LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI VII DPR RI KE PROVINSI JAWA BARAT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI VII DPR RI KE PROVINSI JAWA BARAT"

Transkripsi

1 LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI VII DPR RI MASA PERSIDANGAN V TAHUN KE PROVINSI JAWA BARAT Dalam Rangka Pengawasan Kesiapan Penyediaan Bahan Bakar Minyak dan Gas serta Ketenagalistrikan Menjelang Hari Raya Idul Fitri 1437 H KOMISI VII DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA 2016

2 A. LATAR BELAKANG Pada awal bulan Juli tahun 2016 ini, insyaallah umat Islam akan merayakan hari raya Idul Fitri 1437 H. Momentum hari raya dan libur panjang bagi sebagian besar masyarakat biasanya dimanfaatkan untuk pulang ke kampung halaman atau yang lazim disebut mudik. Masyarakat di kota-kota besar, termasuk di Jakarta dan sekitarnya akan melakukan perjalanan ke daerah-daerah untuk merayakan hari raya. Adanya perjalanan sebagian besar masyarakat ke kampung halamannya atau dari tempat satu ke tempat lainnya, tentunya membutuhkan sarana transportasi dengan bahan bakar minyak yang cukup. Apalagi di Provinsi Jawa Barat ini dikenal sebagai daerah jalur mudik dan tujuan mudik yang paling besar serta daerah lintasan mudik yang cukup padat lalu lintasnya. Mobilitas masyarakat yang tinggi untuk merayakan hari raya mengakibatkan kebutuhan BBM akan melonjak sangat pesat. Kebutuhan BBM yang tinggi apabila tidak diimbangi dengan pasokan yang cukup akan menyebabkan kelangkaan BBM yang akan menimbulkan keresahan masyarakat dan bisa jadi berujung pada gangguan sosial. Untuk itu, sebagai langkah antisipasi dan upaya untuk memastikan ketersediaan BBM bagi masyarakat, maka Komisi VII DPR RI yang mempunyai tugas di bidang energi dan mempunyai mitra kerja PT Pertamina (Persero) memandang penting untuk memberikan perhatian secara khusus terhadap masalah ketersediaan BBM menjelang arus mudik di Provinsi Jawa Barat. Selain itu, Komisi VII DPR RI juga berkepentingan untuk memastikan kebutuhan masyarakat terhadap energi, baik berupa gas (LPG) dan listrik untuk masyarakat agar tersedia dan terjamin pasokannya selama menjelang dan pasca hari raya Idul Fitri. Untuk itu, pada kunjungan kerja ini Komisi VII DPR RI berharap mendapatkan informasi dan data terkini serta langkahlangkah antisipasi dari PT Pertamina (Persero) dalam penyediaan BBM dan 1

3 gas serta dari PT PLN (Persero) dalam menjamin pasokan listrik dan jaminan tidak ada masalah pemadaman menjelang dan pasca hari raya Idul Fitri. Sebagai upaya menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan dan memberikan kepastian serta kenyamanan para pemigran (pemudik) serta guna memastikan segala sesuatunya terkait supply BBM, LPG dan listrik agar tidak mengalami permasalahan dalam pasokan ketersediaannya, maka Komisi VII DPR RI yang mempunyai mitra kerja PT. Pertamina (Persero) dan PT PLN (Persero) memandang perlu untuk melakukan kunjungan lapangan ke Provinsi Jawa Barat. B. DASAR HUKUM Dasar Hukum pelaksanaan kunjungan kerja spesifik Komisi VII DPR RI adalah: 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. 2. Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2014 tentang Tata Tertib sebagaimana telah diubah beberapa kali. 3. Keputusan Rapat Komisi VII DPR RI tentang Agenda Kerja Masa Persidangan V Tahun Sidang C. TUJUAN KUNJUNGAN LAPANGAN Maksud kunjungan lapangan adalah terkait dengan pelaksanaan tugas dan fungsi Komisi VII DPR RI, khususnya fungsi pengawasan. Sedangkan tujuan kunjungan lapangan ini secara khusus adalah: 1. Informasi tentang kesiapan pasokan dan ketersediaan BBM, fasilitas dan infrastruktur distribusi BBM termasuk depo dan terminal BBM serta kelaikan SPBU. 2

4 2. Informasi tentang titik rawan dan potensi masalah terkait penyediaan BBM, gas dan listrik untuk masyarakat pada perayaan Idul Fitri. 3. Kesiapan sumber daya manusia dan antisipasi gangguan keamanan terhadap penyediaan BBM, gas dan listrik. 4. Memastikan adanya langkah-langkah antisipasi dan penangan masalah secara cepat jika terjadi masalah dalam penyediaan BBM, gas dan listrik. D. WAKTU, LOKASI KUNJUNGAN DAN AGENDA KEGIATAN Kegiatan kunjungan lapangan Komisi VII DPR RI dilaksanakan pada tanggal Juni 2016 dan mempunyai lokasi tujuan kunjungan ke Provinsi Jawa Barat. Sedangkan agenda kegiatan Kunjungan Lapangan adalah melakukan pertemuan dengan pihak yang terkait di daerah dan meninjau langsung ke lokasi, dengan agenda sebagai berikut: a. Pertemuan dengan PT Pertamina dan PT PLN Wilayah Jawa Barat. b. Kunjungan lapangan ke fasilitas distribusi bahan bakar minyak (SPBU) milik Pertamina. E. SASARAN DAN HASIL KEGIATAN Sasaran dari kegiatan kunjungan lapangan adalah terkumpulnya masukan, informasi dan aspirasi serta masalah-masalah terkait dengan kesiapan dan ketersediaan bahan bakar minyak, gas dan listrik untuk menyambut hari raya Idul fitri. F. ANGGOTA TIM KUNJUNGAN LAPANGAN Kunjungan lapangan ini diikuti oleh Anggota Komisi VII DPR RI, yang merupakan representasi dari fraksi-fraksi, sebagaimana daftar dalam lampiran. 3

5 BAGIAN II PELAKSANAAN KEGIATAN DAN HASIL KUNJUNGAN KERJA Pelaksanaan kegiatan dan hasil kunjungan kerja ke Provinsi Jawa Barat sebagai berikut: A. Bahan Bakar Minyak dan LPG 1. Dalam rangka penyiapan penyaluran BBM dan LPG selama lebaran, PT Pertamina mengestimasikan penyaluran dan ketahanan stok masing masing produk sebagai berikut: a. Penyaluran Premium diprediksi mengalami kenaikan menjadi ratarata KL perhari atau sebesar 115% dari rata-rata penyaluran normal yang hanya sebesar KL. Adapun ketahanan stok berada di kisaran 17 hari atau sebesar KL. b. Penyaluran Solar diprediksi mengalami penurunan menjadi rata rata KL perhari atau sebesar 88% dari penyaluran normal yang hanya sebesar KL. Adapun ketahanan stok berada di kisaran 28 hari atau sebesar KL. c. Penyaluran Avtur diprediksi mengalami kenaikan menjadi rata-rata KL perhari atau sebesar 105% dari rata-rata penyaluran normal yang hanya sebesar KL. Adapun ketahanan stok berada di kisaran 25 hari atau sebesar KL. d. Penyaluran LPG diprediksi mengalami kenaikan menjadi rata-rata MT perhari atau sebesar 109% dari rata-rata penyaluran normal yang hanya sebesar MT. Adapun ketahanan stok berada di kisaran 18 hari atau sebesar MT. 2. Sebagai antisipasi arus mudik yang sangat padat yang tidak tertampung di rest area yang ada SPBU, maka di rest area yang tidak terdapat SPBU akan disediakan BBM dalam kemasan yang dijual khusus untuk antisipasi bagi pemakai jalan tol yang tidak dapat membeli BBM di SPBU. 4

6 3. Dalam rangka persiapan dan mengantisipasi lonjakan kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) dan gas menjelang dan setelah hari raya Idul Fitri, Pertamina telah melakukan persiapan sebagai berikut: a. Membentuk Posko Satgas BBM dan LPG di Kantor Pusat dan seluruh Kantor MOR (Marketing & Operation Region) Pertamina. b. Monitoring stok BBM di seluruh Terminal BBM melalui sistem komputerisasi SIMSND (Sistem Informasi Manajemen Supply & Distribution). c. Menjaga ketahanan stok BBM & LPG Nasional. d. Menambah armada Mobil Tanki dan waktu operasional TBBM (jika diperlukan). e. Penambahan dan atau Switching Sarfas. f. Menyiapkan Kantong BBM yaitu mobil tangki (isi BBM) stand by di SPBU yang berada di jalur rawan kemacetan total yang berfungsi sebagai back up penyaluran. g. Menyiapkan jalur contra flow untuk mengantisipasi stagnasi mobilitas mobil tanki Pertamina akibat kemacetan lalu lintas (bekerjasama dengan Polri). h. Fleksibilitas Suplai. i. Penjualan Pertamax dalam Kemasan. j. Menyediakan produk BBK dalam kemasan yaitu Pertamax, Pertamax Plus, Pertamina Dex dalam kemasan di SPBU yang selama ini belum menjual BBK. k. Melakukan stock built-up di lembaga penyalur BBM dan LPG, termasuk memastikan ketersediaan penebusan BBM dan/atau BBK dari lembaga penyalur. l. Meningkatkan pelayanan di lembaga penyalur mulai dari safety, kehandalan dan kebersihan fasilitas, pelayanan maksimal sesuai 5

7 standar Pasti Pas, serta pelayanan 24 Jam (jika diperlukan) di Lembaga Penyalur pada Jalur Mudik. m. Koordinasi dengan berbagai pihak dan instansi seperti Hiswana Migas, TNI, POLRI, Dinas Perhubungan, Badan Geologi dan instansi lainnya dalam menjaga keamanan dan kelancaran penyaluran BBM 4. Upaya yang dilakukan dalam mengamankan pasokan BBM menghadapi lebaran adalah: Aspek Distribusi : a. Membentuk Tim Satgas BBM di Region dan masing-masing lokasi b. Menambah jam operasional dari rata-rata 15 jam menjadi 24 jam (jika diperlukan) c. Pengalihan supply point beberapa SPBU ke Terminal BBM lain khususnya bila terjadi kemacetan di jalur reguler d. Menambah armada spot charter dengan cukup e. Disiapkan SPBU Transit/Kantong ( Koordinasi dengan Retail ) 5. Pertamina juga telah melakukan langkah-langkah antisipasi dalam pendistribusian LPG sebagai berikut: a. Penambahan Stock LPG sebanyak 2% sebelum bulan Ramadhan, menambah 4 % selama bulan Ramadhan dan menambah 6 % pada saat hari Raya, dengan kisaran total menambah stok hingga 7000 MT. b. Kepada Agen Elpiji serta SPBBE /SPBE diinstruksikan tetap buka pada hari libur. c. Pada saat hari raya Lebaran, diwajibkan adanya Agen dan Pangkalan Satgas yang tetap beroperasional pada hari tersebut d. Bekerja sama dengan instansi terkait untuk antisipasi pengalihan jalur lalu lintas untuk armada berat, dengan menyiapkan sticker Angkutan Lebaran untuk armada angkutan LPG (skid maupun truk Agen) sehingga tetap mendapat prioritas akses ke jalur-jalur tertentu. 6

8 e. SPBU disiagakan untuk menjual LPG sebagai antisipasi jika banyak pangkalan tutup khususnya pada saat Lebaran f. Membentuk SPBE Kantong. 6. Hasil kunjungan untuk melihat langsung dan melakukan peninjauan ke SPBU di Jawa Barat, diketahui bahwa distribusi dan pelayanan SPBU saat ini dan menjelang lebaran berjalan cukup baik, layanan kepada masyarakat tidak ditemukan adanya masalah. Namun terdapat potensi masalah yang sangat besar apabila arus mudik yang melalui jalan tol Cipali terjadi kepadatan dan kemacetan karena dipastikan kebutuhan BBM akan meningkat sangat pesat sementara SPBU di jalan tol yang sangat panjang ini masih terbatas jumlahnya. Untuk itu, Pertamina diminta untuk melakukan sosialisasi bagi masyarakat agar sebelum masuk tol Cipali mengisi BBM dengan cukup dan tentang adanya BBM dalam kemasan yang dapat dibeli oleh masyarakat. 7. Terdapat titik kritis di ujung jalan tol Cipali yaitu di Pejagan Jawa Tengah karena potensi terjadi kemacetan yang sangat panjang menjelang keluar tol karena semua transaksi pembayaran dilakukan di pintu keluar tol. Untuk antisipasi hal tersebut, Pertamina juga telah menyiapkan SPBU Kantong yang akan siap di lokasi yang terdekat dengan kemacetan. 8. Pertamina diminta agar tetap melakukan kesiapan di sepanjang jalan tol Pantura karena diduga jalan tol Pantura juga masih akan sangat padat dilalui oleh pemudik. 9. Pengelola rest area diminta agar memperhatikan dan menyiapkan semua fasilitas yang memadai bagi pemakai jalan tol yang perlu istirahat serta fasilitas tempat ibadah yang layak. 10. Perlu ada kerja sama dengan pihak PT Jasa Marga selaku pengelola jalan tol untuk perhitungan jumlah kendaraan yang melintas di jalan tol Cipali agar dapat diantisipasi dan diperkirakan kebutuhan BBM untuk penyiapan oleh PT Pertamina. 7

9 11. PT Pertamina (Persero) dan SPBU perlu menegaskan dan menjadi perhatian bahwa BBM Pertamax di dalam kemsan kaleng hanya untuk diisikan langsung dalam tangki kendaraan. BBM Pertamax kemasan kaleng tersebut tidak boleh dan dilarang keras dibawa oleh konsumen karena sangat berbahaya dan bisa disalahgunakan. Pertamina harus melakukan sosialisasi dan melakukan pengawasan yang ketata terkait hal ini. 12. PT Pertamina dan pengelola SPBU perlu memperhatikan personil yang bertugas selama lebaran dengan memberikan tunjangan dan kompensasi yang memadai serta memberikan waktu istirahat yang cukup. 13. PT Pertamina (Persero) perlu memikirkan kemungkinan pengiriman pasokan BBM dari Depo ke SPBU tidak menggunakan mobil truk tangki namun dengan menggunakan pipa yang dibangun di dalam tanah. Atas masukan ini. PT Pertamina menyampaikan bahwa unsur keamanan dan perizinan yang menjadi penghambat realisasi pembangunan pipa penyaluran BBM ke SPBU. PT Pertamina akan melakukan kajian lebih lanjut terkait dengan pembangunan pipa untuk pasokan BBM ke SPBU terutama untuk SPBU yang jaraknya dekat dengan dengan SPBU. B. Kelistrikan 14. Kondisi kelistrikan di Provinsi Jawa Barat dalam rangka kesiapan lebaran adalah sebagai berikut: Untuk siang hari 8

10 Untuk malam hari 15. Kondisi siaga peralatan dan personil sebagai berikut: 16. PT PLN (Persero) Jawa Barat juga telah membentuk posko lebaran yang bertugas menjaga dan menjamin kelistrikan, dengan jumlah posko sebagai berikut: 9

11 17. Untuk menjaga keandalan pasokan listrik selama bulan Ramadhan dan Lebaran tahun 2016, PLN DJB melaksanakan langkah-langkah sebagai berikut: a. Selama periode H-7 s/d H+5 Idul Fitri 1437H, PLN DJB meniadakan semua kegiatan pemeliharaan listrik terencana yang mengakibatkan pemadaman. b. Menyiapkan Posko Siaga sebanyak 107 Posko Siaga dengan jumlah total personil siaga petugas yang selama 24 jam siap melayani pelanggan. Untuk mengaksesnya, pelanggan dapat menghubungi layanan 24 jam Contact Center PLN 123 c. Menyiapkan sarana pendukung berupa: kendaraan pelayanan teknik 375 unit; trafo mobil 30 unit; mobil crane 18 unit; mobil deteksi gangguan 6 unit; dan genset (1 sd 100 kva) sebanyak 89 unit d. Menyediakan material cadangan sehingga apabila terjadi gangguan akan segera mudah teratasi. e. Menyiapkan SOP keandalan bagi tempat-tempat ibadah dan pusat keramaian lainnya. 18. Mulai H-5 Idul Fitri beban cenderung menurun karena industri, perkantoran dan sebagian pelanggan komersial sudah meliburkan aktivitasnya. Diperkirakan kondisi beban akan kembali normal di H+4. Beban puncak siang tertinggi pada hari-hari biasa (Mei 2016) di MW, tetapi diprediksi pada siang hari di Idul Fitri beban puncak akan turun menjadi MW (naik sebesar 114 MW dari tahun 2015). Pada malam hari, beban puncak tertinggi bulan Mei 2016 di MW, sedangkan pada saat Idul Fitri beban puncak malam diprediksi turun menjadi MW (naik 120 MW dari tahun 2015). 19. Sementara daya mampu pasok listrik PLN selama masa Idul Fitri adalah sekitar MW. Namun, ada beberapa daerah non kawasan industri yang diprediksi beban puncaknya tetap stabil bahkan cenderung 10

12 meningkat seperti Tasikmalaya, Garut, Cirebon, Cianjur, dan Sukabumi karena merupakan daerah tujuan para pemudik. 20. PT PLN (Persero) juga telah mengantisipasi adanya potensi masalah dan antisipasi penangannya sebagai berikut: 11

13 BAGIAN III KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Dari pelaksanaan kegiatan kunjungan lapangan Komisi VII DPR RI ke Provinsi Jawa Barat dapat diambil kesimpulan, sebagai berikut: 1. Menjelang dan pasca perayaan hari raya Idul Fitri, pasokan dan distribusi bahan bakar minyak dan gas di Provinsi Jawa Barat dalam kondisi yang cukup, namun terdapat potensi masalah karena diperkirakan akan terjadi kemacetan yang serius menjelang pintu tol keluar Pejagan. PT Pertamina (Persero) telah melakukan langkah-langkah persiapan untuk menghadapi lonjakan permintaan bahan bakar minyak serta menyiapkan langkah antisipasi jika terjadi permasalahan. 2. Menjelang dan pasca perayaan hari raya Idul Fitri kondisi kelistrikan di Provinsi Jawa Barat dalam kondisi yang baik, tidak terdapat masalah yang siginifikan terkait dengan pasokan maupun infrastruktur. Namun demikian PT PLN (Persero) diminta untuk menjamin tidak ada pemadaman listrik dan selalu siaga jika ada masalah. 3. Tim Kunjungan Komisi VII DPR RI meminta kepada PT Pertamina dan pengelola SPBU agar selalu siap untuk mengantisipasi lonjakan kebutuhan BBM dan menyiapkan fasilitas rest area yang layak bagi masyarakat pemakai jalan tol yang perlu istirahat dan ibadah. PENUTUP Demikian Laporan Kegiatan Kunjungan Spesifik Komisi VII DPR RI ke Provinsi Jawa Barat, untuk menjadi pertimbangan bagi Komisi VII DPR RI. Jakarta, 28 Juni 2016 Tim Kunjungan Komisi VII DPR RI Ketua Tim, Ir. NAZARUDIN KIEMAS 12

LAPORAN KUNJUNGAN SPESIFIK KOMISI VII DPR RI KE TBBM PENGAPON SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH

LAPORAN KUNJUNGAN SPESIFIK KOMISI VII DPR RI KE TBBM PENGAPON SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH LAPORAN KUNJUNGAN SPESIFIK KOMISI VII DPR RI KE TBBM PENGAPON SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH DALAM RANGKA PENGAWASAN KETERSEDIAAN BAHAN BAKAR MINYAK, LPG DAN LISTRIK MENJELANG HARI RAYA IDUL FITRI 2017/1438

Lebih terperinci

LAPORAN KUNJUNGAN LAPANGAN KOMISI VII DPR RI KE PROVINSI JAWA TENGAH

LAPORAN KUNJUNGAN LAPANGAN KOMISI VII DPR RI KE PROVINSI JAWA TENGAH LAPORAN KUNJUNGAN LAPANGAN KOMISI VII DPR RI KE PROVINSI JAWA TENGAH DALAM RANGKA PENGAWASAN KETERSEDIAAN BAHAN BAKAR MINYAK, LPG DAN LISTRIK MENJELANG HARI RAYA IDUL FITRI 2016/1437 H 24 26 Juni 2016

Lebih terperinci

LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI VII DPR RI KE KOTA PALEMBANG PROVINSI SUMATERA SELATAN MASA PERSIDANGAN V TAHUN SIDANG

LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI VII DPR RI KE KOTA PALEMBANG PROVINSI SUMATERA SELATAN MASA PERSIDANGAN V TAHUN SIDANG LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI VII DPR RI KE KOTA PALEMBANG PROVINSI SUMATERA SELATAN MASA PERSIDANGAN V TAHUN SIDANG 2016-2017 02-04 Juni 2017 BAGIAN I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Pemenuhan

Lebih terperinci

LAPORAN KUNJUNGAN LAPANGAN KOMISI VII DPR RI KE PROVINSI SUMATERA UTARA

LAPORAN KUNJUNGAN LAPANGAN KOMISI VII DPR RI KE PROVINSI SUMATERA UTARA LAPORAN KUNJUNGAN LAPANGAN KOMISI VII DPR RI KE PROVINSI SUMATERA UTARA DALAM RANGKA PENGAWASAN KETERSEDIAAN BAHAN BAKAR MINYAK, LPG DAN LISTRIK MENJELANG HARI RAYA IDUL FITRI 2016/1437 H 24 26 Juni 2016

Lebih terperinci

Oleh Kamis, 19 Oktober :36 - Update Terakhir Kamis, 02 November :21

Oleh Kamis, 19 Oktober :36 - Update Terakhir Kamis, 02 November :21 Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Purnomo Yusgiantoro hari Rabu (18/10) memaparkan kesiapan sektor ESDM terutama bidang listrik, migas dan geologi menghadapi Hari Raya Idul Fitri 1427 Hijriyah.

Lebih terperinci

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA RAKOR EKUINDA KABUPATEN SEMARANG DALAM RANGKA MENYAMBUT HARI RAYA IDUL FITRI 1436 H

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA RAKOR EKUINDA KABUPATEN SEMARANG DALAM RANGKA MENYAMBUT HARI RAYA IDUL FITRI 1436 H 1 BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA RAKOR EKUINDA KABUPATEN SEMARANG DALAM RANGKA MENYAMBUT HARI RAYA IDUL FITRI 1436 H TANGGAL 2 JULI 2015 HUMAS DAN PROTOKOL SETDA KABUPATEN SEMARANG

Lebih terperinci

LAPORAN HARIAN PELAKSANAAN POSKO NASIONAL SEKTOR ESDM

LAPORAN HARIAN PELAKSANAAN POSKO NASIONAL SEKTOR ESDM LAPORAN HARIAN PELAKSANAAN POSKO NASIONAL SEKTOR ESDM IDUL FITRI 1438 H / TAHUN 2017 RESUME PELAKSANAAN POSKO ESDM 1. Status BBM dan LPG a. Permasalahan Penyediaan BBM dan LPG: Secara Nasional, tidak terdapat

Lebih terperinci

Kesiapan Operasi Lebaran 2017

Kesiapan Operasi Lebaran 2017 Kesiapan Operasi Lebaran 2017 Rapat Koordinasi Persiapan Pelaksanaan Angkutan Lebaran Terpadu Tahun 2017/1438 H Direktorat Jenderal Minyak & Gas Bumi Kementerian Energi & Sumber Daya Mineral Republik Indonesia

Lebih terperinci

Assalamualaikum Wr. Wb

Assalamualaikum Wr. Wb Assalamualaikum Wr. Wb Ysh. Komandan Kodim 0711 / Pemalang; Ysh. Kapolres Pemalang; Ysh. Wakil Bupati Pemalang; Ysh. Sekretaris Daerah beserta segenap jajaran Pemerintah Kab. Pemalang; Ysh. Pimpinan PT.

Lebih terperinci

LAPORAN HARIAN PELAKSANAAN POSKO NASIONAL SEKTOR ESDM

LAPORAN HARIAN PELAKSANAAN POSKO NASIONAL SEKTOR ESDM LAPORAN HARIAN PELAKSANAAN POSKO NASIONAL SEKTOR ESDM IDUL FITRI 1438 H / TAHUN 2017 RESUME PELAKSANAAN POSKO ESDM 1. Status BBM dan LPG a. Permasalahan Penyediaan BBM dan LPG: Secara Nasional, tidak terdapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Minyak dan gas bumi merupakan salah satu sumber energi yang sangat dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Minyak dan gas bumi merupakan salah satu sumber energi yang sangat dibutuhkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan alam yang melimpah, sumber daya alam ini menjadi salah satu penunjang utama untuk menigkatkan kegiatan pembangunan

Lebih terperinci

LAPORAN HARIAN PELAKSANAAN POSKO NASIONAL SEKTOR ESDM

LAPORAN HARIAN PELAKSANAAN POSKO NASIONAL SEKTOR ESDM LAPORAN HARIAN PELAKSANAAN POSKO NASIONAL SEKTOR ESDM IDUL FITRI 1438 H / TAHUN 2017 RESUME PELAKSANAAN POSKO ESDM 1. Status BBM dan LPG a. Permasalahan Penyediaan BBM dan LPG: Secara umum tidak ada kendala

Lebih terperinci

LAPORAN HARIAN PELAKSANAAN POSKO NASIONAL SEKTOR ESDM

LAPORAN HARIAN PELAKSANAAN POSKO NASIONAL SEKTOR ESDM LAPORAN HARIAN PELAKSANAAN POSKO NASIONAL SEKTOR ESDM IDUL FITRI 1438 H / TAHUN 2017 RESUME PELAKSANAAN POSKO ESDM 1. Status BBM dan LPG a. Permasalahan Penyediaan BBM dan LPG: Secara Nasional tidak ada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (supply chain management). Hal ini sebagaimana disebutkan oleh Anatan dan

BAB I PENDAHULUAN. (supply chain management). Hal ini sebagaimana disebutkan oleh Anatan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyak cara dilakukan perusahaan untuk meningkatkan daya saingnya di tengah kompetisi dengan perusahaan pesaing. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah pengurangan

Lebih terperinci

LAPORAN HARIAN PELAKSANAAN POSKO NASIONAL SEKTOR ESDM

LAPORAN HARIAN PELAKSANAAN POSKO NASIONAL SEKTOR ESDM LAPORAN HARIAN PELAKSANAAN POSKO NASIONAL SEKTOR ESDM IDUL FITRI 1438 H / TAHUN 2017 Shift II ( Hari H+6) RESUME PELAKSANAAN POSKO ESDM 1. Status BBM dan LPG a. Permasalahan Penyediaan BBM dan LPG: Secara

Lebih terperinci

LAPORAN PELAKSANAAN POSKO NASIONAL SEKTOR ESDM

LAPORAN PELAKSANAAN POSKO NASIONAL SEKTOR ESDM LAPORAN PELAKSANAAN POSKO NASIONAL SEKTOR ESDM IDUL FITRI 1438 H / TAHUN 2017 11 Juni 2017 / Shift II ( H-14) RESUME PELAKSANAAN POSKO ESDM 1. BBM & LPG Secara Umum/Nasional proses penyaluran BBM dan LPG

Lebih terperinci

LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI VII DPR RI KE PROVINSI KALIMANTAN TIMUR MASA PERSIDANGAN III TAHUN SIDANG

LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI VII DPR RI KE PROVINSI KALIMANTAN TIMUR MASA PERSIDANGAN III TAHUN SIDANG LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI VII DPR RI KE PROVINSI KALIMANTAN TIMUR MASA PERSIDANGAN III TAHUN SIDANG 2014-2015 KOMISI VII DEWAN PERWAKILAN RAKYAT INDONESIA 2015 BAGIAN I PENDAHULUAN A. LATAR

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN MINYAK DAN GAS BUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN MINYAK DAN GAS BUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN MINYAK DAN GAS BUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR LAMPUNG, Menimbang : a. bahwa minyak dan gas bumi merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan bisnisnya berdasarkan prinsip-prinsip tata kelola korporasi yang baik

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan bisnisnya berdasarkan prinsip-prinsip tata kelola korporasi yang baik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertamina merupakan perusahaan milik negara yang bergerak di bidang energi meliputi minyak, gas serta energi baru dan terbarukan. Pertamina menjalankan kegiatan bisnisnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kota Bandung merupakan salah satu kota yang memiliki potensi besar untuk

BAB I PENDAHULUAN. Kota Bandung merupakan salah satu kota yang memiliki potensi besar untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Bandung merupakan salah satu kota yang memiliki potensi besar untuk melakukan kegiatan ekonomi di dalamnya. Kota Bandung juga memiliki jumlah penduduk yang banyak,

Lebih terperinci

PENELAAHAN PRIORITAS BESARAN CADANGAN BAHAN BAKAR NASIONAL. Agus Nurhudoyo

PENELAAHAN PRIORITAS BESARAN CADANGAN BAHAN BAKAR NASIONAL. Agus Nurhudoyo PENELAAHAN PRIORITAS BESARAN CADANGAN BAHAN BAKAR NASIONAL Agus Nurhudoyo Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Ketenagalistrikan, Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi agusn@p3tkebt.esdm.go.id

Lebih terperinci

HARGA SEMBAKO DAN PRODUKSI KEDELAI NASIONAL Kamis, 27 Agustus 2009

HARGA SEMBAKO DAN PRODUKSI KEDELAI NASIONAL Kamis, 27 Agustus 2009 HARGA SEMBAKO DAN PRODUKSI KEDELAI NASIONAL Kamis, 27 Agustus 2009 Pangan merupakan kebutuhan dasar dari manusia dan merupakan kebutuhan pertama yang harus diprioritaskan pemenuhannya. Apabila harga pangan

Lebih terperinci

Grafik 1. Perkembangan Inflasi Secara Bulanan di Pekanbaru dan Nasional. Nasional (data mulai tahun 2005)

Grafik 1. Perkembangan Inflasi Secara Bulanan di Pekanbaru dan Nasional. Nasional (data mulai tahun 2005) Boks 2 PERKEMBANGAN INFLASI DI PROVINSI RIAU 1 Perkembangan inflasi di kota Pekanbaru menunjukkan kecenderungan lebih tinggi dibandingkan dengan nasional. Hal ini antara lain disebabkan karena kelompok

Lebih terperinci

Rilis PUPR #1. 2 Juni 2018 SP.BIRKOM/VI/2018/263

Rilis PUPR #1. 2 Juni 2018 SP.BIRKOM/VI/2018/263 Rilis PUPR #1 2 Juni 2018 SP.BIRKOM/VI/2018/263 Jalan Nasional dan Jalan Tol Siap Dilalui, Pemudik Dihimbau Tetap Hati-Hati dan Bijak Memilih Jalur Mudik Jakarta-Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Lebih terperinci

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Presiden tentang Tata Cara

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Presiden tentang Tata Cara LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.90, 2016 ENERGI. Darurat. Krisis. Penanggulangan. Penetapan. Tata Cara. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENETAPAN DAN PENANGGULANGAN

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENETAPAN DAN PENANGGULANGAN KRISIS ENERGI DAN/ATAU DARURAT ENERGI

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENETAPAN DAN PENANGGULANGAN KRISIS ENERGI DAN/ATAU DARURAT ENERGI PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENETAPAN DAN PENANGGULANGAN KRISIS ENERGI DAN/ATAU DARURAT ENERGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahan Bakar Minyak (BBM) merupakan komoditas penentu kelangsungan perekonomian suatu negara. Hal ini disebabkan oleh berbagai sektor dan kegiatan ekonomi di Indonesia

Lebih terperinci

LAPORAN HARIAN PELAKSANAAN POSKO NASIONAL SEKTOR ESDM

LAPORAN HARIAN PELAKSANAAN POSKO NASIONAL SEKTOR ESDM POSKO NASIONAL ESDM LAPORAN HARIAN PELAKSANAAN POSKO NASIONAL SEKTOR ESDM IDUL FITRI 1438 H / TAHUN 2017 Hari 06 (Kamis, 15 Juni 2017) RESUME PELAKSANAAN POSKO ESDM POSKO NASIONAL ESDM 1. Status BBM dan

Lebih terperinci

SURAT PENGANTAR. No I S I BANYAKNYA KETERANGAN

SURAT PENGANTAR. No I S I BANYAKNYA KETERANGAN Jl. Siliwangi No. 145 Banjar 46333 Tlp. 743945 Nomor Klasifikasi : B / 720 / VII / 2014 / Humas Res Bjr : BIASA Banjar, 28 Juli 2014 Kepada Yth. KEPALA KEPOLISIAN di Bandung SURAT PENGANTAR up. Kabid Humas

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN Nomor 11 Tahun 2014 WALIKOTA SAMARINDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENGUSAHAAN ATAU KEGIATAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Pengendalian. Pengguna. Bahan Bakar Minyak.

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Pengendalian. Pengguna. Bahan Bakar Minyak. No.555, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Pengendalian. Pengguna. Bahan Bakar Minyak. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Indonesia (National Oil Company), yang berdiri sejak tanggal

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Indonesia (National Oil Company), yang berdiri sejak tanggal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PERTAMINA adalah perusahaan minyak dan gas bumi yang dimiliki Pemerintah Indonesia (National Oil Company), yang berdiri sejak tanggal 10Desember 1957 dengan nama PT.

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Perusahaan ini pertama kali didirikan pada tahun 2007 yang berbentuk

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Perusahaan ini pertama kali didirikan pada tahun 2007 yang berbentuk BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Profil Singkat Perusahaan Perusahaan ini pertama kali didirikan pada tahun 2007 yang berbentuk perusahaan mitra PT.Pertamina yaitu Stasiun Pengusian Bahan Bakar (SPBU)

Lebih terperinci

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 04 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 04 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 04 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PENDISTRIBUSIAN DAN PENJUALAN BAHAN BAKAR MINYAK BERSUBSIDI DI KABUPATEN KOTAWARINGINN BARAT DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari fosil hewan dan tumbuhan yang telah terkubur selama jutaan tahun.

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari fosil hewan dan tumbuhan yang telah terkubur selama jutaan tahun. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahan bakar minyak yang biasa digunakan pada kendaraan bermotor adalah bensin dan solar. Bahan bakar minyak itu diambil dari dalam tanah dan berasal dari fosil

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 89 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 89 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 89 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS SUMBER DAYA AIR DAN ENERGI, SUMBER DAYA MINERAL KABUPATEN PURWOREJO DENGAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2012 TENTANG PENYEDIAAN, PENDISTRIBUSIAN, DAN PENETAPAN HARGA BAHAN BAKAR GAS UNTUK TRANSPORTASI JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

SURAT PENGANTAR. No I S I BANYAKNYA KETERANGAN

SURAT PENGANTAR. No I S I BANYAKNYA KETERANGAN Jl. Siliwangi No. 145 Banjar 46333 Tlp. 743945 Nomor Klasifikasi : B / 719 / VII / 2014 / Humas Res Bjr : BIASA Banjar, 28 Juli 2014 Kepada Yth. KEPALA KEPOLISIAN di Bandung SURAT PENGANTAR up. Kabid Humas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Gas alam merupakan salah satu sumber daya energi dunia yang sangat penting untuk saat ini. Sebagian besar gas alam yang dijual di pasaran berupa sales gas (gas pipa)

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kami berharap klipping ini bermanfaat untuk monitoring media BPIW. Hormat kami. Tim penyusun

KATA PENGANTAR. Kami berharap klipping ini bermanfaat untuk monitoring media BPIW. Hormat kami. Tim penyusun KATA PENGANTAR Klipping Media Massa adalah kumpulan guntingan berita yang kami sajikan secara rutin. Guntingan berita ini kami seleksi dari berita yang muncul di media cetak. Adapun tema berita yang kami

Lebih terperinci

Pola Inflasi Ramadhan. Risiko Inflasi s.d Akhir Tracking bulan Juni Respon Kebijakan

Pola Inflasi Ramadhan. Risiko Inflasi s.d Akhir Tracking bulan Juni Respon Kebijakan Pola Inflasi Ramadhan 1 Tracking bulan Juni 2014 2 Risiko Inflasi s.d Akhir 2014 3 Respon Kebijakan 4 Pola Inflasi Ramadhan Bila mengamati pola historis inflasi selama periode Ramadhan-Idul Fitri, umumnya

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM / PROGRAM. sederhana, dimana seluruh aspek operasional dan manajemen, dipertanggungjawabkan

BAB 3 ANALISIS SISTEM / PROGRAM. sederhana, dimana seluruh aspek operasional dan manajemen, dipertanggungjawabkan BAB 3 ANALISIS SISTEM / PROGRAM 3.1 Organisasi Perusahaan Bentuk organisasi pada SPBU No. 34.45.222 merupakan organisasi yang sederhana, dimana seluruh aspek operasional dan manajemen, dipertanggungjawabkan

Lebih terperinci

BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI PERATURAN BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI NOMOR : 07/P/BPH MIGAS/IX/2005 TENTANG

BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI PERATURAN BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI NOMOR : 07/P/BPH MIGAS/IX/2005 TENTANG BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI PERATURAN BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI NOMOR : 07/P/BPH MIGAS/IX/2005 TENTANG PENGATURAN DAN PENGAWASAN PENYEDIAAN DAN PENDISTRIBUSIAN BAHAN BAKAR MINYAK

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2005 TENTANG HARGA JUAL ECERAN BAHAN BAKAR MINYAK DALAM NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2005 TENTANG HARGA JUAL ECERAN BAHAN BAKAR MINYAK DALAM NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2005 TENTANG HARGA JUAL ECERAN BAHAN BAKAR MINYAK DALAM NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat :

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PEMERINTAH PADA KEGIATAN USAHA HILIR MIGAS

KEBIJAKAN PEMERINTAH PADA KEGIATAN USAHA HILIR MIGAS KEBIJAKAN PEMERINTAH PADA KEGIATAN USAHA HILIR MIGAS Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi DASAR HUKUM UU No. 22/2001 PP 36 / 2004 Permen 0007/2005 PELAKSANAAN UU NO. 22 / 2001 Pemisahan yang jelas antara

Lebih terperinci

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH ( DPA SKPD )

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH ( DPA SKPD ) PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI UTARA DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN ( DPA SKPD ) DINAS ENERGI DAN SUMBERDAYA MINERAL TAHUN ANGGARAN 203 NAMA FORMULIR DPA SKPD DPA SKPD DPA SKPD 2. Ringkasan Dokumen Pelaksanaan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH SERAM BAGIAN TIMUR NOMOR 03 TAHUN 2011 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYALURAN BAHAN BAKAR MINYAK

PERATURAN DAERAH SERAM BAGIAN TIMUR NOMOR 03 TAHUN 2011 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYALURAN BAHAN BAKAR MINYAK PERATURAN DAERAH SERAM BAGIAN TIMUR NOMOR 03 TAHUN 2011 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYALURAN BAHAN BAKAR MINYAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERAM BAGIAN TIMUR, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

SURAT PENGANTAR. No I S I BANYAKNYA KETERANGAN

SURAT PENGANTAR. No I S I BANYAKNYA KETERANGAN Jl. Siliwangi No. 145 Banjar 46333 Tlp. 743945 Nomor Klasifikasi : B / 739 / VII / 2014 / Humas Res Bjr : BIASA Banjar, 06 Agustus 2014 Kepada Yth. KEPALA KEPOLISIAN di Bandung SURAT PENGANTAR up. Kabid

Lebih terperinci

PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN/KOTA 1. Mineral, Batu Bara, Panas Bumi, dan Air Tanah PEMERINTAH

PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN/KOTA 1. Mineral, Batu Bara, Panas Bumi, dan Air Tanah PEMERINTAH - 763 - BB. PEMBAGIAN URUSAN AN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SUB 1. Mineral, Batu Bara, Panas Bumi, dan Air Tanah 1. Penetapan kebijakan pengelolaan mineral, batubara, panas bumi dan air tanah nasional.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan bisnis, industri, dan lain sebagainya. Sehingga diperlukan peramalan

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan bisnis, industri, dan lain sebagainya. Sehingga diperlukan peramalan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengantar Seiring dengan kemajuan teknologi, permasalahan pada dunia listrik sering terjadi salah satunya pada kebutuhan energi listrik. Kebutuhan energi listrik yang semakin bertambah

Lebih terperinci

PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KEGIATAN STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU)

PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KEGIATAN STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU) PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KEGIATAN STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU) A. Latar Belakang Sejalan dengan laju pertumbuhan pembangunan nasional, pembangunan sektor transportasi juga menjadi bidang

Lebih terperinci

Penetapan kebijakan pengelolaan mineral, batubara, panas bumi dan air tanah nasional.

Penetapan kebijakan pengelolaan mineral, batubara, panas bumi dan air tanah nasional. - 583 - BB. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 1. Mineral, Batu Bara, Panas Bumi, dan Air Tanah 1. Penetapan kebijakan pengelolaan mineral, batubara, panas bumi dan air

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. BBM punya peran penting untuk menggerakkan perekonomian. BBM

BAB I PENDAHULUAN. BBM punya peran penting untuk menggerakkan perekonomian. BBM BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahan Bakar Minyak (BBM) merupakan komoditas yang sangat vital. BBM punya peran penting untuk menggerakkan perekonomian. BBM mengambil peran di hampir semua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2015, bahwa saat ini jumlah penduduk dunia mencapai 7,3 Milyar jiwa. Jumlah

BAB I PENDAHULUAN. 2015, bahwa saat ini jumlah penduduk dunia mencapai 7,3 Milyar jiwa. Jumlah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Lingkungan Eksternal Perusahaan Berdasarkan Laporan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada bulan Juli 2015, bahwa saat ini jumlah penduduk dunia mencapai 7,3 Milyar jiwa. Jumlah

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. kilometer 3.5 lingkar timur Sidoarjo dengan daerah seluas hektar. PT. Karya

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. kilometer 3.5 lingkar timur Sidoarjo dengan daerah seluas hektar. PT. Karya BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT. Karya Jaya Lestari didirikan pada tanggal 2 Januari 2007 dan terletak di kilometer 3.5 lingkar timur Sidoarjo dengan daerah seluas 2.140 hektar.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Distribusi Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia khususnya di Jakarta

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Distribusi Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia khususnya di Jakarta BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Distribusi Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia khususnya di Jakarta semakin besar dan berkembang pesat seiring perkembangan kepadatan penduduk dan juga arus globalisasi,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Permintaan akan jasa transportasi dari penumpang/orang timbul akibat adanya

I. PENDAHULUAN. Permintaan akan jasa transportasi dari penumpang/orang timbul akibat adanya I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permintaan akan jasa transportasi dari penumpang/orang timbul akibat adanya kebutuhan untuk melakukan perjalanan dari satu lokasi ke lokasi lainnya untuk beraktivitas dalam

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: DIVO DHARMA SILALAHI NIM: J2E

SKRIPSI. Oleh: DIVO DHARMA SILALAHI NIM: J2E 1 PEMODELAN INTERVENSI FUNGSI PULSE PADA PERMINTAAN PERTAMAX DI SPBU RETAIL PT. PERTAMINA (PERSERO) UPMS IV SEMARANG (Studi Kasus Dampak Penurunan Harga BBM Non Subsidi) SKRIPSI Oleh: DIVO DHARMA SILALAHI

Lebih terperinci

BB. URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

BB. URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL LAMPIRAN XXVIII PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR : Tahun 2010 TANGGAL : Juli 2010 BB. URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URUSAN 1. Mineral, Batu

Lebih terperinci

GUBERNUR SULAWESI BARAT PERATURAN GUBERNUR SULAWESI BARAT NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG

GUBERNUR SULAWESI BARAT PERATURAN GUBERNUR SULAWESI BARAT NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG GUBERNUR SULAWESI BARAT PERATURAN GUBERNUR SULAWESI BARAT NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN, PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENDISTRIBUSIAN LPG TABUNG 3 KILOGRAM DI PROVINSI SULAWESI BARAT

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG PENGENDALIAN PENGGUNAAN BAHAN BAKAR MINYAK BERSUBSIDI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beberapa tahun yang lalu, pemerintah Indonesia begitu gencarnya mensosialisasikan konversi / penggantian bahan bakar dari minyak tanah ke gas, yakni LPG (elpiji)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Peningkatan kebutuhan akan energi di Indonesia terus meningkat karena makin bertambahnya jumlah penduduk dan meningkatnya kegiatan serta pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

Lebih terperinci

LAPORAN HARIAN PELAKSANAAN POSKO NASIONAL SEKTOR ESDM

LAPORAN HARIAN PELAKSANAAN POSKO NASIONAL SEKTOR ESDM LAPORAN HARIAN PELAKSANAAN POSKO NASIONAL SEKTOR ESDM IDUL FITRI 1438 H / TAHUN 2017 RESUME PELAKSANAAN POSKO ESDM 1. Status BBM dan LPG a. Permasalahan Penyediaan BBM dan LPG: Secara Nasional tidak ada

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. SPBU di Indonesia memiliki 3 (tiga) macam SPBU yaitu diantaranya COCO

BAB V PENUTUP. SPBU di Indonesia memiliki 3 (tiga) macam SPBU yaitu diantaranya COCO BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan SPBU di Indonesia memiliki 3 (tiga) macam SPBU yaitu diantaranya COCO (Company Operation Company), DODO (Dealer Operation Dealer Owner), dan CODO (Company Owned Dealer Operated).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Manusia sebagai Makhluk Mobile Pada dasarnya manusia memiliki sifat nomaden atau berpindah tempat. Banyak komunitas masyarakat yang suka berpindah-pindah tempat

Lebih terperinci

LAPORAN SEMENTARA ANALISA DAN EVALUASI ANGKUTAN LEBARAN TAHUN 2011 (1432 H) PADA H-7 S.D H+6

LAPORAN SEMENTARA ANALISA DAN EVALUASI ANGKUTAN LEBARAN TAHUN 2011 (1432 H) PADA H-7 S.D H+6 LAPORAN SEMENTARA ANALISA DAN EVALUASI ANGKUTAN LEBARAN TAHUN 2011 (1432 H) PADA H-7 S.D H+6 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN JL. MEDAN MERDEKA BARAT NO. 8 JAKARTA 10110 Tel : +6221-3506121, 3506122, 3506124 Fax

Lebih terperinci

BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI. PERATURAN BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI NOMOR : 18/P/BPH Migas/V/2009 TENTANG

BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI. PERATURAN BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI NOMOR : 18/P/BPH Migas/V/2009 TENTANG BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI PERATURAN BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI NOMOR : 18/P/BPH Migas/V/2009 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI NOMOR

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 97 TAHUN 2008

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 97 TAHUN 2008 GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 97 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS SEKRETARIAT, BIDANG, SUB BAGIAN DAN SEKSI DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA

Lebih terperinci

BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI. PERATURAN BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI NOMOR : 06/P/BPH Migas/III/2005 TENTANG

BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI. PERATURAN BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI NOMOR : 06/P/BPH Migas/III/2005 TENTANG BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI PERATURAN BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI NOMOR : 06/P/BPH Migas/III/2005 TENTANG PEDOMAN PEMANFAATAN BERSAMA FASILITAS PENGANGKUTAN DAN PENYIMPANAN BAHAN

Lebih terperinci

LAPORAN HARIAN PELAKSANAAN POSKO NASIONAL SEKTOR ESDM

LAPORAN HARIAN PELAKSANAAN POSKO NASIONAL SEKTOR ESDM IDUL FITRI 1438 H/ TAHUN 2017 LAPORAN HARIAN PELAKSANAAN POSKO NASIONAL SEKTOR ESDM IDUL FITRI 1438 H / TAHUN 2017 RESUME PELAKSANAAN POSKO ESDM POSKO NASIONAL ESDM IDUL FITRI 1438 H/ TAHUN 2017 1. Status

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI GEDUNG AUTO 2000 CABANG JUANDA (PT ASTRA INDONESIA)

BAB II DESKRIPSI GEDUNG AUTO 2000 CABANG JUANDA (PT ASTRA INDONESIA) BAB II DESKRIPSI GEDUNG AUTO 2000 CABANG JUANDA (PT ASTRA INDONESIA) 2.1. Gambaran Umum AUTO 2000 adalah jaringan jasa penjualan, perawatan, perbaikan dan penyediaan suku cadang Toyota yang manajemennya

Lebih terperinci

LAPORAN HARIAN PELAKSANAAN POSKO NASIONAL SEKTOR ESDM

LAPORAN HARIAN PELAKSANAAN POSKO NASIONAL SEKTOR ESDM LAPORAN HARIAN PELAKSANAAN POSKO NASIONAL SEKTOR ESDM IDUL FITRI 1438 H / TAHUN 2017 RESUME PELAKSANAAN POSKO ESDM Status BBM dan LPG a. Permasalahan Penyediaan BBM dan LPG: Secara Nasional, tidak terdapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dari lima Kota Besar di Indonesia adalah Kota Medan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dari lima Kota Besar di Indonesia adalah Kota Medan dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu dari lima Kota Besar di Indonesia adalah Kota Medan dengan luas wilayah 265 km 2 dan jumlah penduduk 2.602.612 pada tahun 2013. Pertumbuhan Kota Medan yang

Lebih terperinci

KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA AMANAT PADA APEL GELAR PASUKAN OPERASI KETUPAT 2014 TANGGAL 21 JULI 2014

KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA AMANAT PADA APEL GELAR PASUKAN OPERASI KETUPAT 2014 TANGGAL 21 JULI 2014 KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA AMANAT PADA APEL GELAR PASUKAN OPERASI KETUPAT 2014 TANGGAL 21 JULI 2014 Assalamu alaikum Wr. Wb. Salam sejahtera bagi kita sekalian. Yang saya hormati : Segenap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki total konsumsi bahan bakar minyak yang cukup tinggi. Konsumsi bahan bakar tersebut digunakan untuk menjalankan kendaraan seperti kendaraan bermotor

Lebih terperinci

ANALISIS INDUSTRI GAS NASIONAL

ANALISIS INDUSTRI GAS NASIONAL ANALISIS INDUSTRI GAS NASIONAL Biro Riset BUMN Center LM FEUI Meningkatnya beban subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) belakangan ini membuat pemerintah berupaya menekan subsidi melalui penggunaan energi alternatif,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang masalah. Perusahaan-perusahaan besar saat ini menggunakan sistem Teknologi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang masalah. Perusahaan-perusahaan besar saat ini menggunakan sistem Teknologi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang masalah Perusahaan-perusahaan besar saat ini menggunakan sistem Teknologi Informasi yang berkembang sedemikian pesat. Keamanan data/informasi elektronik menjadi hal

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2005 TENTANG HARGA JUAL ECERAN BAHAN BAKAR MINYAK DALAM NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2005 TENTANG HARGA JUAL ECERAN BAHAN BAKAR MINYAK DALAM NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2005 TENTANG HARGA JUAL ECERAN BAHAN BAKAR MINYAK DALAM NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meringankan beban

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menuntut produsen BBM untuk menyediakan BBM ramah lingkungan. Produk

BAB I PENDAHULUAN. menuntut produsen BBM untuk menyediakan BBM ramah lingkungan. Produk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bahan Bakar Minyak (BBM) merupakan salah satu sumber energi yang paling banyak digunakan oleh penduduk Indonesia, sektor transportasi khususnya kendaraan bermotor

Lebih terperinci

BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI. PERATURAN BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI NOMOR : 10/P/BPH Migas/II/2006 TENTANG

BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI. PERATURAN BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI NOMOR : 10/P/BPH Migas/II/2006 TENTANG BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI PERATURAN BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI NOMOR : 10/P/BPH Migas/II/2006 TENTANG PEDOMAN PENETAPAN WILAYAH DISTRIBUSI NIAGA JENIS BAHAN BAKAR MINYAK TERTENTU

Lebih terperinci

.3 Jumat, 24 Juni 2016

.3 Jumat, 24 Juni 2016 .3 KATA PENGANTAR Klipping Media Massa adalah kumpulan guntingan berita yang kami sajikan secara rutin. Guntingan berita ini kami seleksi dari berita yang muncul di media cetak. Adapun tema berita yang

Lebih terperinci

DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT, bahwa dalam rangka peningkatan pelayanan dan

DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT, bahwa dalam rangka peningkatan pelayanan dan PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : SK.2679/AJ.307/DRJD/2011 TENTANG PENGATURAN LALU LINTAS DAN PENGATURAN KENDARAAN ANGKUTAN BARANG PADA MASA ANGKUTAN LEBARAN TAHUN 2011 (1432 H) DIREKTUR

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 28 TAHUN 2011 TENTANG KETENAGALISTRIKAN DI PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 28 TAHUN 2011 TENTANG KETENAGALISTRIKAN DI PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 28 TAHUN 2011 TENTANG KETENAGALISTRIKAN DI PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH, Menimbang : bahwa dalam

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG KETENAGALISTRIKAN DI PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH, Menimbang

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kami berharap klipping ini bermanfaat untuk monitoring media BPIW. Hormat kami. Tim penyusun

KATA PENGANTAR. Kami berharap klipping ini bermanfaat untuk monitoring media BPIW. Hormat kami. Tim penyusun KATA PENGANTAR Klipping Media Massa adalah kumpulan guntingan berita yang kami sajikan secara rutin. Guntingan berita ini kami seleksi dari berita yang muncul di media cetak. Adapun tema berita yang kami

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BERSAMA. Pendistribusian LPG. Pembinaan. Pengawasan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BERSAMA. Pendistribusian LPG. Pembinaan. Pengawasan. No.223, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BERSAMA. Pendistribusian LPG. Pembinaan. Pengawasan. PERATURAN BERSAMA MENTERI DALAM NEGERI DAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1354, 2015 BPH Migas. Badan Usaha. Penyediaan. Pendistribusian. Bahan Bakar Minyak Tertentu. Bahan Bakar Minyak Khusus. Penugasan. Pencabutan. PERATURAN BADAN PENGATUR

Lebih terperinci

BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI. PERATURAN BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI NOMOR : 09/P/BPH Migas/XII/2005 TENTANG

BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI. PERATURAN BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI NOMOR : 09/P/BPH Migas/XII/2005 TENTANG BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI PERATURAN BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI NOMOR : 09/P/BPH Migas/XII/2005 TENTANG PENUGASAN BADAN USAHA UNTUK PENYEDIAAN DAN PENDISTRIBUSIAN JENIS BAHAN

Lebih terperinci

Copyright BPH Migas 2014, All Rights Reserved

Copyright BPH Migas 2014, All Rights Reserved 2 A. KUOTA JENIS BBM TERTENTU TAHUN 2014 Kuota Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu (JBT) sesuai dengan APBN Tahun 2014 sebesar 48,00 Juta KL, dan Kuota Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu (JBT) sesuai dengan

Lebih terperinci

Dua Pekan Jelang Lebaran, Menteri Basuki Cek Kesiapan Jalan

Dua Pekan Jelang Lebaran, Menteri Basuki Cek Kesiapan Jalan Rilis PUPR #1 10 Juni 2017 SP.BIRKOM/VI/2017/305 Dua Pekan Jelang Lebaran, Menteri Basuki Cek Kesiapan Jalan Cikampek - Dua pekan jelang arus mudik Lebaran 2017, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Jumlah penduduk di Indonesia terus mengalami peningkatan setiap

I. PENDAHULUAN. Jumlah penduduk di Indonesia terus mengalami peningkatan setiap 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN Jumlah penduduk di Indonesia terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2010, jumlah penduduk Indonesia sudah mencapai 237,6

Lebih terperinci

Oleh : Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, dan Perdagangan Provinsi DKI Jakarta

Oleh : Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, dan Perdagangan Provinsi DKI Jakarta Oleh : SOEHARSONO Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, dan Perdagangan Provinsi DKI Jakarta Pada Acara RAPAT MUSPIDA PLUS PROVINSI DKI JAKARTA TANGGAL 26 AGUSTUS 2009 Tentang PERSEDIAAN

Lebih terperinci

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Pengelolaan Area Pasar;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Pengelolaan Area Pasar; PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN AREA PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA, Menimbang :

Lebih terperinci

KERUSAKAN LINGKUNGAN YANG DIAKIBATKAN OLEH SUMBER TRANSPORTASI Iskandar Abubakar

KERUSAKAN LINGKUNGAN YANG DIAKIBATKAN OLEH SUMBER TRANSPORTASI Iskandar Abubakar KERUSAKAN LINGKUNGAN YANG DIAKIBATKAN OLEH SUMBER TRANSPORTASI Iskandar Abubakar 1. PENDAHULUAN Pencemaran udara terutama di kota kota besar telah menyebabkan menurunnya kualitas udara sehingga mengganggu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULLUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULLUAN. I.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULLUAN I.1 Latar Belakang BBM (bahan bakar minyak): adalah jenis bahan bakar (fuel) yang dihasilkan dari pengilangan (refining) minyak mentah (crude oil). Minyak mentah dari perut bumi diolah

Lebih terperinci

Mahasiswa, 28 Mei Juni Perlindungan hukum..., Dea Melina Nugraheni, FHUI, 2009 Universitas Indonesia. 3 Ibid., hal. 4.

Mahasiswa, 28 Mei Juni Perlindungan hukum..., Dea Melina Nugraheni, FHUI, 2009 Universitas Indonesia. 3 Ibid., hal. 4. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Keberadaan tenaga listrik tidak dapat dipungkiri semakin terasa penting dari hari ke hari. Peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat serta upaya

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA TARAKAN TAHUN 2008 NOMOR 03 SERI E-02

LEMBARAN DAERAH KOTA TARAKAN TAHUN 2008 NOMOR 03 SERI E-02 LEMBARAN DAERAH KOTA TARAKAN TAHUN 2008 NOMOR 03 SERI E-02 PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 03 TAHUN 2008 TENTANG PENGATURAN, PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN PENYALURAN BAHAN BAKAR MINYAK BERSUBSIDI DENGAN

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Umum Perusahaan Kecamatan Cibinong yang termasuk dalam Kabupaten Bogor dengan luas wilayah 42,49 km 2 mencakup 12 desa dan termasuk klasifikasi desa swasembada dan

Lebih terperinci

LAPORAN PELAKSANAAN POSKO NASIONAL SEKTOR ESDM

LAPORAN PELAKSANAAN POSKO NASIONAL SEKTOR ESDM LAPORAN PELAKSANAAN POSKO NASIONAL SEKTOR ESDM IDUL FITRI 438 H / TAHUN 207 2 Juni 207 / Shift II ( H-3) RESUME PELAKSANAAN POSKO ESDM. Status BBM dan LPG a. Secara Umum/Nasional proses penyaluran BBM

Lebih terperinci