Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan. Tahun RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS KESEHATAN KABUPATEN PACITAN TAHUN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan. Tahun RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS KESEHATAN KABUPATEN PACITAN TAHUN"

Transkripsi

1 RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS KESEHATAN KABUPATEN PACITAN TAHUN DINAS KESEHATAN JL. LETJEND SUPRAPTO NO. 42 PACITAN TAHUN 2014 i

2 KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PACITAN NOMOR : / /408.36/2011 TENTANG PENETAPAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS KESEHATAN KABUPATEN PACITAN TAHUN KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PACITAN, Menimbang : a. bahwa untuk menjabarkan lebih lanjut RPJMD Kabupaten Pacitan, perlu menyusun Rencana Strategis (Renstra), b. bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 97 ayat (6) Permendagri Nomor , berdasarkan keputusan kepala daerah tentang pengesahan Renstra SKPD, Kepala SKPD menetapkan Renstra SKPD menjadi pedoman unit kerja di lingkungan SKPD dalam menyusun rancangan Renja SKPD, c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan b, perlu menetapkan Keputusan Kepala Dinas Kesehatan tentang Penetapan Rencana Strategis. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor tentang Keuangan Negara; 2. Undang-Undang Nomor tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara; 3. Undang-Undang Nomor tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; 4. Undang-Undang Nomor tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan i

3 Pemerintah Daerah; 5. Peraturan Pemerintah Nomor tentang Rencana Kerja Pemerintah; 6. Peraturan Pemerintah Nomor tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga; 7. Peraturan Pemerintah Nomor tentang Pengelolaan Keuangan Daerah; 8. Peraturan Pemerintah Nomor tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan rencana Pembangunan Daerah 9. Peraturan Presiden Nomor tentang rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) ; 10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor ; 11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; 12. Peraturan Daerah Nomor tentang Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Pacitan; 13. Peraturan Daerah Nomor tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Pacitan ; 14. Peraturan Daerah Nomor tentang rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Pacitan ; 15. Keputusan Bupati Pacitan Nomor /240.B/408.21/2011 tentang Pengesahan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Pacitan. MEMUTUSKAN : Menetapkan, Pertama : Menetapkan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan sebagaimana dalam ii

4 Lampiran Keputusan ini Kedua : Penetapan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan ini sebagai pedoman bagi unit kerja dalam menyusun rancangan Rencana Kinerja an Dinas Kesehatan. Ketiga : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan Ditetapkan : di Pacitan Pada Tanggal : 22 Agustus 2011 KABUPATEN PACITAN TEMBUSAN : Keputusan ini disampaikan Kepada : Yth. 1. Bupati Pacitan; 2. Kepala Bappeda dan PM Kabupaten Pacitan 3. Inspektur pada Inspektorat Kabupaten Pacitan iii

5 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-nya sehingga Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan dapat tersusun tepat waktu. Dinas Kesehatan merupakan unsur pelaksana bidang Kesehatan dipimpin oleh Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Dinas Kesehatan mempunyai tugas dan kewajiban membantu Bupati dalam melaksanakan urusan kesehatan berdasarkan azas otonomi dan tugas pembantuan. Rencana Strategis Dinas Kesehatan merupakan Rencana Pembangunan Jangka Menengah dalam kurun waktu 5 (lima) tahun, yang memuat visi, misi, tujuan dan sasaran serta strategi dan kebijakan, program dan kegiatan pembangunan yang disusun sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Pacitan , bersifat indikatif dengan mempertimbangkan kesinambungan, dan berkelanjutan dengan target capaian kinerja yang telah ditetapkan serta kegiatankegiatan penting yang belum terlaksana sebelumnya. Penyusunan Rencana Strategis ini dimaksudkan sebagai upaya untuk mengarahkan seluruh kebijakan yang kemudian dijadikan pedoman dalam penyelenggaraan tugas pemerintahan, pembangunan dan iv

6 pelayanan kepada masyarakat. Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan disusun berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Pacitan Nomor tentang Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Pacitan dan Peraturan Daerah Kabupaten Pacitan Nomor tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Pacitan. Menyadari bahwa Rencana Strategis ini masih banyak kekurangan dan kelemahan, oleh karena itu diharapkan kritik, saran dan masukan dari semua pihak terkait baik yang bersifat konstruktif maupun edukatif demi penyempurnaan lebih lanjut. Pacitan, 16 Agustus 2011 v

7 DAFTAR ISI Keputusan kepala Dinas Kesehatan i Kata Pengantar IV Daftar Isi VI BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Landasan Hukum Maksud dan Tujuan Sistematika Penulisan 11 BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN PACITAN Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Sumber Daya Kinerja Pelayanan Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan 66 BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN KABUPATEN PACITAN Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi 69 Pelayanan Dinas Kesehatan 3.2 Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil 71 Kepala Daerah Terpilih 3.3 Telaahan Renstra Kementerian Kesehatan dan Renstra 75 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis 79 vi

8 3.5 Penentuan Isu-isu Strategis 87 BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Visi dan Misi Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Dinas Kesehatan 94 Kabupaten Pacitan 4.3 Strategi dan Kebijakan Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan 108 BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, 120 KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF BAB VI INDIKATOR KINERJA DINAS KESEHATAN YANG MENGACU 129 PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD KABUPATEN PACITAN TAHUN BAB VII PENUTUP 133 vii

9 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya tata pemerintahan yang baik merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dalam mencapai tujuan dan cita-cita bangsa. Diperlukan pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas dan legitimate, sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara berdayaguna, berhasilguna, bertanggungjawab serta bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme. Menurut Undang-Undang Nomor tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepostime, disebutkan bahwa salah satu asas umum penyelenggaraan negara adalah asas akuntabilitas. Asas akuntabilitas adalah asas yang menentukan bahwa setiap hasil akhir dari kegiatan penyelenggaraan negara harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam kerangka pembangunan good governance, kebijakan umum pemerintah adalah ingin menjalankan pemerintahan yang berorientasi pada hasil (result oriented government). Orientasi pada input, terutama uang seperti yang selama ini dijalankan, hendaknya ditinggalkan. Pemerintahan yang berorientasi pada hasil pertama-tama akan fokus pada kemaslahatan bagi masyarakat, berupa upaya untuk menghasilkan output dan outcome yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Output 1

10 merupakan hasil langsung dari program-program atau kegiatan yang dijalankan pemerintah dan dapat berwujud sarana, barang dan jasa pelayanan kepada masyarakat, sedang outcome adalah berfungsinya sarana, barang dan jasa tersebut sehingga memberi manfaat bagi masyarakat. Output dan outcome inilah yang selayaknya dipandang sebagai kinerja, bukan kemampuan menyerap anggaran seperti persepsi yang ada selama ini. Namun demikian uang tetap merupakan faktor penting untuk mencapai kinerja tertentu berupa baik output maupun outcome. Sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah yang telah dibangun dalam rangka mewujudkan good governance dan result oriented government, perlu terus dikembangkan dan informasi kinerjanya diintegrasikan ke dalam sistem penganggaran dan pelaporan sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor tentang Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor tentang Perbendaharaan Negara serta peraturan perundangan di bawahnya. Ke depan anggaran negara baik pusat maupun daerah menjadi anggaran berbasis kinerja, yaitu anggaran yang dihitung dan disusun berdasarkan perencanaan kinerja atau dengan kata lain dihitung dan disusun berdasarkan kebutuhan untuk menghasilkan output dan outcome yang diinginkan masyarakat. Dengan anggaran berbasis kinerja ini akan dapat dilakukan penelusuran alokasi anggaran ke kinerja yang direncanakan dan pada setiap akhir tahun anggaran juga dapat dilakukan penelusuran realisasi anggaran dengan capaian kinerjanya. Hal ini akan memudahkan evaluasi untuk mengetahui cost efficiency dan cost effectiveness anggaran instansi bersangkutan, sekaligus memudahkan pencegahan dan deteksi kebocoran anggaran. 2

11 Wujud akuntabilitas pemerintah yang digunakan adalah Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) ditetapkan dalam Instruksi Presiden (Inpres) Nomor dan teknis penyusunannya ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah adalah kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan tujuan dan sasaran yang ditetapkan dalam mencapai misi organisasi. Ruang Lingkup Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dilakukan pada semua aspek kegiatan, umumnya meliputi aspek managerial, teknis dan keuangan. Seiring dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, maka kewajiban pemerintah termasuk pemerintah daerah untuk menyusun rencana pembangunan daerah sebagai bagian dalam akuntabilitas pemerintah daerah. Perencanaan Pembangunan Daerah adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan didalamnya, guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya yang ada dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial dalam suatu lingkungan wilayah/daerah dalam jangka waktu tertentu. Rencana pembangunan daerah kabupaten/kota terdiri dari RPJPD, RPJMD dan RKPD, sedangkan rencana pembangunan SKPD terdiri dari Renstra SKPD, dan Renja SKPD. Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) adalah dokumen perencanaan SKPD untuk periode 5 tahun mengacu pada RPJMD periode 3

12 bersangkutan dan bersifat indikatif. Dalam Pasal 25 Peraturan Pemerintah Nomor dijelaskan bahwa Renstra SKPD memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program dan kegiatan pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsi SKPD. Penyusunan Renstra SKPD dilakukan dengan pendekatan politik, teknokratik, partisipatif, top down dan bottom up. Perencanaan strategis merupakan suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu 1 sampai 5 tahun secara sistematis dan berkesinambungan dengan memperhatikan potensi, peluang dan kendala yang ada atau yang mungkin timbul. Proses ini menghasilkan suatu Rencana Strategis Instansi Pemerintah, yang setidaknya mengandung visi, misi, tujuan, sasaran, kebijakan dan program serta ukuran keberhasilan/kegagalan dalam pelaksanaannya. Dalam Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), perencanaan strategis merupakan langkah awal yang harus dilakukan oleh instansi pemerintah agar mampu menjawab tuntutan lingkungan stratejik lokal, nasional dan global serta tetap berada dalam tatanan Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Perencanaan strategis setidaknya digunakan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan : (1) dimana kita berada sekarang, (2) kemana kita akan menuju, dan (3) bagaimana kita menuju kesana. Dengan melakukan analisis internal dan eksternal, para perencana stratejik mendefinisikan misi organisasi untuk menggambarkan posisi organisasi saat ini. Kemudian, visi dirumuskan untuk menjabarkan kemana organisasi akan dibawa. Rencana stratejik merupakan alat bagi manajemen untuk memastikan bahwa pelaksanaan program dan kegiatan telah selaras dengan upaya pencapaian visi, misi dan tujuan/sasaran stratejik. 4

13 Perencanaan strategis merupakan langkah awal untuk melakukan pengukuran kinerja instansi pemerintah. Perencanaan strategis mempunyai arti yang sangat penting dalam proses pembangunan, baik untuk jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang sebagai konsekuensi dari apa yang diamanatkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pacitan yang telah dibuat dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Pacitan Nomor tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Pacitan merupakan pedoman dalam pembangunan di Kabupaten Pacitan selama tahun. Di dalam kaitannya dengan RPJMD, menyusun Rencana Strategis (Renstra) yang memuat visi, misi, tujuan dan strategi berupa kebijakan dan program serta kegiatan pembangunan yang akan dilaksanakan dalam kurun waktu lima tahun. Hal ini menunjukkan bahwa RENSTRA Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan juga harus mengacu pada RPJMD, sehingga dapat disimpulkan bahwa RENSTRA sebagai bagian dari penjabaran secara teknis dari dokumen perencanaan pembangunan daerah lainnya dan saling terkait satu sama lain serta saling menunjang. Sebagai dokumen perencanaan kebijakan pembangunan 5 (lima) tahun ke depan, seperti halnya RPJMD, maka RENSTRA ini tetap memperhatikan ketentuan yang telah ditetapkan yaitu menyusun kebijakan dan mengkoordinasikan Dinas dan Lembaga Teknis Daerah lainnya serta membina administrasi dan aparatur. 5

14 Perubahan perkembangan masyarakat saat ini telah memberikan implikasi terhadap tuntutan kebutuhan pelayanan yang lebih baik dan prima. Dalam menjawab tuntutan tersebut, maka instansi pemerintah harus mampu meningkatkan kinerja dan profesionalisme. Kabupaten Pacitan memiliki luas wilayah 1.389,8716 km 2 atau ,16 Ha dengan keadaan geografis ± 85 % berbukit dan pegunungan. Wilayah ini dihuni penduduk sebanyak jiwa (BPS pada tahun 2010). Tingkat pertumbuhan penduduk 0,40% dan kepadatan penduduk sebesar 402 jiwa per km 2. Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Pacitan mencapai 17,00%. Kondisi kemiskinan tersebut akan sangat mempengaruhi perilaku untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang akan membawa dampak terhadap derajat kesehatannya. 6

15 Gambar I.1. Bagan Alir Penyusunan Renstra SKPD Kabupaten/Kota PENYUSUNAN RANCANGAN RENSTRA SKPD PENYUSUNAN RANCANGAN AKHIR PENETAPAN PENYUSUNAN RPJMD SE KDH ttg Penyusunan Rancangan Renstra-SKPD dilampiri dengan indikator keluaran program dan PAGU per SKPD Tidak sesuai Verifikasi sesuai Rancangan Renstra SKPD dgn Rancangan Awal RPJMD Penyusunan Rancangan RPJMD Perumusan Rancangan Akhir RPJMD sesuai Penetapan Renstra- SKPD Renstra-KL dan Renstra-KL SKPD Kabupaten/ dan Renstra Prov Kabupaten/ Kota Kota Perumusan visi dan misi SKPD Perumusan Strategi dan kebijakan Penyesuaian Rancangan Renstra-SKPD berdasarkan hasil verifikasi Rancangan Renstra-SKPD Nota Dinas Pengantar Kepala SKPD perihal penyampaian Rancangan Renstra-SKPD kepada Bappeda Pelaksanaan Musrenbang RPJMD PERDA ttg RPJMD Penyempurnaan Rancangan Renstra-SKPD Verifikasi Rancangan Akhir Renstra SKPD Tidak sesuai RENSTRA- SKPD Persiapan Penyusunan Renstra-SKPD Penelaahan RTRW Penelaahan KLHS Perumusan Isu-isu strategis berdasarkan tusi Analisis Gambaran pelayanan SKPD SPM Perumusan Tujuan Perumusan sasaran Perumusan rencana kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif berdasarkan rencana program prioritas RPJMD Perumusan indikator kinerja SKPD yang mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD Rancangan Renstra-SKPD Pendahuluan Gambaran pelayanan SKPD isu-isu strategis berdasarkan tugas pokok dan fungsi visi, misi, tujuan dan sasaran, strategi dan kebijakan rencana program, kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif indikator kinerja SKPD yang mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD. Rancangan Akhir Renstra SKPD Pengolahan data dan informasi 7

16 1.2 Landasan Hukum Peraturan perundang-undangan yang menjadi pedoman dan acuan dalam penyusunan Rencana Strategis (Renstra) adalah sebagai berikut : a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945; b. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor XI/MPR/l998 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme; c. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme; d. Undang-Undang Nomor tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) ; e. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah; f. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Propinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota; g. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; h. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional ; 8

17 i. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; j. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi; k. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; l. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor tentang Pengelolaan Keuangan Daerah; m. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; n. Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 239/IX/6/8/2003 tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; o. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Provinsi Jawa Timur ; p. Peraturan Daerah Kabupaten Pacitan Nomor tentang Organisasi Dinas Kesehatan dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Pacitan; 9

18 q. Peraturan Daerah Kabupaten Pacitan Nomor tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Pacitan ; r. Peraturan Bupati Pacitan Nomor tentang Uraian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja 1.3 Maksud dan Tujuan Rencana Strategis ini disusun berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah. Aturan ini memberikan tuntunan kepada semua instansi pemerintah untuk menyiapkan Rencana Strategis (Renstra) SKPD sebagai bagian dari perencanaan pembangunan daerah yang merupakan bagian integral dari siklus akuntabilitas kinerja yang dikerangkakan dalam suatu Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Rencana Strategis (Renstra) yang berjangka waktu lima tahun ini, dimaksudkan untuk memberikan arahan, pedoman, acuan dan landasan aparatur pemerintah Dinas Kesehatan dalam menentukan perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan pelaporan program dan kegiatan di Dinas Kesehatan dalam kurun waktu. Adapun tujuan dari penyusunan Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan yang mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Pacitan adalah sebagai berikut : 10

19 a. Menterjemahkan visi, misi dan program pembangunan dalam RPJMD Kabupaten Pacitan secara nyata ke dalam visi, misi, program dan kegiatan di sesuai dengan tugas dan fungsi. b. Mewujudkan perencanaan dan penganggaran berbasis kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan disertai dengan indikator kinerja, target dan pagu anggaran indikatif untuk kurun waktu ; c. Menciptakan mekanisme pelaksanaan program dan kegiatan di Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan yang fokus, tidak tumpang tindih, dan terintegrasi. d. Menciptakan mekanisme pengawasan, pengendalian dan evaluasi terhadap pelaksanaan pembangunan di pada tahun untuk kemudian diharapkan dapat diperoleh masukan dalam rangka memperbaiki kinerja di masa yang akan datang; e. Membangun sistem penilaian kinerja yang terukur, transparan, dan akuntabel guna mendorong penerapan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah di jajaran sehingga tercipta pemerintahan yang baik dan terpercaya. f. Menjamin tercapainya penggunaan sumberdaya Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan secara efisien, efektif, berkeadilan dan berkelanjutan. 1.4 Sistematika Penulisan Mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana 11

20 Pembangunan Daerah, maka Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut : Bab I Pendahuluan Bab ini berisi latar belakang, landasan hukum, maksud dan tujuan penyusunan Renstra, serta sistematika penulisan dokumen Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan. Bab II Gambaran Pelayanan, Tugas dan Fungsi Bab ini memuat tugas, fungsi dan struktur organisasi; sumber daya yang dimiliki, kinerja pelayanan sampai saat ini, serta tantangan dan peluang pengembangan pelayanan di. Bab III Isu-Isu Strategis Berdasarkan Tugas dan Fungsi Bab ini memuat identifikasi permasalahan berdasarkan tugas dan fungsi pelayanan; telaahan visi, misi dan program kepala daerah dan wakil kepala daerah; serta penentuan isu-isu strategis di Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan. Bab IV Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan Bab ini berisi visi dan misi, tujuan dan sasaran jangka menengah, serta strategi dan kebijakan dalam menjabarkan sasaran jangka menengah Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan. Bab V Rencana Program dan Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran dan Pendanaan Indikatif 12

21 Memuat rencana program dan kegiatan selama 5 (lima) tahun kedepan yang dilengkapi dengan indikator kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif. Bab VI Indikator Kinerja Yang Mengacu Pada Tujuan dan Sasaran RPJMD Bab ini memuat indikator kinerja yang terkait langsung atau mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD Kabupaten Pacitan. Bab VII Penutup Berisi ringkasan singkat dari maksud dan tujuan penyusunan dokumen Renstra, disertai dengan harapan bahwa dokumen ini mampu menjadi pedoman pembangunan 5 (lima) tahun kedepan oleh. 13

22 BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN PACITAN 2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Pacitan Nomor tentang Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Pacitan yang ditindaklanjuti dengan Peraturan Bupati Pacitan Nomor tentang Uraian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja, Susunan Organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan adalah sebagai berikut : 1. Kepala Dinas Kesehatan 2. Sekretariat a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian b. Sub Bagian Program Evaluasi dan Pelaporan c. Sub Bagian Keuangan 3. Bidang Pelayanan Kesehatan a. Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar b. Seksi Regulasi Kesehatan dan Sarana c. Seksi Obat dan Perbekalan Kesehatan 4. Bidang Kesehatan Keluarga a. Seksi Kesehatan Anak, Remaja dan Usia Lanjut b. Seksi Kesehatan Ibu, Bayi dan Reproduksi c. Seksi Gizi 14

23 5. Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan a. Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit b. Seksi Pemberantasan Penyakit c. Seksi Penyehatan Lingkungan 6. Bidang Pemberdayaan Sumberdaya a. Seksi Data dan Informasi b. Seksi Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat c. Seksi Sumberdaya Manusia Kesehatan 7. Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan a. UPT Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) b. UPT Gudang Farmasi c. UPT Laboratorium Kesehatan 8. Kelompok Jabatan Fungsional Dinas Kesehatan merupakan unsur pelaksana bidang Kesehatan dipimpin oleh Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Dinas Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan urusan kesehatan berdasarkan azas otonomi dan tugas pembantuan. Dinas Kesehatan dalam melaksanakan tugas menyelenggarakan fungsi : a. Perumusan kebijakan teknis di bidang Kesehatan; b. Penyelenggaraan urusan kesehatan serta pelayanan umum sesuai dengan lingkup tugasnya; c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang kesehatan; 15

24 d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya. Uraian tugas dan fungsi masing-masing adalah sebagai berikut : 1. Sekretariat Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas Kesehatan di bidang ketatausahaan, keuangan, kepegawaian, sarana dan prasarana, penyusunan program, evaluasi dan pelaporan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang di berikan oleh Kepala Dinas Kesehatan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Untuk melaksanakan tugas Sekretariat mempunyai fungsi : a. Penyelenggaraan dan pengelolaan rumah tangga, sarana dan perlengkapan; b. Pelaksanaan surat-menyurat, kearsipan dan perpustakaan; c. Pembinaan dan pengembangan serta pengelolaan administrasi kepegawaian; d. Penyelenggaraan dan pengelolaan administrasi keuangan; e. Pengkoordinasian penyusunan program kerja dan pelaporan program kerja kesehatan serta pelaksanaan evaluasi dan pengendalian; Sekretariat, membawahi 3 sub bagian, yaitu : a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; b. Sub Bagian Program, Evaluasi dan Pelaporan; c. Sub Bagian Keuangan. 16

25 Masing-masing Sub Bagian dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian dan bertanggung jawab kepada Sekretaris. (1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian, mempunyai tugas : a. Menyusun rencana kerja ketatausahaan, keprotokolan, rumah tangga, pengadaan dan kepegawaian; b. Melaksanakan pengelolaan surat-menyurat, tata naskah dinas, tata kearsipan, urusan rumah tangga, keamanan kantor dan penyelenggaraan upacara, pertemuan, rapat dinas dan kepustakaan; c. Melaksanakan tugas keprotokolan dan administrasi perjalanan dinas; d. Melaksanakan analisa kebutuhan dan pengadaan serta pengadministrasian perlengkapan kantor dan perbekalan lain serta inventarisasi terhadap barang-barang; e. Melaksanakan penyusunan laporan pertanggungjawaban atas barang inventaris; f. Melaksanakan administrasi kepegawaian yang meliputi pengumpulan data kepegawaian, buku induk pegawai, mutasi, kenaikan pangkat, kenaikan gaji berkala, pembinaan karier, pengurusan penghargaan dan kesejahteraan pegawai serta pensiun pegawai; g. Mengelola administrasi tentang kedudukan dan hak pegawai, menyusun administrasi dan evaluasi kepegawaian serta penyiapan bahan pembinaan pegawai; 17

26 h. Melaksanakan pengendalian dan evaluasi ketatausahaan, keprotokolan, rumah tangga, pengadaan dan kepegawaian; i. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan tugas dan fungsinya. (2) Sub Bagian Program, Evaluasi dan Pelaporan, mempunyai tugas: a. Menyiapkan dan mengendalikan bahan dalam rangka perumusan rencana dan program pembangunan di bidang Kesehatan; b. Melaksanakan tata laksana program, evaluasi dan pelaporan bidang kesehatan; c. Mengadakan evaluasi dan pengendalian terhadap pelaksanaan program dan anggaran; d. Menyusun laporan kegiatan bidang Kesehatan termasuk Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan ; e. Melaksanakan koordinasi kegiatan penelitian dan pengembangan dengan instansi pelaksana penelitian dan pengembangan; f. Melaksanakan koordinasi usulan perencanaan pembangunan, rehabilitasi prasarana dengan instansi pelaksana pembangunan; g. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan tugas dan fungsinya. (3) Sub Bagian Keuangan, mempunyai tugas : a. Menghimpun dan mengolah data, menyiapkan bahan penyusunan rencana anggaran pendapatan dan belanja dinas; 18

27 b. Melaksanakan pengelolaan anggaran; c. Melaksanakan pembukuan perhitungan anggaran dan verifikasi serta perbendaharaan; d. Mengurus keuangan perjalanan dinas, penyelesaian tuntutan ganti rugi serta biaya-biaya lain sebagai pengeluaran dinas; e. Melaksanakan evaluasi, menyusun laporan dan pertanggung- jawaban atas pelaksanaan keuangan; f. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan tugas dan fungsinya. 2. Bidang Pelayanan Kesehatan Bidang Pelayanan Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas Kesehatan di bidang Pelayanan Kesehatan Dasar, Regulasi Kesehatan dan Sarana, Obat dan Perbekalan Kesehatan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas Kesehatan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Untuk melaksanakan tugas Bidang Pelayanan Kesehatan mempunyai fungsi : a. Penyusunan rencana program pelayanan kesehatan ; b. Penyelenggaraan akreditasi dan regulasi sarana kesehatan ; c. Pembinaan dan pengendalian pengelolaan perizinan dan regulasi tenaga kesehatan profesional. d. Pembinaan, pengendalian, monitoring dan evaluasi upaya pelayanan kesehatan dasar; e. Penyediaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan sarana kesehatan; 19

28 f. Pembinaan, pengendalian dan evaluasi sediaan farmasi, alat kesehatan dan sarana kesehatan; g. Pembinaan, pengendalian dan evaluasi sarana pelayanan kesehatan; h. Penetapan pedoman penatalaksanaan upaya kesehatan, peningkatan mutu sarana dan sediaan farmasi, alat dan perbekalan kesehatan. Bidang Pelayanan Kesehatan membawahi : a. Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar; b. Seksi Regulasi Kesehatan dan Sarana; c. Seksi Obat dan Perbekalan Kesehatan. Masing-masing Seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan. (1) Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar, mempunyai tugas : a. Melaksanakan perencanaan program pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas; b. Menyusun pedoman tata laksana program pelayanan kesehatan dasar dan penunjang; c. Melaksanakan pembinaan, pemantauan dan evaluasi upaya pelayanan kesehatan dasar dan rujukan; 20

29 d. Melaksanakan pembinaan, pemantauan dan evaluasi upaya pelayanan kesehatan khusus yang terdiri dari kesehatan gigi dan mulut, kesehatan jiwa, kesehatan indera, laboratorium, upaya pelayanan pengobatan tradisional/alternatif, upaya kesehatan mata, kesehatan kerja, kesehatan matra termasuk PPPK; e. Melaksanakan pelaporan informasi pelayanan kesehatan dasar dan kesehatan khusus; f. Melaksanakan upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan; g. Meningkatkan akses pelayanan kesehatan; h. Melaksanakan tugas - tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan sesuai dengan tugas dan fungsinya. (2) Seksi Regulasi Kesehatan dan Sarana, mempunyai tugas : a. Melaksanakan perencanaan peningkatan kualitas sarana kesehatan; b. Menyusun pedoman penyelenggaraan regulasi kesehatan & sarana; c. Melaksanakan pembinaan, pemantauan dan evaluasi sarana kesehatan pemerintah dan swasta; d. Melaksanakan penyediaan kebutuhan sarana kesehatan pemerintah; e. Melaksanakan dan mengendalikan pemberian izin sarana dan tenaga kesehatan termasuk swasta; f. Melaksanakan upaya peningkatan mutu sarana kesehatan ; g. Melaksanakan pelaporan data dan informasi sarana kesehatan; 21

30 h. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan sesuai dengan tugas dan fungsinya. (3) Seksi Obat dan Perbekalan Kesehatan, mempunyai tugas : a. Melaksanakan perencanaan di bidang farmasi, alat dan perbekalan kesehatan; b. Melaksanakan pembinaan, pemantauan dan evaluasi sediaan farmasi, alat kesehatan, perbekalan kesehatan termasuk swasta; c. Melaksanakan penyediaan kebutuhan farmasi, alat dan perbekalan kesehatan; d. Melaksanakan upaya peningkatan mutu pengelolaan sediaan farmasi, alat dan perbekalan kesehatan termasuk swasta ; e. Pengawasan dan pengendalian sediaan farmasi, sarana produksi dan distribusi sediaan farmasi; f. Melaksanakan pelaporan data dan informasi sediaan farmasi, alat dan perbekalan kesehatan ; g. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan sesuai dengan tugas dan fungsinya. 3. Bidang Kesehatan Keluarga Bidang Kesehatan Keluarga mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas Kesehatan di bidang Kesehatan Anak, Remaja dan Usia Lanjut, Kesehatan Ibu, Bayi dan Reproduksi, Gizi dan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas Kesehatan sesuai dengan tugas dan fungsinya. 22

31 Untuk melaksanakan tugas Bidang Kesehatan Keluarga mempunyai fungsi : a. Penyusunan rencana program kesehatan keluarga; b. Penyelenggaraan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), kesehatan reproduksi melalui sarana kesehatan; c. Pelaksanaan pembinaan dan pemantauan tumbuh kembang kesehatan anak dan remaja dan usia lanjut; d. Pelaksanaan dan pemantauan status gizi keluarga dan masyarakat. Bidang Kesehatan Keluarga membawahi : a. Seksi Kesehatan Anak, Remaja dan Usia Lanjut; b. Seksi Kesehatan Ibu, Bayi dan Reproduksi; c. Seksi Gizi. Masing-masing Seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Kesehatan Keluarga. (1) Seksi Kesehatan Anak, Remaja dan Usia Lanjut, mempunyai tugas : a. Melaksanakan penyusunan program upaya kesehatan anak, remaja dan usia lanjut; b. Menyusun pedoman penyelenggaraan upaya kesehatan anak, remaja dan usia lanjut; c. Melaksanakan pembinaan dan pemantauan upaya pelayanan kesehatan anak, remaja dan usia lanjut ; 23

32 d. Melaksanakan pembinaan dan pemantauan tumbuh kembang kesehatan anak, remaja dan usia lanjut; e. Melaksanakan pembinaan dan pemantauan upaya pelayanan kesehatan anak, remaja, usaha kesehatan sekolah dan usia lanjut; f. Melaksanakan evaluasi dan pelaporan program upaya kesehatan anak, remaja dan usia lanjut; g. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Kesehatan Keluarga sesuai dengan tugas dan fungsinya. (2) Seksi Kesehatan Ibu, Bayi dan Reproduksi, mempunyai tugas : a. Melaksanakan penyusunan program upaya kesehatan ibu, bayi dan reproduksi; b. Menyusun pedoman penyelenggaraan upaya kesehatan ibu, bayi dan reproduksi; c. Melaksanakan pembinaan dan pemantauan kesehatan ibu, bayi dan reproduksi ; d. Melaksanakan upaya pembinaan keluarga sehat, kecil, bahagia dan sejahtera; e. Mengembangkan upaya kesehatan ibu, bayi dan reproduksi; f. Melaksanakan evaluasi dan pelaporan program upaya kesehatan ibu, bayi dan reproduksi; g. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Kesehatan Keluarga sesuai dengan tugas dan fungsinya. 24

33 (3) Seksi Gizi, mempunyai tugas : a. Melaksanakan penyusunan program gizi; b. Menyusun pedoman penyelenggaraan pelayanan program gizi; c. Melaksanakan pembinaan dan pemantauan pelaksanaan pelayanan gizi keluarga dan masyarakat; d. Melaksanakan sistem informasi manajemen gizi masyarakat; e. Mengembangkan upaya perbaikan dan peningkatan gizi masyarakat; f. Melaksanakan evaluasi dan pelaporan program gizi; g. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Kesehatan Keluarga sesuai dengan tugas dan fungsinya. 4. Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas Kesehatan di bidang pencegahan, pengamatan, pemberantasan penyakit dan penyehatan lingkungan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas Kesehatan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan mempunyai fungsi : a. Penyusunan rencana kegiatan program pencegahan, pengamatan, pemberantasan penyakit dan penyehatan lingkungan; b. Pelaksanaan pembinaan upaya pencegahan dan pengamatan penyakit; c. Pelaksanaan dan pembinaan upaya pemberantasan penyakit dan pengendalian vektor; 25

34 d. Pelaksanaan surveilance epidemiologi dan penanggulangan wabah/ Kejadian Luar Biasa (KLB); e. Pelaksanaan dan pembinaan upaya penyehatan lingkungan; f. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan upaya pencegahan, pengamatan, pemberantasan penyakit dan penyehatan lingkungan. Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan membawahi : a. Seksi Pencegahan dan Pengamatan Penyakit; b. Seksi Pemberantasan Penyakit; c. Seksi Penyehatan Lingkungan; Masing-masing Seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. (1) Seksi Pencegahan dan Pengamatan Penyakit, mempunyai tugas: a. Melaksanakan penyusunan program kerja upaya pencegahan dan pengamatan penyakit; b. Melaksanakan penyusunan pedoman upaya pencegahan dan pengamatan penyakit termasuk imunisasi; c. Melaksanakan pengamatan penyakit; d. Melaksanakan kegiatan penyelidikan epidemiologi penyakit ; e. Melaksanakan bimbingan dan pengendalian rantai dingin vaksin; f. Melaksanakan bimbingan dan pengendalian pelaksanaan program pencegahan penyakit; 26

35 g. Melaksanakan evaluasi dan pelaporan upaya pencegahan dan pengamatan penyakit; h. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan sesuai dengan tugas dan fungsinya. (2) Seksi Pemberantasan Penyakit, mempunyai tugas ; a. Melaksanakan penyusunan program upaya pemberantasan penyakit; b. Melaksanakan penyusunan pedoman upaya pemberantasan penyakit; c. Melaksanakan bimbingan pengendalian pemberantasan penyakit; d. Melaksanakan penyelidikan entomologi vektor; e. Melaksanakan bimbingan dan pengendalian upaya pemberantasan penyakit dan pengendalian vektor; f. Melaksanakan bimbingan dan pengendalian pemberantasan penyakit menular; g. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan sesuai dengan tugas dan fungsinya. (3) Seksi Penyehatan Lingkungan, mempunyai tugas ; a. Melaksanakan penyusunan program upaya penyehatan lingkungan; b. Melaksanakan penyusunan pedoman upaya penyehatan lingkungan; 27

36 c. Melaksanaan bimbingan dan pengendalian kualitas sanitasi lingkungan, air minum, kualitas limbah dan cemaran lain; d. Melaksanaan bimbingan dan pengendalian kualitas sanitasi rumah, pemukiman dan industri; e. Melaksanaan bimbingan dan pengendalian kualitas sanitasi makanan dan minuman serta tempat tempat umum; f. Melaksanaan sertifikasi industri makanan dan minuman; g. Melaksanakan evaluasi dan pelaporan upaya penyehatan lingkungan; h. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan sesuai dengan tugas dan fungsinya. 5. Bidang Pemberdayaan Sumber Daya Bidang Pemberdayaan Sumberdaya mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas Kesehatan di bidang Data dan Informasi, Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat dan Sumber Daya Manusia Kesehatan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas Kesehatan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Bidang Pemberdayaan Sumberdaya mempunyai fungsi : a. Pemberdayaan individu, keluarga dan masyarakat di bidang kesehatan; b. Pengembangan upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat; c. Peningkatan jumlah dan mutu tenaga kesehatan; d. Penyelenggaraan promosi kesehatan; 28

37 e. Pengembangan Sumber Daya Manusia Kesehatan; f. Penyelenggaraan pembiayaan kesehatan masyarakat; g. Pengembangan Jejaring Informasi Kesehatan; Bidang Pemberdayaan Sumberdaya membawahi : a. Seksi Data dan Informasi; b. Seksi Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat; c. Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan. Masing-masing Seksi dipimpin seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pemberdayaan Sumberdaya. (1) Seksi Data dan Informasi, mempunyai tugas : a. Menyusun program pengembangan data dan informasi kesehatan; b. Melaksanakan pengolahan dan analisa data kesehatan; c. Menyusun penyajian data dan infomasi kesehatan guna mendukung kebijakan kesehatan; d. Melaksanakan bimbingan dan pengendalian sistim informasi kesehatan; e. Melaksanakan pengelolaan dan pengembangan sistem informasi kesehatan; f. Menyelenggarakan promosi kesehatan, pengembangan metode dan media Komunikasi Informasi Edukasi; g. Melaksanakan pemantauan & pelaporan program promosi kesehatan; 29

38 h. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pemberdayaan Sumberdaya sesuai dengan tugas dan fungsinya. (2) Seksi Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat, mempunyai tugas : a. Menyusun program upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat; b. Menyusun pedoman upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat; c. Melaksanakan bimbingan dan pengendalian Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) ; d. Melaksanakan upaya penyuluhan kemitraan dalam bidang kesehatan masyarakat; e. Pengembangan kelompok kesehatan olah raga; f. Peningkatan pendidikan kesehatan kepada masyarakat; g. Mengelola dan menyelenggarakan jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat; h. Melaksanakan evaluasi dan pelaporan program upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat; i. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pemberdayaan Sumberdaya sesuai dengan tugas dan fungsinya. (3) Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan, mempunyai tugas ; a. Menyusun rencana kerja Sumber Daya Manusia Kesehatan; b. Menyusun rencana kebutuhan tenaga kesehatan; c. Meningkatkan ketrampilan dan profesionalisme tenaga kesehatan melalui pendidikan berkelanjutan dan pelatihan; 30

39 d. Melaksanakan pembinaan karier tenaga fungsional rumpun kesehatan; e. Menyusun profil sumber daya manusia kesehatan; f. Melaksanakan pembinaan Sumber Daya Manusia Kesehatan termasuk swasta; g. Melaksanakan koordinasi pengembangan kualitas Sumber Daya Manusia Kesehatan dengan instansi pelaksana pendidikan dan pelatihan; h. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pemberdayaan Sumberdaya sesuai dengan tugas dan fungsinya. 6. Unit Pelaksana Teknis Pusat Kesehatan Masyarakat UPT Pusat Kesehatan Masyarakat merupakan unsur pelaksana teknis operasional dan teknis penunjang di bidang Pusat Kesehatan Masyarakat. UPT Pusat Kesehatan Masyarakat mempunyai tugas : a. Melaksanakan upaya kesehatan perorangan dan masyarakat; b. Melaksanakan sistem informasi kesehatan wilayah; c. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas Kesehatan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Sub Bagian Tata Usaha dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian Tata Usaha dan bertanggung jawab kepada Kepala UPT Pusat Kesehatan Masyarakat. 31

40 Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas UPT Pusat Kesehatan Masyarakat di bidang ketatausahaan, keuangan, kepegawaian, sarana dan prasarana, program, evaluasi dan pelaporan. UPT Pusat Kesehatan Masyarakat terdiri dari : a. Pusat Kesehatan Masyarakat Donorojo Kecamatan Donorojo; b. Pusat Kesehatan Masyarakat Kalak Kecamatan Donorojo; c. Pusat Kesehatan Masyarakat Punung Kecamatan Punung; d. Pusat Kesehatan Masyarakat Gondosari Kecamatan Punung; e. Pusat Kesehatan Masyarakat Pringkuku Kecamatan Pringkuku; f. Pusat Kesehatan Masyarakat Candi Kecamatan Pringkuku; g. Pusat Kesehatan Masyarakat Pacitan Kecamatan Pacitan; h. Pusat Kesehatan Masyarakat Tanjungsari Kecamatan Pacitan; i. Pusat Kesehatan Masyarakat Arjosari Kecamatan Arjosari; j. Pusat Kesehatan Masyarakat Kedungbendo Kecamatan Arjosari; k. Pusat Kesehatan Masyarakat Kebonagung Kecamatan Kebonagung; l. Pusat Kesehatan Masyarakat Ketrowonojoyo Kecamatan Kebonagung; m. Pusat Kesehatan Masyarakat Tegalombo Kecamatan Tegalombo; n. Pusat Kesehatan Masyarakat Gemaharjo Kecamatan Tegalombo; o. Pusat Kesehatan Masyarakat Nawangan Kecamatan Nawangan ; p. Pusat Kesehatan Masyarakat Pakisbaru Kecamatan Nawangan; q. Pusat Kesehatan Masyarakat Bandar Kecamatan Bandar; r. Pusat Kesehatan Masyarakat Jeruk Kecamatan Bandar; 32

41 s. Pusat Kesehatan Masyarakat Tulakan Kecamatan Tulakan; t. Pusat Kesehatan Masyarakat Bubakan Kecamatan Tulakan; u. Pusat Kesehatan Masyarakat Ngadirojo Kecamatan Ngadirojo; v. Pusat Kesehatan Masyarakat Wonokarto Kecamatan Ngadirojo; w. Pusat Kesehatan Masyarakat Sudimoro Kecamatan Sudimoro; x. Pusat Kesehatan Masyarakat Sukorejo Kecamatan Sudimoro. 7. Unit Pelaksana Teknis Laboratorium Kesehatan UPT Laboratorium Kesehatan merupakan unsur pelaksana teknis operasional dan teknis penunjang di bidang Laboratorium Kesehatan yang dipimpin seorang Kepala UPT Laboratorium Kesehatan yang bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Kesehatan. UPT Laboratorium Kesehatan mempunyai tugas : a. Melaksanakan pelayanan laboratorium klinik; b. Melaksanakan pelayanan laboratorium kesehatan masyarakat; c. Melaksanakan tugas tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas Kesehatan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Sub Bagian Tata Usaha dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian Tata Usaha dan bertanggung jawab kepada Kepala UPT Laboratorium Kesehatan. Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas UPT Laboratorium Kesehatan di bidang ketatausahaan, keuangan, kepegawaian, sarana dan prasarana, program, evaluasi dan pelaporan. 33

42 8. Unit Pelaksana Teknis Gudang Farmasi UPT Gudang Farmasi merupakan unsur pelaksana teknis operasional di bidang farmasi yang dipimpin seorang Kepala UPT Gudang Farmasi yang bertanggungjawab kepada Kepala Dinas Kesehatan. UPT Gudang Farmasi mempunyai tugas : a. Melaksanakan pengelolaan sediaan farmasi; b. Melaksanakan pengelolaan perbekalan kesehatan; c. Melaksanakan tugas tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas Kesehatan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Sub Bagian Tata Usaha dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian Tata Usaha dan bertanggung jawab kepada Kepala UPT Gudang Farmasi. Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas UPT Gudang Farmasi di bidang ketatausahaan, keuangan, kepegawaian, sarana dan prasarana, program, evaluasi dan pelaporan. Adapun Bagan Susunan Organisasi sebagai berikut : 34

43 Gambar II.1. Struktur Organisasi KEPALA DINAS JABATAN FUNGSIONAL SEKRETARIAT SUB BAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN SUB BAGIAN PROGRAM, EVALUASI DAN PELAPORAN SUB BAGIAN KEUANGAN BIDANG PELAYANAN KESEHATAN BIDANG KESEHATAN KELUARGA BIDANG PENGENDALIAN PENYAKIT DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN BIDANG PEMBERDAYAAN SUMBERDAYA SEKSI PELAYANAN KESEHATAN DASAR SEKSI KESEHATAN ANAK, REMAJA DAN USIA LANJUT SEKSI PENCEGAHAN DAN PENGAMATAN PENYAKIT SEKSI DATA DAN INFORMASI KESEHATAN SEKSI REGULASI KESEHATAN DAN SARANA SEKSI KESEHATAN IBU, BAYI DAN REPRODUKSI SEKSI PEMBERANTASAN PENYAKIT SEKSI UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT SEKSI OBAT DAN PERBEKALAN KESEHATAN SEKSI GIZI SEKSI PENYEHATAN LINGKUNGAN SEKSI SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN UPT PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT UPT LABORATORIUM KESEHATAN UPT GUDANG FARMASI 35

44 2.2 Sumber Daya Sumber Daya Manusia Pegawai yang merupakan sumber daya manusia di Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan mempunyai peran sangat vital dalam organisasi. Susunan Pegawai kondisi sampai bulan Agustus 2011 dapat dijelaskan sebagai berikut. Jabatan Struktural terdiri dari 1 (satu) jabatan kepala dinas (pejabat eselon II.b) sudah terisi, 1 (satu) sekretaris (pejabat eselon III.a) sudah terisi, 4 (empat) kepala bidang (eselon III.b) sudah terisi seluruhnya, 3 (tiga) kepala sub bagian (eselon IV.a) sudah terisi dan 12 kepala seksi (eselon IV.a) terisi 11 kepala seksi, sedang jabatan struktural UPT terdiri dari dua puluh enam (26) jabatan kepala UPT (eselon IV.a) terisi 2 kepala UPT yaitu Kepala UPT Gudang Farmasi dan Kepala UPT Laboratorium Kesehatan, dua puluh enam (26) Kepala TU UPT yang telah terisi seluruhnya. Jumlah karyawan keseluruhan 1030 orang, terdiri dari PNS 830 orang (80,58%), PTT 70 orang (6,80%), PKD 45 orang (4,37%) dan honorer 85 orang (8,25%). Berdasarkan golongan/ruang karyawan PNS terdiri dari : Golongan I/a sejumlah 2 orang (0,24%), golongan I/b 4 orang (0,48%), golongan I/c 6 orang (0,72%), golongan I/d 11 orang (1,32%), golongan II/a 44 orang (5,30%), golongan II/b 73 orang (8,79%), golongan II/c 194 orang (23,37%), golongan II/d 100 orang (12,05%), golongan III/a 111 orang (13,37%), golongan III/b 172 orang (20,72%), golongan III/c 66 orang (7,95%), golongan III/d 37 orang (4,46%), golongan IV/a 6 36

45 orang (0,72%), golongan IV/b 4 orang (0,48%), data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel II.1 dan grafik II.2. Tabel II.1. Daftar Nominatif PNS Berdasarkan Golongan Dan Ruang JUMLAH PEGAWAI GOLONGAN / DINAS RUANG % UPT % KESEHATAN TOTAL % I/a 0 0,00 2 0,26 2 0,24 I/b 1 1,43 3 0,39 4 0,48 I/c 0 0,00 6 0,79 6 0,72 I/d 0 0, , ,33 II/a 1 1, , ,30 II/b 1 1, , ,80 II/c 5 7, , ,37 II/d 7 10, , ,05 III/a 14 20, , ,37 III/b 21 30, , ,72 III/c 10 14, , ,95 III/d 8 11, , ,46 IV/a 1 1,43 5 0,66 6 0,72 IV/b 1 1,43 3 0,39 4 0,48 IV/c 0 0,00 0 0,00 0 0,00 IV/d 0 0,00 0 0,00 0 0,00 JUMLAH , , ,00 PTT PKD

46 JUMLAH PEGAWAI GOLONGAN / DINAS RUANG % UPT % KESEHATAN TOTAL % HONORER JUMLAH JUMLAH TOTAL Sumber: Subbag Umum dan Kepegawaian (Agustus, 2011) Gambar II.2. Grafik Perbandingan PNS Berdasarkan Golongan Ruang Sedangkan daftar nominatif pegawai berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada Tabel II.2 dan grafik perbandingan pegawai berdasarkan tingkat pendidikan pada Gambar II.3 berikut. 38

47 Tingkat Pendidikan Tabel II.2. Daftar Nominatif PNS Berdasarkan Tingkat Pendidikan Jumlah Pegawai Dinas Jumlah % % UPT % Kesehatan SD/MI 1 1,43 6 0,79 7 0,84 SLTP/MTs 3 4, , ,18 SLTA/MA/D , , ,42 D , , ,41 D4 1 1,43 0 0,00 1 0,12 Sarjana/S , , ,66 Pascasarjana/S2 3 4,29 0 0,00 3 0,36 Jumlah , , ,00 Sumber: Subbag Umum dan Kepegawaian (Agustus, 2011) Berdasarkan pendidikan terakhir yang ditamatkan PNS di lingkup Dinas Kesehatan terdiri dari SD/MI 7 orang (0,84%), SLTP/MTs 43 orang (5,18%), SLTA/MA/D1 294 orang (35,42%), Diploma III sebanyak 352 orang (42,41%), Diploma IV 1 orang (0,12%), Sarjana/S1 130 orang (15,66%), dan Pasca Sarjana 3 orang (0,36%). Grafik perbandingan berdasarkan tingkat pendidikan dapat dijelaskan pada Gambar II.3 berikut. 39

48 Gambar II.3. Grafik Perbandingan PNS Berdasarkan Tingkat Pendidikan Sedangkan data keadaan pegawai berdasarkan profesi di lingkup Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan kondisi sampai dengan Agustus 2011 adalah pada Tabel II.3 berikut ini : Tabel II.3. Daftar Nominatif Pegawai Negeri Sipil Berdasarkan Profesi JUMLAH NO PROFESI DINAS KESEHATAN UPT TOTAL 1 Dokter Dokter gigi

49 JUMLAH NO PROFESI DINAS KESEHATAN UPT TOTAL 3 Apoteker Sarjana Kesehatan Masyarakat Bidan (D-3, D-1) Perawat (S-1, D-3, SLA, SLP) Nutrisionis (S-1, D-4, D-3, D-1) Sanitarian (S-1, D-3, D-1) Analis Kesehatan (D-3, SLA) Farmasi (S-1, D-3, SLA) Perawat gigi (D-3, SLA) Radiologi (D-3) Pembantu paramedis Fisioterapi (D-3) ATEM (D-3) Rekam Medis (D-3) Administrasi RS Staf S1/S2 Non Kesehatan JUMLAH Sumber: Subbag Umum dan Kepegawaian (Agustus, 2011) 41

50 Sarana dan Prasarana Untuk menunjang pelaksanaan tugas dan fungsinya di Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan, memiliki sarana prasarana berupa aset dan modal dengan kondisi sampai dengan bulan Agustus 2011 sebagai berikut : Tabel II.4. Daftar Sarana Dan Prasarana Perkantoran NO JENIS SARANA DAN PRASARANA JUMLAH 1 Bangunan gedung kantor Dinas Kesehatan 2 unit 2 Bangunan gedung kantor UPT Laboratorium Kesehatan 1 unit 3 Bangunan gedung kantor UPT Gudang Farmasi 1 unit 4 Bangunan gedung kantor UPT Puskesmas 24 unit 5 Bangunan gedung kantor Pustu 55 unit 6 Bangunan gedung kantor Polindes / Poskesdes 62 / 64 unit 7 Bangunan rumah dinas medis 29 unit 8 Bangunan rumah dinas paramedis 35 unit 9 Kendaraan roda empat 49 buah 10 Kendaraan roda dua 259 buah Sumber: Sub Bagian Umum dan Kepegawaian (Agustus, 2011) 42

51 2.3 Kinerja Pelayanan Capaian Kinerja Sesuai dengan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan yang mengacu pada RPJMD Kabupaten Pacitan , maka tingkat capaian kinerja pada periode adalah sebagai berikut : Tabel. II.5. Perbandingan Capaian Kinerja SASARAN INDIKATOR KINERJA CAPAIAN KINERJA TAHUN Meningkatnya penyebarluasan informasi kesehatan dan upaya penggerakan potensi masyarakat dalam bidang kesehatan a Meningkatnya rumah tangga sehat b Meningkatnya bayi yang mendapat ASI ekslusif c Meningkatnya desa dengan garam beryodium d Meningkatnya cakupan posyandu purnama e Meningkatnya upaya penyuluhan P3 Napza oleh petugas kesehatan 111,10% 0,00% 80,84% 108,34% 112,28% 103,65% 62,95% 125,74% 61,36% 118,32% 77,75% 62,20% 38,33% 72,33% 42,56% 64,12% 18,24% 61,06% 92,20% 115,58% 27,20% 2,40% 131,20% 76,20% 105,70% JUMLAH 383,82% 145,79% 437,17% 410,43% 494,43% NILAI 76,76% 29,16% 87,43% 82,09% 98,89% 2 Menurunnya angka kesakitan, a Meningkatnya cakupan desa/ kelurahan UCI 56,67% 44,00% 50,68% 63,68% 75,72% 43

52 kematian dan kecacatan akibat penyakit menular b Meningkatnya desa/kelurahan KLB yang ditangani <24 jam c Meningkatnya penanganan penderita AFP (AFP rate) d Meningkatnya angka kesembuhan penderita TBC BTA Positif e Meningkatnya cakupan balita dgn pneumonia yang ditangani f Meningkatnya jumlah klien yang mendapatkan penanganan HIV/ AIDS g Meningkatnya kasus Infeksi Menular Seksual yang diobati h Meningkatnya penderita DBD yang ditangani i Meningkatnya balita dengan diare yang ditangani j Meningkatnya rumah/bangunan yang bebas jentik nyamuk aedes k Meningkatnya penderita malaria yang diobati l Meningkatnya darah donor diskrening terhadap HIV/AIDS m Meningkatnya penderita kusta selesai berobat (RFT rate) n Meningkatnya kasus filariasis yang ditangani 117,65% 111,11% 105,26% 105% 105,26% 100,00% 100,00% 4,05 1,00 125% 93,31% 100,00% 79,65% 31,76% 94,99% 100,00% 10,69% 100% 100% 100% 100,00% 125,00% 111,11% 100% 100% 100,00% 100,00% 100% 100% 100% 100,00% 100,00% 100% 100% 100% 100,00% 100,00% 100% 100% 100% 93,33% 87,36% 84,84% 68,53% 92% 100,00% 100,00% 100% 100% 100% 100,00% 100,00% 100% 100% 100% 44,44% 111,11% 76,92% 27,78% 62,22% 0,00% 0,00% 0,00% 100% 100% JUMLAH 1205,40% 1189,27% 1513,46% 1197,01% 1355,54% NILAI 86,10% 84,95% 108,10% 85,50% 96,82% 3 Meningkatnya kualitas, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan a Meningkatnya cakupan rawat jalan b Meningkatnya cakupan rawat inap c Meningkatnya pelayanan gangguan jiwa di sarana kesehatan d Meningkatnya sarana kesehatan dengan kemampuan pelayanan 277,64% 281,67% 373,87% 125,00% 125,00% 33,57% 135,33% 60,67% 80,67% 83,33% 6,33% 11,23% 15,00% 4,83% 15,83% 33,33% 71,43% 85,00% 125% 108,70% 44

53 gawat darurat yang dapat diakses masyarakat JUMLAH 350,87% 499,66% 534,53% 335,50% 332,86% NILAI 87,72% 124,92% 133,63% 83,88% 83,22% 4 Meningkatnya status gizi masyarakat terutama pada ibu hamil, bayi dan anak balita a Meningkatnya cakupan balita yang naik berat badannya b Menurunnya jumlah balita bawah garis merah (BGM) c Meningkatnya cakupan balita mendapat kapsul vit A 2 kali pertahun d Meningkatnya cakupan ibu hamil mendapat 90 tablet Fe e Meningkatnya cakupan pemberian MP-ASI pada bayi BGM dari keluarga miskin selama 120 hari f Meningkatnya balita gizi buruk mendapat perawatan g Meningkatnya kecamatan bebas rawan gizi (15% balita gizi kurang dan gizi buruk) 96,76% 91,17% 91,57% 78,24% 84,73% 100,00% 100,00% 186,43% 100,00% 86,00% 69,96% 99,56% 122,43% 91,88% 95,17% 88,36% 68,03% 88,10% 79,98% 90,04% 100,00% 100,00% 0,00% 0,00% 24,49% 100,00% 142,86% 100% 111% 100,00% 128,20% 119,04% 133% 125% 125,00% JUMLAH 683,28% 720,66% 721,85% 586,21% 605,43% NILAI 97,61% 102,95% 103,12% 83,74% 86,49% 5 Meningkatnya mutu dan akses pelayanan kesehatan ibu, anak, remaja dan lansia a Meningkatnya cakupan kunjungan ibu hamil (K4) b Meningkatnya cakupan pertolongan persalinan oleh bidan/nakes yang memiliki kompetensi kebidanan c Meningkatnya Ibu hamil risti yang dirujuk d Meningkatnya cakupan kunjungan neonatus e Meningkatnya cakupan kunjungan bayi 80,84% 85,58% 87,49% 96,00% 92,37% 87,21% 95,83% 102,00% 111,70% 123,26% 79,33% 90,36% 105,26% 112,85% 90,92% 90,92% 102,90% 103,44% 106,16% 102,05% 124,08% 97,58% 115,66% 114,84% 109,91% 45

54 f Meningkatnya cakupan bayi dengan BBLR yang ditangani g Meningkatnya cakupan peserta aktif KB h Meningkatnya akses terhadap ketersediaan darah & komponen yang aman untuk menangani rujukan ibu hamil dan neonatus i Meningkatnya ibu hamil resiko tinggi yang tangani j Meningkatnya neonatal resiko tinggi yang ditangani k Meningkatnya cakupan deteksi dini tumbuh kembang (DDTK) anak balita dan prasekolah l Meningkatnya cakupan pemeriksaan kesehatan siswa SD dan setingkat m Meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan remaja n Meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan usia lanjut 100,00% 106,38% 103,09% 125,00% 100,00% 58,64% 51,58% 59,32% 68,50% 125% 0,00% 166,67% 142,86% 0,00% 0,00% 100,00% 131,58% 128,21% 125,00% 113,65% 100,00% 31,58% 128,21% 125,00% 125% 57,47% 51,58% 101,58% 125,08% 100,61% 48,27% 89,64% 94,14% 84,70% 94,55% 43,11% 140,52% 98,67% 78,24% 114,26% 86,44% 42,20% 29,38% 28,15% 45,90% o Meningkatnya jumlah penduduk pra usila dan usila yang memperoleh yankesdas 4,20% 1,18% 9,87% 22,08% 34,77% JUMLAH 1060,51% 1285,16% 1409,16% 1323,30% 1372,26% NILAI 70,70% 85,68% 93,94% 88,22% 91,48% 6 Meningkatnya ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan a Meningkatnya ketersediaan obat sesuai kebutuhan 103,07% 105,80% 102,29% 95,79% 72,53% b Tersedianya obat esensial 93,78% 94,12% 95,58% 94,03% 98,34% c Tersedianya obat generik 106,54% 101,79% 111,11% 91,32% 98,01% d Penulisan resep obat generik 191,24% 187,14% 156,67% 125,00% 104,88% JUMLAH 494,63% 488,85% 465,65% 406,14% 373,76% NILAI 123,66% 122,21% 116,41% 101,54% 93,44% 7 Meningkatnya a Meningkatnya penduduk miskin 111,94% 58,02% 121,95% 116,28% 100,00% pembiayaan dan yang terjangkau dalam Jaring 46

55 jaminan pemeliharaan kesehatan penduduk Pengaman Kesehatan Masyarakat (JPKM) JUMLAH 111,94% 58,02% 121,95% 116,28% 100,00% NILAI 111,94% 58,02% 121,95% 116,28% 100,00% 8 Meningkatnya sarana dan prasarana kesehatan yang representatif baik kuantitas dan kualitas a Jumlah Puskesmas sesuai kebutuhan b Jumlah Puskesmas Pembantu sesuai kebutuhan c Jumlah Sarana Puskesmas keliling sesuai kebutuhan d Jumlah Puskesmas Rawat Inap sesuai kebutuhan e Meningkatnya jumlah Puskemas yang berfungsi dengan baik f Meningkatnya jumlah Puskemas Pembantu berfungsi dengan baik g Meningkatnya jumlah Pusling yang berfungsi dengan baik 79,17% 91,67% 100,00% 100,00% 100,00% 72,22% 83,33% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% JUMLAH 651,39% 675,00% 700,00% 700,00% 700,00% NILAI 93,06% 96,43% 100,00% 100,00% 100,00% 9 Meningkatnya a Tersusunnya dokumen 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% manajemen perencanaan dan evaluasi kesehatan yang kesehatan akuntabel b Tersusunnya dokumen anggaran 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% kesehatan JUMLAH 200,00% 200,00% 200,00% 200,00% 200,00% NILAI 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% Penjelasan terhadap capaian kinerja sasaran adalah sebagai berikut : 47

56 1. Meningkatnya Penyebarluasan Informasi Kesehatan dan Upaya Penggerakan Potensi Masyarakat Dalam Bidang Kesehatan. Hasil pencapaian kinerja sasaran periode tahun menunjukkan adanya fluktuasi pencapaian sasaran, dimana hasil pencapaian sasaran pada tahun 2006 mencapai 76,76% kemudian turun pada tahun 2007 dengan hasil pencapaian 29,16%, hal ini disebabkan karena menurunnya pencapaian indikator kinerja terutama pada indikator Meningkatnya rumah tangga sehat, Meningkatnya cakupan posyandu purnama dan Meningkatnya upaya penyuluhan P3 Napza oleh petugas kesehatan, dari hasil pencapaian ini setelah dilakukan upaya peningkatatan capaian indikator kinerja menunjukkan tren peningkatan yang cukup signifikan dimana hasil pencapaian sasaran pada tahun 2007 meningkat menjadi 87,43%. Hasil pencapaian kinerja sasaran pada tahun 2010 mencapai 98,89% masuk kategori baik, dari lima indikator sasaran yang telah ditetapkan menunjukkan ada empat indikator sasaran (80%) yang sudah mencapai target, sedang satu indikator sasaran yang belum mencapai target mulai dari tahun yaitu indikator Meningkatnya desa dengan garam beryodium dengan tingkat pencapaian terhadap target sebesar 42,56%. Dari 90% target yang ditetapkan baru terealisasi sebesar 38,30%. Rendahnya pencapaian indikator sasaran Desa dengan garam beryodium hal ini disebabkan karena distribusi garam yang ada di pasaran kebanyakan garam yang tidak mengandung yodium, sedang garam bermerk yang mengandung yodium cukup 48

57 sulit untuk mendapatkannya disamping juga harganya lebih mahal dibanding garam yang tidak mengandung yodium. 2. Menurunnya Angka Kesakitan, Kematian dan Kecacatan Akibat Penyakit Menular. Hasil capaian kinerja tahun untuk sasaran Menurunnya angka kesakitan, kematian dan kecacatan akibat penyakit menular menunjukkan hasil baik, pada tahun 2006 mencapai 86,10%, tahun 2007 menurun menjadi 84,95%, tahun 2008 mencapai 100,96%, dan tahun 2010 mencapai 89,68% dengan kriteria baik. Ada beberapa indikator kinerja yang pencapaiannya fluktuatif yaitu Meningkatnya kesembuhan penderita TBC BTA positip dan Meningkatnya penderita kusta yang selesai berobat. Adanya fluktuasi ini disebabkan pengobatan penderita penyakit ini cukup lama selama 6 bulan, apabila penderita ditemukan diawal bulan penderita akan dapat menyelesaikan pengobaatannya sehingga tingkat kesembuhan cukup tinggi, dan apabila penderita ditemukan setelah bulan ke-6 maka kesembuhannya baru dapat diukur pada tahun berikutnya. Sedang indikator Meningkatnya kasus infeksi menular seksual yang diobati dan Meningkatnya kasus filariasis yang ditangani dikarenakan pada tahun yang bersangkutan tidak ditemukan kasus. Indikator kinerja Meningkatnya cakupan desa/kelurahan UCI menunjukkan tren semakin meningkat, pada tahun 2006 mencapai 56,67% menjadi 63,68% pada tahun 2009 dan 75,72% pada tahun Peningkatan capaian indikator ini dikarenakan adanya perbaikan sistem pencatatan dan pelaporan hasil imunisasi 49

58 serta adanya kegiatan sweeping imunisasi bagi sasaran yang belum diimunisasi, meskipun Desa/kelurahan UCI belum tercapai 100% tetapi untuk Kabupaten UCI sudah tercapai. 3. Meningkatnya Kualitas, Pemerataan dan Keterjangkauan Pelayanan Kesehatan. Hasil pencapaian sasaran Meningkatnya kualitas, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan pada tahun menunjukkan hasil yang cukup baik dan ada tren peningkatan meskipun pada akhirnya mengalami penurunannya. Hasil capaian tahun 2006 sebesar 87,72% mengalami kenaikan pada tahun 2008 menjadi 133,63% dan mengalami penurunan pada tahun 2010 menjadi 83,22% dengan kategori cukup. Dari empat indikator kinerja sasaran yang telah ditetapkan ada 1 indikator kinerja sasaran yang pencapaiannya masih relatif rendah yaitu : Meningkatnya pelayanan gangguan jiwa di sarana kesehatan, baru mencapai 15,83%, rendahnya pencapaian indikator kinerja sasaran ini dikarenakan kurangnya kesadaran dan pemahaman masyarakat terhadap gangguan jiwa dan dampak yang ditimbulkannya sehingga masyarakat enggan untuk memeriksakan kesehatan jiwa sejak dini serta masih kurangnya kualitas tenaga dan sarana prasarana penunjang pelayanan kesehatan jiwa. 50

59 4. Meningkatnya Status Gizi Masyarakat Terutama Pada Ibu Hamil, Bayi dan Anak Balita. Hasil pencapaian kinerja tahun untuk sasaran Meningkatnya Status Gizi Masyarakat Terutama pada Ibu Hamil, Bayi dan Anak Balita menunjukkan hasil baik, dari tabel dapat dilihat adanya tren kenaikan untuk hasil pencapaian sasaran ini, yaitu pada tahun 2006 mencapai 97,61% kemudian naik sampai pada tahun 2008 yang mencapai 103,12% setelah itu menurun menjadi 83,74% pada tahun 2009 dan mengalami kenaikan kembali pada tahun 2010 yang mencapai 92,06 % dengan kriteria baik. Ada 1 indikator dari 7 indikator kinerja yang pencapaian masih cukup rendah yaitu indikator Meningkatnya cakupan pemberian MP ASI pada bayi BGM dari keluarga miskin selama 120 hari dimana pencapaian pada tahun 2010 baru 24,49%, hal ini disebabkan karena alokasi anggaran untuk pengadaan dan pendistribuan MP ASI bagi bayi BGM relatif kurang. 5. Meningkatnya Mutu dan Akses Pelayanan Kesehatan Ibu, Anak, Remaja dan Lansia Ada 15 indikator kinerja untuk sasaran ini, terbanyak dibandingkan dengan indikator kinerja sasaran lainnya, hasil capaian kinerja selama tahun menunjukkan adanya tren yang meningkat, dari tabel menunjukkan hasil kinerja sasaran tahun 2006 sebesar 70,70% berkategori kurang meningkat pada tahun 2010 dengan hasil pencapaian sasaran menjadi 91,48% dengan 51

60 hasil baik. Dari lima belas indikator tersebut ada 3 indikator kinerja yang pencapaian kinerjanya masih rendah yaitu : - Indikator Meningkatnya jumlah penduduk pra usila dan usila yang memperoleh pelayanan kesehatan dengan indikator Meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan usia lanjut belum mencapai target selama tahun meskipun menunjukkan adanya tren peningkatan, dimana untuk Indikator kinerja Meningkatnya jumlah penduduk pra usila dan usila yang memperoleh pelayanan kesehatan pada tahun 2008 mencapai 29,38% naik menjadi 45,90% pada tahun 2010 dan indikator Meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan usia lanjut pada tahun 2007 mencapai 1,18% naik menjadi 34,77% pada tahun Hal ini dikarenakan adanya peningkatan kinerja pelayanan kesehatan lansia dengan dibukanya poliklinik lansia dan posyandu lansia di samping juga adanya perbaikan pencatatan dan pelaporan hasil kegiatan. - Meningkatnya akses terhadap ketersediaan darah dan komponen yang aman untuk menangani rujukan ibu hamil, pada 2 tahun terakhir yaitu tahun 2009 dan 2010 indikator ini pencapaiannya 0% hal ini disebabkan tidak adanya dukungan data berkaitan dengan akses ketersediaan darah. Secara keseluruhan tingkat pencapaian sasaran dari indikator Meningkatnya mutu dan akses pelayanan kesehatan ibu, anak remaja dan lansia tahun 2010 telah mencapai hasil Baik dengan pencapaian 91,48%. 52

61 6. Meningkatnya Ketersediaan Obat dan Perbekalan Kesehatan Hasil pencapaian sasaran Meningkatnya ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan ini pada tahun secara keseluruhan mencapai kategori baik hasil pencapaian sasaran rata rata melebihi 86% akan tetapi ada tren penurunan dimana pada tahun 2006 mencapai 123,66% menurun sampai tahun 2010 menjadi 93,44%. Adanya penurunan ini dikarenakan anggaran pengadaan obat bersumber dari APBD mengalami penurunan sehingga mempengaruhi ketersediaan stok obat, pada tahun 2010 pengadaan obat bersumber dari Dana Alokasi Khsusus (DAK) akan tetapi dalam proses pengadaannya mengalami keterlambatan dan baru terealisasi seluruhnya pada bulan Desember 2010 sehingga mempengaruhi tingkat ketersediaan obat dan indikator kinerja lainnya. 7. Menigkatnya Pembiayaan dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Penduduk Miskin Hasil pencapaian sasaran Meningkatnya penduduk miskin yang terjangkau dalam jaring pengaman kesehatan masyarakat pada tahun menunjukkan hasil yang baik karena sudah seluruh penduduk miskin (100%) terjangkau pelayanan kesehatan dasar melalui program Jaminan Pelayanan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) yang keanggotaannya ditetapkan melalui Surat Keputusan Bupati dan merupakan program nasional. Penduduk miskin/kurang mampu yang tidak masuk dalam daftar keanggotaan JAMKESMAS tetap mendapat pelayanan kesehatan melalui program Jaminan 53

62 Pelayanan Kesehatan Pacitan (JPKP) berdasar Peraturan Bupati Pacitan Nomor Tentang Pemberian Pengurangan, Keringan dan Pembebasan Restribusi Pelayanan Kesehatan, kemudian mulai tahun 2009 telah ditandatangani MoU antara Gubernur Provinsi Jawa Timur dengan Bupati Pacitan tentang Jaminan Kesehatan Daerah (JAMKESDA) bagi masyarakat miskin/tidak mampu yang tidak masuk sasaran JAMKESMAS. 8. Meningkatnya Sarana dan Prasarana Kesehatan yang Representatif baik Kuantitas dan Kualitas Hasil indikator sasaran Meningkatnya Sarana dan Prasarana Kesehatan yang Representatif tahun secara keseluruhan menunjukkan hasil baik dan ada tren peningkatan, hal ini dikarenakan adanya dukungan dana dari Dana Alokasi Khusus (DAK) bidang Kesehatan. Mulai tahun 2009 alokasi anggaran DAK bidang kesehatan difokuskan untuk membiayai pengadaan dan pembangunan baru sarana prasarana kesehatan sedang untuk rehabilitasi diserahkan pembiayaannya melalui APBD, kondisi saat ini anggaran untuk rehabilitasi sarana prasarana kesehatan bersumber dari APBD tidak ada sedang sarana prasarana kesehatan tersebut sangat memerlukan adanya rehabilitasi. 9. Meningkatnya Manajemen Kesehatan yang Akuntabel Secara keseluruhan pencapaian sasaran Meningkatnya manajemen kesehatan yang akuntabel periode tahun mencapai mencapai hasil baik, karena dari indikator sasaran yang ada yaitu Tersusunnya dokumen perencanaan dan 54

63 evaluasi kesehatan, dan Tersusunnya dokumen anggaran semuanya sudah dilaksanakan dengan baik. Untuk mengetahui rata-rata capaian kinerja sasaran Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan pada tahun dapat dilihat pada tabel II.6 berikut ini : Tabel II.6 Capaian Indikator Kinerja % Capaian Kinerja No Sasaran Meningkatnya penyebarluasan 76,76 29,16 87,43 82,09 98,89 informasi kesehatan dan upaya penggerakan potensi masyarakat dalam bidang kesehatan 2 Menurunnya angka kesakitan, kematian 86,1 84,95 108,1 85,5 96,82 dan kecatatan akibat penyakit menular 3 Meningkatnya kualitas, pemerataan 87,72 124,92 133,63 83,88 83,22 dan keterjangkauan pelayanan kesehatan 4 Meningkatnya status gizi masyarakat 97,61 102,95 103,12 83,74 86,49 terutama pada ibu hamil, bayi dan anak balita 5 Meningkatnya mutu dan akses 70,7 85,68 93,94 88,22 91,48 pelayanan kesehatan ibu, anak, remaja dan lansia 6 Meningkatnya ketersediaan obat dan 123,66 122,21 116,41 101,54 93,44 55

64 perbekalan kesehatan 7 Meningkatnya pembiayaan dan jaminan pemeliharaan kesehatan penduduk 8 Meningkatnya sarana dan prasarana kesehatan yang representatif baik kuantitas dan kualitas 9 Meningkatnya manajemen kesehatan yang akuntabel Nilai rata-rata Capaian Kinerja Dinas Kesehatan 111,94 58,02 121,95 116,28 100,00 93,06 96,43 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 94,17 89,37 107,18 93,47 94,48 Apabila dilihat perkembangannya capaian kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan dari tahun adalah sebagai berikut : Gambar II.4. Perbandingan Capaian Kinerja Dinas Kesehatan kabupaten Pacitan

65 Tabel II.7 Review Pencapaian Kinerja Pelayanan No Indikator Kinerja Satuan Target Renstra SKPD Ke- Realisasi Capaian Ke- Rasio Capaian pada Ke I 1 2 Upaya Kesehatan Masyarakat Cakupan rawat jalan % 37,8 15,00 15,00 15,00 15,00 37,80 50,70 51,15 51,22 51,04 100,00 338,00 341,00 341,47 340,27 Cakupan rawat inap % 0,46 1,50 1,50 1,50 1,50 0,46 0,70 0,51 1,21 1,25 100,00 46,67 34,00 80,67 83,14 3 Pelayanan gangguan jiwa di sarana pelayanan kesehatan 4 Sarana kesehatan dengan kemampuan pelayanan gawat darurat yang dapat diakses masyarakat % 0,76 12,00 12,00 12,00 12,00 0,76 1,61 1,44 0,58 1,90 100,00 13,42 12,00 4,83 15,87 % 20,0 72,00 72,00 72,00 72,00 20,00 20,83 68,00 100,0 00,00 100,00 28,93 94,44 138,89 138, Angka kematian bayi per 1000 kelahiran hidup Per mil 9,0 13,00 13,00 12,00 10,00 9,00 9,00 11,00 14,20 11,80 100,00 69,23 84,62 118,33 118,02 Jumlah kematian ibu % 1, ,62 0,50 0,20 0,66 0,38 137,80 150,00 180,12 134,50 161,70 Desa dengan garam beryodium baik % 62,00 85,00 90,00 90,00 90,00 122,00 63,64 44,44 100,0 166,67 196,77 74,87 49,38 111,11 185,19 Posyandu purnama % 17,00 30,00 35,00 40,00 40,00 16,67 18,01 22,77 36,88 46,23 98,06 60,03 65,06 92,20 115,58 Cakupan peserta aktif KB % 29,00 55,00 55,00 60,00 65,00 29,32 33,15 35,59 41,10 04,11 101,10 60,27 64,71 68,50 160,18 57

66 II 1 Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Jumlah promosi sadar hidup sehat yang dilakukan % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 2 Meningkatnya Intensitas penyuluhan masyarakat pola hidup sehat % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 III Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular % Penderita malaria yang diobati % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 81,85 100,00 100,00 100,00 100,00 81,85 100,00 100,00 % Klien yang mendapatkan penanganan HIV AIDS % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 % Infeksi menular seksual yang diobati % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 % Darah donor diskrining terhadap HIV- AIDS % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 % Penderita kusta yang selesai berobat (RFT rate) % 40,00 >90 >90 >90 >90 40,00 100,00 63,16 25,00 56,00 100,00 100,00 70,18 27,78 62,22 % Kasus filariasis yang ditangani % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 % Kasus balita pneumonia yang ditangani % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 AFP rate per 100,000 penduduk < 15 tahun % 1 1 > 1 1 > 1 > 1 > 1 4,1 5,74 6,61 100,00 100,00 410,00 574,00 661,20 % Penderita DBD yang ditangani % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 10 Desa/kelurahan mengalami KLB yang ditangani < 24 jam % 100,00 85,00 90,00 95,00 95,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 117,65 111,11 105,26 105,26 58

67 11 12 Desa/kelurahan Universal Child Imunization (UCI) % 48,17 90,00 90,00 90,00 90,00 48,17 40,85 45,61 57,31 71,93 100,00 45,39 50,68 63,68 79,92 Kesembuhan penderita TBC BTA positif % 79,00 >85 >85 >85 >85 79,00 32,01 88,70 27,08 80,74 100,00 37,66 104,35 31,86 94,99 IV 1 2 Pengawasan Obat dan Makanan Jumlah penyuluhan P3 NAPZA yang dilakukan % % 2,04 7,00 7,50 10,00 10,00 2,04 2,49 7,78 7,62 10,57 100,00 35,57 103,73 76,20 105,68 Apotek, toko obat yang diawasi % % 83,33 70,00 75,00 75,00 80,00 83,33 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 142,86 133,33 133,33 125,00 V Pengembangan Lingkungan Sehat Institusi yang dibina % 41,34 55,00 60,00 65,00 70,00 41,34 47,68 63,24 61,95 66,84 100,00 86,69 105,40 95,31 95,49 Tempat umum yang memenuhi syarat % 65,17 65,00 75,00 70,00 75,00 65,17 62,96 59,56 53,56 62,50 100,00 96,86 79,41 76,51 83,33 Rumah/bangunan yang bebas jentik nyamuk aedes % 88,66 >95 >95 >95 >95 88,66 86,85 24,08 65,1 87,73 100,00 91,42 25,35 68,53 92,34 Rumah tangga sehat % 33,33 40,00 40,00 50,00 60,00 33,33 0,00 40,42 54,17 67,37 100,00 0,00 101,05 108,34 112,28 VI Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin 1 % Penduduk miskin yang terjangkau dalam Jaring Pengaman Kesehatan Masyarakat (JPKM) % 80,00 82,00 84,00 86,00 88,00 80,00 80,00 100,00 100,00 100,00 100,00 97,56 119,05 116,28 113,64 59

68 VII Pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas/ puskesmas pembantu dan jaringannya 1 % Jumlah sarana dan prasarana puskesmas, puskesmas pembantu & Pusling tersedia % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 2 % Jumlah puskesmas yang berfungsi dengan baik % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 3 % Jumlah Puskesmas pembantu yang berfungsi dengan baik % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 4 % Jumlah pusling yang berfungsi dengan baik % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 VIII Peningkatan Pelayanan Lansia 1 % Jumlah penduduk pra usila dan usila yang memperoleh pelayanan kesehatan standar % 4,61 55,00 60,00 65,00 70,00 4,61 4,94 5,92 14,35 24,34 100,00 8,98 9,87 22,08 34,78 2 Cakupan pelayanan kesehatan usia lanjut % 43,22 55,00 60,00 65,00 70,00 43,22 9,06 17,16 18,3 32,13 100,00 16,47 28,60 28,15 45,89 IX 1 2 Perbaikan Gizi % Jumlah balita dengan gizi buruk % 0,29 2,00 2,00 1,50 1,50 0,29 0,16 0,37 0,43 0,16 100,00 8,00 18,50 28,67 10,90 % Jumlah Kecamatan/kelurahan rawan gizi % 83,33 70,00 75,00 80,00 80,00 83,33 83,33 100,00 100,00 100,00 100,00 119,04 133,33 125,00 125,00 3 % Jumlah balita mendapat kapsul vitamin A 2 kali per tahun - 90 % % 48,97 75,00 80,00 85,00 90,00 48,97 89,38 77,64 78,1 85,65 100,00 119,17 97,05 91,88 95,16 4 % Jumlah balita gizi buruk mendapat perawatan % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 60

69 X Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak % Cakupan kunjungan neonatus % 79,10 88,00 89,00 95,00 100,00 100,00 89,11 93,44 100,85 102,05 126,42 101,26 104,99 106,16 102,05 Cakupan kunjungan bumil K-4 % 72,76 90,00 94,00 95,00 95,00 95,00 73,55 82,95 91,2 87,75 130,57 81,72 88,24 96,00 92,36 Cakupan kunjungan bayi % 107,95 89,00 89,00 90,00 90,00 90, ,94 103,36 98,92 83,37 112,36 115,66 114,84 109,91 % Jumlah Ibu Hamil mendapat 90 tablet Fe % 68,92 80,00 82,00 85,00 90,00 90,00 64,68 73,24 67,98 81,04 130,59 80,85 89,32 79,98 90,05 5 % Jumlah Ibu Hamil resiko tinggi/komplikasi yang ditangani % 100,00 76,00 78,00 80,00 80,00 80,00 100,00 100,00 111,04 90,92 80,00 131,58 128,21 138,80 113, % Neonatal resiko tinggi/komplikasi yang ditangani % 100,00 76,00 78,00 80,00 80,00 80,00 100,00 100,00 101,24 108,55 80,00 131,58 128,21 126,55 135,69 % Jumlah Ibu Hamil resiko tinggi yang dirujuk % 67,43 90,00 95,00 100,00 100,00 100,00 75,76 91,35 112,85 90,92 148,30 84,18 96,16 112,85 90,92 8 Cakupan pertolongan persalinan oleh bidan atau tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan % 76,00 88,00 89,00 90,00 90,00 90,00 79,68 93,32 100,53 98,61 118,42 90,55 104,85 111,70 109,57 9 Akses terhadap ketersediaan darah dan komponen yang aman untuk menangani rujukan ibu hamil keluarga kurang mampu dan neonatus % 100,00 60,00 70,00 80,00 80,00 80,00 100,00 0,00 0,00 0,00 80,00 166,67 0,00 0,00 0,00 10 Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada bayi Batas Garis Merah (BGM) dari keluarga miskin selama 120 hari % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 0,00 0,00 24,49 100,00 100,00 0,00 0,00 24,49 61

70 Cakupan bayi berat lahir rendah (BBLR) kali 100,00 94,00 97,00 97,00 100,00 100,00 100,00 100,00 141,10 100,00 100,00 106,38 103,09 145,46 100,00 Balita dengan diare yang ditangani % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Bayi yang mendapat ASI eksklusif % 62,19 65,00 65,00 70,00 75,00 62,19 11,54 44,31 42,95 88,74 100,00 17,75 68,17 61,36 118,32 14 Cakupan deteksi dini tumbuh kembang anak balita dan pra sekolah % 40,23 80,00 80,00 80,00 90,00 40,23 48,78 74,53 100,06 90,55 100,00 60,98 93,16 125,08 100, Cakupan pemeriksaan kesehatan siswa SD dan setingkat oleh tenaga kesehatan atau tenaga terlatih/guru UKS/dokter kecil % 41,03 90,00 95,00 100,00 100,00 41,03 83,13 79,87 84,70 94,36 100,00 92,37 84,07 84,70 94,36 Cakupan Pelayanan kesehatan remaja % 6,32 65,00 70,00 75,00 80,00 6,32 62,67 69,07 88,25 91,41 100,00 96,42 98,67 117,67 114,26 Balita yang naik berat badannya % 67,73 72,00 74,00 75,00 80,00 67,73 69,41 67,76 58,68 67,78 100,00 96,40 91,57 78,24 84,72 Balita bawah garis merah (BMG) % 1,58 15,00 14,00 14,00 13,00 1,58 1,77 1,87 2,02 1,71 100,00 11,80 13,36 14,43 13,19 XI 1 Standarisasi Pelayanan Kesehatan % jumlah standar pelayanan kesehatan yg disusun % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 2 % jumlah data dasar standar pelayanan kesehatan yang di-update % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 XII Pengawasan dan Pengendalian Kesehatan Makanan 62

71 1 % jumlah Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) yang dilakukan pemeriksaan 2 % jumlah Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) yang memenuhi syarat % 53,03 75,00 75,00 75,00 75, ,98 71,63 73,00 72,62 141,43 83,97 95,51 97,33 96,82 % 53,77 55,00 60,00 65,00 70, ,41 51,51 53,77 55,22 102,29 95,29 85,85 82,72 78,88 XIII Obat dan Perbekalan Kesehatan Ketersediaan obat sesuai dengan kebutuhan % 97,62 90,00 90,00 90,00 90,00 97,62 95,22 89,29 86,21 65,28 100,00 105,80 99,21 95,79 72,54 Pengadaan obat esensial % 97,01 100,00 100,00 100,00 100,00 97,01 94,12 72,11 94,03 98,34 100,00 94,12 72,11 94,03 98,34 Pengadaan obat generik % 97,26 90,00 90,00 90,00 100,00 97,26 91,61 72,86 82,19 98,01 100,00 101,79 80,96 91,32 98,01 Penulisan resep obat generik % 49,83 50,00 60,00 70,00 90,00 49,83 93,57 94,00 88,78 94,39 100,00 187,14 156,67 126,83 104,87 Rata-rata Capaian Kinerja 103,87 90,84 95,55 100,99 107,66 63

72 Anggaran dan Realisasi Pendanaan Selain kinerja pelayanan yang telah dijelaskan di bagian sebelumnya, dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, membutuhkan anggaran. Anggaran tersebut digunakan untuk membiayai kebutuhan operasional, administrasi dan pelayanan yang diberikan kepada masyarakat untuk membangun Kabupaten Pacitan. Adapun perbandingan anggaran dan realisasinya di pada tahun adalah sebagai berikut : Tabel II.8. Perbandingan Anggaran dan Realisasi Anggaran Realisasi Sisa Prosentase (Rp) (Rp) (Rp) (%) , , , , ,87 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dari tahun ke tahun anggaran di Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan semakin meningkat, dengan capaian kinerjanya semakin meningkat. Berdasarkan Lampiran IV Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor , anggaran dan realisasi pendanaan pelayanan di Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan sebagai berikut. 64

73 Tabel II.9. Rincian Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan Uraian Anggaran pada tahun ke- Realisasi Anggaran pada tahun ke- Rasio antara Realisasi dan Anggaran tahun ke- Rata-rata Pertumbuhan tahun ke Anggaran Realisasi Pendapatan , , ,81 112,2 2 98,62 ( ) ( ) Belanja Tidak Langsung ,00 95,42 97,37 98,57 98, Belanja Langsung ,50 98,57 96,56 98,17 96,40 ( ) ( ) TOTAL ,13 97,23 97,2 98,78 97,

74 2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan Tantangan Pengembangan Pelayanan Tantangan yang dihadapi dalam pengembangan pelayanan di Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan, meliputi beberapa hal sebagai berikut : 1. Kualitas dan kuantitas Sumber Daya Manusia (SDM) di lingkup Dinas Kesehatan yang masih belum optimal. Kapasitas dan kompetensi SDM ada yang masih belum sesuai dengan bidang tugasnya di beberapa Puskesmas, sehingga bisa mempengaruhi capaian kinerjanya. 2. Sarana dan prasarana pelayanan kesehatan masih ada yang kurang memenuhi standart, baik kualitas maupun kuantitasnya. 3. Sistem Informasi Kesehatan yang ada belum sepenuhnya memanfaatkan tehnologi secara optimal dalam mendukung pelaksanaan tugas sehari-hari, sehingga mempengaruhi kecepatan dan ketepatan pelaporan. 4. Pembiayaan Dinas Kesehatan masih minim sehingga pengembangan pelayanan dan peningkatan sarana prasarana masih belum optimal. 5. Kondisi geografis Kabupaten Pacitan kurang menguntungkan karena medan sulit terjangkau sehingga pelayanan di daerah pelosok sering terhambat. 6. Makin banyaknya sarana pelayanan kesehatan swasta, menuntut Dinas Kesehatan dan jajarannya untuk berkembang dan berinovasi. 66

75 7. Rendahnya kesadaran masyarakat untuk hidup sehat akan menghambat pembangunan kesehatan sehingga merupakan tantangan untuk peningkatan promosi kesehatan. 8. Belum optimalnya kerjasama lintas program dan lintas sektor yang mendukung peningkatan pembangunan kesehatan. 9. Masih tingginya tingkat mobilitas penduduk sehingga berpotensi terjadinya penyebaran penyakit lintas batas Peluang Pengembangan Pelayanan Peluang yang dapat diupayakan dan dimanfaatkan untuk pengembangan pelayanan di, meliputi : 1. Adanya komitmen yang kuat dari jajaran pimpinan pemerintah daerah di bidang pelayanan kesehatan. 2. Adanya kerjasama lintas daerah di bidang pelayanan kesehatan. 3. Jumlah penduduk Kabupaten Pacitan yang cukup besar merupakan potensi dalam pengembangan pelayanan dan pembangunan kesehatan. 4. Tuntutan masyarakat akan pelayanan prima terhadap pelayanan kesehatan mendorong untuk meningkatkan profesionalisme aparatur dan melakukan inovasi pelayanan di bidang kesehatan; 5. Adanya peraturan perundang-undangan yang mendukung eksistensi Dinas Kesehatan dalam pelaksanaan tugas dan fungsi. 67

76 6. Upaya peningkatan kualitas dan kuantitas SDM melalui mutasi, penambahan personil, maupun pendidikan dan pelatihan di dalam dan luar daerah. 7. Adanya kemajuan di bidang teknologi informasi bidang kesehatan yang mulai dapat diakses oleh Puskesmas. 8. Adanya bantuan dan dukungan dana dari APBD Propinsi, APBN dan bantuan pinjaman luar negeri dapat membantu dalam pembangunan dan peningkatan sarana dan prasarana pembangunan kesehatan. 68

77 BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN KABUPATEN PACITAN Analisis isu strategis merupakan bagian penting dan sangat menentukan dalam proses penyusunan rencana pembangunan daerah untuk melengkapi tahapantahapan yang telah dilakukan sebelumnya. Identifikasi isu yang tepat dan bersifat strategis meningkatkan akseptabilitas prioritas pembangunan, dapat dioperasionalkan, secara moral serta etika birokratis dapat dipertanggungjawabkan. Perencanaan pembangunan antara lain dimaksudkan agar layanan SKPD senantiasa mampu menyelaraskan diri dengan lingkungan dan aspirasi pengguna layanan. Oleh karena itu, perhatian kepada mandat dari masyarakat dan lingkungan eksternalnya merupakan perencaaan dari luar ke dalam yang tidak boleh diabaikan. 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas Kesehatan Isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau dikedepankan dalam perencanaan pembangunan karena dampaknya yang signifikan bagi SKPD di masa datang. Suatu kondisi/kejadian yang menjadi isu strategis adalah keadaan yang apabila tidak diantisipasi, akan menimbulkan kerugian yang lebih besar atau sebaliknya, dalam hal tidak dimanfaatkan, akan menghilangkan peluang untuk 69

78 meningkatkan layanan kepada masyarakat dalam jangka panjang. Isu strategis bagi SKPD diperoleh baik berasal dari analisis internal berupa identifikasi permasalahan pembangunan maupun analisis eksternal berupa kondisi yang menciptakan peluang dan ancaman bagi SKPD di masa lima tahun mendatang. Di tentunya tidak terlepas dari permasalahan dan hambatan yang mempengaruhi pencapaian indikator kinerja. Beberapa permasalahan yang terkait dengan bidang kesehatan sebagai berikut : 1. Adanya kecenderungan meningkatnya angka kematian ibu dari tahun 2009 sebesar 66,67 per kelahiran hidup menjadi 128,29 per kelahiran hidup pada tahun Belum tercapainya target cakupan kunjungan ibu hamil (K-4) dari target 95% pada tahun 2010 tercapai 87,75%. 3. Belum tercapainya Desa/Kelurahan UCI (Universal Child Imunization) dari target 100% tercapai 76,61%. 4. Belum tercapainya cakupan pemberian MP-ASI pada anak usia 6 24 bulan keluarga miskin dari target 100% baru tercapai 1,86%. 5. Masih rendahnya pencapaian cakupan peserta KB aktif dari target 70% baru tercapai 44,60%. 6. Masih rendahnya penemuan penderita pneumonia balita baru mencapai 22,75% dari target yang telah ditetapkan sebesar 100%. 7. Masih rendahnya penemuan pasien TB BTA+ baru mencapai 15,97% dari target yang telah ditetapkan sebesar 100%. 70

79 8. Masih rendahnya penemuan penderita diare yang ditangani baru mencapai 20,35% dari target yang telah ditetapkan sebesar 100%. 9. Masih rendahnya cakupan pelayanan kesehatan dasar pasien masyarakat miskin baru mencapai 25,38% dari yang diharapkan seluruh maskin dapat memanfaatkan pelayanan kesehatan 10. Masih rendahnya cakupan pelayanan kesehatan dasar rujukan pasien masyarakat miskin baru mencapai 55,88% dari perkiraan masyarakat miskin yang seharusnya dilakukan rujukan pelayanan kesehatan. 3.2 Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih Menelaah visi, misi dan program kepala daerah terpilih ditujukan untuk memahami arah pembangunan yang akan dilaksanakan selama kepemimpinan kepala daerah dan untuk mengidentifikasi faktor-faktor penghambat dan pendorong pelayanan SKPD yang dapat mempengaruhi pencapaian visi dan misi kepala daerah. Hasil identifikasi faktor-faktor penghambat dan pendorong pelayanan SKPD yang dapat mempengaruhi pencapaian visi dan misi kepala daerah terpilih, juga akan menjadi input bagi perumusan isu-isu strategis pelayanan. Isu-isu yang dirumuskan tidak saja berdasarkan tinjauan terhadap kesenjangan pelayanan, tetapi juga berdasarkan kebutuhan pengelolaan faktor-faktor agar dapat berkontribusi dalam pencapaian visi dan misi kepala daerah terpilih. 71

80 Penyusunan Rencana Strategis sangat dipengaruhi dan merupakan penjabaran yang lebih detail dari perencanaan pembangunan Kabupaten Pacitan sehingga semua langkah yang disusun dalam Renstra sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Pacitan Adapun rumusan visi Kabupaten Pacitan adalah : Terwujudnya Masyarakat Pacitan Yang Sejahtera Visi tersebut memberikan makna bahwa kinerja pembangunan daerah yang ditandai oleh adanya laju pertumbuhan dan peningkatan grafik di sektor-sektor prioritas, yang secara langsung berdampak bagi peningkatan kualitas kehidupan serta penguatan posisi daya saing ekonomi, sosial dan budaya secara berkelanjutan dan didedikasikan untuk sebesar-besarnya menjamin terpenuhinya kebutuhan jasmani dan rohani dengan melibatkan seluas-luasnya partisipasi masyarakat, yang hasilnya dapat didistribusikan dan dinikmati oleh seluruh masyarakat Kabupaten Pacitan secara adil, transparan dan akuntabel. Sebagai upaya yang ditempuh dalam mewujudkan visinya, maka ditetapkan misi pembangunan Kabupaten Pacitan sebagai berikut : Misi 1 : Profesionalisme birokrasi dalam rangka meningkatkan pelayanan prima dan mewujudkan tata pemerintahan yang baik. Misi 2 : Misi 3 : Misi 4 : Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Meningkatkan akses dan kualitas pendidikan masyarakat. Meningkatkan pertumbuhan dan pemerataan ekonomi yang 72

81 bertumpu pada potensi unggulan. Misi 5 : Pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan dalam rangka pemenuhan kebutuhan dasar. Misi 6 : Pengembangan tatanan kehidupan masyarakat yang berbudaya, berkepribadian dan memiliki keimanan serta memantapkan kerukunan umat beragama. Telaahan terhadap visi, misi dan program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah memberikan gambaran peran serta dan keterlibatan langsung Dinas Kesehatan. Hal ini ditunjukkan melalui: a. Pernyataan misi ke 2 : Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Pada misi kedua ini, Dinas Kesehatan sebagai pelaksanan urusan wajib dibidang kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, baik yang bersifat perorangan maupun masyarkat melalui Unit Pelaksana Teknis Puskesmas dan jaringannya. b. Pernyataan misi ke 3 : Meningkatkan akses dan kualitas pendidikan masyarakat. Pada misi ketiga ini, Dinas Kesehatan berperan dalam mempersiapkan anak didik yang sehat dan berkualitas melalui pelayanan kesehatan bayi, balita, anak dan remaja. c. Pernyataan misi ke 4 : Meningkatkan pertumbuhan dan pemerataan ekonomi yang bertumpu pada potensi unggulan. Pada misi keempat ini Dinas Kesehatan berperan dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat, dimana masyarakat yang sehat mempunyai 73

82 produktifitas yang tinggi dalam bekerja dan melaksanakan aktifitas ekonomi dan pengembangan potensi unggulan wilayah. d. Pernyataan misi ke 5: Pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan dalam rangka pemenuhan kebutuhan dasar. Pada misi ini Dinas Kesehatan berperan dalam memberikan masukan dan konsultasi sehingga pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan berwawasan kesehatan dan tidak merusak lingkungan. Selain telaahan terhadap visi dan misi Kepala Daerah terpilih yang telah diuraikan di atas, Dinas Kesehatan juga memiliki keterkaitan langsung dalam menunjang pelaksanaan pembangunan yang tertuang dalam RPJMD Kabupaten Pacitan dalam bentuk program prioritas pembangunan, maupun program pendukung sebagai berikut : a. Program Prioritas : 1. Pengembangan Lingkungan Sehat 2. Upaya Kesehatan Masyarakat b. Program Pendukung : 1. Obat dan Perbekalan Kesehatan 2. Pengawasan Obat dan Makanan 3. Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat 4. Perbaikan Gizi Masyarakat 5. Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit 6. Standarisasi Pelayanan Kesehatan 74

83 7. Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin 8. Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana Prasarana Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan Jaringannya 9. Peningkatan Kesehatan Balita 10. Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia 11. Pengawasan dan Pengendalian Makanan 12. Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak c. Program Wajib di Setiap SKPD 1. Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 2. Pelayanan Administrasi Perkantoran 3.3 Telaahan Renstra Kementerian Kesehatan dan Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur Renstra Kementerian Kesehatan Berdasarkan Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan , maka visi Kementerian Kesehatan adalah : MASYARAKAT SEHAT YANG MANDIRI DAN BERKEADILAN. Untuk mencapai visi masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan tersebut, maka Misi Kementerian Kesehatan adalah: 1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, melalui pemberdayaan masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat madani. 75

84 2. Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata, bermutu dan berkeadilan. 3. Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan. 4. Menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik. Kebijakan pembangunan kesehatan tahun diarahkan pada tersedianya akses kesehatan dasar yang murah dan terjangkau terutama pada kelompok menengah ke bawah guna mendukung pencapaian MDGs pada tahun Sasaran pembangunan kesehatan adalah peningkatan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan antara lain ditandai oleh meningkatnya angka harapan hidup, menurunnya angka kematian bayi dan kematian ibu melahirkan. Sasaran strategis Kementerian Kesehatan tahun , yaitu : 1. Meningkatnya status kesehatan dan gizi masyarakat 2. Menurunnya angka kesakitan akibat penyakit menular 3. Menurunnya disparitas status kesehatan dan status gizi antar wilayah dan antar tingkat sosial ekonomi serta gender 4. Meningkatnya penyediaan anggaran publik untuk kesehatan dalam rangka mengurangi resiko finansial akibat gangguan kesehatan bagi seluruh penduduk terutama penduduk miskin. 5. Meningkatnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada tingkat rumah tangga dari 50% menjadi 70%. 6. Terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan strategis di Daerah Tertinggal, Terpencil, Perbatasan dan Kepulauan Terluar (DTPK). 76

85 7. Seluruh propinsi melaksanakan program pengendalian penyakit tidak menular. 8. Seluruh kabupaten/kota melaksanakan Standar Pelayanan Minimal (SPM). Untuk mencapai sasaran tersebut maka Prioritas Pembangunan Kesehatan difokuskan pada delapan fokus prioritas yaitu : 1. Peningkatan kesehatan ibu, bayi, balita dan Keluarga Berencana (KB) 2. Perbaikan status gizi masyarakat 3. Pengendalian penyakit menular serta penyakit tidak menular diikuti penyehatan lingkungan 4. Pemenuhan, pengembangan, dan pemberdayaan SDM kesehatan. 5. Peningkatan ketersediaan, keterjangkauan, pemerataan, keamanan, mutu dan penggunaan obat serta pengawasan obat dan makanan 6. Pengembangan Sistem Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) 7. Pemberdayaan masyarakat dan penanggulangan bencana dan krisis kesehatan. 8. Peningkatan pelayanan kesehatan primer, sekunder dan tersier Pernyataan visi dan misi Kementerian Kesehatan memberikan arahan bagi seluruh daerah (provinsi/kabupaten/kota) dalam menjalankan tugas dan fungsinya di bidang kesehatan. Beberapa hal yang menjadi pertimbangan dalam penyusunan Renstra Dinas Kesehatan, yaitu: a. Penyediaan, pemeliharaan dan pengembangan sarana dan prasarana kesehatan termasuk obat dan perbekalan kesehatan sehingga dapat menunjang peningkatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. 77

86 b. Peningkatan pelayanan kesehatan perorangan dan masyarakat baik yang bersifat promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang bermutu, murah dan mudah dijangkaku. c. Pengembangan, peningkatan promosi dan pemberdayaan masyarakat dalam berperilaku hidup bersih dan sehat. d. Peningkatan dan penguatan sumber daya kesehatan yang strategis dalam menunjang upaya peningkatan kesehatan masyarakat Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur Visi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur dalam Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur adalah: MASYARAKAT JAWA TIMUR MANDIRI UNTUK HIDUP SEHAT Masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat adalah suatu kondisi dimana masyarakat Jawa Timur menyadari, mau dan mampu untuk mengenali, mencegah dan mengatasi permasalahan kesehatan yang dihadapi, sehingga dapat bebas dari gangguan kesehatan, baik yang disebabkan karena penyakit termasuk gangguan kesehatan akibat bencana, maupun lingkungan dan perilaku yang tidak mendukung untuk hidup sehat. Berdasarkan Visi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, maka Misi pembangunan kesehatan di Jawa Timur adalah sebagai berikut : 1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan. 2. Mendorong terwujudnya kemandirian masyarakat untuk hidup sehat. 78

87 3. Mewujudkan, memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau. 4. Meningkatkan upaya pengendalian penyakit dan penanggulangan masalah kesehatan. 5. Meningkatkan dan mendayagunakan sumberdaya kesehatan. Berdasarkan visi dan misi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, maka menetapkan hal-hal yang harus diperhatikan dalam pembangunan kesehatan lima tahun ke depan, dan menjadi pertimbangan dalam menetapkan visi, misi, sasaran, kebijakan serta program dan kegiatan Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan, sebagai berikut : a. Pengembangan dan peningkatan promosi kesehatan dalam mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat. b. Peningkatan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan mudah dijangkau. c. Peningkatan kualitas sarana prasanana kesehatan Puskesmas dan jaringannya termasuk obat dan perbekalan kesehatan. d. Peningkatan pemberantasan dan pencegahan penyakit dan penanggulanagan masalah kesehatan. 3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Telahaan terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur 79

88 Dalam fungsi wilayah dan perkotaan Propinsi Jawa Timur, Kabupaten Pacitan merupakan bagian dari SWP Madiun dan sekitarnya. Kabupaten Pacitan memiliki rencana fungsi wilayah sebagai pemerintahan, pertanian, perkebunan, perikanan, pertambangan, pendidikan, kesehatan dan pariwisata. Berdasarkan pola pengelompokan perekonomian dan dominasi kegiatannya dalam sistem perwilayahan Jawa Timur, terjadi pemusatan kota-kota yang terlalu ke Utara. Berdasarkan kondisi ini, perlu adanya upaya untuk menyeimbangkan pertumbuhan dengan mengembangkan wilayah Selatan Jawa Timur. Kabupaten Pacitan merupakan wilayah yang harus diprioritaskan pengembangannya melalui Konsep Pengembangan Selatan-Selatan yaitu jalur Pacitan Trenggalek Tulungagung-Banyuwangi. Kedudukan Kabupaten Pacitan dalam konstelasi wilayah Koridor pantai selatan Jawa tidak lepas dari sistem kota-kota yang ada. Kota Pacitan merupakan pusat kegiatan lokal bagi daerah-daerah lain di sekitarnya. Sebagai pusat kegiatan lokal wilayah, Pacitan menjadi wilayah penghubung antar kota-kota sekitar baik di wilayah Jawa Timur (Citragung) maupun Jawa Tengah dan DIY (Pawonsari). Letak Kabupaten Pacitan yang berada di wilayah perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur menjadikan peran Pacitan sebagai pintu masuk Jawa Timur di wilayah pantai selatan Jawa. Perencanaan tata ruang yang dimuat dalam dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Jawa Timur yang mengatur arahan pengembangan Pacitan menempatkan wilayah ini menjadi penting di masa yang akan datang. Pengembangan 80

89 koridor pantai selatan akan berdampak pada pola penggunaan lahan dan perkembangan kegiatan/aktivitas di wilayah Kabupaten Pacitan. Meningkatnya intensitas penggunaan lahan dan aktivitas perkotaan akan membangkitkan arus lalu lintas dan meningkatkan aktivitas perekonomian. Hal ini juga berpotensi untuk penularan penyakit yang berpotensial wabah untuk itu sejak awal harus dibangun kerja sama lintas batas dalam mengantisipasi apabila terjadi kasus kasus penyakit menular sehingga dapat diantisipasi secara dini dan tidak menimbulkan permasalahan di bidang kesehatan Telahaan terhadap Strategi Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Pacitan Sebelum disusunnya strategi pengembangan Pacitan, perlu adanya suatu konsep skenario pengembangan wilayah Pacitan. Berdasarkan pertimbangan terhadap isu permasalahan serta potensi dan prospek pengembangan di wilayah Kabupaten Pacitan baik dari aspek fisik, sumber daya alam (SDA), ekonomi dan sistem prasarana wilayah. Pertimbangan yang lain yaitu terhadap tujuan-tujuan kebijakan makro dan mikro Wilayah Kabupaten Pacitan. Berdasarkan hal tersebut, maka pengembangan kegiatan di Kabupaten Pacitan yang menjadi dasar perumusan struktur ruang harus mempertimbangkan : 1. Kegiatan ekonomi yang tidak memerlukan dukungan lahan relatif luas; 2. Pengembangan lahan di wilayah Utara dan Barat hendaknya dikendalikan secara ketat karena terkait dengan fungsi sebagai kawasan perlindungan bagi wilayah bawahnya; 81

90 3. Kondisi lahan di wilayah Tengah yang rawan longsor, menyebabkan wilayah ini relatif kurang berkembang, sehingga interaksi antara wilayah Utara dan Selatan relatif rendah. 4. Wilayah Kars Pacitan Barat yang terletak di wilayah Selatan Barat merupakan kawasan Kars kelas 1, sehingga di wilayah ini tidak boleh dilakukan kegiatan pertambangan; 5. Kegiatan ekonomi diarahkan pada pemberdayaan ekonomi lokal dengan sektor pariwisata sebagai sektor penggerak di hilir yang pada akhirnya akan menarik sektor-sektor primer untuk berkembang (misal : perikanan laut, lobster, melinjo, janggelan, jeruk, batu aji, keramik dan gerabah); 6. Pelayanan fasilitas dan prasarana perkotaan hendaknya dilakukan dengan sistem banyak pusat, meskipun dengan skala yang lebih rendah; dan 7. Prioritas pengembangan ditekankan pada wilayah Selatan dengan penekanan fungsi Utama sebagai pariwisata pantai dan gua. Berdasarkan hal-hal tersebut, maka skenario pengembangan wilayah Kabupaten Pacitan adalah wilayah berkembang sesuai kecenderungan perkembangan wilayah saat ini. Struktur perwilayahan dilakukan dengan asumsi sebagai berikut: 1. Pembagian Wilayah Pembangunan lebih berorientasi pada pembagian wilayah administrasi; 2. Setiap wilayah Pembangunan terdiri dari dari empat wilayah administrasi Kecamatan; 82

91 3. Penentuan pusat dilakukan pada kecamatan yang terletak di tengah, selain juga mempertimbangkan kelengkapan fasilitas perkotaan dan orde kota. Berdasarkan skenario tersebut, kondisi yang diharapkan di masa datang, yaitu: Perkembangan leading sektor (dalam hal ini sektor pariwisata) yang diharapkan mampu menjadi sektor penggerak sektor-sektor lainnya, khususnya sektor pertanian (dalam arti luas) sebagai SDA yang dominan, berkembang sesuai peluang pasar dan peningkatan kualitas produk, penambahan nilai produk pada proses pengolahan. Besarnya perkembangan melalui proses peningkatan sarana prasarana dasar secara bertahap terseleksi sesuai dengan daya tenaga serta dana. Diperlukan prioritas kawasan andalan dengan sektor/subsektor yang diunggulkan untuk memperoleh hubungan pengaruh perkembangan kumulatif/multiplier effect yang tinggi. Harapan perkembangan tercapai melalui akselerasi pembangunan bertahap, berjalan dalam jangka menengah atau jangka panjang karena sektor yang satu menunggu hasil pembangunan sektor lain terlebih dahulu, sehingga perkembangan ekonomi wilayah berjalan relatif lambat dan lama. Untuk memenuhi skenario tersebut, maka dilakukan penetapan strategi bagi tiap-tiap sektor. Penetapan serta penyusunan Strategi Perwilayahan Pembangunan Kabupaten Pacitan dilakukan berdasarkan skenario pengembangan wilayah Pacitan. Visi, misi, tujuan dan strategi disusun dengan mempertimbangkan isu permasalahan serta potensi dan prospek pengembangan di wilayah Kabupaten 83

92 Pacitan baik dari aspek fisik, sumber daya alam (SDA) ekonomi serta tujuan internal Pengembangan Wilayah Kabupaten Pacitan. Strategi yang akan dikembangkan dalam upaya penataan ruang Kabupaten Pacitan sebagaimana yang tercantum dalam RTRW Provinsi Jawa Timur, adalah : 1. Strategi pengembangan berdasarkan kebijakan makro; 2. Strategi struktur ruang wilayah Kabupaten Pacitan; 3. Strategi pola ruang wilayah Kabupaten Pacitan; 4. Strategi pengelolaan kawasan lindung dan budidaya; 5. Strategi penataan kawasan pedesaan dan perkotaan 6. Strategi penataan sistem prasarana wilayah; 7. Strategi penataan kawasan strategis; 8. Strategi penataan wilayah pesisir; dan 9. Strategi penataan ruang darat, ruang laut, dan ruang udara Telahaan terhadap Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Kabupaten Pacitan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (Strategic Environmental Assesment) Kabupaten Pacitan 2010 diarahkan pada sektor Sumber Daya Air dan Sumber Daya Alam. Kebijakan, Rencana dan Program Sektor Sumber Daya Air, diarahkan pada : 84

93 1. Perlindungan dan upaya konservasi kawasan DAS dan kawasan sekitar sumber mata air dari kerusakan dan alih fungsi lahan terutama pada wilayah Kecamatan Tegalombo, Bandar, Nawangan, Kebonagung dan Arjosari. 2. Pengembangan potensi ketersediaan air baku dan air irigasi, dengan pelaksanaan pembangunan tampungan air (waduk/embung/dam) pada beberapa tempat yang memungkinkan dan layak, baik secara teknis maupun lingkungan. 3. Pengendalian dan pembatasan pemanfaatan air tanah dengan penerapan Perda, terutama dalam pemanfaatan air tanah yang hanya diperuntukkan bagi kebutuhan domestik. 4. Peningkatan dan pengembangan jaringan distribusi air baku dan air irigasi dengan pembenahan infrastruktur yang sudah ada, dan pembangunan infrastruktur baru untuk mengoptimalkan potensi sumber air yang belum terkelola dengan baik. 5. Pengelolaan daerah peresapan air (recharge area) untuk menjaga fungsi ekologi sebagai kawasan lindung dan resapan air hujan, dan pengelolaan daerah pelepasan air (discharge area) untuk mengendalikan jumlah pemanfaatan air tanah dan memperbesar jumlah imbuhan air tanah secara buatan. Kebijakan, Rencana dan Program Sektor Sumber Daya Alam, diarahkan pada : 1. Hutan a. Peningkatan luasan dan mengembangkan fungsi kawasan hutan lindung sebagai kawasan tak terbangun sesuai rencana tata ruang wilayah Kabupaten Pacitan. 85

94 a. Perlindungan dan upaya konservasi hutan dengan kegiatan rehabilitasi dan reboisasi, untuk meningkatkan kemampuan dan daya dukung lahan terhadap kawasan sekitar. b. Penguatan koordinasi dan kerjasama kelembagaan dalam hal pengelolaan, pemanfaatan dan pelestarian kawasan hutan serta penerapan aturan yang ketat terhadap pemanfaatan lahan hutan untuk fungsi lain. 2. Lahan dan Perkebunan Tembakau dan Cengkih a. Peningkatan pengawasana dan pengendalian alih fungsi lahan dengan penerapan pola pemanfaatan lahan sesuai dengan ketentuan rencana tata ruang wilayah diimbangi dengan penerapan hukum yang jelas dan mengikat seluruh warga masyarakat (Perda, IMB). b. Mempertahankan luasan dan perlindungan terhadap kawasan-kawasan konservatif dari pemanfaatan lain, yang dapat menurunkan kemampuan tanah menyerap dan menyimpan air sehingga menurunkan kemampuan tanah. c. Konservasi lahan kritis dengan metode teknis maupun kimiawi untuk meningkatkan kemampuan dan daya dukung tanah sehingga mempunyai nilai ekonomis tinggi. 3. Sumber Daya Mineral a. Pengembangan dan pembangunan kawasan pertambangan, dengan memperhatikan rencana tata ruang yang ada dan komoditas sumber daya mineral unggulan pada masing-masing wilayah diharapkan dapat 86

95 mengoptimalisasi manfaat yang didapat dan meminimalisasi dampak lingkungan yang timbul dengan reklamasi bekas lahan penambangan. b. Sumber data (basis data) potensi pertambangan yang ter-update di DAS Grindulu Kabupaten Pacitan menyangkut jenis kandungan dan potensi ketersediaan pada masing-masing wilayah, diharapkan dapat lebih meningkatkan pemanfaatan/eksploitasi sumber daya mineral secara optimal dari segi ekonomi. c. Penegakan dan kepastian hukum yang jelas serta birokrasi (sistem perijinan) yang mudah, akan lebih meningkatkan iklim investasi dan mendorong masuknya investor asing dalam mengelola dan mengembangkan potensi sumber daya mineral yang cukup besar di Kabupaten Pacitan. 3.5 Penentuan Isu-isu Strategis Berdasarkan identifikasi permasalahan di Dinas Kesehatan, telaahan terhadap visi dan misi Kepala Daerah, telaahan terhadap Renstra Kementerian Kesehatan dan Renstra Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur, serta telaahan terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis, maka isu-isu strategis yang ada di dapat dirumuskan sebagai berikut: 87

96 1. Kondisi bangunan dan sarana prasarana puskesmas dan jaringannya yang sebagian besar dalam kondisi rusak dan tidak layak, sehingga mempengaruhi terhadap pelaksanaan tugas pokok dan fungsi. 2. Kondisi geografis Kabupaten Pacitan yang bergunung-gunung sangat mempengaruhi keterjangkauan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan. 3. Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan di Kabupaten Pacitan masih kurang secara kuantitas dan kualitasnya. 4. Jabatan Kepala Puskesmas (Eselon IVa) secara definitif belum terisi sehingga mempengaruhi terhadap kinerja pelayanan kepada masyarakat. 5. Peralatan Teknologi yang mendukung Sistem Informasi Kesehatan (SIK) di Puskesmas belum maksimal sehingga penyediaan dan pemanfaatan data dan informasi masih kurang, data-data kesehatan belum didukung dengan data-data yang akurat. 6. Kesadaran dan partisipasi masyarakat terhadap kesehatan masih kurang. 7. Pembiayaan kesehatan dari APBD Kabupaten masih kurang sehingga banyak kegiatan pelayanan kesehatan yang tidak teranggarkan sehingga mempengaruhi capaian kinerja kesehatan. 8. Telah dibukanya pelayanan gawat darurat 24 jam di Puskesmas sehingga perlu dukungan sarana dan prasarana yang memadai 88

97 BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi Visi Langkah awal yang dilakukan dalam menyusun Rencana Strategis adalah dengan merumuskan Visi. Berdasarkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Visi merupakan cara pandang jauh ke depan tentang kemana dan bagaimana suatu pemerintahan harus dibawa dan berkarya agar tetap konsisten dan dapat eksis, antisipatif, inovatif serta produktif. Visi organisasi mencerminkan apa yang akan dicapai oleh suatu organisasi, memberikan arah dan fokus yang jelas, menjadi perekat dan menyatukan berbagai gagasan strategis yang memiliki orientasi terhadap masa depan. Visi adalah suatu gambaran menantang tentang keadaan masa depan yang berisikan cita dan citra yang ingin diwujudkan oleh instansi pemerintah. Penetapan visi sebagai bagian dari perencanaan pembangunan merupakan suatu langkah penting dalam perjalanan suatu pemerintahan. Pada hakekatnya, visi merupakan gambaran bersama mengenai masa depan, berupa komitmen murni tanpa adanya rasa keterpaksaan yang diyakini dan menjadi milik bersama oleh seluruh elemen yang berkepentingan. 89

98 Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, perumusan visi dan misi jangka menengah SKPD merupakan salah satu tahap penting penyusunan dokumen Renstra SKPD sebagai hasil dari analisis sebelumnya. Visi menjelaskan arah atau suatu kondisi ideal dimasa depan yang ingin dicapai (clarity of direction) berdasarkan kondisi dan situasi saat ini yang menciptakan kesenjangan (gap) antara kondisi saat ini dan masa depan yang ingin dicapai. Visi diciptakan melampaui realitas sekarang. Visi bukan hanya mimpi atau serangkaian harapan, tetapi suatu komitmen dan upaya merancang dan mengelola perubahan untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu visi didasarkan pada realita, bukan pikiran berandai-andai (wishfull thinking), tetapi dengan fokus pada masa depan. Pernyataan visi yang artikulatif akan memberikan arah yang jelas bagaimana mencapai masa depan yang diharapkan dan mengatasi kesenjangan yang terjadi. Rumusan Visi Pembangunan Kabupaten Pacitan yang telah dirumuskan sebagaimana yang dituangkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Pacitan Nomor tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pacitan adalah : Terwujudnya Masyarakat Pacitan Yang Sejahtera Visi tersebut memberikan makna bahwa kinerja pembangunan daerah yang ditandai oleh adanya laju pertumbuhan dan peningkatan grafik di sektor-sektor prioritas, yang secara langsung berdampak bagi peningkatan kualitas kehidupan serta penguatan 90

99 posisi daya saing ekonomi, sosial dan budaya secara berkelanjutan dan didedikasikan untuk sebesar-besarnya menjamin terpenuhinya kebutuhan jasmani dan rohani dengan melibatkan seluas-luasnya partisipasi masyarakat, yang hasilnya dapat didistribusikan dan dinikmati oleh seluruh masyarakat Kabupaten Pacitan secara adil, transparan dan akuntabel. Sebagai upaya yang ditempuh dalam mewujudkan visi ditetapkan misi pembangunan Kabupaten Pacitan, sebagai berikut : 1. Profesional birokrasi dalam rangka meningkatkan pelayanan prima dan mewujudkan tata pemerintahan yang baik 2. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat 3. Meningkatkan akses dan kualitas pendidikan masyarakat 4. Meningkatkan pertumbuhan dan pemerataan ekonomi yang bertumpu pada potensi unggulan 5. Pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan dalam rangka pemenuhan kebutuhan dasar 6. Mengembangkan tatanan kehidupan masyarakat yang berbudaya, berkepribadian dan memiliki keimanan serta memantapkan kerukunan umat beragama Visi SKPD merupakan keadaan yang ingin diwujudkan SKPD pada akhir periode Renstra SKPD, sesuai dengan tugas dan fungsi yang sejalan dengan pernyataan visi kepala daerah dan wakil kepala daerah dalam RPJMD. Visi dan misi SKPD harus jelas menunjukkan apa yang menjadi cita-cita layanan terbaik SKPD baik 91

100 dalam upaya mewujudkan visi dan misi kepala daerah maupun dalam upaya mencapai kinerja pembangunan daerah pada aspek kesejahteraan, layanan dan peningkatan daya saing daerah dengan mempertimbangkan permasalahan dan isu strategis yang relevan. Sesuai dengan Visi Pemerintah Kabupaten Pacitan, maka visi adalah: MASYARAKAT PACITAN YANG MANDIRI UNTUK HIDUP SEHAT Diharapkan dengan terumuskannya visi, maka dapat menjadi motivasi bagi seluruh jajaran Dinas Kesehatan untuk mewujudkannya, melalui peningkatan kinerja sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing Misi Misi adalah rumusan umum mengenai upaya upaya yang akan ditempuh sesuai tugas dan fungsi untuk mewujudkan visinya. Misi merupakan pernyataan yang menetapkan tujuan instansi pemerintah dan sasaran yang ingin dicapai. Pernyataan misi membawa organisasi pada suatu fokus. Misi menjelaskan mengapa organisasi itu ada, apa yang dilakukannya dan bagaimana melakukannya. Misi dan Visi akan mendorong alokasi sumber daya di seluruh organisasi, sehingga kedua ungkapan tersebut harus selaras dengan tugas, agar tujuan organisasi dapat terlaksana dan berhasil dengan baik. Pernyataan misi yang jelas akan memberikan arahan jangka panjang dan stabilitas dalam manajemen 92

101 dan kepemimpinan organisasi pemerintah. Misi menurut Inpres Nomor adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh instansi pemerintah, sebagai penjabaran visi yang telah ditetapkan. Dengan ditetapkannya suatu Misi organisasi maka diharapkan seluruh anggota organisasi dan stake holders dapat mengetahui dan mengenal keberadaan dan peran instansi pemerintah. Dengan pernyataan misi yang ditetapkan ini, diharapkan seluruh pegawai dan pihak yang berkepentingan dapat mengenal dan mengetahui alasan keberadaan dan perannya lebih dalam. Untuk dapat mewujudkan Visi, maka dirumuskan Misi Dinas Kesehatan berikut : 1. Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat. Kesehatan merupakan tanggung jawab bersama setiap individu, masyarakat, pemerintah dan swasta. Peran serta masyarakat sangat diperlukan dalam pengembangan upaya kesehatan berbasis masyarakat sehingga mampu mendorong kemandirian masyarakat dalam mengatasi permasalahan kesehatannya. 2. Meningkatkan mutu sumberdaya kesehatan yang mendukung upaya peningkatan kesehatan masyarakat. Tanggung jawab sektor kesehatan adalah menjamin tersedianya pelayanan kesehatan yang bermutu dengan cakupan dan pemerataan jangkauan pelayanan di masyarakat sehingga sangat diperlukan adanya peningkatan mutu sumber daya kesehatan yang mendukung upaya peningkatan kesehatan masyarakat. 93

102 3. Meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat yang bermutu dan terjangkau. Agar citra pelayanan kesehatan dapat diterima dengan baik sehingga tidak ditinggalkan oleh masyarakat perlu kiranya dilakukan upaya peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat yang bermutu dan terjangkau secara terusmenerus dan berkesinambungan baik yang bersifat promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. 4.2 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan Tujuan dan sasaran adalah tahap perumusan sasaran strategis yang menunjukkan tingkat priortas tertinggi dalam perencanaan pembangunan jangka menengah daerah yang selanjutnya akan menjadi dasar penyusunan arsitektur kinerja SKPD selama 5 tahun Tujuan Tujuan organisasi merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi yang menjadi hasil akhir yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahun. Tujuan akan mengarahkan perumusan sasaran, kebijaksanaan, program dan kegiatan dalam merealisasikan misi. Tujuan adalah pernyataan-pernyataan tentang hal-hal yang perlu dilakukan untuk mencapai visi, melaksanakan misi, memecahkan permasalahan dan menangani isu strategis daerah yang dihadapi yang berhubungan dengan layanan dan tugas fungsi 94

103 SKPD. Tujuan merupakan sesuatu yang ingin dicapai dari setiap misi SKPD, yang dirumuskan bersifat spesifik, realistis, dilengkapi dengan sasaran yang terukur dan dapat dicapai dalam periode yang direncanakan. Tujuan merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi yang lebih spesifik dan terukur akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahun. Tujuan organisasi harus konsisten dengan tugas dan fungsinya, secara kolektif, tujuan organisasi menggambarkan arah stratejik organisasi dan perbaikan-perbaikan yang ingin diciptakan sesuai tugas dan fungsi organisasi. Tujuan organisasi mempertajam fokus pelaksanaan misi lembaga, meletakkan kerangka prioritas untuk memfokuskan arah semua program dan aktivitas lembaga dalam melaksanakan misinya. Perumusan tujuan dan sasaran dari visi dan misi Kepala Daerah menjadi landasan perumusan visi, misi, tujuan dan sasaran Renstra SKPD. Sedangkan tujuan dalam RPJMD Kabupaten Pacitan yang terkait dengan tugas dan fungsi adalah : 1. Mewujudkan perilaku dan lingkungan sehat, 2. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Adapun rumusan tujuan di dalam Perencanaan Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan adalah : 1. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat agar mampu menumbuhkan perilaku sehat dan mengembangkan upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat, 95

104 2. Meningkatkan kualitas kesehatan lingkungan yang mendukung peningkatan derajat kesehatan, 3. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana prasarana Unit Pelaksana Teknis pelayanan kesehatan dan jaringannya, 4. Meningkatkan Sumber Daya Manusia Kesehatan dan Sistem Informasi Kesehatan Guna meningkatkan akuntabilitas kinerja kesehatan, 5. Meningkatkan kualitas, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, 6. Menurunkan angka kesakitan, kecacatan dan kematian akibat penyakit menular dan tidak menular, 7. Meningkatkan status gizi masyarakat terutama pada ibu hamil, bayi dan anak balita, 8. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu, bayi, anak balita, remaja dan usia lanjut, 9. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan pada penduduk miskin Sasaran Sasaran merupakan penjabaran dari tujuan, yaitu kondisi yang ingin dicapai atau dihasilkan oleh instansi pemerintah melalui tindakan-tindakan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan. Sasaran adalah sebagai hasil yang akan dicapai secara nyata oleh dalam rumusan yang lebih spesifik, terinci, dapat diukur dan dapat dicapai dalam kurun waktu yang lebih pendek dari tujuan. 96

105 Sasaran adalah hasil yang diharapkan dari suatu tujuan yang diformulasikan secara terukur, spesifik, mudah dicapai, rasional, untuk dapat dilaksanakan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun ke depan. Perumusan sasaran perlu memperhatikan indikator kinerja sesuai tugas dan fungsi SKPD atau kelompok sasaran yang dilayani, serta profil pelayanan yang terkait dengan indikator kinerja. Mengacu pada RPJMD Kabupaten Pacitan, uraian sasaran yang sesuai dengan tugas dan fungsi adalah : 1. Terwujudnya perilaku hidup sehat, 2. Terciptanya lingkungan sehat, 3. Meningkatnya pelayanan kesehatan, 4. Meningkatnya sarana dan prasarana kesehatan. Sedangkan uraian sasaran yang akan dicapai Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan pada tahun adalah : 1. Meningkatnya upaya pemberdayaan masyarakat agar mampu menumbuhkan perilaku sehat dan mengembangkan upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat. Keberhasilan pencapaian sasaran ini dapat diukur dengan indikator : a. Rumah Tangga yang ber-perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), b. Jumlah pelaksanaan tatanan Kabupaten Sehat, c. Cakupan Desa Siaga Aktif, d. Rasio Posyandu per satuan balita. 97

106 2. Meningkatnya kualitas lingkungan hidup yang lebih sehat guna mendukung peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Keberhasilan pencapaian sasaran ini dapat diukur dengan indikator : a. Desa melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM), b. Penduduk yang menggunakan jamban, c. Jumlah rumah berjamban. 3. Meningkatnya kualitas dan kuantitas sarana prasarana, termasuk obat dan perbekalan kesehatan Unit Pelaksana Teknis pelayanan kesehatan dan jaringannya. Keberhasilan pencapaian sasaran ini dapat diukur dengan indikator : a. Rasio puskesmas, poliklinik, pustu per satuan penduduk, b. Cakupan puskesmas, c. Cakupan puskesmas pembantu. 4. Meningkatnya kualitas dan kuantitas Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan serta pemanfaatan Sistem Informasi Kesehatan (SIK) guna meningkatkan akuntabilitas kinerja kesehatan. Keberhasilan pencapaian sasaran ini dapat diukur dengan indikator : a. Rasio Dokter per satuan penduduk, b. Rasio tenaga Paramedis per satuan penduduk. 5. Meningkatnya kualitas, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Keberhasilan pencapaian sasaran ini dapat diukur dengan indikator : 98

107 a. Angka Kematian Bayi (AKB) per kelahiran, b. Angka Kematian Ibu (AKI) per kelahiran, c. Angka Kematian anak balita per 1000 kelahiran hidup, d. Angka Usia Harapan Hidup, e. Kunjungan puskesmas (visit rate), f. Cakupan pelayanan Gawat Darurat Level 1 yang harus diberikan Sarkes (RS) di Kab/Kota. 6. Menurunnya angka kesakitan, kecacatan dan kematian akibat penyakit menular dan tidak menular. Keberhasilan pencapaian sasaran ini dapat diukur dengan indikator : a. Cakupan Desa/Kelurahan UCI, b. Cakupan penemuan penderita AFP, c. Cakupan penemuan dan penanganan penderita Pneumonia Balita, d. Cakupan penemuan dan penanganan pasien baru TB BTA Positif, e. Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC BTA + (Angka Kesembuhan), f. Cakupan Penderita DBD yang ditangani, g. Cakupan penanganan penderita diare, h. Klien yang mendapatkan penanganan HIV-AIDS, i. Angka kesakitan malaria per 1000, j. Cakupan desa/kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi < 24 jam. 99

108 7. Meningkatnya status gizi masyarakat terutama pada ibu hamil, bayi dan anak balita. Keberhasilan pencapaian sasaran ini dapat diukur dengan indikator : a. Prevalensi balita gizi buruk, b. Cakupan pemberian MP-ASI pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin, c. Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan. 8. Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan ibu, bayi, anak balita, remaja dan usia lanjut. Keberhasilan pencapaian sasaran ini dapat diukur dengan indikator : a. Cakupan kunjungan Ibu Hamil K4, b. Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani, c. Cakupan pertolongan persalinan oleh Tenaga Kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan, d. Cakupan pelayanan nifas, e. Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani, f. Cakupan kunjungan bayi, g. Cakupan pelayanan anak balita, h. Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat, i. Cakupan peserta KB Aktif. 9. Meningkatnya jaminan pelayanan kesehatan pada penduduk miskin. Keberhasilan pencapaian sasaran ini dapat diukur dengan indikator : a. Cakupan pelayanan kesehatan dasar pasien masyarakat miskin, 100

109 b. Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin. Keterkaitan (interelasi) visi, misi, tujuan dan sasaran jangka menengah selanjutnya disusun dalam tabel IV.1. berikut. 101

110 Tabel IV. 1. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah VISI : Masyarakat Pacitan Yang Mandiri Untuk Hidup Sehat MISI I : Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat TUJUAN SASARAN INDIKATOR SATUAN Target Kinerja Indikator Sasaran Pada Ke Meningkatkan pemberdayaan masyarakat agar mampu menumbuhkan perilaku sehat dan mengembangkan upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat 2. Meningkatkan kualitas kesehatan lingkungan yang mendukung peningkatan derajat 1. Meningkatnya upaya pemberdayaan masyarakat agar mampu menumbuhkan perilaku sehat dan mengembangkan upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat 2. Meningkatnya kualitas lingkungan hidup yang lebih sehat guna mendukung peningkatan 1. Rumah Tangga yang berperilaku % 67, , ,5 Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) 2. Jumlah pelaksanaan tatanan bh Kabupaten Sehat 3. Cakupan Desa Siaga Aktif % Rasio Posyandu per satuan balita 21,53 21,54 21,55 21,56 21,57 1. Desa melaksanakan Sanitasi Total % Berbasis Masyarakat 2. Penduduk yang menggunakan % 77, , ,5 jamban 102

111 kesehatan derajat kesehatan 3. Jumlah rumah berjamban bh masyarakat MISI II : Meningkatkan mutu sumberdaya kesehatan yang mendukung upaya peningkatan kesehatan masyarakat TUJUAN SASARAN INDIKATOR SATUAN Target Kinerja Indikator Sasaran Pada Ke Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana prasarana, di Unit Pelaksana Teknis pelayanan kesehatan dan jaringannya 3. Meningkatnya kualitas dan kuantitas sarana prasarana, termasuk obat dan perbekalan kesehatan Unit Pelaksana Teknis pelayanan kesehatan dan jaringannya 1. Rasio puskesmas, poliklinik, 0,37 0,37 0,38 0,38 0,4 pustu per satuan penduduk 2. Cakupan puskesmas % Cakupan puskesmas pembantu % 32,16 32,16 32,16 32,16 32,16 4. Meningkatkan Sumber 4. Meningkatnya kualitas dan 1. Rasio dokter per satuan 0,17 0,17 0,18 0,19 0,2 Daya Manusia Kesehatan dan Sistem Informasi kuantitas SDM Kesehatan serta pemanfaatan Sistem penduduk 103

112 Kesehatan guna Informasi Kesehatan guna 2. Rasio tenaga Paramedis per 0,88 0,89 0,9 0,91 0,92 meningkatkan akuntabilitas kinerja meningkatkan akuntabilitas kinerja satuan penduduk kesehatan kesehatan. MISI III : Meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat yang bermutu dan terjangkau TUJUAN SASARAN INDIKATOR SATUAN Target Kinerja Indikator Sasaran Pada Ke Meningkatkan kualitas, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat 5. Meningkatnya kualitas, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat 1. Angka Kematian Bayi (AKB) per kelahiran hidup 2. Angka Kematian Ibu (AKI) per Per kelahiran hidup Angka kematian anak balita per 0,6 0,6 0,6 0,6 0, kelahiran hidup 4. Angka Usia Harapan Hidup tahun 70,9 70,92 70,94 70,96 70,98 5. Kunjungan Puskesmas (Visit Rate) %

113 6. Menurunkan angka kesakitan, kecacatan dan kematian akibat penyakit menular dan tidak menular 6. Menurunnya angka kesakitan, kecacatan dan kematian akibat penyakit menular dan tidak menular 6. Cakupan pelayanan Gawat Darurat Level 1 yang harus diberikan Sarkes (RS) di Kab/Kota % Cakupan Desa/Kelurahan UCI % Cakupan penemuan penderita AFP % Cakupan penemuan dan % penanganan penderita Pneumonia balita 4. Cakupan penemuan dan % penanganan pasien baru TB BTA Positif 5. Cakupan penemuan dan % penanganan penderita penyakit TBC BTA + (Angka Kesembuhan) 6. Cakupan Penderita DBD yang % ditangani 7. Cakupan penanganan penderita % diare 8. Klien yang mendapatkan penanganan HIV-AIDS %

114 9. Angka kesakitan malaria per 1000 < 1 < 1 < 1 < 1 < 1 7. Meningkatkan status gizi masyarakat terutama pada ibu hamil, bayi dan anak balita 8. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu, bayi, anak balita, remaja dan usia lanjut 7. Meningkatnya status gizi masyarakat terutama pada ibu hamil, bayi dan anak balita 8. Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan ibu, bayi, anak balita, remaja dan usia lanjut 10. Cakupan desa/kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi <24 jam % Prevalensi balita gizi buruk % < 1 < 1 < 1 < 1 < 1 2. Cakupan pemberian MP-ASI pada % anak usia 6-24 bulan keluarga miskin 3. Cakupan Balita Gizi Buruk % mendapat perawatan 1. Cakupan kunjungan ibu hamil K4 % Cakupan komplikasi kebidanan % yang ditangani 3. Cakupan pertolongan persalinan % oleh Tenaga Kesehatan yang memiliki Kompetensi Kebidanan 4. Cakupan pelayanan nifas %

115 5. Cakupan neonatus dengan % komplikasi yang ditangani 6. Cakupan kunjungan Bayi % Cakupan pelayanan Anak Balita % Cakupan penjaringan kesehatan % siswa SD dan setingkat 9. Cakupan peserta KB Aktif % Meningkatkan kualitas 9. Meningkatnya kualitas 1. Cakupan pelayanan kesehatan % pelayanan kesehatan pada penduduk miskin pelayanan kesehatan pada penduduk miskin dasar pasien masyarakat miskin 2. Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat % miskin 107

116 4.3 Strategi dan Kebijakan Strategi dan kebijakan dalam Renstra Dinas Kesehatan adalah strategi dan kebijakan untuk mencapai tujuan dan sasaran jangka menengah yang selaras dengan strategi dan kebijakan daerah serta rencana program prioritas dalan rancangan awal RPJMD. Strategi dan kebijakan jangka menengah menunjukkan bagaimana cara mencapai tujuan, sasaran jangka menengah dan target kinerja hasil (outcome) program prioritas RPJMD yang menjadi tugas dan fungsi SKPD. Strategi dan kebijakan dalam Renstra selanjutnya menjadi dasar perumusan kegiatan setiap program prioritas RPJMD yang menjadi tugas dan fungsi SKPD. Strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan komprehensif tentang bagaimana SKPD mencapai tujuan dan sasaran dengan efektif dan efisien. Dengan pendekatan yang komprehensif, strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan transformasi, reformasi dan perbaikan kinerja birokrasi. Perencanaan strategik tidak saja mengagendakan aktivitas pembangunan, tetapi juga segala program yang mendukung dan menciptakan layanan masyarakat dapat dilakukan dengan baik, termasuk di dalamnya upaya memperbaiki kinerja dan kapasitas birokrasi, sistem manajemen, dan pemanfaatan teknologi informasi Strategi Rumusan strategi merupakan pernyataan-pernyataan yang menjelaskan bagaimana tujuan dan sasaran akan dicapai serta selanjutnya dijabarkan dalam serangkaian kebijakan. Rumusan strategi juga harus menunjukkan keinginan yang 108

117 kuat bagaimana SKPD menciptakan nilai tambah (value added) bagi stakeholder layanan. Di sini penting untuk mendapatkan parameter utama yang menunjukkan bagaimana strategi tersebut menciptakan nilai (strategic objective). Melalui parameter tersebut, dapat dikenali indikasi keberhasilan atau kegagalan suatu strategi sekaligus untuk menciptakan budaya berpikir strategik dalam menjamin bahwa transformasi menuju pengelolaan pemerintahan yang lebih baik, transparan, akuntabel dan berkomitmen terhadap kinerja, strategi harus dikendalikan dan dievaluasi (learning process). Strategi dalam RPJMD Kabupaten Pacitan yang selaras dengan tugas dan fungsi adalah : a. Strategi akselerasi pengembangan desa dan kelurahan siaga Akselerasi pengembangan desa dan kelurahan siaga merupakan wujud masyarakat sehat yang ditandai dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan kesehatan dasar. Strategi akselerasi pengembangan desa dan kelurahan siaga, untuk mencapai sasaran-sasaran sebagai berikut : 1. Terwujudnya perilaku hidup sehat 2. Terciptanya lingkungan sehat 3. Meningkatnya pelayanan kesehatan 4. Meningkatnya sarana dan prasarana kesehatan Sedangkan strategi yang akan ditempuh pada tahun dalam mencapai tujuan dan sasaran adalah: 1. Optimalisasi peran dan partisipasi masyarakat di bidang kesehatan. 109

118 2. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam terciptanya lingkungan sehat yang memenuhi syarat kesehatan. 3. Rehabilitasi dan pengembangan Puskesmas dan jaringannya. 4. Tersedianya obat dan perbekalan kesehatan sesuai dengan kebutuhan. 5. Penguatan sumber daya kesehatan baik SDM maupun teknologi kesehatan. 6. Meningkatnya pelayanan kesehatan yang bermutu dan mudah dijangkau oleh masyarakat. 7. Meningkatkan kewaspadaan dini terhadap terjadinya kasus-kasus penyakit menular dan tidak menular. 8. Peningkatan status gizi masyarakat melalui peningkatan pengetahuan. 9. Penanganan masalah gizi kepada masyarakat sesuai kelompok sasaran. 10. Kemudahan akses pelayanan ibu, bayi, anak balita, remaja dan usia lanjut. 11. Peningkatan pelayanan kesehatan pada penduduk miskin Kebijakan Kebijakan merupakan arah/tindakan yang harus dipedomani SKPD dalam melaksanakan strategi mencapai tujuan Renstra SKPD. Kebijakan adalah pedoman yang wajib dipatuhi dalam melakukan tindakan untuk melaksanakan strategi yang dipilih, agar lebih terarah dalam mencapai tujuan dan sasaran. Kebijakan merupakan cara untuk mencapai sasaran, arah/tindakan yang diambil oleh untuk menentukan bentuk konfigurasi program dan kegiatan dalam mencapai tujuan. Kebijakan merupakan 110

119 kumpulan keputusan-keputusan pimpinan yang menentukan secara teliti tentang bagaimana strategi akan dilaksanakan atau dengan kata lain kebijakan merupakan pedoman pelaksanaan tindakan atau kegiatan tertentu. Kebijakan pada dasarnya merupakan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh yang berwenang untuk dijadikan pedoman, pegangan atau petunjuk dalam pengembangan ataupun pelaksanaan program/kegiatan guna tercapainya kelancaran dan keterpaduan dalam perwujudan sasaran, tujuan serta visi dan misi instansi pemerintah. Adapun kebijakan yang ditetapkan dalam RPJMD Kabupaten Pacitan yang sesuai tugas dan fungsi Dinas Kesehatan sebagai berikut : a. Kebijakan umum untuk strategi akselerasi pengembangan desa dan kelurahan siaga : 1. Peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat 2. Peningkatan akses dan prasarana pelayanan kesehatan 3. Peningkatan mutu dan pelayanan kesehatan yang lebih terjangkau Sedangkan Kebijakan yang ditetapkan pada tahun adalah : 1. Peningkatan Promosi kesehatan yang mendukung PHBS. 2. Pengembangan Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM). 3. Pengembangan Desa Siaga. 4. Peningkatan kerja sama lintas sektor. 111

120 5. Pengendalian kualitas lingkungan. 6. Optimalisasi Desa melaksanakan SanitasI Total Berbasis Masyarakat (STBM) 7. Optimalisasi pelaksanaan tatanan Kabupaten Sehat. 8. Peningkatan kualitas dan fasilitas puskesmas rawat inap. 9. Pengembangan sarana dan prasarana gedung Puskesmas dan jaringannya sesuai standar fisik bangunan kesehatan. 10. Peningkatan ketersediaan peralatan kesehatan, peralatan penunjang, peralatan nonmedis dan sarana transportasi kesehatan. 11. Peningkatan ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan yang bermutu sesuai dengan kebutuhan masyarakat. 12. Optimalisasi pengelolaan obat dan perbekalan kesehatan. 13. Pengembangan pendidikan dan pelatihan di bidang kesehatan sesuai kebutuhan. 14. Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan. 15. Peningkatan kebutuhan SDM sesuai dengan beban kerja. 16. Meningkatkan akses pelayanan kesehatan kepada masyarakat melalui pengembangan pelayanan kesehatan melalui pustu, polindes, poskesdes, bidan desa, puskesmas keliling, Posyandu, Home Care. 17. Pengembangan inovasi pelayanan kesehatan melalui Puskesmas rawat inap plus, Puskesmas rawat observasi, Puskesmas layanan gawat darurat 24 jam. 18. Pengembangan pelayanan kesehatan matra. 112

121 19. Pengembangan Puskesmas enterpreneur melalui peningkatan mutu pelayanan kesehatan yang berorientasi pada jaminan mutu dengan pelayanan publik yang bersertifikasi ISO. 20. Pengawasan dan pengendalian peredaran obat dan makanan. 21. Peningkatan cakupan imunisasi rutin bagi bayi, balita, anak sekolah dan ibu hamil maupun imunisasi tambahan. 22. Pencegahan, pengendalian dan pemberantasan penyakit menular, penyakit tidak menular dan bencana. 23. Kewaspadaan dini terhadap KLB penyakit menular 24. Peningkatan pengetahuan tentang gizi kepada masyarakat 25. Penanganan kasus gizi buruk 26. Pemantauan status gizi pada anak balita 27. Optimalisasi penggunaan garam beryodium di masyarakat 28. Kewaspadaan pangan dan gizi 29. Pemeriksaan kesehatan ibu hamil, ibu nifas, neonatus, bayi, balita, remaja dan usia lanjut. 30. Peningkatan peran serta masyarakat di bidang kesehatan ibu, bayi, anak balita, remaja dan usia lanjut. 31. Pertolongan persalinan di fasilitas kesehatan dengan dua tenaga kesehatan. 32. Peningkatan pelayanan Puskesmas Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR). 33. Validasi data masyarakat miskin. 113

122 34. Peningkatan pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin melalui jaminan pelayanan kesehatan masyarakat. 35. Penyebarluasan informasi tentang sistem layanan jaminan pelayanan kesehatan masyarakat. Dari analisa lingkungan strategis yang telah dilakukan maka sasaran, strategi dan kebijakan dapat dijabarkan sebagai berikut : 1. Sasaran 1 : Meningkatnya upaya pemberdayaan masyarakat agar mampu menumbuhkan perilaku sehat dan mengembangkan upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat Strategi : Optimalisasi peran dan partisipasi masyarakat di bidang kesehatan Kebijakan yang ditempuh untuk melaksanakan strategi ini, yaitu: a. Peningkatan Promosi kesehatan yang mendukung PHBS. b. Pengembangan Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM). c. Pengembangan Desa Siaga. d. Peningkatan kerja sama lintas sektor. 2. Sasaran 2 : Meningkatnya kualitas lingkungan hidup yang lebih sehat guna mendukung peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Strategi : Meningkatkan peran serta masyarakat dalam terciptanya lingkungan sehat yang memenuhi syarat kesehatan. 114

123 Kebijakan yang ditempuh untuk melaksanakan strategi ini, yaitu: a. Pengendalian kualitas lingkungan. b. Optimalisasi Desa melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). c. Optimalisasi pelaksanaan tatanan kabupaten sehat. 3. Sasaran 3 : Meningkatnya kualitas dan kuantitas sarana prasarana unit pelaksana teknis pelayanan kesehatan dan jaringannya. Strategi : a. Rehabilitasi dan pengembangan Puskesmas dan jaringannya. b. Tersedianya obat dan perbekalan kesehatan sesuai kebutuhan. Kebijakan yang ditempuh untuk melaksanakan strategi ini, yaitu: a. Peningkatan kualitas dan fasilitas puskesmas rawat inap. b. Pengembangan sarana dan prasarana gedung Puskesmas dan jaringannya sesuai standar fisik bangunan kesehatan. c. Peningkatan ketersediaan peralatan kesehatan, peralatan penunjang, peralatan nonmedis dan sarana transportasi kesehatan. d. Peningkatan ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan yang bermutu sesuai dengan kebutuhan masyarakat. e. Optimalisasi pengelolaan obat dan perbekalan kesehatan. 4. Sasaran 4 : Meningkatnya kualitas dan kuantitas SDM Kesehatan serta pemanfaatan Sistem Informasi Kesehatan guna meningkatkan akuntabilitas kinerja kesehatan. 115

124 Strategi : Penguatan sumber daya kesehatan baik SDM maupun teknologi kesehatan. Kebijakan yang ditempuh untuk melaksanakan strategi ini, yaitu: a. Pengembangan pendidikan dan pelatihan di bidang kesehatan sesuai kebutuhan. b. Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan. c. Peningkatan kebutuhan SDM sesuai dengan beban kerja. 5. Sasaran 5 : Meningkatnya kualitas, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Strategi : Meningkatnya pelayanan kesehatan yang bermutu dan mudah dijangkau oleh masyarakat. Kebijakan yang ditempuh untuk melaksanakan strategi ini, yaitu: a. Meningkatkan akses pelayanan kesehatan kepada masyarakat melalui pengembangan pelayanan kesehatan melalui Pustu, Polindes, Poskesdes, Bidan Desa, Puskesmas Keliling, Posyandu, Home Care. b. Pengembangan inovasi pelayanan kesehatan melalui Puskesmas Rawat Inap Plus, Puskesmas Rawat Observasi, Puskesmas Layanan Gawat Darurat 24 Jam. c. Pengembangan pelayanan kesehatan matra. 116

125 d. Pengembangan Puskesmas Enterpreneur melalui peningkatan mutu pelayanan kesehatan yang berorientasi pada jaminan mutu dengan pelayanan publik yang bersertifikasi ISO. e. Pengawasan dan pengendalian peredaran obat dan makanan. 6. Sasaran 6 : Menurunnya angka kesakitan, kecacatan dan kematian akibat penyakit menular dan tidak menular. Strategi : Meningkatkan kewaspadaan dini terhadap terjadinya kasuskasus penyakit menular dan tidak menular. Kebijakan yang ditempuh untuk melaksanakan strategi ini, yaitu: a. Peningkatan cakupan imunisasi rutin bagi bayi, balita, anak sekolah dan ibu hamil maupun imunisasi tambahan. b. Pencegahan, pengendalian dan pemberantasan penyakit menular, penyakit tidak menular dan bencana. c. Kewaspadaan dini terhadap KLB penyakit menular 7. Sasaran 7 : Meningkatnya status gizi masyarakat terutama pada ibu hamil, bayi dan anak balita. Strategi : a. Peningkatan status gizi masyarakat melalui peningkatan pengetahuan. b. Penanganan masalah gizi kepada masyarakat sesuai kelompok sasaran. Kebijakan yang ditempuh untuk melaksanakan strategi ini, yaitu: a. Peningkatan pengetahuan tentang gizi kepada masyarakat 117

126 b. Penanganan kasus gizi buruk c. Pemantauan status gizi pada anak balita d. Optimalisasi penggunaan garam beryodium di masyarakat e. Kewaspadaan pangan dan gizi 8. Sasaran 8 : Meningkatnya kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan ibu, bayi, anak balita, remaja dan usia lanjut. Strategi : Kemudahan akses pelayanan ibu, bayi, anak balita, remaja dan usia lanjut. Kebijakan yang ditempuh untuk melaksanakan strategi ini, yaitu : a. Pemeriksaan kesehatan ibu hamil, ibu nifas, neonatus, bayi, balita, remaja dan usia lanjut. b. Peningkatan peran serta masyarakat di bidang kesehatan ibu, bayi, anak balita, remaja dan usia lanjut. c. Pertolongan persalinan di fasilitas kesehatan dengan dua tenaga kesehatan. d. Peningkatan pelayanan Puskesmas Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR). 9. Sasaran 9 : Meningkatnya jaminan pelayanan kesehatan pada penduduk miskin Strategi : Peningkatan pelayanan kesehatan pada penduduk miskin. Kebijakan yang ditempuh untuk melaksanakan strategi ini, yaitu : a. Validasi data masyarakat miskin. 118

127 b. Peningkatan pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin melalui jaminan pelayanan kesehatan masyarakat. c. Penyebarluasan informasi tentang sistem layanan jaminan pelayanan kesehatan masyarakat. 119

128 BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF Program merupakan proses penentuan jumlah dan jenis sumber daya yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan suatu rencana, rincian tentang langkahlangkah yang diambil untuk menjabarkan kebijakan, dapat bersifat jangka panjang dan menengah antara 3-5 tahun atau bersifat tahunan saja. Program adalah kumpulan kegiatan nyata, sistematik dan terpadu yang dilaksanakan oleh satu atau beberapa organisasi ataupun dalam rangka kerjasama dengan masyarakat, atau partisipasi aktif masyarakat guna mencapai sasaran dan tujuan yang ditetapkan. Program SKPD merupakan program prioritas RPJMD yang sesuai dengan tugas dan fungsi SKPD. Rencana program prioritas beserta indikator keluaran program dan pagu per-skpd sebagaimana tercantum dalam rancangan awal RPJMD, selanjutnya dijabarkan SKPD ke dalam rencana kegiatan untuk setiap program prioritas tersebut. Pemilihan kegiatan untuk masing-masing program prioritas ini didasarkan atas strategi dan kebijakan jangka menengah SKPD. Kegiatan adalah tindakan nyata dalam jangka waktu tertentu yang dilakukan oleh instansi pemerintah sesuai dengan kebijakan dan program yang telah ditetapkan dengan memanfaatkan sumber daya yang ada untuk mencapai sasaran dan tujuan tertentu. Dalam komponen kegiatan ini perlu ditetapkan indikator kinerja kegiatan dan rencana capaiannya. 120

129 Indikator keluaran program prioritas yang telah ditetapkan tersebut, merupakan indikator kinerja program yang berisi outcome program. Outcome merupakan manfaat yang diperoleh dalam jangka menengah untuk beneficiaries tertentu yang mencerminkan berfungsinya keluaran dari kegiatan-kegiatan dalam satu program. Kelompok sasaran adalah pihak yang menerima manfaat langsung dari jenis layanan SKPD. Kegiatan yang dipilih untuk setiap program prioritas, harus dapat menunjukkan akuntabilitas kinerja sesuai dengan tugas dan fungsi SKPD. Program-program yang sesuai tugas dan fungsi Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan berdasarkan RPJMD Kabupaten Pacitan ada 12 program, sebagai berikut : 1. Pengembangan Lingkungan Sehat 2. Upaya Kesehatan Masyarakat 3. Obat dan Perbekalan Kesehatan 4. Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat 5. Perbaikan Gizi Masyarakat 6. Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular 7. Standarisasi Pelayanan Kesehatan 8. Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin 9. Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana Prasarana Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan Jaringannya 10. Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita 11. Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia 121

130 12. Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak Serta 2 program wajib di setiap SKPD yaitu : 1. Pelayanan Administrasi Perkantoran, 2. Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur. Program dan Kegiatan yang direncanakan untuk Periode terurai pada tabel V.1 berikut ini : 122

131 123

132 124

133 125

134 126

135 127

136 128

BERITA DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 27 TAHUN 2007

BERITA DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 27 TAHUN 2007 BERITA DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 27 TAHUN 2007 PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 42 TAHUN 2007 TENTANG URAIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PACITAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) ini dibuat sebagai perwujudan dan kewajiban suatu Instansi Pemerintah dengan harapan dapat dipergunakan

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Sebagai perwujudan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional yang memberikan landasan bagi berbagai bentuk perencanaan

Lebih terperinci

B A B P E N D A H U L U A N

B A B P E N D A H U L U A N 1 B A B P E N D A H U L U A N I A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan pelaksanaan pemerintah yang berdayaguna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab telah diterbitkan Instruksi Presiden No.

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016-2021 Kata Pengantar Alhamdulillah, puji syukur kehadirat ALLAH SWT, atas limpahan rahmat, berkat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk menjalankan tugas dan fungsinya, pemerintah daerah memerlukan perencanaan mulai dari perencanaan jangka panjang, jangka menengah hingga perencanaan jangka pendek

Lebih terperinci

Renstra DPKP BAB I-1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Renstra DPKP BAB I-1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Banda Aceh Tahun 2017 merupakan dokumen perencanaan Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan

Lebih terperinci

-2- MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN.

-2- MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN. GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 103 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN, BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KLATEN NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN SUSUNAN ORGANISASI TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KLATEN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 55 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 55 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 55 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PASURUAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka melaksanakan

Lebih terperinci

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS DINAS KESEHATAN

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS DINAS KESEHATAN WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATAM, Menimbang

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN GRESIK TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN KINERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN GRESIK TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam perspektif yang luas Laporan Kinerja Pemerintah mempunyai fungsi sebagai media/wahana pertanggungjawaban kepada publik atas penyelenggaran Pemerintahan. Untuk

Lebih terperinci

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA CIREBON, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN SUMBAWA BUPATI SUMBAWA

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN SUMBAWA BUPATI SUMBAWA PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN SUMBAWA BUPATI SUMBAWA Menimbang : Mengingat : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan dalam

Lebih terperinci

BUPATI PACITAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI PACITAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI PACITAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG URAIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PACITAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PACITAN

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, 1 BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, Menimbang : a. bahwa untuk lebih menjamin ketepatan dan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA BAPPEDA KABUPATEN BLORA NOMOR /2033 TAHUN 2011

KEPUTUSAN KEPALA BAPPEDA KABUPATEN BLORA NOMOR /2033 TAHUN 2011 KEPUTUSAN KEPALA BAPPEDA KABUPATEN BLORA NOMOR 050.07/2033 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA STRATEGIS SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BLORA TAHUN 2010-2015 Bappeda

Lebih terperinci

B A B I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

B A B I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 B A B I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terselenggaranya tata Instansi Pemerintah yang baik, bersih dan berwibawa (Good Governance dan Clean Governance) merupakan syarat bagi setiap pemerintahan dalam

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLITAR

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLITAR 1 B A B I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terselenggaranya tata Instansi Pemerintah yang baik, bersih dan berwibawa (Good Governance dan Clean Governance) merupakan syarat bagi setiap pemerintahan dalam

Lebih terperinci

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI SUMBAWA BARAT NOMOR 31 TAHUN 2017 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 12 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 12 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 12 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 2009-2013

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA MAGELANG RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN KOTA MAGELANG

PEMERINTAH KOTA MAGELANG RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN KOTA MAGELANG PEMERINTAH KOTA MAGELANG RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN KOTA MAGELANG - 2021 i KATA PENGANTAR Pembangunan kesehatan dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 38 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 38 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 38 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN WONOSOBO DENGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN BAB I. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I BAB I PENDAHULUAN Penyusunan Rencana Strategis Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Pacitan Tahun 2011-2016, merupakan tindak lanjut atas ketentuan Undang-undang Nomer 25 tahun 2004

Lebih terperinci

Renstra Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Soppeng i

Renstra Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Soppeng i Renstra Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Soppeng i KATA PENGANTAR Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Soppeng disingkat Diskominfo adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang terbentuk

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN MALANG TAHUN

PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN MALANG TAHUN PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN MALANG TAHUN 2016-2021 PEMERINTAH KABUPATEN MALANG TAHUN 2017 KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Allah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perencanaan strategis organisasi adalah suatu rencana jangka panjang yang bersifat menyeluruh, memberikan rumusan ke mana organisasi akan diarahkan, dan bagaimana pemberdayaan

Lebih terperinci

BUPATI SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATERA UTARA

BUPATI SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATERA UTARA BUPATI SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA DAN PEDOMAN PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan Latar Belakang

Bab I Pendahuluan Latar Belakang Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, bahwa pembangunan yang berkeadilan dan demokratis

Lebih terperinci

RENSTRA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA TAHUN

RENSTRA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA TAHUN RENSTRA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA TAHUN 2010-2015 PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintahan yang baik (good governance) merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Soppeng

BAB I PENDAHULUAN. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Soppeng 8 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sesuai amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah,

Lebih terperinci

Kepala Dinas mempunyai tugas :

Kepala Dinas mempunyai tugas : Kepala Dinas mempunyai tugas : a. menyelenggarakan perumusan dan penetapan program kerja Dinas; d. menyelenggarakan perumusan kebijakan teknis di bidang kesehatan; e. menyelenggarakan urusan pemerintahan

Lebih terperinci

Renstra 2014 H a l a m a n 1 BAB I PENDAHULUAN

Renstra 2014 H a l a m a n 1 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan daerah merupakan satu kesatuan dengan pembangunan nasional, yang pelaksanaannya tetap dan senantiasa memperhatikan kondisi, potensi dan sumber daya daerah

Lebih terperinci

PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS

PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS 2013-2018 2017-2018 2017 PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA DAFTAR ISI SURAT KEPUTUSAN BUPATI SURAT KEPUTUSAN KEPALA DINAS BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. i Renstra Bapenda Kota Denpasar 2016 ~ 2021

KATA PENGANTAR. i Renstra Bapenda Kota Denpasar 2016 ~ 2021 i Renstra Bapenda Kota Denpasar 2016 ~ 2021 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan anugerah-nya, sehingga Badan Pendapatan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENSTRA-SKPD) BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS

RENCANA STRATEGIS SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENSTRA-SKPD) BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS RENCANA STRATEGIS SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENSTRA-SKPD) 2010-2015 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN MUSI

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG

PEMERINTAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG i V I S I Terwujudnya perencanaan pembangunan daerah yang berkualitas, partisipatif dan akuntabel untuk mendorong peningkatan pendapatan masyarakat dua kali lipat Tahun 2018 M I S I 1. Mengkoordinasikan

Lebih terperinci

TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI DINAS KESEHATAN KABUPATEN JEMBER

TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI DINAS KESEHATAN KABUPATEN JEMBER PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER PERATURAN BUPATI KABUPATEN JEMBER NOMOR TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI DINAS KESEHATAN KABUPATEN JEMBER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBER,

Lebih terperinci

TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG

TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG Bagian Hukum Setda Kabupaten Bandung

Lebih terperinci

I - 1 BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I - 1 BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang LAMPIRAN : PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR : 2 TAHUN 2009 TANGGAL : 14 MARET 2009 TENTANG : RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2008-2013 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOYOLALI

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOYOLALI KATA PENGANTAR Puji syukur kami sampaikan kehadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan berkah dan rahmat-nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Penanaman Modal

Lebih terperinci

B U P A T I B I M A PERATURAN DAERAH KABUPATEN BIMA NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG

B U P A T I B I M A PERATURAN DAERAH KABUPATEN BIMA NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG B U P A T I B I M A PERATURAN DAERAH KABUPATEN BIMA NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN BIMA TAHUN 2011-2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) INSPEKTORAT KABUPATEN GRESIK TAHUN 2015

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) INSPEKTORAT KABUPATEN GRESIK TAHUN 2015 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) INSPEKTORAT KABUPATEN GRESIK TAHUN 2015 INSPEKTORAT KABUPATEN GRESIK Jl. Dr. Wahidin SH 245 Gresik KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur hanya

Lebih terperinci

Bagian Kedua Kepala Dinas Pasal 159 (1) Kepala Dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 158 huruf a, mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerinta

Bagian Kedua Kepala Dinas Pasal 159 (1) Kepala Dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 158 huruf a, mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerinta BAB IX DINAS KESEHATAN Bagian Kesatu Susunan Organisasi Pasal 158 Susunan Organisasi Dinas Kesehatan, terdiri dari: a. Kepala Dinas; b. Sekretaris, membawahkan: 1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; 2. Sub

Lebih terperinci

Renstra Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Tahun

Renstra Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Tahun Renstra Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Tahun 217-221 DINAS PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK KABUPATEN MAROS DAFTAR ISI Daftar Isi... i BAB I Pendahuluan... 1 1.1 Latar belakang...

Lebih terperinci

B a b I I G a m b a r a n P e l a y a n a n S K P D Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD

B a b I I G a m b a r a n P e l a y a n a n S K P D Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD Bab II Gambaran Pelayanan SKPD 2.1 Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD Pembentukan Organisasi Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 12

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BAPPEDA KOTA BEKASI TAHUN (PERUBAHAN II)

RENCANA STRATEGIS BAPPEDA KOTA BEKASI TAHUN (PERUBAHAN II) RENCANA STRATEGIS BAPPEDA KOTA BEKASI TAHUN 2013-2018 (PERUBAHAN II) B a d a n P e r e n c a n a a n P e m b a n g u n a n D a e r a h y a n g P r o f e s i o n a l, A n d a l d a n K r e d i b e l Untu

Lebih terperinci

ISI DAN URAIAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA TASIKMALAYA TAHUN BAB I PENDAHULUAN

ISI DAN URAIAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA TASIKMALAYA TAHUN BAB I PENDAHULUAN - 1 - LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2013-2017 ISI DAN URAIAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia. Perencanaan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BADAN KEPEGAWAIAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2010-2015 Place Photo Here, Otherwise Delete Box Rencana Strategis (RENSTRA) KATA PENGANTAR Dalam rangka

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN BAB I PENDAHULUAN

RENCANA STRATEGIS BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan aparatur negara mencakup aspek yang luas. Dimulai dari peningkatan fungsi utama, kelembagaan yang efektif dan efisien dengan tata laksana yang jelas dan

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN BUPATI MADIUN,

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN BUPATI MADIUN, BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN BUPATI MADIUN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 71 Peraturan

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS KESEHATAN

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS KESEHATAN BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU SALINAN WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Renstra BPM, KB dan Ketahanan Pangan Kota Madiun I - 1

BAB I PENDAHULUAN. Renstra BPM, KB dan Ketahanan Pangan Kota Madiun I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Strategis (Renstra) Badan Pemberdayaan Masyarakat, Keluarga Berencana dan Ketahanan Pangan Kota Madiun merupakan dokumen perencanaan strategis untuk memberikan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA, Menimbang : a. bahwa agar kegiatan pembangunan

Lebih terperinci

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH -1- BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

LAKIP DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN GRESIK TAHUN

LAKIP DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN GRESIK TAHUN LAKIP DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN GRESIK TAHUN 07 BAB I PENDAHULUAN. LATAR BELAKANG Dalam perspektif yang luas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah mempunyai fungsi sebagai media / wahana

Lebih terperinci

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887); SALINAN BUPATI BULUNGAN PROPINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN

Lebih terperinci

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG 1 SALINAN BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KAPUAS

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH SALINAN BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang: a. bahwa dalam

Lebih terperinci

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLORA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLORA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLORA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan pemerintahan yang

Lebih terperinci

H a l I-1 1.1 LATARBELAKANG

H a l I-1 1.1 LATARBELAKANG H a l I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATARBELAKANG Dalam rangka melaksanakan amanat Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyusunan Rencana Strategis Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Pacitan Tahun 2011-2016, merupakan tindak lanjut atas ketentuan Undang-undang Nomer 25 tahun 2004 tentang

Lebih terperinci

BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN BUPATI BANGKA NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN TIPE A KABUPATEN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 01 TAHUN 2006

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 01 TAHUN 2006 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 01 TAHUN 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 01 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN DOKUMEN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DAN PELAKSANAAN

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS DINAS TATA BANGUNAN DAN PEMUKIMAN KABUPATEN BOGOR TAHUN BAB I PENDAHULUAN

RENCANA STRATEGIS DINAS TATA BANGUNAN DAN PEMUKIMAN KABUPATEN BOGOR TAHUN BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA DINAS TATA BANGUNAN DAN PEMUKIMAN KABUPATEN BOGOR NOMOR : TANGGAL : RENCANA STRATEGIS DINAS TATA BANGUNAN DAN PEMUKIMAN KABUPATEN BOGOR TAHUN 2013-2018 BAB I PENDAHULUAN 1.1.

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN BAB I PENDAHULUAN

RENCANA STRATEGIS BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan aparatur negara mencakup aspek yang luas. Dimulai dari peningkatan fungsi utama, kelembagaan yang efektif dan efisien dengan tata laksana yang jelas dan

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF. LAKIP Dinas Kesehatan Kota Prabumulih Tahun 2015

RINGKASAN EKSEKUTIF. LAKIP Dinas Kesehatan Kota Prabumulih Tahun 2015 1 RINGKASAN EKSEKUTIF 2 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DINAS KESEHATAN KOTA PRABUMULIH TAHUN ANGGARAN 2015 Akuntabilitas Kinerja Dinas Kesehatan Kota Prabumulih Tahun 2015 merupakan tingkat pencapaian sasaran

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

Perda Kab. Belitung No. 17 Tahun

Perda Kab. Belitung No. 17 Tahun PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 17 TAHUN 2003 TENTANG ORGANISASI DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG, Menimbang : a. bahwa dengan telah ditetapkannya Peraturan Pemerintah

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBRANA PERUBAHAN PERENCANAAN STRATEGIS (RENSTRA) INSPEKTORAT KABUPATEN JEMBRANA

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBRANA PERUBAHAN PERENCANAAN STRATEGIS (RENSTRA) INSPEKTORAT KABUPATEN JEMBRANA PEMERINTAH KABUPATEN JEMBRANA PERUBAHAN PERENCANAAN STRATEGIS (RENSTRA) INSPEKTORAT KABUPATEN JEMBRANA 2011 2016 Jalan Mayor Sugianyar No. 3 Kompleks Civics Centre Negara Bali 2012 PEMERINTAH KABUPATEN

Lebih terperinci

BAPPEDA PROVINSI BANTEN

BAPPEDA PROVINSI BANTEN RANCANA KERJA DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA ( DISPORA )PROVINSI BANTEN TAHUN 2016 PEMERINTAH PROVINSI BANTEN TAHUN 2015 RECANA KERJA 2016 DISPORA PROVINSI BANTEN i KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah Kami

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 7 Tahun : 2011 Seri : D PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 62 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS KESEHATAN

Lebih terperinci

LAKIP Dinas Kesehatan Kota Prabumulih Tahun 2016

LAKIP Dinas Kesehatan Kota Prabumulih Tahun 2016 1 DINAS KESEHATAN KOTA PRABUMULIH Jalan Jenderal Sudirman Km. 12 Kantor Pemerintah Kota Prabumulih Lantai. 5, Kota Prabumulih Telp/Fax. 0713-3920008 Email : dinkespbm@yahoo.co.id / dinkes@kotaprabumulih.go.id

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA SOLOK 2017 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan didalamnya, guna

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan didalamnya, guna BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan pembangunan daerah adalah proses penyusunan tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan didalamnya, guna pemanfaatan dan pengalokasian

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KARANGASEM

PEMERINTAH KABUPATEN KARANGASEM PEMERINTAH KABUPATEN KARANGASEM KEPUTUSAN KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

2.1 Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD

2.1 Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD Bab II Gambaran Pelayanan SKPD 2.1 Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD Pembentukan Organisasi Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 12

Lebih terperinci

BUPATI PAKPAK BHARAT PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI PAKPAK BHARAT NOMOR 25 TAHUN 2017

BUPATI PAKPAK BHARAT PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI PAKPAK BHARAT NOMOR 25 TAHUN 2017 1 BUPATI PAKPAK BHARAT PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI PAKPAK BHARAT NOMOR 25 TAHUN 2017 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS KESEHATAN

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Oleh karena itu agar langkah dimaksud dapat menjadi prioritas program lima tahun pembangunan kepegawaian ke depan menyongsong ii

Kata Pengantar. Oleh karena itu agar langkah dimaksud dapat menjadi prioritas program lima tahun pembangunan kepegawaian ke depan menyongsong ii i Kata Pengantar Seraya memanjatkan puji dan syukur atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Badan Kepegawaian Daerah telah dapat melalui tahapan lima tahun kedua pembangunan jangka menengah bidang kepegawaian

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2013-2018 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BUPATI JEMBRANA, DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI JEMBRANA, DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN JEMBRANA TAHUN 2011-2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI

PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 2013-2018 DINAS KESEHATAN PEMERINTAH PROVINSI BALI 2017 KATA PENGANTAR Perubahan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan Provinsi Bali Tahun

Lebih terperinci

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016 KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan

Lebih terperinci

Rencana Strategis (Renstra) Bappeda Kabupaten Lahat Tahun BAB I PENDAHULUAN

Rencana Strategis (Renstra) Bappeda Kabupaten Lahat Tahun BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Perencanaan merupakan suatu proses berkesinambungan yang mencakup keputusan-keputusan atau pilihan-pilihan alternatif penggunaan sumber daya untuk mencapai tujuan tertentu

Lebih terperinci

PEM PEMERINTAH KOTA BANJAR

PEM PEMERINTAH KOTA BANJAR PEM PEMERINTAH KOTA BANJAR RENSTRA PERENCANAAN STRATEGIS DINAS LINGKUNGAN HIDUP 2014-2018 PERENCANAAN STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN 2014-2018 PEMERINTAH KOTA BANJAR DINAS CIPTA KARYA, KEBERSIHAN, TATA RUANG

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Alhamdulillaah,

KATA PENGANTAR. Alhamdulillaah, KATA PENGANTAR Alhamdulillaah, Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan rahmat dan petunjuk- Nya kami telah menyusun dokumen Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BANDUNG, Menimbang : a. bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah

Lebih terperinci

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR p BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI GRESIK NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN GRESIK DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LD. 7 2009 R PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN GARUT TAHUN 2009-2014 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Dinas Kesehatan Kota Bandung BAB I PENDAHULUAN

Dinas Kesehatan Kota Bandung BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Organisasi Berdasarkan Undang-undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009 bahwa Pembangunan Kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat

Lebih terperinci

Bab V. Rencana Program dan Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran dan pendanaan Indikatif...

Bab V. Rencana Program dan Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran dan pendanaan Indikatif... DAFTAR ISI Halaman Kata Pengantar... Daftar Isi Bab I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang... 1.2. Landasan Hukum... 1.3. Maksud dan Tujuan... 1.4. Hubungan renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor dengan Dokumen

Lebih terperinci

3. Bupati adalah Bupati Jombang. 4. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten. 5. Dinas Kesehatan adalah Dinas Kesehatan Kabupaten

3. Bupati adalah Bupati Jombang. 4. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten. 5. Dinas Kesehatan adalah Dinas Kesehatan Kabupaten BUPATI JOMBANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI JOMBANG NOMOR 24 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN JOMBANG DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Rencana Strategis Badan Pengelola Lingkungan Hidup Kota Bandung Tahun

Rencana Strategis Badan Pengelola Lingkungan Hidup Kota Bandung Tahun BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG E ra reformasi yang membawa berbagai perubahan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara telah mendorong pemerintah baik pusat maupun daerah untuk lebih bersungguh-sungguh

Lebih terperinci