BAB II KAJIAN TEORI. Pengertian Geografi dalam buku menurut para ahli: 1) SEMLOK pada tahun 1988, (Suharyono dan Moch. Amien, 1994:15).
|
|
- Ridwan Kartawijaya
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Kajian Geografi a. Pengertian Geografi Pengertian Geografi dalam buku menurut para ahli: 1) SEMLOK pada tahun 1988, Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kelingkungan dan kewilayahan dalam konteks keruangan (Suharyono dan Moch. Amien, 1994:15). 2) E. A. Ackerman Menurut E. A. Ackerman tujuan geografi tidak lain adalah suatu pengertian tentang sistem yang berinteraksi cepat yang mencakup semua budaya manusia dan lingkungan alamiahnya di permukaan bumi (Bintarto dan Surastopo, 1991: 9). b. Pendekatan Geografi Pendekatan dalam geografi yaitu pendekatan spasial (keruangan), pendekatan ekologi (kelingkungan), dan pendekatan regional (kewilayahan), dari ketiga pendekatan tersebut terdapat satu pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan spasial (keruangan). 11
2 12 Pendekatan keruangan adalah upaya dalam mengkaji rangkaian persamaan dari perbedaan fenomena geosfer dalam ruang. Analisis keruangan merupakan pendekatan yang khas dalam geografi, sebab merupakan studi tentang keanekaragaman ruang muka bumi dengan membahas masing masing aspek-aspek keruangannya. Aspek-aspek ruang muka bumi meliputi faktor lokasi, kondisi alam, dan kondisi sosial budaya masyarakatnya (Bintarto dan Surastopo Hadisumarno (1991: 12). Pendekatan keruangan merupakan ciri khas yang membedakan ilmu geografi dengan lainnya. Menurut Nursid Suraatmadja (1981: 78) menyebutkan pendekatan keruangan terdiri dari pendekatan topik, pendekatan aktivitas manusia dan pendekatan regional. Dalam penelitian ini, dilihat dari pendekatan aktivitas manusia yaitu mendeskripsikan aktivitas manusia dalam ruang. Pendekatan ini diarahkan pada aktivitas manusia dalam sebuah ruang untuk mengungkapkan aktivitas manusia yang ditinjau dari penyebarannya, interelasinya, dan deskripsinya dengan gejalagejala lain serta interaksi yang terjadi antara manusia dengan lingkungan dalam upaya pemenuhan kebutuhan. Hal ini berarti menggambarkan aktivitas manusia yang menciptakan kearifan lokal berupa kesenian Reyog dan upaya mempertahankan kesenian dengan interaksinya, baik manusia dengan manusia maupun dengan alam sekitar yang terjadi pada
3 13 satu ruang yaitu Desa Sumoroto. Kegiatan kesenian merupakan aktivitas manusia dalam menyesuaikan dengan kondisi ruang sebagai bentuk adaptasi dan penyesuaian dengan kondisi ruang yaitu tempat asal usul kerajaan Bantarangin. c. Konsep Geografi Konsep geografi yang diusulkan dalam SEMLOK 1989 dan 1990 dalam buku Suharyono dan Moch. Amien (1994: 27-35), terdapat 10 konsep yaitu konsep lokasi, jarak, keterjangkauan, pola, morfologi, aglomerasi, nilai guna, interaksi dan interdependensi, diferensiasi areal, keterkaitan keruangan (asosiasi), yang digunakan dalam penelitian ini: 1) Konsep Lokasi Konsep lokasi atau letak merupakan konsep utama yang sejak awal pertumbuhan geografi telah menjadi ciri khusus ilmu dan pengetahuan geografi, yaitu dimana. Konsep lokasi ada dua yaitu lokasi absolute dan lokasi relatif. a) Lokasi absolut adalah konsep lokasi yang bersifat tetap, tidak berubah-ubah meskipun kondisi tempat yang bersangkutan terhadap sekitarnya mungkin berubah. b) Lokasi relatif adalah konsep lokasi yang relatif lebih banyak dikaji dalam geografi serta lazim juga disebut sebagai letak geografis. Arti lokasi ini berubah-ubah sesuai dengan keadaan daerah sekitar.
4 14 Konsep lokasi pada penelitian ini menjadi penting karena menunjukkan letak salah satu tempat yang memiliki pengaruh dalam kesenian Reyog dan merupakan asal usul Kerajaan Bantarangin, sehingga mudah diketahui yaitu di Desa Sumoroto Kecamatan Kauman Kabupaten Ponorogo. 2) Konsep Jarak Jarak sebagai konsep geografi mempunyai arti penting bagi kehidupan sosial, ekonomi maupun juga untuk kepentingan pertahanan. Jarak dapat merupakan faktor pembatas yang bersifat alami, sekalipun arti pentingnya juga bersifat relatif sejalan dengan kemajuan teknologi. Jarak berkaitan erat dengan arti lokasi dan upaya pemenuhan kebutuhan atau keperluan pokok kehidupan (air, tanah subur, pusat pelayanan, pengangkutan barang penumpang). Oleh karena itu jarak tidak hanya dinyatakan dengan ukuran jarak lurus di udara yang mudah diukur pada peta (dengan memperhatikan skala peta), tetapi dapat pula dinyatakan sebagai jarak tempuh baik yang berkaitan dengan waktu perjalanan yang diperlukan maupun satuan biaya angkutan. Konsep jarak dalam penelitian ini berkaitan dengan faktorfaktor yang mempengaruhi kesenian Reyog mampu dikenal di wilayah dalam hingga keluar. Desa Sumoroto yang merupakan
5 15 asal usul kerajaan Bantarangin ini merupakan tempat yang strategis dimana dekat dengan wilayah perbatasan dan tidak terlalu jauh dari pusat kota. 3) Konsep Interaksi Interaksi merupakan peristiwa saling mempengaruhi daya, obyek atau tempat satu dengan tempat lain. Setiap tempat mengembangkan potensi sumber dan kebutuhan yang tidak selalu sama dengan apa yang ada di tempat lain. Oleh karena itu senantiasa terjadi interaksi atau bukan interdependensi antara tempat yang satu dengan tempat wilayah yang lain. Karena masyarakat yang memperkenalkan kesenian ini hingga ke luar wilayah kepada masyarakat luas khususnya pelaku kesenian di wilayah Desa Sumoroto membuat kesenian Reyog dapat dikenal ke wilayah lain. 4) Konsep Diferensiasi Sosial Setiap tempat atau wilayah terwujud sebagai hasil integrasi berbagai unsur atau fenomena lingkungan baik yang bersifat alam atau kehidupan. Integrasi fenomena menjadikan suatu tempat atau wilayah mempunyai corak individualitas tersendiri sebagai suatu region yang berbeda dari tempat atau wilayah lain. Dikenalnya kebudayaan Kabupaten Ponorogo sebagai kota dengan Kesenian Reyog berbeda dengan kebudayaan wilayah lain.
6 16 d. Geografi budaya Hugo Hassinger memberikan pernyataan bahwa geografi budaya (Kultur Geography) merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari persebaran dan keragaman kerja budaya manusia yang telah menentukan aspek-aspek dan inti lanskap. Pengertian yang luas mengenai lanskap budaya, yaitu dengan memperhatikan unsur-unsur kerokhanian (menyelidiki organisasi keagamaan), ekonomi, politik, dan sosial (Suharyono dan Moch. Amien, 1994: 108). 2. Pengertian kebudayaan atau budaya Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah yang merupakan bentuk jamak dari budhi (budi atau akal) diartikan sebagai ha-hal yang bersangkutan dengan budi dan akal. Koentjaraningrat (2002:180), kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar. Koentjaraningrat (2002: ), menyatakan bahwa ada tujuh unsur-unsur kebudayaan secara universal, yaitu: a. Sistem religi dan upacara keagamaan b. Sistem dan organisasi sosial kemasyarakatan c. Sistem pengetahuan d. Bahasa
7 17 e. Kesenian f. Sistem mata pencaharian hidup g. Sistem teknologi dan peralatan Penelitian ini menjelaskan mengenai kesenian Reyog, unsur kebudayaan yang berkaitan dengan penelitian ini adalah unsur sistem dan organisasi sosial kemasyarakatan, sistem pengetahuan, kesenian, sistem mata pencaharian hidup. Unsur ini akan dijelaskan secara lebih lanjut mengenai peranan dan kemampuan kelompok kesenian Reyog dan pengrajin tersebut bertahan sampai sekarang. 3. Kearifan lokal Pengertian Kamus Besar Bahasa Indonesia, kearifan lokal (local wisdom) terdiri dari dua kata: kearifan (wisdom) dan lokal (local). Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 memberikan pengertian tentang kearifan lokal, yaitu nilai-nilai luhur yang berlaku dalam tata kehidupan masyarakat untuk antara lain melindungi dan mengelola lingkungan hidup secara lestari. Pengertian kebahasaan kearifan lokal, berarti kearifan setempat (localwisdom) yang dapat dipahami sebagai gagasan-gagasan lokal yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai yang tertanam dan diikuti oleh warga masyarakatnya. Dalam konsep antropologi, kearifan lokal dikenal pula sebagai pengetahuan setempat (Indigenous or local knowladge), atau kecerdasan setempat (local genius), yang menjadi
8 18 dasar identitas kebudayaan (cultural identity) ( 4. Kesenian Menurut Koentjaraningrat berdasarkan indera pengelihatan manusia dan indera pendengaran, maka kesenian dapat dibagi sebagai berikut: a. Indera pengelihatan 1) Seni rupa, terdiri atas: a) seni patung dengan bahan batu dan kayu, b) seni menggambar dengan media pinsil dan crayon, c) seni menggambar dengan media cat minyak dan cat air. 2) Seni pertunjukkan, yang terdiri dari: a) seni tari, b) seni drama, dan c) seni sandiwara. Seni pertunjukkan, indera pendengaran sebenarnya juga turut berperan, oleh karena di dalamnya diolah pula berbagai efek suara dan musik untuk menghidupkan suasana. b. Indera pendengaran 1) Seni musik, (termasuk seni musik tradisional), dan 2) Seni kesusteraan. Cabang kesenian yang tersebut terakhir ini juga termasuk dalam bagian ini karena dapat pula dinikmati
9 19 dan dinilai keindahannya melalui pendengaran (yaitu melalui pebacaan prosa dan puisi). 5. Kesenian Reyog Kesenian Reyog merupakan bentuk seni pertunjukkan yaitu seni tari. Kesenian Reyog terdiri dari beberapa tarian yaitu tarian warok, tarian Jatilan, tarian Pujangganong, tarian Barongan, dan tarian Klono Sewandhono. Tari yang terdiri dari beberapa karakter membutuhkan peralatan untuk melengkapi seni pertunjukkan, pada buku pedoman kesenian Reyog menyebutkan bahwa terdapat beberapa aspek peralatan yang ada dalam kesenian Reyog. Pemerintah Ponorogo membuat patokan agar para paguyupan memakai peralatan yang digunakan sesuai dengan Pedoman dasar kesenian Reyog Ponorogo pada pementasan yang bersifat festival baik berupa jumlah, bentuk, dan ukuran. Jumlah yang dipentaskan dapat beragam namun jumlah minimal yaitu 1 buah. Peralatan menurut Pedoman dasar kesenian Reyog Ponorogo (Pemerintah Daerah Tingkat II Ponorogo, 2004:7-14) yang dipakai sebagai berikut: a. Barongan b. Topeng Klana Sewandana c. Topeng Bujang Ganong d. Topeng Patrajaya e. Eblek/ jaranan f. Kendan g. Kendang h. Ketipung i. Terompet j. Kempul k. Kethuk kenong l. Angklug
10 20 6. Pengrajin Reyog Pengrajin Reyog merupakan suatu profesi pembuat kerajinan Reyog, kerajinan ini merupakan kerajinan yang dibuat di rumah dengan menggunakan peralatan yang sederhana namun membutuhkan ketekunan dalam proses pembuatannya. Kerajinan Reyog pada setiap jenisnya memiliki arti dan karakteristiknya masing-masing, sehingga kerajinan ini tidak bisa sembarangan dibuat. Pengrajin Reyog mempunyai keahlian dan dari masing-masing pengrajin memiliki ciri khasnya dalam menciptakan kerajinan tersebut. Kerajinan yang dibuat tidak hanya dalam bentuk kerajinan Reyog saja, melainkan dalam bentuk souvenir Reyog dan beberapa peralatan musik seperti angklung. a. Jenis Kerajinan Reyog Tarian Reyog membutuhkan berbagai banyak perlengkapan, agar pertunjukkan dapat tersampaikan. Pada jurnal Isni Herawati (2010: 923) dijelaskan dalam pertunjukkan Reyog Ponorogo banyak membutuhkan kelengkapan yang digunakan dan umumnya diproduksi oleh pengrajin yang ada di wilayah Ponorogo. Hanya saja untuk bahannya harus mendatangkan dari luar daerah. Adapun peralatan tersebut meliputi:
11 21 1) Barongan atau Dhadak Merak Barongan terdiri dari empat bagian utama, dimana bagianbagian tersebut jika disatukan akan menjadi satu bagian rangkaian. Bagian tersebut diantaranya: a) Kepala Harimau Kepala harimau terbuat dari kerangka kayu dadap, bambu, dan rotan dengan penutup kulit harimau gembong. b) Dhadak Merak Menggambarkan seekor merak yang sedang mengembangkan bulunya dan menggigit manik-manik. c) Krakab Krakab terbuat dari kain bludru warna hitam yang disulam dengan manik-manik atau monte, dan merupakan penghias sebagai tempat menuliskan identitas grup Reyog. d) Kerudung Kerudung dibuat dari kain berwarna hitam berseling merah melintang. Kain ini sebagai penutup pembarong (pemain Barongan). 2) Topeng Klono Sewandana Topeng Klana Sewandana menggambarkan sosok seorang raja muda yang tampan dan gagah berani dari kerajaan Bantarangin atau Ponorogo jaman dahulu. Raja tersebut
12 22 mempunyai pusaka sakti yang berbentuk pecut (cambuk) yang bernama pecut Samandiman a) Topeng Klana Sewandana b) Pecut Samandiman 3) Topeng Patih Pujonggo Anom atau Pujangganong Topeng ini lebih mirip dengan wajah raksasa, hidung panjang, mata melotot, mulutnya terbuka, sehingga tampak giginya yang besar-besar tanpa taring. Tokoh ini menggambarkan sosok seorang patih muda yang cekatan, berkemauan keras, cerdik, jenaka dan sakti. 4) Topeng Patra Jaya dan Patra Tholo Topeng ini menggambarkan sosok dua orang abdi dalem atau pembantu yang mewakili tokoh rakyat kecil, yang sekaligus berperan sebagai pelawak. 5) Eblek atau Jaranan Merupakan perlengkapan prajurit berkuda, jaranan Ponorogo ini mempunyai ciri khas tersendiri, yaitu bentuk kepala menggambarkan kuda yang sedang bergerak lincah, pada bagian belakangnya atau pantat tidak berekor. b. Souvenir Reyog Souvenir yang dibuat oleh para pengrajin ada berbagai bentuk, jenis-jenis yang dibuat biasanya berbentuk seperti kerajinan Reyog
13 23 yang membedakan adalah ukuran yang lebih kecil. Beberapa jenis souvenir yang dibuat adalah sebagai berikut. 1) Maket lengkap Reyog. 2) Gantungan kunci dengan berbagai macam bentuk: barongan, eblek atau jaranan, klono sewandana, bujang ngganong dll. 3) Peralatan musik seperti angklung, terompet, kendang, ketipung, kethuk, kenong, dan kempul Olor warok dll. 7. Nilai Nilai merupakan ukuran sikap dan perasaan seseorang atau kelompok yang keadaan baik buruk, benar salah atau suka tidak suka terhadap suatu objek, baik material maupun non-material (Abdulsyani, 2007: 49). Pengertian kata Nilai merupakan harga, harga uang (dibandingkan dengan harga uang lain), angka kepandaian, banyak sedikitnya isi; kadar; mutu, sifat-sifat (hal-hal yang penting atau berguna bagi kemanusiaan), sesuatu yang menyempurnakan manusia sesuai dengan hakikatnya (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008: 963). Buku Dr. M. Munandar Soelaeman (2007: 35), sebagai bahan perbandingan dan untuk menambah wawasan pengertian tentang nilai, ada beberapa pendapat sebagai berikut: a. Pepper, mengatakan bahwa nilai adalah segala sesuatu tentang baik atau buruk. b. Perry mengatakan bahwa nilai adalah segala sesuatu yang menarik bagi manusia sebagai subjek.
14 24 Dari berbagai pendapat tentang nilai ini dapat dikemukakan sebuah batasan nilai (tentatif), yaitu nilai adalah sesuatu yang dipentingkan manusia sebagai subjek, menyangkut segala sesuatu yang baik atau yang buruk sebagai abstraksi, pandangan, atau maksud dari berbagai pengalaman dengan seleksi perilaku yang ketat. Pada penelitian ini, nilai yang akan dikaji lebih pada nilai sosial terkandung dalam kesenian Reyog. Berikut adalah beberapa pengertian nilai sosial: a. Nilai Sosial 1) Nilai sosial dapat disebut sebagai ketentuan-ketentuan atau cita-cita dari apa yang dinilai baik dan benar oleh masyarakat luas (Abdulsyani, 2007: 52). 2) Nilai sosial menurut Alfin L. Bertrand (1967): nilai sosial adalah suatu kesadaran dan emosi yang relative lestai terhadap suatu objek, gagasan, atau orang Dr. M. Munandar Soelaeman (2007: 36). 8. Paguyuban Paguyuban merupakan bentuk kehidupan bersama, dimana anggotanya diikat oleh hubungan batin yang murni, bersifat alamiah, dan kekal. Dasar hubungan tersebut adalah rasa cinta dan rasa persatuan batin yang memang telah dikodratkan. Hubungan seperti ini dapat dijumpai dalam keluarga, kelompok kekerabatan, rukun
15 25 tetangga. Ada tiga tipe paguyuban menurut Ferdinand Tonnes, yaitu sebagai berikut: a. Paguyuban karena ikatan darah (gemeinschaft by blood), yaitu paguyuban yang merupakan ikatan berdasarkan golongan darah atau keturunan, contoh: keluarga, kelompok kekerabatan b. Paguyuban karena tempat (gemeinschaft of place), yaitu suatu paguyuban yang terdiri dari orang-orang yang berdekatan tempat tinggal sehingga dapat saling tolong menolong, contoh rukun tetangga, rukun warga, arisan. c. Paguyuban karena jiwa-pikiran (gemeinschaft of mind), yang merupakan suatu paguyuban yang terdiri dari orang-orang yang walaupun tidak mempunyai hubungan darah ataupun tempat tinggalnya tidak berdekatan, tetapi mereka mempunyai jiwa dan pikiran yang sama, ideologi yang sama. Paguyuban semacam ini biasanya ikatannya tidaklah sekuat paguyuban karena darah atau keturunan (Soerjono Seokanto, 2010: ). 9. Norma Kata Norma dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 968), mempunyai arti sebagai 1). Aturan atau ketentuan yang mengikat warga kelompok dalam masyarakat, dipakai sebagai panduan, tatanan, dan pengendalian tingkah laku yang sesuai dan diterima; 2). Aturan, ukuran, atau kaidah yang dipakai sebagai tolak ukur untuk menilai atau memperbandingkan sesuatu. Menurut Abdulsyani (2007: 54),
16 26 mengungkapkan bahwa norma lebih banyak penekannannya pada peraturan yang selalu disertai oleh sanksi-sanksi yang merupakan faktor pendorong bagi individu ataupun kelompok masyarakat untuk mencapai ukuran nilai-nilai sosial tertentu yang dianggap terbaik untuk dilakukan. Alvin L. Bertrand mendefinisikan norma sebagai suatu standar-standar tingkah laku yang terdapat di dalam semua masyarakat. Ia mengatakan bahwa norma sebagai suatu bagian dari kebudayaan non-materi, norma-norma tersebut menyatakan konsepsi-konsepsi teridealisasi dari tingkah laku. Buku Abdulsyani (2007: 55-56) menyebutkan untuk dapat membedakan kekuatan norma-norma, maka secara sosiologis dikenal ada empat bagian norma-norma sosial, yaitu: a. Cara Berbuat (Usage) Norma yang disebut cara hanya mempunyai kekuatan yang dapat dikatakan sangat lemah dibandingkan norma yang lainnya. Cara lebih banyak terjadi pada hubungan-hubungan antar individu dengan individu dengan dalam kehidupan masyarakat. Jika terjadi pelanggaran terhadapnya (norma), seseorang hanya mendapat sanksi-sanksi yang ringan, seperti berupa cemoohan atau celaan dari individu lain yang dihubunginya. b. Kebiasaan atau perbuatan yang berulang-ulang (folkways) Kebiasaan adalah perbuatan yang berulang-ulang dalam bentuk yang sama. Kebiasaan mempunyai daya pengikat yang lebih kuat disbanding cara. Kebiasaan merupakan suatu indikator kalau orang-orang lain setuju atau menyukai perbuatan tertentu yang dilakukan seseorang, misalnya bertutur sapa lembut kepada orang. c. Tata-kelakuan (mores) Tata kelakuan adalah suatu kebiasaan yang diakui oleh masyarakat sebagai norma pengatur dalam setiap berperilaku. Tata kelakuan lebih menunjukkan fungsi sebagai pengawas kelakuan oleh kelompok terhadap anggota-anggotanya. Tata kelakuan mempunyai kekuatan pemaksa untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu; jika terjadi pelanggaran, maka dapat mengakibatkan
17 27 jatuhnya sanksi berupa pemaksaan terhadap pelanggarnya untuk kembali menyesuaikan diri dengan tata kelakuan umum sebagaimana telah digariskan. d. Adat istiadat (costum) Adat istiadat adalah tata kelakuan yang berupa aturan-aturan yang mempunyai sanksi lebih keras. Anggota masyarakat yang melanggar adat istiadat, akan mendapat sanksi hokum, baik formal maupun informal. Norma yang digunakan adalah norma cara berbuat (usage), kebiasaan (folkways), dan tata kelakuan (mores) karena lebih sesuai dengan kajian yang dibahas dalam kesenian Reyog. 10. Mempertahankan Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008, 1375), mempunyai arti mengusahakan supaya tetap tidak berubah dari keadaan semula: membela; memegang teguh, menjaga atau melindungi supaya selamat. Penelitian ini lebih menekankan untuk menjaga atau melindungi kesenian Reyog agar tetap ada. B. Penelitian yang relevan Penelitian yang relevan dengan peneliian ini adalah: a. Penelitian ilmiah (skripsi) yang dilakukan oleh Clara Pratiwi Soni tahun 2012 berjudul Kearifan Lokal Masyarakat Adat Dayakan Kanayatn dalam Pengelolaan Hutan Adat (Marang) Di Kampung Sidas Daya Kecamatan Sengah Temila Kabupaten Landak Kalimantan Barat. Metode penelitian yang digunakan adalah deskripif dengan pendekatan Kualitatif. Hasil penelitian Kearifan local masyarakat adat Dayak Kanayatn di Kampung Sidas Daya dalam pengelolaan hutan
18 28 marang terwujud dalam bentuk aturan-aturan yang berupa laranganlarangan, kepercayaan dan hokum adat, Lembaga adat Kampung Sidas Daya terdiri dari beberapa pengurus adat dimulai dari tingkat tinggi hingga rendah, Masyarakat adat Dayak Marang berperan lran penting dalam usaha menjaga hutan Marang dan melanjutkan tradisi kepada generasi uda untuk melindungi Hutan Marang. Usaha yang telah dilakukan adalah mendirikan pembatas berupa pagar di sekeliling Hutan Marang dan menanami pohon karet dan pohon tengkawang, dan pepohonan lainnya dibagian luar sekitar Hutan Marang. b. Penelitian ilmiah (skripsi) yang dilakukan Indah Lia Khatulistiwa tahun 2013 berjudul Budaya Adat Nyobeng dan Upaya Pelestariannya di Desa Hlibeui Kecamatan Siding Kabupaten Bengkayang Provinsi Kalimantan Barat. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif. Hasil penelitian yang dilakukan yaitu Proses pelaksanaan ritual upacara adat Nyobeng dimulai degan Ngiliniu (pemanggilan roh-roh nenek moyang), dilanjutkan Nabuei (penyambutan tamu undangan), perarakan menuju rumah adat Baluk, mendirikan Sangiel (miniature rumah Baluk), memotong bambu terbalik, pemotongan babi, ritual balik layar. Upaya pelestarian budaya adat Nyobeng antara lain dengan mengajarkan sejak dini kepada anak-anak Suku Dayak Bidayuh tentang budaya adat Nyobeng sehingga diharapkan menjadi penerus budaya adat Nyobeng.
19 29 Penelitian pertama diatas memiliki kesamaan dengan penelitian ini, yaitu metode yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif kualitatif, selain itu pada penelitian yang dilakukan oleh Clara Pratiwi Soni hampir sama dengan membahas mengenai kearifan lokal. Penelitian kedua memiliki kesamaan pada metode kualitatif dan membahas mengenai upaya yang dilakukan untuk suatu kebudayaan suatu tempat. C. Kerangka fikir dan pertanyaan penelitian a. Kerangka fikir Aktivitas antar manusia dalam sebuah ruang yang menghasilkan aneka bentuk cipta, rasa, dan karya manusia di permukaan bumi merupakan suatu kebudayaan/budaya. Salah satu kebudayaan sebagai ciri khas yang dibentuk dan dikembangkan di Kabupaten Ponorogo adalah kesenian Reyog. Desa Sumoroto merupakan tempat cikal bakal kesenian Reyog yang dahulu dianggap sebagai kerajaan Bantarangin, hal tersebut mempengaruhi masyarakat yang berada di desa tersebut ikut berpartisipasi dalam proses pengembangan kelompok kesenian Reyog baik paguyuban maupun pengrajin di wilayah tersebut. Kesenian Reyog merupakan salah satu bentuk kearifan lokal yang memiliki nilai leluhur, namun nilai yang terkandung dalan kesenian ini hanya diketahui oleh segelintir orang. Kearifan lokal memiliki hubungan yang erat dengan kebudayaan tradisional pada suatu tempat, dalam kearifan lokal tersebut banyak
20 30 mengandung suatu pandangan, nilai, norma, maupun aturan agar masyarakat lebih memiliki pijakan dalam menenukan suatu tindakkan seperti prilaku masyarakat sehari-hari. Jaman yang terus berkembang mempengaruhi masyarakat untuk terus berkembang, hal ini mempengaruhi kesenian yang semakin terlupakan, sehingga diperlukan upaya untuk mempertahankan agar kesenian tetap bertahan tidak hanya dikenal sebagai objek kesenian saja. Aktivitas Masyarakat Desa Sumoroto Budaya Kearifan lokal Kesenian Reyog Nilai-nilai dan Norma Kesenian Tari Reyog Kerajinan Paguyupan Kesenian Reyog Pengrajin Upaya Mempertahankan Gambar 1. Kerangka fikir
21 31 b. Pertanyaan penelitian 1. Bagaimanakah sejarah Reyog secara umum dan keadaan nyata kesenian Reyog di Desa Sumoroto? 2. Apa sajakah nilai dan norma kearifan lokal yang terkandung pada kesenian Reyog? 3. Upaya apakah yang dilakukan untuk mempertahankan kesenian Reyog di Desa Sumoroto?
BAB I PENDAHULUAN. pijakan dalam menenukan suatu tindakkan seperti prilaku masyarakat seharihari.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kearifan lokal memiliki hubungan yang erat dengan kebudayaan tradisional pada suatu tempat, dalam kearifan lokal tersebut banyak mengandung suatu pandangan maupun
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. suci. Ritual menciptakan dan memelihara mitos, adat, sosial, dan agama, ritual
BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN 2.1 Pengertian Ritual Ritual adalah tehnik (cara metode) membuat suatu adat kebiasaan menjadi suci. Ritual menciptakan dan memelihara mitos, adat, sosial, dan agama,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menarik. Dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan keindahan, manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesenian merupakan salah satu jenis kebutuhan manusia yang berkaitan dengan pengungkapan rasa keindahan. Menurut kodratnya manusia adalah makhluk yang sepanjang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut sejarah, sesudah Kerajaan Pajajaran pecah, mahkota birokrasi
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Menurut sejarah, sesudah Kerajaan Pajajaran pecah, mahkota birokrasi dialihkan oleh Kerajaan Sunda/Pajajaran kepada Kerajaan Sumedanglarang. Artinya, Kerajaan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. yakni berbeda-beda tetapi tetap satu. Maknanya meskipun berbeda-beda namun
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangsa Indonesia memiliki moto atau semboyan Bhineka Tunggal Ika, artinya yakni berbeda-beda tetapi tetap satu. Maknanya meskipun berbeda-beda namun pada hakikatnya bangsa
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN 1. Sejarah Reyog secara umum menceritakan tentang Prabu Klono Sewandhono ingin melamar Dewi Songgolangit yaitu yang lebih dikenal sebagai cerita versi Bantarangin.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nova Silvia, 2014
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat Indonesia terdiri dari ratusan suku bangsa yang masingmasing memiliki kekhasan atau keunikan tersendiri.kekhasan dan keunikan itulah yang pada dasarnya
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. kelingkungan dan kompleks wilayah. Yeates (1968) dalam Bintarto dan. masih dalam Bintarto dan Surastopo Hadi Sumarmo (199 1: 9)
BAB II KAJIAN TEORI A. KAJIAN TEORI 1. Kajian tentang Geografi a. Pengertian Geografi Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang keruangan, kelingkungan
Lebih terperinci2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Struktur masyarakat Indonesia yang majemuk menjadikan bangsa Indonesia memiliki keanekaragaman adat istiadat, budaya, suku, ras, bahasa dan agama. Kemajemukan tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan. Dengan demikian
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masyarakat dan kebudayaan merupakan hubungan yang sangat sulit dipisahkan. Sebab masyarakat adalah orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan. Dengan demikian
Lebih terperinci2015 KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang terkenal dengan keanekaragaman budaya, hal ini dikarenakan Indonesia terdiri dari berbagai suku dan adat budaya. Setiap suku
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pedoman hidup sehari-hari. Keberagaman tersebut memiliki ciri khas yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap negara memiliki beragam norma, 1 moral, 2 dan etika 3 yang menjadi pedoman hidup sehari-hari. Keberagaman tersebut memiliki ciri khas yang berbeda-beda
Lebih terperinciJURNAL SKRIPSI. MAKNA RITUAL DALAM PEMENTASAN SENI TRADISI REOG PONOROGO (Studi Kasus di Desa Wagir Lor, Kecamatan Ngebel, Kabupaten Ponorogo)
JURNAL SKRIPSI MAKNA RITUAL DALAM PEMENTASAN SENI TRADISI REOG PONOROGO (Studi Kasus di Desa Wagir Lor, Kecamatan Ngebel, Kabupaten Ponorogo) SKRIPSI Oleh: DESI WIDYASTUTI K8409015 FAKULTAS KEGURUAN DAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia yang sangat kompleks. Didalamnya berisi struktur-struktur yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara yang kaya akan budaya yang berada di daerah-daerah di dalamnya. Kebudayaan itu sendiri mencakup pengertian yang sangat luas. Kebudayaan merupakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, ialah
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A. Tinjauan Pustaka 1. Definisi Kebudayaan Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, ialah bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi
Lebih terperinciNo Nama Umur Pekerjaan Alamat. 1 Yohanes 60 tahun Pensiunan Pegawai. 2 Adrianus 45 tahun Guru Agama Desa. 3 April 25 Tahun Pembuat senjata Desa
Daftar Informan No Nama Umur Pekerjaan Alamat 1 Yohanes 60 tahun Pensiunan Pegawai Negeri Sipil, tokoh adat Desa Senakin 2 Adrianus 45 tahun Guru Agama Desa Senakin 3 April 25 Tahun Pembuat senjata Desa
Lebih terperinciPESAN MORAL YANG TERKANDUNG DALAM KESENIAN REOG PONOROGO. sejarah dan legenda yang dipentaskan dengan drama dan tarian yang
BAB II PESAN MORAL YANG TERKANDUNG DALAM KESENIAN REOG PONOROGO 2.1. Kesenian Reog Ponorogo Kesenian Reog Ponorogo adalah kesenian dalam bentuk sendratari. Sendratari adalah salah satu bentuk seni yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. hasil kreativitas manusia yang sangat kompleks. Di dalamnya berisi struktur-struktur
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kebudayaan Kebudayaan mencakup pengertian yang sangat luas. Kebudayaan merupakan hasil kreativitas manusia yang sangat kompleks. Di dalamnya berisi struktur-struktur yang saling
Lebih terperinciSosiologi. Kelompok & Organisasi Sosial MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 07
MODUL PERKULIAHAN Kelompok & Organisasi Sosial Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Psikologi Psikologi 07 MK61004 Nurwidiana, SKM MPH Abstract Mata kuliah ini merupakan pengantar bagi
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Daerah Penelitian 1. Letak, Luas, dan Batas Wilayah Desa Sumoroto adalah desa yang terletak di Kecamatan Kauman Kabupaten Ponorogo. Desa Sumoroto terdiri
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A. Tinjauan Pustaka 1. Definisi Kebudayaan Kata kebudayaan berasal dari kata Sansekerta buddhayah, ialah bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia memiliki kebudayaan yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bangsa Indonesia memiliki kebudayaan yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan karena bangsa Indonesia terdiri dari beribu-ribu pulau dan keanekaragaman budaya merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu suku bangsa mempunyai berbagai macam kebudayaan, tiap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Dalam suatu suku bangsa mempunyai berbagai macam kebudayaan, tiap kebudayaan yang hidup dalam suatu masyarakat yang dapat berwujud sebagai komunitas desa, sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prima Suci Lestari, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesenian adalah suatu peristiwa sosial yang mempunyai tenaga kuat sebagai sarana kontribusi antara seniman dan penghayatnya, ia dapat mengingatnya, menyarankan,
Lebih terperinciSTRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL
BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL 3.1. Strategi Komunikasi Memberikan pengetahuan kepada masyarakat umum tentang kesenian Reog Ponorogo. Agar masyarakat lebih mengenal lebih jauh tentang kesenian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara kita adalah Negara yang memiliki beragam kebudayaan daerah dengan ciri khas masing-masing. Bangsa Indonesia telah memiliki semboyan Bhineka Tunggal
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN RELEVAN
BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN RELEVAN A. Landasan Teori 1. Kebudayaan Banyak orang mengartikan kebudayaan dalam arti yang terbatas yaitu pikiran, karya, dan semua hasil karya manusia yang memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sampai merauke, menyebabkan Indonesia memiliki banyak pulau. dijadikan modal bagi pengembang budaya secara keseluruhan.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara geografis, letak Indonesia yang terbentang dari sabang sampai merauke, menyebabkan Indonesia memiliki banyak pulau. Indonesia yang terkenal dengan banyak pulau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan daerah lain menunjukan ciri khas dari daerah masing-masing.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan suatu negara yang memiliki keragaman etnis dan budaya. Keragaman budaya tersebut menjadi kekayaan bangsa Indonesia dan perlu dikembangkan
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. bangsa yang kaya akan kebudayaan dan Adat Istiadat yang berbeda satu sama lain
1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki berbagai macam suku bangsa yang kaya akan kebudayaan dan Adat Istiadat yang berbeda satu sama lain dikarenakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang memiliki lingkungan geografis. Dari lingkungan geografis itulah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kekompleksitasan Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang memiliki lingkungan geografis. Dari lingkungan geografis itulah membuat Indonesia menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengetahuan berasal dari kata tahu yang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) tahun 2008, artinya mengerti setelah melihat suatu fenomena alam. Berdasarkan pengertian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia penuh dengan keberagaman atau kemajemukan. Majemuk memiliki
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia penuh dengan keberagaman atau kemajemukan. Majemuk memiliki makna sesuatu yang beragam, sesuatu yang memilik banyak perbedaan begitupun dengan masyarakat
Lebih terperinci1. Abstrak. 2. Peluang bisnis. Nama ; MUKHLISON HAKIM
Nama ; MUKHLISON HAKIM 1. Abstrak Pusat kebudayaan reog ponorogo merupakan sebuah tempat yang digunakan untuk memamerkan,melatih dalam rangka melestarikan kebudayaan reog ponorogo adapun fasilitas yang
Lebih terperinciBAB IV SISTEM SOSIAL 4.1 Pengantar 4.2 Sistem Sosial
BAB IV SISTEM SOSIAL 4.1 Pengantar Kebudayaan merupakan proses dan hasil dari kehidupan masyarakat. Tidak ada mayarakat yang tidak menghasilkan kebudayaan, hanya saja kebudayaan yang dimiliki masyarakat
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Manusia dan kebudayaan adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Keberadaan
1 I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia dan kebudayaan adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Keberadaan kebudayaan adalah hasil dari karya manusia. Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. setiap etnis menebar diseluruh pelosok Negeri. Masing masing etnis tersebut
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan Negara yang kaya akan etnis budaya, dimana setiap etnis menebar diseluruh pelosok Negeri. Masing masing etnis tersebut memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ageng Sine Yogi, 2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan wilayah yang memiliki keanekaragaman kebudayaan dan masyarakat multikultural. Setiap wilayah memiliki corak dan kekhasannya masing-masing,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. pembangunan (Bintarto, 1991: 30). pendekatannya. Bintarto dan Surastopo Hadisumarmo ( 1991: 12-24),
BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Kajian Geografi a. Pengertian Geografi Geografi adalah ilmu yang mempelajari hubungan kausal gejalagejala muka bumi dan peristiwa-peristiwa yang terjadi di muka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sumedang merupakan kota yang kaya akan kebudayaan, khususnya dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumedang merupakan kota yang kaya akan kebudayaan, khususnya dalam bidang kesenian daerah. Hampir dapat dipastikan bahwa setiap daerah di Sumedang memiliki ragam kesenian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Yunita, 2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kesenian merupakan hasil dari kebudayaan manusia yang dapat didokumentasikan atau dilestarikan, dipublikasikan dan dikembangkan sebagai salah salah satu upaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. buddayah, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dikenal sebagai Negara yang terdiri atas berbagai suku bangsa. Masing-masing suku bangsa memiliki warisan budaya yang tak ternilai harganya.kata budaya
Lebih terperinciARTIKEL ILMIAH INOVASI GANONGAN PADA KESENIAN REOG PONOROGO MELALUI KEGIATAN MAGANG KEWIRAUSAHAAN. Oleh : HERI WIJAYANTO, ST, MM NIP.
ARTIKEL ILMIAH INOVASI GANONGAN PADA KESENIAN REOG PONOROGO MELALUI KEGIATAN MAGANG KEWIRAUSAHAAN Oleh : HERI WIJAYANTO, ST, MM NIP. 132 315 058 Dibiayai oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen
Lebih terperinciPEDOMAN OBSERVASI PAGUYUPAN KESENIAN
LAMPIRAN 123 PEDOMAN OBSERVASI PAGUYUPAN KESENIAN KEARIFAN LOKAL KESENIAN REYOG DAN UPAYA UNTUK MEMPERTAHANKANNYA DI DESA SUMOROTO KECAMATAN KAUMAN KABUPATEN PONOROGO No Objek Observasi Keterangan 1. Hubungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk. Kemajemukan itu dapat dikenali dari keanekaragaman budaya, adat, suku, ras, bahasa, maupun agama. Kemajemukan budaya menjadi
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, REKOMENDASI
189 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, REKOMENDASI A. Simpulan Umum Kampung Kuta yang berada di wilayah Kabupaten Ciamis, merupakan komunitas masyarakat adat yang masih teguh memegang dan menjalankan tradisi nenek
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Indonesia sangat kaya akan berbagai macam budaya baik itu bahasa,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia sangat kaya akan berbagai macam budaya baik itu bahasa, tarian dan adat istiadat yang dimiliki oleh setiap suku bangsa juga sangat beragam. Keanekaragaman
Lebih terperinci2015 EKSISTENSI KESENIAN HADRO DI KECAMATAN BUNGBULANG KABUPATEN GARUT
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kesenian tradisional lahir dari budaya masyarakat terdahulu di suatu daerah tertentu yang terus berkembang secara turun temurun, dan terus dinikmati oleh
Lebih terperinciTEKS DESKRIPSI BUDAYA INDONESIA
Budaya Indonesia adalah seluruh kebudayaan nasional, kebudayaan lokal, maupun kebudayaan asal asing yang telah ada di Indonesia sebelum Indonesia merdeka pada tahun 1945. Kebudayaan nasional dalam pandangan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. menurut tuntutan sejarahnya sendiri-sendiri. Pengalaman serta kemampuan
BAB II LANDASAN TEORI A. Kebudayaan Kebudayaan Indonesia adalah satu kondisi yang majemuk karena bermodalkan berbagai kebudayaan lingkungan wilayah yang berkembang menurut tuntutan sejarahnya sendiri-sendiri.
Lebih terperinciKesenian merupakan salah satu bagian dari kebudayaan, karena. kesenian dan kekriyaan. Kesenian dan kebudayaan dapat mengalami
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kesenian merupakan salah satu bagian dari kebudayaan, karena kebudayaan merupakan kompleks budi dan daya, bukan semata-mata kesenian dan kekriyaan. Kesenian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keanekaragaman kebudayaan Indonesia merupan kebanggaan yang pant as
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keanekaragaman suku bangsa Indonesia merupakan, bangsa yang kaya akan budaya yang bernilai tinggi serta beraneka ragam sifat dan coraknya. Keanekaragaman kebudayaan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kebudayaan Tradisional Masyarakat Desa Konsep kebudayaan tradisional mengacu pada gambaran tentang cara hidup (way of life) masyarakat desa yang belum dirasuki oleh penggunaan
Lebih terperinciI.PENDAHULUAN. kebiasaan-kebiasaan tersebut adalah berupa folklor yang hidup dalam masyarakat.
I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah Negara kepulauan, yang memiliki berbagai macam suku bangsa yang kaya akan kebudayaan serta adat istiadat, bahasa, kepercayaan, keyakinan dan kebiasaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebudayaan merupakan corak kehidupan di dalam masyarakat yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebudayaan merupakan corak kehidupan di dalam masyarakat yang diungkapkan dalam bentuk cara bertindak, berbicara, berfikir, dan hidup. Daerah kebudayaan Kalimantan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengaruh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengaruh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya yang berhubungan dengan proses komunikasi dan informasi menyebabkan terjadinya pergeseran dan perubahan
Lebih terperinciTARI MANDAU TALAWANG. Di susun oleh : DAYA SAKTI KALIMANTAN TENGAH
TARI MANDAU TALAWANG Di susun oleh : DAYA SAKTI SANGGAR BETANG TATU HIYANG KALIMANTAN TENGAH Jl. Dr. Wahidin Sudirohusodo Aula KNPI Kota Palangka Raya Contact : 085249164999 085651304442 085252479944 KATA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Moses, 2014 Keraton Ismahayana Landak Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kesenian merupakan sarana yang digunakan untuk mengekspresikan rasa keindahan dari dalam jiwa manusia. Selain itu kesenian juga mempunyai fungsi lain, seperti
Lebih terperinciPERKEMBANGAN KESENIAN REOG PONOROGO
BAB II PERKEMBANGAN KESENIAN REOG PONOROGO 2.1. Kesenian Reog Ponorogo Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) Kesenian yang memiliki kata dasar seni dan memiliki arti kesanggupan akal untuk menciptakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia. Akar tradisi melekat di kehidupan masyarakat sangat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dikenal dengan bangsa yang mempunyai kekayaan tradisi dan budaya. Kekhasan serta kekayaan bangsa dalam tradisi dan budaya yang dimiliki, bukti bahwa
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Hubungan Masyarakat Lokal dengan Kearifan Lokal. Kearifan lokal dapat dipahami sebagai usaha manusia dengan
TINJAUAN PUSTAKA Hubungan Masyarakat Lokal dengan Kearifan Lokal Kearifan lokal dapat dipahami sebagai usaha manusia dengan menggunakan akal budinya untuk bertindak dan bersikap terhadap sesuatu, objek,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Yuvenalis Anggi Aditya, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dunia pendidikan dewasa ini lebih menekankan pada penanaman nilai dan karakter bangsa. Nilai dan karakter bangsa merupakan akumulasi dari nilai dan karakter
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Ponorogo yang terletak di sisi tenggara Provinsi Jawa Timur yakni
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara yang kaya akan khasanah budaya, salah satunya di Kabupaten Ponorogo yang terletak di sisi tenggara Provinsi Jawa Timur yakni kesenian Reyog
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari kata majemuk bahasa Inggris folklore, yang terdiri atas kata folk dan lore.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dananjaya (dalam Purwadi 2009:1) menyatakan bahwa kata folklor berasal dari kata majemuk bahasa Inggris folklore, yang terdiri atas kata folk dan lore. Kata folk berarti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki beranekaragam budaya yang berbeda-beda, namun saling
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia memiliki beranekaragam budaya yang berbeda-beda, namun saling melengkapi satu sama lain. Menurut Selo Soemardjan dan Soeleman Soemardi (Darwis,2008:40) kebudayaan
Lebih terperinciUPAYA MELESTARIKAN NILAI-NILAI BUDAYA PADA MASYARAKAT DAYAK DESA SENEBAN
UPAYA MELESTARIKAN NILAI-NILAI BUDAYA PADA MASYARAKAT DAYAK DESA SENEBAN Syarif Firmansyah Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Pendidikan dan Pengetahuan Sosial IKIP PGRI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebiasaan, dan dari kebiasaan itu yang nantinya akan menjadi kebudayaan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang masalah Manusia merupakan makhluk individu dan juga makhluk sosial yang hidup saling membutuhkan. Sebagai makhluk sosial manusia saling berinteraksi satu dengan lainnya,
Lebih terperinciSMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 1. Pengetahuan Dasar Geografilatihan soal 1.2
SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 1. Pengetahuan Dasar Geografilatihan soal 1.2 1. Permukiman penduduk di pulau Kalimantan pada umumnya memanjang di sepanjang sungai. Konsep geografi yang berkaitan
Lebih terperinciKONSEP KEBUDAYAAN. Kuliah 2 - Geografi Kebudayaan
KONSEP KEBUDAYAAN Kuliah 2 - Geografi Kebudayaan Apakah Kebudayaan Hofstede (dalam Berry, 1997): Merupakan seperangkat asumsi, keyakinan, nilai, dan persepsi yang khas Parsudi Suparlan (1998): Merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikenal masyarakat luas sampai saat ini adalah prosa rakyat. Cerita prosa rakyat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Indonesia memiliki banyak warisan kebudayaan dari berbagai etnik. Warisan kebudayaan yang disampaikan secara turun menurun dari mulut kemulut secara lisan biasa disebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Struktur karya sastra dibedakan menjadi dua jenis yaitu struktur dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Struktur karya sastra dibedakan menjadi dua jenis yaitu struktur dalam (intrinsik) dan luar (ekstrinsik). Pada gilirannya analisis pun tidak terlepas dari kedua
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. majemuk. Sebagai masyarakat majemuk (plural society) yang terdiri dari aneka
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah sebuah negara yang mempunyai masyarakat yang majemuk. Sebagai masyarakat majemuk (plural society) yang terdiri dari aneka ragam suku bangsa dengan
Lebih terperinciMODUL PERKULIAHAN Kapita Selekta Ilmu Sosial Masyarakat & Budaya
MODUL PERKULIAHAN Masyarakat & Budaya FAKULTAS Bidang Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh ILMU KOMUNIKASI Public relations/ MK 42005 Yuni Tresnawati,S.Sos., M.Ikom. Humas 5 Abstract Dalam pokok bahasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bima itu. Namun saat adat istiadat tersebut perlahan-lahan mulai memudar, dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat Bima merupakan perpaduan dari berbagai suku, etnis dan budaya yang hampir menyebar di seluruh pelosok tanah air.akan tetapi pembentukan masyarakat Bima yang
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Senakin kabupaten Landak Kalimantan Barat. Teori-teori tersebut dalah sebagai
BAB II KAJIAN PUSTAKA Dalam Bab II ini penulis akan menjelaskan kajian teori yang akan digunakan dalam menganalisis data hasil penelitian yang berjudul pergeseran makna Tangkin bagi masyarakat Dayak Kanayatn
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. ini merupakan sifat dasar masyarakat. Perubahan masyarakat tiada hentinya, jika
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tahap Pengembangan Masyarakat Masyarakat senantiasa akan mengalami perubahan dikarenakan masyarakat adalah mahluk yang tidak statis melainkan selalu berubah secara dinamis.
Lebih terperinciILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR
ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR Manusia dan Kebudayaan Drs. Ermansyah, M.Hum. 2013 Manusia sebagai Makhluk Budaya Manusia makhluk Tuhan yang mempunyai akal. Akal adalah kemampuan pikir manusia sebagai kodrat
Lebih terperinciKEBUDAYAAN & MASYARAKAT
KEBUDAYAAN & MASYARAKAT Pengantar Sosiologi FITRI DWI LESTARI MASYARAKAT Masyarakat adalah orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan. Tak ada masyarakat yang tidak memiliki kebudayaan dan sebaliknya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Budaya lokal menjadi media komunikasi di suatu daerah yang dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Budaya lokal menjadi media komunikasi di suatu daerah yang dapat mempersatukan dan mempertahankan spiritualitas hingga nilai-nilai moral yang menjadi ciri
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. Kebudayaan berasal dari kata sansekerta budhayah, yaitu bentuk jamak
BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Kebudayaan Kebudayaan berasal dari kata sansekerta budhayah, yaitu bentuk jamak dari budhi yang berarti budhi atau akal. Kebudayaan dapat diartikan hal-hal yang
Lebih terperinciLOKAL GENIUS DALAM KAJIAN MANAJEMEN Oleh Drs. I Made Madiarsa, M.M.A. 6
LOKAL GENIUS DALAM KAJIAN MANAJEMEN Oleh Drs. I Made Madiarsa, M.M.A. 6 Abstrak: Kearifan lokal berkaitan erat dengan manajemen sumber daya manusia. Dewasa ini, kearifan lokal mengalami tantangan-tantangan,
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN KEBUDAYAAN
BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN KEBUDAYAAN 2.1 Uraina Tentang Seni Kata seni berasal dari kata "SANI" yang kurang lebih artinya "Jiwa Yang Luhur/ Ketulusan jiwa". Menurut kajian ilmu di eropa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Seiring dengan semakin berkembangnya cara berfikir masyarakat pada masa sekarang ini. Ternyata tak jarang juga dapat menyebabkan berubahnya pola pikir masyarakat
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PEMBELAJARAN DAN PERSIAPAN MENTAL GURU PAUD BERBASIC BUDAYA
PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN DAN PERSIAPAN MENTAL GURU PAUD BERBASIC BUDAYA oleh: Om,J Disampaikan di TK an nur sleman (17 juli 2011) A. Pengertian Budaya Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tradisi serta budaya. Keragaman suku bangsa di Indonesia menyebabkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara yang terdiri dari berbagi macam suku dan terdiri dari beberapa propinsi yang memiliki adat istiadat dan budaya yang berbeda antara satu propinsi
Lebih terperinciPENDEKATAN DAN KONSEP GEOGRAFI
www.bimbinganalumniui.com 1. Geografi is the mother of all sciences adalah pendapat yang dikemukakan oleh a. Preston E. James b. Bintarto c. Aristoteles d. Vidal de la Blace e. Huntington 2. Istilah geografi
Lebih terperinciHAKIKAT GEOGRAFI A. RUANG LINGKUP GEOGRAFI
A. RUANG LINGKUP GEOGRAFI HAKIKAT GEOGRAFI Pengertian dan Batasan Geografi Menurut seorang ilmuwan kuno yang bernama Eratosthenes Geografi berasal dari bahasa Yunani Geographia yang terdiri dari dua kata,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A. Kebudayaan dan Kesenian. 1. Kebudayaan sebagai proses pembangunan Koentjaraningrat dalam Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan mendeskripsikan bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Provinsi Jawa Barat yang lebih sering disebut sebagai Tatar Sunda dikenal
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Provinsi Jawa Barat yang lebih sering disebut sebagai Tatar Sunda dikenal memiliki warisan budaya yang beranekaragam. Keanekaragaman budayanya itu tercermin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Budi Utomo, 2014
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pulau Bangka merupakan pulau kecil di sebelah selatan Sumatra. Pulau ini sudah terkenal sejak abad ke-6. Hal ini dibuktikan dengan adanya peninggalan prasasti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang berkembang pun dipengaruhi oleh kehidupan masyarakatya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebudayaan merupakan unsur-unsur budi daya luhur yang indah, misalnya; kesenian, sopan santun, ilmu pengetahuan. Hampir setiap daerah yang ada di berbagai pelosok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki adat istiadat (kebiasaan hidup) dan kebudayaan masing-masing,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan bangsa di dunia yang mendiami suatu daerah tertentu memiliki adat istiadat (kebiasaan hidup) dan kebudayaan masing-masing, setiap bangsa memiliki
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam pelaksanaan upacara perkawinan, setiap suku bangsa di Indonesia memiliki
9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2. Tinjauan Pustaka 2.1 Konsep Pelaksanaan Adat Perkawinan Dalam pelaksanaan upacara perkawinan, setiap suku bangsa di Indonesia memiliki dan senantiasa menggunakan adat-istiadat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kehidupan sosial, adat istiadat. Indonesia memiliki beragam kebudayaan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia yang terdiri atas beberapa pulau dan kepulauan serta di pulau-pulau itu terdapat berbagai suku bangsa masing-masing mempunyai kehidupan sosial,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkaitan dengan pengungkapan rasa keindahan. Menurut kodratnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesenian merupakan salah satu perwujudan kebudayaan yang mempunyai peranan penting bagi masyarakat. Kesenian merupakan salah satu jenis kebutuhan manusia yang berkaitan
Lebih terperinciDAFTAR PERTANYAAN. 4. Bagaimana prosesi upacara sebelum kesenian Jonggan dilaksanakan?
Lampiran 1 63 Lampiran 2 DAFTAR PERTANYAAN 1. Bagaimana sejarah kesenian Jonggan! 2. Mengapa disebut dengan Jonggan? 3. Apa fungsi kesenian Jonggan? 4. Bagaimana prosesi upacara sebelum kesenian Jonggan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu kebanggaan nasional (national pride) bangsa Indonesia adalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu kebanggaan nasional (national pride) bangsa Indonesia adalah memiliki keanekaragaman budaya yang tak terhitung banyaknya. Kebudayaan lokal dari seluruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kelompok atau lapisan sosial di dalam masyarakat. Kebudayaan ini merupakan suatu cara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia pada dasarnya dilatarbelakangi oleh adanya suatu sejarah kebudayaan yang beragam. Keberagaman yang tercipta merupakan hasil dari adanya berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan seloka. Sedangkan novel, cerpen, puisi, dan drama adalah termasuk jenis sastra
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra pada umumnya terdiri atas dua bentuk yaitu bentuk lisan dan bentuk tulisan. Sastra yang berbentuk lisan seperti mantra, bidal, pantun, gurindam, syair,
Lebih terperinciIDENTITAS NASIONAL. Mengetahui identitas nasional dan pluralitas bangsa Indonesia RINA KURNIAWATI, SHI, MH. Modul ke: Fakultas FAKULTAS.
Modul ke: IDENTITAS NASIONAL Mengetahui identitas nasional dan pluralitas bangsa Indonesia Fakultas FAKULTAS RINA KURNIAWATI, SHI, MH Program Studi http://www.mercubuana.ac.id DEFINISI identitas nasional
Lebih terperinci