BAB I PENDAHULUAN Muhtarom HM, Urgensi Pesantren dalam Pembentukan Kepribadian Muslim. Dalam

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN Muhtarom HM, Urgensi Pesantren dalam Pembentukan Kepribadian Muslim. Dalam"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pesantren merupakan lembaga pendidikan asli Indonesia yang telah eksis jauh sebelum kedatangan Islam di nusantara. Pada masa pra-islam pesantren dikenal sebagai pencetak elit agama Hindu - Budha. Pada masa Islam pesantren berkembang menjadi pusat berlangsungnya proses pembelajaran ilmu-ilmu keislaman 1, Sejak masuknya Islam di Indonesia, pondok pesantren menjadi tempat yang paling potensial untuk menjadi pusat pendidikan Islam dan mencetak kader berprestasi, bertakwa, berahlak mulia. Kemudian dalam perkembangan selanjutnya diikuti oleh perkembangan sistem pendidikan yang berbasis Islam. Secara pedagogis, pesantren lebih dikenal sebagai lembaga pendidikan Islam, yang di dalamnya terdapat pembelajaran ilmu agama Islam dan juga digunakan sebagai wahana dalam menyiarkan agama Islam. dalam hal ini fungsi pesantren berarti telah banyak berbuat untuk mendidik santri. 2 Kehadiran pesantren di tengah masyarakat tidak hanya sebagai lembaga pendidikan Islam tetapi juga sebagai lembaga penyiaran agama dan sosial keagamaan, yang dengan sifat kefleksibelannya ternyata mampu mengadaptasikan diri serta memenuhi tuntutan masyarakat. Bagaimanapun juga, semua unsur masyarakat dituntut untuk berperan aktif dalam membangun pesantren agar dapat menjalankan fungsinya sebagai basic sosial contructions. Untuk itu harus ada langkah-langkah modernitas dan perubahan sistem pendidikan. Dan pada saat ini yang mendesak untuk dilakukan pesantren adalah menyusun format instruksional yang adatable dengan perkembangan zaman serta membangun pola pembinaan santri yang 1 Husni Rahim, Arab Baru Pendidikan Islam(,Jakarta: PT. Logos Wacana Ilmu, 2001), hlm Muhtarom HM, Urgensi Pesantren dalam Pembentukan Kepribadian Muslim. Dalam Ismail Semarang (eds) Dinamika Pesantren dan Madrasah, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002), hlm. 40

2 Yang merupakan legalitas kuat atas segala rekonstruksi transformasi sistem untuk membentuk model pesantren asalkan tidak terlepas dari bingkai alashlah. 4 Menurut Mastuhu : Suatu lembaga pendidikan akan dapat value oriented development (berorientasi pada nilai) dan profesionalisme kerja serta menciptakan people based development (pengembangan pembinaan berbasis masyarakat) dengan tetap mempertahankan tradisi kepesantrenan yang ada. 3 Bersamaan dengan globalisasi, pesantren dihadapkan pada beberapa perubahan sosial budaya yang tak terelakkan. Dan sebagai konsekuensinya mau tidak mau pesantren harus memberikan respon yang mutualistis. Kemajuan teknologi telah menembus benteng budaya pesantren. Dinamika sosial ekonomi (lokal nasional internasional) dan sejumlah perkembangan lain yang terbungkus dalam dinamika masyarakat mengharuskan pesantren tampil dengan perubahan sistem pendidikan agar tetap eksis dan lebih diminati masyarakat. Keharusan untuk mengadakan transformasi sistem pendidikan ini sesungguhnya sudah dimaklumi, mengingat dunia pesantren telah mengenal kaidah : المحافظة على القديم الصالح والاخذ بالجديد الاصلح menyelenggarakan pendidikannya jika ia dapat mengintegrasikan dirinya dalam kehidupan masyarakat yang mengelilinginya. 5 Dalam konteks ini pesantren perlu merekonstruksi kembali sistem pendidikannya agar tujuan pendidikannya dapat dicapai. Karena pesantren sekarang ini menghadapi tantangan-tantangan baru yaitu tantangan pembangunan, kemajuan, pembaharuan, serta tantangan keterbukaan dan globalisasi. 6 Maka pesantren 3 Ahmad Thalabi Kharlie, Refitalisasi Pesantren, Menuju Pendidikan yang Berpihak pada Rakyat, Dalam (majalah Pesantren, Jakarta: Lakspesdam NU,), Edisi X 2002, hlm. 6 4 Masraeni, Pesantren di Tengah Masyarakat Global, dalam (majalah pesantren, Jakarta: Lakspesdam NU, 2002), hlm Mastuhu, Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren, (Jakarta: INIS, 1994), hlm Mujail Qomar, Pesantren, Dari transformasi Metodologi Menuju Demokratisasi Institusi, (Jakarta, Erlangga, 2005), hlm. 73

3 perlu mengadakan transformasi sistem pendidikannya, dari yang tradisional menuju yang modern, dari yang hanya menggunakan sistem sorogan, dan wetonan menuju bentuk klasikal, dari kurikulum yang hanya bersumber dari kitab kuning ke kurikulum yang modern, agar lulusan dari pesantren bisa menjadi tenaga terampil sekaligus taat beragama, mampu menjadi pemimpin masyarakat yang taat beragama, menjadi intelektual yang taat beragama. 7 Dalam menghadapi gagasan modernisasi, respon dunia pesantren tampak terbelah, sebagian pesantren menolak campur tangan pemerintah dalam pendidikan pesantren, karena dianggap bakal mengancam eksistensi pendidikan khas pesantren, tetapi ada sebagian besar pesantren memberikan respon yang adaptif dengan mengadopsi sistem persekolahan (baik berbentuk madrasah maupun sekolah umum). Pondok pesantren al-hikmah 2 misalnya yang merupakan salah satu pondok pesantren salaf di Kecamatan Sirampog Kabupaten Brebes yang mengambil respon adaptif-selektif dalam mengikuti perkembangan zaman dengan mengadakan pola pengembangan dan transformasi sistem pendidikannya yang bisa dilihat dari berbagai aspek diantaranya, madrasah diniyah non formal, laboratorium bahasa (Arab-Inggris) dan berbagai jenis latihan ketrampilan misalnya, pertanian, perikanan, pengelasan dan ketrampilan-ketrampilan lain serta sekolah-sekolah umum seperti MTs, MAK, SMP, SMA, Mu allimin Mu allimat dan Perguruan Tinggi. Meskipun telah melakukan pengembangan dan transformasi sistem pendidikannya tetapi pesantren tersebut tidak meninggalkan metode dan sistem lama yaitu sorogan dan bandongan. Hal ini dilakukan agar pesantren masih tetap relevan dan sesuai dengan perkembangan zaman tanpa meninggalkan tradisi lama yang masih sesuai dengan kondisi yang sekarang, karena diharapkan out put (lulusan) dari pesantren ini tidak hanya mempunyai 7 Ismail SM, Pengembangan Pesantren Tradisional (Sebuah Hipotesis Mengantisipasi Perubahan Sosial), dalam Ismail SM, Nurul Huda, dan Abdul Kholiq, (ed), Dinamika Pesantren dan Madrasah, kerjasama dengan Fak. Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002), hlm. 64

4 akhlak yang baik, intelek, dan spiritualitas yang tinggi, tetapi juga mempunyai ketrampilan-ketrampilan yang sesuai dengan bakat masing-masing santri. B. Penegasan Istilah Adapun istilah-istilah yang perlu ditegaskan pengertiannya adalah sebagai berikut : a. Transformasi Transformasi berasal dan bahasa Inggris transformation terbentuk dari dua kata yaitu trans dan formation yang berarti perubahan bentuk. 8 dari segi arti transformasi ini hampir sama dengan perubahan yang mempunyai arti proses, perbuatan cara membaharui, proses mengembangkan adat. 9 Pembaharuan dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah tajdid, yang artinya menjadikan sesuatu menjadi baru atau membarukan, 10. Jadi transformasi adalah perubahan bentuk ke bentuk yang baru yang lebih baik. b. Sistem Pendidikan Istilah sistem berasal dari bahasa Yunani yaitu system yang berarti hubungan fungsional yang teratur antara unit-unit atau komponenkomponen. 11 Ada rumusan lain yang menyatakan bahwa sistem adalah kumpulan berbagai komponen yang berinteraksi satu dengan lainnya membentuk suatu kesatuan dengan tujuan yang jelas. Ada yang memberikan definisi lagi bahwa sistem adalah suatu organisme sintetik yang dirancang secara sengaja terdiri atas komponenkomponen yang saling terkait dan saling berinteraksi yang dimanfaatkan agar berfungsi secara terintegrasi untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu John M. Echol dan Hassan Shadili, Kamus Inggris Indonesia (Jakarta: Gramedia, 1992), cet. XXIV hlm Purwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia,( Jakarta: Depdikbud, 1990), hlm Idrus Alkaf, Kamus Tiga Bahasa Arab, Indonesia, Inggris, (Surabaya: CV. Karya Utama, 1990), hlm Thohari Musnamar, Bimbingan Dan Wawanwuruk Sebagai Suatu Sistem, (Yogyakarta: PT cendekia Sarana Informatika, 1985), hlm Arif Furchan, Transformasi Pendidikan Islam di Indonesia, Anatomi Keberadaan Madrasah dan PTAI, (Yogyakarta, Gama Media, 2004), hlm. 11

5 Sedangkan menurut Prof. Dr. HM. Ridwan Nasir yang dimaksud dengan sistem pendidikan adalah sebagai suatu keseluruhan dari unsur-unsur pendidikan yang berkaitan dan berhubungan satu sama lain serta saling mempengaruhi dalam satu kesatuan. 13 Pengertian tentang sistem pendidikan pesantren yang dikemukakan oleh Ridwan Nasir agaknya lebih tepat bila dikaitkan dengan pendidikan pondok pesantren, karena para pengasuh pondok pesantren memandang bahwa proses pembelajaran di pesantren merupakan kesatupaduan dalam totalitas kegiatan di pesantren sehari-hari. Karena belajar di pesantren biasanya tidak mengenal perhitungan waktu, kapan harus mulai dan kapan harus selesai dan target apa yang harus di capai. Jadi yang di mahsud dengan sistem pendidikn pesantren adalah suatu keseluruhan dari unsur- unsur pendidikan yang saling berhubungan serta saling mempengaruhi dalam satu kesatuan unuk mencapai sutu tujuan. c. Pesantren Pesantren menurut pengertian dasarnya adalah tempat belajar para santri, sedangkan pondok berarti rumah atau tempat tinggal sederhana yang terbuat dari bambu. Di samping itu kata pondok juga berasal dari bahasa Arab funduq yang berarti hotel/asrama. 14 Masih menurut Zamakhsari Dhofier, kata pesantren berasal dari kata santri dengan awalan pe dan akhiran an yang berarti tempat tinggal pada santri. Sedangkan menurut KH. M. Sahal Mahfudz mendefinisikan pesantren sebagai tempat pendidikan Islam dalam bentuk khas sebagai proyeksi totalitas kepribadian secara mendasar. Sistem pendidikan yang dipilih memberikan kebebasan bagi pesantren untuk menentukan pola dinamis kebijaksanaan pendidikan Ridwan Nasir, Mencari Tipologi Format Pendidikan Ideal, Pondok pesantren di Tengah Arus Perubahan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), hlm Zamakhsjari Dhofier, Tradisi Pesantren, Studi tentang Pandangan Hidup Kyai, (Jakarta, LP3ES, 1982), hlm Sahal Mahfudz, Nuansa Fiqih Sosial, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1994), hlm. 257

6 Jadi yang dimaksud sistem pendidikan pesantren adalah kumpulan dasar-dasar umum tentang bagaimana lembaga pendidikan diselenggarakan dalam rangka membekali pengetahuan kepada siswa yang didasarkan pada al- Qur'an dan as-sunnah. Sistem pendidikan yang dimaksud di sini adalah sistem pendidikan yang dilaksanakan di pesantren al-hikmah Benda, Sirampog, Brebes. C. Perumusan Masalah Dengan berawal dari latar belakang di atas, dapat dirumuskan beberapa pokok permasalahan yaitu : 1. Bagaimana sikap pengasuh pondok pesantren al-hikmah 2 terhadap transformasi sistem pendidikan pesantren. 2. Bagaimana bentuk transformasi sistem pendidikan di pesantren al- Hikmah 2, Benda, Sirampog, Brebes. D. Tujuan Penulisan Skripsi Berdasarkan pada pokok permasalahan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengetahui bagaimana sikap pengasuh pondok pesantren al- Hikmah 2 terhadap transformasi sistem pendidikan pesantren. 2. Mengetahui bagaimana bentuk transformasi sistem pendidikan yang dilaksanakan oleh Pondok pesantren al-hikmah 2 Benda, Sirampog, Brebes. Sedangkan hasil penelitian ini pada intinya diharapkan dapat memberi manfaat antara lain : 1. Dapat memberi gambaran kepada pembaca mengenai keadaan pesantren dan transformasi sistem pendidikannya. 2. Menunjukkan bagaimana sikap pesantren terhadap transformasi sistem pendidikannya dan bagaimana bentuknya agar masih tetap eksis meski berada di tengah perubahan pola pikir masyarakat yang serba modern.

7 E. Kajian Pustaka Berawal dari sejumlah pembahasan tentang pesantren, ada sejumlah peneliti yang telah mengupas dan membahas hal-hal yang berkaitan dengan pesantren, tapi sampai saat ini belum ada peneliti yang membahas secara spesifik tentang transformasi sistem pendidikan pesantren. Untuk memperoleh gambaran yang pasti tentang posisi penelitian ini, diantara karya-karya hasil penelitian yang ada berikut ini akan penulis paparkan dua karya yang menulis tentang pesantren. Pertama, penelitian yang dilakukan oleh saudara Karwanto ( ) di Pesantren al-fadlu, Kaliwungu Kendal. Yang ditinjau dari pengembangan kurikulum yang diajarkan di pesantren tersebut. Dalam penelitiannya, dia meneliti ilmu-ilmu agama yang diajarkan di pesantren tersebut lewat kitabkitab klasik. Ilmu-ilmu sosial dan humaniora, tidak diberikan sehingga kurikulum yang memuat pelajaran-pelajaran umum masih sedikit. Maka, terlihat penelitian ini sama sekali tidak memfokuskan kepada transformasi sistem pendidikan pesantren. Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Sugiyah tentang kontribusi pondok pesantren al-anwar Sarang Rembang dalam memajukan pendidikan di lingkungan sekitar (studi kasus ). Penelitian ini membahas tentang persoalan-persoalan yang dihadapi oleh pesantren al-anwar Sarang Rembang. Persoalan-persoalan yang dihadapi antara lain adalah; 1) menyempitnya peranan pesantren, karena tuntutan profesionalisme dalam suatu disiplin ilmu dan ketrampilan. Sehingga pesantren seolah-olah pesantren tidak memberikan harapan apa-apa. 2) apakah pesantren telah mempunyai tatanan yang cukup untuk mengisi kesempatan kerja atau memperoleh penghasilan dalam sektor ekonomi dan pembangunan. Maka terlihat penelitian ini tidak memfokuskan pembahasan pada transformasi sistem pendidikan pesantren. Walaupun telah banyak penelitian yang membahas tentang pesantren, sepengetahuan penulis belum ada yang membahas secara khusus tentang transformasi sistem pendidikan pesantren.

8 F. Kerangka Teoritik Pesantren selalu menjadi kajian yang menarik dan telah menjadi wacana umum seiring dengan adanya perkembangan zaman, upaya pengembangan dan pembinaan pondok pesantren dapat dikatakan sebagai upaya transformasi pondok pesantren agar tetap survive dan berkembang ke arah yang lebih baik. Di samping itu pesantren diharapkan tetap eksis di tengah-tengah masyarakat yang serba modern. 18 Seiring dengan perkembangan dunia modern yang ditandai dengan lahirnya arus informasi dan globalisasi, telah menghadapkan pesantren pada sejumlah tantangan dan persoalan yang dihadapi dan dijawab semakin kompleks, kemampuan pesantren untuk menjawab tantangan tersebut dapat dijadikan sebagai tolok ukur seberapa jauh pesantren dapat mengikuti arus modernisasi. 19 Ada berbagai macam tantangan yang dihadapi oleh pesantren pada saat ini, diantaranya adalah lemahnya pengelolaan sistem pendidikan dan metodologi pengajaran. hal ini sangat mungkin dialami oleh pesantren pada umumnya. Oleh karena pemahaman bahwa pondok pesantren adalah lembaga tradisional, sehingga pengelolaan sistem pendidikannya tidaklah menjadi hal yang sering diperhatikan dan sangat konvensional. Corak sistem pendidikan yang semacam ini akan dapat mengancam eksistensi pesantren di masa mendatang. Fenomena yang semacam ini muncul karena kebiasaan sistem pendidikan pesantren yang serba tidak formal, oleh karena itu institusi pesantren harus dikelola dengan baik (sesuai dengan aturan manajemen) dan harus mau mengembangkan pola sistem pendidikannya sesuai dengan kemajuan IPTEK. Di sinilah arti pentingnya transformasi sistem pendidikan pesantren dalam rangka memenuhi harapan pendidikan Islam untuk masa depan. 18 Qori Azizy, Depag. Republik Indonesia, Pola Pengembangan Pondok Pesantren, (Jakarta: Dirjen Binbaga Islam, 2003), hlm Noerkholis Madjid, Bilik-Bilik Pesantren Sebuah Potret Perjalanan, (Jakarta: Paramadina, 1997), hlm. 80

9 Pondok pesantren al-hikmah Benda 2, Sirampog, Brebes sebagai salah satu pesantren salaf berusaha menerapkan transformasi sistem pendidikannya dan itu merupakan ciri khusus yang dimiliki pondok pesantren tersebut hingga tetap eksis sampai sekarang. Bukti adanya transformasi sistem pendidikan di pesantren ini adalah diantaranya memiliki berbagai kelengkapan fasilitas untuk membangun potensi-potensi santri, tidak hanya dari segi akhlak saja tetapi juga nilai, intelek, spiritualitas dan ketrampilan-ketrampilan yang lain. Hal ini bisa dilihat dengan adanya pendidikan dari TK sampai Perguruan Tinggi, dari yang sifatnya madrasah sampai sekolah umum dan berbagai macam pendidikan ekstra. G. Metode Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di pondok pesantren al-hikmah 2 Benda, Sirampog, Brebes, pemilihan lokasi penelitian didasarkan pada pertimbangan bahwa pesantren ini relatif lebih maju dan dengan jumlah santri yang paling banyak di antara beberapa pesantren yang ada di kabupaten Brebes serta mempunyai beberapa macam pendidikan formal dan pendidikan ketrampilan. 2. Jenis Penelitian Penelitian yang peneliti lakukan adalah penelitian kualitatif, penelitian kualitatif menurut Bagland an Taylor yang ditulis oleh Lexy J. Moleong adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati Fokus Penelitian Pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam yang tertua di Indonesia, sebagaimana telah menjadi kesepakatan para peneliti sejarah 20 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif,( Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2002), hlm. 2

10 pendidikan di negeri ini, oleh karena itu diharapkan lembaga pendidikan tertua ini tetap eksis di tengah-tengah masyarakat yang serba modern. Dalam menghadapi gagasan modernisasi, respon dunia pesantren tampak terbelah, sebagian pesantren menolak campur tangan pemerintah dalam pendidikan pesantren karena dianggap bakal mengancam eksistensi pendidikan khas pesantren, tetapi sebagian juga ada pesantren yang memberikan respon adaptif dengan mengadakan transformasi sistem pendidikannya, baik berbentuk madrasah maupun sekolah umum dengan tidak meninggalkan fungsi utama yaitu sebagai lembaga yang melakukan transfer ilmu-ilmu agama (tafaqquh fi al-din) dan nilai-nilai Islam (Islamic values). Pesantren yang melakukan transformasi sistem pendidikan adalah pondok pesantren al-hikmah 2, Benda, Sirampog, Brebes, sehingga pondok pesantren ini eksis sampai sekarang dan lebih diminati masyarakat. Dalam penelitian ini, peneliti memfokuskan penelitian pada bagaimana bentuk transformasi sistem pendidikan pesantren dan bagaimana latar belakang sejarah sosialnya. 4. Teknik Pengumpulan Data Adapun teknik pengumpulan datanya penulis mempergunakan tiga metode, yaitu : a. Observasi Observasi merupakan pengamatan dan pencatatan secara jelas dan sistematis tentang fenomena-fenomena yang dijumpai dalam penelitian di lapangan atau obyek penelitian yang diselidiki. 21 Observasi ini dilakukan untuk mengumpulkan data dan informasi yang berkenaan dengan sistem pendidikan di pondok pesantren al-hikmah 2, Benda, Sirampog, Brebes. Observasi yang dilakukan penulis adalah observasi partisipan, dimana penulis terlibat langsung dengan kegiatankegiaatan yang dilakukan oleh responden 21 Marzuki, Metodologi Riset,( Yogyakarta: BPFE- UII, 1995), hlm. 58

11 b. Interview Interview adalah pengumpulan data dengan cara mengadakan tanya jawab sepihak yang dikerjakan secara sistematis dan berlangsung sesuai dengan tujuan penelitian. 22 Sedangkan dalam bukunya Koentjaraningrat yang berjudul Metodemetode Penelitian Masyarakat dijelaskan bahwa interview mencakup cara-cara yang dipergunakan seseorang untuk tujuan tertentu mencoba mendapatkan keterangan atau pendirian secara lisan dari seseorang secara responden. 23 Metode interview atau wawancara ini penulis lakukan untuk menggali informasi lebih dalam melalui wawancara dengan penasuh mengenai transformasi sistem pendidikan pesantren yang dilakukan di pondok pesantren al- Hikmah 2 Benda Brebes.Dan pedoman wawancara yang digunakan adalah wawancara tak terstruktur atau wawancara bebas dimana penulis hanya menggunakan garis- garis besar yang akan di tanyakan. C. Dokumentasi Dokumentasi adalah untuk mendapatkan data mengenai hak-hak atau variabel yang berupa catatan, transkrip buku, surat kabar, majalah, prasasti, leger, notulen, agenda dan sebagainya. 24 Sedangkan penggunaan dokumentasi ini menurut Koentjaraningrat adalah sebagai bahan klasik untuk meneliti perkembangan historis yang khusus, biasanya digunakan untuk menjawab pertanyaan tentang apa, kapan dan dimana Ibid,. hlm Koentjoroningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat, (Jakarta: Gramedia, 1991), hlm Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), hlm Koentjoroningrat, op. cit., hlm. 47

12 Dokumentasi ini penulis lakukan untuk mengumpulkan data-data atau dokumen-dokumen yang berkaitan dengan transformasi sistem pendidikan pesantren seperti arsip, notulen rapat, dan sebagainya. 5. Metode Analisis Data Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat ditemukan hipotesis kerja seperti yang disampaikan oleh data. Kajian dalam skripsi ini adalah penelitian yang analisisnya menggunakan analisis kualitatif. Oleh karena itu dalam menganalisis data yang diperoleh penulis menggunakan metode induktif yaitu proses logika yang berangkat dari data empirik lewat observasi menuju kepada suatu teori. 26 Terhadap data yang terkumpul selanjutnya dianalisis, adapun metode yang penulis gunakan adalah metode analisis non statistik (kualitatif) yaitu berfikir menganalisis data yang bersifat deskriptif atau data tekstular berupa teori-teori atau persyaratan seseorang (yang bukan data statistik). 27 Penggunaan metode analisis non statistik (kualitatif) berguna ketika penulis menggambarkan (mendeskripsikan) data sekaligus menerangkannya ke dalam pemikiran-pemikiran yang rasional, sehingga tercapailah sebuah analisis data yang memiliki nilai yang empiris. Oleh karena itu metode ini sering disebut juga metode analisis deskriptif (deskriptif analisis). H. Sistematika Penulisan Skripsi Untuk dapat gambaran yang jelas serta memperoleh pembatasan secara global dalam skripsi ini, maka penulis membagi menjadi lima bab di mana kelima bab tersebut akan penulis uraikan menjadi sub-sub bab satu dan yang lainnya saling berkaitan sh menjadi kesatuan yang utuh Saifudin Anwar, Metodologi Penelitian, (Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1998), Cet. I, hlm. 27 Sumardi Souryabrata, Metodologi Penelitian,( CV. Rajawali Press, Jakarta), t.th., hlm.92

13 Adapun sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut : Bab I : Pendahuluan. Dalam bab pendahuluan ini penulis membahas secara garis besar penulisan skripsi yang terdiri dari, latar belakang permasalahan, rumusan masalah, tujuan penulisan skripsi, telah pustaka, kerangka teori, metode penelitian, dan sistematika penulisan skripsi. Bab II : Pesantren dan Transformasi sistem pendidikannya. Pada bab ini akan dibahas landasan teori yang meliputi pengertian transformasi sistem pendidikan pesantren, elemen pesantren. Kemudian pada sistem pendidikan akan dibahas tentang manajemen, tujuan, kurikulum dan proses pembelajaran. Bab III : Kondisi dan pelaksanaan sistem pendidikan di pesantren ak-hikmah Benda, Sirampog, Brebes. Bab ini merupakan laporan hasil penelitian yang meliputi situasi dan kondisi pesantren serta pelaksanaan sistem pendidikan di dalamnya. Bab IV : Analisis pelaksanaan sistem pendidikan di pesantren al-hikmah Benda, Sirampog, Brebes. Bab ini membahas tentang analisis pelaksanaan sistem pendidikan setelah mengalami transformasi sistem pendidikannya. Bab V : Penutup yang di dalamnya memuat kesimpulan, saran-saran, dan Penutup.

BAB I PENDAHULUAN. harus berhadapan langsung dengan zaman modern. dilepas dari kehidupan manusia. Islam juga mewajibkan kepada manusia

BAB I PENDAHULUAN. harus berhadapan langsung dengan zaman modern. dilepas dari kehidupan manusia. Islam juga mewajibkan kepada manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam di Indonesia tidak diragukan lagi peranannya dan kiprahnya dalam membangun kemajuan bangsa Indonesia. Perkembangan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN DI AL WUSTHO ISLAMIC DIGITAL BOARDING COLLEGE CEMANI SUKOHARJO

IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN DI AL WUSTHO ISLAMIC DIGITAL BOARDING COLLEGE CEMANI SUKOHARJO IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN DI AL WUSTHO ISLAMIC DIGITAL BOARDING COLLEGE CEMANI SUKOHARJO NASKAH ARTIKEL PUBLIKASI Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah) Fakultas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai negara yang merdeka dan berdaulat, Indonesia berhak menentukan nasib bangsanya sendiri, hal ini diwujudkan dalam bentuk pembangunan. Pembangunan merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap dunia pendidikan dan pembentukan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap dunia pendidikan dan pembentukan sumber daya manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pesantren merupakan khazanah pendidikan dan budaya Islam di Indonesia. Dalam perjalanan sejarah pendidikan Islam di Indonesia, peran pesantren tidak diragukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan masyarakat muslim di Indonesia. 1. pesantren; dalam hal ini kyai dibantu para ustadz yang mengajar kitab-kitab

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan masyarakat muslim di Indonesia. 1. pesantren; dalam hal ini kyai dibantu para ustadz yang mengajar kitab-kitab BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pesantren adalah lembaga pendidikan Islam tertua yang telah berfungsi sebagai salah satu benteng pertahanan umat Islam, pusat dakwah dan pusat pengembangan masyarakat

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. (tradisional) adalah pesantren yang tetap mempertahankan pengajaran kitab-kitab

BAB IV PENUTUP. (tradisional) adalah pesantren yang tetap mempertahankan pengajaran kitab-kitab BAB IV PENUTUP 1. Kesimpulan Pesantren sebagai lembaga pendidikan agama Islam khas Indonesia merupakan pendidikan alternatif dari pendidikan formal yang dikelola oleh pemerintah. Pertama, karena pesantren

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Burhan Nurgiyantoro, Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah, (Yogyakarta : BPFE, 1988), hlm. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. Burhan Nurgiyantoro, Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah, (Yogyakarta : BPFE, 1988), hlm. 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kurikulum dan pendidikan adalah dua hal yang saling terkait dan tak dapat dipisahkan satu dengan lainnya. Sistem pendidikan modern tak mungkin berjalan baik tanpa melibatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Untuk memperjelas arah dan mempermudah pencapaian tujuan penelitian, perlu adanya metode yang harus dilakukan agar hasilnya harus dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Metode penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam suatu penelitian, metode menjadi sangat penting bagi seorang peneliti. Ketepatan dalam menggunakan suatu metode akan dapat menghasilkan data yang tepat pula dan dapat dipertanggungkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah benar. 1 Khusus kemampuan menulis al-qur an bagi anak merupakan langkah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Baca Tulis Al-Qur an (BTQ) adalah bagian dari mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam ikut serta mencerdaskan bangsa. Banyaknya jumlah pesantren di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. dalam ikut serta mencerdaskan bangsa. Banyaknya jumlah pesantren di Indonesia, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pesantren telah lama menjadi lembaga yang memiliki kontribusi penting dalam ikut serta mencerdaskan bangsa. Banyaknya jumlah pesantren di Indonesia, serta besarnya jumlah

Lebih terperinci

BAB: III METODE PENELITIAN

BAB: III METODE PENELITIAN BAB: III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Pendekatan yang penulis gunakan dalam Penelitian ini adalah kualitatif. Menurut Bogdan dan dan Taylor (1972:5): Sebagaimana dikutip Lexy J. Moleong mendefinisikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Bandung: Mizan,1995), hlm Martin Van Bruinessen, Kitab Kuning, Pesantren dan Tarekat,

BAB I PENDAHULUAN. (Bandung: Mizan,1995), hlm Martin Van Bruinessen, Kitab Kuning, Pesantren dan Tarekat, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kitab kuning merupakan sebuah elemen penting dalam sebuah pondok pesantren. Kitab kuning telah menjadi bahan ajar pesantren dalam kurun waktu yang lama sehingga kitab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terbentuk pulalah masyarakat muslim. Dengan terbentuknya masyarakat muslim

BAB I PENDAHULUAN. terbentuk pulalah masyarakat muslim. Dengan terbentuknya masyarakat muslim BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Islam di Indonesia telah berlangsung sejak masuknya Islam ke Indonesia. Pada tahap awal pendidikan Islam itu ditandai dengan adanya hubungan yang erat antara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ganda; kedua, menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. ganda; kedua, menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti 47 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif karena beberapa pertimbangan, pertama lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari kondisi sosial kultural masyarakat. Pendidikan memiliki tugas

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari kondisi sosial kultural masyarakat. Pendidikan memiliki tugas BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan memiliki peran yang penting dalam suatu negara yakni sebagai saran untuk menciptakan manusia yang unggul. Pendidikan tidak bisa terlepas dari kondisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk melaksanakan proses belajar mengajar yang diarahkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. untuk melaksanakan proses belajar mengajar yang diarahkan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian Kualitatif adalah Penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sempurna yang bertaqwa pada Allah SWT. Serta untuk mencapai kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. sempurna yang bertaqwa pada Allah SWT. Serta untuk mencapai kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar bertujuan. Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha membudayakan manusia atau memanusiakan manusia. Manusia itu sendiri adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sosial dalam suasana yang berlangsung secara wajar atau alamiah, bukan dalam

BAB III METODE PENELITIAN. sosial dalam suasana yang berlangsung secara wajar atau alamiah, bukan dalam 70 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Menurut pendekatannya penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan ini diambil karena dalam penelitian ini berusaha menelaah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Lia Nurul Azizah, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Lia Nurul Azizah, 2013 BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Penelitian Pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan Islam tradisional pertama yang bergerak dalam bidang keagamaan dan kemasyarakatan yang awalnya sangat berperan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Yang dimaksud penelitian kualitatif menurut Bodgan dan Taylor

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Yang dimaksud penelitian kualitatif menurut Bodgan dan Taylor 74 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang peneliti gunakan adalah pendekatan kualitatif. Yang dimaksud penelitian kualitatif menurut Bodgan dan Taylor yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien. BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pembelajaran dapat didefinisikan sebagai suatu sistem atau proses membelajarkan subjek didik/pembelajar yang direncanakan atau didesain, dilaksanakan, dan dievaluasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melakukan riset, peneliti mengenal berbagai jenis pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melakukan riset, peneliti mengenal berbagai jenis pendekatan 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Dalam melakukan riset, peneliti mengenal berbagai jenis pendekatan penelitian seperti pendekatan kualitatif dan kuantitatif. 17 Pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kepustakaan (Library Research) dan penelitian lapangan (field research).

BAB III METODE PENELITIAN. kepustakaan (Library Research) dan penelitian lapangan (field research). 69 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (Library Research) dan penelitian lapangan (field research).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Istilah ini kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan education. diterjemahkan dengan tarbiyah yang berarti pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Istilah ini kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan education. diterjemahkan dengan tarbiyah yang berarti pendidikan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam bahasa Indonesia, istilah Pendidikan berasal dari kata didik dengan memberinya awalan pe dan akhiran an, mengandung arti perbuatan (hal, cara dan sebagainya)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang bersifat deskriktif

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang bersifat deskriktif 56 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang bersifat deskriktif kualitatif karena berusaha menjelaskan bagaimana peran keberartian dan keberhasilan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dipengaruhi atau ditentukan oleh tepat tidaknya penelitian atau penentuan metode

BAB III METODE PENELITIAN. dipengaruhi atau ditentukan oleh tepat tidaknya penelitian atau penentuan metode BAB III METODE PENELITIAN Metode adalah salah satu faktor yang terpenting dan sangat menentukan dalam penelitian, hal ini disebabkan karena berhasil tidaknya suatu penelitian banyak dipengaruhi atau ditentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pesantren merupakan lembaga pendidikan tradisional Islam untuk memahami,

BAB I PENDAHULUAN. Pesantren merupakan lembaga pendidikan tradisional Islam untuk memahami, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pesantren merupakan lembaga pendidikan tradisional Islam untuk memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran agama Islam dengan menekankan pentingnya moral agama

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI SEKOLAH BERBASIS PESANTREN DI SMP DARUL MA ARIF BANYUPUTIH KABUPATEN BATANG

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI SEKOLAH BERBASIS PESANTREN DI SMP DARUL MA ARIF BANYUPUTIH KABUPATEN BATANG BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI SEKOLAH BERBASIS PESANTREN DI SMP DARUL MA ARIF BANYUPUTIH KABUPATEN BATANG A. Analisis Implementasi Sekolah Berbasis Pesantren di SMP Darul Ma arif Banyuputih Kabupaten Batang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pola penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Pola penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian 51 BAB III METODE PENELITIAN A. Pola dan Pendekatan Penelitian Pola penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Seperti yang didefinisikan oleh Bogdan dan Taylor

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dalam penelitian, hal ini disebabkan karena berhasil tidaknya suatu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. dalam penelitian, hal ini disebabkan karena berhasil tidaknya suatu penelitian BAB III METODE PENELITIAN Metode adalah salah satu faktor yang terpenting dan sangat menentukan dalam penelitian, hal ini disebabkan karena berhasil tidaknya suatu penelitian banyak dipengaruhi atau ditentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bentuk pendidikan baik pendidikan formal, non formal, maupun informal.

BAB I PENDAHULUAN. bentuk pendidikan baik pendidikan formal, non formal, maupun informal. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam masyarakat menuntut tersedianya sumber daya manusia yang berkualitas. Peningkatan sumber daya manusia ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencapai tujuan pendidikan yang lebih optimal, berdaya guna,

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencapai tujuan pendidikan yang lebih optimal, berdaya guna, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

Lebih terperinci

PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN MODERN

PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN MODERN Vol,1, Vol. 1, Desember 2015 Fakultas Agama Islam Universitas Wiralodra Indramayu http:/jurnal.faiunwir.ac.id PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN MODERN Oleh : Dr. Abdul Tolib Abstrak Pesantren modern memiliki

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tradisional tertua di Indonesia. Pesantren adalah lembaga yang bisa dikatakan

BAB 1 PENDAHULUAN. tradisional tertua di Indonesia. Pesantren adalah lembaga yang bisa dikatakan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pesantren atau pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam tradisional tertua di Indonesia. Pesantren adalah lembaga yang bisa dikatakan merupakan wujud

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Manajemen Pendidikan Life Skills Santri di Pondok Pesantren Darul

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Manajemen Pendidikan Life Skills Santri di Pondok Pesantren Darul BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Manajemen Pendidikan Life Skills Santri di Pondok Pesantren Darul Ilmi. Manajemen pelaksanaan pendidikan life skills santri di Pondok Pesantren Darul Ilmi Banjarbaru

Lebih terperinci

POLA KEPEMIMPINAN K. H. M. THOHIR ABDULLAH, A.H DALAM UPAYA PENGEMBANGAN PONDOK PESANTREN RAUDLOTUL QUR AN DI MANGKANG SEMARANG

POLA KEPEMIMPINAN K. H. M. THOHIR ABDULLAH, A.H DALAM UPAYA PENGEMBANGAN PONDOK PESANTREN RAUDLOTUL QUR AN DI MANGKANG SEMARANG POLA KEPEMIMPINAN K. H. M. THOHIR ABDULLAH, A.H DALAM UPAYA PENGEMBANGAN PONDOK PESANTREN RAUDLOTUL QUR AN DI MANGKANG SEMARANG A. Latar Belakang Masalah Pada setiap kajian tentang Islam tradisional di

Lebih terperinci

pada diri mereka sehingga mudah menguasai bahasa yang dipelajari baik secara aktif maupun pasif. Demikian juga penciptaan lingkungan dan budaya

pada diri mereka sehingga mudah menguasai bahasa yang dipelajari baik secara aktif maupun pasif. Demikian juga penciptaan lingkungan dan budaya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ma had Walisongo Semarang merupakan unsur penunjang pendidikan di lingkungan UIN Walisongo yang bersifat komplementer. Ma had tidak memberikan gelar khusus, akan tetapi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini termasuk penelitian lapangan (field research), yang pada hakekatnya merupakan penelitian untuk menemukan secara khusus

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kinerja kepala Sekolah dan guru yang peneliti lakukan di MTs

BAB III METODE PENELITIAN. kinerja kepala Sekolah dan guru yang peneliti lakukan di MTs BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian mengenai peran supervisor madrasah dalam meningkatkan kinerja kepala Sekolah dan guru yang peneliti lakukan di MTs Satu Atap Tangkit

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Suharsimi Arikunto menyatakan penelitian tindakan kelas adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan sengaja dimunculkan dan terjadi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metodologi adalah ilmu tentang cara untuk mencapai tujuan, sedangkan penelitian ini adalah suatu proses yang sistematis dan analisis yang logis terhadap data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mendekati masalah dan mencari jawaban masalah tersebut. 1

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mendekati masalah dan mencari jawaban masalah tersebut. 1 58 BAB III METODE PENELITIAN Dalam arti luas, istilah metode merujuk kepada proses, prinsip serta prosedur yang digunakan untuk mendekati masalah dan mencari jawaban masalah tersebut. 1 Mulai sejak awal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Abu Choir, Pengembangan Mutu Pendidikan ; Analisis Inpiut, Proses, Output dan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Abu Choir, Pengembangan Mutu Pendidikan ; Analisis Inpiut, Proses, Output dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengembangan mutu pendidikan merupakan PR panjang bagi pembangunan pendidikan di Indonesia. Pola pembangunan pendidikan di era orde baru, lebih mengutamakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian membutuhkan data yang obyektif, pembahasan penelitian dibahas secara teoritis dan empiris. Pembahasan teoritis bersumber pada kepustakaan yang merupakan karangan ahli

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melestarikan dan mengalihkan serta mentransformasikan nilai-nilai kebudayaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. melestarikan dan mengalihkan serta mentransformasikan nilai-nilai kebudayaan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam masyarakat yang dinamis, pendidikan memegang peranan yang menentukan eksistensi dan perkembangan masyarakat. Pendidikan merupakan usaha melestarikan dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif kualitatif, suatu penelitian yang menggambarkan sifat-sifat atau

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif kualitatif, suatu penelitian yang menggambarkan sifat-sifat atau BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah penelitian deskriptif kualitatif, suatu penelitian yang menggambarkan sifat-sifat atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lapisan masyarakat. Setiap orang sejak awal sampai akhir sangat berurusan

BAB I PENDAHULUAN. lapisan masyarakat. Setiap orang sejak awal sampai akhir sangat berurusan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah kegiatan yang melibatkan setiap orang dan seluruh lapisan masyarakat. Setiap orang sejak awal sampai akhir sangat berurusan dengan pendidikan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Abdul Mu thi eds. Pendidikan Islam, Demokratisasi, dan Masyarakat Modern, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002), hlm

BAB I PENDAHULUAN. Abdul Mu thi eds. Pendidikan Islam, Demokratisasi, dan Masyarakat Modern, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002), hlm BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pesantren 1 adalah sistem pendidikan Islam yang unik dan khas Indonesia. Ia adalah sebuah wacana yang selalu hidup dan dinamis, di mana memperbincangkannya terasa akan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ditinjau dari sudut pandang pendekatannya, penelitian yang penulis lakukan

BAB III METODE PENELITIAN. Ditinjau dari sudut pandang pendekatannya, penelitian yang penulis lakukan 74 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Ditinjau dari sudut pandang pendekatannya, penelitian yang penulis lakukan dalam upaya menyusun skripsi ini adalah termasuk dalam jenis penelitian kualitatif.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian skripsi ini menggunakan jenis penelitian kualitatif (field research). Penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang berlandaskan pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 37 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan suatu cara atau jalan untuk memperoleh kembali pemecahan terhadap segala permasalahan. 1 Metode dapat diartikan juga sebagai suatu cara atau teknis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi atau penjelasan yang berkaitan dengan pembelajaran, pada sistem

BAB I PENDAHULUAN. informasi atau penjelasan yang berkaitan dengan pembelajaran, pada sistem BAB I PENDAHULUAN A. Alasan pemilihan judul Sumber belajar merupakan segala sesuatu yang dapat memberikan informasi atau penjelasan yang berkaitan dengan pembelajaran, pada sistem pengajaran tradisional,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian yang mencakup berbagai aspek dan langkah-langkah yang

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian yang mencakup berbagai aspek dan langkah-langkah yang BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Untuk melakukan penelitian ilmiah haruslah sesuai dengan prinsip-prinsip dan metode ilmiah. Oleh karenanya, diperlukan adanya metodologi atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tempat untuk belajar dan mengajarkan ilmu agama Islam. Pesantren dalam

BAB I PENDAHULUAN. tempat untuk belajar dan mengajarkan ilmu agama Islam. Pesantren dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara sederhana pondok pesantren dapat kita artikan sebagai sebuah tempat untuk belajar dan mengajarkan ilmu agama Islam. Pesantren dalam berbagai masa memegang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara produktif, efektif dan efisien, sehingga menghasilkan lulusan yang

BAB I PENDAHULUAN. secara produktif, efektif dan efisien, sehingga menghasilkan lulusan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lembaga pendidikan utamanya sekolah, tidak bisa terlepas dari manajemen, karena manajemen marupakan komponen integral yang tidak dapat dipisahkan dari proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tujuan pembangunan. Salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas Sumber

BAB I PENDAHULUAN. tujuan pembangunan. Salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas Sumber BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan zaman yang semakin modern, seperti sekarang ini menuntut adanya Sumber Daya Manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan agama khususnya Pendidikan agama Islam sangat dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan agama khususnya Pendidikan agama Islam sangat dibutuhkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Pendidikan agama khususnya Pendidikan agama Islam sangat dibutuhkan bagi kepentingan hidup manusia, bukan hanya untuk kepentingan hidup pada masa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat desktiptif berupa kata-kata tertulis atau lisan, dokumen pribadi,

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat desktiptif berupa kata-kata tertulis atau lisan, dokumen pribadi, BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN Penelitian ini merupakan pendekatan penelitian yang bersifat kualitatif, maksudnya yaitu suatu pendekatan penelitian yang menghasilkan data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tertua sekaligus merupakan ciri khas yang mewakili Islam tradisional

BAB I PENDAHULUAN. tertua sekaligus merupakan ciri khas yang mewakili Islam tradisional 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pondok pesantren merupakan sistem pendidikan agama Islam yang tertua sekaligus merupakan ciri khas yang mewakili Islam tradisional Indonesia yang eksistensinya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dan Taylor mendefinisikan, metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dan Taylor mendefinisikan, metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian 109 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Bogdan dan Taylor mendefinisikan, metodologi kualitatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam BAB I ini dipaparkan tentang : a. Konteks Penelitian, b. Fokus

BAB I PENDAHULUAN. Dalam BAB I ini dipaparkan tentang : a. Konteks Penelitian, b. Fokus 1 BAB I PENDAHULUAN Dalam BAB I ini dipaparkan tentang : a. Konteks Penelitian, b. Fokus Penelitian, c. Tujuan Penelitian, d. Kegunaan Penelitian, e. Hasil Penelitian, f. Penegasan Istilah, dan g. Sistematika

Lebih terperinci

BAB II PROSEDUR PENELITIAN. A. Jenis dan Ruang Lingkup dan Pendekatan Penelitian

BAB II PROSEDUR PENELITIAN. A. Jenis dan Ruang Lingkup dan Pendekatan Penelitian 25 BAB II PROSEDUR PENELITIAN A. Jenis dan Ruang Lingkup dan Pendekatan Penelitian 1. Jenis Penelitian Ditinjau dari segi metodologi, penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif (lapangan). Kirk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metodologi kualitatif adalah segala prosedur penelitian yang menghasilkan

BAB III METODE PENELITIAN. metodologi kualitatif adalah segala prosedur penelitian yang menghasilkan BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian merupakan usaha dalam merencanakan dan menentukan segala kemungkinan dan perlengkapan yang diperlukan dalam penelitian kualitatif.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dan Taylor mendefinisikan Metodologi Kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dan Taylor mendefinisikan Metodologi Kualitatif sebagai prosedur penelitian yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan berparadigma Deskriptif-Kualitatif, Bogdan dan Taylor mendefinisikan Metodologi Kualitatif sebagai

Lebih terperinci

2015 PERKEMBANGAN PENDIDIKAN PESANTREN CIPARI DESA SUKARASA KECAMATAN PANGATIKAN KABUPATEN GARUT TAHUN

2015 PERKEMBANGAN PENDIDIKAN PESANTREN CIPARI DESA SUKARASA KECAMATAN PANGATIKAN KABUPATEN GARUT TAHUN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan Islam tradisional pertama yang bergerak dalam bidang keagamaan dan kemasyarakatan sebelum adanya lembaga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode merupakan suatu hal yang sangat penting demi tercapainya suatu tujuan penelitian. Karena metode mempelajari dan membahas tentang cara-cara yang ditempuh dengan setepat-tepatnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Pertimbangan peneliti menggunakan pendekatan kualitatif

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Pertimbangan peneliti menggunakan pendekatan kualitatif 37 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan kualitatif. Pertimbangan peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dikarenakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor (1975:5) sebagaimana dikutip Moleong mendefinisikan metode kualitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang hasilnya berupa data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

BAB III METODE PENELITIAN. yang hasilnya berupa data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari 1 BAB III METODE PENELITIAN 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian. 1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu penelitian yang hasilnya berupa data deskriptif berupa kata-kata

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

BAB III METODE PENELITIAN. Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 1 Metode penelitian dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam dunia pesantren ada beberapa hal yang menjadi kendala

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam dunia pesantren ada beberapa hal yang menjadi kendala 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam dunia pesantren ada beberapa hal yang menjadi kendala menurunnya tingkat kesadaran akan pentingnya pendidikan di pesantren. Karenanya, penulis mencari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode dalam suatu penelitian merupakan faktor yang sangat penting dan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode dalam suatu penelitian merupakan faktor yang sangat penting dan BAB III METODE PENELITIAN Metode dalam suatu penelitian merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan agar hasil yang dicapai dalam penelitian dapat dipertanggung jawabkan. Yang dimaksud dengan metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 89 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dalam melakukan penelitian kita dapat menggunakan berbagai macam metode. Metode mana yang akan digunakan tergantung dari tujuan penelitian dan masalah yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian. 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian yang bersifat kualitatif. Pendekatan kualitatif yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jasmaniah dan rohaniah berdasarkan nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran

BAB I PENDAHULUAN. jasmaniah dan rohaniah berdasarkan nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Islam merupakan usaha untuk membimbing keterampilan jasmaniah dan rohaniah berdasarkan nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran Islam menuju terbentuknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang didik. 2 Demi mencapai kedewasaan diperlukan kemandirian dalam segala hal. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan prasyarat mutlak untuk mencapai tujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menyimpulkan data dengan menggunakan metode atau teknik tertentu guna. mencari jawaban atas permasalahan yang dihadapi.

BAB III METODE PENELITIAN. menyimpulkan data dengan menggunakan metode atau teknik tertentu guna. mencari jawaban atas permasalahan yang dihadapi. 60 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Tanpa penelitian ilmu pengetahuan tidak akan bertambah, karena pengetahuan adalah dasar semua tindakan dan usaha. Penelitian sebenarnya mempunyai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini tergolong dalam penelitian kualitatif. Penulis menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini tergolong dalam penelitian kualitatif. Penulis menggunakan BAB III METODE PENELITIAN A. Paradigma dan Jenis Penelitian Penelitian ini tergolong dalam penelitian kualitatif. Penulis menggunakan paradigma Interpretatif fenomenologis. Paradigma fenomenologis merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. agama. 1 Di sekolah umum (SD, SMP, SMA) pengajaran agama dipandang

BAB I PENDAHULUAN. agama. 1 Di sekolah umum (SD, SMP, SMA) pengajaran agama dipandang agama. 1 Di sekolah umum (SD, SMP, SMA) pengajaran agama dipandang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengajaran agama Islam berarti kegiatan mempelajari agama Islam, supaya orang mempunyai pengetahuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian untuk menggambarkan

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian untuk menggambarkan BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian untuk menggambarkan bagaimana strategi membangun loyalitas pelanggan PT. ISS Indonesia cabanga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini mengkaji dan mendeskripsikan tentang manajemen pengembangan program kecakapan hidup bagi siswa di MAN Kendal yang meliputi perencanaan pengembangan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. untuk meneliti kondisi obyek yang alamiah. Data yang diperoleh dapat berbentuk

BAB III METODE PENELITIAN. untuk meneliti kondisi obyek yang alamiah. Data yang diperoleh dapat berbentuk 41 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, yaitu lebih menekankan realitas sosial sebagai suatu yang utuh, kompleks, dinamis dan bersifat interaktif,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah suatu pendekatan umum untuk mengkaji topik penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. adalah suatu pendekatan umum untuk mengkaji topik penelitian. BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Metode adalah proses, prinsip dan prosedur yang digunakan untuk mendekati permasalahan dan mencari jawaban, dengan kata lain, metodologi adalah suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cukup dinamis. Pendidikan yang berkembang dengan pesat secara otomatis akan

BAB I PENDAHULUAN. cukup dinamis. Pendidikan yang berkembang dengan pesat secara otomatis akan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Di era globalisasi saat ini, dunia pendidikan kita mengalami kemajuan yang cukup dinamis. Pendidikan yang berkembang dengan pesat secara otomatis akan mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 45 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah cara yang digunakan untuk melaksanakan penelitian atau research yaitu usaha untuk menemukan, mengembangkan, menguji kebenaran suatu pengetahuan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Artinya data yang diperoleh dianalisis melalui hitung-hitungan. tujuan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Artinya data yang diperoleh dianalisis melalui hitung-hitungan. tujuan penelitian 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dalam kegiatan penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Artinya data yang diperoleh dianalisis melalui hitung-hitungan. tujuan penelitian melalui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 48 Jadi metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 48 Jadi metode penelitian 63 BAB III METODE PENELITIAN Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 48 Jadi metode penelitian merupakan suatu rangkaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. horison kehidupan di dunia semakin meluas dan sekaligus dunia ini semakin

BAB I PENDAHULUAN. horison kehidupan di dunia semakin meluas dan sekaligus dunia ini semakin 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Proses informatisasi yang cepat karena kemajuan teknologi semakin membuat horison kehidupan di dunia semakin meluas dan sekaligus dunia ini semakin mengerut.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Dalam penelitian kualitatif data yang dikumpulkan bukan angka-angka, akan tetapi berupa kata-kata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia yang paling unik, penuh dinamika, sekaligus penuh tantangan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia yang paling unik, penuh dinamika, sekaligus penuh tantangan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan salah satu tahap perkembangan sepanjang rentang kehidupan manusia yang paling unik, penuh dinamika, sekaligus penuh tantangan dan harapan.

Lebih terperinci

AKULTURASI BUDAYA ISLAM DAN BUDAYA HINDU (Studi Tentang Perilaku Keagamaan Masyarakat Islam Tradisional di Gununggangsir Beji Pasuruan)

AKULTURASI BUDAYA ISLAM DAN BUDAYA HINDU (Studi Tentang Perilaku Keagamaan Masyarakat Islam Tradisional di Gununggangsir Beji Pasuruan) AKULTURASI BUDAYA ISLAM DAN BUDAYA HINDU (Studi Tentang Perilaku Keagamaan Masyarakat Islam Tradisional di Gununggangsir Beji Pasuruan) A. Latar Belakang Masalah Setiap agama bagi para pemeluknya merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hambatan Pendidikan Pesantren di Masa Depan, (Yogyakarta: Teras, 2009), hlm 25.

BAB I PENDAHULUAN. Hambatan Pendidikan Pesantren di Masa Depan, (Yogyakarta: Teras, 2009), hlm 25. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pesantren merupakan lembaga pendidikan islam, yang penyelenggaraan pendidikannya pada umumnya dengan cara non klasikal, yaitu seorang kyai mengajarkan ilmu agama islam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ahlinya. 1 Secara umum para lulusan dari sekolah/madrasah dan

BAB I PENDAHULUAN. ahlinya. 1 Secara umum para lulusan dari sekolah/madrasah dan ahlinya. 1 Secara umum para lulusan dari sekolah/madrasah dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Membahas pendidikan melibatkan banyak hal yang harus direnungkan, sebab pendidikan meliputi seluruh tingkah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telah berdiri sejak abad ke-13 seiring dengan masuknya agama Islam di

BAB I PENDAHULUAN. telah berdiri sejak abad ke-13 seiring dengan masuknya agama Islam di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pondok pesantren adalah lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia (Nusantara). Lembaga ini menurut para peneliti sejarah pesantren, telah berdiri sejak abad

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Arus globalisasi akan menggeser pola hidup masyarakat dari agraris dan perniagaan tradisional menjadi masyarakat industri dan perdagangan modern. Globalisasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 56 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Adapun pengertian dari metodologi adalah proses, prinsip dan prosedur yang digunakan untuk mendekati permasalahan dan mencari jawaban, dengan kata

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa katakata tertulis

Lebih terperinci