PERUBAHAN IKLIM DAN SERANGAN PENYAKIT UTAMA PADA PADI VARIETAS UNGGUL DI LAHAN PASANG SURUT
|
|
- Dewi Lie
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PERUBAHAN IKLIM DAN SERANGAN PENYAKIT UTAMA PADA PADI VARIETAS UNGGUL DI LAHAN PASANG SURUT Susilawati Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kalimantan Tengah Jl. G. Obos km 5 Palangka Raya, Kalimantan Tengah susi_basith@yahoo.com ABSTRAK Lebih dari 50 jenis varietas padi unggul telah diuji adaptasikan dan sebagian terbukti adaptif di lahan pasang surut Kalimantan Tengah, dengan tingkat produktivitas 3,5-5,6 t/ha. Dalam implementasinya terdapat beberapa serangan organisme penggangu tanaman, yang salah satunya adalah penyakit tanaman. Kegiatan ini merupakan review dari kegiatan yang dilakukan di lahan pasang surut Kotawaringin Barat, pada musim tanam padi unggul tahun , dengan varietas yang digunakan terdiri dari Inpara 2, Inpara 3, Inpara 4, Inpari 7, Inpari 8, Inpari 9, Inpari 10 dan Inpari 13. Tujuan kegiatan untuk mengetahui jenis penyakit utama tanaman padi varietas unggul yang berkembang pada setiap musim dan mengetahui perkembangannya, serta upaya pengendaliannya. Hasil kajian menunjukkan terdapat dua jenis penyakit utama padi yang banyak ditemukan menyerang padi varietas unggul di lahan pasang surut yaitu penyakit hawar daun bakteri (HDB) yang disebabkan oleh bakteri Xanthomonas oryzae pv. oryzae (Xoo) dan penyakit blas yang disebabkan oleh jamur Pyricularia grisea (Cooke) Sacc. Kerusakan yang disebabkan oleh kedua penyakit ini sangat beragam yaitu dari rendah sampai berat. Kata kunci : tingkat serangan, varietas, iklim, padi. Pendahuluan Luas lahan pasang surut di Kalimantan Tengah lebih dari 5,5 juta hektar, baik yang sudah dimanfaatkan maupun yang belum. Pada lahan yang telah dimanfaatkan sebagian besar ditanam padi dengan berbagai varietas unggul, dengan teknologi ameliorasi, tata air, dan pemupukan (Abdullah et al., 2005). Penggunaan varietas unggul yang cocok dan adaptif merupakan salah satu komponen teknologi yang terbukti mampu meningkatkan produktivitas padi di lahan pasang surut. Menurut Suswono (2011), penggunaan varietas unggul padi dalam pelaksanaan SLPTT mampu meningkatkan rata-rata hasil padi secara nasional sebesar 0,7 t/ha. Adapun di lahan pasang surut Kalimantan Tengah, penggunaan varietas unggul baru padi spesifik lahan rawa seperti Air Tenggulang, Mendawak, Kapuas, Sei Lalan, Inpara, dll dapat meningkatan produktivitas 0,5-2,5 t/ha (Suryana., 2007). Beberapa varietas unggul tersebut didiskripsikan memiliki ketahanan terhadap penyakit tertentu, namun pada kondisi lapangan banyak varietas unggul yang ditanam tidak tahan. Kondisi ini diduga terkait dengan beberapa faktor penyebab penyakit yaitu tanaman inang yang rentan, patogen yang virulen, dan lingkungan yang mendukung untuk perkembangan keduanya. Di antara ketiga faktor tersebut, faktor lingkungan akibat adanya perubahan iklim diduga berperan besar meningkatkan serangan penyakit di tingkat lapang. Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian Spesifik Lokasi, Banjarbaru 6-7 Agustus
2 Tiga kelompok penyakit tanaman yang ditemukan menyerang tanaman padi, yaitu yang disebabkan oleh jamur, bakteri dan virus (Anonim, 2011). Penyakit hawar daun bakteri (HDB) merupakan penyakit penting yang disebabkan oleh bakteri Xanthomonas oryzae pv. oryzae (Xoo). Patogen ini menginfeksi daun padi pada semua fase pertumbuhan tanaman, mulai dari pesemaian sampai menjelang panen (Agrios., 1999). Gejala yang timbul pada tanaman fase vegetatif disebut kresek dan pada fase generatif disebut hawar. Apabila infeksi terjadi pada fase generatif mengakibatkan proses pengisian gabah menjadi kurang sempurna. Kehilangan hasil karena penyakit HDB bervariasi antara 15 80%, bergantung pada stadia tanaman saat penyakit timbul (Anonim., 2010). Perkembangan penyakit HDB dipengaruhi oleh lingkungan terutama kelembaban, suhu, cara budidaya, varietas, dan pemupukan nitrogen. Jenis penyakit lain yang juga banyak terjadi di lapangan adalah penyakit blas, yang disebabkan oleh jamur Pyricularia grisea (Cooke) Sacc. atau dikenal dengan nama Pyricularia oryzae. Jamur ini termasuk ke dalam Ascomycetes, konidia berbentuk bulat, lonjong, tembus cahaya, dan bersekat dua. Jamur ini bersifat kosmopolit, yaitu dapat menyerang tanaman padi di seluruh dunia (Singh., 2001). Gejala penyakit blas dapat tampak pada hampir seluruh bagian tanaman padi. Gejala dapat berupa bercak pada daun, malai, batang, dan bulir padi. Blas daun berupa bercak-bercak berbentuk belah ketupat dengan ujung runcing. Pusat bercak berwarna kelabu atau putih dengan tepi berwarna cokelat kemerahan. Infeksi pada malai menyebabkan gejala yang khas berupa membusuknya tangkai malai yang umum disebut sebagai busuk leher (neck rot). Jika busuk leher terjadi sebelum masa pengisian bulir, maka gabah akan hampa. Gejala serangan pada batang berupa busuk dan mudah rebah (Susilawati., 2011). Tujuan kegiatan untuk mengetahui jenis penyakit utama yang menyerang tanaman padi varietas unggul baru di lahan pasang surut, mengetahui tingkat serangan dan kejadian penyakit serta upaya pengendaliannya. Kondisi Iklim dan Curah Hujan yang Terjadi di Lahan Pasang Surut Kabupaten Kotawaringin Barat berdasarkan Schmid dan Ferguson memiliki tipe iklim A yang ditandai dengan jumlah bulan basah lebih banyak dari pada bulan kering, dan pola penyebaran curah hujan hampir merata pada semua wilayah. Suhu udara relatif konstan, mencapai 23 C malam hari dan 33 C pada siang hari. Penyinaran matahari mencapai 60% per tahun. Curah hujan rata-rata 200 mm/bulan atau mm/tahun dengan rata-rata hari hujan 120 hari/tahun. Pada kondisi demikian, tanaman padi dapat hidup baik, karena syarat tumbuh optimal tanaman padi sawah antara lain memiliki rata-rata curah hujan 200 mm per bulan atau lebih, dengan distribusi selama 4 bulan, curah hujan yang dikehendaki per tahun sekitar mm. Suhu yang baik untuk pertumbuhan tanaman padi 23 C (Yulianto, 2012). Adapun hasil yang diperoleh di tingkat lapang menunjukkan bahwa jumlah curah hujan selama tahun 2012 dan 2013 sangat berpluktuasi dengan rata-rata kurang dari 200 mm/bulan, dimana pada tahun 2012 relatif lebih rendah dibandingkan tahun 2013 yang hanya mencapai 160,07 mm atau rata-rata selama 2 tahun 173,6 mm/bulan. Adapun rata-rata jumlah hari hujan selama dua tahun sebanyak 10,63 hari (Gambar 1). Susilawati : Perubahan iklim dan serangan penyakit utama padi 188
3 CH 2012 CH 2013 HH 2012 HH Gambar 1. Jumlah Curah Hujan (CH) dan Hari Hujan (HH) Tahun 2012 dan 2013 Dari grafik di atas dapat terlihat bahwa kondisi hujan tertinggi terjadi pada pada bulan November dan Desember baik pada tahun 2012 maupun 2013, dan curah hujan terendah terjadi pada bulan September untuk tahun 2012 dan bulan Juni pada tahun Jika dihubungkan dengan musim tanam padi di lahan pasang surut Kalimantan Tengah dan di lokasi kegiatan yang umumnya berlangsung selama dua kali, yaitu periode April- Septimber dan Oktober-Maret, maka pada musim tanam I tahun 2012 peluang keberhasilan pertanaman padi relatif bagus, karena kondisi iklim cukup stabil dan mendukung untuk perkembangan tanaman padi. Namun pada musim tanam II tahun 2012 dimana kondisi curah hujan yang relatif tinggi sebagian lahan berpotensi banjir dan waktu tanam akan bergeser hingga mencapai hari, hingga masuk ke bulan Januari atau Pebruari Demikian juga pada pelaksanaan tanam padi 2013 terjadi cukup merata sepanjang tahun, dengan jumlah hari hujan yang relatif sedikit menunjukkan bahwa keadaan iklim sangat berfluktuasi, dan dapat meningkatlkan kelembaban di lingkungan tumbuh tanaman padi. PERKEMBANGAN PENYAKIT UTAMA PADI VARIETAS UNGGUL DI LAHAN PASANG SURUT Hasil pengamatan yang dilakukan pada saat berlangsungnya kegiatan terdapat beberapa jenis penyakit yang ditemukan menyerang tanaman padi di lapangan, yaitu penyakit hawar daun bakteri (HDB) yang disebabkan oleh bakteri Xanthomonas oryzae pv. oryzae (Xoo), penyakit, penyakit blast yang disebabkan oleh jamur Pyricularia grisea (Cooke) Sacc, penyakit hawar pelepah yang disebabkan Rhizoctonia solani. Kuhn, dan penyakit busuk batang yang disebabkan Helminthosporium sp, dengan tingkat serangan yang berbeda-beda Tabel 1. Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian Spesifik Lokasi, Banjarbaru 6-7 Agustus
4 Tabel 1. Jenis Penyakit dan Tingkat Serangan pada Pertanaman Padi Varietas Unggul pada MT I dan MT II Tahun Musim Tanam MT I MT II MT I MT II Varietas padi Jenis Penyakit yang Menyerang Tingkat Serangan Inpara 2 HBD (Kresek) + Inpara 4 HBD (Kresek) + Inpari 7 Kresek, blast + Inpari 8 Blast daun dan Leher ++ Inpara Inpari 9 Hawar pelepah, blast, HBD ++ Inpari 10 Blast daun + Inpari 13 Blast daun dan leher +++ Inpari 7 HBD (kresek) + Inpara 4 Blast daun + Inpara Inpari 10 Blast daun + Keterangan : (-) = tidak ada serangan, (+) = ringan, (++) = sedang, (+++) = berat Berdasarkan pola tanam yang dilakukan di lapangan, maka pada tahun 2012 jumlah varietas unggul yang ditanam per musim lebih banyak, sekaligus sebagai uji multi lokasi beberapa varietas padi unggul baru tersebut, yaitu mencapai delapan varietas, sedangkan pada tahun 2013, varietas padi yang ditanam dan diamati adalah varietas yang terpilih pada tahun sebelumnya. Hasil kegiatan menunjukkan perkembangan tanaman dan penyakit yang menyerang pada MT I tahun 2012 dan 2013 didominasi oleh penyakit hawar daun bakteri (HDB) yang disebabkan oleh bakteri Xanthomonas oryzae pv. oryzae (Xoo), penyakit, penyakit blast yang disebabkan oleh jamur Pyricularia grisea (Cooke) Sacc. Kedua penyakit ini mampu menyerang dengan tingkat serangan rendah hingga tinggi. Pada I tahun 2012 varietas Inpari 8 merupakan varietas yang mengalami serangan hingga sedang, dengan jenis penyakit yang menyerang berupa blast leher dan daun, namun masih dapat dipanen karena pengendalian tetap dilakukan. Sedangkan pada MT II tahun 2012, terdapat varietas Inpara 3 yang sangat tahan terhadap serangan penyakit, sedangkan varietas Inpari 13 merupakan varietas yang sangat peka terhadap serangan penyakit blast, baik blast leher maupun blast daun hingga tingkat kerusakan berat. Pada MT I dan II tahun 2013 kondisi tanaman cukup baik kecuali terdapat serangan yang ringan, berupa serangan penyakit kresek pada saat dipersemaian dan pertumbuhan awal dan penyakit blast daun yang tidak merata. Jika dihubungkan dengan kondisi iklim khususnya curah hujan yang terjadi selama dua tahun di lokasi kegiatan, maka dapat diduga bahwa perubahan iklim dan jenis varietas padi yang ditanam diduga sangat erat kaitannnya dengan tingkat serangan penyakit di lapangan. Triny et al., (2012) menyebutkan bahwa beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya serangan penyakit adalah tanaman inang, patogen dan lingkungan. Tanaman inang dalam hal ini beberapa varietas unggul padi memiliki tingkat ketahanan yang berbeda-beda terhadap serangan penyakit. Hasil penelitian Gee et al., Susilawati : Perubahan iklim dan serangan penyakit utama padi 190
5 (2001) menyatakan bahwa peningkatan virulensi dari patogen blas dapat mengaktifkan pathogenesis related (PR) protein gen famili (family genes) pada tanaman padi sebagai respons dari sistem pertahanannya, sehingga tingkat keparahan penyakit blas sangat dipengaruhi oleh kondisi tanaman inang. Tanaman ini yang kelebihan nitrogen dan kekurangan air akan menambah kerentanan tanaman. Diduga bahwa kelebihan N dan kekurangan air tersebut menyebabkan kadar silikon tanaman rendah. Kandungan silikon dalam jaringan tanaman menentukan ketebalan dan kekerasan dinding sel sehingga mempengaruhi terjadinya penetrasi patogen ke dalam jaringan tanaman. Tanaman padi yang berkadar silikon rendah akan lebih rentan terhadap infeksi patogen. Selain itu perkembangan penyakit blast juga dapat ditentukan oleh musim dan lokasi, sehingga antara musim I dan musim II pada lokasi yang sama dapat bervariasi serangannya (Utami et al., 2006). Terkait dengan patogen, diketahui bahwa patogen dari penyakit HBD adalah berupa bakteri Xanthomonas oryzae berbentuk batang pendek, di ujungnya mempunyai satu flagel dan berfungsi sebagai alat gerak. Bakteri ini berukuran 6-8 bersifat aerob, gram negatif dan tidak membentuk spora. Diatas media PDA bakteri ini membentuk koloni bulat cembung yang berwarna kuning keputihan sampai kuning kecoklatan dan mempunyai permukaan yang licin. Di Indonesia, Xanthomonas oryzae mula-mula ditemukan berkembang pada tanaman padi muda atau berumur 1-2 minggu setelah tanam. Berikutnya ditemukan juga berkembang pada tanaman yang sudah tua atau fase generatif (Susilawati., 2011). Gejala yang ditimbulkan oleh patogen ini awalnya terlihat pada bagian tepi daun atau bagian daun yang luka berupa garis bercak kebasahan, bercak tersebut meluas berwarna hijau keabuabuan, selanjutnya seluruh daun menjadi keriput dan akhirnya layu seperti tersiram air panas. Tanaman menjadi layu terkulai dan pada tanaman yang peka, gejala terus berkembang hingga seluruh permukaan daun, bahkan pelepah padi sampai mengering. Sumber penularan utama adalah cairan atau eksudat yang dikeluarkan oleh bakteri tersebut (Singh., 2001). Adapun patogen Pyricularia oryzae menyerap nutrisi tanaman padi untuk memperbanyak diri untuk mempertahankan hidupnya. Bila menyerang pada daun muda, menyebabkan proses pertumbuhan tidak normal, beberapa daun menjadi kering dan mati. Blas pada daun banyak menyebabkan kerusakan antara fase pertumbuhan hingga fase anakan maksimum (Susilawati, 2011). Infeksi pada daun setelah fase anakan maksimum biasanya tidak menyebabkan kehilangan hasil yang terlalu besar, namun infeksi pada awal pertumbuhan sering menyebabkan puso terutama varietas yang rentan. Penggunaan fungisida pada fase vegetatif sangat dianjurkan untuk menekan serangan blas daun dan mengurangi infeksi pada tangkai malai (blas leher). Faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi perkembangan penyakit antara lain suhu udara, kelembaban, hembusan angin, gesekan angin, gesekan daun atau percikan air hujan. Bakteri Xanthomonas oryzae umumnya mengeluarkan eksudat ke permukaan daun pada saat cuaca lembab di pagi hari, dan eksudat mudah jatuh oleh hembusan angin, gesekan angin, gesekan daun atau percikan air hujan. Demikian juga dengan jamur Pyricularia grisea yang berkembang optimal pada suhu antara 24ºC - 28ºC dan kelembaban udara mencapai 90%. Penyebaran spora dapat dibantu angin dan masih dapat menginfeksi tanaman sehat sejauh 2 km dari sumber inokulum. Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian Spesifik Lokasi, Banjarbaru 6-7 Agustus
6 Teknologi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Utama Padi di Lahan Pasang Surut Melalui pengamatan yang telah dilakukan dan upaya menanam beberapa varietas padi maka Beberapa cara pencegahan dan pengendalian penyakit utama yang terjadi di lapangan yaitu HBD yang disebabkan oleh bakteri Xanthomonas oryzae (Xoo) dan penyakit blas yang disebabkan oleh jamur Pyricularia grisea (Cooke) Sacc, dapat dilakukan antara lain dengan : 1. Penggunaan varietas tahan. Dari beberapa varietas yang terpilih dan memiliki tingkat ketahanan terhadap penyakit HBD dan Blas, adalah varietas Inpara 3 dan Inpari 10, yang dapat ditanam pada MT II periode musim hujan, karena Inpara 3 memiliki ketahanan dan kemampuan terhadap genangan dan tahan terhadap serangan penyakit HBD dan Blas. Adapun varietas Inpari 10 memiliki keunggulan yang hampir sama dengan Inpara 3, terutama ketika memasuki masa generatif dan pematangan. Penggunaan varietas tahan dapat mencegah infeksi awal bakteri Xanthomonas oryzae dan jamur Pyricularia grisea sehingga penyakit HBD dan blas tidak dapat berkembang maksimal pada tanaman padi. Selain itu, penanaman varietas tahan secara bergantian dapat mencegah terjadinya perubahan ras atau strain penyakit. 2. Pemupukan berimbang. Penggunaan pupuk sesuai anjuran terutama pada daerah-daerah endemik penyakit HBD dan blas dapat mengurangi infeksi penyakit di lapangan. Untuk menekan penyakit blas, penggunaan kalium dapat mempertebal lapisan epidermis pada daun sehingga penetrasi spora Pyricularia grisea akan terhambat dan tidak akan berkembang di lapangan. Sebaliknya penggunaan N yang berlebihan dapat mengakibatkan jaringan tanaman khususnya daun menjadi lebih lemah dan mudah terinfaksi penyakit. Jerami sisa-sisa panen dapat menjadi tempat bertahan hidup patogen dan tempat dihasilkannya miselia jamur Pyricularia grisea. Proses dekomposer jerami dengan cara membenamkan bagian tanaman dapat membunuh miselia jamur, dan berfungsi sebagai pupuk organik bagi tanaman. Selain berfungsi sebagai pupuk organik juga dapat membunuh miselia blas agar tidak berkembang. 3. Waktu tanam yang tepat. Pengaturan waktu tanam sebaiknya dilakukan berdasarkan pada data iklim yang ada di wilayah pertanaman padi atau spesifik di lokasi masing-masing. Ini bertujuan agar waktu tanam yang dilakukan tidak bertepatan dengan banyaknya embun atau adanya curah huja, dll sehingga pertanaman terhindar dari serangan penyakit berat. Demikian juga dengan penyakit HBD yang disebabkan Xanthomonas oryzae adanya hembusan angin, gesekan daun atau percikan air hujan dihindari ketika saat pertanaman. 4. Pengendalian secara hayati/organik Beberapa jenis fungisida nabati yang sudah banyak dijual di pasaran dalam bentuk produk langsung jadi adalah inokulan/starter Trichoderma sp. dan Gliocladium sp. Kedua jenis fungisida nabati ini sering digunakan atau diaplikasikan pada fase vegetatif tanaman padi, dan berfungsi mencegah adanya serangan preventif atau pencegahan (Susilawati, 2001). Selain itu sudah banyak jenis-jenis fungisida nabati yang dapat dibuat secara sederhana dari bahan-bahan sederhana, seperti dengan meramu bawang putih, temu ireng, umbi gadung dan air. Semua bahan dapat diolah dengan cara menumbuk semua bahan Susilawati : Perubahan iklim dan serangan penyakit utama padi 192
7 hingga halus dan mencampurnya jadi satu. Campuran tersebut direndam dalam air bersih ± 5 liter air dalam wadah tertutup dan biarkan 3-4 hari hingga terjadi proses fermentasi setelah itu larutan diperas dan disaring dan siap digunakan. Aplikasi larutkan dengan cara mengambil larutan seliter dan mencampurnya dengan air sebanyak 4 liter air, kemudian disemprotkan ke tanaman yang terserang penyakit/belum (untuk pencegahan) dan atau dikocorkan langsung ke pangkal tanaman. Fungisida organik ini sekaligus juga bisa berfungsi sebagai pupuk organik cair (POC). 5. Pengendalian secara kimia. Cara pengendalian ini merupakan pilihan terakhir apabila cara-cara lain telah dilakukan. Penggunaan bahan kimia harus tepat dosis, tepat sasaran, dll, sehingga tidak berdampak bagi lingkungan sekitar. Beberapa fungisida kimia juga dianjurkan bagi daerah yang endemik adalah fungisida kimia yang bekerja secara sistemik di pasaran. Kesimpulan Terdapat beberapa jenis penyakit yang menyerang tanaman padi varietas unggul di lahan pasang surut kabupaten Kotawaringin Barat, yaitu penyakit hawar daun bakteri (HDB) yang disebabkan oleh bakteri Xanthomonas oryzae pv. oryzae (Xoo), penyakit, penyakit blast yang disebabkan oleh jamur Pyricularia grisea (Cooke) Sacc, penyakit hawar pelepah yang disebabkan Rhizoctonia solani. Kuhn, dan penyakit busuk batang yang disebabkan Helminthosporium sp. Terdapat dua jenis penyakit yang paling merugikan yaitu penyakit hawar daun bakteri (HDB) yang disebabkan oleh bakteri Xanthomonas oryzae pv. oryzae (Xoo), penyakit, penyakit blast yang disebabkan oleh jamur Pyricularia grisea (Cooke) Sacc, dengan tingkat kerusakan ringan hingga berat. Kondisi iklim utama yang sangat memperngaruhi perkembangan penyakit adalah curah hujan, kelembaban, dan ketersediaan air yang saling berhubungan dan mengakibatkan terjadinya serangan penyakit di lapangan. Adanya curah hujan yang rendah dan terlalu tinggi memacu perkembangan ke dua penyakit tersebut, yang dapat terjadi pada bulan Oktober, dimana dimulainya musim tanam II setiap tahun, yang berdampak kepada meningkatnya kemunculan penyakit kresek di persemaian. Pada varietas yang tidak tahan seperti varietas Inpari 13 yang ditanam pada MT II mengalami kerusakan yang sangat berat. Terdapat varietas padi yang spesifik lahan rawa yang mampu bertahan terhadap kondisi ektrim dan tahan terhadap hampir semua penyakit yang ditemukan menyerang di lapangan, yaitu varietas Inpara 3 dan Inpari 10. Daftar Pustaka Agrios.G., Ilmu Penyakit Tumbuhan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Anonymous, Klasifikasi Penyakit Tumbuhan. penyakit tumbuhan. html. Diunduh Rabu 27 Mei Gee MJD, Hamer JE, Hodges TK Characterization of a PR-10 pathogenesis-related gene family induced in rice during infection with Magnaporthe grisea. J Mol Plant Microbe Interact Vol 14: Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian Spesifik Lokasi, Banjarbaru 6-7 Agustus
8 Susilawati, Laporan Praktikum Ilmu Penyakit Tumbuhan. Program Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor Singh.R., Plant Diseases. Oxford And Ibh Publishing Co. New Delhi Kajian Dampak Utami. D.W, H. Aswidinnoor, S. Moeljopawiro, I. Hanarida, Reflinur Pewarisan Ketahanan Penyakit Blas (Pyricularia grisea Sacc.) pada Persilangan Padi IR64 dengan Oryza rufipogon Griff Inheritance of Blast Resistance (Pyricularia grisea Sacc.) on Interspecific Crossing between IR64 and Oryza rufipogon Griff. J Hayati Vol.13. No.3 hal Yuliyanto., Variabilitas Curah Hujan Terhadap Produktivitas Padi Sawah Tadah Hujan Di Kabupaten Magelang Susilawati : Perubahan iklim dan serangan penyakit utama padi 194
MENGIDENTIFIKASI DAN MENGENDALIKAN PENYAKIT BLAST ( POTONG LEHER ) PADA TANAMAN PADI
MENGIDENTIFIKASI DAN MENGENDALIKAN PENYAKIT BLAST ( POTONG LEHER ) PADA TANAMAN PADI Disusun Oleh : WASIS BUDI HARTONO PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN BP3K SANANKULON Penyakit Blas Pyricularia oryzae Penyakit
Lebih terperinciBLAS (BLAST) Blas pada tulang daun: luka pada tulang daun berwarna coklat kemerahan hingga coklat yang dapat merusak seluruh daun yang berdekatan.
BLAS (BLAST) Patogen penyebab blas: Pyricularia grisea P. oyzae Cavara Magnaporthe grisea Magnaporthe oryzae Peyakit blas berkembang terbawa udara melalui konidia cendawan yang mungkin berasal dari inang.
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Padi merupakan tanaman pangan penghasil beras yang tergolong dalam famili
5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Padi Padi merupakan tanaman pangan penghasil beras yang tergolong dalam famili rumput berumpun yang berasal dari dua benua yaitu Asia dan Afrika Barat. Sampai saat ini
Lebih terperinciOPT PADA TANAMAN PADI
OPT PADA TANAMAN PADI Penyakit blas pada tanaman padi pada umumnya dapat menyerang tanaman pada bagian daun, batang, malai, dan gabah, tetapi umum pada daun dan leher malai. Gejala serangan yang muncul
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hama dan Penyakit pada Tanaman Pangan Page 1 Tanaman Padi
BAB I PENDAHULUAN Pentingnya padi sebagai sumber utama makanan pokok dan dalam perekonomian bangsa indonesia tidak seorangpun yang menyangsikannya. Oleh karena itu setiap faktor yang mempengaruhi tingkat
Lebih terperinciHAMA PENYAKIT TANAMAN PADI DAN CARA PENGENDALIANNYA
HAMA PENYAKIT TANAMAN PADI DAN CARA PENGENDALIANNYA Yurista Sulistyawati BPTP Balitbangtan NTB Disampaikan dalam Workshop Pendampingan UPSUS Pajale, 18 April 2017 PENDAHULUAN Provinsi NTB: Luas panen padi
Lebih terperinciPengendalian Penyakit pada Tanaman Jagung Oleh : Ratnawati
Pengendalian Penyakit pada Tanaman Jagung Oleh : Ratnawati Tanaman jagung disamping sebagai bahan baku industri pakan dan pangan pada daerah tertentu di Indonesia dapat juga sebagai makanan pokok. Karena
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Padi merupakan tanaman pangan berupa rumput berumpun. Tanaman ini berasal
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Padi Padi merupakan tanaman pangan berupa rumput berumpun. Tanaman ini berasal dari benua Asia dan Afrika Barat tropis dan subtropis. Pertumbuhan tanaman padi dibagi menjadi
Lebih terperinciMengukur Serangan Penyakit Terbawah Benih (Hawar Daun) Pada Pertanaman Padi
Mengukur Serangan Penyakit Terbawah Benih (Hawar Daun) Pada Pertanaman Padi Penyakit hawar daun yang disebabkan oleh bakteri Xanthomonas campestris pv. Oryzae termasuk penyakit utama yang menyerang tanaman
Lebih terperinciBAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
7 BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Geografis Kabupaten Karawang Wilayah Kabupaten Karawang secara geografis terletak antara 107 02-107 40 BT dan 5 56-6 34 LS, termasuk daerah yang relatif rendah
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Adapun klasifikasi Colletotrichum gloeosporioides Penz. Sacc. menurut. : Colletotrichum gloeosporioides Penz. Sacc.
TINJAUAN PUSTAKA Biologi Penyakit Adapun klasifikasi Colletotrichum gloeosporioides Penz. Sacc. menurut Dwidjoseputro (1978) sebagai berikut : Divisio Subdivisio Kelas Ordo Family Genus Spesies : Mycota
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
21 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Intensitas Serangan Hama Penggerek Batang Padi (HPBP) Hasil penelitian tingkat kerusakan oleh serangan hama penggerek batang pada tanaman padi sawah varietas inpari 13
Lebih terperinciBUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA
BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA 1. PERENCANAAN TANAM 1. Pemilihan lokasi tanam 2. Sistem tanam 3. Pola tanam 4. Waktu tanam 5. Pemilihan varietas Perencanaan Persyaratan Tumbuh
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. vegetasinya termasuk rumput-rumputan, berakar serabut, batang monokotil, daun
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Padi Tanaman padi merupakan tanaman tropis, secara morfologi bentuk vegetasinya termasuk rumput-rumputan, berakar serabut, batang monokotil, daun berbentuk pita dan berbunga
Lebih terperinciBUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA
BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA 1. PERENCANAAN TANAM 1. Pemilihan lokasi tanam 2. Sistem tanam 3. Pola tanam 4. Waktu tanam 5. Pemilihan varietas Perencanaan Persyaratan
Lebih terperinciKK : 2.4% Ket: ** ( sangat nyata) tn (tidak nyata) Universitas Sumatera Utara
Lampiran 1. Data pengamatan tinggi tanaman padi (cm) pada umur 3 MST pada P0V1 60.90 60.33 59.33 180.57 60.19 P0V2 53.33 59.00 58.33 170.67 56.89 P0V3 62.97 61.33 60.97 185.27 61.76 P1V1 61.57 60.03 59.33
Lebih terperinciMENGENAL LEBIH DEKAT PENYAKIT LAYU BEKTERI Ralstonia solanacearum PADA TEMBAKAU
PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO DINAS PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN JL. RAYA DRINGU 81 TELPON 0335-420517 PROBOLINGGO 67271 MENGENAL LEBIH DEKAT PENYAKIT LAYU BEKTERI Ralstonia solanacearum PADA TEMBAKAU Oleh
Lebih terperinciPertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh
45 4.2 Pembahasan Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan memperhatikan syarat tumbuh tanaman dan melakukan pemupukan dengan baik. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diklasifikasikan ke dalam Famili adalah Graminae, Genus adalah Oryza Linn, dan
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Grist (1960), tanaman padi dalam sistematika tumbuhan (taksonomi) diklasifikasikan ke dalam Famili adalah Graminae, Genus adalah Oryza Linn, dan Speciesnya adalah
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Menurut Alexopoulus dan Mims (1979), klasifikasi jamur C. cassiicola. : Corynespora cassiicola (Berk. & Curt.) Wei.
19 TINJAUAN PUSTAKA Biologi Penyakit Menurut Alexopoulus dan Mims (1979), klasifikasi jamur C. cassiicola adalah sebagai berikut : Divisio Sub Divisio Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Eumycophyta : Eumycotina
Lebih terperinciPENGEMBANGAN VARIETAS UNGGUL BARU PADI DI LAHAN RAWA LEBAK
AgroinovasI PENGEMBANGAN VARIETAS UNGGUL BARU PADI DI LAHAN RAWA LEBAK Lahan rawa lebak merupakan salahsatu sumberdaya yang potensial untuk dikembangkan menjadi kawasan pertanian tanaman pangan di Provinsi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teoritis 2.1.1. Sawah Tadah Hujan Lahan sawah tadah hujan merupakan lahan sawah yang dalam setahunnya minimal ditanami satu kali tanaman padi dengan pengairannya sangat
Lebih terperinciAkibat Patik Setitik, Rusaklah Penghasilan Petani
Akibat Patik Setitik, Rusaklah Penghasilan Petani Oleh Vikayanti, S.Si POPT Muda BBPPTP Surabaya Senada dengan peribahasa akibat nila setitik rusak susu sebelanga, serangan patik dapat diibaratkan sebagai
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Preparasi Serbuk Simplisia CAF dan RSR Sampel bionutrien yang digunakan adalah simplisia CAF dan RSR. Sampel terlebih dahulu dibersihkan dari pengotor seperti debu dan tanah.
Lebih terperinciI. KEBERADAAN OPT PADI
I. KEBERADAAN OT ADI ada periode 1-15 Mei 2015 dilaporkan pertanaman padi di Jawa Timur seluas 534.325,40 Ha dan terpantau 22 jenis OT yang menyerang tanaman dengan keberadaan serangannya (keadaan dan
Lebih terperinciSISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH
SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH 11:33 PM MASPARY Selain ditanam pada lahan sawah tanaman padi juga bisa dibudidayakan pada lahan kering atau sering kita sebut dengan budidaya padi gogo rancah. Pada sistem
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Deskripsi Kacang Hijau Kacang hijau (Vigna radiata L.) merupakan salah satu komoditas tanaman kacang-kacangan yang banyak dikonsumsi rakyat Indonesia. Kacang hijau termasuk
Lebih terperinciTeknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat
Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah Oleh : Juwariyah BP3K garum 1. Syarat Tumbuh Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat tumbuh yang sesuai tanaman ini. Syarat tumbuh tanaman
Lebih terperinciKETAHANAN PADI (WAY APO BURU, SINTA NUR, CIHERANG, SINGKIL DAN IR 64) TERHADAP SERANGAN PENYAKIT BERCAK COKLAT (Drechslera oryzae) DAN PRODUKSINYA
8 AGROVIGOR VOLUME 2 NO. 1 MARET 2009 ISSN 1979 5777 KETAHANAN PADI (WAY APO BURU, SINTA NUR, CIHERANG, SINGKIL DAN IR 64) TERHADAP SERANGAN PENYAKIT BERCAK COKLAT (Drechslera oryzae) DAN PRODUKSINYA (THE
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian
10 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB Cikarawang, Dramaga, Bogor. Sejarah lahan sebelumnya digunakan untuk budidaya padi konvensional, dilanjutkan dua musim
Lebih terperinciHama Patogen Gulma (tumbuhan pengganggu)
KOMPONEN OPT Hama adalah binatang yang merusak tanaman sehingga mengakibatkan kerugian secara ekonomi. Patogen adalah jasad renik (mikroorganisme) yang dapat menyebabkan penyakit pada tanaman Gulma (tumbuhan
Lebih terperinciBAB. V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB. V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian Hasil análisis data penelitian dari masing-masing parameter adalah sebagai berikut: a. Hasil Analisis Kandungan Tabel 1. Tandan Kosong Kelapa Sawit *) Parameter
Lebih terperinciPembinaan Terhadap Terpidana Lanjut Usia di Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Jambi
IDENTIFIKASI JAMUR PATOGEN PENYEBAB PENYAKIT PADA TANAMAN PADI (Oryza sativa) DI LUBUK RUSO KECAMATAN PEMAYUNG KABUPATENBATANGHARI JAMBI Yuza Defitri 1 Abstract The research about identification of pathogenic
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Stabilitas Galur Sidik ragam dilakukan untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap karakter pengamatan. Perlakuan galur pada percobaan ini memberikan hasil berbeda nyata pada taraf
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. I. Uji Daya Hasil Galur-galur Padi Gogo Hasil Kultur Antera.
11 BAHAN DAN METODE I. Uji Daya Hasil Galur-galur Padi Gogo Hasil Kultur Antera. Waktu dan Tempat Percobaan dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB Babakan, Kecamatan Darmaga, Bogor Jawa Barat. Kebun terletak
Lebih terperinciPETUNJUK TEKNIS PENGKAJIAN VARIETAS UNGGUL PADI RAWA PADA 2 TIPE LAHAN RAWA SPESIFIK BENGKULU
PETUNJUK TEKNIS PENGKAJIAN VARIETAS UNGGUL PADI RAWA PADA 2 TIPE LAHAN RAWA SPESIFIK BENGKULU BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN
Lebih terperinciHama Penyakit Tanaman Padi Gogo. Tim : BPTP Jawa Tengah
Hama Penyakit Tanaman Padi Gogo Tim : BPTP Jawa Tengah HAMA UTAMA PADI WERENG PENGGEREK BATANG PADI WALANG SANGIT LUNDI/ORONG-ORONG/ANJING TANAH PENYAKIT UTAMA PADI BLAST/NECK BLAST HAWAR DAUN BAKTERI
Lebih terperinciIDENTIFIKASI DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT PADA BUDIDAYA CABAI MERAH
IDENTIFIKASI DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT PADA BUDIDAYA CABAI MERAH Nurbaiti Pendahuluan Produktifitas cabai di Aceh masih rendah 10.3 ton/ha (BPS, 2014) apabila dibandingkan dengan potensi produksi yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan nasional di masa yang akan datang
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan nasional di masa yang akan datang dan mencukupi kebutuhan pangan Indonesia memerlukan peningkatan produksi padi
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang. Penggunaan varietas unggul baru padi ditentukan oleh potensi hasil,
PENDAHULUAN Latar Belakang Penggunaan varietas unggul baru padi ditentukan oleh potensi hasil, umur masak, ketahanan terhadap hama dan penyakit, serta rasa nasi. Umumnya konsumen beras di Indonesia menyukai
Lebih terperinciDiagnosa Penyakit Akibat Jamur pada Tanaman Padi (Oryza sativa) di Sawah Penduduk Kecamatan Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat
Diagnosa Penyakit Akibat Jamur pada Tanaman Padi (Oryza sativa) di Sawah Penduduk Kecamatan Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat Rahmawati 1)*, Achmad Jailanis 2), Nurul Huda 1) 1) Program
Lebih terperinci(Gambar 1 Gejala serangan Oidium heveae pada pembibitan karet)
Karet memiliki peranan sangat penting bagi perekonomian Indonesia. Komoditas ini merupakan salah satu penghasil devisa utama dari sektor perkebunan dengan nilai ekspor sekitar US$ 11.8 milyar pada tahun
Lebih terperinciPENGARUH SISTIM TANAM MENUJU IP PADI 400 TERHADAP PERKEMBANGAN HAMA PENYAKIT
PENGARUH SISTIM TANAM MENUJU IP PADI 400 TERHADAP PERKEMBANGAN HAMA PENYAKIT Handoko Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur ABSTRAK Lahan sawah intensif produktif terus mengalami alih fungsi,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Taksonomi Kedelai Berdasarkan klasifikasi tanaman kedelai kedudukan tanaman kedelai dalam sistematika tumbuhan (taksonomi) diklasifikasikan sebagai berikut (Cahyono, 2007):
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2011 Maret 2012. Persemaian dilakukan di rumah kaca Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian,
Lebih terperinciPENYAKIT PENYAKIT YANG SERING MENYERANG CABAI MERAH (Capsicum annuum L.)
PENYAKIT PENYAKIT YANG SERING MENYERANG CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Masalah yang sering dihadapi dan cukup meresahkan petani adalah adanya serangan hama
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis
16 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Ada 2 tipe akar ubi jalar yaitu akar penyerap hara di dalam tanah dan akar lumbung atau umbi. Menurut Sonhaji (2007) akar penyerap hara berfungsi untuk menyerap unsur-unsur
Lebih terperinciTATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian
III. TATA CARA PENELITIN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di areal perkebunan kelapa sawit rakyat di Kecamatan Kualuh Hilir Kabupaten Labuhanbatu Utara, Provinsi Sumatera Utara.
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. A. Bawang Merah. rumpun, tingginya dapat mencapai cm, Bawang Merah memiliki jenis akar
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Bawang Merah Bawang Merah merupakan tanaman yang berumur pendek, berbentuk rumpun, tingginya dapat mencapai 15-40 cm, Bawang Merah memiliki jenis akar serabut, batang Bawang Merah
Lebih terperinciPeluang Pengembangan Bawang Merah di Lahan Pasir Pantai Daerah Istimewa Yogyakarta
Peluang Pengembangan Bawang Merah di Lahan Pasir Pantai Daerah Istimewa Yogyakarta Murwati dan Sutardi Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Yogyakarta E-mail: Me.mur_wati@yahoo.co.id Abstrak Penelitian
Lebih terperinciTINJAUAN LITERATUR. Klasifikasi jamur Corynespora cassiicola menurut Alexopolus dan Mims. : Corynespora cassiicola (Berk. & Curt.
TINJAUAN LITERATUR Biologi Penyakit Klasifikasi jamur Corynespora cassiicola menurut Alexopolus dan Mims (1979) adalah sebagai berikut : Divisi Sub Divisi Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Eumicophyta
Lebih terperinciTATA CARA PENELTIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas
III. TATA CARA PENELTIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian telah dilaksanakan pada Bulan Juli 2016 November
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN TAHUNAN PENYAKIT PADA KOMODITAS PEPAYA. disusun oleh: Vishora Satyani A Listika Minarti A
LAPORAN PRAKTIKUM HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN TAHUNAN PENYAKIT PADA KOMODITAS PEPAYA disusun oleh: Lutfi Afifah A34070039 Vishora Satyani A34070024 Johan A34070034 Listika Minarti A34070071 Dosen Pengajar:
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
17 HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Kandungan Hara Tanah Analisis kandungan hara tanah pada awal percobaan maupun setelah percobaan dilakukan untuk mengetahui ph tanah, kandungan C-Organik, N total, kandungan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 : Pengamatan mikroskopis S. rolfsii Sumber :
4 TINJAUAN PUSTAKA Biologi Penyebab Penyakit Jamur penyebab penyakit rebah semai ini dapat diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom Divisi Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Fungi : Basidiomycota : Basidiomycetes
Lebih terperinciPENYIAPAN BIBIT UBIKAYU
PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU Ubi kayu diperbanyak dengan menggunakan stek batang. Alasan dipergunakan bahan tanam dari perbanyakan vegetatif (stek) adalah selain karena lebih mudah, juga lebih ekonomis bila
Lebih terperinci5. PEMBAHASAN 5.1. Penerimaan Kotor Varietas Ciherang, IR-64, Barito Dan Hibrida
5. PEMBAHASAN 5.1. Penerimaan Kotor Varietas Ciherang, IR-64, Barito Dan Hibrida Berdasarkan hasil perhitungan terhadap rata-rata penerimaan kotor antar varietas padi terdapat perbedaan, kecuali antara
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dibudidayakan. Padi termasuk dalam suku padi-padian (Poaceae) dan
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Padi Padi merupakan tanaman pertanian kuno yang sampai saat ini terus dibudidayakan. Padi termasuk dalam suku padi-padian (Poaceae) dan merupakan tanaman pangan yang dapat
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Akar tanaman padi merupakan akar tumbuhan graminae. Tumbuhan. untuk menyerap unsur hara dari dalam tanah. Akar akar tanaman akan
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Padi (Oryza sativa L.) Menurut Sugeng (2003) tanaman padi diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom Divisio Subdovio Kelas Ordo Famili Genus : Plantae : Spermatophyta :
Lebih terperinciBAB IV. EKOLOGI PENYAKIT TUMBUHAN PENDAHULUAN
BAB IV. EKOLOGI PENYAKIT TUMBUHAN PENDAHULUAN Materi ini menguraikan tentang pengaruh lingkungan terhadap perkembangan penyakit tumbuhan. Patogen penyebab penyakit tumbuhan merupakan jasad yang berukuran
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Padi
4 TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Padi Syarat Tumbuh Padi merupakan tanaman ordo Graminales, family Graminae, genus Oryza, dan spesies Oryza spp.. Padi dapat tumbuh pada ketinggian 650 sampai 1500 m dpl dengan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Penyakit antraknosa pada tanaman cabai disebabkan oleh tiga spesies cendawan
5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penyakit Antraknosa Cabai Penyakit antraknosa pada tanaman cabai disebabkan oleh tiga spesies cendawan Colletotrichum yaitu C. acutatum, C. gloeosporioides, dan C. capsici (Direktorat
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan pada bulan Sebtember - Desember
III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan pada bulan Sebtember - Desember 2016, tempat pelaksanaan penelitian dilakukan di lahan pertanian Universitas Muhamadiyah
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. yang dikeringkan dengan membuat saluran-saluran drainase (Prasetyo dkk,
TINJAUAN PUSTAKA Tanah Sawah Tanah sawah adalah tanah yang digunakan untuk bertanam padi sawah, baik terus-menerus sepanjang tahun maupun bergiliran dengan tanaman palawija. Istilah tanah sawah bukan merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Padi merupakan tanaman pangan pokok penduduk Indonesia. Di samping
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Padi merupakan tanaman pangan pokok penduduk Indonesia. Di samping itu Indonesia merupakan daerah agraris dengan profesi utama penduduknya sebagai petani terutama
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. termasuk ke dalam kelompok rempah tidak bersubstitusi yang berfungsi sebagai
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Bawang Merah Bawang merah merupakan salah satu komoditas sayuran unggulan yang sejak lama telah diusahakan oleh petani secara intensif. Komoditas sayuran ini termasuk
Lebih terperinci2.2. Penyakit Hawar Daun Status
2 pra-berbunga dan pasca-berbunga, periode pasca-berbunga disebut juga sebagai periode pemasakan. Oleh karena itu, Yoshida membagi pertumbuhan padi menjadi 3 bagian yakni fase vegetatif, reproduktif, dan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Eli Korlina PENDEKATAN PHT
PENDAHULUAN Eli Korlina Salah satu masalah dalam usahatani bawang putih adalah gangguan hama dan penyakit. Keberadaan hama dan penyakit dalam usahatani mendorong petani untuk menggu-nakan pestisida pada
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka Tanaman padi dapat hidup baik pada daerah yang beriklim panas yang lembab, sehingga pada tanaman padi sawah membutuhkan air yang cukup banyak terutama pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tergantung pada beras sebagai bahan pangan pokok. Pembangunan pertanian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Padi (Oryza sativa L.) merupakan bahan makanan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Sampai saat ini sekitar 90% penduduk Indonesia tergantung pada beras sebagai
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Bahan yang digunakan adalah benih padi Varietas Ciherang, Urea, SP-36,
18 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Percobaan dilaksanakan di lahan sawah irigasi Desa Sinar Agung, Kecamatan Pulau Pagung, Kabupaten Tanggamus dari bulan November 2014 sampai April
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Cabai merupakan tanaman semusim berbentuk perdu tegak, batang berkayu
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cabai Merah Besar Cabai merupakan tanaman semusim berbentuk perdu tegak, batang berkayu namun pada batang muda berambut halus berwarna hijau. Tinggi tanaman mencapai 1 2,5 cm dan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Laboratorium Lapang Terpadu
14 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada bulan Oktober 2014 hingga Maret
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Peran sektor pertanian sangat penting terhadap perekonomian di Indonesia
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran sektor pertanian sangat penting terhadap perekonomian di Indonesia terutama terhadap pertumbuhan nasional dan sebagai penyedia lapangan pekerjaan. Sebagai negara
Lebih terperinciPERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA
PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA Dalam rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi bawang merah, peran benih sebagai input produksi merupakan tumpuan utama
Lebih terperinciWASPADA PENYAKIT Rhizoctonia!!
WASPADA PENYAKIT Rhizoctonia!! I. Latar Belakang Luas areal kebun kopi di Indonesia sekarang, lebih kurang 1,3 juta ha, sedangkan produksi kopi Indonesia sekarang, lebih kurang 740.000 ton dengan produksi
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Menurut Agrios (1996), penyakit bercak coklat sempit diklasifikasikan
TINJAUAN PUSTAKA Patogen C. oryzae Miyake Biologi Menurut Agrios (1996), penyakit bercak coklat sempit diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom Divisio Sub divisi Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Myceteae
Lebih terperinciPENYAKIT-PENYAKIT PENTING PADA TANAMAN HUTAN RAKYAT DAN ALTERNATIF PENGENDALIANNYA
PENYAKIT-PENYAKIT PENTING PADA TANAMAN HUTAN RAKYAT DAN ALTERNATIF PENGENDALIANNYA NUR HIDAYATI BALAI BESAR PENELITIAN BIOTEKNOLOGI DAN PEMULIAAN TANAMAN HUTAN KONSEP PENYAKIT TANAMAN Penyakit tumbuhan
Lebih terperinci4. HASIL PENELITIAN 4.1. Pengamatan Selintas Serangan Hama dan Penyakit Tanaman Keadaan Cuaca Selama Penelitian
4. HASIL PENELITIAN Hasil pengamatan yang disajikan dalam bab ini diperoleh dari dua sumber data pengamatan, yaitu pengamatan selintas dan pengamatan utama. 4.1. Pengamatan Selintas Pengamatan selintas
Lebih terperinciPengenalan Penyakit yang Menyerang Pada Tanaman Kentang
1 Pengenalan Penyakit yang Menyerang Pada Tanaman Kentang Kelompok penyakit tanaman adalah organisme pengganggu tumbuhan yang penyebabnya tidak dapat dilihat dengan mata telanjang seperti : cendawan, bakteri,
Lebih terperinciMenurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili
Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili Papilionaceae; genus Arachis; dan spesies Arachis hypogaea L. Kacang tanah
Lebih terperinciPENGAMATAN PERCOBAAN BAHAN ORGANIK TERHADAP TANAMAN PADI DI RUMAH KACA
PENGAMATAN PERCOBAAN BAHAN ORGANIK TERHADAP TANAMAN PADI DI RUMAH KACA HUSIN KADERI Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa (Balittra), Banjarbaru Jl. Kebun Karet, Loktabat Banjarbaru RINGKASAN Percobaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. keluarga remput-rumputan dengan spesies Zea mays L. Secara umum, klasifikasi jagung dijelaskan sebagai berikut :
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi Jagung Menurut Purwono dan Hartono (2005), jagung termasuk dalam keluarga remput-rumputan dengan spesies Zea mays L. Secara umum, klasifikasi jagung dijelaskan
Lebih terperinciKOLEKSI VARIETAS UNGGULAN PROVINSI SUMATERA BARAT
KOLEKSI VARIETAS UNGGULAN PROVINSI SUMATERA BARAT Obyek koleksi varietas Balai Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (Balai Besar PPMB-TPH) pada Tahun 2016, selain berupa
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO
PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO Jalan Raya Dringu Nomor 81 Telp. (0335) 420517 Fax. (4238210) PROBOLINGGO 67271 POTENSI JAMUR ANTAGONIS Trichoderma spp PENGENDALI HAYATI PENYAKIT LANAS DI PEMBIBITAN TEMBAKAU
Lebih terperinciKeragaan Beberapa VUB Padi Sawah di Lahan Pasang Surut Mendukung Swasembada Pangan
Keragaan Beberapa VUB Padi Sawah di Lahan Pasang Surut Mendukung Swasembada Pangan Suparman dan Vidya Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Tengah Jl. G. Obos Km. 5 Palangka Raya E-mail : arman.litbang@gmail.com
Lebih terperinciVI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL
VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL Sistem Pertanian dengan menggunakan metode SRI di desa Jambenenggang dimulai sekitar tahun 2007. Kegiatan ini diawali dengan adanya
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. antara cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim.
19 TINJAUAN PUSTAKA Botani tanaman Bawang merah merupakan tanaman yang tumbuh tegak dengan tinggi antara 15-50 cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim. Perakarannya berupa akar serabut yang tidak
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi Tanaman Bawang merah (Allium ascalonicum L) merupakan tanaman semusim yang membentuk rumpun, tumbuh tegak dengan tinggi mencapai 15-50 cm (Rahayu, 1999). Menurut
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
12 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lahan persawahan Desa Joho, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo dari bulan Mei hingga November 2012. B. Bahan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Percobaan
10 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Percobaan Percobaan dilakukan di Kebun Percobaan Babakan Sawah Baru, Darmaga Bogor pada bulan Januari 2009 hingga Mei 2009. Curah hujan rata-rata dari bulan Januari
Lebih terperinciPENGARUH MANAJEMEN JERAMI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L.) Oleh: MUDI LIANI AMRAH A
PENGARUH MANAJEMEN JERAMI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L.) Oleh: MUDI LIANI AMRAH A34104064 PROGRAM STUDI AGRONOMI DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil. Kondisi Umum
14 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Kondisi Umum Tanaman padi saat berumur 1-3 MST diserang oleh hama keong mas (Pomacea caanaliculata). Hama ini menyerang dengan memakan bagian batang dan daun tanaman yang
Lebih terperinciKARAKTERISTIK PENYEBAB PENYAKIT LAYU BAKTERI PADA TANAMAN TEMBAKAU DI PROBOLINGGO
KARAKTERISTIK PENYEBAB PENYAKIT LAYU BAKTERI PADA TANAMAN TEMBAKAU DI PROBOLINGGO Pendahuluan Tembakau merupakan salah satu komoditas perkebunan yang strategis dan memiliki nilai ekonomi cukup tinggi.
Lebih terperinciREKOMENDASI VARIETAS JAGUNG TOLERAN TERHADAP HAMA PENYAKIT DI PROVINSI BENGKULU. Wahyu Wibawa
REKOMENDASI VARIETAS JAGUNG TOLERAN TERHADAP HAMA PENYAKIT DI PROVINSI BENGKULU Wahyu Wibawa Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu Jl. Irian Km. 6,5 Bengkulu Telp. (0736) 23030 e-mail :
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Juli 2017 memiliki suhu harian rata-rata pada pagi hari sekitar 27,3 0 C dan rata rata
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengamatan Penunjang 4.1.1 Kondisi Lingkungan Tempat Penelitian Lokasi percobaan bertempat di desa Jayamukti, Kec. Banyusari, Kab. Karawang mendukung untuk budidaya tanaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atsiri yang dikenal dengan nama Patchouli oil. Minyak ini banyak dimanfaatkan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nilam (Pogostemon cablin Benth) merupakan tanaman penghasil minyak atsiri yang dikenal dengan nama Patchouli oil. Minyak ini banyak dimanfaatkan sebagai bahan
Lebih terperinciHASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. cendawan MVA, sterilisasi tanah, penanaman tanaman kedelai varietas Detam-1.
IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan melalui tiga tahapan, yakni perbanyakan inokulum cendawan MVA, sterilisasi tanah, penanaman tanaman kedelai varietas Detam-1. Perbanyakan inokulum
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Menurut Dwidjoseputro (1978), Cylindrocladium sp. masuk ke dalam
TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Cylindrocladium sp. Menurut Dwidjoseputro (1978), Cylindrocladium sp. masuk ke dalam subdivisi Eumycotina, kelas Deuteromycetes (fungi imperfect/fungi tidak sempurna), Ordo Moniliales,
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
III. BAHAN DAN METODE 3. 1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Oktober 2009 sampai dengan Juli 2010. Penelitian terdiri dari percobaan lapangan dan analisis tanah dan tanaman
Lebih terperinci