETRIK DAN POLA PERTUMBUHAN IKAN SEPAT MUTIARA (Trichogaster leeri) DI RAWA BANJIRAN SUNGAI TAPUNG RIAU By: Sri Rezeki 1), Ridwan Manda Putra 2) and Windarti 3) Faculty of Fisheries and

Lebih terperinci

Ikan bawal bintang (Trachinotus blochii, Lacepede) Bagian 1: Induk

Ikan bawal bintang (Trachinotus blochii, Lacepede) Bagian 1: Induk Standar Nasional Indonesia Ikan bawal bintang (Trachinotus blochii, Lacepede) Bagian 1: Induk ICS 65.150 Badan Standardisasi Nasional BSN 2013 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan

Lebih terperinci

DESKRIPSI IKAN FAMILI MUGILIDAE DI LIMA MUARA SUNGAI DI SULAWESI UTARA

DESKRIPSI IKAN FAMILI MUGILIDAE DI LIMA MUARA SUNGAI DI SULAWESI UTARA DESKRIPSI IKAN FAMILI MUGILIDAE DI LIMA MUARA SUNGAI DI SULAWESI UTARA Deidy Y Katili 1) 1) Program Studi Biologi FMIPA Universitas Sam Ratulangi, Manado 95115 ABSTRAK Deskripsi beberapa spesies ikan anggota

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP. 45/MEN/2006 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP. 45/MEN/2006 TENTANG KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP. 45/MEN/2006 TENTANG PELEPASAN VARIETAS IKAN NILA NIRWANA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL INDUK PENJENIS MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK

Lebih terperinci

Budidaya Nila Merah. Written by admin Tuesday, 08 March 2011 10:22

Budidaya Nila Merah. Written by admin Tuesday, 08 March 2011 10:22 Dikenal sebagai nila merah taiwan atau hibrid antara 0. homorum dengan 0. mossombicus yang diberi nama ikan nila merah florida. Ada yang menduga bahwa nila merah merupakan mutan dari ikan mujair. Ikan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28/KEPMEN-KP/2016 TENTANG PELEPASAN IKAN NILA (OREOCHROMIS NILOTICUS) NIRWANA III

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28/KEPMEN-KP/2016 TENTANG PELEPASAN IKAN NILA (OREOCHROMIS NILOTICUS) NIRWANA III KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28/KEPMEN-KP/2016 TENTANG PELEPASAN IKAN NILA (OREOCHROMIS NILOTICUS) NIRWANA III DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN

Lebih terperinci

BUDIDAYA IKAN NILA MUHAMMAD ARIEF

BUDIDAYA IKAN NILA MUHAMMAD ARIEF BUDIDAYA IKAN NILA MUHAMMAD ARIEF BUDIDAYA IKAN NILA POTENSI : - daya adaptasi tinggi (tawar-payau-laut) - tahan terhadap perubahan lingkungan - bersifat omnivora - mampu mencerna pakan secara efisien

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK FENOTIPE MORFOMERISTIK DAN KERAGAMAN GENOTIPE RAPD (RANDOMLY AMPLIFIED POLYMORPHISM DNA) IKAN NILEM (Osteochilus hasselti) DI JAWA BARAT

KARAKTERISTIK FENOTIPE MORFOMERISTIK DAN KERAGAMAN GENOTIPE RAPD (RANDOMLY AMPLIFIED POLYMORPHISM DNA) IKAN NILEM (Osteochilus hasselti) DI JAWA BARAT KARAKTERISTIK FENOTIPE MORFOMERISTIK DAN KERAGAMAN GENOTIPE RAPD (RANDOMLY AMPLIFIED POLYMORPHISM DNA) IKAN NILEM (Osteochilus hasselti) DI JAWA BARAT MULYASARI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Cuvier (1829), Ikan tembakang atau lebih dikenal kissing gouramy,

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Cuvier (1829), Ikan tembakang atau lebih dikenal kissing gouramy, II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tembakang Menurut Cuvier (1829), Ikan tembakang atau lebih dikenal kissing gouramy, hidup pada habitat danau atau sungai dan lebih menyukai air yang bergerak lambat dengan vegetasi

Lebih terperinci

Status taksonomi ikan laut lokal Tarakan, Kalimantan Utara sebagai langkah awal upaya konservasi

Status taksonomi ikan laut lokal Tarakan, Kalimantan Utara sebagai langkah awal upaya konservasi Prosiding Seminar Nasional Ikan ke 8 Status taksonomi ikan laut lokal Tarakan, Kalimantan Utara sebagai langkah awal upaya konservasi Endik Deni Nugroho 1), Dwi Anggorowati Rahayu 2), Moh. Amin 2), Umie

Lebih terperinci

SNI : Standar Nasional Indonesia. Benih Ikan Nila Hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas benih sebar

SNI : Standar Nasional Indonesia. Benih Ikan Nila Hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas benih sebar SNI : 01-6140 - 1999 Standar Nasional Indonesia Benih Ikan Nila Hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas benih sebar Daftar Isi Pendahuluan Halaman 1. Ruang lingkup... 1 2. Acuan... 1 3. Definisi...

Lebih terperinci

II. METODOLOGI. a) b) Gambar 1 a) Ikan nilem hijau ; b) ikan nilem were.

II. METODOLOGI. a) b) Gambar 1 a) Ikan nilem hijau ; b) ikan nilem were. II. METODOLOGI 2.1 Materi Uji Sumber genetik yang digunakan adalah ikan nilem hijau dan ikan nilem were. Induk ikan nilem hijau diperoleh dari wilayah Bogor (Jawa Barat) berjumlah 11 ekor dengan bobot

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49/KEPMEN-KP/2018 TENTANG PENETAPAN STATUS PERLINDUNGAN TERBATAS IKAN CAPUNGAN BANGGAI (Pterapogon kauderni) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN 10 3. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2009 sampai bulan November 2009 di Daerah Aliran Sungai Kampar, Provinsi Riau. Sampel ikan diperoleh dari

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Ikan Nilem (Osteochilus hasselti C.V.) adalah salah satu jenis ikan air tawar

I. PENDAHULUAN. Ikan Nilem (Osteochilus hasselti C.V.) adalah salah satu jenis ikan air tawar I. PENDAHULUAN Ikan Nilem (Osteochilus hasselti C.V.) adalah salah satu jenis ikan air tawar yang hidup di tempat-tempat dangkal dengan arus tidak terlalu deras seperti danau, sungai dan rawa. Menurut

Lebih terperinci

J. Aquawarman. Vol. 2 (1) : April ISSN :

J. Aquawarman. Vol. 2 (1) : April ISSN : AQUAWARMAN JURNAL SAINS DAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR Alamat : Jl. Gn. Tabur. Kampus Gn. Kelua. Jurusan Ilmu Akuakultur Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Mulawarman Studi Karakter Morfometrik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Taksonomi dan Morfologi Ikan Nila Gift (Oreochromis niloticus) Klasifikasi Ikan Nila Gift (Oreochromis niloticus), menurut Trewavas (1983) dalam Suyanto (2005) sebagai berikut:

Lebih terperinci

IV. MATERI AJAR BERBASIS RISET. A. Jenis Ikan Berpotensi Kulit Tersamak

IV. MATERI AJAR BERBASIS RISET. A. Jenis Ikan Berpotensi Kulit Tersamak IV. MATERI AJAR BERBASIS RISET a. Jenis Ikan Potensial a. Ikan Pari (Dasyatis sp). A. Jenis Ikan Berpotensi Kulit Tersamak Ikan pari tergolong dalam subclass Elasmobranchii dengan ciri-ciri: badan kuat,

Lebih terperinci

Bahasa Indonesia version of: A Handbook for the Identification of Yellowfin and Bigeye Tunas in Fresh Condition

Bahasa Indonesia version of: A Handbook for the Identification of Yellowfin and Bigeye Tunas in Fresh Condition Bahasa Indonesia version of: A Handbook for the Identification of Yellowfin and Bigeye Tunas in Fresh Condition David G. Itano 1 1 Pelagic Fisheries Research Programme, Honolulu, Hawaii Translation by

Lebih terperinci

MORFOMETRIK IKAN SELAIS PANJANG LAMPUNG (Kryptopterus apogon) DI SUNGAI KAMPAR KIRI DAN SUNGAI TAPUNG, PROVINSI RIAU

MORFOMETRIK IKAN SELAIS PANJANG LAMPUNG (Kryptopterus apogon) DI SUNGAI KAMPAR KIRI DAN SUNGAI TAPUNG, PROVINSI RIAU MORFOMETRIK IKAN SELAIS PANJANG LAMPUNG (Kryptopterus apogon) DI SUNGAI KAMPAR KIRI DAN SUNGAI TAPUNG, PROVINSI RIAU Fitriyani Mariska, Yusfiati, Roza Elvyra Mahasiswa Program Studi S Biologi Dosen Bidang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi ikan nila menurut Trewavas (1982), dalam Dirjen Perikanan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi ikan nila menurut Trewavas (1982), dalam Dirjen Perikanan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ikan Nila 2.1.1 Klasifikasi Ikan Nila Klasifikasi ikan nila menurut Trewavas (1982), dalam Dirjen Perikanan (1991) adalah sebagai berikut : Kingdom : Animalia Sub Kingdom : Metazoa

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi dan Morfologi Clownfish Klasifikasi Clownfish menurut Burges (1990) adalah sebagai berikut: Kingdom Filum Ordo Famili Genus Spesies : Animalia : Chordata : Perciformes

Lebih terperinci

Ikan patin jambal (Pangasius djambal) Bagian 1: Induk kelas induk pokok (Parent stock)

Ikan patin jambal (Pangasius djambal) Bagian 1: Induk kelas induk pokok (Parent stock) Standar Nasional Indonesia SNI 7471.1:2009 Ikan patin jambal (Pangasius djambal) Bagian 1: Induk kelas induk pokok (Parent stock) ICS 65.150 Badan Standardisasi Nasional SNI 7471.1:2009 Daftar isi Daftar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantiatif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian

Lebih terperinci

TEKNIK PENGUKURAN MORFOMETRIK PADA IKAN CUCUT DI PERAIRAN SAMUDERA HINDIA

TEKNIK PENGUKURAN MORFOMETRIK PADA IKAN CUCUT DI PERAIRAN SAMUDERA HINDIA TEKNIK PENGUKURAN MORFOMETRIK PADA IKAN CUCUT DI PERAIRAN SAMUDERA HINDIA Enjah Rahmat Teknisi Litkayasa pada Balai Riset Perikanan Laut, Muara Baru-Jakarta Teregistrasi I tanggal: 15 Maret 2011; Diterima

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, 1 PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5/PERMEN-KP/2018 TENTANG LARANGAN PENGELUARAN IKAN HIU KOBOI (Carcharhinus longimanus) DAN HIU MARTIL (Sphyrna spp.) DARI WILAYAH NEGARA

Lebih terperinci

MORFOMETRIK IKAN TAPAH (Wallago leeri Bleeker, 1851) DARI SUNGAI SIAK DAN SUNGAI KANDIS PROVINSI RIAU

MORFOMETRIK IKAN TAPAH (Wallago leeri Bleeker, 1851) DARI SUNGAI SIAK DAN SUNGAI KANDIS PROVINSI RIAU MORFOMETRIK IKAN TAPAH (Wallago leeri Bleeker, 85) DARI SUNGAI SIAK DAN SUNGAI KANDIS PROVINSI RIAU N. Nathasya, R. Elvyra, Yusfiati Mahasiswa Program Studi S Biologi FMIPA-UR Bidang Zoologi Jurusan Biologi

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.48/MEN/2012 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.48/MEN/2012 TENTANG KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.48/MEN/2012 TENTANG PELEPASAN INDUK IKAN NILA JANTAN PANDU DAN INDUK IKAN NILA BETINA KUNTI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23/KEPMEN-KP/2016 TENTANG PELEPASAN IKAN MAS (CYPRINUS CARPIO) RAJADANU SUPER RD

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23/KEPMEN-KP/2016 TENTANG PELEPASAN IKAN MAS (CYPRINUS CARPIO) RAJADANU SUPER RD KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23/KEPMEN-KP/2016 TENTANG PELEPASAN IKAN MAS (CYPRINUS CARPIO) RAJADANU SUPER RD DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN

Lebih terperinci

SNI : Standar Nasional Indonesia. Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Sinyonya kelas benih sebar

SNI : Standar Nasional Indonesia. Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Sinyonya kelas benih sebar SNI : 01-6136 - 1999 Standar Nasional Indonesia Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Sinyonya kelas benih sebar Daftar Isi Halaman Pendahuluan 1 Ruang lingkup...1 2 Acuan...1 3 Deskripsi...1

Lebih terperinci

MORFOMETRIK DAN MERISTIK IKAN BUNTAL PISANG (Tetraodon lunaris) DI PERAIRAN LAUT DAN PAYAU KABUPATEN BENGKALIS. Mahasiswa Program Studi S1 Biologi

MORFOMETRIK DAN MERISTIK IKAN BUNTAL PISANG (Tetraodon lunaris) DI PERAIRAN LAUT DAN PAYAU KABUPATEN BENGKALIS. Mahasiswa Program Studi S1 Biologi MORFOMETRIK DAN MERISTIK IKAN BUNTAL PISANG (Tetraodon lunaris) DI PERAIRAN LAUT DAN PAYAU KABUPATEN BENGKALIS Syahrozi 1, Yusfiati 2, Roza Elvyra 3 1 Mahasiswa Program Studi S1 Biologi 2 Bidang Struktur

Lebih terperinci

KAJIAN POLA PERTUMBUHAN DAN CIRI MORFOMETRIK-MERISTIK BEBERAPA SPESIES IKAN LAYUR

KAJIAN POLA PERTUMBUHAN DAN CIRI MORFOMETRIK-MERISTIK BEBERAPA SPESIES IKAN LAYUR KAJIAN POLA PERTUMBUHAN DAN CIRI MORFOMETRIK-MERISTIK BEBERAPA SPESIES IKAN LAYUR (Superfamili Trichiuroidea) DI PERAIRAN PALABUHANRATU, SUKABUMI, JAWA BARAT Oleh : IRWAN NUR WIDIYANTO C24104077 SKRIPSI

Lebih terperinci

SNI : Standar Nasional Indonesia. Benih ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas benih sebar

SNI : Standar Nasional Indonesia. Benih ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas benih sebar SNI : 01-6484.2-2000 Standar Nasional Indonesia Benih ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas benih sebar Prakata Standar benih ikan lele dumbo kelas benih sebar diterbitkan oleh Badan Standardisasi

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25/KEPMEN-KP/2016 TENTANG PELEPASAN IKAN MAS (CYPRINUS CARPIO) JAYASAKTI

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25/KEPMEN-KP/2016 TENTANG PELEPASAN IKAN MAS (CYPRINUS CARPIO) JAYASAKTI KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25/KEPMEN-KP/2016 TENTANG PELEPASAN IKAN MAS (CYPRINUS CARPIO) JAYASAKTI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. (Geneticaly Improvement of Farmed Tilapia). Klasifikasi ikan nila GIFT menurut. Khoiruman dan Amri (2005) adalah sebagai berikut :

TINJAUAN PUSTAKA. (Geneticaly Improvement of Farmed Tilapia). Klasifikasi ikan nila GIFT menurut. Khoiruman dan Amri (2005) adalah sebagai berikut : II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biologi Ikan Nila GIFT 2.1.1 Klasifikasi Ikan Nila Gift Ikan nila yang digunakan dalam penelitian ini adalah strain nila GIFT (Geneticaly Improvement of Farmed Tilapia). Klasifikasi

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /KEPMEN-KP/2017 TENTANG PELEPASAN IKAN TAWES (PUNTIUS JAVANICUS) JOIS

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /KEPMEN-KP/2017 TENTANG PELEPASAN IKAN TAWES (PUNTIUS JAVANICUS) JOIS KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /KEPMEN-KP/2017 TENTANG PELEPASAN IKAN TAWES (PUNTIUS JAVANICUS) JOIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN HANDOUT BERGAMBAR DISERTAI PETA KONSEP PADA MATERI KEANEKARAGAMAN HAYATI UNTUK SISWA SMA KELAS X

PENGEMBANGAN HANDOUT BERGAMBAR DISERTAI PETA KONSEP PADA MATERI KEANEKARAGAMAN HAYATI UNTUK SISWA SMA KELAS X PENGEMBANGAN HANDOUT BERGAMBAR DISERTAI PETA KONSEP PADA MATERI KEANEKARAGAMAN HAYATI UNTUK SISWA SMA KELAS X Siska Anggraini, Sudirman, Siska Nerita Program Studi Pendidikan Biologi Sekolah Tinggi Keguruan

Lebih terperinci

Gambar 3. Karakter morfometrik dan meristik Kryptopterus spp. yang diukur

Gambar 3. Karakter morfometrik dan meristik Kryptopterus spp. yang diukur 6 memiliki jari-jari bercabang, jumlah jari-jari sirip ini ditentukan sebanyak jumlah jari-jari bercabang ditambah dua. Sedangkan pada sirip punggung ditentukan sebanyak jumlah jari-jari bercabang ditambah

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26/KEPMEN-KP/2016 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26/KEPMEN-KP/2016 TENTANG KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26/KEPMEN-KP/2016 TENTANG PELEPASAN IKAN KELABAU (OSTEOCHILUS MELANOPLEURUS) HASIL DOMESTIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

PERBEDAAN KARAKTERISTIK ANTARA IKAN LELE DUMB0 DAN LELE AFRIKA (CZarias gariepimus Burchell) \i :*t.,\ Oleh : *,, Imron Hamsyah C SKRIPSI

PERBEDAAN KARAKTERISTIK ANTARA IKAN LELE DUMB0 DAN LELE AFRIKA (CZarias gariepimus Burchell) \i :*t.,\ Oleh : *,, Imron Hamsyah C SKRIPSI PERBEDAAN KARAKTERISTIK ANTARA IKAN LELE DUMB0 DAN LELE AFRIKA (CZarias gariepimus Burchell) \i :*t.,\ Oleh : *,,, < Imron Hamsyah C01499033 SKRIPSI PROGRAM STUD1 TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN AKUAKULTUR DEPARTEMEN

Lebih terperinci

Identifikasi Ikan. Pengantar umum tentang ikan dan hal utama yang digunakan dalam identifikasi di lapangan

Identifikasi Ikan. Pengantar umum tentang ikan dan hal utama yang digunakan dalam identifikasi di lapangan Identifikasi Ikan Pengantar umum tentang ikan dan hal utama yang digunakan dalam identifikasi di lapangan Basic Anatomy of a Fish Bagian Utama Dan Metode Untuk Digunakan Untuk Mengidentifikasi Tanda Tubuh:

Lebih terperinci

SUATU PANDUAN UNTUK MENGIDENTIFIKASI IKAN-IKAN PARUH PANJANG DI LAPANGAN

SUATU PANDUAN UNTUK MENGIDENTIFIKASI IKAN-IKAN PARUH PANJANG DI LAPANGAN SUATU PANDUAN UNTUK MENGIDENTIFIKASI IKAN-IKAN PARUH PANJANG DI LAPANGAN Sumber informasi di presentasi ini: A Field Guide to the Indo-Pacific Billfishes Julian Pepperell and Peter Grewe (1999) Beberapa

Lebih terperinci

Keywords: Kampar rivers, Ompok sp, relative growth, Siak rivers

Keywords: Kampar rivers, Ompok sp, relative growth, Siak rivers Jurnal Peran PERTUMBUHAN RELATIF IKAN SELAIS (Ompok sp) YANG TERTANGKAP DI SUNGAI KAMPAR DAN SUNGAI SIAK, RIAU Ridwan Manda Putra 1), Windarti 1) dan Yanti 1) 1) Fakultas Peran dan Ilmu Kelautan Universitas

Lebih terperinci

Pasal 4. Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Pasal 4. Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59/PERMEN-KP/2014 TENTANG LARANGAN PENGELUARAN IKAN HIU KOBOI (Carcharhinus longimanus) DAN HIU MARTIL (Sphyrna spp.) DARI WILAYAH NEGARA

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 9 bulan dimulai dari bulan Agustus 2011

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 9 bulan dimulai dari bulan Agustus 2011 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan selama 9 bulan dimulai dari bulan Agustus 2011 hingga April 2012. Pengambilan sampel dilakukan di Rawa Bawang Juyeuw, DAS Tulang

Lebih terperinci

Abstract. Keywords : Thynnichthys thynnoides, Pinang Luar Oxbow Lake, morphometric, meristic, growth patterns

Abstract. Keywords : Thynnichthys thynnoides, Pinang Luar Oxbow Lake, morphometric, meristic, growth patterns 1 Morphometric, meristic and growth patterns of (Thynnichthys thynnoides Bleeker, 1852) from the Pinang Luar Oxbow Lake, Buluhcina Village, Kampar Regency, Riau Province By Nofika Srijayanti 1), Ridwan

Lebih terperinci

1 STUDY ON MORPHOMETRIC, MERISTIC AND GROWTH PATTERNS OF Anabas testudineusin CHANNELOF OIL PALM PLANTATION LEFT TAPUNG RIVER BENCAH KELUBI VILLAGE TAPUNG KIRI SUBDISTRICT RIAU PROVINCE. By Dina Situmorang

Lebih terperinci

Uji Organoleptik Ikan Mujair

Uji Organoleptik Ikan Mujair Uji Organoleptik Ikan Mujair Bahan Mentah OLEH : PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN SEKOLAH TINGGI PERIKANAN JAKARTA I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mutu atau nilai-nilai tertentu yang

Lebih terperinci

SWAMP EELS (Synbranchus sp.) JENIS YANG BARU TERCATAT (NEW RECORD SPECIES) DI DANAU MATANO SULAWESI SELATAN *)

SWAMP EELS (Synbranchus sp.) JENIS YANG BARU TERCATAT (NEW RECORD SPECIES) DI DANAU MATANO SULAWESI SELATAN *) Swamp Eels (Synbranchus sp.) Jenis... di Danau Matano Sulawesi Selatan (Makmur, S., et al.) SWAMP EELS (Synbranchus sp.) JENIS YANG BARU TERCATAT (NEW RECORD SPECIES) DI DANAU MATANO SULAWESI SELATAN *)

Lebih terperinci

PEMBERIAN PAKAN PELET DAN BAHAN BAKU LOKAL TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus) Jolanda Sitaniapessy 1

PEMBERIAN PAKAN PELET DAN BAHAN BAKU LOKAL TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus) Jolanda Sitaniapessy 1 The Journal of Fisheries Development, Juli 2016 Volume 3, Nomor 1 Hal : 11 16 Available Online at: www.jurnal.uniyap.ac.id PEMBERIAN PAKAN PELET DAN BAHAN BAKU LOKAL TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA (Oreochromis

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI DAN INVENTARISASI JENIS TANAMAN UBIKAYU (Manihot esculenta Crantz.) DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI SUMATERA UTARA SKRIPSI

IDENTIFIKASI DAN INVENTARISASI JENIS TANAMAN UBIKAYU (Manihot esculenta Crantz.) DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI SUMATERA UTARA SKRIPSI IDENTIFIKASI DAN INVENTARISASI JENIS TANAMAN UBIKAYU (Manihot esculenta Crantz.) DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI SUMATERA UTARA SKRIPSI OLEH: MUHAMMAD FAUZI 100301147 PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS

Lebih terperinci

Abstract Keywords : Osteochilus wandersii, Rokan Kiri River, morphometric, meristic, growth patterns

Abstract Keywords : Osteochilus wandersii, Rokan Kiri River, morphometric, meristic, growth patterns 1 Study on Morphometric, Meristic and Growth Patterns of Osteochilus wandersii from the Rokan Kiri River, Rokan Hulu Regency, Riau Province By Abdullah Hamid 1) ; Windarti 2) ; Deni Efizon 2) abdullahhamid350@gmail.com

Lebih terperinci

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. HASIL DAN PEMBAHASAN III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil 3.1.1 Profil RAPD Keanekaragaman profil RAPD meliputi jumlah fragmen dan ukuran fragmen DNA. Hasil amplifikasi dengan menggunakan tiga primer (OPA-2, OPC- 2, dan OPC-5)

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pendugaan stok ikan. Meskipun demikian pembatas utama dari karakter morfologi

I. PENDAHULUAN. pendugaan stok ikan. Meskipun demikian pembatas utama dari karakter morfologi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karakter morfologi telah lama digunakan dalam biologi perikanan untuk mengukur jarak dan hubungan kekerabatan dalam pengkategorian variasi dalam taksonomi. Hal ini juga

Lebih terperinci

Ikan kerapu bebek (Cromileptes altivelis, Valenciences) - Bagian 1: Induk

Ikan kerapu bebek (Cromileptes altivelis, Valenciences) - Bagian 1: Induk Standar Nasional Indonesia Ikan kerapu bebek (Cromileptes altivelis, Valenciences) - Bagian 1: Induk ICS 65.150 Badan Standardisasi Nasional BSN 2011 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang menyalin

Lebih terperinci