3.1. Kebutuhan Air Bersih dan Jumlah Limbah Cair Gedung BPPT
|
|
- Surya Lesmono
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Bab iii Pengelolaan limbah gedung bppt sebelum renovasi 3.1. Kebutuhan Air Bersih dan Jumlah Limbah Cair Gedung BPPT Untuk menentukan kebutuhan air bersih atau penentuan besan IPAL dapat mengacu pada besaran People Equivalent (PE), yaitu tabel kebutuhan air bersih atau jumlah limbah untuk setiap bangunan. Tabel PE ini dapat dilihat seperti pada pada lampiran II Peraturan Gubernur Provinsi DKI Nomor 122 tahun 2005 seperti terlihat pada Tabel 3.1. Pusat Teknologi Lingkungan, (PTL) BPPT 21
2 Tabel 3.1 : Besaran Population Equivalen (Pe) untuk Perancangan IPAL berdasarkan Jenis peruntukan bangunan. No. Peruntukan Pemakaian Debit Satuan PE Acuan Bangunan Air Bersih Air Limbah Rumah Mewah Liter/penghuni/hari 1,67 Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Plambing, 2. Rumah Biasa Liter/penghuni/hari 1,00 Study JICA 1990 (proyeksi 2010) 3. Apartment Liter/penghuni/hari 1,67 Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Plambing, 4. Rumah Susun Liter/penghuni/hari 0,67 5. Asrama Liter/penghuni/hari 0,80 6. Klinik / Puskesmas 3 2,7 Liter/pengunjung/hari 0,02 Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Plambing, 7. Rumah sakit Mewah Liter/jumlah tempat tidur pasien/hari Rumah Sakit Menengah Liter/jumlah tempat tidur pasien/hari Rumah Sakit Umum Liter/jumlah tempat tidur pasien/hari 6,67 Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Plambing, 5,00 Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Plambing, 2,83 Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Plambing, 8. Sekolah Dasar Liter/siswa/hari 0,27 SNI SLTP Liter/siswa/hari 0,33 SNI SLTA Liter/siswa/hari 0,53 SNI Perguruan Tinggi Liter/mahasiswa/hari 0,53 SNI Rumah Toko / Rumah Liter/penghuni dan 0,67 SNI Kantor pegawai/hari 13 Gedung Kantor Liter/pegawai/hari 0,33 SNI Toserba (toko serba ada, 5 4,5 Liter/m 2 luas lantai/hari 0,04 SNI mall, department store) 15 Pabrik / Industri Liter/pegawai/hari 0,33 SNI Stasiun / Terminal 3 2,7 Liter/penumpang tiba dan pergi/hari 0,02 SNI Pusat Teknologi Lingkungan, (PTL) BPPT 22
3 Bandara Udara * 3 2,7 Liter/penumpang tiba dan pergi/hari 0,02 Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Plambing, 18 Restoran 15 13,5 Liter/kursi/hari 0,11 SNI Gedung Pertunjukan 10 9 Liter/kursi/hari 0,08 SNI Gedung Bioskop 10 9 Liter/kursi/hari 0,08 SNI Hotel Melati s/d Bintang Liter/tempat tidur/hari 1,00 SNI Hotel Bintang 3 ke atas Liter/tempat tidur/hari 1,67 SNI Gedung Peribadatan 5 4,5 Liter/orang/hari (belum 0,04 SNI dengan air wudhu) 24 Perpustakaan 25 22,5 Liter/jmlh. pengunjung/hari 0,19 Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Plambing, 25 Bar Liter/jmlh. pengunjung/hari 0,20 Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Plambing, 26 Perkumpulan Sosial Liter/jmlh. 0,23 Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Plambing, pengunjung/hari 27 Klab Malam Liter/kursi/hari 1,57 Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Plambing, 28 Gedung Pertemuan Liter/kursi/hari 0,17 Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Plambing, 29 Laboratorium Liter/staf/hari 1,00 Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Plambing, 30 Pasar Tradisional / Liter/kios/hari 0,30 Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Plambing, Modern Keterangan : * Untuk pelayanan publik - Perhitungan menggunakan pendekatan PE hanya dipakai apabila tidak ada data aktual jumlah pemakaian air bersih per hari. Pusat Teknologi Lingkungan, (PTL) BPPT 23
4 Untuk menghitung besarnya kapasitas IPAL dapat dilakukan berdasarkan besarnya Koefisen luas bangunan atau berdasarkan jumlah penghuni bangunan. Untuk bangunan yang baru, perkiraan jumlah air limbah umumnya dilakukan berdasarkan PE untuk tiaptiap peruntukan dikalikan dengan satuan kapasitas (jumlah orang atau luas lantai atau lainnya). Disamping menggunakan table PE, untuk mengetahui kebutuhan air bersih maupun untuk memperkirakan jumlah limbahnya, maka juga dilakukan survai penggunaan air bersih dan jumlah limbah buangan secara langsung. Berdasarkan hasil survai tersebut, maka telah diketahui jumlah pemakaian air secara bulanan maupun harian. Grafik jumlah pemakaian air bersih di gedung BPPT Jl. MH Thamrin Jakarta, setiap bulannya dapat dilihat sebagai berikut : Grafik 3.1 : Jumlah Pemakaian Air PDAM Setiap Bulan Dari Mei 2009 s.d Maret 2010 Pusat Teknologi Lingkungan, (PTL) BPPT 24
5 Survai pemakaian air juga dilakukan dengan pengamatan langsung ke meter pemakaian air, dan hasil pengamatan harian tersebut adalah sebagai berikut : Tabel 3.2. : Jumlah Kebutuhan Air Harian di Gedung BPPT Jakarta, tanggal 4-30 Juni No Tgl Hari Poss. Meter Air Penggunaan Air (m 3 /hari) Juni 10' Jum'at Juni 10' Sabtu Juni 10' Minggu Juni 10' Senin Juni 10' Selasa Juni 10' Rabo Juni 10' Kamis Juni 10' Jum'at Juni 10' Sabtu Juni 10' Minggu Juni 10' Senin Juni 10' Selasa Juni 10' Rabo Juni 10' Kamis Juni 10' Jum'at Juni 10' Sabtu Juni 10' Minggu Juni 10' Senin Juni 10' Selasa Juni 10' Rabo Juni 10' Kamis Juni 10' Jum'at Juni 10' Sabtu Juni 10' Minggu Juni 10' Senin Juni 10' Selasa Juni 10' Rabo TOTAL PENGGUNAAN AIR (m 3 ) 6196 RATA-RATA (m 3 /hari) Pusat Teknologi Lingkungan, (PTL) BPPT 25
6 Grafik 3.2. : Grafik Pemakaian Air Harian Gedung BPPT Jakarta, tanggal 4-30 Juni 2010 (m 3 /hari). Air bersih digunakan untuk mencukupi semua kebutuahn air yang ada di gedung BPPT, antara lain untuk siram tanaman, untuk kantin, untuk cooling tower, untuk toilet dll. Secara detail neraca air untuk kebutuhan di lingkungan BPPT adalah sebagai berikut : Pusat Teknologi Lingkungan, (PTL) BPPT 26
7 Gambar 3.1. : Neraca Pemakaian Air di Gedung BPPT Jakarta, (m 3 /hari). Dari hasil evaluasi dan survai kebutuhan air bersih tersebut, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : Jika kita melakukan pendekatan perhitungan pemakaian air bersih berdasarkan Per. Gub DKI Jakarta No. 122 tahun 2005, maka kebutuhan air bersih untuk gedung/kantor sebesar 50 ltr/orang.hari, dan 80% nya akan dibuang sebagai limbah cair. Dengan bersadarkan konsumsi tersebut, maka kebutuhan air untuk gedung perkantoran BPPT adalah org x 50 ltr = liter perhari, dan jumlah limbah yang dibuang sebesar liter/hari. Rata-rata pemakaian air PAM dari bulan Mei 2009 sampai Maret 2010 di BPPT adalah m 3 /bulan, atau 234,2 m 3 /hari. Berdasarkan pemakaian air bulanan ini, maka Pusat Teknologi Lingkungan, (PTL) BPPT 27
8 diperkirakan limbah yang keluar perhari adalah 80% x 234,2 m 3 = 185,9 m 3 /hari. Berdasarkan hasil survai pemakaian air harian dan pengamatan lapangan selama 4 minggu di BPPT diketahui bahwa rata-rata jumlah kebutuhan air setiap hari adalah 247,84 m 3 /hari, maka diperkirakan limbah yang keluar perhari adalah 80% x 247,84 m 3 /hari = 198,27 m 3 /hari. Dari berbagai teknis pengamatan yang telah dilakukan ini, maka ditetapkan kapasitas IPAL BPPT akan di disain sebesar 200 m 3 /hari Pengelolaan Limbah Sebelum Renovasi Untuk mengelola limbahnya, saat ini Gedung BPPT telah dilengkapi dengan 4 buah bak pengumpul limbah dan satu instalasi pengolahan air limbah (IPAL). Air limbah terutama dari kamar mandi dibagi menjadi dua, yaitu limbah yang berasal dari clean out (CO) dan limbah dari water closed (WC) di salurkan dalam satu pipa tersendiri menuju bak pengumpul. Kemudian dari bak pengumpul ini, limbah dipompa menuju IPAL. Sedangkan limbah yang berasal dari floor drain (FD) disalurkan dengan pipa yang lain dan langsung dibuang ke saluran umum. Jadi saat ini belum semua limbah yang dihasilkan diolah di IPAL. Gambar sistem perpipaan dari setiap lantai ini dapat dilihat seperti pada Gambar 3.2 dan 3.3 sedangkan gambar peta posisi (lokasi) bak pengumpul serta foto IPAL yang ada di BPPT dapat dilihat seperti pada Gambar 3.4. Pusat Teknologi Lingkungan, (PTL) BPPT 28
9 Keterangan : CO = Celean out; WC = Water Closed; FD = Floor Drain Gambar 3.2 : Sistem Perpipaan Limbah Gedung BPPT (awal). Gambar 3.3 : Sistem Pengelolaan Limbah di Area Gedung BPPT. Pusat Teknologi Lingkungan, (PTL) BPPT 29
10 Gambar 3.4 : Peta Posisi BP di Area Gedung Perkantoran BPPT Jakarta 3.3. IPAL Existing Proses Pengolahan Limbah yang diolah bersumber dari celean out (CO) dan dari water closed (WC), sedangkan limbah dari sumber lainnya seperti floor drain (FD) kamar mandi, limbah kantin dan dapur belum diolah dalam IPAL. System yang digunakan adalah dengan aerasi lagun, dimana limbah yang ada dikumpulkan dalam satu bak pengumpul (PIT), kemudian dipompa menuju IPAL dengan sistem perpipaan Pusat Teknologi Lingkungan, (PTL) BPPT 30
11 tertutup. Bak pengumpul/pit ini juga dapat berfungsi sebagai bak pengendap, yang mana kotoran besar, pasir, dan benda padat lainnya dapat mengendap di PIT ini. Di IPAL pertama limbah masuk ke bak equalisasi, kemudian dari bak equalisasi limbah dipompa ke dalam reaktor aerasi yang terdiri dari satu ruang besar dan dilengkapi dengan blower udara dan difuser udara yang berada di bagian bawah dari limbah. Gambar 3.5. menunjukkan gambar potongan IPAL gedung BPPT, dan gambar 3.6 & 3.7 menunjukkan foto lokasi IPAL BPPT, panel kontrol dan blower udara yang akan mensuplai kebutuhan oksigen untuk proses degradasi dengan mikro organisme aerobik. Gambar 3.5: Gambar Potongan IPAL Gedung BPPT. Pusat Teknologi Lingkungan, (PTL) BPPT 31
12 Gambar 3.6 : Foto Lokasi IPAL BPPT Gambar 3.7 : Foto Panel dan ME IPAL BPPT Kondisi Exsisting IPAL Air limbah dari empat unit bak pengumpul dipompakan menuju ke unit equalisasi yang berfungsi sebagai bak penampung air limbah dan bak kontrol fluktuasi aliran. Berdasarkan data primer dan sekunder yang kami peroleh maka dapat dijelaskan kondisi dilapangan proses pengolahan STP Gedung BPPT adalah sebagai berikut : 1. Limbah yang diolah hanya limbah yang berasal dari celean out (CO) dan dari water closed (WC) saja, sedangkan limbah lainnya Pusat Teknologi Lingkungan, (PTL) BPPT 32
13 belum diolah sama sekali. Dengan demikian maka seharusnya dilakukan perbaikan system pengelolaan limbah yang ada saat ini, karena berdasarkan Pergub Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Nomor 122 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Air Limbah Domestik di Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, system ini sudah tidak sesuai lagi. 2. Bak Equalisasi : bak equalisasi pada hakekatnya berfungsi sebagai bak penampung air limbah dan bak control fluktuasi aliran serta tidak menutup kemungkinan terjadinya dekomposisi organic akan tetapi kondisi existing dilapangan justru sangat kotor. Hal ini terbukti terdapat banyak sampah seperti plastic dan lumpur. Jika hal ini dibiarkan terus menerus maka sampah dan Lumpur akan terbawa ke bak aerasi sehingga secara otomatis akan mengganggu proses. 3. Bak Aerasi : Didalam bak aeration tank terjadi proses degradasi zat organik secara aerob yang ada dalam air limbah oleh mikroorganisme yang tumbuh dan berkembang dalam keadaan tersuspensi. Oksigen yang dibutuhkan untuk reaksi mikroorganisme tersebut diberikan/diinjeksikan dengan cara memasukkan udara ke dalam bak aerasi activated sludge dengan blower selama 24 jam. Akan tetapi kondisi existing injeksi oksigen dilakukan pagi dan sore total hanya ± 3 jam/hari. Kegagalan proses aerasi dicirikan oleh warna air yang hitam pekat dan bau yang menyengat yang diakibatkan oleh dekomposisi zat organic secara anaerob. Di sisi lain kondisi bak aerasi ditemukan banyak sampah plastic dan lumpur yang berlebih, hal ini dapat mempengaruhi kualitas hasil pengolahan. Jaringan perpipaan blower sudah korosive dan aksesorise pipa banyak yang rusak Pusat Teknologi Lingkungan, (PTL) BPPT 33
14 sehingga pengaturan aliran udara tidak merata. Kondisi existing juga memperlihatkan kondisi pompa blower yang sudah mulai berkarat sehingga efisiensi blower diperkirakan sudah mengecil akibat terjadinya kebocoran pipa. 4. Bak Pengendapan : bak pengendapan berfungsi untuk mengendapkan lumpur yang terbawa dari bak aerasi. Didalam bak pengendapan terjadi pemisahan antara air dan padatan secara fisika. Akan tetapi kondisi existing proses ini dapat dikatan tidak terjadi karena jumlah lumpur yang berlebih dan harus dibersihkan. 5. Bak klorinasi : kondisi existing bak klorinasi sudah tidak difungsikan lagi karena kerusakan pompa dan aksesorise. 6. Bak penampung lumpur : kondisi exsisting bak pengendap, bak klorinasi dan bak penampung lumpur tidak dapat dibedakan karena kualitas air secara visual sama, jumlah lumpur yang berlebih dan terdapat sampah plastic Hasil Analisa Kualitas Outlet IPAL BPPT Sebelum Renovasi Sebagai data analisis sebelum dilakukan pengambilan keputusan rencana perbaikan IPAL ini, maka pada tanggal 04 bulan Juni 2010 lalu telah dilakukan pengambilan sampel limbah untuk di bandingkan antara kondisi fisik dan analisa kualitas limbah segar, outlet dan air hasil reuse limbah. Foto 3.8 dan 3.9. menunjukkan foto-foto pengambilan sampel dan kodisi fisik limbah. Pusat Teknologi Lingkungan, (PTL) BPPT 34
15 Gambar 3.8 : Foto Pengambilan Sampel Limbah IPAL Gedung BPPT. Gambar 3.9 : Foto Sampel Limbah IPAL. (1. limbah segar; 2. limbah outlet IPAL; 3. Hasil Re-use) Hasil analisa lengkap kualitas limbah segar dan hasil outlet olahan limbah di IPAL tersebut dapat dilihat sebagai berikut : Pusat Teknologi Lingkungan, (PTL) BPPT 35
16 Tabel 3.3 : Data Hasil Pengujian Laboratorium Inlet IPAL BPPT Tanggal 04 Juni 2010 NO PARAMETER SATUA N INDIVIDUAL / RUMAH TANGGA KOMUNAL HASIL METODE 1. PH (26 O C) **) ,6 SNI Nilai Permanganat (KMn04) ***) mg/l ,2 SNI Zat padat terlarut (TDS) mg/l SNI Amoniak (NH3-N) **) mg/l ,71 SNI Minyak & Lemak mg/l ,2 HACH 6. Detergen (MBAS) mg/l 2 2 0,56 SNI BOD5 mg/l SNI COD **) mg/l SNI Hasil Pengujian Keterangan : *) = Peraturan Gubernur Provinsi Derah Khusus Ibukota Jakarta No. 122 Tahun 2005 Baku Mutu Limbah Cair Domestik **) = Parameter terakreditasi oleh KAN No. LP-195-IDN Tabel 3.4 : Data Hasil Pengujian Laboratorium Oulet IPAL BPPT Tanggal 04 Juni 2010 NO PARAMETER SATUAN INDIVIDUAL / RUMAH TANGGA KOMUNAL HASIL METODE 1. PH (26 O C) **) ,4 SNI Nilai Permanganat (KMn04) **) mg/l ,1 SNI Zat padat terlarut (TDS) mg/l SNI Amoniak (NH3-N) **) mg/l ,95 SNI Minyak & Lemak mg/l ,9 HACH 6. Detergen (MBAS) mg/l 2 2 0,28 SNI BOD5 mg/l SNI COD **) mg/l SNI Hasil Pengujian Keterangan : *) = Peraturan Gubernur Provinsi Derah Khusus Ibukota Jakarta No. 122 Tahun 2005 Baku Mutu Limbah Cair Domestik **) = Parameter terakreditasi oleh KAN No. LP-195-IDN Berdasarkan hasil evaluasi IPAL dan analisa kualitas limbah tersebut di atas, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : Pusat Teknologi Lingkungan, (PTL) BPPT 36
17 - Gedung BPPT belum mengolahan semua limbah yang dihasilkan, sementara berdasarkan Pergub Provinsi DKI Jakarta No. 122 Tahun 2005 telah mewajibkan bahwa semua limbah domestik yang dihasilkan harus diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke saluran umum. - Berdasarkan hasil analisa kualitas limbah outlet IPAL BPPT pada tanggal 04 Juni 2010 diketahui bahwa kualitas limbah buangan IPAL BPPT masih belum memenuhi standar buangan air limbah yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan Pemda DKI Jakarta. - Untuk mencapai standar pengelolaan dan pengolahan limbah yang sesuai dengan peraturan yang berlaku di DKI, maka perlu dilakukan perbaikan sistem pengelolaan limbah dan modifikasi IPAL yang ada. Berdasarkan hasil analisa kualitas limbah dan evaluasi kondisi lapangan serta disain yang ada, maka dapat diperkirakan penyebab dari kurang bagusnya kualitas outlet IPAL tersebut, diantaranya : - System operasional IPAL perlu diperbaiki, - Karena semakin bertambahnya jumlah limbah akibat bertambahnya jumlah karyawan maka kapasitas IPAL saat ini sudah tidak mencukupi lagi. - Perlu adanya perbaikan beberapa peralatan yang ada, - Perlu adanya penambahanan unit untuk meningkatkan kapasitas olah dari IPAL tersebut. Pusat Teknologi Lingkungan, (PTL) BPPT 37
BAB 10 PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK INDIVIDUAL ATAU SEMI KOMUNAL
BAB 10 PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK INDIVIDUAL ATAU SEMI KOMUNAL 189 10.1 Beban Air Limbah Domestik Rumah Tangga Air limbah kota-kota besar di Indonesia khususnya Jakarta secara garis besar dapat dibagi
Lebih terperinciGUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA
GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 122 TAHUN 2005 TENTANG PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK DI PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA
Lebih terperinciLAMPIRAN II. Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta. Nomor 122 Tahun 2005 GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA
LAMPIRAN II Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta Nomor 122 Tahun 2005 GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 122 TAHUN
Lebih terperinci4.1. Baku Mutu Limbah Domestik
Bab iv Rencana renovasi ipal gedung bppt jakarta Agar pengelolaan limbah gedung BPPT sesuai dengan Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Nomor 122 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Air
Lebih terperinciGUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA
GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 122 TAHUN 2005 TENTANG PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK DI PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA
Lebih terperinciDAFTAR ISI KATA PENGANTAR KATA SAMBUTAN
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR KATA SAMBUTAN DAFTAR ISI i ii iii BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Pencemaran Air Oleh Limbah Domestik 4 1.2. Karakteristik Air Limbah Domestik 8 1.3. Potensi Limbah Cair di DKI
Lebih terperinciPetunjuk Operasional IPAL Domestik PT. UCC BAB 2 PROSES PENGOLAHAN AIR LIMBAH
BAB 2 PROSES PENGOLAHAN AIR LIMBAH 5 2.1 Proses Pengolahan Air Limbah Domestik Air limbah domestik yang akan diolah di IPAL adalah berasal dari kamar mandi, wastavel, toilet karyawan, limpasan septik tank
Lebih terperinciII. PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK GEDUNG SOPHIE PARIS INDONESIA
II. PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK GEDUNG SOPHIE PARIS INDONESIA 2. 1 Pengumpulan Air Limbah Air limbah gedung PT. Sophie Paris Indonesia adalah air limbah domestik karyawan yang berasal dari toilet,
Lebih terperinciPENYEMPURNAAN IPAL & DAUR ULANG AIR GEDUNG BPPT
PENYEMPURNAAN IPAL & DAUR ULANG AIR GEDUNG BPPT Setiyono Pusat Teknologi Lingkungan, Kedeputian TPSA Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Jl. M.H. Thamrin No. 8, Lantai 12, Jakarta 10340 e-mail: setiyono@hotmail.com
Lebih terperinciBAB III PROSES PENGOLAHAN IPAL
BAB III PROSES PENGOLAHAN IPAL 34 3.1. Uraian Proses Pengolahan Air limbah dari masing-masing unit produksi mula-mula dialirkan ke dalam bak kontrol yang dilengkapi saringan kasar (bar screen) untuk menyaring
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Dalam melakukan penelitian ini, terdapat metode yang dilakukan secara sistematis untuk menganalisis pengelolaan prasarana dan sarana air limbah yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Ground Tank Ground tank atau dalam bahasa Indonesia lebih sering disebut Tangki bawah tanah, merupakan salah satu bentuk bak penampungan air yang dibangun atau diletakkan
Lebih terperinciBAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI TEPUNG BERAS
BAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI TEPUNG BERAS 13.1. Pendahuluan Tepung beras merupakan bahan baku makanan yang sangat luas sekali penggunaannya. Tepung beras dipakai sebagai bahan pembuat roti, mie dan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Unit Operasi IPAL Mojosongo Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Mojosongo di bangun untuk mengolah air buangan dari kota Surakarta bagian utara, dengan
Lebih terperinciBuku Panduan Operasional IPAL Gedung Sophie Paris Indonesia I. PENDAHULUAN
I. PENDAHULUAN Seiring dengan tingginya laju pertumbuhan penduduk dan pesatnya proses industrialisasi jasa di DKI Jakarta, kualitas lingkungan hidup juga menurun akibat pencemaran. Pemukiman yang padat,
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM PROYEK RASUNA EPICENTRUM
LAMPIRAN 1 GAMBARAN UMUM PROYEK RASUNA EPICENTRUM Universitas Indonesia Denah Blok I Rasuna Epicentrum Daftar rincian luas bangunan blok I Rasuna Epicentrum LAMPIRAN 2 PERATURAN GUBERNUR DKI JAKARTA NOMOR
Lebih terperinciMODIFIKASI & OPTIMALISASI IPAL GEDUNG BPPT DENGAN PROSES LUMPUR AKTIF DAN BIOFILTER
MODIFIKASI & OPTIMALISASI IPAL GEDUNG BPPT DENGAN PROSES LUMPUR AKTIF DAN BIOFILTER Modification & Optimization WWTP BPPT Building With Activated Sludge And Biofiltration Process Oleh : Dinda Rita Krishumartani
Lebih terperinciBAB 6 PEMBAHASAN 6.1 Diskusi Hasil Penelitian
BAB 6 PEMBAHASAN 6.1 Diskusi Hasil Penelitian Penelitian biofiltrasi ini targetnya adalah dapat meningkatkan kualitas air baku IPA Taman Kota Sehingga masuk baku mutu Pergub 582 tahun 1995 golongan B yakni
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Limbah merupakan sisa suatu kegiatan atau proses produksi yang antara lain dihasilkan dari kegiatan rumah tangga, industri, pertambangan dan rumah sakit. Menurut Undang-Undang
Lebih terperinciPEMBANGUNAN IPAL & FASILITAS DAUR ULANG AIR GEDUNG GEOSTECH
PEMBANGUNAN IPAL & FASILITAS DAUR ULANG AIR GEDUNG GEOSTECH Nusa Idaman Said Pusat Teknologi Lingkungan, Kedeputian TPSA Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Jl. M.H. Thamrin No. 8, Lantai 12, Jakarta
Lebih terperinciBAB 5 TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR LIMBAH FASILITAS LAYANAN KESEHATAN SKALA KECIL
BAB 5 TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR LIMBAH FASILITAS LAYANAN KESEHATAN SKALA KECIL 5.1 Masalah Air Limbah Layanan Kesehatan Air limbah yang berasal dari unit layanan kesehatan misalnya air limbah rumah sakit,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PELAKSANAAN
25 BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN 3.1 PENDAHULUAN Pada bagian ini menjelaskan menjelaskan tentang diagram alir penelitian serta prosedur pengambilan data, teknik pengumpulan data, dan perhitungan yang
Lebih terperinciINSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) BOJONGSOANG
INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) BOJONGSOANG KONTEN Pendahuluan Skema Pengolahan Limbah Ideal Diagram Pengolahan Limbah IPAL Bojongsoang Pengolahan air limbah di IPAL Bojongsoang: Pengolahan Fisik
Lebih terperinciPetunjuk Operasional IPAL Domestik PT. UCC BAB 4 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SISTEM IPAL DOMESTIK
BAB 4 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SISTEM IPAL DOMESTIK 29 4.1 Prosedur Start-Up IPAL Petunjuk Operasional IPAL Domestik PT. UCC Start-up IPAL dilakukan pada saat IPAL baru selesai dibangun atau pada saat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. 1. Limbah Cair Hotel. Usaha perhotelan yang berkembang cepat, limbah rumah tangga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Limbah Cair Hotel Usaha perhotelan yang berkembang cepat, limbah rumah tangga yang semakin berlimpah mengakibatkan timbulnya pencemaran yang semakin meningkat dari
Lebih terperinciBAB II UNIT INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL)
BAB II UNIT INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) 5 2.1. Unit Instalasi Pengolahan Air Limbah Instalasi pengolahan air limbah PT. Kinocare Era Kosmetindo terdiri dari unit pemisah lemak 2 ruang, unit
Lebih terperinciSISTEM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PADA IPAL PT. TIRTA INVESTAMA PABRIK PANDAAN PASURUAN
SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PADA IPAL PT. TIRTA INVESTAMA PABRIK PANDAAN PASURUAN (1)Yovi Kurniawan (1)SHE spv PT. TIV. Pandaan Kabupaten Pasuruan ABSTRAK PT. Tirta Investama Pabrik Pandaan Pasuruan
Lebih terperinciBAB 3 INSTRUKSI KERJA (IK)
BAB 3 INSTRUKSI KERJA (IK) 3.1. Start-Up IPAL Sebelum IPAL dioperasikan seluruh peralatan mekanik dan elektrik harus dipastikan dalam keadaan berjalan dengan baik dan siap untuk dioerasikan. Peralatan-peralatan
Lebih terperinciEvaluasi Instalasi Pengolahan Air Limbah Hotel X di Surabaya
F144 Evaluasi Instalasi Pengolahan Air Limbah Hotel X di Surabaya Hutomo Dwi Prabowo dan Ipung Fitri Purwanti Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh
Lebih terperinciPENELITIAN KUANTITAS DAN KUALITAS AIR LIMBAH PADA DUA PUSAT PERTOKOAN DI KOTA SURABAYA
PENELITIAN KUANTITAS DAN KUALITAS AIR LIMBAH PADA DUA PUSAT PERTOKOAN DI KOTA SURABAYA THE STUDY COMPARITY OF WASTEWATER QUANTITY AND QUALITY ON TWO SHOPPING CENTER IN SURABAYA Mohammad Razif 1) dan Firdaus
Lebih terperinciPusat Teknologi Lingkungan, (PTL) BPPT 1
Bab i pendahuluan Masalah pencemaran lingkungan oleh air limbah saat ini sudah sampai pada tahap yang mengkhawatirkan seperti halnya di DKI Jakarta. Beban polutan organik yang dibuang ke badan sungai atau
Lebih terperinciBAB 4 ASPEK DAMPAK LINGKUNGAN
BAB 4 ASPEK DAMPAK LINGKUNGAN 4. 1 Aspek Dampak Lingkungan Air limbah domestik adalah air limbah yang berasal toilet, kamar mandi, pencucian pakaian, wastafel, kegiatan membersihkan lantai dan aktifitas
Lebih terperinciEFEKTIVITAS INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) DOMESTIK SISTEM ROTATING BIOLOGICAL CONTACTOR (RBC) KELURAHAN SEBENGKOK KOTA TARAKAN
EFEKTIVITAS INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) DOMESTIK SISTEM ROTATING BIOLOGICAL CONTACTOR (RBC) KELURAHAN SEBENGKOK KOTA TARAKAN Rizal 1), Encik Weliyadi 2) 1) Mahasiswa Jurusan Manajemen Sumberdaya
Lebih terperinciPERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH DOMESTIK DI RUMAH SUSUN KARANG ANYAR JAKARTA
J. Tek. Ling. Vol. 9 No. 1 Hal. 31-40 Jakarta, Januari 2008 ISSN 1441-318X PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH DOMESTIK DI RUMAH SUSUN KARANG ANYAR JAKARTA Satmoko Yudo dan Setiyono Peneliti di Pusat
Lebih terperinciBAB 2 STRATEGI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK DI PROPINSI DKI JAKRTA
BAB 2 STRATEGI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK DI PROPINSI DKI JAKRTA 41 2.1 Azas, Tujuan Dan Sasaran Pengelolaan Air Limbah Domestik Untuk mengatasi masalah pencemaran air di wilayah DKI Jakarta sudah
Lebih terperinciAPLIKASI TEKNOLOGI BIOFILTER UNTUK MENGOLAH AIR LIMBAH DOMESTIK GEDUNG PERKANTORAN
JRL Vol.9 No.2 Hal. 79-88 Jakarta, Desember 2016 ISSN : 2085.3866 No.376/AU1/P2MBI/07/2011 APLIKASI TEKNOLOGI BIOFILTER UNTUK MENGOLAH AIR LIMBAH DOMESTIK GEDUNG PERKANTORAN I k b a l Pusat Tekologi Lingkungan
Lebih terperinciPENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK disusun oleh : Dr. Sugiarto Mulyadi
PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK disusun oleh : Dr. Sugiarto Mulyadi Pendahuluan Dengan keluarnya PERMEN LHK No. P. 68 tahun 2016, tentang Baku Air Limbah Domestik maka air limbah domestik atau sewer harus
Lebih terperinciPENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK
PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK Wahyu Widayat Pusat Teknologi Lingkungan, Kedeputian TPSA Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Jl. M.H. Thamrin No. 8, Lantai 12, Jakarta 10340 e-mail: wdytwahyu@yahoo.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. industri kelapa sawit. Pada saat ini perkembangan industri kelapa sawit tumbuh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia mempunyai potensi yang cukup besar untuk pengembangan industri kelapa sawit. Pada saat ini perkembangan industri kelapa sawit tumbuh cukup pesat. Pada tahun
Lebih terperinciPetunjuk Operasional IPAL Domestik PT. UCC BAB 6 PERAWATAN DAN PERMASALAHAN IPAL DOMESTIK
BAB 6 PERAWATAN DAN PERMASALAHAN IPAL DOMESTIK 59 6.1 Perawatan Yang Perlu Diperhatikan Petunjuk Operasional IPAL Domestik PT. UCC Perawatan unit IPAL yang perlu diperhatikan antara lain : Hindari sampah
Lebih terperinciANALISIS KINERJA INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK STUDI KASUS PT. UNITED CAN Co. Ltd.
ANALISIS KINERJA INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK STUDI KASUS PT. UNITED CAN Co. Ltd. Rudi Nugroho Pusat Teknologi Lingkungan, BPPT Jl. M.H. Thamrin No. 8 Gd. II Lt. 18 Jakarta 10340 Abstract Nowadays,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. resiko toksikologi juga akan meningkat. terbentuk secara alami dilingkungan. Semua benda yang ada disekitar kita
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era modern ini, proses modernisasi akan menaikkan konsumsi sejalan dengan berkembangnya proses industrialisasi. Dengan peningkatan industrialisasi tersebut maka
Lebih terperinciPerencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di Rumah Susun Tanah Merah Surabaya
D199 Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di Rumah Susun Tanah Merah Surabaya Daneswari Mahayu Wisesa dan Agus Slamet Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pertumbuhan dan aktivitas masyarakat Bali di berbagai sektor
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya pertumbuhan dan aktivitas masyarakat Bali di berbagai sektor seperti pariwisata, industri, kegiatan rumah tangga (domestik) dan sebagainya akan meningkatkan
Lebih terperinciBAB 3 TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK
BAB 3 TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK 52 3.1 Karakteristik Air Limbah Domestik Air limbah perkotaan adalah seluruh buangan cair yang berasal dari hasil proses seluruh kegiatan yang meliputi limbah
Lebih terperinciBAB VI HASIL. Tabel 3 : Hasil Pre Eksperimen Dengan Parameter ph, NH 3, TSS
6.1 Pre Eksperimen BAB VI HASIL Sebelum dilakukan eksperimen tentang pengolahan limbah cair, peneliti melakukan pre eksperimen untuk mengetahui lama waktu aerasi yang efektif menurunkan kadar kandungan
Lebih terperinciPERANCANGAN INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI GULA
TUGAS MATA KULIAH PERANCANGAN PABRIK PERANCANGAN INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI GULA Dosen Pengampu: Ir. Musthofa Lutfi, MP. Oleh: FRANCISKA TRISNAWATI 105100200111001 NUR AULYA FAUZIA 105100200111018
Lebih terperinciAUDIT LINGKUNGAN RUMAH SAKIT (sesi 2)
KMA 43026 AUDIT LINGKUNGAN RUMAH SAKIT (sesi 2) Departemen Administrasi & Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Prof. Drh. Wiku Adisasmito, M.Sc., Ph.D. Contoh Audit Lingkungan
Lebih terperinciBAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN. rata-rata nilai BOD dapat dilihat pada Gambar 5.1. Gambar 5.1. Nilai BOD dari tahun 2007 sampai 2014.
BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN 5.1. Analisa Parameter Kualitas Air Limbah BOD 5.1.1. Parameter BOD Analisa terhadap nilai BOD pada instalasi pengolahan air limbah pada tahun 2007-2014 dilakukan dengan menganalisa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. air limbah. Air limbah domestik ini mengandung kotoran manusia, bahan sisa
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sekitar 80% air minum yang digunakan oleh manusia dibuang atau menjadi air limbah. Air limbah domestik ini mengandung kotoran manusia, bahan sisa pencucian barang
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
digilib.uns.ac.id BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Lokasi Penelitian dan Kondisi Umum Kualitas Air Limbah Penelitian ini terletak di Perumahan Mutihan RT 03/ RW X, Sondakan, Laweyan, Surakarta,
Lebih terperinciBAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH MAKAN / RESTORAN
BAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH MAKAN / RESTORAN 4.1. Pendahuluan Rumah makan saat ini adalah suatu usaha yang cukup berkembang pesat seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk dan kebutuhan masyarakat
Lebih terperinciINSTALASI PLUMBING. 2. Sarana pemipaan dalam gedung (air bersih dan air kotor) 3. Sarana peralatan sanitair dan perlengkapannya
INSTALASI PLUMBING I. SISTEM PLUMBING Sistem plumbing di dalam gedung meliputi beberapa sarana yang terdiri dari: 1. Sarana sumber air bersih 2. Sarana pemipaan dalam gedung (air bersih dan air kotor)
Lebih terperinciMukhlis dan Aidil Onasis Staf Pengajar Jurusan Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan Padang
OP-18 REKAYASA BAK INTERCEPTOR DENGAN SISTEM TOP AND BOTTOM UNTUK PEMISAHAN MINYAK/LEMAK DALAM AIR LIMBAH KEGIATAN KATERING Mukhlis dan Aidil Onasis Staf Pengajar Jurusan Kesehatan Lingkungan Politeknik
Lebih terperinciBAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Perhitungan kadar Fe metode titrasi sederhana : Pagi, WIB : a. Kadar Fe lantai dasar : Fe = 1000
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. KUALITAS AIR 1. Kadar besi (Fe) kamar mandi pria Besi V n tetes 0,1 ( mg l ) Perhitungan kadar Fe metode titrasi sederhana : Pagi, 08.00 WIB : 0,60 0,30 Siang, 12.30 WIB
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya di kotakota
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya di kotakota besar, semakin banyak didirikan Rumah Sakit (RS). 1 Rumah Sakit sebagai sarana upaya perbaikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mil laut dengan negara tetangga Singapura. Posisi yang strategis ini menempatkan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Batam merupakan salah satu kota di Propinsi Kepulauan Riau yang perkembangannya cukup pesat yang secara geografis memiliki letak yang sangat strategis karena
Lebih terperinciBAB 12 UJI COBA PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK INDIVIDUAL DENGAN PROSES BIOFILTER ANAEROBIK
BAB 12 UJI COBA PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK INDIVIDUAL DENGAN PROSES BIOFILTER ANAEROBIK 286 12.1 PENDAHULUAN 12.1.1 Permasalahan Masalah pencemaran lingkungan di kota besar misalnya di Jakarta, telah
Lebih terperinciKawasaki Motor Indonesia Green Industry Sumber Limbah
Bab ii Limbah pt. Kawasaki motor indonesia 2.1. Sumber Limbah Dalam pelaksanaan kegiatan perakitan tersebut, PT. Kawasaki banyak menggunakan air untuk proses produksi (terutama untuk proses pengecatan)
Lebih terperinciIII.2.1 Karakteristik Air Limbah Rumah Sakit Makna Ciledug.
39 III.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Instalasi Pengolahan Air Limbah Rumah Sakit Makna, Ciledug yang terletak di Jalan Ciledug Raya no. 4 A, Tangerang. Instalasi Pengolahan Air
Lebih terperinciBAB VII PETUNJUK OPERASI DAN PEMELIHARAAN
BAB VII PETUNJUK OPERASI DAN PEMELIHARAAN VII.1 Umum Operasi dan pemeliharaan dilakukan dengan tujuan agar unit-unit pengolahan dapat berfungsi optimal dan mempunyai efisiensi pengolahan seperti yang diharapkan
Lebih terperincisistem Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia, sangat banyak perusahaan atau industri yang menghasilkan produk baik dalam skala kecil, menengah dan bahkan dalam skala besar. Selain menghasilkan produk
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Limbah berbahaya adalah limbah yang mempunyai sifat-sifat antara lain
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aktivitas manusia yang semakin beragam di berbagai sektor sekarang ini sehingga menimbulkan dampak positif dan dampak negatif, salah satu dampak negatif dari aktivitas
Lebih terperinciLAMPIRAN Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta Nomor 122 Tahun 2005
LAMPIRAN Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta Nomor 122 Tahun 2005 GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 122 TAHUN
Lebih terperinciTABEL 4-3. MATRIKS RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (RKL) OPERASIONAL GEDUNG KEMENKES RI
BAB 4. RENCANA DAN PEMANTAUAN DOKUMEN EVALUASI HIDUP TABEL 4-3. MATRIKS RENCANA HIDUP (RKL) OPERASIONAL GEDUNG KEMENKES RI TOLOK UKUR METODE HIDUP 1. Penurunan Kualitas Air permukaan Aktifitas Kantor Aktifitas
Lebih terperinciPENGOLAHAN LIMBAH PEWARNAAN KONVEKSI DENGAN BANTUAN ADSORBEN AMPAS TEBU DAN ACTIVATED SLUDGE
PENGOLAHAN LIMBAH PEWARNAAN KONVEKSI DENGAN BANTUAN ADSORBEN AMPAS TEBU DAN ACTIVATED SLUDGE Deddy Kurniawan W, Fahmi Arifan, Tri Yuni Kusharharyati Jurusan Teknik Kimia PSD III Teknik, UNDIP Semarang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. instalasi pengolahan sebelum dialirkan ke sungai atau badan air penerima.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air limbah yang berasal dari daerah permukiman perkotaan merupakan bahan pencemar bagi mahluk hidup sehingga dapat merusak lingkungan di sekitarnya. Untuk menjamin
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
85 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisa Karakteristik Limbah Pemeriksaan karakteristik limbah cair dilakukan untuk mengetahui parameter apa saja yang terdapat dalam sampel dan menentukan pengaruhnya
Lebih terperinciBAB 11 CONTOH PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN IPAL DOMESTIK KAPASITAS 150 M 3 PER HARI
BAB 11 CONTOH PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN IPAL DOMESTIK KAPASITAS 150 M 3 PER HARI 233 11.1 Kriteria Perencanaan Pemilihan proses pengolahan air limbah domestik yang digunakan didasarkan atas beberapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air buangan merupakan limbah yang dihasilkan oleh kegiatan yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Jenis limbah cair ini dibedakan lagi atas sumber aktifitasnya,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kualitas Air Kualitas air secara biologis ditentukan oleh banyak parameter, yaitu parameter mikroba pencemar, patogen dan penghasil toksin. Banyak mikroba yang sering bercampur
Lebih terperinciPENGOLAHAN LIMBAH PABRIK MIE INSTAN
PENGOLAHAN LIMBAH PABRIK MIE INSTAN Di sususn oleh 1. Intan Rosita Maharani (P27834113004) 2. Burhan Handono (P27834113013) 3. Amalia Roswita (P27834113022) 4. Fitriyati Mukhlishoh (P27834113031) 5. Moch.
Lebih terperinciPERANCANGAN REAKTOR ACTIVATED SLUDGE DENGAN SISTEM AEROB UNTUK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DOMESTIK
PERANCANGAN REAKTOR ACTIVATED SLUDGE DENGAN SISTEM AEROB UNTUK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DOMESTIK TUGAS AKHIR Oleh: I Gusti Ngurah Indra Cahya Hardiana 0704105029 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB II AIR LIMBAH PT. UNITED TRACTORS Tbk
BAB II AIR LIMBAH PT. UNITED TRACTORS Tbk 2.1. Sumber Limbah ini antara lain: Sumber air limbah yang ada di PT. United Tractors Tbk saat Dari proses produksi, (proses produksi/ bengkel, dan cuci unit),
Lebih terperinciPengaturan Debit Seragam terhadap Kualitas Effluent pada Pengolahan Limbah Cair di PT. XYZ
Pengaturan Debit Seragam terhadap Kualitas Effluent pada Pengolahan Limbah Cair di PT. XYZ Laksmita Nararia Dewi *1), Retno Wulan Damayanti *2) 1,2) Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciPERENCANAAN IPAL BIOFILTER DI UPTD KESEHATAN PUSKESMAS GONDANGWETAN KABUPATEN PASURUAN. Siti Komariyah **) dan Sugito*)
PERENCANAAN IPAL BIOFILTER DI UPTD KESEHATAN PUSKESMAS GONDANGWETAN KABUPATEN PASURUAN Siti Komariyah **) dan Sugito*) Abstrak Karakteristik air limbah puskesmas dengan rawat inap hampir secara keseluruhan
Lebih terperinciPENURUNAN KADAR BOD, COD, TSS, CO 2 AIR SUNGAI MARTAPURA MENGGUNAKAN TANGKI AERASI BERTINGKAT
PENURUNAN KADAR BOD, COD, TSS, CO 2 AIR SUNGAI MARTAPURA MENGGUNAKAN TANGKI AERASI BERTINGKAT Oleh : Agus Mirwan, Ulfia Wijaya, Ade Resty Ananda, Noor Wahidayanti Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik
Lebih terperinciBAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM
52 BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM Unit pendukung proses (utilitas) merupakan bagian penting penunjang proses produksi. Utilitas yang tersedia di pabrik PEA adalah unit pengadaan air, unit
Lebih terperinciBAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI SIRUP, KECAP DAN SAOS
BAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI SIRUP, KECAP DAN SAOS 12.1. Pendahuluan Seiring dengan tingginya laju pertumbuhan penduduk dan pesatnya proses industrialisasi, kwalitas lingkungan hidup juga menurun
Lebih terperinciBAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN
66 BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN 5.1 Penyebab Penyimpangan Baku Mutu Instalasi pengolahan air limbah (IPAL) yang ada di Central Parkmenggunakan sistem pengolahan air limbah Enviro RBC.RBC didesain untuk
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN
BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Tahapan Perancangan Sistem Air Bersih 3.1.1. Menentukan Fungsi Bangunan Sebelum memulai Perancangan sistem Plambing. Penulis sebagai perancang harus mengetahui di fungsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pembangunan industri mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan dapat menciptakan lapangan kerja. Akan tetapi kegiatan industri sangat potensial untuk menimbulkan dampak
Lebih terperinciA. BAHAN DAN ALAT B. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN
III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT Bahan yang digunakan pada penelitian ini terdiri atas bahan uji dan bahan kimia. Bahan uji yang digunakan adalah air limbah industri tepung agar-agar. Bahan kimia yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kata kunci : IPAL Pusat pertokoan, proses aerobik, proses anaerobik, kombinasi proses aerobik dan anaerobik
DESAIN ALTERNATIF INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH PUSAT PERTOKOAN DENGAN PROSES AEROBIK, ANAEROBIK DAN KOMBINASI ANAEROBIK DAN AEROBIK DI KOTA SURABAYA Ananta Praditya dan Mohammad Razif Jurusan Teknik
Lebih terperinciBAB V ANALISA AIR LIMBAH
BAB V ANALISA AIR LIMBAH Analisa air limbah merupakan cara untuk mengetahui karakteristik dari air limbah yang dihasilkan serta mengetahui cara pengujian dari air limbah yang akan diuji sebagai karakteristik
Lebih terperinciBAB 3 METODA PENELITIAN
BAB 3 METODA PENELITIAN 3.1 Peralatan Yang Digunakan Penelitian dilakukan dengan menggunakan suatu reaktor berskala pilot plant. Reaktor ini mempunyai ukuran panjang 3,4 m, lebar 1,5 m, dan kedalaman air
Lebih terperinciBAB 13 UJI COBA IPAL DOMESTIK INDIVIDUAL BIOFILTER ANAEROB -AEROB DENGAN MEDIA BATU SPLIT
BAB 13 UJI COBA IPAL DOMESTIK INDIVIDUAL BIOFILTER ANAEROB -AEROB DENGAN MEDIA BATU SPLIT 304 13.1 PENDAHULUAN 13.1.1 Latar Belakang Masalah Masalah pencemaran lingkungan di kota besar, khususnya di Jakarta
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Peraturan Pemerintah Tentang Limbah Berdasarkan peraturan pemerintah No. 58 Tahun 1995 baku mutu limbah cair bagi kegiatan rumah sakit menyebutkan bahwa kegiatan rumah sakit
Lebih terperinciSistem Aerasi Berlanjut (Extended Aeratian System) Proses ini biasanya dipakai untuk pengolahan air limbah dengan sistem paket (package treatment)
Sistem Aerasi Berlanjut (Extended Aeratian System) Proses ini biasanya dipakai untuk pengolahan air limbah dengan sistem paket (package treatment) dengan beberapa ketentuan antara lain : Waktu aerasi lebih
Lebih terperinciTUGAS MATA KULIAH PENGELOLAAN LIMBAH MANAJEMEN PENGELOLAAN LIMBAH CAIR RUMAH SAKIT STUDI KASUS: CUT MEUTIA DI KOTA LHOKSEUMAWE
TUGAS MATA KULIAH PENGELOLAAN LIMBAH MANAJEMEN PENGELOLAAN LIMBAH CAIR RUMAH SAKIT STUDI KASUS: CUT MEUTIA DI KOTA LHOKSEUMAWE Diajukan untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengelolaan Limbah Oleh: Laila Rismawati
Lebih terperinciPENILAIAN KRITERIA GREEN BUILDING PADA GEDUNG REKTORAT ITS
TUGAS AKHIR-RC-09-1380 PENILAIAN KRITERIA GREEN BUILDING PADA GEDUNG REKTORAT ITS Oleh : Dedy Darmanto ( 3108100027 ) Lokasi Studi Latar Belakang Krisis Energi Penghematan Energi Green Building Program
Lebih terperinciSTUDI EVALUASI INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH PADA RUMAH SAKIT UMUM JAYAPURA JURNAL TEKNIK PENGAIRAN KONSENTRASI KONSERVASI SUMBER DAYA AIR
STUDI EVALUASI INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH PADA RUMAH SAKIT UMUM JAYAPURA JURNAL TEKNIK PENGAIRAN KONSENTRASI KONSERVASI SUMBER DAYA AIR Ditujukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana
Lebih terperinciSewage Treatment Plant
Sewage Treatment Plant Sewage Treatment Plant Adalah sebuah sistem pengolahan air limbah menjadi air berkualitas 3, yang kemudian bisa dimanfaatkan untuk menyiram tanaman atau dibuang ke saluran pembuangan
Lebih terperincidikelola secara individual dengan menggunakan pengolahan limbah yang berupa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Balakang Masalah Pada saat ini, sistem pengelolahan limbah di Kota Yogyakarta dibagi menjadi dua sistem, yaitu : sistem pengolahan air limbah setempat dan sistem pengolahan
Lebih terperinciBAB IV DASAR PERENCANAAN
BAB IV DASAR PERENCANAAN IV.1. Umum Pada bab ini berisi dasar-dasar perencanaan yang diperlukan dalam merencanakan sistem penyaluran dan proses pengolahan air buangan domestik di Ujung Berung Regency yang
Lebih terperinciDESAIN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) BIOFILTER UNTUK MENGOLAH AIR LIMBAH POLIKLINIK UNIPA SURABAYA
DESAIN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) BIOFILTER UNTUK MENGOLAH AIR LIMBAH POLIKLINIK UNIPA SURABAYA Rhenny Ratnawati*) Muhammad Al Kholif*) dan Sugito*) Abstrak Poliklinik menghasilkan air limbah
Lebih terperinciPERENCANAAN TEKNIS INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH SAKIT PROSES BIOFILTER ANAEROB-AEROB KAPASITAS 200 M 3 PER HARI
BAB 3 PERENCANAAN TEKNIS INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH SAKIT PROSES BIOFILTER ANAEROB-AEROB KAPASITAS 200 M 3 PER HARI 3.1 Perkiraan Jumlah Air Limbah dan Kapasitas IPAL Untuk memperkirakan jumlah
Lebih terperinciBAB 4 PAKET INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH SAKIT KAPASITAS 30 M 3 PER HARI. 4.1 Lokasi dan Kapasitas IPAL
BAB 4 PAKET INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH SAKIT KAPASITAS 30 M 3 PER HARI 4.1 Lokasi dan Kapasitas IPAL Untuk IPAL rumah sakit dengan kapasitas kecil dapat dibuat dalam bentuk paket IPAL rumah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pencemaran tidak hanya berasal dari buangan industri tetapi dapat berasal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah pencemaran lingkungan khususnya pencemaran air di negara berkembang seperti Indonesia saat ini telah menunjukkan gejala cukup serius dan harus segera mendapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masalah, salah satunya adalah tercemarnya air pada sumber-sumber air
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya kegiatan manusia akan menimbulkan berbagai masalah, salah satunya adalah tercemarnya air pada sumber-sumber air karena menerima beban pencemaran yang melampaui
Lebih terperinci