Prinsip Pigeonhole dan Aplikasinya

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Prinsip Pigeonhole dan Aplikasinya"

Transkripsi

1 Prinsip Pigeonhole dan Aplikasinya Aldy Wirawan Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132, Indonesia Prinsip pigeonhole merupakan salah satu teknik pembuktian yang sederhana dan efektif. Prinsip ini merupakan salah satu alat kombinatorial yang berguna dalam menghitung objek dengan properti tertentu. Prinsip pigeonhole mempunyai banyak aplikasi, diantaranya dalam sains komputer, permasalahan relasi, permasalahan numerikal, permasalahan geometri, trik kartu kombinatorik, dan teori Ramsey. Istilah Kunci kombinatorial, menghitung, pembuktian, pigeonhole I. PENDAHULUAN Prinsip pigeonhole ditemukan oleh seorang matematikawan Jerman yang bernama G. Lejeune Dirichlet. Prinsip tersebut dinamakan prinsip pigeonhole karena berawal dari permasalahan perbedaan jumlah burung merpati dan sarangnya. Misalkan ada 20 burung merpati yang akan bertengger di 19 sarang burung merpati. Maka, salah satu dari sarang burung tersebut pasti berisi setidaknya dua burung merpati. Prinsip pigeonhole merupakan bagian dari struktur diskrit karena area objek yang dikajinya merupakan objek yang terbatas. Lebih spesifiknya, prinsip pigeonhole ini dapat digolongkan ke dalam ilmu kombinatorial. Kombinatorial adalah cabang matematika yang mempelajari pengaturan objek-objek. Dalam persoalan mencari jumlah cara yang dapat kita lakukan untuk mengatur suatu objek, kita dapat mencari semua cara yang ada satu-persatu kemudian menghitung jumlahnya. Misalnya, dalam mencari jumlah cara yang dapat dilakukan untuk mengatur urutan tiga buku A, B, dan C, kita dapat mencari semua kemungkinannya, yaitu ABC, ACB, BAC, BCA, CAB, dan CBA yang total berjumlah enam. Namun demikian, jika jumlah objek sangat banyak, tentu tidak mungkin kita hitung satu-persatu, karena selain menyita banyak waktu, jika ada kemungkinan yang terlewat akan sangat sulit untuk melacaknya. Dalam permasalahan seperti inilah kombinatorial berperan besar. Kombinatorial mampu menghitung jumlah cara yang ada tanpa mencari satu-persatu kemungkinannya. Hal ini dapat dilakukan karena kombinatorial sebagai metode menghitung mempunyai dua kaidah fundamental, yaitu kaidah perkalian (rule of product) dan kaidah penjumlahan (rule of sum). Kaidah perkalian berbunyi demikian: jika ada suatu prosedur yang dapat dibagi menjadi dua proses dengan proses pertama mempunyai n 1 cara dan proses kedua mempunyai n 2 cara, maka banyak cara untuk melakukan prosedur tersebut adalah n 1 x n 2 cara. Contohnya, dari kota A ke kota B ada lima jalan dan dari kota B ke kota C ada tiga jalan, maka banyak cara yang dapat ditempuh dari kota A ke kota C ada 5 x 3 = 15 cara. Di lain sisi, kaidah penjumlahan berbunyi demikian: jika ada suatu prosedur yang dapat dilakukan dengan hanya salah satu dari dua proses dengan proses pertama mempunyai n 1 cara dan proses kedua mempunyai n 2 cara serta tidak ada dari kedua proses tersebut yang mempunyai cara yang sama, maka banyak cara untuk melakukan prosedur tersebut adalah n 1 + n 2 cara. Contohnya, banyak cara memilih ketua kelas dalam suatu kelas yang terdiri dari 20 laki-laki dan 15 perempuan adalah = 35 cara. Berikutnya, dalam kombinatorial juga dikenal istilah permutasi. Permutasi adalah jumlah pengaturan objek dengan memperhatikan urutan. Rumus permutasi adalah dengan n merupakan jumlah objek total dan r merupakan jumlah objek yang dipakai. Contohnya, banyak angka tiga digit dengan setiap digit berbeda yang dapat dibuat dari angka 0-9 adalah 10 x 9 x 8 = 720. Pada contoh tersebut, jumlah objek total yang ada adalah sepuluh, yaitu angka 0-9, sedangkan jumlah objek yang dipakai adalah tiga, karena angka yang mau dibentuk merupakan angka tiga digit. Permutasi mempunyai bentuk khusus yang tidak memperhitungkan urutan. Bentuk khusus ini dinamakan kombinasi. Misalnya, pada contoh permutasi, jika tujuannya diubah dari membentuk angka tiga digit menjadi mengambil tiga angka berbeda, maka urutan tidak lagi berpengaruh karena mengambil angka 0,1,2 sama saja dengan mengambil angka 1,2,0 dan 2,0,1. Oleh karena itu, kombinasi mempunyai banyak cara yang lebih sedikit dari permutasi. Rumusnya adalah dengan n merupakan jumlah objek total dan r merupakan (1) (2)

2 jumlah objek yang diambil tanpa memperhatikan urutan. Sebagai catatan, n! adalah nilai faktorial dari n yaitu n x (n 1) x (n 2) x...x 1 dengan 0! = 1 dan hal ini juga berlaku pada r. Jadi, banyak cara mengambil tiga angka dengan tiap angka berbeda dari angka 0-9 adalah 9!/(3! x 6!) = 84 cara. II. PRINSIP PIGEONHOLE A. Prinsip Pigeonhole Spesifik Seperti telah dijelaskan secara sekilas pada pendahuluan, prinsip pigeonhole berawal dari permasalahan perbedaan jumlah burung merpati dan sarangnya. Jika ada 20 burung merpati yang akan bertengger pada 19 sarang burung merpati, maka salah satu dari sarang burung tersebut berisi setidaknya dua burung merpati. Maka, prinsip pigeonhole menyatakan bahwa jika k adalah bilangan bulat positif dan objek berjumlah k+1 ditempatkan dalam wadah berjumlah k, maka ada salah satu wadah yang berisi objek lebih dari satu. Kebenaran dari prinsip pigeonhole ini akan dibuktikan menggunakan kontraposisi. Dengan mengasumsikan tidak ada wadah yang berisi objek lebih dari satu, maka jumlah total objek yang terbanyak adalah k, sedangkan jumlah totak objeknya k+1. Maka itu, terdapat kontradiksi pada pernyataan kontraposisinya, yang mengakibatkan prinsip pigeonhole bernilai benar. B. Prinsip Pigeonhole yang Digeneralisasikan Pada upabab sebelumnya, telah dijelaskan bahwa prinsip pigeonhole menyatakan setidaknya ada dua objek dalam suatu wadah jika jumlah objek lebih banyak dari wadah. Pernyataan tersebut dapat diubah menjadi lebih akurat. Sebagai contoh, jika jumlah burung merpati diubah menjadi 21 dan jumlah sarang burung merpati diubah menjadi sepuluh, maka kita dapat menyatakan bahwa ada satu sarang burung dengan jumlah burung merpati yang bertengger di dalamnya minimal tiga. Maka, prinsip pigeonhole yang digeneralisasikan menyatakan bahwa jika objek berjumlah n ditempatkan dalam wadah berjumlah k dengan n dan k bilangan bulat positif, maka setidaknya ada satu wadah yang berisi. Sebagai catatan, merupakan fungsi ceiling yang membulatkan pecahan ke bilangan bulat positif atas terdekat. Prinsip pigeonhole yang digeneralisasikan ini akan dibuktikan menggunakan kontraposisi. Dengan mengasumsikan bahwa tidak ada wadah yang berisi lebih dari 1 objek, maka jumlah objek maksimalnya adalah jumlah wadah dikali isinya yang diperlihatkan dalam pertidaksamaan berikut ( ) ( ) Pertidaksamaan (3) dapat ditulis demikian karena tidak mungkin sama atau melebihi (3). Jika ruas kanan disederhanakan, maka hasilnya adalah n, yang berarti ( ) Padahal, jumlah objek total adalah n. Maka dari itu, terdapat kontradiksi pada pernyataan kontraposisinya, sehingga prinsip pigeonhole yang digeneralisasikan bernilai benar. C. Perluasan Prinsip Pigeonhole Dengan dibuktikannya prinsip pigeonhole spesifik dan prinsip pigeonhole yang digeneralisasikan, maka prinsip pigeonhole dapat diperluas dengan membalik pernyataan prinsip pigeonhole itu sendiri. Pernyataan yang dapat ditarik dari prinsip pigeonhole spesifik adalah jika n-1 objek diletakkan pada wadah berjumlah n dengan n bilangan bulat positif, maka salah satu dari wadah tersebut pastilah kosong atau tidak berisi objek. Pada prinsip pigeonhole yang digeneralisasikan, pernyataan yang dapat ditarik adalah jika objek berjumlah n-1 ditempatkan pada wadah berjumlah k dengan n dan k bilangan bulat positif, maka satu dari wadah tersebut berisi paling banyak. Sebagai catatan adalah fungsi floor yang membulatkan pecahan ke bilangan bulat positif bawah terdekat. Lebih jauh lagi, prinsip pigeonhole dapat diperluas menjadi pernyataan berikut: Jika objek berjumlah nk + s atau lebih ditempatkan dalam n buah wadah dengan n, k, dan s bilangan bulat positif, maka untuk setiap dengan m bilangan bulat positif ada wadah berjumlah m yang berisi objek paling sedikit mk + min (s, m). Sebagai catatan, min (s, m) menghasilkan s jika dan menghasilkan m jika. Selain itu, adapula perluasan prinsip pigeonhole yang dipakai dalam geometri. Perluasan tersebut membahas kasus jika jumlah burung merpati tak hingga. Jika terdapat tak hingga objek yang ditempatkan dalam n wadah dengan n bilangan bulat positif, maka setidaknya salah satu dari wadah tersebut menampung tak hingga burung merpati. III. APLIKASI PRINSIP PIGEONHOLE Walaupun prinsip pigeonhole merupakan prinsip yang sangat sederhana, prinsip ini mempunyai banyak aplikasi. A. Aplikasi Pada Sains Komputer Salah satu aplikasi prinsip pigeonhole pada sains komputer adalah pada hash collision. Sebagai informasi, algoritma hash mengubah suatu data apapun ke dalam bentuk data lain. Hal ini dilakukan dengan memproses data tersebut dalam suatu formula matematika kompleks untuk menghasilkan hash unik bagi setiap potongan data. Umumnya, hash yang dihasilkan memiliki bit yang sama untuk setiap algoritma hash yang sama. Jika data yang diproses lebih kecil dari bit minimal hash yang akan dihasilkan, maka algoritma hash yang bersangkutan akan (4)

3 menambahkan junk data untuk mengisi bit yang tidak terpakai. Hash collision terjadi apabila dua data atau lebih menghasilkan hash yang sama. Menggunakan prinsip pigeonhole, hash collision merupakan hal yang tidak terhindarkan, terlebih jika data yang di hash berukuran besar. Hal ini dikarenakan hash yang tersedia lebih sedikit daripada potongan data yang diproses. Anggap hash sebagai sarang burung merpati dan potongan data yang diproses sebagai burung merpati. Maka, pasti ada hash yang merepresentasikan lebih dari satu potongan data. Aplikasi yang kedua adalah pada kompresi data. Kompresi data adalah proses memampatkan suatu data apapun ke dalam bentuk dengan ukuran yang lebih kecil. Dengan prinsip pigeonhole, dapat dibuktikan tidak mungkin ada algoritma kompresi yang dapat selalu berhasil memampatkan data menjadi lebih kecil. Hal ini dikarenakan ukuran yang lebih kecil berarti bit yang lebih sedikit, sehingga jika hasil kompresi dianalogikan dengan sarang burung merpati, jumlah sarang burung merpati selalu lebih sedikit daripada merpatinya (yaitu data yang akan diproses dengan algoritma kompresi). B. Aplikasi Pada Permasalahan Relasi Prinsip pigeonhole dapat diaplikasikan dalam berbagai permasalahan relasi. Misalkan ada pertemuan yang dihadiri oleh 50 orang. Dari 50 orang tersebut, ada beberapa yang kenal satu sama lain. Kita dapat membuktikan bahwa dalam ruangan tersebut pasti ada dua orang dengan jumlah kenalan yang sama menggunakan prinsip pigeonhole. Dengan mengasumsikan satu orang tidak mempunyai kenalan sama sekali, jumlah maksimum kenalan satu orang adalah 48. Maka, anggap jumlah kenalan dari 0 sampai 48 sebagai sarang burung merpati, dan anggap 50 orang yang hadir pada pertemuan tersebut sebagai merpatinya. Berdasarkan prinsip pigeonhole, setidak-tidaknya akan ada dua orang yang mempunyai jumlah kenalan yang sama. Begitu pula jika kita asumsikan masing-masing orang yang hadir pada pertemuan tersebut mempunyai setidaknya satu kenalan, sehingga maksimum jumlah kenalan dari seseorang adalah 49. Jika dianggap jumlah kenalan dari 1 sampai 49 sebagai sarang burung merpati dan 50 orang yang hadir pada pertemuan tersebut sebagai merpatinya, tetap setidak-tidaknya ada dua orang yang mempunyai jumlah kenalan yang sama. Aplikasi prinsip pigeonhole dalam relasi cukup berguna dalam mengaproksimasi kebutuhan minimal yang harus disiapkan dalam hal tertentu. Misalkan suatu perusahaan kereta api mempunyai statistik jumlah pengguna 500 setiap harinya. Jika ada 20 lintasan kereta api yang berbeda, maka berdasarkan prinsip pigeonhole minimal ada 25 pengguna dengan lintasan kereta api yang sama. Maka dari itu, minimalnya perusahaan kereta api tersebut menyediakan kereta api yang mempunyai daya tampung 25 pengguna untuk setiap jurusan untuk memenuhi kebutuhan minimal tiap lintasan. Namun demikian, dalam prakteknya, prinsip pigeonhole memang tidak dapat diterapkan semudah itu. C. Aplikasi Pada Permasalahan Numerikal Prinsip pigeonhole mampu menyelesaikan beberapa permasalahan numerikal. Contoh pertama adalah permasalahan divisibilitas. Dengan prinsip pigeonhole, kita mampu membuktikan bahwa pasti ada dua angka dalam n angka yang selisihnya habis dibagi angka n-1 dengan n bilangan bulat positif 2. Kita ambil contoh n = sepuluh, sehingga dalam sepuluh angka yang diberikan ada minimal dua angka dengan selisih habis dibagi sembilan. Sisa dari pembagian suatu angka dengan sembilan juga berjumlah sembilan, yaitu 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, dan 8. Jika sisa dari pembagian suatu angka dengan sembilan tersebut kita analogikan sebagai sarang burung merpati dan sepuluh angka yang diberikan kita analogikan sebagai merpati, maka dalam sepuluh angka tersebut minimal ada dua angka yang mempunyai sisa yang sama dari pembagian terhadap sembilan. Dua angka inilah yang bila diselisihkan selisihnya akan habis dibagi sembilan. Contoh kedua adalah aplikasi prinsip pigeonhole dalam pertidaksamaan. Diberikan permasalahan berikut: dapatkah dua angka dari tujuh angka real unik memenuhi persamaan? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, pertama-tama kita melakukan pendekatan dengan fungsi tan. Untuk setiap bilangan real x, kita selalu dapat menemukan α dengan dan tan α = x. Jika sampai dibagi menjadi 6 interval sama besar, maka hasilnya,,,,, dan. Berdasarkan prinsip pigeonhole, dari tujuh angka real yang diberikan, pasti ada dua α yang berada dalam interval yang sama. Jika kita amati interval soal yaitu 0 dan, kita dapat mengetahui interval α-nya, yaitu ( ), karena tan (0) = 0 dan tan =. Maka, jika α dari bilangan real pertama ditulis menjadi α 1 dan α kedua dari bilangan real kedua ditulis menjadi α 2 didapat persamaan Jika setiap ruas diberikan fungsi tan, maka Menggunakan persamaan trigonometri dengan = bilangan real pertama, dinotasikan n 1 dan = bilangan real kedua, dinotasikan n 2, maka, setelah persamaan trigonometri disubtitusikan, pertidaksamaan (5) (6) (7)

4 yang terbentuk adalah Jika diperhatikan, pertidaksamaan (8) sama dengan pertidaksamaan pada permasalahan, hanya saja perbedaan nama variabel yaitu x dengan n 1 dan y dengan n 2. Oleh karena itu, terbukti bahwa dua dari tujuh bilangan real sembarang berbeda dapat memenuhi pertidaksamaan tersebut. D. Aplikasi Pada Permasalahan Geometri Prinsip pigeonhole dapat digunakan dalam pembuktian masalah-masalah geometri. Contoh permasalahan yang diberikan adalah sebagai berikut: buktikan bahwa dua dari enam titik dalam persegi panjang 3x4 berjarak tidak lebih dari. Solusinya adalah dengan membuat pembagian dari persegi panjang 3x4 tersebut seperti gambar berikut Gambar 1. Pembagian persegi panjang sebagai solusi dari permasalahan geometri yang diberikan Kita dapat melihat bahwa pembagian persegi panjang 3x4 dengan garis merah membuat persegi panjang terbagi menjadi lima bagian. Berdasarkan prinsip pigeonhole, bila enam titik ditempatkan pada persegi panjang tersebut, maka ada satu bagian yang setidaknya memuat dua titik. Maka dari itu, terbukti bahwa dua dari enam titik dalam persegi panjang 3x4 berjarak tidak lebih dari, karena jarak maksimum dalam satu bagian pada persegi panjang tersebut adalah. Aplikasi prinsip pigeonhole pada permasalahan geometri sangat banyak, salah satunya dengan menggunakan perluasan prinsip pigeonhole dengan jumlah burung merpati tak hingga. Namun demikian, makalah ini tidak membahas lebih lanjut mengenai aplikasi dari perluasan prinsip pigeonhole tersebut. D. Aplikasi Pada Trik Kartu Kombinatorik Prinsip pigeonhole dapat digunakan dalam trik kartu kombinatorik sebagai berikut: seorang asisten pesulap mengambil lima kartu secara acak dari sebuah set kartu bridge. Sebagai catatan, satu set kartu bridge terdiri dari (8) empat lambang dengan masing-masing lambang terdiri dari 13 kartu. Kemudian, asisten tersebut memilih salah satu kartu sebagai kartu yang disembunyikan dan memperlihatkan sisanya kepada pesulap. Maka, pesulap yang melihat keempat kartu tersebut dapat menentukan lambang dan nilai dari kartu yang disembunyikan. Pada kelima kartu yang diambil seorang asisten pesulap, berdasarkan prinsip pigeonhole, ada dua atau lebih kartu dengan lambang yang sama. Hal ini dimanfaatkan asisten pesulap untuk memberi tahu pesulap lambang kartu yang disembunyikan. Hal itu dilakukan dengan menaruh kartu berlambang sama tersebut pada urutan pertama dari kartu yang diperlihatkan. Pemilihan kartu yang disembunyikan dengan kartu yang diperlihatkan juga mengambil peran penting. Aspek yang diperhatikan dalam pemilihan kartu yang disembunyikan dan kartu yang diperlihatkan adalah jarak kedua kartu tersebut satu sama lain. Jarak kedua kartu didefinisikan sebagai perbedaan nilai yang harus ditambahkan kartu pertama untuk mencapai kartu kedua. Dalam jarak kedua kartu ini, jarak kartu A ke kartu B tidak sama dengan jarak kartu B ke kartu A karena nilai jarak bersifat sirkuler. Untuk memudahkan perhitungan jarak, kartu Jack, Queen, dan King dilambangkan sebagai angka 11, 12, dan 13. Contoh memperoleh jarak dari dua buah kartu adalah sebagai berikut: pada kartu bernilai 1 dan 2, jarak kartu 1 ke 2 adalah 1 sedangkan jarak kartu 2 ke 1 adalah 12. Jumlah jarak suatu kartu ke kartu lain dengan jarak kebalikannya selalu 13. Maka, berdasarkan prinsip pigeonhole, jarak antar dua buah kartu selalu ada yang 6. Kartu pertama pada jarak antar dua kartu yang 6 merupakan kartu yang diperlihatkan pada pesulap, sedangkan kartu kedua disembunyikan. Berikutnya, tiga kartu yang diperlihatkan lainnya digunakan untuk memberi nilai jarak yang harus ditambahkan pada kartu pertama (kartu yang berlambang sama dengan yang disembunyikan) sehingga pesulap mengetahui persis kartu apa yang disembunyikan. Cara menyusun tiga kartu dihitung dengan permutasi berjumlah 3! = 6. Hal inilah yang mendasari pemilihan kartu yang diperlihatkan harus kartu yang jaraknya 6 dengan kartu yang disembunyikan. Melalui urutan tiga kartu yang disusun asisten pesulap, pesulap dapat mengetahui pertambahan yang harus dilakukan terhadap kartu pertama sehingga pesulap tersebut dapat menebak kartu yang disembunyikan. Urutan tiga kartu yang disusun merepresentasikan salah satu angka dari 1-6 tergantung kesepakatan asisten pesulap dengan pesulap. Misalkan, ABC bernilai 1, ACB bernilai 2, BAC bernilai 3, BCA bernilai 4, CAB bernilai 5, dan CBA bernilai 6 dengan A kartu bernilai terbesar dan C kartu bernilai terkecil. Jika ada dua buah kartu dengan nilai yang sama, maka yang diperhatikan adalah lambangnya. Misalkan asisten pesulap mendapat kartu 10, 5, K, 7, dan 10. Maka, yang kartu yang disembunyikan pasti salah satu dari 7 dan 10. Karena jarak dari 7 ke 10 adalah 3 sedangkan jarak dari 10 ke 7 adalah 10, maka 10 disembunyikan. Selanjutnya, dari 3 kartu 10, 5, dan K, harus dibuat suatu urutan sehingga pesulap

5 menginterpretasikan urutan tersebut sebagai angka 3. Maka sesuai kesepakatan sebelumnya urutan yang merepresentasikan nilai 3 adalah BAC dengan A kartu terbesar dan C kartu terkecil, sehingga urutan kartu yang diperlihatkan asisten pesulap kepada pesulap adalah 7 (untuk memberi tahu lambang dan nilai inisial), 10, K, dan 5. E. Aplikasi Pada Teori Ramsey Secara umum, teori Ramsey membahas distribusi subset elemen dalam suatu set elemen. Teori Ramsey merupakan extremal combinatorics yang memberikan jumlah objek jika kumpulan objek tersebut harus memenuhi kondisi tertentu. Berikut adalah permasalahan yang dapat memberikan gambaran mengenai teori Ramsey: dalam suatu grup yang terdiri dari enam orang, hubungan antara sepasang orang dapat berupa pertemanan ataupun permusuhan; buktikan bahwa ada setidaknya tiga orang yang saling berteman atau tiga orang yang saling bermusuhan. Misalkan A merupakan salah satu dari keenam orang tersebut, maka setidaknya tiga orang dari lima orang selain A bermusuhan atau berteman dengan A (sesuai prinsip pigeonhole). Anggap B, C, D berteman dengan A. Maka, jika dua dari B, C, D berteman, akan terbentuk tiga orang yang saling berteman. Sebaliknya, jika tidak, maka akan terbentuk tiga orang yang saling bermusuhan. Bila dikaitkan dengan permasalahan tersebut, bilangan Ramsey dengan notasi R(m,n) merupakan jumlah minimum orang yang diperlukan untuk menghasilkan m orang yang saling berteman atau n orang yang saling bermusuhan. Berdasarkan solusi dari permasalahan tersebut, R(3,3) = 6. [8] Hash Collision 101 (A Lesson That Anyone Can Understand). 18 Desember 2012 (17:01) < [9] Impossibly good compression. 18 Desember 2012 (17:07) < PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa makalah yang saya tulis ini adalah tulisan saya sendiri, bukan saduran, atau terjemahan dari makalah orang lain, dan bukan plagiasi. Bandung, 18 Desember 2012 ttd Aldy Wirawan IV. KESIMPULAN Prinsip pigeonhole merupakan prinsip sederhana namun merupakan salah satu alat pembuktian yang efektif dan mempunyai banyak aplikasi pada permasalahan kombinatorial. REFERENSI [1] Jukna, Stasys Extremal Combinatorics, With Applications in Computer Science. Springer-Verlag Publisher [2] Munir, Rinaldi Diktat Kuliah IF 2091 Struktur Diskrit 4 th ed. Program Studi Teknik Informatika STEI ITB. [3] Rosen, Kenneth H Discrete Mathematics and Its Applications 7 th ed. Mc Graw-Hill. [4] Soifer, A Geometric Etudes in Combinatorial Mathematics. Springer. [5] Hee, Edwin Kwek Swee; Meiizhuo, Huang; Swee, Koh Chan; Kuan, Heng Wee. Applications of The Pigeonhole Principle. 17 Desember 2012 (20:20) <sms.math.nus.edu.sg/festival/projects/applications%20of%20pige onhole%20principle.doc> [6] Simonson, Shai; Holm, Tara S.. A Combinatorial Card Trick. 18 Desember 2012 (15:42) <citeseerx.ist.psu.edu/viewdoc/download?doi= &rep=r ep1&type=pdf> [7] The pigeonhole principle and its generalizations. 18 Desember 2012 (16:02) <

Penerapan Teori Kombinatorial dan Peluang Dalam Permainan Poker

Penerapan Teori Kombinatorial dan Peluang Dalam Permainan Poker Penerapan Teori Kombinatorial dan Peluang Dalam Permainan Poker Johan Sentosa - 13514026 Program Studi Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung

Lebih terperinci

Penggunaan Senarai Sirkuler dan Permutasi Inversi untuk Pengurutan pada Josephus Problem

Penggunaan Senarai Sirkuler dan Permutasi Inversi untuk Pengurutan pada Josephus Problem Penggunaan Senarai Sirkuler dan Permutasi Inversi untuk Pengurutan pada Josephus Problem Ali Akbar Septiandri - 13509001 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut

Lebih terperinci

Aplikasi Kombinatorial dan Peluang dalam Permainan Poker

Aplikasi Kombinatorial dan Peluang dalam Permainan Poker Aplikasi Kombinatorial dan Peluang dalam Permainan Poker Hably Robbi Wafiyya - 13507128 Program Studi Teknik Informatika ITB, Bandung, email : harowa_aja@yahoo.com Abstract Makalah ini membahas tentang

Lebih terperinci

Aplikasi Matematika Diskrit dalam Permainan Nonogram

Aplikasi Matematika Diskrit dalam Permainan Nonogram Aplikasi Matematika Diskrit dalam Permainan Nonogram Mahesa Gandakusuma (13513091) Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung

Lebih terperinci

Pengantar Matematika. Diskrit. Bahan Kuliah IF2091 Struktur Diksrit RINALDI MUNIR INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

Pengantar Matematika. Diskrit. Bahan Kuliah IF2091 Struktur Diksrit RINALDI MUNIR INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA Sekolah Teknik Elrektro dan Informatika INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Pengantar Matematika Bahan Kuliah IF2091 Struktur Diksrit Diskrit RINALDI MUNIR Lab Ilmu dan Rekayasa

Lebih terperinci

Aplikasi Kombinatorial dan Peluang dalam Permainan Four Card Draw

Aplikasi Kombinatorial dan Peluang dalam Permainan Four Card Draw Aplikasi Kombinatorial dan Peluang dalam Permainan Four Card Draw Hanifah Azhar 13509016 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha

Lebih terperinci

TEKNIK MEMBILANG. b T U V W

TEKNIK MEMBILANG. b T U V W TEKNIK MEMBILANG Berikut ini teknik-teknik (cara-cara) membilang atau menghitung banyaknya anggota ruang sampel dari suatu eksperimen tanpa harus mendaftar seluruh anggota ruang sampel tersebut. A. Prinsip

Lebih terperinci

Menyelesaikan Kakuro Puzzle dengan Kombinatorial

Menyelesaikan Kakuro Puzzle dengan Kombinatorial Menyelesaikan Kakuro Puzzle dengan Kombinatorial Muhammad Farhan Majid (13514029) Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung

Lebih terperinci

Pengantar Matematika. Diskrit. Bahan Kuliah IF2120 Matematika Diksrit RINALDI MUNIR INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

Pengantar Matematika. Diskrit. Bahan Kuliah IF2120 Matematika Diksrit RINALDI MUNIR INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA Sekolah Teknik Elrektro dan Informatika INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Pengantar Matematika Bahan Kuliah IF2120 Matematika Diksrit Diskrit RINALDI MUNIR Lab Ilmu dan Rekayasa

Lebih terperinci

Rasa ingin tahu adalah ibu dari semua ilmu pengetahuan. Tak kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak cinta

Rasa ingin tahu adalah ibu dari semua ilmu pengetahuan. Tak kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak cinta Rasa ingin tahu adalah ibu dari semua ilmu pengetahuan Tak kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak cinta Perjalanan satu mil dimulai dari satu langkah 1 Dahulu namanya.. Matematika Diskrit 2 Mengapa

Lebih terperinci

Combinatorics dan Counting

Combinatorics dan Counting CHAPTER 6 COUNTING Combinatorics dan Counting Kombinatorik Ilmu yang mempelajari pengaturan obyek Bagian penting dari Matematika Diskrit Mulai dipelajari di abad 17 Enumerasi Penghitungan obyek dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN II. KOMBINATORIAL

I. PENDAHULUAN II. KOMBINATORIAL Aplikasi Hukum Mendel Sebagai Aplikasi dari Teori Kombinatorial Untuk Menentukan Kemungkinan Kemunculan Golongan Darah Dalam Sistem ABO Pada Sebuah Keluarga Chairuni Aulia Nusapati 13513054 Program Sarjana

Lebih terperinci

Analisa Kombinatorial Dalam Android Pattern Safety Lock

Analisa Kombinatorial Dalam Android Pattern Safety Lock Analisa Kombinatorial Dalam Android Pattern Safety Lock Rizal Panji Islami (13510066) Program StudiTeknikInformatika SekolahTeknikElektrodanInformatika InstitutTeknologiBandung, Jl. Ganesha 10 Bandung40132,

Lebih terperinci

Partisi Maksimum pada Poligon

Partisi Maksimum pada Poligon Partisi Maksimum pada Poligon Muhammad Nassirudin - 13511044 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132, Indonesia

Lebih terperinci

Mencari Solusi Persamaan Rekursif Bilangan Catalan dengan Prinsip-prinsip Kombinatorial

Mencari Solusi Persamaan Rekursif Bilangan Catalan dengan Prinsip-prinsip Kombinatorial Mencari Solusi Persamaan Rekursif Bilangan Catalan dengan Prinsip-prinsip Kombinatorial Ahmad Zaky - 13512076 1 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi

Lebih terperinci

Penerapan Algoritma Greedy pada Permainan Kartu 100

Penerapan Algoritma Greedy pada Permainan Kartu 100 Penerapan Algoritma Greedy pada Permainan Kartu 100 Tadya Rahanady H - 13509070 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung

Lebih terperinci

Penerapan Logika dan Peluang dalam Permainan Minesweeper

Penerapan Logika dan Peluang dalam Permainan Minesweeper Penerapan Logika dan Peluang dalam Permainan Minesweeper Kharis Isriyanto 13514064 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung

Lebih terperinci

Pengantar Matematika Diskrit

Pengantar Matematika Diskrit Materi Kuliah Matematika Diskrit Pengantar Matematika Diskrit Didin Astriani Prasetyowati, M.Stat Program Studi Informatika UIGM 1 Apakah Matematika Diskrit itu? Matematika Diskrit: cabang matematika yang

Lebih terperinci

Solusi Rekursif pada Persoalan Menara Hanoi

Solusi Rekursif pada Persoalan Menara Hanoi Solusi Rekursif pada Persoalan Menara Hanoi Choirunnisa Fatima 1351084 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 4013, Indonesia

Lebih terperinci

Penerapan Kombinatorial dan Peluang dalam Poker yang Menggunakan Wildcard

Penerapan Kombinatorial dan Peluang dalam Poker yang Menggunakan Wildcard Penerapan Kombinatorial dan Peluang dalam Poker yang Menggunakan Wildcard Agung Dwi Lambang Gito Santosa (13508086) Program Studi Teknik Informatika ITB, Bandung, email : gerrard_io@yahoo.com ABSTRAK Makalah

Lebih terperinci

KOMBINATORIAL STRUKTUR DISKRIT K-1. Program Studi Teknik Komputer Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Indonesia.

KOMBINATORIAL STRUKTUR DISKRIT K-1. Program Studi Teknik Komputer Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Indonesia. STRUKTUR DISKRIT K-1 KOMBINATORIAL Program Studi Teknik Komputer Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Indonesia Suryadi MT Struktur Diskrit 1 Pendahuluan Sebuah password panjangnya 6 sampai

Lebih terperinci

Aplikasi Teori Graf dalam Permainan Instant Insanity

Aplikasi Teori Graf dalam Permainan Instant Insanity Aplikasi Teori Graf dalam Permainan Instant Insanity Aurelia 13512099 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132, Indonesia

Lebih terperinci

Kombinatorial. Bahan Kuliah IF2120 Matematika Diskrit Oleh: Rinaldi Munir. Program Studi Teknik Informatika ITB

Kombinatorial. Bahan Kuliah IF2120 Matematika Diskrit Oleh: Rinaldi Munir. Program Studi Teknik Informatika ITB Kombinatorial Bahan Kuliah IF2120 Matematika Diskrit Oleh: Rinaldi Munir Program Studi Teknik Informatika ITB 1 Pendahuluan Sebuah kata-sandi (password) panjangnya 6 sampai 8 karakter. Karakter boleh berupa

Lebih terperinci

Implementasi Greedy Dalam Menemukan Rangkaian Logika Minimal Menggunakan Karnaugh Map

Implementasi Greedy Dalam Menemukan Rangkaian Logika Minimal Menggunakan Karnaugh Map Implementasi Greedy Dalam Menemukan Rangkaian Logika Minimal Menggunakan Karnaugh Map Aldy Wirawan 13511035 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung,

Lebih terperinci

Russel Paradox dan The Barber Puzzle

Russel Paradox dan The Barber Puzzle Russel Paradox dan The Barber Puzzle Lucky Cahyadi Kurniawan / 13513061 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132,

Lebih terperinci

Kombinatorial. Bahan Kuliah IF2120 Matematika Diskrit Oleh: Rinaldi Munir. Program Studi Teknik Informatika ITB

Kombinatorial. Bahan Kuliah IF2120 Matematika Diskrit Oleh: Rinaldi Munir. Program Studi Teknik Informatika ITB Kombinatorial Bahan Kuliah IF2120 Matematika Diskrit Oleh: Rinaldi Munir Program Studi Teknik Informatika ITB 1 Pendahuluan Sebuah kata-sandi (password) panjangnya 6 sampai 8 karakter. Karakter boleh berupa

Lebih terperinci

Pengantar Matematika. Diskrit. Bahan Kuliah IF2120 Matematika Diksrit RINALDI MUNIR INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

Pengantar Matematika. Diskrit. Bahan Kuliah IF2120 Matematika Diksrit RINALDI MUNIR INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA Sekolah Teknik Elrektro dan Informatika INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Pengantar Matematika Bahan Kuliah IF2120 Matematika Diksrit Diskrit RINALDI MUNIR Lab Ilmu dan Rekayasa

Lebih terperinci

Aplikasi Pewarnaan Graf pada Penjadwalan Pertandingan Olahraga Sistem Setengah Kompetisi

Aplikasi Pewarnaan Graf pada Penjadwalan Pertandingan Olahraga Sistem Setengah Kompetisi Aplikasi Pewarnaan Graf pada Penjadwalan Pertandingan Olahraga Sistem Setengah Kompetisi Ryan Yonata (13513074) Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi

Lebih terperinci

Penerapan Kobinatorial dalam Permainan Poker

Penerapan Kobinatorial dalam Permainan Poker Penerapan Kobinatorial dalam Permainan Poker Gloryanson Ginting 13516060 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132,

Lebih terperinci

TEORI KOMBINATORIAL PADA TEBARAN KARTU TAROT

TEORI KOMBINATORIAL PADA TEBARAN KARTU TAROT TEORI KOMBINATORIAL PADA TEBARAN KARTU TAROT Ananda Kurniawan Pramudiono/13511052 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung

Lebih terperinci

Aplikasi Kombinatorial dan Peluang Diskrit dalam Permainan Poker

Aplikasi Kombinatorial dan Peluang Diskrit dalam Permainan Poker Aplikasi Kombinatorial dan Peluang Diskrit dalam Permainan Poker Verisky Mega Jaya - 13514018 1 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha

Lebih terperinci

Aplikasi Pohon dan Graf dalam Kaderisasi

Aplikasi Pohon dan Graf dalam Kaderisasi Aplikasi Pohon dan Graf dalam Kaderisasi Jonathan - 13512031 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132, Indonesia

Lebih terperinci

Pembuktian Cayley s Formula dengan Prüfer Sequence

Pembuktian Cayley s Formula dengan Prüfer Sequence Pembuktian Cayley s Formula dengan Prüfer Sequence Muntaha Ilmi (13512048) Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132,

Lebih terperinci

PENERAPAN TEORI KOMBINATORIAL, PELUANG DISKRIT, DAN POHON KEPUTUSAN DALAM PERMAINAN YAHTZEE

PENERAPAN TEORI KOMBINATORIAL, PELUANG DISKRIT, DAN POHON KEPUTUSAN DALAM PERMAINAN YAHTZEE PENERAPAN TEORI KOMBINATORIAL, PELUANG DISKRIT, DAN POHON KEPUTUSAN DALAM PERMAINAN YAHTZEE Gifari Kautsar 13512020 1 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi

Lebih terperinci

Aplikasi Kombinatorial dan Peluang Diskrit dalam Permainan Dadu Cee-Lo

Aplikasi Kombinatorial dan Peluang Diskrit dalam Permainan Dadu Cee-Lo Aplikasi Kombinatorial dan Peluang Diskrit dalam Permainan Dadu Cee-Lo Hendy - 13507011 Jurusan Teknik Informatika, ITB, Bandung 40116, email: if17011@students.if.itb.ac.id Abstract Makalah ini membahas

Lebih terperinci

Penerapan Graf pada PageRank

Penerapan Graf pada PageRank Penerapan Graf pada PageRank Hartono Sulaiman Wijaya 13509046 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132, Indonesia

Lebih terperinci

Penerapan Kombinatorial dan Penggunaan Pohon Keputusan pada Role Jungler dalam Permainan League of Legends

Penerapan Kombinatorial dan Penggunaan Pohon Keputusan pada Role Jungler dalam Permainan League of Legends Penerapan Kombinatorial dan Penggunaan Pohon Keputusan pada Role Jungler dalam Permainan League of Legends Alvin Junianto Lan 13514105 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika

Lebih terperinci

Pertemuan 14. Kombinatorial

Pertemuan 14. Kombinatorial Pertemuan 14 Kombinatorial 1 Pendahuluan Sebuah kata-sandi (password) panjangnya 6 sampai 8 karakter. Karakter boleh berupa huruf atau angka. Berapa banyak kemungkinan kata-sandi yang dapat dibuat? abcdef

Lebih terperinci

Aplikasi Pohon Prefix pada Pencarian Kontak di

Aplikasi Pohon Prefix pada Pencarian Kontak di Aplikasi Pohon Prefix pada Pencarian Kontak di Database Willy / 13512070 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132,

Lebih terperinci

Implementasi Graf dalam Penentuan Rute Terpendek pada Moving Object

Implementasi Graf dalam Penentuan Rute Terpendek pada Moving Object Implementasi Graf dalam Penentuan Rute Terpendek pada Moving Object Firdaus Ibnu Romadhon/13510079 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl.

Lebih terperinci

Aplikasi Teori Graf dalam Penggunaan Cairan Pendingin pada Proses Manufaktur

Aplikasi Teori Graf dalam Penggunaan Cairan Pendingin pada Proses Manufaktur Aplikasi Teori Graf dalam Penggunaan Cairan Pendingin pada Proses Manufaktur Steffi Indrayani / 13514063 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung,

Lebih terperinci

Penerapan Algoritma Brute Force pada Permainan Kartu 24 (24 game)

Penerapan Algoritma Brute Force pada Permainan Kartu 24 (24 game) Penerapan Algoritma Brute Force pada Permainan Kartu 24 (24 game) Evita Chandra (13514034) Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha

Lebih terperinci

Memanfaatkan Pewarnaan Graf untuk Menentukan Sifat Bipartit Suatu Graf

Memanfaatkan Pewarnaan Graf untuk Menentukan Sifat Bipartit Suatu Graf Memanfaatkan Pewarnaan Graf untuk Menentukan Sifat Bipartit Suatu Graf Gianfranco Fertino Hwandiano - 13515118 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi

Lebih terperinci

APLIKASI ALGORITMA GREEDY DALAM PERMAINAN CAPSA BANTING

APLIKASI ALGORITMA GREEDY DALAM PERMAINAN CAPSA BANTING APLIKASI ALGORITMA GREEDY DALAM PERMAINAN CAPSA BANTING Sanrio Hernanto Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung Jalan Ganesha No 10

Lebih terperinci

BAB III INDUKSI MATEMATIK dan KOMBINATORIK

BAB III INDUKSI MATEMATIK dan KOMBINATORIK BAB III INDUKSI MATEMATIK dan KOMBINATORIK 1. Kata pengantar Kebenaran pernyataan matematika yang berkaitan dengan bilangan bulat perlu pembuktian salah satu metode pembuktian dapat menggunakan Induksi

Lebih terperinci

Penerapan Teori Graf dan Kombinatorik pada Teknologi Sandi Masuk Terkini

Penerapan Teori Graf dan Kombinatorik pada Teknologi Sandi Masuk Terkini Penerapan Teori Graf dan Kombinatorik pada Teknologi Sandi Masuk Terkini 13513021 Erick Chandra 1 Program Sarjana Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl.

Lebih terperinci

PEMANFAATAN PRINSIP SARANG MERPATI UNTUK MEMBUAT PERFECT HASH

PEMANFAATAN PRINSIP SARANG MERPATI UNTUK MEMBUAT PERFECT HASH PEMANFAATAN PRINSIP SARANG MERPATI UNTUK MEMBUAT PERFECT HASH Dannis Muhammad Mangan NIM : 13507112 Program Studi Teknik Informatika, Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha 10, Bandung email : dannis_m@students.itb.ac.id

Lebih terperinci

Representasi Graf dalam Jejaring Sosial Facebook

Representasi Graf dalam Jejaring Sosial Facebook Representasi Graf dalam Jejaring Sosial Facebook Muhammad Harits Shalahuddin Adil Haqqi Elfahmi 13511046 1 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung,

Lebih terperinci

Aplikasi Teori Graf dalam Permainan Kombinatorial

Aplikasi Teori Graf dalam Permainan Kombinatorial Aplikasi Teori Graf dalam Permainan Kombinatorial Abraham Krisnanda Santoso 13510033 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung

Lebih terperinci

Matematika Diskrit. Rudi Susanto

Matematika Diskrit. Rudi Susanto Matematika Diskrit Rudi Susanto Rasa ingin tahu adalah ibu dari semua ilmu pengetahuan Tak kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak cinta Perjalanan satu mil dimulai dari satu langkah Kuliah kita.. Matematika

Lebih terperinci

Implementasi Metode Jumlah Riemann untuk Mendekati Luas Daerah di Bawah Kurva Suatu Fungsi Polinom dengan Divide and Conquer

Implementasi Metode Jumlah Riemann untuk Mendekati Luas Daerah di Bawah Kurva Suatu Fungsi Polinom dengan Divide and Conquer Implementasi Metode Jumlah Riemann untuk Mendekati Luas Daerah di Bawah Kurva Suatu Fungsi Polinom dengan Divide and Conquer Dewita Sonya Tarabunga - 13515021 Program Studi Tenik Informatika Sekolah Teknik

Lebih terperinci

Aplikasi Graf dan Pohon Merentang untuk Pemilihan Kegiatan yang akan Dilakukan Seorang Individu

Aplikasi Graf dan Pohon Merentang untuk Pemilihan Kegiatan yang akan Dilakukan Seorang Individu Aplikasi Graf dan Pohon Merentang untuk Pemilihan Kegiatan yang akan Dilakukan Seorang Individu Eldwin Christian / 13512002 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut

Lebih terperinci

Penggunaan Pohon Huffman Sebagai Sarana Kompresi Lossless Data

Penggunaan Pohon Huffman Sebagai Sarana Kompresi Lossless Data Penggunaan Pohon Huffman Sebagai Sarana Kompresi Lossless Data Aditya Rizkiadi Chernadi - 13506049 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl.

Lebih terperinci

Penerapan Kombinatorial dalam Permainan Sudoku

Penerapan Kombinatorial dalam Permainan Sudoku Penerapan Kombinatorial dalam Permainan Sudoku Dendy Suprihady /13514070 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132,

Lebih terperinci

Penerapan Pewarnaan Graf dalam Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas

Penerapan Pewarnaan Graf dalam Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas Penerapan Pewarnaan Graf dalam Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas Mikhael Artur Darmakesuma - 13515099 1 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung,

Lebih terperinci

ALGORITMA MENCARI LINTASAN TERPENDEK

ALGORITMA MENCARI LINTASAN TERPENDEK Abstrak ALGORITMA MENCARI LINTASAN TERPENDEK Indra Fajar 1, Gustian Siregar 2, Dede Tarwidi 3 Laboratorium Ilmu dan Rekayasa Komputasi Departemen Teknik Informatika, Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha

Lebih terperinci

Penerapan Algoritma Greedy Pada Permainan Kartu Truf

Penerapan Algoritma Greedy Pada Permainan Kartu Truf Penerapan Algoritma Greedy Pada Permainan Kartu Truf Nikolaus Indra - 13508039 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung

Lebih terperinci

Aplikasi Teori Kombinatorial Dalam Penomeran Warna

Aplikasi Teori Kombinatorial Dalam Penomeran Warna Aplikasi Teori Kombinatorial Dalam Penomeran Warna Felix Terahadi - 13510039 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132,

Lebih terperinci

Teori Peluang dalam Sistem Turnamen Eliminasi Ganda

Teori Peluang dalam Sistem Turnamen Eliminasi Ganda Teori Peluang dalam Sistem Turnamen Eliminasi Ganda Rubiano Adityas 13510041 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132,

Lebih terperinci

Pemanfaatan Pohon Biner dalam Pencarian Nama Pengguna pada Situs Jejaring Sosial

Pemanfaatan Pohon Biner dalam Pencarian Nama Pengguna pada Situs Jejaring Sosial Pemanfaatan Pohon Biner dalam Pencarian Nama Pengguna pada Situs Jejaring Sosial Stephen (35225) Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl.

Lebih terperinci

Penyelesaian Five Coins Puzzle dan Penghitungan Worst-case Time dengan Pembuatan Pohon Keputusan

Penyelesaian Five Coins Puzzle dan Penghitungan Worst-case Time dengan Pembuatan Pohon Keputusan Penyelesaian Five Coins Puzzle dan Penghitungan Worst-case Time dengan Pembuatan Pohon Keputusan Lio Franklyn Kemit (13509053) Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut

Lebih terperinci

PTI15004 MatematikaKomputasi

PTI15004 MatematikaKomputasi PTI15004 MatematikaKomputasi PencacahanCounting Justanintermezzo Pengelola Pantai Hanakapiai, Hawaii memperingatkan pengunjung agar tidak mendekati kawasan air, dan menegaskan peringatan tersebut dengan

Lebih terperinci

MATEMATIKA DISKRIT. Logika

MATEMATIKA DISKRIT. Logika MATEMATIKA DISKRIT Logika SILABUS KULIAH 1. Logika 2. Himpunan 3. Matriks, Relasi dan Fungsi 4. Induksi Matematika 5. Algoritma dan Bilangan Bulat 6. Aljabar Boolean 7. Graf 8. Pohon REFERENSI Rinaldi

Lebih terperinci

Studi Tentang Kombinatorial dan Peluang Diskrit Serta Beberapa Aplikasinya

Studi Tentang Kombinatorial dan Peluang Diskrit Serta Beberapa Aplikasinya Studi Tentang Kombinatorial dan Peluang Diskrit Serta Beberapa Aplikasinya Hanif Eridaputra (13510091) Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung,

Lebih terperinci

Himpunan dan Pohon dalam Aplikasi Pemilihan Restoran Tujuan

Himpunan dan Pohon dalam Aplikasi Pemilihan Restoran Tujuan Himpunan dan Pohon dalam Aplikasi Pemilihan Restoran Tujuan Jessica Handayani (13513069) Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha

Lebih terperinci

Teori Himpunan Elementer

Teori Himpunan Elementer Teori Himpunan Elementer Kuliah Matematika Diskret Semester Genap 2015-2016 MZI Fakultas Informatika Telkom University FIF Tel-U Januari 2016 MZI (FIF Tel-U) Himpunan Januari 2016 1 / 72 Acknowledgements

Lebih terperinci

Penggunaan Graf pada Pemetaan Genetik dan Integrasi Peta Genetik

Penggunaan Graf pada Pemetaan Genetik dan Integrasi Peta Genetik Penggunaan Graf pada Pemetaan Genetik dan Integrasi Peta Genetik Chairul Ichsan (13508082) Program Studi Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung Jalan Ganesha 10 Bandung e-mail: if18082@students.if.itb.ac.id

Lebih terperinci

Gembong Edhi Setyawan

Gembong Edhi Setyawan Gembong Edhi Setyawan Matakuliah : Matematika Komputasi Prasyarat : - Sifat : Wajib Bobot : 4 sks Mata kuliah ini membahas topik yang menjadi dasar matematika bagi mahasiswa informatika-ilmu komputer.

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK ELEKRO TELKOM UNIVERSITY

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK ELEKRO TELKOM UNIVERSITY RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK ELEKRO TELKOM UNIVERSITY MATA KULIAH KODE RUMPUN MK BOBOT (SKS) SEMESTER DIREVISI Matematika Diskrit FEH2J3 3 sks 3 atau 4 22

Lebih terperinci

PENERAPAN TEORI KOMBINATORIAL DAN PELUANG DISKRIT DALAM PERMAINAN POKER

PENERAPAN TEORI KOMBINATORIAL DAN PELUANG DISKRIT DALAM PERMAINAN POKER PENERAPAN TEORI KOMBINATORIAL DAN PELUANG DISKRIT DALAM PERMAINAN POKER Irma Juniati - 13506088 Jurusan Teknik Informatika ITB, Bandung 40116, email: if16088@students.if.itb.ac.id Abstrak Makalah ini membahas

Lebih terperinci

dengan Algoritma Branch and Bound

dengan Algoritma Branch and Bound Menentukan Susunan Tim Bulutangkis Thomas Cup Terbaik dengan Algoritma Branch and Bound Jaisyalmatin Pribadi/ 13510084 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi

Lebih terperinci

Himpunan. Nur Hasanah, M.Cs

Himpunan. Nur Hasanah, M.Cs Himpunan Nur Hasanah, M.Cs 1 Cara Penyajian Himpunan 1. Enumerasi Setiap anggota himpunan didaftarkan secara rinci. Himpunan lima bilangan genap positif pertama: B ={2, 4, 6, 8, 10}. C = {kucing, a, Amir,

Lebih terperinci

Penerapan Kombinatorial dan Peluang Diskrit dalam Double Down Pada BlackJack

Penerapan Kombinatorial dan Peluang Diskrit dalam Double Down Pada BlackJack Penerapan Kombinatorial dan Peluang Diskrit dalam Double Down Pada BlackJack Sanrio Hernanto - 13507019 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung

Lebih terperinci

Penggunaan Transformasi Matriks dalam Enkripsi dan Dekripsi

Penggunaan Transformasi Matriks dalam Enkripsi dan Dekripsi Penggunaan Transformasi Matriks dalam Enkripsi dan Dekripsi Varian Caesar - 13514041 Program Studi Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung

Lebih terperinci

Algoritma Greedy pada Board Game Saboteur

Algoritma Greedy pada Board Game Saboteur Algoritma Greedy pada Board Game Saboteur Lathifah Nurrahmah - 13515046 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132,

Lebih terperinci

Matematika Komputasi. Rekyan RMP

Matematika Komputasi. Rekyan RMP Matematika Komputasi Rekyan RMP Sekilas Matakuliah : Matematika Komputasi Prasyarat : - Sifat Bobot : Wajib : 4 sks Deskripsi Mata kuliah ini membahas topik yang menjadi dasarmatematika bagi mahasiswa

Lebih terperinci

Implementasi Brute Force dan Greedy dalam Permainan Big Two (Capsa)

Implementasi Brute Force dan Greedy dalam Permainan Big Two (Capsa) Implementasi Brute Force dan Greedy dalam Permainan Big Two (Capsa) Ben Lemuel Tanasale Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10

Lebih terperinci

Menentukan Susunan Pengambil Tendangan Penalti dalam Skema Adu Penalti pada Pertandingan Sepak Bola dengan Algoritma Branch and Bound

Menentukan Susunan Pengambil Tendangan Penalti dalam Skema Adu Penalti pada Pertandingan Sepak Bola dengan Algoritma Branch and Bound Menentukan Susunan Pengambil Tendangan Penalti dalam Skema Adu Penalti pada Pertandingan Sepak Bola dengan Algoritma Branch and Bound Ari Pratama Zhorifiandi / 13514039 Program Studi Teknik Informatika

Lebih terperinci

APLIKASI KOMBINATORIAL DALAM TEXAS HOLD `EM

APLIKASI KOMBINATORIAL DALAM TEXAS HOLD `EM APLIKASI KOMBINATORIAL DALAM TEXAS HOLD `EM William Eka Putra 13508071 Program Studi Teknik Informatika, Institut Teknologi Bandung Jalan Ciumbuleuit no. 141 Bandung striker_system@hotmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

Pembuktian Sifat Barisan Keterbagian Kuat pada Barisan Fibonacci

Pembuktian Sifat Barisan Keterbagian Kuat pada Barisan Fibonacci Pembuktian Sifat Barisan Keterbagian Kuat pada Barisan Fibonacci Aufar Gilbran 13513015 1 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl Ganesha

Lebih terperinci

Aplikasi Graf dalam Rute Pengiriman Barang

Aplikasi Graf dalam Rute Pengiriman Barang Aplikasi Graf dalam Rute Pengiriman Barang Christ Angga Saputra - 09 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 0 Bandung 0, Indonesia

Lebih terperinci

Pencacahan. Learning is not child's play, we cannot learn without pain. Aristotle. Matema(ka Komputasi - Pencacahan. Agi Putra Kharisma, ST., MT.

Pencacahan. Learning is not child's play, we cannot learn without pain. Aristotle. Matema(ka Komputasi - Pencacahan. Agi Putra Kharisma, ST., MT. Pencacahan Learning is not child's play, we cannot learn without pain. Aristotle 1 Berapakah jumlah bilangan bulat dari 5 sampai 12? Jawaban: 8 m n 5 6 7 8 9 10 11 12 m m+1 m+2 m+3 m+4 m+5 m+6 m+7 1 2

Lebih terperinci

Memecahkan Puzzle Hidato dengan Algoritma Branch and Bound

Memecahkan Puzzle Hidato dengan Algoritma Branch and Bound Memecahkan Puzzle Hidato dengan Algoritma Branch and Bound Hanny Fauzia 13509042 1 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung

Lebih terperinci

Penggunaan Algoritma DFS dan BFS pada Permainan Three Piles of Stones

Penggunaan Algoritma DFS dan BFS pada Permainan Three Piles of Stones Penggunaan Algoritma DFS dan BFS pada Permainan Three Piles of Stones Muharram Huda Widaseta NIM 13508033 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung,

Lebih terperinci

Pengembangan Teori Graf dan Algoritma Prim untuk Penentuan Rute Penerbangan Termurah pada Agen Penyusun Perjalanan Udara Daring

Pengembangan Teori Graf dan Algoritma Prim untuk Penentuan Rute Penerbangan Termurah pada Agen Penyusun Perjalanan Udara Daring Pengembangan Teori Graf dan Algoritma Prim untuk Penentuan Rute Penerbangan Termurah pada Agen Penyusun Perjalanan Udara Daring Jeremia Kavin Raja Parluhutan / 13514060 Program Studi Teknik Informatika

Lebih terperinci

Penerapan Algoritma Branch and Bound untuk Optimasi Rute Penempelan Poster di Papan Mading ITB

Penerapan Algoritma Branch and Bound untuk Optimasi Rute Penempelan Poster di Papan Mading ITB Penerapan Algoritma Branch and Bound untuk Optimasi Rute Penempelan Poster di Papan Mading ITB Zain Fathoni 00 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi

Lebih terperinci

Implementasi Logika Penurunan Persamaan Aritmatika pada Program Komputer

Implementasi Logika Penurunan Persamaan Aritmatika pada Program Komputer Implementasi Logika Penurunan Persamaan Aritmatika pada Program Komputer Cendhika Imantoro - 13514037 Program Studi Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha

Lebih terperinci

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER No.RPS/PTI/PTI6217 Revisi/Tgl

Lebih terperinci

Aplikasi Pewarnaan Graf Pada Pengaturan Warna Lampu Lalu Lintas

Aplikasi Pewarnaan Graf Pada Pengaturan Warna Lampu Lalu Lintas Aplikasi Pewarnaan Graf Pada Pengaturan Warna Lampu Lalu Lintas Andreas Dwi Nugroho (13511051) Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha

Lebih terperinci

Penggunaan Kombinatorial dan Probabilitas Pada Pengambilan Keputusan Pada Permainan Blackjack

Penggunaan Kombinatorial dan Probabilitas Pada Pengambilan Keputusan Pada Permainan Blackjack Penggunaan Kombinatorial dan Probabilitas Pada Pengambilan Keputusan Pada Permainan Blackjack Rifky Hamdani Program Studi Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung Jalan Ganeca 10 Bandung e-mail: rifkyhamdani@students.itb.ac.id

Lebih terperinci

Penerapan Kombinatorial dan Peluang Diskrit serta Pohon pada Analisis Genetik

Penerapan Kombinatorial dan Peluang Diskrit serta Pohon pada Analisis Genetik Penerapan Kombinatorial dan Peluang Diskrit serta Pohon pada Analisis Genetik Freddi Yonathan NIM : 13509012 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung,

Lebih terperinci

PENGANTAR MATEMATIKA DISKRIT

PENGANTAR MATEMATIKA DISKRIT PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER PENGANTAR MATEMATIKA DISKRIT ILHAM SAIFUDIN Selasa, 04 Oktober 2016 Universitas Muhammadiyah Jember Apa Kalian tau? Jawabannya

Lebih terperinci

Aplikasi Graf pada Fitur Friend Suggestion di Media Sosial

Aplikasi Graf pada Fitur Friend Suggestion di Media Sosial Aplikasi Graf pada Fitur Friend Suggestion di Media Sosial Octavianus Marcel Harjono - 13513056 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha

Lebih terperinci

Menentukan Susunan Terbaik Tim Proyek dengan Algoritma Branch and Bound

Menentukan Susunan Terbaik Tim Proyek dengan Algoritma Branch and Bound Menentukan Susunan Terbaik Tim Proyek dengan Algoritma Branch and Bound Arief Pradana / 13511062 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl.

Lebih terperinci

Penerapan Algoritma Branch and Bound pada Penentuan Staffing Organisasi dan Kepanitiaan

Penerapan Algoritma Branch and Bound pada Penentuan Staffing Organisasi dan Kepanitiaan Penerapan Algoritma Branch and Bound pada Penentuan Staffing Organisasi dan Kepanitiaan Mikhael Artur Darmakesuma - 13515099 Program Studi Teknik Informaitka Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut

Lebih terperinci

Algoritma Prim sebagai Maze Generation Algorithm

Algoritma Prim sebagai Maze Generation Algorithm Algoritma Prim sebagai Maze Generation Algorithm Muhammad Ecky Rabani/13510037 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung

Lebih terperinci

Algoritma Penentuan Graf Bipartit

Algoritma Penentuan Graf Bipartit Algoritma Penentuan Graf Bipartit Zain Fathoni - 13508079 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung Kampus ITB Jln. Ganesha No. 10 Bandung e-mail:

Lebih terperinci

Aplikasi Pohon Merentan Minimum dalam Menentukan Jalur Sepeda di ITB

Aplikasi Pohon Merentan Minimum dalam Menentukan Jalur Sepeda di ITB Aplikasi Pohon Merentan Minimum dalam Menentukan Jalur Sepeda di ITB Kevin Yudi Utama - 13512010 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl.

Lebih terperinci

Aplikasi/Implementasi Probabilitas dalam Birthday Problem

Aplikasi/Implementasi Probabilitas dalam Birthday Problem Aplikasi/Implementasi Probabilitas dalam Birthday Problem Aurelia H B Matondang-13510023 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha

Lebih terperinci

Implementasi Algoritma Runut Balik dalam Pengenalan Citra Wajah pada Basis Data

Implementasi Algoritma Runut Balik dalam Pengenalan Citra Wajah pada Basis Data Implementasi Algoritma Runut Balik dalam Pengenalan Citra Wajah pada Basis Data Restu Arif Priyono / 13509020 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi

Lebih terperinci