Faktor Penentu Kemenangan OK Arya Zulkarnain di Kecamatan Limapuluh
|
|
- Inge Hermanto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Faktor Penentu Kemenangan OK Arya Zulkarnain di Kecamatan Limapuluh NORA ALTIKA Departemen Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Medan, Jl. Dr. Sofyan No.1 Medan, 20155, Telepon: , Diterima tanggal 28 Juli 2012/Disetujui tanggal 12 Agustus 2012 This study is a study of the determinants of election victory in the district Zulkarnain OK Arya. The focus discusses what winning the deciding factor being OK Arya. The findings of this study, there are several factors that determines the winning. First, figure OK Arya in the public so popular. Second, the existence of organizational factors GEMKARA. Third, an increase in the management aspects of running the organization. The method used is a qualitative method discriptif-an event that is intended to describe in more detail. Keywords: Political strategy, campaign, election. Pendahuluan Gagasan otonomi daerah melekat pada pelaksanaan UU No. 32 Tahun 2004 mengenai pemerintahan daerah yang sangat berkaitan dengan demokratisasi kehidupan politik dan pemerintahan baik tingkat lokal maupun ditingkat nasional. Agar demokrasi bisa terwujud maka daerah harus memiliki kewenangan yang luas dalam mengurus dan mengatur rumah tangganya sendiri. 1 Sehingga muncul konsep pembaruan kabupaten yang dirumuskan sebagai transformasi kabupaten yang hendak menegaskan bahwa pembaruan bermakna sebagai tidak lagi bekerja dengan skema dan watak yang lama, melainkan telah bekerja dengan skema dan watak yang baru. 1 Dadang Juliantara, Pembaruan Kabupaten, (Yogyakarta: Pembaruan. 2004). h. ix-x 37 Proses pembaruan haruslah dapat memberikan kepastian bahwa nasib rakyat akan berubah menjadi lebih baik lagi. Pembaruan kabupaten juga berarti perombakan menyeluruh yang dimulai dari paradigma seluruh elemen yang ada atau mengorganisir seluruh sumber daya yang ada agar mengabdi pada kepentingan massa rakyat. 2 Di dalam merealisasikan demokrasi di tingkat lokal dan implementasi Undang- Undang No. 32 Tahun 2004 ini diperlukan adanya pembaruan daerah dalam hal ini adalah pemekaran Kabupaten Batu Bara. Dengan adanya pemekaran, membuat daerah tersebut membutuhkan seorang kepala daerah yang bertugas memimpin birokrasi, menggerakkan jalannya roda pemerintahan 2 Ibid.,h. 13.
2 yang meliputi menjadi perlindungan, pelayanan publik dan pembangunan. 3 Sehingga dilakukanlah pemilihan kepala daerah secara langsung sesuai dengan UU No. 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah dan Peraturan Pemerintahan No. 6 tahun 2005 mengenai tata cara pemilihan, pengesahan, dan pemberhentian kepala daerah, yang merupakan tonggak baru penegakkan kedaulatan rakyat daerah di 22 wilayah di Indonesia. Pemilihan Kepala Daerah merupakan rekrutmen politik yaitu penyeleksian rakyat terhadap tokoh-tokoh yang mencalonkan diri sebagai kepala daerah baik Gubernur/wakil gubernur, bupati/wakil bupati atau walikota/wakil walikota. Aktor utama sistem pemilihan kepala daerah adalah rakyat, parpol dan calon kepala daerah. Ketiga aktor tersebut terlibat langsung dalam kegiatan pemilihan kepala daerah. Ketika Batu Bara terbentuk menjadi kabupaten yang terpisah dari Asahan, dan menyelenggarakan Pilkada, sosok orang yang dianggap paling berjasa dalam melepaskan diri dari Asahan menjadi pilihan masyarakat. OK Arya dianggap paling berjasa dibandingkan dengan kandidat lain. Karena itu, jika OK Arya maju tanpa lewat parpol pun, dia bakal menang. Masyarakat melihatnya sebagai sosok yang berjasa yang menjadikan Batu Bara terpisah dari Asahan. Di luar sosok OK Arya sebagai inisiator Batu Bara melalui GEMKARA, yang memiliki kapasitas kemelayuan dari gelar yang disandangnya. Gelar OK di depan nama Arya, merupakan gelar bangsawan Melayu, selain Tengku dan Wan. OK kependekan dari Orang Kaya. Ada kerinduan masyarakat Batu Bara akan masa jaya mereka, saat Batu Bara menjadi negeri berdaulat. Mereka temukan sosok sultan dalam diri OK Arya. Dalam memenuhi syarat sebagai calon independen OK Arya dibantu pengurus GEMKARA di tujuh Kecamatan. Studi ini membahas 3 Joko J. Prihatmoko, Pemilihan Kepala Daerah Langsung, (Semarang: Pustaka Pelajar, 2005), h.203. tentang faktor apa saja yang menjadi penentu kemenagan OK Arya. Metode Penelitian ini bersifat diskriptif-kualitatif. Pengumpulan data dengan teknik penelitian lapangan. Analisis data menggunakan analisis kualitatif. Faktor Penentu Kemenangan Pada pemilihan kepala daerah Kabupaten Batubara, Sumatera Utara, mencatat sejarah tersendiri. Pasangan OK Arya Zulkarnain- Gong Matua Siregar, dari jalur independen, memenangi pilkada di kabupaten itu. Warga Batu Bara melihat sepak terjang OK Arya selama berjuang membentuk Batu Bara, OK Arya sebelumnya dikenal sebagai birokrat karir. Antara lain dia pernah menjabat sebagai Kepala Bagian Keuangan Pemerintah Kota Medan, Kepala Dinas Pendapatan Kabupaten Deli Serdang, Penjabat Sekretaris Daerah Kabupaten Serdang Bedagai merangkap sebagai Kepala Dinas Pendapatan. Terakhir dia menyandang jabatan sebagai Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Batu Bara. Sementara pasangannya Gong Matua Siregar, seorang guru di Kecamatan Meranti, Asahan. Dari kasus tersebut terlihat, faktor penting yang mempengaruhi pilihan para pemilih Pertama, figur OK Arya yang begitu populer ini sekaligus menunjukkan bahwa popularitas dan profil kandidat kembali menjadi faktor determinan dalam pilkada langsung. Sebaliknya, sekuat-kuatnya mesin partai yang biasa menjadi tolak ukur hitam putih kekuatan tidak bisa dijadikan jaminan suksesnya kandidat. Dari kasus-kasus tersebut, peneliti mencoba untuk mengidentifikasi faktor apa saja yang menjadi penentu bagi kemenangan OK Arya Pada pemilukada Kabupaten Batu Bara pada tahun Untuk menjawab pertanyaan- 38
3 pertanyaan tersebut diperlukan suatu penelitian yang lebih mendalam. Untuk itulah penelitian tentang faktor penentu pemenangan ini menarik untuk diangkat, sebab bagaimana calon independen yang mengalahkan mesin partai dapat menjadi pemenang di wilayah yang baru dimekarkan. Tidak ubahnya domain aktivitas sosial lain, dunia politik saat ini telah menjadi lebih terbuka dan transparan. Dunia politik pun tidak kebal terhadap persaingan, justru sangat kental diwarnai persaingan. Persaingan terjadi untuk memperebutkan hati konstituen dan membuat mereka memilih kandidat dalam pemilihan umum maupun pemilihan kepala daerah. Persaingan ini menuntut masing-masing kandidat untuk memikirkan cara dan metode yang efektif untuk mampu berkomunikasi dan meyakinkan konstituen bahwa kandidat tersebut yang paling layak dipilih. Terlebih lagi dengan semakin meningkatnya kompetisi dan persaingan di antara kandidat untuk memperebutkan hati dan rasionalitas pemilih. Selain itu, terdapat peningkatan volatilitas atau semakin berubah-ubahnya perilaku pemilih. Hal ini membuat keberpihakan pemilih kepada suatu kandidat menjadi lebih sulit ditebak. Kandidat yang bisa memenangkan pemilihan hanyalah kandidat yang menurut persepsi pemilih relatif menawarkan sesuatu yang berbeda dan lebih baik dibandingkan dengan kandidat lainnya. Untuk bisa berbeda dan lebih baik, dunia politik sebagai praktik sosial harus membuka diri terhadap pendekatan-pendekatan baru, karena dinamika dan interaksi sosial memang kompleks, sehingga dibutuhkan banyak sekali pendekatan untuk dapat memperoleh gambaran yang lebih menyeluruh tentang keinginan masyarakat. membutuhkan produk politik seperti program kerja, ideologi, harapan dan figur pemimpin yang dapat memberikan rasa pasti untuk menghadapi 39 masa depan. Tidak hanya itu, produk politik yang ditawarkan juga harus mampu meyakinkan masyarakat bahwa inilah cara yang dapat menyelesaikan permasalahan masyarakat dan sesuai dengan keinginan masyarakat. Untuk memahami faktor-faktor yang mempengaruhi penenetu pemenang, pertama, perlu dipahami dalam konteks latar belakang historis. Sikap dan perilaku politik masyarakat dipengaruhi oleh proses-proses dan peristiwa historis masa lalu. Hal ini disebabkan bahwa budaya politik tidak merupakan kenyataan yang statis dan tidak berkembang, tetapi justru sebaliknya merupakan sesuatu yang berubah dan berkembang sepanjang masa. 4 Kedua, Adanya faktor Organisasi GEMKARA, yang melakukan Gerakan Massa yang bersifat pressure, Hal ini dilakukan oleh OK Arya melalui GEMKARA Tim kerja yang berasal dari grass root inilah kemudian yang diharapkan oleh GEMKARA dapat menyosialisasikan produk-produk politiknya. Sehingga pendekatan kepada masyarakat akan semakin mudah dijalinnya. Penataan dan konsolidasi organisasi merupakan hal mendesak yang harus segera dilakukan, karena salah satu kunci sukses organisasi terletak pada kelengkapan struktur maupun mekanisme dalam seluruh tingkatan, yang menjadi ujung tombak dalam pelaksanaan program dan sosialisasi partai di tingkat bawah. Pertama, Pendekatan Tokoh. Dalam upaya untuk menarik simpatisan sekaligus membentuk basis massa, maka GEMKARA melakukan strategi kampanye dengan pendekatan tokoh. Tokoh-tokoh agama sangat diperlukan menjadi media interaksi masyarakat karena mereka telah dikenal cukup baik serta disegani dan biasanya menjadi panutan masyarakat di sekitarnya. Dengan komunikasi adanya terjalin suatu 4 Ibid., h. 17.
4 interaksi sosial dan komuikasi politik dari tokoh-tokoh tersebut kepada masyarakat, maka dengan cara seperti itu OK Arya akan mampu membentuk suatu basis massa di tingkatan atau berbagai lapisan masyarakat. Pada pemilu 1999, studi tentang penentu pemenang sudah ikut mewarnai pemilu pada saat itu, namun studi penentu pemenang kurang mendapatkan ruang sama sekali. William Lidle dan Saiful Mujani menemukan dua kesimpulan dalam memahami penentu pemenang pada pemilu 1999, Pertama, semakin memudarnya politik aliran di tingkat masa pemilih. Massa pemilih cenderung kurang memperdulikan aliran dari masingmasing partai politik. Kedua, ketokohan tetap menjadi variabel yang sangat penting dalam menarik dukungan massa pemilih. Para pemilih memilih partai bukan karena daya tarik terhadap partai dan programnya melainkan lebih karena ketertarikan terhadap tokoh yang ada di partai tersebut. 5 Berbeda dengan pemilu 2004, studi tentang penentu pemenang semakin mendapat tempat dan mempunyai peran penting dalam merekam opini publik, termasuk kecendrungan penentu pemenang dan pemilu pada saat itu lebih menarik karena menempatkan rakyat sebagai hakim tertinggi dalam menentukan calon presiden dan wakil presiden secara langsung. Pada pemilihan kepala daerah Kabupaten Batu Bara, Sumatera Utara, mencatat sejarah tersendiri. Pasangan OK Arya Zulkarnain- Gong Matua Siregar, dari jalur independen, memenangi pilkada di kabupaten itu. Membentuk GEMKARA untuk melakukan sebuah misi membentuk sebuah Kabupaten Batubara yang terpisah dari Kabupaten Asahan. Hal itu sudah terlihat dalam manuvernya melakukan perjuangan dan 5 Asep Ridwan. Memahami Penentu Pemenang pada Pemilu 2004 di Indonesia, Jurnal Demokrasi dan HAM, (Jakarta: The Habibie Center, 2000), h lobby lobby politik dari tahun 2000 hingga tahun Ketiga, Peningkatan Aspek Manajemen Organisasi. Dalam peningkatan aspek manajemen ini GEMKARA dan Tim pemenangan OK Arya, melakukan tatanan atau susunan sistem yang baku karena disadari dengan sistem manajemen yang akuntabilitasnya baik dan militansi anggota yang terjaga, sangat dibutuhkan untuk menjalankan apa yang telah dibentuk oleh tim, sehingga program-program dan komunikasi antar anggota yang telah dibentuk sama seperti tujuan yang hendak dicapai dapat terwujud. Penataan dan konsolidasi organisasi merupakan hal mendesak yang harus segera dilakukan, karena salah satu kunci sukses organisasi terletak pada kelengkapan struktur maupun mekanisme dalam seluruh tingkatan, yang menjadi ujung tombak dalam pelaksanaan program dan sosialisasi partai di tingkat bawah. Setelah beberapa kali melakukan pembekalan kepada tim lapangan yang telah dibentuk untuk pengembangan SDM dalam kaderisasi, kader-kader GEMKARA haruslah yang mempunyai kualitas SDM yang tinggi, baik dari sisi intelektual, spiritual dan emosional, sehingga bisa menjadi pemimpin di lingkungan maupun komunitas masingmasing. Sejalan dengan terlaksananya sistem pembekalan yang dilakukan oleh GEMKARA melalui tim pemenangan OK Arya maka yang yang harus dilakukan adalah melakukan strategi untuk memasuki wilayah yang dimulai dari tingkat kecamatan kemudian ke desa-desa hingga memasuki dusun terpencil yang dianggap sebagai pemilih. Salah satu program yang dirumuskan oleh GEMKARA dengan Tim Pemenangan OK
5 Arya untuk melakukan pendekatan kepada masyarakat selaku pemilih adalah melalui bakti sosial, pendidikan politik kepada pemilih pemula dan kelompok yang ada, yang diwujudkan pada pengabdian kepada masyarakat. Pengabdian pada masyarakat merupakan salah satu media penyampaian aspirasi rakyat atau media perjuangan rakyat. Dan dalam hal ini sudah terwujud dan GEMKARA adalah wadah penyampaian tersebut bukan mesin partai. Dalam hal ini GEMKARA mengkampanyekan OK Arya beserta pasangannya adalah sosok kandidat putra daerah yang sangat memahami permasalahan dan berjuang untuk Kabupaten Batubara. Hal ini dapa dilihat dari manifesto GEMKARA dalam program-progam dan strategi pemenangannya. Menurut Tim Pemenangan OK Arya yang juga anggota GEMKARA kelompok ibu rumah tangga juga memiliki peranan yang sangat penting dalam strategi politiknya. Hal ini disebabkan isu gender masih sangat kental di tengah-tengah masyarakat. GEMKARA yang melakukan riset dan survei politik terhadap beberapa daerah pemilihan dengan cepat memetakan segmentasi pemilih. Dan melakukan strategi yang dianggap layak untuk meyakinkan konstituen agar memilih OK Arya pada pilkada Batu Bara Kemampuan media massa sebagai media dalam komunikasi politik, terutama dalam hal pelaksanaan kampanye telah menjadikan media massa sebagai alat agitasi dan propaganda untuk ikut serta mempublikasikan serta mengkampanyekan calon-calon legislatif dari partai ini kepada masyarakat luas. GEMKARA menilai bahwa peranan media massa sangat besar dalam mengangkat dan membesarkan namanya. Dalam upaya untuk menarik simpatisan sekaligus membentuk basis massa, maka GEMKARA melakukan strategi kampanye dengan pendekatan tokoh. Tokoh-tokoh 41 agama sangat diperlukan menjadi media interaksi masyarakat karena mereka telah dikenal cukup baik serta disegani dan biasanya menjadi panutan masyarakat di sekitarnya. Dengan komunikasi, terjalin suatu interaksi sosial dan komuikasi politik dari tokoh-tokoh tersebut kepada masyarakat, maka dengan cara seperti itu OK Arya akan mampu membentuk suatu basis massa di berbagai lapisan masyarakat. Pada pemilu 1999, studi tentang penentu pemenang sudah ikut mewarnai pemilu pada saat itu, namun studi penentu pemenang kurang mendapatkan ruang sama sekali. William Lidle dan Saiful Mujani menemukan dua kesimpulan dalam memahami penentu pemenang pada pemilu 1999, Pertama, semakin memudarnya politik aliran ditingkat masa pemilih. Massa pemilih cenderung kurang memperdulikan aliran dari masingmasing partai politik. Kedua, ketokohan tetap menjadi variabel yang sangat penting dalam menarik dukungan massa pemilih. Para pemilih memilih partai bukan karena daya tarik terhadap partai dan programnya melainkan lebih karena ketertarikan terhadap tokoh yang ada dipartai tersebut. 6 Penutup Pemilu secara umum dapat dilihat sebagai sebuah institusi dimana rakyat dapat mempengaruhi keputusan publik. Adapun yang menjadi faktor penentu kemenagan OK Arya. Pertama, figur OK Arya di mata masyarakat yang begitu populer. Kedua, Adanya faktor organisasi GEMKARA. Ketiga, Peningkatan Aspek menjalankan Manajemen dalam Organisasi. 6 Asep Ridwan. Memahami Penentu pemenang Pada Pemilu 2004 di Indonesia, Jurnal Demokrasi dan HAM, (Jakarta: The Habibie Center, 2000), h.40.
6 Daftar Pustaka Juliantara Dadang, Pembaruan Kabupaten,Yogyakarta: Pembaruan. Kuncoro Mudrajad, Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi, Jakarta : Erlangga. Muhammad Yusuf Morna, Sejarah BatuBara dari Masa ke masa, Perpustakaan arsip dan Dokumentasi Kabupaten Batu Bara. Prihatmoko Joko J, 2005, Pemilihan Kepala Daerah Langsung, Semarang: Pustaka Pelajar. Ridwan Asep, Memahami Penentu Pemenang pada Pemilu 2004 di Indonesia, Jurnal Demokrasi dan HAM, Jakarta: The Habibie Center. 42
BAB I PENGANTAR. keterlibatan masyarakat dalam berpartisipasi aktif untuk menentukan jalannya
1 BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Situasi perkembangan politik yang berkembang di Indonesia dewasa ini telah membawa perubahan sistem yang mengakomodasi semakin luasnya keterlibatan masyarakat dalam
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. melalui lembaga legislatif atau Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) merupakan proses perekrutan pejabat politik di daerah yang berkedudukan sebagai pemimpin daerah yang bersangkutan yang dipilih langsung
Lebih terperinciMarketing Politik dalam Pemilukada Kabupaten Karo Tahun 2010
Marketing Politik dalam Pemilukada Kabupaten Karo Tahun 2010 NEHEMIA SYALOOM GINTING Departemen Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Medan, Jl. Dr. Sofyan No.1
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara demokratis merupakan negara yang memberi peluang dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara demokratis merupakan negara yang memberi peluang dan kesempatan yang seluas-luasnya dalam mengikutsertakan warga negaranya dalam proses politik, termasuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Semarak dinamika politik di Indonesia dapat dilihat dari pesta demokrasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semarak dinamika politik di Indonesia dapat dilihat dari pesta demokrasi dari tingkat pusat sama tingkat daerah. Setiap daerah banyak mencalonkan dirinya dan
Lebih terperinciPembaruan Parpol Lewat UU
Pembaruan Parpol Lewat UU Persepsi berbagai unsur masyarakat terhadap partai politik adalah lebih banyak tampil sebagai sumber masalah daripada solusi atas permasalahan bangsa. Salah satu permasalahan
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Reformasi politik yang sudah berlangsung sejak berakhirnya pemerintahan Orde Baru di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto pada bulan Mei 1998, telah melahirkan perubahan besar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fenomena pemilih pemula selalu menarik untuk didiskusikan pada setiap momen pemilihan umum baik nasional maupun di daerah. Jumlah mereka yang sangat besar bagaikan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Hubungan antara pemerintah dengan warga negara atau rakyat selalu berada. terbaik dalam perkembangan organisasi negara modern.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hubungan antara pemerintah dengan warga negara atau rakyat selalu berada dalam bingkai interaksi politik dalam wujud organisasi negara. Hubungan negara dan rakyat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daerah (pemilukada) diatur dalam Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan kepala daerah (pemilukada) adalah rangkaian panjang dari proses penentuan kepala daerah yang bakal menjadi pemimpin suatu daerah untuk lima tahun (satu periode).
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Bab V, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN VI.1 Kesimpulan Berdasarkan berbagai upaya analisis yang telah peneliti paparkan pada Bab V, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis pencalonan M.Shadiq
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerintahan Indonesia dari sentralistik menjadi desentralistik sesuai dengan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Peralihan kekuasaan dari rezim Orde Baru ke Orde Reformasi merubah tata pemerintahan Indonesia dari sentralistik menjadi desentralistik sesuai dengan tuntutan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sangat penting dalam kehidupan bernegara. Pemilihan umum, rakyat berperan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilihan umum adalah suatu proses dari sistem demokrasi, hal ini juga sangat penting dalam kehidupan bernegara. Pemilihan umum, rakyat berperan penuh untuk memilih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada Juni 2005, rakyat Indonesia melakukan sebuah proses politik yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada Juni 2005, rakyat Indonesia melakukan sebuah proses politik yang baru pertama kali dilakukan di dalam perpolitikan di Indonesia, proses politik itu adalah Pemilihan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. aspirasi dan memilih pemimpin dengan diadakannya pemilihan umum.
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia merupakan suatu negara yang menganut paham demokrasi, dan sebagai salah satu syaratnya adalah adanya sarana untuk menyalurkan aspirasi dan memilih pemimpin
Lebih terperinci1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2004 TENTANG KAMPANYE PEMILIHAN UMUM OLEH PEJABAT NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa sebagai pelaksanaan Undang-undang Nomor 12
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rakyat indonesia yang berdasarkan pancasila dan undang undang dasar negara
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemilihan umum kepala daerah merupakan sarana pelaksana kedaulatan rakyat indonesia yang berdasarkan pancasila dan undang undang dasar negara republik Indonesia tahun
Lebih terperinciBab I. Pendahuluan. proses pengambilan keputusan antara lain dengan melalui kampanye politik sebagai
Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Sejak reformasi tahun 1998 merupakan langkah awal sistem demokrasi di indonesia yang membawa pada sistem politk yang sifatnya terbuka. Hal tersebut memungkinkan setiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jumlah suara yang sebanyak-banyaknya, memikat hati kalangan pemilih maupun
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Pemilu merupakan salah satu arena ekspresi demokrasi yang dapat berfungsi sebagai medium untuk meraih kekuasaan politik. Karenanya, berbagai partai politik
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Era reformasi telah menghasilkan sejumlah perubahan yang signifikan dalam
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era reformasi telah menghasilkan sejumlah perubahan yang signifikan dalam masyarakat politik. Masyarakat yang semakin waktu mengalami peningkatan kualitas tentu
Lebih terperinciPeranan Partai Politik Dalam Meningkatkan Partisipasi Pemilih Dalam Pemilu dan Pilkada. oleh. AA Gde Putra, SH.MH
Peranan Partai Politik Dalam Meningkatkan Partisipasi Pemilih Dalam Pemilu dan Pilkada oleh AA Gde Putra, SH.MH Demokrasi (pengertian Umum) Bentuk sistem pemerintahan yang setiap warganya memiliki kesetaraan
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 151 TAHUN 2000 TENTANG
PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 151 TAHUN 2000 TENTANG TATACARA PEMILIHAN, PENGESAHAN, DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH I. UMUM Sejalan dengan pelaksanaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat sebagai bentuk konkret dari konsep
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan kepala daerah secara langsung (pilkada langsung) merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat sebagai bentuk konkret dari konsep demokrasi di wilayah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang signifikan. Terbukanya arus kebebasan sebagai fondasi dasar dari bangunan demokrasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perjalanan demokrasi di Indonesia secara bertahap terus menunjukkan peningkatan yang signifikan. Terbukanya arus kebebasan sebagai fondasi dasar dari bangunan
Lebih terperinciEfek Jokowi: Peringatan Penting dari Survei Eksperimental
Efek Jokowi: Peringatan Penting dari Survei Eksperimental (Adinda Tenriangke Muchtar, Arfianto Purbolaksono The Indonesian Institute, Center for Public Policy Research) http://www.shnews.co/detile-28182-gelombang-efek-jokowi.html
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi bagian tidak terpisahkan dari pembangunan demokrasi di
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah secara langsung telah menjadi bagian tidak terpisahkan dari pembangunan demokrasi di Indonesia.Konsolidasi demokrasi
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2004 TENTANG KAMPANYE PEMILIHAN UMUM OLEH PEJABAT NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2004 TENTANG KAMPANYE PEMILIHAN UMUM OLEH PEJABAT NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa sebagai pelaksanaan Undang-undang Nomor 12
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. daerah tidak lagi terbatas pada kewenangan yang bersifat administratif tapi telah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perubahan sistem pemilihan juga telah membawa perubahan hubungan tata Pemerintahan antar pusat dan daerah. Pendelegasian kekuasaan dari pusat ke daerah tidak
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2004 TENTANG KAMPANYE PEMILIHAN UMUM OLEH PEJABAT NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2004 TENTANG KAMPANYE PEMILIHAN UMUM OLEH PEJABAT NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa sebagai pelaksanaan Undang-undang Nomor 12
Lebih terperinciHASIL SURVEI NASIONAL PROGRAM PARTAI POLITIK DAN KOMPETENSI CALON PRESIDEN 2014 SURVEI DAN POLING INDONESIA
HASIL SURVEI NASIONAL PROGRAM PARTAI POLITIK DAN KOMPETENSI CALON PRESIDEN 2014 SURVEI DAN POLING INDONESIA Profile Singkat SPIN SPIN (Survey & Polling Indonesia) adalah lembaga riset independen yang tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada era keterbukaan dan demokrasi sekarang ini dalam pemilihan umum
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era keterbukaan dan demokrasi sekarang ini dalam pemilihan umum presiden 2014 semakin ketat dan sangat bersaing tidak hanya dibutuhkan kemampuan dari kandidat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pemilu merupakan proses pemilihan orang-orang untuk mengisi jabatan-jabatan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemilu merupakan proses pemilihan orang-orang untuk mengisi jabatan-jabatan politik tertentu. Jabatan-jabatan tersebut beraneka-ragam, mulai dari presiden, kepala daerah,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan warganya. Pembangunan bukan hanya semata-mata dalam bentuk fisik. Proses
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan adalah suatu proses untuk memajukan taraf hidup masyarakat dan warganya. Pembangunan bukan hanya semata-mata dalam bentuk fisik. Proses peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Pemilihan umum (Pemilu) adalah salah satu cara dalam sistem demokrasi untuk memilih wakil rakyat yang akan duduk di lembaga perwakilan rakyat. Selain itu pemilu
Lebih terperinciUPAYA PARTAI POLITIK DALAM MEMBANGUN KEPERCAYAAN PUBLIK
: UPAYA PARTAI POLITIK DALAM MEMBANGUN KEPERCAYAAN PUBLIK Oleh: Dr. Ir. H. Pramono Anung Wibowo, MM Dasar Optimisme Indonesia menjadi Bangsa Besar dan Maju Pertama, posisi geopolitik yang sangat strategis.
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN. kebutuhan untuk menghasilkan rekomendasi yang lebih spesifik bagi para aktor
BAB 5 KESIMPULAN Sebagaimana dirumuskan pada Bab 1, tesis ini bertugas untuk memberikan jawaban atas dua pertanyaan pokok. Pertanyaan pertama mengenai kemungkinan adanya variasi karakter kapasitas politik
Lebih terperinciPENGELOLAAN PARTAI POLITIK MENUJU PARTAI POLITIK YANG MODERN DAN PROFESIONAL. Muryanto Amin 1
PENGELOLAAN PARTAI POLITIK MENUJU PARTAI POLITIK YANG MODERN DAN PROFESIONAL Muryanto Amin 1 Pendahuluan Konstitusi Negara Republik Indonesia menuliskan kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI,
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PENGAJUAN CUTI BAGI KEPALA DAERAH DALAM MELAKSANAKAN KAMPANYE PEMILIHAN UMUM DAN PERMOHONAN IZIN BAGI KEPALA DAERAH YANG DICALONKAN
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA BAGI PEJABAT NEGARA DALAM MELAKSANAKAN KAMPANYE PEMILIHAN UMUM
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA BAGI PEJABAT NEGARA DALAM MELAKSANAKAN KAMPANYE PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciQANUN ACEH NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK DAN PARTAI POLITIK LOKAL
QANUN ACEH NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK DAN PARTAI POLITIK LOKAL BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR NANGGROE ACEH DARUSSALAM, Menimbang
Lebih terperinciPERANAN MEDIA MASSA TERHADAP KESADARAN POLITIK MASYARAKAT DI DUSUN WIJILAN WIJIMULYO NANGGULAN KULON PROGO DALAM PEMILIHAN UMUM 9 APRIL 2014 ARTIKEL
PERANAN MEDIA MASSA TERHADAP KESADARAN POLITIK MASYARAKAT DI DUSUN WIJILAN WIJIMULYO NANGGULAN KULON PROGO DALAM PEMILIHAN UMUM 9 APRIL 2014 ARTIKEL oleh : Timbul Hari Kencana NPM. 10144300021 PROGRAM
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA BAGI PEJABAT NEGARA DALAM MELAKSANAKAN KAMPANYE PEMILIHAN UMUM
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA BAGI PEJABAT NEGARA DALAM MELAKSANAKAN KAMPANYE PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2014 ini diselenggarakan Pemilihan Umum (Pemilu) Legislatif (DPR,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 2014 ini diselenggarakan Pemilihan Umum (Pemilu) Legislatif (DPR, DPRD, dan DPD) dan Gubernur Provinsi Lampung. Sedangkan di bulan Juli 2014, masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pilgub Jabar telah dilaksanakan pada tanggal 24 Pebruari 2013, yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pilgub Jabar telah dilaksanakan pada tanggal 24 Pebruari 2013, yang dilaksanakan secara langsung, yang merupakan salah satu bentuk Demokrasi. Bagi sebuah bangsa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat saling bertukar informasi dengan antar sesama, baik di dalam keluarga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi adalah kebutuhan manusia dengan berkomunikasi manusia dapat saling bertukar informasi dengan antar sesama, baik di dalam keluarga maupun bermasyarakat
Lebih terperinciPERILAKU POLITIK PEMILIH PEMULA PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2015 DI KECAMATAN MOWILA JURNAL PENELITIAN
PERILAKU POLITIK PEMILIH PEMULA PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2015 JURNAL PENELITIAN OLEH: NILUH VITA PRATIWI G2G115106 PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara langsung sejak sistem otonomi daerah diterapkan. Perubahan mekanisme
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demokrasi sebagai pilar penting dalam sistem politik sebuah Negara, termasuk Indonesia yang sudah diterapkan dalam pemilihan secara langsung seperti legislatif, Presiden
Lebih terperinciPenguatan Partisipasi dan Perbaikan Keterwakilan Politik Melalui Pembentukan Blok Politik Demokratik
Penguatan Partisipasi dan Perbaikan Keterwakilan Politik Melalui Pembentukan Blok Politik Demokratik Pendahuluan Pokok Pokok Temuan Survei Nasional Demos (2007 2008) : Demokrasi masih goyah: kemerosotan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA BAGI PEJABAT NEGARA DALAM MELAKSANAKAN KAMPANYE PEMILIHAN UMUM
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA BAGI PEJABAT NEGARA DALAM MELAKSANAKAN KAMPANYE PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. demokrasi, Sekaligus merupakan ciri khas adanya modernisasi politik. Dalam
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Partisipasi politik merupakan aspek penting dalam sebuah tatanan negara demokrasi, Sekaligus merupakan ciri khas adanya modernisasi politik. Dalam hubungannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai cara yang sekiranya bisa menarik masyarakat untuk memilih. calonnya, calon pasangan kepala daerah untuk Wilayah Kabupaten
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelaksanaan pemilihan Kepala Daerah di Banyumas suasana politik semakin hangat. Banyak yang mempromosikan calonnya dengan berbagai cara yang sekiranya bisa menarik masyarakat
Lebih terperinciAPLIKASI REAL QUICK COUNT UNTUK PERHITUNGAN CEPAT PEMILUKADA DENGAN MENGGUNAKAN KONSEPTUAL COMPREHENSIVE PARALEL VOTE TABULATION
APLIKASI REAL QUICK COUNT UNTUK PERHITUNGAN CEPAT PEMILUKADA DENGAN MENGGUNAKAN KONSEPTUAL COMPREHENSIVE PARALEL VOTE TABULATION Budi Indri Wagearto A11.2009.04912 Program Studi Teknik Informatika S1 Fakultas
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. demokrasi pada negara yang menganut paham demokrasi seperti Indonesia.
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilihan umum (pemilu) menjadi bagian terpenting dalam penyelenggaraan demokrasi pada negara yang menganut paham demokrasi seperti Indonesia. Pemilu sering diartikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia telah memasuki tahapan baru berkaitan dengan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia telah memasuki tahapan baru berkaitan dengan penyelenggaraan dan tata pemerintahan ditingkat lokal. Kepala daerah, baik Gubernur maupun Walikota
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian Peran BAB II LANDASAN TEORI Peran merupakan aspek yang dinamis dalam kedudukan terhadap sesuatu. Apabila seseorang melakukan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka ia menjalankan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini didukung dengan berdirinya bermacam-macam partai politik. Diawali
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara republik yang menganut dasar demokrasi atau kebebasan masyarakat dalam menyampaikan aspirasi dan pemikiran. Kondisi ini didukung dengan berdirinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mendapatkan dukungan teknik-teknik marketing, dalam pasar politik pun diperlukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dunia politik adalah suatu pasar, dalam pasar itu terjadi pertukaran informasi dan pengetahuan. Dan seperti halnya pertukaran dalam dunia bisnis yang perlu
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Politik merupakan proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Politik merupakan proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat yang antara lain berwujud proses pembuatan keputusan khususnya dalam negara. Sistem politik
Lebih terperinciOleh: Edy Kuncoro ( )
1 PERANAN PARTAI DEMOKRASI INDONESIA PERJUANGAN DALAM MEMENANGKAN PASANGAN JOKO WIDODO JUSUF KALLA PADA PEMILU PRESIDEN TAHUN 2014 DI KECAMATAN PONDOK MELATI KOTA BEKASI Oleh: Edy Kuncoro (14010110120079)
Lebih terperinciDEMOKRASI & POLITIK DESENTRALISASI
Daftar Isi i ii Demokrasi & Politik Desentralisasi Daftar Isi iii DEMOKRASI & POLITIK DESENTRALISASI Oleh : Dede Mariana Caroline Paskarina Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2008 Hak Cipta 2008 pada penulis,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu tantangan baru. Memilihan umum (pemilu) dalam era reformasi dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Memilihan Gubernur Sumatera Utara (Pilgubsu) sudah diambang pintu Salah satu tantangan baru. Memilihan umum (pemilu) dalam era reformasi dan demokrasi, merupakan suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyangkut kepentingan rakyat harus didasarkan pada kedaulatan rakyat. Pemilu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara demokrasi dimana pemerintahan berdasarkan atas kedaulatan rakyat (Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 1
Lebih terperinci1 Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Indonesia sebagai salah satu negara penganut demokrasi, sudah tentu melaksanakan pemilu sebagai perwujudan kedaulatanan rakyat. Seperti yang tertulis dalam Undang-undang
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang Partai Politik 1. Definisi Partai Politik Kedudukan partai politik dalam negara yang memiliki tata kelola pemerintahan demokratis sangatlah penting. Partai politik
Lebih terperinciBAB 14 PERWUJUDAN LEMBAGA DEMOKRASI YANG MAKIN KUKUH
BAB 14 PERWUJUDAN LEMBAGA DEMOKRASI YANG MAKIN KUKUH A. KONDISI UMUM Keberhasilan menempatkan proses pembangunan kelembagaan politik demokrasi pada jalur dan arah yang benar selama tahun 2004 dan 2005
Lebih terperinciKAMPANYE TAK BERKUALITAS, POLITIK UANG MENGANCAM
I. Latar Belakang KAMPANYE TAK BERKUALITAS, POLITIK UANG MENGANCAM Pimilihan kepala daerah (Pilkada) merupakan salah satu bagian penting guna mewujudkan demokrasi yang substantif. Demokrasi yang mengarah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Setelah memasuki masa reformasi, partai politik telah menjadi instrumen
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setelah memasuki masa reformasi, partai politik telah menjadi instrumen penting dalam kehidupan demokrasi di Indonesia. Partai politik diberikan posisi penting
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Way Kanan
56 V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Identitas Responden Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Way Kanan yang berjumlah 100 responden. Identitas responden selanjutnya didistribusikan
Lebih terperinciBAB IV. Mekanisme Rekrutmen Politik Kepala Daerah PDI Perjuangan. 4.1 Rekrutmen Kepala Daerah Dalam Undang-Undang
BAB IV Mekanisme Rekrutmen Politik Kepala Daerah PDI Perjuangan 4.1 Rekrutmen Kepala Daerah Dalam Undang-Undang Tahapan Pilkada menurut Peraturan KPU No.13 Th 2010 Tentang Pedoman Teknis Tata Cara Pencalonan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hasil amandemen Undang-undang Dasar (UUD) 1945 telah membawa
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Hasil amandemen Undang-undang Dasar (UUD) 1945 telah membawa perubahan besar pada sistem ketatanegaraan Indonesia. Salah satunya perubahan itu terkait dengan pengisian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memperlakukan rakyat sebagai subjek bukan objek pembangunan, sehingga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Parameter paling utama untuk melihat ada atau tidaknya pembangunan politik di sebuah negara adalah demokrasi. Meskipun sebenarnya demokrasi tidak sepenuhnya menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. teknologi baru untuk memuaskan kebutuhan. Untuk dapat beradaptasi dengan perubahan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan global yang begitu cepat terjadi di masa sekarang disebabkan oleh bertambah tingginya tingkat pendidikan masyarakat, tingkat pendapatan, arus informasi serta
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Partai Politik 1. Konsep partai Politik Menurut Epstein (Gatara, 2009: 191), mengatakan bahwa partai politik adalah setiap kelompok-kelompok, meskipun terorganisasi secara sederhana,
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP 1. Kesimpulan
BAB VI PENUTUP Setelah menjelaskan berbagai hal pada bab 3, 4, dan 5, pada bab akhir ini saya akan menutup tulisan ini dengan merangkum jawaban atas beberapa pertanyaan penelitian. Untuk tujuan itu, saya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Demokrasi lebih dari sekedar seperangkat aturan dan prosedur konstitusional yang menentukan suatu fungsi pemerintah. Dalam demokrasi, pemerintah hanyalah salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dudih Sutrisman, 2015
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia sebagai sebuah negara berdaulat telah melalui perjalanan sejarah panjang dalam kepemimpinan nasional sejak kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17
Lebih terperinciPERAN BAWASLU Oleh: Nasrullah
PERAN BAWASLU Oleh: Nasrullah Seminar Nasional: Pendidikan Politik Bagi Pemilih Pemula Sukseskan Pemilu 2014. Pusat Study Gender dan Anak (PSGA) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. BAWASLU Menurut UU No.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi telah digunakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi telah digunakan disebagianbesar negara di dunia termasuk Indonesia. Negara Kesatuan Republik Indonesia sejak reformasi
Lebih terperinciKESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Karakteristik demografi pemilih yang mencakup usia antara 20-49 tahun, berpendidikan SLTA dan di atasnya, memiliki status pekerjaan tetap (pegawai negeri sipil, pengusaha/wiraswasta
Lebih terperinciPROBLEMATIKA CALON INDEPENDEN DALAM PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH Oleh : Ni Putu Eka Martini AR Ibrahim R. Program Kekhususan : Hukum Pemerintahan,
1 PROBLEMATIKA CALON INDEPENDEN DALAM PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH Oleh : Ni Putu Eka Martini AR Ibrahim R. Program Kekhususan : Hukum Pemerintahan, Fakultas Hukum Universitas Udayana Abstrak : Dalam makalah
Lebih terperinciCalon Independen dan Pilkada
Calon Independen dan Pilkada (Studi Kasus Pilkada Kabupaten Deli Serdang Tahun 2008) DISUSUN OLEH : SYILVI ADE KARTIKA 060906018 Dosen Pembimbing Dosen Pembaca : Drs. P. Anthonius Sitepu, M.Si : Indra
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemilihan Umum (Pemilu) adalah salah satu cara dalam sistem
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Umum (Pemilu) adalah salah satu cara dalam sistem demokrasi untuk memilih wakil-wakil rakyat yang akan menduduki lembaga perwakilan rakyat, serta salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemilihan Umum Kepala Daerah menjadi Cossensus politik Nasional yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilihan Umum Kepala Daerah menjadi Cossensus politik Nasional yang merupakan salah satu instrument penting penyelenggaraan pemerintah setelah digulirkan otonomi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. akuntabilitas bagi mereka yang menjalankan kekuasaan. Hal ini juga
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Menurut berbagai kajiannya tentang politik, para sarjana politik sepakat bahwa demokrasi merupakan sistem pemerintahan yang paling baik. Sistem ini telah memberikan
Lebih terperinciVisi & Misi Kepemimpinan Nasional dalam Pembangunan
Visi & Misi Kepemimpinan Nasional dalam Pembangunan 2015-2019 Rancangan Teknokratik RPJ 2015-2019, Bappenas Oleh Partai Kebangkitan Bangsa Mukaddimah Kepemimpinan nasional menjadi salah satu faktor strategis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Partai politik adalah organisasi yang dibentuk untuk mempengaruhi bentuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Partai politik adalah organisasi yang dibentuk untuk mempengaruhi bentuk dan karakter kebijakan publik dalam kerangka prinsip-prinsip dan kepentingan ideologis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum adalah salah satu hak asasi warga negara yang sangat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan umum adalah salah satu hak asasi warga negara yang sangat prinsipil. Karenanya dalam rangka pelaksanaan hak-hak asasi adalah suatu keharusan bagi pemerintah
Lebih terperinciLAPORAN SINGKAT RAPAT KERJA KOMISI II DPR RI
TERBATAS (Untuk Kalangan Sendiri) LAPORAN SINGKAT RAPAT KERJA KOMISI II DPR RI (Bidang Pemerintahan Dalam Negeri dan Otonomi Daerah, Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Kepemiluan, Pertanahan dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 6 1.3 Batasan Masalah... 7 1.4 Tujuan Penelitian... 7 1.5 Manfaat Penelitian... 7 1.5.1 Manfaat Akademis... 7 1.5.2 Manfaat Praktis...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah melalui kegiatan pendidikan. Sebagai bagian dari masyarakat, kegiatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mayoritas masyarakat memiliki keinginan untuk maju berkembang menjadi lebih baik. Keinginan tersebut diupayakan berbagai cara, salah satunya adalah melalui kegiatan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang Perilaku Pemilih 1. Perilaku Pemilih Sikap politik seseorang terhadap objek politik yang terwujud dalam tindakan atau aktivitas politik merupakan perilaku politik
Lebih terperinciBab III Arah Kebijakan, Strategi, Kerangka Regulasi dan Kerangka Kelembagaan
Bab III Arah Kebijakan, Strategi, Kerangka Regulasi dan Kerangka Kelembagaan 3.1. Arah Kebijakan dan Strategi Komisi Pemilihan Umum Arah kebijakan dan strategi Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sumedang
Lebih terperinciTujuan, Metodologi, dan Rekan Survei
Sejak reformasi dan era pemilihan langsung di Indonesia, aturan tentang pemilu telah beberapa kali mengalami penyesuaian. Saat ini, empat UU Pemilu yang berlaku di Indonesia kembali dirasa perlu untuk
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN BATU BARA DI PROVINSI SUMATERA UTARA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN BATU BARA DI PROVINSI SUMATERA UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kyai dan Jawara ditengah tengah masyarakat Banten sejak dahulu menempati peran kepemimpinan yang sangat strategis. Sebagai seorang pemimpin, Kyai dan Jawara kerap dijadikan
Lebih terperinciBAB II. Landasan Teori. 1. Pengertian dan jenis Kampanye politik. untuk memperoleh dukungan politik dari masyarakat.
BAB II Landasan Teori A. Kampanye Politik 1. Pengertian dan jenis Kampanye politik Kampanye menurut kamus bahasa Indonesia adalah serentak mengadakan gerakan bisik- gerakan dengan jalan menyiarkan kabar
Lebih terperinciLAMPIRAN PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG
LAMPIRAN PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG PENCALONAN ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH/WAKIL KEPALA DAERAH 2 DAFTAR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang ditetapkan oleh lembaga legislatif.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semenjak demokrasi menjadi atribut utama Negara modern, maka lembaga perwakilan merupakan mekanisme utama untuk merealisasi gagasan normatif bahwa pemerintahan
Lebih terperinciPEMILUKADA PASCA REFORMASI DI INDONESIA. Oleh : Muhammad Afied Hambali Dosen Fakultas Hukum Universitas Surakarta. Abstrack
PEMILUKADA PASCA REFORMASI DI INDONESIA Oleh : Muhammad Afied Hambali Dosen Fakultas Hukum Universitas Surakarta Abstrack Pilkada telah memiliki aturan pemilihan secara jelas, dan adanya pembatasan oleh
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 151 TAHUN 2000 (151/2000) TENTANG TATACARA PEMILIHAN, PENGESAHAN, DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinci