BAB 2 LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 11 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Kualitas Banyak pakar dari bidang kualitas yang mencoba untuk mendefinisikan kualitas berdasarkan sudut pandangnya masing-masing, seperti di bawah ini: Pengertian classic mengenai kualitas: berfokus pada aktifitas inspeksi yang mengandalkan strategi pendeteksian (strategy of detection) untuk mencegah lolosnya produk cacat ke tangan pelanggan. Tidak memberikan kontribusi pada peningkatan mutu. Pengertian modern, mengenai kualitas: berorientasi pada strategi pencegahan (strategy of prevention) sebelum terjadinya kerusakan dengan jalan melaksanakan aktivitas dengan baik dan benar pada waktu pertama kali mulai melakukan aktivitas. Diusahakan meningkatkan mutu dan mampu mengurangi biaya produksi. Menurut Taguchi mutu suatu produk adalah kerugian (minimum) yang dibebankan produk kepada masyarakat sejak produk itu dikirim.

2 12 Kualitas didefinisikan sebagai konsistensi peningkatan atau perbaikan dan penurunan variasi karakteristik dari suatu produk (barang dan/atau jasa) yang dihasilkan, agar memenuhi kebutuhan yang telah di spesifikasikan, guna meningkatkan kepuasan pelanggan internal maupun eksternal (Gasperz Vincent,1998). Menurut Deming kualitas adalah apapun yang menjadi kebutuhan dan keinginan konsumen. Menurut Crosby (1979) mempresentasikan kualitas sebagai nihil cacat, kesempurnaan dan kesesuaian terhadap persyaratan. Menurut Juran (1988) mendefinisikan mutu sebagai kesesuaian terhadap spesifikasi. Menurut Goetsch Davis, 1994 kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan. Berkualitas adalah jika suatu barang, jasa, aktifitas, atau apapun yang kita dapatkan bisa membuat kita merasa puas (Eugene L. Grant dan Richard S. Leavenworth, 1998).

3 Definisi Six Sigma Sigma (σ) adalah huruf ke-18 dalam abjad Yunani yang melambangkan variasi atau variabilitas. Dalam Statistical Quality Control, diartikan sebagai standar deviasi. Standar deviasi adalah cara statistikal untuk menggambarkan seberapa banyak variasi terjadi dalam sekumpulan data, sekelompok item, atau sebuah proses (Pande & Holpp, 2002). Sejarah Six Sigma dimulai dengan diterapkannya metode ini pertama kali oleh perusahaan Motorola pada tahun 1980 yang digerakkan oleh sang manager perusahaan yang bernama Bill Smith dan dibantu oleh CEO-nya Bob Galvin. Pada era tersebut, Motorola menggunakan statistics tools yang digabungkan dengan ilmu manajemen yang menggunakan financial metrics sebagai salah satu alat ukur dari quality improvement. Lalu konsep tersebut dikembangkan lebih lanjut oleh Dr. Mikel Harry dan Richard Schroeder sehingga digunakan secara luas oleh perusahaan-perusahaan lainnya (D. Manggala, Mengenal Six Sigma Secara Sederhana). Six Sigma merupakan salah satu metode pengendalian kualitas yang bertujuan untuk menekan angka kecacatan sekecil mungkin dalam peluang sebesar 3,4 kegagalan per sejuta kesempatan, yaitu sebesar 99,997 % penetapan target kinerja dimana cacat dalam banyak proses dan produk menjadi hampir tidak ada atau dengan kata lain mendekati sempurna.

4 14 Manfaat Six Sigma (Pande, 2003) yaitu: Menghasilkan sukses berkelanjutan Salah satu cara untuk melanjutkan pertumbuhan dua digit dan tetap menguasai sebuah pasar yang aman adalah dengan terus menerus berinovasi dan membuat kembali organisasi. Six Sigma menciptakan keahlian dan budaya untuk terus bangkit kembali. Mengatur tujuan kinerja bagi setiap orang Six Sigma menggunakan kerangka kerja bisnis bersama untuk menciptakan sebuah tujuan yang konsisten, kinerja Six Sigma atau sebuah tingkat kinerja yang sesempurna mungkin. Siapapun yang memahami persyaratan pelanggan mereka dapat menilai kinerja mereka terhadap tujuan Six Sigma yakni sempurna 99,997%, sebuah standar yang sangat tinggi yang membuat sebagian besar dari pandangan-pandangan sebelumnya terhadap kinerja yang excellent menjadi tampak rendah. Memperkuat nilai kepada pelanggan Jack Welch, salah satu eksekutif General Electric mengatakan, Kami ingin membuat kualitas kami sangat spesial, sangat berharga bagi pelanggan kami, sangat penting bagi sukses mereka sehingga produk kami menjadi satu-satunya pilihan riil mereka, fokus pada pelanggan pada inti Six Sigma berarti mempelajari apa yang berarti bagi para pelanggan (dan

5 15 pelanggan prospektif) dan merencanakan bagaimana mengirimnya kepada mereka secara profitable. Mempercepat tingkat perbaikan Six Sigma membantu sebuah perusahaan untuk tidak hanya meningkatkan kinerja, tetapi juga meningkatkan perbaikan dalam usaha memenuhi tuntutan pelanggan. Mempromosikan pembelajaran dan Cross Pollination Six Sigma merupakan pendekatan yang dapat meningkatkan dan mempercepat pengembangan dan penyebaran ide-ide baru di sebuah organisasi keseluruhan. Nilai Six Sigma sebagai alat pembelajaran dinilai kritis, misalnya orang-orang yang terlatih dengan keahlian dalam banyak proses dan bagaimana mengelola dan memperbaiki proses dapat dipindah ke divisi lain bukan hanya dengan kurva pembelajaran yang lebih pendek, tetapi benar-benar dengan ide yang lebih baik dan lebih cepat. Melakukan perubahan stratejik Memperkenalkan produk-produk baru, menjalin kerja sama baru, memasuki pangsa pasar baru, menggandeng organisasi-organsasi baru, saat ini telah menjadi peristiwa harian di banyak perusahaan. Memahami dengan lebih baik proses dan prosedur perusahaan akan memberikan kemampuan yang lebih besar untuk melakukan penyesuaian-penyesuaian kecil maupun besar yang dituntut oleh sukses bisnis abad 21.

6 16 Six Sigma dapat diterapkan dengan melakukan suatu tahapan terstruktur yang disebut dengan metode DMAIC. Metode ini terdiri dari tahap Define (Mendefinisikan), Measure (Mengukur), Analyze (Menganalisis), Improve (Memperbaiki), dan Control (Mengendalikan). Tahapan-tahapan tersebut masing-masing memiliki pengertian mengenai apa saja yang harus dilakukan untuk menerapkan metode Six Sigma, yaitu: - Define Dapat disebut juga sebagai tahap pendefinisian masalah. Tim Six Sigma harus mampu melakukan identifikasi masalah yang terjadi agar kemudian dilakukan project scoping atau penentuan cakupan proyek. Dalam tahap ini, tim mempelajari masalah apa yang sedang terjadi dari data-data yang telah diperoleh. Setelah itu masuk ke dalam project scoping, dimana hasil dari kesimpulan masalah tersebut diberi label sebagai penyebab atau yang melatarbelakangi permasalahan yang ada. Pernyataan masalah yang baik dapat ditentukan dengan cara mengidentifikasi pelanggan dan faktor-faktor penentu kepuasan pelanggan paling penting diperhatikan terdapat dalam CTQ (Critical To Quality). Pemahaman akan CTQ pelanggan akan dapat membantu untuk menyeleksi faktor-faktor terpenting. Identifikasi CTQ membutuhkan pemahaman akan suara pelanggan (Voice Of the Customer), yaitu kebutuhan pelanggan yang diekspresikan dalam bahasa pelanggan itu

7 17 sendiri (Evans Lindsay, 2007). Cara yang dapat membantu dalam penentuan tahap define pada proyek Six Sigma yaitu: a. Kuisioner Cara ini digunakan untuk mengetahui keinginan pelanggan sehingga bermanfaat dalam penetapan CTQ. Cara kerja alat ini yaitu dengan membuat pertanyaan yang berkaitan dengan objek permasalahan dan disebarkan kepada pelanggan yang menjadi responden dari pertanyaan yang diajukan. b. Wawancara Cara ini digunakan untuk mengetahui standarisasi yang dibuat oleh perusahaan yang dapat bertujuan untuk membantu mengidentifikasikan faktor-faktor CTQ. Teknik wawancara dilakukan dengan cara mengadakan tanya jawab dengan pihak terkait.

8 18 - Measure Tahap ini adalah melakukan pengukuran terhadap defects dan operasi proses. Measurement merupakan sebuah kunci dari langkah yang transisional pada metode Six Sigma yang dapat membantu dalam memecahkan masalah dan memulai dalam pencarian akar permasalahan yang nantinya akan berguna bagi tahap selanjutnya. Pengukuran yang dilakukan dapat berupa, pengukuran stabilitas proses, penghitungan peluang defect, pengukuran terhadap proporsi kecacatan, dan lain sebagainya (Pete Pande, 2005). - Analyze Tujuan dari tahap Analyze ini adalah untuk mengidentifikasi dan memverifikasi sebuah akar penyebab dari suatu permasalahan. Analisis dilakukan sebagai langkah untuk mengidentifikasi sekaligus menjawab suatu akar permasalahan dari sebuah masalah dengan mengandalkan data atau informasi yang ada. Pande memberikan pemahaman tentang proses Analyze Cycle yang dimulai dengan menggabungkan pengalaman, data atau ukuran, dan tinjauan terhadap proses dan kemudian menyusunnya sebagai praduga awal, atau hipotesis terhadap akar masalah (Pete Pande, 2005).

9 19 - Improve Dari hasil analisis yang berujung pada suatu kesimpulan, saatnya melakukan improvement atau tahap perbaikan proses. Langkah ini ditujukan agar perbaikan yang diusulkan memiliki peningkatan yang sesuai dengan harapan. Pengusulan improvement ini merupakan ide-ide yang telah dievaluasi agar usulan perbaikan yang diajukan berjalan secara efektif dengan harapan memberikan hasil yang lebih produktif dan efisien tanpa mengurangi kualitasnya sedikitpun. Pada titik ini, improvement menjadi implement. Implementasi bukanlah suatu aktivitas yang berupa just do it. Solusi-solusi yang telah diberikan harus dikelola dengan cermat dan diuji. Dalam Six Sigma, improvement yang dilakukan dapat ditentukan melalui sebuah metode yang dikenal dengan FMEA (Failure Mode Effect Analysis), yaitu suatu acuan dalam menjalankan proses untuk mengidentifikasi dan memprioritaskan masalah-masalah penting (kegagalan) bagi perusahaan yang didapatkan dari pengembangan ide-ide pemecahan masalah tersebut untuk melakukan proses evaluasi dan dapat dijadikan pembanding oleh perusahaan. FMEA merupakan suatu acuan dalam menjalankan proses untuk mengidentifikasi dan memprioritaskan masalah-masalah penting (kegagalan).

10 20 Tujuan dari kegiatan ini yaitu untuk mengestimasi dampak dan keseriusan dampak dari kegagalan yang terjadi, serta merekomendasikan suatu tindakan desain yang bersifat korektif. Evans & Lindsay menjelaskan bahwa, FMEA terdiri dari beberapa spesifikasi informasi untuk masing-masing elemen atau fungsi desain, yaitu: Modus Kegagalan (Failure), yaitu suatu cara dimana masingmasing elemen dapat mengalami proses kegagalan. Hal yang diperlukan untuk mendapatkan informasi berupa sejumlah riset dan ide-ide yang bersifat imajinatif Dampak kegagalan pada pelanggan, yaitu suatu perilaku ketidakpuasan terhadap keadaan. Dengan memperoleh keluhan dari pelanggan dan juga laporan garansi maka hal tersebut menjadikan sumber informasi yang baik. Tingkat keparahan, kemungkinan terjadi dan perangkat deteksi, yaitu suatu tindakan yang menyebabkan ketidakpuasan pelanggan yang tinggi. Frekuensi kejadian berdasarkan dari kinerja lapangan yang memberikan indikasi mengenai tingkat signifikasi kegagalan tersebut. Berdasarkan tingkat prioritas resiko dapat ditentukan untuk mengidentifikasi mode kegagalan yang terlebih dulu harus diselesaikan.

11 21 Sebab-sebab potensial kegagalan, yaitu pembuatan diagram sebab akibat yang dapat membantu mengisolasi sebab-sebab khusus. Tindakan korektif atau pengendalian, yaitu pengendalian proses agar mencegah terjadinya kesalahan dengan mengikuti instruksi penggunaan yang lebih baik. FMEA dapat diterapkan pada tingkatan subsistem atau sistem dari suatu desain produk maupun pada proses produksi untuk mencegah permasalahan yang terjadi sehingga dapat memperbaiki stabilitas proses dari Six Sigma. Penggunaan FMEA ini juga dapat digunakan untuk mengurangi biaya-biaya kegagalan eksternal terutama biaya garansi serta mengurangi masalah produksi dan jasa pengiriman. - Control Tindakan control dilakukan agar proses berjalan dengan baik dan terkendali. Langkah pengendalian ini bisa berupa pengecekan yang dilakukan pada lembar periksa yang dilakukan secara berkala untuk memantau bahwa proses telah dilakukan secara benar.

12 Atribut Six Sigma Penerapan Six Sigma membutuhkan alat bantu dalam pengerjaan dan pengukuran terhadap data-data yang telah diperoleh dari hasil pengamatan dan pengidentifikasian masalah. Atribut yang sering digunakan dalam pengerjaan Six Sigma adalah: a. Peta Proses (Flowchart) Digunakan untuk menunjukkan detail-detail sebuah proses, meliputi tugas dan prosedur, jalur alternatif, poin-poin keputusan, dan pengerjaan ulang. b. Diagram Sebab-Akibat (Fish Bone Diagram) Diagram ini merupakan teknik popular, yang juga disebut diagram Ishikawa atau diagram sebab-akibat (cause and effect diagram). Fish Bone, digunakan untuk melakukan brainstorming terhadap penyebabpenyebab yang mungkin terhadap suatu masalah (efek), dan penyebabpenyebab yang mungkin pada kelompok. Diagram ini berguna untuk mengumpulkan ide-ide mengenai di mana masalah dapat muncul, dan faktor-faktor penyebabnya. c. Diagram Pareto (Pareto Chart) Merupakan diagram batang yang mengelompokan suatu masalah dari yang peluangnya paling besar hingga yang peluangnya paling kecil. Hal tersebut berguna untuk memfokuskan solusi yang paling berpengaruh terhadap masalah yang ada.

13 23 Diagram pareto mengacu kepada prinsip 80% kebanyakan adalah masalah dan 20% adalah penyebab. d. Diagram SIPOC SIPOC merupakan suatu diagram yang menggambarkan sebuah proses mayor yang meliputi Supplier, Input, Process, Output, dan Customer. Diagram ini digunakan untuk menunjukkan aktivitas mayor, atau subproses, dalam sebuah proses bisnis, bersama-sama dengan kerangka kerja dari proses. Diagram ini juga digunakan untuk membantu menentukan batasan-batasan dan elemen-elemen kritis dari sebuah proses, tanpa menjadi begitu detail sehingga kehilangan gambar besar. SIPOC ini digunakan pada tahap Define. (Pande Pete, 2005) e. Peta kontrol (Control Chart) Merupakan diagram yang menunjukkan apakah suatu proses berada dalam pengendalian statistikal atau tidak. Peta kontrol diperkenalkan pertama kali oleh Dr. Walter Andrew Shewhart pada tahun 1924 untuk menghilangkan variasi tidak normal melalui pemisahan variasi yang disebabkan oleh penyebab khusus dari variasi yang disebabkan oleh penyebab umum. Menurut Gaspersz Vincent (1998), pada dasarnya semua proses menampilkan variasi, namun manajemen harus mampu mengendalikan

14 24 proses dengan cara menghilangkan variasi-variasi tersebut, sehingga yang tersisa hanyalah variasi penyebab umum. Peta kontrol digunakan untuk: Menentukan apakah suatu proses berada dalam pengendalian statistikal Memantau suatu proses secara terus-menerus agar tetap stabil Menentukan kemampuan atau kapabilitas dari suatu proses Penggunaan peta kontrol dibagi menjadi dua berdasarkan sifat atau jenis data yang diperoleh, yaitu: 1. Peta kontrol untuk data atribut Peta kontrol untuk jenis data atribut adalah peta kontrol yang digunakan dengan alasan bahwa data yang diperoleh berisi tentang ya atau tidak, baik atau buruk, sesuai atau tidak sesuai, berhasil atau gagal, dan lain-lain. Kebanyakan data atribut, diperoleh melalui pemeriksaan secara visual. Terdapat 4 jenis peta kontrol atribut, yaitu p, np, c, dan u. Kegunaan untuk masing-masing peta kontrol tersebut dibedakan oleh tipe data yang akan dipergunakan. 2. Peta kontrol untuk data variabel Peta kontrol untuk jenis data variabel digunakan untuk data yang berjenis spesifikasi ukuran, seperti panjang, lebar, diameter,

15 25 dan lain-lain. Pengukuran variabel biasanya diekspresikan dengan angka-angka statistik seperti rata-rata dan deviasi standar. Terdapat beberapa jenis peta kontrol untuk data variabel, yaitu X-bar dan R, dan X dan MR. Penggunaan masing-masing peta kontrol tersebut dapat dijelaskan dengan flowchart berikut ini: Sumber: Evans R James dan William M. Lindsay. (2005) Gambar 2.1 Diagram Alir Penjelasan Jenis Peta Kontrol yang digunakan f. Lembar Pengecekan (Check Sheet)

16 26 Merupakan suatu form yang berguna untuk memeriksa item yang akan diperiksa dan dicetak pada form tersebut, sehingga data yang diperoleh dapat dikumpulkan dengan mudah dan ringkas. 2.4 Six Sigma Team Mengacu pada teori Evans & Lindsay (2007), yang memberikan pengertian mengenai tim dan peran dari masing-masing tim Six Sigma, yaitu: Tim (team) adalah sejumlah orang dengan kemampuan yang saling melengkapi serta kemudian berkomitmen untuk mencapai tujuan yang sama, menentukan sasaran kinerja, dan menentukan pendekatan pertanggung jawaban bersama. Dengan demikian tim adalah alat yang sesuai untuk mengimplementasikan proyek Six Sigma. Berikut ini adalah peran dari masing-masing tim: Pendukung (Champion) Yaitu para manajer tingkat senior yang mempromosikan dan memimpin perancangan six sigma ke dalam suatu wilayah bisnis yang penting. Para pendukung (Champion) memahami filosofi dan perangkat Six Sigma, memilih proyek, menentukan tujuan, mengalokasikan sumber daya, serta berperan sebagai mentor bagi tim. Pendukung (Champion) adalah pemilik proyek Six Sigma

17 27 dan bertanggung jawab atas penyelesaian dan hasil proyek tersebut. Master Sabuk Hitam (Master Black Belt) Adalah para ahli Six Sigma penuh waktu (full time) yang bertanggung jawab atas strategi,pelatihan bimbingan, pelaksanaan dan hasil Six Sigma. Master Sabuk Hitam telah menjalani pelatihan tingkat tinggi untuk menggunakan perangkat dan metode Six Sigma serta memberikan jasa keahlian teknis tingkat lanjut. Mereka bekerja lintas organisasi untuk membangun dan memendu tim, memberikan pelatihan dan memimpin perubahan. Tugas utama mereka adalah untuk memandu dan memberi saran mengenai arahan teknis kepada tim serta membantu jika terjadi permasalahan. Sabuk Hitam (Black Belt) Adalah para ahli Six Sigma yang sudah menjalani pelatihan hingga 160 jam dan bertugas melakukan analisis teknis yang dibutuhkan untuk melaksanakan proyek Six Sigma. Biasanya full time. Mereka memiliki pengetahuan tingkat lanjut mengenai peringkat dan metode DMAIC dapat menerapkannya baik secara individu maupun sebagai pemimpin tim. Para Sabuk Hitam bertugas menterjemahkan masalah-maslah teknis ke dalam bahasa

18 28 yang dapat dimengerti oleh champion. Orang-orang di golongan Sabuk Hitam harus memiliki kepemimpinan yang baik dan kemampuan berkomunikasi selain kemampuan dan pengetahuan teknis. Oleh karena itu, banyak perusahaan yang mengincar para sabuk hitam untuk menjadi pemimpin bisnis masa depan. Sabuk Hijau (Green Belt) Adalah para karyawan fungsional yang sudah menjalani pelatihan dalam perangkat dan metode Six Sigma serta melaksanakan proyek secara paruh waktu dengan cara membantu sabuk hitam sambil membangun pengetahuan serta kemampuan mereka. Mereka melaksanakan analisis data dasar serta memberi ide-ide perbaikan. Para sabuk hijau yang sukses biasanya dipromosikan menjadi sabuk hitam. Anggota Tim Adalah individu dari berbagai wilayah fungsional yang mendukung proyek-proyek tertentu. Mereka biasanya bertugas mengumpulkan data atau melakukan eksperimen karena pengetahuan fungsional mereka mengenai proses detail.

19 Biaya Kualitas Menurut teori yang dikembangkan oleh Evans & Lindsay (2005), konsep biaya dalam kualitas dapat membantu dalam melakukan identifikasi pengukuran hasil. Oleh karena itu, penggunaan konsep biaya dalam proyek Six Sigma bisa menjadi tolok ukur apakah Six Sigma yang diterapkan berjalan secara efektif atau tidak, jika dilihat dari efisiensi cost yang dihasilkan. Metodologi Six Sigma mewajibkan pengukuran serta pelaporan tujuan kinerja dan penggunaan indikator kinerja untuk menjaga serta memantau perbaikan. Proses biaya kualitas (Cost of Quality) seringkali membantu dalam pengidentifikasian kesempatan serta pengukuran hasil. Seperti yang dikemukakan oleh Evans & Lindsay (2005) bahwa terdapat empat kategori utama klasifikasi biaya kualitas, yaitu: 1. Biaya pencegahan (Prevention Cost) Merupakan biaya yang dikeluarkan untuk mencegah terjadinya produk yang tidak memenuhi kualifikasi dan mencegah produk tersebut sampai ke tangan pelanggan. 2. Biaya penilaian (Appraisal Cost) Merupakan biaya yang berkaitan dengan upaya untuk menjaga kesesuaian dengan kebutuhan, biasanya melalui pengukuran dan analisis data untuk mendeteksi ketidaklayakan.

20 30 3. Biaya kegagalan internal (Internal Failure Cost) Biaya ini terjadi ketika produk dengan kualitas yang tidak memuaskan ditemukan sebelum pengiriman kepada pelanggan. 4. Biaya kegagalan eksternal (External Failure Cost) Biaya ini terjadi ketika produk dengan kualitas yang rendah mencapai pelanggan. Yang termasuk ke dalam cakupan biaya ini adalah: Konsep biaya yang diterapkan pada metode Six Sigma akan dapat memberikan dampak yang signifikan pada perusahaan, karena berfokus kepada keuntungan finansial.

21 Produk Crank Shaft Sumber: PT.Yamaha Indonesia Motor Manufacturing Gambar 2.2 Rangkaian Mesin Motor Crank shaft dapat disebut juga sebagai jantung pada mesin motor. Crank shaft berfungsi sebagai pengubah gerak maju mundur dari piston menjadi gerak putar atau gerak rotasi. Jenis crank yang dihasilkan beraneka ragam baik dari segi ukuran maupun bentuknya yang disesuaikan dengan tipe motor.

22 32 Jenis-jenis crank yang diproduksi oleh PT. Yamaha Indonesia Motor Manufacturing adalah : 5XT : untuk part yang di export ke YMC Jepang 5BP : dipakai pada sepeda motor Scorpio-Z 5TP : dipakai pada sepeda motor Vega R dan Jupiter-Z 5LM : dipakai pada sepeda motor Vega R lama 1S7 : dipakai pada sepeda motor Jupiter-MX tanpa kopling 3C1 : dipakai pada sepeda motor Vixion 5TL : dipakai pada sepeda motor Mio dan Nouvo-Z 2D5 : untuk part yang di export ke Brazil 2S6 : dipakai pada sepeda motor Jupiter-MX kopling 3WL : dipakai pada sepeda motor RX-king

23 33

BAB III SIX SIGMA. Six Sigma pertama kali digunakan oleh perusahaan Motorola pada tahun

BAB III SIX SIGMA. Six Sigma pertama kali digunakan oleh perusahaan Motorola pada tahun 34 BAB III SIX SIGMA 3.1 Sejarah Six Sigma Six Sigma pertama kali digunakan oleh perusahaan Motorola pada tahun 1980-an oleh seorang engineer bernama Bill Smith. Hal ini dilatarbelakangi oleh hilangnya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi adalah suatu proses berpikir yang dilakukan dalam penulisan suatu laporan, mulai dari menentukan judul dan permasalahan, melakukan pengumpulan data yang akan digunakan

Lebih terperinci

METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Diagram Alir Metodologi Penelitian Start Penelitian Pendahuluan Identifikasi Masalah Studi Pustaka Tujuan Penelitian Pengumpulan Data : -Data Data Pengolahan Data

Lebih terperinci

Sejarah Six Sigma Jepang ambil alih Motorola produksi TV dng jumlah kerusakan satu dibanding duapuluh Program Manajemen Partisipatif Motorola (Partici

Sejarah Six Sigma Jepang ambil alih Motorola produksi TV dng jumlah kerusakan satu dibanding duapuluh Program Manajemen Partisipatif Motorola (Partici Topik Khusus ~ Pengantar Six Sigma ~ ekop2003@yahoo.com Sejarah Six Sigma Jepang ambil alih Motorola produksi TV dng jumlah kerusakan satu dibanding duapuluh Program Manajemen Partisipatif Motorola (Participative

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan tahapan yang dilalui, mulai dari identifikasi masalah sampai pada tahap penyelesaian masalah dalam penyelesaian tugas akhir. Metodologi bertujuan

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Setelah mengevaluasi berbagai data-data kegiatan produksi, penulis mengusulkan dasar evaluasi untuk mengoptimalkan sistem produksi produk

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan kriteria optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimasi kualitas produksi pipa pada perusahaan ini yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define, Measure, Analyze,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. suatu produk atau jasa yang ditentukan oleh pemakai atau customer dan diperoleh

BAB II LANDASAN TEORI. suatu produk atau jasa yang ditentukan oleh pemakai atau customer dan diperoleh 1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Kualitas Secara umum dapat dikatakan bahwa kualitas atau mutu adalah karakteristik dari suatu produk atau jasa yang ditentukan oleh pemakai atau customer dan diperoleh

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Sejarah Pengendalian Kualitas Pada tahun 1924, W.A. Shewart dari Bell Telephone Laboratories mengembangkan diagram atau grafik statistik untuk mengendalikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Dalam mengelolah suatu perusahaan atau organisasi dibutuhkan sistem manajemen agar tujuan dari perusahaan atau organisasi dapat tercapai. Manajemen

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN INTEPRETASI

BAB V ANALISA DAN INTEPRETASI 56 BAB V ANALISA DAN INTEPRETASI Pada Bab ini dibahas tahap Analyze (A), Improve (I), dan Control (C) dalam pengendalian kualitas terus menerus DMAIC sebagai langkah lanjutan dari kedua tahap sebelumnya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sigma bukan merupakan program kualitas yang berpegang pada zero defect (tanpa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sigma bukan merupakan program kualitas yang berpegang pada zero defect (tanpa BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pendahuluan Six Sigma merupakan konsep yang relatif baru bagi banyak organisasi. Six Sigma bukan merupakan program kualitas yang berpegang pada zero defect (tanpa cacat), tetapi

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 33 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Secara umum, metodologi penelitan diartika sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Yang dimaksud sebagai cara ilmiah

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian di bawah ini: Langkah-langkah penelitian dapat dilihat pada diagram alir penelitian Mulai Studi Pendahuluan Identifikasi Masalah Tinjauan Pustaka

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGAKUAN... ii. SURAT PENGAMBILAN DATA DARI PERUSAHAAN... iii. HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN...

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGAKUAN... ii. SURAT PENGAMBILAN DATA DARI PERUSAHAAN... iii. HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGAKUAN... ii SURAT PENGAMBILAN DATA DARI PERUSAHAAN... iii HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... v HALAMAN PERSEMBAHAN... vi HALAMAN

Lebih terperinci

3.1 Persiapan Penelitian

3.1 Persiapan Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Persiapan Penelitian Dalam mengerjakan Tugas Akhir ini dilakukan langkah-angkah perancangan yang jelas agar tujuan dari Tugas Akhir ini dapat tercapai. Pada bab ini akan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 69 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode Penelitian dilakukan dengan mengadakan pengamatan/observasi secara langsung dengan mengunjungi PT.Delident Chemical Indonesia untuk melihat secara

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan UKM yang bergerak dibidang produksi furniture.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan UKM yang bergerak dibidang produksi furniture. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya dan faktor penyebab banyaknya re-work dari proses produksi kursi pada PT. SUBUR MANDIRI, yang merupakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Produksi Kegiatan utama yang bersangkutan dengan manajemen produksi adalah proses produksi. Proses produksi adalah metode dan teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alur Penelitian Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan, diperlukan adanya desain atau skema langkah penelitian sebagai acuan

Lebih terperinci

Modul 5 Six Sigma MODUL 5 SIX SIGMA. Laboratorium OSI & K FT. UNTIRTA (Praktikum POSI 2011)

Modul 5 Six Sigma MODUL 5 SIX SIGMA. Laboratorium OSI & K FT. UNTIRTA (Praktikum POSI 2011) 1 MODUL 5 SIX SIGMA 2 A. Tujuan Praktikum 1. Praktikan dapat memahami konsepsi tentang Six Sigma 2. Praktikan dapat memahami Six Sigma sebagai salah satu metode dalam perbaikan kualitas yang dramatis.

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Gramedia Cikarang yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define,

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Gramedia Cikarang yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define, BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimasi sistem produksi Percetakan Gramedia Cikarang yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define, Measure,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 94 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flow Chart Metodologi Penelitian Metodologi pemecahan masalah (flow diagram) merupakan diagram yang menggambarkan pola berpikir serta menjelaskan tahap-tahap penelitian

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 39 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi pemecahan masalah merupakan gambaran dari langkahlangkah sistematis yang akan menjadi pedoman dalam penyelesaian masalah. Melalui pembuatan flowchart penelitian

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KUALITAS PRODUK GENTENG BETON DENGAN METODE DMAIC DI UD.PAYUNG SIDOARJO. Dedy Ermanto Jurusan Teknik Industri FTI UPN Veteran Jawa Timur

IDENTIFIKASI KUALITAS PRODUK GENTENG BETON DENGAN METODE DMAIC DI UD.PAYUNG SIDOARJO. Dedy Ermanto Jurusan Teknik Industri FTI UPN Veteran Jawa Timur 1 IDENTIFIKASI KUALITAS PRODUK GENTENG BETON DENGAN METODE DMAIC DI UD.PAYUNG SIDOARJO Dedy Ermanto Jurusan Teknik Industri FTI UPN Veteran Jawa Timur ABSTRAK Adanya persaingan antar produk yang semakin

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian PT. Abdi Juang Investama bergerak di bidang pembuatan Trolly Shopping Cart berdiri pada tahun 2014. PT Abdi Juang Investama ini sudah mengembangkan bisnisnya

Lebih terperinci

ABSTRAK Kata Kunci: Six Sigma, Sigma Level, Kualitas Produk, DMAIC, Quality Control.

ABSTRAK Kata Kunci: Six Sigma, Sigma Level, Kualitas Produk, DMAIC, Quality Control. ABSTRAK Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin signifikan, membuat banyak bermunculan industri-industri baru yang sejenis dengan industri yang sudah ada sebelumnya. Hal ini tentunya merupakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Six Sigma 2.1.1. Pengertian Six Sigma Six sigma terdiri dari dua kata yaitu Six yang berarti enam dan sigma yang berarti sebuah simbol atau lambang standar deviasi yang lebih

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Dasar dari Kualitas Kata kualitas memiliki banyak definisi yang berbeda, dan bervariasi dari yang konvensional sampai yang lebih strategik. Definisi konvensional dari

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimasi sistem produksi percetakan koran Lampung Post pada PT. Masa Kini Mandiri yaitu dengan menggunakan metode

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Industri - Fakultas Teknik SKRIPSI Semester Ganjil 2005/2006

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Industri - Fakultas Teknik SKRIPSI Semester Ganjil 2005/2006 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Industri - Fakultas Teknik SKRIPSI Semester Ganjil 2005/2006 PENGENDALIAN TINGKAT CACAT PADA WORK STATION PENJAHITAN KAIN SPRING BED DI PT. DINAMIKA INDONUSA PRIMA

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... SURAT PERNYATAAN... LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... MOTTO...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... SURAT PERNYATAAN... LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... MOTTO... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... SURAT PERNYATAAN... LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... MOTTO... KATA PENGANTAR..... ABSTRAK..... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 37 BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data Data-data yang diperlukan dalam pembuatan skripsi ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer bertujuan untuk membuktikan adanya

Lebih terperinci

2.2 Six Sigma Pengertian Six Sigma Sasaran dalam meningkatkan kinerja Six Sigma Arti penting dari Six Sigma...

2.2 Six Sigma Pengertian Six Sigma Sasaran dalam meningkatkan kinerja Six Sigma Arti penting dari Six Sigma... ABSTRAK Persaingan dunia industri semakin ketat, mendorong para pelaku industri untuk makin giat melakukan berbagai hal untuk tetap bertahan. Salah satu yang terpenting adalah kualitas produk yang merupakan

Lebih terperinci

Bab 2 Landasan Teori

Bab 2 Landasan Teori Bab 2 Landasan Teori 2.1. Pengertian Kualitas Kualitas memiliki pengertian yang luas, setiap sudut pandang yang mendefinisikannya pasti memiliki perbedaan. Sebagaian besar orang mempunyai konsep pemahaman

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Kualitas produk menjadi salah satu topik yang menjadi perhatian utama bagi setiap industri. Setiap industri baik yang berskala kecil maupun skala besar memiliki perhatian khusus

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Untuk mengelola suatu perusahaan atau organisasi selalu dibutuhkan sistem manajemen agar tujuan dari perusahaan atau organisasi tersebut dapat tercapai.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, persaingan antara perusahaan-perusahaan tidak hanya terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, persaingan antara perusahaan-perusahaan tidak hanya terjadi di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini, persaingan antara perusahaan-perusahaan tidak hanya terjadi di wilayah lokal saja, akan tetapi sudah meluas sampai kawasan nasional bahkan internasional.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian ini menggambarkan langkah-langkah atau kerangka pikir yang akan dijalankan pada penelitian ini. Tujuan dari pembuatan metodologi penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Persyaratan utama untuk mencapai kepuasan pelanggan (customer

BAB II LANDASAN TEORI. Persyaratan utama untuk mencapai kepuasan pelanggan (customer BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep SPC dan Pengendalian Kualitas Persyaratan utama untuk mencapai kepuasan pelanggan (customer satisfaction) dalam dunia industri manufaktur adalah kualitas dari produk maupun

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM TERINTEGRASI

BAB IV PERANCANGAN SISTEM TERINTEGRASI BAB IV PERANCANGAN SISTEM TERINTEGRASI 4.1 Tahap Perancangan Sistem Terintegrasi Setelah dilakukan brainstorming dan studi pustaka, maka langkah selanjutnya adalah membuat sistem terintegrasi dari metode

Lebih terperinci

Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam Mencapai Gelar Sarajana Strata Satu (S1)

Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam Mencapai Gelar Sarajana Strata Satu (S1) USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK PENYANGGA AKI MOTOR HONDA VARIO TECHNO PART STAY D ECCU MENGGUNAKAN METODE DMAIC PADA PT. ADHI WIJAYACITRA Nama : Muhammad Robiesa Npm : 30409301 Jurusan : Teknik Industri

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN LITERATUR

BAB II KAJIAN LITERATUR BAB II KAJIAN LITERATUR 2.1 PENGENDALIAN KUALITAS 2.1.1 Pengertian Kualitas Keistimewaan atau keunggulan suatu produk dapat diukur melalui tingkat kepuasan pelanggan. Salah satunya dapat dilihat dari sisi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, dunia automotive di Indonesia menunjukkan perkembangan yang signifikan. Menurut harian Bisnis Indonesia pada 29 Maret 2012, peningkatan penjualan kendaraan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flow Chart Metode Pemecahan Masalah Flow Chart metodologi pemecahan masalah merupakan diagram alir yang menggambarkan pola berpikir serta menjelaskan tahap-tahap penelitian

Lebih terperinci

Damper DB2B24SSC, diantaranya adalah:

Damper DB2B24SSC, diantaranya adalah: BAB III. METODE PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi PT.Dulmison Indonesia merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dibidang hardware energi yang memproduksi alat-alat berat dan aksesoris

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini membahas mengenai metode yang digunakan dalam penelitian untuk pemecahan masalah dimana setiap pembahasan diuraikan dalam bentuk tahapan terstruktur. Tahapan penelitian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan disajikan kerangka toritis yang dipakai dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi dalam penelitian ini. Landasan teori ini sangat penting sebagai acuan dasar

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. karena apabila diterapkan secara rinci antara produsen dan konsumen akan terjadi

BAB 2 LANDASAN TEORI. karena apabila diterapkan secara rinci antara produsen dan konsumen akan terjadi 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kualitas Kualitas merupakan ukuran yang tidak dapat didefinisikan secara umum, karena apabila diterapkan secara rinci antara produsen dan konsumen akan terjadi perspektif yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 10 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Definisi Konsep Kunci 2.1.1.1 Definisi Kualitas Kualitas adalah sebuah ukuran relatif dari kebaikan suatu produk atau jasa yang terdiri atas kualitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT SEI Bogor pada Bulan September 2016 sampai dengan Bulan Desember 2016. PT SEI Bogor merupakan perusahaan yang bergerak

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. research) yaitu penelitian yang melakukan pemecahan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. research) yaitu penelitian yang melakukan pemecahan BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Berdasarkan sifatnya, maka penelitian ini digolongkan sebagai penelitian deskriptif (descriptif research) yaitu penelitian yang melakukan pemecahan terhadap

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 62 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Metodologi Pemecahan masalah Metodologi pemecahan masalah merupakan tahapan-tahapan yang harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum melakukan pemecahan masalah yang

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Penelitian start Studi Pendahuluan - Survey ke Perusahaan Konsultasi Identifikasi Masalah Tinjauan Pustaka - Literatur - Jurnal - Buku - Website - dll Tujuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Gambar 3.1 Flowchart Metodologi Penelitian Metode Penelitian merupakan deskripsi dari seluruh rangkaian kegiatan yang dilaksanakan selama proses penelitian dilaksanakan yakni

Lebih terperinci

BAB3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 57 BAB3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Metodologi Penelitian Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Terdapat empat kata

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. mengucapkan terima kasih yang sebesarnya kepada: Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur.

KATA PENGANTAR. mengucapkan terima kasih yang sebesarnya kepada: Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur. KATA PENGANTAR Segala puja dan puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan InayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Analisa

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Dasar Pengendalian Kualitas Kualitas dapat diartikan dengan berbagai macam pendapat, kebanyakan orang mempunyai pengertian kualitas sebagai bagaimana sebuah proses dapat menghasilkan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Punch, Kualitas, DMAIC, Upaya Menekan Variasi Kualitas Produk

ABSTRAK. Kata Kunci: Punch, Kualitas, DMAIC, Upaya Menekan Variasi Kualitas Produk ABSTRAK PT Wahana Pancha Nugraha merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang penyediaan permesinan dan sparepart untuk industri farmasi. Salah satu produk yang dihasilkan dari perusahaan ini

Lebih terperinci

Pertemuan 10 Manajemen Kualitas

Pertemuan 10 Manajemen Kualitas Pertemuan 10 Manajemen Kualitas Tujuan Memahami manfaat manajemen kualitas. Memahami proses dalam manajemen kualitas. Mengenal alat yang yang dapat digunakan untuk melakukan manajemen kualitas. SE 3773

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. setiap ahli memiliki teori sendiri-sendiri mengenai hal ini. Menurut (Davis, 1994)

BAB II LANDASAN TEORI. setiap ahli memiliki teori sendiri-sendiri mengenai hal ini. Menurut (Davis, 1994) BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian kualitas Kualitas memiliki kaitan yang sangat erat dengan dunia perindustrian, baik industri barang maupun jasa. Definisi dari kualitas sendiri bermacam-macam, karena

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. X merupakan perusahaan yang bergerak di bidang tekstil benang jahit. Saat ini perusahaan memiliki permasalahan kualitas benang jahit pada bagian twisting, di mana diketahui terjadi cacat benang.

Lebih terperinci

2. Pengawasan atas barang hasil yang telah diselesaikan. proses, tetapi hal ini tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang

2. Pengawasan atas barang hasil yang telah diselesaikan. proses, tetapi hal ini tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang 27 2. Pengawasan atas barang hasil yang telah diselesaikan Walaupun telah diadakan pengawasan kualitas dalam tingkat-tingkat proses, tetapi hal ini tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang rusak

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1. Analisa Tahap Define Adapun persentase produk cacat terbesar periode September 2012 s/d Desember 2012 terdapat pada produk Polyester tipe T.402 yaitu dengan persentase

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gilirannya akan mengakibatkan meningkatnyapersaingan di pasair internasional. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. gilirannya akan mengakibatkan meningkatnyapersaingan di pasair internasional. Oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi saat ini, setiap perusahaan dihadapkan pada suatu persaingan yang semakin ketat. Hal ini dikarenakan munculnya pasar bebas dunia yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian yang dilakukan dalam penyusunan tugas akhir ini mencakup langkah-langkah sebagai berikut :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian yang dilakukan dalam penyusunan tugas akhir ini mencakup langkah-langkah sebagai berikut : III-1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian yang dilakukan dalam penyusunan tugas akhir ini mencakup langkah-langkah sebagai berikut : 3.1 Studi Pendahuluan Sebelum melakukan penelitian lebih

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 23 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi mengenai Kualitas Saat kata kualitas digunakan, kita mengartikannya sebagai suatu produk atau jasa yang baik yang dapat memenuhi keinginan kita. Menurut ANSI/ASQC Standard

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengendalian Kualitas. Menurut (Douglas C. Montgomery, 2009:4) mutu atau kualitas sudah menjadi faktor paling penting didalam konsumen mengambil keputusan dalam memilih antara

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. Pengumpulan data dilakukan sebagai bahan pengolahan data yang perlu

BAB 4 PEMBAHASAN. Pengumpulan data dilakukan sebagai bahan pengolahan data yang perlu 48 BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan sebagai bahan pengolahan data yang perlu dilakukan. Data-data yang dikumpulkan selama masa observasi adalah sebagai berikut : Data jumlah

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 40 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Sejarah Perusahaan National Garment merupakan perusahaan yang bergerak dibidang industri pembuatan barang fashion seperti kaos,kemeja,celana,jaket

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Six Sigma. Ada banyak pengertian Six Sigma. Six Sigma diartikan sebagai teknologi canggih yang digunakan oleh para statiskawan dalam memperbaiki atau mengembangkan proses

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT KHI Pipe Industry bergerak pada produksi pipa. Penelitian ini diawali dengan bahwa masih terdapat keterlambatan pengiriman pada pelanggan yang mencapai 15% dari total pengiriman yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI

BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI 4.1 Rencana Implementasi Rencana implementasi ditetapkan dari solusi bisnis yang telah diuraikan pada bab sebelumnya. Rencana implementasi yang akan dilakukan dibagi menjadi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Penyelesaian masalah yang diteliti dalam tugas akhir ini memerlukan teoriteori atau tinjauan pustaka yang dapat mendukung pengolahan data.beberapa teori tersebut digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. ada lima pakar utama dalam manajemen mutu terpadu (Total Quality. penggunaan itu didasarkan pada lima ciri utama berikut:

BAB II LANDASAN TEORI. ada lima pakar utama dalam manajemen mutu terpadu (Total Quality. penggunaan itu didasarkan pada lima ciri utama berikut: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Kualitas Kualitas merupakan salah satu indikator penting bagi perusahaan untuk dapat eksis di tengah ketatnya persaingan dalam industri. kualitas didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam bab ini dijelaskan mengenai tahapan-tahapan yang dilakukaan oleh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam bab ini dijelaskan mengenai tahapan-tahapan yang dilakukaan oleh BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini dijelaskan mengenai tahapan-tahapan yang dilakukaan oleh penulis dalam proses penelitian. Metodologi penelitian yang digunakan dalam penyusunan tugas akhir ini

Lebih terperinci

Bab 3 Metodologi Penelitian

Bab 3 Metodologi Penelitian Bab 3 Metodologi Penelitian 3.1. Metodologi Peneitian Flowchart penelitian menggambarkan metodologi atau langkah-langkah dalam menyelesaikan masalah pada perusahaan. Berikut Flowchart penelitian pada gambar

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 61 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi penelitian menggambarkan proses atau tahap tahap penelitian yang harus ditetapkan dahulu sebelum melakukan pemecahan masalah yang sedang dibahas sehingga

Lebih terperinci

Statistical Process Control

Statistical Process Control Natasya Christy Mukuan 1701344251 LD21 Statistical Process Control Sejarah Statistical Process Control (SPC) Sebelum tahun 1900-an, industri AS umumnya memiliki karakteristik dengan banyaknya toko kecil

Lebih terperinci

BAB V PENGOLAHAN DATA DAN PERBAIKAN. pada define dan hasil pengukuran (measure) pada permasalahan yang telah

BAB V PENGOLAHAN DATA DAN PERBAIKAN. pada define dan hasil pengukuran (measure) pada permasalahan yang telah BAB V PENGOLAHAN DATA DAN PERBAIKAN Pembahasan pada bab ini menanalisa hasil pendefinisian permasalahan pada define dan hasil pengukuran (measure) pada permasalahan yang telah ditetapkan. 5.1 Analyze Dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pikir Permasalahan yang timbul dalam perusahaan merupakan indikasi bahwa terdapat penyimpangan terhadap proses bisnis yang ada, sehingga menghasilkan kinerja

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Gambar 3.1 Diagram alir 37 3.2 Langkah Langkah Penelitian Dalam metode penelitian ini merupakan tahapan tahapan yang dibuat untuk memudahkan dan mengarahkan

Lebih terperinci

Oleh Didik Samanhudi Teknik Industri FTI-UPV Veteran Jatim ABSTRAK

Oleh Didik Samanhudi Teknik Industri FTI-UPV Veteran Jatim ABSTRAK ANALISIS KAPABILITAS PROSES PRODUK KAWAT MENGGUNAKAN PENDEKATAN DEFINE, MEASURE, ANALYZE, IMPROVE, CONTROL DENGAN METODE TAGUCHI DI PT. UNIVERSAL METAL WORK SIDOARJO Oleh Didik Samanhudi Teknik Industri

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi pemecahan masalah adalah langkah-langkah sistematis yang akan menjadi pedoman dalam penyelesaian masalah. Dengan berdasarkan pada metodologi ini, penelitian

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengertian Kualitas Dalam kehidupan sehari-hari seringkali kita mendengar orang membicarakan masalah kualitas, misalnya: mengenai kualitas sebagian besar produk buatan luar negeri

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Fase atau tahapan yang banyak menghasilkan produk yang cacat adalah di bagian proses stripping, terlihat dari diagram Pareto nya dari ketiga tahapan di area produksi Produk X. 2.1

Lebih terperinci

MINGGU KE-9 MANAJEMEN MUTU PROYEK

MINGGU KE-9 MANAJEMEN MUTU PROYEK MINGGU KE-9 MANAJEMEN MUTU PROYEK Menurut organisasi internasional untuk standarisasi, ISO, mutu didefinisikan sebagai keseluruhan karakteristik dari suatu kesatuan yang membawa kepada kemampuan pencapaian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT. Coca Cola Bottling Indonesia Central Java Semarang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT. Coca Cola Bottling Indonesia Central Java Semarang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Penentuan Sampel dan Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. Coca Cola Bottling Indonesia Central Java Semarang Plant, dan difokuskan pada jumlah cacat produk yang

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMAKASIH DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMAKASIH DAFTAR ISI ABSTRAK PT Kandakawana Sakti bergerak pada bidang pengecatan yang berspesialisasi pada pengecatan body motor Honda. Penelitian ini diawali dengan masalah tingginya produk cacat yang dihasilkan dan kegagalan

Lebih terperinci

PERBAIKAN KUALITAS PRODUK FURNITURE DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN DMAIC DI PT.PROSPEK MANUNGGAL ERA INDUSTRY

PERBAIKAN KUALITAS PRODUK FURNITURE DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN DMAIC DI PT.PROSPEK MANUNGGAL ERA INDUSTRY 90 Caroline: PERBAIKAN KUALITAS PRODUK FURNITURE DENGAN MENGGUNAKAN... PERBAIKAN KUALITAS PRODUK FURNITURE DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN DMAIC DI PT.PROSPEK MANUNGGAL ERA INDUSTRY Lia Caroline 1), Ign

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI...iii. HALAMAN MOTTO.. v. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL xiv. DAFTAR GAMBAR...xv. 1.1 Latar Belakang Masalah.

DAFTAR ISI. LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI...iii. HALAMAN MOTTO.. v. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL xiv. DAFTAR GAMBAR...xv. 1.1 Latar Belakang Masalah. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...i LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING...ii LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI...iii HALAMAN PERSEMBAHAN...iv HALAMAN MOTTO.. v KATA PENGANTAR vi DAFTAR ISI..... viii DAFTAR TABEL xiv DAFTAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan menerapkan berbagai macam cara agar produk-produk mereka dapat

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan menerapkan berbagai macam cara agar produk-produk mereka dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam menghadapi persaingan pasar bebas yang semakin ketat, setiap perusahaan menerapkan berbagai macam cara agar produk-produk mereka dapat terus bertahan. Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang DAFTAR ISTILAH DPO DMAIC CTQ DPMO FMEA Severity Occurance Detection : Defects Per Opportunity, merupakan ukuran kegagalan dalam Six Sigma yang menunjukkan banyaknya cacat atau kegagalan per satu kesempatan.

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK DUDUKAN MAGNET DENGAN METODE ENAM SIGMA

USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK DUDUKAN MAGNET DENGAN METODE ENAM SIGMA USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK DUDUKAN MAGNET DENGAN METODE ENAM SIGMA Moh. Umar Sidik Daryanto (Fakultas Teknologi Industri Jurusan Teknik Industri, Universitas Gunadarma) ABSTRAK PT. Teknik Makmur

Lebih terperinci

ANALISA DAMPAK KEGAGALAN PROSES PRODUKSI TERHADAP KERUSAKAN PRODUK BAN DENGAN METODE FMEA ( FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS

ANALISA DAMPAK KEGAGALAN PROSES PRODUKSI TERHADAP KERUSAKAN PRODUK BAN DENGAN METODE FMEA ( FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS ANALISA DAMPAK KEGAGALAN PROSES PRODUKSI TERHADAP KERUSAKAN PRODUK BAN DENGAN METODE FMEA ( FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS ) DI PT. GAJAH TUNGGAL, Tbk TANGERANG PROPOSAL SKRIPSI Diajukan Oleh : AGUNG

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi pemecahan masalah yang digunakan untuk penelitian penurunan hasil Fabric Width Utilization adalah dengan menggunakan metode Penyelesaian Masalah Six Sigma,

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Industri Skripsi Sarjana Semester Ganjil 2007/2008 ANALISA PENGENDALIAN KUALITAS DENGAN METODE DMAIC UNTUK MENGURANGI CACAT PADA PART CRANK CASE L TIPE KVL PROSES

Lebih terperinci

Quality Management and International Standards

Quality Management and International Standards Chapter 6 Quality Management and International Standards Tujuan membangun sistem TQM yang dapat mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan konsumen. Menjaga kualitas dapat mendukung diferensiasi, low cost,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian menguraikan seluruh kegiatan yang dilaksanakan selama penelitian berlangsung dari awal proses penelitian sampai akhir penelitian. Setiap tahapan dalam

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA USULAN PENINGKATAN KUALITAS PRODUK BUSHING FUTURA PADA PT. NUSA INDOMETAL MANDIRI DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA USULAN PENINGKATAN KUALITAS PRODUK BUSHING FUTURA PADA PT. NUSA INDOMETAL MANDIRI DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Sarjana Semester Genap tahun 2006/2007 USULAN PENINGKATAN KUALITAS PRODUK BUSHING FUTURA PADA PT. NUSA INDOMETAL MANDIRI DENGAN MENGGUNAKAN

Lebih terperinci