PENGARUH PENGGUNAAN AKSELERATOR MEGASET MERAH DI BAWAH DOSIS OPTIMAL TERHADAP KUAT TEKAN BETON DENGAN BERBAGAI VARIASI UMUR BETON
|
|
- Yenny Hermanto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENGARUH PENGGUNAAN AKSELERATOR MEGASET MERAH DI BAWAH DOSIS OPTIMAL TERHADAP KUAT TEKAN BETON DENGAN BERBAGAI VARIASI UMUR BETON Wisnumurti, Ristinah dan Yeanette Andita Puteri Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang Jl. Mayjen Haryono 147 Malang ABSTRAK Akselerator adalah suatu jenis aditif tipe C yang bekerja dengan mempercepat waktu pengikatan dan pengerasan beton, sehingga dapat memberikan kuat tekan yang tinggi pada umur awal beton. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variasi penggunaan bahan tambahan akselerator Megaset Merah di bawah dosis optimum dan variasi umur beton terhadap kuat tekan beton. Sering lemahnya kontrol terhadap penambahan dosis akselerator, yang dapat disebabkan karena pengadukan molen yang tidak rata ataupun karena keperluan untuk menekan biaya konstruksi, menyebabkan penambahan dosis akselerator tersebut tidak sesuai dengan dosis optimal yang ditetapkan oleh pembuat bahan aditif ini. Sehingga apabila akselerator tersebut digunakan di bawah dosis optimal, akan menyebabkan tidak tercapainya kekuatan tekan beton pada umur 7 hari yang diharapkan akan sama kekuatannya dengan umur 28 hari. Akibat tersebut akan dapat menyebabkan keruntuhan pada bagian bagian struktur yang ada. Dari hasil analisis varian 2 arah dapat dibuktikan adanya interaksi antara penambahan akselerator terhadap silinder beton kurang dari dosis yang optimum dan umur pengujian beton yang berpengaruh terhadap kuat tekan beton. Dari hasil pembahasan penelitian terdapat pengaruh penambahan Akselerator Megaset Merah di bawah dosis optimum dan umur pengujian beton terhadap penurunan kuat tekan beton; pada umur pengujian 7 hari, penambahan akselerator 0,5% akan menyebabkan penurunan kuat tekan beton sebesar 25% dari kuat tekan beton normal. Kata Kunci : akselerator, kuat tekan beton, umur beton PENDAHULUAN Bahan aditif tipe akselerator ini cukup banyak diproduksi oleh pabrik pabrik aditif dengan disertai tata cara penambahan dosis yang optimal sehingga diperoleh kuat tekan yang optimal. Penggunaan akselerator pada dosis optimal yaitu antara 2% - 5% akan memberikan pengaruh peningkatan kuat tekan beton, terutama pada umur beton awal yang berkisar antara 3 hari hingga 7 hari. Selain itu dengan penggunaan akselerator ini, pelepasan acuan beton dapat menjadi lebih awal. Namun pada kenyataannya di lapangan, karena pengadukan molen yang mungkin tidak rata ataupun karena keperluan untuk menekan biaya konstruksi, menyebabkan penambahan dosis akselerator tersebut tidak sesuai dengan dosis optimal yang ditetapkan oleh pembuat bahan aditif ini. Sehingga apabila akselerator tersebut digunakan di bawah dosis optimal, akan menyebabkan tidak tercapainya kekuatan tekan beton pada umur 7 hari yang diharapkan akan sama kekuatannya dengan umur 28 hari. Dengan kondisi tersebut di atas, disertai dengan pelepasan acuan yang lebih awal akan mungkin dapat menyebabkan keruntuhan pada bagian bagian struktur yang ada. Sehingga dari kenyataan di atas, mendorong peneliti untuk meneliti bahwa sejauh mana pengaruh penggunaan akselerator di bawah dosis optimal terhadap kuat tekan beton dan umur beton. JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 1, No ISSN
2 TINJAUAN PUSTAKA Beton Beton adalah campuran dari agregat halus dan agregat kasar ( pasir, kerikil, batu pecah, atau jenis agregat lain ) dengan semen yang dipersatukan oleh air dalam perbandingan tertentu. Beton juga dapat didefinisikan sebagai bahan bangunan dan konstruksi yang sifatsifatnya dapat ditentukan terlebih dahulu dengan mengadakan perencanaan dan pengawasan yang teliti terhadap bahanbahan yang dipilih. Untuk menjamin agar beton yang dihasilkan memenuhi persyaratan yang diinginkan, dianjurkan agar agregat diuji terlebih dahulu, kemudian membuat uji coba beton atau campuran beton setelah mix design dilakukan ( S. Wuryati & R. Candra, 2001 ). Beton menurut pengertian dasarnya juga dapat diartikan campuran dari dua bagian yaitu agregat dan mortar. Mortar terdiri dari semen Portland dan air yang mengikat agregat ( pasir dan kerikil / batu pecah) menjadi suatu massa seperti batuan, ketika pasta tersebut mengeras akibat dari reaksi kimia seperti semen dan air ( P. Nugraha, 1989 ). Waktu Pengikatan Dan Pengerasan Setting time mengindikasikan kesolidan atau perubahan bentuk. Awal dari perubahan bentuk adalah initial setting time, dimana merupakan penanda waktu dimana beton sudah tidak dapat dikerjakan. Sehingga proses penuangan, pemadatan pada tahap ini sangat sulit dikerjakan. Beton tidak dapat mengeras dengan tiba tiba; beton memerlukan waktu menjadi sepenuhnya rigid atau kaku. Waktu yang diperlukan agar beton menjadi sepenuhnya rigid atau kaku disebut dengan final setting time. Pengukuran dari setting time ini dilakukan oleh Vicat Apparatus. Kegunaan daripada mengetahui setting time ini diantaranya dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam penjadwalan konstruksi beton. Selain itu, data test juga berguna dalam membandingkan keefektifan relatif dalam kontrol variasi bahan tambah atau admixture ( P. Kumar M. dan P. J. M. Monteiro, 1993 ). Pengikatan juga dapat diartikan sebagai perubahan bentuk dari bentuk cair menjadi bentuk padat, tetapi masih belum memiliki kekuatan. Pengikatan ini terjadi akibat reaksi hidrasi yang terjadi pada permukaan butir semen, terutama pada butir Trikalsium Aluminat, karena itu dengan menambahkan gipsum dapat memodifikasi hidrasi awal ini, sehingga mengatur waktu pengikatan. Sedangkan pengerasan / hardening adalah pada bentuk yang sudah padat yaitu pertumbuhan kekuatannya ( P. Nugraha, 1989 ). Klasifikasi akselerator Akselerator adalah bahan tambahan yang dicampurkan ke dalam beton yang berfungsi untuk mempercepat proses pengikatan dan pengerasan adukan beton. Bahan kimia yang dapat mempercepat pengerasan dalam campuran semen portland dan air yaitu klorida terlarut, karbonat, silika, fluoslika dan hidroksida serta bahan organik seperti triethanolamin. Namun yang banyak digunakan sebagai bahan pengeras beton yaitu garam CaCl2. Jenis akselerator biasanya ada 2 kelompok yaitu ( S. Wuryati & R. Candra, 2001 ): 1. Kelompok yang dapat mempersingkat waktu pengikatan awal. Kelompok ini biasanya berupa benda benda basa yang mempengaruhi reaksi antara C3A dan gips. 2. Kelompok yang dapat mempercepat pengerasan sehingga kekuatan awal dapat meningkat. Namun ada pula kelompok yang bekerja dua duanya, yaitu mempercepat pengikatan dan mempercepat pengerasan. Kelompok ini biasanya : JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 1, No ISSN
3 1. Asam asam yang mempercepat larutnya kapur 2. Basa yang mempercepat larutnya silika dan alumina 3. Garam dari asam asam dan basa basa tadi Spesifikasi Akselerator Pilihan komposisi atau bahan kimia dari akselerator adalah ( A. M Neville, 1981 ): 1. CaCl 2 atau kalsium klorida 2. Sodium klorida 3. NaCl atau natrium klorida 4. Barium Klorida Sodium Klorida mempunyai cara kerja yang sama dengan Kalsium Klorida tapi dengan intensitas yang lebih rendah. Sedangkan pada Natrium Klorida mempunyai konsekuensi terjadi penurunan umur kekuatan 7 hari dan kemudian untuk selanjutnya masih diobservasi. ( A. M Neville, 1981 ) Bahan aditif akselerator melarutkan kation (ion kalsium) dan anion dari semen. Sejak beberapa anion dilarutkan, akselerator menaikkan beberapa unsur pokok yang memiliki laju pelarutan terendah pada saat waktu hidrasi awal yaitu silika. Adanya nilai tunggal kation semen dalam larutan yaitu K + atau Na + mengurangi daya larut Ca 2+ atau akan menaikkan daya larut dari silika dan aluminat tergantung dari konsentrasinya. Adanya nilai tunggal anion semen dalam larutan yaitu Cl -, NO 3- atau SO 2-4 mengurangi daya larut silika dan aluminat atau menaikkan daya larut dari ion kalsium juga tergantung dari konsentrasi larutan itu. ( P. Kumar M. dan P. J. M. Monteiro, 1993 ). Kelemahan dan Keuntungan pemakaian Accelerator Ada beberapa kelemahan dan keuntungan dari penggunaan CaCl 2 yaitu ( A. M. Neville, 1981); Kelemahan dari CaCl 2 adalah : 1. Daya tahan semen terhadap sulfat menurun, karena adanya larangan penggunaan High Alumina Cement bersama sama dengan CaCl 2, dimana alumina berfungsi untuk meningkatkan daya tahan terhadap sulfat dengan menghilangkan Ca(OH) 2 dalam reaksi hidrasi 2. Resiko dari reaksi antara alkali dan agregat meningkat, jika agregat bersifat reaktif, karena adanya reaksi kimia antara alkali (Na 2 OH dan K 2 O) dan silika yang terdapat pada agregat yang menyebabkan reaksi hidrasi meningkat, sehingga proses pengerasan beton yang terlalu cepat akan meningkatkan kemungkinan retak dan susut pada beton. 3. Jika nomor 2 di atas dikontrol dengan penggunaan low alkali cement dan penambahan pozzolan, maka pengaruh CaCl 2 sangat kecil 4. CaCl 2 meningkatkan retak dan susut sebesar kurang lebih 10% 15%, karena meningkatkan temperatur seiring dengan peningkatan panas yang terjadi pada proses hidrasi semen di dalam campuran beton. Sedangkan keuntungan dari CaCl 2 adalah : 1. CaCl 2 dapat meningkatkan daya tahan beton terhadap erosi dan abrasi dan ketentuan ini berlaku bagi semua umur beton. 2. Ketika beton dalam perawatan uap, CaCl 2 meningkatkan kekuatan dari beton dan mengijinkan penggunaan suhu tinggi yang terus meningkat selama waktu perawatan. 3. Peningkatan yang kecil terhadap workability dari beton basah. 4. Mengurangi bleeding. Umur beton Kuat desak beton bertambah sesuai dengan bertambahnya umur beton. Kecepatan bertambahnya kekuatan beton tersebut sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain fas dan suhu perawatan, semakin tinggi fas semakin lambat kenaikan kekuatan betonnya, dan JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 1, No ISSN
4 semakin tinggi suhu perawatan semakin cepat kenaikan kekuatan betonnya. Pada Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI 1971) disebutkan perbandingan kekuatan tekan beton pada berbagai umur beton, seperti yang disajikan pada tabel berikut : Tabel 1. Perbandingan kuat tekan beton pada berbagai umur beton Umur beton (hari) Semen Portland biasa Semen Portland dg kekuatan awal tinggi Sumber : Peraturan Beton Bertulang Indonesia, 1971 Kuat tekan beton Kuat tekan beton yang disyaratkan f c adalah kuat tekan beton yang ditetapkan oleh perencana struktur (benda uji berbentuk silinder diameter 150 mm dan tinggi 300 mm), untuk dipakai dalam perencanaan struktur beton, dinyatakan dalam satuan MegaPascal (Mpa). Kekuatan tekan beton dipengaruhi beberapa faktor: 1. Faktor air semen 2. Susunan dan gradasi agregat 3. Jenis dan mutu semen 4. Mutu bahan batuan 5. Pelaksanaan pembuatan beton 6. Curing (pematangan) beton, yaitu perawatan beton untuk mencapai kekuatan yang diinginkan. Mekanisme Cara Kerja Akselerator Komposisi dari Semen Portland terdiri dari produk produk yang tidak seimbang dengan menghasilkan reaksi dengan temperature tinggi dan energi yang tinggi. Ketika semen berhidrasi, reaksi dari produk + air akan menghasilkan tingkat energi yang stabil dan untuk mencapainya terdapat sejumlah pembebasan energi dalam bentuk panas. Sejumlah besar pembebasan panas dan tingkat pembebasan panas dapat mengindikasikan kereaktifannya. Data dari panas hidrasi dapat digunakan untuk menentukan karakteristik setting time dan hardening dan dapat digunakan untuk mengukur tingkat suhu. ( P. Kumar M. dan P. J. M. Monteiro, 1993 ). Alumina dikenal melakukan hidrasi terlebih dahulu daripada silika. Hidrasi pada Alumina yaitu reaksi yang terjadi antara C 3 A dengan air sangat cepat. Kristal hidrat seperti C 3 AH 6, C 4 AH 19, dan C 2 AH 8, dibentuk dengan sangat cepat, dengan pembebasan panas dalam jumlah besar terjadi pada hidrasi tersebut dengan dikontrol oleh gipsum. Ettringite adalah yang pertama berhidrasi menjadi kristal karena kadar sulfat yang tinggi dalam pelarutan selama 1 jam pertama proses hidrasi.pada kondisi normal penundaan yang dilakukan oleh 5% - 6% gipsum, maka percepatan yang dilakukan oleh Ettringite meliputi stiffening, setting dan pada awal hardening. Selanjutnya setelah penghabisan dari sulfat pada pelarutan, pada waktu konsentrasi pada Alumina bertambah disebabkan karena pembaruan hidrasi dari C 3 A dan C 4 AF, Ettringite menjadi tidak stabil dan biasanya akan berubah menjadi Monosulfat, dimana merupakan produk akhir dari hidrasi Alumina. ( P. Kumar M. dan P. J. M. Monteiro, 1993 ). Pada hidrasi Silika yaitu C 3 S dan C 2 S pada semen Portland menghasilkan Kalsium Silikat Hidrat ( CSH ) dan Kalsium Hidroksida ( CA(OH) 2 ). Dari sifat materialnya bentuk CSH ini sangat buruk untuk menjadi kristal dan membentuk semacam lubang pada bentuk gel keras. Gel ini dapat disebut JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 1, No ISSN
5 sebagai Tobermorite Gel. C 3 S berhidrasi terlebih dahulu daripada C 2 S. Dengan kehadiran gipsum, C 3 S sebagai partikel dimulai berhidrasi selama 1 jam sejak penambahan semen ke dalam air dan akan bekerja pada final setting time dan hardening dari pasta semen. Reaksi daripada C 2 S dan C 3 S akan dipercepat dengan kehadiran sulfat pada pelarutan. Reaksi pada hidrasi C 3 S ini berlangsung cepat pada beberapa minggu / proses hardening. Proses perkembangan mengisi rongga dalam pasta dengan hasil produk hidrasi akan menurunkan porositas dan permeabilitas dan meningkatkan kekuatan beton. ( P. Kumar M. dan P. J. M. Monteiro, 1993 ). Berdasarkan reaksi hidrasi di atas, maka fenomena daripada stiffening, setting dan hardening adalah berdasarkan perkembangan dari pembentukkan kristal pada produk hidrasi. Sehingga berdasarkan alasan tersebut, maka dapat diasumsikan dengan menambahkan larutan kimia tertentu pada sistem hidrasi,maka satu dari larutan tersebut akan dapat mempengaruhi tingkat kecepatan pengionisasian dari komposisi semen yang ada dan tingkat kecepatan pembentukan kristal dari produk hidrasi, sehingga mempengaruhi karakteristik dari setting dan hardening dari pasta semen. ( P. Kumar M. dan P. J. M. Monteiro, 1993 ). Berdasarkan pada P. Nugraha, bahan yang paling efektif untuk Akselerator adalah Kalsium Klorida.Garam garam anorganik yang dapat larut seperti Klorida, Bromida, Fluorida, Karbonat, Nitrat, Thiosulfat, Silikat, Aluminat, Alkali Hidroksida. Susunan organik yang dapat larut seperti Triethanolamine, Kalsium format, Kalsium acetat, dan bahan yang sejenis. Berdasarkan pada A. Joisel, untuk memahami mekanisme daripada Akselerator adalah dengan pertama kali mempertimbangkan bahwa komposisi semen Portland yang terdiri dari sejumlah anions ( Silikat dan Aluminat ) dan sejumlah kations ( Kalsium ), tingkat kelarutannya tergantung pada tipe dan konsentrasi kehadiran ion asam dan basa dalam pelarutan. Sehingga berdasarkan Joisel dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Bahan tambah Akselerator membantu kelarutan dari Kation ( ion Kalsium ) dan anion dari semen. Sejak beberapa anion larut, Akselerator akan membantu kelarutan dari konstituent yang memiliki daya larut yang paling rendah pada periode awal dari hidrasi ( ion silikat ). 2. Kehadiran dari kation tunggal pada pelarutan ( K +, Ca 2+ atau Na + ) akan menaikkan daya larut daripada ion Silikat dan Alumina. 3. Kehadiran anion tunggal ( Cl -, NO -3, SO 2-4 ) akan menaikkan daya larut daripada ion Kalsium. Dari uraian di atas, bahan tambah Akselerator hanya sebagai katalisator dengan mempercepat waktu hidrasi saja tanpa meningkatkan kuat tekan beton. Pada setting time, Kalsium klorida akan membantu mempercepat daya larut ion Kalsium dan Alumina. Sedangkan pada hardening atau peningkatan kekuatan beton, Kalsium Klorida akan membantu mempercepat ion Silika. Pengaruh Penggunaan Akselerator Terhadap Kuat Tekan Beton Dan Umur Beton. Akselerator jenis Kalsium Klorida dapat meningkatkan kuat tekan beton pada umur beton awal dengan sangat cepat. Misalnya dengan penggunaan 2% Kalsium Klorida, dapat meningkatkan kuat tekan beton hingga 170% pada umur beton 1 hari. Sedangkan pada umur beton 7 hari terjadi peningkatan kuat tekan beton sebesar 30%. Dan pada umur 28 hari terjadi peningkatan kuat tekan beton sebesar 10%. ( Jai Krishna & O. P. Jain, 1980 ) Kalsium Klorida ( CaCl 2 ) biasanya ditambahkan dengan Rapid JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 1, No ISSN
6 Hardening Portland Cement, dimana biasanya peningkatan kekuatan dapat mencapai 7 MPa dalam 1 hari. Hal ini jika dibandingkan dengan campuran CaCl 2 dengan Ordinary Portland Cement ( tipe 1) peningkatan kekuatan 7 Mpa dapat dicapai dalam waktu 3 7 hari. ( A. M. Neville,1981 ). Tetapi kelemahan CaCl 2 jika digunakann bersama sama dengan Rapid Hardening Cement adalah pada waktu umur 28 hari, kekuatan yang dimiliki sama dengan jika tidak menggunakan CaCl 2. Berbeda dengan Ordinary Portland Cement tetap terdapat peningkatan kekuatan pada umur 28 hari (Gbr. 1.). ( A. M. Neville, 1981 ) Gambar 1. Pengaruh penggunaan akselerator dengan dosis 2% terhadap kuat tekan beton dan umur beton untuk berbagai tipe semen ( sumber : A. M. Neville, 1981 ) Sedangkan dari hasil laporan uji kokoh tekan hancur beton yang diuji pada laboratorium UK Petra, disebutkan bahwa penggunaan akselerator Megaset Merah 5% dengan pengujian pada umur beton 7 hari akan meningkatkan kuat tekan beton sebesar 74,830 kg/cm 2, dimana beton dengan penggunaan Megaset Merah 5% kuat tekannya mencapai kg/ g/cm 2 dibandingkan terhadap beton normal yang mencapai kuat tekan 292,520 kg/cm 2 ( Gbr.2. ). Gambar 2. Pengaruh penggunaan akselerator dengan dosis 5% terhadap kuat tekan beton dan umur beton ( sumber : Hasil Penelitian Laboratorium Beton Dan Konstruksi UK Petra, 2004 ). Cara kerja untuk CaCl 2 sendiri mengacu kepada kecepatan setting time, tetapi pemberian CaCl 2 yang berlebihan menyebabkan Flash Set. Karakteristik CaCl 2 yang mempercepat setting time diberikan pada Gbr.3. Misalnya JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 1, No ISSN
7 berdasarkan referensi V.S Ramachandran, penambahan 2% CaCl 2 dapat mempercepat initial setting time sebesar 120 menit, dimana pada initial setting time normal lamanya 180 menit akan menjadi 58 menit. Sedangkan pada final setting time dapat dipercepat hingga 260 menit, dimana pada final setting normal lamanya dapat mencapai 360 menit dapat dipercepat menjadi 100 menit. (P. Kumar M. dan P. J. M. Monteiro, 1993 ) Gambar 3. Pengaruh Penggunaan Kalsium Klorida pada setting time ( Sumber : P. Kumar M. dan P. J. M. Monteiro, 1993). Hipotesis Penelitian Diduga dengan adanya interaksi antara penambahan akselerator terhadap silinder METODOLOGI Rancangan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menguji kuat tekan beton pada hari ke 3,7,14,28 dan 32 dengan berbagai prosentase penambahan zat aditif akselerator di bawah dosis optimum. Adapun rancangan penelitian adalah sebagai berikut: beton kurang dari dosis yang optimum dan umur pengujian beton akan berpengaruh terhadap kuat tekan beton. - Perbandingan campuran menggunakan mix desain - Ukuran agregat maksimum 20 mm - Jumlah benda uji untuk setiap variasi adalah 3 buah - Menggunakan variasi 2 arah Umur ( hari ) Tabel 2. Rancangan Benda uji Silinder 15 / 30 Prosentase Bahan Aditif ( % ) JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 1, No ISSN
8 Variabel Penelitian Variabel bebas adalah variabel yang bebas ditentukan oleh peneliti, mengikuti aturan yang sering digunakan. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembacaan data pada umur beton tertentu dan prosentase PEMBAHASAN Pengujian Beton Keras Untuk pengujian beton keras dibuat benda uji berupa silinder yang berdiameter 15 cm dan tinggi 30 cm. Setelah mencapai umur yang ditentukan dalam penelitian ini yaitu pada umur 3, 7, 14, 28, dan 32 hari, dan dengan variabel penambahan Akselerator di bawah dosis optimum yang telah ditentukan dalam penambahan aditif akselerator di bawah dosis optimum. Variabel tak bebas adalah variabel yang nilainya tergantung dari variabel bebas. Variabel tak bebas dalam penelitian ini adalah kuat tekan beton. Metodologi Penelitian, benda uji tersebut dites dengan menggunakan alat yang disebut Universal Testing Machine ( UTM ). Selanjutnya pengujian kuat tekan dengan alat UTM ini dilakukan dengan meletakkan benda uji berdiri tegak lurus dan memberi tekanan sampai benda uji tersebut hancur. Adapun hasil pengujian kuat tekan ditabelkan sebagai berikut : Umur Beton 3 Tabel 3. Gaya Tekan Hancur Beton ( KN ) Prosentase Penambahan Akselerator Di Bawah Dosis Optimum (%) 0 0,5 % ,5 % 3,5 % Rata - rata Rata - rata Rata - rata Rata - rata Rata - rata Sumber : Hasil Penelitian JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 1, No ISSN
9 Dari hasil pengujian di atas selanjutnya dicari kuat tekan hancur beton dengan rumus : f c = A P dengan : f c = Tegangan hancur beton ( MPa ) P = Gaya Tekan ( KN ) A = Luas Silinder ( mm 2 ) Tabel 4. Kuat Tekan Hancur Beton ( MPa ) Prosentase Penambahan Akselerator Di Bawah Dosis Optimum (%) Umur Beton 0 0,5 % ,5 % 3,5 % Rata - rata Rata - rata Rata - rata Rata - rata Rata - rata Sumber : Hasil Penelitian dan Perhitungan Pembahasan Hasil Penelitian Pembahasan Hubungan Pengaruh Variasi Prosentase Penambahan Akselerator Megaset Merah Di Bawah Dosis Optimum Dan Variasi Umur Pengujian Beton Terhadap Kuat Tekan Beton. Tabel 5. Hasil Analisa Regresi Untuk Nilai Kuat Tekan Beton Regression Statistics Korelasi R R Square Adjusted R Square Standard Error Observations 20 Probabilitas 3.762E-06 Sumber : Hasil Perhitungan JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 1, No ISSN
10 Berdasarkan pada tabel 5., dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Untuk pengaruh variabel prosentase penambahan Akselerator Megaset Merah di bawah dosis optimum dan variabel umur pengujian beton terhadap nilai kuat tekan beton, nilai koefisien korelasi adalah sebesar 0,975. Sehingga dapat diartikan bahwa terdapat hubungan yang sangat erat antara variabel prosentase penambahan Akselerator Megaset Merah di bawah dosis optimum dan variabel umur pengujian beton terhadap nilai kuat tekan beton. 2. Untuk pengaruh variabel prosentase penambahan Akselerator Megaset Merah di bawah dosis optimum dan variabel umur pengujian beton terhadap nilai kuat tekan beton, nilai koefisien determinasi disesuaikan adalah sebesar 0,916. Sehingga dapat diartikan bahwa sebesar 91% perubahan nilai kuat tekan beton dapat dijelaskan oleh variabel prosentase penambahan Akselerator Megaset Merah di bawah dosis optimum dan variabel umur pengujian beton. 3. Dengan nilai probabilitas sebesar 3,7E-06 dimana kurang dari 0,05; maka variabel prosentase penambahan Akselerator Megaset Merah di bawah dosis optimum dan variabel umur pengujian beton signifikan dalam memprediksi perubahan pada kuat tekan beton Kuat Tekan ( MPa ) Penambahan akselerator ( % ) Umur Pengujian ( Hari ) Gambar 4. Hubungan Regresi Variasi Prosentase Penambahan Akselerator Megaset Merah Di Bawah Dosis Optimum Dan Variasi Umur Pengujian Beton Terhadap Kuat Tekan Beton. JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 1, No ISSN
11 Pembahasan Pengaruh Variasi Prosentase Penambahan Akselerator Megaset Merah Di Bawah Dosis Optimum Terhadap Penurunan Kuat Tekan Beton Dengan Masing Masing Umur Pengujian Beton. Dalam perhitungan analisis Regresi satu arah dengan model persamaan polinomial berderajat dua, didapatkan hasil sebagai berikut: : y = x x Kuat Tekan Beton y = -2.58x x y = -5.54x x y = 1.74x x Poly. (3) Poly. (7) Poly. (28) Poly. (32) % Penambahan Di bawah Optimal Gambar 5. Hubungan Regresi Variasi Prosentase Penambahan Akselerator Megaset Merah Di Bawah Dosis Optimum Terhadap Kuat Tekan Beton Dengan Masing Masing Variasi Umur Pengujian Beton. Tabel 6. Hasil Analisa Regresi Untuk Nilai Kuat Tekan Beton Pada Umur 3 Hari Regression Statistics Korelasi R R Square Adjusted R Square Standard Error Observations 9 Probabilitas 0.02 Sumber : Hasil Perhitungan Tabel 7. Hasil Analisa Regresi Untuk Nilai Kuat Tekan Beton Pada Umur 7 Hari Regression Statistics Korelasi R R Square Adjusted R Square Standard Error Observations 9 Probabilitas 0.01 Sumber : Hasil Perhitungan JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 1, No ISSN
12 Tabel 8. Hasil Analisa Regresi Untuk Nilai Kuat Tekan Beton Pada Umur 28 Hari Regression Statistics Korelasi R R Square Adjusted R Square Standard Error Observations 9 Probabilitas Sumber : Hasil Perhitungan Tabel 9. Hasil Analisa Regresi Untuk Nilai Kuat Tekan Beton Pada Umur 32 Hari Regression Statistics Korelasi R R Square Adjusted R Square Standard Error Observations 9 Probabilitas Sumber : Hasil Perhitungan Dari gambar di atas didapat sejumlah penurunan kuat tekan beton dengan penambahan akselerator di bawah dosis optimum terhadap kuat tekan beton tanpa penambahan akselerator. Adapun hasil penurunan kuat tekan beton di bawah dosis optimum adalah sebagai berikut : 1. Pada umur pengujian 3 hari, penurunan kuat tekan beton terjadi pada dosis 0,5% yaitu sebesar 22,5% dan dosis 1% yaitu sebesar 10,65%. 2. Pada umur pengujian 7 hari, penurunan kuat tekan beton terjadi pada dosis 0,5% yaitu sebesar 25% dan dosis 1% yaitu sebesar 3%. 3. Pada umur pengujian 28 hari, penurunan kuat tekan beton terjadi pada dosis 0,5% yaitu sebesar KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian, seperti yang diuraikan pada bab di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat pengaruh penambahan Akselerator Megaset Merah di bawah dosis optimal dan umur pengujian beton 17,28% ; dosis 1% yaitu sebesar 7,12%; dan pada dosis 1,5% yaitu sebesar 2,72%. 4. Pada umur pengujian 32 hari, penurunan kuat tekan beton terjadi pada dosis 0,5% yaitu sebesar 4% dan dosis 1% yaitu sebesar 2,5%. Namun pada kenyataannya, pada grafik yang menghubungkan antara umur pengujian beton terhadap kuat tekan beton mempunyai kecenderungan bahwa semakin lama umur pengujian beton maka nilai kuat tekan beton akan naik dan mendekati nilai tertentu yang konstan. Sehingga hendaknya dicoba pendekatan untuk menggunakan persamaan persamaan selain persamaan regresi kuadrat di atas yang sesuai dengan logika pada kenyataannya. terhadap penurunan kuat tekan beton. Bahwa penggunaan Akselerator Megaset Merah di bawah dosis optimal tidak bisa dijadikan acuan bahwa pada umur 7 hari akan memperoleh kekuatan tekan yang akan sebanding. JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 1, No ISSN
13 UCAPAN TERIMA KASIH Terima kasih kepada Laboratorium Mekanika Tanah, Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang sebagai tempat DAFTAR PUSTAKA Anonim Peraturan Beton Bertulang Indonesia Tahun Jakarta : Ditjen Cipta Karya. Anonim Standart Nasional Indonesia ( SK SNI M ) Pengujian Gradasi Untuk Agregat. Boediono Dan Wayan K Teori dan Aplikasi Statistika Dan Probabilitas. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Kushartomo, Widodo Hidrasi Kimia Pada Semen Portland, Jurnal Teknik Sipil Universitas Tarumanegara. No. 1, Tahun V. Maret, Krishna, Jai And O.P. Jain Plain And Reinforced Concrete Vol. I. India : Roorkee Press. Megamix Beton Indonesia. Brosur Tentang Accelerator Megaset Merah. Mehta, P. Kumar And P. J. M Monteiro CONCRETE : Structure, pelaksanaan penelitian serta semua pihak atas dukungan dan partisipasinya selama penelitian Properties And Materials. New Jersey : Prentice Hall. Neville, A. M Properties Of Concrete. London : Pittman Publishing Ltd. Nugraha, P Teknologi Beton : dengan antisipasi terhadap Pedoman Beton Surabaya : Universitas Kristen Petra. PT. Semen Gresik Persero (Tbk). Brosur Tentang Semen Portland Samekto, Wuryati Dan Candra R Teknologi Beton. Yogyakarta : Kanisius. Spiegel. R, Murray SCHAUM S OUTLINE SERIES : Theory And Problems Of Statistics ( S1 Metric Edition ), London : McGraw Hill Book Company. Tjokrodimulyo K Buku Ajar Bahan Bangunan. Yogyakarta : Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Gajah Mada JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 1, No ISSN
PERBANDINGAN KINERJA BETON YANG MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND POZZOLAN DENGAN YANG MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND TIPE I
PERBANDINGAN KINERJA BETON YANG MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND POZZOLAN DENGAN YANG MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND TIPE I I Made Alit Karyawan Salain 1 1 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Udayana,
Lebih terperinciPENGGUNAAN AKSELERATOR PADA BETON YANG MENGGUNAKAN PEREKAT BERUPA CAMPURAN SEMEN PORTLAND TIPE I DAN ABU TERBANG
Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 1 (SeNaTS 1) Tahun 15 Sanur - Bali, 25 April 15 PENGGUNAAN AKSELERATOR PADA BETON YANG MENGGUNAKAN PEREKAT BERUPA CAMPURAN SEMEN PORTLAND TIPE I DAN ABU TERBANG
Lebih terperinciPENGGUNAAN PASIR SILIKA DAN PASIR LAUT SEBAGAI AGREGAT BETON The Use of Sea and Silica Sand for Concrete Aggregate
14 Spektrum Sipil, ISSN 58-4896 Vol. 1, No. 2 : 14-149, September 214 PENGGUNAAN PASIR SILIKA DAN PASIR LAUT SEBAGAI AGREGAT BETON The Use of Sea and Silica Sand for Concrete Aggregate Joedono, Mudji Wahyudi
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Beton Mutu Tinggi Sesuai dengan perkembangan teknologi beton yang demikian pesat, ternyata kriteria beton mutu tinggi juga selalu berubah sesuai dengan kemajuan tingkat mutu
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
A. Beton BAB III LANDASAN TEORI Beton berdasarkan SNI-03-2847-2007 didefinisikan sebagai campuran antara semen, agregat halus, agregat kasar dan air dengan atau tanpa bahan campuran tambahan membentuk
Lebih terperinciKAJIAN OPTIMASI KUAT TEKAN BETON DENGAN SIMULASI GRADASI UKURAN BUTIR AGREGAT KASAR. Oleh : Garnasih Tunjung Arum
KAJIAN OPTIMASI KUAT TEKAN BETON DENGAN SIMULASI GRADASI UKURAN BUTIR AGREGAT KASAR Oleh : Garnasih Tunjung Arum 09510134004 ABSTRAK Beton adalah bahan yang diperoleh dengan mencampurkan agregat halus
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. Beton pada umumnya adalah campuran antara agregat. kasar (batu pecah/alam), agregat halus (pasir), kemudian
11 BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Beton Beton pada umumnya adalah campuran antara agregat kasar (batu pecah/alam), agregat halus (pasir), kemudian direkatkan dengan semen Portland yang direaksikan dengan
Lebih terperinciSTUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN PASIR DARI BEBERAPA DAERAH TERHADAP KUAT TEKAN BETON. Abstrak
STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN PASIR DARI BEBERAPA DAERAH TERHADAP KUAT TEKAN BETON Jeffry 1), Andry Alim Lingga 2), Cek Putra Handalan 2) Abstrak Beton merupakan salah satu bahan konstruksi yang
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
A. Beton BAB III LANDASAN TEORI Menurut Tjokrodimuljo (2007), beton adalah campuran antara semen portland, agregat kasar, agregat halus, air dan terkadang ditambahkan dengan menggunakan bahan tambah yang
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI SUHU PADA PERAWATAN ELEVATED TEMPERATURE TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT TARIK BELAH BETON
Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.7, Juni 2013 (473-478) ISSN: 2337-6732 PENGARUH VARIASI SUHU PADA PERAWATAN ELEVATED TEMPERATURE TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT TARIK BELAH BETON Vanessa Irena Kullit S. E. Wallah,
Lebih terperinciJurnal Teknik Sipil No. 1 Vol. 1, Agustus 2014
JURNAL PENGARUH PENAMBAHAN MATERIAL HALUS BUKIT PASOLO SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN PASIR TERHADAP KUAT TEKAN BETON dipersiapkan dan disusun oleh PRATIWI DUMBI NIM: 5114 08 051 Jurnal ini telah disetujui
Lebih terperinciKUAT TEKAN BETON DENGAN VARIASI AGREGAT YANG BERASAL DARI BEBERAPA TEMPAT DI SULAWESI UTARA
KUAT TEKAN BETON DENGAN VARIASI AGREGAT YANG BERASAL DARI BEBERAPA TEMPAT DI SULAWESI UTARA Reza Adeputra Polii Marthin D. J. Sumajouw, Reky S. Windah Universitas Sam Ratulangi Fakultas Teknik Jurusan
Lebih terperinciPERBANDINGAN KUAT TEKAN DAN PERMEABILITAS BETON YANG MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND POZZOLAN DENGAN YANG MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND TIPE I
PERBANDINGAN KUAT TEKAN DAN PERMEABILITAS BETON YANG MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND POZZOLAN DENGAN YANG MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND TIPE I I Made Alit Karyawan Salain 1 1. Pendahuluan Salah satu faktor yang
Lebih terperinciPENGARUH KUAT TEKAN BETON DENGAN PENAMBAHAN SIKAMENT NN
PENGARUH KUAT TEKAN BETON DENGAN PENAMBAHAN SIKAMENT NN Andre Novan Ermiyati Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik, Universitas Riau, Pekanbaru-28293 andreayyubi@email.com Ermiyati_tanjung@yahoo.co.id ABSTRAK
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. tidak terlalu diperhatikan di kalangan masyarakat.
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Umum Dengan semakin banyaknya pemakaian bahan alternatif untuk beton, maka penelitian yang bertujuan untuk membuka wawasan tentang hal tersebut sangat dibutuhkan, terutama penggunaan
Lebih terperinciBAB I I TINJAUAN PUSTAKA. direkatkan oleh bahan ikat. Beton dibentuk dari agregat campuran (halus dan
BAB I I TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Beton Beton adalah suatu komposit dari beberapa bahan batu-batuan yang direkatkan oleh bahan ikat. Beton dibentuk dari agregat campuran (halus dan kasar) dan ditambah dengan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. yang bahan utamanya terdiri dari campuran antara semen, agregat halus,
5 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Umum Beton merupakan suatu bahan komposit (campuran) dari beberapa material, yang bahan utamanya terdiri dari campuran antara semen, agregat halus, agregat kasar, air
Lebih terperinciSifat Kimiawi Beton Semen Portland (PC) Air Agregat bahan tambah peristiwa kimia PC dengan air hidrasi pasta semen
Sifat Kimiawi Menurut SK-SNI-T15-1991-03, Beton dibuat dengan mencampur (PC), Air dan Agregat, dengan atau tanpa bahan tambah (admixture) dalam perbandingan tertentu. Bahan tambah (admixture) dapat berupa
Lebih terperinciPENGUJIAN KUAT TEKAN BETON YANG DIPENGARUHI OLEH LINGKUNGAN ASAM SULFAT
PENGUJIAN KUAT TEKAN BETON YANG DIPENGARUHI OLEH LINGKUNGAN ASAM SULFAT Rizal Syahyadi 1) Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh lingkungan agresif asam sulfat terhadap kuat
Lebih terperinciPENGGUNAAN LIMBAH BAJA (KLELET) SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR PADA BETON. Hanif *) ABSTRAK
PENGGUNAAN LIMBAH BAJA (KLELET) SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR PADA BETON Hanif *) ABSTRAK Beton merupakan salah satu bahan struktur bangunan yang banyak dipakai. Beton sangat populer karena mudah diperoleh,
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN ZEOLIT DAN SIKAMENT-520 TERHADAP KUAT TEKAN BETON MENGGUNAKAN PORTLAND POZZOLAND CEMENT (PPC)
PENGARUH PENGGUNAAN ZEOLIT DAN SIKAMENT-520 TERHADAP KUAT TEKAN BETON MENGGUNAKAN PORTLAND POZZOLAND CEMENT (PPC) Bing Santosa 1 1 Program Studi Teknik Sipil, Universitas Janabadra Yogyakarta, Jl. TR.Mataram
Lebih terperinciLaksmi Irianti dan Eddy Purwanto 2. Abstrak
PENGGUNAAN ACCELERATOR PADA BETON ABU KETEL SEBAGAI UPAYA MEMPERCEPAT LAJU PENGERASAN 1 (The use of accelerator in Kettle-ash concrete as the effort of hardening accelerate) Laksmi Irianti dan Eddy Purwanto
Lebih terperinciBAB V HASIL PEMBAHASAN
BAB V HASIL PEMBAHASAN A. Umum Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang dilaksanakan di laboratorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil, dalam pelaksanaan eksperimen
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Yufiter (2012) dalam jurnal yang berjudul substitusi agregat halus beton
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka Yufiter (2012) dalam jurnal yang berjudul substitusi agregat halus beton menggunakan kapur alam dan menggunakan pasir laut pada campuran beton
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN SILICA FUME TERHADAP PENGURANGAN SUSUT BETON. Abstrak
PENGARUH PENAMBAHAN SILICA FUME TERHADAP PENGURANGAN SUSUT BETON Khairul Miswar 1) Rizal Syahyadi 2) Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh admixture silica fume terhadap susut beton.
Lebih terperinciproporsi perbandingan tertentu dengan ataupun tanpa bahan tambah yang
BAB III LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas mengenai teori-teori yang digunakan, materi penyusun beton, penghitungan kuat desak dan hipotesis. 3.1 Umum Menurut SK SNI T-l5-1991-03 (1991), beton (concrete)
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Tinjauan Umum Pelaksanaan penelitian ini dimulai dari tahap perencanaan, teknis pelaksanaan, dan pada tahap analisa hasil, tidak terlepas dari peraturan-peraturan maupun referensi
Lebih terperinciVol.17 No.1. Februari 2015 Jurnal Momentum ISSN : X PENGARUH PENGGUNAAN FLY ASH SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT TERHADAP KUAT TEKAN PAVING BLOCK
PENGARUH PENGGUNAAN FLY ASH SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT TERHADAP KUAT TEKAN PAVING BLOCK Oleh: Mulyati*, Saryeni Maliar** *Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan ** Mahasiswa Jurusan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Beton Beton merupakan material gabungan yang terdiri dari beberapa bahan penyusun yang dicampur menjadi satu. Bahan penyusun tersebut terdiri atas semen, agregat
Lebih terperinciScanned by CamScanner
Scanned by CamScanner Scanned by CamScanner Konferensi Nasional Teknik Sipil 8 (KoNTekS8) KUAT TEKAN BETON YANG MENGGUNAKAN ABU TERBANG SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN SEMEN PORTLAND DAN AGREGAT KASAR BATU
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Mortar Mortar didefinisikan sebagai campuran material yang terdiri dari agregat halus (pasir), bahan perekat (tanah liat, kapur, semen portland) dan air dengan komposisi tertentu
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN SERAT SABUT KELAPA TERHADAP KUAT TEKAN BETON
PENGARUH PENAMBAHAN SERAT SERABUT KELAPA TERHADAP KUAT TEKAN (Sahrudin - Nadia) PENGARUH PENAMBAHAN SERAT SABUT KELAPA TERHADAP KUAT TEKAN BETON oleh: Sahrudin Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Jakarta
Lebih terperinciPENGARUH SUBTITUSI ABU SERABUT KELAPA (ASK) DALAM CAMPURAN BETON. Kampus USU Medan
PENGARUH SUBTITUSI ABU SERABUT KELAPA (ASK) DALAM CAMPURAN BETON Nora Usrina 1, Rahmi Karolina 2, Johannes Tarigan 3 1 Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan No. 1 Kampus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Beton merupakan salah satu bahan material yang selalu hampir digunakan pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beton merupakan salah satu bahan material yang selalu hampir digunakan pada setiap pelaksanaan konstruksi di bidang teknik sipil. Beton merupakan campuran antara semen,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Mortar Menurut SNI 03-6825-2002 mortar didefinisikan sebagai campuran material yang terdiri dari agregat halus (pasir), bahan perekat (tanah liat, kapur, semen portland) dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Beton adalah bahan yang diperoleh dengan mencampurkan agregat halus, agregat kasar, semen Portland, dan air ( PBBI 1971 N.I. 2 ). Seiring dengan penambahan umur, beton akan semakin
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
A. Beton BAB III LANDASAN TEORI Beton merupakan bahan gabungan yang terdiri dari agregat kasar dan halus yang dicampur dengan air dan semen sebagai bahan pengikat dan pengisi antara agregat kasar dan halus
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN. Persiapan : - Studi literatur - Survey ke Ready Mix CV. Jati Kencana Beton
BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN III.1. TAHAPAN PENELITIAN Pada penelitian ini dilakukan beberapa tahapan metode penelitian dari mulai persiapan sampai dengan pengambilan kesimpulan dan saran.
Lebih terperinciPengaruh Variasi Jumlah Semen Dengan Faktor Air Yang Sama Terhadap Kuat Tekan Beton Normal. Oleh: Mulyati, ST., MT*, Aprino Maramis** Abstrak
Pengaruh Variasi Jumlah Semen Dengan Faktor Air Yang Sama Terhadap Kuat Tekan Beton Normal Oleh: Mulyati, ST., MT*, Aprino Maramis** *Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan **
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. untuk bangunan gedung, jembatan, jalan, dan lainnya baik sebagai komponen
BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Beton Beton merupakan salah satu bahan konstruksi yang telah umum digunakan untuk bangunan gedung, jembatan, jalan, dan lainnya baik sebagai komponen struktural maupun non-struktural.
Lebih terperinciUJI KUAT TEKAN CAMPURAN BETON DENGAN LIMBAH BATUAN PABRIK PENGRAJIN BATU ALAM JUNREJO, KOTA BATU
UJI KUAT TEKAN CAMPURAN BETON DENGAN LIMBAH BATUAN PABRIK PENGRAJIN BATU ALAM JUNREJO, KOTA BATU Siti Nurlina, Sri Murni Dewi dan Arief Budi Setiawan Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
7 BAB III LANDASAN TEORI A. Pengetian Beton Beton merupakan fungsi dari bahan penyusunnya yang terdiri dari bahan semen hidrolik (portland cement), agregat kasar, agregat halus dan air. Jika diperlukan
Lebih terperinciPERBANDINGAN KUAT TEKAN ANTARA BETON DENGAN PERAWATAN PADA ELEVATED TEMPERATURE & PERAWATAN DENGAN CARA PERENDAMAN SERTA TANPA PERAWATAN
PERBANDINGAN KUAT TEKAN ANTARA BETON DENGAN PERAWATAN PADA ELEVATED TEMPERATURE & PERAWATAN DENGAN CARA PERENDAMAN SERTA TANPA PERAWATAN Novi Angjaya E.J. Kumaat, S.E. Wallah, H. Tanudjaja Fakultas Teknik,
Lebih terperinciPENGGUNAAN PECAHAN BOTOL KACA SEBAGAI AGREGAT KASAR PADA CAMPURAN BETON
PENGGUNAAN PECAHAN BOTOL KACA SEBAGAI AGREGAT KASAR PADA CAMPURAN BETON Nini Hasriyani Aswad Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Haluoleo Kampus Hijau Bumi Tridharma Anduonohu
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Penjelasan Metodelogi Penelitian Dalam proses pengerjaan pembuatan campuran beton ada beberapa tahap yang perlu di perhatikan adalah : 1. Tahap persiapan Sebelum melakukan penuangan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
19 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Beton Beton merupakan suatu bahan bangunan yang bahan penyusunnya terdiri dari bahan semen hidrolik (Portland Cement), air, agregar kasar, agregat halus, dan bahan tambah.
Lebih terperinciKinerja Kuat Tekan Beton dengan Accelerator Alami Larutan Tebu 0.3% Lampiran 1 Foto Selama Penelitian
Lampiran 1 Foto Selama Penelitian Gambar L.1 Uji Kuat Tekan Silinder Gambar L.2 Benda Uji Normal 7 hari Gambar L.3 Benda Uji Normal 14 hari Gambar L.4 Benda Uji Normal 28 hari Gambar L.5 Benda Uji Sukrosa
Lebih terperinciKUAT TEKAN BETON YANG OPTIMUM DENGAN PENAMBAHAN BIO ENZIM
KUAT TEKAN BETON YANG OPTIMUM DENGAN PENAMBAHAN BIO ENZIM Sofyan Ali Pradana, Tony Hartono Bagio, Koespiadi Program Studi Teknik Sipil, Universitas Narotama, Surabaya Email sofyanalipradana@gmail.com ABSTRAK
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI A. Beton Menurut SNI 2847:2013, beton adalah campuran semen portland atau semen hidrolis lainnya, agregat halus, agregat kasar, dan air, dengan atau tanpa bahan tambahan (admixture).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beton adalah campuran antara semen portland atau semen hidrolik yang lain, agregat halus, agregat kasar dan air, dengan atau tanpa bahan tambahan yang membentuk massa
Lebih terperinciREAKTIVITAS BERBAGAI MACAM POZZOLAN DITINJAU DARI SEGI KEKUATAN MEKANIK
Konferensi Nasional Teknik Sipil 4 (KoNTekS 4) Sanur-Bali, 2-3 Juni 2010 REAKTIVITAS BERBAGAI MACAM POZZOLAN DITINJAU DARI SEGI KEKUATAN MEKANIK I Made Alit Karyawan Salain 1 1 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas
Lebih terperinciDesember 2012 JURNAL TUGAS AKHIR. REANATA KADIMA GINTING ( )
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakng merupakan bahan bangunan yang terbuat campuaran kerikil, pasir, semen dan air dengan perbandingan tertentu. Seiring berjalanya waktu pemakaian beton sangat pesat dalam
Lebih terperinciPEMANFAATAN ABU AMPAS TEBU YANG DIOVEN PADA SUHU 400 O C UNTUK CAMPURAN PEMBUATAN DINDING PANEL PAGAR ABSTRAK
PEMANFAATAN ABU AMPAS TEBU YANG DIOVEN PADA SUHU 400 O C UNTUK CAMPURAN PEMBUATAN DINDING PANEL PAGAR Wahyu Kartini Dosen UPN Veteran Jawa Timur Boedi Wibowo Dosen Diploma Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Beton Berdasarkan SNI 03 2847 2012, beton merupakan campuran dari semen, agregat halus, agregat kasar, dan air serta tanpa atau dengan bahan tambah (admixture). Beton sering
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Agregat yang digunakan untuk penelitian ini, untuk agregat halus diambil dari
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Uraian Umum Agregat yang digunakan untuk penelitian ini, untuk agregat halus diambil dari Cisauk, Malingping, Banten, dan untuk Agregat kasar (kerikil) diambil dari
Lebih terperinciSpesifikasi lapis fondasi agregat semen (LFAS)
Standar Nasional Indonesia Spesifikasi lapis fondasi agregat semen (LFAS) ICS 91.100.30 Badan Standardisasi Nasional BSN 2015 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metodelogi penelitian dilakukan dengan cara membuat benda uji (sampel) di
26 BAB III METODE PENELITIAN Metodelogi penelitian dilakukan dengan cara membuat benda uji (sampel) di Laboratorium Bahan dan Konstruksi Fakultas Teknik Universitas Lampung. Benda uji dalam penelitian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Mulai tahap perencanaan hingga tahap analisis, penelitian dilaksanakan berdasarkan sumber yang berkaitan dengan topik yang dipilih, yaitu penelitian tentang limbah
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI A. Umum. Beton non pasir atau sering disebut juga dengan no fines concrete merupakan merupakan bentuk sederhana dari jenis beton ringan, yang dalam pembuatannya tidak menggunakan
Lebih terperinciPERBAIKAN BETON PASCA PEMBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN LAPISAN MORTAR UTAMA (MU-301) TERHADAP KUAT TEKAN BETON JURNAL TUGAS AKHIR
PERBAIKAN BETON PASCA PEMBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN LAPISAN MORTAR UTAMA (MU-301) TERHADAP KUAT TEKAN BETON JURNAL TUGAS AKHIR Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana Strata
Lebih terperinci/BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh faktor air semen dan suhu selama perawatan.
/BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Beton Beton adalah bahan yang diperoleh dengan mencampurkan agregat halus, agregat kasar, semen Portland, dan air (PBI-2,1971). Seiring dengan penambahan umur, beton akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dipakai dalam pembangunan. Akibat besarnya penggunaan beton, sementara material
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada umumnya beton digunakan sebagai salah satu bahan konstruksi yang sering dipakai dalam pembangunan. Akibat besarnya penggunaan beton, sementara material penyusunnya
Lebih terperinciPENGARUH JUMLAH SEMEN DAN FAS TERHADAP KUAT TEKAN BETON DENGAN AGREGAT YANG BERASAL DARI SUNGAI
PENGARUH JUMLAH SEMEN DAN FAS TERHADAP KUAT TEKAN BETON DENGAN AGREGAT YANG BERASAL DARI SUNGAI Rosie Arizki Intan Sari Steenie E. Wallah, Reky S. Windah Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Umum Upaya peningkatan kualitas beton terus dilakukan dari waktu ke waktu, untuk mencapai kekuatan yang paling maksimal. Upaya ini terbukti dari munculnya berbagai penelitian
Lebih terperinciPENGARUH AIR LAUT PADA PERAWATAN (CURING) BETON TERHADAP KUAT TEKAN DAN ABSORPSI BETON DENGAN VARIASI FAKTOR AIR SEMEN DAN DURASI PERAWATAN
PENGARUH AIR LAUT PADA PERAWATAN (CURING) BETON TERHADAP KUAT TEKAN DAN ABSORPSI BETON DENGAN VARIASI FAKTOR AIR SEMEN DAN DURASI PERAWATAN Ristinah Syamsuddin, Agung Wicaksono, Fauzan Fazairin M Jurusan
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI A.
BAB III LANDASAN TEORI A. Pengertian Beton Menurut SNI-03-2847-2002, beton adalah campuran antara semen portland atau semen hidraulik yang lain, agregat halus, agregat kasar dan air, dengan atau tanpa
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Semen Semen merupakan bahan yang bersifat hirolis yang bila dicampur air akan berubah menjadi bahan yang mempunyai sifat perekat. Penggunaannya antara lain meliputi beton, adukan
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
9 BAB III LANDASAN TEORI A. Beton 1. Pengertian Beton Beton merupakan salah satu bahan gabungan dari suatu material-material diantaranya semen Portland, agregat (agregat kasar dan agregat halus), dan air.
Lebih terperinciPENGARUH SEMEN TERHADAP MUTU BETON
ABSTRAK PENGARUH SEMEN TERHADAP MUTU BETON NI KADEK ASTARIANI Staf Pengajar Universitas Ngurah Rai Denpasar GaneÇ Swara Vol. 6 No.1 Maret 2012 Beton merupakan material konstruksi yang mempunyai kemampuan
Lebih terperinciPENGARUH JENIS AGREGAT KASAR TERHADAP KUAT TEKAN BETON
Konferensi Nasional Teknik Sipil 3 (KoNTekS 3) Jakarta, 6 7 Mei 2009 PENGARUH JENIS AGREGAT KASAR TERHADAP KUAT TEKAN BETON I Made Alit Karyawan Salain Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN METAKAOLIN TERHADAP KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON MUTU TINGGI
PENGARUH PENAMBAHAN METAKAOLIN TERHADAP KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON MUTU TINGGI Petrus Peter Siregar 1 dan Ade Lisantono 2 1 Program Studi Teknik Sipil, Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Jl.
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Beton Geopolimer Geopolimer adalah bentuk anorganik alumina-silika yang disintesa melalui material yang mengandung banyak Silika (Si) dan Alumina (Al) yang berasal dari alam
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. didukung oleh hasil pengujian laboratorium.
II. TINJAUAN PUSTAKA II. a. Pozolan Pozolan adalah bahan yang mengandung senyawa silika atau silika alumina dan alumina, yang tidak mempunyai sifat mengikat seperti semen akan tetapi dalam bentuk yang
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
51 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengujian Bahan Pembuatan Beton Pemeriksaan bahan penyusun beton dilakukan di laboratorium Teknologi Bahan Konstruksi, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Beton banyak digunakan secara luas sebagai bahan kontruksi. Hal ini dikarenakan beton memiliki beberapa kelebihan yang tidak dimiliki oleh bahan yang lain, diantaranya
Lebih terperinciSTUDI EKSPERIMENTAL KUAT TEKAN BETON SELF COMPACTING CONCRETE (SCC) DENGAN MENGGUNAKAN MATERIAL PASIR LAUT DAN AIR LAUT.
STUDI EKSPERIMENTAL KUAT TEKAN BETON SELF COMPACTING CONCRETE (SCC) DENGAN MENGGUNAKAN MATERIAL PASIR LAUT DAN AIR LAUT. M.W. Tjaronge 1, A.A.Amiruddin 1, A.M.Hamka. 2 ABSTRAK : Beton self compacting concrete
Lebih terperinciPENGARUH JENIS AIR PENCAMPUR DAN PERENDAMAN TERHADAP PERILAKU KEKUATAN TEKAN MORTAR CAMPURAN SEMEN-PASIR
PENGARUH JENIS AIR PENCAMPUR DAN PERENDAMAN TERHADAP PERILAKU KEKUATAN TEKAN MORTAR CAMPURAN SEMEN-PASIR Gaharni Putri Utami 1, Sonny Wedhanto 2, dan Karyadi 3 1) Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, Program
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN A. Alat-alat yang Digunakan Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini mulai dari pemeriksaan bahan susun beton, pembuatan benda uji, perawatan benda uji, dan sampai dengan
Lebih terperinciKUAT TEKAN BETON CAMPURAN 1:2:3 DENGAN AGREGAT LOKAL SEKITAR MADIUN
KUAT TEKAN BETON CAMPURAN 1:2:3 DENGAN AGREGAT LOKAL SEKITAR MADIUN Rosyid Kholilur Rohman Dosen Fakultas Teknik Universitas Merdeka Madiun Abstract The composition of concrete with a mixture 1: 2: 3 (volume
Lebih terperinciPENGGUNAAN PASIR DAN KERIKIL LOKAL DI KABUPTEN SUMENEP SEBAGAI BAHAN MATERIAL BETON DI TINJAU DARI MUTU KUAT BETON
PENGGUNAAN PASIR DAN KERIKIL LOKAL DI KABUPTEN SUMENEP SEBAGAI BAHAN MATERIAL BETON DI TINJAU DARI MUTU KUAT BETON Oleh : Soeparno dan Didiek Purwadi *) Abstrak : Dalam pembangunan fisik infrastruktur
Lebih terperinciSTUDI EKSPERIMEN PENGARUH WAKTU PENUANGAN ADUKAN BETON READY MIX KE DALAM FORMWORK TERHADAP MUTU BETON NORMAL
STUDI EKSPERIMEN PENGARUH WAKTU PENUANGAN ADUKAN BETON READY MIX KE DALAM FORMWORK TERHADAP MUTU BETON NORMAL Hardiyanto Eka Putra 1)., Dharma Sardjana 2)., Eddy Samsurizal 2) ABSTRACT In the manufacture
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: yang padat. Pada penelitian ini menggunakan semen Holcim yang
III. METODE PENELITIAN A. Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Semen Semen adalah bahan pembentuk beton yang berfungsi sebagai pengikat butiran agregat dan mengisi ruang antar
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN USTAKA 2.1 Landasan Teori BS 6717 Mutu paving blok menurut code BS 6717 dinilai berdasarkan uji kuat tekan. engujian kuat tekan yang dilakukan sama dengan pengujian kuat tekan beton pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan rekayasa teknologi dalam bidang teknik sipil pada saat ini terasa begitu cepat, yaitu beton sebagai salah satu unsur teknik sipil yang selalu mengalami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. faktor efektifitas dan tingkat efisiensinya. Secara umum bahan pengisi (filler)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan dibidang struktur dewasa ini mengalami kemajuan yang sangat pesat, yang berlangsung diberbagai bidang, misalnya gedung-gedung, jembatan, tower, dan sebagainya.
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pemeriksaan Bahan
Persen Lolos Agregat (%) A. Hasil Pemeriksaan Bahan BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Pemeriksaan bahan penyusun beton yang dilakukan di Laboratorium Teknologi Bahan, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciPEMANFAATAN SERBUK KACA SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN PADA CAMPURAN BETON DITINJAU DARI KEKUATAN TEKAN DAN KEKUATAN TARIK BELAH BETON
PEMANFAATAN SERBUK KACA SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN PADA CAMPURAN BETON DITINJAU DARI KEKUATAN TEKAN DAN KEKUATAN TARIK BELAH BETON Hendra Purnomo Alumni Jurusan Teknik Sipil Universitas Bangka Belitung
Lebih terperinciCampuran Beton terhadap Kuat Tekan
Pengaruh Penambahan Serat Ijuk pada Campuran Beton terhadap Kuat Tekan Robby GunawanYahya dan Farida Fujiati Abstrak Beton adalah material yang banyak dipakai dalam pembuatan suatu bangunan. Hal ini disebabkan
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN PENELITIAN
BAB III PERENCANAAN PENELITIAN 3.1. Tinjauan Umum Penelitian mengenai pengaruh perawatan beton terhadap kuat tekan dan absorpsi beton ini bersifat aplikatif dan simulatif, yang mencoba untuk mendekati
Lebih terperinciBAB III DASAR TEORI Semen. Semen adalah suatu bahan pengikat yang bereaksi ketika bercampur
BAB III DASAR TEORI 3.1. Semen Semen adalah suatu bahan pengikat yang bereaksi ketika bercampur dengan air. Semen dihasilkan dari pembakaran kapur dan bahan campuran lainnya seperti pasir silika dan tanah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. macam bangunan konstruksi. Beton memiliki berbagai kelebihan, salah satunya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Beton merupakan material yang sangat sering digunakan dalam berbagai macam bangunan konstruksi. Beton memiliki berbagai kelebihan, salah satunya adalah beton mempunyai
Lebih terperinciKAJIAN PENDAHULUAN BETON LOLOS AIR (POROUS CONCRETE) DENGAN PENAMBAHAN MASTERROC HCA10
KAJIAN PENDAHULUAN BETON LOLOS AIR (POROUS CONCRETE) DENGAN PENAMBAHAN MASTERROC HCA10 Oleh : Zulfikar 1, Rahmi Karolina 2 Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl.Perpustakaan No.1 Kampus
Lebih terperinciPERBANDINGAN KUAT TEKAN DAN TEGANGAN-REGANGAN BATA BETON RINGAN DENGAN PENAMBAHAN MINERAL ALAMI ZEOLIT ALAM TERTAHAN SARINGAN NO.
PERBANDINGAN KUAT TEKAN DAN TEGANGAN-REGANGAN BATA BETON RINGAN DENGAN PENAMBAHAN MINERAL ALAMI ZEOLIT ALAM TERTAHAN SARINGAN NO.80 (0,180mm) DAN TERTAHAN SARINGAN N0.200 (0,075mm) JURNAL Diajukan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. LATAR BELAKANG Beton terbentuk dari campuran agregat halus, agregat kasar, semen dan air dengan perbandingan tertentu. Beton merupakan suatu bahan konstruksi yang banyak digunakan
Lebih terperinciKETAHANAN DI LINGKUNGAN ASAM, KUAT TEKAN DAN PENYUSUTAN BETON DENGAN 100% FLY ASH PADA JANGKA PANJANG
KETAHANAN DI LINGKUNGAN ASAM, KUAT TEKAN DAN PENYUSUTAN BETON DENGAN 100% FLY ASH PADA JANGKA PANJANG Ryan Renaldo Wijaya 1, Antoni 2, Djwantoro Hardjito 3 ABSTRAK : Penggunaan bahan sisa pada beton sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. portland atau semen hidrolik yang lain, dan air, kadang-kadang dengan bahan tambahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Beton adalah batuan yang terjadi sebagai hasil pengerasan suatu campuran tertentu. Beton merupakan satu kesatuan yang homogen. Beton didapatkan dengan cara mencampur
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI KADAR SUPERPLASTICIZER TERHADAP NILAI SLUMP BETON GEOPOLYMER
PENGARUH VARIASI KADAR SUPERPLASTICIZER TERHADAP NILAI SLUMP BETON GEOPOLYMER Anggie Adityo Aer Marthin D. J. Sumajouw, Ronny E. Pandaleke Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Sam Ratulangi
Lebih terperinciPEMANFAATAN ABU SEKAM PADI DENGAN TREATMENT HCL SEBAGAI PENGGANTI SEMEN DALAM PEMBUATAN BETON
PEMANFAATAN ABU SEKAM PADI DENGAN TREATMENT HCL SEBAGAI PENGGANTI SEMEN DALAM PEMBUATAN BETON Maria 1, Chris 2, Handoko 3, dan Paravita 4 ABSTRAK : Beton pozzolanic merupakan beton dengan penambahan material
Lebih terperinciTEKNOLOGI BETON JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
TEKNOLOGI BETON JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Seiring kemajuan infrastruktur bangunan. Beton mempunyai andil yang besar dalam
Lebih terperinciPENGARUH BENTUK AGREGAT TERHADAP KUAT DESAK BETON NON PASIR. Oleh : Novi Andhi Setyo Purwono & F. Eddy Poerwodihardjo. Intisari
PENGARUH BENTUK AGREGAT TERHADAP KUAT DESAK BETON NON PASIR Oleh : Novi Andhi Setyo Purwono & F. Eddy Poerwodihardjo Intisari Beton merupakan bahan bangunan yang amat populer di masyarakat karena bahan
Lebih terperinci