BAB 1 PENDAHULUAN. Kondisi dan kecenderungan perkembangan kawasan di perkotaan khususnya
|
|
- Liani Sudjarwadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi dan kecenderungan perkembangan kawasan di perkotaan khususnya di kota Yogyakarta telah lama mendapat perhatian pemerintah, namun seringkali kegiatan penanganan yang dilakukan tidak sustainable karena adanya berbagai faktor. Tidak saja karena faktor keterbatasan sumber pendanaan akan tetapi terdapat faktor-faktor lain yang sebetulnya sangat berpengaruh terhadap kondisi kawasan perkotaan seperti animo masyarakat yang dipengaruhi oleh land tenure dan land security. Namun demikian langkah-langkah penanganan untuk perbaikan harus tetap dilakukan, salah satu upaya adalah dengan meremajakan kawasan secara berkelanjutan dengan melakukan metode dan model perencanaan yang lebih mengedepankan aspirasi masyarakat sebagai modal sosial pembangunan, diharapkan dengan pendekatan ini masyarakat akan lebih terpacu untuk "menjaga" kondisi kawasan hunian mereka menuju perbaikan yang lebih baik. Permasalahan lainnya adalah adanya tendensi percepatan pembangunan ekonomi, sehingga kawasan-kawasan yang memerlukan penanganan seperti lingkungan kumuh kurang mendapat sentuhan dari pihak swasta. Sikap tersebut ditambah dengan kurangnya kesadaran masyarakat yang menyebabkan kawasan permukiman kumuh di kawasan perkotaan cenderung untuk terus berkembang sehingga memperluas daerah yang menjadi kumuh, vitalitas kawasan yang semakin menurun, perubahan fungsi, terbatasnya pelayanan jaringan prasarana dan sarana 1
2 perkotaan, degradasi kualitas lingkungan, serta kerusakan bentuk ruang kota. Hal ini tercermin pada beberapa kawasan yang tergolong penting dan vital di kawasan perkotaan metropolitan dan pada awalnya merupakan kawasan strategis, tetapi saat ini kondisinya sangat memprihatinkan. Dibalik degradasi fisik, fungsi, peranan dan kualitas visual yang menjadi permasalahan tersendiri di Kawasan Tegalpanggung, tanpa disadari terdapat berbagai potensi yang akan memberikan banyak kontribusi dan efek positif dalam kehidupan seluruh masyarakatnya. Menanggapi hal tersebut maka Pemerintah Kota Yogyakarta melakukan penanganan kawasan dalam bentuk kegiatan Perencanaan Kawasan Peremajaan Kota di Tegalpanggung yang bertujuan untuk meningkatan vitalitas dan kualitas lingkungan dengan memaksimalkan potensi kawasan yang telah ada untuk menuju pertumbuhan dan perkembangan kawasan yang berorientasi kepada community based development dan sustainable development. Tahun 2007 Pemerintah Kota Yogyakarta melaksanakan kegiatan perencanaan penataan kawasan peremajaan kawasan Tegalpanggung dengan rencana anggaran kurang lebih 2,5 Milyar yang didapat dari pemerintah pusat melalui Kementerian Perumahan Rakyat yang bekerja sama dengan Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Kota Yogyakarta. Penataan kawasan peremajaan kawasan Tegalpanggung menggunakan dana APBN Pusat dan APBD Provinsi tahun anggaran 2007 dengan penanggung jawab kegiatan termasuk pengelolaan dan pemantauan lingkungan adalah Kepala Dinas Kimpraswil Kota Yogyakarta. 2
3 Anggaran tersebut digunakan untuk Program Pengendalian Pembangunan Kota-Kota Dan Metropolitan yang meliputi pekerjaan Pekerjaan Jalan, Pekerjaan Sumur Resapan, Pekerjaan Septictank Komunal dan Biogas, Pekerjaan Reservoir, Pekerjaan Taman Pada Open Space, Tanaman Hijau, Pekerjaan Gedung Serbaguna, DED Rusun, Sosialisasi, dan lain-lain. Kawasan yang di prioritaskan dalam pembangunannya adalah RW I, II, III. Program penataan peremajaan kawasan Tegalpanggung sudah berjalan dan sampai saat ini belum ada evaluasi terhadap program-program yang telah dilaksanakan oleh Dinas PUP-ESDM di kawasan Tegalpanggung. Pengambilan judul dan lokasi penelitian didasarkan pada DED yang sudah disepakati terhadap implementasinya yaitu pasca penataan lingkungan permukiman di kawasan Tegalpanggung yang sudah berjalan 7 (tujuh) tahun. Program penataan kawasan tersebut membutuhkan suatu penilaian (evaluasi) sebagai suatu kontrol didalam proses perencanaan, dimana suatu proses penyediaan sarana dan prasarana permukiman sosial saat ini tidak dapat merubah kondisi masyarakat, dan secara fisik perkembangan permukiman ini tidak mengalami perubahan, artinya masih merupakan dilema permasalahan yang tidak terpecahkan. 1.2 Rumusan Permasalahan Letak kawasan Tegalpanggung terhadap Kota Yogyakarta yang berada di tengah, merupakan potensi karena kedekatan dengan sumber ekonomi. Oleh karena itu, Kawasan Tegalpanggung menjadi incaran para pendatang (urbanis) untuk bermukim, sehingga lingkungan perumahan semakin padat. Kepadatan bangunan 3
4 bisa dikategorikan sangat tinggi (lebih dari 80%) dan ruang terbuka hijau sulit ditemukan. Luas area Kawasan Tegalpanggung adalah 35,06 Ha, dengan jumlah penduduk pada tahun 2013 sebanyak orang, terdiri dari penduduk laki-laki orang dan orang perempuan, (sumber data diambil dari data Kelurahan Tegal Panggung tahun 2013 dan survey lapangan tahun 2013). Program penataan kawasan Tegalpanggung yang diwujudkan dengan adanya Rencana Teknik (DED) ini di rancang untuk menjawab permasalah permukiman terdahulu, yaitu : kondisi permukiman yang memiliki kepadatan tinggi, kumuh, dan penuh sampah sehingga rawan terhadap bahaya kebakaran, tetapi kemudian yang menjadi masalah saat ini, fakta di lapangan menunjukan kondisi permukiman masih terlihat kumuh, sehingga muncul pertanyaan mengapa terjadi ketidaksesuaian antara Rencana Teknik (DED) dan penerapannya di permukiman Tegalpanggung. Salah satu sebab dari kondisi tersebut di atas ini adalah karena tidak adanya keterkaitan antara pengetahuan (knowledge) dan penerapan atau implementasi (action), artinya terdapat krisis pemahaman tentang masyarakat terhadap penerapan program atau kegiatan penataan. Kebutuhan yang essential (hal-hal yang perlu atau pokok) dari masyarakat miskin masih belum tersentuh sehingga kebijakan yang dibuat tidak mampu menterjemahkan kepentingan dan kebutuhan masyarakat. Berdasarkan latar belakang dan pembahasan sebelumnya, maka terdapat 2 permasalahan utama. 1) Pengetahuan masyarakat berhubungan dengan jumlah informasi yang diterimanya dalam suatu lingkungannya. Pengetahuan adalah melihat, mengetahui, dan mengenal suatu obyek baru. Dalam hal ini yang menjadi 4
5 obyek adalah program penataan dan peremajaan kawasan Tegalpanggung berupa pekerjaan perbaikan sarana prasarana permukiman. Perubahan kondisi lingkungan permukiman sebelum dan sesudah adanya program tersebut diharapkan dapat bermanfaat dengan adanya pengetahuan masyarakat mengenai pemanfaatan obyek dan pengelolaannya. Oleh karena itu, perlu diketahui, bagaimana pengetahuan masyarakat tentang manfaat dari program penataan dan peremajaan kawasan Tegalpanggung, sehingga tercipta lingkungan yang lebih baik lagi dari sebelum adanya program kegiatan peremajaan. 2) Evaluasi keberhasilan yang dilakukan merupakan suatu masukan (input) didalam perencanaan kedepan khususnya perencanaan permukiman sosial bagi masyarakat ekonomi kebawah. Proses pengaturan (penataan) ruang yang lebih berkesinambungan dan berdaya guna bagi masyarakat, lingkungan, dan keberadaannya didalam kawasan Tegalpanggung untuk menjadikan kawasan tersebut menjadi lebih baik. Partisipasi yang dilakukan dari dan oleh masyarakat merupakan salah satu ciri pembangunan masyarakat. Dalam partisipasi masyarakat yang dikehendaki tidak hanya pada tahap pelaksanaannya saja, akan tetapi justru pada perencanaan kegiatan dan pada pemanfaatan hasil dari program tersebut. Oleh karena itu perlu diketahui, keberhasilan program peremajaan kawasan tegalpanggung ditinjau dari persepsi masyarakat. 5
6 1.3 Keaslian Penelitian Penelitian-penelitian tentang evaluasi keberhasilan suatu program terhadap suatu kegiatan penataan kawasan permukiman kumuh telah dilakukan oleh peneliti lain, namun terdapat perbedaan maupun kesamaan tentang obyek penelitian, metode penelitian atau daerah yang diteliti. Penelitian tentang evaluasi program peremajaan kawasan Tegalpanggung di Kota Yogyakarta, belum pernah dilakukan oleh peneliti lain sebelumnya. Sehubungan dengan penelitian ini terdapat beberapa penelitian yang memiliki persamaan maupun perbedaan dengan penelitian yang akan penulis lakukan. Penelitian tentang Evaluasi Rencana Teknik Ruang Kawasan pernah dilakukan oleh Tari Budayanti Usop, dimana peneliti pada tahun 2003 menyoroti masyarakat dengan pendekatan yang berorientasi pada masyarakat low income (Tabel 1.1). Penelitian ini hampir sama dengan penelitian yang akan dilakukan penulis terutama pada obyek yang akan diteliti yaitu berupa program yang dilaksanakan pemerintah dalam penataan kembali kawasan. Peneliti sebelumnya mengevaluasi program setelah berjalan 4-5 tahun pasca penataan kembali, sedangkan penelitian yang akan dilakukan oleh penulis sudah berjalan selama 7 (tujuh) tahun pasca penataan. Persepsi Masyarakat Terhadap Rencana Perbaikan Permukiman Kumuh di Petukangan Utara Jakarta Selatan pernah dilakukan oleh Arya Pandyajati. A pada tahun Kesamaan dengan penelitian yang akan dilakukan ini adalah dalam menganalisa persepsi masyarakat dan terdapat aspek pengelolaan lingkungan didalamnya serta metode yang digunakan adalah survey dengan sifat deskriptif 6
7 analitis. Objek penelitian ini adalah masyarakat yang mendapatkan bantuan program perbaikan permukiman. Implementasi Program Penataan Kawasan di Sungai Jingah Kota Banjarmasin yang dilakukan oleh Yunita Ramadhany pada tahun 2012, memiliki kesamaan dengan penelitian yang penulis kaji terutama dalam hal pemilihan lokasi, yaitu sama-sama memilih lokasi permukiman kumuh yang berada di pinggiran sungai, dengan karakteristik masyarakat yang tidak jauh berbeda. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Ovie Atika di tahun 2013 juga melakukan penelitian dengan tema peremajaan pada permukiman kumuh dengan pendekatan CBD dibantaran Sungai Cisadane kawasan Panarangan Kota Bogor. Penelitian ini dengan judul Evaluasi Penataan Kawasan Permukiman Kumuh studi kasus program peremajaan kawasan Tegalpanggung di Kota Yogyakarta, menunjukkan beberapa persamaan maupun perbedaan dengan penelitian lainyang pernah diteliti sehingga keaslian pada penelitian ini dapat dilihat. Tabel 1.1. Perbandingan dengan Penelitian yang Pernah Dilakukan Sebelumnya Peneliti, Tahun Judul Tujuan Metode Hasil TARI BUDAYANTI USOP Tahun 2003 Analisis SWOT Evaluasi Rencana Teknik Ruang Kawasan Khusus Permukiman Flamboyan Bawah Danau Seha Kota Palangka Raya Mengevalusi Rencana Teknik Ruang Kawasan Khusus Permukiman Flamboyan Bawah Danau Seha kota Palangka Raya. Berdasarkan hasil identifikasi permukiman Flamboyant Bawah pasca hunian dengan mengacu pada RTRKK, kondisi penataan permukiman masih menunjukan permasalahan mendasar yang terulang lagi. Serta kondisi masyarakat masih tidak mengalami 7
8 Peneliti, Tahun Judul Tujuan Metode Hasil perubahan dalam hal kondisi permukiman yang masih kumuh. ARYA PANDYAJATI. A Tahun 2010 Persepsi Masyarakat Terhadap Rencana Perbaikan Permukiman Kumuh di Petukangan Utara Jakarta Selatan Mengeksplorasi persepsi masyarakat terhadap rencana perbaikan permukiman kumuh di Petukangan Utara Jakarta Selatan. Penelitian deduktif dengan menggunakan metode penjajakan (exploration). Hasil yang di dapat dari penelitian tersebut adalah masih ada masyarakat yang tidak mengerti mengenai perbaikan permukiman kumuh beserta bentukbentuknya(pembangu nan rumah susun dan relokasi) yang salah satunya dipengaruhi oleh tingkat pendidikan. YUNITA RAMADHANY Tahun 2012 Implementasi Program Penataan Kawasan di Sungai Jingah Kota Banjarmasin Mengidentifikasi efektifitas dan implementasi program penataan kawasan permukiman di sungai Jingah (Kelurahan Sungai Jingah dan Sungai Mufti) Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif melalui pendekatan eksploratif dengan analisa data secara deduktif. Implementasi program berdasarkan (1) Komunikasi (2) Sumber Daya (3) Disposisi dan (4) Struktur Birokrasi Implementasi Program. Implementasi pelaksanaan program penataan kawasan permukiman di Kelurahan Sungai Jingah tidak berjalan seperti apa yang direncanakan. Tujuan pemerintah melaksanakan program ini adalah agar konsep Tridaya pembangunan dapat tercapai, namun dari segi lingkungan sosial, ekonomi tidak dapat tercapai secara maksimal. OVIE ATIKA Tahun 2013 Peremajaan permukiman kumuh dengan pendekatan CBD dibantaran Sungai Cisadane kawasan Panarangan Kota Bogor 1. Mengetahui faktorfaktor penentu kekumuhan dan tingkat kekumuhan untuk menentukan kawasan penelitian yang akan menjadi objek peremajaan kota (urban renewal) agar dapat menjadi kawasan dengan lingkungan yang tertata rapi, sarana prasarana yang memadai dan Metode pengumpulan data dengan pendekatan eksploratif dan pendekatan pembangunan berkelanjutan serta pendekatan CBD (community based development). Dan model perencanaan partisipatif (model diskusi) atau biasanya disebut dengan istilah FGD Hasil yang di dapat dari penelitian tersebut adalah adanya arahan desain dan rencana pengembangan kawasan tepian sungai yang memunculkan karakter simbiosis antara sungai dengan darat sehingga dapat meningkatkan kualitas dan fungsi sungai di Kota 8
9 Peneliti, Tahun Judul Tujuan Metode Hasil masyarakat yang sehat; 2. Mendapatkan suatu sistem peremajaan kota (urban renewal) melalui pendekatan community based development atau disingkat CBD. (focus group discussion) Analisa data dengan analisis deskriptif kualitatif (bog dan dan biklen (1982) dan Moleong (2005). Bogor. BANI PUTRI YULIANTI Tahun 2014 Evaluasi Penataan Kawasan Permukiman Kumuh (Studi Kasus : Program Peremajaan Kawasan Tegalpanggung Kota Yogyakarta) Sumber : Studi Pustaka, Menganalisa kondisi lingkungan sebelum dan pasca penataan kawasan di daerah Tegalpanggung. 2. Menganalisa keberhasilan terhadap program penataan kawasan Tegalpanggung menurut persepsi masyarakat setempat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif dengan menggunakan analisis kualitatif dan kualitatif. Program Penataan dan Peremajaan Prasarana Lingkungan di Kawasan Tegalpanggung Kota Yogyakarta dinilai cukup berhasil dalam mecapai tujuan program yang telah di tetapkan. 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini dimaksudkan untuk mengevaluasi program peremajaan dan penataan kawasan Tegalpanggung yang sudah berjalan selama tujuh tahun. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk : 1) menganalisa kondisi prasarana lingkungan (Sanitasi (MCK), Taman dan Open Space, Drainase dan SPAH, Rusunawa, Jalan Lingkungan) sebelum dan pasca penataan kawasan di daerah Tegalpanggung. 2) menganalisa keberhasilan program penataan kawasan Tegalpanggung menurut persepsi masyarakat setempat. 9
10 1.5 Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan alternatif yang dapat dilakukan untuk menyalurkan aspirasi masyarakat terhadap program peremajaan dan penataan kawasan Tegalpanggung Kota Yogyakarta, sehingga programprogram tersebut dapat terlaksana dan tepat sasaran. Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini antara lain adalah : 1) untuk meningkatkan kemampuan dan pemahaman berfikir tentang pengetahuan, dan persepsi masyarakat terhadap program peremajaan kawasan melalui penelitian dan penulisan karya ilmiah dengan menerapkan teori-teori yang telah didapatkan sebelumnya. 2) memberikan masukan bagi pemerintah untuk mengetahui pengetahuan dan persepsi masyarakat terhadap program peremajaan kawasan Tegalpanggung, sehingga masukan ini dapat dijadikan pertimbangan bagi pemerintah dalam kegiatan pembanguan fasilitas sarana prasarana di kawasan Tegalpanggung, kedepan agar masyarakat lebih berperan dalam kegiatan penataan dan pembangunan di kawasan Tegalpanggung, serta menjadi informasi dan pertimbangan bagi pemerintah dan pihak terkait lainnya agar dalam mengambil kebijakan tentang penataan kawasan dapat memperhatikan aspirasi dan keinginan masyarakat. 3) pada aspek pengembangan ilmu pengetahuan, diharapkan dapat memperkaya kajian penelitian lingkungan sosial terutama kajian tentang evaluasi program penataan dan peremajaan kawasan permukiman kumuh dengan menganalisis pengetahuan, persepsi dan partisipasi masyarakat. 10
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN. prasarana lingkungan di kawasan Kelurahan Tegalpanggung Kota Yogyakarta ini
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1. Kesimpulan Kesimpulan dari evaluasi pelaksanaan program Penataan dan peremajaan prasarana lingkungan di kawasan Kelurahan Tegalpanggung Kota Yogyakarta ini antara lain:
Lebih terperinciRANCANGAN PERDA KUMUH KOTA YOGYAKARTA
RANCANGAN PERDA KUMUH KOTA YOGYAKARTA Gambaran Umum Wilayah Luas wilayah Kota Yogyakarta: 3.250 Ha (32,5 Km 2 ) Kota Yogyakarta memiliki 14 Kecamatan, 45 Kelurahan, 614 Rukun Warga (RW), dan 2.524 Rukun
Lebih terperinciRENCANA STRATEGIS DINAS CIPTA KARYA TATA RUANG DAN KEBERSIHAN KABUPATEN GROBOGAN Tahun 2011 sd Tahun 2016
RENCANA STRATEGIS DINAS CIPTA KARYA TATA RUANG DAN KEBERSIHAN KABUPATEN GROBOGAN Tahun 2011 sd Tahun 2016 1. VISI Tersedianya infrastruktur pekerjaan umum bidang keciptakaryaan dan penataan ruang yang
Lebih terperinciBAB IV KONSEP DAN STRATEGI PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH
BAB IV KONSEP DAN STRATEGI PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH Bab IV tediri dari ; Konsep dan strategi pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh sampai dengan pencapaian kota
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil kajian penataan kawasan permukiman kumuh nelayan di Kelurahan Lumpur yang telah dilakukan, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jakarta yang mencakup Jabodetabek merupakan kota terpadat kedua di dunia dengan jumlah penduduk 26.746.000 jiwa (sumber: http://dunia.news.viva.co.id). Kawasan Jakarta
Lebih terperinciKebijakan dan Pelaksanaan Program Bidang Cipta Karya
Kebijakan dan Pelaksanaan Program Bidang Cipta Karya Yogyakarta, 13 Agustus 2015 Oleh : Direktur Pengembangan Kawasan Permukiman DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN
Lebih terperinciPRASARANA DAN SARANA PERMUKIMAN
PRASARANA DAN SARANA PERMUKIMAN Kelayakan kawasan hunian salah satunya adalah tersedianya kebutuhan prasarana dan sarana permukiman yang mampu memenuhi kebutuhan penghuni didalamnya untuk melakukan aktivitas,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN SSK. I.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kondisi umum sanitasi di Indonesia sampai dengan saat ini masih jauh dari kondisi faktual yang diharapkan untuk mampu mengakomodir kebutuhan dasar bagi masyarakat
Lebih terperinciDOKUMEN ATURAN BERSAMA DESA KARANGASEM, KECAMATAN PETARUKAN, KABUPATEN PEMALANG
DOKUMEN ATURAN BERSAMA DESA KARANGASEM, KECAMATAN PETARUKAN, KABUPATEN PEMALANG KONDISI FAKTUAL KONDISI IDEAL ATURAN BERSAMA YANG DISEPAKATI A. LINGKUNGAN 1. Jaringan Jalan dan Drainase Banyak rumah yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Sujarto (dalam Erick Sulestianson, 2014) peningkatan jumlah penduduk yang tinggi dan perpindahan penduduk ke daerah perkotaan, merupakan penyebab utama pesatnya
Lebih terperinciANALISIS KEBERHASILAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH DI KOTA GORONTALO
ANALISIS KEBERHASILAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH DI KOTA GORONTALO Beby. S.D. Banteng Pusat Kajian dan Pengembangan Wilayah Fakultas Teknik Universitas Negeri
Lebih terperinciWALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR
SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PROGRAM REHABILITASI SOSIAL DAERAH KUMUH KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan jumlah penduduk dan urbanisasi merupakan salah satu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan jumlah penduduk dan urbanisasi merupakan salah satu permasalahan yang umumnya terjadi di daerah perkotaan. Dampak langsung yang dihadapi oleh pemerintah
Lebih terperinciKONSEP REVITALISASI PERMUKIMAN DI KAWASAN TUA KASTEEL NIEUW VICTORIA KOTA AMBON. oleh
KONSEP REVITALISASI PERMUKIMAN DI KAWASAN TUA KASTEEL NIEUW VICTORIA KOTA AMBON oleh DIANE ELIZABETH DE YONG 3208201830 Latar Belakang PENDAHULUAN Bangsa Portugis membangun benteng tahun 1588 dan diberi
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.669, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT. Bantuan Stimulan. Peningkatan Kualitas. Kumuh. Pedoman. PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 05 TAHUN
Lebih terperinciSTRATEGI SANITASI KOTA PAREPARE. Lampiran 5. Deskripsi Program/Kegiatan
STRATEGI SANITASI KOTA PAREPARE Lampiran 5. Deskripsi Program/Kegiatan KELOMPOK KERJA SANITASI TAHUN 2015 DESKRIPSI PROGRAM DAN KEGIATAN LATAR BELAKANG Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki
Lebih terperinciBAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI
BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI Sebagai sebuah dokumen rencana strategis berjangka menengah yang disusun untuk percepatan pembangunan sektor sanitasi skala kota, kerangka kebijakan pembangunan sanitasi
Lebih terperinciPERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA
PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA DINAS PEKERJAAN UMUM CIPTA KARYA TATA RUANG KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KABUPATEN JOMBANG PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ledakan jumlah penduduk mungkin bukan sebuah fenomena yang asing di telinga untuk saat ini. Fenomena ledakan jumlah penduduk hampir terjadi di seluruh belahan dunia
Lebih terperinciPERANAN RP2KPKP DALAM PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN KUALITAS KUMUH PERKOTAAN PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN PERANAN RP2KPKP DALAM PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN KUALITAS KUMUH PERKOTAAN PERMUKIMAN
Lebih terperinciLAMPIRAN V DESKRIPSI PROGRAM/KEGIATAN
LAMPIRAN V DESKRIPSI PROGRAM/KEGIATAN Sub Sektor Air Limbah Program Penyusunan Master Plan Air Limbah Latar Belakang Dokumen masterplan merupakan suatu tahap awal dari perencanaan. Dokumen ini sangat diperlukan
Lebih terperinciDESKRIPSI PROGRAM DAN KEGIATAN
DESKRIPSI PROGRAM DAN KEGIATAN LATAR BELAKANG Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan kesehatan,
Lebih terperinciIV.B.7. Urusan Wajib Perumahan
7. URUSAN PERUMAHAN Penataan lingkungan perumahan yang baik sangat mendukung terciptanya kualitas lingkungan yang sehat, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Dengan meningkatnya kualitas
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kelurahan Purus merupakan salah satu kelurahan di kota Padang yang relatif berkembang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kelurahan Purus merupakan salah satu kelurahan di kota Padang yang relatif berkembang lebih cepat seiring dengan berkembangnya kota Perkembangan ini terutama karena lokasinya
Lebih terperinciIdentifikasi Permukiman Kumuh Berdasarkan Tingkat RT di Kelurahan Keputih Kota Surabaya
C389 Identifikasi Permukiman Kumuh Berdasarkan Tingkat RT di Kelurahan Keputih Kota Surabaya Elpidia Agatha Crysta dan Yanto Budisusanto Departemen Teknik Geomatika, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,
Lebih terperinciPROFIL DINAS PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN KOTA PEKANBARU TA.2017 BIDANG KAWASAN PERMUKIMAN
DINAS PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN KOTA PEKANBARU PROFIL DINAS PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN KOTA PEKANBARU TA.2017 BIDANG KAWASAN PERMUKIMAN Konsep Entitas Objek Bidang Perumahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak ketiga di dunia. Hal ini setara dengan kedudukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak ketiga di dunia. Hal ini setara dengan kedudukan Indonesia sebagai negara termiskin ketiga di dunia. Pertambahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kondisi eksisting sanitasi di perkotaan masih sangat memprihatinkan karena secara pembangunan sanitasi tak mampu mengejar pertambahan jumlah penduduk yang semakin
Lebih terperinciKEBIJAKAN NASIONAL PEMBANGUNAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN
KEBIJAKAN NASIONAL PEMBANGUNAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DALAM MENCAPAI TARGET PEMBANGUNAN RPJMN 2015-2019 DIREKTORAT PERKOTAAN, PERUMAHAN, DAN PERMUKIMAN BAPPENAS JAKARTA 22 MEI 2017 Arah Kebijakan 2015-2019
Lebih terperinciPEMETAAN TINGKAT RESIKO KEKUMUHAN DI KELURAHAN PANJISARI KABUPATEN LOMBOK TENGAH. Oleh:
JurnalSangkareangMataram 9 PEMETAAN TINGKAT RESIKO KEKUMUHAN DI KELURAHAN PANJISARI KABUPATEN LOMBOK TENGAH Oleh: Indah Arry Pratama Dosen Fakultas Teknik Universitas Nusa Tenggara Barat Abstrak: Perkembangan
Lebih terperinciTUJUAN DAN KEBIJAKAN. 7.1 Program Pembangunan Permukiman Infrastruktur Permukiman Perkotaan Skala Kota. No KOMPONEN STRATEGI PROGRAM
BAB 6 TUJUAN DAN KEBIJAKAN No KOMPONEN STRATEGI PROGRAM Mengembangkan moda angkutan Program Pengembangan Moda umum yang saling terintegrasi di Angkutan Umum Terintegrasi lingkungan kawasan permukiman Mengurangi
Lebih terperinciBAB IV PANDUAN KONSEP
BAB IV PANDUAN KONSEP 4.1. Visi Pembangunan Sesuai dengan visi desa Mekarsari yaitu Mewujudkan Masyarakat Desa Mekarsari yang sejahtera baik dalam bidang lingkungan, ekonomi dan sosial. Maka dari itu visi
Lebih terperinciKONSEP PENANGANAN SANITASI DI KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KONSEP PENANGANAN SANITASI DI KAWASAN KUMUH PERKOTAAN DIREKTORAT PENGEMBANGAN PLP DITJEN CIPTA KARYA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT KONDISI SANITASI DI KAWASAN KUMUH Permukiman Kumuh adalah
Lebih terperinciDESKRIPSI PROGRAM AIR LIMBAH
Lampiran V : Deskripsi Program / Kegiatan DESKRIPSI PROGRAM AIR LIMBAH No. Uraian Deskripsi 1. Program Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah 2. Judul Kegiatan Pembangunan sarana
Lebih terperinciRENCANA AKSI TAHUN 2017 DINAS PERUMAHAN RAKYAT KOTA BLITAR
RENCANA AKSI TAHUN 2017 DINAS PERUMAHAN RAKYAT KOTA BLITAR SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN 2017 TW I TW II TW III TW I Meningkatnya kualitas kawasan permukiman Persentase kawasan permukiman
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. berpenghasilan rendah (MBR) dapat juga dikatakan sebagai masyarakat miskin atau
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Sampai dengan saat ini masalah kemiskinan masih menjadi persoalan yang belum tertuntaskan bagi negara berkembang seperti Indonesia. Masyarakat yang berpenghasilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk yang berlangsung dengan pesat telah. menimbulkan dampak terhadap berbagai aspek kehidupan bangsa terutama di
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan penduduk yang berlangsung dengan pesat telah menimbulkan dampak terhadap berbagai aspek kehidupan bangsa terutama di wilayah perkotaan. Salah satu aspek
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan penduduk kota kota di Indonesia baik sebagai akibat pertumbuhan penduduk maupun akibat urbanisasi telah memberikan indikasi adanya masalah perkotaan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. persoalan kecenderungan meningkatnya permintaan dan kurangnya penyediaan di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perumahan menjadi salah satu kebutuhan dasar manusia, dimana perkembangannya menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari sejarah perkembangan wilayah perkotaan. Pembangunan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Dari keseluruhan proses analisis dan pembahasan untuk merumuskan arahan penataan lingkungan permukiman kumuh di Wilayah Kecamatan Semampir melalui pendekatan
Lebih terperinciKebijakan Nasional Pengentasan Permukiman Kumuh. Direktorat Perkotaan, Perumahan, dan Permukiman, Kementerian PPN/Bappenas Manado, 19 September 2016
Kebijakan Nasional Pengentasan Permukiman Kumuh Direktorat Perkotaan, Perumahan, dan Permukiman, Kementerian PPN/Bappenas Manado, 19 September 2016 Persentase Juta Jiwa MENGAPA ADA PERMUKIMAN KUMUH? Urbanisasi
Lebih terperinciPROCEEDING KEGIATAN PENYELENGGARAN PRA FOCUS GROUP DISCUSSION (PRA FGD 2) RPKPP KABUPATEN JOMBANG
PROCEEDING KEGIATAN PENYELENGGARAN PRA FOCUS GROUP DISCUSSION (PRA FGD 2) RPKPP KABUPATEN JOMBANG 1. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kegiatan Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permukiman perkotaan masa kini mengalami perkembangan yang pesat karena pertumbuhan penduduk dan arus urbanisasi yang tinggi sementara luas lahan tetap. Menurut Rahmi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
Lebih terperinciIVI- IV TUJUAN, SASARAN & TAHAPAN PENCAPAIAN
STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI KOTA STRATEGII SANIITASII KOTA PROBOLIINGGO 4.1. TUJUAN, SASARAN & TAHAPAN PENCAPAIAN 4.1.1. Sub Sektor Air Limbah Mewujudkan pelaksanaan pembangunan dan prasarana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sanitasi merupakan salah satu sektor yang memiliki keterkaitan yang erat dengan kemiskinan, tingkat pendidikan, kepadatan penduduk, perilaku hidup bersih dan sehat,
Lebih terperinciWALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR
SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 59 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PROGRAM REHABILITASI SOSIAL DAERAH KUMUH KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciBAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL
BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL 4.1 SASARAN DAN ARAHAN PENAHAPAN PENCAPAIAN Sasaran Sektor Sanitasi yang hendak dicapai oleh Kabupaten Gunungkidul adalah sebagai berikut : - Meningkatkan
Lebih terperinciBab I : Pendahuluan Latar Belakang
Bab I : Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Perkembangan pembangunan kota yang terus berkembang dan pertumbuhan populasi penduduk dengan berbagai aktifitasnya yang terus meningkat dengan pesat menyebabkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan paradigma pembangunan pada masa orde baru, dari sistem sentralistik ke sistem desentralistik bertujuan untuk memberikan pelimpahan wewenang kepada otonomi daerah
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Pemerintah Kota Bandung, dalam hal ini Walikota Ridwan Kamil serta Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya, telah menunjukkan pentingnya inovasi dalam dalam program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia, sebagaimana
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia, sebagaimana dimaksud dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai pendahuluan yang merupakan bagian
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas mengenai pendahuluan yang merupakan bagian awal dari suatu penelitian. Bab pendahuluan ini terdiri dari latar belakang masalah yang menjelaskan timbulnya alasan-alasan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pasar Oeba selain sebagai layanan jasa komersial juga sebagai kawasan permukiman penduduk. Kondisi pasar masih menghadapi beberapa permasalahan antara lain : sampah
Lebih terperinciLampiran E Deskripsi Program Utama
Lampiran E Program Utama Lampiran berikut ini lebih ditujukan untuk memberikan informasi kepada instansi / pihak terkait tentang segala sesuatu menyangkut informasi umum untuk program-program utama, termasuk
Lebih terperinciBAB V STRATEGI PRIORITAS PENANGANAN KAWASAN PERMUKIMAN CILOSEH
BAB V STRATEGI PRIORITAS PENANGANAN KAWASAN PERMUKIMAN CILOSEH 5.1 Kesimpulan Kesimpulan terkait dengan analisis kriteria kekumuhan permukiman Ciloseh Kota Tasikmalaya meliputi kesimpulan terhadap dua
Lebih terperinciSTRATEGI SANITASI KABUPATEN KABUPATEN TANGGAMUS PROPINSI LAMPUNG
PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN TAHUN 2013 STRATEGI SANITASI KABUPATEN KABUPATEN TANGGAMUS PROPINSI LAMPUNG POKJA SANITASI KABUPATEN TANGGAMUS POKJA BADAN SANITASI PERENCANAAN KABUPATEN
Lebih terperinciARAHAN PERBAIKAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN KUMUH BERDASARKAN PERSEPSI MASYARAKAT DI KELURAHAN TLOGOPOJOK (KABUPATEN GRESIK)
ARAHAN PERBAIKAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN KUMUH BERDASARKAN PERSEPSI MASYARAKAT DI KELURAHAN TLOGOPOJOK (KABUPATEN GRESIK) Pendahuluan Perkembangan Kota dapat mengakibatkan peningkatan jumlah penduduk Permukiman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. produktif secara sosial dan ekonomis. Masyarakat berperan serta, baik secara perseorangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya,
Lebih terperinciDESKRIPSI PROGRAM AIR LIMBAH
Lampiran V : Deskripsi Program / Kegiatan DESKRIPSI PROGRAM AIR LIMBAH No. Uraian Deskripsi 1. Program Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah 2. Judul Kegiatan Pembangunan sarana
Lebih terperinci3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik
layanan sanitasi pada dasarnya adalah untuk mewujudkan dan pembangunan sanitasi yang bermuara pada pencapaian Visi dan Misi Sanitasi kota. Kabupaten Pesisir Barat merumuskan strategi layanan sanitas didasarkan
Lebih terperinciLampiran A. Kerangka Kerja Logis Air Limbah
Lampiran A. Kerangka Kerja Logis Air Limbah Permasalahan Mendesak Tujuan Sasaran Strategi Program Kegiatan 1. Meningkatnya pembangunan Tersedianya Tersedianya Penyusunan Masterplan Penyusunan Masterplan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kepadatan penduduk di Kabupaten Garut telah mencapai 2,4 juta jiwa
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kepadatan penduduk di Kabupaten Garut telah mencapai 2,4 juta jiwa pada tahun 2006 memberikan konsekuensi pada perlunya penyediaan perumahan yang layak huni
Lebih terperinciBAB II RANCANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN PLPBK
BAB II RANCANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN PLPBK 2.1 KONDISI AWAL KAWASAN PRIORITAS 2.1.1 Delineasi Kawasan Prioritas Berdasarkan 4 (empat) indikator yang telah ditetapkan selanjutnya dilakukan kembali rembug
Lebih terperinciPERCEPATAN PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH DI 30 KABUPATEN/KOTA PRIORITAS
DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT PERCEPATAN PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH DI 30 KABUPATEN/KOTA PRIORITAS OUTLINE
Lebih terperinciRENCANA INVESTASI 5.1. INDIKASI SEKTOR PRIORITAS PEMBANGUNAN RENCANA TINDAK PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN KELURAHAN LIMUSNUNGGAL
5 RENCANA INVESTASI RENCANA TINDAK KELURAHAN LIMUSNUNGGAL 5.1. INDIKASI SEKTOR PRIORITAS PEMBANGUNAN Salah satu fungsi rencana tata ruang adalah sebagai acuan bagi Pemerintah Kota dalam penyusunan dan
Lebih terperinciBAB II SASARAN DAN ARAH KEBIJAKAN
BAB II SASARAN DAN ARAH KEBIJAKAN A. Sasaran Pembangunan 1. Mewujudkan pola tata ruang kota dan kawasan sesuai dengan peruntukan 2. Mewujudkan kesadaran masyarakat dalam hal tertib bangunan. 3. Mewujudkan
Lebih terperinciStrategi Sanitasi Kabupaten Tahun
BAB IV PROGRAM DAN KEGIATAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI Program merupakan tindak lanjut dari strategi pelaksanaan untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, dan sebagai rencana tindak
Lebih terperinciBAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI
BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 2.1 Visi Misi Sanitasi Visi dan misi sanitasi Kota Kendari disusun dengan mengacu pada visi misi Kota Kendari yang tertuang dalam RPJMD Kota Kendari, dengan adanya
Lebih terperinciDirektorat Jendral Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat KAMPUNG GLINTUNG GO GREEN KOTA MALANG
Direktorat Jendral Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat KAMPUNG GLINTUNG GO GREEN KOTA MALANG Malang, 27-30 November 2017 OUTLINE : 1. GAMBARAN UMUM KAMPUNG GLINTUNG 2. PEMBELAJARAN
Lebih terperinciPenataan Lingkungan Permukiman Kumuh Di Wilayah Kecamatan Semampir Kota Surabaya Melalui Pendekatan Partisipasi Masyarakat
Penataan Lingkungan Permukiman Kumuh Di Wilayah Kecamatan Semampir Kota Surabaya Melalui Pendekatan Partisipasi Masyarakat PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Bandung merupakan Ibukota Provinsi Jawa Barat dengan jumlah penduduk berdasarkan proyeksi sensus penduduk tahun 2012 yaitu 2,455,517 juta jiwa, dengan kepadatan
Lebih terperinciKebijakan, Strategi dan Program Keterpaduan Penanganan Kumuh Perkotaan
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Cipta Karya Kebijakan, Strategi dan Program Keterpaduan Penanganan Kumuh Perkotaan Direktorat Keterpaduan Infrastruktur Permukiman Outline
Lebih terperinciCONTOH KASUS PEREMAJAAN KOTA DI INDONESIA (GENTRIFIKASI)
Perancangan Kota CONTOH KASUS PEREMAJAAN KOTA DI INDONESIA (GENTRIFIKASI) OLEH: CUT NISSA AMALIA 1404104010037 DOSEN KOORDINATOR IRFANDI, ST., MT. 197812232002121003 PEREMAJAAN KOTA Saat ini, Perkembangan
Lebih terperinciBab 3 Kerangka Pengembangan Sanitasi
3.1. Visi dan misi sanitasi Bab 3 Kerangka Pengembangan Sanitasi Dalam rangka merumuskan visi misi sanitasi Kabupaten Lampung Tengah perlu adanya gambaran Visi dan Misi Kabupaten Lampung Tengah sebagai
Lebih terperinci3.3 KONSEP PENATAAN KAWASAN PRIORITAS
3.3 KONSEP PENATAAN KAWASAN PRIORITAS 3.3.1. Analisis Kedudukan Kawasan A. Analisis Kedudukan Kawasan Kawasan prioritas yaitu RW 1 (Dusun Pintu Air, Dusun Nagawiru, Dusun Kalilangkap Barat, dan Dusun Kalilangkap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai salah satu negara berkembang, pertumbuhan kota di Indonesia terjadi secara pesat. Pertumbuhan kota yang pesat ini dapat disebabkan oleh tingginya pertumbuhan
Lebih terperinciKETERKAITAN KEMAMPUAN MASYARAKAT DAN BENTUK MITIGASI BANJIR DI KAWASAN PEMUKIMAN KUMUH
KETERKAITAN KEMAMPUAN MASYARAKAT DAN BENTUK MITIGASI BANJIR DI KAWASAN PEMUKIMAN KUMUH (Studi Kasus: Kelurahan Tanjungmas, Kec. Semarang Utara Kota Semarang) TUGAS AKHIR Oleh: INDRI NOVITANINGTYAS L2D
Lebih terperinciISU STRATEGIS DAN REKOMENDASI
BAB V ISU STRATEGIS DAN REKOMENDASI A. ISU STRATEGIS Penentuan Isu Strategis dikaji dengan pendekatan kuantitatif berdasarkan data dan tekanan lingkungannya serta status nilai, dan juga dikaji dari pendekatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Program Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Khusus (P2DTK)
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Program Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Khusus (P2DTK) atau Support for Poor and Disadvantaged Area (SPADA) merupakan salah satu program dari pemerintah
Lebih terperinciPenyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Minahasa Selatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2014
Penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Minahasa Selatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2014 Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2014 STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK)
Lebih terperinciKESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
156 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari hasil dan pembahasan yang telah dilakukan, dari penelitian ini didapati kesimpulan dan temuan-temuan sebagai berikut: 1. Karakteristik fisik permukiman kampung
Lebih terperinciSustainable Waterfront Develepmont sebagai Strategi Penataan Kembali Kawasan Bantaran Sungai
TEMU ILMIAH IPLBI 2014 Sustainable Waterfront Develepmont sebagai Strategi Penataan Kembali Kawasan Bantaran Sungai Christy Vidiyanti Mahasiswa Magister Arsitektur Alur Riset 2013/Arsitektur, Sekolah Arsitektur,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan infrastruktur baik yang merupakan aset pemerintah maupun aset swasta, dilaksanakan dalam rangka memberikan pelayanan kepada masyarakat, seperti jalan raya,
Lebih terperinciISSN No Jurnal Sangkareang Mataram 27 PEMETAAN TINGKAT RESIKO KEKUMUHAN DI LINGKUNGAN JURING LENENG KABUPATEN LOMBOK TENGAH.
ISSN No. 2355-9292 Jurnal Sangkareang Mataram 27 PEMETAAN TINGKAT RESIKO KEKUMUHAN DI LINGKUNGAN JURING LENENG KABUPATEN LOMBOK TENGAH Oleh: Indah Arry Pratama Dosen Fakultas Teknik Universitas Nusa Tenggara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN TA Latar Belakang PENATAAN KAWASAN PERMUKIMAN SUNGAI GAJAH WONG DI YOGYAKARTA
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dinamika dalam sebuah kota tidak dapat dipisahkan dengan perkembangan yang membawa kemajuan bagi sebuah kota, serta menjadi daya tarik bagi penduduk dari wilayah lain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan jumlah 17.506 pulau besar dan kecil, dengan total garis pantai yang diperkirakan mencapai 81.000 Km, Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebutuhan untuk memiliki tempat tinggal yaitu rumah sebagai unit hunian tunggal
BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Manusia memiliki berbagai macam kebutuhan dasar, salah satunya adalah kebutuhan untuk memiliki tempat tinggal yaitu rumah sebagai unit hunian tunggal dalam permukiman.
Lebih terperinciKelurahan Pasir Jaya. Kota : BOGOR Tahun : 2015 SUMBER DANA TAHUN PELAKSANAAN. Sumber LAIN APBD PROV APBN APBD KOTA. Swadaya
Swadaya APBD KOTA APBD PRO APBN Swasta Sumber LAIN 2015 2016 2017 2018 2019 KET Pasir Jaya Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMK) 2015-2019 Form 3 REKAPITULASI USULAN RENCANA PROGRAM/KEGIATAN DAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. ini pun di atur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa kanak-kanak merupakan masa untuk tumbuh dan berkembang, hal ini pun di atur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara dengan sistem sanitasi ( pengelolaan air limbah domestic ) terburuk ketiga di Asia Tenggara setelah Laos dan Myanmar ( ANTARA News, 2006
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi berdasarkan sumber Badan Pusat Statistik sebesar 1,49% pada tahun 2015 dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akses terhadap air bersih dan sanitasi telah diakui PBB sebagai hak asasi manusia melalui deklarasi dalam Sidang Umum PBB yang berlangsung pada akhir bulan Juli 2010.
Lebih terperinciBAB 4 STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI
TRATEGI BAB 4 TRATEGI PENGEMBANGAN trategi pengembangan sanitasi ditentukan berdasarkan tingkat kebutuhan abupaten untuk mendukung kegiatan-kegiatan yang sudah dilakukan sebelumnya sehingga diharapkan
Lebih terperinci`BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Pada dasarnya pembangunan dalam sektor permukiman adalah
1 `BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memperhatikan arti penting permukiman yang tidak dapat dipisahkan dari ruang yang harus dimanfaatkannya, maka lingkup permukiman meliputi masalah-masalah yang menyangkut
Lebih terperinciMenteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tentang Peningkatan Kualitas terhadap Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh; Mengingat : 1. Undang-Undang N
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 172, 2016 KEMENPU-PR. Perumahan Kumuh. Permukiman Kumuh. Kualitas. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02/PRT/M/2016 TENTANG
Lebih terperinciBAB IV KONDISI KEMISKINAN DAN LINGKUNGAN MASYARAKAT SERTA PROFIL KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT RUBAH
31 BAB IV KONDISI KEMISKINAN DAN LINGKUNGAN MASYARAKAT SERTA PROFIL KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT RUBAH 4.1 Kondisi Kemiskinan Kemiskinan memiliki konsep yang beragam. Kemiskinan tidak sematamata didefinisikan
Lebih terperinciBAB 4 STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI
BAB 4 TRATEGI PENGEMBANGAN ANITAI trategi pengembangan sanitasi ditentukan berdasarkan tingkat kebutuhan abupaten untuk mendukung kegiatan-kegiatan yang sudah dilakukan sebelumnya sehingga diharapkan terjadi
Lebih terperinciKERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI
Kerangka Pengembangan Sanitasi 1 BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 2.1. Visi Misi Sanitasi Dalam melakukan perencanaan Strategi Sanitasi Kabupaten Pinrang ini terlebih dahulu ditentukan visi dan misi
Lebih terperinci