SEJARAH KETATANEGARAAN INDONESIA SHINTA HAPPY YUSTIARI, S.AP, MPA

Transkripsi

1 SEJARAH KETATANEGARAAN INDONESIA SHINTA HAPPY YUSTIARI, S.AP, MPA

2 SEJARAH KETATANEGARAAN INDONESIA SUMBER PENELITIAN SEJARAH DOKUMEN / ARSIP BENDA / PRASASTI PELAKU SEJARAH

3 SISTEM PRA KEMERDEKAAN PENJAJAHAN BELANDA PENJAJAHAN JEPANG SEJARAH KETATANEGARAAN SISTEM PASCA KEMERDEKAAN 1. UUD 1945 ( ) 2. RIS ( ) 3. UUDS 195 ( ) 4. Orde Lama ( ) 5. Orde Baru ( ) SISTEM ERA REFORMASI

4 PENJAJAHAN BELANDA PENJAJAHAN BELANDA INDONESIA = HINDIA BELANDA (BAGIAN KERAJAAN BELANDA) PERATURAN PERUNDANG- UNDANGAN UUD KERAJAAN BELANDA INDISCHE STAATSREGELLING (IS)

5 PENJAJAHAN BELANDA PERATURAN PERUNDANG- UNDANGAN (MASA BERLAKUNYA IS) 1. WET 2. ALGEMENE MAATSREGELEN VAN BESTUUR (AmvB) 3. ORDONANTIE DISEBUT ALGEMENE VERORDENINGE (PERATURAN UMUM) 4. REGGERING VERORDENINGEN (RV) ADA JUGA LOCAL VERORDENINGEN ( PERATURAN LOKAL ) DIBUAT OLEH GUB, BUPATI, WEDANA, CAMAT

6 PENJAJAHAN BELANDA WET DIBENTUK OLEH BADAN PEMBENTUK UU NEGERI BELANDA YAITU : MAHKOTA DAN PARLEMEN ALGEMENE MAATSREGELEN VAN BESTUUR (AmvB) DIBENTUK OLEH MAHKOTA SENDIRI ORDONANTIE REGGERING VERORDENINGEN (RV) DIBENTUK OLEH GUBERNUR JENDRAL BERSAMA VOLKSRAAD PERATURAN YANG DIBENTUK OLEH GUB. JENDRAL

7 PENJAJAHAN BELANDA SISTEM KETATANEGARAAN HINDIA BELANDA KEKUASAAN EKSEKUTIF GUBERNUR JENDRAL DENGAN KEWENAGAN SANGAT LUAS & DIBANTU OLEH BADAN PENASEHAT KEKUASAAN KEHAKIMAN ADA PADA MAHKAMAH KEHAKIMAN PENGAWAS KEUANGAN DILAKUKAN OLEH ALGEMENE REKEN KAMER

8 PENJAJAHAN JEPANG KEDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA PENGUASA PENDUDUKAN MENJANJIKAN KEMERDEKAAN BPUPKI PPKI 14 AGUSTUS 1945 JEPANG MENYERAH PADA SEKUTU

9 PENJAJAHAN JEPANG PERANG DUNIA KE - II SEBAGAI PENGUASA PENDUDUKAN MENJANJIKAN KEMERDEKAAN BAGI INDONESIA SIDANG : MEI 1 JUNI 1945 (RANCANGAN DASAR NEGARA) 2. 1 JULI 17 JULI 1945 (RANCANGAN UNDANG- UNDANG DASAR) SEBELUM PPKI MELAKSANAKAN SIDANG, JEPANG MENGUMUMKAN DEKLARASI JEPANG MENYERAH KEPADA SEKUTU BPUPKI PPKI

10 PENJAJAHAN JEPANG 1. JEPANG TIDAK DIBENARKAN MENGUBAH SUSUNAN KETATANEGARAAN / HUKUM DI HINDIA BELANDA PENDUDUKAN JEPANG 2. JEPANG HANYA MENERUSKAN KEKUASAAN PEMERINTAHAN BELANDA 3. KEKUASAAN TERTINGGI ADA PADA BALA TENTARA JEPANG BUKAN PEMERINTAHAN BELANDA

11 DIBAGI MENJADI 3 WILAYAH BESAR PENJAJAHAN JEPANG DAERAH SELEBIHNYA PULAU SUMATERA PULAU JAWA

12 SISTEM PASCA KEMERDEKAAN PASCA PEMBERLAKUAN UUD 1945 ( 18 AGUSTUS 1945) IR. SOEKARNO & MOH. HATTA 3 UNSUR PROKLAMASI 1. KEDAULATAN PENUH DALAM MENGATUR/MENATA SISTEM KETATANEGARAAN SENDIRI 2. PEMINDAHAN KEKUASAAN DISELENGGARAKAN DALAM WAKTU SINGKAT 3. PEMBERITAHUAN KEPADA SELURUH RAKYAT & INTERNASIONAL

13 SISTEM PASCA KEMERDEKAAN PROKLAMASI ( NORMA PERTAMA DARI TATA HUKUM INDONESIA) 1. MENETAPKAN UUD NRI 2. PENETAPAN SOEKARNO & MOH.HATTA 3. PEMBENTUKAN DEPARTEMEN OLEH PRESIDEN 4. PENGANGKATAN ANGGOTA KNIP 5. PEMBENTUKAN PROVINSI OLEH PPKI KNIP LEGISLATIF GBHN

14 SISTEM PASCA KEMERDEKAAN NORMA TERTINGGI DALAM SUATU NEGARA STAAT FUNDAMENTAL NORM TIDAK DIBENTUK OLEH NORMA YANG LEBIH TINGGI BERSIFAT PRE-SUPPOSED/DITETAPKAN TERLEBIH DAHULU OLEH MASYARAKAT MERUPAKAN NORMA TEMPAT BERGANTUNGNYA NORMA-NORMA HUKUM DIBAWAHNYA

15 STAAT FUNDAMENTAL NORM (HANS NAWIASKY) DASAR PEMBENTUKAN KONSTITUSI / UUD TERMASUK NORMA PENGUBAHANNYA CONSTITUTION (CARL SCHMITT) KEPUTUSAN BERSAMA TENTANG & BENTUK KESATUAN POLITIK YANG DISEPAKATI OLEH BANGSA PROKLAMASI & STAAT FUNDAMENTAL NORM MERUPAKAN SATU KESATUAN YANG TIDAK TERPISAHKAN TERTUANG DALAM ALINEA IV PEMBUKAAN UUD 1945

16 REPUBLIK INDONESIA SERIKAT BELANDA MASIH TETAP INGIN MENGUASAI INDONESIA YANG MERDEKA & BERDAULAT TERJADI PERJANJIAN PERSETUJUAN LINGGARJATI 25 MARET 1947 HASIL : 1. BELANDA MENGAKUI RI BERKUASA SECARA DE FACTO ATAS JAWA, MADURA DAN SUMATERA. DI WILAYAH LAINNYA YANG BERKUASA ADALAH BELANDA 2. BELANDA&INDONESIA AKAN BEKERJASAMA MEMBENTUK REPUBLIK INDONESIA SERIKAT

17 REPUBLIK INDONESIA SERIKAT KONFERENSI MEJA BUNDAR BERUBAHNYA DARI NEGARA KESATUAN KE NEGARA SERIKAT

18 UUDS PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN TIDAK DAPAT DIGANGGU GUGAT 2. MENTERI-MENTERI BERTANGGUNGJAWAB ATAS SELURUH KEBIJAKSANAAN PEMERINTAH 3. PRESIDEN BERHAK MEMBUBARKAN DPR UNCLEARLY CHARACTERISTIC PARLIAMENT SYSTEM

19 ORDE LAMA DEKRIT PRESIDEN 5 JULY BERLAKUNYA KEMBALI UUD DIBUBARKANNYA KONSTITUANTE 3. PEMBENTUKAN MPRS DAN DPAS BANYAK TERJADI PENYIMPANGAN PEMBERONTAKAN G30SPKI

20 ORDE BARU 1. DIAWALI DENGAN SUPERSEMAR KERUSUHAN 2. ORBA BERTEKAT MENJALANKAN UUD 1945 & PANCASILA SECARA MURNI & KONSEKUEN 3. DEMOKRASI PANCASILA DIBAWAH KEPEMIMPINAN SOEHARTO (SISTEM PRESIDENSIAL) 4. PEMILU 5 TAHUN SEKALI TAPI TIDAK DEMOKRATIS 5. KUATNYA KEKUASAAN PRESIDEN DALAM MENOPANG & MENGATUR SELURUH PROSES POLITIK, TERJADI SENTRALISTIK KEKUASAAN PADA PRESIDEN 6. PEMBANGUNAN EKONOMI TERLAKSANA TAPI TIDAK BERBASIS EKONOMI KERAKYATAN 7. INDIKATOR DEMOKRASI TIDAK TERLAKSANA YAITU ROTASI KEKUASAAN EKSEKUTIF TIDAK ADA, REKRUTMEN POLITIK TERTUTUP, PEMILU JAUH DARI SEMANGAT DEMOKRASI, HAM TERBATAS, KEBEBASAN POLITIK DIBATASI, KKN MERAJALELA

21 ERA REFORMASI SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA BERDASAR UUD 1945 SETELAH DIAMANDEMEN ( ) 1. BENTUK NEGARA KESATUAN DENGAN PRINSIP OTONOMI YANG LUAS 2. BENTUK PEMERINTAHAN ADALAH REPUBLIK. 3. MPR BUKAN LEMBAGA TERTINGGI LAGI. 4. PRESIDEN ADALAH KEPALA NEGARA SEKALIGUS KEPALA PEMERINTAHAN. 5. KABINET ATAU MENTERI DIANGKAT OLEH PRESIDEN DAN BERTANGGUNG JAWAB KEPADA PRESIDEN. 6. KEKUASAAN LEGISLATIF LEBIH DOMINAN 7. PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN DIPILIH LANGSUNG OLEH RAKYAT 8. PRESIDEN TIDAK DAPAT MEMBUBARKAN DPR