DAFTAR ISI. HALAMAN SAMPUL DEPAN... i. HALAMAN JUDUL... ii. HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iii. HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... iv

Transkripsi

1 DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL DEPAN... i HALAMAN JUDUL... ii HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iii HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... iv HALAMAN PERNYATAAN... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR TABEL... xii DAFTAR LAMPIRAN... xiv INTISARI... xvii ABSTRACT... xviii BAB I. PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Perumusan Masalah... 3 C. Tujuan Penelitian... 4 D. Manfaat Penelitian... 4 BAB II. STUDI PUSTAKA... 5 A. Tinjauan Pustaka Tanaman Purwoceng (Pimpinella alpina Molk)... 5 a. Morfologi Tanaman... 5 b. Klasifikasi tanaman... 6 c. Kandungan fitokimia... 6 d. Status Penelitian Tanaman Purwoceng vii

2 2. Toksikologi a. Definisi Toksikologi b. Prinsip Umum Toksikologi c. Faktor yang mempengaruhi Toksisitas d. Mekanisme Efek Toksik e. Sifat Efek Toksik f. Uji toksisitas g. Uji toksisitas Akut Pemilihan Hewan Uji a. Tikus Putih b. Penganganan dan Pengendalian Hewan Uji c. Kondisi Lingkungan d. Parameter Fisik dan Fisiologis Tikus Keamanan Obat Tradisional B. Landasan Teori C. Kerangka Konsep D. Hipotesis BAB III. METODE PENELITIAN A. Alat dan Bahan Alat Bahan B. Cara Penelitian Penyiapan Bahan Uji Pemilihan Hewan Uji Persiapan Hewan Uji Pengelompokan Hewan Uji viii

3 5. Preparasi Larutan Uji Tata Cara Pemejanan Dosis Sediaan Pengamatan Gejala Toksik Penilaian LD Pengukuran Berat Badan C. Definisi Operasional Variabel D. Analisis Hasil E. Alur Penelitian BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penetapan Dosis B. Ethical Clearance C. Potensi Ketoksikan Akut (LD 50 ) D. Pengamatan Keadaan Fisik E. Rerata Perubahan Berat Badan F. Keterbatasan Penelitian BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN ix

4 DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Akar tanaman purwoceng... 7 Gambar 2. Struktur dasar steroid... 9 Gambar 3. Struktur kimia stigmasterol Gambar 4. Struktur kimia sitosterol Gambar 5. Struktur kimia dasar glikosida triterpen Gambar 6. Struktur kimia dasar glikosida steroid Gambar 7. Struktur kimia dasar glikosida alkaloid Gambar 8. Struktur kimia bergapten Gambar 9. Struktur kimia senyawa pinidine Gambar 10. Struktur kimia senyawa mescaline Gambar 11. Struktur kimia senyawa usambarensine Gambar 12. Diagram absorpsi dan distribusi zat-zat toksik (toksikan) Gambar 13. Skema kerja dengan dosis awal 2000 mg/kg BB Gambar 14. Skema uji statistik Gambar 15. Skema alur penelitian Gambar 16. Grafik perubahan berat badan rata-rata tikus betina terhadap waktu sampai 14 hari setelah pemberian sediaan uji secara oral dosis tunggal (2000 mg/kg BB) Gambar 17. Grafik perubahan berat badan rata-rata tikus jantan terhadap waktu sampai 14 hari setelah pemberian sediaan uji secara oral dosis tunggal (2000 mg/ kg BB) x

5 DAFTAR TABEL Tabel I. Tabel II. Klasifikasi zat kimia nilai LD 50 dari data toksisitas akut oral berdasarkan WHO Kategori ketoksikan menurut Global Harmonized Classified System (GHS) Tabel III. Jumlah tikus yang mati pada pengamatan 24 jam pertama setelah pemejanan dosis tunggal sediaan uji larutan ekstrak akar purwoceng (Pimpinella alpina Molk) terstandar secara oral Tabel IV. Jumlah kematian tikus (% kematian) sampai 14 hari pemberian sediaan uji secara oral dosis tunggal Tabel V Hasil pemeriksaan kualitatif terhadap gejala-gejala toksik pada tikus putih betina galur Wistar selama jam pertama setelah pemberian ekstrak akar purwoceng (Pimpinella alpina Molk.) terstandar secara oral dosis tunggal Tabel VI. Hasil pemeriksaan kualitatif terhadap gejala-gejala toksik pada tikus putih betina galur Wistar selama 14 hari setelah pemberian ekstrak akar purwoceng (Pimpinella alpina Molk.) terstandar secara oral dosis tunggal Tabel VII. Hasil pemeriksaan kualitatif terhadap gejala-gejala toksik pada tikus putih jantan galur Wistar selama jam pertama setelah pemberian ekstrak akar purwoceng (Pimpinella alpina Molk.) terstandar secara oral dosis tunggal Tabel VIII. Hasil pemeriksaan kualitatif terhadap gejala-gejala toksik pada tikus putih jantan galur Wistar selama 14 hari setelah pemberian ekstrak akar purwoceng (Pimpinella alpina Molk.) terstandar secara oral dosis tunggal Tabel IX. Hasil analisis uji normalitas (Uji Shapiro-Wilk) dan uji varian (Test Homogenety of variance) rerata perubahan berat badan hewan uji perhari) hewan uji tikus betina selama 14 hari xi

6 Tabel X. Hasil analisis uji normalitas (Uji Shapiro-Wilk) dan uji varian (Test Homogenety of variance) rerata perubahan berat badan hewan uji perhari hewan uji tikus jantan selama 14 hari Tabel XI. Perubahan berat badan rata-rata tikus betina, 14 hari setelah pemberian sediaan uji secara oral dosis tunggal Tabel XII. Perubahan berat badan rata-rata tikus jantan, 14 hari setelah pemberian sediaan uji secara oral dosis tunggal xii

7 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Surat keterangan sehat hewan uji Lampiran 2. Sertifikat analisis ekstrak terstandar akar purwoceng (Pimpinella alpina Molk.) Lampiran 3. Sertifikat ethical clearance Lampiran 4. Pemeriksaan Fisik Tikus I betina kelompok perlakuan kombinasi kriteria Balasz dan Guidance Document on the Recognition, Assessment, and use of Clinical Signs as Humane Endpoints for Experimental Animals used in Safety Evaluation selama 14 hari Lampiran 5. Pemeriksaan Fisik Tikus I betina kelompok kontrol kombinasi kriteria Balasz dan Guidance Document on the Recognition, Assessment, and use of Clinical Signs as Humane Endpoints for Experimental Animals used in Safety Evaluation selama 14 hari Lampiran 6. Pemeriksaan Fisik Tikus I jantan kelompok perlakuan kombinasi kriteria Balasz dan Guidance Document on the Recognition, Assessment, and use of Clinical Signs as Humane Endpoints for Experimental Animals used in Safety Evaluation selama 14 hari Lampiran 7. Pemeriksaan Fisik Tikus I jantan kelompok kontrol kombinasi kriteria Balasz dan Guidance Document on the Recognition, Assessment, and use of Clinical Signs as Humane Endpoints for Experimental Animals used in Safety Evaluation selama 14 hari Lampiran 8. Data berat badan tikus betina, 14 hari setelah pemberian sediaan uji secara oral dosis tunggal Lampiran 9. Data berat badan tikus jantan, 14 hari setelah pemberian sediaan uji secara oral dosis tunggal Lampiran 10. Pengamatan fisik gejala-gejala klinis dalam uji toksisitas menurut kriteria Balazs Lampiran 11. Pengamatan fisik gejala-gejala klinis dalam uji toksisitas menurut kriteria Guidance Document on the Recognition, xiii

8 Assessment, and use of Clinical Signs as Humane Endpoints for Experimental Animals used in Safety Evaluation Lampiran 12. Data berat badan hewan uji hasil uji analisis statistik tikus betina kelompok perlakuan selama 14 hari Lampiran 13. Data berat badan hewan uji hasil uji analisis statistik tikus jantan kelompok perlakuan selama 14 hari Lampiran 14. Perhitungan larutan stok xiv