BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR A.
|
|
- Utami Gunawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR A. Kajian Pustaka 1. Hakikat Penelitian Tindakan Kelas a. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas Penelitian Tindakan Kelas atau PTK merupakan suatu penelitian yang berasal dari permasalahan yang terjadi pada kegiatan pembelajaran. Penelitian tersebut dilakukan sebagai bentuk refleksi guru yang bertujuan untuk memperbaiki praktik pembelajaran. Hal ini sependapat dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Bustari (2011:4) bahwa PTK merupakan suatu bentuk penelaahan melalui refleksi diri yang dilakukan oleh guru yang bertujuan untuk memperbaiki rasionalitas dan kebenaran serta keabsahan dari praktik sosial atau kependidikan. PTK menurut Ali dan Asrori (2011:9) merupakan: Suatu bentuk penelitian yang reflektif dengan melakukan tindakan tertentu untuk memperbaiki dan meningkatkan praktik pembelajaran di kelas secara lebih berkualitas sehingga siswa dapat memperoleh hasil belajar yang lebih baik. PTK dapat juga diartikan sebagai suatu bentuk pencermatan atas kegiatan belajar yang dilakukan di kelas. Hal ini sependapat dengan pernyataan Arikunto (2012:3) menyatakan bahwa PTK merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar dan terjadi dalam suatu kelas secara bersama. Lebih lanjut, Arikunto (2012:3) menyatakan makna kelas pada PTK tidak terikat pada pengertian ruang kelas saja melainkan dapat diartikan sebagai sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dan dari guru yang sama pula. Berdasarkan ketiga definisi tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa PTK merupakan suatu bentuk penelaahan melalui refleksi diri yang dilakukan oleh guru untuk memperbaiki dan meningkatkan 10 10
2 11 praktik pembelajaran di kelas secara lebih berkualitas sehingga peserta didik dapat memperoleh hasil belajar yang lebih baik. Makna kelas pada PTK dapat diartikan sebagai sekelompok peserta didik dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dan dari guru yang sama pula. b. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas menurut Kemendikbud (2011:9) sebagai berikut: 1) PTK Tidak Saja Berupaya Memecahkan Masalah, Tetapi Sekaligus Mencari Dukungan Ilmiah Dukungan ilmiah dalam PTK dapat bersumber dari teori-teori yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan. Teori tersebut dapat diambil dari buku, artikel maupun jurnal. Dukungan ilmiah juga dapat berasal dari kajian empirik seperti hasil dari penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan. Kedudukan kajian teoretik dan kajian empirik dalam PTK digunakan sebagai pedoman dan pendukung ilmiah atas pemecahan permasalahan yang dihadapi guru dalam kegiatan pembelajaran. 2) Permasalahan yang Dikaji dalam PTK Bukan Dihasilkan dari Kajian Teoretik dan atau Empirik Permasalahan yang dikaji dalam PTK bukan hasil dari kajian teoretik dan atau penelitian terdahulu. Permasalahan yang dikaji pada PTK berasal dari adanya permasalahan nyata dan aktual yang terjadi di dalam pembelajaran. Atas dasar tersebut maka PTK fokus pada pemecahan masalah praktis bukan masalah teoretis. 3) Dimulai dari Permasalahan yang Nyata, Jelas, dan Tajam Permasalahan yang dikaji dalam PTK merupakan permasalahan yang nyata. Permasalahan tersebut benar-benar terjadi dalam proses pembelajaran. Permasalahan yang dikaji dalam PTK juga bersifat jelas, artinya jelas seperti apa permasalahan yang dihadapi,
3 12 oleh siapa dan bagaimana cara mengatasi permasalahan tersebut, selain itu PTK juga dimulai dari kepekaan guru dalam mengidentifikasi permasalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran. Pada proses identifikasi permasalahan sangat diperlukan kecermatan. Adanya kecermatan ini dapat membantu guru dalam merumuskan solusi yang tepat sehingga dapat mengatasi permasalahan yang terjadi di dalam proses pembelajaran secara optimal. 4) Adanya Kolaborasi Antara Praktisi dengan Peneliti Kolaborasi antara peneliti dengan praktisi dilakukan dalam beberapa hal yaitu pemahaman, kesepakatan tentang permasalahan dan pengambilan keputusan yang akhirnya menciptakan kesamaan tindakan. Adanya kolaborasi antara praktisi dengan peneliti dapat membantu mengurangi subjektivitas dalam melakukan penelitian serta dapat membagi peran dan tanggungjawab sehingga dapat mengurangi persepsi yang menyatakan bahwa PTK membebani tugas seorang guru. 5) Tujuan Melakukan PTK Salah satu ciri khas dari PTK terletak pada tujuan melakukan PTK. Pada PTK, setidaknya mempunyai tiga tujuan yaitu untuk meningkatkan profesionalisme guru, mengetahui alasan pokok ingin tahu, ingin membantu, ingin meningkatkan dan bertujuan untuk memperoleh pengetahuan serta sebagai upaya pemecahan masalah yang terjadi di dalam proses pembelajaran. 6) PTK Bagian Penting dalam Pengembangan Profesi Guru PTK merupakan bagian penting dalam upaya pengembangan profesi guru. Pengembangan profesi guru meliputi kegiatan melaksanakan pengembangan diri, membuat publikasi ilmiah dan membuat karya inovatif. Salah satu bentuk tindakan reflektif pada publikasi ilmiah dapat dilakukan dengan mengadakan PTK.
4 13 Selain itu, PTK juga dapat memberikan kontribusi dalam peningkatan dan pengembangan aktivitas berpikir kritis dan sistematis serta membelajarkan guru untuk menulis. Adanya kontribusi tersebut diharapkan dapat lebih mengoptimalkan upaya guru dalam pengembangan profesi. c. Manfaat Penelitian Tindakan Kelas PTK merupakan sebuah tindakan penelitian yang dapat memberikan manfaat kepada beberapa pihak yaitu bagi siswa dan pembelajaran, guru dan sekolah. Hal ini sependapat dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Sukardiyono (2015:7) menyatakan bahwa ada tiga komponen yang harus menjadi sasaran utama PTK yaitu: 1) Manfaat Bagi Siswa dan Pembelajaran Adanya PTK, kesalahan dan kesulitan dalam proses pembelajaran akan lebih cepat dianalisis dan didiagnosis, sehingga kesalahan dan kesulitan tersebut tidak akan berlarut-larut. Jika kesalahan yang terjadi dapat segera diperbaiki, maka pembelajaran akan lebih menarik dan diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Hal ini menunjukkan adanya hubungan timbal balik antara pembelajaran dan perbaikan hasil belajar siswa. Keduanya dapat terwujud, jika guru memiliki kemampuan dan kemauan untuk melakukan PTK. 2) Manfaat bagi guru Beberapa manfaat PTK bagi guru menurut Daryanto dalam Sukardiyono (2015:7) yaitu: a. Guru memiliki kemampuan memperbaiki proses pembelajaran melalui suatu kajian yang mendalam terhadap apa yang terjadi di dalam proses pembelajaran. Keberhasilan dalam perbaikan akan memberikan kepuasan bagi guru karena telah melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi peserta didik. b. Guru dapat mengembangkan dan meningkatkan kinerjanya secara professional melalui PTK. Hal ini dikarenakan melalui
5 14 PTK guru mampu menilai, merefleksi diri dan memperbaiki kegiatan pembelajaran yang dilakukan. c. Guru mendapat kesempatan untuk berperan aktif dalam mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sendiri. Hal ini dikarenakan pada PTK, guru tidak hanya sebagai penerima hasil perbaikan dari orang lain, namun guru juga dapat berperan sebagai perancang dan pelaku perbaikan tersebut sehingga diharapkan dapat menghasilkan perbaikan atas praktik pembelajaran yang dilakukan. d. Guru akan merasa lebih percaya diri dengan melakukan PTK. Hal ini dikarenakan melalui PTK, guru dapat merefleksi diri, melakukan evaluasi diri dan menganalisis kinerjanya sendiri dalam kelas. Hal ini dapat membantu guru untuk menemukan kekuatan, kelemahan dan tantangan pembelajaran dan mengembangkan alternatif dalam kegiatan pembelajaran. 3) Manfaat Bagi Sekolah Manfaat adanya PTK bagi sekolah adalah dapat memperbaiki kualitas pembelajaran sehingga dapat berkontribusi pada peningkatan kualitas pendidikan secara nasional. Sekolah tidak akan berkembang, jika gurunya tidak memiliki kemampuan untuk melakukan PTK. Jika suatu sekolah memiliki guru yang berkompeten dalam melaksanakan PTK maka akan memperoleh manfaat yang besar. Hal ini dikarenakan melalui PTK guru mampu memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran yang dapat mencerminkan kualitas pendidikan di sekolah tersebut. d. Prinsip Penelitian Tindakan Kelas Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan oleh guru sebagai peneliti dalam pelaksanaan PTK yaitu (Kemendikbud, 2011:11): 1) Tindakan dan pengamatan dalam proses penelitian yang dilakukan diharapkan tidak mengganggu kegiatan utama guru. Guru tidak diperkenankan mengorbankan kegiatan pembelajaran. Pekerjaan
6 15 utama guru adalah mengajar, apapun jenis PTK yang diterapkan seharusnya tidak mengganggu tugas guru sebagai pengajar. 2) Masalah penelitian yang dikaji merupakan masalah yang cukup merisaukan guru dan berdasarkan pada tanggung jawab profesional. Guru harus memiliki komitmen untuk melaksanakan kegiatan yang akan menuntut kerja ekstra dibandingkan dengan pelaksanaan tugas rutin. Pendorong utama PTK adalah komitmen untuk memberikan layanan yang terbaik kepada peserta didik; 3) Metode pengumpulan data yang digunakan dapat menuntut waktu cukup lama sehingga berpeluang menggangu proses pembelajaran. Guru dalam hal ini perlu mempertimbangkan prosedur pengumpulan data yang dapat ditangani sendiri dan tetap aktif berfungsi sebagai guru yang bertugas secara penuh. Oleh karena itu, perlu dikembangkan teknik perekaman data yang sederhana namun dapat menghasilkan informasi yang bermakna; 4) Permasalahan harus berdasarkan fakta, menarik dan berada dalam jangkauan kewenangan guru sebagai peneliti untuk melakukan perubahan. Guru harus merasa terdorong melakukan PTK untuk meningkatkan kompetensi sebagai tenaga pendidik; 5) Guru ketika berperan sebagai peneliti harus tetap memperhatikan etika dan tata karma penelitian yang berlaku secara umum. Pada penyelenggaraan PTK, guru harus peduli terhadap etika yang berkaitan dengan profesi. Hal ini penting ditekankan karena PTK hadir dalam suatu konteks organisasi sehingga penyelenggaraannya harus memperhatikan tata krama berorganisasi; 6) Kegiatan PTK pada dasarnya merupakan kegiatan yang berkelanjutan karena tuntutan terhadap peningkatan dan pengembangan akan menjadi tantangan guru sepanjang waktu; 7) Kelas atau mata pelajaran merupakan tanggung jawab guru namun tinjauan terhadap PTK tidak terbatas dalam konteks kelas atau mata pelajaran tertentu melainkan juga dalam perspektif misi
7 16 sekolah. Hal ini perlu ditekankan apabila dalam suatu PTK terlibat lebih dari seorang peneliti, misalnya kolaborasi antarguru dalam satu sekolah atau dengan dosen dan pengawas sekolah. e. Tahapan Penelitian Tindakan Kelas Ada beberapa model PTK yang dapat digunakan yaitu model PTK yang dikemukakan oleh Kurt Lewin dan Kemmis serta Taggart. Pada kedua model PTK tersebut terdapat empat tahapan yang dilakukan pada setiap siklus PTK meliputi; 1) tahap perencanaan, 2) tahap pelaksanaan, 3) tahap pengamatan, dan 4) tahap refleksi. Adapun model dan penjelasannya untuk masing-masing tahap menurut Koida N (2013:53) dan Arikunto S (2012:74) dapat digambarkan sebagai berikut: Pelaksanaan Perencanaan Pengamatan Refleksi Gambar 1. Model PTK Menurut Kurt Lewin Perencanaan Refleksi SIKLUS I Pengamatan Pelaksanaan Refleksi Perencanaan SIKLUS II Pengamatan Pelaksanaan Gambar 2. Model PTK Menurut Kemmis dan Taggart
8 17 1) Tahap Perencanaan (Planning) Tahap ini adalah tahapan dimana peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan; 2) Tahap Pelaksanaan (Acting) Pada tahap ini peneliti melaksanakan atau mengimplementasikan isi rancangan yang telah dibuat pada tahap perencanaan; 3) Tahap Pengamatan (Observing) Pada tahap ini peneliti melakukan kegiatan pengamatan atas tindakan yang dilakukan; 4) Tahap Refleksi (Reflecting) Pada tahap ini peneliti merefleksikan kembali apa yang sudah dilakukan. f. Bentuk-Bentuk PTK Menurut Oja dan Smulyan dalam Sumini (2016:5) menyatakan bahwa PTK memiliki macam-macam bentuk yaitu: 1) Guru Sebagai Peneliti Pada bentuk yang pertama merupakan bentuk PTK yang memandang guru sebagai peneliti yang utuh. Pada bentuk ini memiliki ciri sangat berperannya guru dalam proses PTK. Tujuan utama PTK bentuk ini ialah meningkatkan praktik pembelajaran di kelas dimana guru terlibat secara penuh dalam proses perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Pada bentuk penelitian ini, guru mengidentifikasi masalah sendiri untuk dipecahkan melalui PTK. Keterlibatan pihak lain dari luar hanya bersifat konsultatif dalam mempertajam atau mencari problema pembelajaran di kelas. Peran pihak luar sangat kecil dalam proses penelitian. 2) Penelitian Tindakan Kolaboratif Pada bentuk penelitian kedua, PTK kolaboratif melibatkan beberapa pihak baik guru, kepala sekolah maupun dosen secara serentak dengan tujuan untuk meningkatkan praktik pembelajaran,
9 18 menyumbang pada perkembangan teori dan karier guru. Model penelitian kolaboratif ini dirancang dan dilaksanakan oleh suatu tim yang terdiri dari guru, dosen ataupun kepala sekolah. Hubungan antara ketiga pihak tersebut bersifat kemitraan yang dapat secara bersama-sama memikirkan persoalan-persoalan yang dihadapi untuk diteliti melalui penelitian kolaboratif. Kelebihan dari bentuk ini adalah dapat mengurangi subjektivitas dalam melakukan penelitian. 3) Simultan Terintegratif Tujuan utama dalam bentuk PTK yang ketiga adalah untuk memecahkan persoalan praktis dalam pembelajaran praktis dan untuk menghasilkan pengetahuan yang ilmiah dalam bidang pembelajaran di kelas. Pada bentuk penelitian ini guru dilibatkan pada proses penelitian kelas, terutama pada tahap pelaksanaan dan refleksi terhadap praktik-praktik pembelajaran di kelas. Sedangkan tahap perencanaan (termasuk pada proses identifikasi masalah) dan tahap pengamatan dilakukan oleh peneliti dari luar. Pada PTK jenis ini, kedudukan peneliti dari luar adalah sebagai inovator pada kegiatan pembelajaran yang dilakukan. 4) Administrasi Sosial Eksperimental Pada bentuk PTK yang keempat lebih menekankan dampak kebijakan dan praktik. Pada pelaksanaannya guru tidak dilibatkan baik dalam perencanaan, pelaksanaan, pengamatan maupun refleksi terhadap praktik pembelajarannya. Guru tidak banyak memberikan masukan pada proses penelitian ini. Tanggung jawab penelitian sepenuhnya ada pada pihak luar. Pada bentuk ini peneliti bekerja atas dasar hipotesis tertentu, kemudian melakukan bentuk tes dalam sebuah eksperimen. 2. Pentingnya Guru Melakukan Penelitian Tindakan Kelas Danoebroto (2012:1) menyatakan bahwa PTK penting dilakukan oleh guru. Hal ini dikarenakan melalui PTK guru mampu meningkatkan,
10 19 memperbaiki, dan mengoptimalkan proses pembelajaran. Tujuan utama PTK yang dilakukan oleh guru adalah untuk membantu siswa belajar dan memberdayakan potensi siswa. Lebih lanjut, Danoebroto (2012:2) mengemukakan bahwa pertimbangan lain jika guru melakukan PTK adalah tindakan penelitian yang dilakukan bersamaan dengan tugas utama guru yaitu mengajar. Atas dasar tersebut sebenarnya sudah tidak ada alasan bagi guru untuk tidak melakukan PTK karena khawatir terganggu tugas mengajarnya. PTK juga dapat memberikan manfaat lain bagi guru. Manfaat tersebut berkaitan dengan adanya peningkatan kualitas pembelajaran yang dapat dicapai dengan melakukan PTK. Hal ini dikarenakan melalui PTK, masalah dalam kegiatan pembelajaran dapat dikaji dan dituntaskan sehingga dapat menciptakan suatu proses pembelajaran yang lebih berkualitas. Hal ini sependapat dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Pulungan (2015:2) yang menyatakan bahwa dengan melaksanakan PTK masalah pendidikan dan pembelajaran dapat dikaji dan dituntaskan sehingga dapat menghasilkan proses pendidikan dan pembelajaran yang inovatif dan hasil belajar yang lebih baik. Lebih lanjut Pulungan (2015:3) menyatakan bahwa guru lebih utama melakukan perbaikan melalui PTK. Hal ini dikarenakan dalam proses pembelajaran yang berlangsung guru mengetahui permasalahan yang dihadapi secara spesifik di kelas. PTK juga dapat memberikan kesempatan bagi guru untuk mengembangkan kinerja dan menciptakan sebuah budaya belajar pada kalangan guru. Hal ini dikarenakan pada PTK menempatkan guru tidak hanya sebagai pendidik namun juga sebagai agen perubahan yang mempunyai pola kerja yang kolaboratif. Hal ini sependapat dengan pernyatakan yang dikemukakan oleh Permana (2011:7) menyatakan bahwa PTK diperlukan untuk dapat menciptakan sebuah budaya belajar pada kalangan guru. PTK memberikan peluang sebagai strategi pengembangan kinerja, sebab pada pendekatan penelitian ini
11 20 menempatkan pendidik dan tenaga kependidikan lainnya sebagai peneliti dan sebagai agen perubahan yang pola kerjanya bersifat kolaboratif. Berdasarkan ketiga pendapat ahli tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa pentingnya seorang guru melakukan PTK adalah untuk meningkatkan, memperbaiki dan mengoptimalkan proses pembelajaran. Hal ini dikarenakan permasalahan yang diteliti adalah masalah yang menjadi perhatian guru dalam proses pembelajaran yang dilakukan. Guru lebih utama untuk melakukan perbaikan karena mengetahui permasalahan yang sedang dihadapi secara spesifik di kelas. Melalui PTK masalah yang terjadi dalam pembelajaran dapat dikaji dan dituntaskan, sehingga dapat menghasilkan pembelajaran dan hasil belajar yang lebih baik. Selain itu, dengan adanya PTK diharapkan dapat menciptakan sebuah budaya belajar pada kalangan guru dan dapat dilakukan sebagai salah satu upaya yang terkait dengan pengembangan kinerja yang akan berimplikasi pada angka kredit guru. Peningkatan pada angka kredit guru tersebut dapat berkontribusi pada kenaikan pangkat atau golongan dan jabatan fungsional guru. 3. Motivasi Guru Melakukan PTK Motivasi merupakan suatu dorongan kehendak yang dapat menyebabkan seseorang melakukan suatu perbuatan atau tindakan tertentu untuk mencapai sebuah tujuan. Berkaitan dengan motivasi guru untuk melakukan PTK berdasarkan penelitian yang dilakukan Anggraeni (2014:100) diketahui bahwa guru yang memiliki motivasi untuk kenaikan pangkat atau jabatan ternyata melaksanakan PTK, sedangkan guru yang tidak memiliki motivasi untuk naik jabatan ternyata tidak melaksanakan PTK. Motivasi untuk kenaikan pangkat atau jabatan merupakan satusatunya faktor pendukung pelaksanaan PTK. 4. Kompetensi Profesional a. Pengertian Kompetensi Profesional Kompetensi profesional menurut Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 pasal 10 ayat (1) adalah:
12 Kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang mencakup pada penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materi, penguasaan terhadap struktur dan metodologi keilmuan. b. Indikator Kompetensi Profesional Menurut Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 pasal 10 ayat (1) ada beberapa indikator untuk mengukur kompetensi profesional guru. Indikator-indikator tersebut adalah: (1) menguasai materi pembelajaran dan pola pikir keilmuan yang mendukung pelajaran yang diampu; (2) menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran atau bidang pengembangan yang diampu; (3) mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif; (4) mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif; (5) memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri. Berdasarkan kelima indikator kompetensi profesional tersebut, PTK berhubungan dengan indikator keempat yakni mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif. Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) adalah kegiatan melaksanakan pengembangan diri, membuat publikasi ilmiah dan membuat karya inovatif. c. Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan PKB menurut Kemendikbud (2012:8) mencakup tiga hal yaitu: 1) Pelaksanaan Pengembangan Diri Pengembangan diri (PD) adalah upaya untuk meningkatkan profesionalisme diri agar memiliki kompetensi yang sesuai dengan peraturan perundangan agar mampu melaksanakan tugas pokok dan kewajiban dalam pembelajaran atau pembimbingan termasuk pelaksanaan tugas tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah. Kegiatan PD terdiri atas diklat fungsional dan kegiatan kolektif Diklat fungsional adalah diklat yang dilaksanakan untuk mencapai persyaratan kompetensi yang sesuai dengan jenjang 21
13 22 jabatan fungsional guru. Kegiatan diklat fungsional dapat dilakukan dengan mengikuti kursus, pelatihan dan sebagainya. Hasil diklat fungsional digunakan untuk kenaikan jabatan fungsional guru. Kegiatan kolektif adalah kegiatan guru dalam mengikuti kegiatan pertemuan ilmiah atau kegiatan bersama yang dilakukan guru baik di sekolah maupun di luar sekolah dengan tujuan untuk mencapai standar atau di atas standar kompetensi profesi yang telah ditetapkan. Kegiatan kolektif dapat dilakukan dengan mengikuti kegiatan lokakarya atau MGMP, mengikuti kegiatan ilmiah seperti seminar, diskusi panel atau bentuk pertemuan ilmiah yang lain dan mengikuti kegiatan kolektif lainnya yang sesuai dengan tugas dan kewajiban guru. 2) Pelaksanaan Publikasi Ilmiah Publikasi ilmiah (PI) adalah karya tulis ilmiah yang telah dipublikasikan kepada masyarakat sebagai bentuk kontribusi guru terhadap peningkatan kualitas proses pembelajaran di sekolah dan pengembangan dunia pendidikan secara umum. PI mencakup tiga kelompok kegiatan, yaitu: a) presentasi pada forum ilmiah, sebagai narasumber pada seminar, lokakarya ilmiah dan diskusi ilmiah; b) publikasi ilmiah hasil penelitian atau gagasan inovatif pada bidang pendidikan formal mencakup pembuatan laporan hasil penelitian pada bidang pendidikan di sekolah, tulisan ilmiah popular pendidikan formal dan pembelajaran pada satuan pendidikan; c) publikasi buku teks pelajaran, buku pengayaan, buku bidang pendidikan, karya hasil terjemahan dan buku pedoman guru. Dari ketiga kelompok kegiatan pada PI tersebut, PTK berkaitan dengan kelompok kedua yakni publikasi ilmiah hasil penelitian atau gagasan inovatif pada pendidikan formal mencakup pembuatan laporan hasil penelitian pada bidang pendidikan di sekolah. Pada kegiatan PI, guru sangat disarankan membuat PTK
14 daripada penelitian lainnya. Hal ini dikarenakan dengan melakukan PTK, guru dapat memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran. Implikasi lebih lanjut dengan adanya peningkatan kualitas pembelajaran tersebut diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik. Setelah guru melakukan PTK, maka PTK tersebut harus diseminarkan pada tingkat MGMP maupun nasional kemudian setelah diseminarkan, PTK tersebut dibuat jurnal sebagai bentuk kajian ilmiah yang telah dilakukan guru. 3) Pelaksanaan Karya inovatif Karya inovatif (KI) adalah karya yang bersifat pengembangan, modifikasi atau penemuan baru sebagai bentuk kontribusi guru terhadap peningkatan kualitas proses pembelajaran di sekolah dan pengembangan dunia pendidikan, sains atau teknologi, dan seni. Karya inovatif ini mencakup: a) penemuan teknologi tepat guna kategori kompleks atau sederhana; b) penemuan atau penciptaan atau pengembangan karya seni kategori kompleks atau sederhana; c) pembuatan atau modifikasi alat pelajaran, peraga, praktikum kategori kompleks atau sederhana; d) penyusunan standar, pedoman, dan soal pada tingkat nasional maupun provinsi. Karya yang dihasilkan secara bersama, dilaksanakan maksimum oleh empat orang guru, yang terdiri atas peneliti utama dan peneliti pembantu. Jumlah peneliti pembantu paling banyak tiga orang. Besaran nilai angka kredit yang diberikan atas kegiatan PI dan KI yang dilakukan oleh beberapa guru dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 1. Angka Kredit Bagi Guru yang Melakukan Kegiatan PI dan KI Jumlah Guru yang Melakukan Kegiatan PI dan KI Pemberian Angka Kredit Peneliti Pembantu II Peneliti Utama Peneliti Pembantu I 1 orang 100% 2 orang 60% 40% 3 orang 50% 25% 25% 4 orang 40% 20% 20% 20% Sumber: Kemendiknas dalam Utomo (2012:3) 23 Peneliti Pembantu III
15 Besaran nilai angka kredit untuk PKB sebagai syarat kenaikan jabatan guru disajikan dalam tabel berikut ini: Tabel 2. Nilai Angka Kredi untuk PKB Dari Jabatan Ke Jabatan Jumlah angka kredit Macam PI/KI yang wajib ada Guru Pertama golongan III/a Guru Pertama golongan III/b - - Guru Pertama golongan III/b Guru golongan III/c Muda Guru Muda Guru Muda golongan III/c golongan III/d Guru Muda Guru Madya golongan golongan III/d IV/a Guru Madya Guru Madya golongan golongan IV/a IV/b Guru Madya golongan IV/b Guru Madya golongan IV/c Guru Utama golongan IV/d Guru Madya golongan IV/c Guru Utama golongan IV/d Guru Utama golongan IV/e 4 (empat) 6 (enam) 8 (delapan) 12 (duabelas) 12 (duabelas) 14 (empatbelas) 20 (duapuluh) ber-isbn Sumber: Kemendiknas dalam Rahmatiah (2013:4) 24 Bebas pada jenis karya publikasi ilmiah & karya inovatif Bebas pada jenis karya publikasi ilmiah & karya inovatif Minimal terdapat 1(satu) laporan hasil penelitian Minimal terdapat 1(satu) laporan hasil penelitian dan 1 (satu) Artikel yang dimuat di jurnal yang ber- ISSN Minimal terdapat 1(satu) laporan hasil pene-litian dan 1 (satu) Artikel yang dimuat di jurnal yang ber- ISSN Minimal terdapat 1(satu) laporan hasil penelitian dan 1 (satu) artikel yang dimuat di jurnal yang ber- ISSN dan 1 (satu) buku pelajaran atau buku pendidikan yang ber-isbn Minimal terdapat 1(satu) laporan hasil penelitian dan 1 (satu) artikel yang dimuat di jurnal yang ber- ISSN dan 1 (satu) buku pelajaran atau buku pendidikan yang
16 25 d. Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Salah Satu Bentuk Kegiatan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) adalah kegiatan melaksanakan pengembangan diri, membuat publikasi ilmiah dan membuat karya inovatif. Salah satu bentuk tindakan reflektif pada publikasi ilmiah dapat dilakukan dengan mengadakan PTK. PTK merupakan salah satu bentuk publikasi ilmiah yang dapat dilakukan guru. Dari berbagai jenis publikasi ilmiah yang ada, guru sangat disarankan untuk melakukan PTK. Hal ini dikarenakan dengan adanya PTK, guru mampu memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran yang dapat berimplikasi pada peningkatan hasil belajar peserta didik dan kompetensi professional guru sebagai tenaga pendidik (Widoyoko, 2012:4 dan Pulungan, 2015:2). Tujuan utama melakukan PTK adalah untuk memecahkan permasalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran. Kegiatan penelitian ini tidak saja bertujuan untuk memecahkan masalah tetapi sekaligus mencari jawaban ilmiah mengapa hal tersebut dapat dipecahkan dengan tindakan yang dilakukan (Kemendikbud dalam Widoyoko, 2012:4). Mengingat PTK penting dilakukan guru maka kedudukan PTK diperkuat dengan adanya Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Birokrasi Reformasi Nomor 16 Tahun 2009 dan Peraturan Mendiknas Bersama Kepala BKN Nomor 3 Tahun 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional dan Angka Kredit Guru. Pada kedua aturan tersebut menegaskan bahwa bagi guru yang ingin naik pangkat dari golongan IIIB ke IIIC harus sudah melakukan publikasi ilmiah dan/atau karya inovatif. Pada publikasi ilmiah guru sangat disarankan untuk melakukan PTK.
17 26 Rasionalitas dari adanya kedua peraturan tersebut menurut Kemendikbud (2014:3) dikarenakan mulai golongan IIIB ke IIIC kegiatan PKB guru fokus pada peningkatan kompetensi guru. Salah satu cara untuk meningkatkan kompetensi guru dapat dilakukan dengan mengadakan PTK. Penjelasan lebih lengkap mengenai pengembangan karir guru sesuai dengan golongan kepangkatan dan jabatan fungsional guru dapat dilihat pada gambar kerangka pengembangan karir guru berikut ini: Gambar 3. Kerangka Pengembangan Karir Guru e. Hubungan Kompetensi Profesional dan Penelitian Tindakan Kelas dengan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Guru profesional adalah guru yang memiliki empat kompetensi pokok yakni kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi sosial dan kompetensi kepribadian. Kompetensi pokok yang harus dimiliki oleh seorang guru profesional dapat ditingkatkan melalui beberapa cara. Supriatna (2013:3) menyatakan bahwa salah satu cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan profesionalisme seorang guru dapat dilakukan dengan melakukan PTK. Pernyataan yang dikemukakan oleh
18 27 Supriatna (2013:3) tersebut diambil dari amanat Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 yang menyatakan bahwa diantara standar isi kompetensi guru berupa kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional terdapat unsur PTK sebagai ciri guru profesional. Berdasarkan keempat kompetensi pokok yang harus dimiliki oleh seorang guru profesional tersebut, PTK dapat berkontribusi terutama pada peningkatan kompetensi profesional guru. Ada beberapa indikator untuk mengukur kompetensi profesional guru. Indikator-indikator tersebut adalah: (1) menguasai materi pembelajaran dan pola pikir keilmuan yang mendukung pelajaran yang diampu; (2) menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran atau bidang pengembangan yang diampu; (3) mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif; (4) mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif; (5) memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri. Berdasarkan kelima indikator kompetensi profesional guru tersebut, PTK berhubungan dengan indikator keempat yakni mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif. Tindakan reflektif pada PKB terdiri atas tiga hal yaitu mengembangkan diri, melakukan publikasi ilmiah dan karya inovatif. PTK termasuk salah satu tindakan reflektif yang dapat dilakukan pada kegiatan publikasi ilmiah. Pada publikasi ilmiah menurut Kemendikbud (2014:11) terdapat sepuluh tindakan reflektif yang dapat dilakukan oleh guru yaitu presentasi di forum ilmiah, hasil penelitian berupa PTK, melakukan tinjauan ilmiah, menulis ilmiah populer, artikel ilmiah, membuat buku pelajaran, modul/diktat, buku dalam bidang penddikan, membuat karya terjemahan dan buku pedoman guru. Dari kesepuluh tindakan
19 28 reflektif yang dapat dilakukan guru dalam publikasi ilmiah, guru disarankan untuk melakukan penelitian berupa PTK. Hal ini dikarenakan dengan adanya PTK, guru mampu mendiagnosis permasalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran yang dapat berimplikasi pada peningkatan kualitas pembelajaran dan hasil belajar peserta didik. Adanya PTK sebagai salah satu bentuk PKB mempunyai dua tujuan yaitu meningkatkan kualitas pembelajaran dan terpenuhinya tujuan administratif guru. Adanya PTK dapat membantu guru untuk memperbaiki kualitas pembelajaran. Implikasi lebih lanjut dengan adanya perbaikan kualitas pembelajaran tersebut adalah mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik. Tujuan administratif adanya PTK bagi guru adalah terpenuhinya salah satu syarat kenaikan pangkat pada golongan tertentu. Tujuan administratif lainnya yang dapat didapatkan guru yang melakukan PTK adalah dapat berkontribusi pada penilaian kinerja dan PKB guru. Penilaian kinerja guru dapat diukur melalui kegiatan Uji Kompetensi Guru (UKG). Pada UKG guru yang mempunyai nilai penilaian kinerja di bawah standar minimal maka diwajibkan untuk mengikuti PKB. Kegiatan PKB yang diikuti dapat berupa diklat lanjutan dan diklat pengembangan. Pada kedua diklat tersebut guru dapat mengikuti diklat mengenai PTK yang dapat meningkatkan pemahaman guru terkait dengan PTK. Desain penilaian kinerja dan PKB guru selengkapnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini (Kemendikbud, 2014:22):
20 29 Gambar 4. Desain Penilaian Kinerja dan PKB Guru 5. Upaya yang Dapat Dilakukan Pihak Sekolah Menurut Anggraeni (2014:45) upaya yang dapat dilakukan pihak sekolah untuk mendorong guru untuk melakukan PTK dapat dilakukan dengan memberikan sosialisasi dan menginformasikan pentingnya pelaksanaan PTK dan mengingatkan serta menggerakkan guru agar bisa melakukan PTK. Pihak sekolah juga dapat berkontribusi dalam mengatasi kesulitan-kesulitan yang dialami guru untuk melakukan PTK. Salah satu cara untuk berkontribusi dalam mengatasi kesulitan tersebut dapat dilakukan dengan mengadakan program PTK di sekolah. Program PTK di sekolah dapat dibimbing langsung oleh pihak yang telah berkompeten melakukan PTK seperti kepala sekolah ataupun bekerjasama dengan instansi lain seperti LPMP dan LPTK. Upaya lebih lanjut yang dilakukan pihak sekolah untuk melancarkan program PTK dapat dilakukan dengan menyelenggarakan pelatihan komputer bagi guruguru yang masih mengalami kesulitan dalam mengoperasikan komputer,
21 30 mengadakan pelatihan melaksanakan PTK dan bimbingan penyusunan laporan penelitian serta menyediakan buku-buku penelitian. 6. Analisis Kesulitan Kesulitan yang dialami Guru untuk Melakukan Penelitian Tindakan Kelas Adanya Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Birokrasi Reformasi Nomor 16 Tahun 2009 dan Peraturan Mendiknas Bersama Kepala BKN Nomor 3 Tahun 2010 yang telah resmi berlaku pada 1 Januari 2013 pada kenyataannya justru membuat golongan kepangkatan guru mengalami stagnasi pada golongan IVA. Hal ini dikarenakan untuk naik ke jenjang kepangkatan berikutnya, guru diharuskan menulis karya ilmiah seperti PTK. Selain karena belum melakukan PTK, stagnasi kenaikan pangkat guru juga disebabkan hal lain seperti PTK yang diajukan guru merupakan hasil jiplakan dari skripsi,tesis atau laporan penelitian lainnya (Suhardjono dalam Widoyoko, 2012:3). Atas dasar uraian tersebut, dapat diketahui bahwa masih banyak guru yang mengalami kesulitan untuk melakukan PTK. Berikut peneliti paparkan teori penyebab kesulitan yang dialami guru untuk melakukan PTK. Penyusunan data ini berasal dari artikel ilmiah, jurnal maupun penelitian terdahulu. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Anggraeni (2014:100), Pati (2014:67), Drajati (2015:240), Trisdiono (2014:1) dan artikel ilmiah yang ditulis oleh Saipurrahman (2015:1) dapat diketahui bahwa kesulitan yang dialami guru untuk melakukan PTK disebabkan oleh hal hal berikut: a. Adanya persepsi sibuk di dalam benak guru dan adanya persepsi bahwa PTK dapat membebani tugas seorang guru, memerlukan banyak waktu dan biaya; b. Minimnya pengalaman guru dalam melakukan kegiatan penelitian; c. Belum memiliki pemahaman yang baik mengenai PTK sehingga permasalahan yang dihadapi di kelas tidak mampu guru deskripsikan dalam bentuk tulisan untuk dilakukan penelitian guna memperoleh solusinya. Implikasi lebih lanjut dari kurangnya pemahaman guru
22 31 adalah terhambatnya proses kenaikan pangkat karena kurangnya komponen penelitian yang dilakukan; d. Adanya pemahaman yang kurang mengenai profesi yang digeluti, utamanya yang berhubungan dengan PKB yang menunjang angka kredit guru; e. Adanya budaya kurang membaca; f. Tidak ada anggaran dana; g. Usia guru yang sudah tidak memungkinkan melakukan PTK; h. Kegiatan penataran atau pelatihan PTK yang belum optimal; i. Sulit menyusun kalimat ilmiah yang disebabkan terbatasnya tulisan ilmiah yang dibaca; j. Sulit menyusun kajian teori yang disebabkan karena tidak cukup tersedianya referensi dalam berbagai bentuk seperti buku, jurnal, akses internet, dan perpustakaan. B. Kerangka Berpikir Berdasarkan latar belakang masalah dan kajian teoritik dapat diketahui bahwa dalam keprofesionalan seorang guru terdapat empat kompetensi pokok yang harus dimiliki yaitu kompetensi pedagogik, professional, sosial dan kepribadian. Kompetensi pokok tersebut dapat ditingkatkan melalui beberapa cara salah satunya dengan melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Dari keempat kompetensi pokok tersebut, PTK dapat berkontribusi terutama pada peningkatan kompetensi profesional guru. Ada beberapa indikator untuk mengukur kompetensi profesional guru yaitu (1) menguasai materi pembelajaran dan pola pikir keilmuan yang mendukung pelajaran yang diampu; (2) menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran atau bidang pengembangan yang diampu; (3) mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif; (4) mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif; (5) memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri. Berdasarkan kelima indikator
23 32 kompetensi profesional tersebut, PTK berhubungan dengan indikator keempat yakni mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif. Tindakan reflektif yang dapat dilakukan oleh guru pada Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) ada tiga yaitu Pengembangan Diri (PD), melakukan Publikasi Ilmiah (PI) dan Karya Inovatif (KI). Pada PI ada sepuluh macam tindakan reflektif yang dapat dilakukan guru yakni presentasi di forum ilmiah,hasil penelitian berupa PTK, melakukan tinjauan ilmiah,tulisan ilmiah populer,artikel ilmiah, buku pelajaran, modul/diktat, buku dalam bidang pendidikan, karya terjemahan dan buku pedoman guru. Dari berbagai tindakan reflektif pada kegiatan publikasi ilmiah, guru sangat disarankan untuk melakukan PTK. Hal ini dikarenakan dengan adanya PTK guru mampu memperbaiki kualitas pembelajaran yang dapat berimplikasi pada peningkatan hasil belajar siswa dan profesional guru. Implikasi lebih lanjut dari peningkatan keprofesionalan seorang guru adalah dapat berpengaruh pada perolehan angka kredit guru. Angka kredit adalah satuan nilai dari tiap butir kegiatan dan akumulasi nilai butir kegiatan yang harus dicapai oleh seorang guru dalam rangka pembinaan karir kepangkatan dan jabatan guru. Angka kredit guru terdiri atas dua komponen yaitu Penilaian Kinerja Guru (PKG) dan PKB. PKG merupakan penilaian terhadap kegiatan tugas utama guru dalam rangka pembinaan karir kepangkatan dan jabatan. Sedangkan PKB merupakan kegiatan pengembangan diri, membuat publikasi ilmiah, dan atau membuat karya inovatif. Nilai yang didapatkan dari PKG dan PKB kemudian diakumulasi menjadi angka kredit guru. Angka kredit tersebut akan berpengaruh dalam kenaikan pangkat dan jabatan fungsional guru. Kedudukan PTK sebagai salah satu komponen yang harus dipenuhi untuk keperluan kenaikan pangkat guru diperkuat dengan adanya Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Birokrasi Reformasi Nomor 16 Tahun 2009 dan Peraturan Mendiknas Bersama Kepala BKN Nomor 3 Tahun Tujuan adanya kedua peraturan tersebut yaitu mampu mendorong minat
24 33 dan meningkatkan kemampuan meneliti guru serta menulis Karya Tulis Ilmiah (KTI) terutama pada PTK. Adanya kedua peraturan baru yang telah resmi diberlakukan pemerintah pada 1 Januari 2013 pada kenyataannya justru membuat golongan kepangkatan guru mengalami stagnasi pada golongan IVA. Hal ini dikarenakan untuk naik ke jenjang kepangkatan berikutnya, guru diharuskan menulis KTI terutama berupa PTK. Selain karena belum melakukan PTK, stagnasi kenaikan pangkat guru juga disebabkan hal lain seperti PTK yang diajukan guru merupakan hasil jiplakan dari skripsi, tesis atau laporan penelitian lainnya (Suhardjono dalam Widoyoko, 2012:3). Belum banyaknya guru yang melakukan PTK juga terjadi pada guru yang mengajar mata pelajaran ekonomi pada salah satu SMA di Surakarta, dimana dari lima orang guru ekonomi hanya ada satu guru yang melakukan atau mempublikasikan PTK. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyebab sebagian besar guru ekonomi belum melakukan PTK dan upaya yang telah dilakukan oleh pihak sekolah untuk mendorong dan mengatasi kesulitan yang dialami guru ekonomi untuk melakukan PTK. Berikut disajikan kerangka berpikir dalam bentuk skema agar mempermudah pembaca untuk memahami alur pemikiran pada penelitian ini.
25 34 Kompetensi Guru Kompetensi Pedagogik Kompetensi Profesional Kompetensi Sosial Kompetensi Kepribadian Indikator Ke1 Indikator Ke 2 Indikator Ke 3 Indikator Ke 4 Indikator Ke5 PD PI KI Publikasi ilmiah yang dapat dilakukan guru ada sepuluh. Dari berbagai tindakan reflektif pada publikasi ilmiah tersebut, guru disarankan untuk melakukan PTK. Memperbaiki kualitas pembelajaran Peningkatan Keprofesionalan Guru Angka Kredit Guru Peningkatan hasil belajar peserta didik Kenaikan Pangkat Guru Kenaikan Jabatan Guru PKB PKG PD PI KI PTK Kedudukan PTK sebagai penunjang kenaikan pangkat guru diperkuat dengan Permenpan-RB No 16 Tahun 2009 dan Permendiknas bersama Kepala BKN No 3 Tahun 2010 yang resmi berlaku secara efektif pada 1 Januari 2013 Belum banyak guru yang melakukan PTK Belum banyak guru yang melakukan PTK juga terjadi pada salah satu SMA di Surakarta, dimana dari lima ekonomi hanya ada satu guru yang telah melakukan PTK. Adanya penemuan hasil PTK yang diajukan guru merupakan hasil jiplakan dari skripsi/tesis atau laporan penelitian lainnya (Suhardjono dalam Widoyoko, 2012:3). Penyebab sebagian besar guru ekonomi belum melakukan PTK? Upaya yang sudah dilakukan pihak sekolah dalam mendorong dan mengatasi kesulitan guru untuk melakukan PTK? Gambar 5. Skema Kerangka Berpikir
MENJADI GURU UTAMA DENGAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN. Oleh : Dra. Nuraeni T, M.H BAB I. PENDAHULUAN
MENJADI GURU UTAMA DENGAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Oleh : Dra. Nuraeni T, M.H BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Guru mempunyai peranan yang sangat menentukan dalam keberhasilan penyelenggaraan
Lebih terperinciKARYA TULIS ILMIAH DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU
KARYA TULIS ILMIAH DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU Dr. Cepi Safruddin Abdul Jabar Disampaikan pada Bimtek Pengembangan Diri, Publikasi Ilmiah, dan karya Inovatif bagi Guru TK, SD, SMP, SMA. Dan SMK di Lingkungan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN DILEMA ATAU TANTANGAN. Oleh Rahmatiah
PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN DILEMA ATAU TANTANGAN Oleh Rahmatiah Melalui kegiatan PKB akan terwujud guru yang profesional yang tidak hanya memiliki ilmu pengetahuan yang kuat, tetapi tuntas
Lebih terperinciPengembangan Keprofesian Berkelanjutan dan Keterkaitannya dengan PUBLIKASI ILMIAH
PP no 1 Pengantar tentang Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan dan Keterkaitannya dengan PUBLIKASI ILMIAH 1 pengembangan keprofesian berkelanjutan meningkatkan profesionalitas guru salah satu dari unsur
Lebih terperinciKeterkaitan PUBLIKASI ILMIAH Dengan PKB
Hand out 1 Mengingat kembali Keterkaitan PUBLIKASI ILMIAH Dengan PKB Buku 4 halaman 1 sd 7 waktu sajian 90 menit (2 JP) 1 Hakekat Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Meningkatkan profesionalitas guru
Lebih terperinciPENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN. tantangan menuju profesionalisme. Oleh Rahmatiah
PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN tantangan menuju profesionalisme. Oleh Rahmatiah Melalui kegiatan PKB akan terwujud guru yang profesional yang tidak hanya memiliki ilmu pengetahuan yang kuat, tetapi
Lebih terperinciPENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN DALAM PENILAIAN PRESTASI KERJA GURU
PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN DALAM PENILAIAN PRESTASI KERJA GURU Oleh : Muh.Abduh Makka Widyaiswara LPMP Sulawesi Selatan A. Latar Belakang Guru adalah pendidik profesional yang mempunyai tugas,
Lebih terperinciANALISIS KESULITAN KESULITAN YANG DIALAMI GURU EKONOMI UNTUK MELAKUKAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS
ANALISIS KESULITAN KESULITAN YANG DIALAMI GURU EKONOMI UNTUK MELAKUKAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS Mayang Risqi Putriani, Sri Wahyuni, Leny Noviani* *Program Studi Pendidikan Ekonomi, FKIP Universitas Sebelas
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan dapat disimpulkan beberapa hal berikut: 1. Penyebab Sebagian Besar
90 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan dapat disimpulkan beberapa hal berikut: 1. Penyebab Sebagian Besar Guru Ekonomi Belum Melakukan PTK Penyebab sebagian
Lebih terperinciANALISIS KESULITAN-KESULITAN YANG DIALAMI GURU EKONOMI SMA UNTUK MELAKUKAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)
ANALISIS KESULITAN-KESULITAN YANG DIALAMI GURU EKONOMI SMA UNTUK MELAKUKAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) SKRIPSI Oleh : MAYANG RISQI PUTRIANI K7412112 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciLampiran I : PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR : PER/16/M.PAN-RB/11/2009 TANGGAL : 10 November 2009 RINCIAN KEGIATAN GURU DAN NYA 1 PENDIDIKAN 1. Mengikuti
Lebih terperinciPENELITIAN TINDAKAN KELAS (Pengertian, Prinsip, dan Karakteristik PTK) Oleh: Dwi Rahdiyanta *)
PENELITIAN TINDAKAN KELAS (Pengertian, Prinsip, dan Karakteristik PTK) Oleh: Dwi Rahdiyanta A. Pendahuluan Berdasarkan Keputusan Menteri Negera Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 84/1993 tentang Jabatan
Lebih terperinciPROBLEM KENAIKAN PANGKAT GURU Oleh : Istamaji, S.I.Kom (Analis Kepegawaian Pertama Kantor Kementerian Agama Kab. Way Kanan)
PROBLEM KENAIKAN PANGKAT GURU Oleh : Istamaji, S.I.Kom (Analis Kepegawaian Pertama Kantor Kementerian Agama Kab. Way Kanan) PENDAHULUAN Guru kini semakin menghadapi permasalahan yang cukup berat dalam
Lebih terperinciDr. Ali Mustadi, S. Pd, M. Pd
Dr. Ali Mustadi, S. Pd, M. Pd NIP 19780710 200801 1 012 Email: aly_uny@yahoo.com/ali_mustadi@uny.ac.id Phone: 081328089490 Universitas Negeri Yogyakarta KARYA TULIS ILMIAH DAN PENINGKATAN PROFESIONALISME
Lebih terperinciJABATAN FUNGSIONAL GURU DAN ANGKA KREDITNYA
JABATAN FUNGSIONAL GURU DAN ANGKA KREDITNYA Oleh: Anik Ghufron FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2010 PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kegiatan belajar mengajar akan berjalan dengan efektif apabila satuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan belajar mengajar akan berjalan dengan efektif apabila satuan pendidikan memiliki guru yang sesuai dengan kebutuhan, baik jumlah, kualifikasi, maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara menjadi lebih baik. Untuk mencapai pendidikan yang berkualitas
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan merupakan investasi masa depan suatu bangsa. Pendidikan yang berkualitas tinggi akan membentuk generasi penerus yang mampu membangun negara menjadi lebih
Lebih terperinciKEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU
KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU MATERI PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU TAHUN 2012 B A D A N P E N G E M B A N G A N S U M B E R D A Y A M A N U S I A P E N D I D I K A N D A N K E B U D A Y A A
Lebih terperinciGURU DAN KARYA TULIS ILMIAH
GURU DAN KARYA TULIS ILMIAH Daswatia Astuty D Endang Asriyanti AS Guru memiliki peran yang sangat strategis di sekolah. Disamping sebagai pengajar, guru juga berperan sebagai peneliti sekaligus penyebar
Lebih terperincidan menilai hasil pembelajaran, menganalisis hasil pembelajaran, melaksanakan tindak lanjut hasil penilaian
LAMPIRAN I: PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR 16 TAHUN 2009 TANGGAL: 10 November 2009 RINCIAN KEGIATAN GURU DAN NYA NO UNSUR SUB UNSUR KEGIATAN 1 PENDIDIKAN
Lebih terperinciPEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU BUKU 4 PEDOMAN KEGIATAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN BAGI GURU PEMBELAJAR
PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU BUKU 4 PEDOMAN KEGIATAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN BAGI GURU PEMBELAJAR KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penghargaan atas dasar prestasi dan kinerjanya. dengan meningkatkan profesionalisme dalam melakukan pekerjaan sebagai guru.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diterbitkannya Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen adalah suatu bukti pengakuan terhadap peningkatan profesionalitas pekerjaan guru dan
Lebih terperinciJumlah Kompetensi Kepribadian dijabarkan ke dalam 3 Kompetensi. Dari 3 Kompetensi Kepribadian dijabarkan ke dalam 18 Indikator:
Pembinaan Guru Pendidikan Agama Katolik Kabupaten Malang MENGHITUNG ANGKA KREDIT GURU MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK Berdasarkan PERMENEGPAN Nomor: 1 Tahun 2009 Oleh : St. Rudi Muryanta, S.Ag
Lebih terperinciPENILAIAN KINERJA GURU KELAS/MATA PELAJARAN Berdasarkan PERMENNEGPAN dan RB Nomor: 16 Tahun 2009
Pembinaan Guru Kelas/Guru Mapel PENILAIAN KINERJA GURU KELAS/MATA PELAJARAN Berdasarkan PERMENNEGPAN dan RB Nomor: 1 Tahun 2009 Foto : WorkShop tentang PKG dan PKB di Batu, Desember 2013 Oleh : St. Rudi
Lebih terperinciRINCIAN KEGIATAN GURU DAN ANGKA KREDITNYA
RINCIAN KEGIATAN GURU DAN NYA LAMPIRAN I: PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR 16 TAHUN 2009 TANGGAL: 10 November 2009 NO UNSUR SUB UNSUR KEGIATAN 1 PENDIDIKAN
Lebih terperinciPEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU BUKU 5 PEDOMAN
PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU BUKU 5 PEDOMAN PENILAIAN KEGIATAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN GUNA MENDUKUNG PENGEMBANGAN PROFESI GURU PEMBELAJAR (PPGP) KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PROFESIONALISME GURU PASCA PERMENEGPAN & RB NOMOR 16 TAHUN
PENGEMBANGAN PROFESIONALISME GURU PASCA PERMENEGPAN & RB NOMOR 16 TAHUN 2009 Penulis : Legiman, S.Pd, M.Pd. Widyaiswara Muda LPMP D.I. Yogyakarta Email: legiman.maman@yahoo.co.id Abstrak: Guru merupakan
Lebih terperinciHAN NARASUMBER. PENILAIAN KINERJA GURU DAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN KEGIATAN 5 PENYUSUNAN RENCANA PKB
HAN NARASUMBER. PENILAIAN KINERJA GURU DAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN KEGIATAN 5 PENYUSUNAN RENCANA PKB Pela/han Narasumber Penilaian Kinerja Guru dan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR 16 TAHUN 2009 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL GURU DAN ANGKA KREDITNYA
PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR 16 TAHUN 2009 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL GURU DAN ANGKA KREDITNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN
Lebih terperinciLATIHAN PUBLIKASI ILMIAH. 15 Maret 2018 Ditjen GTK Kemdikbud
LATIHAN PUBLIKASI ILMIAH 1 Latihan 1 Pak Jati, guru golongan IIIb mengusulkan untuk naik ke golongan IIIc. Ia akan mengajukan AK melalui publikasi ilmiah, berapa AK yang dibutuhkan? Apakah boleh publikasi
Lebih terperinci448 Seminar Nasional dan Launching ADOBSI
PERAN BAHASA, SASTRA, DAN PENGAJARANNYA DALAM MENYONGSONG PKG DAN PKB BAGI GURU Dyah Sulistyowati Pengawas Sekolah Dinas Dikpora Kab. Karanganyar Abstrak profesional akan selalu berusaha meningkatkam profesionalitas
Lebih terperinci2 Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (L
No.287, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPAN RB. Analis Keimigrasian. Jabatan Fungsional. Angka Kredit. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciKINERJA GURU DI SD KECAMATAN DELI TUA KABUPATEN DELI SERDANG. Halimatussakdiah dan Khairul Anwar Surel :
KINERJA GURU DI SD KECAMATAN DELI TUA KABUPATEN DELI SERDANG Halimatussakdiah dan Khairul Anwar Surel : halimatussakdiahnst11@gmail.com ABSTRAK Analisis awal pada 2016 (Januari s.d Maret) terhadap 36 orang
Lebih terperinciJurnal Praksis dan Dedikasi Sosial
Jurnal Praksis dan Dedikasi Sosial Vol.1 No.1 April 2018 40-47 halaman jurnal: http://journal2.um.ac.id/index.php/jpds/index/ PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN PENULISAN ARTIKEL JURNAL BAGI GURU-GURU IPS KABUPATEN
Lebih terperinciPENELITIAN TINDAKAN KELAS DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU *) Oleh: Dr. S. Eko Putro Widoyoko, M.Pd.
PENELITIAN TINDAKAN KELAS DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU *) Oleh: Dr. S. Eko Putro Widoyoko, M.Pd. A. Pendahuluan Guru memegang peran dalam mencerdaskan bangsa. Karena itu, berbagai kebijakan dan kegiatan
Lebih terperinciKEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 2010
PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU BUKU 4 PEDOMAN KEGIATAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (PKB) DAN ANGKA KREDITNYA KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.287, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPAN RB. Analis Keimigrasian. Jabatan Fungsional. Angka Kredit. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR 16 TAHUN 2009 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL GURU DAN ANGKA KREDITNYA
PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR 16 TAHUN 2009 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL GURU DAN ANGKA KREDITNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN
Lebih terperinciPENILAIAN KINERJA GURU (PK GURU): Nikmat atau Sengsara?
PENILAIAN KINERJA GURU (PK GURU): Nikmat atau Sengsara? Pemerintah tidak henti-hentinya melakukan berbagai terobosan di bidang pendidikan. Ada yang ditujukan untuk pengawas sekolah, ada untuk kepala sekolah
Lebih terperinci02/10/2014
TEKNIK PENGHITUNGAN ANGKA KREDIT GURU UNTUK ASPEK PENILAIAN KINERJA GURU (PKG) DAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (PKB) Drs. Luthfi Maulana Nst, M.Pd. Widyaiswara Madya Balai Diklat Keagamaan Medan
Lebih terperinciBUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG
SALINAN BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN BAGI GURU DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK DENGAN
Lebih terperinciPENGEMBANGAN KARIER PUSTAKAWAN MELALUI JABATAN FUNGSIONAL
PENGEMBANGAN KARIER PUSTAKAWAN MELALUI JABATAN FUNGSIONAL Yuyun Widayanti Pelaksana STAIN Kudus E-mail : (yuyun083@gmail.com) Abstrak : Jabatan fungsional pustakawan adalah salah satu jabatan fungsional
Lebih terperinci11/1/2011 TUPOKSI GURU: KARYA TULIS ILMIAH DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU PERMASALAHAN
TUPOKSI GURU: 1. Pendidikan 2. Proses pembelajaran 3. Pengembangan profesi 4. Penunjang proses pembelajaran. KARYA TULIS ILMIAH DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU JABATAN FUNGSIONAL GURU DAN ANGKA KREDIT, UNTUK
Lebih terperinciPENELITIAN TINDAKAN KELAS UNTUK ANGKA KREDIT PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN BAGI GURU. Oleh Sigit Utomo*
PENELITIAN TINDAKAN KELAS UNTUK ANGKA KREDIT PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN BAGI GURU Oleh Sigit Utomo* Mulai tahun 2013, para guru dihadapkan pada peraturan perundangan baru yang akan diberlakukan,
Lebih terperinciMENYUSUN PORTOFOLIO PENGEMBANGAN DIRI Oleh : Waryono Widyaiswara
MENYUSUN PORTOFOLIO PENGEMBANGAN DIRI Oleh : Waryono Widyaiswara wardokteryono@gmail.com I. PENDAHULUAN Guru sebagai tenaga profesional mempunyai fungsi, peran, dan kedudukan yang sangat penting dalam
Lebih terperinciTELAAH KRITIS ATAS PENGATURAN ANGKA KREDIT PEMELIHARAAN BAGI WIDYAISWARA DAN KONSEKUENSINYA. Oleh: Wakhyudi. Widyaiswara Madya Pusdiklatwas BPKP
TELAAH KRITIS ATAS PENGATURAN ANGKA KREDIT PEMELIHARAAN BAGI WIDYAISWARA DAN KONSEKUENSINYA Oleh: Wakhyudi Widyaiswara Madya Pusdiklatwas BPKP Abstrak Setiap organisasi profesi memiliki cara untuk menjaga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Guru merupakan ujung tombak pendidikan. Sebagai pendidik, guru
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru merupakan ujung tombak pendidikan. Sebagai pendidik, guru harus memiliki kompetensi kompetensi tertentu agar mampu mendidik anak didiknya dengan baik. Menurut
Lebih terperinci2015, No Mengingat : c. bahwa penyesuaian substansi peraturan sebagaimana dimaksud pada huruf b ditetapkan dengan Peraturan Kepala Lembaga Admi
No.1115, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA LAN. Widyaiswara. Jabatan Fungsional. Angka Kredit. Penilaian. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG
Lebih terperinciPENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) Oleh: LEGIMAN, M.Pd Widyaiswara LPMP D.I. Yogyakarta Abstrak
PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) Oleh: LEGIMAN, M.Pd Widyaiswara LPMP D.I. Yogyakarta email : legiman.maman@yahoo.co.id Abstrak Guru wajib melaksanakan kegiatan pengembangan keprofesional berkelanjutan
Lebih terperinciPENELITIAN TINDAKAN KELAS KARYA TULIS ILMIAH TERDEKAT BAGI GURU. Eka Zuliana Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP UMK
PENELITIAN TINDAKAN KELAS KARYA TULIS ILMIAH TERDEKAT BAGI GURU Eka Zuliana Email: zulianaeka@yahoo.co.id Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP UMK Abstract UU No. 14 2005 on Teachers and Lecturers mandates
Lebih terperinciPENELITIAN TINDAKAN KELAS UNTUK ANGKA KREDIT PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN BAGI GURU
PENELITIAN TINDAKAN KELAS UNTUK ANGKA KREDIT PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN BAGI GURU *Sigit Utomo, Widyaiswara LPMP Papua Oleh Sigit Utomo* Abstrak Tulisan ini bertujuan memberikan informasi kepada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah baik yang diselenggarakan pemerintah maupun masyarakat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
Lebih terperinciPENELITIAN TINDAKAN KELAS (CLASSROOM ACTION RESEARCH)
A. Penelitian Pendidikan PENELITIAN TINDAKAN KELAS (CLASSROOM ACTION RESEARCH) Oleh: Atmini Dhoruri, MS Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY Upaya pemerintah dalam meningkatkan sumber daya manusia dilakukan
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 41 SERI E
BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 41 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 41 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN PROFESIONAL PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DENGAN
Lebih terperinciTELAAH KRITIS ATAS PENGATURAN ANGKA KREDIT PEMELIHARAAN BAGI WIDYAISWARA DAN KONSEKUENSINYA. Oleh: Wakhyudi. Widyaiswara Madya Pusdiklatwas BPKP
TELAAH KRITIS ATAS PENGATURAN ANGKA KREDIT PEMELIHARAAN BAGI WIDYAISWARA DAN KONSEKUENSINYA Oleh: Wakhyudi Widyaiswara Madya Pusdiklatwas BPKP Abstrak Widyaiswara madya golongan IV/c yang sudah melewati
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dosen diatur dalam Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan. pembelajaran yang digunakan sebagai perangkat dasar kemudian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebuah pekerjaan dapat dikatakan sebuah profesi apabila salah satu syaratnya dilandasi oleh suatu disiplin ilmu. Keilmuan yang melandasi sebuah profesi seiring
Lebih terperinciRUANG LINGKUP MATERI DAN ALOKASI WAKTU
PENGELOLAAN TUGAS POKOK DAN ETIKA PENGAWAS BIMBINGAN TEKNIS CALON MENTOR PENGAWAS SELEKSI CALON PENGAWAS 2016 Peta konsep KUALIFIKASI PENGEMBANGAN PROFESI PENGAWAS TUGAS POKOK DAN FUNGSI 1 PENGAWAS KUALIFIKASI
Lebih terperinciKegiatan pengembangan profesi bagi Pengawas Sekolah
1 2 Kegiatan pengembangan profesi bagi Pengawas Sekolah Suhardjono Diskusi dalam Evaluasi Kinerja Pendidik dan Kependidikan tingkat Propinsi Jawa Timur Malang, 14 Juni 2011 Pengantar 3 Banyak perubahan
Lebih terperinciPEMBINAAN TEKNIS TIM PENILAI PRANATA KOMPUTER - ADMINISTRASI
BADAN PUSAT STATISTIK PEMBINAAN TEKNIS TIM PENILAI PRANATA KOMPUTER - ADMINISTRASI (Berdasarkan : SK MenPAN Nomor 66/Kep/M.PAN/7/2003 (Perka BPS Nomor 16 Tahun 2008) Bagian Jabatan Fungsional TUJUAN PENETAPAN
Lebih terperinciDAFTAR USUL PENETAPAN ANGKA KREDIT GURU
CONTOH : DAFTAR USUL PENETAPAN ANGKA KREDIT GURU LAMPIRAN I : PERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA MOR : MOR : TANGGAL : MOR : DAFTAR USUL PENETAPAN ANGKA KREDIT
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN KEMAMPUAN PROFESIONAL PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN KEMAMPUAN PROFESIONAL PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINJAI, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciHARAPAN, KENYATAAN DAN STRATEGI PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH
HARAPAN, KENYATAAN DAN STRATEGI PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH Achmad Supriyanto Jurusan AP FIP UM Email: aspriess@gmail.com Abstrak: Artikel ini bertujuan untuk memberikan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI,
PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PENILIK DAN ANGKA KREDITNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sesuai tanggung jawabnya bahwa guru adalah tenaga pendidik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sesuai tanggung jawabnya bahwa guru adalah tenaga pendidik profesional yang memiliki peran besar dalam upaya peningkatan mutu pendidikan dan dalam mencapai tujuan
Lebih terperinci3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara
PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR: 15 TAHUN 2010 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PAMONG BELAJAR DAN ANGKA KREDITNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI
Lebih terperinciKENAIKAN JABATAN/PANGKAT GURU. Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Banyumas 2017
KENAIKAN JABATAN/PANGKAT GURU Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Banyumas 2017 1 JABATAN FUNGSIONAL GURU DASAR HUKUM Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Lebih terperinciJABATAN FUNGSIONAL GURU
PKB Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Kegiatan PENGEMBANGAN DIRI Berdasar Permenpan Nomor: PER/16/M.PAN-RB/11/2009 tentang: JABATAN FUNGSIONAL GURU dan ANGKA KREDITNYA Oleh: Natun, S.Pd.,M.Si. 1 Yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
21 BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan membahas metode penelitian yang digunakan. Metode yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Selain itu, akan dibahas pula desain penelitian,
Lebih terperinciANALISIS KOMPETENSI GURU GEOGRAFI DALAM MELAKSANAKAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) DI SMA NEGERI KOTA BANJARMASIN
JPG (Jurnal Pendidikan Geografi) Volume 4 No 1 Januari 2017 Halaman 40-50 e-issn : 2356-5225 http://ppjp.unlam.ac.id/journal/index.php/jpg ANALISIS KOMPETENSI GURU GEOGRAFI DALAM MELAKSANAKAN PENELITIAN
Lebih terperinciDAFTAR USUL PENETAPAN ANGKA KREDIT GURU NOMOR :. 1) Instansi :.. 2) Masa penilaian Bulan..s.d. 3) KETERANGAN PERORANGAN
FORMAT 3 DAFTAR USUL PENETAPAN ANGKA KREDIT GURU NOMOR :. Instansi :.. Masa penilaian Bulan..s.d. 3) NO KETERANGAN PERORANGAN 1 N a m a 4) 2 N I P 5) 3 NUPTK 6) ` 4 Nomor Seri Kartu Pegawai 7) 5 Tempat
Lebih terperinciPEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU BUKU 1
PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU BUKU 1 PEDOMAN PENGELOLAAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN GUNA MENDUKUNG PENGEMBANGAN PROFESI GURU PEMBELAJAR (PPGP) KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Lebih terperinciLEMBAR KERJA PUBLIKASI ILMIAH
LEMBAR KERJA PUBLIKASI ILMIAH NO. PERMASALAHAN 1 Pak Jati, guru golongan IIIb mengusulkan untuk naik ke golongan IIIc. Ia akan mengajukan AK melalui publikasi ilmiah, berapa AK yang dibutuhkan? Apakah
Lebih terperinciPengembangan Keprofesian Berkelanjutan Tantangan untuk Memacu Guru dalam Menulis Karya Tulis Ilmiah Syamsul Alam Penilaian Kinerja Guru (PKG) yang rencananya dimulai tahun 2013, sudah di ambang pintu.
Lebih terperinciDAFTAR USUL PENETAPAN ANGKA KREDIT GURU NOMOR :. 1) Instansi :.. 2) Masa penilaian Bulan..s.d. 3) KETERANGAN PERORANGAN
FORMAT 3 DAFTAR USUL PENETAPAN ANGKA KREDIT GURU MOR :. Instansi :.. Masa penilaian Bulan..s.d. 3) KETERANGAN PERORANGAN 1 N a m a 4) 2 N I P 5) 3 NUPTK 6) ` 4 Nomor Seri Kartu Pegawai 7) 5 Tempat dan
Lebih terperinciBUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG
BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN BAGI PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciInternalisasi Rancangan Peraturan Menteri PAN dan RB
Internalisasi Rancangan Peraturan Menteri PAN dan RB Sekretariat Jenderal DPR RI 15 April 2014 Setyanta Nugraha Karo Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN 10/22/2013 Karo Analisa APBN 1 PERATURAN MENTERI
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Tujuan dan Keuntungan. Dasar Hukum Jabatan Fungsional Pranata Komputer
PENDAHULUAN Tujuan dan Keuntungan Dasar Hukum Jabatan Fungsional Pranata Komputer Pengertian, Rumpun Jabatan, Kedudukan, Tugas Pokok dan Jenjang Jabatan Tujuan dan Keuntungan 1.1. Tujuan Penetapan Jabatan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR: 21 TAHUN 2010 TENTANG
MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR: 21 TAHUN 2010 TENTANG JABATAN
Lebih terperinciPENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK/CAR)
PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK/CAR) Saefudin STKIP Garut Juni 2006 Penelitian Tindakan (Action Research)? Penelitian tentang, untuk, dan oleh masyarakat/kelompok sasaran, dengan memanfaatkan interaksi,
Lebih terperinciPetunjuk usulan PAK guru
PETUNJUK USULAN PAK PNS/GURU I. DASAR 1. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009, tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya; 2. Peraturan Bersama
Lebih terperinciPENELITIAN TINDAKAN BAGI GURU DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN
PENELITIAN TINDAKAN BAGI GURU DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN Oding Supriadi Dosen STKIP Setia Budhi Rangkas Bitung Banten Abstrak: Tujuan dari tulisan ini yaitu menyajikan konsep penelitian tindakan
Lebih terperinciPERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 03/V/PB/2010 NOMOR : 14 TAHUN 2010
PERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 03/V/PB/2010 NOMOR : 14 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL GURU DAN ANGKA KREDITNYA DENGAN
Lebih terperinciPELATIHAN DAN PENDAMPINGAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS DAN PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI
PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS DAN PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI A. Dasar Pemikirian Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
Lebih terperinciMenuju Kesiapan Guru Dalam Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
Menuju Kesiapan Guru Dalam Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Marhaeni Dwi Satyarini FPIPS IKIP Veteran Semarang Email : Marhaenids@yahoo.com ABSTRAK Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Lebih terperinciPENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Dirangkum oleh: DENOK WIDJAJATI, S.Pd. PELAKSANAAN PKB
PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Dirangkum oleh: DENOK WIDJAJATI, S.Pd. PELAKSANAAN PKB 1. DALAM SEKOLAH Program Induksi, mentoring, pembinaan, observasi pembelajaran, kemitraan pembelajaran, berbagi
Lebih terperinciDASAR HUKUM JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KEPEGAWAIAN :
DASAR HUKUM JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KEPEGAWAIAN : 1. Undang-Undang Nomor 5 Th 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara; 2. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2014 Tentang Batas Usia Pensiun Bagi Pejabat Fungsional;
Lebih terperinciPUBLIKASI ILMIAH. Memotivasi guru untuk senantiasa meningkatkan kontribusinya kepada perkembangan profesionalisme masyarakat profesinya.
PUBLIKASI ILMIAH PENGERTIAN Publikasi ilmiah adalah karya tulis ilmiah yang telah dipublikasikan kepada masyarakat. Oleh sebab itu, pada sitem penilaian kinerja guru tidak semua karya tulis dapat dikategorikan
Lebih terperinciPENYUSUNAN MODEL PTK *) (UNTUK MEMENUHI 12 POINT KENAIKAN PANGKAT KE IV-B)
PENYUSUNAN MODEL PTK *) (UNTUK MEMENUHI 12 POINT KENAIKAN PANGKAT KE IV-B) Oleh: Drs. Ahmad Yani, M.Si. Pendahuluan Undang-undang No 14 tentang guru dan dosen menegaskan bahwa guru merupakan profesi yang
Lebih terperinciPENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL BADAN PENGEMBANGAN SDMP DAN PMP PUSAT PENGEMBANGAN PROFESI PENDIDIK
PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL BADAN PENGEMBANGAN SDMP DAN PMP PUSAT PENGEMBANGAN PROFESI PENDIDIK PENGERTIAN PKB (PERMENNEGPAN DAN RB NO. 16 TAHUN 2009 Pasal 1
Lebih terperinciVolume III No. 01 Juni 2016 pissn & eissn
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU IPS DALAM MELAKSANAKAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS MELALUI BIMBINGAN INDIVIDUAL DI SEKOLAH BINAAN SMP NEGERI 7 KOTA BIMA oleh : Sri Aswati Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga
Lebih terperinciTarakan, 15 November 2016 Kepada Yth. Seluruh PNS : 1. Fungsional Guru 2. Fungsional Pamong Belajar 3. Fungsional Penilik 4. Fungsional Pengawas
Nomor Sifat Lampiran Perihal PEMERINTAH KOTA TARAKAN DINAS PENDIDIKAN Jalan Jenderal Sudirman No. 11 - Kota Tarakan Telp. 0551-32867, Fax. 0551-32811 e-mail : disdik@tarakankota.go.id Website : disdik.tarakankota.go.id
Lebih terperinciPEDOMAN PENETAPAN ANGKA KREDIT DAN KENAIKAN JABATAN/PANGKAT PENGAWAS MADRASAH
PEDOMAN PENETAPAN ANGKA KREDIT DAN KENAIKAN JABATAN/PANGKAT PENGAWAS MADRASAH Oleh : Team Penyusun KEMENTERIAN AGAMA RI DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM DIREKTORAT PENDIDIKAN MADRASAH JAKARTA 2014
Lebih terperinciTopik 1 Penelitian Tindakan Kelas. Pengembangan Profesi
Topik 1 Penelitian Tindakan Kelas sebagai kegiatan Pengembangan Profesi Guru DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DIREKTORAT PROFESI PENDIDIK
Lebih terperinciWALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 48 TAHUN 2013 TENTANG
WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 48 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN KEMAMPUAN PROFESIONAL PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJAR,
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2013 TENTANG JABATAN
Lebih terperinciWALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT
WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA BUKITTINGGI NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KEUANGAN PUSAT DAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BUKITTINGGI,
Lebih terperinciBab 1. Angka kredit. dalam kegiatan pengembangan profesi guru. bab 1 1
Bab 1 Angka kredit dalam kegiatan pengembangan profesi guru bab 1 1 Kegiatan pengembangan profesi guru pengamalan (penerapan) keterampilan guru untuk peningkatan mutu belajar mengajar, atau menghasilkan
Lebih terperinciPeraturan Menpan No. 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. Publikasi ilmiah. Unsur Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
Dosen PT minimal 50% berpendidikan S2/S3 Peraturan baru kenaikan jabatan dosen (Kep Kep.. Menko Wasbangpan No. 38, 2828-8-1999) 1 Disajikan dalam Seminar Penulisan Karya Ilmiah: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS
Lebih terperinciPENELITIAN TINDAKAN KELAS. Oleh: SUNARYO SOENARTO
Dr. Sunaryo Sunarto Ketua Pelaksana Sergur Rayon 11 Ketua Serdos PTP UNY Ketua P3AI - UNY Kantor: P3AI UNY (0274-550852) Telp. 0274-586168 psw. 263 Email: sunaryos@uny.ac.id HP: 081 7412 7114 1 PENELITIAN
Lebih terperinciLAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT (PPM) DOSEN
LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT (PPM) DOSEN PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU MELALUI PENULISAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS BAGI GURU-GURU DI SMA NEGERI 1 WATES Oleh: Dr. Hastuti, M.Si. Sriadi
Lebih terperinci