BAB 2 LANDASAN TEORI
|
|
- Harjanti Halim
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 11 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Kualitas Banyak pakar dari bidang kualitas yang mencoba untuk mendefinisikan kualitas berdasarkan sudut pandangnya masing-masing, seperti di bawah ini: Pengertian classic mengenai kualitas: berfokus pada aktifitas inspeksi yang mengandalkan strategi pendeteksian (strategy of detection) untuk mencegah lolosnya produk cacat ke tangan pelanggan. Tidak memberikan kontribusi pada peningkatan mutu. Pengertian modern, mengenai kualitas: berorientasi pada strategi pencegahan (strategy of prevention) sebelum terjadinya kerusakan dengan jalan melaksanakan aktivitas dengan baik dan benar pada waktu pertama kali mulai melakukan aktivitas. Diusahakan meningkatkan mutu dan mampu mengurangi biaya produksi. Menurut Taguchi mutu suatu produk adalah kerugian (minimum) yang dibebankan produk kepada masyarakat sejak produk itu dikirim.
2 12 Kualitas didefinisikan sebagai konsistensi peningkatan atau perbaikan dan penurunan variasi karakteristik dari suatu produk (barang dan/atau jasa) yang dihasilkan, agar memenuhi kebutuhan yang telah di spesifikasikan, guna meningkatkan kepuasan pelanggan internal maupun eksternal (Gasperz Vincent,1998). Menurut Deming kualitas adalah apapun yang menjadi kebutuhan dan keinginan konsumen. Menurut Crosby (1979) mempresentasikan kualitas sebagai nihil cacat, kesempurnaan dan kesesuaian terhadap persyaratan. Menurut Juran (1988) mendefinisikan mutu sebagai kesesuaian terhadap spesifikasi. Menurut Goetsch Davis, 1994 kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan. Berkualitas adalah jika suatu barang, jasa, aktifitas, atau apapun yang kita dapatkan bisa membuat kita merasa puas (Eugene L. Grant dan Richard S. Leavenworth, 1998).
3 Definisi Six Sigma Sigma (σ) adalah huruf ke-18 dalam abjad Yunani yang melambangkan variasi atau variabilitas. Dalam Statistical Quality Control, diartikan sebagai standar deviasi. Standar deviasi adalah cara statistikal untuk menggambarkan seberapa banyak variasi terjadi dalam sekumpulan data, sekelompok item, atau sebuah proses (Pande & Holpp, 2002). Sejarah Six Sigma dimulai dengan diterapkannya metode ini pertama kali oleh perusahaan Motorola pada tahun 1980 yang digerakkan oleh sang manager perusahaan yang bernama Bill Smith dan dibantu oleh CEO-nya Bob Galvin. Pada era tersebut, Motorola menggunakan statistics tools yang digabungkan dengan ilmu manajemen yang menggunakan financial metrics sebagai salah satu alat ukur dari quality improvement. Lalu konsep tersebut dikembangkan lebih lanjut oleh Dr. Mikel Harry dan Richard Schroeder sehingga digunakan secara luas oleh perusahaan-perusahaan lainnya (D. Manggala, Mengenal Six Sigma Secara Sederhana). Six Sigma merupakan salah satu metode pengendalian kualitas yang bertujuan untuk menekan angka kecacatan sekecil mungkin dalam peluang sebesar 3,4 kegagalan per sejuta kesempatan, yaitu sebesar 99,997 % penetapan target kinerja dimana cacat dalam banyak proses dan produk menjadi hampir tidak ada atau dengan kata lain mendekati sempurna.
4 14 Manfaat Six Sigma (Pande, 2003) yaitu: Menghasilkan sukses berkelanjutan Salah satu cara untuk melanjutkan pertumbuhan dua digit dan tetap menguasai sebuah pasar yang aman adalah dengan terus menerus berinovasi dan membuat kembali organisasi. Six Sigma menciptakan keahlian dan budaya untuk terus bangkit kembali. Mengatur tujuan kinerja bagi setiap orang Six Sigma menggunakan kerangka kerja bisnis bersama untuk menciptakan sebuah tujuan yang konsisten, kinerja Six Sigma atau sebuah tingkat kinerja yang sesempurna mungkin. Siapapun yang memahami persyaratan pelanggan mereka dapat menilai kinerja mereka terhadap tujuan Six Sigma yakni sempurna 99,997%, sebuah standar yang sangat tinggi yang membuat sebagian besar dari pandangan-pandangan sebelumnya terhadap kinerja yang excellent menjadi tampak rendah. Memperkuat nilai kepada pelanggan Jack Welch, salah satu eksekutif General Electric mengatakan, Kami ingin membuat kualitas kami sangat spesial, sangat berharga bagi pelanggan kami, sangat penting bagi sukses mereka sehingga produk kami menjadi satu-satunya pilihan riil mereka, fokus pada pelanggan pada inti Six Sigma berarti mempelajari apa yang berarti bagi para pelanggan (dan
5 15 pelanggan prospektif) dan merencanakan bagaimana mengirimnya kepada mereka secara profitable. Mempercepat tingkat perbaikan Six Sigma membantu sebuah perusahaan untuk tidak hanya meningkatkan kinerja, tetapi juga meningkatkan perbaikan dalam usaha memenuhi tuntutan pelanggan. Mempromosikan pembelajaran dan Cross Pollination Six Sigma merupakan pendekatan yang dapat meningkatkan dan mempercepat pengembangan dan penyebaran ide-ide baru di sebuah organisasi keseluruhan. Nilai Six Sigma sebagai alat pembelajaran dinilai kritis, misalnya orang-orang yang terlatih dengan keahlian dalam banyak proses dan bagaimana mengelola dan memperbaiki proses dapat dipindah ke divisi lain bukan hanya dengan kurva pembelajaran yang lebih pendek, tetapi benar-benar dengan ide yang lebih baik dan lebih cepat. Melakukan perubahan stratejik Memperkenalkan produk-produk baru, menjalin kerja sama baru, memasuki pangsa pasar baru, menggandeng organisasi-organsasi baru, saat ini telah menjadi peristiwa harian di banyak perusahaan. Memahami dengan lebih baik proses dan prosedur perusahaan akan memberikan kemampuan yang lebih besar untuk melakukan penyesuaian-penyesuaian kecil maupun besar yang dituntut oleh sukses bisnis abad 21.
6 16 Six Sigma dapat diterapkan dengan melakukan suatu tahapan terstruktur yang disebut dengan metode DMAIC. Metode ini terdiri dari tahap Define (Mendefinisikan), Measure (Mengukur), Analyze (Menganalisis), Improve (Memperbaiki), dan Control (Mengendalikan). Tahapan-tahapan tersebut masing-masing memiliki pengertian mengenai apa saja yang harus dilakukan untuk menerapkan metode Six Sigma, yaitu: - Define Dapat disebut juga sebagai tahap pendefinisian masalah. Tim Six Sigma harus mampu melakukan identifikasi masalah yang terjadi agar kemudian dilakukan project scoping atau penentuan cakupan proyek. Dalam tahap ini, tim mempelajari masalah apa yang sedang terjadi dari data-data yang telah diperoleh. Setelah itu masuk ke dalam project scoping, dimana hasil dari kesimpulan masalah tersebut diberi label sebagai penyebab atau yang melatarbelakangi permasalahan yang ada. Pernyataan masalah yang baik dapat ditentukan dengan cara mengidentifikasi pelanggan dan faktor-faktor penentu kepuasan pelanggan paling penting diperhatikan terdapat dalam CTQ (Critical To Quality). Pemahaman akan CTQ pelanggan akan dapat membantu untuk menyeleksi faktor-faktor terpenting. Identifikasi CTQ membutuhkan pemahaman akan suara pelanggan (Voice Of the Customer), yaitu kebutuhan pelanggan yang diekspresikan dalam bahasa pelanggan itu
7 17 sendiri (Evans Lindsay, 2007). Cara yang dapat membantu dalam penentuan tahap define pada proyek Six Sigma yaitu: a. Kuisioner Cara ini digunakan untuk mengetahui keinginan pelanggan sehingga bermanfaat dalam penetapan CTQ. Cara kerja alat ini yaitu dengan membuat pertanyaan yang berkaitan dengan objek permasalahan dan disebarkan kepada pelanggan yang menjadi responden dari pertanyaan yang diajukan. b. Wawancara Cara ini digunakan untuk mengetahui standarisasi yang dibuat oleh perusahaan yang dapat bertujuan untuk membantu mengidentifikasikan faktor-faktor CTQ. Teknik wawancara dilakukan dengan cara mengadakan tanya jawab dengan pihak terkait.
8 18 - Measure Tahap ini adalah melakukan pengukuran terhadap defects dan operasi proses. Measurement merupakan sebuah kunci dari langkah yang transisional pada metode Six Sigma yang dapat membantu dalam memecahkan masalah dan memulai dalam pencarian akar permasalahan yang nantinya akan berguna bagi tahap selanjutnya. Pengukuran yang dilakukan dapat berupa, pengukuran stabilitas proses, penghitungan peluang defect, pengukuran terhadap proporsi kecacatan, dan lain sebagainya (Pete Pande, 2005). - Analyze Tujuan dari tahap Analyze ini adalah untuk mengidentifikasi dan memverifikasi sebuah akar penyebab dari suatu permasalahan. Analisis dilakukan sebagai langkah untuk mengidentifikasi sekaligus menjawab suatu akar permasalahan dari sebuah masalah dengan mengandalkan data atau informasi yang ada. Pande memberikan pemahaman tentang proses Analyze Cycle yang dimulai dengan menggabungkan pengalaman, data atau ukuran, dan tinjauan terhadap proses dan kemudian menyusunnya sebagai praduga awal, atau hipotesis terhadap akar masalah (Pete Pande, 2005).
9 19 - Improve Dari hasil analisis yang berujung pada suatu kesimpulan, saatnya melakukan improvement atau tahap perbaikan proses. Langkah ini ditujukan agar perbaikan yang diusulkan memiliki peningkatan yang sesuai dengan harapan. Pengusulan improvement ini merupakan ide-ide yang telah dievaluasi agar usulan perbaikan yang diajukan berjalan secara efektif dengan harapan memberikan hasil yang lebih produktif dan efisien tanpa mengurangi kualitasnya sedikitpun. Pada titik ini, improvement menjadi implement. Implementasi bukanlah suatu aktivitas yang berupa just do it. Solusi-solusi yang telah diberikan harus dikelola dengan cermat dan diuji. Dalam Six Sigma, improvement yang dilakukan dapat ditentukan melalui sebuah metode yang dikenal dengan FMEA (Failure Mode Effect Analysis), yaitu suatu acuan dalam menjalankan proses untuk mengidentifikasi dan memprioritaskan masalah-masalah penting (kegagalan) bagi perusahaan yang didapatkan dari pengembangan ide-ide pemecahan masalah tersebut untuk melakukan proses evaluasi dan dapat dijadikan pembanding oleh perusahaan. FMEA merupakan suatu acuan dalam menjalankan proses untuk mengidentifikasi dan memprioritaskan masalah-masalah penting (kegagalan).
10 20 Tujuan dari kegiatan ini yaitu untuk mengestimasi dampak dan keseriusan dampak dari kegagalan yang terjadi, serta merekomendasikan suatu tindakan desain yang bersifat korektif. Evans & Lindsay menjelaskan bahwa, FMEA terdiri dari beberapa spesifikasi informasi untuk masing-masing elemen atau fungsi desain, yaitu: Modus Kegagalan (Failure), yaitu suatu cara dimana masingmasing elemen dapat mengalami proses kegagalan. Hal yang diperlukan untuk mendapatkan informasi berupa sejumlah riset dan ide-ide yang bersifat imajinatif Dampak kegagalan pada pelanggan, yaitu suatu perilaku ketidakpuasan terhadap keadaan. Dengan memperoleh keluhan dari pelanggan dan juga laporan garansi maka hal tersebut menjadikan sumber informasi yang baik. Tingkat keparahan, kemungkinan terjadi dan perangkat deteksi, yaitu suatu tindakan yang menyebabkan ketidakpuasan pelanggan yang tinggi. Frekuensi kejadian berdasarkan dari kinerja lapangan yang memberikan indikasi mengenai tingkat signifikasi kegagalan tersebut. Berdasarkan tingkat prioritas resiko dapat ditentukan untuk mengidentifikasi mode kegagalan yang terlebih dulu harus diselesaikan.
11 21 Sebab-sebab potensial kegagalan, yaitu pembuatan diagram sebab akibat yang dapat membantu mengisolasi sebab-sebab khusus. Tindakan korektif atau pengendalian, yaitu pengendalian proses agar mencegah terjadinya kesalahan dengan mengikuti instruksi penggunaan yang lebih baik. FMEA dapat diterapkan pada tingkatan subsistem atau sistem dari suatu desain produk maupun pada proses produksi untuk mencegah permasalahan yang terjadi sehingga dapat memperbaiki stabilitas proses dari Six Sigma. Penggunaan FMEA ini juga dapat digunakan untuk mengurangi biaya-biaya kegagalan eksternal terutama biaya garansi serta mengurangi masalah produksi dan jasa pengiriman. - Control Tindakan control dilakukan agar proses berjalan dengan baik dan terkendali. Langkah pengendalian ini bisa berupa pengecekan yang dilakukan pada lembar periksa yang dilakukan secara berkala untuk memantau bahwa proses telah dilakukan secara benar.
12 Atribut Six Sigma Penerapan Six Sigma membutuhkan alat bantu dalam pengerjaan dan pengukuran terhadap data-data yang telah diperoleh dari hasil pengamatan dan pengidentifikasian masalah. Atribut yang sering digunakan dalam pengerjaan Six Sigma adalah: a. Peta Proses (Flowchart) Digunakan untuk menunjukkan detail-detail sebuah proses, meliputi tugas dan prosedur, jalur alternatif, poin-poin keputusan, dan pengerjaan ulang. b. Diagram Sebab-Akibat (Fish Bone Diagram) Diagram ini merupakan teknik popular, yang juga disebut diagram Ishikawa atau diagram sebab-akibat (cause and effect diagram). Fish Bone, digunakan untuk melakukan brainstorming terhadap penyebabpenyebab yang mungkin terhadap suatu masalah (efek), dan penyebabpenyebab yang mungkin pada kelompok. Diagram ini berguna untuk mengumpulkan ide-ide mengenai di mana masalah dapat muncul, dan faktor-faktor penyebabnya. c. Diagram Pareto (Pareto Chart) Merupakan diagram batang yang mengelompokan suatu masalah dari yang peluangnya paling besar hingga yang peluangnya paling kecil. Hal tersebut berguna untuk memfokuskan solusi yang paling berpengaruh terhadap masalah yang ada.
13 23 Diagram pareto mengacu kepada prinsip 80% kebanyakan adalah masalah dan 20% adalah penyebab. d. Diagram SIPOC SIPOC merupakan suatu diagram yang menggambarkan sebuah proses mayor yang meliputi Supplier, Input, Process, Output, dan Customer. Diagram ini digunakan untuk menunjukkan aktivitas mayor, atau subproses, dalam sebuah proses bisnis, bersama-sama dengan kerangka kerja dari proses. Diagram ini juga digunakan untuk membantu menentukan batasan-batasan dan elemen-elemen kritis dari sebuah proses, tanpa menjadi begitu detail sehingga kehilangan gambar besar. SIPOC ini digunakan pada tahap Define. (Pande Pete, 2005) e. Peta kontrol (Control Chart) Merupakan diagram yang menunjukkan apakah suatu proses berada dalam pengendalian statistikal atau tidak. Peta kontrol diperkenalkan pertama kali oleh Dr. Walter Andrew Shewhart pada tahun 1924 untuk menghilangkan variasi tidak normal melalui pemisahan variasi yang disebabkan oleh penyebab khusus dari variasi yang disebabkan oleh penyebab umum. Menurut Gaspersz Vincent (1998), pada dasarnya semua proses menampilkan variasi, namun manajemen harus mampu mengendalikan
14 24 proses dengan cara menghilangkan variasi-variasi tersebut, sehingga yang tersisa hanyalah variasi penyebab umum. Peta kontrol digunakan untuk: Menentukan apakah suatu proses berada dalam pengendalian statistikal Memantau suatu proses secara terus-menerus agar tetap stabil Menentukan kemampuan atau kapabilitas dari suatu proses Penggunaan peta kontrol dibagi menjadi dua berdasarkan sifat atau jenis data yang diperoleh, yaitu: 1. Peta kontrol untuk data atribut Peta kontrol untuk jenis data atribut adalah peta kontrol yang digunakan dengan alasan bahwa data yang diperoleh berisi tentang ya atau tidak, baik atau buruk, sesuai atau tidak sesuai, berhasil atau gagal, dan lain-lain. Kebanyakan data atribut, diperoleh melalui pemeriksaan secara visual. Terdapat 4 jenis peta kontrol atribut, yaitu p, np, c, dan u. Kegunaan untuk masing-masing peta kontrol tersebut dibedakan oleh tipe data yang akan dipergunakan. 2. Peta kontrol untuk data variabel Peta kontrol untuk jenis data variabel digunakan untuk data yang berjenis spesifikasi ukuran, seperti panjang, lebar, diameter,
15 25 dan lain-lain. Pengukuran variabel biasanya diekspresikan dengan angka-angka statistik seperti rata-rata dan deviasi standar. Terdapat beberapa jenis peta kontrol untuk data variabel, yaitu X-bar dan R, dan X dan MR. Penggunaan masing-masing peta kontrol tersebut dapat dijelaskan dengan flowchart berikut ini: Sumber: Evans R James dan William M. Lindsay. (2005) Gambar 2.1 Diagram Alir Penjelasan Jenis Peta Kontrol yang digunakan f. Lembar Pengecekan (Check Sheet)
16 26 Merupakan suatu form yang berguna untuk memeriksa item yang akan diperiksa dan dicetak pada form tersebut, sehingga data yang diperoleh dapat dikumpulkan dengan mudah dan ringkas. 2.4 Six Sigma Team Mengacu pada teori Evans & Lindsay (2007), yang memberikan pengertian mengenai tim dan peran dari masing-masing tim Six Sigma, yaitu: Tim (team) adalah sejumlah orang dengan kemampuan yang saling melengkapi serta kemudian berkomitmen untuk mencapai tujuan yang sama, menentukan sasaran kinerja, dan menentukan pendekatan pertanggung jawaban bersama. Dengan demikian tim adalah alat yang sesuai untuk mengimplementasikan proyek Six Sigma. Berikut ini adalah peran dari masing-masing tim: Pendukung (Champion) Yaitu para manajer tingkat senior yang mempromosikan dan memimpin perancangan six sigma ke dalam suatu wilayah bisnis yang penting. Para pendukung (Champion) memahami filosofi dan perangkat Six Sigma, memilih proyek, menentukan tujuan, mengalokasikan sumber daya, serta berperan sebagai mentor bagi tim. Pendukung (Champion) adalah pemilik proyek Six Sigma
17 27 dan bertanggung jawab atas penyelesaian dan hasil proyek tersebut. Master Sabuk Hitam (Master Black Belt) Adalah para ahli Six Sigma penuh waktu (full time) yang bertanggung jawab atas strategi,pelatihan bimbingan, pelaksanaan dan hasil Six Sigma. Master Sabuk Hitam telah menjalani pelatihan tingkat tinggi untuk menggunakan perangkat dan metode Six Sigma serta memberikan jasa keahlian teknis tingkat lanjut. Mereka bekerja lintas organisasi untuk membangun dan memendu tim, memberikan pelatihan dan memimpin perubahan. Tugas utama mereka adalah untuk memandu dan memberi saran mengenai arahan teknis kepada tim serta membantu jika terjadi permasalahan. Sabuk Hitam (Black Belt) Adalah para ahli Six Sigma yang sudah menjalani pelatihan hingga 160 jam dan bertugas melakukan analisis teknis yang dibutuhkan untuk melaksanakan proyek Six Sigma. Biasanya full time. Mereka memiliki pengetahuan tingkat lanjut mengenai peringkat dan metode DMAIC dapat menerapkannya baik secara individu maupun sebagai pemimpin tim. Para Sabuk Hitam bertugas menterjemahkan masalah-maslah teknis ke dalam bahasa
18 28 yang dapat dimengerti oleh champion. Orang-orang di golongan Sabuk Hitam harus memiliki kepemimpinan yang baik dan kemampuan berkomunikasi selain kemampuan dan pengetahuan teknis. Oleh karena itu, banyak perusahaan yang mengincar para sabuk hitam untuk menjadi pemimpin bisnis masa depan. Sabuk Hijau (Green Belt) Adalah para karyawan fungsional yang sudah menjalani pelatihan dalam perangkat dan metode Six Sigma serta melaksanakan proyek secara paruh waktu dengan cara membantu sabuk hitam sambil membangun pengetahuan serta kemampuan mereka. Mereka melaksanakan analisis data dasar serta memberi ide-ide perbaikan. Para sabuk hijau yang sukses biasanya dipromosikan menjadi sabuk hitam. Anggota Tim Adalah individu dari berbagai wilayah fungsional yang mendukung proyek-proyek tertentu. Mereka biasanya bertugas mengumpulkan data atau melakukan eksperimen karena pengetahuan fungsional mereka mengenai proses detail.
19 Biaya Kualitas Menurut teori yang dikembangkan oleh Evans & Lindsay (2005), konsep biaya dalam kualitas dapat membantu dalam melakukan identifikasi pengukuran hasil. Oleh karena itu, penggunaan konsep biaya dalam proyek Six Sigma bisa menjadi tolok ukur apakah Six Sigma yang diterapkan berjalan secara efektif atau tidak, jika dilihat dari efisiensi cost yang dihasilkan. Metodologi Six Sigma mewajibkan pengukuran serta pelaporan tujuan kinerja dan penggunaan indikator kinerja untuk menjaga serta memantau perbaikan. Proses biaya kualitas (Cost of Quality) seringkali membantu dalam pengidentifikasian kesempatan serta pengukuran hasil. Seperti yang dikemukakan oleh Evans & Lindsay (2005) bahwa terdapat empat kategori utama klasifikasi biaya kualitas, yaitu: 1. Biaya pencegahan (Prevention Cost) Merupakan biaya yang dikeluarkan untuk mencegah terjadinya produk yang tidak memenuhi kualifikasi dan mencegah produk tersebut sampai ke tangan pelanggan. 2. Biaya penilaian (Appraisal Cost) Merupakan biaya yang berkaitan dengan upaya untuk menjaga kesesuaian dengan kebutuhan, biasanya melalui pengukuran dan analisis data untuk mendeteksi ketidaklayakan.
20 30 3. Biaya kegagalan internal (Internal Failure Cost) Biaya ini terjadi ketika produk dengan kualitas yang tidak memuaskan ditemukan sebelum pengiriman kepada pelanggan. 4. Biaya kegagalan eksternal (External Failure Cost) Biaya ini terjadi ketika produk dengan kualitas yang rendah mencapai pelanggan. Yang termasuk ke dalam cakupan biaya ini adalah: Konsep biaya yang diterapkan pada metode Six Sigma akan dapat memberikan dampak yang signifikan pada perusahaan, karena berfokus kepada keuntungan finansial.
21 Produk Crank Shaft Sumber: PT.Yamaha Indonesia Motor Manufacturing Gambar 2.2 Rangkaian Mesin Motor Crank shaft dapat disebut juga sebagai jantung pada mesin motor. Crank shaft berfungsi sebagai pengubah gerak maju mundur dari piston menjadi gerak putar atau gerak rotasi. Jenis crank yang dihasilkan beraneka ragam baik dari segi ukuran maupun bentuknya yang disesuaikan dengan tipe motor.
22 32 Jenis-jenis crank yang diproduksi oleh PT. Yamaha Indonesia Motor Manufacturing adalah : 5XT : untuk part yang di export ke YMC Jepang 5BP : dipakai pada sepeda motor Scorpio-Z 5TP : dipakai pada sepeda motor Vega R dan Jupiter-Z 5LM : dipakai pada sepeda motor Vega R lama 1S7 : dipakai pada sepeda motor Jupiter-MX tanpa kopling 3C1 : dipakai pada sepeda motor Vixion 5TL : dipakai pada sepeda motor Mio dan Nouvo-Z 2D5 : untuk part yang di export ke Brazil 2S6 : dipakai pada sepeda motor Jupiter-MX kopling 3WL : dipakai pada sepeda motor RX-king
23 33
BAB III SIX SIGMA. Six Sigma pertama kali digunakan oleh perusahaan Motorola pada tahun
34 BAB III SIX SIGMA 3.1 Sejarah Six Sigma Six Sigma pertama kali digunakan oleh perusahaan Motorola pada tahun 1980-an oleh seorang engineer bernama Bill Smith. Hal ini dilatarbelakangi oleh hilangnya
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi adalah suatu proses berpikir yang dilakukan dalam penulisan suatu laporan, mulai dari menentukan judul dan permasalahan, melakukan pengumpulan data yang akan digunakan
Lebih terperinciMETODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Diagram Alir Metodologi Penelitian Start Penelitian Pendahuluan Identifikasi Masalah Studi Pustaka Tujuan Penelitian Pengumpulan Data : -Data Data Pengolahan Data
Lebih terperinciSejarah Six Sigma Jepang ambil alih Motorola produksi TV dng jumlah kerusakan satu dibanding duapuluh Program Manajemen Partisipatif Motorola (Partici
Topik Khusus ~ Pengantar Six Sigma ~ ekop2003@yahoo.com Sejarah Six Sigma Jepang ambil alih Motorola produksi TV dng jumlah kerusakan satu dibanding duapuluh Program Manajemen Partisipatif Motorola (Participative
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan tahapan yang dilalui, mulai dari identifikasi masalah sampai pada tahap penyelesaian masalah dalam penyelesaian tugas akhir. Metodologi bertujuan
Lebih terperinciBAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH
BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Setelah mengevaluasi berbagai data-data kegiatan produksi, penulis mengusulkan dasar evaluasi untuk mengoptimalkan sistem produksi produk
Lebih terperinciBAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH
BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan kriteria optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimasi kualitas produksi pipa pada perusahaan ini yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define, Measure, Analyze,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. suatu produk atau jasa yang ditentukan oleh pemakai atau customer dan diperoleh
1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Kualitas Secara umum dapat dikatakan bahwa kualitas atau mutu adalah karakteristik dari suatu produk atau jasa yang ditentukan oleh pemakai atau customer dan diperoleh
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Sejarah Pengendalian Kualitas Pada tahun 1924, W.A. Shewart dari Bell Telephone Laboratories mengembangkan diagram atau grafik statistik untuk mengendalikan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Dalam mengelolah suatu perusahaan atau organisasi dibutuhkan sistem manajemen agar tujuan dari perusahaan atau organisasi dapat tercapai. Manajemen
Lebih terperinciBAB V ANALISA DAN INTEPRETASI
56 BAB V ANALISA DAN INTEPRETASI Pada Bab ini dibahas tahap Analyze (A), Improve (I), dan Control (C) dalam pengendalian kualitas terus menerus DMAIC sebagai langkah lanjutan dari kedua tahap sebelumnya.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sigma bukan merupakan program kualitas yang berpegang pada zero defect (tanpa
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pendahuluan Six Sigma merupakan konsep yang relatif baru bagi banyak organisasi. Six Sigma bukan merupakan program kualitas yang berpegang pada zero defect (tanpa cacat), tetapi
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
33 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Secara umum, metodologi penelitan diartika sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Yang dimaksud sebagai cara ilmiah
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian di bawah ini: Langkah-langkah penelitian dapat dilihat pada diagram alir penelitian Mulai Studi Pendahuluan Identifikasi Masalah Tinjauan Pustaka
Lebih terperinciDAFTAR ISI. HALAMAN PENGAKUAN... ii. SURAT PENGAMBILAN DATA DARI PERUSAHAAN... iii. HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGAKUAN... ii SURAT PENGAMBILAN DATA DARI PERUSAHAAN... iii HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... v HALAMAN PERSEMBAHAN... vi HALAMAN
Lebih terperinci3.1 Persiapan Penelitian
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Persiapan Penelitian Dalam mengerjakan Tugas Akhir ini dilakukan langkah-angkah perancangan yang jelas agar tujuan dari Tugas Akhir ini dapat tercapai. Pada bab ini akan
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
69 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode Penelitian dilakukan dengan mengadakan pengamatan/observasi secara langsung dengan mengunjungi PT.Delident Chemical Indonesia untuk melihat secara
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan UKM yang bergerak dibidang produksi furniture.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya dan faktor penyebab banyaknya re-work dari proses produksi kursi pada PT. SUBUR MANDIRI, yang merupakan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Produksi Kegiatan utama yang bersangkutan dengan manajemen produksi adalah proses produksi. Proses produksi adalah metode dan teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alur Penelitian Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan, diperlukan adanya desain atau skema langkah penelitian sebagai acuan
Lebih terperinciModul 5 Six Sigma MODUL 5 SIX SIGMA. Laboratorium OSI & K FT. UNTIRTA (Praktikum POSI 2011)
1 MODUL 5 SIX SIGMA 2 A. Tujuan Praktikum 1. Praktikan dapat memahami konsepsi tentang Six Sigma 2. Praktikan dapat memahami Six Sigma sebagai salah satu metode dalam perbaikan kualitas yang dramatis.
Lebih terperinciBAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Gramedia Cikarang yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define,
BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimasi sistem produksi Percetakan Gramedia Cikarang yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define, Measure,
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
94 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flow Chart Metodologi Penelitian Metodologi pemecahan masalah (flow diagram) merupakan diagram yang menggambarkan pola berpikir serta menjelaskan tahap-tahap penelitian
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
39 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi pemecahan masalah merupakan gambaran dari langkahlangkah sistematis yang akan menjadi pedoman dalam penyelesaian masalah. Melalui pembuatan flowchart penelitian
Lebih terperinciIDENTIFIKASI KUALITAS PRODUK GENTENG BETON DENGAN METODE DMAIC DI UD.PAYUNG SIDOARJO. Dedy Ermanto Jurusan Teknik Industri FTI UPN Veteran Jawa Timur
1 IDENTIFIKASI KUALITAS PRODUK GENTENG BETON DENGAN METODE DMAIC DI UD.PAYUNG SIDOARJO Dedy Ermanto Jurusan Teknik Industri FTI UPN Veteran Jawa Timur ABSTRAK Adanya persaingan antar produk yang semakin
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian PT. Abdi Juang Investama bergerak di bidang pembuatan Trolly Shopping Cart berdiri pada tahun 2014. PT Abdi Juang Investama ini sudah mengembangkan bisnisnya
Lebih terperinciABSTRAK Kata Kunci: Six Sigma, Sigma Level, Kualitas Produk, DMAIC, Quality Control.
ABSTRAK Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin signifikan, membuat banyak bermunculan industri-industri baru yang sejenis dengan industri yang sudah ada sebelumnya. Hal ini tentunya merupakan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Six Sigma 2.1.1. Pengertian Six Sigma Six sigma terdiri dari dua kata yaitu Six yang berarti enam dan sigma yang berarti sebuah simbol atau lambang standar deviasi yang lebih
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Dasar dari Kualitas Kata kualitas memiliki banyak definisi yang berbeda, dan bervariasi dari yang konvensional sampai yang lebih strategik. Definisi konvensional dari
Lebih terperinciBAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH
BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimasi sistem produksi percetakan koran Lampung Post pada PT. Masa Kini Mandiri yaitu dengan menggunakan metode
Lebih terperinciUNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Industri - Fakultas Teknik SKRIPSI Semester Ganjil 2005/2006
UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Industri - Fakultas Teknik SKRIPSI Semester Ganjil 2005/2006 PENGENDALIAN TINGKAT CACAT PADA WORK STATION PENJAHITAN KAIN SPRING BED DI PT. DINAMIKA INDONUSA PRIMA
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... SURAT PERNYATAAN... LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... MOTTO...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... SURAT PERNYATAAN... LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... MOTTO... KATA PENGANTAR..... ABSTRAK..... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL...
Lebih terperinciBAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA
37 BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data Data-data yang diperlukan dalam pembuatan skripsi ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer bertujuan untuk membuktikan adanya
Lebih terperinci2.2 Six Sigma Pengertian Six Sigma Sasaran dalam meningkatkan kinerja Six Sigma Arti penting dari Six Sigma...
ABSTRAK Persaingan dunia industri semakin ketat, mendorong para pelaku industri untuk makin giat melakukan berbagai hal untuk tetap bertahan. Salah satu yang terpenting adalah kualitas produk yang merupakan
Lebih terperinciBab 2 Landasan Teori
Bab 2 Landasan Teori 2.1. Pengertian Kualitas Kualitas memiliki pengertian yang luas, setiap sudut pandang yang mendefinisikannya pasti memiliki perbedaan. Sebagaian besar orang mempunyai konsep pemahaman
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Kualitas produk menjadi salah satu topik yang menjadi perhatian utama bagi setiap industri. Setiap industri baik yang berskala kecil maupun skala besar memiliki perhatian khusus
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Untuk mengelola suatu perusahaan atau organisasi selalu dibutuhkan sistem manajemen agar tujuan dari perusahaan atau organisasi tersebut dapat tercapai.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Saat ini, persaingan antara perusahaan-perusahaan tidak hanya terjadi di
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini, persaingan antara perusahaan-perusahaan tidak hanya terjadi di wilayah lokal saja, akan tetapi sudah meluas sampai kawasan nasional bahkan internasional.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian ini menggambarkan langkah-langkah atau kerangka pikir yang akan dijalankan pada penelitian ini. Tujuan dari pembuatan metodologi penelitian ini adalah
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Persyaratan utama untuk mencapai kepuasan pelanggan (customer
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep SPC dan Pengendalian Kualitas Persyaratan utama untuk mencapai kepuasan pelanggan (customer satisfaction) dalam dunia industri manufaktur adalah kualitas dari produk maupun
Lebih terperinciBAB IV PERANCANGAN SISTEM TERINTEGRASI
BAB IV PERANCANGAN SISTEM TERINTEGRASI 4.1 Tahap Perancangan Sistem Terintegrasi Setelah dilakukan brainstorming dan studi pustaka, maka langkah selanjutnya adalah membuat sistem terintegrasi dari metode
Lebih terperinciDiajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam Mencapai Gelar Sarajana Strata Satu (S1)
USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK PENYANGGA AKI MOTOR HONDA VARIO TECHNO PART STAY D ECCU MENGGUNAKAN METODE DMAIC PADA PT. ADHI WIJAYACITRA Nama : Muhammad Robiesa Npm : 30409301 Jurusan : Teknik Industri
Lebih terperinciBAB II KAJIAN LITERATUR
BAB II KAJIAN LITERATUR 2.1 PENGENDALIAN KUALITAS 2.1.1 Pengertian Kualitas Keistimewaan atau keunggulan suatu produk dapat diukur melalui tingkat kepuasan pelanggan. Salah satunya dapat dilihat dari sisi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, dunia automotive di Indonesia menunjukkan perkembangan yang signifikan. Menurut harian Bisnis Indonesia pada 29 Maret 2012, peningkatan penjualan kendaraan
Lebih terperinciBAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH
BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flow Chart Metode Pemecahan Masalah Flow Chart metodologi pemecahan masalah merupakan diagram alir yang menggambarkan pola berpikir serta menjelaskan tahap-tahap penelitian
Lebih terperinciDamper DB2B24SSC, diantaranya adalah:
BAB III. METODE PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi PT.Dulmison Indonesia merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dibidang hardware energi yang memproduksi alat-alat berat dan aksesoris
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini membahas mengenai metode yang digunakan dalam penelitian untuk pemecahan masalah dimana setiap pembahasan diuraikan dalam bentuk tahapan terstruktur. Tahapan penelitian
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan disajikan kerangka toritis yang dipakai dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi dalam penelitian ini. Landasan teori ini sangat penting sebagai acuan dasar
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. karena apabila diterapkan secara rinci antara produsen dan konsumen akan terjadi
8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kualitas Kualitas merupakan ukuran yang tidak dapat didefinisikan secara umum, karena apabila diterapkan secara rinci antara produsen dan konsumen akan terjadi perspektif yang
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
10 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Definisi Konsep Kunci 2.1.1.1 Definisi Kualitas Kualitas adalah sebuah ukuran relatif dari kebaikan suatu produk atau jasa yang terdiri atas kualitas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT SEI Bogor pada Bulan September 2016 sampai dengan Bulan Desember 2016. PT SEI Bogor merupakan perusahaan yang bergerak
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. research) yaitu penelitian yang melakukan pemecahan
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Berdasarkan sifatnya, maka penelitian ini digolongkan sebagai penelitian deskriptif (descriptif research) yaitu penelitian yang melakukan pemecahan terhadap
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
62 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Metodologi Pemecahan masalah Metodologi pemecahan masalah merupakan tahapan-tahapan yang harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum melakukan pemecahan masalah yang
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Penelitian start Studi Pendahuluan - Survey ke Perusahaan Konsultasi Identifikasi Masalah Tinjauan Pustaka - Literatur - Jurnal - Buku - Website - dll Tujuan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Gambar 3.1 Flowchart Metodologi Penelitian Metode Penelitian merupakan deskripsi dari seluruh rangkaian kegiatan yang dilaksanakan selama proses penelitian dilaksanakan yakni
Lebih terperinciBAB3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
57 BAB3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Metodologi Penelitian Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Terdapat empat kata
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. mengucapkan terima kasih yang sebesarnya kepada: Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur.
KATA PENGANTAR Segala puja dan puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan InayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Analisa
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Dasar Pengendalian Kualitas Kualitas dapat diartikan dengan berbagai macam pendapat, kebanyakan orang mempunyai pengertian kualitas sebagai bagaimana sebuah proses dapat menghasilkan
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci: Punch, Kualitas, DMAIC, Upaya Menekan Variasi Kualitas Produk
ABSTRAK PT Wahana Pancha Nugraha merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang penyediaan permesinan dan sparepart untuk industri farmasi. Salah satu produk yang dihasilkan dari perusahaan ini
Lebih terperinciPertemuan 10 Manajemen Kualitas
Pertemuan 10 Manajemen Kualitas Tujuan Memahami manfaat manajemen kualitas. Memahami proses dalam manajemen kualitas. Mengenal alat yang yang dapat digunakan untuk melakukan manajemen kualitas. SE 3773
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. setiap ahli memiliki teori sendiri-sendiri mengenai hal ini. Menurut (Davis, 1994)
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian kualitas Kualitas memiliki kaitan yang sangat erat dengan dunia perindustrian, baik industri barang maupun jasa. Definisi dari kualitas sendiri bermacam-macam, karena
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK PT. X merupakan perusahaan yang bergerak di bidang tekstil benang jahit. Saat ini perusahaan memiliki permasalahan kualitas benang jahit pada bagian twisting, di mana diketahui terjadi cacat benang.
Lebih terperinci2. Pengawasan atas barang hasil yang telah diselesaikan. proses, tetapi hal ini tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang
27 2. Pengawasan atas barang hasil yang telah diselesaikan Walaupun telah diadakan pengawasan kualitas dalam tingkat-tingkat proses, tetapi hal ini tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang rusak
Lebih terperinciBAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH
BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1. Analisa Tahap Define Adapun persentase produk cacat terbesar periode September 2012 s/d Desember 2012 terdapat pada produk Polyester tipe T.402 yaitu dengan persentase
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. gilirannya akan mengakibatkan meningkatnyapersaingan di pasair internasional. Oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi saat ini, setiap perusahaan dihadapkan pada suatu persaingan yang semakin ketat. Hal ini dikarenakan munculnya pasar bebas dunia yang
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian yang dilakukan dalam penyusunan tugas akhir ini mencakup langkah-langkah sebagai berikut :
III-1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian yang dilakukan dalam penyusunan tugas akhir ini mencakup langkah-langkah sebagai berikut : 3.1 Studi Pendahuluan Sebelum melakukan penelitian lebih
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
23 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi mengenai Kualitas Saat kata kualitas digunakan, kita mengartikannya sebagai suatu produk atau jasa yang baik yang dapat memenuhi keinginan kita. Menurut ANSI/ASQC Standard
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengendalian Kualitas. Menurut (Douglas C. Montgomery, 2009:4) mutu atau kualitas sudah menjadi faktor paling penting didalam konsumen mengambil keputusan dalam memilih antara
Lebih terperinciBAB 4 PEMBAHASAN. Pengumpulan data dilakukan sebagai bahan pengolahan data yang perlu
48 BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan sebagai bahan pengolahan data yang perlu dilakukan. Data-data yang dikumpulkan selama masa observasi adalah sebagai berikut : Data jumlah
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
40 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Sejarah Perusahaan National Garment merupakan perusahaan yang bergerak dibidang industri pembuatan barang fashion seperti kaos,kemeja,celana,jaket
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Six Sigma. Ada banyak pengertian Six Sigma. Six Sigma diartikan sebagai teknologi canggih yang digunakan oleh para statiskawan dalam memperbaiki atau mengembangkan proses
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK PT KHI Pipe Industry bergerak pada produksi pipa. Penelitian ini diawali dengan bahwa masih terdapat keterlambatan pengiriman pada pelanggan yang mencapai 15% dari total pengiriman yang dilakukan
Lebih terperinciBAB IV RENCANA IMPLEMENTASI
BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI 4.1 Rencana Implementasi Rencana implementasi ditetapkan dari solusi bisnis yang telah diuraikan pada bab sebelumnya. Rencana implementasi yang akan dilakukan dibagi menjadi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN Penyelesaian masalah yang diteliti dalam tugas akhir ini memerlukan teoriteori atau tinjauan pustaka yang dapat mendukung pengolahan data.beberapa teori tersebut digunakan sebagai
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. ada lima pakar utama dalam manajemen mutu terpadu (Total Quality. penggunaan itu didasarkan pada lima ciri utama berikut:
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Kualitas Kualitas merupakan salah satu indikator penting bagi perusahaan untuk dapat eksis di tengah ketatnya persaingan dalam industri. kualitas didefinisikan sebagai
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam bab ini dijelaskan mengenai tahapan-tahapan yang dilakukaan oleh
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini dijelaskan mengenai tahapan-tahapan yang dilakukaan oleh penulis dalam proses penelitian. Metodologi penelitian yang digunakan dalam penyusunan tugas akhir ini
Lebih terperinciBab 3 Metodologi Penelitian
Bab 3 Metodologi Penelitian 3.1. Metodologi Peneitian Flowchart penelitian menggambarkan metodologi atau langkah-langkah dalam menyelesaikan masalah pada perusahaan. Berikut Flowchart penelitian pada gambar
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
61 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi penelitian menggambarkan proses atau tahap tahap penelitian yang harus ditetapkan dahulu sebelum melakukan pemecahan masalah yang sedang dibahas sehingga
Lebih terperinciStatistical Process Control
Natasya Christy Mukuan 1701344251 LD21 Statistical Process Control Sejarah Statistical Process Control (SPC) Sebelum tahun 1900-an, industri AS umumnya memiliki karakteristik dengan banyaknya toko kecil
Lebih terperinciBAB V PENGOLAHAN DATA DAN PERBAIKAN. pada define dan hasil pengukuran (measure) pada permasalahan yang telah
BAB V PENGOLAHAN DATA DAN PERBAIKAN Pembahasan pada bab ini menanalisa hasil pendefinisian permasalahan pada define dan hasil pengukuran (measure) pada permasalahan yang telah ditetapkan. 5.1 Analyze Dengan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pikir Permasalahan yang timbul dalam perusahaan merupakan indikasi bahwa terdapat penyimpangan terhadap proses bisnis yang ada, sehingga menghasilkan kinerja
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Gambar 3.1 Diagram alir 37 3.2 Langkah Langkah Penelitian Dalam metode penelitian ini merupakan tahapan tahapan yang dibuat untuk memudahkan dan mengarahkan
Lebih terperinciOleh Didik Samanhudi Teknik Industri FTI-UPV Veteran Jatim ABSTRAK
ANALISIS KAPABILITAS PROSES PRODUK KAWAT MENGGUNAKAN PENDEKATAN DEFINE, MEASURE, ANALYZE, IMPROVE, CONTROL DENGAN METODE TAGUCHI DI PT. UNIVERSAL METAL WORK SIDOARJO Oleh Didik Samanhudi Teknik Industri
Lebih terperinciBAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi pemecahan masalah adalah langkah-langkah sistematis yang akan menjadi pedoman dalam penyelesaian masalah. Dengan berdasarkan pada metodologi ini, penelitian
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengertian Kualitas Dalam kehidupan sehari-hari seringkali kita mendengar orang membicarakan masalah kualitas, misalnya: mengenai kualitas sebagian besar produk buatan luar negeri
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI Fase atau tahapan yang banyak menghasilkan produk yang cacat adalah di bagian proses stripping, terlihat dari diagram Pareto nya dari ketiga tahapan di area produksi Produk X. 2.1
Lebih terperinciMINGGU KE-9 MANAJEMEN MUTU PROYEK
MINGGU KE-9 MANAJEMEN MUTU PROYEK Menurut organisasi internasional untuk standarisasi, ISO, mutu didefinisikan sebagai keseluruhan karakteristik dari suatu kesatuan yang membawa kepada kemampuan pencapaian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT. Coca Cola Bottling Indonesia Central Java Semarang
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Penentuan Sampel dan Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. Coca Cola Bottling Indonesia Central Java Semarang Plant, dan difokuskan pada jumlah cacat produk yang
Lebih terperinciKATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMAKASIH DAFTAR ISI
ABSTRAK PT Kandakawana Sakti bergerak pada bidang pengecatan yang berspesialisasi pada pengecatan body motor Honda. Penelitian ini diawali dengan masalah tingginya produk cacat yang dihasilkan dan kegagalan
Lebih terperinciPERBAIKAN KUALITAS PRODUK FURNITURE DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN DMAIC DI PT.PROSPEK MANUNGGAL ERA INDUSTRY
90 Caroline: PERBAIKAN KUALITAS PRODUK FURNITURE DENGAN MENGGUNAKAN... PERBAIKAN KUALITAS PRODUK FURNITURE DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN DMAIC DI PT.PROSPEK MANUNGGAL ERA INDUSTRY Lia Caroline 1), Ign
Lebih terperinciDAFTAR ISI. LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI...iii. HALAMAN MOTTO.. v. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL xiv. DAFTAR GAMBAR...xv. 1.1 Latar Belakang Masalah.
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...i LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING...ii LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI...iii HALAMAN PERSEMBAHAN...iv HALAMAN MOTTO.. v KATA PENGANTAR vi DAFTAR ISI..... viii DAFTAR TABEL xiv DAFTAR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan menerapkan berbagai macam cara agar produk-produk mereka dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam menghadapi persaingan pasar bebas yang semakin ketat, setiap perusahaan menerapkan berbagai macam cara agar produk-produk mereka dapat terus bertahan. Untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang
DAFTAR ISTILAH DPO DMAIC CTQ DPMO FMEA Severity Occurance Detection : Defects Per Opportunity, merupakan ukuran kegagalan dalam Six Sigma yang menunjukkan banyaknya cacat atau kegagalan per satu kesempatan.
Lebih terperinciUSULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK DUDUKAN MAGNET DENGAN METODE ENAM SIGMA
USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK DUDUKAN MAGNET DENGAN METODE ENAM SIGMA Moh. Umar Sidik Daryanto (Fakultas Teknologi Industri Jurusan Teknik Industri, Universitas Gunadarma) ABSTRAK PT. Teknik Makmur
Lebih terperinciANALISA DAMPAK KEGAGALAN PROSES PRODUKSI TERHADAP KERUSAKAN PRODUK BAN DENGAN METODE FMEA ( FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS
ANALISA DAMPAK KEGAGALAN PROSES PRODUKSI TERHADAP KERUSAKAN PRODUK BAN DENGAN METODE FMEA ( FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS ) DI PT. GAJAH TUNGGAL, Tbk TANGERANG PROPOSAL SKRIPSI Diajukan Oleh : AGUNG
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi pemecahan masalah yang digunakan untuk penelitian penurunan hasil Fabric Width Utilization adalah dengan menggunakan metode Penyelesaian Masalah Six Sigma,
Lebih terperinciUNIVERSITAS BINA NUSANTARA
UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Industri Skripsi Sarjana Semester Ganjil 2007/2008 ANALISA PENGENDALIAN KUALITAS DENGAN METODE DMAIC UNTUK MENGURANGI CACAT PADA PART CRANK CASE L TIPE KVL PROSES
Lebih terperinciQuality Management and International Standards
Chapter 6 Quality Management and International Standards Tujuan membangun sistem TQM yang dapat mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan konsumen. Menjaga kualitas dapat mendukung diferensiasi, low cost,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian menguraikan seluruh kegiatan yang dilaksanakan selama penelitian berlangsung dari awal proses penelitian sampai akhir penelitian. Setiap tahapan dalam
Lebih terperinciUNIVERSITAS BINA NUSANTARA USULAN PENINGKATAN KUALITAS PRODUK BUSHING FUTURA PADA PT. NUSA INDOMETAL MANDIRI DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA
UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Sarjana Semester Genap tahun 2006/2007 USULAN PENINGKATAN KUALITAS PRODUK BUSHING FUTURA PADA PT. NUSA INDOMETAL MANDIRI DENGAN MENGGUNAKAN
Lebih terperinci