Fenomena Eksternalitas:

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Fenomena Eksternalitas:"

Transkripsi

1 Beberapa contoh negatif lingkungan sungai Eksternlitas sampah di pantai Akibat penambangan kebisingan Fenomena : adalah fenomena yang pervasif (selalu terjadi di mana-mana) Fenomena ini terjadi karena tindakan satu pihak tidak memperhitungkan akibatnya pada pihak lain. Eskternalitas terjadi manakala melibatkan barang publik seperti udara, gelombang suara, jalan raya, air, dsb.. anda bicara dgn hp di ruang rapat, merokok di non smoking area, kemacetan di jalan raya, kebisingan, polus, dlsb adalah contoh nyata eksternalitas yang dialamai sehari-hari Mengapa terjadi? 1. Jika aktifitas melibatkan barang publik (merokok menimbulkan eksternalitas karena menggunakan udara yang sama) 2. Jika hak pemilikan tidak terdefinisikan dengan jelas (misalnya, jalan raya, gelombang suara, laut,) 3. Jadi eksternalitas terjadi manakala seseorang dipengaruhi (affected) oleh tindakan pihak lain tanpa seseorang tersebut terlibat langsung dengan aktifitas yang dijalankan 4. Pasar gagal berfungsi karena tidak mengoreksi biaya yang ditimbulkan (kalau pasar berfungsi mestinya anda mendapat kompensasi jika terkena asap rokok dari perokok di dekat anda) 1

2 Barang Publik dan Barang publik seperti udara, jalan, air, adalah contoh barang publik yang memiliki sifat dominan antara lain: Non-rivalry (tidak ada ketersaingan dalam mengkonsumsi, misalnya udara, sinar matahari, lampu penerangan jalan) Non-excludable (tidak ada larangan untuk mengkonsumsi barang yang sama, misal pemandangan, air sungai, siaran TV/radio) Kedua sifat ini sering menyebabkan over-konsumsi terhadap barang publik oleh satu pihak terhadap pihak lain timbulnya eksternalitas Paradox Public good Semua mau enaknya, tapi tidak ada yang mau berusaha E.g: Jika jalan raya lancar, semua ingin menikmatinya, tapi sedikit yang mau berusaha tertib di jalan raya. Why? Jalan raya public good Keamanan adalah public good: Kalau negara aman, semua bisa menikmatinya, namun sedikit yang mau berusaha untuk membuat negara ini aman. Membangun dam di daerah yang rawan banjir menguntungkan semua pihak, namun sedikit yang mau memberikan kontribusi dana untuk membangun. Tidak aneh kemudian jika penyediaan public good seperti jalan, dam, keamanan dlsb harus disediakan oleh pemerintah Basic Tipology Externalities Tipologi lanjutan eksternalitas produksi Konsumsi Pecuniary Private Public Produksi positif (EPP) Pendidikan gratis Penelitian Produksi Negatif (EPN) Pencemaran sungai Polusi udara Konsumsi Positif (EKP) Vaksinasi terhadap penyakit menular Konsumsi Negatif (EKN) Asap rokok Musik yang mengganggu Terjadi karena perubahan harga input atau ouput dalam kegiatan ekonomi Beberapa individu bahkan bilateral tanpa limpahan ke pihak lain Kuantitas tetap namun kualitas menurun 2

3 Pengertian Ekternalitas (1) Pengertian Ekternalitas (2) Apabila suatu kegiatan produksi atau konsumsi mengganggu orang lain, maka kegiatan tersebut telah menimbulkan eksternalitas. Istilah mengganggu bisa dalam arti positif atau negatif (eksternalitas positif atau eksternalitas negatif) terutama yang menyangkut penggunaan sumberdaya alam dan lingkungan Produksi atau konsumsi yang tidak mengganggu orang lain, ditunjukkan oleh harga pasar yang tidak distorsi, dimana pengorbanan atau keuntungan semua pihak termasuk dalam harga pasar. Rp MPC (Marginal Private Cost) Pengertian Ekternalitas (3) MPB (Marginal Private Benefit) Gambar diatas menunjukkan tidak terjadi eksternalitas, semua keuntungan dan biaya diterima oleh pribadipribadi yang terlibat. Tidak ada terjadi social cost atau social benefit diluar pribadi-pribadi yang terlibat. q Produksi atau konsumsi yang mengganggu orang lain dan tidak memasukkan biaya atau keuntungan dari gangguan ke dalam harga pasar: inilah yang disebut dengan eksternalitas 3

4 Positif Suatu peternakan sapi berada disebelah perkebunan jengkol. Kotoran sapi menjadi pupuk gratis untuk perkebunan jengkol sehingga produksi jengkol meningkat. Rp Kurva Positif MPC (Marginal Private Cost) Contoh diatas menunjukkan terjadinya eksternalitas positif. Hal ini dapat dilihat pada kurva dimana terjadinya peningkatan social benefit dengan bergesernya kurva marginal social benefit ke kanan MPB (Marginal Private Benefit) MSB (Marginal Social Benefit) q negatif Kurva Negatif Sebuah pabrik sabun membuang limbahnya ke sebuah sungai dan menyebabkan penyakit gatal-gatal pada penduduk di hilir sungai sehingga penduduk terpaksa mengeluarkan biaya untuk membeli obat gatal atau tidak jadi mandi di sungai tapi di hotel terdekat (tambah biaya) Rp MSC (Marginal Social Cost) MPC (Marginal Private Cost) Contoh diatas menunjukkan terjadinya eksternalitas negatif. Hal ini dapat dilihat pada kurva dimana terjadinya peningkatan social cost dengan bergesernya kurva marginal social cost ke kiri MPB (Marginal Private Benefit) q 4

5 Kondisi terjadinya eksternalitas negatif Aktifitas satu pihak menyebabkan hilang atau berkurangnya kesejahteraan pihak lain Hilangnya kesejahteraan (loss of welfare) tersebut tidak dikompensasi Koreksi terhadap eksternalitas: Pigouvian Tax Pigouvian Tax Meski penyelesaian eksternalitas dengan pajak sudah dilakukan sejak zaman Romawi, nama Pigou digunakan secara formal untuk koreksi ekonomi dengan menggunakan pajak Prinsipnya bahwa mereka yang menyebabkan eksternalitas harus membayar (pajak) untuk mengkompensasi yang terkena eksternalitas C. Pigou Box 1. The story about externality from the Ancient Rome Roma di zaman kaisar Vespasian (69 to 79 AD) mengalami eksternalitas dalam bentuk bau air kencing dari penduduknya yang kencing sembarangan di jalan. Vespasian kemudian menyelesaikan eksternalitas ini dengan cara membuat booth tempat kencing dengan membayar pajak Meski kesulitan menentukan pajak yang tepat untuk air kencing (berdasarkan volume? Aliran?, warna air seni?, frekwensi kencing?...) namun uang yang terkumpul cukup banyak dan mampu mengurangi eksternalitas bau di jalan-jalan di kota Roma Vespasian Roman Empire Koreksi dari kasus vespasian : Menciptakan Pasar Prinsip menjual hak eksternalitas (hak pencemaran) kepada produsen pencemaran Tujuan: mengurangi tingkat eksternal seminimal mungkin dan secara bersamaan memperoleh kompensasi Dengan adanya pasar yang bekerja melalui llitransaksi hak jual pencemaran akan memberikan sinyal kepada produsen tentang biaya sosial dari eksternalitas yang ditimbulkan 5

6 Box 2. Pollution Right untuk Minyak Perusahaan minyak di Ohio (Standard Oil of Ohio atau Sohio) telah lama ingin memperoleh izin membangun pipa untuk refinery minyak Satu-satunya cara izin ini diperoleh adalah dengan membeli pollution right khususnya untuk hidro carbon dan sulfur dioksida Mereka membeli hak eksternalitas ini sebesar kurang lebih US$ 90 juta Kebakaran tanker minyak di pesisir Koreksi pollution right: Internalisasi Prinsip: menjadikan eksternalitas menjadi bagian kegiatan (internalisasi) i) dari produsen eksternalitas sehingga dia akan mempertimbangkan biaya eksternalitas yang ditimbulkan Tujuan: Mengurangi eksternalitas langsung dari sumbernya Outcomes: akan diproduksi seminimum mungkin sesuai dengan biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi barang dan jasa yang menimbulkan eksternalitas Jika anda perokok, anda bisa melakukan internalisasi asap rokok anda dengan cara menanggung semua biaya pengobatan akibat sakit karena asap rokok. Koreksi melalui Hak Pemilikan Koreksi melalui Subsidi Prinsip: Karena eksternalitas terjadi akibat lemahnya hak pemilikan, maka memberikan hak pemilikan yang jelas akan menghilangkan eksternalitas Tujuan: Dengan adanya hak pemilikan si penerima eksternalitas bisa menuntut claim atas kerusakan yang terjadi. Jadi pasar di sini berfungsi dengan baik Outcomes: Zero externality atau kompensasi atas biaya sosial il yang timbul Practicality: Kompleks dan memerlukan negosiasi yang panjang (contoh penutupan jalan toll JORR oleh warga pemilik lahan) Prinsip: Memberikan insentif kepada generator eksternalitas, khususnya industri, untuk menggunakan teknologi yang ramah lingkungan misalnya sehingga tidak menimbulkan eksternalitas (pencemaran) Subsidi prinsipnya kebalikan dari pajak Tujuan: Mengurangi eksternalitas melalui reward system (insentif) Ot Outcomes: yang minimum ii dengan tk teknologi yang ramah Practicality: Subsidy cenderung memanjakan industri dan bisa disalah gunakan (digunakan untuk keperluan lain yang tidak sesuai dengan tujuan pengurangan eksternalitas) 6

7 7

Fenomena Eksternalitas:

Fenomena Eksternalitas: Fenomena : adalah fenomena yang pervasif (selalu terjadi di mana mana) Fenomena ini terjadi karena tindakan satu pihak tidak memperhitungkan akibatnya pada pihak lain. Eskternalitas terjadi manakala melibatkan

Lebih terperinci

EKSTERNALITAS POSITIF DAN NEGATIF PRODUSEN L Suparto LM

EKSTERNALITAS POSITIF DAN NEGATIF PRODUSEN L Suparto LM EKSTERNALITAS POSITIF DAN NEGATIF PRODUSEN L Suparto LM PENGANTAR Dalam suatu perekonomian modern, setiap aktivitas mempunyai keterkaitan antara aktifitas satu dengan aktivitas lainnya. Keterkaitan ini

Lebih terperinci

. harga atas barang/jasa sulit/ tidak dapat ditentukan oleh pasar (market)

. harga atas barang/jasa sulit/ tidak dapat ditentukan oleh pasar (market) EKSTERNALITAS EKSTERNALITAS Manfaat (Benefit) dan/atau Biaya (Cost) yang tidak dapat diperhitungkan secara langsung dalam proses produksi barang/jasa. harga atas barang/jasa sulit/ tidak dapat ditentukan

Lebih terperinci

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK PENGANTAR RIVAL NON-RIVAL KHUSUS TIDAK-KHUSUS 1 RIVALRY (PERSAINGAN) TINGKAT PERSAINGAN ANTAR INDIVIDU UNTUK MEMPEROLEH MANFAAT DARI SUATU EXCLUDABILITY (PENGKHUSUSAN) TINGKAT PENGKHUSUSAN

Lebih terperinci

(GOODS) Anang Muftiadi

(GOODS) Anang Muftiadi RIVAL NON-RIVAL KHUSUS TIDAK-KHUSUS JENIS BARANG (GOODS) Anang Muftiadi Program Pascasarjana STIA-LAN Bandung RIVALRY (PERSAINGAN) TINGKAT PERSAINGAN ANTAR INDIVIDU UNTUK MEMPEROLEH MANFAAT DARI SUATU

Lebih terperinci

EFISIENSI EKONOMI dan PASAR

EFISIENSI EKONOMI dan PASAR EFISIENSI EKONOMI dan PASAR Kuliah Ekonomi Lingkungan Sesi 5 Efisiensi Ekonomi (1) Efisiensi Ekonomi keseimbangan antara nilai produk dengan nilai dari input yang digunakan untuk memproduksinya (dgn kata

Lebih terperinci

EKTERNALITAS. Tejo Nurseto, M.Pd P. Ekonomi FE UNY

EKTERNALITAS. Tejo Nurseto, M.Pd P. Ekonomi FE UNY EKTERNALITAS tejo@uny.ac.id Tejo Nurseto, M.Pd P. Ekonomi FE UNY Tujuan Pembelajaran tejo@uny.ac.id Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran mahasiswa mampu: Menjelaskan kegagalan pasar Mengkontruksi makna

Lebih terperinci

Eksternalitas & Barang Publik

Eksternalitas & Barang Publik Eksternalitas & Barang Publik Rus an Nasrudin Kuliah ke-13 May 21, 2013 Rus an Nasrudin (Kuliah ke-13) Eksternalitas & Barang Publik May 21, 2013 1 / 21 Outline 1 Pendahuluan 2 Definisi Eksternalitas 3

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pencemaran Air Air merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi mahluk hidup dan tanpa air maka tidak akan ada kehidupan. Dalam Pasal 5 UU No.7 tahun 2004 tentang sumberdaya air

Lebih terperinci

Kegagalan Pasar Dan Peran Sektor Publik. Wahyudi Kumorotomo

Kegagalan Pasar Dan Peran Sektor Publik. Wahyudi Kumorotomo Kegagalan Pasar Dan Peran Sektor Publik Wahyudi Kumorotomo Jenis Kegagalan Pasar 1. Eksternalitas negatif 2. Barang publik 3. Monopoli 4. Ketiadaan jaminan & skala ekonomi yg tepat 5. Informasi asimetris.

Lebih terperinci

INSTRUMEN EKONOMI UNTUK PENGELOLAAN LINGKUNGAN DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN KULIAH VALUASI ESDAL PERTEMUAN KE

INSTRUMEN EKONOMI UNTUK PENGELOLAAN LINGKUNGAN DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN KULIAH VALUASI ESDAL PERTEMUAN KE INSTRUMEN EKONOMI UNTUK PENGELOLAAN LINGKUNGAN DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN KULIAH VALUASI ESDAL PERTEMUAN KE 13 2015 2016 PENDAHULUAN (1) Permintaan akan pembangunan berkelanjutan serta kebutuhan akan

Lebih terperinci

ENVIRONMENTAL VALUATION VALUASI EKONOMI SUMBERDAYA ALAM & LINGKUNGAN (ESL 434) DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA & LINGKUNGAN PERTEMUAN 1

ENVIRONMENTAL VALUATION VALUASI EKONOMI SUMBERDAYA ALAM & LINGKUNGAN (ESL 434) DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA & LINGKUNGAN PERTEMUAN 1 ENVIRONMENTAL VALUATION VALUASI EKONOMI SUMBERDAYA ALAM & LINGKUNGAN (ESL 434) DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA & LINGKUNGAN PERTEMUAN 1 PENDAHULUAN (1) Ahli ekonomi, philosophy dan lingkungan mempunyai pandangan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sumber daya alam yang bersifat mengalir (flowing resources), sehingga

I. PENDAHULUAN. sumber daya alam yang bersifat mengalir (flowing resources), sehingga I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sungai menjadi salah satu pemasok air terbesar untuk kebutuhan mahluk hidup yang memiliki fungsi penting bagi kehidupan manusia. Sungai adalah sumber daya alam yang bersifat

Lebih terperinci

TAS BAGIAN V: TEORI EKSTERNALIT. a, SE., MAppEc. Dosen: Ferry Prasetyia JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA

TAS BAGIAN V: TEORI EKSTERNALIT. a, SE., MAppEc. Dosen: Ferry Prasetyia JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA BAGIAN V: TEORI EKSTERNALIT TAS Dosen: Ferry Prasetyia a, SE., MAppEc JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA i I. PENDAHULUAN... 2 II.DEFINISI EKSTERNALITAS... 4 III. MACAM

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. yaitu tao-hu atau teu-hu terdiri dari dua kata tao atau teu berarti kedelai

TINJAUAN PUSTAKA. yaitu tao-hu atau teu-hu terdiri dari dua kata tao atau teu berarti kedelai II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tahu Menurut Sarwono dan Saragih (2003), tahu merupakan makanan yang berasal dari Cina yang diperkenalkan oleh Liu An pada tahun 164 SM. Istilah tahu yaitu tao-hu atau teu-hu terdiri

Lebih terperinci

ekonomi Kelas X INTERVENSI PEMERINTAH DALAM KESEIMBANGAN PASAR K-13 Semester 1 Kelas X IPS SMA/MA Kurikulum 2013 A.

ekonomi Kelas X INTERVENSI PEMERINTAH DALAM KESEIMBANGAN PASAR K-13 Semester 1 Kelas X IPS SMA/MA Kurikulum 2013 A. K-13 Kelas X ekonomi INTERVENSI PEMERINTAH DALAM KESEIMBANGAN PASAR Semester 1 Kelas X IPS SMA/MA Kurikulum 2013 Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan menjelaskan

Lebih terperinci

KONSEP PUBLIK DALAM KEBIJAKAN DR. NIMMI ZULBAINARNI STAF PENGAJAR DEPARTEMEN PSP-FPIK, IPB

KONSEP PUBLIK DALAM KEBIJAKAN DR. NIMMI ZULBAINARNI STAF PENGAJAR DEPARTEMEN PSP-FPIK, IPB KONSEP PUBLIK DALAM KEBIJAKAN DR. NIMMI ZULBAINARNI STAF PENGAJAR DEPARTEMEN PSP-FPIK, IPB PUBLIK : UMUM PRIVATE : SWASTA (PERORANGAN) MASALAH YANG SERING MUNCUL DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM (PERIKANAN)

Lebih terperinci

III. KERANGKA KONSEP PENELITIAN. Kebijaksanaan pembangunan nasional di sektor transportasi adalah

III. KERANGKA KONSEP PENELITIAN. Kebijaksanaan pembangunan nasional di sektor transportasi adalah 1 III. KERANGKA KONSEP PENELITIAN 3.1. Kerangka Pikir Penelitian Kebijaksanaan pembangunan nasional di sektor transportasi adalah untuk memperlancar arus barang dan jasa serta meningkatkan mobilitas manusia,

Lebih terperinci

JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN III (TIGA) ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) LINGKUNGAN ALAM DAN BUATAN

JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN III (TIGA) ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) LINGKUNGAN ALAM DAN BUATAN JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN SD III (TIGA) ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) LINGKUNGAN ALAM DAN BUATAN A. Ketampakan Lingkungan Alam dan Buatan Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Contingent Valuation Method (CVM), eksternalitas, biaya produksi dan metode

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Contingent Valuation Method (CVM), eksternalitas, biaya produksi dan metode III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis meliputi konsep ekonomi pencemaran, Contingent Valuation Method (CVM), eksternalitas, biaya produksi dan metode valuasi

Lebih terperinci

EKONOMI PUBLIK JUNAEDI

EKONOMI PUBLIK JUNAEDI EKONOMI PUBLIK JUNAEDI Contents 1 PENDAHULUAN 2 PERAN PEMERINTAH 3 KEGAGALAN PASAR 4 RUMAH TANGGA PEMERINTAH PENDAHULUAN Ekonomi Publik Definisi: studi tentang kebijakan ekonomi, dengan penekanan khusus

Lebih terperinci

TIPE INSTRUMEN EKONOMI, KELEBIHAN & KEKURANGAN

TIPE INSTRUMEN EKONOMI, KELEBIHAN & KEKURANGAN TIPE INSTRUMEN EKONOMI, KELEBIHAN & KEKURANGAN VALUASI EKONOMI SDAL PERTEMUAN KE- 14 PENDAHULUAN Instrumen ekonomi terbagi atas beberapa kategori berbeda yang masing-masing mempunyai kelebihan maupun kekurangan

Lebih terperinci

EKONOMI KUALITAS LINGKUNGAN

EKONOMI KUALITAS LINGKUNGAN EKONOMI KUALITAS LINGKUNGAN Pertemuan 6 MK.EKONOMI LINGKUNGAN DEPARTEMEN EKONOMI & SUMBERDAYA LINGKUNGAN 1 Pendahuluan (1) Sistem pasar cenderung mengalami malfungsi sampai taraf tertentu ketika terjadi

Lebih terperinci

EKONOMI KUALITAS LINGKUNGAN

EKONOMI KUALITAS LINGKUNGAN EKONOMI KUALITAS LINGKUNGAN Pertemuan 6 MK.EKONOMI LINGKUNGAN DEPARTEMEN EKONOMI & SUMBERDAYA LINGKUNGAN 1 Pendahuluan (1) Sistem pasar cenderung mengalami malfungsi sampai taraf tertentu ketika terjadi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Tabel SD-1 Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan Utama Tabel SD-2 Luas Kawasan Hutan Menurut Fungsi/Status... 1

DAFTAR ISI. Tabel SD-1 Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan Utama Tabel SD-2 Luas Kawasan Hutan Menurut Fungsi/Status... 1 DAFTAR ISI A. SUMBER DAYA ALAM Tabel SD-1 Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan Utama... 1 Tabel SD-2 Luas Kawasan Hutan Menurut Fungsi/Status... 1 Tabel SD-3 Luas Kawasan Lindung berdasarkan RTRW dan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem pertanian terpadu (Integrated Farming System) merupakan integrasi antara tanaman dan ternak yaitu dengan perpaduan dari kegiatan peternakan dan pertanian. Dengan

Lebih terperinci

Kuesioner Penelitian

Kuesioner Penelitian Lampiran 1. Kuesioner Penelitian PENGETAHUAN, SIKAP, DAN TINDAKAN ANGGOTA KOMUNITAS PEMUDA PEDULI LINGKUNGAN TENTANG PENCEMARAN LINGKUNGAN DI KELURAHAN SEI KERA HILIR I KECAMATAN MEDAN PERJUANGAN KOTA

Lebih terperinci

SOAL KONSEP LINGKUNGAN

SOAL KONSEP LINGKUNGAN 131 SOAL KONSEP LINGKUNGAN 1. Ciri-ciri air yang tidak tercemar adalah a. Tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa b. Berkurangnya keberagaman biota perairan c. Banyak biota perairan yang mati d.

Lebih terperinci

Peran Pemerintah dalam Perekonomian

Peran Pemerintah dalam Perekonomian Peran Pemerintah dalam Perekonomian 1. Sistem ekonomi atau Politik Negara 2. Pasar dan peran Pemerintah 3. Jenis Sistem Ekonomi 4. Peran Pemerintah 5. Sumber Penerimaan Negara week-2 ekmakro08-ittelkom-mna

Lebih terperinci

KERUSAKAN LINGKUNGAN

KERUSAKAN LINGKUNGAN bab i KERUSAKAN LINGKUNGAN A. KONSEP KERUSAKAN LINGKUNGAN Kerusakan lingkungan sangat berdampak pada kehidupan manusia yang mendatangkan bencana saat ini maupun masa yang akan datang, bahkan sampai beberapa

Lebih terperinci

Standart Kompetensi Kompetensi Dasar

Standart Kompetensi Kompetensi Dasar POLUSI Standart Kompetensi : Memahami polusi dan dampaknya pada manusia dan lingkungan Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi jenis polusi pada lingkungan kerja 2. Polusi Air Polusi Air Terjadinya polusi

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODOLOGI PENELITIAN IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di wilayah Pulau Kalimantan didasarkan pada beberapa pertimbangan, yaitu: Pulau Kalimantan sangat kaya akan sumberdaya alam

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI.ii I. PENDAHULUAN...1 II. KONSEP EKONOMI LINGKUNGAN.3

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI.ii I. PENDAHULUAN...1 II. KONSEP EKONOMI LINGKUNGAN.3 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR............. i DAFTAR ISI.ii I. PENDAHULUAN....1 II. KONSEP EKONOMI LINGKUNGAN.3 A. Konsep Ekternalitas... 3 B. Pembangunan yang Berkelanjutan..4 III. PEMBAHASAN 6 A.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Eksternalitas Berbagai pendapat mengemukakan teorinya tentang pengertian eksternalitas. Pendapat oleh Rosen (1988) menyatakan bahwa eksternalitas terjadi ketika aktivitas

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN Konsep Kesediaan untuk Menerima (Willingness to Accept/WTA)

III. KERANGKA PEMIKIRAN Konsep Kesediaan untuk Menerima (Willingness to Accept/WTA) III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Teoritis 3.1.1 Konsep Kesediaan untuk Menerima (Willingness to Accept/WTA) Willingness to Accept (WTA) menunjukkan seberapa kemampuan individu menerima kerusakan yang

Lebih terperinci

Pengaruh Aktivitas Masyarakat di pinggir Sungai (Rumah Terapung) terhadap Pencemaran Lingkungan Sungai Kahayan Kota Palangka Raya Kalimantan Tengah

Pengaruh Aktivitas Masyarakat di pinggir Sungai (Rumah Terapung) terhadap Pencemaran Lingkungan Sungai Kahayan Kota Palangka Raya Kalimantan Tengah MITL Media Ilmiah Teknik Lingkungan Volume 1, Nomor 2, Agustus 2016 Artikel Hasil Penelitian, Hal. 35-39 Pengaruh Aktivitas Masyarakat di pinggir Sungai (Rumah Terapung) terhadap Pencemaran Lingkungan

Lebih terperinci

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 10. PELESTARIAN LINGKUNGANLaihan soal 10.3

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 10. PELESTARIAN LINGKUNGANLaihan soal 10.3 SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 10. PELESTARIAN LINGKUNGANLaihan soal 10.3 1. Meningkatnya permukiman kumuh dapat menyebabkan masalah berikut, kecuali... Menurunnya kualitas kesehatan manusia Meningkatnya

Lebih terperinci

BAB I. KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA

BAB I. KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA DAFTAR TABEL Daftar Tabel... i BAB I. KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA A. LAHAN DAN HUTAN Tabel SD-1. Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan/Tutupan Lahan. l 1 Tabel SD-1A. Perubahan Luas Wilayah

Lebih terperinci

KERANGKA PIKIR PENELITIAN DAN HIPOTESIS. Referensi menunjukkan, bahwa keberadaan agroforestri mempunyai peran

KERANGKA PIKIR PENELITIAN DAN HIPOTESIS. Referensi menunjukkan, bahwa keberadaan agroforestri mempunyai peran 69 III. KERANGKA PIKIR PENELITIAN DAN HIPOTESIS 3.1 Kerangka Pikir Penelitian Referensi menunjukkan, bahwa keberadaan agroforestri mempunyai peran dan berkontribusi penting sebagai sumber nafkah utama

Lebih terperinci

BARANG PUBLIK & FREE RIDER

BARANG PUBLIK & FREE RIDER BARANG PUBLIK tejo@uny.ac.id & FREE RIDER Tejo Nurseto, M.Pd P. Ekonomi FE UNY TUJUAN: Mahasiswa mampu: tejo@uny.ac.id Menjelaskan bagaimana barang publik berbeda dengan barang privat dan mengapa pihak

Lebih terperinci

C. BIDANG LINGKUNGAN HIDUP SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN

C. BIDANG LINGKUNGAN HIDUP SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN C. BIDANG LINGKUNGAN HIDUP SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN 1 2 3 1. Pengendalian Dampak 1. Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) 2. Analisis Mengenai Dampak (AMDAL) 3. Pengelolaan Kualitas

Lebih terperinci

Mengapa perlu sektor publik?

Mengapa perlu sektor publik? Mengapa perlu sektor publik? Musgrave : Sektor publik (pemerintah) dibutuhkan untuk mengatasi : Kompetisi tidak efisien (monopoli) Kontrak dan pertukaran membutuhkan proteksi, jaminan, penegakan hukum

Lebih terperinci

kabel perusahaan telekomunikasi dan segala macam (Setiawan, 2014).

kabel perusahaan telekomunikasi dan segala macam (Setiawan, 2014). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi yang sangat pesat menyebabkan kemajuan di segala bidang, dan sekaligus menimbulkan dampak yang tidak diinginkan. Dampak kemajuan teknologi

Lebih terperinci

EKONOMI WISATA (ESL 332) PERTEMUAN 2. Bagian Ekonomi Lingkungan Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan Institut Pertanian Bogor

EKONOMI WISATA (ESL 332) PERTEMUAN 2. Bagian Ekonomi Lingkungan Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan Institut Pertanian Bogor EKONOMI WISATA (ESL 332) PERTEMUAN 2 Bagian Ekonomi Lingkungan Wisata, Ekonomi dan Lingkungan Hubungan wisata dan lingkungan dari perspektif ekonomi Keterkaitan antara wisata, ekonomi dan lingkungan Ekonomi

Lebih terperinci

Review Sistem Perekonomian

Review Sistem Perekonomian FUNGSI PEMERINTAH Pendahuluan a. Mari berdoa.. Luruskan niat untuk kuliah b. Pokok Bahasan: Fungsi dan peranan permerintah dalam perekonomian c. Sub Pokok Bahasan Revies: Sistem ekonomi Peran pemerintah

Lebih terperinci

Semiloka Nasional Prospek tndustri Sapi Perah Menuju Perdagangan Bebas pendinginan diharapkan susu dapat diterima oleh konsumen dan industri hi

Semiloka Nasional Prospek tndustri Sapi Perah Menuju Perdagangan Bebas pendinginan diharapkan susu dapat diterima oleh konsumen dan industri hi EKSTERNALITAS POSITIF DAN NEGATIF DALAM PENGEMBANGAN PETERNAKAN SAPI PERAH (Positive and Negative Externality in Developments Dairy Farmers) ELLIN HARLIA, SRI RAHAYu dan YuLI ASTUTI Fakultas Peternakan

Lebih terperinci

ll. TINJAUAN PUSTAKA cepat. Hal ini dikarenakan tahu merupakan makanan tradisional yang dikonsumsi

ll. TINJAUAN PUSTAKA cepat. Hal ini dikarenakan tahu merupakan makanan tradisional yang dikonsumsi ll. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Industri Tahu Industri tahu di Indonesia merupakan salah satu industri yang berkembang cepat. Hal ini dikarenakan tahu merupakan makanan tradisional yang dikonsumsi setiap hari

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dengan tidak mengorbankan kelestarian sumberdaya alam itu sendiri.

I. PENDAHULUAN. dengan tidak mengorbankan kelestarian sumberdaya alam itu sendiri. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumberdaya alam dan jasa lingkungan merupakan aset yang menghasilkan arus barang dan jasa, baik yang dapat dikonsumsi langsung maupun tidak untuk memenuhi kebutuhan manusia.

Lebih terperinci

BAB. Kesehatan Lingkungan

BAB. Kesehatan Lingkungan BAB 4 Kesehatan Lingkungan Pada Minggu pagi yang cerah, Siti beserta seluruh anggota keluarganya bekerja bakti membersihkan rumah dan lingkungan sekitar. Ibu bertugas menyapu rumah, ayah memotong rumput,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sensus Penduduk 2010 (SP 2010) yang dilaksanakan pada Mei 2010 penduduk

I. PENDAHULUAN. Sensus Penduduk 2010 (SP 2010) yang dilaksanakan pada Mei 2010 penduduk I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan penduduk Indonesia terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Laju pertumbuhan penduduk Indonesia cukup tinggi, berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2010

Lebih terperinci

Rumah Sakit Perjan: Konsep Salah Kaprah

Rumah Sakit Perjan: Konsep Salah Kaprah Rumah Sakit Perjan: Konsep Salah Kaprah Hasbullah Thabrany 1 Jika kita memperhatikan prilaku masyarakat Indonesia, maka terdapat dua perbedaan sikap yang sangat menyolok terhadap dua jenis institusi sosial

Lebih terperinci

BUPATI BONDOWOSO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN BONDOWOSO

BUPATI BONDOWOSO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN BONDOWOSO BUPATI BONDOWOSO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN BONDOWOSO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BONDOWOSO, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

kuantitas sungai sangat dipengaruhi oleh perubahan-perubahan iklim komponen tersebut mengalami gangguan maka akan terjadi perubahan

kuantitas sungai sangat dipengaruhi oleh perubahan-perubahan iklim komponen tersebut mengalami gangguan maka akan terjadi perubahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sungai merupakan sumber air yang sangat penting untuk menunjang kehidupan manusia. Sungai juga menjadi jalan air alami untuk dapat mengalir dari mata air melewati

Lebih terperinci

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 5. DINAMIKA ATMOSFERLATIHAN SOAL 5.5. La Nina. El Nino. Pancaroba. Badai tropis.

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 5. DINAMIKA ATMOSFERLATIHAN SOAL 5.5. La Nina. El Nino. Pancaroba. Badai tropis. SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 5. DINAMIKA ATMOSFERLATIHAN SOAL 5.5 1. Perubahan iklim global yang terjadi akibat naiknya suhu permukaan air laut di Samudra Pasifik, khususnya sekitar daerah ekuator

Lebih terperinci

TIN206 - Pengetahuan Lingkungan. Materi # T a u f i q u r R a c h m a n

TIN206 - Pengetahuan Lingkungan. Materi # T a u f i q u r R a c h m a n Materi #4 Bahasan 2 Penipisan Ozon (Ozone Depletion). Pemanasan global dan Perubahan Iklim Global. Hujan Asam. Penyebaran Kehidupan (Biological Magnification). Dampak manusia pada Air, Udara, dan Perikanan.

Lebih terperinci

TIN206 - Pengetahuan Lingkungan Materi #4 Genap 2016/2017. TIN206 - Pengetahuan Lingkungan

TIN206 - Pengetahuan Lingkungan Materi #4 Genap 2016/2017. TIN206 - Pengetahuan Lingkungan Materi #4 Bahasan 2 Penipisan Ozon (Ozone Depletion). Pemanasan global dan Perubahan Iklim Global. Hujan Asam. Penyebaran Kehidupan (Biological Magnification). Dampak manusia pada Air, Udara, dan Perikanan.

Lebih terperinci

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan 2017

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan 2017 TATACARA PENYUSUNAN a. Tim Penyusun dan Bentuk Dokumen disusun oleh Tim yang dibentuk oleh Kepala Daerah, yang keanggotaannya melibatkan unsur-unsur Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, Perguruan

Lebih terperinci

EKONOMI LINGKUNGAN Pertemuan 4 DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA & LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI & MANAJEMEN

EKONOMI LINGKUNGAN Pertemuan 4 DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA & LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI & MANAJEMEN EKONOMI LINGKUNGAN Pertemuan 4 DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA & LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI & MANAJEMEN Pengantar (1) Pembahasan dasar-dasar mikroekonomi memberikan pemahaman dari konsep dasar yg dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau kaadaan

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau kaadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau kaadaan yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan yang

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Hubungan antara manusia dengan lingkungan adalah sirkuler. Perubahan pada lingkungan pada gilirannya akan mempengaruhi manusia. Interaksi antara manusia dengan lingkungannya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.Landasan Teori 1. Pembangunan. Pembangunan merupakan suatu proses yang meliputi banyak dimensi yakni perubahan dalam struktur sosial, sikap hidup masyarakat, perubahan kelembagaan,

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH I. UMUM Jumlah penduduk Indonesia yang besar dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi mengakibatkan bertambahnya

Lebih terperinci

BAB. Keseimbangan Lingkungan

BAB. Keseimbangan Lingkungan BAB 3 Keseimbangan Lingkungan Pada hari minggu, Dimas dan keluarganya pergi menjenguk neneknya. Rumah nenek Dimas berada di Desa Jangkurang. Mereka membawa perbekalan secukupnya. Ketika tiba di tempat

Lebih terperinci

VI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar 6.2. Konsep Pengembangan Fungsi Pendidikan

VI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar 6.2. Konsep Pengembangan Fungsi Pendidikan 116 VI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar Konsep dasar perencanaan adalah mengembangkan laboratorium lapang PPDF sebagai tempat praktikum santri sesuai dengan mata pelajaran yang diberikan dan juga dikembangkan

Lebih terperinci

ETIKA DAN LINGKUNGAN

ETIKA DAN LINGKUNGAN ETIKA DAN LINGKUNGAN edited by Indah Susilawati, S.T., M.Eng. Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Mercu Buana Yogyakarta, 2010 Etika Ekologi Sistem ekologi adalah

Lebih terperinci

FAKTOR EKOLOGI SEBAGAI INDIKATOR STATUS GIZI

FAKTOR EKOLOGI SEBAGAI INDIKATOR STATUS GIZI FAKTOR EKOLOGI SEBAGAI INDIKATOR STATUS GIZI Edited by: Suyatno,, Ir. MKes E-mail : suyatno@undip.ac.id Hp : 08122815730 Blog : suyatno.blog.undip.ac.id Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

Komponen Ekosistem Komponen ekosistem ada dua macam, yaitu abiotik dan biotik. hujan, temperatur, sinar matahari, dan penyediaan nutrisi.

Komponen Ekosistem Komponen ekosistem ada dua macam, yaitu abiotik dan biotik. hujan, temperatur, sinar matahari, dan penyediaan nutrisi. MINGGU 3 Pokok Bahasan : Konsep Ekologi 1 Sub Pokok Bahasan : a. Pengertian ekosistem b. Karakteristik ekosistem c. Klasifikasi ekosistem Pengertian Ekosistem Istilah ekosistem merupakan kependekan dari

Lebih terperinci

H. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

H. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP - 283 - H. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP 1. Pengendalian Dampak Lingkungan 1. Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) 1. Menetapkan kebijakan mengenai pengelolaan Limbah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam semua aspek kehidupan manusia selalu menghasilkan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam semua aspek kehidupan manusia selalu menghasilkan manusia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam semua aspek kehidupan manusia selalu menghasilkan manusia sebagai makhluk sosial tidak terlepas akan dari segala aktivitas yang berhubungan dengan lingkungan

Lebih terperinci

Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan BAB III Urusan Desentralisasi

Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan BAB III Urusan Desentralisasi 3. URUSAN LINGKUNGAN HIDUP a. Program dan Kegiatan. Program pokok yang dilaksanakan pada urusan Lingkungan Hidup tahun 2012 sebagai berikut : 1) Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan

Lebih terperinci

- 283 - H. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

- 283 - H. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP - 283 - H. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP SUB BIDANG SUB SUB BIDANG PEMERINTAH 1. Pengendalian Dampak Lingkungan 1. Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) 1. Menetapkan

Lebih terperinci

SOAL PENCEMARAN AIR. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat. Dengan memberi tanda silang (x) pada alternetif jawaban yang tersedia.

SOAL PENCEMARAN AIR. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat. Dengan memberi tanda silang (x) pada alternetif jawaban yang tersedia. NAMA : KELAS : NO : SOAL PENCEMARAN AIR Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat. Dengan memberi tanda silang (x) pada alternetif jawaban yang tersedia. 1. Perhatika pernyataan di bawah ini : i. Perubahan

Lebih terperinci

H. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

H. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP - 216 - H. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP 1. Pengendalian Dampak Lingkungan 1. Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) 1. Menetapkan kebijakan mengenai pengelolaan Limbah

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. kelangsungan hidup manusia karena lahan merupakan input penting yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. kelangsungan hidup manusia karena lahan merupakan input penting yang II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sumberdaya Lahan Lahan merupakan sumberdaya alam yang sangat penting untuk kelangsungan hidup manusia karena lahan merupakan input penting yang diperlukan untuk mendukung

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 29 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BANYUMAS

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 29 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BANYUMAS BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 29 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BANYUMAS, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 18 TAHUN 1999 T E N T A N G KETERTIBAN DAN KEBERSIHAN KOTA TARAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 18 TAHUN 1999 T E N T A N G KETERTIBAN DAN KEBERSIHAN KOTA TARAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 18 TAHUN 1999 T E N T A N G KETERTIBAN DAN KEBERSIHAN KOTA TARAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN, Menimbang : a. bahwa sejalan dengan perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lingkungan hidup merupakan suatu tempat berlangsungnya kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lingkungan hidup merupakan suatu tempat berlangsungnya kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lingkungan hidup merupakan suatu tempat berlangsungnya kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Kehidupan yang berlangsung memiliki suatu hubungan yang erat baik

Lebih terperinci

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 10. PELESTARIAN LINGKUNGANLatihan soal 10.4

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 10. PELESTARIAN LINGKUNGANLatihan soal 10.4 SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 10. PELESTARIAN LINGKUNGANLatihan soal 10.4 1. Penanaman pohon bakau di pinggir pantai berguna untuk mencegah.. Abrasi Erosi Banjir Tanah longsor Jawaban a Sudah

Lebih terperinci

SOAL PENCEMARAN AIR. PILIHLAH SALAH SATU JAWABAN YANG PALING TEPAT. DENGAN MEMBERI TANDA SILANG (X) PADA ALTERNETIF JAWABAN YANG TERSEDIA

SOAL PENCEMARAN AIR. PILIHLAH SALAH SATU JAWABAN YANG PALING TEPAT. DENGAN MEMBERI TANDA SILANG (X) PADA ALTERNETIF JAWABAN YANG TERSEDIA SOAL PENCEMARAN AIR. PILIHLAH SALAH SATU JAWABAN YANG PALING TEPAT. DENGAN MEMBERI TANDA SILANG (X) PADA ALTERNETIF JAWABAN YANG TERSEDIA NAMA : KELAS : SOAL PENCEMARAN AIR NO : Pilihlah salah satu jawaban

Lebih terperinci

3. RUANG LINGKUP SUMBER DAYA ALAM

3. RUANG LINGKUP SUMBER DAYA ALAM 3. RUANG LINGKUP SUMBER DAYA ALAM I. Klasifikasi Sumber Daya Alam (SDA) Secara Umum Sumber Daya alam dapat diklasifikasikan dalam 2 kelompok ( b dasarkan Skala Waktu Pembentukan ) a. Kelompok Stock, yaitu:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan peningkatan kebutuhan penduduk terhadap lahan baik itu untuk

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan peningkatan kebutuhan penduduk terhadap lahan baik itu untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dan pertumbuhan penduduk yang semakin pesat, menyebabkan peningkatan kebutuhan penduduk terhadap lahan baik itu untuk kegiatan pertanian, industri, perumahan,

Lebih terperinci

KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI. dengan fasilitas dan infrastruktur perkotaan yang sesuai dengan kegiatan ekonomi yang dilayaninya;

KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI. dengan fasilitas dan infrastruktur perkotaan yang sesuai dengan kegiatan ekonomi yang dilayaninya; Lampiran III : Peraturan Daerah Kabupaten Bulukumba Nomor : 21 Tahun 2012 Tanggal : 20 Desember 2012 Tentang : RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BULUKUMBA TAHUN 2012 2032 KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN KUESIONER PENELITIAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM PENGGUNAAN AIR SUNGAI LAU GERBONG DAN KELUHAN KESEHATAN KULIT DI DESA PERBESI KECAMATAN TIGA BINANGA KABUPATEN KARO TAHUN 2010 No. Responden : IDENTITAS RESPONDEN

Lebih terperinci

BAB 1: EKONOMI KONSEP DASAR EKONOMI

BAB 1: EKONOMI KONSEP DASAR EKONOMI www.bimbinganalumniui.com 1. Ilmu ekonomi timbul karena... a. Dipaksakan oleh pemerintah karena undang-undang b. Kebutuhan manusia tidak seimbang dengan alat pemuas kebutuhan c. Desakan kaum kapitalis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Air merupakan komponen lingkungan yang penting bagi kehidupan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Air merupakan komponen lingkungan yang penting bagi kehidupan yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air merupakan komponen lingkungan yang penting bagi kehidupan yang merupakan kebutuhan utama bagi proses kehidupan di bumi. Manusia menggunakan air untuk memenuhi

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN ( Pertemuan ke-7 ) Disampaikan Oleh : Bhian Rangga Program Studi Pendidikan Geografi FKIP -UNS 2013

PEMBANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN ( Pertemuan ke-7 ) Disampaikan Oleh : Bhian Rangga Program Studi Pendidikan Geografi FKIP -UNS 2013 PEMBANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN ( Pertemuan ke-7 ) Disampaikan Oleh : Bhian Rangga Program Studi Pendidikan Geografi FKIP -UNS 2013 Standar Kompetensi 2. Memahami sumberdaya alam Kompetensi Dasar 2.3.

Lebih terperinci

PRINSIP-PRINSIP EKONOMI DALAM USAHATANI

PRINSIP-PRINSIP EKONOMI DALAM USAHATANI Pertemuan 5 Ekonomi Pertanian PRINSIP-PRINSIP EKONOMI DALAM USAHATANI Oleh : Agustina BIDARTI, S.P., M.Si. Sosek Pertanian FP Unsri Definisi Usahatani (pertanian rakyat/farm) : Suatu tempat atau bagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Pesisir adalah wilayah bertemunya daratan dan laut, dengan dua karakteristik yang berbeda. Bergabungnya kedua karakteristik tersebut membuat kawasan pesisir memiliki

Lebih terperinci

BAB I. Persiapan Matang untuk Desain yang Spektakuler

BAB I. Persiapan Matang untuk Desain yang Spektakuler BAB I Persiapan Matang untuk Desain yang Spektakuler Kampung Hamdan merupakan salah satu daerah di Kota Medan yang termasuk sebagai daerah kumuh. Hal ini dilihat dari ketidak beraturannya permukiman warga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terpadu dengan lingkungannya dan diantaranya terjalin suatu hubungan fungsional

BAB I PENDAHULUAN. terpadu dengan lingkungannya dan diantaranya terjalin suatu hubungan fungsional BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lingkungan hidup dipandang sebagai satu sistem yang terdiri dari subsistem-sistem. Dalam ekologi juga manusia merupakan salah satu subsistem dalam ekosistem

Lebih terperinci

BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan penambangan untuk mengambil bahan galian dari lapisan bumi telah berlangsung sejak lama. Selama kurun waktu 50 tahun, konsep dasar ekstraksi relatif tidak berubah,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu indikator yang amat penting

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu indikator yang amat penting 12 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu indikator yang amat penting dalam melakukan analisis tentang pembangunan ekonomi yang terjadi pada suatu negara. Istilah

Lebih terperinci

Boks 1. TABEL INPUT OUTPUT PROVINSI JAMBI TAHUN 2007

Boks 1. TABEL INPUT OUTPUT PROVINSI JAMBI TAHUN 2007 Boks 1. TABEL INPUT OUTPUT PROVINSI JAMBI TAHUN 2007 TABEL INPUT OUTPUT Tabel Input-Output (Tabel I-O) merupakan uraian statistik dalam bentuk matriks yang menyajikan informasi tentang transaksi barang

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pencemaran dan kerusakan lingkungan merupakan permasalahan yang cukup pelik dan sulit untuk dihindari. Jika tidak ada kesadaran dari berbagai pihak dalam pengelolaan lingkungan,

Lebih terperinci

Daftar Isi. Kata Sambutan Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan Kata Pengantar Daftar Isi

Daftar Isi. Kata Sambutan Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Isi Kata Sambutan Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan Kata Pengantar Daftar Isi BAGIAN I PENDAHULUAN BAB 1 GAMBARAN UMUM KEUANGAN PUBLIK 1 Alasan Mempelajari Keuangan Publik 2 Pentingnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Lingkungan hidup dan sumber daya alam merupakan anugerah Tuhan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Lingkungan hidup dan sumber daya alam merupakan anugerah Tuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lingkungan hidup dan sumber daya alam merupakan anugerah Tuhan Yang Maha Esa wajib dilestarikan dan dikembangkan kemampuannya agar tetap dapat menjadi sumber dan penunjang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG KETERTIBAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULELENG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG KETERTIBAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULELENG, PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG KETERTIBAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULELENG, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam rangka mewujudkan tata kehidupan Kabupaten

Lebih terperinci

KONSEP BARANG PUBLIK KONSEP EKSTERNALITAS PUBLIC CHOICE KEGAGALAN PASAR

KONSEP BARANG PUBLIK KONSEP EKSTERNALITAS PUBLIC CHOICE KEGAGALAN PASAR , KONSEP EKSTERNALITAS KONSEP BARANG PUBLIK PUBLIC CHOICE KEGAGALAN PASAR MEET OUR TEAM KEZIA IRENE 3613100053 LAKSMITA DWI 3613100069 NADIRA DWIPUTRI 3613100070 BELLA SHINTYA 3613100074 ALITA NADYLA 3614100077

Lebih terperinci

SEBARAN CEMARAN AIR PT. BATAMTEX BERDASARKAN PERPSEPSI MASYARAKAT DI WILAYAH INDUSTRI BABADAN, UNGARAN, KABUPATEN SEMARANG TUGAS AKHIR

SEBARAN CEMARAN AIR PT. BATAMTEX BERDASARKAN PERPSEPSI MASYARAKAT DI WILAYAH INDUSTRI BABADAN, UNGARAN, KABUPATEN SEMARANG TUGAS AKHIR SEBARAN CEMARAN AIR PT. BATAMTEX BERDASARKAN PERPSEPSI MASYARAKAT DI WILAYAH INDUSTRI BABADAN, UNGARAN, KABUPATEN SEMARANG TUGAS AKHIR Oleh: IKA PRABADHANY L2D 098 439 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

Lebih terperinci

H. URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

H. URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG LINGKUNGAN HIDUP LAMPIRAN VIII PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR : Tahun 2010 TANGGAL : Juli 2010 H. URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG LINGKUNGAN HIDUP SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URUSAN 1. Pengendalian Dampak 1. Pengelolaan

Lebih terperinci