Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (RSKKNI) Bidang Informasi Geospasial SKKNI IG 2016 SUB-BIDANG PENGINDERAAN JAUH PROJO DANOEDORO
|
|
- Agus Kurniawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (RSKKNI) Bidang Informasi Geospasial SUB-BIDANG PENGINDERAAN JAUH PROJO DANOEDORO PUSPICS/Departemen Sains Informasi Geografis, Fakultas Geografi UGM November 2016
2 Garis Besar Isi Presentasi Lingkup Kegiatan Penginderaan Jauh Hal-hal yang dijadikan dasar penilaian Pengelompokan dan Levelling Unit Kompetensi Contoh-contoh Detil Unit Kompetensi
3 Lingkup Kegiatan Penginderaan Jauh (bukan hierarki) Penyiapan peralatan penginderaan jauh Penyiapan data penginderaan jauh (untuk diproses, dianalisis/diinterpretasi) Pra-pemrosesan citra secara geometrik dan radiometrik Pengukuran data di lapangan untuk mendukung proses analisis dan interpretasi Interpretasi visual citra Analisis citra secara digital Integrasi pemrosesan citra dan SIG Visualisasi citra dan hasi analisis citra Perencanaan kegiatan penginderaan jauh Pengembangan dan inovasi penginderaan jauh
4 Hal-hal yang Menjadi Dasar Penilaian Breakdown ke dalam unit-unit kompetensi (UK): ada 39 UK, yang dikelompokkan ke dalam berbagai jenjang (level) Masing-masing UK dirinci ke dalam elemenelemen kompetensi (EK) Masing-masing EK dirinci dengan Kriteria unjuk kerja (KUK) KUK merupakan parameter terukur yang menjadi dasar penilaian suatu unit kompetensi dikuasai untuk pihak yang ingin disertifikasi
5 Contoh Judul UK, Isi EK dan Rincian KEK
6 PENGELOMPOKAN DAN LEVELLING Untuk Sub-bidang PJ, pengelompokan sementara adalah sebagai berikut: Operator level 2 Operator trampil level 3 Teknisi level 4 Asisten analis level 5-6 Analis level 6-7 Ahli level 7 Developer/Inovator level 8/9 Pengelompokan tersebut di atas dipaketkan dalam bentuk kombinasi dengan kompetensi penguasaan UK sub-bidang IG yang lain Isi setiap paket: kompetensi inti dan kompetensi pilihan
7 Daftar Unit-unit Kompetensi PJ (39 UK) 1. Menyiapkan Peralatan Pengolahan Data Penginderaan Jauh 2. Menyiapkan Peralatan Survei Lapangan Penginderaan Jauh 3. Merencanakan Pekerjaan Teknis Penginderaan Jauh 4. Menyusun Katalog Citra 5. Melakukan Visualisasi Komposit Citra Sebagai Dasar Interpretasi Visual 6. Melakukan Konversi Format Penyimpanan Data 7. Melakukan Digitisasi Objek Individual Tertentu (Titik, Garis, atau Area) Pada Citra Tegak Resolusi Tinggi 8. Melakukan Koreksi Radiometrik Inisial 9. Melakukan Koreksi Geometrik Citra Digital 10. Melakukan Interpretasi Objek Fisiografi Secara Monoskopis
8 Daftar Unit-unit Kompetensi PJ (39 UK) 11. Menyusun Mozaik Citra Digital 12. Melakukan Pengukuran Spektrometri Lapangan untuk Menyusun spectral library 13. Melakukan Klasifikasi Digital Multispektral Inisial 14. Melakukan Penajaman Citra untuk Interpretasi Visual 15. Melakukan Interpretasi Visual Citra Untuk Penutup/Penggunaan Lahan 16. Melakukan Visualisasi Hasil Analisis Citra 17. Melakukan Perolehan Citra Penginderaan Jauh dan Data Bantu Pendukung 18. Mengolah Data Spektrometri Lapangan untuk Menyusun Spectral library 19. Melakukan Pengukuran Spektrometri Lapangan (Field Spectrometry) untuk Keperluan Ground Truthing 20. Melakukan Pengumpulan Data untuk Pengambilan Sampel untuk Keperluan Ground Truthing
9 Daftar Unit-unit Kompetensi PJ (39 UK) 21. Melakukan Pra-pemrosesan Radiometrik Lanjut 22. Melakukan Perbaikan Kualitas Citra Inisial 23. Melakukan Perbaikan Kualitas Citra melalui Transformasi Spektral 24. Mengolah Data Sampel Lapangan untuk Keperluan Ground Truthing 25. Melakukan Klasifikasi Digital Multispektral Lanjut 26. Melakukan Klasifikasi Citra Berbasis Objek dengan Segmentasi 27. Melakukan Analisis Data Penginderaan Jauh untuk Ekstraksi Informasi yang terkait Kerapatan Vegetasi 28. Melakukan Analisis Data Penginderaan Jauh untuk Ekstraksi Informasi Suhu Permukaan Darat dan Laut 29. Melakukan Analisis Data Penginderaan Jauh untuk Ekstraksi Informasi Tanah dan Batuan Secara Digital 30. Melakukan Analisis Data Penginderaan Jauh untuk Ekstraksi Informasi Tanah dan Batuan Secara Visual
10 Daftar Unit-unit Kompetensi PJ (39 UK) 31. Melakukan Analisis Data Penginderaan Jauh untuk Ekstraksi Informasi yang Terkait dengan Bangunan dan Permukaan Kedap Air (impervious) Secara Digital 32. Melakukan Analisis Data Penginderaan Jauh untuk Ekstraksi Informasi yang Terkait dengan Kualitas Air Secara Digital 33. Melakukan Klasifikasi Habitat Bentik Secara Digital 34. Melakukan Klasifikasi Digital Hiperspektral 35. Melakukan Klasifikasi Berbasis Citra Multisumber 36. Pengolahan Data Citra Sensor Aktif Gelombang Mikro (radar) untuk Klasifikasi 37. Melakukan Penyajian Peta Citra 38. Membangun Pemodelan Aplikasi Penginderaan Jauh 39. Merancang Desain Inovasi Aplikasi Bidang Informasi Geospasial
11 Pemaketan untuk Possible Jobs Possible Jobs diidentifikasi untuk melihat posisi dan lingkup pekerjaan yang mungkin dan lazim ada di setiap kegiatan penginderaan jauh Memperhatikan possible jobs yang ada di berbagai negara lain Perlu dipaketkan dengan mengkombinasikan UK PJ dengan UK non-pj untuk mengurangi kerumitan dan biaya sertifikasi pada tiap posisi Pemaketan disepakati dengan memuat kompetensi inti IG yang dipakai bersama, ditambah kompetensi pilihan yang spesifik PJ
12 Hasil Pemaketan Sementara OPERATOR PENGINDERAAN JAUH Membaca Peta Mengukur Jarak Melakukan penyiapan peralatan pengolahan data penginderaan jauh Melakukan penyiapan peralatan survei lapangan penginderaan jauh Melakukan Pengukuran Spektrometri Lapangan untuk Menyusun Spectral Library
13 OPERATOR TERAMPIL PENGINDERAAN JAUH Membaca Peta Melakukan Penyiapan Peralatan Survei Mengoperasikan perangkat lunak SIG Melakukan Penajaman Citra untuk Interpretasi Visual Menyusun Mosaik Citra Digital Melakukan perbaikan Kualitas Citra initial Melakukan konversi format penyimpanan data Mengolah Data Spektrometri Lapangan untuk Menyusun Spectral Library Menyusun Katalog Citra Melakukan perolehan dan pengumpulan citra dan data bantu/pendukung Melakukan Spektrometri Lapangan (Field Spectrometry) untuk Keperluan Ground Truthing Melakukan Pengumpulan Data untuk Pengambilan Sampel untuk Keperluan Ground Truthing Melakukan digitasi objek individual tertentu (titik, garis, atau area) pada citra resolusi tinggi/ menengah Melakukan visualisasi komposit citra sebagai dasar interpretasi visual Melakukan penyajian peta citra Melakukan visualisasi hasil analisis citra
14 TEKNISI PENGINDERAAN JAUH Membaca Peta Mengukur Jarak ## cari UK SKKNI mengoperasikan komputer Menentukan Posisi Berbasis Pengamatan Satelit GNSS Mengukur Beda Tinggi dengan Metode Sipat Datar dan Tachimetri Melakukan Koreksi Geometrik/Ortometrik Citra Digital Melakukan Koreksi Radiometrik Inisial Mengolah Data Sampel Lapangan untuk Keperluan Ground Truthing Melakukan Klasifikasi Digital Multispektral Inisial Melakukan Klasifikasi Digital Multispektral Lanjut Melakukan Pra-pemrosesan Radiometrik Lanjut
15 ANALIS PENGINDERAAN JAUH Menyajikan Peta Mengelola data geospasial Melakukan Interpretasi Visual Citra untuk Penutup/Penggunaan Lahan Melakukan Klasifikasi Citra Berbasis Objek dengan Segmentasi Melakukan Interpretasi fisiografi Melakukan Perbaikan Kualitas Citra melalui Transformasi Spektral Melakukan Analisis Data Penginderaan Jauh untuk Ekstraksi Informasi Terkait Kerapatan Vegetasi Melakukan Analisis Data Penginderaan Jauh untuk Ekstraksi Informasi Suhu Permukaan Darat dan Laut Melakukan Analisis Data Penginderaan Jauh untuk Ekstraksi Informasi Terkait Bangunan dan Permukaan Kedap Secara Digital Melakukan analisis data penginderaan jauh untuk ekstraksi informasi kualitas air Melakukan Klasifikasi Habitat Bentik secara Digital
16 AHLI PENGINDERAAN JAUH Menyusun Rancangan Kebijakan Kegiatan Menyusun Rekomendasi Kebijakan Implementatif Melakukan Analisis Manajemen Resiko Melakukan Analisis Data Penginderaan Jauh untuk Ekstraksi Informasi Terkait Tanah dan Batuan Secara Digital Melakukan Analisis Data Penginderaan Jauh Untuk Ekstraksi Informasi Terkait Tanah Dan Batuan Secara Visual Melakukan Klasifikasi Berbasis Citra Multisumber Melakukan fusi citra untuk perbaikan kualitas citra Melakukan Klasifikasi Digital Hyperspectral Pengolahan Data Citra Sensor Aktif Gelombang Mikro (radar) untuk Klasifikasi
17 DEVELOPER/INOVATOR PENGINDERAAN JAUH Mengembangkan sistem penginderaan jauh baru Membangun pemodelan aplikasi penginderaan jauh Merancang desain inovasi aplikasi penginderaan jauh
18 CONTOH DETIL UNIT KOMPETENSI
19
20
21 CATATAN PENUTUP Apa yang disajikan di sini masih pada tahap sementara (RSKKNI), dan ada kemungkinan berubah Penguasaan kompetensi PJ yang dimasukkan dalam SKKNI lebih bersifat teknis-terukur, bukan penguasaan pengetahuan (knowledge) Dari perspektif geografi: masih ada gap antara penguasaan ketrampilan teknis dengan penguasaan konseptual-teoretis terkait bidang-bidang aplikasi, yang juga tidak sepenuhnya terakomodasi dalam SKKNI survei kewilayahan Pengembangan kurikulum penginderaan jauh harus: Sepenuhnya mengakomodasi SKKNI PJ Memuat konten lebih dari SKKNI
22 Terima Kasih Maturnuwun
Remote Sensing KKNI 2017
Remote Sensing KKNI 2017 JOB DESC/ JENJANG/ SIKAP KERJA Asisten Operator/ 3/ 6 Operator/ 4/ 13 UNJUK KERJA (UK) INTI URAIAN UNJUK KERJA (UK) PILIHAN URAIAN BIAYA SERTIFIKASI M.71IGN00.161.1 Membaca Peta
Lebih terperinciMATRIKS SKEMA SERTIFIKASI LSTP MAPIN BIDANG INFORMASI GEOSPASIAL SUB BIDANG PENGINDERAAN JAUH 2017
BIDANG INFORMASI GEOSPASIAL SUB BIDANG JAUH / ASISTEN OPERATOR JAUH / 3 a. Lulusan D 1 Penginderaan Jauh, atau b. Lulusan SMK Surta/ Geomatika dengan pengalaman kerja bidang Penginderaan Jauh minimal 1
Lebih terperinciMATRIKS SKEMA SERTIFIKASI LSTP MAPIN BIDANG INFORMASI GEOSPASIAL SUB BIDANG PENGINDERAAN JAUH 2017
ASISTEN OPERATOR JAUH / 3 a. Lulusan D 1 Penginderaan Jauh, b. Lulusan SMK Surta/ Geomatika dengan pengalaman kerja bidang Penginderaan Jauh minimal 1 tahun efektif, c. Lulusan SMK /SMU dan sederajat yg
Lebih terperinciStandar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia. Bidang Informasi Geospasial Subbidang Sistem Informasi Geografis SKKNI IG 2016
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Bidang Informasi Geospasial Subbidang Sistem Informasi Geografis Muhammad Kamal Disampaikan pada Seminar Sosialisasi SKKNI Informasi Geospasial Fakultas Geografi
Lebih terperinciSeminar Sosialisasi SKKNI Informasi Geospasial RANCANGAN STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA BIDANG INFORMASI GEOSPASIAL.
Seminar Sosialisasi SKKNI Informasi Geospasial RANCANGAN STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA BIDANG INFORMASI GEOSPASIAL Subbidang Kartografi Oleh: Bowo Susilo Fakultas Geografi Universitas Gadjah
Lebih terperinciPROFIL PROGRAM STUDI TEKNIK GEOMATIKA POLITEKNIK NEGERI BATAM
PROFIL PROGRAM STUDI TEKNIK GEOMATIKA POLITEKNIK NEGERI BATAM Geomatika merupakan sains dan teknologi yang mempelajari tentang pengukuran obyekobyek di muka bumi yang melibatkan pemakaian komputer dan
Lebih terperinciSeminar Sosialisasi SKKNI Informasi Geospasial RANCANGAN STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA BIDANG INFORMASI GEOSPASIAL.
Seminar Sosialisasi SKKNI Informasi Geospasial RANCANGAN STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA BIDANG INFORMASI GEOSPASIAL Subbidang Survei Kewilayahan Oleh: Eko Haryono Fakultas Geografi Universitas
Lebih terperinciMATRIKS SKEMA SERTIFIKASI LSTP MAPIN BIDANG INFORMASI GEOSPASIAL SUB BIDANG SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) 2017
BIDANG GEOSPASIAL SUB BIDANG SISTEM GEOGRAFIS (SIG) OPERATOR SISTEM GEOGRAFIS / 4 a. Asisten operator SIG dengan pengalaman kerja di bidang Survei Terestris selama 2 tahun, atau b. Lulusan D2 bidang SIG,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penginderaan jauh merupakan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni perolehan informasi objek di permukaan Bumi melalui hasil rekamannya (Sutanto,2013). Objek di permukaan
Lebih terperinciIV. METODOLOGI 4.1. Waktu dan Lokasi
31 IV. METODOLOGI 4.1. Waktu dan Lokasi Waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan penelitian ini adalah dimulai dari bulan April 2009 sampai dengan November 2009 yang secara umum terbagi terbagi menjadi
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM PENGINDERAAN JAUH KOMPOSIT BAND CITRA LANDSAT DENGAN ENVI. Oleh: Nama : Deasy Rosyida Rahmayunita NRP :
LAPORAN PRAKTIKUM PENGINDERAAN JAUH KOMPOSIT BAND CITRA LANDSAT DENGAN ENVI Oleh: Nama : Deasy Rosyida Rahmayunita NRP : 3513100016 Dosen Pembimbing: Nama : Prof.Dr.Ir. Bangun Muljo Sukojo, DEA, DESS NIP
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanah merupakan materi yang terdiri dari agregat (butiran) padat yang tersementasi (terikat secara kimia) satu sama lain serta dari bahan bahan organik yang telah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era Teknologi merupakan era dimana informasi serta data dapat didapatkan dan ditransfer secara lebih efektif. Perkembangan ilmu dan teknologi menyebabkan kemajuan
Lebih terperinciBAB 4. METODE PENELITIAN
BAB 4. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi Penelitian dan Scene Data Satelit Lokasi penelitian ini difokuskan di pantai yang berada di pulau-pulau terluar NKRI yang berada di wilayah Provinsi Riau. Pulau-pulau
Lebih terperinciPengertian Sistem Informasi Geografis
Pengertian Sistem Informasi Geografis Sistem Informasi Geografis (Geographic Information System/GIS) yang selanjutnya akan disebut SIG merupakan sistem informasi berbasis komputer yang digunakan untuk
Lebih terperinciBUKU AJAR. : Inderaja untuk Penataan Ruang : Perencanaan Wilayah dan Kota : Fakultas Teknik. Mata Kuliah Prgram Studi Fakultas
BUKU AJAR Mata Kuliah Prgram Studi Fakultas : Inderaja untuk Penataan Ruang : Perencanaan Wilayah dan Kota : Fakultas Teknik Disusun oleh: Bitta Pigawati LEMBAGA PENGEMBANGAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN
Lebih terperinciBAB II TEORI DASAR. Beberapa definisi tentang tutupan lahan antara lain:
BAB II TEORI DASAR 2.1 Tutupan Lahan Tutupan Lahan atau juga yang biasa disebut dengan Land Cover memiliki berbagai pengertian, bahkan banyak yang memiliki anggapan bahwa tutupan lahan ini sama dengan
Lebih terperinci3. BAHAN DAN METODE. Penelitian yang meliputi pengolahan data citra dilakukan pada bulan Mei
3. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian yang meliputi pengolahan data citra dilakukan pada bulan Mei sampai September 2010. Lokasi penelitian di sekitar Perairan Pulau Pari, Kepulauan Seribu,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
11 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan yaitu bulan Juli-Agustus 2010 dengan pemilihan lokasi di Kota Denpasar. Pengolahan data dilakukan di Laboratorium
Lebih terperinciBAB II. TINJAUAN PUSTAKA
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii HALAMAN PERNYATAAN... iii INTISARI... iv ABSTRACT... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN...
Lebih terperinciq Tujuan dari kegiatan ini diperolehnya peta penggunaan lahan yang up-to date Alat dan Bahan :
MAKSUD DAN TUJUAN q Maksud dari kegiatan ini adalah memperoleh informasi yang upto date dari citra satelit untuk mendapatkan peta penggunaan lahan sedetail mungkin sebagai salah satu paramater dalam analisis
Lebih terperinciDAFTAR TABEL. No. Tabel Judul Tabel No. Hal.
DAFTAR ISI Halaman Judul... No Hal. Intisari... i ABSTRACT... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN... xi BAB I... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2.
Lebih terperinciMETODOLOGI. Gambar 4. Peta Lokasi Penelitian
22 METODOLOGI Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kota Sukabumi, Jawa Barat pada 7 wilayah kecamatan dengan waktu penelitian pada bulan Juni sampai November 2009. Pada lokasi penelitian
Lebih terperinciBRIDGING THE NEED OF QUALIFIED HUMAN RESOURCES IN GEOSPATIAL INFORMATION BY DEVELOPING NATIONAL WORK COMPETENCY STANDARDS
BRIDGING THE NEED OF QUALIFIED HUMAN RESOURCES IN GEOSPATIAL INFORMATION BY DEVELOPING NATIONAL WORK COMPETENCY STANDARDS Bandar Seri Begawan, August 15 2017 Dr. Sumaryono, M.Sc. Badan Informasi Geospasial
Lebih terperinci11/25/2009. Sebuah gambar mengandung informasi dari obyek berupa: Posisi. Introduction to Remote Sensing Campbell, James B. Bab I
Introduction to Remote Sensing Campbell, James B. Bab I Sebuah gambar mengandung informasi dari obyek berupa: Posisi Ukuran Hubungan antar obyek Informasi spasial dari obyek Pengambilan data fisik dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Republik Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Indonesia memiliki kurang lebih 17.508 pulau (Indonesia.go.id). Wilayah Indonesia didominasi laut dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingkat kenyamanan permukiman di kota dipengaruhi oleh keberadaan ruang terbuka hijau dan tata kelola kota. Pada tata kelola kota yang tidak baik yang ditunjukkan dengan
Lebih terperinciGEOGRAFI. Sesi PENGINDERAAN JAUH : 3 A. CITRA NONFOTO. a. Berdasarkan Spektrum Elektromagnetik
GEOGRAFI KELAS XII IPS - KURIKULUM GABUNGAN 10 Sesi NGAN PENGINDERAAN JAUH : 3 A. CITRA NONFOTO Citra nonfoto adalah gambaran yang dihasilkan oleh sensor nonfotografik atau sensor elektronik. Sensornya
Lebih terperinciPemetaan Perubahan Garis Pantai Menggunakan Citra Penginderaan Jauh di Pulau Batam
Pemetaan Perubahan Garis Pantai Menggunakan Citra Penginderaan Jauh di Pulau Batam Arif Roziqin 1 dan Oktavianto Gustin 2 Program Studi Teknik Geomatika, Politeknik Negeri Batam, Batam 29461 E-mail : arifroziqin@polibatam.ac.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penginderaan jauh merupakan teknologi penyadap dan produksi data citra digital permukaan bumi telah mengalami perkembangan sejak 1960-an. Hal ini dibuktikan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penginderaan jauh merupakan ilmu yang semakin berkembang pada masa sekarang, cepatnya perkembangan teknologi menghasilkan berbagai macam produk penginderaan jauh yang
Lebih terperinciAPLIKASI PJ UNTUK PENGGUNAAN TANAH. Ratna Saraswati Kuliah Aplikasi SIG 2
APLIKASI PJ UNTUK PENGGUNAAN TANAH Ratna Saraswati Kuliah Aplikasi SIG 2 Prosedur analisis citra untuk penggunaan tanah 1. Pra-pengolahan data atau pengolahan awal yang merupakan restorasi citra 2. Pemotongan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Persiapan Tahap persiapan merupakan tahapan penting dalam penelitian ini. Proses persiapan data ini berpengaruh pada hasil akhir penelitian. Persiapan yang dilakukan meliputi
Lebih terperinciPEMANFAATAN CITRA ASTER DIGITAL UNTUK ESTIMASI DAN PEMETAAN EROSI TANAH DI DAERAH ALIRAN SUNGAI OYO. Risma Fadhilla Arsy
PEMANFAATAN CITRA ASTER DIGITAL UNTUK ESTIMASI DAN PEMETAAN EROSI TANAH DI DAERAH ALIRAN SUNGAI OYO Risma Fadhilla Arsy Abstrak : Penelitian di Daerah Aliran Sungai Oyo ini bertujuan mengesktrak parameter
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan lahan merupakan hasil kegiatan manusia baik yang berlangsung secara siklus atau permanen pada sumberdaya lahan alami maupun buatan guna terpenuhinya kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hutan mangrove merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, yang didominasi oleh beberapa spesies pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada
Lebih terperinciANALISIS KELEMBABAN TANAH PERMUKAAN MELALUI CITRA LANDSAT 7 ETM+ DI WILAYAH DATARAN KABUPATEN PURWOREJO
ANALISIS KELEMBABAN TANAH PERMUKAAN MELALUI CITRA LANDSAT 7 ETM+ DI WILAYAH DATARAN KABUPATEN PURWOREJO Usulan Penelitian Untuk Skripsi S-1 Program Studi Geografi Disusun Oleh: Sediyo Adi Nugroho NIM:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan daerah memiliki peranan penting dalam menunjang pembangunan nasional. Pada masa Orde baru pembangunan nasional dikendalikan oleh pemerintah pusat, sedangkan
Lebih terperinciBab I Pendahuluan. I.1. Latar Belakang
1 Bab I Pendahuluan I.1. Latar Belakang Identifikasi merupakan langkah strategis dalam menyukseskan suatu pekerjaan. (Supriadi, 2007). Tujuan pemerintah dalam rangka penertiban dan pendayagunaan tanah
Lebih terperinciBAB III METODA. Gambar 3.1 Intensitas total yang diterima sensor radar (dimodifikasi dari GlobeSAR, 2002)
BAB III METODA 3.1 Penginderaan Jauh Pertanian Pada penginderaan jauh pertanian, total intensitas yang diterima sensor radar (radar backscattering) merupakan energi elektromagnetik yang terpantul dari
Lebih terperinciStandar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Bidang Informasi Geospasial Pusat Standardisasi dan Kelembagaan Informasi Geospasial Deputi Bidang Infrastruktur Informasi Geospasial Badan Informasi Geospasial
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 331 TAHUN 2013 TENTANG
MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 331 TAHUN 2013 TENTANG PENETAPAN STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA
Lebih terperinciKarena tidak pernah ada proyek yang dimulai tanpa terlebih dahulu menanyakan: DIMANA?
PENGUKURAN KEKOTAAN Geographic Information System (1) Lecture Note: by Sri Rezki Artini, ST., M.Eng Geomatic Engineering Study Program Dept. Of Geodetic Engineering Permohonan GIS!!! Karena tidak pernah
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
10 III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di laboratorium dan di lapang. Pengolahan citra dilakukan di Bagian Penginderaan Jauh dan Informasi Spasial dan penentuan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii PERNYATAAN... iii INTISARI... iv ABSTRACT... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR... xiii DAFTAR LAMPIRAN...
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Data 3.3 Tahapan Pelaksanaan
15 BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Juli sampai dengan April 2011 dengan daerah penelitian di Kabupaten Bogor, Kabupaten Sukabumi, dan Kabupaten Cianjur,
Lebih terperinciHasil klasifikasi citra ALOS PALSAR filterisasi Kuan. dengan ukuran kernel size 9x dengan ukuran kernel size 3x
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... v HALAMAN PERNYATAAN... vi HALAMAN PERSEMBAHAN... vii INTISARI... viii ABSTRACT... ix KATA PENGANTAR... x DAFTAR ISI... xii DAFTAR GAMBAR... xv DAFTAR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang mempunyai permasalahan dalam mengelola tata ruang. Permasalahan-permasalahan tata ruang tersebut juga timbul karena penduduk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada waktu sekarang dalam perekonomian manapun di permukaan bumi ini tumbuh dan berkembang berbagai macam lembaga keuangan. Semua lembaga keuangan tersebut mempunyai
Lebih terperinciBAB II METODE PENELITIAN
BAB II METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam analisis tingkat kekritisan lahan kawasan budidaya pertanian yaitu dengan menggunakan metode analisis data sekunder yang dilengkapi dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Realitas dinamika kehidupan pada masa lalu, telah meninggalkan jejak dalam bentuk nama tempat yang menggambarkan tentang kondisi tempat berdasarkan sudut filosofi,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian dilakukan dari bulan Juli sampai September 2011 di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Pengolahan data dilakukan di Laboratorium Analisis Lingkungan
Lebih terperinciPUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN B O G O R
KEMENTERIAN KEHUTANAN SEKRETARIAT JENDERAL PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN B O G O R K E P U T U S A N KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN Nomor : SK. 68 /Dik-1/2010 T e n t a n g
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Dalam Pasal 12 Undang-undang Kehutanan disebutkan bahwa. penyusunan rencana kehutanan. Pembentukan wilayah pengelolaan hutan
TINJAUAN PUSTAKA KPH (Kesatuan Pengelolaan Hutan) Dalam Pasal 12 Undang-undang Kehutanan disebutkan bahwa perencanaan kehutanan meliputi inventarisasi hutan, pengukuhan kawasan hutan, penatagunaan kawasan
Lebih terperinciix
DAFTAR ISI viii ix x DAFTAR TABEL Tabel 1.1. Emisivitas dari permukaan benda yang berbeda pada panjang gelombang 8 14 μm. 12 Tabel 1.2. Kesalahan suhu yang disebabkan oleh emisivitas objek pada suhu 288
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan tanaman perkebunan utama di Indonesia. Kelapa sawit menjadi komoditas penting dikarenakan mampu memiliki rendemen
Lebih terperinciKOMPONEN PENGINDERAAN JAUH. Sumber tenaga Atmosfer Interaksi antara tenaga dan objek Sensor Wahana Perolehan data Pengguna data
PENGINDERAAN JAUH KOMPONEN PENGINDERAAN JAUH Sumber tenaga Atmosfer Interaksi antara tenaga dan objek Sensor Wahana Perolehan data Pengguna data Lanjutan Sumber tenaga * Alamiah/sistem pasif : sinar matahari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penduduk akan berdampak secara spasial (keruangan). Menurut Yunus (2005),
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peningkatan jumlah penduduk yang disertai dengan peningkatan kegiatan penduduk akan berdampak secara spasial (keruangan). Menurut Yunus (2005), konsekuensi keruangan
Lebih terperinci5. PEMBAHASAN 5.1 Koreksi Radiometrik
5. PEMBAHASAN Penginderaan jauh mempunyai peran penting dalam inventarisasi sumberdaya alam. Berbagai kekurangan dan kelebihan yang dimiliki penginderaan jauh mampu memberikan informasi yang cepat khususnya
Lebih terperinciPEMANFAATAN TEKNOLOGI PENGINDERAAN JAUH UNTUK MONITORING DENSIFIKASI BANGUNAN DI DAERAH PERKOTAAN MAGELANG
PEMANFAATAN TEKNOLOGI PENGINDERAAN JAUH UNTUK MONITORING DENSIFIKASI BANGUNAN DI DAERAH PERKOTAAN MAGELANG Vembri Satya Nugraha vembrisatyanugraha@gmail.com Zuharnen zuharnen@ugm.ac.id Abstract This study
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penginderaan Jauh Penginderaan jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang suatu obyek, daerah, atau fenomena melalui analisis data yang diperoleh dengan
Lebih terperinciRENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PROGRAM STUDI KEHUTANAN FAKULTAS KEHUTANAN UNIVERSITAS HASANUDDIN Mata Kuliah : Sistem Informasi Spasial
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PROGRAM STUDI KEHUTANAN FAKULTAS KEHUTANAN UNIVERSITAS HASANUDDIN Mata Kuliah : Sistem Informasi Spasial Kehutanan Kode MK/SKS : 201M110317 /3 Semester : 3 (tiga) Mata
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 HASIL KEGIATAN PKPP 2012
LAMPIRAN 1 HASIL KEGIATAN PKPP 2012 JUDUL KEGIATAN: PENGUATAN KAPASITAS DAERAH DAN SINERGITAS PEMANFAATAN DATA INDERAJA UNTUK EKSTRAKSI INFORMASI KUALITAS DANAU BAGI KESESUAIAN BUDIDAYA PERIKANAN DARAT
Lebih terperinciLAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 331 TAHUN 2013
LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 331 TAHUN 2013 TENTANG PENETAPAN STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA KATEGORI JASA PROFESIONAL, ILMIAH, DAN TEKNIS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peta merupakan representasi dari permukaan bumi baik sebagian atau keseluruhannya yang divisualisasikan pada bidang proyeksi tertentu dengan menggunakan skala tertentu.
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di daerah Daerah Aliran Sungai (DAS) Cipunagara dan sekitarnya, Jawa Barat (Gambar 1). DAS Cipunagara berada dibawah pengelolaan
Lebih terperinciStandar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia. Bidang Informasi Geospasial [SKKNI - IG] Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Bidang Informasi Geospasial [SKKNI - IG] Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Bidang Informasi
Lebih terperinciStudi Perhitungan Jumlah Pohon Kelapa Sawit Menggunakan Metode Klasifikasi Berbasis Obyek
1 Studi Perhitungan Jumlah Pohon Kelapa Sawit Menggunakan Metode Klasifikasi Berbasis Obyek Hepi Hapsari Handayani, Maria Regina Caeli Jurusan Teknik Geomatika, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut
Lebih terperinciLampiran 1. Peta klasifikasi penutup lahan Kodya Bogor tahun 1997
LAMPIRAN Lampiran 1. Peta klasifikasi penutup lahan Kodya Bogor tahun 1997 17 Lampiran 2. Peta klasifikasi penutup lahan Kodya Bogor tahun 2006 18 Lampiran 3. Peta sebaran suhu permukaan Kodya Bogor tahun
Lebih terperincimenunjukkan nilai keakuratan yang cukup baik karena nilai tersebut lebih kecil dari limit maksimum kesalahan rata-rata yaitu 0,5 piksel.
Lampiran 1. Praproses Citra 1. Perbaikan Citra Satelit Landsat Perbaikan ini dilakukan untuk menutupi citra satelit landsat yang rusak dengan data citra yang lainnya, pada penelitian ini dilakukan penggabungan
Lebih terperinciBAB II PEMBAHASAN 1. Pengertian Geogrhafic Information System (GIS) 2. Sejarah GIS
BAB II PEMBAHASAN 1. Pengertian Geogrhafic Information System (GIS) Sistem Informasi Geografis atau disingkat SIG dalam bahasa Inggris Geographic Information System (disingkat GIS) merupakan sistem informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dinamika bentuk dan struktur bumi dijabarkan dalam berbagai teori oleh para ilmuwan, salah satu teori yang berkembang yaitu teori tektonik lempeng. Teori ini
Lebih terperinciStandar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Bidang Informasi Geospasial Pusat Standardisasi dan Kelembagaan Informasi Geospasial Deputi Bidang Infrastruktur Informasi Geospasial Badan Informasi Geospasial
Lebih terperinciSarono Sigit Heru Murti B.S
ESTIMASI PRODUKSI PADI DENGAN MENGGUNAKAN NDVI (NORMALIZED DIFFERENCE VEGETATION INDEXS) PADA LAHAN SAWAH HASIL SEGMENTASI CITRA ALOS DI KABUPATEN KARANGANYAR Sarono sarono34@gmail.com Sigit Heru Murti
Lebih terperinciDAFTAR ISI. . iii PRAKATA DAFTAR ISI. . vii DAFTAR TABEL. xii DAFTAR GAMBAR. xvii DAFTAR LAMPIRAN. xxii DAFTAR SINGKATAN.
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL. i HALAMAN PENGESAHAN DISERTASI. ii PERNYATAAN. iii PRAKATA. iv DAFTAR ISI. vii DAFTAR TABEL. xii DAFTAR GAMBAR. xvii DAFTAR LAMPIRAN. xxii DAFTAR SINGKATAN. xxiii INTISARI. xxiv
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lahan merupakan sumberdaya alam yang bersifat langka karena jumlahnya tidak bertambah, tetapi kebutuhan terhadap lahan selalu meningkat. Alih fungsi lahan pertanian
Lebih terperinciOrientasi adalah usaha peninjauan untuk menentukan sikap (arah, tempat, dan sebagainya) yang tepat dan benar (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1989).
BAB II METODE KAJIAN 2.1. Pengertian Rekonstruksi, dari kata re : kembali, dan konstruksi : susunan, model, atau tata letak suatu bangunan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1989), dalam hal ini rekonstruksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pertambahan penduduk daerah perkotaan di negara-negara berkembang,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertambahan penduduk daerah perkotaan di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, masih cukup tinggi. Salah satu penyebab adanya laju pertambahan penduduk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kecamatan Kejajar merupakan salah satu kecamatan yang terletak di Pegunungan Dieng Kabupaten Wonosobo dengan kemiringan lereng > 40 %. Suhu udara Pegunungan Dieng
Lebih terperinciJENIS CITRA
JENIS CITRA PJ SENSOR Tenaga yang dipantulkan dari obyek di permukaan bumi akan diterima dan direkam oleh SENSOR. Tiap sensor memiliki kepekaan tersendiri terhadap bagian spektrum elektromagnetik. Kepekaannya
Lebih terperinciEvaluasi Cakupan Sinyal BTS Secara Spasial Di Sebagian Kabupaten Buleleng Provinsi Bali
Evaluasi Cakupan Sinyal BTS Secara Spasial Di Sebagian Kabupaten Buleleng Provinsi Bali Susanti geokpjsusan@gmail.com Noorhadi Rahardjo noorhadi@ugm.ac.id Abstract The development of communication technology
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di bumi terdapat kira-kira 1,3 1,4 milyar km³ air : 97,5% adalah air laut, 1,75% berbentuk es dan 0,73% berada di daratan sebagai air sungai, air danau, air tanah,
Lebih terperinciMendeteksi Kebakaran Hutan Di Indonesia dari Format Data Raster
Tugas kelompok Pengindraan jauh Mendeteksi Kebakaran Hutan Di Indonesia dari Format Data Raster Oleh Fitri Aini 0910952076 Fadilla Zennifa 0910951006 Winda Alvin 1010953048 Jurusan Teknik Elektro Fakultas
Lebih terperinciSKKNI IG SKKNI IG 2016: Sub Bidang Fotogrametri* Harintaka Dept. Teknik Geodesi FT-UGM
: Sub Bidang * Harintaka Dept. Teknik Geodesi FT-UGM Disampaikan pada Seminar di Fakultas Geografi, 23 November 2016 *Status 14 Oktober 2016, dimungkinkan ada penyesuaian Paradigma SKKNI 2016 SKKNI 2016:
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lahan, Penggunaan Lahan dan Perubahan Penggunaan Lahan
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lahan, Penggunaan Lahan dan Perubahan Penggunaan Lahan Lahan adalah suatu wilayah daratan yang ciri-cirinya menerangkan semua tanda pengenal biosfer, atsmosfer, tanah geologi,
Lebih terperinciBAB IV PENGOLAHAN DATA
BAB IV PENGOLAHAN DATA 4.1 Koreksi Geometrik Langkah awal yang harus dilakukan pada penelitian ini adalah melakukan koreksi geometrik pada citra Radarsat. Hal ini perlu dilakukan karena citra tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris dimana sebagian besar penduduknya bekerja sebagai petani. Berdasarkan sensus penduduk tahun 2010, jumlah penduduk yang bermata pencaharian
Lebih terperinciAPLIKASI PENGINDERAAN JAUH DAN SIG UNTUK ESTIMASI PRODUKSI PADI BERDASARKAN POLA TANAM DI KABUPATEN BANTUL
APLIKASI PENGINDERAAN JAUH DAN SIG UNTUK ESTIMASI PRODUKSI PADI BERDASARKAN POLA TANAM DI KABUPATEN BANTUL Surya Fajar Hidayat, Sigit Heru Murti Kartografi dan Penginderaan Jauh Fakultas Geografi UGM ABSTRAK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia wilayahnya membentang dari 6⁰ Lintang Utara sampai 11⁰08 Lintang Selatan dan 95⁰ Bujur Timur sampai 141⁰45 Bujur Timur. Indonesia merupakan negara kepulauan yang
Lebih terperinciAnalisis DEM SRTM untuk Penilaian Kesesuaian Lahan Kopi dan Kakao: Studi Kasus di Kabupaten Manggarai Timur. Ari Wahono 1)
Analisis DEM SRTM untuk Penilaian Kesesuaian Lahan Kopi dan Kakao: Studi Kasus di Kabupaten Manggarai Timur Ari Wahono 1) 1) Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Jl. PB. Sudirman 90 Jember 68118
Lebih terperinciBab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang
1 Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Kegiatan pengukuran dan pemetaan bidang tanah memerlukan acuan arah dan informasi geospasial. Diperlukan peta dasar pendaftaran dan peta kerja yang dapat dijadikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 1974 tentang Pengairan menegaskan bahwa air beserta sumber-sumbernya, termasuk kekayaan alam yang terkandung didalamnya
Lebih terperinciIndra Jaya Kusuma, Hepi Hapsari Handayani Program Studi Teknik Geomatika, FTSP, ITS-Sukolilo, Surabaya,
Studi Klasifikasi Berbasis Objek Untuk Kesesuaian Tutupan Lahan Tambak, Konservasi dan Permukiman Kawasan Pesisir (Studi Kasus: Kec.Asemrowo, Krembangan, Pabean Cantikan, dan Semampir, Kota Surabaya) STUDI
Lebih terperinciKOTA. Skripsi S-1 Program. Diajukan Oleh. Hendy NIM : E Kepada
ANALISIS TINGKAT KEMACETAN LALU-LINTAS DENGAN MEMANFAATKAN CITRA SATELITT IKONOS DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI RUAS JALAN AHMAD YANI, JALAN SLAMET RIYADI DAN JALAN OERIP SUMOHARJO KOTA SURAKARTA Skripsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Berdasarkan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999, bahwa mangrove merupakan ekosistem hutan, dengan definisi hutan adalah suatu ekosistem hamparan lahan berisi sumber daya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjangkau oleh daya beli masyarakat (Pasal 3, Undang-undang No. 14 Tahun 1992
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Transportasi jalan diselenggarakan dengan tujuan untuk mewujudkan lalu lintas dan angkutan jalan dengan selamat, aman, cepat, tertib dan teratur, nyaman dan efisien,
Lebih terperinciSISTEM INFORMASI GEOGRAFI. Data spasial direpresentasikan di dalam basis data sebagai vektor atau raster.
GEOGRAFI KELAS XII IPS - KURIKULUM GABUNGAN 14 Sesi NGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI A. MODEL DATA SPASIAL Data spasial direpresentasikan di dalam basis data sebagai vektor atau raster. a. Model Data Vektor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penginderaan jauh yaitu berbagai teknik yang dikembangkan untuk perolehan dan analisis informasi tentang bumi. Informasi tersebut berbentuk radiasi elektromagnetik
Lebih terperinciSudaryanto dan Melania Swetika Rini*
PENENTUAN RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) DENGAN INDEX VEGETASI NDVI BERBASIS CITRA ALOS AVNIR -2 DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI DI KOTA YOGYAKARTA DAN SEKITARNYA Sudaryanto dan Melania Swetika Rini* Abstrak:
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Atas (SMA) Swasta, Madrasah Aliyah Negeri (MAN), Madrasah Aliyah Swasta
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kota Bandar Lampung memiliki beberapa Sekolah Menengah Atas (SMA) sederajat diantaranya Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri, Sekolah Menengah Atas (SMA) Swasta,
Lebih terperinci