BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut Jones and Rama (2003, p5) sistem informasi akuntansi adalah a

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut Jones and Rama (2003, p5) sistem informasi akuntansi adalah a"

Transkripsi

1 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Sistem informasi akuntansi adalah a computer based system designed to transform accounting data into information (Bodnar and Hopwood, 2004, p.1). Menurut Jones and Rama (2003, p5) sistem informasi akuntansi adalah a subsystem of management information system that provides accounting and financial information, as well as, other information obtained in the routine processing of accounting transactions. Menurut McLeod (2001,p219) sistem informasi akuntansi adalah sistem yang mengolah data perusahaan dengan mengumpulkan data yang menggambarkan kegiatan perusahaan, mengubahnya menjadi informasi, dan membuat informasi tersebut tersedia bagi pemakai yang berada baik di dalam maupun di luar perusahaan. Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem informasi akuntansi adalah sistem berbasis komputer yang dirancang untuk menyediakan informasi akuntansi, keuangan atau informasi lain yang diperoleh dari pengumpulan data dan pemrosesan berbagai transaksi perusahaan. 2.2 Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Dan Penerimaan Kas Proses bisnis Menurut Bodnar and Hopwood (2004) seluruh kegiatan perusahaan yang berhubungan secara finansial dapat dipandang sebagai bagian dari proses bisnis

2 8 yang sangat beragam. Proses bisnis adalah sekumpulan tugas yang saling berhubungan yang melibatkan data, unit organisasi, dan urutan waktu yang logis. Juga diungkapkan bahwa siklus transaksi merupakan alternatif lain untuk memandang kegiatan-kegiatan yang dilakukan perusahaan. Siklus transaksi secara tradisional dapat dikelompokkan ke dalam empat siklus yang umum yaitu: 1. Siklus pendapatan yang terdiri dari event-event yang berhubungan dengan kegiatan pendistribusian barang dan jasa ke entitas yang lain dan kegiatan pengumpulan pembayaran atas pendistribusian barang yang telah dilakukan. 2. Siklus pengeluaran yang terdiri dari event-event yang berhubungan dengan kegiatan perolehan barang dan jasa dari entitas lain dan penyelesaian kewajiban dari kegiatan perolehan tersebut. 3. Siklus produksi yang terdiri dari event-event yang berhubungan dengan kegiatan pengubahan sumber daya menjadi barang dan jasa. 4. Siklus keuangan yang terdiri dari event yang berhubungan dengan perolehan dan manajemen dana kapital, termasuk kas Penjualan. Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2004, PSAK No.23.1), penjualan barang meliputi barang yang diproduksi perusahaan untuk dijual kembali, seperti barang dagang yang dibeli pengecer atau tanah atau properti lain yang dibeli untuk dijual kembali, sedangkan penjualan jasa menyangkut pelaksanaan tugas yang secara kontraktual telah disepakati untuk dilaksanakan selama suatu periode waktu yang disepakati perusahaan. Jasa tersebut dapat diserahkan selama satu periode atau selama lebih dari satu periode.

3 Pengertian piutang Menurut Horngren, Harrison, dan Bamber (2002, p G-1), piutang adalah sebuah perjanjian untuk menerima kas dari pelanggan yang kepada pelanggan tersebut perusahaan telah menjual dan menyerahkan barang atau jasa. Menurut Kieso, Weygandt, dan Warfield (2001, p320), piutang diakui pada saat: diberikan discount (trade dan cash discount) oleh perusahaan dalam arti jika pembeli dapat melakukan pembayaran dalam jumlah hari tertentu setelah pembelian, maka akan diberikan potongan sekian persen lamanya waktu antara penjualan yang terjadi dengan jatuh tempo pembayaran (yang menimbulkan elemen bunga). Menurut Bodnar and Hopwood (2004, p.251), there are two basic approaches to an accounts receivable application: open item and balance-forward processing. In Open item processing, a separate record is maintained in the account receivable system for each of the customer s unpaid invoices. As customer remmitance are received, they are matched to the unpaid unvoices. In Balance-forward processing, a customer remittance are apllied against the customer s total outstanding balance rather than against the customer s individual invoices..

4 Dokumen yang berhubungan dengan siklus pendapatan Mengacu pada Wilkinson, Cerullo, Reval, dan Wong-On-Wing (2000) berikut adalah dokumen-dokumen yang dibutuhkan dalam siklus pendapatan perusahaan dagang: 1. Customer order Adalah purchase order yang diterima dari pelanggan atau form yang dipersiapkan oleh karyawan penjualan dari perusahaan penjual. 2. Sales order Adalah form formal, yang memiliki banyak copy yang disiapkan dari customer order. 3. Picking ticket Adalah copy dari sales order, dokumen terpisah yang dikirim ke gudang dan dalam pengambilan barang yang dipesan. 4. Packing slip Adalah copy dari sales order atau picking list yang ditempelkan bersama barang ketika dipersiapkan untuk pengiriman. 5. Shipping notice Biasanya merupakan copy dari sales order atau dokumen pengiriman terpisah yang berfungsi sebagai bukti bahwa barang telah dikirimkan. 6. Sales invoice Adalah dokumen yang dikirimkan ke pelanggan untuk menyatakan berapa jumlah penjualan. 7. Remittance advice Adalah dokumen yang menunjukan jumlah penerimaan kas dari pelanggan.

5 11 8. Deposit slip Adalah dokumen yang menyertai penyetoran kas ke bank 9. Back order Adalah dokumen yang dipersiapkan ketika kuantitas dari persediaan tidak mencukupi sales order. 10. Credit memo Adalah dokumen yang memungkinkan pengurangan kredit pelanggan untuk pengembalian penjualan / penyisihan penjualan. 11. Credit application Adalah sebuah form dipersiapkan ketika pelanggan baru mengajukan kredit. 12. Sales person call report Adalah form yang digunakan untuk menggambarkan pangggilan yang dibuat oleh sales person kepada pelanggan potensial dan mengidentifikasi hasil dari panggilan tersebut. 13. Delinquent notice Adalah catatan yang dikirimkan kepada pelanggan yang melewati batas saldo kredit. 14. Right of notice Adalah dokumen yang dipersiapkan oleh manajer kredit ketika akun dinyatakan tidak dapat ditagih. 15. Cash register receipt Adalah form yang digunkan oleh retailer untuk mencerminkan kas yang diterima.

6 Bill of ladding Adalah dokumen pengiriman yang digunakan untuk perusahaan pengiriman yang akan mengirimkan produk Proses sistem pada penjualan dan penerimaan kas Proses sistem pada penjualan kredit Mengacu pada Wilkinson et al. (2000), langkah-langkah proses sistem pada penjualan kredit adalah : 1. Order Entry Setiap purchase order dimasukkan ke sebuah preformatted screen pada suatu terminal yang on-line yang secepatnya diterima oleh sales order clerk pada divisi pemasaran. Entry bisa dari pesanan pelanggan atau dari phone call pelanggan atau salesperson. Jika kekurangan jumlah dari produk yang tersedia, sales order clerk dapat menetapkan suatu back order untuk disiapkan pada sistem komputer. Kemudian, sebuah credit checking program menentukan bila pelanggan adalah creditworthy. Check tersebut, didapat dengan membandingkan batas kredit pada catatan pelanggan dengan current balance ditambah estimasi jumlah penjualan pada order transaction. 2. Shipping Setelah pesanan produk sudah diambil dari warehouse, picking list ditandatangani oleh picker dan sudah dapat menunjukan adanya perubahan (antara lain, items out of stock, substitutions). Produk dipindahkan ke shipping dock, dimana seorang clerk menghitungnya

7 13 dan masuk ke jumlah yang sudah siap untuk pengiriman dari picking list. Suatu shipping program mempersiapkan dokumen yang diperlukan (packing slip, bill of lading, and shipping notice) untuk pengiriman. Ketika produk ditimbang dan dikemas, bersamaan dengan packing slip, dan akan diantar ke pengangkutan untuk pengiriman. dengan disertai copy of the bill of lading. 3. Billing Ketika menerima nota pengiriman, seorang billing clerk menghitung dan masuk batch totals. Seorang clerk juga mengkonversi setiap pesanan ke dalam suatu faktur dengan calling up pesanan pada layarnya, mengacu pada nota pengiriman yang dicetak untuk jumlah yang dikirimkan, memilih harga produk dari pricing file, dan memasukan data yang diperlukan ke sebuah preformatted invoice screen. Semua data yang dimasukan divalidasi dengan edit program. Kemudian data dari semua faktur yang disiapkan akan disimpan untuk sementara pada suatu billing file hingga waktu untuk memproses sebuah batch. Ketika : Faktur dicetak Setiap account pelanggan didebet dengan billed amount Mencatat persediaan yang dikurangi dengan jumlah yang dikirimkan Order penjualan ditutup untuk sales history file Sebuah record baru diciptakan pada sales invoice file

8 14 Jumlah total batched mempengaruhi account penjualan dan account receivables diposkan ke general ledger account 4. Preparing Analyses and Reports Pada akhir dari setiap hari, invoice register dan account receivable summary dicetak. Invoice register adalah sebuah sales transaction listing, yang mempengaruhi sales journal, yang terdiri dari kunci data mengenai tiap sales invoice yang disiapkan selama sehari. Account receivable summary menunjukan perubahan pada account balances pelanggan yang terjadi via post hari itu, ditambah total jumlah post pada batches. 5. Handling Sales Returns and Allowances Sales returns terjadi ketika pelanggan yang tidak puas mengembalikan semua atau sebagian barang-barang yang dipesan. Sales allowances adalah penyesuaian ke dalam prices granted untuk pelanggan sebagai kompensasi untuk kerusakan barang, shortages atau definisi yang spesifik. 6. Processing Back Orders Back Orders diperlukan ketika jumlah inventory on hand yang tidak mencukupi untuk mengisi semua pesanan. Back ordering meliputi persiapan dari back order form, menunjukkan pelanggan yang melakukan pemesanan, nomor order, kuantitas yang diperlukan, dan data request.

9 Proses sistem pada penerimaan kas Mengacu pada Wilkinson et al. (2000), langkah-langkah proses sistem pada penerimaan kas adalah : 1. Remittance Entry Cek dan remmitance advices diterima pada mail room pada sebuah batch setiap pagi hari. Seorang mail room clerk menguasakan cek For Deposit Only dan memverifikasi bahwa jumlah pada setiap cek sama dengan jumlah remittance advice. Clerk ini kemudian menyiapkan batch total dari remittance advice, mencakup total dari seluruh amounts yang diterima dari remittances. Clerk yang lain memasukkan batch total dan list seperti remittance data sebagai cash receipt amount, customer number, dan sales invoice number untuk setiap penerimaan, menggunakan sebuah preformatted cash receipts screen. 2. Depositing Receipts Satu copy dari remittance list dan cek dikirimkan ke bagian kasir, yang akan di bandingkan dan direkonsiliasi. Kasir kemudian mengentri cek yang diterima dari sumber lain dibandingkan dengan mail room melalui terminal. Ketika semua cek sudah dibukukan, kasir akan memberitahu program penerimaan kas, untuk mencetak daily deposit slip (dalam 3 copy) dan sebuah cash receipts transaction listing (jurnal) dalam 2 copy. Pada suatu waktu yang telah ditentukan kasir membawa 2 copy dari deposit slip ke bank, bersama dengan semua cek. Bank mengembalikan validated deposit slip ke manajer accounting, yang mana merekonsiliasi slip dengan sebuah copy dari cash receipts listing.

10 16 3. Post Receipts Sebelum meng update customer account, accounts receivable clerk harus memasukkan koreksi yang dibutuhkan untuk cash receipts transactions list pada pengecualian dan summary report. Clerk boleh menggunakan variasi dari referensi untuk membuat koreksi, termasuk customer dan sales printouts seperti halnya on line files. Dengan penuh harapan, semua koreksi dapat dibuat sepanjang hari selama penerimaan kas. Jika perlu, mereka dapat dipindah ke hari berikutnya. 4. Preparing Analyses and Reports Pada akhir dari setiap hari, ringkasan dari kegiatan account receivable dicetak. Itu bisa di kombinasikan dengan ringkasan account receivable tersebut pada prosedur credit sales atau bisa menjadi sebuah separate. Accounting clerk atau manajer membandingkan totalnya dengan remmitance listing dan dengan general ledger posting. Perbedaan apapun direkonsiliasi dengan bantuan dari cash receipts transaction listing (jurnal). 5. Collecting Delinquent Accounts Banyak pelanggan membayar outstanding balances, atau membuat installment payment, atas receiving statement. Tetapi, bagaimanapun, prosedur collection diperlukan pada kasus slow paying customer. Biasanya, prosedur dimulai dengan peringatan kedua dari balance yang sudah jatuh tempo. Kemudian delinquency notices akan dikirim. Jika pembayaran masih belum diterima, perusahaan dapat menyewa collection agency, faktor yang diterima dengan financing agency, atau

11 17 secepatnya menghapuskan balances. Langkah terakhir meliputi persiapan dari write off notice Sasaran dari siklus pendapatan Menurut Wilkinson et al. (2000) tujuan utama dari siklus pendapatan adalah untuk memfasilitasi pertukaran barang atau jasa dengan sejumlah uang tertentu pelanggan. Berikut adalah sasaran dari siklus pendapatan secara umum: 1. Untuk mencatat pesanan pelanggan secara cepat dan tepat. 2. Untuk memverifikasi bahwa pelanggan layak mendapatkan kredit. 3. Untuk mengirimkan produk pada tanggal telah disetujui. 4. Untuk melakukan penagihan atas produk atau jasa secara tepat pada waktunya dan dengan prosedur yang benar. 5. Untuk mencatat dan mengklasfikasikan penerimaan kas secara cepat dan tepat. 6. Untuk posting penjualan dan penerimaan kas ke akun pelanggan yang tepat dalam jurnal khusus penjualan dan penerimaan kas. 7. Untuk mengamankan produk sampai dikirim. 8. Untuk mengamankan kas sampai disetor. 2.3 Pengendalian Internal Menurut Jones and Rama (2003, p.15) pengendalian internal adalah the rules, policies, procedures, and information system used to ensure that a company s financial data are accurate and reliable and to protect a company s assets from loss or theft.. Pengendalian internal adalah a process affected by an entity s board of directors, management, and other personel designed to provide reasonable assurance regarding the achievement of objective in the following categories:

12 18 reliablility of financial reporting, effectiveness and efficiency of operations, and compliance with applicable laws and regulation. (Bodnar and Hopwood, 2004, p.108) Menurut Romney and Steinbart (2003, p.195) pengendalian internal adalah the plan of organization and the method a business used to safe guard assets, provide accurate and reliable information, promote and improve operational efficiency and encourage adherence to prescribed management policies. Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa pengendalian internal adalah aturan, kebijakan, prosedur dan sistem informasi yang dirancang untuk memastikan data keuangan perusahaan tepat dan dapat diandalkan, untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas operasi dan untuk memenuhi ketaatan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku. 2.4 Pengendalian Internal Sistem Informasi Penjualan Dan Penerimaan Kas Mengacu pada Romney dan Steinbart (2003), beberapa ancaman yang sering ditemui dalam sistem informasi akuntansi penjualan dan penerimaan kas adalah order penjualan yang tidak lengkap atau tidak tepat, pemberian kredit kepada pelanggan yang memiliki catatan kredit yang tidak baik, kegagalan dalam menagih pelanggan, dan lain-lain. Beberapa prosedur pengendalian yang dapat diterapkan untuk mengatasi ancaman-tersebut adalah pemeriksaan input data, pemisahan fungsi pengiriman dan penagihan, persetujuan kredit oleh manajer kredit bukan oleh fungsi penjualan, dan lain-lain. Untuk lebih jelasnya, beberapa ancaman dan prosedur pengendalian untuk mengatasi ancaman-ancaman dalam kegiatan penjualan dan penerimaan kas dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut ini:

13 Proses / kegiatan Ancaman Prosedur kontrol yang applicable Entri Order Penjualan 1. Order penjualan yang tidak lengkap atau tidak tetap Pemeriksaan data entri 2. Memberikan kredit kepada pelanggan yang memiliki Persetujuan kredit oleh manajer kredit, bukan oleh status kredit yang tidak baik fungsi penjualan Catatan saldo pelanggan yang lengkap 3. Otorisasi order Tanda tangan pada kertas dokumen Tanda tangan digital dan sertifikat digital untuk e- bussiness 4. Kehabisan stock, carrying cost, dan markdown Sistem pengendalian persediaan Pengiriman 1. Kesalahan pengiriman: barang, jumlah dan alamat Rekonsiliasi order penjualan dengan picking ticket dan packing yang salah slip; bar code scanner, pengendalian aplikasi entri data 2. Ancaman persediaan Hindari akses fisik dengan persediaan, dokumentasi dari segala transfer internal persediaan, pemeriksaan fisik secara periodik dengan jumlah catatan Penagihan dan piutang 1. Gagal untuk menagih pelanggan Pemisahan fungsi pengiriman dan penagihan, seluruh dokumen pengiriman bernomor urut tercetak dan rekonsiliasi secara per Iodik dengan faktur, rekonsiliasi picking ticket dan surat jalan dengan order penjualan 2. Kesalahan dalam penagihan Pengendalian pemeriksaan entri data daftar harga 3. Posting kesalahan dalam mengupdate piutang Rekonsiliasi jurnal pembantu piutang dengan jurnal umum state ement bulanan ke pelanggan Penagihan kas 1. Pencurian kas Pemisahan tugas, minimasi penanganan kas, pengaturan lockbox persetujuan tepat waktu, deposit setiap penerimaan, rekonsiliasi secara periodik rekening koran dengan catatan yang dibuat oleh dengan catatan yang dibuat oleh pihak yang tidak terlibat dalam pemrosesan penerimaan kas Isu-isu pengendalian 1. Kehilangan data Prosedur backup dan pemulihan terhadap bencana, pengendalian Umum akses (secara fisik dan logis) 2. Kinerja yang buruk Mempersiapkan dan mengkaji-ulang laporan kinerja Tabel 2.1 Pengendalian Internal Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Dan Penerimaan Kas 19

14 Analisa dan Perancangan Berorientasi Objek Orientasi Objek Objek merupakan dasar dalam Object Oriented Analysis and Design (OOA&D). Menurut Mathiassen, Munk- Madsen, Nielsen, dan Stage (2000) object adalah an entity with identity, state, and behaviour. (p. 4). Setiap objek tidak digambarkan secara sendiri-sendiri, melainkan istilah kelas digunakan untuk menggambarkan kumpulan objek-objek. Menurut Mathiassen L., et.al (2000) class adalah a description of collection of objects sharing structure, behavioural pattern, and attributes. (p. 4) Metodologi Pre Analysis Rich Picture Mengacu pada Mathiassen L,et al. (2000), rich picture adalah sebuah gambaran informal yang digunakan oleh pengembang sistem untuk menyatakan pemahaman mereka terhadap situasi dari sistem yang sedang berlangsung. Rich picture juga dapat digunakan sebagai alat yang berguna untuk memfasilitasi komunikasi yang baik antara pengguna dalam sistem.

15 $ $ 21 Gambar 2.1 Contoh Rich Picture System Definition Mengacu pada Mathiassen et al. (2000) System Definition adalah suatu penjelasan dari suatu sistem yang terkomputerisasi yang diwujudkan dalam bentuk natural language. Menggambarkan properti dasar untuk pengembangan dan penggunaan sistem, dengan menyediakan fungsi, dimana digunakan dan kapan kondisi yang tepat untuk pengembangannya.

16 22 Situation Ideas Systems System definition Gambar 2.2 Sub kegiatan untuk memilih sebuah sistem Factor Mengacu pada Mathiassen et al. (2000), Factor terdiri atas enam elemen yakni: 1. Functionality : Fungsi sistem yang digunakan untuk mendukung tugas dari application domain 2. Application Domain : Bagian bagian yang terdapat dalam suatu organisasi yang menjalankan, mengawasi, atau mengendalikan sebuah problem domain. 3. Condition : Kondisi kondisi yang terdapat ketika sistem tersebut akan dibangun dan digunakan. 4. Technolog : Teknologi yang digunakan untuk membangun sistem dan teknologi yang digunakan untuk menjalankan sistem tersebut.

17 23 5. Objects : objek utama yang ada dalam problem domain 6. Responsibility :Tanggung jawab sistem secara umum dalam kaitannya dengan konteks yang ada Problem Domain Analysis Mengacu pada Mathiassen et al. (2000) problem domain adalah bagian dari konteks yang diatur, di monitor, atau dikendalikan oleh sistem. Analisis problem-domain memfokuskan pada informasi apa yang harus ditangani oleh sistem dan menghasilkan sebuah model yang merupakan gambaran dari kelas-kelas, objek-objek, struktur dan perilaku (behavior) yang ada dalam problem domain. Untuk lebih jelasnya, kegiatankegiatan yang dilakukan dalam analisis problem-domain dapat dilihat pada tabel berikut ini. Kegiatan Isi Konsep Kelas Objek dan event yang merupakan bagian Kelas, objek, event dari problem domain Struktur Bagaimana kelas dan objek saling terkait Generalisasi, agregasi bersama-sama asosiasi, dan cluster Behaviour Properti dinamik yang dimiliki objek Event trace, behavioural pattern, dan atribut Tabel 2.2 Kegiatan problem-domain analysis Class Mengacu pada Mathiassen et al. (2000) kegiatan kelas merupakan kegiatan pertama dalam analisis problem domain. Ada beberapa tugas utama dalam kegiatan ini yaitu: abstraksi fenomena dari problem domain dalam objek dan event; klasifikasi

18 24 objek dan event; pemilihan kelas-kelas dan event-event yang akan dipelihara informasinya oleh sistem. Pemilihan kelas-kelas tersebut bertujuan untuk mendefinisikan dan membatasi problem domain. Sementara pemilihan kumpulan event yang dialami atau di lakukan oleh satu atau lebih objek bertujuan untuk membedakan tiap-tiap kelas dalam problem-domain.kegiatan kelas akan menghasilkan tabel event. Gambar 2.3 Contoh Class Diagram Structure Mengacu pada Mathiassen et al. (2000) kegiatan kedua dalam analisis problem-domain ini bertujuan untuk mencari hubungan struktural yang abstrak dan umum antara kelas-kelas dan mencari hubungan yang konkrit dan spesifik antara objekobjek dalam problem-domain.

19 25 Terdapat dua jenis struktur antar kelas yaitu generalisasi dan cluster. Generalisasi adalah hubungan antara dua atau lebih kelas yang lebih khusus (sub kelas) dengan sebuah kelas yang lebih umum (super kelas). Dimana hubungan spesialisasi tersebut dinyatakan dengan rumus is-a. Cluster adalah kumpulan kelas yang saling berhubungan yang membantu memperoleh dan menyediakan ringkasan problem-domain. Sebagai contoh: cluster mobil berisi semua kelas yang berhubungan dengan jenis kelas dan komponenkomponennya. Terdapat dua jenis hubungan antar objek yaitu: agregasi dan asosiasi. Agregasi adalah hubungan antara sejumlah objek inferior yang merupakan bagian (the parts) dari sebuah objek superior yang merupakan dasar (the whole) bagi beberapa objek inferior tersebut. Dimana hubungan tersebut dapat dinyatakan dengan rumus has-a. Asosiasi adalah hubungan antara sejumlah objek yang memiliki arti dimana objek-objek yang saling berhubungan tersebut tidak merupakan bagian dari objek yang lainnya. Hasil dari kegiatan struktur ini adalah class diagram. Class diagram menghasilkan ringkasan model problem-domain yang jelas dengan menggambarkan semua struktur hubungan statik antar kelas dan objek yang ada dalam model dari sistem yang berubah-ubah.

20 26 Gambar 2.4 Contoh Cluster Behavior Mengacu pada Mathiassen et al. (2000) kegiatan behavior adalah kegiatan terakhir dalam analisa problem-domain yang bertujuan untuk memodelkan apa yang terjadi (perilaku dinamis) dalam problem-domain sistem sepanjang waktu. Tugas utama dalam kegiatan ini adalah: menggambarkan pola perilaku (behavioral pattern) dan atribut dari setiap kelas. Hasil dari kegiatan ini adalah statechart diagram yang dapat dilihat pada gambar dibawah ini: / account opened / amount deposited Open / account closed / amount withdrawn Gambar 2.5 Contoh statechart diagram

21 27 Perilaku dari suatu objek di tentukan oleh urutan eventevent (event trace) yang harus dilewati oleh objek tertentu tersebut sepanjang waktu. Sebagai contoh: kelas pelanggan harus melalui event trace: account opened - amount depositedamount withdrawn - amount deposited -account closed sepanjang masa hidupnya. Tiga jenis notasi untuk behavioural pattern yaitu: sequence dimana event muncul satu per satu secara berurutan; selection dimana terjadi pemilihan satu event dari sekumpulan event yang muncul; iteration dimana sebuah event muncul sebanyak nol atau beberapa kali Application Domain Analysis Mengacu pada Mathiassen et al. (2000) application domain adalah organisasi yang mengatur, memonitor, atau mengendalikan problem domain. Analisis application-domain memfokuskan pada bagaimana target system akan digunakan dengan menentukan kebutuhan function dan antarmuka sistem. Untuk lebih jelasnya kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam analisis application-domain dapat dilihat pada tabel berikut ini.

22 28 Kegiatan Isi Konsep Usage Bagaimana sistem berinteraksi dengan Use case dan actor orang lain dan sistem lain dalam konteks Function Bagaimana kemampuan sistem dalam Function memproses informasi Interface Kebutuhan antarmuka dari sistem target Interface, user interface dan sistem interface Tabel 2.3 Kegiatan application domain analysis Usage Mengacu pada Mathiassen et al. (2000) kegiatan usage merupakan kegiatan pertama dalam analisis application domain yang bertujuan untuk menentukan bagaimana aktor-aktor yang merupakan pengguna atau sistem lain berinteraksi dengan sistem yang dituju. Interaksi antara aktor dengan sistem tersebut dinyatakan dalam use case. Use case dapat dimulai oleh aktor atau oleh sistem target. Hasil dari analisis kegiatan usage ini adalah deskripsi lengkap dari semua use case dan aktor yang ada yang digambarkan dalam table aktor atau use case diagram.. Use case dapat digambarkan dengan menggunakan spesifikasi use case, dimana use case dijelaskan secara singkat namun jelas dan dapat disertai dengan keterangan objek sistem yang terlibat dan function dari use case tersebut atau dengan diagram statechart karena use case adalah sebuah fenomena yang dinamik. Mengacu pada Bennet et al. (2003) cara untuk mendokumentasikan use case adalah menggunakan template yang

23 29 terdiri dari beberapa bagian yaitu nama dari use case, precondition (hal yang harus benar sebelum usecase dapat berlangsung), post-condition (hal yang harus benar setelah usecase berlangsung), purpose (hal yang ingin dicapai oleh usecase), description (ringkasan dari dokumentasi usecase), normal course (kegiatan yang harus dilakukan oleh aktor sepanjang transaksi atau fungsi tertentu) dan alternative course (kegiatan yang harus dilakukan oleh aktor pada saat terjadi kesalahan). Bennett et al. juga mengungkapkan use case diagram mempunyai dua jenis hubungan (relationship) yaitu: extend dan include. Hubungan extend digunakan ketika ingin menunjukan bahwa sebuah use case menyediakan fungsi tambahan yang mungkin digunakan oleh use case lain. Sedangkan hubungan include digunakan ketika terdapat urutan behaviour yang sering kali digunakan oleh sejumlah use case dan ingin dihindari pengkopian deskripsi yang sama ke setiap use case yang akan menggunakan perilaku tersebut

24 30 Gambar 2.6 Contoh Use Case Mengacu pada Bennet et al. (2003) sequence diagram membantu seorang analis kebutuhan mengidentifikasikan rincian dari kegiatan yang dibutuhkan untuk menjalankan fungsi dari sebuah use case. Tidak ada suatu sequence diagram yang benar untuk use case tertentu, melainkan ada sejumlah kemungkinan sequence diagram yang masing-masing diagram tersebut dapat lebih atau kurang memenuhi kebutuhan dari use case.

25 31 Gambar 2.7 Contoh Sequence Diagram Function Mengacu pada Mathiassen et al. (2000) kegiatan function memfokuskan pada bagaimana cara sebuah sistem dapat membantu aktor dalam melaksanakan pekerjaan mereka. Function memiliki empat tipe yang berbeda yaitu: a. Update, function ini disebabkan oleh event problemdomain dan menghasilkan perubahan dalam state atau keadaan dari model tersebut. b. Signal, function ini disebabkan oleh perubahan keadaan atau state dari model yang dapat menghasilkan reaksi pada konteks. Reaksi ini dapat berupa tampilan bagi aktor dalam application domain, atau intervensi langsung dalam problem domain.

26 32 c. Read, function ini disebabkan oleh kebutuhan informasi dalam pekerjaan aktor dan mengakibatkan sistem menampilkan bagian yang berhubungan dengan informasi dalam model. d. Compute, function ini disebabkan oleh kebutuhan informasi dalam pekerjaan aktor dan berisi perhitungan yang melibatkan informasi yang disediakan oleh aktor atau model, hasil dari function ini adalah tampilan dari hasil komputasi. Tujuan dari kegiatan function adalah untuk menentukan kemampuan sistem memproses informasi. Hasil dari kegiatan ini adalah sebuah daftar function-function yang merinci functionfunction yang kompleks. Daftar function harus lengkap, menyatakan kebutuhan kolektif dari pelanggan dan aktor dan harus konsisten dengan use case User Interface Mengacu pada Mathiassen et al. (2000) interface menghubungkan sistem dengan semua aktor yang berhubungan dalam konteks. Ada dua jenis dari interface antar muka yaitu: antar muka pengguna yang menghubungkan pengguna dengan sistem dan antar muka sistem yang menghubungkan sistem dengan sistem yang lainnya. Ada empat jenis pola dialog yang penting dalam menentukan interface pengguna yaitu: pola menu-selection yang

27 33 terdiri dari daftar pilihan-pilihan yang mungkin dalam interface pengguna; pola fill in yang merupakan pola klasik untuk entri data; pola command-language dimana user memasukkan dan memulai format perintah sendiri; pola direct manipulation dimana user memilih objek dan melaksanakan function atas objek dan melihat hasil dari interaksi mereka tersebut. Kegiatan analisis user interface ini berdasarkan pada hasil dari kegiatan analisis lainnya yaitu model problem domain, kebutuhan functional dan use case. Hasil dari kegiatan ini adalah sebuah deskprisi elemen-elemen interface pengguna dan interface sistem yang lengkap, dimana kelengkapan menunjukkan pemenuhan kebutuhan pengguna. Hasil ini harus dilengkapi dengan sebuah diagram navigasi yang menyediakan sebuah ringkasan dari elemen-elemen user interface dan perubahan antara elemen-elemen tersebut Architecture Design Keberhasilan suatu sistem ditentukan oleh kekuatan desain arsitekturalnya. Arsitektur membentuk sistem sesuai dengan fungsi sistem tersebut dan dengan memenuhi kriteria desain tertentu. Arsitektur juga berfungsi sebagai kerangka untuk kegiatan pengembangan yang selanjutnya. Untuk lebih jelasnya, kegiatan-kegiatan yang dilakukan selama tahap desain arsitektur dapat dilihat pada tabel berikut ini.

28 34 Kegiatan Isi Kondisi Kriteria Kondisi dan kriteria untuk pendesaian Criterion Komponen Proses Bagaiman sistem dibentuk menjadi komponenkomponen Bagaimana proses sistem didistribusikan dan dikoordinasi Tabel 2.4 Kegiatan architecture design Criteria Arsitektur komponen Arsitektur proses Mengacu pada Mathiassen et al. (2000) dalam menciptakan sebuah desain yang baik diperlukan pertimbangan mengenai kondisi-kondisi dari setiap proyek yang dapat mempengaruhi kegiatan desain yaitu: a. Technical, yang terdiri dari pertimbangan: penggunaan hardware, software dan sistem lain yang telah dimiliki dan dikembangkan; pengaruh kemungkinan penggabungan pola-pola umum dan komponen yang telah ada terhadap arsitektur dan kemungkinan pembelian komponen standar. b. Conceptual, yang terdiri dari pertimbangan: perjanjian kontrak, rencana untuk pengembangan lanjutan, pembagian kerja antara pengembang c. Human, yang terdiri dari pertimbangan: keahlian dan pengalaman orang yang terlibat dalam kegiatan pengembangan dengan sistem yang serupa dan dengan platform teknis yang akan didesain.

29 35 Sebuah desain yang baik memiliki tiga ciri-ciri yaitu: 1. Tidak memiliki kelemahan. Syarat ini menyebabkan adanya penekanan pada evaluasi dari kualitas berdasarkan review dan eksperimen dan membantu dalam menentukan prioritas dari kriteria yang akan mengatur dalam kegiatan pendesainan. Tabel dibawah ini adalah beberapa kriteria umum yang digunakan dalam kegiatan desain yang berorientasi objek: Criterion Usable Secure Efficient Correct Reliable Maintainabe Testable Flexible Comprehensible Reusable Portable Interoperable Ukuran dari Kemampuan sistem untuk menyesuaikan diri dengan konteks, organisasi yagn berhubungan dengan peker jaan dan teknis Ukuran keamanan sistem dalam menghadapi akses yang tidak terotorisasi terhadap data dan fasilitas Eksploitasi ekonomis terhadap fasilitas platform teknis Pemenuhan dari kebutuhan Pemenuhan ketepatan yang dibutuhkan untuk melaksa nakan fungsi Biaya untuk menemukan dan memperbaiki kerusakan Biaya untuk memastikan bahwa sistem yang dibentuk dapat melaksanakan fungsi yang diinginkan Biaya untuk mengubah sistem yang dibentuk Usaha yang diperlukan untuk mendapatkan pemahaman terhadap sistem Kemungkinan untuk menggunakan bagian sistem pada sistem lain yang berhubungan Biaya untuk memindahkan sistem ke paltform teknis yang berbeda Biaya untuk menggabungkan sistem ke sistem yang lain Tabel 2.5 Kriteria-kriteria umum 2. Menyeimbangkan beberapa kriteria Konflik sering terjadi antar kriteria, oleh sebab itu untuk menentukan kriteria mana yang akan diutamakan dan bagaimana cara untuk menyeimbangkannya dengan

30 36 kriteria-kriteria yang lain bergantung pada situasi sistem tertentu. 3. Usable, flexible, dan comprehensible Kriteria-kriteria ini bersifat universal dan digunakan pada hampir setiap proyek pengembangan sistem Component Architecture Mengacu pada Mathiassen et al. (2000) arsitektur komponen adalah sebuah struktur sistem yang terdiri dari komponen-komponen yang saling berhubungan. Komponen merupakan kumpulan dari bagian-bagian program yang membentuk suatu kesatuan dan memiliki fungsi yang jelas. Sebuah arsitektur komponen yang baik membuat sistem menjadi mudah untuk dipahami, mengorganisasikan pekerjaan desain, menggambarkan stabilitas dari konteks sistem dan mengubah tugas desain menjadi beberapa tugas yang lebih tidak kompleks. Beberapa pola umum dalam desain komponen arsitektur: a. Arsitektur layered Merupakan bentuk yang paling umum dalam software. Contoh dari pola ini adalah model OSI yang sudah menjadi ISO untuk model jaringan. Sebuah arsitektur layered terdiri dari beberapa komponen yang dibentuk menjadi lapisan-lapisan dimana lapisan yang berada di atas bergantung ke pada lapisan yang ada di bawahnya.

31 37 Perubahan yang terjadi pada suatu lapisan akan mempengaruhi lapisan di atasnya. b. Arsitektur generic Pola ini digunakan untuk merinci sistem dasar yang terdiri dari antar muka, function, dan komponen-komponen model. Dimana komponen model terletak pada lapisan yang paling bawah, di ikuti dengan function sistem dan komponen interface diatasnya. c. Arsitektur client-server Pola ini awalnya dikembangkan untuk mengatasi masalah distribusi sistem di antara beberapa prosesor yang tersebar secara geografis. Komponen pada arsitektur ini adalah sebuah server dan beberapa client. Tanggung jawab daripada server adalah untuk menyediakan database dan resource yang dapat disebarkan kepada client melalui jaringan. Sementara client memiliki tanggung jawab untuk menyediakan antarmuka lokal untuk setiap penggunanya. Berikut adalah beberapa jenis distribusi dalam arsitektur client-server dimana U adalah user interface, F adalah function, M adalah model.

32 38 Client Server Architecture U U+F+M Distributed presentation U F+M Local presentation U+F F+M Distributed functionality U+F M Centralized data U+F+M M Distributed data Tabel 2.6 Client-server architecture Process Architecture Mengacu pada Mathiassen et al. (2000) arsitektur proses adalah struktur dari eksekusi sistem yang terdiri dari prosesproses yang saling tergantung. Untuk mengeksekusi atau menjalankan sebuah sistem dibutuhkan processor. Sedangkan external device adalah processor khusus yang tidak dapat menjalankan program. Arsitektur proses harus dapat memastikan bahwa sistem dapat dijalankan secara memuaskan dengan menggunakan processor yang telah tersedia. Objek-objek yang terlibat dalam sistem berorientasi objek yang berjalan dapat dibagi menjadi dua yaitu: Active objek yang telah diberikan sebuah proses dan aktif selama sistem dijalankan; dan komponen program, sebuah modul fisik dari kode program yang pasif selama eksekusi sistem kecuali pada saat dipanggil sebagai bagian dari eksekusi proses sampai eksekusi proses tersebut selesai dijalankan. Kegiatan arsitektur proses bermula dari komponen logik yang dihasilkan oleh kegiatan komponen dan bertujuan untuk menentukan struktur fisik dari sebuah sistem dengan: mendistribusikan komponen-komponen program ke prosesor yang

33 39 akan digunakan untuk eksekusi sistem, mengkoordinasi pembagian sumber daya dengan active objek dan menghasilkan arsitektur yang tidak memiliki hambatan Component Design Tujuan dari kegiatan desain komponen ini adalah untuk menentukan implementasi kebutuhan dalam kerangka arsitektural. Kegiatan desain komponen bermula dari spesifikasi arsitektural dan kebutuhan sistem, sedangkan hasil dari kegiatan ini adalah spesifikasi dari komponen yang saling berhubungan. Berikut adalah beberapa kegiatan dari desain komponen: Kegiatan Context Konsep Model Component Bagaimana suatu model digambarkan Model component sebagai kelas dalam sebuah sistem and attribute Function Component Bagaimana suatu function diimplementasikan. Function Component Connecting Component Bagaimana komponen-komponen dihubungkan. Tabel 2.7 Kegiatan perancangan komponen Model Component & Operation Component and connection Mengacu pada Mathiassen et al. (2000) model analisis problem domain menggambarkan kebutuhan sistem. Kebutuhan sistem kemudian diimplementasikan dalam komponen model. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa komponen model adalah bagian dari sistem yang mengimplementasikan model problem domain. Tujuan dari komponen model adalah untuk mengirimkan data sekarang dan historik ke function, interface dan

34 40 pengguna dan sistem yang lain. Konsep utama dalam desain komponen model adalah struktur. Hasil dari kegiatan komponen model adalah revisi dari class diagram dari kegiatan analisis. Kegiatan revisi biasanya terdiri dari kegiatan menambahkan kelas, atribut dan struktur baru yang mewakili event Function Component Mengacu pada Mathiassen et al. (2000) komponen function adalah bagian dari sistem yang mengimplementasikan kebutuhan fungsional. Tujuan dari komponen function adalah untuk memberikan akses bagi user interface dan komponen sistem lainnya ke model, oleh karena itu komponen function adalah penghubung antara model dan usage. Function didesain dan diimplementasikan dengan menggunakan operasi dari kelas sistem. Operasi adalah proses yang dispesifikasikan dalam sebuah kelas dan dijalankan melalui objek dari kelas tersebut. Hasil utama dari kegiatan ini adalah class diagram untuk komponen function dan perpanjangan dari class diagram komponen model. Berikut adalah sub kegiatan dalam perancangan komponen function adalah: Sub kegiatan ini menghasilkan kumpulan operasi yang dapat mengimplemenatiskan fungsi sistem seperti yang ditentukan dalam analisis problem domain dan function list.

35 41 1. Merancang function sebagai operation. 2. Menelusuri pola yang dapat membantu dalam implementasi function sebagai operation. 3. Spesifikasikan operasi yang kompleks Connecting Component Mengacu pada Mathiassen et al. (2000) Connecting Component untuk menggambarkan adanya hubungan antara komponen untuk menciptakan suatu rancangan yang fleksibel dan komprehensif serta mudah untuk dipahami. Fleksibel dan komprehensif adalah ukuran yang abstrak, sehingga harus dibuat suatu ukuran yang akan menghasilkan design criteria menjadi tidak abstrak. Ukurannya yaitu cohesion dan coupling. 1. Coupling, yaitu sebuah ukuran untuk mengetahui seberapa dekatnya hubungan antara dua class atau component. 2. Cohesion, yaitu sebuah ukuran untuk mengetahui seberapa baiknya hubungan antara sebuah class atau component yang digabungkan. Adanya tiga bentuk dari connection, yakni : 1. Aggregating kelas komponen lainnya 2. Specializing kelas komponen public lainnya. 3. Memanggil operation public dalam objek komponen yang lain.

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut Whitten, Bentley dan Dittmann (2004,p.12) sistem informasi adalah

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut Whitten, Bentley dan Dittmann (2004,p.12) sistem informasi adalah BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistem Informasi Menurut Whitten, Bentley dan Dittmann (2004,p.12) sistem informasi adalah sebuah susunan dari orang, data, proses data, dan teknologi informasi yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Informasi Akuntansi. mengubah data keuangan dan data lainnya menjadi informasi. Informasi ini kemudian

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Informasi Akuntansi. mengubah data keuangan dan data lainnya menjadi informasi. Informasi ini kemudian BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Menurut Gelinas et al. (2005, p.15), Sistem Informasi Akuntansi adalah subsistem dari sistem informasi yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut Bodnar dan Hopwood (2004), sistem informasi adalah the use of

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut Bodnar dan Hopwood (2004), sistem informasi adalah the use of BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistem Informasi Menurut Bodnar dan Hopwood (2004), sistem informasi adalah the use of computer technology in an organization to provide information to users. A computer

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. ke dalam informasi akuntansi, dengan tujuan untuk memuaskan kebutuhan

BAB 2 LANDASAN TEORI. ke dalam informasi akuntansi, dengan tujuan untuk memuaskan kebutuhan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Menurut Wilkinson et al. (2000, p7) Sistem Informasi Akuntansi adalah kesatuan struktur dalam sebuah entitas, seperti perusahaan, yang mempekerjakan

Lebih terperinci

APLIKASI SIKLUS PENDAPATAN: PENJUALAN DAN PENERIMAAN TUNAI KONSEP SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

APLIKASI SIKLUS PENDAPATAN: PENJUALAN DAN PENERIMAAN TUNAI KONSEP SISTEM INFORMASI AKUNTANSI APLIKASI SIKLUS PENDAPATAN: PENJUALAN DAN PENERIMAAN TUNAI KONSEP SISTEM INFORMASI AKUNTANSI Ikhtisar Bab ini menyajikan manajemen proses bisnis pesanan pelanggan dan manajemen pelanggan. Sasaran Belajar

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. bersatu untuk mencapai tujuan yang sama.

BAB 2 LANDASAN TEORI. bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. bersatu untuk mencapai tujuan yang sama. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Mulyadi (2001, p2) Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang berhubungan erat antara satu dengan yang lainnya, yang berfungsi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. dari orang-orang, perangkat keras, perangkat lunak, jaringan komunkasi dan sumber

BAB 2 LANDASAN TEORI. dari orang-orang, perangkat keras, perangkat lunak, jaringan komunkasi dan sumber BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi O Brien (2003, h.7) menyatakan, Sistem Informasi dapat mengelola kombinasi dari orang-orang, perangkat keras, perangkat lunak, jaringan komunkasi dan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1. Sistem Informasi Menurut Bodnar dan Hopwood yang diterjemahkan oleh Jusuf dan Tambunan (2000, p4), sistem informasi adalah penggunaan teknologi komputer dalam

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Menurut Romney dan Steinbart (2006, p4), Sistem merupakan suatu kumpulan dari dua atau lebih komponen yang saling berkaitan dan berinteraksi untuk mencapai suatu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Definisi Sistem, Informasi, dan Sistem Informasi

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Definisi Sistem, Informasi, dan Sistem Informasi 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Sistem, Informasi, dan Sistem Informasi Dalam melakukan analisis sistem informasi untuk pembuatan sistem penjualan yang menjadi topik skripsi ini, dibutuhkan pemahaman

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007 / 2008 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMBELIAN PADA NOTEBOOK88

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN P.D. SINAR MULIA. Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi Penjualan P.D. Sinar Mulia mendukung

BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN P.D. SINAR MULIA. Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi Penjualan P.D. Sinar Mulia mendukung BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN P.D. SINAR MULIA 4.1. The Task 4.1.1. Purpose Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi Penjualan P.D. Sinar Mulia mendukung kegiatan dari setiap pengguna

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. lebih komponen-komponen atau subsistem-subsistem yang saling berkaitan untuk

BAB 2 LANDASAN TEORI. lebih komponen-komponen atau subsistem-subsistem yang saling berkaitan untuk BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Menurut Hall (2008, p4), sistem didefinisikan sebagai sekelompok dua atau lebih komponen-komponen atau subsistem-subsistem yang saling berkaitan untuk mencapai

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Studi Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Studi Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Studi Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN PADA PT KEBAYORAN

Lebih terperinci

LAMPIRAN A KERANGKA DOKUMEN ANALISIS

LAMPIRAN A KERANGKA DOKUMEN ANALISIS 195 LAMPIRAN A KERANGKA DOKUMEN ANALISIS 1. The Task. Penjelasan ringkas dari latar belakang dan hubungan dokumen. 1.1 Purpose. Maksud keseluruhan dari proyek pengembangan sistem. 1.2 System Definition.

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI. Sistem yang dirancang bertujuan untuk mendukung persediaan bahan yang

BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI. Sistem yang dirancang bertujuan untuk mendukung persediaan bahan yang 127 BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI 4.1 The Task 4.1.1 Purpose Sistem yang dirancang bertujuan untuk mendukung persediaan bahan yang dimulai dari pendataan bahan yang baru, bahan masuk yang dimulai

Lebih terperinci

BAB 4. PT. Siaga Ratindotama

BAB 4. PT. Siaga Ratindotama BAB 4 Perancangan Sistem Informasi Akuntansi Pembelian bahan baku PT. Siaga Ratindotama 4.1 Analysis Document 4.1.1 The Task 4.1.1.1 Purpose Pengembangan sistem informasi akuntansi pembelian bahan baku

Lebih terperinci

Chapter 14 Audit terhadap Siklus Penjualan dan Penagihan Piutang

Chapter 14 Audit terhadap Siklus Penjualan dan Penagihan Piutang Chapter 14 Audit terhadap Siklus dan Penagihan Piutang Statement Presentation Outline I. Account dan Dokumen dalam Siklus dan Penagihan II. Pemisahan Fungsi III. Tujuan Audit untuk Transaksi IV. Tujuan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Studi Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Genap 2007/2008

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Studi Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Genap 2007/2008 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Studi Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Genap 2007/2008 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN DAN PIUTANG

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI APLIKASI PENJUALAN JASA DAN

Lebih terperinci

PERKIRAAN PENGHUBUNG (ACCOUNT INTERFACE)

PERKIRAAN PENGHUBUNG (ACCOUNT INTERFACE) Materi 2 PERKIRAAN PENGHUBUNG (ACCOUNT INTERFACE) Account Interface adalah perkiraan yang menghubungkan modul luar (Receivable Ledger, Payable Ledger, Cash Management, Purchasing, Billing, Inventory Control)

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN USULAN SISTEM PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS PT BINTANG TOEDJOE. 4.1 Prosedur Penjualan dan Penerimaan Kas Usulan

BAB 4 PERANCANGAN USULAN SISTEM PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS PT BINTANG TOEDJOE. 4.1 Prosedur Penjualan dan Penerimaan Kas Usulan 83 BAB 4 PERANCANGAN USULAN SISTEM PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS PT BINTANG TOEDJOE 4. Prosedur Penjualan dan Penerimaan Kas Usulan Sistem penjualan dan penerimaan kas PT Bintang Toedjoe dimulai dengan

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI REVENUE CYCLE DAN INVENTORY PADA PT XYZ

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI REVENUE CYCLE DAN INVENTORY PADA PT XYZ PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI REVENUE CYCLE DAN INVENTORY PADA PT XYZ Arta M. Sundjaja; Yudhi Kristianto Jurusan Komputerisasi Akuntansi, Fakultas Ilmu Komputer, Bina Nusantara University Jln.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. kumpulan sumber daya seperti manusia dan peralatan yang diatur untuk mengubah data

BAB 2 LANDASAN TEORI. kumpulan sumber daya seperti manusia dan peralatan yang diatur untuk mengubah data BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Menurut Bodnar dan Hopwood (2001,p1), sistem informasi akuntansi adalah kumpulan sumber daya seperti manusia

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi SI telah menjadi komponen yang sangat penting bagi keberhasilan bisnis dan organisasi. Menurut Hall (2008, p7), SI adalah sebuah rangkaian prosedur

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Informasi Akuntansi. bagi para pengambil keputusan. (p.6).

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Informasi Akuntansi. bagi para pengambil keputusan. (p.6). BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Menurut Romney and Steinbart (2006) dapat disimpulkan bahwa, Sistem informasi akuntansi adalah suatu sistem

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Informasi Akuntansi. Menurut Wilkinson et al. (2000,p7), Sistem Informasi Akuntansi

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Informasi Akuntansi. Menurut Wilkinson et al. (2000,p7), Sistem Informasi Akuntansi BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem infomasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Menurut Wilkinson et al. (2000,p7), Sistem Informasi Akuntansi adalah kesatuan struktur dalam sebuah entitas,

Lebih terperinci

Gambar Window Transaksi Pengeluaran Barang Gudang

Gambar Window Transaksi Pengeluaran Barang Gudang Gambar Window Transaksi Pengeluaran Barang Gudang L8 Gambar Window Laporan Fisik Persediaan L9 Gambar Window Laporan Status Persediaan L10 Gambar Window Laporan Management by Exception L11 L12 Descriptions

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN SISTEM

BAB 4 PERANCANGAN SISTEM BAB 4 PERANCANGAN SISTEM 4.1 Analysis Document 4.1.1 The Task 4.1.1.1 Purpose Pengembangan sistem informasi akuntansi pembelian dan utang usaha untuk PT. Fajar Surya Utama dilakukan dengan tujuan untuk

Lebih terperinci

SIKLUS PENDAPATAN. By: Mr. Haloho

SIKLUS PENDAPATAN. By: Mr. Haloho SIKLUS PENDAPATAN By: Mr. Haloho Sifat Siklus Pendapatan Siklus pendapatan terdiri dari aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan pertukaran barang dan jasa dengan pelanggan dan penagihan pendapatan dalam

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. komponen yang saling berinteraksi yang mengumpulkan, memanipulasi, menyimpan,

BAB 2 LANDASAN TEORI. komponen yang saling berinteraksi yang mengumpulkan, memanipulasi, menyimpan, BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistem Informasi Menurut Stair dan Reynolds (2006, p4), sistem informasi adalah sekumpulan komponen yang saling berinteraksi yang mengumpulkan, memanipulasi, menyimpan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. terpadu untuk mengembangkan rencana rencana strategis yang diarahkan pada

BAB II LANDASAN TEORI. terpadu untuk mengembangkan rencana rencana strategis yang diarahkan pada BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Penjualan Menurut Ridwan Iskandar Sudayat, penjualan adalah suatu usaha yang terpadu untuk mengembangkan rencana rencana strategis yang diarahkan pada usaha pemuasan kebutuhan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Studi Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2006/2007 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT DAN

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mutu Dalam ISO 9000:2005, kualitas didefinisikan sebagai kumpulan dari karakteristik suatu produk yang menunjang kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang ditetapkan.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. sumber daya data yang mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi

BAB 2 LANDASAN TEORI. sumber daya data yang mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Menurut O Brien (2006, p5), Sistem Informasi dapat merupakan kombinasi teratur apa pun dari orang-orang, hardware,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi 1. Pengertian Sistem Dalam perusahaan suatu sistem dirancang untuk membantu kelancaran aktivitas kegiatan operasional perusahaan. Terdapat

Lebih terperinci

Siklus Pendapatan: Penjualan dan Penagihan Kas. Pertemuan 11

Siklus Pendapatan: Penjualan dan Penagihan Kas. Pertemuan 11 Siklus Pendapatan: Penjualan dan Penagihan Kas Pertemuan 11 Aktivitas Bisnis Siklus Pendapatan Siklus pendapatan adalah rangkaian aktivitas bisnis dan kegiatan pemrosesan informasi terkait yang terus berulang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. untuk mengarahkan pada pokok bahasan yang telah dikemukakan pada bab I.

BAB II LANDASAN TEORI. untuk mengarahkan pada pokok bahasan yang telah dikemukakan pada bab I. 8 BAB II LANDASAN TEORI Dalam bab ini akan diuraikan beberapa landasan teori yang digunakan untuk mengarahkan pada pokok bahasan yang telah dikemukakan pada bab I. 2.1 Pengertian Sistem Sistem adalah sekelompok

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Ganda Sistem informasi - Akuntansi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2006/2007 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI Materi 1. Era Informasi 2. Strategi dan Peluang Yang Kompetitif 3. Database dan Database Warehouse 4. Desain Database 5. Sistem Pendukung Keputusan dan Sistem Cerdas 6. E-Commerce SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

Lebih terperinci

TINJAUAN MENYELURUH PROSES BISNIS

TINJAUAN MENYELURUH PROSES BISNIS TINJAUAN MENYELURUH PROSES BISNIS 1/total Outline KEGIATAN BISNIS DAN KEBUTUHAN INFORMASI PEMROSESAN TRANSAKSI : DOKUMEN DAN PROSEDUR MENYEDIAKAN INFORMASI UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN PERTIMBANGAN-PERTIMBANGAN

Lebih terperinci

SIKLUS PENDAPATAN: PENJUALAN DAN PENAGIHAN KAS

SIKLUS PENDAPATAN: PENJUALAN DAN PENAGIHAN KAS SIKLUS PENDAPATAN: PENJUALAN DAN PENAGIHAN KAS N. Tri Suswanto Saptadi 5/17/2016 nts/sia 1 Aktivitas Bisnis Siklus Pendapatan Siklus pendapatan adalah rangkaian aktivitas bisnis dan kegiatan pemrosesan

Lebih terperinci

Chapter 4 Siklus Pendapatan. By Muhammad Luthfi, S.E.M.Si.

Chapter 4 Siklus Pendapatan. By Muhammad Luthfi, S.E.M.Si. Chapter 4 Siklus Pendapatan By Muhammad Luthfi, S.E.M.Si. Bahan yang akan dipelajari. Tinjauan Umum Kegiatan Arus Pendapatan Prosedur Manual Rangkaian Akitivitas Retur Penjualan Sistem Penerimaan Tunai/Kas

Lebih terperinci

Gambar 4.50 Form Bahan Baku Keluar

Gambar 4.50 Form Bahan Baku Keluar 261 Gambar 4.50 Form Bahan Baku Keluar e) Form Historis BB Bulanan Form ini merupakan form yang menampilkan data bahan baku keluar, tetapi data akan dikelompokkan dalam kurun waktu bulanan. Sehingga dari

Lebih terperinci

PENGANTAR PEMROSESAN TRANSAKSI KONSEP SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

PENGANTAR PEMROSESAN TRANSAKSI KONSEP SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENGANTAR PEMROSESAN TRANSAKSI KONSEP SISTEM INFORMASI AKUNTANSI Overview Istilah pemrosesan transaksi mewakili berbagai aktivitas yang umumnya dilakukan oleh organisasi untuk mendukung operasional sehari-harinya.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. menrima input dan menghasilkan output dalam suatu organisasi. untuk mencapai tujuan tertentu.

BAB 2 LANDASAN TEORI. menrima input dan menghasilkan output dalam suatu organisasi. untuk mencapai tujuan tertentu. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem Secara umum, sistem mempunyai definisi yang sama. Pendapat dari O Brien (2005, p8), sistem adalah sekumpulan dari komponen yang saling berhubungan

Lebih terperinci

Kelebihan Architecture layered: memecahkan layer menjadi bagian yang lebih kecil

Kelebihan Architecture layered: memecahkan layer menjadi bagian yang lebih kecil Kisi- kisi BINUS 2011 1. Jelaskan apa yg anda ketahui tentang Good Design? Desain yang baik memiliki sedikit kelemahan utama Sebuah desain yang baik bertujuan untuk mecapai properti yang bagus dan pada

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Studi Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Studi Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Studi Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN IKLAN DAN

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi Menurut Bodnar dan Hopwood (2004) sistem informasi adalah the use of computer technology in an organization to provide information to users. (p.3).

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Pemecahan Masalah Gambar 3.1 Diagram Alir Metode Penelitian 88 A B Analisis Sistem Berjalan Membuat Rich Picture dari sistem yang sedang berjalan Perancangan database

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Evaluasi Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit dan Penerimaan Kas

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Evaluasi Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit dan Penerimaan Kas BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Evaluasi Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit dan Penerimaan Kas Sebagai perusahaan distributor umum yang sedang berkembang, PT Altama Surya Arsa melakukan upaya untuk peningkatan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Sistem Informasi Program Studi Komputerisasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2004/2005 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PT. MASTER WOVENINDO

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Sistem menurut Krismiaji (2010, p1) merupakan rangkaian komponen yang dikoordinasikan untuk mencapai serangkaian tujuan, yang memiliki karakteristik meliputi; komponen,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 78 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah produk unit karoseri yang pernah diproduksi oleh PT. Karyatugas Paramitra dari bulan Januari sampai

Lebih terperinci

PERTEMUAN 11 : SIKLUS TRANSAKSI BISNIS : SIKLUS PENDAPATAN DAN PENGELUARAN

PERTEMUAN 11 : SIKLUS TRANSAKSI BISNIS : SIKLUS PENDAPATAN DAN PENGELUARAN PERTEMUAN 11 : SIKLUS TRANSAKSI BISNIS : SIKLUS PENDAPATAN DAN PENGELUARAN A. TUJUAN PEMBELAJARAN Pada pertemuan ini akan dijelaskan mengenai Pengembangan sistem informasi akuntansi. Anda harus mampu:

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori

Bab 2. Landasan Teori Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Menurut George H. Bodnar (2000, p6), sistem informasi akuntansi adalah sistem berbasis komputer yang dirancang untuk mengubah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi Menurut Whitten, et al. ( 2001, p8 ) sistem informasi adalah susunan dari orang orang, data, proses proses, tampilan informasi, dan teknologi informasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Akuntansi BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam suatu perusahaan, sistem akuntansi memegang peranan penting dalam mengatur arus pengelolaan data akuntansi untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Jenis-jenis Sistem Informasi Menurut Bodnar dan Hopwood (2004, p4), sistem informasi terdiri dari beberapa jenis, sebagai berikut : 1. Sistem Pengolahan

Lebih terperinci

BAB 4 DOKUMENTASI DESIGN. penjualan dan piutang usaha PT. Stora Adiswara. Dengan cara mempermudah

BAB 4 DOKUMENTASI DESIGN. penjualan dan piutang usaha PT. Stora Adiswara. Dengan cara mempermudah BAB 4 DOKUMENTASI DESIGN 4.1 The Task 4.1.1 Purpose Sistem dibuat dengan tujuan untuk mempermudah pekerjaan administrasi penjualan dan piutang usaha PT. Stora Adiswara. Dengan cara mempermudah pencatatan

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT, PIUTANG DAN PENERIMAAN KAS PADA PT PANCA KEMAS KRIDA MANUNGGAL

BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT, PIUTANG DAN PENERIMAAN KAS PADA PT PANCA KEMAS KRIDA MANUNGGAL 108 BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT, PIUTANG DAN PENERIMAAN KAS PADA PT PANCA KEMAS KRIDA MANUNGGAL 4.1 Analysis Document 4.1.1 The Task Perancangan sistem informasi akuntansi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini sistem informasi sangat dibutuhkan oleh perusahaan untuk membantu

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini sistem informasi sangat dibutuhkan oleh perusahaan untuk membantu 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini sistem informasi sangat dibutuhkan oleh perusahaan untuk membantu kegiatan operasionalnya dan membantu perusahaan dalam mengambil sebuah keputusan atas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sistem Akuntansi 1. Pengertian Sistem Akuntansi Pendekatan sistem memberikan banyak manfaat dalam memahami lingkungan kita. Pendekatan sistem berusaha menjelaskan sesuatu dipandang

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Model Perumusan Masalah Metodologi penelitian penting dilakukan untuk menentukan pola pikir dalam mengindentifikasi masalah dan melakukan pemecahannya. Untuk melakukan pemecahan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. interrelated components that interact to achieve a goal

BAB 2 LANDASAN TEORI. interrelated components that interact to achieve a goal BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Menurut Hall (2001,p.5), sistem adalah sekelompok dua atau lebih komponen yang saling berkaitan atau subsistem subsistem yang bersatu untuk mencapai tujuan yang

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG PADA PT. BUANA PENTA PRIMA

BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG PADA PT. BUANA PENTA PRIMA BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG PADA PT. BUANA PENTA PRIMA 4.1 Application Domain 4.1.1 Usage 4.1.1.1 Overview Dalam sistem informasi akuntansi penjualan kredit

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Informasi. diorganisasikan untuk mengumpulkan, memasukkan, mengolah dan

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Informasi. diorganisasikan untuk mengumpulkan, memasukkan, mengolah dan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistem Informasi Menurut O`Brein, James A (2003) sistem informasi adalah any organized combination of people, hardware, software, communications networks, and data

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Studi Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Studi Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Studi Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMBELIAN DAN UTANG

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERSEDIAAN. Persediaan yang baru ditampilkan pada gambar 4.1.

BAB 4 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERSEDIAAN. Persediaan yang baru ditampilkan pada gambar 4.1. 74 BAB 4 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERSEDIAAN 4.1. Analysis 4.1.1. Rich Picture Rich Picture yang menggambarkan proses Sistem Informasi Manejemen Persediaan yang baru ditampilkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi yang terus berkembang saat ini mempermudah setiap orang untuk saling berkomunikasi dan bertukar informasi tanpa dibatasi oleh waktu,

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENJUALAN, PENAGIHAN PIUTANG, DAN PENERIMAAN KAS PT RACKINDO SETARA PERKASA

BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENJUALAN, PENAGIHAN PIUTANG, DAN PENERIMAAN KAS PT RACKINDO SETARA PERKASA BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENJUALAN, PENAGIHAN PIUTANG, DAN PENERIMAAN KAS PT RACKINDO SETARA PERKASA 4.1 Struktur Organisasi Baru Usulan Struktur organisasi baru dengan sedikit

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Puji dan syukur kepada Yesus Kristus Tuhan yang telah menyertai dan

KATA PENGANTAR. Puji dan syukur kepada Yesus Kristus Tuhan yang telah menyertai dan KATA PENGANTAR Puji dan syukur kepada Yesus Kristus Tuhan yang telah menyertai dan membimbing saya dalam menyusun dan menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktu yang ditentukan. Penulisan skripsi ini disusun

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENDAPATAN DAN PERSEDIAAN PADA PD. PASADENA SKRIPSI. Oleh Imam Ashyri

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENDAPATAN DAN PERSEDIAAN PADA PD. PASADENA SKRIPSI. Oleh Imam Ashyri ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENDAPATAN DAN PERSEDIAAN PADA PD. PASADENA SKRIPSI Oleh Imam Ashyri 1000889142 PROGRAM GANDA SISTEM INFORMASI DAN AKUNTANSI UNIVERSITAS BINA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian, prinsip dan fungsi Sistem Informasi Akuntansi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian, prinsip dan fungsi Sistem Informasi Akuntansi BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian, prinsip dan fungsi Sistem Informasi Akuntansi Untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai pengertian sistem informasi akuntansi perlu diketahui defenisi sistem

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Menurut Wilkinson, et al. (2000, p7), Sistem Informasi Akuntansi adalah suatu struktur yang menyatukan banyak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Pengertian Sistem, Informasi, dan Data

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Pengertian Sistem, Informasi, dan Data 4 BAB II LANDASAN TEORI A. Sistem Informasi Akuntansi 1. Pengertian Sistem, Informasi, dan Data Akuntan, dan pakar ekonomi telah mengembangkan konsep dan istilah sistem, informasi dan data menurut pendapat

Lebih terperinci

Tiga fungsi dasar yang dilaksanakan oleh Sistem Informasi Akuntansi (SIA).

Tiga fungsi dasar yang dilaksanakan oleh Sistem Informasi Akuntansi (SIA). Tiga fungsi dasar yang dilaksanakan oleh Sistem Informasi Akuntansi (SIA). 1. Mengumpulkan dan menyimpan data mengenai kegiatan bisnis organisasi secara efisien dan efektif. Menangkap data transaksi pada

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem informasi Akuntansi 2.1.1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Sebelum mengulas SIA (Sistem Informasi Akuntasi) kita harus mengtahui apa itu sistem. Sistem informasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan Teknologi Informasi (TI) sekarang ini memberi pengaruh yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan Teknologi Informasi (TI) sekarang ini memberi pengaruh yang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan Teknologi Informasi (TI) sekarang ini memberi pengaruh yang sangat besar terhadap kehidupan masyarakat. Mulai dari pengaruh terhadap aktivitas sehari-hari

Lebih terperinci

AKTIVITAS BISNIS SIKLUS PENDAPATAN

AKTIVITAS BISNIS SIKLUS PENDAPATAN AKTIVITAS BISNIS SIKLUS PENDAPATAN Siklus adalah rangkaian dua komponen atau lebih yang saling berhubungan dan berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan.siklus pendapatan (revenue cycle) adalah rangkaian

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Suatu sistem informasi akuntansi sering disebut juga sebagai sistem informasi adalah suatu kombinasi dari personalia, catatan-catatan, dan prosedur yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Dalam penyusunan penelitian ini, penulis mengacu pada berbagai literatur yaitu

BAB 2 LANDASAN TEORI. Dalam penyusunan penelitian ini, penulis mengacu pada berbagai literatur yaitu BAB 2 LANDASAN TEORI Dalam penyusunan penelitian ini, penulis mengacu pada berbagai literatur yaitu buku-buku, jurnal, dan sebagainya. Berikut ini dijabarkan teori yang mendasari penelitian. 2.1.Pengertian

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Menurut Wilkinson et al. (2000, p7) Sistem Informasi Akuntansi adalah kesatuan struktur dalam sebuah entitas, seperti perusahaan, yang mempekerjakan

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENGGAJIAN DAN PENGUPAHAN PT. SILVA INHUTANI LAMPUNG

BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENGGAJIAN DAN PENGUPAHAN PT. SILVA INHUTANI LAMPUNG BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENGGAJIAN DAN PENGUPAHAN PT. SILVA INHUTANI LAMPUNG 4. Prosedur Sistem Usulan Sistem informasi akuntansi penggajian dan pengupahan dimulai pada saat karyawan

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PEMBELIAN, PERSEDIAAN DAN PENJUALAN TUNAI PADA PT TRISATYA MITRA ABADI

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PEMBELIAN, PERSEDIAAN DAN PENJUALAN TUNAI PADA PT TRISATYA MITRA ABADI UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Ilmu Komputer Program Studi Komputerisasi Akuntansi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap Tahun 2004 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PEMBELIAN, PERSEDIAAN

Lebih terperinci

BAB VII SIKLUS PENDAPATAN: PENJUALAN DAN PENAGIHAN KAS

BAB VII SIKLUS PENDAPATAN: PENJUALAN DAN PENAGIHAN KAS BAB VII SIKLUS PENDAPATAN: PENJUALAN DAN PENAGIHAN KAS A. Aktivitas Bisnis Siklus Pendapatan Siklus pendapatan adalah rangkaian aktivitas bisnis dan kegiatan pemrosesan informasi terkait yang terus berulang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peran teknologi informasi sangat penting dalam perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peran teknologi informasi sangat penting dalam perkembangan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran teknologi informasi sangat penting dalam perkembangan dunia bisnis. Dengan teknologi informasi, data dan informasi yang diperlukan perusahaan dapat diperoleh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Sehubungan dengan perkembangan teknologi dan informasi pada era globalisasi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Sehubungan dengan perkembangan teknologi dan informasi pada era globalisasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Sehubungan dengan perkembangan teknologi dan informasi pada era globalisasi ini, semakin banyak perusahaan yang berkembang. Suatu perusahaan yang baru berdiri maupun

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. (h.2).

BAB 2 LANDASAN TEORI. bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. (h.2). BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Mulyadi (2001) mendefinisikan, Sistem adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan lainnya, yang berfungsi bersama-sama

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Ganda Akuntansi-Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Genap 2004/2005

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Ganda Akuntansi-Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Genap 2004/2005 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Ganda Akuntansi-Sistem Informasi 2004-2005 Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Genap 2004/2005 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN DAN PIUTANG

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Studi Ganda AKUNTANSI SISTEM INFORMASI Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2006/2007 SKRIPSI PROGRAM GANDA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Setiyani Purnama NIM:

Lebih terperinci

Bab 2 LANDASAN TEORI. with the common purpose of achieving an objective. Yang dapat diartikan bahwa sistem

Bab 2 LANDASAN TEORI. with the common purpose of achieving an objective. Yang dapat diartikan bahwa sistem Bab 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Menurut O Brien (2003, p8), Sistem adalah sekumpulan komponen yang saling berhubungan dan bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan umum dengan menerima masukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menyimpan data tentang kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan organisasi,

BAB 1 PENDAHULUAN. menyimpan data tentang kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan organisasi, 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Fungsi sistem informasi akuntansi adalah untuk mengumpulkan dan menyimpan data tentang kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan organisasi, memproses data tersebut

Lebih terperinci

AUDIT SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIAN: PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI

AUDIT SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIAN: PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI AUDIT SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIAN: PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI Akun dan Kelas Transaksi Dalam Siklus Penjualan Serta Penagihan Tujuan keseluruhan dari audit siklus

Lebih terperinci

Yuli Purwati, M.Kom USE CASE DIAGRAM

Yuli Purwati, M.Kom USE CASE DIAGRAM Yuli Purwati, M.Kom USE CASE DIAGRAM UML UML (Unified Modeling Language) merupakan pengganti dari metode analisis berorientasi object dan design berorientasi object (OOA&D) yang dimunculkan sekitar akhir

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menjalankan kegiatan bisnisnya, setiap pelaku bisnis pasti membutuhkan sebuah alat yang dapat mendukung kegiatan operasional bisnisnya dalam menjalankan usaha.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan berkembangnya dunia usaha yang semakin pesat, maka

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan berkembangnya dunia usaha yang semakin pesat, maka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan berkembangnya dunia usaha yang semakin pesat, maka sudah semestinya setiap organisasi perusahaan mempersiapkan sebuah sistem yang baik agar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bank merupakan salah satu sektor industri perekonomian yang memiliki persaingan yang sangat kuat. Yang mendasari kegiatan usaha bank adalah kepercayaan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bidang dalam kehidupan sudah tidak dapat lepas dari teknologi tersebut. Ini

BAB 1 PENDAHULUAN. bidang dalam kehidupan sudah tidak dapat lepas dari teknologi tersebut. Ini 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi yang semakin berkembang ini, tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan teknologi sudah semakin pesat. Hampir semua bidang dalam kehidupan sudah

Lebih terperinci