PENGENDALIAN TRAFIK DAN KONGESTI PADA JARINGAN ATM DENGAN PENERAPAN AMBANG BATAS ALIRAN SEL

Ukuran: px

Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGENDALIAN TRAFIK DAN KONGESTI PADA JARINGAN ATM DENGAN PENERAPAN AMBANG BATAS ALIRAN SEL"

Liana Dharmawijaya
7 tahun lalu
Tontonan:

1 PENGENDALIAN TRAFIK DAN KONGESTI PADA JARINGAN ATM DENGAN PENERAPAN AMBANG BATAS ALIRAN SEL

3 ABSTR/1K Pada saat jaringan mengalami kongesti, node ATM bisa mengurangi beban dengan jalan membuang sel berprioritas rendah. Saat pembuangan sel tersebut merupakan parameter yang kritis. Bila terlalu cepat maka Quality of Service ( QoS) berkurang sementara jaringan masih memiliki sisa kapasitas. Terlambat membuang sel, kemacetan timbul karena total kapasitas jaringan lebih kecil dibanding dengan jumlah total lebar pita maksimum pelanggan. Node ATM mempergunakan ambang batas (threshold) pendudukan sel pada buffer untuk menetapkan saat pembuangan sel. Didefinisikan 2 tingkat threshold. Bila threshold I dilewati make node ATM mulai membuang sel prioritas rendah. Akan tetapi bila ternyata jumlah sel terus bertambah sehingga threshold II tercapai, maka disamping membuang sel, node ATM juga mengirimkan message ke node yang lain agar mulai mengurangi bebannya. Pada thesis ini masalah dibatasi pada pengamatan pembuangan sel prioritas rendah bila threshold dilewati. Sedangkan pengiriman message ke jaringan merupakan materi yang masih harus diteliti lebih lanjut. Perbaikan performansi jaringan ATM dengan penerapan threshold dilaporkan pada IEEE report (vol. 4, No. 2 April 1996). Penelitian sejenis dalam bentuk simulasi, ditulis pada thesis ini dengan mempergunakan platform, environment dan model sumber trafik yang berbeda. Simulasi dijalankan dengan platform personal computer (PC) dengan Operating system Window95, environment bahasa pemrograman object oriented C++, sedangkan model trafik yang dipergunakan adalah Markov Modulated Bernoulli Process (MMBP). Simulasi dilakukan pada kondisi dengan dan tanpa mekanisme threshold. Dikenal adanya 1 bit pada header sel yang menunjukkan sel prioritas rendah ( CLP bit =1) dan tinggi (CLP bit = 0). Kedua jenis sel tersebut dibangkitkan, dan pemberian tanda prioritas tersebut dilakukan oleh sumber trafik. Hasil simulasi menunjukkan bahwa terdapat hubungan cell loss vs. burstiness ( didefinisikan sebagai: peak rate/mean rate) dan cell loss vs. cell rate. Cell loss meningkat bila burstiness berkurang dan cell loss meningkat bila cell rate meningkat. Lass sel berkurang bila mekanisme threshold diterapkan. Sehingga jaringan akan memiliki performansi yang lebih baik bila threshold diterapkan, dan dengan mengetahui burstiness dari sumber trafik, pemakaian lebar pita bisa diatur agar bisa menangani lebih banyak lagi pelanggan.

4 ABSTRACT When the network encounter a congestion situation, ATM nodes may reduce the network load by discarding low priority cells. It is important for each node to be aware of the exact time to discard the low priority cells. If the discarding is performed too early, the Quality of Service (QoS) will reduced while the network still have the spare capacity. However, if it is too late, the network will crash due to the smaller total network capacity compare to total subscriber's peak rate. The ATM nodes use buffer threshold mechanism to decide the beginning and the end of cells discarding. Threshold indicates the level of buffer occupancy. Two level of threshold are defined. 1 ' st threshold violation causes the ATM node discard the low priority cells and the second causes discarding of those cells while sending message to other nodes in the network to possibly reduce the i r load. This thesis is limited on showing discarding cell on threshold violation, while sending congestion message is another subject to be investigated. Compared to IF.FF, report (vol. 4, No. 2, April 1996) which shows better system performance when threshold mechanism is implemented, similar research is written here by creating different resource of traffic with different platform and environment. Simulation is undertaken on personal computer platform, based on Windows 95 Operating System and C++ object oriented programming language. The traffic source model is Markov Modulated Bernoulli Process/MMBP. Simulation runs on both condition that are with and without threshold. There are 2 types of cell priority at ATMs cell, that is high priority (CLP bit = 0) and low priority (CLP bit = l). Thus, 2 type of cells are generate at this simulaton. The differentiation between low and high cell priority is performed by traffic source The result shows any relations between cell loss vs. burstiness (defined as: peak rate/mean rate) and cell loss vs. cell rate. Cell loss decrease when threshold is implemented. Cell loss increase when burstiness decrease and cell loss increases when cell rate increases. To conclude, the network will have better performance when threshold is implemented. Furthermore, by knowing the burstiness of incoming traffic, bandwidth usage can be arranged to handle more subscriber.

dokumen-dokumen yang mirip

ANALISIS PERFORMANSI TFMCC PADA JARINGAN BROADBAND WIRELINE

ANALISIS PERFORMANSI TFMCC PADA JARINGAN BROADBAND WIRELINE Aditya Pratomo Sarwoko / 0622008 surel: adityapratomosarwoko@yahoo.com Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Kristen Maranatha