BAB III GAMBARAN UMUM BMT MITRA UMAT PEKALONGAN. 1. Sejarah Berdirinya BMT Mitra Umat Pekalongan
|
|
- Budi Susanto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB III GAMBARAN UMUM BMT MITRA UMAT PEKALONGAN A. Profil BMT Mitra Umat Pekalongan 1. Sejarah Berdirinya BMT Mitra Umat Pekalongan Membaca arsip petikan berita acara rapat pendirian BMT Mitra Umat Pekalongan yang diselenggarakan pada hari ahad, tanggal 21 mei Di mana pendiri BMT Mitra Umat adalah 51 orang dan untuk pertama kali rapat memutuskan sekaligus menghasilkan keputusankeputusan antara lain: a. Pengesahan anggaran dasar BMT Mitra Umat Pekalongan b. Pengesahan proposal usaha awal. c. Pengukuhan pengurus BMT Mitra Umat Pekalongan periode tahun dan menunjuk tujuh orang dari pendiri untuk menandatangani akta pendirian, yaitu: 1) Imam Kamaludin 2) Nugroho Joko Santoso 3) Ahmad Ilyas 4) Rustanto Aras 5) Tri Rizka Wati 6) Rizal Mulyawan 7) Ahmad Syifa 40
2 41 Sekaligus menetapkan awal pemberian nama lembaga keuangan mikro syariah yaitu dengan nama BMT Mitra Umat Pekalongan, dengan Badan Hukum Nomor: 12544/BH/KWK.11/XI/1995, yang ditetapkan 21 November Sejak dicanangkan keputusan Menteri Koperasi dan UKM (Usaha Kecil Menengah) nomor 91 tahun 2004, bagi KSP (Koperasi Simpan Pinjam) yang mempunyai unit simpan pinjam dengan pola syariah diwajibkan untuk berubah menjadi Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS), sedangan bagi KSU (Koperasi Serba Usaha) yang maksimal dua tahun sejak badan hukumnya ditetapkan ternyata tidak mempunyai unit sektor riil diwajibkan untuk berubah menjadi KJKS. Tapi bagi KSU yang maksimal dua tahun sejak badan hukumnya ditetapkan mempunyai sektor riil dan unit simpan pinjam dengan pola syariah maka diganti menjadi Baitul Maal wat Tamwil (BMT). BMT Mitra Umat Pekalongan adalah jasa keuangan yang bergerak di bidang usaha pembiayaan, investasi, dan simpanan dengan pola bagi hasil sebagai bagian dari kegiatan koperasi. BMT Mitra Umat Pekalongan mulai beroperasi sejak 25 juli Memasuki usia 18 ( ) berjalan ini, BMT Mitra Umat telah menunjukan perkembangan yang pesat. Berkat pengelolaan yang amana dan professional disertai dengan semangat untuk senantiasa meningkatkan dan mensosialisasikan ekonomi syariah. BMT Mitra Umat dengan awal 1 Data dokumen BMT Mitra Umat Pekalongan, diambil tanggal 21 februari 2014.
3 42 simpanan pokok anggota koperasi sebesar Rp ,- dari unit simpan pinjam, kini BMT Mitra Umat telah mencapai asset kurang lebih sebesar Rp.4,9 Milyar. Secara operasional BMT Mitra Umat dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu: a. Baitul Maal wat Tamwil Mitra Umat Pekalongan Baitul Maal wat Tamwil Mitra Umat menampung dan menyalurkan dana zakat, infak, shodaqoh (ZIS) bagi mereka yang membutuhkan melalui program: 1) Beasiswa bagi siswa yang tidak mampu 2) Sumbangan sosial 3) Bantuan pengobatan Pengefektifan BMT Mitra Umat Pekalongan pada kegiatankegiatan social dilakukan melalui surat kabar, sehingga bisa menjadi fungsi Public Relation dan Corporate Sosial Responsibility. b. UJKS BMT Mitra Umat Pekalongan Merupakan lembaga keuangan mikro yang kegiatannya berupa simpanan dan pembiayaan dengan menganut sistem syariah yaitu dengan sistem bagi hasil yang disepakati oleh kedua belah pihak. Sistem bagi hasil ini adalah yang meliputi tata cara pembagian hasil usaha antara penyedia dana dengan pengelola dana. Pembagian hasil usaha ini dapat terjadi antara UJKS BMT Mitra Umat dengan penyimpanan dana maupun antara UJKS BMT Mitra Umat dengan
4 43 nasabah penerima dana. Bentuk produk yang berdasarkan prinsip ini adalah Mudharabah dan Musyarakah. Data Kelembagaan: Nama : Baitul Maal wat Tamwiil (BMT) Mitra Umat Pekalongan 2 Nomor Badan Hukum : 12544/BH/KWK.11/XI/1995 Tanggal : 21 November 1995 Jenis Usaha Kantor Pusat : Jasa Keuangan Syariah : Jl.Jlamprang No.37 Krpyak Kidul Pekalongan Telp. (0285) Kantor Cabang I : (bersifat kantor kas) Jl.WR. Supratman No. 54 Panjang Wetan Pekalongan Telp (0285) Kantor Cabang II : (bersifat kantor kas) Jl. Veteran No. 40B Kraton Lor Pekalongan Telp.(0285) Kantor Cabang III : (bersifat kantor kas) Jl. Kusuma Bangsa No.45 Panjang Pekalongan, Telp (0285) Kantor Cabang IV : (bersifat kantor kas) Jl. KH. Ahmad Dahlan No.42 Samborejo Tirto Pekalongan Telp. (0285) Data Dokumen BMT Mitra Umat Pekalongan, diambil tanggal 21 februari 2014.
5 44 2. Visi dan Misi BMT Mitra Umat Pekalongan a. Visi BMT Mitra Umat Pekalongan berkomitmen pada prinsip syariah, amanah, pelayanan bermartabat, maslahah, dan uhuwah umat. b. Misi 1) Menjaga konsistensi dan memegang teguh prinsip syariah dalam usaha dan muamalat. 2) Menyelenggarakan fungsi pelayanan penyimpanan dan pembiayaan bagi anggota maupun calon anggota berdasarkan sistem dan prinsip syariah, dengan tetap menjaga konsistensi dan selalu meningkatkan kadar syariah dalam setiap produkproduknya. 3) Berdakwah khususnya berkaitan dengan ekonomi syariah melalui kegiatan usaha pelayanan penyimpanan dan pembiayaan. 4) Mengembangkan usaha kecil menengah melalui fasilitasi pendanaan atau pembiayaan pada BMT Mitra Umat Pekalongan. 5) Menyalurkan zakat, infaq dan shodaqoh dari masyarakat kepada delapan ashnaf yang berhak mendapatkan zakat, infaq dan shodaqoh melalui unit Baitul Maal. 3 3 Data dokumen BMT Mitra Umat Pekalongan, diambil tanggal 21 februari 2014.
6 45 3. Tujuan, Fungsi dan Peran BMT Mitra Umat Pekalongan BMT Mitra Umat Pekalongan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat ada umumnya. Serta dapat membangun tatanan perekonomian nasional yang berkeadilan sesuai prinsip syariah. Fungsi BMT Mitra Umat Pekalongan untuk menggali dan mengembangkan potensi ekonomi anggota dan masyarakat umum. BMT Mitra Umat Pekalongan berperan : a. Meningkatkan kualitas sumber daya insani anggota dan pengelola agar menjadi lebih amanah dan profesional (fathonah) serta konsisten (istiqomah) dalam kegiatan ekonomi dengan menerapkan prinsip-prinsip ekonomi syariah. b. Sebagai mediator antara pemilik dana dengan pengguna dana dalam kerjasama optimalisasi pemanfaatan harta yang saling menguntungkan. c. Mengembangkan dan memperluas kesempatan kerja. d. Menumbuhkembangkan usaha-usaha produktif. e. Dan lain-lain yang menguntungkan.
7 46 4. Struktur organisasi BMT Mitra Umat Pekalongan RAPAT ANGGOTA TAHUNAN DEWAN PENGURUS KETUA : M. ZAINUDDIN SEKRETARIS : ARIF BUDIHARDJO BENDAHARA : M. ZAINAL MUTTAQIN MANAJER M. ZAINUDDIN KEPALA BAGIAN MARKETING : IDA RAHMAWATI KEPALA BAGIANOPERASIONAL : ROBI ARIYANI PEMBIAYAAN : MIZANUL ARIFIN ADM. KEUANGAN : KHUSNUL ADIBAH TELLER : DIANA PEMBANTU UMUM : ALI MULTAZAM
8 47 B. Pelatihan dan Pengembangan SDM pada BMT Mitra Umat Pekalongan Dalam rangka mendukung terciptanya sumber daya manusia yang handal dan profesional dalam lembaga keuangan syariah maka perlu adanya pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia. Pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia merupakan upaya untuk mengembangkan kemampuan dan kepribadian karyawan. Dengan pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia karyawan dapat meningkatkan keterampilan, rasa percaya diri serta dapat menunjukan kesiapan dan kemampuan meraih hasil yang lebih baik. Menyadari akan pentingnya kualitas karyawan sebagai asset perusahaan maka BMT Mitra Umat Pekalongan selalu melakukan perbaikan yang berkesinambungan guna meningkatkan kualitas kinerja karyawan. Pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia pada BMT Mitra Umat Pekalongan merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan atau menambah pengetahuan dan skill karyawan, baik karyawan baru maupun yang sudah lama bekerja. Program pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia yang dilakukan oleh BMT Mitra Umat Pekalongan, yaitu:
9 48 Tabel 3.1 Jadwal program pelatihan dan pengembangan SDM pada BMT Mitra Umat Pekalongan bulan januari-juni tahun 2013 No 1 Program Pelatihan Pelatihan dasar Peserta Pelaksana Tujuan Meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) BMT Mitra Umat Pekalongan. 2 Pengetahuan produk Frontliner syariah dan Marketing 3 Public speaking Frontliner dan Marketing 4 Manajemen qolbu Semua karyawan Sumber: BMT Mitra Umat Pekalongan tahun 2013 Mengoptimalkan kinerja karyawan dalam melayani nasabah BMT Mitra Umat Pekalongan Mensinergikan antara potensi diri dan nilai-nilai kebenaran untuk mencapai keberhasilan tujuan BMT Mitra Umat Pekalongan Program pelatihan dan pengembangan SDM yang telah dilakukan oleh BMT Mitra Umat Pekalongan merupakan program tingkat mikro, di mana program pelatihan dan pengembangan SDM ini telah diselenggarakan oleh dan untuk BMT Mitra Umat Pekalongan sendiri. 4 Program pelatihan dasar, pengetahuan produk, public speaking dan manajemen qolbu merupakan program yang menggabungkan pelatihan dan pengalaman pada pekerjaan 4 Wawancara kepada Ifat Fatma, selaku manager personalia pada BMT Mitra Umat Pekalongan, 21 februari 2014.
10 49 dengan istruksi yang didapatkan dari manajer BMT Mitra Umat Pekalongan diruang kerja dan diselenggarakan setiap bulan. 5 Pelatihan dan pengembangan SDM ini telah diselenggarakan oleh BMT Mitra Umat Pekalongan sesuai kebutuhannya dalam meningkatkan kinerja karyawan. Adanya pelatihan dan pengembangan SDM yang telah diselenggarakan oleh BMT Mitra Umat Pekalongan pada bulan januari sampai bulan juni tahun 2013 telah mencapai keberhasilan. Hal tersebut telah dilihat dari kinerja karyawan yang semakin meningkat, menurut faizah nasabah BMT Mitra Umat Pekalongan karyawan BMT Mitra Umat Pekalongan lebih profesional dalam menjalankan pekerjaannya, karyawan lebih kompeten dalam menjelaskan produk-produk BMT Mitra Umat Pekalongan. Tabel 3.2 Jadwal program pelatihan dan pengembangan SDM pada BMT Mitra Umat Pekalongan bulan juli-desember tahun 2013 No Program Pelatihan Peserta Tujuan 1 Pelatihan dasar Pelaksana 2 Pengetahuan Produk Frontliner dan Syariah Marketing 3 Public Speaking Frontliner dan Marketing Meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) BMT Mitra Umat Pekalongan. Mengoptimalkan kinerja karyawan dalam melayani nasabah BMT Mitra Umat Pekalongan. 5 Ibid,. Ifat Fatma, manajer personalia pada BMT Mitra Umat Pekalongan.
11 50 No Program Pelatihan Peserta Tujuan 4 Analisis Pembiayaan Kabag. Pembiayaan 5 Manajemen qolbu Semua karyawan Sumber: BMT Mitra Umat Pekalongan tahun 2013 Meningkatkan pemahaman yang lebih baik mengenai dampak dari keputusan keuangan terhadap profitabilitas BMT Mitra Umat Pekalongan. Mensinergikan antara potensi diri dan nilai-nilai kebenaran untuk mencapai keberhasilan tujuan BMT Mitra Umat Pekalongan. Program pelatihan dan pengembangan SDM yang telah dilakukan oleh BMT Mitra Umat Pekalongan merupakan program tingkat mikro, di mana program pelatihan dan pengembangan SDM ini telah diselenggarakan oleh dan untuk BMT Mitra Umat Pekalongan sendiri. 6 Program pelatihan dasar, pengetahuan produk, public speaking dan manajemen qolbu merupakan program yang menggabungkan pelatihan dan pengalaman pada pekerjaan Program pelatihan dan pengembangan SDM pada BMT Mitra Umat Pekalongan ini menggabungkan pelatihan dan pengalaman pada pekerjaan dengan instruksi dari manajer personalia yang didapatkan di ruang kerja dan diselenggarakan setiap bulan. 7 6 Ibid,. Ifat Fatma, manajer personalia pada BMT Mitra Umat Pekalongan. 7 Ibid,. Ifat Fatma, manajer personalia pada BMT Mitra Umat Pekalongan.
12 51 Pelatihan dan pengembangan SDM ini telah diselenggarakan oleh BMT Mitra Umat Pekalongan sesuai kebutuhannya dalam meningkatkan kinerja karyawan. BMT Mitra Umat Pekalongan melanjutkan pelatihan dan pengembangan SDM seperti pada bulan-bulan sebelumnya karena dengan adanya pelatihan dan pengembangan SDM tersebut karyawan BMT Mitra Umat Pekalongan menjadi semakin profesional. Namun pada bulan juli hingga desember tahun 2013 BMT Mitra Umat Pekalongan menambahkan financing training dengan tujuan meningkatkan pemahaman yang lebih baik mengenai dampak dari keputusan keuangan terhadap profitabilitas BMT Mitra Umat Pekalongan. Pelatihan dan pengembangan SDM yang telah diselenggarakan oleh BMT Mitra Umat Pekalongan telah dikatakan berhasil. Hal ini telah dilihat dari kinerja karyawan yang semakin meningkat, karyawan BMT Mitra Umat Pekalongan lebih profesional dalam menjalankan pekerjaan masing-masing karyawan. 8 Tabel 3.3 Jadwal program pelatihan dan pengembangan SDM pada BMT Mitra Umat Pekalongan bulan januari-maret tahun 2014 No Program Pelatihan Peserta Tujuan 1 Pelatihan dasar Pelaksana 2 Overview PBS Officer Meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) BMT Mitra Umat Pekalongan. Mengoptimalkan kinerja karyawan dalam 8 Ibid,. Ifat Fatma, manajer personalia pada BMT Mitra Umat Pekalongan.
13 52 No Program Pelatihan Peserta Tujuan 3 Pengetahuan produk Frontliner dan syariah Marketing 4 Manajemen pemasaran Marketing 5 Analisis pembiayaan Kabag. Pembiayaan 6 Administrasi Adm. Pembiayaan pembiayaan 7 Public Speaking Frontliner dan Mareking 8 Presentation skill CS dan Marketing 9 Negotation skill Officer 10 Coaching Seluruh karyawan melayani nasabah BMT Mitra Umat Pekalongan. Meningkatkan pemahaman yang lebih baik mengenai dampak dari keputusan keuangan terhadap profitabilitas BMT Mitra Umat Pekalongan. Meningkatkan kemampuan menciptakan dan mengkomunikasikan visi dan ide yang memberikan inspirasi kepada orang lain. 11 Manajemen training Calon Pegawai Untuk memperoleh program pengalaman kerja dan untuk mengetahui lingkungan kerja yang sebenarnya pada BMT Mitra Umat Pekalongan. Sumber: BMT Mitra Umat Pekalongan tahun 2014 Program pelatihan dan pengembangan SDM yang telah dilakukan oleh BMT Mitra Umat Pekalongan merupakan program tingkat mikro, di mana program pelatihan dan pengembangan SDM ini telah diselenggarakan oleh
14 53 dan untuk BMT Mitra Umat Pekalongan sendiri. 9 Program pelatihan dasar, pengetahuan produk, public speaking, Presentation skill, Negotation skill, Coaching dan manajemen qolbu merupakan program yang dilakukan dengan praktik langsung oleh Manajer BMT Mitra Umat Pekalongan, kegiatan ini diselenggarakan setiap bulan. 10 Pelatihan dan pengembangan SDM ini telah diselenggarakan oleh BMT Mitra Umat Pekalongan sesuai kebutuhannya dalam meningkatkan kinerja karyawan. BMT Mitra Umat Pekalongan melanjutkan pelatihan dan pengembangan SDM seperti pada bulan-bulan sebelumnya karena dengan adanya pelatihan dan pengembangan SDM tersebut karyawan BMT Mitra Umat Pekalongan menjadi semakin profesional. Namun, berbeda dengan tahun sebelumnya, pada bulan januari hingga maret tahun 2014 BMT Mitra Umat Pekalongan menambahkan development training merupakan program pelatihan dengan memberikan pengalaman pada karyawan baru dengan instruksi yang didapatkan diruang kerja dengan tujuan untuk mengetahui lingkungan kerja yang sebenarnya pada BMT Mitra Umat Pekalongan. Pelatihan dan pengembangan SDM yang telah diselenggarakan oleh BMT Mitra Umat Pekalongan telah dikatakan berhasil. Hal ini telah dilihat dari kinerja karyawan yang semakin meningkat, karyawan BMT Mitra Umat Pekalongan lebih profesional dalam 9 Ibid,. Ifat Fatma, manajer personalia pada BMT Mitra Umat Pekalongan. 10 Ibid,. Ifat Fatma, manajer personalia pada BMT Mitra Umat Pekalongan.
15 54 menjalankan pekerjaan masing-masing sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan pada nasabah BMT Mitra Umat Pekalongan. 11 C. Evaluasi pada BMT Mitra Umat Pekalongan Untuk mengetahui berhasil atau tidaknya program yang dikembangkan oleh BMT Mitra Umat Pekalongan maka diadakan evaluasi, di antaranya evaluasi formatif dan sumatif. Evaluasi pada BMT Mitra Umat Pekalongan merupakan kegiatan menilai pelaksanaan pekerjaan yang hasilnya dijadikan umpan balik (feed back) untuk membuat keputusan mengenai keberhasilan atau kegagalan seorang karyawan dalam melaksanakan tugas pokoknya. 12 Hampir setiap bulan manajer BMT Mitra Umat Pekalongan melaksanakan evaluasi formatif dan sumatif. Metode evaluasi formatif dan sumatif menunjukkan adanya tahapan dan lingkup objek yang dievaluasi, yaitu evaluasi yang dilakukan pada waktu program masih berjalan (evaluasi formatif) dan ketika program sudah selesai (evaluasi sumatif). Metode evaluasi yang telah dilakukan oleh BMT Mitra Umat Pekalongan adalah: a. Evaluasi Formatif Evaluasi formatif yaitu evaluasi yang digunakan untuk mencari umpan balik guna memperbaiki proses belajar mengajar bagi evaluator maupun karyawan. Evaluasi formatif secara prinsip merupakan evaluasi 11 Ibid,. Ifat Fatma, manajer personalia pada BMT Mitra Umat Pekalongan. 12 Wawancara kepada Zainuddin selaku general manager pada BMT Mitra Umat Pekalongan, 21 februari 2014.
16 55 yang dilaksanakan ketika program masih berlangsung atau ketika program masih dekat dengan permulaan kegiatan. Evaluasi formatif harus mengarah kepada keputusan tentang perkembangan program termasuk perbaikan, revisi, dan semacamnya. Evaluasi formatif yang dilakukan oleh BMT Mitra Umat Pekalongan merupakan bagian dari evaluasi yang berfokus pada proses suatu kegiatan. Evaluasi ini dilakukan dalam proses pelatihan dan pengembangan SDM yang sedang berlangsung. 13 Evaluasi formatif yang dilakukan oleh BMT Mitra Umat Pekalongan bertujuan untuk mengadakan perbaikan proses pelatihan dan pengembangan SDM. Disamping itu evaluasi formatif ini bertujuan untuk mendapatkan umpan balik guna penyempurnaan dan perbaikan pelaksanaan proses pelatihan dan pengembangan SDM selanjutnya. b. Evaluasi Sumatif Evaluasi sumatif yaitu evaluasi yang digunakan untuk menilai sampai di mana pencapaian karyawan terhadap materi pelatihan dan pengembangan yang telah diajarkan. Evaluasi sumatif merupakan suatu metode menilai suatu program yang dilakukan pada akhir kegiatan untuk mengambil keputusan tentang kelanjutan program, apakah program akan berhenti atau tetap dilanjutkan. 14 Evaluasi sumatif yang dilakukan oleh BMT Mitra Umat Pekalongan merupakan bagian dari evaluasi yang berfokus pada hasil 13 Ibid,. Zainuddin selaku general manager pada BMT Mitra Umat Pekalongan. 14 Ibid,. Zainuddin selaku general manager pada BMT Mitra Umat Pekalongan.
17 56 suatu kegiatan yang dikembangkan. Evaluasi sumatif yang dilakukan oleh BMT Mitra Umat Pekalongan bertujuan untuk menentukan pendapat tentang keseluruhan proses pelatihan dan pengembangan SDM yang sudah selesai dan untuk mengetahui performance karyawan, sampai di mana mereka dapat mengaplikasikan teori-teori dan kemampuan mereka sehubungan dengan pekerjaan atau tugas mereka. Evaluasi formatif pada BMT Mitra Umat Pekalongan yang lebih menekankan pada proses penguasaan karyawan dalam suatu kegiatan, sedangkan evaluasi sumatif lebih menekankan hasil pencapaian karyawan pada akhir kegiatan. Hasil evaluasi sumatif ini berfungsi untuk grading clacement dan promotion. Dalam hal motivasi, evaluasi sumatif sangat menguntungkan bagi karyawan yang memperoleh prestasi yang tinggi. Secara umum tujuan evaluasi sumatif bukan untuk membantu karyawan meningkatkan pencapaian tujuan, tetapi untuk memberikan reward kepada mereka. 15 Reward yang diperoleh karyawan dapat digunakan untuk membuat perbandingan pencapaian antar karyawan. Evaluasi sumatif juga dapat dijadikan petunjuk, apakah karyawan dapat menguasai program yang dikembangkan atau tidak. 15 Ibid,. Zainuddin selaku general manager pada BMT Mitra Umat Pekalongan.
BAB IV ANALISIS EVALUASI PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) TENTANG MUTU PELAYANAN PADA NASABAH
BAB IV ANALISIS EVALUASI PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) TENTANG MUTU PELAYANAN PADA NASABAH A. Evaluasi Pelatihan dan Pengembangan SDM secara Formatif pada BMT Mitra Umat Pekalongan
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN UMUM KJKS BMT BAHTERA PEKALONGAN. 1. Latar Belakang KJKS BMT Bahtera Pekalongan
BAB III GAMBARAN UMUM KJKS BMT BAHTERA PEKALONGAN A. Profil KJKS BMT Bahtera Pekalongan 1. Latar Belakang KJKS BMT Bahtera Pekalongan Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) Bahtera Pekalongan adalah KSU BINA SEJAHTERA
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN UMUM KJKS BMT ISTIQLAL PEKALONGAN. A. Sejarah Pendirian KJKS BMT Istiqlal Pekalongan
44 BAB III GAMBARAN UMUM KJKS BMT ISTIQLAL PEKALONGAN A. Sejarah Pendirian KJKS BMT Istiqlal Pekalongan Disaat badai kritis global melanda bangsa Indonesia khususnya di sektor ekonomi, banyak pihak yang
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
12 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Berdirinya Bank Bank Marwah BMT adalah salah satu lembaga keuangan yang bersifat syariah, yang menghimpun dana masyarakat dari berbagai sumber (modal, tabungan,
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Umat Pekalongan yang diselenggarakan pada hari ahad tanggal 21 Mei 1995,
BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Latar Belakang 1. Sejarah Berdirinya Berdasarkan arsip petikan berita acara rapat pendirian Koperasi Mitra Umat Pekalongan yang diselenggarakan pada hari ahad tanggal
Lebih terperinciBAB III STRATEGI PROMOSI PRODUK SIM A (SIMPANAN ANAK-ANAK) DI BMT CITRA KEUANGAN SYARIAH COMAL
42 BAB III STRATEGI PROMOSI PRODUK SIM A (SIMPANAN ANAK-ANAK) DI BMT CITRA KEUANGAN SYARIAH COMAL A. BMT Citra Keuangan Syariah Comal 1. Sejarah Berdirinya Dengan tujuan untuk membangun ekonomi masyarakat
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN UMUM UJKS BMT MITRA UMAT PEKALONGAN DAN UJKS BMT MINNA LANNA PEKALONGAN. A. Gambaran Umum UJKS BMT Mitra Umat Pekalongan
BAB III GAMBARAN UMUM UJKS BMT MITRA UMAT PEKALONGAN DAN UJKS BMT MINNA LANNA PEKALONGAN A. Gambaran Umum UJKS BMT Mitra Umat Pekalongan 1. Profil UJKS BMT Mitra Umat Pekalongan 1 Koperasi Serba Usaha
Lebih terperinciBAB III KELEMBAGAAN. A. Sejarah Berdirinya BMT An-Najah Wiradesa Pekalongan sesuai laporan keputusan RAT berganti nama menjadi KOPSYAH
BAB III KELEMBAGAAN A. Sejarah Berdirinya BMT An-Najah Wiradesa Pekalongan Pada tahap awal pendirian tanggal 4 agustus 1994, KJKS BMT An- Najah bernama KPERMA (koperasi remaja masjid), kemudian pada tahun
Lebih terperinciBMT : BERBAGAI PERSOALAN TERUS BERTINDIH
BMT : BERBAGAI PERSOALAN TERUS BERTINDIH DIPRESENTASIKAN OLEH : MOHAMMAD HALIMI Ketua Program Studi Manajemen Sekolah Vokasi UGM Baitul Maal wat Tamwil ( B M T ) Lembaga keuangan mikro syariah Dua Fungsi
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN UMUM KJKS BMT FASTABIQ PATI. 3.1 Sejarah Singkat Berdirinya Baitul Maal Fastabiq Pati
BAB III GAMBARAN UMUM KJKS BMT FASTABIQ PATI 3.1 Sejarah Singkat Berdirinya Baitul Maal Fastabiq Pati Muktamar pemuda muhammadiyah ke XI di Pekan Baru Riau tanggal 1 s.d. 4 juli 1998, merupakan inspirasi
Lebih terperinciKSPPS BMT UGP Wonogiry (Untuk Gerakan Perubahan)
KSPPS BMT UGP Wonogiry (Untuk Gerakan Perubahan) LEMBAGA KEUNAGAN SYARIAH BMT UGP WONOGIRY BADAN HUKUM : 21/BH/X.7/X.II/2013 Alamat: Jalan Raya Pekalongan Dusun IV Wonogiri Desa Tulusrejo Kecamatan Pekalongan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. syariah yang profesional, baik dan benar. Masih banyak SDM lembaga
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu permasalahan lembaga keuangan syariah adalah terbatasnya sumber daya manusia yang berkualitas untuk membangun lembaga keuangan syariah yang profesional,
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN UMUM BTM WIRADESA. A. Latar belakang berdirinya BTM Wiradesa. Muhammadiyah Wiradesa untuk memiliki sumber-sumber pendanaan
BAB III GAMBARAN UMUM BTM WIRADESA A. Latar belakang berdirinya BTM Wiradesa Berdirinya BTM Wiradesa yang beralamat Jl. Mayjend. S. Parman No.183 Wiradesa Pekalongan, berawal dari keinginan Pimpinan Cabang
Lebih terperinciDr. Mulyaningrum Bakrie School of Management Jakarta, Indonesia
Dr. Mulyaningrum Bakrie School of Management Jakarta, Indonesia PENDAHULUAN BMT berkembang dari kegiatan Baitul maal : bertugas menghimpun, mengelola dan menyalurkan Zakat, Infak dan Shodaqoh (ZIS) Baitul
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN Pemasaran tidak terlepas dari unsur persaingan. Biasanya tidak ada salah satu bisnis pun, yang dengan leluasa bisa santai menikmati penjualan dan keuntungan. Sering
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keuangan. Intermediasi keuangan merupakan proses penyerapan dari unit surplus
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara umum, lembaga keuangan berperan sebagai lembaga intermediasi keuangan. Intermediasi keuangan merupakan proses penyerapan dari unit surplus ekonomi, baik sektor
Lebih terperinciPERANAN BAITUL MAL WAT TAMWIL (BMT) BUANA DALAM PENINGKATAN PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI DESA MULUR KECAMATAN BENDOSARI KABUPATEN SUKOHARJO
PERANAN BAITUL MAL WAT TAMWIL (BMT) BUANA DALAM PENINGKATAN PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI DESA MULUR KECAMATAN BENDOSARI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat Guna Memperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberadaan lembaga keuangan sangat berperan dalam ekonomi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberadaan lembaga keuangan sangat berperan dalam ekonomi masyarakat. Perekonomian yang sudah berkembang membutuhkan suatu lembaga yang bisa mendukung perekonomian
Lebih terperinciLANDASAN TEORI Perkembangan Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia. negara negara anggota dan masyarakat Muslim pada umumnya.
12 LANDASAN TEORI 2.1. Perkembangan Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia Lembaga perbankan Islam mengalami perkembangan yang amat pesat dengan lahirnya Islamic Development Bank (IDB) pada tahun 1975 yang
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN BMT NU SEJAHTERA. yang sedang lesu pada saat itu, maka kaum Nahdliyin (NU) sebagai organisasi
32 BAB III GAMBARAN BMT NU SEJAHTERA A. Sejarah BMT NU SEJAHTERA Berawal dari keprihatinan terhadap kondisi perekonomian Indonesia yang sedang lesu pada saat itu, maka kaum Nahdliyin (NU) sebagai organisasi
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis data sekunder serta pengungkapan pendapat secara langsung (brainstorming) maupun melalui kuesioner dari penelitian yang berjudul: Faktor Penyebab
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Pustaka Setia Bandung, Bandung, 2013, hlm. 23
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Baitul Mal Wa Tamwil (BMT) adalah balai usaha mandiri terpadu yang isinya berintikan bayt al-mal wa at-tamwil dengan kegiatan mengembangkan usaha usaha produktif dan
Lebih terperinciPERANAN BAITUL MAAL WAT TAMWIL (BMT) AHMAD DAHLAN CAWAS DALAM PENINGKATAN PENDAPATAN USAHA KECIL DI KECAMATAN CAWAS
PERANAN BAITUL MAAL WAT TAMWIL (BMT) AHMAD DAHLAN CAWAS DALAM PENINGKATAN PENDAPATAN USAHA KECIL DI KECAMATAN CAWAS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memilih perbankan yang sesuai dengan kebutuhan, baik perseorangan maupun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi yang berdampak pada pesatnya kemajuan industri perbankan dan jasa keuangan beberapa tahun terakhir ini, menuntut masyarakat untuk memilih perbankan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 2004, h Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Yogyakarta: Ekonosia, 2003, h 96.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil (PINBUK) merasa prihatin terhadap usaha kecil dan menengah, sehingga mulai merumuskan sistem keuangan yang lebih sesuai dengan kondisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Syariah (KSPPS), koperasi tersebut kegiatan usahanya bergerak di bidang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BMT ialah termasuk dari Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah (KSPPS), koperasi tersebut kegiatan usahanya bergerak di bidang pembiayaan, simpanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tabungan dan pembiayaan, Bank Syariah, Baitul Mal wat Tamwil (BMT),
BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Dewasa ini, perkembangan perekonomian masyarakat dalam skala makro dan mikro, membuat lembaga keuangan khususnya lembaga keuangan syariah bersaing untuk mendapatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kehadiran Bank Muammalat Indonesia (BMI) pada tahun 1992, telah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehadiran Bank Muammalat Indonesia (BMI) pada tahun 1992, telah memberikan inspirasi untuk membangun kembali sistem keuangan yang lebih dapat menyentuh kalangan bawah.
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN UMUM KJKS MITRA SEJAHTERA SUBAH BATANG. A. PROFIL KJKS Mitra Sejahtera Subah Batang. 1. Sejarah KJKS Mitra Sejahtera Subah Batang
BAB III GAMBARAN UMUM KJKS MITRA SEJAHTERA SUBAH BATANG A. PROFIL KJKS Mitra Sejahtera Subah Batang 1. Sejarah KJKS Mitra Sejahtera Subah Batang Koperasi Jasa Keuangan Syariah Mitra Jasa adalah perubahan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA 35.2/PER/M.KUKM/X/2007 TENTANG
PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 35.2/PER/M.KUKM/X/2007 TENTANG PEDOMAN STANDAR OPERASIONAL MANAJEMEN KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH DAN UNIT JASA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan aktifitas lembaga keuangan secara halal. kemanfaatan yang sesuai dengan prinsip syari ah 1. Salah satu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Masyarakat muslim Indonesia yang memegang teguh prinsip syari ah tentunya mengharapkan akan hadirnya
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) AL- AITTIHAD RUMBAI PESISIR PEKANBARU
BAB II GAMBARAN UMUM BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) AL- AITTIHAD RUMBAI PESISIR PEKANBARU A. Sejarah Baitul Maal wa Tamwil (BMT) Al -Ittihad Rumbai Pesisir Pekanbaru Baitul Maal wa Tamwil (BMT) Al -Ittihad
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan permasalahan dan kehidupan dunia yang semakin
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejalan dengan permasalahan dan kehidupan dunia yang semakin maju dan berkembang, maka peradaban manusia pun akan selalu mengalami pergeseran dan perubahan
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN UMUM BMT AT-TAQWA MUHAMMADIYAH CABANG SITEBA. A. Sejarah Berdirinya BMT At-taqwa Muhammadiyah Cabang Siteba
BAB III GAMBARAN UMUM BMT AT-TAQWA MUHAMMADIYAH CABANG SITEBA A. Sejarah Berdirinya BMT At-taqwa Muhammadiyah Cabang Siteba Awal berdirinya Bank Syariah di Indonesia adalah pada tanggal 1 November 1991,
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN UMUM BMT SM NU PEKALONGAN
BAB III GAMBARAN UMUM BMT SM NU PEKALONGAN A. PROFIL BMT SM NU Pekalongan BMT Syirkah Muawanah Nahdlatul Ulama (BMT SM NU) Pekalongan didirikan pada tanggal 29 Agustus 2004 dengan modal sebesar Rp 50.000.000,-
Lebih terperinciPENDAHULUAN. 7% dari total UMKM berhasil meningkatkan statusnya, baik dari mikro menjadi
1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Usaha mikro, kecil dan menengah di Indonesia memiliki peran strategis. Pada akhir tahun 2012, jumlah UMKM di Indonesia 56,53 juta unit dengan kontribusi terhadap penyerapan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat menyentuh kalangan bawah (grass rooth). Semula harapan ini hanya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehadiran Bank Muamalat Indonesia pada tahun 1992, telah memberikan inspirasi untuk membangun kembali sistem keuangan yang lebih dapat menyentuh kalangan bawah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lembaga perbankan syariah pada tahun Salah satu uji coba yang cukup
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Majelis Ulama Indonesia (MUI) memberi rekomendasi agar didirikan lembaga perbankan syariah pada tahun 1990. Salah satu uji coba yang cukup berhasil dan kemudian tumbuh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perbankan adalah salah satu lembaga yang melaksanakan tiga fungsi utama
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perbankan dari sekian jenis lembaga keuangan, merupakan sektor yang paling besar pengaruhnya dalam aktifitas perekonomian masyarakat modern. Perbankan adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sekarang ini setiap Usaha Mikro, Kecil dan menengah (UMKM) serta
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era persaingan usaha yang semakin kompetitif seperti sekarang ini setiap Usaha Mikro, Kecil dan menengah (UMKM) serta koperasi perlu menyusun dan menerapkan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian lapangan dan analisis terhadap penggunaan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian lapangan dan analisis terhadap penggunaan istialah pinjaman dalam pembiayaan murabahah melalui jual beli emas di Baitul Maal Wat Tamwil
Lebih terperincisebagai anggota dengan bekerjasama secara kekeluargaan. Koperasi di Indonesia berlandaskan pancasila dan undang-undang dasar 1945.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Koperasi merupakan suatu perkumpulan yang beranggotakan orangorang atau badan-badan hukum koperasi memberikan masuk dan keluar sebagai anggota dengan bekerjasama
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Unit Usaha Syariah (UUS) dengan total Aset sebesar Rp. 57 triliun (Republika :
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri keuangan syariah terutama perbankan syariah di Indonesia saat ini tumbuh secara pesat. Ada lima Bank Umum Syariah (BUS) dan 24 Unit Usaha Syariah
Lebih terperinciBAB I. berkembang adalah pendirian dan operasionalisasi BMT (Baitul maal wa. tamwil). Belakangan, perkembangan BMT (Baitul maal wa tamwil) tidak
BAB I A. Latar Belakang Salah satu uji coba yang cukup berhasil dan kemudian tumbuh berkembang adalah pendirian dan operasionalisasi BMT (Baitul maal wa tamwil). Belakangan, perkembangan BMT (Baitul maal
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PT BANK SYARIAH MANDIRI. menjamur untuk meramaikan persaingan antar bank di Indonesia. Bank
16 BAB II GAMBARAN UMUM PT BANK SYARIAH MANDIRI A. Profil Perusahaan Saat ini, dunia perbankan Indonesia tidak hanya didominasi oleh bank yang berkonsep konvensional, tetapi bank yang berkonsep syariah
Lebih terperinciBAB III PEMBIAYAAN MURABAHAH DI KJKS BMT EL AMANAH KEC. KENDAL KAB. KENDAL
BAB III PEMBIAYAAN MURABAHAH DI KJKS BMT EL AMANAH KEC. KENDAL KAB. KENDAL A. Profil KJKS BMT El Amanah 1. Sejarah berdirinya KJKS BMT El Amanah. KJKS BMT El Amanah adalah lembaga keuangan syari ah yang
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN BAITUL MAAL WAT TAMWIL (BMT) AL-HIJRAH SALO KABUPATEN KAMPAR. syariah yang terdiri dari dua istilah, yaitu baitul mal dan baitul
BAB II GAMBARAN BAITUL MAAL WAT TAMWIL (BMT) AL-HIJRAH SALO KABUPATEN KAMPAR A. Sejarah Singkat BMT Al-Hijrah Salo Baitul Mal wat Tamwil (BMT) merupakan suatu lembaga keuangan mikro (LKM) yang beroperasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebagai Lembaga keuangan Mikro Syariah BMT mempunyai dua sisi. membawa misi sosial pada masyarakat, keberadaan BMT ditengah-tengah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai Lembaga keuangan Mikro Syariah BMT mempunyai dua sisi kelembagaan yang berbeda, tidak hanya berorientasi pada pengelolaan yang profit tetapi juga mempunyai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) terdiri dari dua istilah, yaitu bait almaal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) terdiri dari dua istilah, yaitu bait almaal dan bait at-tamwil. Bait al-maal lebih mengarah pada usaha-usaha pengumpulan dan penyaluran
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perhatian yang cukup serius dari masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan semakin
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberadaan ekonomi Islam di Indonesia semakin lama semakin mendapatkan perhatian yang cukup serius dari masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan semakin banyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengelolaan keuangan yang berbasis syari ah sumber-sumber ekonomi. yang tersedia secara terarah dan terpadu serta dimanfaatkan bagi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pertumbuhan ekonomi suatu bangsa memerlukan pola pengaturan pengelolaan keuangan yang berbasis syari ah sumber-sumber ekonomi yang tersedia secara terarah dan terpadu
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM BMT FAJAR MULIA CABANG BANDUNGAN. Mardlotillah. Sumber dana diperoleh dari infaq 12 orang, kemudian
BAB II GAMBARAN UMUM BMT FAJAR MULIA CABANG BANDUNGAN 2.1. Sejarah Berdirinya BMT Fajar Mulia Tahun 1993 berdiri Lembaga Keuangan Mikro bernama Mardlotillah. Sumber dana diperoleh dari infaq 12 orang,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan syari ah dalam peristilahan internasional dikenal sebagai Islamic
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perbankan syari ah dalam peristilahan internasional dikenal sebagai Islamic Banking. Peristilahan dengan menggunakan kata Islamic tidak dapat dilepaskan dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. H. Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Pustaka Setia, Bandung, 2013, hlm.33.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekitar tujuh tahun lamanya, sejak Indonesia mengalami krisis ekonomi dan moneter pada akhir tahun 1997, peranan Baitul Mal wa Tamwil (BMT) cukup besar dalam membantu
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM BMT BISMILLAH. 2.1 Sejarah Berdirinya BMT Bismilllah
BAB II GAMBARAN UMUM BMT BISMILLAH 2.1 Sejarah Berdirinya BMT Bismilllah Pesatnya pertumbuhan ekonomi di wilayah Kabupaten Kendal yang merupakan daerah pertanian dan industri kecil membuat semakin meningkatnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. syariah di Indonesia. Masyarakat mulai mengenal dengan apa yang disebut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi syariah di Indonesia telah mengalami perkembangan pesat. Pemerintah mengeluarkan UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan Syariah, yang menjadi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menegah (UMKM) di Indonesia mengalami pertumbuhan yang menggembirakan. Keberadaan UMKM di Indonesia pada tahun 2010 sangat besar jumlahnya
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN UMUM KJKS BMT AN-NAJAH WIRADESAPEKALONGAN. 1. Sejarah berdirinya KJKS BMT An-Najah Wiradesa 34
BAB III GAMBARAN UMUM KJKS BMT AN-NAJAH WIRADESAPEKALONGAN A. Profil KJKS BMT An-Najah Wiradesa 1. Sejarah berdirinya KJKS BMT An-Najah Wiradesa 34 BMT atau Bitul Maal Wattamwil merupakan lembaga keuangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempercepat kemajuan ekonomi masyarakat. yang diharamkan, proyek yang menimbulkan kemudharatan bagi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem keuangan syariah merupakan subsistem dari sistem ekonomi syariah. Ekonomi syariah merupakan bagian dari sistem ekonomi Islam secara keseluruhan. Dengan demikian,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan adalah mekanisme pembagian keuntungannya. Pada bank syariah,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di Indonesia saat ini organisasi bisnis Islam yang berkembang adalah bank syariah. Salah satu penyebab yang menjadikan bank syariah terus mengalami peningkatan adalah
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN UMUM BMT MITRA HASANAH GENUK SEMARANG A. Sejarah BMT Mitra Hasanah Genuk Semarang BMT Mitra Hasanah sebagai lembaga keuangan syariah
BAB III GAMBARAN UMUM BMT MITRA HASANAH GENUK SEMARANG A. Sejarah BMT Mitra Hasanah Genuk Semarang BMT Mitra Hasanah sebagai lembaga keuangan syariah bertujuan untuk memperkembangkan kesejahteraan masyarakat
Lebih terperinciBAB III. JUAL BELI MURABAHAH di BMT BEN TAQWA. Dengan dipelopori ICMI, MUI, dan PINBUK (Pusat Inskubasi Bisnis
BAB III JUAL BELI MURABAHAH di BMT BEN TAQWA A. Profil BMT Ben Taqwa 1. Sejarah Berdirinya BMT Ben Taqwa Dengan dipelopori ICMI, MUI, dan PINBUK (Pusat Inskubasi Bisnis Usaha Kecil) di dekade tahun 1994
Lebih terperinciBAB III APLIKASI PEMBIAYAAN MURA<BAH}AH BI AL-WAKA<LAH TANPA PENYERAHAN KWITANSI PADA UJKS (UNIT JASA KEUANGAN SYARIAH) AL HAMBRA KETINTANG SURABAYA
BAB III APLIKASI PEMBIAYAAN MURA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keuangan syariah, Baitul Maal wat Tamwil sangat dibutuhkan oleh para
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peranan lembaga keuangan syariah seperti Baitul Maal wat Tamwil sangatlah penting bagi sistem perekonomian di Indonesia. Sebagai lembaga keuangan syariah,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setelah berdirinya Bank Muamalat Indonesia (BMI) timbul peluang
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setelah berdirinya Bank Muamalat Indonesia (BMI) timbul peluang untuk mendirikan bank-bank yang berprinsip syariah. Operasionalisasi BMI kurang menjangkau usaha masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lembaga keuangan nonbank yang berbentuk koperasi berbasis syariah. BMT
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Baitul Maal Wat Tamwil atau yang biasa dikenal dengan BMT merupakan lembaga keuangan nonbank yang berbentuk koperasi berbasis syariah. BMT mempunyai visi dan misi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kenaikan yang baik. Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) seperti. Baitul Maal wat Tamwil (BMT) dan Koperasi JASA Keuangan Syariah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kedudukan koperasi dalam perekonomian Indonesia walaupun tidak menempati porsi besar akan tetapi perkembangannya mengalami kenaikan yang baik. Lembaga Keuangan
Lebih terperinciBaitul Ma>l wat Tamwīl Nurul Jannah yang disebut juga BMT. Baitul Ma>l wat Tamwīl (BMT) Nurul Jannah didirikan dengan 2
BAB III BMT NURUL JANNAH PT. PETROKIMIA GRESIK A. Gambaran Umum BMT Nurul Jannah PT. Petrokimia Gresik 1. Sejarah Berdirinya BMT Nurul Jannah PT. Petrokimia Gresik Baitul Ma>l wat Tamwīl Nurul Jannah yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Lembaga keuangan perbankan syariah merupakan salah satu lembaga
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Lembaga keuangan perbankan syariah merupakan salah satu lembaga ekonomi yang berfungsi sebagai lembaga pemberi jasa keuangan yang mendukung kegiatan sektor riil.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia, karena usaha berskala kecil dinilai mampu bertahan dalam keadaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perekonomian merupakan salah satu faktor penentu berkembangnya suatu negara. Manakala perekonomian suatu negara berkembang dengan baik, maka dapat dilihat dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 2001, hlm Muhammad Syafi i Antonio, Bank Syariah: dari Teori ke Praktik, Gema Insani, Jakarta,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi dalam pembangunannya tidaklah terlepas dari peran serta sektor perbankan. Bank adalah badan usaha yang menjalankan kegiatan menghimpun dana
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. A. Sejarah Berdirinya BMT Lestari Muamalat Suradadi. Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau
BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Berdirinya BMT Lestari Muamalat Suradadi Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN UMUM KJKS BMT AULIA MAGELANG
BAB III GAMBARAN UMUM KJKS BMT AULIA MAGELANG A. Sejarah Berdirinya KJKS BMT Aulia Magelang Perkembangan lembaga keuangan syariah saat ini demikian pesatnya. Instrumen lembaga keuangan syariah di Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam suatu lembaga keuangan pembiayaan memiliki pola pelayanan yang khas, seperti sasaran nasabah, tipe kredit, serta cara pengajuan, penyaluran, dan pengembalian kredit.
Lebih terperinciBAB III HASIL PENELITIAN. yang peduli terhadap perkembangan ekonomi umat. BMT PAM merupakan
BAB III HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian BMT (Baitul maal wat Tamwil) Prosumen amanah Mandiri (BMT PAM) adalah lembaga keuangan mikro syariah yang didirikan oleh para pegiat ekonomi
Lebih terperinciBAB III LAPORAN ARUS KAS KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH MAWAR. dan mendapat pengesahan dari Bupati Lamongan. Ruang lingkup kegiatan
BAB III LAPORAN ARUS KAS KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH MAWAR A. Gambaran Umum Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) MAWAR 1. Sejarah KJKS MAWAR Karanggeneng Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) MAWAR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 2010, hlm Burney dan Swanson Sistem Sumber Daya Manusia : Bagasatwa,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia bisnis yang pesat telah mendorong semakin tingginya tingkat persaingan terutama pada sektor jasa. Hal ini dapat dilihat dari semakin banyaknya perusahaan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS MEKANISME AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA DAN MUDHARABAH BERJANGKA DI UJKS BMT MITRA UMAT DAN UJKS BMT MINNA LANA
83 BAB IV ANALISIS MEKANISME AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA DAN MUDHARABAH BERJANGKA DI UJKS BMT MITRA UMAT DAN UJKS BMT MINNA LANA A. Mekanisme Produk Simpanan Berjangka (deposito) di
Lebih terperinciBAB III PROFIL BMT MATRA PEKALONGAN. A. Latar Belakang Berdirinya BMT Matra Pekalongan
BAB III PROFIL BMT MATRA PEKALONGAN A. Latar Belakang Berdirinya BMT Matra Pekalongan Suatu kemajuan yang cukup menggembirakan menjelang abad XX terjadi kebangkitan umat Islam dalam segala aspek terutama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. syariah merupakan implementasi dari pemahaman umat Islam terhadap prinsipprinsip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem ekonomi Islam merupakan sistem ekonomi yang mandiri dan dibangun berdasarkan nilai-nilai etika dan moralis keagamaan. Berdirinya lembaga keuangan syariah
Lebih terperinciBAB II EVALUASI PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)
BAB II EVALUASI PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) A. Pengertian Evaluasi Setiap perusahaan tentu menghendaki keberhasilan atas program yang sedang dijalankan. Program yang sedang dijalankan
Lebih terperinciBAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA
BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Awal terbentuknya koperasi Pada awalnya kami dari perusahaan yang bergerak dibidang simpan pinjam yang sangat bonafit di kota
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengembangkan produk yang baik, penetapan harga yang menarik, tetapi juga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan perekonomian dewasa ini telah menunjukkan adanya perubahan-perubahan yang sangat mendasar, dimana tatanan ekonomi yang mengalami proses perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Searah dengan perubahan zaman, perubahan tata ekonomi dan. produktif untuk memberdayakan perekonomian masyarakat.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Searah dengan perubahan zaman, perubahan tata ekonomi dan perdagangan, konsep baitul maal yang sederhanapun berubah, tidak sebatas menerima dan menyalurkan harta tetapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mereka. Lembaga keuangan tersebut diharapkan bisa menyokong seluruh bagian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berkembangnya berbagai lembaga keuangan saat ini dilatarbelakangi oleh kebutuhan masyarakat akan lembaga keuangan yang bisa mendukung perekonomian mereka. Lembaga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hal Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2013,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Baitul Mal Wa Tamwil (BMT) sebagai lembaga keuangan mikro syariah mempunyai peran yang cukup penting dalam mengembangkan aspek-aspek produksi dan investasi untuk meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pesat, baik bisnis yang bergerak di bidang manufaktur maupun di bidang jasa. Pada sektor
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dalam dunia bisnis saat ini mengalami pertumbuhan yang begitu pesat, baik bisnis yang bergerak di bidang manufaktur maupun di bidang jasa. Pada
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PT. PERMODALAN EKONOMI RAKYAT PROVINSI RIAU PEKANBARU. A. Sejarah PT. Permodalan Ekonomi Rakyat Provinsi Riau Pekanbaru
BAB II GAMBARAN UMUM PT. PERMODALAN EKONOMI RAKYAT PROVINSI RIAU PEKANBARU A. Sejarah PT. Permodalan Ekonomi Rakyat Provinsi Riau Pekanbaru PT. Permodalan Ekonomi Rakyat (PER) Provinsi Riau Pekanbaru adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam Tata Hukum Perbankan Indonesia), Jakarta: PT Pustaka Utama Grafiti, 1999, hlm. 1. Pustaka Utama, hlm. 10
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bank berdasarkan prinsip syariah atau bank syariah, seperti halnya bank konvensional, juga berfungsi sebagai suatu lembaga intermediasi (intermediary institution), yaitu
Lebih terperinciBAB II PROFIL PERUSAHAAN. oleh Raden Aria Wirjaatmadja dengan nama De Poerwokertosche Hulp
BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat Perusahaan Pada awalnya Bank Rakyat Indonesia didirikan di Purwokerto, Jawa tengah oleh Raden Aria Wirjaatmadja dengan nama De Poerwokertosche Hulp enspaarbank
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Istilah perbankan syariah pada saat ini merupakan isu yang hangat dan banyak dibicarakan baik oleh praktisi perbankan syariah dan para ahlinya maupun para pakar
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS MANAJEMEN PENGELOLAAN DANA ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH DI KJKS BMT ISTIQLAL PEKALONGAN
56 BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PENGELOLAAN DANA ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH DI KJKS BMT ISTIQLAL PEKALONGAN Secara sosial ataupun ekonomi bahwa zakat adalah lembaga penjamin. Lewat institusi zakat, kelompok
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM BPRS ARTHA AMANAH UMMAT UNGARAN. 2.1 Sejarah Berdirinya BPRS Artha Amanah Ummat Ungaran
BAB II GAMBARAN UMUM BPRS ARTHA AMANAH UMMAT UNGARAN 2.1 Sejarah Berdirinya BPRS Artha Amanah Ummat Ungaran Bank Pembiayaan Rakyat Syari ah adalah bank syari ah yang dalam kegiatannya tidak memberikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ketidakmampuan tersebut terutama dalam sisi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank Syari ah di Indonesia lahir sejak 1992. Bank syari ah pertama di Indonesia adalah Bank Muamalat Indonesia. Pada tahun 1992 hingga 1999, perkembangan Bank
Lebih terperinciPROFIL KOPERASI SIMPAN PINJAM PEMBIAYAAN SYARI AH BMT SURYA MELATI WAY JEPARA
PROFIL KOPERASI SIMPAN PINJAM PEMBIAYAAN SYARI AH BMT SURYA MELATI WAY JEPARA A. Gambaran singkat BMT SURYA MELATI 1. Latar Belakang dan sejarah berdirinya BMT SURYA MELATI Dalam rangka melayani dan memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melalui aktivitas ekonomi, dan ekonomi yang dikenal dalam Islam adalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam sebagai agama yang universal tidak hanya berisi mengenai hubungan manusia dengan Allah SWT yang berupa ibadah, tetapi Islam juga mengatur hubungan manusia
Lebih terperinciBAB III PELAKSANAAN SANKSI ATAS NASABAH MAMPU YANG MENUNDA PEMBAYARAN DI BMT FAJAR MULIA UNGARAN. 1. Sejarah Berdiri BMT Fajar Mulia Ungaran
32 BAB III PELAKSANAAN SANKSI ATAS NASABAH MAMPU YANG MENUNDA PEMBAYARAN DI BMT FAJAR MULIA UNGARAN A. Profil BMT Fajar Mulia Ungaran 1. Sejarah Berdiri BMT Fajar Mulia Ungaran Gagasan untuk mendirikan
Lebih terperinci2) Membina masyarakat dengan mengadakan sosialisasisosialisasi BAB IV. mengenai perbankan syari ah bahwasanya bunga
2) Membina masyarakat dengan mengadakan sosialisasisosialisasi mengenai perbankan syari ah bahwasanya bunga dan bagi hasil sangatlah berbeda. 3) Untuk mengetahui tingkat kejujuran para anggota mengenai
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. pelaksanaan atau pengoperasiannya bisa disebut tidak berbeda dengan Bank-bank
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Profil PT Bank Riau Kepri Syariah Pada dasarnya Bank Riau Syariah merupakan Bank yang berada di bawah payung Bank Pembangunan Daerah (BPD) Riau. Bank Riau sendiri merupakan
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN UMUM DI BMT NU SEJAHTERA. Mangkang Kota Semarang merupakan hasil pemikiran kalangan nahdliyin
BAB III GAMBARAN UMUM DI BMT NU SEJAHTERA A. Sejarah BMT BMT NU Sejahtera Mangkang Semarang didirikanpada tahun 2007 dengan akta notaries badan hukum sebagai koperasi NO.180.08 / 315 Yang di tetapkan pada
Lebih terperinci