SAMBUTAN. Jakarta, Nopember Kepala Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SAMBUTAN. Jakarta, Nopember Kepala Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan"

Transkripsi

1 SAMBUTAN Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan hidayahnya serta kerja keras penyusun telah berhasil menyusun Materi Penyuluhan yang akan digunakan bagi para penyuluh dan pelaku utama maupun pelaku usaha. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada para penyusun yang telah mencurahkan pikiran, waktu, dan tenaganya, sehingga materi ini siap untuk digunakan. Materi Penyuluhan merupakan salah satu bagian yang penting dalam penyelenggaraan suatu penyuluhan agar pelaksanaan dapat berjalan dengan baik dan tujuan dapat tercapai. Kami berharap materi ini akan memberikan kontribusi yang positif terhadap pencapaian tujuan dari Penyelenggaraan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan. Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan materi penyuluhan ini masih banyak kekurangan. Kritik, usul, atau saran yang konstruktif sangat kami harapkan sebagai bahan pertimbangan untuk penyempurnaannya di masa mendatang. Jakarta, Nopember 2011 Kepala Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan i

2 KATA PENGANTAR Gill Net (gill net) merupakan salah satu alat penangkap ikan yang sudah lama dan banyak digunakan oleh para nelayan baik skala kecil maupun besar. Gill Net dapat ditemui hampir diseluruh Indonesia digunakan oleh para nelayan. Buku ini menjelaskan seluk beluk penangkapan ikan dengan Gill Net dan perkembangan teknologi yang digunakan dalam mengoperasikan alat penangkap ikan. Pada akhir dari setiap bab, disusun rangkuman materi dari bab yang bersangkutan dan juga tersedia conth soal-soal untuk mengukur sejauh mana pemahaman peserta didik menguasai materi yang sudah dipelajari. Sebagai acuan, jika minimal 80% pertanyaan dapat dijawab dengan benar diasumsikan peserta didik sudah menguasai materi dan dapat melanjutkan pelajaran pada bab berikutnya. Jika jawaban yang benar masih kurang dari 80%, peserta didik disarankan untuk mempelajari kembali bab yang bersangkutan sebelum mempalajari bab berikutnya. Kunci jawaban disediakan pada bagian akhir buku. Semoga buku ini bermanfaat bagi pembaca. Kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat diharapkan untuk perbaikan dan meningkatkan mutu buku ini. Selamat membaca. ii

3 DAFTAR ISI SAMBUTAN i KATA PENGHANTAR ii DAFTAR ISI iii DAFTAR GAMBAR iv DAFTAR TABEL vi 1. PENDAHULUAN Gil Net Metode Menangkap Bentuk Umum Gil Nett Kapal Giii Net Ikan yang ditangkap konstruksi Gill Net Rangkuman Test Formatif Tugas Bab 2 Konsturuksi Jaring Insang Bentuk Bahan Jaringan Bagian-Bagian Jaringan Disain jaring Insang Merakit Gill Net Merawat Gill Net Kepedulian Terhadap Kelestarian Rangkuman Test Formatif Tugas Bab 3 Mengoprasikan Gill Net Faktor Faktor yang Harus diperhatikan Kapan Gill Net Dioprasikan Tahapan Operasi Rangkuman Test Formatif Tugas iii

4 DAFTAR GAMBAR 1. 1 Ikan terjerat Penempatan Gill Net berdasarkan kedalam periaran Gill Net Permukaan Gill Net pertengahan Gill Net dasar Kapal layar yang mengoperasikan Gill Net diseling dengan tonda di Bawaian (kiri) Perahu kolek bergandar ganda (atas) Gill Net modern Tenggiri Ikan tongkol (Thunnus tonggol; Bleeker 1851) Peta Sebaran Ikan tenggiri dan Tongkol di perairan Indonesia Ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis) Peta distribusi Cakalang di wilayah ekuator dunia (FAO Species Catalogue Identifications) Bawal (Pampus argenteus; Euphrasen, 1788) Peta sebaran, Carventer Ikan Kembung Lelaki (Rastrelliger brachysoma, van Kampen, 1967) Ikan kembung perempuan (Rastrelliger faughni Matsui, 1967) Peta sebaran kembung lelaki dan kembung perempuan Jaring insang Mengukur Mata jaring Bentuk potongan tubuh ikan Benang jaring insang Bentuk-bentuk pelampung buatan pabrik Pelampung utama Pelampung dari kayu gabus Jaring insang dengan pelampung bekas sandal jepit Mengukur jumlah mata jaring Tali ris atas Ris bawah dan pemberat Tali jangkar yang diperlukan pada jaring insang permukaan tetap (kiri) Tali pelampung utama dan tali jangkar yang dipasang pada gillnet yang dipasang pada jaring insang yang diharapkan dapat menangkap ikan di semua lapisan terutama di perairan dangkal (bawah) iv

5 2. 14 Tali pelampung utama pada jarig insang dasar Tali selambar, tali guci dan tali pelampung utama Disain jaring insang Nilai lebar (bukaan mata jaring) mata jaring Skema daya apung dan daya tenggelam Meluruskan tali ris Meluruskan tali ris Bagian-bagian penting jaring insang Mengikat tali penggantung hanya pada satu tali ris memsang tali penggantung bersamaan dengan memasang pelampung Memasang tali penggantung yang berfungsi juga sebagai serampad Memasang ris samping (A) dan selambar (B) Cara merakit jaring insang sendirian saja Cara Merakit Jaring Insang sendirian saja v

6 1. PENDAHLUAN 1.1 GILL NET Gill Net merupakan salah satu jenis alat penangkap ikan yang sering digunakan oleh nelayan (nasional dan internasional) untuk menangkap ikan di laut. Ikan yang menjadi tujuan penangkapan umumnya adalah ikan-ikan pelagis relatif besar mulai dari ikan kembung hingga Madidihang. Ukuran ikan besar sangat bervariasi tergantung ukuran mata jarinng dan besarnya bukaan mata ajring. Gill Net termasuk alat penangkap ikan yang pasif, selektif dan juga ramah lingkungan. Pengoperasian Gill Net konvesional (yang umum dioperasikan di Indonesia) relatif sederhana, sebagian besar pelaksanaan operasi menggunakan tenaga manusia. Gill Net hampir dapat dioperasikan diseluruh lapisan kedalaman perairan, mulai dari lapisan permukaan, pertengahan hingga lapisan dasar perairan. Juga dapat dioperasiakan di berbagai jenis perairan, seperti perairan pantai, laut dan samudera. 1.2 Metode Menangkap Kata kuncinya adalah Menjebak untuk dijerat. Pengertiannya adalah Gill Net harus mampu menjebak, kemudian menjerat ikan pada bagian insangnya. Karena sebagai alat penjebak maka sedapat mungkin bahan yang 1

7 digunakan adalah bahan yang transparan Sedangkan agar ikan terjerat maka tekstur benang jaring harus licin, bulat dan elastis. Perhatikan Gambafr 1.1. a. adalah ikan memiliki ukuran insang lebih besar dari mata jaring(ikan tidak terjerat), b adalah ukuran ikan yang sesuai dengan mata jaring (iakn terjerat), sedangkan c adalah ikan yeng berukuranlebih kecil (ikan lolos). Gambar 1. 1 Ikan terjerat 2

8 1.3 Bentuk Umum Gill Net Ciri khas Gill Net adalah berbentuk empat persegi panjang. Masing sisinya dibatasi oleh empat buah tali ris. Dua buah ris mendatar yang dipasang di sisi atas dan bawah, yang atas di sisi atas disebut dengan ris atas dan yang bawah disebut dengan ris bawah. Dua ris lagi dipasang di kedua sisi tegak disebut dengan ris samping. Gambar 1. 2 Penempatan Gill Net berdasarkan kedalam periaran pemberat adalah untuk menenggelamkan. Ris atas dan ris bawah berfungsi untuk mengatur buakaan mata jaring dan ris samping untuk mempertahankan kedalaman Gill Net. Ris atas dipasangi pelampung dan ris bawah dipasangi pemberat. Fungsi pelampung adalah untuk megapungkan dan fungsi Secara umum Gill Net yang dioperasikan di lapisan permukaan memiliki daya apung yang lebih besar dari daya tenggelamnya. Gill Net yang dioperasikan di pertengahan memiliki daya apung dan daya tenggelam yang 3

9 relatif sama. Sedangkan yang dioperasikan di lapisan dasar perairan memiliki daya tenggelam lebih besar dari daya apungnya. Tujuannya adalah agar Gill Net yang diooperaikan di permukaan tetap mengapung di lapisan permukaan, yang dioperasikan di pertengahan tetap melayang, dan yang dioperasikan di dasar perairan tatap tenggelam. Pada bagian atas Gill Net dipasang pelampung dan bagian bawah dipasang pemberat. Gill Net yang disebut dengan gill net biasanya dioperasikan secara pasif menunggu ikan yang berenang menabrak badan jaring. Jika diameter tubuh ikan lebih kecil dari ukuran mata jaring maka ikan akan lolos. Ikan yang ukuran diameter tubuhnya sama atau lebih besar dari ukuran mata jaring akan tertangkap. Hal ini sangat bermanfaat untuk pengaturan ukuran ikan yang akan ditangkap, misalnya dengan membatasi ukuran mata jaring (mesh size) ukuran minimal ikan yang ditangkap dapat ditentukan, sehingga ikan-ikan yang masih kecil tidak tertangkap dan dapat meloloskan diri dari alat penangkap ikan. Gill Net dioperasikan secara vertikal dengan menghadang arus laut, sehingga diharapkan memotong alur gerakan renang ikan yang kerap menentang arus. Perhatian Gambar 1.3 hingga 1.5 4

10 Gambar 1. 3 Gill Net Permukaan Gambar 1. 4 Gill Net pertengahan Gambar 1. 5 Gill Net dasar 5

11 1.4 Kapal Gill Net Perahu atau kapal yang digunakan beraneka ragam ukuran dan jenisnya. Mulai yang berukuran kecil (5 30 GT) biasanya membawa antara 10 sampai dengan 50 pis Gill Net, darikapal layar hingga kapal bermotor. Pada kapal berukuran besar bentangan Gill Net bisa mencapai puluhan kilometer panjangnya dan beroperasi diperairan dalam, Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) atau diperairan internasional. Perhatikan gambar 1-6 hingga 1-8. Gambar 1. 8 Kapal layar yang mengoperasikan Gill Net diseling dengan tonda di Bawaian (kiri) Gambar 1. 8 Gill Net modern Gambar 1. 8 Perahu kolek bergandar ganda (atas) 6

12 1.5 Ikan yang ditangkap Jenis ikan yang sering tertangkap dengan jaring cenderung memiliki ukuran badan yang seragam seperti : tenggiri, tongkol, cakalang, kembung, layang, bawal, kakap, (lihat gambar 1.9 s/d 1.dan lain sebagainya. Namun kerap sekali ikan yang berukuran besar juga tertangkap seperti hiu, tuna, marlin dan lain sebagainya.ikan yang berukuran besar tertangkap dengan cara terpuntal oleh badan jaring (bukan terjerat oleh mata jaring). TENGGIRI Tenggiri (gambar 1.9) merupakan ikan pelagis, hidup membentuk kumpulan kecil pada kisaran kedalaman 15 dan 200 m. Pemakan ikan-ikan yang lebih kecil seperti layang dan teri. Daerah penangkapannya hampir terdapat di seluruh perairan Indonesia. Gambar 1. 9 Tenggiri, Scomberomorus TONGKOL Ikan tongkol, (Thunnus tonggol; Bleeker 1851), kumpulan pelagis, sama seperti tenggiri baik daerah penangkapannya maupun kisarankedalamannya, yaitu berkisar antara 15 dan 200 m. Namun kelompok ikan ini menghindari perairan yang bersalinitas rendah seperti muara-muara sungai besar. Pemakan ikan-ikan kecil, cumi dan krustase, khususnya larva stomatopod dan udang. Gambar Ikan tongkol (Thunnus tonggol; Bleeker 1851) 7

13 Gambar Peta Sebaran Ikan tenggiri dan Tongkol di perairan. Gambar Peta distribusi Cakalang di wilayah ekuator dunia (FAO Species Catalogue Identifications) Gambar Ikan Cakalang BAWAL Gambar Bawal (Pampus argenteus; Bawal (Pampus argenteus; Euphrasen, 1788) adalah ikan demersal, hidup di perairan mulai pantai hingga landas kontinen sekitar 80 meter. Membentuk kelompok di dasar perairan berlumpur. Kelompok ini sering bercampur dengan spesies Nemipterus dan Leiognathus. Bawah pemakan invertebrata pelagis seperti copepoda, salps, dan jellyfishes. 8

14 Gambar Peta sebaran, Carventer 2001 Gambar Ikan Kembung Lelaki (Rastrelliger brachysoma, van Kampen, 1967). Gambar Ikan kembung perempuan (Rastrelliger faughni Matsui, 1967) 9

15 Gambar Peta sebaran kembung lelaki dan kembung perempuan 1.6 Konstruksi Gill Net Konstruksi Gill Net relatif sederhana, terdiri dari lembar jaring yang disebut webbing. Satu lembar Gill Net biasanya disebut dengan satu pis. Ketika dioperasikan untuk menangkap ikan, jumlah pis Gill Net yang digunakan sangat bervariasi antara satu kapal dengan kapal yang lain. Gill Net relatif mudah untuk membuatnya dan pada umumnya para nelayan, terutama nelayan dengan usaha skala kecil, sering membuat sendiri alat penangkap ikan Gill Net yang akan digunakannya. 10

16 1.7 Rangkuman 1. Kata kunci metode menangkap ikan dengan Gill Net adalah Metode menangkap adalah Menjebak untuk dijerat. 2. Gill Net berbentuk empat persegi panjang, dioperasikan secara vertikal menghadang arus perairan. 3. Gill Net umumnya dioperasikan secara pasif (siafatnya menunggu ikan terjerat pada jaring), meskipun ada juga yang diopreasikan secara aktif. 4. Gill Net termasuk alat penangkap ikan yang selektif, karena ikan yang keliling tubuhnya lebih kecil dari diameter mata jaring akan lolos, hanya ikan yang keliling tubuhnya lebih besar dari mata jaring yang terjerat. 1.8 Test Foormatif Pilihlah salah satu kemungkinan jawaban yang menurut anda paling tepat dengan memberi tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d. 1. Apa yang dimaksud dengan Gill Net? a. Jaring yang berbentuk empat persegi panjang. b. Jaring yang berbentuk kantong. c. Jaring yang memiliki kantong. d. Salah semua. 2. Mengapa ikan bisa terjerat pada Gill Net? a. Ikan berenang menabrak Gill Net. b. Ikan berenang memotong Gill Net. c. Ikan berenang sejajar dengan jaring. d. Salah semua. 11

17 3. Mengapa ikan bisa lolos dari Gill Net? a. Mata jaring terputus b. Keliling tubuh ikan lebih besar dari ukuran mata jaring. c. Keliling tubuh ikan lebih kecil dari mata jaring. d. Keliling tubuh ikan sama dengan ukuran mata jaring 4. Alat penangkap ikan Gill Net termasuk alat penangkap ikan A. Aktif B. Pasif C. Dihela oleh D. Betul semua kapal 5. Alat penangkap ikan Gill Net dioperasikan a. Di perairan sekitar pantai. b. Di perairan dangkal c. Di peraran laut dalam d. Betul semua 1.9 Tugas Pergilah ke pelabuhan perikanan terdekat, buatlah tulisan mengenai alat penangkap ikan Gill Net yang dititik beratkan pada: a. Perkembangan Gill Net di pelabuhan tersebut. b. Bentuk, Jenis dan kekuatan mesin kapal atau perahu yang digunakan. c. Ikan-ikan apa saja yang tertangkap dan berapa kira-kira julah total ikan yang diidaratkan. 12

18 Bab 2 Konstruksi jaring insang Bentuk Umum Jaring insang pada umumnya berbentuk empat persegi panjang. Ukuran mata jaring (mesh size) seluruh bagian jaring adalah sama. Ukuran mata jaring yang digunakan disesuaikan dengan jenis dan ukuran ikan yang menjadi target tangkapan. Konstruksi jaring insang terdiri dari : 1. Badan jaring (webbing). 2. Tali ris atas. 3. Tali ris bawah. 4. Pelampung. 5. Pemberat. 6. Tali slambar (tali penghubung antar pis. Jaring insang termasuk kelompok alat penangkap yang selektif, ukuran minimum ikan yang menjadi target tangkapan dapat diatur dengan cara mengatur ukuran mata jaring yang digunakan. Ikan-ikan yang menabrak jaring. Ukurannya mata jaring dan bukaannya sangat ditentukan oleh ikan yang menjadi tujuan penanangkapan. 13

19 Gambar 2. 1 Jaring insang Ikan yang akan dijerat pada overculumnya adalah ikan yang memiliki bentuk dan ukuran yang sama. Ikan dijerat dengan mengggunakan mata jaring yang dibuat terbuka. Terbukanya mata jaring ditentukan oleh bentuk dan ukuran potongan melintang di bagian overculum spesies tujuan penangkapan. Bagaimana potongan melintang ikan dan mata jaringnya perhatikan gambar 2.2. Gambar 2.2 adalah cara mengukur bagian insang ikan dengan 14

20 menggunakan benang jaring dan Gambar 2.2 B adalah hasil pengukuran. Panjang tali tersebut adalah ukuran mata jaring dibagi dua atau setengan panjang tali Adalah ukuran mata jaring. Secara umum bentuk potongan melintang ikan terbagi menjadi tiga, yaitu bentuk bulat, bentuk pipih vertikal dan bentuk pipih horisontal. Sebagai patokan pertama adalah ikan yang berpotongan melintang bulat (gambar 2.3 B), maka bentuk bukaan mata jaringnya mirip belah ketupat. Demikian pula untuk potongan melintang ikan pada gambar 2.3 A, B dan C dapat menggambarkan bagaimana besranya bukaan mata jaring insang. Ukuran mata jaring adalah sama dengan panjang tali hasil pengukuran (Gambar 2.2 B) A B Gambar 2. 2 Mengukur Mata jaring Bentuk segiempat pada gambar 2.3.A adalah bentuk bukaan mata jaring untuk menjerat ikan yang 15 Gambar 2. 3 Bentuk potongan tubuh ikan

21 berbentuk melebar, seperti ikan sebelah dan cucut. Segiempat pada gambar 2.3.A adalah bentuk bukaan mata jaring yang digunakan untuk menangkap ikan yang berbentuk bulat seperti ikan tongkol atau cakalang. Sedangkan segiempat pada gambar 2.3.C adalah bentuk bukaan mata jaring yang digunakan untuk mennagkan ikan berbentuk pipih seperti ikan tenggiri atau kwee. Bahan jaring insang BENANG JARING Jaring insang pada umumnya terbuat dari bahan Polyamide monofilamen atau dikenaldjuga dengan nama benang senar. Benang jaring ini paling banyak digunakan sebagai bahan pembuat jaring. Benang ini berbentuk bulat, licin dan transparan. Diperlukan benang yang licin dan berbentuk bulat agar ikan mudah terpeleset masuk ke dalam mata jaring, dan elastis agar benang dengan sendirinya akan menjerat ikan. PELAMPUNG Pelampung buatan pabrik (gambar 2.5) umunya mahal, sehingga nelayan banyak mennggunakan pelampiung alternatif seperti dari karet sendal jepit. Karet ini mudah didapat dari sisa pabrik pembuatan sandal jepit. Kadang juga diperoleh dari para pemulung barang bekas. Pelampung utama menggunakan botol plastik bekas akua, atau menggunakan stereoform bekas yang dibungks denga lembaran jaring. 16

22 Gambar 2. 4 Benang jaring insang Gambar 2. 7 Bentuk-bentuk pelampung buatan pabrik Gambar 2. 6 Pelampung utama Gambar 2. 5 P elampung dari kayu 17

23 PEMBERAT Bahan pemberat jaring insang umumnya menggunakan timah hitam. Timah yang dibentuk dengan cara dicor. Pemberat umumnya memiliki lubang di tengahnya (arah mendatar). Bahkan ada juga yang menggunakan batu kecil bulat yang dibungkus dengan jaring. WEBBING Istilah yang umum digunakan untuk badan jaring adalah webbing. Umumnya jika benang jaring yang dibuat oleh pabrik Indonesia menggunakan nomor benang(60 s/d 2000) atau 210/d/6 maka panjang weebing adalah ± 90 meter atau 100 yard. Jumlah kedalaman mata jaring adalah 70 mata. Gambar 2. 9 Jaring insang dengan pelampung bekas sandal jepit BAGIAN-BAGIAN JARING BADAN JARING 2.1). Bagian utama jaring insang adalah lembaran webbing utuh (lihat gambar Gambar 2. 9 Mengukur jumlah mata jaring 18

24 Gambar Tali ris TALI RIS ATAS DAN RIS BAWAH Tali ris atas merupakan komponen pembentuk jaring dan sekaligus pengatur bukaan mata jaring. Pada ris atas inilah dipasangkan pelampung dan jaring. Diantara jaring umumnya menggunakan srampad (selvedge) yang berfungsi sebagai peredam beban tegangan dari dua tali ris yang berukuran besar dan kuat yang harus diterima oleh benang jaring jauh lebih kecil dan lemah. Namun demikian, para anelayan kurang memperhatikan hal ini, sehingga webbing langsung dipasangkan pada ris (perhatikan gambar 2.8). Tali ris atas sering juga disebut sebagai tali pelampung adalah tali yang terdapat pada bagian atas jaring insang. Tali ris atas terdiri dari dua utas tali. Satu utas tali untuk tempat memasang pelampung dan disebut dengan tali ris utama. Tali yang kedua digunakan untuk memasang (menggantungkan) badan jaring insang. Kedua tali ris atas biasanya berukuran sama tetapi berbeda arah pintalannya yaitu pintal kanan dan pintal kiri. Lihat gambar 2.8 kedua tali 19

25 memiliki arah pintalan yang berbeda. Gunanya adalah agar saat tali ditarik tidak melintir, sehingga jaring ikut pula terpintal. Pemasangan pelampung dipasang pada jarak yang sama sepanjang ris atas, sama juga dengan pemsangan pemberat pada ris bawah. Tujuannya adalah daya apung dan daya tenggelam merata pada seluruh badan jaring insang. Atau dengan kata lain, bukaan mata jaring akan sama disemua tempat di seluruh permukaan webbing. Ukuran maupun konstruksi ris bawah maupun bahan tali ris bawah sama halnya dengan ris atas. Juga terdiri dari dua utas tali yang diikat menjadi satu sehingga berperan menjadi satu tali ris bawah. Satu diantara tali ris bawah digunakan untuk memasang pemberat dan yang lainnya sebagai tumpuan webbing. Gambar Ris bawah dan pemberat 20

26 TALI PELAMPUNG UTAMA DAN JANGKAR Tali pelampung utama sangat berguna jika akan mengoperasikan jaring insang di lapisan perairan pertengahan atau di lapisan dasar (perhatikan gambar 1.4, 1.5 dan 2.6) serta Gambar 2.11, 2.12 dan Gambar Tali jangkar yang diperlukan pada jaring insang permukaan tetap Gambar Tali pelampung utama dan tali jangkar yang dipasang pada gillnet yang dipasang pada jaring insang yang diharapkan Gambar Tali pelampung utama pada jarig insang dasar TALI SELAMBAR Tali slambar terdiri dari tiga jenis. Jenis yang pertama adalah tali yang menghubungkan antara jaring insang yang terpasang di air dengan kapal. Jenis yang kedua adalah yang menghubungan natara satu pis jaring insang dengan pis lainnya. Sedangkan jenis yang ketiga adalah yang dipasangkan di 21

27 ujung terakhir jaring insang yang dipasangi pelampung utama dan lampu (jika dioperasikan malam hari). Gambar DISAIN JARING INSANG Disain atau gambar rancangan jaring insang suatu gambar atau pola dan uraian rinci suatu alat penangkap ikan (perhatikan gambar 2.14), yang memuat: 1. Jenis dan ukuran webbing yang digunakan 2. Jumlah mata jaring ke bawah. 3. Panjang tali ris atas. 4. Panjang tali ris bawah. 5. Ukuran dan jenis tali serta bahan jaring yang digunakan. 6. Jenis dan jumlah pelampung. 7. Jenis dan jumlah pemberat serta perlengkapan lainnya. Gambar Disain jaring insang 22

28 RASIO PENGGANTUNGAN Membahas jaring insang tidak terlepas dari pertanyaan berapa besar bukaan mata jaring dan bagaimana bentuk bukaannya. Pada bagian konstruksi jaring telah dijelaskan tentang bagaimana menentukan ukuran mata jaring dan bukaan mata jaring. Namun demikian, yang terpenting adalah bagaimana merakitnya, sehingga mata jaring dapat terbuka sebagaimana yang diinginkan. Perhatikan skema bukaan mata jaring pada tabel 2.1. Nilai lebarmata jaring adalah nilai perbandingan antara ukuran mata jaring (gambar 2.15.A) dengan lebar mata jaring setelah dipasang pada ris (gambar 2.15.B). Lebar bukaan mata jaring ditentukan oleh ketebalan tubuh ikan pada bagian insangnya. Sedangkan Nilai kedalaman adalah perbandingan antara ukuran mata jaring dengan tinggi mata jaring yang telah terpasang pada ris. Sebagai contoh pengertian nilai lebar mata jaring sebesar 25% adalah bahwa lebar bukaan mata jaring hanya 25% atau ¼ dari panjang ukuran mata jaring. Nilai kedalaman mata jaring sebesar 97% adalah menyatakan bahwa tinggi mata jaring setelah terpasang pada ris hanya sebesar 97% dari ukuran mata jaringnya. 23

29 Tabel 2. 1 Nilai lebar mata jaring Bentuk pembukaan mata jaring Nilai kedalaman mata jaring Skema bukaan mata jaring 25% 50% 67% 71% 0,75 0,50 0,33 0,29 97% 87% 74% 71% Lebar dan kedalaman mata berubah sesuai dengan nilai hanging ratio Nilai 0,75; 0,50; 0,33 dan 0,29 adalah besaran hang-in ratio (rasio penggantungan. Memperkirakan besarnya rasio penggantungan dapat dilakukan dalam dua cara,yaitu cara langsung dan cara tidak langsung. Menghitung cara langsung adalah dengan rumus: Boleh menggunakan salah satu cara yang dianggap paling mudah dengan ketentuan bahwa: Rasio cara langsung + cara tidaklangsung = 1 Perhatika contoh skema perhitungan pada Tabel

30 Tabel 2. 2 M = 100 m N = 75 m M = 100 m N = 50 m Menghitung rasio penggantungan atau besarnya bukaan mata jaring Menghitung rasio penggantungan dengan cara: Langsung Tak langsung Langsung + tak langsung = 1,0 = 0,75 = 0,75 + 0,25 = 1,0 = 0,50 = 0,50 + 0,50 = 1,0 M = 100 m = 0,30 = N = 30 m 0,30 + 0,70 = 1,0 Keterangan: Hasilnya sedikit berbeda dengan yang tercantum pada Tabel 2.1. Karena nilai pada tabel 2.1 adalah hasil penelitian (bukan perhitungan,nomura- 1980) A B Gambar Nilai lebar (bukaan mata jaring) mata jaring PANJANG WEBBING Perlu diperhatikan bahwa berbeda antara panjang jaring dengan panjang webbing. Panjang jaring adalah panjang jaring insang yang sudah dirakit. Sedangkan panjang webbing adalah panjang webbing yang belum dirakit. 25

31 Cara mengukur panjang webbing sangat sederhana yaitu dilakukan dengan mementang webbing ke arah memanjang sekencangnya sehingga seluruh mata jaring tertutup rapat. Webbing diukur dengan menggumnakan roll meter (meteran kain), atau dengan mengalikan jumlah mata jaring dengan ukuran mata jaring. Panjang weebing ditentukan oleh sistem penomoran benangyang digunakan. Jika nomor benang menggunakana sistem metris (internasional) (R..tex) maka panjang webbing dinyatakan dengan meter dan ukuran mata jaring dinyatakan dengan sentimeter. Sedangkan jika nomor benangnya menggunakan sistem denier (210/d/ ) maka panjang webbing dinyatakan dengan yard (0,9 m) dan ukuran benang dinyatakan dengan inci. Perhatikan Tabel 2.3. Tabel 2. 3 Sistem penomoran benag dan panjang webbing No Sistem Penomoran Ukuran benang Satuan Ukuran Panjang webbing benang 1 Internasional (metris) R..tex sentimeter 100 meter 2 Regional 100 yard atau 210/d/ inci (Imperial) ± 90 meter Contoh 1 perhitungan rasio penggantungan Selembar jaring dalam keadaan mata tertutup (M) panjangnya 100 m, jaring tersebut akan dibuat menjadi alat penangkap ikan jaring insang dengan shrinkage 30%. Berapa panjang tali ris (N) yang dipergunakan? Jawab : 26

32 Dimana : S = Shrinkage M = Panjang webingg dalam keadaan mata tertutup N = Panjang tali ris 30/100 = (100m N m)/100 Kedua suku dibagi 100 Hasilnya adalah 30 = 100 m - N m, maka: N = 70 m DAYA APUNG DAN DAYA TENGGELAM Jaring insang saat dioperasikan tentunya bisa saja di lapisan permukaan, lapisan pertengahan atau di lapisan dasar. Jika jaring insang akan dioperasikan di lapisan permukaan maka daya apung harus lebih besar dari daya tenggelam (jaring harus mengapung). Sebaliknya ika jaring insang akan dioperasikan di dasar perairan maka daya tenggelam harus lebih besar dari daya apung (Jaringharus tenggelam). Perlu pula dipahami bahwa daya apung tidak hanya dihasilkan oleh pelampung, tapi juga oleh seluruh komponen jaring insang yang memiliki massa jenis lebih kecil dari rata-rata massa jenis dari laut (1,025 gram/cm 2 ). Sebagai contoh tali ris umumnya terbuat dari bahan Polyethylene (PE), bahan ini memiliki massa jenis sebesar 0,9 gram/cm 2 (lebih kecildari massa jenis air laut). Demikian pula halnya dengan daya tenggelam tidak hanya dihasilkan oleh pemberat tapi juga dari komponen jaring insang lainnya. Misalnya saja 27

33 Senar mono filament memiliki massa jenis 1,14(lebih besar dari massa jenis air laut). Pengertian melayang dalam teknologi penangkapan ikan hampir tidak pernah disebut, walaupun ada jaring insang pertengahan (mid water Gill Net), bukan berarti bahwa massa jenis bahan alat penangkapnya sama dengan ratarata massa jjenis air laut. Kitapun harus paham bahwa benda melayang kedudukannya di dalam air dapat berada dimana saja sejak dari permukaan hingga dasar perairan. Jika suatu saat benda melayang berada di pertengahan kedalaman perairan, dan kemudian jika benda tersebut memperoleh gaya ke suatu arah tertentu, maka benda tersebut akan bergerak searah dengan gaya tersebut. Ditekan ke atas akan mengapung, ditekan ke bawah akan tenggelam. Dewasa ini, mungkin hampir tidak ada bahan alat penangkap ikan yang memiliki massa jenis yang sama dengan air laut. Sehingga dalam membicarakan alat penangkap ikan hanya terkait dengan masalah daya apung dan daya tenggelamnya saja. Perhatikan gambar Apapun ceriteranya, jika akan membuat jaring insang yang dapat diigunakan (efektif) dan menguntungkan (efisien). Maka, mau tidak mau harus diperkirakan apakah jaring tersebut saat di air mengapung atau tenggelam. Memperkirakannya mudah saja, yaitu dengan menggunakan berat bahan di darat dan massa jenis bahan yang digunakan. Daya Apung (Da) - 1) Daya Tenggelam (Dt) Dt = W(1-1/ ) W = berat bahan = massa jenis 28

34 B AL Benda mengapung B AL Benda melayang B AL Benda tenggelam Gambar Skema daya apung dan daya tenggelam Contoh untuk memperkirakan apakkah ajring insang tersebut tenggelam aatau mengapung dengan cara menghitung total daya apung dan daya tenggelam. Data yang diperoleh dari sebuah jaring insang adalah sebagai berikut: 1. Berat webbing nylon monofilament di udara 2 kg, Bj = 1, Berat di udara setiap pelampungnya adalah 20 gram dengan berat jenis 0, Pemberat yang digunakan terbuat dari timah yang setiap buahnya memiliki berat di udara 20 gram dengan berat jenis (Bj) = 11,30, jumlah pemberat 20 buah. 4. Tali ris atas menggunakan Polyethylene (PE) dengan berat diudara 2 kg, sedangkan tali ris bawah menggunakan bahan yang sama tetapi ukurannya lebih kecil dengan berat diudara 1,5 kg, Bj PE = 0,96. Tabel 2. 4 Skrema Perhitungan Komopenen Massa Jenis Berat Da Dt - 1) W(1-1/ ) Webbing 1,14 2 0,25 Ris Atas 0,96 2 0,08 Ris bawah 0,96 1,5 0,06 Pelampung 0,3 38 x 20 gr 0,1 Pemberat 11,30 20 x 20 gr 0,36 29

35 JUMLAH 0,24 0,36 Selisih (Da ± Dt) 0,12 Dari skema perhitungan di atas selisih terletak pada Daya Tenggelam sebesar 0,12. Dengan demkian kesimpulanya jaring insang tersebut akan tenggelam dan sangat sesuai untukdioperasikan di lapisan dasar perairan. MERAKIT GILL NET Pertama ambil tali ris yang akan digunakan, regangkan, lruskan yang tertekuk. Hal ini mudah dilakukan dengan memutarnya (Gambar 2.19). Ukur panjang tali untuk ris atas dan ris atas sesuai yang dibutuhkan, ingat tambahkan setidaknya dua meter di kedua ujungnya. Buatlah tanda pada setiap satu meter (untuk pelampung) dan setiap 20 cm (untuk tali penggantung) atau dua genggaman tangan orang dewasa. Ikat kedua ujung tali di tiang atau pohon dan kencangkan (secukupnya). Pukul tali tersebut dengan tangan kalau membal maka cukuplah kekencangan tali tersebut. Gambar Gambar Meluruskan tali ris Tali ris harus terdiri dari dua tali yang satu pintal kiri dan satu pintal kanan. Penandaan sebaiknya setelah kedua tali diikat kencang. Gunanya 30

36 tanda adalah untuk memasang pelampung dan benang selambar (Lihat gambar 2.20.A) dan untuk memasang tali pengikat sekaligus berfungsi tali penggantung (Gambar 2.20.B). B A B C Gambar Bagian-bagian penting jaring insang Siapkan webbing (Gambar 2.20.C), sepanjang tali ris atas. Hitunglah berapa mata jaring untuk setiap satu meter pelampung. Beritanda dan gantungkan dengan ikatan sementara di bawahnya pelampung. Hal ini sangat berguna jika bekera secara berkelompok. Sehingga setiap satu anggota kelompok dapat menyelesaikan bagian manapun dengan bebas. Perhatikan gambar 2.21 sampai dengan gambar Sedangkan jika dilakukan oleh hanya satu orang saa maka perhatikan gambar Gambar Mengikat tali 31

37 Gambar memsang tali penggantung bersamaan dengan memasang pelampung Gambar Memasang tali penggantung yang berfungsi juga sebagai serampad Gambar Memasang ris samping (A) dan selambar (B). B A 32

38 Gambar Cara merakit jaring insang sendirian saja MERAWAT GILL NET Keuntungan usaha selain ditandai faktor hasil tangkap, juga ditentukan oleh usia pakai alat penangkap ikan. Semakin tinggi usia pakai maka semakin kecil biaya produksi untuk membeli jaring baru. Usia pakai sangat ditentukan oleh faktor manusia, semakinnn malas maka jaring semakin sering diganti, dan semakin keluar modal untuk membeli jaring baru. Perawatan perlu dilakukan baik selam operasi maupun saat masa reses (tidak operasi). Perawatan jaring insang secara umum adalah sebagai berikut: 1. Perawatan yang paling sering harus dilakukan adalah karena terputusnya benang jaring saat melepaskan ikan yang terjerat. Perbaikan ini harus segera dilakukan, jika tidak sempat mata jaring terputus atau terobek segera diikat sementara. 33

39 2. Perawatan selama jaring tidak digunakan. Hal yang penting harus dilakukan adalah: - Buang semua ikan-ikan yang masih menempel, sebab akan mengundang kecoa dan tikus. - Hindarkan jaring dari bahan minyak, bahan kimia, air aki dan api rokok. - Tiriskan jaring tanpa harus menjemurnya. - Hindarkan dari matahari langsung, tutup jaring dengan terpal, gunanya agar jarig tidak terjemur dan terhindar dari api rokok. 3. Tatalah jaring gillnet sebaik mungkin sehingga tidak terjadi kekukusutan saat tahapan penebaran. 4. Ikatlah setiap pis, untuk menghindarkan terjadinya kekusutan. KEPEDULIAN TERHADAP KELESTARIAN Ikan adalah makhluk hidup yang bernyawa, sama halnya dengan hewan lainnya. Mahluk ini akan selalu tersedia jika diberikan kesempatan untuk berkembang biak. Permasalahnnya kita hampir tidak tahu kapan ikan sedang atau hendak berbiak. Namun demikian, cukuplah jika mau berbesar hati untuk melepaskan ikan yang kebetulan sedang mengandung telur. Siapa tahu, dengan tindakan sederhana yang mulia ini akan membantu melestarikan sumberdaya ikan. Sehingga anak cucu kita masih memiliki kesempatan menangkap ikan yang sama, seperti kita menangkap ikan sekarang. Ikan apapun yang terjerat dengan jaring insang, mustahil untuk melepaskan dirinya sendiri. Oleh karena itu, janganlah membuang jaring insang yang rusak ke tengah laut. Karena jaring ini akan menjerat ikan di laut, 34

40 tanpa kita manfaatkan. Jaring insang bukan hanya menjerat, bahkan akan memuntal ikan apapun yang kebetulan lewat. Selain itu, jaring insang akan tersangkut di terumbu karang. Maka jaring tersebut akan mematahkan karangkarang muda yang sedang menunggu tumbuh satu inci selama 50 tahun. Ikan yang terjerat atau terpuntalpun akan mati sia-sia. Apalagi yang terjerat oleh jaring rusak tersebut adalah ikan yang hendak memijah. RANGKUMAN 1. Bentuk umum jaring insang adalah persegi empat, dimana pada bagian atas dipasangi pelampung dan bagian bawah dipasangi pemberat. 2. Bagian-bagian alat tangkap jaring insang yaitu : badan jaring, tali ris atas yang dipasangi pelampung, tali ris bawah yang dilengkapi pemberat dan tali slambar. 3. Tali slambar pada kedua ujung jaring insang berfungsi untuk mengikat pelampung tanda dan warnanya menyolok, atau mengikat bendera atau mengikat lampu (pada malam hari) sebagai tanda panjang bentangan jaring insang di dalam air. 4. Pada jaring insang yang dioperasikan di permukaan, daya apung lebih besar dari pada daya tenggelam jaring (extra buoyancy). 5. Pada jaring insang yang di operasikan melayang didalam perairan daya apung dan daya tenggelam jaring insang adalah sama. 6. Pada jaring insang yang dioperasikan didasar perairan daya apung lebih kecil dari pada daya tenggelam jaring insang. 35

41 TEST FORMATIF Pilihlah salah satu kemungkinan jawaban yang menurut anda paling tepat dengan memberi tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d. 1. Bentuk umum jaring insang adalah : A. Segi tiga B. Trapesium C. Belah ketupat D. Segi empat 2. Sebutkan bagian-bagian jaring insang? A. Badan jaring, tali ris atas, tali ris bawah, tali slambar, pelampung dan pemberat. B. Badan jaring, tali ris atas, swivel, pelampung dan pemberat. C. Badan jaring, tali slambar, sayap, tali ris bawah, pelampung dan pemberat. D. Badan jaring, tali ris atas, tali ris bawah, tali guci, pelampung dan pemberat. 3. Apa fungsi tali ris atas? A. Untuk menggantungkan jaring dan memasang pelampung. B. Untuk memasang pemberat dan pelampung. C. Untuk menggantungkan jaring dan memasang pemberat. D. Untuk meluruskan alat tangkap. 4. Apa fungsi tali ris bawah? A. Untuk memasang jaring dan memasang pelampung. B. Untuk memasang jaring dan pemberat. C. Untuk menggantungkan jaring. D. Untuk menghubungkan Gill Net ke kapal. 5. Apa fungsi tali slambar? A. Untuk memasang jaring dan memasang pelampung. 36

42 B. Untuk memasang jaring dan pemberat. C. Untuk memasang badan jaring. D. Untuk menghubungkan mengikat pelampung, bendera atau lampu tanda. TUGAS Setelah anda membaca dan memahami konstruksi jaring insang serta bagian-bagianya, cobalah anda kerjakan latihan di bawah ini. 1. Hitunglah daya apung suatu bahan-bahan yang biasanya digunakan sebagai pelampung oleh para nelayan misalnya : gabus, kayu, plastik, karet sendal 2. Hitunglah daya tengelam suatu bahan pemberat misalnya : besi, timah, batu, benang saran. 3. Carilah suatu desain alat tangkap jaring insang permukaan dan hitunglah daya apung extra (extra buoyancy) jaring tersebut. 37

43 BAB 3 MENGOPERASIKAN GILL NET Faktor-faktor yang harus diperhatikan Hal utama yang perlu diperhatikan adalah bahwa Kodisi alam, keberadaan ikan dan kemampuan kapal, alat penangkapnya dan musim penangkapan ikan. Kondisi alam yang perlu dipehatikan adalah tentang cuaca, arus. Cuaca berkaitan keselamatan kapal, terutama stabilitas dan keselamatan manusianya itu sendiri. Arus memegang peranan sangat penting dalam mengoperasikan Gill Net. Hal yang perlu diperhatikan adalah arah dan kekuatan arus. Arah arus akan mempengaruhi arah ruaya ikan dan kemana arah penebaran Gill Net harus diterapkan. Secara umum arah arus permukaan dan dasar akan berbeda. Arus permukaan umumnya diakibatkan oleh keondisi angin setempat. Sedangkan arah arus dasar disebabkan oleh pergerakan air global. Sehingga dalam kondisi tertentu arah permukaan dan arus dasar berbeda. Jika keliru memperkirakan arahnya arus kemungkinan besar akan terjadi kondisi ketidak stabilan Gill Net. Ikan akan berenang menghadap ke arah dari mana sumber makanannya datang. Secara umum ikan pelagis adalah predator. Maksudnya ikan akan memakan ikan kesenangannya yang berukuran lebih kecil, yang pada akhirnya yang terkecil akan memakan plankton. Plankton akan terbawa hanyut oleh arus. Dengan kata lain, ikan akan menghadap arus untuk menghadang makanannya. Gill Net harus memtong arus agar tertabrak oleh ikan. 38

44 Kekuatan arus sangat mempengaruhi kedudukan Gill Net di air baik secara tegak maupun datar. Semakin kuat arus akan menyebabkan Gill Net terdorong dari kedudukan tegaknya menjadi mendatar. Prinsip dasar Gill Net adalah menjebak untuk dijerat. Proses menjebak yang termudah adalah dengan cara memotong atau menghadang arah renang ikan. Oleh karenanya, Gill Net harus dipasang agar dapat menghadang ruaya ikan. Karena umumnya ikan bergerak seirama dengan arah arus maka memasang Gill Net adalah memotong arus. Kedudukan tegak Gill Net di air setidaknya harus mendekati sebuah tembok (tegak) yang terbuat dari dinding jaring. Namun demikian, jika langsung memotong dengan haluan tegak lurus arah arus, arus akan mendorong badan jaring, sehingga jaring akan terletak miring terbawa arus. Jika dipasang sejajar arus, maka tidak ada seekor ikanpun yang akan terjerat. Kekuatan arus sangat berpengaruh terhadap kapal dan alat penangkapnya. Terutama bagi Gill Net yang dioperasikan dengan cara dihanyutkan. Bahkan bagi Gill Net yang dioperasikan secara tetap akan mempengaruhi bentuk bentangan Gill Net di air. Pengetahuan dan pengalaman tentang jalur ruaya ikan, baik waktu dan tempat sangatlah diperlukan. Namun demikian, karena informasi tentang jalur ruaya ikan sangatlajh terbatas, maka menanhhkap ikan di laut dengan Gill Net merupakan usaha untung-untungan. 39

45 Kapan Gill Net Dioperasikan Menghadang ikan yang paling mudah adalah jika ikannya bergerak dalam kelompok. Akan sangat beruntung jika jumlah dalam kelompok adalah padat, tentunya proses operasi akan berlangsung cepat. Namun jika ikan datang dalam kelompok yang berjumlah kecil, maka ikan ikan akan terjewrat sedikit demi sedikit. Ikan bergerak dari satu tempat ke tempat lainnnya bisa terjadi dalam siklus tahunan maupun harian. Pengetahuan tentang pergerakan ikan ini sangatlah penting. Jika pergerakan tahunan telah diketahui, maka yang perlu diketahui adalah pergerakan harian. Mahluk hidup pada dasarnya setiap hari membutuhkan makanan untuk menciptakan energi. Secara umum mahluk hidup sama seperti manusia pada umumnya. Umumnya manusia atau ikan akan berkumpul di suatu tempat untuk bersama-sama makan, baik makan pagi maupun makan malam. Sudah merupakan hukum alam, bahwa mahluk hidup membutuhkan makanan pada saat matahari akan tenggelam dan saat matahari kan terbit. Makanan dibutuhkan untuk menghasilkan energi untuk melakukan aktivitas aktif, bahkan saat istirahat. Oleh karenanya, saat yang baik untuk menebarkan Gill Net pada saat matahari akan terbit atau akan tenggelam. 40

46 Tahapan Operasi. Tahapan operasi secara umum terdiri dari tahapan: Tahapan Persiapan: Tahapan persiapan terbagi menjadi dua yaitu, persiapan akan berangkat layar menuju darah penangkapan ikan dan persiapan akan beroperasi. Tahapan persiapan berlayar tentunya terdiri dari proses menyiapkan kapal, awak kapal, alat penangkap ikan dan penyimpanan hasil tangkapan. TAHAPAN PERSIAPAN LAYAR Hal pertama yang perlu diperhatikan adalah kelaikan kapal, apakah surat-surat kapal, surat ijin penangkapan, dan sertifikat-sertfikat yang diperlukan terutama untuk Nakhoda dan Motorisnya. Jika semua semua persyaratan ini telah dipenuhi maka Syahbandar akan menerbitkan Surat Persetujuan Berlayar. Penyiapan kapal meliputi penyediaan bahan bakar, pelumas, bahan makanan, dan peralatan keselamatan kapal serta awaknya. Termasuk cadangan jika terjadi hal-hal yang menyebabkan bertambahnya hari layar. Periksa apakah mesin kapal dan peralatan perbaikan mesin sementara di laut benar-benar telah siap. Periksa adakah hala-hal yang diperkirakan menyebabkan kapal akan tenggelam jika akan menghadapi cuaca buruk. Juga bagaimana menyelamatkan awak kapal dan kemana meminta pertolongan yang terdekat. Penyaiapan Gill Net. Periksa apakah seluruh komponen Gill Net sudah tersedia di kapal. Termasuk persediaan bahan dan alat untuk perbaikan alat jika terjadi kerusakan besar maupun kerusakan kecil. Penyiapan palkah dan bahan-bahan untuk mempertahankan kesegaran ikan, termasuk peralatan yang diperlukan unntuk menangani hasil tangkapan. 41

47 Periksa apakah palkah sudah dibersihkan dari berbagai kontaminan dan bakteri pembusuk atau bekkas-bekas minyak dan cat. Periksa juga apakah pompa penyedot air got akibat adanya es atau air cucian ikan saat proses penanganan hasil dan penyimpanan hasil tangkap. Catat segala yang telah direncanakan dan yang dilakukan sesuai situasi dan kondisi saat itu serta kemana meminta pertolongan yang terdekat jika terjadi musibah kapal. Titipkan catatan tersebut di rumah, di tempat pemilik kapal atau di syahbandar. TAHAPAN PERSIAPAN OPERASI Penyiapan operasi secara umum adalah menyiapkan Gill Net. Gill Net harus sudah siap dan tertata rapih di posisinya. Periksa apakah tali selambar penghubung antar pis telah terpasang dengan baik. Juga tali pelampung utama, tali jangkar dan jangkarnya, dan tali selambar utama yang menghubungkan antara Gill Net dengan kapal sudah terpasang dan tergulung dengan rapih. Lampu-lampu navigasi dan lampu tambahan untuk operasi Gill Net sudah siap dipasang dan dinyalakan. Jangan lupa kemana kira-kira hasil tangkapan akn didaratkan. Pilihlan pelabuhan pendaratan ikan terdekat yang harga ikannya lebih bak, dan siapkan ijin masuk pelabuhannya Tahapan Penebaran Tahapan ini merupakan proses mengarea Gill Net. Hal yang perlu diperhatikan pada tahapan ini adalah arah dan kekuatan angin, arah dan kekuatan arus serta Posisi kapal. Perhatikan apakah perairan operasi bukan merupakan alur 42

48 pelayaran umum, area terlarang untuk menangkap ikan atau area berbahaya lainnya. Terutama sekali jika Gill Net akan dioperasikan dengan cara dihanyutkan, apakah tidak penghalang yang menyebabkan Gill Net akan akan tersangkut. Periksa dalam peta laut adakah gosong karang atau kerangka kapal baik yang muncul maupun terbenam di dalam air. Pertimbangkan jika Gill Net akan dihanyutkan jangan terhanyut ke arah pulau atau benda laut berbahaya lainnya. Jika kekuatan angin terlalu besar arahkan, haluan kapal sedikit menyerong hingga arah 45 0 dari arah angin. Karena angin yang kuat bisanya diiringi dengan gelombang yang besar. Saat mengarea Gill Net setelah pelampung selambar utama dan pelampung utama dilepas, dahulukan mengarea pemberat dari pelampungnya. Periksa apakah ada webbing yang menyangkut ke ris atas atau ris bawah Tahapan Menunggu Tahapan ini merupakan tahapan sela antara tahapan penebaran dan tahapan penghiboban Gill Net. Waktunya bisa dua jam atau lebih, bahkan ada yang hingga semalaman, jika tahapan pengareaan dilakukan di sore hari. Pada tahapan ini kapal dijangkarkan jika mengoperasikan Gill Net tetap dan buritannya ditambatkan ke selambar utama yang pertama dilego. Jika mengoperasikan jaring insnag hanyut kapal tidak dijangkarkan tapi ditambatkan ke Gill Net pada tali pelampung utama yang terakhir dilego. Saat menunggu ini dapat dilakukan aktivitas perbaikan kapal, perbaikan mesian dan perbaikan Gill Net. Jika tidakpun dapat dilakukan dengan melakukan kegiatan penangkapan ikan dengan menggunakan pancing tangan, pancing 43

49 ulur atau pancing tegak. Umpan ancing dapat diperoleh dengan pancing otrek (pancing kotor). Siapkan palkah penyimpanan hasilk tanglap. Hancurkan es yang dalam bentuk balokan. Periksalah selalu air dalam got, pompa airnya keluar jika diperlukan. Jika memiliki lampu sorot yang berkekuatan besar, selain diarahkan ke arah bentangan Gill Net, cahaya lampu ini dapat menarik perhatian ikan-ikan kecil maupun besar termasuk cumi-cumi. Siapkan caduk kecil untuk menangkapnya. Jika hasilnya sedikit dapat digunakan untuk umpan pancing atau untuk lawuhan. Jika bayak dapat dijadikan sebagai hasil tangkapan sampingan. Tindakan jaga kapal harus selalu dilakukan untuk memperhatikan keadaan sekeliling kapal. Tindakan ini meliputi mencatat posisi kapal, cuaca atau adanya hal-hal yang diperkirakan adanya bahaya. Bahaya tubrukan dengan kapal lain atau akibat cuaca yang semakin memburuk Tahapan Menghibob Gill Net Tahapan ini merupakan tahapan menghibob (mengangkat ke atas kapal) seluruh kompone Gill Net dan hasil tangkapannya. Proses diawali dengan mengangkat jangkar kapal, menarik tali selambar utama dan tali pelampung utama beserta pelampungnya. Seluruh tali ditarik sembari digulung. Berikutnya adalah menghibob Gill Net, sedikitnya diperlukan tiga orang. Satu orang menarik bagian pelampung, satu orang menarik bagian pemberat dan satunya lagi menarik bagian badan jaring sekaligus menangani hasil tangkapan. 44

50 Hati-hati melepaskan ikan dari mata jaring, jangan merusak ikan lebih baik memutuskan mata jaring. Karena ikan rusak harganya jadi murah, tapi benang jaring yang putus mudah diperbaiki. Jika kekuatan angin besar sehingga orang yang manangani jaring kesulitan. Hadapkan haluan menyerong arah angin dan jalankan kapal sesuai kebutuhan agar tidak terlalu banyak tenaga manusia yang dibutukamn untuk menghibob jaring Tahapan Penangan hasil Kecilnya keuntungan yang diperoleh dari usaha penangkapan ikan dengan Gill Net terutama diakibatkan oleh harga ikan yang rendah yang disebabkan oleh mutu ikan yang kurang baik. Prinsip yang perlu dipahami dalam penanganan hasil tangkap ini adalah bagaimana supaya ikan sampai di tangan pembeli seolah-olah baru diangkat dari laut (segar). Kondisi ikan tetap segar ini dapat dicapai dengan perlakuan sebagai berikut: 1. Hindarkan terkena matahari langsung 2. Ikan berukuran besar yang masih hidup segera dibunuh 3. Bersihkan tubuh ikan dari segala sesuatu yang dapat menyebabkan terjadinya percepatan proses dekomposisi. 4. Lakukan penanganan ikan pada kesempatan pertama. 5. Jika ikannya berukruan besar, buang isi perut, insang dan cuci sampai bersih dengan semprotan air laut. Bila perlu disapu dengan spon halus, buang semua kotoran yang menmpel, darah dan lendir-lendir yang menempel dibagian tubuh luar, mulut dan perut ikan. 45

51 6. Susun ikan dalam palkah dengan rapih, diantara lapisan es. Perbandingan es dengan ikan sekitar 1: 2. Satu meter kubik ikan dilapisi dengan es sebanyak dua meter kubik. Lapisan dasar bila perlu menggunakan es yang masih dalam bentuk pesahan besar. Karena bagian bawah ini akan menerima lelehan cairan ikan dan es dari atasnya Tahapan Pembersihan Kapal Tahapan ini merupakan tahapan akhir dari satu sesi operasi. Hal yang perlu dilakukan adalah: 1. Tata kembali seluruh komponen jgill Net pada posisinya. Sehingga saat tahapan operasi berikutnya peralatan ini sudah siap. Jika terdapat jaring yang rusak dalam jumlah besar dan lebar perbaiki segera (dengan menggunakan sistinn lasing). Jika kerusakannya kecil (diputusnya mata jaring) perbaiki sesuai kaidah perbaikan jaring. Buang ikan-ikan yang yang masih menempel pada jaring. 2. Cuci dan simpan semua peralatan yang digunakan untuk penanganan hasil tangkap. 3. Bersihkan dek dari semua lendir dan kotoran baik yang diakibatkan oleh proses penanganan hasil atau kotoran yang terbawa oleh Gill Net. 4. Catat semua hasil tangkapan baik jenis, jumlah dan bobotnya. Posisi penebaran jaring dan terakhir penghiboban. Catat juga kondisi cuaca, arus dan warna air. Hal ini diperlukan untuk pertimbangan perencanaan penangkapan ikan berikutnya. 46

52 RANGKUMAN 1. Faktor yang sangat mempengaruhi operasi penangkapan ikan dengan Gill Net adalah faktor arah dan kekuatan arus serta angin. 2. Pengoperasian Gill Net terdiri dari 6 tahapan, yaitu: tahapan persiapan, tahapan penebaran, tahapan menunggu, tahapan menghibob, tahapan penangan hasil dan tahanan pembersihan kapal. 3. Tahapan persiapan layar adalah proses dalam mempersiapkan kapal berlayar agar kapal laik laut dan laik layar. 4. Tahapan penebaran adalah proses menebarkan gill net 5. Tahapan menunggu adalah proses dimana penangkapan Gill Net sedang berlangsung 6. Tahapan menghibob adalah proses mengangkat jaring dan hasil tangkap 7. Tahapan penanganan hasil adalah proses untuk mempertahankan kesegaran ikan 8. Tahapan pembersihan adalah proses akhir dari sati sesi operasi. 9. Arah bentangan penebaran gillnet sebaiknya membentuk sudut 45 0 terhadap arah arus. TEST FORMATIF Pilihlah salah satu kemungkinan jawaban yang menurut anda paling tepat dengan memberi tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d. 6. Sebutkan bagian-bagian Gill Net? E. Badan jaring, tali ris atas, tali ris bawah, tali slambar, pelampung dan pemberat. F. Badan jaring, tali ris atas, swivel, pelampung dan pemberat. G. Badan jaring, tali slambar, sayap, tali ris bawah, pelampung dan pemberat. 47

SAMBUTAN. Jakarta, Nopember 2011. Kepala Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan

SAMBUTAN. Jakarta, Nopember 2011. Kepala Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan SAMBUTAN Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan hidayahnya serta kerja keras penyusun telah berhasil menyusun Materi Penyuluhan yang akan digunakan bagi

Lebih terperinci

SAMBUTAN. Jakarta, Nopember Kepala Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan

SAMBUTAN. Jakarta, Nopember Kepala Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan SAMBUTAN Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan hidayahnya serta kerja keras penyusun telah berhasil menyusun Materi Penyuluhan yang akan digunakan bagi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. mata jaring ke arah panjang atau ke arah horizontal (mesh length) jauh lebih

TINJAUAN PUSTAKA. mata jaring ke arah panjang atau ke arah horizontal (mesh length) jauh lebih TINJAUAN PUSTAKA Alat Tangkap Jaring Insang (Gill net) Jaring insang (gill net) yang umum berlaku di Indonesia adalah salah satu jenis alat penangkapan ikan dari bahan jaring yang bentuknya empat persegi

Lebih terperinci

SAMBUTAN. Jakarta, Nopember Kepala Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan

SAMBUTAN. Jakarta, Nopember Kepala Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan SAMBUTAN Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan hidayahnya serta kerja keras penyusun telah berhasil menyusun Materi Penyuluhan yang akan digunakan bagi

Lebih terperinci

PURSE SEINE (PUKAT CINCIN)

PURSE SEINE (PUKAT CINCIN) PURSE SEINE (PUKAT CINCIN) Guru Pengampu: ADZWAR MUDZTAHID TEKNIKA KAPAL PENANGKAP IKAN SMK NEGERI 3 TEGAL Hal-1 METODE PENANGKAPAN DAN ALAT TANGKAP PUKAT CINCIN (PURSE SEINE) PENDAHULUAN P ukat cincin

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian penangkapan ikan dengan menggunakan jaring arad yang telah dilakukan di perairan pantai Cirebon, daerah Kecamatan Gebang, Jawa Barat

Lebih terperinci

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

5 HASIL DAN PEMBAHASAN 36 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Teknik Unit penangkapan pancing rumpon merupakan unit penangkapan ikan yang sedang berkembang pesat di PPN Palabuhanratu. Berikut adalah penjelasan lebih rinci tentang

Lebih terperinci

KAPAL IKAN PURSE SEINE

KAPAL IKAN PURSE SEINE KAPAL IKAN PURSE SEINE Contoh Kapal Purse Seine, Mini Purse Seine, Pengoperasian alat tangkap. DESAIN KAPAL PURSE SEINE Spesifikasi kapal ikan yang perlu di perhatikan : 1. Spesifikasi teknis : khusus

Lebih terperinci

3.2.1 Spesifikasi alat tangkap Bagian-bagian dari alat tangkap yaitu: 1) Tali ris atas, tali pelampung, tali selambar

3.2.1 Spesifikasi alat tangkap Bagian-bagian dari alat tangkap yaitu: 1) Tali ris atas, tali pelampung, tali selambar 21 3METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan pada tanggal 15 September 11 Desember 2010 ini bertempat di TPI Palabuhanratu. Sukabumi Jawa Barat. Kegiatan penelitian meliputi eksperimen langsung

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Nopember Penyusun

KATA PENGANTAR. Jakarta, Nopember Penyusun KATA PENGANTAR Buku materi penyuluhan teknologi penangkapan ikan merupakan informasi yang memuat gambaran umum, klasifikasi, rancang bangun, metode pengoperasian, daerah penangkapan, tingkah laku ikan

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Perairan Gebang Mekar Kabupaten Cirebon (Lampiran 1). Survey dan persiapan penelitian seperti pencarian jaring,

Lebih terperinci

Oleh : Mukhtar, A.Pi, M.Si

Oleh : Mukhtar, A.Pi, M.Si CARA MENGUKUR MATA JARING Oleh : Mukhtar, A.Pi, M.Si Webbing atau jaring merupakan lembaran yang tersusun dari beberapa mata jaring yang merupakan bahan dasar untuk membuat berbagai alat Penangkapan ikan.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. dimana pada daerah ini terjadi pergerakan massa air ke atas

TINJAUAN PUSTAKA. dimana pada daerah ini terjadi pergerakan massa air ke atas TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Pustaka Wilayah laut Indonesia kaya akan ikan, lagi pula sebagian besar merupakan dangkalan. Daerah dangkalan merupakan daerah yang kaya akan ikan sebab di daerah dangkalan sinar

Lebih terperinci

Jaring Angkat

Jaring Angkat a. Jermal Jermal ialah perangkap yang terbuat dari jaring berbentuk kantong dan dipasang semi permanen, menantang atau berlawanlan dengan arus pasang surut. Beberapa jenis ikan, seperti beronang biasanya

Lebih terperinci

Bentuk baku konstruksi jaring tiga lapis (trammel net ) induk udang

Bentuk baku konstruksi jaring tiga lapis (trammel net ) induk udang Standar Nasional Indonesia Bentuk baku konstruksi tiga lapis (trammel net ) induk udang ICS 65.150 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... Error! Bookmark not defined. Prakata...ii Pendahuluan...

Lebih terperinci

2 GAMBARAN UMUM UNIT PERIKANAN TONDA DENGAN RUMPON DI PPP PONDOKDADAP

2 GAMBARAN UMUM UNIT PERIKANAN TONDA DENGAN RUMPON DI PPP PONDOKDADAP 6 2 GAMBARAN UMUM UNIT PERIKANAN TONDA DENGAN RUMPON DI PPP PONDOKDADAP Unit Penangkapan Ikan Kapal Pengoperasian kapal tonda atau yang dikenal dengan kapal sekoci oleh nelayan Sendang Biru dilakukan sejak

Lebih terperinci

BEBERAPA JENIS PANCING (HANDLINE) IKAN PELAGIS BESAR YANG DIGUNAKAN NELAYAN DI PPI HAMADI (JAYAPURA)

BEBERAPA JENIS PANCING (HANDLINE) IKAN PELAGIS BESAR YANG DIGUNAKAN NELAYAN DI PPI HAMADI (JAYAPURA) Tersedia online di: http://ejournal-balitbang.kkp.go.id/index.php/btl e-mail:btl.puslitbangkan@gmail.com BULETINTEKNIKLITKAYASA Volume 15 Nomor 2 Desember 2017 e-issn: 2541-2450 BEBERAPA JENIS PANCING

Lebih terperinci

(Jaring Insang) Riza Rahman Hakim, S.Pi

(Jaring Insang) Riza Rahman Hakim, S.Pi GILL NET (Jaring Insang) Riza Rahman Hakim, S.Pi Pendahuluan Gill net (jaring insang) adalah jaring yang berbentuk empat persegi panjang yang dilengkapi dengan pemberat pada tali ris bawahnya dan pelampung

Lebih terperinci

Bentuk baku konstruksi jaring tiga lapis (trammel net)

Bentuk baku konstruksi jaring tiga lapis (trammel net) Standar Nasional Indonesia Bentuk baku konstruksi jaring tiga lapis (trammel net) ICS 65.150 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii Pendahuluan... iii 1 Ruang lingkup... 1

Lebih terperinci

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

5 HASIL DAN PEMBAHASAN 33 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil 5.1.1 Unit penangkapan ikan 1) Kapal Kapal yang digunakan merupakan sarana untuk mengangkut nelayan beserta alat tangkap ke daerah penangkapan ikan. Kapal yang biasa

Lebih terperinci

PERIKANAN TUNA SKALA RAKYAT (SMALL SCALE) DI PRIGI, TRENGGALEK-JAWA TIMUR

PERIKANAN TUNA SKALA RAKYAT (SMALL SCALE) DI PRIGI, TRENGGALEK-JAWA TIMUR ABSTRAK PERIKANAN TUNA SKALA RAKYAT (SMALL SCALE) DI PRIGI, TRENGGALEK-JAWA TIMUR Erfind Nurdin Peneliti pada Balai Riset Perikanan Laut, Muara Baru-Jakarta Teregristrasi I tanggal: 18 September 2007;

Lebih terperinci

HASAN BASRI PROGRAM STUDI

HASAN BASRI PROGRAM STUDI PENGARUH KECEPATAN ARUS TERHADAP TAMPILAN GILLNET : UJI COBA DI FLUME TANK HASAN BASRI PROGRAM STUDI PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM. 4.1 Letak dan Kondisi Geografis

4 KEADAAN UMUM. 4.1 Letak dan Kondisi Geografis 29 4 KEADAAN UMUM 4.1 Letak dan Kondisi Geografis Keadaan geografi Kabupaten Aceh Besar merupakan salah satu kabupaten yang memiliki luas laut yang cukup besar. Secara geografis Kabupaten Aceh Besar berada

Lebih terperinci

TEKNIK PENANGKAPAN IKAN PELAGIS BESAR MEMAKAI ALAT TANGKAP FUNAI (MINI POLE AND LINE) DI KWANDANG, KABUPATEN GORONTALO

TEKNIK PENANGKAPAN IKAN PELAGIS BESAR MEMAKAI ALAT TANGKAP FUNAI (MINI POLE AND LINE) DI KWANDANG, KABUPATEN GORONTALO Teknik Penangkapan Ikan Pelagis Besar... di Kwandang, Kabupaten Gorontalo (Rahmat, E.) TEKNIK PENANGKAPAN IKAN PELAGIS BESAR MEMAKAI ALAT TANGKAP FUNAI (MINI POLE AND LINE) DI KWANDANG, KABUPATEN GORONTALO

Lebih terperinci

MODUL MENGOPERASIKAN JARING INSANG HANYUT (DRIFT GILLNET)

MODUL MENGOPERASIKAN JARING INSANG HANYUT (DRIFT GILLNET) A-PDF Watermark DEMO: Purchase from www.a-pdf.com to remove the watermark 2015 NAUTIKA PERIKANAN LAUT 2015 NAUTIKA PERIKANAN LAUT a n a ik P u a s t P e n d id e K MODUL MENGOPERASIKAN JARING INSANG HANYUT

Lebih terperinci

KELOMPOK SASARAN. 1. Nelayan-nelayan yang telah mempunyai pengalaman dan keterampilan dalam pengoperasian jaring trammel.

KELOMPOK SASARAN. 1. Nelayan-nelayan yang telah mempunyai pengalaman dan keterampilan dalam pengoperasian jaring trammel. JARING TRAMMEL Trammel net (Jaring trammel) merupakan salah satu jenis alat tangkap ikan yang banyak digunakan oleh nelayan terutama sejak pukat harimau dilarang penggunaannya. Di kalangan nelayan, trammel

Lebih terperinci

Ukuran Mata Jaring. Judul desain. Ukuran Utama Kapa; Gross Tonase; Nama Alat tangkap; Kode klasifikasi;

Ukuran Mata Jaring. Judul desain. Ukuran Utama Kapa; Gross Tonase; Nama Alat tangkap; Kode klasifikasi; PRAKTEK MENGGAMAR DAN MEMACA DESAIN ALAT TANGKAP IKAN 1. Petunjuk Umum Menggambar Desain Alat tangkap a. Dibuatkan kotak pembatas gambar b. Terdapat Judul, Kode alat, hasil tangkapan, Ukuran Utama kapal

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. jenis merupakan sumber ekonomi penting (Partosuwiryo, 2008).

TINJAUAN PUSTAKA. jenis merupakan sumber ekonomi penting (Partosuwiryo, 2008). TINJAUAN PUSTAKA Sumberdaya Perikanan Indonesia terletak di titik puncak ragam jenis ikan laut dari perairan tropis Indo-Pasifik yang merupakan sistem ekologi bumi terbesar yang terbentang dari pantai

Lebih terperinci

6 HASIL DAN PEMBAHASAN

6 HASIL DAN PEMBAHASAN 6 HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Kondisi Riil Fasilitas Kebutuhan Operasional Penangkapan Ikan di PPN Karangantu Fasilitas kebutuhan operasional penangkapan ikan di PPN Karangantu dibagi menjadi dua aspek, yaitu

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.08/MEN/2008

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.08/MEN/2008 PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.08/MEN/2008 TENTANG PENGGUNAAN ALAT PENANGKAPAN IKAN JARING INSANG (GILL NET) DI ZONA EKONOMI EKSKLUSIF INDONESIA MENTERI KELAUTAN

Lebih terperinci

4. HASIL PENELITIAN 4.1 Keragaman Unit Penangkapan Ikan Purse seine (1) Alat tangkap

4. HASIL PENELITIAN 4.1 Keragaman Unit Penangkapan Ikan Purse seine (1) Alat tangkap 4. HASIL PENELITIAN 4.1 Keragaman Unit Penangkapan Ikan 4.1.1 Purse seine (1) Alat tangkap Pukat cincin (purse seine) di daerah Maluku Tenggara yang menjadi objek penelitian lebih dikenal dengan sebutan

Lebih terperinci

CARA MENGUKUR MATA JARING Oleh : Mukhtar, A.Pi, M.Si

CARA MENGUKUR MATA JARING Oleh : Mukhtar, A.Pi, M.Si CARA MENGUKUR MATA JARING Oleh : Mukhtar, A.Pi, M.Si Webbing atau jaring merupakan lembaran yang tersusun dari beberapa mata jaring yang merupakan bahan dasar untuk membuat berbagai alat Penangkapan ikan.

Lebih terperinci

Karamba jaring apung (KJA) kayu untuk pembesaran ikan kerapu di laut

Karamba jaring apung (KJA) kayu untuk pembesaran ikan kerapu di laut Standar Nasional Indonesia Karamba jaring apung (KJA) kayu untuk pembesaran ikan kerapu di laut ICS 65.150 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Istilah

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian penangkapan rajungan dengan menggunakan jaring kejer dilakukan di perairan Gebang Kabupaten Cirebon, Jawa Barat (Lampiran 1 dan Lampiran 2). Penelitian

Lebih terperinci

METODE PENANGKAPAN IKAN

METODE PENANGKAPAN IKAN METODE PENANGKAPAN IKAN ASEP HAMZAH FAKULTAS PERTANIAN JURUSAN PERIKANAN UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA TEXT BOOKS Today s Outline Class objectives Hook and line (handline, longlines, trolline, pole

Lebih terperinci

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

5 HASIL DAN PEMBAHASAN 30 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 HASIL 5.1.1 Unit penangkapan Pancing rumpon merupakan unit penangkapan yang terdiri dari beberapa alat tangkap pancing yang melakukan pengoperasian dengan alat bantu rumpon.

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI (OBJEK PENELITIAN)

BAB II DESKRIPSI (OBJEK PENELITIAN) BAB II DESKRIPSI (OBJEK PENELITIAN) 2.1 Potensi dan Usaha Perikanan di Indonesia 2.1.1 Perikanan dan Potensi Indonesia Berdasarkan UU. No 31 tahun 2004. Perikanan adalah semua kegiatan yang berhubungan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.283, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. Pengukuran Kapal. Tata cara. Metode. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 8 TAHUN 2013 TENTANG PENGUKURAN KAPAL

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PERAIRAN SELAT BALI

V. GAMBARAN UMUM PERAIRAN SELAT BALI V. GAMBARAN UMUM PERAIRAN SELAT BALI Perairan Selat Bali merupakan perairan yang menghubungkan Laut Flores dan Selat Madura di Utara dan Samudera Hindia di Selatan. Mulut selat sebelah Utara sangat sempit

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sumberdaya Ikan Pelagis

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sumberdaya Ikan Pelagis 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sumberdaya Ikan Pelagis Ikan pelagis adalah ikan yang hidupnya di dekat permukaan laut. Salah satu sifat ikan pelagis yang paling penting bagi pemanfaatan usaha perikanan yang komersil

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Keadaan Umum Kota Cirebon Kota Cirebon merupakan kota yang berada di wilayah timur Jawa Barat dan terletak pada jalur transportasi Jawa Barat dan Jawa Tengah. Kota Cirebon secara

Lebih terperinci

6 PEMBAHASAN 6.1 Daerah Penangkapan Ikan berdasarkan Jalur Jalur Penangkapan Ikan

6 PEMBAHASAN 6.1 Daerah Penangkapan Ikan berdasarkan Jalur Jalur Penangkapan Ikan 6 PEMBAHASAN 6.1 Daerah Penangkapan Ikan berdasarkan Jalur Jalur Penangkapan Ikan Daerah penangkapan ikan kakap (Lutjanus sp.) oleh nelayan di Kabupaten Kupang tersebar diberbagai lokasi jalur penangkapan.

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perikanan Tangkap Kapal / Perahu

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perikanan Tangkap Kapal / Perahu 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perikanan Tangkap Perikanan adalah semua kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya ikan dan lingkunganya, mulai dari praproduksi, produksi, pengolahan

Lebih terperinci

TEKNIK PENGOPERASIAN PANCING TENGGIRI DENGAN MENGGUNAKAN ALAT BANTU CAHAYA

TEKNIK PENGOPERASIAN PANCING TENGGIRI DENGAN MENGGUNAKAN ALAT BANTU CAHAYA TEKNIK PENGOPERASIAN PANCING TENGGIRI DENGAN MENGGUNAKAN ALAT BANTU CAHAYA Agus Salim Teknisi Litkayasa pada Balai Riset Perikanan Laut, Muara Baru-Jakarta Teregistrasi I tanggal: 29 Mei 2008; Diterima

Lebih terperinci

Penangkapan Tuna dan Cakalang... Pondokdadap Sendang Biru, Malang (Nurdin, E. & Budi N.)

Penangkapan Tuna dan Cakalang... Pondokdadap Sendang Biru, Malang (Nurdin, E. & Budi N.) Penangkapan Tuna dan... Pondokdadap Sendang Biru, Malang (Nurdin, E. & Budi N.) PENANGKAPAN TUNA DAN CAKALANG DENGAN MENGGUNAKAN ALAT TANGKAP PANCING ULUR (HAND LINE) YANG BERBASIS DI PANGKALAN PENDARATAN

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 20 4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Geografis, Letak Topografi dan Luas Sibolga Kota Sibolga berada pada posisi pantai Teluk Tapian Nauli menghadap kearah lautan Hindia. Bentuk kota memanjang

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.11/MEN/2009 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.11/MEN/2009 TENTANG PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.11/MEN/2009 TENTANG PENGGUNAAN PUKAT IKAN (FISH NET) DI ZONA EKONOMI EKSKLUSIF INDONESIA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

Jumlah kapal (unit) pada ukuran (GT) >100

Jumlah kapal (unit) pada ukuran (GT) >100 34 2001, kecamatan ini mempunyai penduduk sebesar 91.881 jiwa. Luas wilayahnya adalah 26,25 km 2 dengan kepadatan penduduknya adalah 3.500,23 jiwa per km 2. PPS Belawan memiliki fasilitas pokok dermaga,

Lebih terperinci

PAPER TEKNIK PENANGKAPAN IKAN ALAT TANGKAP IKAN

PAPER TEKNIK PENANGKAPAN IKAN ALAT TANGKAP IKAN PAPER TEKNIK PENANGKAPAN IKAN ALAT TANGKAP IKAN PINTA PURBOWATI 141211133014 MINAT TIHP FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN UNIVERSITAS AIRLANGGA Penangkapan ikan merupakan salah satu profesi yang telah lama

Lebih terperinci

CARA PENANGKAPAN IKAN HIAS YA NG RA MA H LINGKUNGA N

CARA PENANGKAPAN IKAN HIAS YA NG RA MA H LINGKUNGA N CARA PENANGKAPAN IKAN HIAS YA NG RA MA H LINGKUNGA N Pendahuluan Ekosistem terumbu karang merupakan gantungan hidup bagi masyarakat Kelurahan Pulau Panggang, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Lebih terperinci

PENGGUNAAN PANCING ULUR (HAND LINE) UNTUK MENANGKAP IKAN PELAGIS BESAR DI PERAIRAN BACAN, HALMAHERA SELATAN

PENGGUNAAN PANCING ULUR (HAND LINE) UNTUK MENANGKAP IKAN PELAGIS BESAR DI PERAIRAN BACAN, HALMAHERA SELATAN PENGGUNAAN PANCING ULUR (HAND LINE) UNTUK MENANGKAP IKAN PELAGIS BESAR DI PERAIRAN BACAN, HALMAHERA SELATAN Enjah Rahmat ) ) Teknisi Litkayasa pada Balai Riset Perikanan Laut, Muara Baru-Jakarta Teregristasi

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi dan Klasifikasi Alat Tangkap Alat tangkap gillnet millenium

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi dan Klasifikasi Alat Tangkap Alat tangkap gillnet millenium aa3 a 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi dan Klasifikasi Alat Tangkap 2.1.1 Alat tangkap gillnet millenium Jaring insang adalah salah satu dari jenis alat penangkap ikan dari bahan jaring monofilamen atau

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 27 4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Geografis, Topografis dan Luas Wilayah Kabupaten Ciamis merupakan salah satu kota yang berada di selatan pulau Jawa Barat, yang jaraknya dari ibu kota Propinsi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1. Jumlah Armada Penangkapan Ikan Cirebon Tahun Tahun Jumlah Motor

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1. Jumlah Armada Penangkapan Ikan Cirebon Tahun Tahun Jumlah Motor BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Keadaan Umum Perikanan Tangkap di Cirebon Armada penangkapan ikan di kota Cirebon terdiri dari motor tempel dan kapal motor. Jumlah armada penangkapan ikan dikota Cirebon

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN UNTUK MENGOLAH GERAK

BAB II PERSIAPAN UNTUK MENGOLAH GERAK BAB II PERSIAPAN UNTUK MENGOLAH GERAK - Kapal datang dari laut 1 jam sebelumnya KKM harus diberitahu - Peta penjelas / peta pelabuhan disiapkan - Sarat kapal dan kedalaman perairan diperhatikan - Alat

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut martasuganda (2004), jaring insang (gillnet) adalah satu dari jenis

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut martasuganda (2004), jaring insang (gillnet) adalah satu dari jenis TINJAUAN PUSTAKA Unit Penangkapan Ikan Jaring insang Menurut martasuganda (2004), jaring insang (gillnet) adalah satu dari jenis alat penangkap ikan dari bahan jaring yang dibentuk menjadi empat persegi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perikanan Tangkap Perikanan adalah semua usaha penangkapan budidaya ikan dan kegiatan pengelolaan hingga pemasaran hasilnya Mubiyarto (1994) dalam Zubair dan Yasin (2011). Sedangkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jaring Arad Jaring arad (mini trawl) adalah jaring yang berbentuk kerucut yang tertutup ke arah ujung kantong dan melebar ke arah depan dengan adanya sayap. Bagian-bagiannya

Lebih terperinci

Bentuk baku konstruksi jaring insang dasar monofilamen bawal putih

Bentuk baku konstruksi jaring insang dasar monofilamen bawal putih Standar Nasional Indonesia Bentuk baku konstruksi jaring insang dasar monofilamen bawal putih ICS 65.150 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii Pendahuluan... iii 1 Ruang

Lebih terperinci

b. bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut pada huruf a perlu diatur lebih lanjut mengenai perkapalan dengan Peraturan Pemerintah;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut pada huruf a perlu diatur lebih lanjut mengenai perkapalan dengan Peraturan Pemerintah; PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2002 TENTANG P E R K A P A L A N PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam Undang-undang Nomor 21 Tahun 1992 tentang Pelayaran terdapat

Lebih terperinci

3 METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Lokasi penelitian mengambil tempat di pulau Pramuka Kepulauan Seribu, Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu Propinsi DKI Jakarta (Peta Lokasi Lampiran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Budidaya laut (marinecultur) merupakan bagian dari sektor kelautan dan perikanan yang mempunyai kontribusi penting dalam memenuhi target produksi perikanan. Walaupun

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Perikanan adalah kegiatan ekonomi dalam bidang penangkapan atau budidaya ikan atau binatang air lainnya serta

Lebih terperinci

Lampiran 2. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian

Lampiran 2. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian Lampiran 1. Ilustrasi Peta Lokasi Penelitian 42 Lampiran 2. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian Lampiran 3. Alat yang Digunakan GPS (Global Positioning System) Refraktometer Timbangan Digital

Lebih terperinci

Soal :Stabilitas Benda Terapung

Soal :Stabilitas Benda Terapung TUGAS 3 Soal :Stabilitas Benda Terapung 1. Batu di udara mempunyai berat 500 N, sedang beratnya di dalam air adalah 300 N. Hitung volume dan rapat relatif batu itu. 2. Balok segi empat dengan ukuran 75

Lebih terperinci

PERIKANAN PANCING TONDA DI PERAIRAN PELABUHAN RATU *)

PERIKANAN PANCING TONDA DI PERAIRAN PELABUHAN RATU *) Perikanan Pancing Tonda di Perairan Pelabuhan Ratu (Rahmat, E. & A. Patadjangi) PERIKANAN PANCING TONDA DI PERAIRAN PELABUHAN RATU *) Enjah Rahmat 1) dan Asri Patadjangi 1) 1) Teknisi Litkayasa pada Balai

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Unit Penangkapan Jaring Rajungan dan Pengoperasiannya Jaring rajungan yang biasanya digunakan oleh nelayan setempat mempunyai kontruksi jaring yang terdiri dari tali ris

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Kabupaten Buton diperkirakan memiliki luas sekitar 2.509,76 km 2, dimana 89% dari luas wilayah tersebut merupakan perairan laut. Secara geografis Kabupaten Buton terletak

Lebih terperinci

Sumber : Wiryawan (2009) Gambar 9 Peta Teluk Jakarta

Sumber : Wiryawan (2009) Gambar 9 Peta Teluk Jakarta 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Teluk Jakarta Secara geografis Teluk Jakarta (Gambar 9) terletak pada 5 o 55 30-6 o 07 00 Lintang Selatan dan 106 o 42 30-106 o 59 30 Bujur Timur. Batasan di sebelah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 24 III. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Pengambilan sampel ikan tuna mata besar dilakukan pada bulan Maret hingga bulan Oktober 2008 di perairan Samudera Hindia sebelah selatan Jawa

Lebih terperinci

4 HASIL TANGKAPAN IKAN PELAGIS KECIL DI PERAIRAN PANTAI BARAT SULAWESI SELATAN

4 HASIL TANGKAPAN IKAN PELAGIS KECIL DI PERAIRAN PANTAI BARAT SULAWESI SELATAN 4 HASIL TANGKAPAN IKAN PELAGIS KECIL DI PERAIRAN PANTAI BARAT SULAWESI SELATAN 4.1 Pendahuluan Perikanan tangkap merupakan kegiatan yang dilakukan dengan tujuan memanfaatkan sumberdaya ikan yang mempunyai

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Penangkapan Ikan. Ayodhyoa (1981) mengatakan bahwa penangkapan ikan adalah suatu usaha

II. TINJAUAN PUSTAKA Penangkapan Ikan. Ayodhyoa (1981) mengatakan bahwa penangkapan ikan adalah suatu usaha II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penangkapan Ikan Ayodhyoa (1981) mengatakan bahwa penangkapan ikan adalah suatu usaha manusia untuk menghasilkan ikan dan organisme lainnya di perairan, keberhasilan usaha penangkapan

Lebih terperinci

3 METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN 3 METODOLOGI PENELITIAN 3. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di perairan Teluk Mutiara Kabupaten Alor Provinsi Nusa Tenggara Timur. Peta lokasi penelitian ditampilkan pada Gambar

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PENGGUNAAN ALAT PENANGKAPAN IKAN PUKAT HELA DI WILAYAH PERAIRAN KABUPATEN BULUNGAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PENGGUNAAN ALAT PENANGKAPAN IKAN PUKAT HELA DI WILAYAH PERAIRAN KABUPATEN BULUNGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PENGGUNAAN ALAT PENANGKAPAN IKAN PUKAT HELA DI WILAYAH PERAIRAN KABUPATEN BULUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BULUNGAN, Menimbang

Lebih terperinci

PENGUKURAN KAPAL (Tonnage Measurement)

PENGUKURAN KAPAL (Tonnage Measurement) PENGUKURAN KAPAL (Tonnage Measurement) OLEH : LUKMAN HIDAYAT NRP. 49121110172 PROGRAM DIPLOMA IV JURUSAN TEKNOLOGI PENANGKAPAN IKAN PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENANGKAPAN IKAN SEKOLAH TINGGI PERIKANAN JAKARTA

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu isu penting perikanan saat ini adalah keberlanjutan pemanfaatan sumberdaya dan lingkungannya. Upaya pemanfaatan spesies target diarahkan untuk tetap menjaga

Lebih terperinci

5 PEMBAHASAN 5.1 Proses penangkapan pada bagan rambo

5 PEMBAHASAN 5.1 Proses penangkapan pada bagan rambo 58 5 PEMBAHASAN 5.1 Proses penangkapan pada bagan rambo Dalam pengoperasiannya, bagan rambo menggunakan cahaya untuk menarik dan mengumpulkan ikan pada catchable area. Penggunaan cahaya buatan yang berkapasitas

Lebih terperinci

DESKRIPSI ALAT TANGKAP IKAN DI KECAMATAN BONTOMANAI KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR

DESKRIPSI ALAT TANGKAP IKAN DI KECAMATAN BONTOMANAI KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR DESKRIPSI ALAT TANGKAP IKAN DI KECAMATAN BONTOMANAI KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR DESCRIPTION OF FISHING GEARS IN KECAMATAN BONTOMANAI, KEPULAUAN SELAYAR REGENCY Andi Lisdawati 1), Najamuddin 1), Andi Assir

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1089, 2012 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. Pelayaran. Sungai. Danau. Alur. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 52 TAHUN 2012 TENTANG ALUR-PELAYARAN SUNGAI

Lebih terperinci

Lampiran 1. Desain dan spesifikasi alat tangkap gillnet dan trammel net. Gillnet

Lampiran 1. Desain dan spesifikasi alat tangkap gillnet dan trammel net. Gillnet Lampiran 1. Desain dan spesifikasi alat tangkap gillnet dan trammel net Gillnet Keterangan: 1. Tali pelampung 2. Pelampung 3. Tali ris atas 4. Badan jarring 5. Tali ris bawah 6. Tali pemberat 7. Pemberat

Lebih terperinci

3 METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN 14 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Pengamatan tingkah laku ikan pada proses penangkapan ikan dengan alat bantu cahaya dilakukan di perairan Kabupaten Barru Selat Makassar, Sulawesi

Lebih terperinci

ASPEK OPERASIONAL PENANGKAPAN JARING INSANG HANYUT DAN KOMPOSISI JENIS IKAN HASIL TANGKAPAN DI SEKITAR PULAU BENGKALIS, SELAT MALAKA

ASPEK OPERASIONAL PENANGKAPAN JARING INSANG HANYUT DAN KOMPOSISI JENIS IKAN HASIL TANGKAPAN DI SEKITAR PULAU BENGKALIS, SELAT MALAKA ASPEK OPERASIONAL PENANGKAPAN JARING INSANG HANYUT DAN KOMPOSISI JENIS IKAN HASIL TANGKAPAN DI SEKITAR PULAU BENGKALIS, SELAT MALAKA Enjah Rahmat Teknisi pada Balai Penelitian Perikanan Laut, Muara Baru

Lebih terperinci

PENGOPERASIAN ALAT TANGKAP PANCING TONDA DI LAUT BANDA YANG BERBASIS DI KENDARI

PENGOPERASIAN ALAT TANGKAP PANCING TONDA DI LAUT BANDA YANG BERBASIS DI KENDARI Pengoperasian Alat Tangkap Pancing Toda di Laut Banda yang Berbasis di Kendari (Rahmat, E & H. Illhamdi) PENGOPERASIAN ALAT TANGKAP PANCING TONDA DI LAUT BANDA YANG BERBASIS DI KENDARI Enjah Rahmat dan

Lebih terperinci

Alat Tangkap Longline

Alat Tangkap Longline Alat Tangkap Longline Longline merupakan suatu alat tangkap yang efektif digunakan untuk menangkap ikan tuna. Selain itu alat tangkap ini selektif terhadap hasil tangkapannya dan pengoperasiannya bersifat

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 95, 2002 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4227) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Penelitian Terdahulu. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Saskia (1996), yang menganalisis

II. TINJAUAN PUSTAKA Penelitian Terdahulu. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Saskia (1996), yang menganalisis II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Saskia (1996), yang menganalisis masalah Kemiskinan dan Ketimpangan pendapatan nelayan di Kelurahan Bagan Deli dan

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 27 4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Daerah Kota Serang 4.1.1 Letak geografis Kota Serang berada di wilayah Provinsi Banten yang secara geografis terletak antara 5º99-6º22 LS dan 106º07-106º25

Lebih terperinci

8 SELEKSI ALAT TANGKAP DAN TEKNOLOGI YANG TEPAT DALAM PEMANFAATAN SUMBERDAYA LEMURU (Sardinella lemuru Bleeker 1853) DI SELAT BALI

8 SELEKSI ALAT TANGKAP DAN TEKNOLOGI YANG TEPAT DALAM PEMANFAATAN SUMBERDAYA LEMURU (Sardinella lemuru Bleeker 1853) DI SELAT BALI 131 8 SELEKSI ALAT TANGKAP DAN TEKNOLOGI YANG TEPAT DALAM PEMANFAATAN SUMBERDAYA LEMURU (Sardinella lemuru Bleeker 1853) DI SELAT BALI 8.1 Pendahuluan Mewujudkan sosok perikanan tangkap yang mampu mempertahankan

Lebih terperinci

CARA PENANGKAPAN, KELIMPAHAN DAN KOMPOSISI HASIL TANGKAPAN JARING INSANG DI WADUK CIRATA JAWA BARAT

CARA PENANGKAPAN, KELIMPAHAN DAN KOMPOSISI HASIL TANGKAPAN JARING INSANG DI WADUK CIRATA JAWA BARAT CARA PENANGKAPAN, KELIMPAHAN DAN KOMPOSISI HASIL TANGKAPAN JARING INSANG DI WADUK CIRATA JAWA BARAT Sumindar dan Henra Kuslani Teknisi Litkayasa pada Balai Penelitian Pemulihan dan Konservasi Sumber Daya

Lebih terperinci

KAJIAN KONSTRUKSI DAN LOKASI JARING WARING TERHADAP UPAYA PENCEGAHAN TERPERANGKAP IKAN HIU PAUS (Rhincodon typus) DI SELAT MADURA

KAJIAN KONSTRUKSI DAN LOKASI JARING WARING TERHADAP UPAYA PENCEGAHAN TERPERANGKAP IKAN HIU PAUS (Rhincodon typus) DI SELAT MADURA KAJIAN KONSTRUKSI DAN LOKASI JARING WARING TERHADAP UPAYA PENCEGAHAN TERPERANGKAP IKAN HIU PAUS (Rhincodon typus) DI SELAT MADURA Mochamad Arief Sofijanto 1, Dwi Ariyoga Gautama 2, Bagus Ramadhan 3, Fernandes

Lebih terperinci

SPESIFIKASI TEKNIS TENDA SERBAGUNA TYPE-1 Nomor : Kain filament polyester 100% double side coated.

SPESIFIKASI TEKNIS TENDA SERBAGUNA TYPE-1 Nomor : Kain filament polyester 100% double side coated. MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT DIREKTORAT PEMBEKALAN ANGKUTAN SPESIFIKASI TEKNIS TENDA SERBAGUNA TYPE-1 Nomor : 20-251 I. BAHAN. 1. Kain filament polyester 100% double side coated. a. Lebar kain,cm (inchi)

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Daerah Penelitian Kabupaten Kupang merupakan kabupaten yang paling selatan di negara Republik Indonesia. Kabupaten ini memiliki 27 buah pulau, dan 19 buah pulau

Lebih terperinci

mungkin akan lebih parah bila tidak ada penanganan yang serius dan tersistem. Bukan tidak mungkin hal tersebut akan mengakibatkan tekanan yang luar

mungkin akan lebih parah bila tidak ada penanganan yang serius dan tersistem. Bukan tidak mungkin hal tersebut akan mengakibatkan tekanan yang luar 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Secara geografis propinsi Bali terletak pada posisi 8º 03 40-8º 50 48 LS dan 144º 50 48 BT. Luas propinsi Bali meliputi areal daratan sekitar 5.632,66 km² termasuk keseluruhan

Lebih terperinci

5 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

5 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum Kota Serang Kota Serang adalah ibukota Provinsi Banten yang berjarak kurang lebih 70 km dari Jakarta. Suhu udara rata-rata di Kota Serang pada tahun 2009

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. yang lokasinya di pantai Timur Sumatera Utara yaitu Selat Malaka. Kegiatan

PENDAHULUAN. yang lokasinya di pantai Timur Sumatera Utara yaitu Selat Malaka. Kegiatan PENDAHULUAN Latar Belakang Kotamadya Medan merupakan salah satu daerah penghasil ikan di Provinsi Sumatera Utara. Kecamatan penghasil ikan yang produktif di daerah ini ialah Kecamatan Medan Belawan. Kecamatan

Lebih terperinci

Alat bantu Gill net Pengertian Bagian fungsi Pengoperasian

Alat bantu Gill net Pengertian Bagian fungsi Pengoperasian Hand line: Pancing ulur merupakan suatu alat penangkap ikan yang terdiri dari seutas tali dengan mata pancing berbentuk seperti jangkar. Pada mata pancing diikatkan umpan. Berdasarkan klasifikasi DKP tahun

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Kabupaten Indramayu Kabupaten Indramayu secara geografis berada pada 107 52'-108 36' BT dan 6 15'-6 40' LS. Berdasarkan topografinya sebagian besar merupakan

Lebih terperinci

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil 5.1.1 Alat penangkap ikan di PPP Cilauteureun Alat penangkap ikan di PPP Cilauteureun menurut statistik perikanan Indonesia terbagi menjadi empat jenis yaitu, pukat kantong,

Lebih terperinci

Lampiran 1 Peta PPN Palabuhanratu

Lampiran 1 Peta PPN Palabuhanratu LAMPIRAN 84 Lampiran 1 Peta PPN Palabuhanratu 85 86 Lampiran 2 Daerah penangkapan madidihang kapal long line berbasis di PPN Palabuhanratu U PPN Palabuhanratu B T S Sumber: Hasil wawancara setelah diolah

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 2000 TENTANG KENAVIGASIAN

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 2000 TENTANG KENAVIGASIAN PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 2000 TENTANG KENAVIGASIAN UMUM Kegiatan kenavigasian mempunyai peranan penting dalam mengupayakan keselamatan berlayar guna mendukung

Lebih terperinci