BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Perancangan Alat Perangkat Keras (Hardware) Perangkat keras yang berhasil dibuat dalam penelitian ini adalah alat oksimeter berbasis mikrokontroller ATMega16 dilengkapi dengan sistem alarm sebagai penanda jika kondisi kadar oksigen darah pasien mengalami penurunan sampai tingkat tidak normal. Perangkat keras ini terdiri dari rangkaian catu daya, rangkaian minimum sistem ATMega16, rangkaian modul LCD, rangkaian buzzer, rangkaian amplifier dan rangkaian sample and hold Rangkaian Catu Daya Pada rangkaian ampilfier menggunakan IC LF353 yang membutuhkan supply tegangan catu daya (V) yang simetris yaitu tegangan positif (V+) dan tegangan negatif (V-) terhadap ground, sehingga diperlukan rangkaian catu daya dual-tegangan. Rangkaian yang telah dibuat mampu menghasilkan tegangan keluaran stabil +4,96 V dan -5,06 V. Pada rangkaian catu daya menggunakan trafo 2 A yang berfungsi untuk menurunkan tegangan PLN 220V menjadi 12 V. Akan tetapi arus yang dihasilkan masih arus AC sehingga digunakan dioda untuk mengubah arus AC menjadi arus DC. IC 7805 yang berfungsi untuk menstabilkan tegangan yang keluar menjadi +5 V, dan IC 7905 yang berfungsi untuk 38

2 menstabilkan tegangan keluaran menjadi -5 V. Hasil pembuatan rangkaian catu daya ditunjukkan pada Gambar 4.1 Gambar 4.1 Rakitan Elektronik Catu Daya Rangkaian Sample and Hold Rangkaian Sample and Hold digunakan sebagai switch dua sinyal tegangan yang masuk dari rangkaian amplifier. Rangkaian sample and hold terdiri dari empat komponen utama, yaitu input buffer amplifier, komponen penyimpan energi berupa hold capacitor, output buffer amplifier, dan rangkaian switching, seperti terlihat pada gambar di bawah ini. Jika kontrol pada A adalah low maka switch akan terbuka, dan jika kondisi gerbang A sedang high maka switch akan tertutup. Fungsi input pada IC LF353 adalah buffer untuk memastikan pengisian cepat kapasitor melalui CD4066 dari resistansi 100k. Ketika gerbang A mendapat tegangan high maka muatan akan disimpan di kapasitor sehingga tegangan tetap stabil dalam penyimpanan. Dan ketika gerbang A sedang low maka akan terjadi pengurangan pada kapasitor yang sangat lambat. Sehingga didapatkan 39

3 dua sinyal yang akan diteruskan menuju port ADC pada rangkaian minimum system. Gambar 4.2 Rakitan Elektronik Sample and Hold Keterangan : 1. IC CD Pin CTRL1 dan CTRL2 3. IC LF Pin input dan output 5. Pin catu daya Rangkaian Amplifier Cascade Pada rangkaian ini digunakan penguatan tipe bertingkat (Amplifier Cascade). Agar dapat bekerja dengan baik, digunakan IC LF353 yang kecepatan pengolahan sinyal tinggi (high speed) dan memiliki dua gerbang penguat. IC LF353 memerlukan tegangan catu (Vdc) yang simetris yaitu tegangan positif (+V) dan tegangan negatif (-V) terhadap tanah (ground). Penggunaan penguatan 40

4 bertingkat agar didapatkan penguatan yang cukup sekaligus memisahkan antara sinyal AC dengan sinyal DC dimana pada penguat ketiga, dikopling dengan kapasitor karena kapasitor akan memblok sinyal DC dan hanya melewatkan sinyal AC saja. Sedangkan pada penguat kedua, dikopling dengan diode germanium dengan tegangan ideal 0,3V agar hanya sinyal DC saja yang dikeluarkan. Penguat kaskade ini menggunakan jenis penguat non-inverting sehingga sinyal keluarannya masih sefase dengan sinyal masukannya. Setelah dilakukan pengukuran, besar nilai output fotodetektor sebesar 0,36 V sehingga perlu dikuatkan delapan kali. Pengutan output ini dirasa sudah cukup untuk memenuhi syarat pembacaan range ADC pada port A mikrokontroler (0-5V) Gambar 4.3 Rakitan Elektronik Amplifier Cascade Keterangan : 1. Dioda Germanium 2. IC Op-amp LF Pin Supply (V+,V-, Ground) 4. Pin input dan output 41

5 Rangkaian Modul LCD Pada penelitian ini digunakan LCD karakter 2x16, kaki-kakinya berjumlah 16 pin, dilengkapi dioda 1N4002 untuk menyearahkan tegangan masukan 5 V, serta resistor variabel untuk memberi tegangan kontras pada matriks LCD sehingga nyala terang karakter pada tampilan bisa diatur. LCD digunakan untuk menampilkan kondisi level kadar oksigen darah (SpO 2 ) sekaligus menampilkan hasil pembacaan nilai ADC. Hasil rangkaian LCD dapat dilihat pada Gambar 4.5. Gambar 4.4 Rakitan Elektronik Modul LCD Rangkaian Buzzer Pada alat oksimeter, buzzer digunakan sebagai alarm penanda keadaan. Rangkaian buzzer dilengkapi dengan komponen transistor PNP BC557 yang berfungsi sebagai saklar. Penggunaan transistor sebagai saklar artinya mengoperasikan transistor pada salah satu kondisi yaitu saturasi atau cut off. Pada transistor PNP kondisi cut off adalah kondisi transistor dimana arus basis sama dengan nol (I B = 0) dan arus pada emitor (I E ) sama dengan nol, sedangkan 42

6 pengertian saturasi pada transistor adalah kondisi transistor dimana arus basis adalah maksimal, arus emitor bernilai maksimal, dan tegangan emitor-kolektor adalah minimal. Jika basis diberi tegangan maka menyebabkan transistor dalam kondisi cut off dan terminal emitor-kolektor terputus seperti saklar terbuka, akibatnya arus tidak mengalir dari emitor ke kolektor karena arus pada basis sama dengan nol. Kondisi ini arus kolektor sama dengan nol. Sebaliknya, jika terminal basis tidak diberi tegangan akan menyebabkan transistor dalam kondisi saturasi seolah-olah terminal emitor-kolektor terhubung singkat seperti halnya saklar tertutup, akibatnya arus akan mengalir dari emitor ke kolektor. Hasil rangkaian buzzer dapat dilihat pada Gambar 4.5. Gambar 4.5 Rakitan Elektronik Driver Buzzer Rangkaian Minimum Sistem AVR ATMega16 Rangkaian minimum sistem AVR ATMega16 yang telah dirancang ini telah mampu mengolah data yang didapatkan dari output sensor yang sebeumnya dikuatkan. Rangkaian ini berfungsi sebagai pengatur untuk masing-masing rangkaian penyusun oximeter seperti switch timer driver LED, LCD, buzzer, 43

7 sample and hold. Rangkaian minimum sistem oximeter ditunjukkan pada Gambar 4.6 Gambar 4.6 Rakitan Elektronik Minimum Sistem Keterangan : 1. Port C digunakan sebagai setting timer. 2. Port A digunakan sebagai kanal input ADC (Analog Digital Converter) 3. Port ISP digunakan untuk memasukkan program (download) ke dalam mikrokontroller ATMega Port B dihubungkan ke LCD 5. Port D digunakan untuk mengaktifkan rangkaian buzzer. 6. Pin yang berfungsi sebagai catu daya 5V dan ground Rangkaian Driver Sensor Rangkaian ini terdiri dari dua LED yaitu LED sinar tampak dan infrared yang dipasang secara berdampingan. LED infrared diletakkan lebih dekat dengan 44

8 ujung jari dan LED visible diletakkan di tengan jari telunjuk. Sumber cahaya transimisi diletakkan di superficial kulit bawah kuku. Sedangkan fototransistor TEMT6000 diletakkan di atas kuku. Dua pin input (merah dan inframerah) pada sensor dihubungkan langsung dengan pin timer pada mikrokontroler. Gambar 4.7 Rakitan Elektronik LED Perangkat Lunak (Software) Perangkat lunak (software) berupa program oksimeter yang ditulis dengan bahasa C melalui CodeVisionAVR. Selanjutnya dilakukan pengisian ke IC mikrokontroler melalui downloaderisp Innovative Learning DTHQ yang menggunakan downloader USB dengan kabel USB. Software yang telah dibuat pada CodeVisionAVR sebelumnya dilakukan compile terlebih dahulu untuk mengetahui apakah pada program masih terdapat error atau tidak. Gambar 4.12 merupakan tampilan proses compile pada software CodeVisionAVR. 45

9 Gambar 4.8 Proses compile program pada CodeVisionAVR Proses compile program tidak terdapat error, maka program bisa diprogram ke dalam mikrokontroler. Selanjutnya untuk proses download program ke mikrokontroler digunakan software atmel STK500/AVRISP. Caranya adalah fitur setting kemudian pilih programmer kemudian pilih STK500/AVRISP. Hal ini dilakukan program dapat dimasukkan ke IC yang sesuai dengan downloadernya. Gambar 4.9 Downloader DT-HiQ AVR USB ISP 46

10 Perangkat lunak (software) yang telah berhasil dibuat pada penelitian ini meliputi pembacaan ADC, kontrol buzzer dan program tampilan LCD Program Pembacaan ADC Program pembacaan nilai ADC digunakan untuk membaca nilai input pada variabel tegangan analaog yang akan dikonversikan ke data digital agar bisa ditampilkan pada layar LCD. Adapun listing programnya adalah sebagai berikut. void baca_adc() { //===========ADC Sample LED=========// temp=read_adc(0); vx=temp*50; //vy=vx/1024; vy=temp/2; pul=(vy/100)%10; sat=(vy/10)%10; kom=vy%10; lcd_gotoxy(0,0); lcd_putsf("led:"); 47

11 //sprintf(lcd_buffer,"%d%d,%d",pul,sat,kom); sprintf(lcd_buffer,"%d",vy); lcd_gotoxy(0,1); lcd_puts(lcd_buffer); delay_ms(300); //===========ADC Sample IR==========// tempa=read_adc(1); vin=tempa*50; //v=vin/1024; v=tempa/20; pul1=(v/100)%10; sat1=(v/10)%10; kom1=v%10; lcd_gotoxy(5,0); lcd_putsf("ir:"); //sprintf(lcd_buffer2,"%d%d,%d",pul1,sat1,kom1); sprintf(lcd_buffer2,"%d",v); 48

12 lcd_gotoxy(5,1); lcd_puts(lcd_buffer2); delay_ms(300); Program Buzzer Program buzzer adalah mengkontrol nyala buzzer jika hasil pembacaan SpO 2 dibawah nilai 85%. Input dari buzzer dihubungkan pada port D pin 0, jika pembacaan memenuhi syarat maka mikrokontroler memberikan tegangan kepada driver buzzer. Listing program untuk kontrol buzzer adalah sebagai berikut : Program Tampilan LCD Program tampilan LCD digunakan untuk menampilkan hasil pembacaan nilai pembacaan ADC. Adapun listing program tampilan awal adalah sebagai berikut. void tampilan_awal( ) { 49

13 lcd_gotoxy(0,0); lcd_putsf(" LapanTech"); delay_ms(1500); lcd_gotoxy(6,1); lcd_putsf("present"); delay_ms(1500); lcd_clear(); lcd_gotoxy(0,1); lcd_putsf("pulse OKSIMETER"); delay_ms(1500); lcd_clear(); } lcd_gotoxy(10,0); lcd_putsf("spo:"); sprintf(lcd_buffer3,"%d%d,%d",pul,sat,kom); //sprintf(lcd_buffer3,"%d",r); lcd_gotoxy(10,1); lcd_puts(lcd_buffer3); delay_ms(1000); }; lcd_clear(); // Menghapus tampilan LCD 50

14 lcd_gotoxy(0,0); // Menempatkan tulisan pada posisi kolom 0 baris 0 lcd_putsf(" PULSE OXYMETRI"); // Menampilkan string lcd_gotoxy(0,1); // Menempatkan tulisan pada posisi kolom 0 baris 1 delay_ms(100); // Memanggil delay dari library delay Listing program secara keseluruhan pada tahap pembuatan perangkat lunak (software) alat oximeter dapat dilihat pada Lampiran Hasil Pengujian Alat dan Analisis Data Pada penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil pengujian, antara lain pengujian panjang gelombang LED yang digunakan, pengujian output tegangan fototransistor, pengujian transmisi cahaya LED (biru, merah, hijau), pengujian pengukuran SpO 2 di lima jari yang berbeda, dan membandingkan hasil pengukuran dengan alat penelitian dengan oksimeter Mindrey type PM Hasil Pengujian Panjang Gelombang Sebelum digunakan, LED diukur panjang gelombangnya terlebih dahulu menggunakan metode spektrofotometri. Pengamatan didasari teori peristiwa difraksi sinar oleh kisi difraksi. Agar terjadi bayangan yang terang dilayar (P), beda lintasan (d sin ) kedua sinar datang di P dari kedua celah yang jaraknya (d) harus merupakan kelipatan bulat (n) panjang gelombangnya ( ). d sin = n

15 keterangan : d n = jarak celah = orde = sudut difraksi Berdasarkan hasil pengujian didapatkan data pengukuran sebagai berikut : Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Sudut Difraksi Cahaya LED Merah No n Kanan n Kiri (n kanan n kiri)/ , ,307 3, , ,036 3, , ,925 5,225 Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Sudut Difraksi Cahaya LED Biru No n Kanan n Kiri (n kanan n kiri)/ ,4 179,2 1, ,35 177,76 2, , ,94 Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Sudut Difraksi Cahaya LED Hijau No n Kanan n Kiri (n kanan n kiri)/ ,33 179,17 1, ,82 177,08 3, ,17 176,18 4,495s Tabel 4.4 Hasil Pengamatan Pengukuran Panjang Gelombang Cahaya Tampak No Warna Cahaya D Sin N (nm) 1 Merah 0, , ,8 0, , ,2 52

16 0, , ,5 Rata-rata 617,833 2 Biru 0, , , , , , Rata-rata 501,333 3 Hijau 0, , , , , ,495s Rata-rata 553,67 Spektrofotometri visible disebut juga spektrofotometri sinar tampak. Cahaya yang dapat dilihat oleh mata manusia adalah cahaya dengan panjang gelombang nm. Sebelum melakukan pengujian, terlebih dahulu melakukan uji panjang gelombang LED yang akan digunakan dalam penelitian. Hal Dari tabel nilai rata-rata pengamatan, diketahui panjang gelombang LED warna merah ( nm) dan hijau ( nm) sesuai dengan range ketentuan warna panjang gelombang. Sedangkan warna biru ( nm) tidak sesuai dengan range panjang gelombang sebenarnya. Hal ini bisa disebabkan dari kurang sempurnanya pengamat dalam mengamati sudut garis n-kanan dan n-kiri dari kisi difraksi sehingga didapatkan data panjang gelombang yang tidak sesuai meski hanya selisih kecil Hasil Pengujian Output Tegangan Fototransistor TEMT6000 Tabel 4.5 Hasil Pengamatan Pengukuran Output Tegangan Fototransistor Nilai Arus 1 A pada Lingkungan Kondisi Gelap No Nilai Tegangan Output Fototransistor (Volt) LED Biru LED Merah LED Hijau Nilai Arus (Ampere) 53

17 1 4,84 4,6 4, ,82 4,7 4, ,83 4,85 4, ,84 4,71 4, ,85 4,82 4,86 1 Mean 4,838 4,736 4, Tabel 4.6 Hasil Pengamatan Pengukuran Output Tegangan Fototransistor Nilai Arus 1,5 A pada Lingkungan Kondisi Gelap Nilai Tegangan Output Fotod No Fototransistor ioda (Volt) Nilai Arus LED LED LED (Ampere) Merah Biru Hijau 1 4,80 4,86 4,7 1,5 2 4,70 4,85 4,83 1,5 3 4,62 4,83 4,85 1,5 4 4,77 4,82 4,83 1,5 5 4,74 4,80 4,6 1,5 Mean 4,726 4,832 4,762 1,5 Tabel 4.7 Hasil Pengamatan Pengukuran Output Tegangan Fototransistor Nilai Arus 2 A pada Lingkungan Kondisi Gelap No Nilai Tegangan Output Nilai Fototransistor (Volt) Arus LED LED LED (Ampere) Merah Biru Hijau 1 4,85 4,81 4, ,84 4,78 4, ,85 4,79 4, ,84 4,80 4, ,86 4,82 4,90 2 Mean 4,886 4,8 4,

18 Keluaran fototransistor adalah tegangan listrik yang berubah sesuai intensitas cahaya yang masuk. Pada saat intensitas cahaya yang diterima fototransistor rendah, fototransistor memiliki resistansi yang tinggi sehingga menyebabkan nilai tegangan keluarannya juga rendah. Hal ini dikarenakan nilai tegangan yang mengalir pada fototransistor kecil. Volt 4,9 4,85 4,8 4,75 4,7 4,65 4,6 1 1,5 2 VO= V output VO Biru VO Merah VO Hijau Arus (ampere) Gambar 4.10 Grafik Pengaruh Arus Terhadap Output Fototransistor Dari data Gambar 4.10 terdapat perbedaan hasil ouput tegangan dari fototransistor TEMT6000 ketika dialiri arus yang berbeda. Ketika LED dialiri tegangan 5V dengan menggunakan trafo 2A ternyata output tegangan dari fototransistor memiliki nilai terbesar dibandingkan ketika dialiri tegangan yang sama dengan trafo arus yang lebih rendah. Tetapi didapatkan satu data yang menyimpang pada LED warna biru dimana output tegangan yang keluar lebih besar pada arus 1,5 A dibandingkan 2A. Hal ini bisa disebabkan ketika pada saat pengukuran dimana posisi cahaya LED kurang terfokus ke fototransistor. Rata-rata nilai keseluruhan, fototransistor memiliki respon yang sama baik di ketiga warna yang berbeda. Hal 55

19 ini menunjukkan performa TEMPT6000 cukup baik untuk digunakan sebagai detektor cahaya dari LED dan Infrared Hasil Pengujian Transmisi LED Penelitian ini menguji daya tembus LED merah, biru, dan hijau pada ujung jari telunjuk dengan menggunakan detektor TEMT6000. Cahaya LED ditembakkan dari atas kuku jari dan cahaya yang diteruskan akan ditangkap oleh detektor, pin output dihubungkan dengan avo meter kemudian diamati berapa nilai yang terukur. Adapun hasil dari uji coba dapat dilihat pada Tabel 4.8 Tabel 4.8 Hasil Pengukuran Output Fototransistor dari Transmisi LED Pengukuran LED Merah LED 2 Hijau LED Biru (Volt) (Volt) (Volt) 1 0, , , , , , , , , , Rata-rata 0, Sebelumnya, LED diaktifkan dengan menggunakan trafo arus 2A. Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui hanya LED merah yang cahayanya mampu 56

20 menembus jari sedangkan yang lain tidak. Hal ini disebabkan panjang gelombang warna merah lebih besar dibandingkan dengan yang lain sehingga intensitas cahaya yang ditangkap lebih banyak atau berbanding lurus dengan output tegangan fototransistor. Selain itu sifat optik absorbsi cahaya oleh hemoglobin yang terdapat pada lapisan yang dalam dapat terlihat dengan cahaya yaitu antara 400 dan 700 nm, sedangkan pada area perifer (permukaan kulit) dapat terlihat dengan sinar inframerah yang memiliki panjang gelombang antara 700 dan 1000 nm, ini merupakan area spektral yang sangat bergantung pada jumlah O 2 yang dibawa oleh darah. Metode ini memanfaatkan fakta bahwa hemoglobin memiliki koefisien penyerapan cahaya optik yang lebih tinggi di wilayah dengan spektrum merah di sekitar 660 nm dibandingkan dengan HbO 2. Hal ini juga dijelaskan dengan adanya faktor kemampuan penetrasi cahaya pada jaringan biologi jari. Gambar 4.11 Daya Penetrasi Cahaya pada Jaringan Biologi Gambar 4.11 menjelaskan kemampuan penetrasi cahaya yang berarti jarak yang mampu ditembus cahaya pada suatu medium yang diikuti berkurangnya intensitas cahaya akibat koefisien penyerapan medium yang dilewati (Pujary, 2004). Pada gambar 4.11 dijelaskan bahwa pada panjang gelombang diatas 640 nm daya penetrasi cahaya memiliki potensi tinggi untuk bisa menembus jaringan biologi. 57

21 4.2.4 Hasil Pengujian SpO 2 pada Lima Jari Pengujian ini mengambil data perubahan hasil pengukuran selama interval satu menit sebanyak tiga kali pengukuran di lima jari yang berbeda. Jari yang diukur yaitu jari telunjuk, jari jempol, jari tengah, jari manis, jari kelingking. Adapun data yang didapatkan adalah sebagai berikut : Tabel 4.9 Nilai SpO 2 di Lima Jari No SpO 2 Telunjuk (%) SpO 2 Jari Tengah (%) SpO 2 Jari Manis (%) SpO 2 Jempol (%) SpO 2 Jari Kelingking (%) 1 94, ,26 92,4 90,5 2 92,5 92,94 91,68 91,89 95, ,7 90,8 92, ,86 rata 93,45 92,91 92,19 91,76 91,87 SD 0, , , , , Eror 0, , , , , Dari data tersebut dapat dianalisa bahwa pengukuran SpO 2 pada jari telunjuk menunjukan angka pengukuran paling besar dibandingkan dengan pengukuran yang lain. Tetapi secara keseluruhan, jari yang lain menunjukkan hasil pengukuran yang memiliki selisih yang relatif kecil antara 91,76 % sampai dengan 93,45 %. Perbedaan ini bisa disebabkan panjang lintasan tranmisi cahaya dari LED yang berbeda pada setiap jari. Semakin panjang lintasan transmisi cahaya maka semakin banyak cahaya yang diserap sehingga sedikit saja cahaya yang diteruskan. Jari jempol yang memiliki struktur lapisan jaringan yang lebih tebal atau panjang menunjukkan hasil pengukuran yang paling kecil. Hal ini 58

22 disebabkan seperti ukuran jari yang lebih besar, perubahan kadar Hb, aktivitas berlebihan pada saat pengukuran dan desain probe sensor yang kurang sempurna Hasil Pengujian Perbandingan Pengukuran Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan alat hasil penelitian dengan alat buatan pabrik. Pada pengujian ini digunakan Mindrey PM50. Berikut hasil perbandingannya : Nama : A BB : 50 kg TB : 160 cm No SpO 2 Mindrey (%) SpO 2 Manual (%) Ratarata 97,9 93,4 SDm = ( ) = 0,7 SpO 2 Mindrey = x ± SD = 97,9 ± 0,7 SDp = ( ) = 2, SpO 2 Manual = x ± SD = 93,4 ± 2,37 Nama : B BB : 55 kg TB : 169 cm No SpO 2 Mindrey (%) SpO 2 Manual (%) 59

23 SDm = ( ) = 0,4 SpO 2 Mindrey = x ± SD = 98,2 ± 0,4 SDp = ( ) = 1,4 SpO 2 Manual = x ± SD = 90,2 ± 1,4 Nama : C BB : 85 kg TB : 179 cm No SpO 2 Mindrey (%) SpO 2 Manual (%) Ratarata 98,2 90,2 Ratarata 98,2 85,8 SDm = ( ) = 0, SpO 2 Mindrey = x ± SD = 98,2 ± 0,421 SDp = ( ) = 5, SpO 2 Manual = x ± SD = 85,8 ± 5,85 Nama : D BB : 55 kg TB : 169 cm No SpO 2 Mindrey (%) SpO 2 Manual (%)

24 SDp = ( ) = 1,2 SpO 2 Mindrey = x ± SD = 93,6 ± 1,2 Nama : E BB SDm = : 85 ( ) kg = 0 TB : 178 cm SpO 2 Manual = x ± SD = 98 ± 0 Nama : E BB : 85 kg TB :178 cm No SpO 2 Mindrey (%) SpO 2 Manual (%) Ratarata 98 93,6 Ratarata 98 88,8 SDm = ( ) = 0 SpO 2 Mindrey = x ± SD = 98 ± 0 SDp = ( ) = 2,4 SpO 2 Manual = x ± SD = 88,8 ± 2,4 Keterangan : SDm = Standart Deviasi Mindrey SDp BB = Standart Deviasi Alat Penelitian = Berat Badan 61

25 TB = Tinggi Badan Dari data perhitungan tersebut dapat dihitung berapa keakuratan pengukuran yang terjadi. Error = x 100, Akurasi = 100% error Akurasi Pasien A Eror = 2,54 %, dengan akurasi sebesar 97,46 % 2. Akurasi Pasien B Eror = 1,55 %, dengan akurasi sebesar 98,45 % 3. Akurasi Pasien C Eror = 5,8 %, dengan akurasi sebesar 94,2 % 4. Akurasi Pasien D Eror = 1,28 %, dengan akurasi sebesar 98,72 % 5. Akurasi Pasien E Eror = 2,7 %, dengan akurasi sebesar 97,3 % Dengan rata-rata error pada seluruh pengukuran sebesar 5,8 % dengan akurasi sebesar 97,226 %, instrumen oksimeter hasil penelitian cukup presisi untuk digunakan mengukur SpO 2 darah. Standart nilai normal saturasi oksigen pada perawatan klinik adalah 95%-100%. Jika saturasi oksigen dibawah 85% menandakan bahwa jaringan tidak mendapat cukup oksigen dan pasien 62

26 membutuhkan evaluasi lebih lanjut (Niluh et al, 2002). Begitu vitalnya parameter saturasi oksigen bagi pasien perawatan intensif maka diperlukan hasil pengukuran saturasi oksigen dengan nilai eror serendah mungkin. Dengan nilai eror yang mencapai 5,8% maka instrumen ini masih perlu pengembangan lebih lanjut untuk mengurangi nilai erornya agar tidak memberikan informasi yang jauh dari nilai kebenaran. 63

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2011 sampai dengan bulan Juli 2012 yang dilaksanakan di laboratorium Elektronika dan Robotika

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kapasitas tegangan yang dipenuhi supaya alat dapat bekerja dengan baik.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kapasitas tegangan yang dipenuhi supaya alat dapat bekerja dengan baik. 34 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Spesifikasi Alat Dalam pembahasan spesifikasi alat ini penulis memberikan keterangan kapasitas tegangan yang dipenuhi supaya alat dapat bekerja dengan baik. Berikut

Lebih terperinci

3.2. Tempat Penelitian Penelitian dan pengujian alat dilakukan di lokasi permainan game PT. EMI (Elektronik Megaindo) Plaza Medan Fair.

3.2. Tempat Penelitian Penelitian dan pengujian alat dilakukan di lokasi permainan game PT. EMI (Elektronik Megaindo) Plaza Medan Fair. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Dalam penulisan tugas akhir ini metode yang digunakan dalam penelitian adalah : 1. Metode Perancangan Metode yang digunakan untuk membuat rancangan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1. 23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Blok Diagram Modul Baby Incubator Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1. PLN THERMOSTAT POWER SUPPLY FAN HEATER DRIVER HEATER DISPLAY

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. ketepatan masing-masing bagian komponen dari rangkaian modul tugas akhir

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. ketepatan masing-masing bagian komponen dari rangkaian modul tugas akhir BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Dan Pengukuran Setelah pembuatan modul tugas akhir maka perlu diadakan pengujian dan pengukuran. Tujuan dari pengujian dan pengukuran adalah untuk mengetahui ketepatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 20 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Spesifikasi Alat Dalam pembahasan spesifikasi alat, penulis mencantumkan spesifikasi alat pada tabel 4.1 tentang kapasitas tegangan yang dibutuhkan oleh alat agar bekerja

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENULISAN

BAB III METODOLOGI PENULISAN BAB III METODOLOGI PENULISAN 3.1 Blok Diagram Gambar 3.1 Blok Diagram Fungsi dari masing-masing blok diatas adalah sebagai berikut : 1. Finger Sensor Finger sensor berfungsi mendeteksi aliran darah yang

Lebih terperinci

kali tombol ON ditekan untuk memulai proses menghidupkan alat. Setting

kali tombol ON ditekan untuk memulai proses menghidupkan alat. Setting 27 BAB III METODOLOGI 3.1 Diagram Blok dan Cara Kerja Diagram blok dan cara kerja dapat dilihat pada gambar 3.1. Gambar 3.1. Blok diagram Prototipe Blood warmer Tegangan PLN diturunkan dan disearahkan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN ALAT

BAB IV PEMBAHASAN ALAT BAB IV PEMBAHASAN ALAT Pada bab pembahasan alat ini penulis akan menguraikan mengenai pengujian dan analisa prototipe. Untuk mendukung pengujian dan analisa modul terlebih dahulu penulis akan menguraikan

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN 42 BAB III METODA PENELITIAN 3.1. Komponen yang digunakan lain: Adapun komponen-komponen penting dalam pembuatan modul ini antara 1. Lampu UV 2. IC Atmega 16 3. Termokopel 4. LCD 2x16 5. Relay 5 vdc 6.

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN. Gambar 4. 1 Blok Diagram Alarm Rumah.

BAB IV PERANCANGAN. Gambar 4. 1 Blok Diagram Alarm Rumah. BAB IV PERANCANGAN 4.1 Perancangan Sebelum melakukan implementasi diperlukan perancangan terlebih dahulu untuk alat yang akan di buat. Berikut rancangan alat Alarm rumah otomatis menggunakan mikrokontroler

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA Pada bab ini, akan dibahas pengujian alat mulai dari pengujian alat permodul sampai pengujian alat secara keseluruhan serta pengujian aplikasi monitoring alat tersebut. Pengujian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4. a Batasan masalah pembuatan tugas akhir ini adalah terbatas pada sistem kontrol bagaimana solar cell selalu menghadap kearah datangnya sinar matahari, analisa dan pembahasan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN KERJA ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN KERJA ALAT BAB III PERANCANGAN DAN KERJA ALAT 3.1 DIAGRAM BLOK sensor optocoupler lantai 1 POWER SUPPLY sensor optocoupler lantai 2 sensor optocoupler lantai 3 Tombol lantai 1 Tbl 1 Tbl 2 Tbl 3 DRIVER ATMEGA 8535

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1 Pengujian dan Analisis Pengujian ini bertujuan untuk mengukur fungsional hardware dan software dalam sistem yang akan dibangun. Pengujian ini untuk memeriksa fungsi dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah yang akan digunakan dalam menyelesaikan perangkat keras (hardware) yang berupa komponen fisik penunjang seperti IC AT89S52 dan perangkat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Nama : Timbangan Bayi. 2. Jenis : Timbangan Bayi Digital. 4. Display : LCD Character 16x2. 5. Dimensi : 30cmx20cmx7cm

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Nama : Timbangan Bayi. 2. Jenis : Timbangan Bayi Digital. 4. Display : LCD Character 16x2. 5. Dimensi : 30cmx20cmx7cm 49 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Spesifikasi Alat 1. Nama : Timbangan Bayi 2. Jenis : Timbangan Bayi Digital 3. Berat : 5 Kg 4. Display : LCD Character 16x2 5. Dimensi : 30cmx20cmx7cm 6. Sensor : Loadcell

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang memiliki tegangan listrik AC 220 Volt. Saklar ON/OFF merupakan sebuah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang memiliki tegangan listrik AC 220 Volt. Saklar ON/OFF merupakan sebuah BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Blok Diagram PLN merupakan sumber daya yang berasal dari perusahaan listrik Negara yang memiliki tegangan listrik AC 220 Volt. Saklar ON/OFF merupakan sebuah saklar yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 21 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat 1. Toolset 2. Solder 3. Amplas 4. Bor Listrik 5. Cutter 6. Multimeter 3.1.2 Bahan 1. Trafo tipe CT 220VAC Step down 2. Dioda bridge 3. Dioda bridge

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Microco ntroller ATMeg a 16. Program. Gambar 3.1 Diagram Blok sterilisator UV

BAB III METODE PENELITIAN. Microco ntroller ATMeg a 16. Program. Gambar 3.1 Diagram Blok sterilisator UV 25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Diagram Blok Sterilisator UV STAR 1,3,6 jam Microco ntroller ATMeg a 16 Driver Lampu LCD Lampu On Hourmeter RESET Driver Buzzer Buzzer Program Gambar 3.1 Diagram Blok

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat.

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat. BAB III PERANCANGAN Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat. Perancangan tersebut mulai dari: blok diagram sampai dengan perancangan rangkaian elektronik, sebagai penunjang

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 39 BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras elektronik (hardware) dan pembuatan mekanik Eskalator. Sedangkan untuk pembuatan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 83 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1. Tujuan Pengujian Pengujian yang akan dilakukan untuk mengetahui apakah sistem sudah berjalan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat. Pengujian dilakukan pada beberapa

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dan perancangan tugas akhir dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011 sampai dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Adapun alat dan bahan yang digunakan oleh penulis dalam merancang alat ini adalah sebagai berikut: 3.1.1 Alat Dalam melakukan penelitian ini penulis menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA BAB IV Pengujian Alat dan Analisa BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA 4. Tujuan Pengujian Pada bab ini dibahas mengenai pengujian yang dilakukan terhadap rangkaian sensor, rangkaian pembalik arah putaran

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERACAGA SISTEM Pada bab ini penulis akan menjelaskan mengenai perencanaan modul pengatur mas pada mobile x-ray berbasis mikrokontroller atmega8535 yang meliputi perencanaan dan pembuatan rangkaian

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras elektronik (hardware) dan pembuatan mekanik robot. Sedangkan untuk pembuatan perangkat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei 2012. Adapun tempat pelaksanaan penelitian ini adalah di Laboratorium Elektronika Dasar

Lebih terperinci

Input ADC Output ADC IN

Input ADC Output ADC IN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Hasil Dalam bab ini akan dibahas mengenai hasil yang diperoleh dari pengujian alat-alat meliputi mikrokontroler, LCD, dan yang lainnya untuk melihat komponen-komponen

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada Juni 2014 sampai dengan Desember 2014.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada Juni 2014 sampai dengan Desember 2014. III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada Juni 2014 sampai dengan Desember 2014. Perancangan alat penelitian akan dilaksanakan di Laboratorium Elektronika

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro 22 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro Fakultas Tekik, Universitas Lampung, yang dilaksanakan mulai bulan Oktober

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada pasien yang mengalami under anesthesia, neonates (bayi baru lahir yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada pasien yang mengalami under anesthesia, neonates (bayi baru lahir yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pulse Oximetry Pulse Oximetry berfungsi mengamati saturasi oksigen darah. Hal ini dilakukan untuk menjamin kadar oksigen cukup pada pembuluh. Biasanya dipakai pada pasien yang

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Definisi Perancangan Perancangan adalah proses menuangkan ide dan gagasan berdasarkan teoriteori dasar yang mendukung. Proses perancangan dapat dilakukan dengan cara pemilihan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Hasil Adapun hasil jadi rangkaian alat pendeteksi kebakaran dengan menggunakan sensor asap berbasis mikrokontroler ATmega8535 pada Gambar IV.1 sebagai berikut : Gambar IV.1.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMODELAN

BAB III PERANCANGAN DAN PEMODELAN BAB III PERANCANGAN DAN PEMODELAN Pada bab ini akan membahas mengenai perancangan dan pemodelan serta realisasi dari perangkat keras dan perangkat lunak untuk alat pengukur kecepatan dengan sensor infra

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM 31 BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Diagram Blok Air ditampung pada wadah yang nantinya akan dialirkan dengan menggunakan pompa. Pompa akan menglirkan air melalui saluran penghubung yang dibuat sedemikian

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 PERANCANGAN PERANGKAT KERAS Setelah mempelajari teori yang menunjang dalam pembuatan alat, maka langkah berikutnya adalah membuat suatu rancangan dengan tujuan untuk mempermudah

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA 4.1 Tujuan Tujuan dari pengujian alat pada tugas akhir ini adalah untuk mengetahui sejauh mana kinerja sistem yang telah dibuat dan untuk mengetahui penyebabpenyebab ketidaksempurnaan

Lebih terperinci

DELTA LOW COST LINE FOLLOWER

DELTA LOW COST LINE FOLLOWER DELTA LOW COST LINE FOLLOWER SPESIFIKASI: - Rasio Gigi: 1:22 - Dua motor DC - Battery Pack A3 4 pcs (Battery tidak termasuk) - Part A Line Follower (Sungut penjejak garis) - Infrared dengan lapisan pelindung

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. tabung V maka penulis membuat diagram dan mekanis system sebagai

BAB III METODE PERANCANGAN. tabung V maka penulis membuat diagram dan mekanis system sebagai BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Diagram Mekanis Sistem Untuk memudahkan dalam pembuatan alat Mixer menggunakan tabung V maka penulis membuat diagram dan mekanis system sebagai gambaran ketika melakukan

Lebih terperinci

JOBSHEET SENSOR CAHAYA (PHOTOTRANSISTOR, PHOTODIODA, LDR)

JOBSHEET SENSOR CAHAYA (PHOTOTRANSISTOR, PHOTODIODA, LDR) JOBSHEET SENSOR CAHAYA (PHOTOTRANSISTOR, PHOTODIODA, LDR) A. TUJUAN. Merancang sensor cahaya, LDR, phototransistor, dan photodioda terhadap besaran fisis. 2. Menguji sensor cahaya LDR, phototransistor,

Lebih terperinci

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS. dapat berjalan sesuai perancangan pada bab sebelumnya, selanjutnya akan dilakukan

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS. dapat berjalan sesuai perancangan pada bab sebelumnya, selanjutnya akan dilakukan BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan diuraikan tentang proses pengujian sistem yang meliputi pengukuran terhadap parameter-parameter dari setiap komponen per blok maupun secara keseluruhan, dan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT BAB III PERANCANGAN PERANGKAT 3.1 Proses Kerja Sistem Pada tahap perancangan, akan dirancang sebuah sistem berbasis mikrokontroler yang digunakan untuk menghitung jumlah orang yang masuk dan keluar suatu

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat

BAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak ( Software). Pembahasan perangkat keras meliputi perancangan mekanik

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA 4.1 Tujuan Tujuan dari pengujian alat pada tugas akhir ini adalah untuk mengetahui sejauh mana kinerja sistem yang telah dibuat dan untuk mengetahui penyebabpenyebab ketidaksempurnaan

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN ALAT DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN ALAT DAN PEMBUATAN SISTEM 27 BAB 3 PERANCANGAN ALAT DAN PEMBUATAN SISTEM 3.1. Diagram Blok Sistem Diagram merupakan pernyataan hubungan yang berurutan dari satu atau lebih komponen yang memiliki satuam kerja tersendiri dan setiap

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT III.1. Diagram Blok Secara garis besar, diagram blok rangkaian pendeteksi kebakaran dapat ditunjukkan pada Gambar III.1 di bawah ini : Alarm Sensor Asap Mikrokontroler ATmega8535

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1. Perancangan Alat 3.1.1. Blok Diagram Blok kontrol sistem penjejak matahari 4 arah adalah sebagai berikut : Gambar 3.1 Blok Perancangan Sistem Kontrol Sistem

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Blok Diagram LED indikator, Buzzer Driver 1 220 VAC Pembangkit Frekuensi 40 KHz 220 VAC Power Supply ATMEGA 8 Tranduser Ultrasounik Chamber air Setting Timer Driver 2 Driver

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI MASALAH

BAB III DESKRIPSI MASALAH BAB III DESKRIPSI MASALAH 3.1 Perancangan Hardware Perancangan hardware ini meliputi keseluruhan perancangan, artinya dari masukan sampai keluaran dengan menghasilkan energi panas. Dibawah ini adalah diagram

Lebih terperinci

BAB III DESAIN BUCK CHOPPER SEBAGAI CATU POWER LED DENGAN KENDALI ARUS. Pada bagian ini akan dibahas cara menkontrol converter tipe buck untuk

BAB III DESAIN BUCK CHOPPER SEBAGAI CATU POWER LED DENGAN KENDALI ARUS. Pada bagian ini akan dibahas cara menkontrol converter tipe buck untuk BAB III DESAIN BUCK CHOPPER SEBAGAI CATU POWER LED DENGAN KENDALI ARUS 3.1. Pendahuluan Pada bagian ini akan dibahas cara menkontrol converter tipe buck untuk menghidupkan HPL (High Power LED) dengan watt

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berikut ini merupakan penjelasan dari rangkaian power supply:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berikut ini merupakan penjelasan dari rangkaian power supply: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Penjelasan Rangkaian 4.1.1 Rangkaian Power Supply Berikut ini merupakan penjelasan dari rangkaian power supply: Gambar 4.1 Rangkaian Power Supply Pada rangkaian diatas menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. DIAGRAM ALUR PENELITIAN Metode penelitian merupakan sebuah langkah yang tersusun secara sistematis dan menjadi pedoman untuk menyelesaikan masalah. Metode penelitian merupakan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN PROPELLER DISPLAY

BAB IV PENGUJIAN PROPELLER DISPLAY BAB IV PENGUJIAN PROPELLER DISPLAY 4.1 Hasil Perancangan Setelah melewati tahap perancangan yang meliputi perancangan mekanik, elektrik, dan pemrograman. Maka terbentuklah sebuah propeller display berbasis

Lebih terperinci

BAB III PROSES PERANCANGAN

BAB III PROSES PERANCANGAN BAB III PROSES PERANCANGAN 3.1 Tinjauan Umum Perancangan prototipe sistem pengontrolan level air ini mengacu pada sistem pengambilan dan penampungan air pada umumnya yang terdapat di perumahan. Tujuan

Lebih terperinci

Gambar 3.1. Diagram alir metodologi perancangan

Gambar 3.1. Diagram alir metodologi perancangan 19 BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN 3.1. Metode Perancangan Berikut merupakan diagram alur kerja yang menggambarkan tahapantahapan dalam proses rancang bangun alat pemutus daya siaga otomatis pada Peralatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penjelasan mengenai sistem instrumen alat ukur kelembaban, dapat dilihat dalam bentuk Blok diagram berikut: Power Supply 5Vdc Sensor Kelembaban HCZ-H6 Non Inverting Amplifier

Lebih terperinci

BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Menekan tombol Switch ON, maka LCD akan menyala dengan kalimat. 5 menit, 10 menit, dan 15 menit.

BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Menekan tombol Switch ON, maka LCD akan menyala dengan kalimat. 5 menit, 10 menit, dan 15 menit. 37 BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Prosedur Pemakaian 1. Menekan tombol Switch ON, maka LCD akan menyala dengan kalimat pembuka setting timer. 2. Melakukan setting timer yang terdiri dari 3 pemilihan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Microcontroller Arduino Uno. Power Supply. Gambar 3.1 Blok Rangkaian Lampu LED Otomatis

BAB III PERANCANGAN. Microcontroller Arduino Uno. Power Supply. Gambar 3.1 Blok Rangkaian Lampu LED Otomatis BAB III PERANCANGAN Bab ini membahas perancangan Lampu LED otomatis berbasis Platform Mikrocontroller Open Source Arduino Uno. Microcontroller tersebut digunakan untuk mengolah informasi yang telah didapatkan

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM. pengukuran terhadap parameter-parameter dari setiap komponen per blok maupun

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM. pengukuran terhadap parameter-parameter dari setiap komponen per blok maupun BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM Pada bab ini akan di uraikan tentang proses pengujian sistem yang meliputi pengukuran terhadap parameter-parameter dari setiap komponen per blok maupun secara keseluruhan,dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM III.1. Analisa Masalah Dalam perancangan sistem otomatisasi pemakaian listrik pada ruang belajar berbasis mikrokontroler terdapat beberapa masalah yang harus

Lebih terperinci

FABRIKASI SENSOR PERGESERAN BERBASIS MACROBENDING SERAT OPTIK

FABRIKASI SENSOR PERGESERAN BERBASIS MACROBENDING SERAT OPTIK FABRIKASI SENSOR PERGESERAN BERBASIS MACROBENDING SERAT OPTIK Oleh; Hadziqul Abror NRP. 1109 100 704 Pembimbing: Dr. Melania Suweni Muntini, M.T Ruang Sidang Fisika, 20 Maret 2012 Outline Pendahuluan Tinjauan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM 30 BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM 3.1 Perancangan Sistem Dalam membuat suatu alat ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu bagaimana cara merancang sistem yang akan diimplementasikan pada

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN SISTEM

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN SISTEM BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN SISTEM 4.1 Pengujian Perangkat Keras (Hardware) Pengujian perangkat keras sangat penting dilakukan karena melalui pengujian ini rangkaian-rangkaian elektronika dapat diuji

Lebih terperinci

ALAT PENGUKUR KADAR OKSIGEN PADA TUBUH MANUSIA Juliza Dofa Elena 1, Syahrul 2

ALAT PENGUKUR KADAR OKSIGEN PADA TUBUH MANUSIA Juliza Dofa Elena 1, Syahrul 2 ALAT PENGUKUR KADAR OKSIGEN PADA TUBUH MANUSIA Juliza Dofa Elena 1, Syahrul 2 1,2 Teknik Komputer Unikom, Bandung 1 jdofaelena@gmail.com, 2 syahrul_syl@yahoo.com ABSTRAK Oksigen merupakan elemen terpenting

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN Penyusunan naskah tugas akhir ini berdasarkan pada masalah yang bersifat aplikatif, yaitu perencanaan dan realisasi alat agar dapat bekerja sesuai dengan perancangan dengan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Alat yang dibuat ini berfungsi untuk membuat udara menjadi lebih bersih, jernih dan sehat serta terbebas dari bakteri yang terkandung di udara, hal ini secara tidak langsung

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN ALAT. Sensor Utrasonik. Relay. Relay

BAB 3 PERANCANGAN ALAT. Sensor Utrasonik. Relay. Relay BAB 3 PERANCANGAN ALAT 3.1 Diagram Blok Berikut ini adalah diagram blok sistem rancang bangun alat pengontrol volume air dan aerator pada kolam budidaya udang menggunakan mikrokontroler. Sensor Utrasonik

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS RANGKAIAN ELEKTRONIK

BAB IV ANALISIS RANGKAIAN ELEKTRONIK BAB IV ANALISIS RANGKAIAN ELEKTRONIK 4.1 Rangkaian Pengontrol Bagian pengontrol sistem kontrol daya listrik, menggunakan mikrokontroler PIC18F4520 seperti yang ditunjukkan pada Gambar 30. Dengan osilator

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2015 sampai dengan Agustus 2015.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2015 sampai dengan Agustus 2015. 44 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2015 sampai dengan Agustus 2015. Perancangan, pembuatan dan pengambilan data dilaksanakan di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III DESAIN DAN IMPLEMENTASI

BAB III DESAIN DAN IMPLEMENTASI BAB III DESAIN DAN IMPLEMENTASI 3.1 Pendahuluan Pada tugas akhir ini akan membahas tentang pengisian batere dengan metode constant current constant voltage. Pada implementasinya mengunakan rangkaian konverter

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras, serta perangkat lunak dari alat peraga Oscillating Water Column. 3.1. Gambaran Alat Alat yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. suhu dalam ruang pengering nantinya mempengaruhi kelembaban pada gabah.

BAB III METODE PENELITIAN. suhu dalam ruang pengering nantinya mempengaruhi kelembaban pada gabah. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Penelitian Penelitian yang dilakukan ini menitik beratkan pada pengukuran suhu dan kelembaban pada ruang pengering menggunakan sensor DHT21. Kelembaban dan suhu dalam

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini akan dijelaskan perancangan alat, yaitu perancangan perangkat keras dan perancangan perangkat lunak. Perancangan perangkat keras terdiri dari perangkat elektronik

Lebih terperinci

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB III METODE PENELITIAN

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Rancang bangun alat akan dilaksanakan di Laboratorium Instrumentasi Medis Departemen Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar 28 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar dan Laboratorium Pemodelan Jurusan Fisika Universitas Lampung. Penelitian

Lebih terperinci

Clamp-Meter Pengukur Arus AC Berbasis Mikrokontroller

Clamp-Meter Pengukur Arus AC Berbasis Mikrokontroller Clamp-Meter Pengukur Arus AC Berbasis Mikrokontroller Tanu Dwitama, Daniel Sutopo P. Politeknik Batam Parkway Street, Batam Centre, Batam 29461, Indonesia E-mail: tanudwitama@yahoo.co.id, daniel@polibatam.ac.id

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN 34 BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN Pada bab ini dilakukan proses akhir dari pembuatan alat Tugas Akhir, yaitu pengujian alat yang telah selesai dirakit. Tujuan dari proses ini yaitu agar

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Perancangan Perangkat Keras Modul Sensor Warna (TCS 3200) Driver H Bridge Motor DC Conveyor Mikrokont roller LCD ATMega 8535 Gambar 3.1 Blok Diagram Perangkat Keras 29 30 Keterangan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN Setelah perancangan alat selesai, selanjutnya yang perlu dilakukan adalah pengujian dan analisa alat yang bertujuan untuk melihat tingkat keberhasilan dalam perancangan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. perangkat yang dibangun. Pengujian dilakukan pada masing-masing subsistem

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. perangkat yang dibangun. Pengujian dilakukan pada masing-masing subsistem IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengujian Alat Pengujian dilakukan bertujuan untuk mengetahui kinerja dan kemampuan dari perangkat yang dibangun. Pengujian dilakukan pada masing-masing subsistem dari perangkat,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Software Keseluruhan Berikut adalah tampilan dari Software CodeVisionAVR untuk pemerograman Alat Pengukur Kecepatan Kendaraan dijalan Tol Berbasis Mikrokontroler

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN

BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN 3.1 Analisa Rangkaian Secara Blok Diagram Pada rangkaian yang penulis buat berdasarkan cara kerja rangkaian secara keseluruhan penulis membagi rangkaian menjadi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Gambar blok diagram dari sistem kerja alat dapat dilihat pada Gambar 3.1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Gambar blok diagram dari sistem kerja alat dapat dilihat pada Gambar 3.1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Blok Gambar blok diagram dari sistem kerja alat dapat dilihat pada Gambar 3.1 sebagai berikut. Sampel Air Sensor TDS Modul Sensor Program Mikrokontroller ATMega16

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab tiga ini akan dijelaskan perancangan alat, yaitu perancangan perangkat keras dan perangkat lunak. Perancangan perangkat keras terdiri dari perangkat elektronik dan instalasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHSAN. blok rangkaian penyusun sistem, antara laian pengujian Power supply,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHSAN. blok rangkaian penyusun sistem, antara laian pengujian Power supply, 1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHSAN 1.1 Hasil dan Pembahasan Secara umum, hasil pengujian ini untuk mengetahui apakah alat yang dibuat dapat bekerja sesuai dengan perancangan yang telah ditentukan. Pengujian

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN RANGKAIAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN RANGKAIAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN RANGKAIAN 3.1. Blok Diagram Sistem Untuk mempermudah penjelasan dan cara kerja alat ini, maka dibuat blok diagram. Masing-masing blok diagram akan dijelaskan lebih rinci

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT Dalam bab ini membahas hasil pengujian alat yang telah dirancang dan dibuat. Pengujian alat dimulai dari masing-masing komponen alat sampai dengan pengujian keseluruhan

Lebih terperinci

Rancang Bangun Oksimeter Digital Berbasis Mikrokontroler ATMega16

Rancang Bangun Oksimeter Digital Berbasis Mikrokontroler ATMega16 Rancang Bangun Oksimeter Digital Berbasis Mikrokontroler ATMega16 Guruh Hariyanto 1, Welina Ratnayanti K. 2, Franky Chandra S.A 3, 1,3 Program Studi S1 Teknobiomedik Fakultas Sains dan Teknologi Universitas

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Masalah Dalam bab ini akan dibahas masalah-masalah yang muncul dalam perancangan alat dan aplikasi program, serta pemecahan-pemecahan dari masalah yang

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM 3.1. Spesifikasi Sistem Sebelum merancang blok diagram dan rangkaian terlebih dahulu membuat spesifikasi awal rangkaian untuk mempermudah proses pembacaan, spesifikasi

Lebih terperinci

BAB IV DATA DAN ANALISA

BAB IV DATA DAN ANALISA BAB IV DATA DAN ANALISA 4.1 Hasil Perancangan Berikut ini adalah hasil perancangan universal gas sensor menggunakan analog gas detector gas MQ-2 dan arduino uno r3 ditampilkan pada LCD 16x2. Gambar 4.1

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK 4.1 Pengukuran Alat Pengukuran dilakukan untuk melihat apakah rangkaian dalam sistem yang diukur sesuai dengan spesifikasi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. bertempat di Laboratorium Elektronika Jurusan Teknik Elektro Universitas

III. METODOLOGI PENELITIAN. bertempat di Laboratorium Elektronika Jurusan Teknik Elektro Universitas III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian dan perancangan tugas akhir ini dilakukan dari bulan Maret 2013, bertempat di Laboratorium Elektronika Jurusan Teknik Elektro Universitas Lampung.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2012 sampai bulan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2012 sampai bulan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penalitian Kegiatan penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2012 sampai bulan Juni 2012 yang dilaksanakan di Laboratorium Biofisika Departemen Fisika

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN Pada bab ini dilakukan proses akhir dari pembuatan alat Tugas Akhir, yaitu pengujian alat yang telah selesai dirancang. Tujuan dari proses ini yaitu agar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada proses pembuatan Tugas Akhir ini banyak media-media alat yang

BAB III METODE PENELITIAN. Pada proses pembuatan Tugas Akhir ini banyak media-media alat yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Daftar alat Pada proses pembuatan Tugas Akhir ini banyak media-media alat yang digunakan agar proses pembuatan bisa berjalan dengan maksimal. Daftar alat-alat

Lebih terperinci

PERTEMUAN 12 ALAT UKUR MULTIMETER

PERTEMUAN 12 ALAT UKUR MULTIMETER PERTEMUAN 12 ALAT UKUR MULTIMETER PENGERTIAN Multimeter adalah suatu alat yang dipakai untuk menguji atau mengukur komponen disebut juga Avometer, dapat dipakai untuk mengukur ampere, volt dan ohm meter.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN 3.1 Diagram Blok Rangkaian Secara Detail Pada rangkaian yang penulis buat berdasarkan cara kerja rangkaian secara keseluruhan penulis membagi rangkaian menjadi

Lebih terperinci