PERBANDINGAN PENGENALAN WAJAH BERBASIS FITUR DAN BERBASIS CITRA DENGAN PRAPROSES ANALISIS KOMPONEN UTAMA ENDANG WOROKESTI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERBANDINGAN PENGENALAN WAJAH BERBASIS FITUR DAN BERBASIS CITRA DENGAN PRAPROSES ANALISIS KOMPONEN UTAMA ENDANG WOROKESTI"

Transkripsi

1 PERBANDINGAN PENGENALAN WAJAH BERBASIS FITUR DAN BERBASIS CITRA DENGAN PRAPROSES ANALISIS KOMPONEN UTAMA ENDANG WOROKESTI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011

2 PERNYATAAN MENGENAI TESIS Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul Perbandingan Pengenalan Wajah Berbasis Fitur dan Berbasis Citra Dengan Praproses Analisis Komponen Utama adalah karya saya dan belum pernah diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir tesis ini. Bogor, Juli 2011 Endang Worokesti G

3 ABSTRACT ENDANG WOROKESTI. The Comparation Between Feature-Based System and Image-Based System in Face Recognation with Praprocess Principal Component Analysis. Under the direction of AJI HAMIM WIGENA and AZIZ KUSTIYO. Face recognition is one of many important researches and many applications have implemented it. Two different techniques have been proposed for face recognition. There are feature-based systems and image-based systems. The objective of this research is to compare two simple strategies between the systems. The first system is based on a set of geometrical features such as nose width and length, mouth position, and the second one is based on almost greylevel pixel based. The data are faces of 20 people: 3 females and 17 males with 6 images each. Face data are usually difficult to recognize, classify and analysis. This research uses as Principal Component Analysis (PCA) method to reduce face s data. K-Nearest Neighbor algorithm is used to examine the face data s accurate and validation from both methods.the results obtained on testing sets is about 60% correct using geometrical features and perfect recognition using image-base system is about 95%. Noise is also used in this research with several varians such as 0,02, 0,10, and 0,20. It is difficult to recognise image with high varians of Salt and Pepper noise in image-based systems. Keywords: Face Recognition, Feature-bases System, Image-based System, Principal Component Analysis, k-nearest Neighbor

4 RINGKASAN ENDANG WOROKESTI. Perbandingan Pengenalan Wajah Berbasis Fitur dan Berbasis Piksel dengan Praproses Principal Component Analysis. Dibimbing oleh AJI HAMIM WIGENA dan AZIZ KUSTIYO Pengenalan wajah manusia adalah salah satu bidang penelitian yang dapat diterapkan di banyak aplikasi. Namun citra wajah biasanya berukuran besar dan menimbulkan kesulitan tersendiri untuk pengenalan pola, klasifikasi, dan analisanya. Ada dua sistem pengenalan wajah yang dilakukan pada penelitian ini yaitu sistem berbasis fitur dan berbasis piksel. Penelitian ini dilakukan terhadap 120 data citra yang diambil dari basis data standar ORL (Ollivety Research Laboratory). Pengenalan wajah berbasis fitur dilakukan dengan menentukan 10 titik wajah pada fitur utama. Kesepuluh titik wajah tersebut digunakan sebagai dasar perhitungan untuk mendapatkan 11 data jarak garis wajah. 11 data jarak garis wajah cukup untuk merepresentasikan suatu citra wajah. Data jarak garis wajah ini adalah input untuk proses akurasi menggunakan metode Analisis Komponen Utama (AKU). Sistem kedua adalah pengenalan wajah berbasis piksel untuk data citra berukuran 119 x 92 piksel. Setiap piksel pada citra merepresentasikan fitur maka akan diperoleh fitur sebanyak piksel. Karena banyaknya piksel citra tersebut maka digunakan praproses data terlebih dahulu untuk mereduksi data. Data inilah yang akan dijadikan input untuk proses akurasi menggunakan metode AKU. Selanjutnya data input dari kedua sistem tersebut dibagi menjadi 2 kelompok yaitu data latih dan data uji. Pembagiannya berdasarkan 3_fold crossvalidation yaitu citra 1 dan 2 menjadi data uji, 3 dan 4 menjadi data uji, serta 5 dan 6 menjadi data uji. Ketiga pola ini dibuat mengikuti 3-fold cross validation dengan tujuan agar dapat melakukan pengujian data uji yang cukup optimal dengan jumlah data latih yang memadai. Setiap pola mewakili fold yang ada, seperti pola 1 mewakili fold 1 dan seterusnya. Pembagian data penelitian ini mengkombinasikan 2 data uji dengan 4 data latih. Berdasarkan pola tersebut semua data sampel yang diberikan dapat diuji. Metode AKU dipilih untuk mereduksi data fitur yang besar karena dapat menemukan pola pada data berdimensi besar dengan cara mereduksi dimensi data tanpa mengurangi informasi terpenting dari data tersebut. Selanjutnya dilakukan klasifikasi terhadap hasil proses pengenalan wajah dengan algoritma k-nearest Neighbor (k-nn). Tahap terakhir adalah menghitung tingkat akurasi tertinggi untuk menunjukkan metode mana yang terbaik. Pengenalan wajah berbasis fitur dengan metode AKU ini memperoleh hasil akurasi mencapai 60%. Sedangkan pengenalan citra wajah berbasis piksel memperoleh hasil akurasi yang sangat tinggi yaitu mencapai 95%. Pada penelitian ini dilakukan pengujian terhadap data wajah berdasarkan sistem berbasis citra berupa derau yaitu Salt and pepper noise. Pemberian derau pada citra wajah tidak memberikan perubahan yang signifikan sampai pada tingkat derau tertentu. Setelah ditambahkan derau sebesar 0,02, 0,10, dan 0,20, tingkat akurasi data tersebut berturut-turut menurun menjadi 92,5%, 69,12% dan 37,5%. Tingkat akurasi mulai menurun pada saat pemberian derau mulai dari 0,10 dan

5 0,20, namun wajah seseorang masih bisa dikenali secara maksimal sampai variasi derau yang diberikan sebesar 0,02 yaitu sebesar 80,838%. Pengujian dengan sistem berbasis citra ini sangat rentan terhadap derau. Kata kunci: Pengenalan Wajah, Sistem Berbasis Fitur, Sistem Berbasis Piksel, AKU, Algoritma k-nn

6 Hak cipta milik IPB, Tahun 2011 Hak Cipta dilindungi Undang-undang 1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah. b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB 2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalam bentuk laporan apapun tanpa izin IPB.

7 PERBANDINGAN PENGENALAN WAJAH BERBASIS FITUR DAN BERBASIS CITRA DENGAN PRAPROSES ANALISIS KOMPONEN UTAMA ENDANG WOROKESTI Tesis Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Ilmu Komputer SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011

8 Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis : Mushthofa, S.Kom, M.Sc.

9 Judul Tesis : Perbandingan Pengenalan Wajah Berbasis Fitur dan Berbasis Citra Dengan Praproses Analisis Komponen Utama Nama : Endang Worokesti NRP : G Disetujui Komisi Pembimbing Dr. Ir. Aji Hamim Wigena, M.Sc Ketua Aziz Kustiyo, S.Si., M.Kom Anggota Diketahui Ketua Program Studi Ilmu Komputer Dekan Sekolah Pascasarjana IPB Dr. Ir. Agus Buono, M.Si., M.Kom Dr.Ir. Dahrul Syah, M.Sc.Agr. Tanggal Ujian : 23 Juli 2011 Tanggal Lulus :

10 PRAKATA Alhamdulillah. Puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan kasih sayang-nya sehingga tesis yang berjudul Perbandingan Pengenalan Wajah Berbasis Fitur dan Berbasis Piksel dengan Praproses Analisis Komponen Utama ini dapat diselesaikan. Tidak sedikit kendala yang dihadapi pada saat mengerjakan tesis ini, namun berkat ridho-nya melalui bantuan banyak pihak, akhirnya dapat terselesaikan juga. Pada kesempatan ini, saya mengucapkan terima kasih kepada Dr. Ir Aji Hamim Wigena, M.Sc selaku pembimbing. Berkat bimbingan dan kebaikan hati beliaulah saya dapat menyelesaikan tesis ini. Tak lupa saya haturkan ucapan banyak terima kasih kepada Dr. Teddy Mantoro yang dengan sabar dan suka rela telah menjadi narasumber sekaligus mengajarkan pemrograman Matlab. Juga saya ucapkan banyak terima kasih kepada: 1. Bapak Dr. Ir. Agus Buono, M.Si., M.Kom., selaku Ketua Program Studi Ilmu Komputer atas kerja samanya selama studi dan penelitian. 2. Bapak Aziz Kustiyo, S.Si, M.Kom selaku anggota komisi pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran sehingga tesis ini dapat diselesaikan. Tesis ini tidak akan terwujud tanpa dukungan Anwar Effendi N Daulay, Rahma Effendi Daulay dan Muthia Effendi O Daulay karena kesabaran, cinta, doa dan pengertian yang tulus maka tesis ini saya persembahkan untuk mereka. Tesis ini ditulis berdasarkan pengetahuan yang amat terbatas. Meskipun demikian semoga keterbatasan dan kesederhanaan penulisan ini tidak menyimpang jauh dari yang pembaca harapkan. Semoga karya tulis ini dapat memberikan sumbangsih kepada ilmu pengetahuan di masa datang. Bogor, Juli 2011 Endang Worokesti

11 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 28 Desember 1971 dari ayah bernama R. Mardjoemin Haryopranoto dan ibu bernama Sri Siti Ngaisah. Penulis adalah anak ke 4 dari 5 bersaudara. Pendidikan Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama dilalui di Yayasan Mardi Yuana, Cibinong - Kabupaten Bogor, sementara Sekolah Menengah Atas dilalui di SMAN 3 - Bogor. Pendidikan sarjana ditempuh di Sekolah Tinggi Manajemen dan Informatika Komputer Budi Luhur jurusan Teknik Informatika, lulus tahun Sejak tahun 1996 sampai sekarang penulis bekerja di Direktorat Jenderal Bea dan Cukai - Kementerian Keuangan sebagai Pegawai Negeri Sipil.

12 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR.... DAFTAR TABEL i iii iv 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan Penelitian Ruang Lingkup Manfaat Penelitian TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Studi Yang Terkait Proses Pengenalan Wajah Proses Reduksi Citra Proses Klasifikasi Citra K-Fold Cross Validation Salt and Pepper Noise METODE PENELITIAN 3.1 Alur Penelitian Data Citra Wajah PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengujian Berbasis Fitur Pengujian 4PC Pengujian 5PC i

13 4.1.3 Pengujian 6PC Hasil Pengujian Berbasis Citra Pengujian 34PC Pengujian 45PC Pengujian 70PC Pengujian 80PC Hasil Perbandingan Pengujian Berbasis Fitur dan berbasis Citra Hasil Pengujian Data Uji Berbasis Citra Dalam Kondisi Derau Pengujian 34PC Pengujian 45PC Pengujian 70PC Pengujian 80PC 27 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Saran 29 DAFTAR PUSTAKA 30 ii

14 DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1 2 Alur Penelitian Contoh Citra Wajah Titik Wajah Jarak Garis Wajah Yang Dibangun Dari 10 Titik Wajah Bentuk 3-fold cross-validation Tingkat Akurasi (%) Sistem Berbasis Fitur 4PC Tingkat Akurasi (%) Sistem Berbasis Fitur 5PC Tingkat Akurasi (%) Sistem Berbasis Fitur 6PC Tingkat Akurasi (%) Sistem Berbasis Citra Pada 34PC Tingkat Akurasi (%) Sistem Berbasis Citra Pada 45PC Tingkat Akurasi (%) Sistem Berbasis Citra Pada 70PC Tingkat Akurasi (%) Sistem Berbasis Citra Pada 80PC Akurasi Antara Sistem Berbasis Fitur dan Sistem Berbasis Citra Citra Wajah Dalam Kondisi Derau Rata-rata Tingkat Akurasi (%) Sistem Berbasis Citra Dalam Kondisi Derau Pada 34PC Rata-rata Tingkat Akurasi (%) Sistem Berbasis Citra Dalam Kondisi Derau Pada 45PC Rata-rata Tingkat Akurasi (%) Sistem Berbasis Citra Dalam Kondisi Derau Pada 70PC Rata-rata Tingkat Akurasi (%) Sistem Berbasis Citra Dalam Kondisi Derau Pada 80PC iii

15 DAFTAR TABEL Tabel Halaman 1 Perbandingan Akurasi Pengenalan Wajah Antara Sistem Berbasis Fitur dan Berbasis Citra Tingkat Akurasi (%) Sistem Berbasis Fitur Hasil Tingkat Akurasi (%) Sistem Citra Pada 34PC Perbandingan Akurasi Antara Sistem Berbasis Fitur Dan Sistem Berbasis Citra Rata-rata Tingkat Akurasi Dengan Sistem Berbasis Citra Dalam Kondisi Derau Pada 34PC Rata-rata Tingkat Akurasi Dengan Sistem Berbasis Citra Dalam Kondisi Derau Pada 45PC Rata-rata Tingkat Akurasi Dengan Sistem Berbasis Citra Dalam Kondisi Derau Pada 70PC Rata-rata Tingkat Akurasi Dengan Sistem Berbasis Citra Dalam Kondisi Derau Pada 80PC iv

16 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengenalan wajah adalah salah satu bidang penelitian yang penting berkaitan dengan penggunaannya di bidang keamanan. Pengenalan wajah biasanya dilakukan dengan mencocokkan sebuah citra wajah pada sekumpulan citra wajah yang berada dalam suatu kelompok tertentu. Secara umum sistem pengenalan wajah dibagi menjadi dua kelompok yaitu sistem berbasis fitur dan sistem berbasis citra (Roberto & Tomaso 1993). Sistem berbasis fitur menggunakan fitur-fitur wajah yang diekstraksi dari komponen citra wajah seperti mata, hidung, mulut, dan lain-lain. Fitur-fitur wajah tersebut kemudian dihubungkan secara geometris sehingga membentuk sebuah model atau pola (Resmana et al. 2000). Berbeda dengan sistem pertama, sistem berbasis citra menggunakan informasi piksel citra wajah yang merepresentasikan semua fitur wajah. Pada sistem berbasis fitur, data yang digunakan adalah sebelas data jarak garis wajah yang ditentukan dari sepuluh titik wajah yang dilakukan secara manual di mata, hidung dan mulut. Sedangkan pada sistem berbasis citra, data yang digunakan adalah data citra grayscale dengan ukuran 112 x 92 piksel. Jika setiap piksel pada citra merepresentasikan fitur maka akan diperoleh fitur sebanyak piksel. Perbedaan sistem pengenalan wajah belum dapat dikarakteristikan secara spesifik dengan baik (Roberto dan Tomaso, 1993) untuk citra wajah yang biasanya berukuran besar dan menimbulkan kesulitan tersendiri dalam penanganannya seperti pengenalan pola, klasifikasi, dan analisanya. Dari permasalahan tersebut diperlukan sistem pengenalan wajah yang memiliki tingkat akurasi yang tinggi. Sebelum melakukan pengenalan pola untuk citra wajah terlebih dahulu dilakukan teknik ekstraksi ciri untuk mendapatkan ciri penting dalam suatu citra wajah. Ciri penting pada penelitian ini diperoleh dari data pada masing-masing sistem tersebut yang akan diekstraksi oleh Analisis Komponen Utama (AKU). Pada metode ini matriks diubah menjadi vektor kolom yang berukuran cukup

17 2 besar sehingga menyulitkan dalam proses pencarian matriks peragam dan nilai eigen. Metode AKU dipilih karena dapat menemukan pola pada data berdimensi atau ukuran yang tinggi dengan cara mereduksi dimensi data tanpa kehilangan banyak informasi (Smith 2002). Klasifikasi pada pengenalan wajah ini menggunakan algoritma k-nearest neighbor (k-nn). Algoritma ini mengklasifikasikan data berdasarkan k- tetangga terdekat data dengan menghitung jarak terkecil setelah data diurutkan dari kecil ke besar. Klasifikasi fitur wajah dilakukan dengan melihat data yang sering muncul pada k-tetangga tersebut. Hasil klasifikasi inilah yang dapat menentukan sistem pengenalan wajah mana yang terbaik dari dua sistem pengenalan wajah tersebut. Penelitian terhadap pengenalan wajah sudah banyak dilakukan dengan kelebihan dan kekurangan tertentu, seperti dilakukan oleh Yeni (2005) yang menggunakan sistem berbasis fitur dan Jaringan Syaraf Tiruan untuk klasifikasi kelasnya dan menyatakan bahwa sistem berbasis fitur memiliki tingkat akurasi pengenalan wajah yang lebih baik dibandingkan dengan metode berbasis piksel. Rifkie (2010) menggunakan sistem pengenalan wajah berbasis piksel dan AKU sebagai teknik reduksi dimensi dengan hasil akurasi rata- rata sebesar 94%. Penelitian tersebut mendorong untuk melakukan penelitian terkait pencarian sistem pengenalan wajah terbaik diantara dua metode pengenalan wajah. 1.2 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan sistem pengenalan wajah yang berbasis fitur dan berbasis citra dalam proses pengenalan wajah dengan algoritma klasifikasi k-nn. Selain itu juga untuk mengkaji efektifitas tingkat akurasi sistem pengenalan wajah berbasis citra dalam kondisi derau (noise). 1.3 Ruang Lingkup Ruang lingkup penelitian ini mencakup teknik ekstraksi ciri wajah baik yang berbasis fitur maupun berbasis citra dengan menggunakan metode AKU dan algoritma k-nn untuk proses klasifikasinya. Penelitian ini menggunakan Salt and Pepper Noise sebagai derau yang digunakan pada data pengujian. Data citra untuk

18 3 pelatihan dan pengujian diperoleh dari basis data sekunder standar ORL (Ollivety Research Laboratory) berdimensi 119 X 92 sejumlah 120 citra wajah dari 20 individu yang terdiri dari 3 orang perempuan dan 17 orang laki-laki. Setiap individu memiliki 6 citra wajah yang berbeda dengan beragam ekspresi. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada pengembangan proses pengenalan wajah dengan menentukan sistem pengenalan wajah mana yang paling baik untuk mendapatkan tingkat keakurasian yang tinggi.

19 4 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Studi Yang Terkait Penelitian ini dilakukan dengan mengacu tesis tentang proses reduksi wajah yang ditulis oleh Herdiyeni (2005) dan Pratiwi (2010). Pada penelitian tersebut, Herdiyeni menggunakan metode jarak garis wajah untuk sistem pengenalan wajah 3D menggunakan probabilitas AKU dan jaringan syaraf tiruan. Data yang pakai dalam penelitian ini sebanyak 100 citra yang terdiri dari 66 citra untuk data pelatihan dan 44 citra untuk data pengujian. Masing-masing citra wajah tersebut dicropping dan ditentukan secara manual 10 titik koordinat yang akan menghasilkan garis wajah. Sedangkan untuk pengenalan wajah menggunakan piksel digunakan citra wajah berskala 25x36 piksel. Hasil penelitian Herdiyeni (2005) memperlihatkan bahwa tingkat akurasi sistem berbasis fitur lebih baik dari pada yang berbasis citra. Hasil perbandingan ini dapat dilihat pada Table 1. Tabel 1. Akurasi Pengenalan Wajah Sistem Berbasis Fitur Dan Berbasis Citra Sistem Pose Akurasi Pelatihan (%) Jarak garis Wajah (Berbasis Fitur) Tingkat Keabuan Wajah (Berbasis Citra) Sumber: Herdiyeni (2005) Akurasi Pengujian (%) MSE Waktu (detik) 0,1 100,00 55,00 0, ,53 1,2 100,00 90,91 0, ,02 2,3 100,00 88,86 0, ,13 3,4 100,00 59,69 0, ,70 0,1 100,00 54,09 0, ,83 1,2 100,00 62,50 0, ,26 2,3 100,00 77,05 0, ,47 3,4 100,00 56,82 0, ,66 Pratiwi (2010) melakukan penelitian tentang pengembangan model pengenalan citra wajah dengan jarak euclid pada ruang eigen dengan 2 Dimentional Principal Component Analysis (2DPCA). Penelitian ini menggunakan basis data ORL dengan menggunakan 40 individu dimana masingmasing memiliki 10 ekspresi yang berbeda. Total data yang digunakan sebanyak 400 citra wajah. Penelitian ini memperlihatkan rata-rata tingkat akurasi sebesar 98,75%.

20 5 2.2 Proses Pengenalan Wajah Pengenalan wajah adalah proses identifikasi yang berdasarkan citra wajah yang tersimpan dalam basis data dan sistem ini memberikan output berupa wajah siapa atau wajah yang tidak dikenali (Sudarmilah 2009). Ada dua sistem pengenalan wajah yaitu sistem pengenalan wajah berbasis fitur dan berbasis citra. Sistem pengenalan wajah berbasis fitur adalah pengenalan wajah yang dilakukan berdasarkan ciri geometri wajah seperti posisi alis mata, mata, hidung dan mulut. Kelebihan sistem berbasis fitur ini adalah tidak sensitif terhadap kondisi derau. Namun tingkat pengenalannya lebih rendah dibanding sistem pengenalan wajah berbasis citra karena sistem berbasis fitur hanya menggunakan posisi alis mata, mata, hidung dan mulut yang dapat disimpan dalam sebuah data citra untuk merepresentasikan sebuah citra wajah. Tahapan proses pengenalan wajah berbasis fitur (Herdiyeni 2005) adalah sebagai berikut: 1. Menentukan 10 titik wajah 2. Membuat 11 garis dari 10 titik wajah tersebut 3. Menghitung jarak garis wajah 4. Mengekstraksi ciri dengan menggunakan metode AKU 5. Mengklasifikasikan wajah dengan menggunakan algoritma k-nn Sistem pengenalan wajah berbasis citra merupakan sistem pengenalan wajah yang sangat sederhana karena menggunakan tingkat keabuan pada seluruh citra wajahnya (Roberto & Tomaso 1993). Sistem ini dapat mencapai tingkat akurasi lebih tinggi dibanding dengan sistem pengenalan wajah sebelumnya karena semua fitur yang dihasilkan dalam data citra direpresentasikan oleh pikselpiksel pada elemen data citra. Kelemahan sistem ini adalah sangat rentan terhadap derau. Tahapan proses pengenalan wajah berbasis citra (Fauzie 2010) adalah sebagai berikut: 1. Membaca citra wajah dengan ukuran m*n 2. Mengubah menjadi vector berukuran 1*N di mana N = m*n 3. Mengekstraksi ciri dengan menggunakan metode AKU 4. Mengklasifikasikan wajah dengan menggunakan algoritma k-nn

21 6 2.3 Proses Reduksi Citra Reduksi matriks data jarak garis wajah dan data wajah berbasis citra menggunakan metode Analisi Komponen Utama (AKU). AKU adalah salah satu teknik yang telah diaplikasikan pada pemrosesan citra dan pengenalan pola. AKU digunakan untuk mereduksi dimensi data sehingga menghasilkan peubah yang lebih sedikit dan lebih mudah untuk ditangani (Kartika dan Sonny 2001). Untuk data citra berdimensi N = m * n di mana m adalah baris dan n adalah kolom dengan m>n, maka langsung dilakukan perhitungan matriks peragam. Sebelum menghitung matriks peragam, ditentukan dahulu data latih dan data uji berdasarkan k-fold cross validation. Matriks peragam dilakukan dengan perhitungan sebagai berikut: (1) Dari matriks peragam tersebut, dihitung nilai eigen (λ) dan vektor eigen (V) yang memenuhi persamaan: NV i = λ iv i (2) di mana λ i merupakan nilai eigen yang bersesuaian dengan vektor eigen V i. Lalu didapatkan matriks V dengan nilai eigen yang terurut menurun berdasarkan nilai eigen yang bersesuaian dengannya, yaitu λ 1 λ 2 λ M. Kemudian dipilih sejumlah k kolom vektor eigen dari matriks V yang berasosiasi dengan sejumlah k nilai eigen terbesar. Pemilihan nilai eigen ini menghasilkan matriks transformasi atau matriks proyeksi V k, yang terdiri atas k kolom vektor eigen terpilih. Berikutnya sejumlah matriks vektor citra A dapat diesktraksi ke dalam fitur baru y yang berdimensi (k n) dengan memproyeksikan A searah dengan V sebagai berikut: y = AV (3) matriks y inilah yang berdimensi m*k yang menjadi eigenface. Untuk data yang dijadikan data pelatihan harus diproyeksikan ke eigenface ini. W train = y T A (4) sedangkan untuk data pengujiannya didapat dari W test = y T A test (5)

22 7 dengan A test adalah matriks vektor citra seperti matriks A dengan banyaknya citra yang diambil sebanyak m citra sebagai citra pengujian. Sedangkan untuk data citra berdimensi N = m * n dimana m<n, maka data citra tersebut akan dibuat menjadi vektor citra dengan dimensi 1*N terlebih dahulu. (6) Jika terdapat M buah citra pelatihan maka akan di dapat sebanyak M buah vector citra yang disusun sebagai berikut: (7) Kemudian untuk mendapatkan matriks peragam, setiap citra pelatihan harus dikurangi dengan rata-rata µ dari matriks X. Selanjutnya akan didapatkan model vektor citra yang baru Matriks peragam dibuat dari sekumpulan vector Ф dengan dimensi N * 1 yang disusun menjadi sebuah matriks seperti matriks X, misalnya matriks A dibentuk dengan N*M dimensi diambil dari vektor dan menempatkannya pada tiap kolom seperti persamaan (8). (8) Dari matriks A kita dapatkan sebuah matriks peragam dengan cara mengalikan matriks A dengan tansposnya sehingga dihasilkan matriks baru dengan dimensi N*N. C = AA t (9) atau C = A t A (10) Seperti telah disebutkan sebelumnya data citra yang digunakan dalam penelitian ini akan menghasilkan vektor citra yang berukuran sangat besar sehingga akan menghasilkan matriks peragam yang sangat besar pula. Tentu hal ini akan membutuhkan lebih banyak komputasi dan ruang media penyimpanan. Untuk mendapatkan matriks peragam yang lebih baik menggunakan persamaan (10) daripada persamaan (9). Persamaan (10) menghasilkan matriks peragam C dengan ukuran matriks M*M yang jauh lebih kecil. Dalam hal ini matriks peragam C

23 8 pada persamaan (9) dan (10) memiliki ciri yang sama (Yambor 2000). Selanjutnya dihitung nilai eigen pada persamaan (2) seperti yang dilakukan pada sistem berbasis fitur sampai dengan pengujian data wajah (5). 2.4 Proses Klasifikasi Citra Algoritma k-nn adalah sebuah metode yang digunakan untuk melakukan klasifikasi terhadap objek berdasarkan data pembelajaran yang jaraknya paling dekat dengan objek tersebut atau algoritma based-learning instant yang dapat menormalisasikan suatu data set (Hinneburg et al. 2000). Pada penelitian ini k- NN dipakai karena algoritma k-nn memberikan hasil yang mendekati optimal. Ada dua fase dalam algoritma k-nn yaitu fase pembelajaran dan fase klasifikasi. Data pembelajaran merupakan data jarak garis wajah yang diproyeksikan ke ruangan berdimensi banyak, dimana masing-masing dimensi merepresentasikan fitur suatu data. Pada fase pembelajaran, algoritma ini melakukan penyimpanan vektor-vektor fitur dan klasifikasi data jarak garis wajah. Pada fase klasifikasi, fitur-fitur yang sama dihitung untuk data test yang klasifikasinya tidak diketahui. Jarak dari vektor yang baru ini terhadap seluruh vektor data pembelajaran dihitung. Sejumlah k buah yang paling dekat yang diambil. k-nn akan menentukan hasil klasifikasi dengan melihat jumlah kemunculan dari kelas dalam k-nn yang dipilih. Kelas yang paling banyak muncul akan menjadi kelas hasil klasifikasi. Algoritma ini dapat dihitung dengan persamaan (11). (11) Pada data wajah berbasis fitur yang telah diurutkan dari kecil ke besar kemudian ditentukan k yang ke-5, k yang ke-10 dan k yang ke-20 dalam pengklasifikasian tersebut. Jarak terdekat dan yang paling sering muncul adalah kelas hasil klasifikasi. Hal yang sama juga dilakukan pada data wajah berbasis citra. 2.5 K-Fold Cross Validation Ada beberapa teknik untuk mengestimasi tingkat kesalahan yang telah dikembangkan pada bidang pengenalan pola, salah satunya adalah k-fold cross

24 9 validation. Cara kerjanya adalah melakukan pengelompokkan antara data latih dan data uji yang saling asing atau terpisah dan tidak ada irisan, kemudian dilakukan proses pengujian yang diulang sebanyak k kali. Hasil pengujian itu kemudian dirata-ratakan untuk menghasilkan sebuah nilai (Fauzie 2010). Langkah-langkah teknik k-fold cross validation (Pratiwi 2010) adalah sebagai berikut: 1. Membagi data yang ada menjadi k kelompok 2. Untuk setiap k, buat sejumlah T himpunan data yang memuat semua data latih kecuali yang berada di kelompok ke-k. 3. Kerjakan algoritma yang dimiliki dengan sejumlah T data latih. 4. Uji algoritma ini dengan menggunakan data pada kelompok k sebagai data uji. 5. Lakukan pencatatan hasil algoritma. K-fold cross validation sangat tepat dan berguna ketika menentukan nilai yang tepat untuk k. Teknik ini tidak membutuhkan waktu banyak untuk membuat data uji yang ada. Keuntungan teknik k-fold cross validation adalah bahwa semua elemen pada basis data digunakan untuk pelatihan sekaligus pengujian (Pratiwi 2010). 2.6 Salt and pepper Noise Noise atau derau menurut Alasdair (2004) adalah semacam penurunan kualitas sinyal citra wajah yang disebabkan oleh gangguan dari luar. Hal ini dimungkinkan terjadi pada saat pengiriman citra secara elektronik dalam sinyal wajah tersebut. Menurut Alasdair (2004), terdapat empat macam tipe derau yaitu Salt and pepper noise, Gaussian noise, Speckle noise dan periodic noise. Penelitian ini hanya memakai salt and pepper noise sebagai alat untuk melihat sejauh mana tingkat efektifitas keakurasian data berbasis citra.

25 10 METODE PENELITIAN 3.1 Alur Penelitian Tahapan penelitian dimulai dengan studi pustaka yang meliputi pemahaman proses pengenalan wajah, pemahaman proses reduksi citra dan pemahaman proses klasifikasi citra wajah. Tahap-tahap pada penelitian ini dijelaskan dalam alur penelitian yang diuraikan pada Gambar 1.

26 11 Gambar 1 Alur penelitian. Penelitian ini dimulai dengan studi pustaka untuk memahami pola pada citra wajah lalu membuat formulasi masalah yang ada. Studi pustaka dilakukan untuk lebih memperdalam pemahaman terhadap proses pengenalan wajah, proses reduksi citra wajah dan proses klasifikasi citra wajah. Setelah masalah terformulasi maka dilakukan proses pembacaan citra wajah. Selanjutnya ada dua sistem yang lakukan untuk membandingkan hasil mana yang paling baik. Sistem pertama adalah pengenalan wajah berbasis fitur. Setelah membaca citra wajah, berdasarkan sistem ini ditentukan 10 titik wajah secara manual. Dari 10 titik wajah tadi, dibuat 11 garis wajah dan dihitung masing-masing jaraknya. Data jarak garis wajah inilah yang akan menjadi data latih dan data uji berdasarkan k- fold cross validation. Sistem yang kedua adalah berbasis citra. Citra wajah berukuran 119 * 92. Jika tiap piksel pada elemen data merepresentasikan fitur maka akan diperoleh fitur sebanyak 1* Jika terdapat M citra wajah, maka data citra wajah tersebut akan menjadi M* Karena banyaknya data citra maka digunakan praproses data terlebih dahulu untuk mereduksi data tersebut. Setelah direduksi, data citra wajah itu dikelompokkan menjadi data latih dan data uji berdasarkan k-fold cross validation. Selanjutnya, data wajah dari kedua sistem tersebut dilakukan proses akurasi dengan menggunakan metode AKU untuk proses reduksi dimensi data tanpa mengurangi informasi terpenting dari data-data citra tersebut. Tahap selanjutnya adalah melakukan klasifikasi terhadap kedua metode tersebut dengan menggunakan algoritma k-nn, Tahapan terakhir adalah menghitung tingkat akurasi yang tertinggi untuk menunjukkan sitem pengenalan wajah mana yang terbaik. Pemrograman semua proses diatas dilakukan dengan MATLAB Data Citra Wajah Data wajah yang dipakai pada penelitian ini diambil dari basis data standar ORL (Ollivety Research Laboratory) berdimensi 119 X 92 dengan alamat homepage: URL: Data ORL yang digunakan memuat 400 citra wajah yang terdiri dari 40 individu dimana masing-masing 10 wajah per individu yang berbeda, namun penelitian ini

27 12 hanya mengunakan 120 citra wajah dari 20 individu. Setiap individu diambil 6 citra wajah yang berbeda. 20 individu itu terdiri dari 3 citra perempuan dan 17 citra laki-laki. Gambar 2 memperlihatkan beberapa citra wajah yang dijadikan percobaan untuk penelitian pengenalan citra wajah ini. Gambar 2 Contoh Citra Wajah. Pada sistem berbasis fitur, data wajah diambil dengan cara menentukan 10 titik wajah secara manual pada fitur-fitur utamanya seperti pada mata, hidung dan bibir untuk setiap citra wajah. Dari titik wajah tersebut kemudian dibuat 11 garis yang akan dijadikan dasar untuk perhitungan jarak garis wajah. Kesepuluh titik wajah tersebut dapat dilihat pada Gambar 3.

28 Gambar 3 10 titik wajah. Kesepuluh titik wajah itu dilakukan secara manual atas : t1 = titik tengah bola mata kiri t2 = titik tengah bola mata kanan t3 = titik pangkal hidung t4 = ujung atas hidung (sejajar dengan titik pangkal hidung) t5 = ujung kiri hidung t6 = ujung kanan hidung t7 = ujung bibir kiri t8 = ujung bibir kanan t9 = ujung bawah bibir (bagian tengah bibir, diatas ujung dagu) t10 = ujung atas bibir (bagian tengah bibir, diantara lekuk bibir atas dekat hidung) Algoritma membangkitkan jarak garis wajah dilakukan dengan menghubungkan semua titik wajah. Garis tersebut memotong titik koordinat mata kanan, mata kiri, hidung dan mulut. Panjangnya jarak garis itu dihitung dengan persamaan jarak yaitu: d = Dimana: 2 ( x x ) + ( y ) y1 d = jarak (x 1, y 1 ) = koordinat titik awal (x2, y 2 ) = koordinat titik akhir (12) Dalam penelitian ini dibuat 11 jarak garis wajah yang dianggap cukup untuk merepresentasikan citra wajah itu sendiri. Data yang dipakai untuk proses mereduksi citra wajah selanjutnya adalah data jarak garis wajah. Kesebelas jarak garis wajah dapat dilihat pada Gambar 4.

29 14 Gambar 4 11 jarak garis wajah yang dibangun dari 10 titik wajah. Sebelas jarak garis wajah yang dicari berdasarkan persamaan jarak antara satu titik wajah dengan titik wajah yang lain adalah sebagai berikut : Jarak1 = menghubungkan titik t1 dengan titik t2 Jarak2 = menghubungkan titik t3 dengan titik t4 Jarak3 = menghubungkan titik t5 dengan titik t6 Jarak4 = menghubungkan titik t7 dengan titik t8 Jarak5 = menghubungkan titik t9 dengan titik t10 Jarak6 = menghubungkan titik t1 dengan titik t5 Jarak7 = menghubungkan titik t2 dengan titik t6 Jarak8 = menghubungkan titik t5 dengan titik t7 Jarak9 = menghubungkan titik t6 dengan titik t8 Jarak10 = menghubungkan titik t1 dengan titik t7 Jarak11 = menghubungkan titik t2 dengan titik t8 Data jarak garis wajah merupakan input dalam sistem pengenalan wajah berdasarkan sistem berbasis fitur. Sedangkan pada sistem berbasis citra, data wajah diambil dari tingkat keabuan suatu citra wajah yang direpresentasikan oleh setiap piksel. Data tersebut disimpan dalam sebuah vektor. Namun ukuran vektor itu sangat besar dan tidak mudah untuk mencari tingkat akurasinya sehingga diperlukan proses reduksi. Pada sistem ini, data citra yang telah diubah dalam bentuk vector yang menjadi input dalam proses pengenalan wajah. Selanjutnya data citra dari kedua sistem tersebut dibagi menjadi 2 kelompok yaitu data latih dan data uji. Pembagiannya berdasarkan 3_fold crossvalidation yaitu citra 1 dan 2 menjadi data uji, 3 dan 4 menjadi data uji, serta 5

30 15 dan 6 menjadi data uji. 3_fold cross-validation tersebut dapat dilihat pada Gambar 6 dibawah ini: fold 1 Fold 2 fold 3 Citra Wajah : Data Uji : Data Latih Gambar 5 Bentuk 3-fold cross-validation. Untuk melihat ketahanan sistem berbasis citra, hasil pengenalan wajah berbasis citra diberikan derau. Derau yang dipilh adalah Salt and Pepper noise. Derau yang diberikan adalah sebesar 0,02, 0,10 dan 0,2. Pada data uji citra wajah yang diberikan derau ini akan muncul warna hitam dan putih secara acak dan menyebar di seluruh citra wajah. Penurunan tingkat keakurasian data citra pada percobaan ini disebabkan oleh gangguan secara tiba-tiba dan tajam sesuai kadar derau yang diberikan.

31 16 PEMBAHASAN Penelitian dimulai dengan studi pustaka yaitu melakukan pemahaman pola pada citra wajah, proses pengenalan wajah, proses reduksi citra wajah, dan proses klasifikasi citra wajah untuk dituangkan dalam formulasi masalah. Kemudian membagi data yang terdiri dari 20 individu dengan masing-masing 6 citra wajah menjadi 2 bagian yaitu data latih dan data uji. Pembagian kelompok data ini berdasarkan 3-fold cross validation dan dibuat pola untuk memudahkan proses pengenalan wajah dengan AKU. Ketiga pola tersebut dinamakan pola1, pola2 dan pola3 dengan pembagian sebagai berikut: Pola 1 : citra 1 dan citra 2 sebagai data uji citra 3, citra 4, citra 5 dan citra 6 sebagai data latih Pola 2 : citra 3 dan citra 4 sebagai data uji citra 1, citra 2, citra 5 dan citra 6 sebagai data latih Pola 3 : citra 5 dan citra 6 sebagai data uji citra 1, citra 2, citra 3 dan citra 4 sebagai data latih Ketiga pola ini dibuat mengikuti 3-fold cross validation dengan tujuan agar dapat melakukan pengujian data uji yang cukup optimal dengan jumlah data latih yang memadai. Setiap pola mewakili fold yang ada, seperti pola 1 mewakili fold 1 dan seterusnya. Pembagian data penelitian ini mengkombinasikan 2 data uji dengan 4 data latih. Berdasarkan pola tersebut semua data sampel yang diberikan dapat diuji. 4.1 Hasil Pengujian Berbasis Fitur Pengujian data uji untuk pengenalan wajah berbasis fitur melakukan pola1, pola2 dan pola3 berdasarkan 3-fold cross validation. Setiap pola memiliki kotribusi nilai eigen sebesar 90% pada 4PC, 95% pada 5PC dan 97% pada 6PC. Klasifikasi data uji menggunakan algoritma k-nn yang diambil dari jumlah individu (k) dengan jarak terdekatnya yaitu k=5, k=10 dan k=20 untuk melihat tingkat keakurasiannya.

32 17 Tabel 2 Tingkat Akurasi (%) Sistem Berbasis Fitur Prosentase Jumlah Individu (k) dengan Jumlah Jarak Terdekat PC Kontribusi POLA Nilai Eigen k=5 k=10 k= % ,5 42, ,5 20 Rata-rata 36, ,5 5 95% 1 42, , ,5 32,5 37,5 Rata-rata , ,5 6 97% ,5 47,5 3 57,5 37,5 47,5 Rata-rata 54,16 53,33 47, Pengujian 4PC Tujuan pengujian pada 4PC ini adalah menguji pengenalan wajah pada data uji dalam semua pola. Hasil pengujian menunjukkan bahwa rata-rata pengenalan wajah berbasis fitur mencapai tingkat akurasi tertinggi 41% di k=10 dengan konstribusi nilai eigen sebesar 90%. Hasil pengujian menunjukkan bahwa tingkat akurasi pengenalan wajah berbasis fitur belum maksimal. Tingkat akurasi tertinggi dicapai pada pola2 k=10 yaitu sebesar 52,5%. Gambar 6 menunjukkan grafik hasil perbandingan tingkat akurasi 4PC untuk pola1, pola2 dan pola3. Gambar 6 Tingkat Akurasi (%) Sistem Berbasis Fitur 4PC.

33 Pengujian 5PC Tujuan pengujian pada 5PC ini adalah menguji pengenalan wajah pada data uji dalam semua pola. Hasil pengujian menunjukkan bahwa rata-rata pengenalan wajah berbasis fitur mencapai tingkat akurasi tertinggi 50% di k= 5 dengan konstribusi nilai eigen sebesar 95%. Hasil pengujian menunjukkan bahwa tingkat akurasi pengenalan wajah berbasis fitur belum maksimal. Tingkat akurasi tertinggi dicapai pada pola2 k=5 yaitu sebesar 60%. Gambar 7 menunjukkan grafik hasil perbandingan tingkat akurasi 5C untuk pola1, pola2 dan pola3. Gambar 7 Tingkat Akurasi (%) Sistem Berbasis Fitur 5PC Pengujian 6PC Tujuan pengujian pada 6PC ini adalah menguji pengenalan wajah pada data uji dalam semua pola. Hasil pengujian menunjukkan bahwa rata-rata pengenalan wajah berbasis fitur mencapai tingkat akurasi tertinggi 54,16% di k=5 dengan konstribusi nilai eigen sebesar 97%. Hasil pengujian menunjukkan bahwa tingkat akurasi pengenalan wajah berbasis fitur masih belum maksimal. Tingkat akurasi tertinggi dicapai pada pola2 k=5 yaitu sebesar 60%. Gambar 8 menunjukkan grafik hasil perbandingan tingkat akurasi 6PC untuk pola1, pola2 dan pola3.

34 19 Gambar 8 Tingkat Akurasi (%) Sistem Berbasis Fitur 6PC 4.2 Hasil Pengujian Berbasis Citra Hasil pengujian untuk pengenalan wajah berbasis citra sama dengan yang berbasis fitur yaitu menggunakan 3-fold cross-validation dengan pola 1 untuk data uji citra wajah ke 5 dan 6 untuk setiap individu, pola 2 untuk data uji citra wajah ke 3 dan 4 untuk setiap individu dan pola 3 untuk data uji citra wajah ke 1 dan 2 untuk setiap individu. Setiap pola memiliki kotribusi nilai eigen sebesar 90% pada 34PC, 95% pada 45PC, 99% pada 70PC dan 100% pada 80PC. Klasifikasi data uji menggunakan algoritma k-nn diambil jumlah individu (k) dengan jarak terdekatnya yaitu k=5, k=10 dan k=20 untuk melihat tingkat keakurasiannya.

35 Pengujian 34PC Tujuan pengujian pada 34PC ini adalah menguji pengenalan wajah pada data uji dalam semua pola. Hasil pengujian menunjukkan bahwa rata-rata pengenalan wajah berbasis citra mencapai tingkat akurasi tertinggi 86,6% di k ke 5 dengan konstribusi nilai eigen sebesar 90%. Hasil pengujian menunjukkan bahwa rata-rata tingkat akurasi pengenalan wajah berbasis fitur dengan nilai eigen 90% sangat berbeda dengan hasil percobaan berbasis citra yaitu sebesar 45,6%. Perbedaan ini dapat dilihat dari rata-rata tingkat akurasi maksimum pada Tabel 2 untuk pengenalan wajah berbasis fitur dan Tabel 5 untuk pengenalan wajah berbasis citra dengan konstribusi nilai eigen sebesar 90%. Gambar 9 menunjukkan grafik hasil perbandingan 34PC tingkat akurasi pola1, pola2 dan pola3. Gambar 9 Tingkat Akurasi (%) Sistem Berbasis Citra Pada 34PC Pengujian 45PC Tujuan pengujian pada 45PC ini adalah menguji pengenalan wajah pada data uji pertama dalam semua pola. Hasil pengujian menunjukkan bahwa rata-rata pengenalan wajah berbasis citra mencapai tingkat akurasi tertinggi 92,5% di k ke 5 dengan konstribusi nilai eigen sebesar 95%. Hasil pengujian menunjukkan bahwa tingkat akurasi pengenalan wajah berbasis fitur semakin berbeda dengan hasil percobaan berbasis citra pada nilai eigen 95% yaitu sebesar 42,5%. Perbedaan ini dapat dilihat dari rata-rata tingkat akurasi maksimum pada Tabel 3 untuk pengenalan wajah berbasis fitur dan Tabel 5 untuk pengenalan wajah

36 21 berbasis citra dengan konstribusi nilai eigen sebesar 95%. Gambar 10 menunjukkan grafik hasil perbandingan 45PC tingkat akurasi pola1, pola2 dan pola3. Gambar 10 Tingkat Akurasi (%) Sistem Berbasis Citra pada 45PC Pengujian 70PC Tujuan pengujian pada 70PC ini adalah menguji pengenalan wajah pada data uji pertama dalam semua pola. Hasil pengujian menunjukkan bahwa rata-rata pengenalan wajah berbasis citra mencapai tingkat akurasi tertinggi 92,5% di k ke 5 dengan konstribusi nilai eigen sebesar 99%. Hasil pengujian menunjukkan bahwa tingkat akurasi pengenalan wajah berbasis fitur semakin berbeda dengan hasil percobaan berbasis citra pada nilai eigen 97-99% yaitu sebesar 42,5%. Perbedaan ini dapat dilihat dari rata-rata tingkat akurasi maksimum pada Tabel 4 untuk pengenalan wajah berbasis fitur dan Tabel 5 untuk pengenalan wajah berbasis citra dengan konstribusi nilai eigen sebesar 99%. Gambar 11 menunjukkan hasil perbandingan untuk pola1, pola2 dan pola3.

37 22 Gambar 11 Tingkat Akurasi (%) Sistem Berbasis Citra pada 70PC Pengujian 80PC Tujuan pengujian pada 80PC ini adalah menguji pengenalan wajah pada data uji pertama dalam semua pola. Hasil pengujian menunjukkan bahwa rata-rata pengenalan wajah berbasis citra mencapai tingkat akurasi tertinggi 93.3% di k ke 5 dengan konstribusi nilai eigen sebesar 100%. Gambar 13 menunjukkan grafik hasil perbandingan Tabel 5 untuk pengenalan wajah berbasis citra dengan konstribusi nilai eigen sebesar 100%. Gambar 12 menunjukkan hasil perbandingan untuk pola1, pola2 dan pola3. Gambar 12 Tingkat Akurasi (%) Sistem Berbasis Citra pada 80PC.

38 Hasil Perbandingan Pengujian Berbasis Fitur dan Berbasis Citra Untuk lebih jelasnya rata-rata perbandingan tertinggi pada tingkat akurasi pengenalan wajah antara sistem berbasis fitur dan berbasis citra dengan kontribusi nilai eigen 90%, 95%, 97%, 99%, dan 100% dapat dilihat pada Table 4 dan Gambar 13. Hasil pengujian menunjukkan bahwa sistem pengenalan wajah berbasis citra memiliki tingkat pengenalan wajah lebih baik dibandingkan dengan sistem pengenalan wajah berbasis fitur. Tabel 4 Perbandingan Akurasi Antara Sistem Berbasis Fitur dan Sistem Berbasis Citra SISTEM Kontribusi Nilai Eigen PC Rata-rata MaksimumTingkat Akurasi (%) 90% 4 42 Berbasis Fitur 95% % 6 54,16 90% 34 86,6 Berbasis Citra 95% 45 92,5 99% 70 92,5 100% 80 93,3 Gambar 13 Akurasi Antara Berbasis Fitur dan Sistem Berbasis Citra.

39 Hasil Pengujian Berbasis Citra Dalam Kondisi Derau Pemberian derau yaitu Salt and pepper noise dengan variasi beragam menghasilkan perbedaan yang sangat berarti pada pengenalan citra wajah berbasis pixel. Semakin tinggi derau yang diberikan data citra suatu wajah semakin tidak dapat terdeteksi dengan baik. Hasil pengujian untuk pengenalan wajah berbasis citra dalam kondisi derau juga menggunakan 3-fold cross-validation dengan pola 1 untuk data uji citra wajah ke 5 dan 6 untuk setiap individu, pola 2 untuk data uji citra wajah ke 3 dan 4 untuk setiap individu dan pola 3 untuk data uji citra wajah ke 1 dan 2 untuk setiap individu. Setiap pola memiliki kotribusi nilai eigen sebesar 90% pada 34PC, 95% pada 45PC, 99% pada 70PC dan 100% pada 80PC. Klasifikasi data uji menggunakan algoritma k-nn diambil jumlah individu (k) dengan jarak terdekatnya yaitu k=5, k=10 dan k=20 untuk melihat tingkat keakurasiannya. Kadar derau yang diberikan 0,02, 0,10 dan 0,20. Secara umum citra wajah dalam kondisi derau adalah seperti yang terlihat dilihat pada Gambar 15 seperti di bawah ini: ,5% 87,5% 67,5% Gambar 14 Citra Wajah Dalam Kondisi Derau Pengujian 34PC Pengujian pada 34PC ini diperoleh hasil akurasi mencapai 92,5% pada pola 2 dengan kadar derau 0,02 dan 0,20 dan pada pola3 dengan kadar derau 0,02 dan 0,10. Rata-rata tingkat akurasi maksimal pola1, pola2 dan pola3 pada derau 0,02% adalah 60,8%. Rata-rata tingkat akurasi maksimal pola1, pola2 dan pola3 pada derau 0,10% adalah 58,3%. Rata-rata tingkat akurasi maksimal pola1, pola2 dan pola3 pada derau 0,20% adalah 57,5%. Tabel 5 menunjukkan hasil tingkat akurasi untuk untuk pola1, pola2 dan pola3 dengan kontribusi nilai eigen sebesar 90%. Gambar 15 menunjukkan grafik hasil tersebut.

40 25 Tabel 5 Rata-rata Tingkat Akurasi (%) Sistem Berbasis Citra Dalam Kondisi Derau Pada 34PC Kontribusi Nilai Eigen 90% 34PC POLA1 POLA2 POLA3 Derau Jumlah Individu (k) dengan Jumlah Rata-Rata Jarak Terdekat (%) k=5 k=10 k=20 0,02 82,5 77,5 22,5 60,83 0, ,5 22,5 56,6 0, , ,5 0,02 92,5 52,5 27,5 57,5 0, ,5 27,5 56,6 0,20 92, ,8 0,02 92, ,5 60 0,10 92,5 52, ,3 0, , ,5 Gambar 15 Rata-rata Tingkat Akurasi (%) Sistem Berbasis Citra Dalam Kondisi Derau Pada 34PC Pengujian 45PC Pengujian pada 45PC ini diperoleh hasil akurasi mencapai 95% pada pola 2 dengan kadar derau 0,02, 0,10 dan 0,20. Rata-rata tingkat akurasi maksimal pola1, pola2 dan pola3 pada derau 0,02% adalah 70,8%. Rata-rata tingkat akurasi maksimal pola1, pola2 dan pola3 pada derau 0,10% adalah 67,5%. Rata-rata tingkat akurasi maksimal pola1, pola2 dan pola3 pada derau 0,20% adalah 65,8%. Tabel 6 menunjukkan hasil tingkat akurasi untuk untuk pola1, pola2 dan pola3 dengan kontribusi nilai eigen sebesar 95%. Gambar 16 menunjukkan grafik garis dari hasil tersebut.

41 26 Tabel 6 Rata-rata Tingkat Akurasi (%) Sistem Berbasis Citra Dalam Kondisi Derau Pada 45PC Kontribusi Nilai Eigen 95% 45PC POLA1 POLA2 POLA3 Derau Jumlah Individu (k) dengan Jumlah Rata-Rata Jarak Terdekat (%) k=5 k=10 k=20 0, , ,83 0,10 82,5 52, ,6 0,20 82,5 52,5 32,5 55,83 0, , ,5 0, ,5 67,5 0, , ,83 0,02 92,5 67,5 32,5 64,16 0,10 92,5 62,5 32,5 62,5 0, ,5 60,83 Gambar 16 Rata-rata Tingkat Akurasi (%) Sistem Berbasis Citra Dalam Kondisi Derau Pada 45PC Pengujian 70PC Pengujian pada 70PC ini diperoleh hasil akurasi mencapai 95% pada pola 2 dengan kadar derau 0,02 dan 0,20. Rata-rata tingkat akurasi maksimal pola1, pola2 dan pola3 pada derau 0,02% adalah 80%. Rata-rata tingkat akurasi maksimal pola1, pola2 dan pola3 pada derau 0,10% adalah 80,8%. Rata-rata tingkat akurasi maksimal pola1, pola2 dan pola3 pada derau 0,20% adalah 77,5%. Tabel 7 menunjukkan hasil tingkat akurasi untuk untuk pola1, pola2 dan pola3

42 27 dengan kontribusi nilai eigen sebesar 99%. Gambar 17 menunjukkan grafik garis dari hasil tersebut. Tabel 7 Rata-rata Tingkat Akurasi (%) Sistem Berbasis Citra Dalam Kondisi Derau Pada 70PC Kontribusi Nilai Eigen 99% 70PC POLA1 POLA2 POLA3 Derau Jumlah Individu (k) dengan Jumlah Rata-Rata Jarak Terdekat (%) k=5 k=10 k=20 0, ,5 69,17 0,10 87,5 72, ,3 0,20 82,5 67, , , , ,83 0,20 92, ,5 0,02 92, ,5 73,3 0,10 92,5 82,5 47,5 74,17 0,20 92,5 87,5 47,5 75,83 Gambar 17 Rata-rata Tingkat Akurasi (%) Sistem Berbasis Citra Dalam Kondisi Derau Pada 70PC Pengujian 80PC Pengujian pada 80PC ini diperoleh hasil akurasi mencapai 95% pada pola 2 dengan kadar derau 0,02 dan 0,20. Rata-rata tingkat akurasi maksimal pola1, pola2 dan pola3 pada derau 0,02% adalah 83,3%. Rata-rata tingkat akurasi maksimal pola1, pola2 dan pola3 pada derau 0,10% adalah 83,3%. Rata-rata tingkat akurasi maksimal pola1, pola2 dan pola3 pada derau 0,20% adalah 80%.

43 28 Tabel 8 menunjukkan hasil tingkat akurasi untuk untuk pola1, pola2 dan pola3 dengan kontribusi nilai eigen sebesar 100%. Gambar 18 menunjukkan grafik garis dari hasil tersebut. Tabel 8 Rata-rata Tingkat Akurasi (%) Sistem Berbasis Citra Dalam Kondisi Derau Pada 80PC Kontribusi Nilai Eigen 100% 80PC POLA1 POLA2 POLA3 Derau Jumlah Individu (k) dengan Jumlah Rata-Rata Jarak Terdekat (%) k=5 k=10 k=20 0,02 92,5 77, , , ,8 0, , ,17 0, ,5 62,5 83,3 0, ,3 0,20 92,5 87, ,02 92, ,5 80 0,10 92, ,8 0,20 92, ,17 Gambar 18 Rata-rata Tingkat Akurasi (%) Sistem Berbasis Citra Dalam Kondisi Derau Pada 80PC.

44 29 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Penelitian terhadap perbandingan sistem pengenalan wajah berbasis fitur dan berbasis citra dengan metode AKU memperlihatkan bahwa pengenalan wajah berbasis citra memiliki rata-rata tingkat akurasi 39.14% lebih baik yang dibandingkan dengan yang berbasis fitur dengan perbedaan nilai maksimum sebesar 35%. Tingkat akurasi sistem berbasis citra mencapai 95% dengan ratarata tingkat pengenalan wajah sebesar 93,3% sedangkan yang berbasis fitur hanya mencapai 60% dengan rata-rata tingkat pengenalan wajah hanya mencapai 54,16%. Pemberian derau pada citra wajah tidak memberikan perubahan yang signifikan sampai pada tingkat derau tertentu. Tingkat akurasi mulai menurun pada saat pemberian derau mulai dari 0,10 dan 0,20, namun wajah seseorang masih bisa dikenali sampai variasi derau yang diberikan sebesar 0,02 yaitu sebesar 88%. Pengujian dengan sistem berbasis citra ini sangat rentan terhadap derau. 5.2 Saran Penelitian ini masih sangat sederhana, diharapkan kelak dapat dibangun sebuah sistem pengenalan wajah yang lebih baik, antara lain: 1. Penambahan jumlah titik wajah dan garis wajah yang dapat mempengaruhi tingkat keakurasian citra wajah. 2. Klasifikasi citra wajah dapat dilakukan dengan metode pengenalan yang lain dan bukan hanya metode k-nn. 3. Pemberian noise pada penelitian ini dapat diberikan untuk tipe noise yang lainnya.

45 30 Daftar Pustaka Alasdair M, 2004, An Introduction to Digital Image Processing with Matlab, Notes for SCM2511 Image Processing 1, School of Computer Science and Mathematics Vitoria University of Technology. Brunelli, R and Poggio, T Face Recognition: Features versus Templates IEEE Trans. Pattern Analysis and Machine Intelligence vol.15 pp Resmana L, Marcel J.T Reinders, Thiang Pengenalan Citra Wajah dengan Pemrosesan Awal Transformasi Wavelet. Proceeding Digital Sinyal Processing, Technologi dan Aplikasinya (DSPTA), Surabaya, 2000 Herdiyeni Y. 2005, Metode Jarak garis Wajah Untuk Sistem Pengenalan Wajah 3D Penggunakan Probabilitay Principal Component Analysis (PPCA) Dan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation [tessis]. Depok. Universitas Indonesia Pratiwi. 2010, Pengembangan Model Pengenalan Wajah Dengan Jarak Euclid Pada Ruana Eigen Dengan 2DPCA [tessis]. Bogor. Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor Fauzie R. 2010, Pengenalan Citra Wajah Menggunakan Algoritme VFI5 Dengan Praproses Principal Component Analysis [skripsi]. Bogor. Institut Pertanian Bogor Sudarmilah E. 2009, Pengenalan Wajah Dengan Perbandingan Histogram. Seminar nasional Aplikasi Teknologi Informasi Adila AK Optimasi PCA pada Sistem Pengenalan Wajah 3 Dimensi Menggunakan Algoritma Genetika. Jurnal Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi. Vol. 3 pp Kartika G, Sonny P R Pembuatan Perangkat Lunak Pengenalan Wajah Mengunakan Principal Component Analysis. Jurnal Informatika. Vol. 2 pp Smith LI A Tutorial on Principal Component Analysis, Chapter 2-3, 2002 Hinneburg A, Anggarwal C, Keim D What is the nearest Neighbour in high Dimensional spaces?, Proceeding of the 26th VLDB Conference, Cairo, Egypt.

MODEL PERAMALAN HARGA SAHAM DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK TRIANA ENDANG

MODEL PERAMALAN HARGA SAHAM DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK TRIANA ENDANG MODEL PERAMALAN HARGA SAHAM DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK TRIANA ENDANG SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL PENGENALAN WAJAH DENGAN JARAK EUCLID PADA RUANG EIGEN DENGAN 2DPCA PRATIWI. Final

PENGEMBANGAN MODEL PENGENALAN WAJAH DENGAN JARAK EUCLID PADA RUANG EIGEN DENGAN 2DPCA PRATIWI. Final PENGEMBANGAN MODEL PENGENALAN WAJAH DENGAN JARAK EUCLID PADA RUANG EIGEN DENGAN 2DPCA PRATIWI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

EKSTRAKSI FITUR MENGGUNAKAN ELLIPTICAL FOURIER DESCRIPTOR UNTUK PENGENALAN VARIETAS TANAMAN KEDELAI HERMAWAN SYAHPUTRA

EKSTRAKSI FITUR MENGGUNAKAN ELLIPTICAL FOURIER DESCRIPTOR UNTUK PENGENALAN VARIETAS TANAMAN KEDELAI HERMAWAN SYAHPUTRA EKSTRAKSI FITUR MENGGUNAKAN ELLIPTICAL FOURIER DESCRIPTOR UNTUK PENGENALAN VARIETAS TANAMAN KEDELAI HERMAWAN SYAHPUTRA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Bab ini menjelaskan landasan teori dari metode yang digunakan dalam proses pengenalan wajah, yaitu terdiri atas: metode Eigenface, dan metode Jarak Euclidean. Metode Eigenface digunakan

Lebih terperinci

PREDIKSI STATUS KEAKTIFAN STUDI MAHASISWA DENGAN ALGORITMA C5.0 DAN K-NEAREST NEIGHBOR IIN ERNAWATI G

PREDIKSI STATUS KEAKTIFAN STUDI MAHASISWA DENGAN ALGORITMA C5.0 DAN K-NEAREST NEIGHBOR IIN ERNAWATI G PREDIKSI STATUS KEAKTIFAN STUDI MAHASISWA DENGAN ALGORITMA C5.0 DAN K-NEAREST NEIGHBOR IIN ERNAWATI G651044054 SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER

Lebih terperinci

PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN METODE DIAGONAL PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS. Skripsi

PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN METODE DIAGONAL PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS. Skripsi PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN METODE DIAGONAL PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS Skripsi Di susun oleh : M. RIDHO MAJIDI (0934010056) PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVESITAS PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

UJI KINERJA FACE RECOGNITION MENGGUNAKAN EIGENFACES

UJI KINERJA FACE RECOGNITION MENGGUNAKAN EIGENFACES 1 Uji Kinerja Face Recognition Menggunakan Eigenfaces UJI KINERJA FACE RECOGNITION MENGGUNAKAN EIGENFACES ABDUL AZIS ABDILLAH 1 1STKIP Surya, Tangerang, Banten, abdillah.azul@gmail.com Abstrak. Pada paper

Lebih terperinci

PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN ALGORITMA EIGENFACE DAN EUCLIDEAN DISTANCE

PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN ALGORITMA EIGENFACE DAN EUCLIDEAN DISTANCE PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN ALGORITMA EIGENFACE DAN EUCLIDEAN DISTANCE Widodo Muda Saputra, Helmie Arif Wibawa, S.Si, M.Cs, dan Nurdin Bahtiar, S.Si, M.T Fakultas Sains dan Matematika, Jurusan Ilmu Komputer

Lebih terperinci

PELABELAN OTOMATIS CITRA MENGGUNAKAN FUZZY C MEANS UNTUK SISTEM TEMU KEMBALI CITRA MARSANI ASFI

PELABELAN OTOMATIS CITRA MENGGUNAKAN FUZZY C MEANS UNTUK SISTEM TEMU KEMBALI CITRA MARSANI ASFI PELABELAN OTOMATIS CITRA MENGGUNAKAN FUZZY C MEANS UNTUK SISTEM TEMU KEMBALI CITRA MARSANI ASFI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PENGENALAN JENIS KAYU BERBASIS CITRA G A S I M

JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PENGENALAN JENIS KAYU BERBASIS CITRA G A S I M JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PENGENALAN JENIS KAYU BERBASIS CITRA G A S I M SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2006 ABSTRAK Pengenalan jenis kayu yang sering dilakukan dengan menggunakan

Lebih terperinci

Klasifikasi Citra Menggunakan Metode Minor Component Analysis pada Sistem Temu Kembali Citra

Klasifikasi Citra Menggunakan Metode Minor Component Analysis pada Sistem Temu Kembali Citra Jurnal Ilmiah Ilmu Komputer, Vol 15 No. 2, Desember 2010 : 38-41 Klasifikasi Citra Menggunakan Metode Minor Component Analysis pada Sistem Temu Kembali Citra Vera Yunita, Yeni Herdiyeni Departemen Ilmu

Lebih terperinci

EKSTRAKSI CIRI GEOMETRIS UNTUK APLIKASI IDENTIFIKASI WAJAH. Oleh: Kholistianingsih

EKSTRAKSI CIRI GEOMETRIS UNTUK APLIKASI IDENTIFIKASI WAJAH. Oleh: Kholistianingsih EKSTRAKSI CIRI GEOMETRIS UNTUK APLIKASI IDENTIFIKASI WAJAH Oleh: Kholistianingsih Abstract Face recognition is a non-contact biometric identification that tries to verify individuals automatically based

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN FUZZY INFERENSI SISTEM UNTUK SELEKSI METODE PENINGKATAN PEROLEHAN MINYAK TINGKAT LANJUT INDAH MUSI INDRIA DEWI G

PENGEMBANGAN FUZZY INFERENSI SISTEM UNTUK SELEKSI METODE PENINGKATAN PEROLEHAN MINYAK TINGKAT LANJUT INDAH MUSI INDRIA DEWI G PENGEMBANGAN FUZZY INFERENSI SISTEM UNTUK SELEKSI METODE PENINGKATAN PEROLEHAN MINYAK TINGKAT LANJUT INDAH MUSI INDRIA DEWI G651034074 SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 SURAT PERNYATAAN

Lebih terperinci

ANALISA PENGUKURAN SIMILARITAS BERDASARKAN JARAK MINIMUM PADA PENGENALAN WAJAH 2D MENGGUNAKAN DIAGONAL PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS

ANALISA PENGUKURAN SIMILARITAS BERDASARKAN JARAK MINIMUM PADA PENGENALAN WAJAH 2D MENGGUNAKAN DIAGONAL PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS ANALISA PENGUKURAN SIMILARITAS BERDASARKAN JARAK MINIMUM PADA PENGENALAN WAJAH 2D MENGGUNAKAN DIAGONAL PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS Fetty Tri Anggraeny, Wahyu J.S Saputra Jurusan Teknik Informatika, Universitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas teori yang berkaitan dengan pemrosesan data untuk sistem pengenalan gender pada skripsi ini, meliputi cropping dan resizing ukuran citra, konversi citra

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menggunakan PCA, kemudian penelitian yang menggunakan algoritma Fuzzy C-

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menggunakan PCA, kemudian penelitian yang menggunakan algoritma Fuzzy C- 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Studi Pendahuluan Sebelumnya telah ada penelitian tentang sistem pengenalan wajah 2D menggunakan PCA, kemudian penelitian yang menggunakan algoritma Fuzzy C- Means dan jaringan

Lebih terperinci

PEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

PEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK PEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK Program Studi Matematika FMIPA Universitas Negeri Semarang Abstrak. Saat ini, banyak sekali alternatif dalam

Lebih terperinci

ANALISIS BIPLOT UNTUK MEMETAKAN MUTU SEKOLAH YANG SESUAI DENGAN NILAI UJIAN NASIONAL SUJITA

ANALISIS BIPLOT UNTUK MEMETAKAN MUTU SEKOLAH YANG SESUAI DENGAN NILAI UJIAN NASIONAL SUJITA ANALISIS BIPLOT UNTUK MEMETAKAN MUTU SEKOLAH YANG SESUAI DENGAN NILAI UJIAN NASIONAL SUJITA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

MODEL PERAMALAN HARGA SAHAM DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK TRIANA ENDANG

MODEL PERAMALAN HARGA SAHAM DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK TRIANA ENDANG MODEL PERAMALAN HARGA SAHAM DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK TRIANA ENDANG SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini

Lebih terperinci

PENGENALAN POLA BENTUK BUNGA MENGGUNAKAN PRINCIPLE COMPONENT ANALYSIS DAN K-NN

PENGENALAN POLA BENTUK BUNGA MENGGUNAKAN PRINCIPLE COMPONENT ANALYSIS DAN K-NN PENGENALAN POLA BENTUK BUNGA MENGGUNAKAN PRINCIPLE COMPONENT ANALYSIS DAN K-NN Herfina 1) 1) Program Studi Ilmu Komputer, FMIPA Universitas Pakuan Jl. Pakuan PO BOX 452, Ciheuleut Bogora email : herfinario@yahoo.com

Lebih terperinci

Dosen Program Studi Ilmu Komputer Universitas Pakuan Bogor

Dosen Program Studi Ilmu Komputer Universitas Pakuan Bogor PENGENALAN KADAR TOTAL PADAT TERLARUT PADA BUAH BELIMBING BERDASAR CITRA RED-GREEN-BLUE MENGGUNAKAN PRINCIPLE COMPONENT ANALYSIS (PCA) SEBAGAI EKSTRAKSI CIRI DAN KLASIFIKASI K-NEAREST NEIGHBORHOOD (KNN)

Lebih terperinci

Identifikasi Jenis Kayu Menggunakan Support Vector Machine Berbasis Data Citra

Identifikasi Jenis Kayu Menggunakan Support Vector Machine Berbasis Data Citra Tersedia secara online di: http://journal.ipb.ac.id/index.php/jika Volume 3 Nomor 1 halaman 1-8 ISSN: 2089-6026 Identifikasi Jenis Kayu Menggunakan Support Vector Machine Berbasis Data Citra Wood Type

Lebih terperinci

FACE RECOGNITION MENGGUNAKAN METODE TWO- DIMENSIONAL PRINCIPAL COMPONENTS ANALYSIS (2DPCA) ABSTRAK

FACE RECOGNITION MENGGUNAKAN METODE TWO- DIMENSIONAL PRINCIPAL COMPONENTS ANALYSIS (2DPCA) ABSTRAK FACE RECOGNITION MENGGUNAKAN METODE TWO- DIMENSIONAL PRINCIPAL COMPONENTS ANALYSIS (2DPCA) Kurnia Novita Mutu (0722029) Jurusan Teknik Elektro email: mutunia@gmail.com ABSTRAK Perkembangan biometrik pada

Lebih terperinci

METODE EKSPLORATIF UNTUK MENGUJI KESAMAAN SPEKTRUM FTIR TEMULAWAK

METODE EKSPLORATIF UNTUK MENGUJI KESAMAAN SPEKTRUM FTIR TEMULAWAK METODE EKSPLO ORATIF UNTUK MENGUJI KESAMAAN SPEKTRUM FTIR TEMULAWAK EKO WAHYU WIBOWO SEKOLAH PASCASARJANAA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini

Lebih terperinci

Identifikasi Daun Shorea menggunakan KNN dengan Ekstraksi Fitur 2DPCA. Shorea Leaves Identification using KNN with 2DPCA Feature Extraction

Identifikasi Daun Shorea menggunakan KNN dengan Ekstraksi Fitur 2DPCA. Shorea Leaves Identification using KNN with 2DPCA Feature Extraction Tersedia secara online di: http://journal.ipb.ac.id/index.php/jika Volume 3 Nomor 1 halaman 19-27 ISSN: 2089-6026 Identifikasi Daun Shorea menggunakan KNN dengan Ekstraksi Fitur 2DPCA Shorea Leaves Identification

Lebih terperinci

Pengenalan Wajah dengan Metode Subspace LDA (Linear Discriminant Analysis)

Pengenalan Wajah dengan Metode Subspace LDA (Linear Discriminant Analysis) Pengenalan Wajah dengan Metode Subspace LDA (Linear Discriminant Analysis) Ratna Nur Azizah Jurusan Teknik Elektro FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS, Keputih-Sukolilo, Surabaya-60111

Lebih terperinci

LAPORAN SKRIPSI EKSTRAKSI CIRI PENGENALAN GENDER MENGGUNAKAN FITUR GEOMETRIS CITRA WAJAH DENGAN METODE FUZZY C-MEANS (FCM)

LAPORAN SKRIPSI EKSTRAKSI CIRI PENGENALAN GENDER MENGGUNAKAN FITUR GEOMETRIS CITRA WAJAH DENGAN METODE FUZZY C-MEANS (FCM) LAPORAN SKRIPSI EKSTRAKSI CIRI PENGENALAN GENDER MENGGUNAKAN FITUR GEOMETRIS CITRA WAJAH DENGAN METODE FUZZY C-MEANS (FCM) Oleh : NIHAYATUS SA ADAH 2010-51-206 SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT

Lebih terperinci

Pengolahan Citra untuk Bidang Pertanian(Menentukan Kematangan Buah) Oleh Nama:Wahyu Abid A. NRP : Kelas :2D4 IT(B)

Pengolahan Citra untuk Bidang Pertanian(Menentukan Kematangan Buah) Oleh Nama:Wahyu Abid A. NRP : Kelas :2D4 IT(B) Pengolahan Citra untuk Bidang Pertanian(Menentukan Kematangan Buah) Oleh Nama:Wahyu Abid A. NRP :2110151042 Kelas :2D4 IT(B) Latar Belakang Buah pisang dan alpukat sangatlah familiar dengan warga asia,

Lebih terperinci

SISTEM PENGENALAN WAJAH DENGAN METODE EIGENFACE DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN (JST)

SISTEM PENGENALAN WAJAH DENGAN METODE EIGENFACE DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN (JST) Berkala Fisika ISSN : 1410-9662 Vol. 15, No. 1, Januari 2012, hal 15-20 SISTEM PENGENALAN WAJAH DENGAN METODE EIGENFACE DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN (JST) Tri Mulyono, Kusworo Adi dan Rahmat Gernowo Jurusan

Lebih terperinci

PEMANFAATAN GUI DALAM PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK PENGENALAN CITRA WAJAH MANUSIA MENGGUNAKAN METODE EIGENFACES

PEMANFAATAN GUI DALAM PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK PENGENALAN CITRA WAJAH MANUSIA MENGGUNAKAN METODE EIGENFACES PEMANFAATAN GUI DALAM PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK PENGENALAN CITRA WAJAH MANUSIA MENGGUNAKAN METODE EIGENFACES Ni Wayan Marti Jurusan Manajemen Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan,Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

ANALISIS GRAFOLOGI BERDASARKAN HURUF a DAN t MENGGUNAKAN ALGORITME K-NEAREST NEIGHBOR AMANDA KARATIKA HUBEIS

ANALISIS GRAFOLOGI BERDASARKAN HURUF a DAN t MENGGUNAKAN ALGORITME K-NEAREST NEIGHBOR AMANDA KARATIKA HUBEIS ANALISIS GRAFOLOGI BERDASARKAN HURUF a DAN t MENGGUNAKAN ALGORITME K-NEAREST NEIGHBOR AMANDA KARATIKA HUBEIS DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

JURNAL SISTEM IDENTIFIKASI CITRA TANDA TANGA MENGGUNAKAN METODE 2D-PCA (TWO DIMENSIONAL PRINCIPAL COMPONENT ANALISYS)

JURNAL SISTEM IDENTIFIKASI CITRA TANDA TANGA MENGGUNAKAN METODE 2D-PCA (TWO DIMENSIONAL PRINCIPAL COMPONENT ANALISYS) JURNAL SISTEM IDENTIFIKASI CITRA TANDA TANGA MENGGUNAKAN METODE 2D-PCA (TWO DIMENSIONAL PRINCIPAL COMPONENT ANALISYS) SIGNATURE RECOGNITION USING 2D-PCA (TWO DIMENSIONAL PRINCIPAL COMPONENT ANALISYS) Oleh:

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA EIGENFACE PADA SISTEM ABSENSI KARYAWAN BERBASIS WEBCAM SKRIPSI MAULINA SARI

PENERAPAN ALGORITMA EIGENFACE PADA SISTEM ABSENSI KARYAWAN BERBASIS WEBCAM SKRIPSI MAULINA SARI PENERAPAN ALGORITMA EIGENFACE PADA SISTEM ABSENSI KARYAWAN BERBASIS WEBCAM SKRIPSI MAULINA SARI 060823011 PROGRAM STUDI SARJANA MATEMATIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

Teknik Reduksi Dimensi Menggunakan Komponen Utama Data Partisi Pada Pengklasifikasian Data Berdimensi Tinggi dengan Ukuran Sampel Kecil

Teknik Reduksi Dimensi Menggunakan Komponen Utama Data Partisi Pada Pengklasifikasian Data Berdimensi Tinggi dengan Ukuran Sampel Kecil Teknik Reduksi Dimensi Menggunakan Komponen Utama Data Partisi Pada Pengklasifikasian Data Berdimensi Tinggi dengan Ukuran Sampel Kecil Ronny Susetyoko, Elly Purwantini Politeknik Elektronika Negeri Surabaya

Lebih terperinci

Aplikasi Pengenalan Ekspresi Wajah dengan Teknik Principal. Component Analysis Berbasis Dual-Tree Complex Wavelet Transform

Aplikasi Pengenalan Ekspresi Wajah dengan Teknik Principal. Component Analysis Berbasis Dual-Tree Complex Wavelet Transform Aplikasi Pengenalan Ekspresi Wajah dengan Teknik Principal Component Analysis Berbasis Dual-Tree Complex Wavelet Transform SKRIPSI diajukan sebagai salah satu syarat untuk gelar kesarjanaan pada Jurusan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang Latar Belakang PENDAHULUAN Penelitian mengenai pengenalan wajah termotivasi oleh banyaknya aplikasi praktis yang diperlukan dalam identifikasi wajah. Pengenalan wajah sebagai salah satu dari teknologi

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA SAING PRODUK UNGGULAN DAERAH INDUSTRI KECIL MENENGAH KABUPATEN BANYUMAS MUHAMMAD UNGGUL ABDUL FATTAH

STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA SAING PRODUK UNGGULAN DAERAH INDUSTRI KECIL MENENGAH KABUPATEN BANYUMAS MUHAMMAD UNGGUL ABDUL FATTAH i STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA SAING PRODUK UNGGULAN DAERAH INDUSTRI KECIL MENENGAH KABUPATEN BANYUMAS MUHAMMAD UNGGUL ABDUL FATTAH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016 iii PERNYATAAN

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI JENIS SHOREA (MERANTI) MENGGUNAKAN ALGORITME VOTING FEATURE INTERVALS 5 BERDASARKAN KARAKTERISTIK MORFOLOGI DAUN EVI SUSANTI

IDENTIFIKASI JENIS SHOREA (MERANTI) MENGGUNAKAN ALGORITME VOTING FEATURE INTERVALS 5 BERDASARKAN KARAKTERISTIK MORFOLOGI DAUN EVI SUSANTI IDENTIFIKASI JENIS SHOREA (MERANTI) MENGGUNAKAN ALGORITME VOTING FEATURE INTERVALS 5 BERDASARKAN KARAKTERISTIK MORFOLOGI DAUN EVI SUSANTI DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

A ALISIS KARAKTERISTIK MAHASISWA O AKTIF U IVERSITAS TERBUKA DE GA PE DEKATA CLUSTER E SEMBLE DYAH PAMI TA RAHAYU

A ALISIS KARAKTERISTIK MAHASISWA O AKTIF U IVERSITAS TERBUKA DE GA PE DEKATA CLUSTER E SEMBLE DYAH PAMI TA RAHAYU A ALISIS KARAKTERISTIK MAHASISWA O AKTIF U IVERSITAS TERBUKA DE GA PE DEKATA CLUSTER E SEMBLE DYAH PAMI TA RAHAYU SEKOLAH PASCASARJA A I STITUT PERTA IA BOGOR BOGOR 2009 PER YATAA ME GE AI TESIS DA SUMBER

Lebih terperinci

SISTEM PENGENALAN WAJAH BERBASIS METODA FISHERFACE TUGAS AKHIR. Febrian Ardiyanto NIM :

SISTEM PENGENALAN WAJAH BERBASIS METODA FISHERFACE TUGAS AKHIR. Febrian Ardiyanto NIM : SISTEM PENGENALAN WAJAH BERBASIS METODA FISHERFACE TUGAS AKHIR Oleh Febrian Ardiyanto NIM : 13203137 PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO SEKOLAH TEKNIK ELEKTRO DAN INFORMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2007

Lebih terperinci

BAB 2 PENGENALAN IRIS, PENENTUAN LOKASI IRIS, DAN PEMBUATAN VEKTOR MASUKAN

BAB 2 PENGENALAN IRIS, PENENTUAN LOKASI IRIS, DAN PEMBUATAN VEKTOR MASUKAN BAB 2 PENGENALAN IRIS, PENENTUAN LOKASI IRIS, DAN PEMBUATAN VEKTOR MASUKAN Pengenalan suatu objek tentu saja tidak bisa dilakukan tanpa persiapan sama sekali. Ada beberapa proses yang perlu dilakukan sebelum

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN ALGORITMA PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS(PCA) DAN IMPROVED BACKPROPAGATION

IMPLEMENTASI PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN ALGORITMA PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS(PCA) DAN IMPROVED BACKPROPAGATION J~ICON, Vol. 3 No. 2, Oktober 2015, pp. 89 ~ 95 89 IMPLEMENTASI PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN ALGORITMA PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS(PCA) DAN IMPROVED BACKPROPAGATION Rini Miyanti Maubara 1, Adriana Fanggidae

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan mengenai Latar Belakang, Identifikasi Masalah, Tujuan Tugas Akhir, Lingkup Tugas Akhir, Metodologi Tugas Akhir dan Sistematika Penulisan Tugas Akhir. 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

PERBANDINGAN HASIL PENGGEROMBOLAN METODE K-MEANS, FUZZY K-MEANS, DAN TWO STEP CLUSTER

PERBANDINGAN HASIL PENGGEROMBOLAN METODE K-MEANS, FUZZY K-MEANS, DAN TWO STEP CLUSTER PERBANDINGAN HASIL PENGGEROMBOLAN METODE K-MEANS, FUZZY K-MEANS, DAN TWO STEP CLUSTER LATHIFATURRAHMAH SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 PERNYATAAN MENGENAI TUGAS AKHIR DAN SUMBER

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman yang secara tidak disadari diikuti oleh perkembangan teknologi sangat banyak memberi pengaruh terhadap perkembangan ilmu

Lebih terperinci

PENGUKURAN KEMIRIPAN CITRA BERBASIS WARNA, BENTUK, DAN TEKSTUR MENGGUNAKAN BAYESIAN NETWORK RIZKI PEBUARDI

PENGUKURAN KEMIRIPAN CITRA BERBASIS WARNA, BENTUK, DAN TEKSTUR MENGGUNAKAN BAYESIAN NETWORK RIZKI PEBUARDI PENGUKURAN KEMIRIPAN CITRA BERBASIS WARNA, BENTUK, DAN TEKSTUR MENGGUNAKAN BAYESIAN NETWORK RIZKI PEBUARDI DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi komputer sekarang sangat pesat, ini ditandai dengan hampir semua pengolahan data dan informasi telah dilakukan dengan komputer. Hal ini diakibatkan

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN DALAM PENGGUNAAN METODE PEMBAYARAN NON-TUNAI

ANALISIS KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN DALAM PENGGUNAAN METODE PEMBAYARAN NON-TUNAI ANALISIS KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN DALAM PENGGUNAAN METODE PEMBAYARAN NON-TUNAI (PREPAID CARD) LOVITA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012 SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan

Lebih terperinci

PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN METODE LINEAR DISCRIMINANT ANALYSIS DAN K NEAREST NEIGHBOR

PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN METODE LINEAR DISCRIMINANT ANALYSIS DAN K NEAREST NEIGHBOR PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN METODE LINEAR DISCRIMINANT ANALYSIS DAN K NEAREST NEIGHBOR 1 Fandiansyah, 2 Jayanti Yusmah Sari, 3 Ika Purwanti Ningrum Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada perkembangan teknologi informasi seperti saat ini, kebutuhan akan informasi dan sistem yang dapat membantu kebutuhan manusia dalam berbagai aspek sangatlah penting.

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN PENGGUNA JASA PELAYANAN PERIZINAN PENANAMAN MODAL DI PELAYANAN TERPADU SATU PINTU (PTSP), BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL (BKPM)

ANALISIS KEPUASAN PENGGUNA JASA PELAYANAN PERIZINAN PENANAMAN MODAL DI PELAYANAN TERPADU SATU PINTU (PTSP), BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL (BKPM) ANALISIS KEPUASAN PENGGUNA JASA PELAYANAN PERIZINAN PENANAMAN MODAL DI PELAYANAN TERPADU SATU PINTU (PTSP), BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL (BKPM) EPI RATRI ZUWITA PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAN BISNIS SEKOLAH

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2004/2005

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2004/2005 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2004/2005 PENGENALAN CITRA WAJAH DENGAN MENGGUNAKAN TRANS FORMAS I WAVELET DIS KRIT D AN JARINGAN S ARAF

Lebih terperinci

BEBERAPA METODE PENDUGAAN JUMLAH KOMPONEN DALAM CAMPURAN SENYAWA KIMIA MURDAN ALFA SATYAWAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008

BEBERAPA METODE PENDUGAAN JUMLAH KOMPONEN DALAM CAMPURAN SENYAWA KIMIA MURDAN ALFA SATYAWAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 i BEBERAPA METODE PENDUGAAN JUMLAH KOMPONEN DALAM CAMPURAN SENYAWA KIMIA MURDAN ALFA SATYAWAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 ii PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

MANAJEMEN RISIKO DI PERUSAHAAN BETON (STUDI KASUS UNIT READYMIX PT BETON INDONESIA) MUAMMAR TAWARUDDIN AKBAR

MANAJEMEN RISIKO DI PERUSAHAAN BETON (STUDI KASUS UNIT READYMIX PT BETON INDONESIA) MUAMMAR TAWARUDDIN AKBAR MANAJEMEN RISIKO DI PERUSAHAAN BETON (STUDI KASUS UNIT READYMIX PT BETON INDONESIA) MUAMMAR TAWARUDDIN AKBAR SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYALURAN KREDIT DI BANK UMUM MILIK NEGARA PERIODE TAHUN RENALDO PRIMA SUTIKNO

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYALURAN KREDIT DI BANK UMUM MILIK NEGARA PERIODE TAHUN RENALDO PRIMA SUTIKNO ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYALURAN KREDIT DI BANK UMUM MILIK NEGARA PERIODE TAHUN 2004-2012 RENALDO PRIMA SUTIKNO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013 PERNYATAAN MENGENAI

Lebih terperinci

PENGENALAN BILANGAN ARAB MENGGUNAKAN TEMPLATE MATCHING

PENGENALAN BILANGAN ARAB MENGGUNAKAN TEMPLATE MATCHING Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) PENGENALAN BILANGAN ARAB MENGGUNAKAN TEMPLATE MATCHING Muhammad Hanif Dwiadi¹, Sofia Naning Hertiana², Gelar Budiman³ ¹Teknik Telekomunikasi,, Universitas Telkom Abstrak

Lebih terperinci

KLASIFIKASI KAYU DENGAN MENGGUNAKAN NAÏVE BAYES-CLASSIFIER

KLASIFIKASI KAYU DENGAN MENGGUNAKAN NAÏVE BAYES-CLASSIFIER KLASIFIKASI KAYU DENGAN MENGGUNAKAN NAÏVE BAYES-CLASSIFIER ACHMAD FAHRUROZI 1 1 Universitas Gunadarma, achmad.fahrurozi12@gmail.com Abstrak Masalah yang akan diangkat dalam makalah ini adalah bagaimana

Lebih terperinci

PERANCANGAN PROTOKOL AKTA NOTARIS DIGITAL INAYATULLAH

PERANCANGAN PROTOKOL AKTA NOTARIS DIGITAL INAYATULLAH PERANCANGAN PROTOKOL AKTA NOTARIS DIGITAL INAYATULLAH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa Tesis Perancangan

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA KEUANGAN SATUAN USAHA KOMERSIAL PERGURUAN TINGGI NEGERI BADAN HUKUM DARSONO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

EVALUASI KINERJA KEUANGAN SATUAN USAHA KOMERSIAL PERGURUAN TINGGI NEGERI BADAN HUKUM DARSONO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 1 EVALUASI KINERJA KEUANGAN SATUAN USAHA KOMERSIAL PERGURUAN TINGGI NEGERI BADAN HUKUM DARSONO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI SERTA

Lebih terperinci

Implementasi Pengenalan Wajah Berbasis Algoritma Nearest Feature Midpoint

Implementasi Pengenalan Wajah Berbasis Algoritma Nearest Feature Midpoint Implementasi Pengenalan Wajah Berbasis Algoritma Nearest Feature Midpoint Diana Purwitasari, Rully Soelaiman, Mediana Aryuni dan Hanif Rahma Hakim Fakultas Teknologi Informasi, Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

Hasil Ekstraksi Algoritma Principal Component Analysis (PCA) untuk Pengenalan Wajah dengan Bahasa Pemograman Java Eclipse IDE

Hasil Ekstraksi Algoritma Principal Component Analysis (PCA) untuk Pengenalan Wajah dengan Bahasa Pemograman Java Eclipse IDE Hasil Ekstraksi Algoritma Principal Component Analysis (PCA) untuk Pengenalan dengan Bahasa Pemograman Java Eclipse IDE Fiqih Ismawan Dosen Program Studi Teknik Informatika, FMIPA Universitas Indraprasta

Lebih terperinci

PENGENALAN CITRA WAJAH DENGAN MENGGUNAKAN TRANSFORMASI WAVELET DISKRIT DAN JARINGAN SARAF TIRUAN BACK-PROPAGATION

PENGENALAN CITRA WAJAH DENGAN MENGGUNAKAN TRANSFORMASI WAVELET DISKRIT DAN JARINGAN SARAF TIRUAN BACK-PROPAGATION PENGENALAN CITRA WAJAH DENGAN MENGGUNAKAN TRANSFORMASI WAVELET DISKRIT DAN JARINGAN SARAF TIRUAN BACK-PROPAGATION Suhendry Effendy Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Bina Nusantara University

Lebih terperinci

HUBUNGAN EFEKTIVITAS SISTEM PENILAIAN KINERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN PADA KANTOR PUSAT PT PP (PERSERO), TBK JULIANA MAISYARA

HUBUNGAN EFEKTIVITAS SISTEM PENILAIAN KINERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN PADA KANTOR PUSAT PT PP (PERSERO), TBK JULIANA MAISYARA HUBUNGAN EFEKTIVITAS SISTEM PENILAIAN KINERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN PADA KANTOR PUSAT PT PP (PERSERO), TBK JULIANA MAISYARA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 PERNYATAAN MENGENAI

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Citra Berikut adalah beberapa definisi dari citra, antara lain: rupa; gambar; gambaran (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Sebuah fungsi dua dimensi, f(x, y), di mana x dan y adalah

Lebih terperinci

SISTEM PINTU OTOMATIS BERDASARKAN PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN METODE NEAREST FEATURE LINE

SISTEM PINTU OTOMATIS BERDASARKAN PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN METODE NEAREST FEATURE LINE SISTEM PINTU OTOMATIS BERDASARKAN PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN METODE NEAREST FEATURE LINE Agus Budi Dharmawan 1), Lina 2) 1), 2) Teknik Informatika FTI - UNTARJakarta Jl S. Parman No.1, Jakarta 11440

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN GEOMETRIC MEAN FILTER DENGAN OPERATOR SOBEL, OPERATOR PREWITT DAN OPERATOR ROBERT PADA CITRA BITMAP SKRIPSI

ANALISIS PERBANDINGAN GEOMETRIC MEAN FILTER DENGAN OPERATOR SOBEL, OPERATOR PREWITT DAN OPERATOR ROBERT PADA CITRA BITMAP SKRIPSI ANALISIS PERBANDINGAN GEOMETRIC MEAN FILTER DENGAN OPERATOR SOBEL, OPERATOR PREWITT DAN OPERATOR ROBERT PADA CITRA BITMAP SKRIPSI MAGDALENA SIREGAR 111401109 PROGRAM STUDI S1 ILMU KOMPUTER FAKULTAS ILMU

Lebih terperinci

KOMPRESI CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN HEBBIAN BASED PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS

KOMPRESI CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN HEBBIAN BASED PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS KOMPRESI CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN HEBBIAN BASED PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS 1 Sofyan Azhar Ramba 2 Adiwijaya 3 Andrian Rahmatsyah 12 Departemen Teknik Informatika Sekolah Tinggi Teknologi Telkom

Lebih terperinci

JURNAL TEODOLITA. VOL. 14 NO. 1, Juni 2013 ISSN DAFTAR ISI

JURNAL TEODOLITA. VOL. 14 NO. 1, Juni 2013 ISSN DAFTAR ISI JURNAL TEODOLITA VOL. 14 NO. 1, Juni 2013 ISSN 1411-1586 DAFTAR ISI Perpaduan Arsitektur Jawa dan Sunda Pada Permukiman Bonokeling Di Banyumas, Jawa Tengah...1-15 Wita Widyandini, Atik Suprapti, R. Siti

Lebih terperinci

PENDUGAAN PARAMETER BEBERAPA SEBARAN POISSON CAMPURAN DAN BEBERAPA SEBARAN DISKRET DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITME EM ADE HARIS HIMAWAN

PENDUGAAN PARAMETER BEBERAPA SEBARAN POISSON CAMPURAN DAN BEBERAPA SEBARAN DISKRET DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITME EM ADE HARIS HIMAWAN PENDUGAAN PARAMETER BEBERAPA SEBARAN POISSON CAMPURAN DAN BEBERAPA SEBARAN DISKRET DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITME EM ADE HARIS HIMAWAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengembangan Sistem Pengenalan Wajah 2D

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengembangan Sistem Pengenalan Wajah 2D 30 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengembangan Sistem Pengenalan Wajah 2D Penelitian ini mengembangkan model sistem pengenalan wajah dua dimensi pada citra wajah yang telah disiapkan dalam

Lebih terperinci

EKSTRAKSI JALAN SECARA OTOMATIS DENGAN DETEKSI TEPI CANNY PADA FOTO UDARA TESIS OLEH: ANDRI SUPRAYOGI NIM :

EKSTRAKSI JALAN SECARA OTOMATIS DENGAN DETEKSI TEPI CANNY PADA FOTO UDARA TESIS OLEH: ANDRI SUPRAYOGI NIM : EKSTRAKSI JALAN SECARA OTOMATIS DENGAN DETEKSI TEPI CANNY PADA FOTO UDARA (Menggunakan Transformasi Wavelet Untuk Penghalusan Citra ) TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem Pakar (Expert System), Jaringan Saraf Tiruan (Artificial Neural Network), Visi

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem Pakar (Expert System), Jaringan Saraf Tiruan (Artificial Neural Network), Visi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era yang semakin maju ini, teknologi telah memegang peranan penting dalam kehidupan manusia sehari-hari, sehingga kemajuannya sangat dinantikan dan dinikmati para

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Bab ini akan membahas tentang pengujian dan analisis sistem. Pada pengujian akan dijelaskan tentang kriteria pengujian serta analisis dari pengujian 4.1. Kriteria Pengujian

Lebih terperinci

PENGENALAN SESEORANG MENGGUNAKAN CITRA GARIS TANGAN

PENGENALAN SESEORANG MENGGUNAKAN CITRA GARIS TANGAN PENGENALAN SESEORANG MENGGUNAKAN CITRA GARIS TANGAN Bagus Fadzerie Robby 1), Resty Wulanningrum 2) 1), 2) Universitas Nusantara PGRI Kediri 1), 2) Jl. KH. Achmad Dahlan 76, Kediri, Jawa Timur 64112 Email

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN FUZZY INFERENSI SISTEM UNTUK SELEKSI METODE PENINGKATAN PEROLEHAN MINYAK TINGKAT LANJUT INDAH MUSI INDRIA DEWI G

PENGEMBANGAN FUZZY INFERENSI SISTEM UNTUK SELEKSI METODE PENINGKATAN PEROLEHAN MINYAK TINGKAT LANJUT INDAH MUSI INDRIA DEWI G PENGEMBANGAN FUZZY INFERENSI SISTEM UNTUK SELEKSI METODE PENINGKATAN PEROLEHAN MINYAK TINGKAT LANJUT INDAH MUSI INDRIA DEWI G651034074 SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 SURAT PERNYATAAN

Lebih terperinci

Pengenalan Citra Wajah dengan Pemrosesan Awal Transformasi Wavelet

Pengenalan Citra Wajah dengan Pemrosesan Awal Transformasi Wavelet Pengenalan Citra Wajah dengan Pemrosesan Awal Transformasi Wavelet Resmana Lim 1,2), Marcel J.T. Reinders 1) dan Thiang 2) 1) Information and Communication Theory Group Faculty of Information Technology

Lebih terperinci

Verifikasi Citra Wajah Menggunakan Metode Discrete Cosine Transform Untuk Aplikasi Login

Verifikasi Citra Wajah Menggunakan Metode Discrete Cosine Transform Untuk Aplikasi Login The 13 th Industrial Electronics Seminar 011 (IES 011) Electronic Engineering Polytechnic Institute of Surabaya (EEPIS), Indonesia, October 6, 011 Verifikasi Citra Wajah Menggunakan Metode Discrete Cosine

Lebih terperinci

Fitur Matriks Populasi Piksel Untuk Membedakan Frame-frame Dalam Deteksi Gerakan

Fitur Matriks Populasi Piksel Untuk Membedakan Frame-frame Dalam Deteksi Gerakan Fitur Matriks Populasi Piksel Untuk Membedakan Frame-frame Dalam Deteksi Gerakan Teady Matius Surya Mulyana tmulyana@bundamulia.ac.id, teadymatius@yahoo.com Teknik Informatika Universitas Bunda Mulia Abstrak

Lebih terperinci

Principal Component Analysis

Principal Component Analysis Perbandingan Ukuran Jarak pada Proses Pengenalan Wajah Berbasis Principal Component Analysis (PCA) Pembimbing: Dr.Ir.Wirawan, DEA (Ir. Hendra Kusuma, M.Eng) Nimas Setya Yaniar 2208.100.616 POSE (posisi

Lebih terperinci

ANALISIS IMPLEMENTASI MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA ( STUDI KASUS PENGEMBANGAN PELABUHAN MAKASSAR )

ANALISIS IMPLEMENTASI MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA ( STUDI KASUS PENGEMBANGAN PELABUHAN MAKASSAR ) ANALISIS IMPLEMENTASI MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA ( STUDI KASUS PENGEMBANGAN PELABUHAN MAKASSAR ) TEGUH PAIRUNAN PUTRA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telinga, wajah, infrared, gaya berjalan, geometri tangan, telapak tangan, retina,

BAB I PENDAHULUAN. telinga, wajah, infrared, gaya berjalan, geometri tangan, telapak tangan, retina, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem biometrika merupakan teknologi pengenalan diri dengan menggunakan bagian tubuh atau perilaku manusia. Sidik jari, tanda tangan, DNA, telinga, wajah, infrared,

Lebih terperinci

MODEL SKEDUL MIGRASI DAN APLIKASINYA DALAM PROYEKSI PENDUDUK MULTIREGIONAL MUSLIMAH

MODEL SKEDUL MIGRASI DAN APLIKASINYA DALAM PROYEKSI PENDUDUK MULTIREGIONAL MUSLIMAH MODEL SKEDUL MIGRASI DAN APLIKASINYA DALAM PROYEKSI PENDUDUK MULTIREGIONAL MUSLIMAH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya

Lebih terperinci

PENDEKATAN LOGIKA FUZZY UNTUK MEMPREDIKSI IPK AKHIR MAHASISWA MATEMATIKA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

PENDEKATAN LOGIKA FUZZY UNTUK MEMPREDIKSI IPK AKHIR MAHASISWA MATEMATIKA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 1 PENDEKATAN LOGIKA FUZZY UNTUK MEMPREDIKSI IPK AKHIR MAHASISWA MATEMATIKA INSTITUT PERTANIAN BOGOR ANA MARNIDA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 2 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN

Lebih terperinci

PENGARUH SERTIFIKASI GURU TERHADAP KESEJAHTERAAN DAN KINERJA GURU DI KABUPATEN SUMEDANG RIZKY RAHADIKHA

PENGARUH SERTIFIKASI GURU TERHADAP KESEJAHTERAAN DAN KINERJA GURU DI KABUPATEN SUMEDANG RIZKY RAHADIKHA 1 PENGARUH SERTIFIKASI GURU TERHADAP KESEJAHTERAAN DAN KINERJA GURU DI KABUPATEN SUMEDANG RIZKY RAHADIKHA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

PENGENALAN GARIS TELAPAK TANGAN MENGGUNAKAN EKSTRAKSI JARAK EUCLIDEAN TERNORMALISASI SKRIPSI FUJI FRILLA KURNIA

PENGENALAN GARIS TELAPAK TANGAN MENGGUNAKAN EKSTRAKSI JARAK EUCLIDEAN TERNORMALISASI SKRIPSI FUJI FRILLA KURNIA PENGENALAN GARIS TELAPAK TANGAN MENGGUNAKAN EKSTRAKSI 09PENGENALAN GARIS TELAPAK TANGAN DENGAN MENGGUNAKAN FITUR EKSTRAKSI OPERASI BLOK FITUR OPERASI NON-OVERLAPPING BLOK NON-OVERLAPPING DAN PENCOCOKAN

Lebih terperinci

Karakteristik Spesifikasi

Karakteristik Spesifikasi Sinyal yang masuk difilter ke dalam sinyal frekuensi rendah (low-pass filter) dan sinyal frekuensi tinggi (high-pass filter) Lakukan downsampling pada kedua sinyal tersebut Low-pass frekuensi hasil downsampling

Lebih terperinci

BAB 3 ALGORITMA PENGENALAN BAB 3 SUDUT FOTO DENGAN DATA SEGITIGA MASING-MASING SUDUT

BAB 3 ALGORITMA PENGENALAN BAB 3 SUDUT FOTO DENGAN DATA SEGITIGA MASING-MASING SUDUT 24 BAB 3 ALGORITMA PENGENALAN BAB 3 SUDUT FOTO DENGAN DATA ALGORITMA RATA-RATA PENGENALAN MASING-MASING SUDUT SUDUT FOTO SERTA DENGAN DATA DATA FUZZY RATA-RATA MASING-MASING SEGITIGA MASING-MASING SUDUT

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE KDDA MENGGUNAKAN KERNEL RBF, KERNEL POLINOMIAL DAN METODE PCA UNTUK PENGENALAN WAJAH AKIBAT VARIASI PENCAHAYAAN ABSTRAK

PERBANDINGAN METODE KDDA MENGGUNAKAN KERNEL RBF, KERNEL POLINOMIAL DAN METODE PCA UNTUK PENGENALAN WAJAH AKIBAT VARIASI PENCAHAYAAN ABSTRAK PERBANDINGAN METODE KDDA MENGGUNAKAN KERNEL RBF, KERNEL POLINOMIAL DAN METODE PCA UNTUK PENGENALAN WAJAH AKIBAT VARIASI PENCAHAYAAN Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Jl. Prof. Drg. Suria Sumantri

Lebih terperinci

PEMODELAN SISTEM PENDULUM TERBALIK GANDA DAN KARAKTERISASI PARAMETER PADA MASALAH REGULASI OPTIMAL HASBY ASSIDIQI

PEMODELAN SISTEM PENDULUM TERBALIK GANDA DAN KARAKTERISASI PARAMETER PADA MASALAH REGULASI OPTIMAL HASBY ASSIDIQI PEMODELAN SISTEM PENDULUM TERBALIK GANDA DAN KARAKTERISASI PARAMETER PADA MASALAH REGULASI OPTIMAL HASBY ASSIDIQI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN

Lebih terperinci

PERBAIKAN DAN EVALUASI KINERJA ALGORITMA PIXEL- VALUE DIFFERENCING ( PVD) ROJALI

PERBAIKAN DAN EVALUASI KINERJA ALGORITMA PIXEL- VALUE DIFFERENCING ( PVD) ROJALI PERBAIKAN DAN EVALUASI KINERJA ALGORITMA PIXEL- VALUE DIFFERENCING ( PVD) ROJALI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya

Lebih terperinci

KETERKONTROLAN BEBERAPA SISTEM PENDULUM SAKIRMAN

KETERKONTROLAN BEBERAPA SISTEM PENDULUM SAKIRMAN KETERKONTROLAN BEBERAPA SISTEM PENDULUM SAKIRMAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Keterkontrolan

Lebih terperinci

PENGENALAN GENDER MEMANFAATKAN WAJAH MANUSIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE KLASIFIKASI NEAREST NEIGHBOR

PENGENALAN GENDER MEMANFAATKAN WAJAH MANUSIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE KLASIFIKASI NEAREST NEIGHBOR PENGENALAN GENDER MEMANFAATKAN WAJAH MANUSIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE KLASIFIKASI NEAREST NEIGHBOR Ardilla Ayu Dewanti Ridwan, Ivanna K. Timotius, Iwan Setyawan PENGENALAN GENDER MEMANFAATKAN WAJAH MANUSIA

Lebih terperinci

Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Pengenalan Wajah Menggunakan Metode Adjacent Pixel Intensity Difference Quantization Histogram Generation Oleh : ANDIK MABRUR 1206 100 716 Dosen Pembimbing : Drs. Soetrisno, MI.Komp. Jurusan Matematika

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Citra, Pengolahan Citra, dan Pengenalan Pola Citra dapat dijelaskan sebagai dua dimensi dari fungsi f(x,y) dimana x dan y tersebut adalah sebuah koordinat pada bidang

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI SCALABLE VECTOR GRAPHICS (SVG) TERHADAP APLIKASI e-learning STUDI KASUS UNIVERSITAS TERBUKA (UT) RUSTAM EFFENDY

IMPLEMENTASI SCALABLE VECTOR GRAPHICS (SVG) TERHADAP APLIKASI e-learning STUDI KASUS UNIVERSITAS TERBUKA (UT) RUSTAM EFFENDY IMPLEMENTASI SCALABLE VECTOR GRAPHICS (SVG) TERHADAP APLIKASI e-learning STUDI KASUS UNIVERSITAS TERBUKA (UT) RUSTAM EFFENDY SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007 PERNYATAAN MENGENAI

Lebih terperinci

SISTEM PENGENALAN PENGUCAPAN HURUF VOKAL DENGAN METODA PENGUKURAN SUDUT BIBIR PADA CITRA 2 DIMENSI ABSTRAK

SISTEM PENGENALAN PENGUCAPAN HURUF VOKAL DENGAN METODA PENGUKURAN SUDUT BIBIR PADA CITRA 2 DIMENSI ABSTRAK SISTEM PENGENALAN PENGUCAPAN HURUF VOKAL DENGAN METODA PENGUKURAN SUDUT BIBIR PADA CITRA 2 DIMENSI Adhi Fajar Sakti Wahyudi (0722062) Jurusan Teknik Elektro Email: afsakti@gmail.com ABSTRAK Teknologi pengenalan

Lebih terperinci

PEMODELAN JARINGAN SYARAF TIRUAN RECURRENT YANG TEROPTIMASI SECARA HEURISTIK UNTUK PENDUGAAN CURAH HUJAN BERDASARKAN PEUBAH ENSO

PEMODELAN JARINGAN SYARAF TIRUAN RECURRENT YANG TEROPTIMASI SECARA HEURISTIK UNTUK PENDUGAAN CURAH HUJAN BERDASARKAN PEUBAH ENSO PEMODELAN JARINGAN SYARAF TIRUAN RECURRENT YANG TEROPTIMASI SECARA HEURISTIK UNTUK PENDUGAAN CURAH HUJAN BERDASARKAN PEUBAH ENSO AFAN GALIH SALMAN Tesis Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. seseorang. Hal inilah yang mendorong adanya perkembangan teknologi

BAB 3 METODOLOGI. seseorang. Hal inilah yang mendorong adanya perkembangan teknologi BAB 3 METODOLOGI 3.1. Kerangka Berpikir Pengenalan ekspresi wajah adalah salah satu bentuk representasi kecerdasan manusia yang dapat digunakan untuk mendeteksi kondisi emosi seseorang. Hal inilah yang

Lebih terperinci

Klasifikasi kelompok usia berdasarkan citra wajah menggunakan algoritma neural network dengan fitur face anthropometry dan kedalam kerutan

Klasifikasi kelompok usia berdasarkan citra wajah menggunakan algoritma neural network dengan fitur face anthropometry dan kedalam kerutan Klasifikasi kelompok usia berdasarkan citra wajah menggunakan algoritma neural network dengan fitur face anthropometry dan kedalam kerutan Nur Hayatin Teknik Informatika, Universitas Muhammadiyah Malang

Lebih terperinci

BAB 3 PROSEDUR DAN METODOLOGI

BAB 3 PROSEDUR DAN METODOLOGI BAB 3 PROSEDUR DAN METODOLOGI 3.1 Analisa Masalah Kemajuan teknologi di bidang multimedia, menuntut kemampuan sistem yang lebih baik dan lebih maju dari sebelumnya, sesuai dengan perkembangan teknologi.

Lebih terperinci