- 9 - No. Tujuan/sasaran Program/Kegiatan Jadwal Pelaksana
|
|
- Adi Tanudjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 - 9 - III. RENCANA KEGIATAN RANHAM INDONESIA TAHUN A. PEMBENTUKAN DAN PENGUATAN INSTITUSI PELAKSANA RANHAM 1. Pembentukan dan Pembentukan Panitia Nasional Panitia Nasional dan Penguatan Panitia Depkeham. Nasional. Membentuk Pokja-Pokja RANHAM Panitia Nasional dan Depkeham. Lokakarya bagi Panitia Nasional dan Panitia Nasional dan Pokja. Depkeham. Pelatihan pengembangan indikator Panitia Nasional dan keberhasilan bagi anggota Panitia Nasional. Depkeham. Terbentuknya Panitia Nasional. Terbentuknya Pokja. Semua anggota Panitia Nasional dan Pokja mengikuti Lokakarya. Semua anggota Panitia Nasional mengikuti pelatihan. Pelatihan
2 Pelatihan HAM bagi anggota Panitia Panitia Nasional dan Nasional dan Pokja-Pokja RANHAM. Depkeham. Semua anggota Panitia Nasional dan Pokja RANHAM. 2. Pembentukan dan Pembentukan Panitia Pelaksana RANHAM Depkeham, Depdagri, Terbentuknya Panitia Pelaksana Penguatan Panitia Propinsi. Panitia Nasional, RANHAM Propinsi. Pelaksana RAN Pemda, Kanwil HAM Daerah. Depkeham. Lokakarya dan Pelatihan HAM bagi Depkeham dan Panitia Semua anggota Panitia Pelaksana Anggota Panitia Pelaksana RANHAM Pelaksana RANHAM RANHAM Propinsi telah dilatih Propinsi. Propinsi. dan mengikuti Lokakarya. Mendorong...
3 Mendorong pembentukan Panitia Pelaksana Depdagri, Depkeham RANHAM Kabupaten/Kota. dan Panitia Pelaksana RANHAM Propinsi. Lokakarya dan Pelatihan HAM bagi Depkeham, Panitia anggota Panitia Pelaksana RANHAM Pelaksana RANHAM Kabupaten/Kota. Propinsi dan Kabupaten/Kota. 3. Sosialisasi Sosialisasi RANHAM melalui media Panitia Nasional dan RANHAM kepada massa. Panitia Pelaksana berbagai pihak. RANHAM Daerah. Terbentuknya Panitia Pelaksana RANHAM Kabupaten/Kota. Semua anggota Panitia Pelaksana RANHAM Kabupaten/Kota telah mengikuti Lokakarya dan Pelatihan. Terlaksananya sosialisasi RANHAM melalui media massa. Sosialisasi...
4 Sosialisasi RANHAM di tingkat Propinsi Panitia Pelaksana RANHAM Propinsi. Sosialisasi RANHAM di tingkat Panitia Pelaksana Kabupaten/Kota. RANHAM Kabupaten/Kota. 4. Pembentukan dan Mendorong pembentukan dan penguatan Depdagri, Depdiknas, Penguatan Kelembagaan kelembagaan HAM (PUSHAM) di Depag, Depkeham dan HAM di Perguruan Tinggi (PT) di seluruh instansi terkait. daerah. Indonesia. Terlaksananya sosialisasi RANHAM di semua Propinsi. Terlaksananya sosialisasi RANHAM di semua Kabupaten/Kota. Terbentuknya kelembagaan HAM di semua PT Negeri dan berfungsinya PUSHAM yang telah ada. Membentuk...
5 Membentuk bidang yang menangani HAM di Kanwil Depkeham di seluruh Indonesia. Mendorong pembentukan bidang yang menangani HAM di Pemda Propinsi. Mendorong pembentukan Perwakilan Komnas HAM/Komda HAM di daerah konflik Depkeham. Terbentuknya Bidang HAM di Depdagri, Panitia Pelaksana RANHAM Propinsi dan Pemda Depdagri, Komnas HAM dan Pemda. semua Kanwil Depkeham di seluruh Indonesia. Terbentuknya Bidang HAM di semua Pemda Propinsi. Terbentuknya Perwakilan Komnas HAM di daerah konflik. 5. Meningkatkan
6 Meningkatkan kerjasama dengan berbagai pihak untuk memperkuat kelembagaan HAM yang telah ada. Meningkatkan kerjasama internasional di bidang pendidikan dan pelatihan HAM bagi personil kelembagaan HAM yang telah ada, khususnya anggota Panitia Nasional dan Panitia Pelaksana RANHAM Daerah. Memperkuat jaringan kerjasama antar lembaga HAM yang telah ada di Indonesia Panitia Nasional. Meningkatnya kerjasama Panitia Nasional dan Panitia Pelaksana RANHAM Daerah. internasional untuk penguatan kelembagaan HAM yang ada. Terbentuknya jaringan kerjasama antar lembaga HAM yang ada. B. PERSIAPAN
7 B. PERSIAPAN RATIFIKASI INSTRUMEN INTERNASIONAL HAK ASASI MANUSIA 1. Persiapan Ratifikasi Persiapan ratifikasi sejumlah Instrumen Depkeham, Deplu dan sejumlah Instrumen HAM Internasional dengan Skala instansi terkait. HAM Internasional Prioritas sebagai berikut: yang dianggap 1. Kovenan Internasional Hak Ekososbud penting dalam 2. Kovenan Hak Sipil dan Hak Politik upaya pemajuan 3. Konvensi Penghentian Perdagangan 2004 HAM di Indonesia. Manusia dan Eksploitasi Prostitusi. Tersusunnya draft RUU ratifikasi sejumlah Instrumen HAM Internasional. 4. Konvensi...
8 Konvensi Perlindungan hak-hak Pekerja 2005 Migran dan anggota-anggota keluarganya. 5. Protokol Opsional Konvensi Hak Anak 2005 tentang Perdagangan Anak, Pornografi Anak dan Prostitusi Anak. 6. Protokol Opsional Konvensi Penghapusan 2005 Diskriminasi terhadap Perempuan. 7. Protokol Opsional Konvensi Hak Anak 2006 tentang Keterlibatan anak dalam konflik bersenjata. 8. Konvensi...
9 Konvensi Pencegahan dan 2007 Penghukuman Kejahatan Genosida. 9. Protokol Opsional Konvensi Anti 2008 Penyiksaan. 10. Statuta Roma Konvensi Status Pengungsi Protokol Opsional Tahun 1967 Konvensi Status Pengungsi Penyempurnaan...
10 Penyempurnaan Melakukan Pengkajian dan Penelitian Depkeham, Deplu dan Naskah Akademik tentang Instrumen Hak Asasi Manusia instansi terkait. Instrumen HAM Internasional yang akan diratifikasi sesuai Internasional yang dengan prioritas yang telah ditetapkan. diprioritaskan akan diratifikasi. Menyiapkan naskah akademik yang Depkeham, Deplu dan memuat tentang latar belakang kovenan instansi terkait. atau konvensi yang akan diratifikasi. Tersusunnya naskah akademik dimaksud. Tersusunnya naskah akademik dimaksud. 3. Sosialisasi...
11 Sosialisasi instrumen Menterjemahkan perangkat internasional Deplu dan instansi HAM yang akan HAM yang akan diratifikasi. terkait. diratifikasi. Melakukan kegiatan sosialisasi instrumen Deplu dan instansi internasional yang akan diratifikasi. terkait. Tersedianya terjemahan instrumen HAM. Terlaksananya sosialisasi di berbagai kelompok masyarakat. C. PERSIAPAN HARMONISASI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN 1. Persiapan Harmonisasi Melakukan Pengkajian dan Penelitian Depdiknas, Peraturan terhadap peraturan perundang-undangan Depkeham serta Perundang-undangan nasional. instansi terkait. Tersedianya hasil kajian/saran kebijakan untuk mendapatkan tanggapan resmi dari instansi terkait. Nasional...
12 Nasional sesuai Menyiapkan dan merevisi peraturan Depdiknas, Depkeham dengan instrumen perundang-undangan dengan prioritas serta instansi terkait. HAM Internasional sebagai berikut: yang telah 1. Undang-undang tentang HAM. diratifikasi. 2. Undang-undang tentang Pengadilan HAM. 3. Kitab Undang-undang Hukum Pidana. Tersusunnya draft Revisi Rancangan Undang-undang (RUU) yang sesuai dengan hasil kajian. 2. Persiapan
13 Persiapan Melakukan Pengkajian dan Penelitian Depdagri dan Panitia Harmonisasi terhadap Peraturan Daerah. Pelaksana RANHAM Peraturan Daerah Daerah. sesuai dengan Instrumen HAM Merevisi Peraturan Daerah dan atau Depdagri dan Panitia Internasional yang merancang Peraturan Daerah yang baru Pelaksana RANHAM telah diratifikasi. sesuai dengan hasil kajian. Daerah. Tersedianya hasil kajian/saran kebijakan untuk mendapatkan tanggapan resmi dari instansi terkait. Tersusunnya Rancangan/revisi Perda sesuai dengan hasil kajian. D. DISEMINASI
14 D. DISEMINASI DAN PENDIDIKAN HAK ASASI MANUSIA 1. Peningkatan Penegak Hukum dan Aparat Pemerintah: pemahaman dan a. Memasukkan materi HAM dalam Depkeham, Depdiknas kesadaran aparat kurikulum pendidikan kedinasan di dan instansi terkait. penegak hukum dan semua Instansi Pemerintah. aparat pemerintah b. Pelatihan HAM untuk Pelatih kepada akan pentingnya penegak hukum dan aparat pemerintah. HAM dalam c. Diseminasi bahan informasi HAM pelaksanaan kepada penegak hukum dan aparat tugasnya. pemerintah. Terlaksananya pendidikan dan pelatihan HAM bagi aparat penegak hukum dan aparat pemerintah. 2. Penguatan
15 Penguatan Perguruan Tinggi dan Lembaga HAM pendidikan HAM di lainnya: Perguruan Tinggi a. Penambahan koleksi buku HAM di Panitia Nasional dan institusi HAM. perpustakaan Perguruan Tinggi, dan institusi HAM di Depkeham, Komnas HAM, Komnas Perguruan Tinggi. Perempuan, Komnas Perlindungan Anak, PUSHAM dan lain-lain. Tersedianya bahan ajar HAM dan bahan-bahan rujukan mengenai HAM. b. Memperkuat...
16 b. Memperkuat program studi HAM Depkeham, bergelar di Indonesia dan melanjutkan Depdiknas dan kerjasama pemberian beasiswa untuk instansi terkait. mengikuti program studi HAM di luar negeri. c. Memasukkan materi HAM dalam Depdiknas, Depag kurikulum di Perguruan Tinggi. dan instansi terkait. d. Pelatihan HAM bagi organisasi Depdiknas, Depag kemahasiswaan. dan instansi terkait. Terbentuknya bidang gelar dan non-gelar Studi HAM di Perguruan Tinggi dalam negeri dan mendorong program beasiswa studi HAM di luar negeri. Tersedianya kurikulum HAM di Perguruan Tinggi. Terlaksananya pelatihan HAM untuk organisasi mahasiswa. 3. Peningkatan...
17 Peningkatan Pendidikan Jalur Sekolah : Pemahaman dan a. Pelatihan HAM kepada para guru dengan Depdiknas, kesadaran mengenai prioritas guru bidang studi terkait. Depkeham, Depag HAM melalui jalur dan instansi terkait. sekolah. b. Mengintegrasikan pendidikan HAM Depdiknas, dalam mata pelajaran terkait terutama Depkeham, Depag Pendidikan Kewarganegaraan, Agama, dan instansi terkait. Sejarah, IPS dan Bahasa Indonesia. Terlaksananya pelatihan HAM untuk guru. Tersedianya pelajaran sejarah, IPS dan bahasa yang bermuatan HAM. c. Menerjemahkan
18 c. Menerjemahkan bahan-bahan Depdiknas, Depkeham, pengajaran bermuatan HAM. Depag dan instansi terkait. d. Mengintegrasikan pendidikan HAM Depdiknas, Depkeham, dalam muatan kurikulum pendidikan Depag dan instansi terkait. lokal. 4. Peningkatan kesadaran Jalur Pendidikan Luar Sekolah: masyarakat a. Penyusunan bahan ajar mengenai HAM Depdiknas, Depkeham, mengenai pentingnya yang mudah diserap oleh masyarakat; Depag dan Panitia penghormatan Pelaksana RANHAM terhadap HAM. Daerah. Tersedianya terjemahan bahan ajar mengenai HAM. Terintegrasikannya pendidikan HAM dalam muatan pendidikan lokal. Terlaksananya pendidikan dan penyuluhan HAM di semua propinsi. b. Diseminasi...
19 b. Diseminasi HAM pada tingkat desa Panitia Pelaksana antara lain melalui PKK, Kadarkum, RANHAM Daerah. kegiatan keagamaan dan sebagainya. c. Meningkatkan program penataranpenataran Panitia Nasional dan HAM yang terkait dengan Panitia Pelaksana Pancasila, UUD 1945, Undang-undang RANHAM Daerah. tentang HAM dan sebagainya. Terlaksananya pendidikan dan penyuluhan HAM di semua propinsi. Terlaksananya pendidikan dan penyuluhan HAM di semua propinsi. d. Diseminasi...
20 d. Diseminasi, pelatihan, penataran, dan Depdiknas, lokakarya HAM di kalangan Kelompok Depkeham, Depag dan Belajar dan Usaha (KBU), Pusat Kegiatan Panitia Pelaksana Belajar Mandiri (PKBM), Sanggar Kegiatan RANHAM Daerah. Belajar (SKB), Kursus Pemuda, Dewan Pendidikan, dan PGRI. e. Diseminasi, pelatihan, penataran, dan Depdiknas, lokakarya HAM di kalangan organisasi Depkeham, Depag dan keolahragaan, pelatih olah raga, atlit, dan Panitia Pelaksana Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP). RANHAM Daerah. Terlaksananya pendidikan dan penyuluhan HAM di semua propinsi. Terlaksananya pendidikan dan penyuluhan HAM di semua propinsi. f. Diseminasi...
21 f. Diseminasi, pelatihan, penataran dan Depdiknas, lokakarya HAM di kalangan organisasi Depkeham, Depag dan politik, organisasi sosial dan LSM, serta Panitia Pelaksana penyuluhan mengenai konsepsi HAM di RANHAM Daerah. kelompok-kelompok minat, profesi dan bisnis, seperti Majelis Taklim, Pramuka, Karang Taruna dan lain-lain. 5. Peningkatan layanan Media Massa: informasi tentang Hak Asasi Manusia. Terlaksananya pendidikan dan penyuluhan HAM di semua propinsi. a. Penyelenggaraan...
22 a. Penyelenggaraan lokakarya secara teratur dan Panitia Nasional, pelatihan mengenai HAM bagi wartawan Meneg Infokom, media cetak, media elektronik dan petugaspetugas Panitia Pelaksana penerangan. RANHAM Daerah dan Instansi terkait. b. Mengadakan wawancara dan diskusi di media Panitia Nasional, elektronik (TV dan Radio). Meneg Infokom, Panitia Pelaksana RANHAM Daerah dan Instansi terkait. Tersedianya bahan informasi dan meningkatnya kegiatan diseminasi HAM melalui media cetak dan elektronik dan lain-lain. Tersedianya bahan informasi dan meningkatnya kegiatan diseminasi HAM melalui media cetak dan elektronik dan lain-lain. c. Menerbitkan...
23 c. Menerbitkan dan menyebarkan bahan-bahan Panitia Nasional, informasi mengenai HAM termasuk buku Meneg Infokom, pegangan mengenai HAM. Panitia Pelaksana RANHAM Daerah dan Instansi terkait. d. Tayangan mengenai HAM di media cetak dan Panitia Nasional, elektronik. Meneg Infokom, Panitia Pelaksana RANHAM Daerah dan Instansi terkait. Tersedianya bahan informasi dan meningkatnya kegiatan diseminasi HAM melalui media cetak dan elektronik dan lain-lain. Tersedianya bahan informasi dan meningkatnya kegiatan diseminasi HAM melalui media cetak dan elektronik dan lain-lain. e. Pemanfaatan...
24 e. Pemanfaatan media tradisional Panitia Pelaksana RANHAM Daerah. Tersedianya bahan informasi dan meningkatnya kegiatan diseminasi HAM melalui media cetak dan elektronik dan lain-lain. E.PENERAPAN...
25 E. PENERAPAN NORMA DAN STANDAR INSTRUMEN HAK ASASI MANUSIA 1. Perlindungan Pembuatan dan penguatan pedoman teknis serta Polri, Depkeham, terhadap sejumlah mekanisme pelaksanaannya untuk peningkatan Kejaksaan Agung, hak sipil dan perlindungan hak sipil yang mendasar. Depdagri dan instansi politik. terkait. Peningkatan perlindungan atas persamaan hak Polri, Depkeham, di depan hukum dan untuk mendapatkan Kejaksaan Agung, peradilan yang adil. Depdagri dan instansi terkait. Tersedianya pedoman teknis perlindungan hak sipil yang mendasar di instansi penegak hukum. Berkurangnya pengaduan yang berkaitan dengan proses hukum/pengadilan. Peningkatan...
26 Peningkatan perlindungan hukum yang khusus Polri, Depkeham, Kejaksaan bagi kelompok rentan termasuk orang miskin. Agung, Depdagri dan instansi terkait. 2. Pemenuhan hak Peningkatan pemenuhan hak atas pekerjaan, Depnakertrans, Meneg ekonomi, sosial dan yang meliputi kesempatan yang sama untuk Koperasi dan UKM serta budaya. memperoleh pekerjaan dan berusaha, hak atas instansi terkait di Pusat promosi dalam jabatan/pekerjaan, hak atas dan Daerah. upah dan lingkungan kerja yang layak, hak atas jaminan sosial, asuransi kecelakaan kerja dan hak partisipasi wanita dalam pekerjaan. Berkurangnya pengaduan yang berkaitan dengan proses hukum/pengadilan. Peningkatan lapangan kerja dan perlindungan tenaga kerja serta berkurangnya keluhan pekerja. Peningkatan...
27 Peningkatan pemenuhan hak berkumpul dan Depnakertrans berserikat bagi para pekerja. dan instansi terkait. Peningkatan upaya pemenuhan hak masyarakat Depsos, Dep. Kimpraswil atas kehidupan yang layak, termasuk hak atas dan instansi terkait di tempat tinggal yang layak, terutama hak atas Pusat dan Daerah. penyandang cacat, kelompok masyarakat yang hidup di bawah garis kemiskinan dan pengungsi internal baik yang disebabkan oleh bencana maupun konflik. Peningkatan lapangan kerja dan perlindungan tenaga kerja serta berkurangnya keluhan pekerja. Meningkatnya standar hidup masyarakat. Peningkatan...
28 Peningkatan upaya pemenuhan hak masyarakat atas pelayanan kesehatan, terutama bagi kelompok masyarakat yang hidup di bawah garis kemiskinan, korban bencana dan pengungsi internal baik yang disebabkan oleh bencana maupun konflik, kesehatan bayi, anak dan ibu hamil. Peningkatan upaya pemenuhan hak masyarakat atas tanah dan lahan penghidupannya, khususnya bagi petani dan nelayan Depkes dan instansi terkait di Pusat dan Daerah. Meningkatnya pelayanan kesehatan masyarakat yang dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat BPN dan Pemda. Berkurangnya kasus sengketa tanah. Peningkatan...
29 Peningkatan upaya pemenuhan hak atas Depdiknas dan instansi pendidikan, terutama bagi kelompok masyarakat terkait di Pusat dan Daerah. yang hidup di bawah garis kemiskinan dan pengungsi internal baik yang disebabkan oleh bencana maupun konflik, dan hak pendidikan fungsional. Peningkatan upaya pemenuhan hak untuk Depdiknas, Kementerian berpartisipasi dan berekspresi dalam kegiatan Kebudayaan dan Pariwisata kebudayaan, terutama bagi kelompok yang dan instansi terkait di Pusat mempunyai ciri budaya dan keyakinan tersendiri. dan Daerah. Berkurangnya tingkat buta aksara dan anak putus sekolah. Meningkatkan kebebasan untuk mengekspresikan budaya masing-masing. Peningkatan
30 Peningkatan upaya sistem perkoperasian dalam Meneg Koperasi dan UKM usaha meningkatkan taraf kehidupan serta instansi terkait di perekonomian rakyat serta usaha kecil dan Pusat dan Daerah. menengah. Peningkatan perlindungan kepada para pekerja Depnakertrans dan instansi di sektor informal. terkait. Peningkatan pemenuhan atas hak pangan Departemen Pertanian dan instansi terkait. Meningkatnya jumlah koperasi dan UKM yang tangguh kuat dan mandiri. Berkurangnya keluhan pekerja sektor informal. Terpenuhinya hak atas pangan. 3. Penghapusan...
31 Penghapusan Penghapusan praktek segala bentuk diskriminasi Depkeham dan Instansi praktek segala dalam penikmatan hak ekososbud dan hak sipol. terkait. bentuk Penghapusan diskriminasi atas dasar etnis, ras, Depkeham dan Instansi diskriminasi. budaya dan agama terutama: terkait. 1. Pencatatan perkawinan bagi pemeluk agama dan keyakinan di luar 5 agama resmi. 2. SBKRI bagi ex-warga keturunan asing. Berkurangnya kasus diskriminasi. Berkurangnya kasus diskriminasi. 4. Perlindungan
32 Perlindungan Peningkatan upaya perlindungan kepada anak Meneg Pemberdayaan terhadap Hak dari kejahatan memperdagangkan mereka Perempuan, Polri, Anak. dengan melaksanakan Rencana Aksi Nasional Depkeham dan instansi (RAN) Penghapusan Perdagangan Perempuan terkait di Pusat dan Daerah. dan Anak (PPPA). Peningkatan upaya khusus perlindungan anak Meneg Pemberdayaan dari kejahatan exploitasi seksual dengan Perempuan, Polri, melaksanakan RAN Penghapusan Exploitasi Depkeham dan instansi Seksual Komersial Anak (PESKA). terkait di Pusat dan Daerah. Sesuai indikator dalam RAN PPPA. Sesuai indikator dalam RAN PESKA. Peningkatan...
33 Peningkatan upaya perlindungan anak terhadap Depag dan Meneg informasi dan tayangan adegan kekerasan dan Infokom. pornografi. Peningkatan pemenuhan hak anak untuk Depdagri, Pemda dan mendapatkan akta kenal lahir. instansi terkait. Peningkatan upaya khusus perlindungan anak dari Depnakertrans dan pemaksaan untuk melakukan pekerjaan yang instansi terkait di Pusat terburuk dengan melaksanakan RAN Penghapusan dan Daerah. Pekerjaan Terburuk bagi Anak (PPTA). Adanya RUU yang mengatur hal ini. Meningkatnya jumlah anak yang mempunyai akta kenal lahir. Sesuai dengan indikator dalam RAN PPTA. Peningkatan...
34 Peningkatan upaya perlindungan anak yang Depkeham dan instansi bermasalah dengan hukum. terkait. Peningkatan perlindungan anak dengan Depsos dan instansi pembentukan Pusat Krisis Anak. terkait di Pusat dan Daerah. Peningkatan upaya untuk pemenuhan hak Depdiknas, Depsos pengembangan diri anak, khususnya anak putus dan instansi terkait di sekolah dan anak cacat. Pusat dan Daerah. Berkurangnya anak yang dihukum/ditahan. Terbentuknya Pusat Krisis Anak. Tersedianya pendidikan dan pelatihan untuk semua anak putus sekolah dan anak cacat. 5. Perlindungan...
35 Perlindungan Peningkatan upaya perlindungan kepada perempuan Meneg Pemberdayaan terhadap Hak dari kejahatan memperdagangkan mereka dengan Perempuan, Polri, Perempuan. melaksanakan Rencana Aksi Nasional (RAN) Kejaksaan Agung, Penghapusan Perdagangan Perempuan dan Anak. Depkeham dan instansi terkait di Pusat dan Daerah. Peningkatan upaya pemenuhan Hak Reproduksi Depkes, Meneg Pemberdayaan Perempuan termasuk kesehatan ibu hamil dan Perempuan dan melahirkan sesuai kesepakatan International instansi terkait di Pusat Conference on Population and Development (ICPD). dan Daerah. Sesuai dengan indikator dalam RAN PPPA. Menurunnya angka kematian bayi dan ibu melahirkan. Peningkatan
36 Peningkatan upaya untuk pemenuhan hak Meneg Pemberdayaan perempuan untuk tidak diperlakukan secara Perempuan, Komnas diskriminatif. Perempuan dan instansi terkait di Pusat dan Daerah. Peningkatan akses pendidikan dan ekonomi Meneg Pemberdayaan keluarga bagi perempuan. Perempuan, Depdiknas dan instansi terkait. Berkurangnya kasus diskriminatif terhadap perempuan. Meningkatnya akses pendidikan dan ekonomi bagi perempuan. Peningkatan...
37 Peningkatan penghapusan bentuk kekerasan Meneg Pemberdayaan terhadap perempuan dan penghapusan eksploitasi Perempuan, Depdiknas pekerja sex komersial. dan instansi terkait. Peningkatan upaya penghapusan pemanfaatan Meneg Pemberdayaan perempuan sebagai pengedar narkotika. Perempuan, Depdiknas dan instansi terkait. 6. Perlindungan hak Peningkatan upaya perlindungan hak kelompok Depnakertrans, Depsos kelompok rentan Buruh Migran Indonesia (TKI), antara lain dengan dan instansi terkait. lainnya. mengusahakan perjanjian bilateral dengan negara penerima TKI dan perbaikan sistem penanganan. Berkurangnya kasus kekerasan kepada perempuan. Berkurangnya kasus peredaran narkotika oleh perempuan. Berkurangnya kasus yang terkait dengan TKI. Peningkatan...
38 Peningkatan upaya perlindungan hak masyarakat Depsos dan instansi Adat, Penderita HIV dan kelompok Minoritas terkait di Pusat dan lainnya. Daerah. Peningkatan upaya perlindungan kepada Kantor Menko Kesra, Penyandang cacat dengan melaksanakan Rencana Depsos dan instansi Aksi Nasional (RAN) Perlindungan Penyandang terkait di Pusat dan Cacat. Daerah. Berkurangnya pengaduan masyarakat adat, penderita HIV dan minoritas lainnya. Sesuai indikator dalam Rencana Aksi Nasional ini. Peningkatan
39 Peningkatan upaya perlindungan kepada lanjut Kantor Menko Kesra, usia dengan melaksanakan Rencana Aksi Depsos dan instansi Nasional (RAN) Perlindungan Lanjut Usia. terkait di Pusat dan Daerah. Peningkatan upaya perlindungan dan pemenuhan Kantor Menko Kesra, Hak Pengungsi Internal (internally displaced Depsos dan instansi person). terkait di Pusat dan Daerah. Peningkatan upaya perlindungan Hak Tahanan Polri, Kejaksaan Agung dan Narapidana. dan Depkeham. Sesuai indikator dalam Rencana Aksi Nasional ini. Terpenuhinya hak dasar yang diperlukan bagi pengungsi internal. Terpenuhinya hak dasar para tahanan dan narapidana. 7. Penyelesaian
40 Penyelesaian kasuskasus Peningkatan upaya penyelesaian kasus-kasus Komnas HAM, pelanggaran pelanggaran HAM Berat (Kejahatan genocida dan Kejaksaan Agung dan HAM berat. kejahatan terhadap kemanusiaan) melalui instansi terkait. Pengadilan HAM. Peningkatan pengembangan standar operasional Komnas HAM, pembuktian (SOP) untuk pelanggaran HAM berat. Kejaksaan Agung dan instansi terkait. Terselenggaranya pengadilan kasus-kasus terhadap pelanggaran HAM berat yang berkasnya telah selesai. Tersusunnya SOP untuk dimasukkan dalam RUU perubahan Undang-undang tentang Pengadilan HAM. Pembentukan...
41 Pembentukan Komisi Kebenaran dan Depkeham dan instansi Rekonsiliasi sebagai sarana penyelesaian kasus terkait. pelanggaran HAM berat. Adanya Undang-undang KKR dan terbentuknya KKR. F. PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN 1. Meningkatkan koordinasi dalam pemantauan, Mengembangkan suatu sistem/mekanisme untuk memantau dan mengevaluasi penerapan norma dan standar HAM di Indonesia Panitia Nasional. Terbentuknya mekanisme pemantauan, evaluasi dan pelaporan dengan jelas. evaluasi...
42 evaluasi dan pelaporan mengenai situasi HAM di Indonesia. Pertemuan tahunan nasional mengenai evaluasi hasil-hasil studi mengenai pelaksanaan Hak Asasi Manusia di Indonesia Panitia Nasional. Terselenggaranya pertemuan tahunan yang menghasilkan laporan tahunan pelaksanaan RANHAM. Publikasi laporan tahunan pelaksanaan RANHAM Panitia Nasional. Terpublikasikannya Pembentukan Database mengenai HAM, termasuk yang berkaitan dengan program RANHAM. laporan tahunan pelaksanaan RANHAM Panitia Nasional. Tersedianya data tentang HAM. Evaluasi...
43 Penyusunan laporan pelaksanaan instrumen HAM internasional yang telah diratifikasi ke badan PBB. Evaluasi Pelaksanaan RANHAM Terlaksananya RANHAM Persiapan pembuatan laporan berkala kepada badan pengawas treaty PBB, mengenai pelaksanaan instrumen HAM international yang telah diratifikasi. Penetapan prioritas pelaporan ke Badan PBB dalam periode 5 tahun: - Laporan pelaksanaan CERD - Laporan pelaksanaan CEDAW Departemen Luar Negeri dan instansi terkait Departemen Luar Negeri dan instansi terkait. dengan baik. Tersusunnya laporan tentang instrumen HAM yang telah diratifikasi tepat waktu. Tersusunnya laporan ke Badan PBB. - Laporan...
44 Laporan pelaksanaan CRC - Laporan pelaksanaan CAT - Laporan pelaksanaan CCPR - Laporan pelaksanaan CESCR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, MEGAWATI SOEKARNOPUTRI
45 Laporan pelaksanaan CRC - Laporan pelaksanaan CAT - Laporan pelaksanaan CCPR - Laporan pelaksanaan CESCR Salinan sesuai dengan aslinya SEKRETARIAT KABINET RI Kepala Biro Peraturan Perundang-undangan II, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Ttd. MEGAWATI SOEKARNOPUTRI Edy Sudibyo
46
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2004 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA INDONESIA TAHUN 2004-2009
KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 40 TAHUN 2004 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA INDONESIA TAHUN 2004-2009 PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa Hak Asasi Manusia merupakan hak dasar yang secara kodrati
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL
BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 10 Tahun : 2010 Seri : E PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI
Lebih terperinciBUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 22 TAHUN 2006 TENTANG RENCANA AKSI DAERAH HAK ASASI MANUSIA TAHUN
BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 22 TAHUN 2006 TENTANG RENCANA AKSI DAERAH HAK ASASI MANUSIA TAHUN 2006 2009 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI KULON PROGO, Menimbang : a.
Lebih terperinciRENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA INDONESIA TAHUN
LAMPIRAN I KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2004 TANGGAL 11 MEI 2004 RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA INDONESIA TAHUN 2004 2009 I. Mukadimah 1. Sesungguhnya Hak Asasi Manusia
Lebih terperinciLAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2015 TANGGAL 22 JUNI 2015 RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA TAHUN BAB I
LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2015 TANGGAL 22 JUNI 2015 RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA TAHUN 2015-2019 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Komitmen Negara Republik
Lebih terperinciKEPPRES 61/2003, PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 129 TAHUN 1998 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL HAK HAK ASASI MANUSIA INDONESIA
Copyright (C) 2000 BPHN KEPPRES 61/2003, PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 129 TAHUN 1998 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL HAK HAK ASASI MANUSIA INDONESIA *51004 KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciKEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2004 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA INDONESIA TAHUN
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2004 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA INDONESIA TAHUN 2004-2009 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Hak Asasi Manusia merupakan
Lebih terperinciRENCANA AKSI NASIONAL HAK-HAK ASASI MANUSIA INDONESIA
LAMPIRAN KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2003 TANGGAL 31 Juli 2003 RENCANA AKSI NASIONAL HAK-HAK ASASI MANUSIA INDONESIA 1998-2003 I. MUKADIMAH 1. Sesungguhnya hak-hak asasi manusia
Lebih terperinci2017, No e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf d, perlu menetapkan Peraturan Komisi Nasional
No.856, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KOMNASHAM. RAN Bisnis dan HAM. Pengesahan. PERATURAN KOMISI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA NOMOR 001 TAHUN 2017 TENTANG PENGESAHAN RENCANA AKSI NASIONAL BISNIS
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 518 /KPTS/013/2011 TENTANG
GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 518 /KPTS/013/2011 TENTANG PANITIA RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA (RANHAM) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2011-2014 GUBERNUR JAWA TIMUR,
Lebih terperinci- 9 - No. Permasalahan Tujuan Tantangan Indikator Keberhasilan Fokus
- 9 - Strategi 1: Penguatan Institusi Pelaksana RANHAM Belum optimalnya institusi pelaksana RANHAM dalam melaksanakan RANHAM. Meningkatkan kapasitas institusi pelaksana RANHAM dalam rangka mendukung dan
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 / HUK / 2014 TENTANG
KEPUTUSAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 / HUK / 2014 TENTANG PEMBENTUKAN KELOMPOK KERJA RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN SOSIAL TAHUN 2014 MENTERI SOSIAL REPUBLIK
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA INDONESIA TAHUN
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA INDONESIA TAHUN 2011-2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA INDONESIA TAHUN
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA INDONESIA TAHUN 2011-2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA INDONESIA TAHUN
PERATURAN PRESIDEN NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA INDONESIA TAHUN 2011-2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa Hak Asasi Manusia merupakan
Lebih terperinciWALIKOTA SURABAYA KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR /335/ /2011 TENTANG
WALIKOTA SURABAYA KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 188.45/335/436.1.2/2011 TENTANG PANITIA RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA (RANHAM) KOTA SURABAYA TAHUN 2011-2014 WALIKOTA SURABAYA, Menimbang :
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 129 TAHUN 1998 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL HAK-HAK ASASI MANUSIA INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA INDONESIA TAHUN
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA INDONESIA TAHUN 2011-2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:
Lebih terperinciINDEKS KINERJA PENEGAKAN HAM 2011
RINGKASAN TABEL INDEKS KINERJA PENEGAKAN HAM 2011 SETARA Institute, Jakarta 5 Desember 2011 SCORE 2011 PENYELESAIAN PELANGGARAN HAM MASA LALU 1,4 KEBEBASAN BEREKSPRESI 2,5 KEBEBASAN BERAGAMA/BERKEYAKINAN
Lebih terperinciBAB 11 PENINGKATAN KUALITAS KEHIDUPAN DAN PERAN PEREMPUAN SERTA KESEJAHTERAAN DAN PERLINDUNGAN ANAK A. KONDISI UMUM
BAB 11 PENINGKATAN KUALITAS KEHIDUPAN DAN PERAN PEREMPUAN SERTA KESEJAHTERAAN DAN PERLINDUNGAN ANAK A. KONDISI UMUM Upaya peningkatan kualitas kehidupan dan peran perempuan serta kesejahteraan dan perlindungan
Lebih terperinciBAB 10 PENGHAPUSAN DISKRIMINASI DALAM BERBAGAI BENTUK
BAB 10 PENGHAPUSAN DISKRIMINASI DALAM BERBAGAI BENTUK Diskriminasi merupakan suatu bentuk ketidakadilan di berbagai bidang yang secara tegas dilarang berdasarkan UUD 1945. Penegakan hukum melawan perlakuan
Lebih terperinciGUBERNUR KEPULAUAN RIAU
GUBERNUR KEPULAUAN RIAU PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN RIAU NOMOR : 8 TAHUN 2014 TENTANG GUGUS TUGAS PENCEGAHAN DAN PENANGANAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA DALAM WILAYAH PROVINSI
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PERLINDUNGAN PEREMPUAN
PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PERLINDUNGAN PEREMPUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
Lebih terperinciBAB 10 PENGHAPUSAN DISKRIMINASI DALAM BERBAGAI BENTUK
BAB 10 PENGHAPUSAN DISKRIMINASI DALAM BERBAGAI BENTUK Di dalam UUD 1945 Bab XA tentang Hak Asasi Manusia, pada dasarnya telah dicantumkan hak-hak yang dimiliki oleh setiap orang atau warga negara. Pada
Lebih terperinciLAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2015 TANGGAL 22 JUNI 2015 RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA TAHUN BAB I
LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2015 TANGGAL 22 JUNI 2015 RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA TAHUN 2015-2019 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Komitmen Negara Republik
Lebih terperinci23 Oktober Kepada Yth: Ibu Retno L.P. Marsudi Menteri Luar Negeri Republik Indonesia
23 Oktober 2017 Kepada Yth: Ibu Retno L.P. Marsudi Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Setelah mengikuti siklus ketiga Tinjauan Periodik Universal (Universal Periodic Review - UPR) Indonesia, saya menyambut
Lebih terperinciLampiran Usulan Masukan Terhadap Rancangan Undang-Undang Bantuan Hukum
Lampiran Usulan Masukan Terhadap Rancangan Undang-Undang Bantuan Hukum No. Draft RUU Bantuan Hukum Versi Baleg DPR RI 1. Mengingat Pasal 20, Pasal 21, Pasal 27 ayat (1), Pasal 28D ayat (1), Pasal 28H ayat
Lebih terperinciINSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG GERAKAN NASIONAL ANTI KEJAHATAN SEKSUAL TERHADAP ANAK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG GERAKAN NASIONAL ANTI KEJAHATAN SEKSUAL TERHADAP ANAK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dalam rangka melakukan Gerakan Nasional Anti Kejahatan
Lebih terperinciLembar Klarifikasi Kebijakan Daerah Untuk Pemenuhan Hak Konstitusional Perempuan (Masukan Komnas Perempuan)
Lembar Klarifikasi Kebijakan Daerah Untuk Pemenuhan Hak Konstitusional Perempuan (Masukan Komnas Perempuan) Nama Kebijakan: Ranperda Provinsi Gorontalo No.. Tahun tentang Perlindungan Perempuan dan Anak
Lebih terperinciKEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 260 TAHUN 2011 TENTANG
ATI BANTUL BUPATI BANTUL KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 260 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PANITIA PELAKSANA RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA (RANHAM) KABUPATEN BANTUL TAHUN 2011 2014 Menimbang a.
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PERLINDUNGAN ANAK
PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PERLINDUNGAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
Lebih terperinciKEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 129 TAHUN 1998 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL HAK-HAK ASASI MANUSIAINDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 129 TAHUN 1998 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL HAK-HAK ASASI MANUSIAINDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa bangsa Indonesia sebagai bagian
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PEMBERDAYAAN LEMBAGA MASYARAKAT DI BIDANG PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK
Lebih terperinciWALIKOTA BATU KEPUTUSAN WALIKOTA BATU
SALINAN WALIKOTA BATU KEPUTUSAN WALIKOTA BATU NOMOR: 180/65 /KEP/422.012/2014 TENTANG PEMBENTUKAN PANITIA RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA KOTA BATU TAHUN 2014 Menimbang : a. bahwa dalam rangka
Lebih terperinci2015, No Mengingat : perlu dilanjutkan dengan Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia Tahun ; e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagai
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.144, 2015 HAM. Rencana Aksi. Nasional. Tahun 2015-2019. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA TAHUN
Lebih terperinciKEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 129 TAHUN 1998 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL HAK-HAK ASASI MANUSIA INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 129 TAHUN 1998 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL HAK-HAK ASASI MANUSIA INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang a. bahwa bangsa Indonesia sebagai bagian
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG PENGESAHAN CONVENTION ON THE RIGHTS OF PERSONS WITH DISABILITIES (KONVENSI MENGENAI HAK-HAK PENYANDANG DISABILITAS) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciPRES IDEN REPUBLIK INDONES IA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN PRESIDEN REPBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN PRESIDEN NONOR 129 TAHUN 1998 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL HAK-HAK ASASI MANUSIA INDONESIA
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2003 TENTANG HAK KEUANGAN PIMPINAN DAN ANGGOTA KOMISI PEMILIHAN UMUM BESERTA PERANGKAT PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM SERTA PIMPINAN DAN ANGGOTA PANITIA
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Salah satu dari keempat NSPK yang diterbitkan dalam bentuk pedoman ini adalah Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Anak.
KEMENTERIAN NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN REPUBLIK INDONESIA KATA PENGANTAR Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi,
Lebih terperinciBahan Diskusi Sessi Kedua Implementasi Konvensi Hak Sipil Politik dalam Hukum Nasional
Bahan Diskusi Sessi Kedua Implementasi Konvensi Hak Sipil Politik dalam Hukum Nasional Oleh Agung Putri Seminar Sehari Perlindungan HAM Melalui Hukum Pidana Hotel Nikko Jakarta, 5 Desember 2007 Implementasi
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA INDONESIA TAHUN
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA INDONESIA TAHUN 2011-2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
Lebih terperinciBAB 28 PENINGKATAN PERLINDUNGAN DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL
BAB 28 PENINGKATAN PERLINDUNGAN DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL BAB 28 PENINGKATAN PERLINDUNGAN DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL A. KONDISI UMUM Pelaksanaan pembangunan bidang kesejahteraan sosial selama periode 2001-2004
Lebih terperinciRAN HAM SEBAGAI KERANGKA DASAR PROSES REKONSTRUKSI SOSIAL MEMASUKI ERA INDONFSIA BARU. Oleh: Dr Hafid Abbas Dirjen Perlindungan HAM
RAN HAM SEBAGAI KERANGKA DASAR PROSES REKONSTRUKSI SOSIAL MEMASUKI ERA INDONFSIA BARU Oleh: Dr Hafid Abbas Dirjen Perlindungan HAM RAN HAM SEBAGAI KERANGKA DASAR PROSES REKONSTRUKSI SOSIAL MEMASUKI ERA
Lebih terperinciBUPATI PATI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI,
SALINAN BUPATI PATI PROPINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN TERHADAP KORBAN KEKERASAN BERBASIS GENDER DAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciPembentukan Peraturan Perundang-undangan
C. MATRIKS RENCANA TINDAK No. 1. Pembentukan Peraturan Perundang-undangan 1. Memantapkan proses penyusunan Program Legislasi Nasional (Prolegnas) 2. Memantapkan hubungan antara Departemen Kehakiman dan
Lebih terperinciINSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG GERAKAN NASIONAL ANTI KEJAHATAN SEKSUAL TERHADAP ANAK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG GERAKAN NASIONAL ANTI KEJAHATAN SEKSUAL TERHADAP ANAK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, melakukan Gerakan Nasional Anti Kejahatan Seksual dengan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk
Lebih terperinciBUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 115 TAHUN 2016 TENTANG
BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 115 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN FORUM KOORDINASI PELAKSANAAN RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA (RANHAM) KABUPATEN BANTUL
Lebih terperinciMENCEGAH DISKRIMINASI DALAM PERATURAN DAERAH
MENCEGAH DISKRIMINASI DALAM PERATURAN DAERAH (Mengenal Pedoman Pengujian Kebijakan Konstitusional) Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) Disampaikan dalam Workshop Perencanaan
Lebih terperinciKONVENSI HAK ANAK (HAK-HAK ANAK)
KONVENSI HAK ANAK (HAK-HAK ANAK) Konvensi Hak Anak (KHA) Perjanjian yang mengikat secara yuridis dan politis antara berbagai negara yang mengatur hal-hal yang berhubungan dengan Hak Anak Istilah yang perlu
Lebih terperinciMuchamad Ali Safa at INSTRUMEN NASIONAL HAK ASASI MANUSIA
Muchamad Ali Safa at INSTRUMEN NASIONAL HAK ASASI MANUSIA UUD 1945 Tap MPR Nomor III/1998 UU NO 39 TAHUN 1999 UU NO 26 TAHUN 2000 UU NO 7 TAHUN 1984 (RATIFIKASI CEDAW) UU NO TAHUN 1998 (RATIFIKASI KONVENSI
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN ANAK DALAM KONFLIK SOSIAL
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN ANAK DALAM KONFLIK SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:
Lebih terperinciBUPATI TAPIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN ANAK
SALINAN BUPATI TAPIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TAPIN, Menimbang
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Maksud, Tujuan dan Kerangka Penulisan Buku...3 BAGIAN I BAB I EVOLUSI PEMIKIRAN DAN SEJARAH PERKEMBANGAN HAK ASASI MANUSIA...
Daftar Isi v DAFTAR ISI DAFTAR ISI...v PENGANTAR PENERBIT...xv KATA PENGANTAR Philip Alston...xvii Franz Magnis-Suseno...xix BAGIAN PENGANTAR Maksud, Tujuan dan Kerangka Penulisan Buku...3 BAGIAN I BAB
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA TAHUN
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA TAHUN 2015-2019 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciBUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN
BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG, Menimbang : a. bahwa setiap
Lebih terperinciMEKANISME PENGADUAN DAN PELAPORAN TERHADAP PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA
MEKANISME PENGADUAN DAN PELAPORAN TERHADAP PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA Oleh : Butje Tampi, SH., MH. ABSTRAK Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah yuridis normatif dengan melakukan
Lebih terperinciSELAYANG PANDANG KOTA PALU
SELAYANG PANDANG KOTA PALU INISIATIF LOKAL PEMERINTAH KOTA PALU DALAM PENYELESAIAN PELANGGARAN HAM DISAJIKAN PADA KONFRENSI NASIONAL HUMAN RIGHTS CITIES MEMBANGUN KABUPATEN KOTA RAMAH HAM DI INDONESIA
Lebih terperinciPROTOKOL OPSIONAL KONVENSI HAK-HAK ANAK MENGENAI PENJUALAN ANAK, PROSTITUSI ANAK, DAN PORNOGRAFI ANAK
PROTOKOL OPSIONAL KONVENSI HAK-HAK ANAK MENGENAI PENJUALAN ANAK, PROSTITUSI ANAK, DAN PORNOGRAFI ANAK Negara-Negara Pihak pada Protokol ini, Mempertimbangkan bahwa, untuk lebih lanjut mencapai tujuan Konvensi
Lebih terperinciDEPUTI PERLINDUNGAN PEREMPUAN KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK RI
DEPUTI PERLINDUNGAN PEREMPUAN KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK RI PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Sakernas BPS Sep 2010, Jumlah angkatan kerja : 116,5 juta Jumlah yang bekerja sebesar
Lebih terperinciPENEGAKAN HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA
PENEGAKAN HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA Disajikan dalam kegiatan pembelajaran untuk Australian Defence Force Staff di Balai Bahasa Universitas Pendidikan Indonesia di Bandung, Indonesia 10 September 2007
Lebih terperinciKusnandir, A. Ks., M. Si Direktorat Jenderal HAM Kementerian Hukum dan HAM
Kusnandir, A. Ks., M. Si Direktorat Jenderal HAM Kementerian Hukum dan HAM Nama : Kusnandir, A. Ks., M. Si Tempat : Cilacap, 3 April 1961 NIP : 19610403 1984031001 Pangkat/Gol: Pembina (IV/a) Jabatan :
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2008 TENTANG GUGUS TUGAS PENCEGAHAN DAN PENANGANAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG
PERATURAN PRESIDEN NOMOR 69 TAHUN 2008 TENTANG GUGUS TUGAS PENCEGAHAN DAN PENANGANAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL COVENANT ON ECONOMIC, SOCIAL AND CULTURAL RIGHTS
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL COVENANT ON ECONOMIC, SOCIAL AND CULTURAL RIGHTS (KOVENAN INTERNASIONAL TENTANG HAK-HAK EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA)
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 129 TAHUN 1998 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL HAK-HAK ASASI MANUSIA INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2010 TENTANG KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
www.bpkp.go.id PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2010 TENTANG KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa sebagai
Lebih terperinciPENGARUSUTAMAAN HAK HAK ANAK: TINJAUAN HUKUM HAM
PENGARUSUTAMAAN HAK HAK ANAK: TINJAUAN HUKUM HAM R. Herlambang Perdana Wiratraman, SH., MA. Fakultas Hukum Universitas Airlangga Surabaya, 29 Januari 2008 Pokok Pembahasan 1. Bagaimana ketentuan hukum
Lebih terperinciKEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI NASIONAL LANJUT USIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI NASIONAL LANJUT USIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 25 Undang-undang Nomor
Lebih terperinciBAB 9 PENGHAPUSAN DISKRIMINASI DALAM BERBAGAI BENTUK
BAB 9 PENGHAPUSAN DISKRIMINASI DALAM BERBAGAI BENTUK A. KONDISI UMUM Dalam rangka mewujudkan persamaan di depan hukum, penghapusan praktik diskriminasi terus menerus dilakukan, namun tindakan pembedaan
Lebih terperinciBAB 28 PENINGKATAN PERLINDUNGAN DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL
BAB 28 PENINGKATAN PERLINDUNGAN DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL A. KONDISI UMUM Pelaksanaan pembangunan bidang kesejahteraan sosial selama periode 2001-2004 memperlihatkan kondisi yang menggembirakan, terutama
Lebih terperinciDiadaptasi oleh Dewan Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tanggal 18 Januari 2002
Protokol Konvensi Hak Anak Tentang Perdagangan Anak, Prostitusi Anak dan Pronografi Anak Diadaptasi oleh Dewan Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tanggal 18 Januari 2002 Negara-negara peserta tentang
Lebih terperinciPELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA SEHUBUNGAN DENGAN PERDAGANGAN MANUSIA (ANAK)
PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA SEHUBUNGAN DENGAN PERDAGANGAN MANUSIA (ANAK) Disusun oleh : NAMA : ELI JOY AMANDOW NRS : 084 MATA KULIAH : HAM PENDIDIKAN KHUSUS KEIMIGRASIAN ANGKATAN II 2013
Lebih terperinciBAB 10 PENGHAPUSAN DISKRIMINASI DALAM BERBAGAI BENTUK
BAB 10 PENGHAPUSAN DISKRIMINASI DALAM BERBAGAI BENTUK Diskriminasi mencakup perilaku apa saja berdasarkan perbedaan yang dibuat dan berdasarkan alamiah atau pengategorian masyarakat, yang tidak ada hubungannya
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2008 TENTANG GUGUS TUGAS PENCEGAHAN DAN PENANGANAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2008 TENTANG GUGUS TUGAS PENCEGAHAN DAN PENANGANAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2008 TENTANG PENGHAPUSAN DISKRIMINASI RAS DAN ETNIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2008 TENTANG PENGHAPUSAN DISKRIMINASI RAS DAN ETNIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa umat manusia berkedudukan
Lebih terperinciProgram Sasaran Program Instansi Penanggung Jawab Pagu (Juta Rupiah)
E. PAGU ANGGARAN BERDASARKAN PROGRAM No. Program Sasaran Program Instansi Penanggung Jawab Pagu (Juta Rupiah) Sub Program Pembangunan Bidang Hukum 1. Perencanaan Hukum Tersusunnya kegiatan-kegiatan pembangunan
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU
PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN TERHADAP KORBAN KEKERASAN BERBASIS GENDER DAN ANAK Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kabupaten Ogan Komering
Lebih terperinciLAPORAN BULANAN SIDANG PARIPURNA BAGIAN DUKUNGAN PELAYANAN PENGADUAN BULAN JULI 2017
LAPORAN BULANAN SIDANG PARIPURNA BAGIAN DUKUNGAN PELAYANAN PENGADUAN BULAN JULI 17 Pendahuluan Komnas HAM mau tidak mau harus diakui menjadi lembaga pertahanan terakhir bagi warga sipil untuk memperjuangkan
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2008 TENTANG GUGUS TUGAS PENCEGAHAN DAN PENANGANAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2008 TENTANG GUGUS TUGAS PENCEGAHAN DAN PENANGANAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
Lebih terperinciRENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA INDONESIA TAHUN
LAMPIRAN I PERATURAN PRESIDEN NOMOR 23 TAHUN 2011 TANGGAL 11 APRIL 2011 RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA INDONESIA TAHUN 2011-2014 I. Mukadimah 1. Tujuan utama RANHAM adalah mendorong terciptanya
Lebih terperinciHAM DAN DEMOKRASI DASAR DASAR POLITIK
HAM DAN DEMOKRASI DASAR DASAR POLITIK HAM HAM: Hak Asasi Manusia adalah hak yang melekat pada diri manusia sejak manusia hidup.hak ini sangat mendasar sifatnya, artinya dimiliki manusia tanpa perbedaan
Lebih terperinciDEKLARASI TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN. Diproklamasikan oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa
DEKLARASI TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN Majelis Umum, Diproklamasikan oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tanggal 20 Desember 1993 [1] Mengikuti perlunya penerapan secara
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN KORBAN KEKERASAN BERBASIS GENDER
SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN KORBAN KEKERASAN BERBASIS GENDER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEBUMEN, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciWALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL TENTANG
SALINAN WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 28 TAHUN 2008 6 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
Lebih terperinciKEPUTUSAN BUPATI MALANG NOMOR: 180/ 291 /KEP/421
BUPATI MALANG KEPUTUSAN BUPATI MALANG NOMOR: 180/ 291 /KEP/421.013/2009 TENTANG GUGUS TUGAS PENCEGAHAN DAN PENANGANAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG DI KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciRANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG KESETARAAN DAN KEADILAN GENDER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG KESETARAAN DAN KEADILAN GENDER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa negara melindungi
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Kepolisian Negara Republik Indonesia. Negara Republik Indonesia disebutkan bahwa Kepolisian bertujuan untuk
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kepolisian Republik Indonesia 1. Pengertian Kepolisian Negara Republik Indonesia Menurut Pasal 4 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia disebutkan
Lebih terperinciPEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN TERHADAP KORBAN KEKERASAN BERBASIS GENDER DAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENINGKATAN KUALITAS HIDUP PEREMPUAN
PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENINGKATAN KUALITAS HIDUP PEREMPUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG
SALINAN PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG PERENCANAAN PENYUSUNAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN BIDANG KESEJAHTERAAN SOSIAL TAHUN 2015-2019 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBAB V INSTRUMEN-INSTRUMEN INTERNASIONAL TENTANG PENEGAKAN HAK ASASI MANUSIA. 1. Memahami dan mengetahui sistem internasional hak-hak asasi manusia;
BAB V INSTRUMEN-INSTRUMEN INTERNASIONAL TENTANG PENEGAKAN HAK ASASI MANUSIA A. Tujuan Instruksional Umum Setelah mempelajari pokok bahasan ini mahasiswa dapat: 1. Memahami dan mengetahui sistem internasional
Lebih terperinciBAB 12 PENINGKATAN KUALITAS KEHIDUPAN
BAB 12 PENINGKATAN KUALITAS KEHIDUPAN DAN PERAN PEREMPUAN SERTA KESEJAHTERAAN DAN PERLINDUNGAN ANAK Permasalahan mendasar dalam pembangunan pemberdayaan perempuan dan anak yang terjadi selama ini adalah
Lebih terperinciLATAR BELAKANG. Click to edit Master subtitle style
LATAR BELAKANG Perdagangan anak ( trafficking ) kurang lebih dapat diartikan sebagai segala bentuk tindakan dan percobaan tindakan yang melibatkan rekruitmen,transportasi, baik di dalam maupun antar negara,
Lebih terperinci- 9 - PENANGGUNG JAWAB (INSTANSI/ LEMBAGA) PEMBENTUKAN PANITIA RANHAM 1 Belum terbentuknya Panitia RANHAM
9 III. KEGIATAN RANHAM INDONESIA TAHUN 2011 2014 A. PEMBENTUKAN DAN PENGUATAN INSTITUSI RANHAM WAKTU PENANGGUNG PEMBENTUKAN PANITIA RANHAM 1 Belum terbentuknya Panitia RANHAM 20112014 Pembentukan Panitia
Lebih terperinciMATRIKS 2.2.A TARGET KINERJA PEMBANGUNAN LINTAS BIDANG PERLINDUNGAN ANAK TAHUN 2011
MATRIKS 2.2.A TARGET KINERJA PEMBANGUNAN LINTAS BIDANG PERLINDUNGAN ANAK TAHUN 2011 No Fokus / Kegiatan Plk (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) 1 Peningkatan kualitas tumbuh 1. APK PAUD (persentase)
Lebih terperinciBUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 65 TAHUN 2012 TENTANG
BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 65 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN GUGUS TUGAS PENCEGAHAN DAN PENANGANAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG DI KABUPATEN BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciWALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 285 TAHUN 2017 TENTANG
WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 285 TAHUN 2017 TENTANG PEMBENTUKAN GUGUS TUGAS KOTA LAYAK ANAK KOTA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang : a. b.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelanggaran HAM, karena anak adalah suatu anugerah yang diberikan oleh Allah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak sebagai anggota keluarga warga negara yang sangat rentan terhadap pelanggaran HAM, karena anak adalah suatu anugerah yang diberikan oleh Allah SWT yang
Lebih terperinci