- Hambatan-hambatan dalam penggunaan search engine dalam menyusun skripsi.. BAB II KAJIAN TEORITIS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "- Hambatan-hambatan dalam penggunaan search engine dalam menyusun skripsi.. BAB II KAJIAN TEORITIS"

Transkripsi

1 - Hambatan-hambatan dalam penggunaan search engine dalam menyusun skripsi Informasi BAB II KAJIAN TEORITIS Informasi merupakan data yang berasal dari fakta yang tercatat dan selanjutnya dilakukan pengolahan (proses) menjadi bentuk yang berguna atau bermanfaat bagi pemakainya. Menurut Estabrook dalam Yusuf (2009:11), Menurut sudut pandang dunia kepustakaan dan perpustakaan, informasi adalah suatu rekaman fenomena yang diamati, atau bisa juga berupa putusan-putusan yang dibuat seseorang. Suatu kejadian atau suatu gejala alam yang diamati seseorang kemudian dapat direkam baik dalam pikiran orang yang mengamati atau juga dapat terekam di dalam sebuah alat yang dapat menyimpan sebuah fenomena adalah informasi. Kemudian dijelaskan juga bahwa sebuah keputusan yang dibuat seseorang dari hasil pengamatan juga merupakan informasi. Krikelas dalam Munggaran (2009:13) mendefinisikan Informasi sebagai rangsangan yang menciptakan ketidakpastian, yang membuat seseorang sadar akan kebutuhan dan menciptakan suatu perubahan dalam tingkat atau derajat tertentu. Informasi dapat mempengaruhi kehidupan pemakai informasi. Dari uraian Krikelas, informasi dikaitkan dengan rasa ketidakpastian dari dalam diri seseorang. Rasa ketidakpastian tersebut mendorong seseorang untuk mencari informasi. Dalam hal ini seseorang akan membutuhkan informasi sebagai rangsangan atau jawaban terhadap ketidakpastian. 2.2 Manfaat Informasi Informasi dikatakan bernilai apabila dapat memberikan manfaat. Adapun manfaat dari informasi menurut Sutanta (2003:11), adalah : 1. Menambah pengetahuan

2 Adanya informasi akan menambah pengetahuan bagi penerima yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan yang mendukung proses pengambilan keputusan. 2. Mengurangi ketidakpastian pemakai informasi Informasi akan mengurangi ketidakpastian karena apa yang akan terjadi dapat diketahui sebelumnya, sehingga kemungkinan menghindari keraguan pada saat pengambilan keputusan. 3. Mengurangi resiko kegagalan Adanya informasi akan resiko kegagalan karena apa yang akan terjadi dapat diantisipasi dengan baik, sehingga kemungkinan terjadinya kegagalan akan dapat dikurangi dengan pengambilan keputusan yang tepat. 4. Mengurangi keanekaragaman yang tidak diperlukan Mengurangi keanekaragaman yang tidak diperlukan akan menghasilkan keputusan yang lebih terarah. 5. Memberikan standar, aturan-aturan, ukuran-ukuran, dan keputusan untuk menentukan pencapaian, sasaran dan tujuan. Pendapat diatas menunjukkan bahwa informasi akan memberikan standard, aturan dan keputusan yang lebih terarah untuk mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan secara lebih baik berdasarkan informasi yang diperoleh. 2.3 Kebutuhan Informasi Pengertian Kebutuhan Informasi Kebutuhan diartikan sebagai sesuatu yang harus dimiliki oleh seseorang yang harus dipenuhi. Tidak ada seorang pun yang tidak membutuhkan informasi, apapun jenis pekerjaannya. Ada banyak pengertian kebutuhan informasi yang dikemukakan para ahli, antara lain : Kulthau dalam Wijayanti (2001:15) menguraikan bahwa kebutuhan informasi dalam ilmu informasi diartikan sebagai sesuatu yang lambat laun muncul dari kesadaran yang samar-samar mengenai sesuatu yang hilang dan pada tahap berikutnya menjadi keinginan untuk mengetahui tempat informasi yang akan memberikan kontribusi pada pemahaman akan makna. Menurut Krikelas (1983:5) mendefinisikan kebutuhan informasi bahwa : Kebutuhan informasi adalah pengakuan tentang adanya ketidakpatian dalam diri seseorang yang mendorong seseorang untuk mencari informasi. Dalam kehidupan yang sempurna, kebutuhan informasi (information needs) sama dengan keinginan informasi (information wants), namun pada umumnya ada kendala seperti ketiadaan eaktu, kemampuan, biaya, faktor

3 fisik, dan faktor individu lainnya, ini menyebabkan tidak semua kebutuhan informasi menjadi keinginan infromasi. Jika seseorang sudah yakin bahwa suatu informasi benar-benar diinginkan, maka keinginan informasi akan berubah menjadi permintaan informasi (information demands). Kebutuhan informasi menurut Diao dikutip oleh Prahatmaja (2006:5) membagi kebutuhan informasi manusia menjadi tiga macam kebutuhan informasi, yaitu : 1. Kebutuhan informasi yang objektif, yaitu kebutuhan yang seharusnya ada kalau seseorang mau mencapai tujuannya dengan sukses. Kebutuhan informasi obyektif ini menentukan ruang lingkup informasi potensial obyektif. 2. Kebutuhan informasi subyektif, yaitu kebutuhan informasi yang disadari seseorang sebagai persyaratan untuk suksesnya pencapaian tujuan. Kebutuhan jenis ini menentukan ruang lingkup informasi potensial subyektif. Namun yang sering menjadi permsalahan adalah kebutuhan informasi yang disadari pun kerapkali tidak selalu mudah untuk merumuskannya. 3. Kebutuhan informasi yang terpenuhi, yaitu kebutuhan informasi yang disadari seseorang dan terpenuhi kebutuhannya. Menurut Taylor, ada empat lapisan atau tingkatan yang dilalui oleh pikiran manusia sebelum sebuah kebutuhan benar-benar dapat terwujud secara pasti : 1. Visceral need, need for information not existing in the remembered experience of the inquirer yaitu ketika kebutuhan informasi belum sungguh-sungguh dikenali sebagai kebutuhan, sebab belum dapat dikaitkan dengan pengalaman-pengalaman seseorang dalam hidupnya. Dengan kata lain informasi yang aktual yang dibutuhkan tetapi tidak dapat diungkapkan. 2. Conscious need, yaitu ketika seseorang mulai menggunakan mentaldescription of an ill-defined area of indecision atau ketika seseorang mulai mereka-reka apa sesungguhnya yang ia butuhkan. Pada tingkatan ini kebutuhan informasi mulai dapat dijelaskan atau digambarkan. 3. Formalized need, yaitu ketika seseorang mulai secara lebih jelas dan terpadu dapat mengenali kebutuhan informasinya. Ditahapan ini kebutuhan dinyatakan dengan resmi. 4. Compromised need, yaitu ketika seseorang mengubah-ubah rumusan kebutuhannya karena mengantisipasi, atau bereaksi terhadap kondisi tertentu Jenis Kebutuhan Informasi

4 Ada banyak jenis kebutuhan informasi, seperti Katz yang dikutip oleh Yusup (2009: 205), antara lain adalah : a. Kebutuhan kognitif. Ini berkaitan erat dengan kebutuhan untuk memperkuat informasi, pengetahuan dan pemahaman seseorang akan lingkungannya. Kebutuhan ini didasarkan pada hasrat seseorang untuk memahami dan mengusai lingkungannya. Di samping itu, kebutuhan ini juga dapat memberi kepuasan atas hasrat keingintahuan dan penyelidikan seseorang. b. Kebutuhan efektif. Kebutuhan ini dikaitkan dengan penguatan estesis, hal yang dapat menyenangkan, dan pengalaman-pengalaman emosional. Dalam hal ini, berbagai media sering dijadikan alat untuk mengejar kesenangan dan hiburan. Misalnya, orang membeli radio, televisi, dan menonton film, tidak lain karena mencari hiburan. c. Kebutuhan integrasi personal (personal integrative needs). Ini dikaitkan dengan penguatan kredibilitas, kepercayaan, stabilitas, dan status individu. Kebutuhan-kebutuhan ini berasal dari hasrat seseorang untuk mencari harga diri. d. Kebutuhan integrasi sosial (social integrative needs). Kebutuhan ini dikaitkan dengan penguatan hubungan keluarga, teman, dan orang lain di dunia. Kebutuhan ini didasari oleh hasrat seseorang untuk bergabung atau berkelompok dengan orang lain. e. Kebutuhan berkhayal (escapist needs). Ini dikaitkan dengan kebutuhankebutuhan untuk melarikan diri, melepaskan ketegangan, dan hasrat mencari hiburan dan pengalihan. Menurut Morgan dan King dalam Wilson (1996) mengemukakan bahwa jenis kebuthan informasi muncul dari tiga motif, yaitu : 1. Physiological motives Kebutuhan informasi didasari atas kebutuhan diri sendiri. 2. Unlearned motives Kebutuhan informasi terjadi karena adanya tugas, atau informasi digunakan untuk mengambil suatu keputusan. 3. Social motives Kebutuhan informasi terjadi karena adanya permintaan informasi dari orang lain. Berdasarkan uraian di atas, jenis kebutuhan informasi itu didasari atas kebutuhan diri sendiri, seperti adanya keingintahuan, pendidikan, tugas, pekerjaan dan lainnya maupun karena permintaan dari orang lain Karakteristik Kebutuhan Informasi

5 Menurut Chowdhury (1999 : 182), karakteristik kebutuhan dalam sistem pencarian informasi, yaitu : 1. Determine the information needs of each category of users (Menentukan kebutuhan informasi dari tiap kategori pengguna) 2. Access how far the existing system is able to meet the needs of user (Menilai seberapa jauh sistem yang ada mampu memenuhi kebutuhan pengguna) 3. Identify what information sources are to be possessed by the system (Mengidentifikasi sumber-sumber informasi apa yang harus dimiliki oleh sistem) 4. Determine how the information sources are to be analsed and recorded (Menentukan bagaimana sumber-sumber informasi harus dianalisis dan dicatat) 5. Determine the hardware and software requirements, nature and format of the database(s), approach to database design (centralized or distributed), networking requirements, standards, protocols, etc (Menentukan persyaratan perangkat keras ddan perangkat lunak, sifat dan format database, pendekatan desain database (tersentralisasi atau terdistribusi), jaringan persyaratan, standar, protokol, dll menentukan pola komunikasi, user interface) 6. Determine the output format(s) required, requirement for repackaging of information, etc (Menentukan format output yang diperlukan, persyaratan untuk pengemasan ulang informasi) 7. Determine the marketing strategies-information products, distribution, pricing, etc (Menentukan strategi pemasaran-pemasaran produk, distribusi, dan harga) 8. Determine the leve of staff training, user orientation/training (Menentukan tingkat pelatihan staf, orientasi pengguna/pelatihan) Menurut Nicholas yang dikutip oleh Ishak (2006:94), kebutuhan informasi memiliki sebelas karakteristik yang dapat menunjukkan wujud dari kebutuhan informasi tersebut, yaitu : a. Pokok masalah ( Subject) Subjek merupakan hal penting yang harus diperhatikan sebelum mengindentifikasi suatu masalah dalam sebuah informasi. b. Fungsi (Function) Setiap informasi memiliki fungsi yang berbeda-beda tergantung pada isi dan pemanfaatan informasi tersebut. c. Sifat (Nature) Informasi memiliki sifat yang merujuk pada ciri esensial yaitu berubah pada periode tertentu atau kebutuhan informasi berbeda antara satu orang dengan orang lain. d. Tingkat Intelektual (Intellectual Level) Informasi juga berkaitan dengan tingkat intelektual yaitu adanya pengetahuan atau tingkat kecerdasan pemakai terhadap suatu informasi.

6 e. Titik Pandang (Viewpoint) Informasi juga memiliki titik pandang berdasarkan pada pemikiran pemakai, orientasi politik, pendekatan poositif dan negatif, maupun orientasi disiplin ilmu. f. Kuantitas (Quantity) Pemakai informasi juga membutuhkan kuantitas dan jumlah yang berbeda dalam memenuhi kebutuhan informasinya. g. Kualitas (Quality) Kualitas kebutuhan informasi tergantung pada sifat individu pemakai itu sendiri. Hal ini dapat dilihat dari pemanfaatan informasi itu. h. Batas Waktu Informasi (Date) Informasi memiliki batas waktu penggunaan yaitu informasi baru atau informasi lama. i. Kecepatan Pengiriman (Speed of Delivery) Informasi diupayakan secepatnya sampai kepada pemakai, sehingga aktualitas informasi dapat terjaga sehingga sering disebut informasi up to date. j. Tempat Asal Publikasi (Place) Tempat asal publikasi suatu informasi dapa dilihat darimana informasi itu diterbitkan. k. Pemrosesan dan Pengemasan (processing and Packaging) Pemrosesan berkaitan dengan bagaimana cara penyajian informasi itu tampilkan, sedangkan pengemasan berkaitan dengan tampilan luar atau bentuk fisik dari informasi Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Informasi Kebutuhan seseorang timbul dipengaruhi oleh kondisi, situasi dan kognisinya. Setiap orang memiliki kebutuhan informasi yang berbeda-beda. Menurut Nicholas (2000) ada beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan informasi, yaitu : 1. Kebutuhan (needs) Seseorang akan mencari informasi jika ia merasa membutuhkan suatu informasi. Disini ia dapat mencari informasi dengan cara bertanya kepada teman, kepada dosen, membaca buku, menonton televisi, atau mendengarkan radio. 2. Manfaat (uses) Seseorang membutuhkan informasi jika ia merasa informasi yang ingin dicarinya akan memberikan manfaat bagi dirinya ataupun orang lain. 3. Faktor Eksternal (external factors) Informasi dibutuhkan karena adanya faktor dari luar, dorongan dari seseorang sehingga ia merasa berkewajiban untuk mencari informasi tersebut. 4. Faktor Internal (internal factors) Informasi dibutuhkan karena adanya kesadaran dari dalam diri terhadap informasi tersebut

7 Menurut Wilson yang dikutip oleh Ishak (2006) menguraikan faktor yang secara bertingkat mempengaruhi kebutuhan informasi, seperti pada gambar berikut : Gambar 1. faktor yang mempengaruhi kebutuhan informasi (sumber : Wilson, 1994) Pada gambar tersebut ada tiga faktor utama yang mempengaruhi kebutuhan informasi, yaitu : a. Kebutuhan individu (person) Kebutuhan yang ada dalam diri individu meliputi kebutuhan psikologis (psychological needs), kebutuhan afektif (affectif needs) dan kebutuhan kognitif (cognotive needs). Ketiga kebutuhan ini secara langsung mempengaruhi kebutuhan informasi. b. Peran sosial (social role) Peran sosial meliputi peran kerja (work role) dan tingkat kinerja (performance level), akan mempengaruhi faktor kebutuhan yang ada dalam diri individu.

8 c. Lingkungan (environment) Faktor lingkungan, meliputi lingkungan kerja (work environment), lingkungan sosial-budaya (social-cultural environment), lingkungan politik-ekonomi (politic-economic environment) mempengaruhi faktor peran sosial maupun faktor kebutuhan individu. Sehingga terjadi pengaruh bertingkat yang akan membentuk kebutuhan informasi. Dari beberapa uraian di atas, dapat diketahui bahwa setiap orang memiliki kebutuhan informasi yang berbeda-beda. Kebutuhan informasi ditentukan berdasarkan kebutuhan individu, peran sosial dan lingkungan Sumber-Sumber Informasi Informasi yang kita dapatkan terdiri dari banyak sumber. Baik dari media elektronik maupun tercetak. Menurut Krikelas yang dikutip olrh Budiyono (2000:23) menyatakan : Pilihan sumber dapat dibagi menjadi dua, yaitu internal dan eksternal. Sumber internal dapat berupa : memo, catatan pribadi atau hasil pengamatan. Sedangkan sumber eksternal dapat berupa : hubungan antar personal langsung dan informasi terekam atau tertulis. Perpustakaan merupakan tempat yang menyediakan sumber-sumber informasi. Mulai dari informasi tercetak, seperti buku, majalah, novel, jurnal, dll, sampai informasi yang berbentuk digital seperti internet. Internet memberikan kemudahan dalam mencari informasi karena memberikan fasilitas mesin pencari (search engine) dengan akses tanpa batas. 2.4 Perilaku Informasi Perilaku informasi merupakan keseluruhan perilaku manusia berkaitan dengan sumber dan saluran informasi, termasuk perilaku penemuan dan penggunaan informasi baik secara aktif maupun secara pasif. Menurut Pettigrew dalam Frion (2009:2) menyatakan bahwa information behaviour as how people need, seek, give and use information in different contexts. Sedangkan menurut Case dalam Frion (2009:3),perilaku informasi adalah:

9 Information behaviour...encompasses information seeking as well as the totality of other unintentional or passive behaviours (such as glimpsing or encountering information), as well as purposive behaviours that do not involve seeking, such as astively avoiding information. Menurut Frion perilaku informasi didefinisikan bagaimana orang-orang membutuhkan, mencari, memberi dan menggunakan informasi dalam konteks yang berbeda. Sedangkan menurut Case perilaku informasi mencakup pencarian informasi serta totalitas lain yang disengaja atau perilau pasif (seperti melihat sekilas informasi), serta perilaku yang tidak melibatkan pencarian informasi aktif Perilaku Pencarian Informasi Perilaku pencarian informasi merupakan tindakan yang dilakukan seseorang atau kelompok untuk memenuhi kebutuhan informasinya. Menurut Krikelas dalam Bintoro yang disebut perilaku pencarian informasi adalah upaya yang dilakukan oleh seseorang untuk memenuhi kebutuhannya. Sedangkan menurut Purwoko (2009) Perilaku pencarian informasi adalah kebutuhan informasi, strategi penemuan informasi dan penggunaan informasi. Wilson (2000), mengemukakan beberapa pengertian perilaku pencarian informasi sebagai berikut : 1. Information behavior is the totality of human behavior in relation to sources and channels of information, including both active and passive information seeking, and information use. Thus, it includes face to- face communication with others, as well as the passive reception of information as in, for example, watching TV advertisements,without any intention to act on the information given. 2. Information seeking behavior is the purposive seeking for information as a consequence of a need to satisfy some goal. In the course of seeking, the individual may interact with manual information systems (such as a newspaper or a library), or with computer-based systems (such as the World Wide Web). 3. Information searching behavior is the micro-level of behavior employed by the searcher in interacting with information systems of all kinds. It consists of all the interactions with the system, wheter at the level of human computer interaction (for example, use of the mouse and clicks on links) or at the intellectual level (for exmple, adopting a Boolean search strategy or determining the criteria for deciding which of two books selected from adjacent places on a library shelf is most useful), which will also involve mental acts, such as judging the relevance of data or information retrieved.

10 4. Information use behavior consists of the physical and mental acts involved in incorporating the information found into the person s existing knowledge base. It may involve, therefore, physical acts such as marking sections in a text to note their importance or significance, as well as mental acts that involve, for example, comparison of new information with existing knowledge. Information behaviour adalah totalitas hubungan manusia dengan sumber dan saluran informasi, termasuk pencarian aktif dan pasif dan penggunaan informasi. Termasuk komunikasi langsung dengan yang lain, serta penerimaan informasi secara pasif seperti menonton televisi, tanpa perhatian atau niat khusus terhadap informasi yang disajikan. Information seeking behaviour adalah upaya menemukan informasi sebagai konsekuensi dari kebutuhan untuk memenuhi beberapa tujuan. Dalam perjalanan menemukan, para individu berinteraksi dengan sistem informasi manual (seperti surat kabar atau perpustakaan), atau dengan sistem berbasis komputer. Sedangkan information searching behaviour adalah perilaku pencarian informasi ditingkat mikro yang digunakan pencari ketika berinteraksi dengan sistem informasi. Perilaku ini berinteraksi dengan sebuah sistem informasi apakah dengan berinteraksi langsung dengan orang yang ahli dengan menggunakan mouse atau tindakan meng-klik sebuah link atau melakukan pencarian informasi dengan cara intelektual seperti melakukan penelusuran menggunakan strategi bolean atau menentukan kriteria untuk menyeleksi buku yang letaknya berdekatan menurut nomor urut di rak buku perpustakaan. Juga perilaku pencarian seperti menafsir ketepatan data atau menemukan kembali informasi. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa perilaku informasi merupakan istilah yang paling luas kemudian disusul information seeking behaviour yang merupakan suatu upaya menemukan informasi untuk memenuhi kebutuhan informasi hingga mencapai tujuan tertentu, upaya penemuan tersebut dapat dilakukan berinteraksi dengan informasi manual atau dengan infromasi berbasis komputer.

11 Sedangkan information searching behaviour merupakan perilaku ditingkat mikro yang ditujukan atau digunakan pencari infromasi ketika berhadapan dengan sistem infromasi. Jadi information seeking behaviour dan information searching behavior memiliki perbedaan Model Perilaku Pencarian Informasi Menurut Wilson (2000:49), Setiap analisis literatur perilaku mencari informasi harus didasarkan pada beberapa model umum yang dapat disebut perilaku informasi yang mencari informasi. Model yang ditunjukkan pada gambar dibawah menempatkan konsep-konsep kebutuhan informasi, pencarian informasi, pertukaran informasi, dan informasi yang digunakan dalam diagram alir dapat dilihat sebagai memetakan perilaku seorang individu yang dihadapkan dengan kebutuhan untuk mencari informasi. Model teori perilaku informasi menurut Wilson (2000:49) : Gambar 2. Model teori perilaku informasi oleh Wilson. (Sumber: Wilson, 2000) Model di atas menjelaskan bahwa pengguna informasi ada karena kebutuhan informasi, sehingga pencarian informasi pun dilakukan. Informasi

12 dapat dicari di sistem informasi maupun sumber yang lainnya. Apabila pencarian sukses dan memuaskan pengguna, maka informasi tersebut akan diteruskan ke orang lain. Model ini menunjukkan bahwa perilaku pencarian informasi melibatkan orang lain untuk pertukaran informasi dan informasi tersebut digunakan untuk kepentingan sendiri maupun orang lain. Sedangkan Sconul (1999 :7) memberikan tujuh butir kemampuan dalam model information skills di perguruan tinggi, yaitu : 1. Mengenali informasi yang dibutuhkan (recognize information) 2. Menentukan dan menyeleksi jenis dan sumber informsi yang tepat (distiguish ways of addressing gap) a. Pengetahuan tentang jenis sumber daya yang tepat, baik cetak dan non cetak b. Pemilihan sumber daya dengan paling cocok untuk tugas di tangan c. Kemampuan untuk memahami isu yang mempengaruhi aksesibilitas sumber 3. Membangun strategi dalam menemukan sumber informasi, termasuk metode yang tepat dan sistematis serta prinsip-prinsip pembuatan database (construct strategies for locating). a. Untuk mengartikulasikan kebutuhan informasi untuk pertandingan melawan sumber b. Untuk mengembangkan metode sistematis yang sesuai untuk kebutuhan c. Untuk memahami prinsip-prinsip konstruksi dan generasi database 4. Menggunakan teknik-teknik pencarian dan mencari serta mengakses (locate and access). a. Untuk mengembangkan teknik-teknik mencari yang sesuai (misalnya penggunaan Boolean) b. Untuk menggunakan teknologi informasi dan komunikasi, termasuk istilah jaringan akademis internasional c. Menggunakan pengindeksan dan abstrak yang sesuai layanan, indeks rujukan dan database d. Untuk menggunakan metode kesadaran saat ini untuk tetap up-to-date 5. Membandingkan dan mengevaluasi informasi yang dihasilkan dari berbagai sumber (compare and evaluation) a. Kesadaran akan isu-isu bias dan otoritas b. Kesadaran proses tinjauan rekan penerbitan ilmiah c. Informasi yang tepat sesuai kebutuhan informasi 6. Mengorganisir, menggunakan dan mengkomunikasikan informasi kepada orang lain dengan cara-cara yang tepat (organising, apply, and communicate) a. Situasi b. Mengutip referensi dalam laporan proyek dan tesis c. Untuk membangun sistem bibliografi pribadi d. Untuk menerapkan informasi kepada masalah yang dihadapi

13 e. Untuk berkomunikasi secara efektif dengan menggunakan media yang sesuai f. Untuk memahami isu-isu hak cipta dan plagiatisme 7. Mensintesiskan dan menciptakan informasi sebagai masukan dan kontribusi terhadap pengetahuan baru (synthesize and create). Peneliti lain dalam kajian Perilaku Pencarian Informasi, Ellis, memperkenalkan 6 kelompok kegiatan dalam perilaku pencarian informasi. Enam kelompok kegiatan perncarian informasi itu adalah : 1. Starting Kegiatan-kegiatan yang dikategorikan sebagai kelompok kegiatan starting adalah kegiatan-kegiatan yang biasanya dilakukan seorang pengguna informasi saat pertama kali mencari tahu tentang suatu bahasan tertentu. Contohnya : melakukan overview terhadap literatur-literatur yang ada dalam suatu bidang baru tertentu atau mencari tahu orang-orang yang ahli dalam suatu bidang tertentu. 2. Chaining Sedang yang dimaksud dengan chaining menurut Ellis (1989) adalah following chains of citations or other forms of referential connections between material. (Makri et.al.,n.d) Mengikuti rangkaian kutipan-kutipan atau mengikuti rangkaian hubungan-hubungan referensial antar bahan informasi (literatur). Misalnya dengan menelusur daftra pustaka yang ada pada sebuah literatur guna mendapatkan sumber informsi yang lain yang membahas persoalan yang sama. 3. Browsing Ellis (1989) mengatakan bahwa browsing adalah semi-directed searching in an area of potential interest. (Marki et.al.,n.d) Pencarian semi terarah pada wilayah dari bahasan yang lebih spesifik yang diminati. Aktivitas yang termasuk dalam kelompok kegiatan ini adalah seperti menelusur daftar isi sebuah jurnal atau menelusur jajaran buku dengan tema tertentu di rak buku perpustakaan. 4. Differentiating Kegiatan memilah dan memilih bahas sumber informasi berdasarkan derajat kepentingan dan ketepatan serta relevansinya dengan Kebutuhan Informasi, sehingga terpilih bahan sumber informasi yang paling tepat dan paling relevan 5. Monitoring Aktivitas yang termasuk dalam kegiatan ini, dilakukan untuk menjaga agar pengguna informasi (yang melakukannya) tetap mendapatkan informasi paling mutakhir. Termasuk dalam kelompok kegiatan ini adalah membaca jurnal secara berkesinambungan atau dengan tetap bertukar informasi degan rekan sejawat dalam keilmuan atau dengan bertukar informasi dengan pakar dalam bidang tertentu. 6. Extracting Menurut Ellis (1989) yang dimaksud dengan estracting adalah Systematically working though a particular source to identify material of interest. (Makri et.al., n.d). Mengidentifikasi secara selektif bahan

14 sumber informasi yang telah didapat untuk mendapatkan informasi yang diminati. Keenam kelompok kegiatan itu tidak mesti dilakukan secara berurutan dan pengguna informasi tidak melakukannya secara satu persatu. Bisa saja seornag pengguna informasi melakukan sesuatu yang termasuk kelompok kegiatan chaining sekaligus melakukan sesuatu yang termasuk kegiatan browsing. Wilson (1996) mengusulkan diagram berikut dibawah ini untuk mengambarkan hubungan antar kelompok kegiatan tersebut dalam urutan : Gambar 3: Penjelasan tentang Perilaku Pencarian Informasi oleh Ellis (Sumber : Wilson, 1996) Strategi Pencarian Informasi Internet adalah jaringan informasi komputer mancanegara yang berkembang sangat pesat dan pada saat ini dapat dikatakan sebagai jaringan informasi terbesar di dunia, sehingga sudah seharusnya para profesional mengenal manfaat apa yang dapat diperoleh melalui jaringan ini. Dengan adanya Internet, dunia ilmu pengetahuan semakin terbuka bagi kita, penyebaran informasipun semakin cepat, segala informasi di belahan dunia manapun dapat diperoleh dalam sekejap. Informasi yang tadinya sulit diperoleh, saat ini sudah bukan sesuatu yang sulit lagi. Ini semua dimungkinkan dengan adanya fasilitas Searh Engines, atau mesin pencari dalam dunia Internet, yang artinya adalah pencarian segala informasi yang kita perlukan, yang bisa saja berupa data, file, gambar, musik, maupun film

15 . Search engine adalah suatu Web khusus yang menyediakan pelayanan untuk mengorganisasi, menyusun Index berdasarkan kategori, dari beberapa Website yang telah mendaftarkan site-nya, serta memberikan rate berdasar dari seringnya site tersebut dikunjungi. Hal tersebut akan sangat membantu kita untuk menemukan halaman web yang kita butuhkan, cukup hanya dengan mengetikkan kata kunci pada form yang telah disediakan. Contohnya : Google, Yahoo!, Lycos, Altavista, dan sebagainya. Menurut Nicholson (2000), ada beberapa strategi yang digunakan untuk mencari informasi, yaitu : 1. Memahami topik. Pastikan topik yang dipilih benar-benar dipahami sebelum menemukan informasi untuk topik tersebut, yaitu dengan melihat pertanyaan atau spesifikasi topik yang telah dipilih termasuk adanya istilah asing yang sebelumnya harus disesuaikan ke dalam bahasa ilmiah berdasarkan kamus atau ensiklopedia. 2. Mengidentifikasi query dan frase a. Menggunakan kata kunci yang salah berarti akan mendapatkan informasi yang salah b. Tidak menggunakan semua kata kunci berarti tidak akan mendapatkan informasi yang cukup, atau mendapatkan jenis informasi yang salah 3. Mengidentifikasi sinonim dan istilah yang terkait, yaitu mengidentifikasi sebanyak mungkin kata dan frase yang berbeda untuk memperoleh informasi yang dicari. a. Perluasan istilah (broader terms) dapat membantu menemukan informasi yang lebih umum sehingga akan banyak pilihan informasi yang dapat digunakan. b. Penyempitan istilah (narrower terms) dapat membantu menemukan informasi yang lebih spesifik sehingga informasi yang diberikan lebih sedikit dan hasilnya lebuh relevan dengan yang dibutuhkan. c. Sinonim atau istilah terkait (synonyms or related terms) untuk memastikan agar tidak kehilangan informasi dengan mengabaikan kata-kata yang berarti sama atau hal-hal yang terkait seperti mencakup sinonim, variasi ejaan istilah asing, istilah-istilah teknis, dan singkatan. Catatan : Thesaurus, Pengawasan Kosakata, Kata kunci dapat digunakan dalam search engine atau database ilmu pengetahuan. 4. Membuat pernyataan penelusuran a. Pemotongan dan wildcards yaitu mencari query yang sama namun artinya berbeda, biasanya menggunakan simbol bintang (*). b. Boolean logic yaitu merumuskan query dengan beberapa istilah dapat menggunakan operator Boolean yang terdiri dari And, Or, dan Not. And digunakan untuk mempersempit hasil pencarian dan spesifik. Or digunakan dalam laporan pencarian untuk memperluas pengambilan termasuk sinonim dan istilah terkait, dan Not digunakan untuk mengecualikan catatan yang tidak diinginkan dari hasil pencarian karena berguna untuk membedakan kata kunci yang sama.

16 c. Phrase searching, yaitu mencari frase yang tepat dengan menentukan kalimat sendiri, biasanya dilambangkan dengan tanda kutip ( ). d. Stop words, adalah kata yang tidak bisa diindeks. Search engine tidak dapat menyimpan kata-kata yang sangat umum, misalnya pada, dengan di, dll. 5. Memulai pencarian Ada berbagai cara untuk menacri informasi tentang suatu topik. Sebelum mencari informasi tersebut, ada hal yang perlu diketahui, yaitu : a. Penelitian sebelumnya tentang topik tersebut b. Sudut pandang topik c. Penulis tertentu dalam mengutip teori d. Mendefinisikan topik Pernyataan ini sesuai untuk membantu memutuskan jenis sumber informasi mana yang paling sesuai dengan kebutuhan. 6. Mengevaluasi hasil pencarian Mengevaluasi hasil pencarian terhadap dokumen/ artikel, batasi pencarian dengan menentukan : nama penulis, judul, volume, isi, nama jurnal,kata kunci, teks penuh, jenis dokumen,dan waktu. 7. Menyimpan hasil penelitian/ menulis sumbernya Hasil dari pencarian dapat disimpan sebagai bukti fisik dari sebuah informasi. Selain itu, hal ini berguna apabila ingin mencari informasi yang sama maka dengan cepat informasi itu dapat diperoleh sehingga menghemat waktu, tenaga dan biaya. 8. Mengambil referensi Membuat catatan referensi terhadap hasil seluruh dokumen yang didapat. Ada beberapa sumber menawarkan fasilitas download dengan menyediakan file berbagai software yang digunakan. Dari uraian di atas, dapat dipahami bahwa fasilitas Searh Engines, atau mesin pencari dalam dunia Internet, telah memudahkan kita dalam pencarian segala informasi yang kita perlukan, yang bisa saja berupa data, file, gambar, musik, maupun film Kelompok Pencari Informasi Berdasarkan kebutuhan informasi yang beraneka ragam menyebabkan perilaku dala mencari informasi juga berbeda-beda. Para pencari informasi dapat dibagi ke dalam beberapa kelompok. Palmer dalam Suwarsih (2008:8), merumuskan enam model kelompok pencari informasi, yaitu : 1. Kelompok information overload: beroperasi pada sistem secara intensif dan terkendali serta berusaha menghubungi sejumlah besar sumber informasi, mencari informasi secara aktif, dan menerima informasi dari berbagai sumber.

17 2. Kelompok information enterpreneur: kelompok yang kurang menunjukkan kepercayaan terhadap sumber-sumber formal, meskipun juga berhubungan dengan sistem informasi secara ekstensif, namun kelompok ini kurang terkendali bila dibanding dengan kelompok overload. 3. Kelompok information hunter: kelompok yang dalam aktivitasnya menentukan sasaran pencarian lebih sempit, sekalipun merupakan pemburu yang aktif. Pola perilaku informasi kelompok ini dapat dideteksi dengan mudah. 4. Kelompok information pragmatist: merupakan kelompok pengkonsumsi informasi yang serba tidak teratur, karena sangat tergantung pada kesempatan yang ada. Kelompok ini tidak memperdulikan pengendalian sehingga pola pencarian informasi yang dilakukan tidak beraturan. 5. Kelompok information plodder: jarang mencari informasi dari sumbersumber formal, tetapi mengandalkan pada pengetahuan dan sumber informasi yang dimilikinya. Mereka tidak pernah memperdulikan sumber informasi yang tersedia serta jarang mencari informasi, sehingga tidak pernah ada pengendalian. 6. Kelompok information derelict: dalam aktivitasnya kelompok ini tidak menelusuri satu pun sistem informasi dan tidak membutuhkan informasi. 2.5 Search Engine Pada awalnya semua website yang ada pada world wide web terdaftar pada satu direktori yang juga tampil di world wide web. Saat seorang pengguna internet hendak mencari sesuatu informasi yang ada pada website-website terdaftar cukup dengan melihat pada direktori yang dimaksud. Tapi dikarenakan perkembangan pertambahan jumlah website di dunia maya begitu cepat dan karena kecepatannya membuat direktori tersebut tidak mampu menampung pertambahan jumlah web yang ada. Akhirnya hal itulah yang mendasari kemunculan web search engine atau lebih dikenal dengan nama search engine. Pengguna internet memerlukan sebuah alat untuk menemukan informasi yang dibutuhkan yang terdapat pada world wide web, itulah alasan yang mendorong para pembuat search engines membangun alat untuk mencari informasi yang ada pada world wide web. Search engines biasanya berupa sebuah situs yang menampilkan antar muka yang memungkinkan pengguna internet mengetikkan suatu query pencarian. Dengan mengetikkan suatu query pencarian tertentu dan mengklik tombol search, situss itu kemudian akan menampilkan suatu daftar yang berisi alamat website dan ringkasan isi website yang relevan dengan query pencarian. Ada juga search engine yang tampil sebagai bagian dari sebuah website, seperti Yahoo! Search.

18 Layanan search engine di internet bukan hanya google. Tapi di antara sekian banyak search engines google adalah yang paling fenomenal. Search engine ini telah diulas oleh banyak pustakawan dan professional bidang informasi di berbagai jurnal ilmiah. Secara garis besar pustakawan ada pro dan ada yang kontra berkenaan dengan fenomena google. Inovasi google dengan menghadirkan google scholar dan google books menjadi faktor yang membuat banyak pustakawan bereaksi terhadap keberadaan google. Beberapa menganggap bahwa keberadaan google mengancam eksistensi profesi kepustakawanan. Hal ini mengingat kini google bisa membantu pengguna untuk mengakses informasi ilmiah baik yang berupa jurnal maupun buku. Fenomena google ini seiring dengan temuan OCLC tahun 2006 dalam Rowland (2008). Secara garis besar temuan OCLC adalah sebagai berikut : 1. 89% of college students use search engines to begin an information search (while only 2% start from a library web site); (89% mahasiswa perguruan tinggi menggunakan search engines untuk memulai pencarian, hanya 2% yang memualinya dari web site perpustakaan) 2. 93% are satisfied or very satisfied with their overall experience of using a search engine (compared with 84% for a librarian-assisted search); (93% merasa puas dengan overall pengalaman menggunakan search engines (bandingkan dengan yang puas dengan bantuan pustakawan yang hanya mencapai 84%)) 3. Search engines fit college students life styles better than physical or online libraries and that fit is almost perfect ; (Search engines sesuai dengan gaya hidup para mahasiswa perguruan tinggi, lebih baik daripada menggunakan perpustakaan fisik atau online dan kesesuaiannya itu hampir sempurna ) 4. College students still use the library, but they are using it less (and reading less) since first began using internet research tools; (Mahasiswa perguruan tinggi masih menggunakan layanan perpustakaan, tapi mereka semakin jarang menggunakannya) 5. Books are still the primary library brand association for this group, despite massive investment in digital resources, of which students are largerly unfamiliar. (Buku masih diasosiasikan dengan perpustakaan bagi para mahasiswa perguruan tinggi, walaupun investasi yang luar biasa jumlahnya dalam pengembangan koleksi digital, yang mana kebanyakan mahasiswa perguruan tinggi tidak familiar dengan hal tersebut). Temuan ini kemudian yang menyulut reaksi lebih lanjut dari pasa pustakawan dunia untuk menghadapi fenomena google. Tidak kurang dari Sadeh

yang berguna dan berarti bagi pemakainya yang pada akhirnya akan mempengaruhi kehidupan pemakai informasi. 13

yang berguna dan berarti bagi pemakainya yang pada akhirnya akan mempengaruhi kehidupan pemakai informasi. 13 BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1. Informasi 2.1.1 Pengertian Informasi Tidak mudah untuk mendefinisikan konsep informasi karena istilah yang satu ini mempunyai bermacam aspek, ciri, dan manfaat yang satu dengan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN TEORITIS BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Perpustakaan Perguruan Tinggi 2.1.1 Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi Perpustakaan Perguruan Tinggi merupakan perpustakaan yang terdapat di lingkungan lembaga pendidikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN LITERATUR

BAB II TINJAUAN LITERATUR BAB II TINJAUAN LITERATUR 2.1 Informasi Setiap manusia selalu membutuhkan informasi ketika melakukan suatu kegiatan. Tanpa informasi manusia tidak akan dapat berperan banyak dalam melakukan kegiatannya.

Lebih terperinci

SUGENG PRIYANTO LOGO

SUGENG PRIYANTO LOGO Kajian dan Teori TBI SUGENG PRIYANTO LOGO LOGO Kajian TBI dapat dilihat dari 2 perspektif computer-centred view, yang berhubungan dengan membangun sistem komputer yang efisien untuk menyimpan, mengorganisasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN TEORITIS BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Perpustakaan Perguruan Tinggi 2.1.1 Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi Perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang berada di suatu P.T perguruan tinggi. Sesuai

Lebih terperinci

DR.LULUK FAUZIAH, M.SI FISIP UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO 27 AGUSTUS 2016

DR.LULUK FAUZIAH, M.SI FISIP UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO 27 AGUSTUS 2016 DR.LULUK FAUZIAH, M.SI FISIP UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO 27 AGUSTUS 2016 Teks/full-text Indeks/abstrak Suara/lagu Gambar/foto/imej Perangkat lunak Video, film Game Animasi Data statistik Formula/paten

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN TEORITIS BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Kebutuhan Informasi Siswa 2.1.1 Pengertian Kebutuhan Informasi Istilah kebutuhan informasi didefinisikan oleh Krikelas dalam Harissanti (2007:3) dengan pengakuan mengenai adanya

Lebih terperinci

PERILAKU PENCARIAN INFORMASI DOSEN IAIN SULTAN MAULANA HASANUDDIN BANTEN MELALUI INTERNET

PERILAKU PENCARIAN INFORMASI DOSEN IAIN SULTAN MAULANA HASANUDDIN BANTEN MELALUI INTERNET PERILAKU PENCARIAN INFORMASI DOSEN IAIN SULTAN MAULANA HASANUDDIN BANTEN MELALUI INTERNET ANIS ZOHRIAH Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten Abstrak Penelitian ini

Lebih terperinci

Bidang Studi :.. B. Pertanyaan

Bidang Studi :.. B. Pertanyaan Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN Dengan hormat, Saya mengharapkan kesediaan Bapak/ Ibu/ Saudara/I untuk berpartisipasi dalam mengisi kuesioner berikut ini dalam rangka pencarian informasi tentang Teknologi

Lebih terperinci

Dari jenis terbitan berseri yang diuraikan di atas, penulis hanya membahas mengenai jurnal tercetak dengan jurnal elektronik.

Dari jenis terbitan berseri yang diuraikan di atas, penulis hanya membahas mengenai jurnal tercetak dengan jurnal elektronik. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koleksi Terbitan Berseri Koleksi terbitan berseri merupakan salah satu koleksi yang ada di perpustakaan. Menurut Lasa (1994) bahwa terbitan berseri biasanya direncanakan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akhir-akhir ini perkembangan informasi yang semakin cepat, menjadikan informasi sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari kebutuhan masyarakat indonesia. Informasi

Lebih terperinci

PERILAKU PENCARIAN INFORMASI (INFORMATION SEEKING BEHAVIOR) GURU BESAR IAIN ANTASARI BANJARMASIN

PERILAKU PENCARIAN INFORMASI (INFORMATION SEEKING BEHAVIOR) GURU BESAR IAIN ANTASARI BANJARMASIN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI (INFORMATION SEEKING BEHAVIOR) GURU BESAR IAIN ANTASARI BANJARMASIN Tim Peneliti DR. Ahmad Juhaidi, S.Ag., M.Pd.I Ahmad Syawqi, S.Ag., S.IPI., M.Pd.I INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

Lebih terperinci

TES. Pustakawan Dalam Pengelolaan Database. Atas bantuan Bapak/Ibu/Sdr saya. 2. Nama BapakIbu/Sdr tidak perlu dicantumkan.

TES. Pustakawan Dalam Pengelolaan Database. Atas bantuan Bapak/Ibu/Sdr saya. 2. Nama BapakIbu/Sdr tidak perlu dicantumkan. LAMPIRAN 1 TES Dengan hormat, Dengan segala kerendahan hati, saya mohon bantuan Bapak/Ibu/Sdr untuk mengisi tes ini yang berkaitan dengan judul penelitian saya Analisis Kemampuan Pustakawan Dalam Pengelolaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pencarian informasi erat kaitannya dengan kebutuhan akan informasi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pencarian informasi erat kaitannya dengan kebutuhan akan informasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pencarian informasi erat kaitannya dengan kebutuhan akan informasi. Seseorang yang membutuhkan informasi memerlukan waktu untuk berpikir apa yang dibutuhkan,

Lebih terperinci

4 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Perilaku Pencarian Informasi 4.1.1 Starting Ditemukan dua pola umum starting dalam penelitian ini. Dua orang informan memulai rangkaian kegiatan pencarian informasinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi

BAB I PENDAHULUAN. informasi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Zaman globalisasi ditandai dengan suatu perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat. Ilmu pengetahuan dapat mengalami penyempurnaan atau

Lebih terperinci

Universitas Airlangga Surabaya merupakan salah satu universitas negeri terbesar

Universitas Airlangga Surabaya merupakan salah satu universitas negeri terbesar LITERASI INFORMASI MAHASISWA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA (STUDI DEKRIPTIF MENGENAI LITERASI INFORMASI MAHASISWA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN

LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN Saya mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan Universitas Sumatera Utara yang sedang melakukan penelitian tentang Evaluasi Kompetensi Pustakawan Pelayanan Referensi di Perpustakaan

Lebih terperinci

MODEL PERILAKU PENCARIAN INFORMASI GUNA MEMENUHI KEBUTUHAN INFORMASI (STUDI LITERATUR)

MODEL PERILAKU PENCARIAN INFORMASI GUNA MEMENUHI KEBUTUHAN INFORMASI (STUDI LITERATUR) MODEL PERILAKU PENCARIAN INFORMASI GUNA MEMENUHI KEBUTUHAN INFORMASI (STUDI LITERATUR) Nur Riani 1 Mahasiswa Pascasarjana Konsentrasi Ilmu Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Abstract. The existence

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. pendekatan analisis kuantitatif, diperlukan suatu prediksi mengenai. perumusan pertanyaan penelitian. 1

BAB IV ANALISIS DATA. pendekatan analisis kuantitatif, diperlukan suatu prediksi mengenai. perumusan pertanyaan penelitian. 1 BAB IV ANALISIS DATA A. Pengujian Hipotesis Pada penelitian yang bersifat inferensial, yang umumnya melakaukan pendekatan analisis kuantitatif, diperlukan suatu prediksi mengenai jawaban terhadap pertanyaan

Lebih terperinci

POLA LITERASI INFORMASI PEMUSTAKA DI PERPUSTAKAAN POLITEKNIK NEGERI PADANG

POLA LITERASI INFORMASI PEMUSTAKA DI PERPUSTAKAAN POLITEKNIK NEGERI PADANG POLA LITERASI INFORMASI PEMUSTAKA DI PERPUSTAKAAN POLITEKNIK NEGERI PADANG Yollanda Fitaloka 1, Malta Nelisa 2 Program Studi Informasi Perpustakaan dan Kearsipan FBS Universitas Negeri Padang email: fitalokay5@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tujuan 1.2 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tujuan 1.2 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tujuan Merancang sebuah sistem yang dapat meringkas teks dokumen secara otomatis menggunakan metode generalized vector space model (GVSM). 1.2 Latar Belakang Dunia informasi yang

Lebih terperinci

Perilaku Users dalam Pencarian Data dan Informasi melalui New Media

Perilaku Users dalam Pencarian Data dan Informasi melalui New Media Perilaku Users dalam Pencarian Data dan Informasi melalui New Media Adrian Wiranata 1, Prijana 2, Saleha Rodiah 3 Jurusan Ilmu Informasi dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjajaran

Lebih terperinci

KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI STAF PENGAJAR POLITEKNIK NEGERI SEMARANG DALAM MELAKSANAKAN KEGIATAN PENELITIAN

KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI STAF PENGAJAR POLITEKNIK NEGERI SEMARANG DALAM MELAKSANAKAN KEGIATAN PENELITIAN ORBITH VOL. 13 NO. 1 Maret 2017 : 1 8 KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI STAF PENGAJAR POLITEKNIK NEGERI SEMARANG DALAM MELAKSANAKAN KEGIATAN PENELITIAN Oleh: Sri Sumarsih Pustakawan UPT Perpustakaan

Lebih terperinci

MAKALAH PUBLIC LIBRARY Google Scholar vs.traditional Commercial Library Databases

MAKALAH PUBLIC LIBRARY Google Scholar vs.traditional Commercial Library Databases MAKALAH PUBLIC LIBRARY Google Scholar vs.traditional Commercial Library Databases D I S U S U N Oleh : NIKI ARSY SIREGAR (110709039) PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Penerapan Sistem Otomasi Perpustakaan Untuk Meningkatkan Kinerja Pustakawan di Perpustakaan Pusat Universitas Warmadewa

Penerapan Sistem Otomasi Perpustakaan Untuk Meningkatkan Kinerja Pustakawan di Perpustakaan Pusat Universitas Warmadewa Penerapan Sistem Otomasi Perpustakaan Untuk Meningkatkan Kinerja Pustakawan di Perpustakaan Pusat Universitas Warmadewa Ni Putu Ratih Adnyana Putri 1, I Putu Suhartika 2, Richard Togaranta Ginting 3 Fakultas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN TEORITIS BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Kebutuhan Informasi 2.1.1 Pengertian Kebutuhan Informasi Informasi di era globalisasi seperti sekarang ini telah menjadi kebutuhan utama dalam kehidupan manusia. Pemanfaatannya

Lebih terperinci

Penelusuran online dan Pelaporan

Penelusuran online dan Pelaporan Jurnalistik Online Penelusuran online dan Pelaporan Pertemuan ke 5 (25 Oktober 2013) Penelusuran daring Penelusuran dalam dunia online: simpel 1. Masukkan kata kunci ke kotak pencarian pada suatu mesin

Lebih terperinci

KAJIAN PUSTAKA (REVIEWING the LITERATURE) Disampaikan pada kuliah Metodologi Riset Sistem Informasi Oleh: Jefri Marzal

KAJIAN PUSTAKA (REVIEWING the LITERATURE) Disampaikan pada kuliah Metodologi Riset Sistem Informasi Oleh: Jefri Marzal KAJIAN PUSTAKA (REVIEWING the LITERATURE) Disampaikan pada kuliah Metodologi Riset Sistem Informasi Oleh: Jefri Marzal Pembagian Kajian Pustaka Untuk mencari ide penelitian, mengungkap material yang relevan

Lebih terperinci

PERILAKU PENCARI IFORMASI MAHASISWA ILMU PERPUSTAKN DAN INFORMASI UIN SUNAN KALIJAGA

PERILAKU PENCARI IFORMASI MAHASISWA ILMU PERPUSTAKN DAN INFORMASI UIN SUNAN KALIJAGA PERILAKU PENCARI IFORMASI MAHASISWA ILMU PERPUSTAKN DAN INFORMASI UIN SUNAN KALIJAGA A. PENDAHULUAN Pada masa ini informasi memegang peranan yang sangat penting dalam segala aspek kehidupan manusia. Baik

Lebih terperinci

Pemanfaatan Google Drive Dalam Pengembangan Electronic Document Delivery : Pendekatan Aplikatif Untuk Peningkatan Kinerja Pustakawan

Pemanfaatan Google Drive Dalam Pengembangan Electronic Document Delivery : Pendekatan Aplikatif Untuk Peningkatan Kinerja Pustakawan Pemanfaatan Google Drive Dalam Pengembangan Electronic Document Delivery : Pendekatan Aplikatif Untuk Peningkatan Kinerja Pustakawan Lasi Pustakawan Universitas Surabaya Email : lasi@staff.ubaya.ac.id

Lebih terperinci

2015 HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN WEBPAC DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN INFORMASI PEMUSTAKA DI UPT PERPUSTAKAAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG (ITB)

2015 HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN WEBPAC DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN INFORMASI PEMUSTAKA DI UPT PERPUSTAKAAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG (ITB) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan semakin berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi, segala aspek kehidupan manusia pun kini ikut mengalami perubahan agar dapat menyesuaikan dengan

Lebih terperinci

LITERASI INFORMASI: PERSPEKTIF PUSTAKAWAN. Iskandar Pustakawan Madya Unhas

LITERASI INFORMASI: PERSPEKTIF PUSTAKAWAN. Iskandar Pustakawan Madya Unhas Iskandar / JUPITER Volume XV No.1 (2016) 10 LITERASI INFORMASI: PERSPEKTIF PUSTAKAWAN Iskandar Pustakawan Madya Unhas Abstrak Tulisan ini bertujuan untuk memberi gambaran tentang literasi informasi perspektif

Lebih terperinci

PANDUAN DISCOVERY SEARCH PERPUSTAKAAN UGM

PANDUAN DISCOVERY SEARCH PERPUSTAKAAN UGM PANDUAN DISCOVERY SEARCH PERPUSTAKAAN UGM Ide Yunianto 2016 Discovery Search merupakan layanan pencarian koleksi terintegrasi. Layanan ini digunakan untuk mempermudah pencarian koleksi dari sumber sumber

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi berdampak luas dalam kehidupan manusia. Semenjak dikembangkannya komputer pada pertengahan abad ke-20, peradaban manusia

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH PROGRAM PPM

ARTIKEL ILMIAH PROGRAM PPM ARTIKEL ILMIAH PROGRAM PPM PELATIHAN INTERNET DAN PEMBUATAN BAHAN AJAR BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK GURU SEKOLAH DASAR Oleh : Edi Saputra, S.T., M.Sc./ NIDN. 0008018505 Reni Aryani, S.Kom., M.S.I./NIDN. 0022018801

Lebih terperinci

TIK Agribisnis UMY 2016 Heri Akhmadi, S.P., M.A.

TIK Agribisnis UMY 2016 Heri Akhmadi, S.P., M.A. Search Engines TIK Agribisnis UMY 2016 Heri Akhmadi, S.P., M.A. Today s Lecture Mengenal dan menggunakan search engine (SE) untuk mendapatkan informasi Membandingkan kelebihan dan kelemahan beberapa SE,

Lebih terperinci

Rasman / JUPITER Vol.XIII no.1(2014), hal 52-56

Rasman / JUPITER Vol.XIII no.1(2014), hal 52-56 Rasman / JUPITER Vol.XIII no.1(2014), hal 2-6 PEMAHAMAN MAHASISWA BARU ANGKATAN 2013 TERHADAP ORIENTASI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS HASANUDDIN Rasman 1,* UPT Perpustakaan Universitas Hasanuddin JL.Perintis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membantu dan bermanfaat bagi lembaga-lembaga atau perusahaanperusahaan. Penyampaian informasi dengan website tidak membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. membantu dan bermanfaat bagi lembaga-lembaga atau perusahaanperusahaan. Penyampaian informasi dengan website tidak membutuhkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan informasi teknologi saat ini telah berkembang dengan pesat. Penggunaan website dalam menyampaikan informasi sangatlah membantu dan bermanfaat bagi lembaga-lembaga

Lebih terperinci

FORMULASI STRATEGI BISNIS DAN IMPLIKASINYA TERHADAP BAURAN PEMASARAN (Studi Pada PT Dimata Sora Jayate di Kota Denpasar)

FORMULASI STRATEGI BISNIS DAN IMPLIKASINYA TERHADAP BAURAN PEMASARAN (Studi Pada PT Dimata Sora Jayate di Kota Denpasar) TESIS FORMULASI STRATEGI BISNIS DAN IMPLIKASINYA TERHADAP BAURAN PEMASARAN (Studi Pada PT Dimata Sora Jayate di Kota Denpasar) I PUTU AGUS MAHENDRA PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2011

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Sistem adalah suatu kesatuan atau himpunan dari unsur, komponen, atau variable yang terorganisir, saling berinterkasi, saling tergantung satu sama lain, dan

Lebih terperinci

1. Judul Penelitian : Pemanfaatan Internet Sebagai Sumber Belajar Oleh Mahasiswa Program Studi Teknik Elektro Universitas Hasanuddin 2.

1. Judul Penelitian : Pemanfaatan Internet Sebagai Sumber Belajar Oleh Mahasiswa Program Studi Teknik Elektro Universitas Hasanuddin 2. 1. Judul Penelitian : Pemanfaatan Internet Sebagai Sumber Belajar Oleh Mahasiswa Program Studi Teknik Elektro Universitas Hasanuddin 2. Pendahuluan a. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perubahan paradigma

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kemajuan teknologi informasi yang sangat pesat pada masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kemajuan teknologi informasi yang sangat pesat pada masa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan teknologi informasi yang sangat pesat pada masa sekarang ini, salah satunya alat pengolah data informasi yaitu komputer. Dan saat ini pula hampir di semua

Lebih terperinci

Ringkasan Chapter 12 Developing Business/ IT Solution

Ringkasan Chapter 12 Developing Business/ IT Solution TUGAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN Dosen : Dr. Ir. Arif Imam Suroso, M.Sc Ringkasan Chapter 12 Developing Business/ IT Solution Oleh : Shelly Atriani Iskandar P056121981.50 KELAS R50 PROGRAM PASCA SARJANA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu perguruan tinggi dikatakan baik, apabila sarana perguruan tinggi dapat menunjang tujuan utama perguruan tinggi. Salah satu sarana penunjang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan menggunakan kecerdasan buatan maka tidaklah mustahil akan ada mesin yang benar-benar mampu berpikir layaknya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Dengan menggunakan kecerdasan buatan maka tidaklah mustahil akan ada mesin yang benar-benar mampu berpikir layaknya manusia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Informasi merupakan bagian penting yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari, sehingga manusia berupaya membuat alat bantu agar informasi yang disampaikan

Lebih terperinci

BAB II ANALISIS MASALAH

BAB II ANALISIS MASALAH BAB II ANALISIS MASALAH 2.1 Tinjauan Teori Teori yang akan dibahas pada bab ini ada teori-teori pendukung dan penjelas yang menjadi landasan terhadap judul yang penulis angkat berupa materi ilmu yang bersifat

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS. 4.1 Pemahaman Literasi Informasi

BAB 4 ANALISIS. 4.1 Pemahaman Literasi Informasi BAB 4 ANALISIS Penelitian ini melibatkan 12 (dua belas) orang pustakawan sebagai informan yang merupakan instruktur dalam kegiatan OBM tahun 2007. Mereka terdiri dari tiga orang pustakawan perpustakaan

Lebih terperinci

PENELUSURAN LITERATURMELALUI DATABASE LARAS DAN ISJD DI PERPUSTAKAAN PDII-LIPI*

PENELUSURAN LITERATURMELALUI DATABASE LARAS DAN ISJD DI PERPUSTAKAAN PDII-LIPI* PENELUSURAN LITERATURMELALUI DATABASE LARAS DAN ISJD DI PERPUSTAKAAN PDII-LIPI* Wahid Nashihuddin Pustakawan Pertama PDII-LIPI Email: mamaz_wait@yahoo.com Jakarta, 2015 *) Tulisan ini bersumber dari Jurnal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. berupa Tugas Akhir, Laporan Penelitian, jurnal maupun artikel. Karya tulis ini mengenai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. berupa Tugas Akhir, Laporan Penelitian, jurnal maupun artikel. Karya tulis ini mengenai BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Dalam menyusun Tugas Akhir ini penulis merujuk pada beberapa karya tulis berupa Tugas Akhir, Laporan Penelitian, jurnal maupun artikel. Karya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi, dan rekreasi para pemustaka. Perpustakaan dijadikan salah satu pusat

BAB I PENDAHULUAN. informasi, dan rekreasi para pemustaka. Perpustakaan dijadikan salah satu pusat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan karya rekam guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan

Lebih terperinci

Pokok-pokok Pikiran Mengenai Perpustakaan Tahun 2000an 1

Pokok-pokok Pikiran Mengenai Perpustakaan Tahun 2000an 1 Pokok-pokok Pikiran Mengenai Perpustakaan Tahun 2000an 1 Oleh: Ir. Abdul R. Saleh, M.Sc dan Drs. B. Mustafa, M.Lib. 2 PENDAHULUAN Perguruan tinggi merupakan salah satu subsistem dari sistem pendidikan

Lebih terperinci

PENGENALAN GOOGLE SCHOLAR

PENGENALAN GOOGLE SCHOLAR PENGENALAN GOOGLE SCHOLAR Eko Prasetyo Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Agustus 2016 Topik Pemeringkatan Perguruan Tinggi Google Scholar What s and Why? Google Scholar, How? PEMERINGKATAN PERGURUAN

Lebih terperinci

TUGAS. Oleh : MEI ZAQI HILDAYANA

TUGAS. Oleh : MEI ZAQI HILDAYANA TUGAS MANAJEMEN PEMASARAN JASA PERPUSTAKAAN PERAN PUSTAKAWAN DALAM PEMBENTUKAN CITRA PERPUSTAKAAN Oleh : MEI ZAQI HILDAYANA 07540021 PRODI ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU

Lebih terperinci

Peranan User Education Dalam Memahami. Karakteristik dan Kebutuhan Pemustaka

Peranan User Education Dalam Memahami. Karakteristik dan Kebutuhan Pemustaka Peranan User Education Dalam Memahami Karakteristik dan Kebutuhan Pemustaka Abstrak : Pendidikan pemustaka adalah salah satu faktor dominan untuk membantu pemustaka melakukan penelusuran secara cepat,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi Pada dasarnya sistem informasi merupakan suatu sistem yang dibuat oleh manusia yang terdiri dari komponen komponen dalam organisasi untuk mencapai suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN LITERATUR Koleksi Elektronik Perpustakaan Perguruan Tinggi

BAB II TINJAUAN LITERATUR Koleksi Elektronik Perpustakaan Perguruan Tinggi BAB II TINJAUAN LITERATUR 2.1. Koleksi Elektronik Perpustakaan Perguruan Tinggi Koleksi elektronik memiliki beberapa karakteristik yang membedakan dari koleksi tercetak. Perbedaan karakteristik diantaranya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Informasi di dalam dunia pendidikan merupakan kebutuhan sehari-hari. Kebutuhan informasi menjadi masalah ketika kebutuhan tersebut tidak dapat terpenuhi. Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Andi Wijaya, 2014 Pemanfaatan Internet Pada Perpustakaan Daerah Kabupaten Karawang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Andi Wijaya, 2014 Pemanfaatan Internet Pada Perpustakaan Daerah Kabupaten Karawang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan pada era globalisasi, kini informasi bisa semakin mudah untuk diakses. Salah satu cara aksesnya adalah dengan menggunakan media

Lebih terperinci

Alivia Yulfitri Fakultas Ilmu Komputer Universitas Esa Unggul Jakarta Jl.Arjuna Utara No. 9, Kebon Jeruk, Jakarta

Alivia Yulfitri Fakultas Ilmu Komputer Universitas Esa Unggul Jakarta Jl.Arjuna Utara No. 9, Kebon Jeruk, Jakarta PEMANFAATAN INTERNET MENGGUNAKAN WEB BROWSER SEBAGAI PENDUKUNG MEDIA PEMBELAJARAN SISWA DI SMK KARYA PEMBANGUNAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN KARYA PEMBANGUNGAN DI PASIR BARAT JAMBE, TANGERANG BANTEN Alivia

Lebih terperinci

ANALISIS SUBJEK VERBAL

ANALISIS SUBJEK VERBAL ANALISIS SUBJEK VERBAL B. Mustafa mus@ipb.ac.id atau mustafa_smada@yahoo.com P endekatan subjek dalam era elektronik menjadi cara yang utama dalam mencari informasi. Mesin-mesin pencari informasi di internet

Lebih terperinci

Parno, SKom., MMSI. Personal Khusus Tugas

Parno, SKom., MMSI.  Personal  Khusus Tugas Parno, SKom., MMSI Email Personal parno@staff.gunadarma.ac.id Email Khusus Tugas parno2012@gmail.com Personal Website http://parno.staff.gunadarma.ac.id Personal Blog http://nustaffsite.gunadarma.ac.id/blog/parno

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. Tujuan

BAB II LANDASAN TEORI. memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. Tujuan BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Pemasaran Pemasaran adalah kegiatan manusia yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. Tujuan pemasaran yaitu membuat agar penjualan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah, keaslian penelitian, manfaat penelitian) dan juga tujuan penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. masalah, keaslian penelitian, manfaat penelitian) dan juga tujuan penelitian. BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini diuraikan mengenai latar belakang penelitian (perumusan masalah, keaslian penelitian, manfaat penelitian) dan juga tujuan penelitian. 1.1 Latar Belakang Website merupakan

Lebih terperinci

Digital Marketing. Communication

Digital Marketing. Communication Digital Marketing Communication Modul ke: Model Komunikasi Pemasaran Pada Internet Fakultas Ilmu Komunikasi Andri Budiwidodo, S.Si., M.Ikom. Program Studi Advertising and Markerting Communication www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS WEBSITE PADA PROSES PEMBELAJARAN PRODUKTIF DI SMK

PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS WEBSITE PADA PROSES PEMBELAJARAN PRODUKTIF DI SMK 137 PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS WEBSITE PADA PROSES PEMBELAJARAN PRODUKTIF DI SMK Syaiful Rahman 1, Wahid Munawar 2, Ega T. Berman 3 Departemen Pendidikan Teknik Mesin, FPTK UPI Jl. Dr. Setiabudi

Lebih terperinci

PERTEMUAN 6 PROMOSI DAN PEMELIHARAAN WEB

PERTEMUAN 6 PROMOSI DAN PEMELIHARAAN WEB PERTEMUAN 6 PROMOSI DAN PEMELIHARAAN WEB Promosi Website Bagaimana user dapat menemukan dan mendapatkan informasi dari website adalah tujuan dari promosi web, terutama untuk aplikasi web yang komersil.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perpustakaan sebagai wadah yang menyediakan berbagai referensi dan koleksi sumber informasi merupakan sentral rujukan untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi mahasiswa,

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI BERBASIS WEB PADEPOKAN TRAH SATRIA MATARAM YOGYAKARTA

SISTEM INFORMASI BERBASIS WEB PADEPOKAN TRAH SATRIA MATARAM YOGYAKARTA SISTEM INFORMASI BERBASIS WEB PADEPOKAN TRAH SATRIA MATARAM YOGYAKARTA Naskah Publikasi Diajukan oleh Kurniawan Agung Pamungkas 05.12.1411 Kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM

Lebih terperinci

Seminar Pendidikan Matematika

Seminar Pendidikan Matematika Seminar Pendidikan Matematika TEKNIK MENULIS KARYA ILMIAH Oleh: Khairul Umam dkk Menulis Karya Ilmiah adalah suatu keterampilan seseorang yang didapat melalui berbagai Latihan menulis. Hasil pemikiran,

Lebih terperinci

16 Apakah pihak yang berwenang pada situs web jelas? 17 Apakah penyedia sumberdaya situs web berkompeten?

16 Apakah pihak yang berwenang pada situs web jelas? 17 Apakah penyedia sumberdaya situs web berkompeten? NO 1 Aksesibilitas dan Kecepatan INDIKATOR YANG DIUKUR HASIL PEROLEHAN DATA YA TIDAK 1 Apakah pengguna dapat melihat sesuatu pada halaman situs web dalam waktu 8 detik? 2 Apakah situs web dapat diakses

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN TEORITIS BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Perpustakaan Umum Perpustakaan umum merupakan pusat informasi bagi masyarakat. Melalui perpustakaan umum masyarakat akan mendapat layanan informasi dengan mudah, murah, dan cepat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara lebih aktual dan optimal. Penggunaan teknologi informasi bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. secara lebih aktual dan optimal. Penggunaan teknologi informasi bertujuan untuk BAB I PENDAHULUAN I.. Latar Belakang Perkembangan teknologi yang sangat cepat telah membawa manusia memasuki kehidupan yang berdampingan dengan informasi dan teknologi itu sendiri. Yang berdampak pada

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Sistem Untuk memulai membangun suatu program aplikasi berupa aplikasi mengenai kamus digital istilah bidang IT, penulis terlebih dahulu merencanakan alur kerja berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Internet Internet dapat diartikan sebagai kumpulan komputer besar di dunia yang saling terhubung satu sama lain. Jika komputer terhubung ke Internet maka berarti terhubung dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagian dari lingkungan pembelajaran telah meningkat secara drastis. Salah

BAB I PENDAHULUAN. bagian dari lingkungan pembelajaran telah meningkat secara drastis. Salah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam satu dekade terakhir, penggunaan internet di dalam kelas sebagai bagian dari lingkungan pembelajaran telah meningkat secara drastis. Salah satunya disebabkan

Lebih terperinci

Menurut Chris Brogan (2010:11) dalam bukunya yang berjudul Social Media 101

Menurut Chris Brogan (2010:11) dalam bukunya yang berjudul Social Media 101 Pengertian Social Media Menurut Chris Brogan (2010:11) dalam bukunya yang berjudul Social Media 101 Tactic and Tips to Develop Your Business Online mendefinisikan Social media sebagai berikut: Social media

Lebih terperinci

SUKSES BERBISNIS DI INTERNET DALAM 29 HARI (INDONESIAN EDITION) BY SOKARTO SOKARTO

SUKSES BERBISNIS DI INTERNET DALAM 29 HARI (INDONESIAN EDITION) BY SOKARTO SOKARTO Read Online and Download Ebook SUKSES BERBISNIS DI INTERNET DALAM 29 HARI (INDONESIAN EDITION) BY SOKARTO SOKARTO DOWNLOAD EBOOK : SUKSES BERBISNIS DI INTERNET DALAM 29 HARI Click link bellow and free

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia pada masing-masing era, yaitu era kesukuan (tribal), tulisan

BAB I PENDAHULUAN. manusia pada masing-masing era, yaitu era kesukuan (tribal), tulisan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehadiran teknologi tak pelak memberikan pengaruh sangat besar dalam kehidupan manusia. Manusia menggunakan teknologi hampir dalam setiap gerak kehidupannya.

Lebih terperinci

2.2. Fitur Produk Perangkat Lunak Fitur Pengolahan Data Fakultas Fitur Pengolahan Data Jurusan

2.2. Fitur Produk Perangkat Lunak Fitur Pengolahan Data Fakultas Fitur Pengolahan Data Jurusan Abstract This search engine application is a tool used in topic research concerning practical work and final assignment made by Maranatha Christian University s students. The users can do research based

Lebih terperinci

BIMBINGAN PEMUSTAKA UNTUK MAHASISWA BARU STMIK SURABAYA DI ERA DIGITAL. Deasy Kumalawati Perpustakaan STMIK Surabaya

BIMBINGAN PEMUSTAKA UNTUK MAHASISWA BARU STMIK SURABAYA DI ERA DIGITAL. Deasy Kumalawati Perpustakaan STMIK Surabaya BIMBINGAN PEMUSTAKA UNTUK MAHASISWA BARU STMIK SURABAYA DI ERA DIGITAL Deasy Kumalawati Perpustakaan STMIK Surabaya deasy@stikom.edu ABSTRAK Saat ini perpustakaan sedang berjuang keras untuk melawan suatu

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. kebutuhannya dalam kegiatan kelompok (Rakhmat, 2001 : 160). Pernyataan

1. PENDAHULUAN. kebutuhannya dalam kegiatan kelompok (Rakhmat, 2001 : 160). Pernyataan 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu kelompok dikatakan efektif apabila kelompok tersebut dapat menjalankan fungsi-nya yaitu untuk saling berbagi informasi. Karena itu keefektifan suatu kelompok dapat

Lebih terperinci

Perancangan Aplikasi Kamus Bahasa Jerman

Perancangan Aplikasi Kamus Bahasa Jerman Perancangan Aplikasi Kamus Bahasa Jerman Natio Wiguna 1), Siti Raudha 2) STMIK IBBI Jl. Sei Deli No. 18 Medan, Telp. 061-4567111 Fax. 061-4527548 e-mail: natiowiguna@yahoo.com 1), raudha.demarsel@gmail.com

Lebih terperinci

KETERSEDIAAN KOLEKSI TERCETAK DALAM MEMENUHI KEPUASAN PENGGUNA PADA PERPUSTAKAAN ITB

KETERSEDIAAN KOLEKSI TERCETAK DALAM MEMENUHI KEPUASAN PENGGUNA PADA PERPUSTAKAAN ITB KETERSEDIAAN KOLEKSI TERCETAK DALAM MEMENUHI KEPUASAN PENGGUNA PADA PERPUSTAKAAN ITB oleh Iis Naeni Sabila Dini Suhardini Program Studi Perpustakaan dan Informasi Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan

Lebih terperinci

Bab 10 Manajemen Komunikasi Proyek

Bab 10 Manajemen Komunikasi Proyek Bab 10 Manajemen Komunikasi Proyek (Sumber : Buku PMBOK, 2000) Manajemen Komunikasi Proyek termasuk proses yang diperlukan untuk memastikan bahwa informasi dalam proyek dibuat dengan tepat dan cepat, baik

Lebih terperinci

Audit Sistem pada Digital Library System (Studi Kasus Universitas A) Inne Gartina Husein

Audit Sistem pada Digital Library System (Studi Kasus Universitas A) Inne Gartina Husein Audit Sistem pada Digital Library System (Studi Kasus Universitas A) Inne Gartina Husein Program Studi Manajemen Informatika, Politeknik Telkom, Bandung 1. Pendahuluan Digital library merupakan dampak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Landasan Teori Dalam landasan teori ini akan dibahas tentang teori-teori yang berkaitan dengan penelitian secara terperinci. Teori yang akan dibahas sebagai berikut: 2.1.1. Electronic

Lebih terperinci

PEMASARAN ONLINE (Manfaat, Keuntungan & Cara Kerjanya)

PEMASARAN ONLINE (Manfaat, Keuntungan & Cara Kerjanya) PEMASARAN ONLINE (Manfaat, Keuntungan & Cara Kerjanya) PEMASARAN ONLINE FOR X SMK Copyriht by : Rio Widyatmoko,A.Md.Kom MANFAAT PEMASARAN ONLINE MANFAAT PEMASARAN ONLINE a. Melakukan perubahan dengan cepat.

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Tujuan dari perancangan sistem adalah untuk memenuhi kebutuhan user mengenai

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Tujuan dari perancangan sistem adalah untuk memenuhi kebutuhan user mengenai BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1. Perancangan Sistem Tujuan dari perancangan sistem adalah untuk memenuhi kebutuhan user mengenai gambaran yang jelas tentang perancangan sistem yang akan dibuat serta diimplementasikan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah kamera CCTV (Closed Circuit Television). Perangkat CCTV dapat

BAB I PENDAHULUAN. adalah kamera CCTV (Closed Circuit Television). Perangkat CCTV dapat BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Tindak kejahatan yang marak saat ini menuntut diciptakan sesuatu sistem keamanan yang dapat membantu memantau dan mengawasi segala sesuatu yang berharga. Salah satu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap penerapan teknologi baru di berbagai organisasi. Teknologi informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap penerapan teknologi baru di berbagai organisasi. Teknologi informasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi dewasa ini terus mendorong terciptanya kebutuhan terhadap penerapan teknologi baru di berbagai organisasi. Teknologi informasi merupakan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB VI HUBUNGAN PELANGGAN

BAB VI HUBUNGAN PELANGGAN BAB VI HUBUNGAN PELANGGAN Agar mendapat keuntungan, suatu perusahaan harus menciptakan hubungan yang menguntungkan dengan pelanggan mereka. Untuk mencapai hal ini, pertama perusahaan harus mengidentifikasi

Lebih terperinci

PANDUAN PENCEGAHAN PLAGIARISME UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

PANDUAN PENCEGAHAN PLAGIARISME UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA PANDUAN PENCEGAHAN PLAGIARISME Oleh Didi Sukyadi Kepala Perpustakaan UPI Plagiarisme merupakan salah satu bentuk pencurian dan dapat didefinisikan sebagai penggunaan kata-kata atau pikiran seseorang sebagai

Lebih terperinci

Pengenalan Teknologi Informasi

Pengenalan Teknologi Informasi Prodi Teknik Informatika FMIPA Unsyiah November 1, 2011 Pencarian di internet yang efektif adalah sebuah keterampilan yang sangat penting Situs web khusus dirancang untuk membantu pengguna mencari halaman

Lebih terperinci

Penerapan Model Information Retrieval Untuk Pencarian Konten Pada Perpustakaan Digital

Penerapan Model Information Retrieval Untuk Pencarian Konten Pada Perpustakaan Digital Penerapan Model Information Retrieval Untuk Pencarian Konten Pada Perpustakaan Digital Eka Fitriani 1, Richardus Eko Indrajit 2, Riska Aryanti 3 1 STMIK Nusa Mandiri Jakarta, Indonesia Fitranieka817@gmail.com

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS II.1. Teori Uses and Gratification Salah satu dari teori komunikasi massa yang populer dan sering digunakan sebagai kerangka teori dalam mengkaji realitas komunikasi massa adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai aspek kehidupan. Salah satu aspek yang mengalami perubahan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai aspek kehidupan. Salah satu aspek yang mengalami perubahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang begitu pesat dewasa ini mempengaruhi berbagai aspek kehidupan. Salah satu aspek yang mengalami perubahan adalah media komunikasi dan sistem

Lebih terperinci

SEO Search Engine Optimization. Oleh: Ade Eka Putra ( )

SEO Search Engine Optimization. Oleh: Ade Eka Putra ( ) SEO Search Engine Optimization Oleh: Ade Eka Putra (0615124023) PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS WIDYATAMA BANDUNG 2016 Belajar SEO: Panduan untuk Pemula dalam Memahami dan

Lebih terperinci

UML USE CASE DIAGRAM

UML USE CASE DIAGRAM UML USE CASE DIAGRAM "Get your team up to speed on these requirements so that you can all start designing the system." Happy Monday READING DOCUMENT REQUIREMENT The requirements are still a little fuzzy,

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PENGEMBANGAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN

PETUNJUK TEKNIS PENGEMBANGAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN Seri Pengembangan Perpustakaan Pertanian no. 32 PETUNJUK TEKNIS PENGEMBANGAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN Oleh Surya Mansjur Sulastuti Sophia Akhmad Syaikhu Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian

Lebih terperinci