BUP A TI SIDOARJO PERATURAN DAERAH KABU P/\TEN SIDOARJO NOMOR II TAHUN TENTANG RETRIBUS1 PELAYANAN TERA/ TERA ULANG

Transkripsi

1 ..., BUP A TI SIDOARJO PERATURAN DAERAH KABU P/\TEN SIDOARJO NOMOR II TAHUN TENTANG RETRIBUS1 PELAYANAN TERA/ TERA ULANG DENGAN RAl-IMA T TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat BUPA TI SIDOARJO, a. bahwa sebagai paya pcrlindngan konsmen dan prodsen terhadap kebenaran dan kctcpatan pengkran atas pcnggnaan alat kr, takar, timbang dan pcrlengkapannya (UTTP) serta barang dalam keadaan terbngks (BDKT) perl diadakan pengjian; b. bahwa berdasarkan ketentan Pasa1 110 ayat ( I) hrf 1 Undang-Undang Nomor 28 Tatllm 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribsi Daerah, Retribsi Pelayanan Tera/ Tcra Ulang merpakan jenis retribsi jasa mm yang dipngt oleh Pemerintah Daerah pada saat memberikan pelayanan tera/ tera lang alat kr, takar, timbang dan perlengkapan (UITP) serta barang dalam keadaan terbngks (BDKT) kepada orang pribadi dan/ ata badan: c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksd hrf a dan b serta ntk melaksanakan ketentan Pasal 156 ayat (1) Undang-Undang Nomor 28 Tahn 2009 tentang Pajak Oaerah dan Retribsi Daerah, perl mcmbcntk Peratran Oaerah Kabpaten Sidoarjo tentang Retribsi Pclayanan Tera/Tcra Ulang; I. Pasal 18 ayat (6) Undang- Undang Dasar Negara Repblik Indonesia Tahn 1945; 2. Undang- Undang Nomor 12 Tahn 1950 tentang Pembentkan Oaerah- Daerah Kabpaten dalam lingkngan Propinsi Jawa Timr (Berita Negara Rcpblik Indonesia Tahn 1950 Nomor 41) sebagaimana telah dibah dengan Undang-Undang Nomor 2 Talmn 1965 ( Lembaran Negara Repblik Indonesia Tahn 1965 Nomor 19, Tambahan Lcmbaran Negara Rcpblik Indonesia Nomor 2730); 3. Undang- Undang Nomor 2 Tahn 1981 tentang Mctrologi Legal (Lcmbaran Ncgara Rcpblik Indonesia Tahn 1981 Nomor II, Tambahan Lembaran Negara Repblik Indonesia Nomor 31 93); 4. Undang-Undang Nomor 32 Tahn 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lcmbaran Negara Rcpblik Indonesia Tahn 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Rcpblik Indonesia nomor 4437) Scbagaimana telah beberapa kali dibah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahn 2008 (Lembaran Negara Repblik Indonesia Tahn 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Repblik Indonesia Nomor 4844)Undang- Undang Nomor 28 Tahn 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribsi Dacrah (Lembaran Negara Repblik Indonesia Tahn 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Ncgara Rcpblik Indonesia Nomor 5049);

2 2 5. Undang-Undang Nomor 12 Tahn 2011 tentang Pembentkan Peratran Perndang-ndangan (Lembaran Negara Repblik Indonesia Tahn 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Repblik Indonesia Nomor 5234); 6. Peratran Pemerintah Nomor 2 Tahn 1985 tentang Wajib dan Pembebasan Untk Ditera dan/ ata Ditera Ulang serta Syaratsyarat bagi Alat-alat Ukr, Takar, Timbang dan Kelengkapanya (Lembaran Negara Repblik Indonesia Tahn I 985 Nomor 4 Tambahan Lembaran Negara Repblik Indonesia Nomor 3283); 7. Peratran Pemerintah Nomor 10 Tahn 1987 tentang Satan Trnan, Satan Tambahan dan Satan Lain Yang Berlak (Lembaran Negara Repblik Indonesia Tahn 1987 Nomor 17, Tambahan Lembaran Negara Repblik Indonesia Nomor 3351 ); 8. Peratran Pemerintah Nomor 58 Tahn 2005 tentang Pengelolaan Keangan Daerah (Lembaran Negara Repblik Indonesia Tahn 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Repblik Indonesia Nomor 4578); 9. Peratran Pemerintah Nomor 38 Tahn 2007 tentang Pembagian Ursan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabpaten/ Kota (Lembaran Negara Repblik Indonesia Tahn 2007 Nomor 87, Tambahan Lembaran Negara Repblik Indonesia Nomor 4737); 10. Peratran Pemerintah Nomor 69 Tahn 2010 tentang Tata Cara Pemberian dan Pemanfaatan Insentif Pemngtan Pajak Daerah dan Retribsi Daerah (Lembaran Negara Repblik Indonesia Tahn 2010 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Repblik Indonesia Nomor 5161); 11. Peratran Daerah Kabpaten Sidoarjo Nomor 21 Tahn 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Kabpaten Sidoarjo Nomor Tahn 2008 Nomor 1 Seri D), Sebagaimana telah dibah dengan Peratran Daerah Kabpaten Sidoarjo Nomor 11 Tahn 2013; 12. Peratran Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahn 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keangan Daerah sebagaimana telah dibah terakhir dengan Peratran Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahn ; Peratran Menteri Perdagangan Nomor 50/M-DAG/PER/10/ tentang Unit Kerja dan Unit Pelaksana Teknis Metrologi Legal; Peratran Menteri Perdagangan Nomor 51/M-DAG/PER/10/2009 tentang Penilaian Terhadap Unit Pelaksana Teknis dan nit 15. Pelaksanan Teknis Daerah Metrologi Legal; Peratran Bpati Sidoarjo Nomor 23 Tahn 2013 tentang Sekretariat Penyidik Pegawai Negeri Sipil Daerah Kabpaten Sidoarjo. Dengan Persetjan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN SIDOARJO dan BUPATI SIDOARJO MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN TERA/ TERA ULAN G.

3 : I 3 BABI KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peratran Daerah ini yang dimaksd dengan : 1. Daerah adalah Kabpaten Sidoarjo. 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabpaten Sidoarjo. 3. Bpati adalah Bpati Sidoarjo. 4. Dinas adalah Dinas Koperasi, UKM, Perindstrian, Perdagangan dan Energi Smber Daya Mineral Kabpaten Sidoarjo. 5. Kemetrologian adalah Disiplin ilm yang mempelajari cara-cara pengkran, kalibrasi dan akrasi dibidang indstri, ilm pengetahan dan teknologi. 6. Metrologi legal adalah metrologi yang mengelola satan-satan kr, metoda-metoda pengkran dan alat-alat kr yang menyangkt persyaratan teknik dan peratran berdasarkan Undang-Undang yang bertjan melindngi kepentingan mm dalam hal kebenaran pengkran yang berdampak pada transaksi ekonomi, kesehatan dan keselamatan. 7. Retribsi Pelayanan Tera/ Tera Ulang adalah Retribsi yang dipngt atas pelayanan pengjian alat-alat kr, takar, timbang dan perlengkapannya dan pengjian barang dalam keadaan terbngks (BDKT) yang diwajibkan sesai ketentan perndang-ndangan. 8. Alat kr, takar, timbang dan perlengkapannya, yang selanjtnya disingkat UTTP adalah alat-alat yang dipergnakan di bidang kemetrologian. 9. Tera adalah sat kegiatan menandai dengan tanda tera sah ata tanda tera batal yang berlak ata memberikan keterangan tertlis yang bertanda tera sah ata tanda tera batal yang berlak, dilakkan oleh Penera berdasarkan basil pengjian yang dijalankan atas UTTP yang belm dipakai, sesai persyaratan ata ketentan yang berlak. 10. Tera lang adalah sat kegiatan menandai dengan tanda tera sah ata tanda tera batal yang berlak ata memberikan keterangan tertlis yang bertanda tera ata tanda tera batal yang berlak, dilakkan oleh Penera berdasarkan basil pengjian yang dijalankan atas UTTP yang telah ditera. 11. Barang Dalam Keadaan Terbngks, yang selanjtnya disingkat BDKT adalah kantitas barang yang ditempatkan dalam bngksan ata kemasan terttp yang ntk mempergnakannya hars mersak pembngksannya ata segel pembngksannya. 12. Wajib Retribsi adalah orang pribadi ata badan yang menrt peratran perndangndangan retribsi diwajibkan melakkan pembayaran retribsi, termask pemngt ata pemotong retribsi tertent. 13. Srat Ketetapan Retribsi Daerah, yang selanjtnya disingkat SKRD adalah srat ketetapan retribsi yang menentkan besarnya jmlah pokok retribsi yang tertang. 14. Srat Ketetapan Retribsi Daerah Lebih Bayar, yang selanjtnya disingkat SKRDLB adalah srat ketetapan yang menentkan jmlah kelebihan pembayaran retribsi karena jmlah kredit retribsi lebih besar dari pada retribsi yang terhtang ata seharsnya tidak terhtang. 15. Srat Tagihan Retribsi Daerah, yang selanjtnya disingkat STRD adalah srat ntk melakkan tagihan retribsi dan/ata sanksi administratifberpa bnga dan/ ata denda. 16. Penjstiran adalah penyesaian dengan keadaan yang sebenarnya. BABII PELA YANAN TERA/ TERA ULANG Pasal2 (1) Setiap orang pribadi dan/ ata badan yang memiliki, memakai, mengasai alat UTTP wajib melakkan pengjian alat UTTPnya.

4 ,; 4 (2) Setiap orang pribadi dan/ ata badan yang dalam kegiatan sahanya memprodksi dan/ ata membngks barang ntk diperdagangkan dalam keadaan terbngks wajib melakkan pengjian kran, isi dan berat bersih barang. (3) Kewajiban melakkan tera dilakkan oleh orang pribadi dan/ ata badan pada saat alat UITP bam dignakan. (4) Kewajiban melakkan tera lang dilakkan oleh orang pribadi dan/ ata badan pada saat masa berlak tera habis. (5) Kewajiban melakkan tera lang selain sebagaimana dimaksd pada ayat (4) dapat dilakkan karena keadaan tertent mapn pengadan masyarakat. (6) Ketentan lebih lanjt terkait pelayanan tera/ tera lang diatr dalam Peratran Bpati. BAB III KETENTUAN RETRIBUSI Bagian Kesat Nama, Objek dan Sbjek Retribsi Pasal3 (1) Dengan nama Retribsi Pelayanan Tera/ Tera Ulang, dipngt retribsi sebagai pembayaran atas pelayanan tera/ tera lang atas alat UTTP dan BDKT. (2) Obyek Retribsi sebagaimana dimaksd pada ayat ( 1 ), melipti : a. pengjian alat-alat kr, takar, timbang dan perlengkapannya (UITP) ; dan b. pengjian Barang Dalam Keadaan Terbngks (BDKT) yang diwajibkan sesai dengan ketentan peratran perndang-ndangan. (3) Obyek retribsi sebagaimana dimaksd pada ayat (2) hrf a melipti : a. Alat Ukr Panjang; b. Takaran; c. Alat Ukr dari gelas; d. Bejana Ukr; e. Tangki Ukr; f. Timbangan; g. Anak Timbangan; h. Alat Ukr Gaya dan Tekanan; 1. Alat Kadar Air; J. Alat Ukr Cairan Dinamis; k. Alat Ukr Gas; I. Alat Ukr Energi Listrik (Kwh Watt); m. Kelengkapan Alat UITP; n. Alat Ukr Lingkngan Hidp. ( 4) Obyek retribsi sebagaimana dimaksd pada ayat (2) hrf b melipti : a. BDKT Makanan; b. BDKT Minman; c. BDKT selain makanan dan minman. Pasal4 Sbjek Retribsi adalah setiap orang pribadi ata badan yang memperoleh pelayanan tera/ tera lang dari Pemerintah Daerah. Bagian Keda Golongan Retribsi Pasal5 Retribsi Pelayanan Tera/Tera Ulang digolongkan sebagai Retribsi Jasa Umm.

5 .. 5 Bagian Ketiga Cara Mengkr Tingkat Penggnaan Jasa Pasal6 Tingkat penggnaan jasa retribsi tera/ tera lang dihitng berdasarkan tingkat keslitan, karakteristik, jenis, kapasitas dan peralatan pengjian yang dignakan. Bagian Keempat Prinsip Dan Sasaran Dalam Penetapan Tarif Pasal 7 Prinsip dan sasaran dalam penetapan tarif retribsi ditetapkan dengan memperhatikan biaya penyediaan jasa yang bersangktan, kemampan masyarakat, aspek keadilan dan efektivitas pengendalian atas pelayanan terse bt. Bagian Kelima Strktr Dan Besamya TarifRetribsi Pasal8 Strktr dan besamya tarif retribsi pelayanan tera/tera lang tertang dalam lampiran dan merpakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peratran Daerah ini. Bagian Keenam Penyesaian Tarif Pasal9 (1) Tarifretribsi ditinja kembali paling lama 3 (tiga) tahn sekali. (2) Peninjaan tarif retribsi sebagaimana dimaksd pada ayat ( 1) dilakkan dengan memperhatikan indeks harga dan perkembangan perekonomian. (3) Peninjaan tarif retribsi sebagaimana dimaksd pada ayat (2) ditetapkan dalam Peratran Bpati. Bagian Ketjh Wilayah Pemngtan Pasal10 Retribsi yang tertang dipngt di wilayah daerah. Bagian Kedelapan Masa Retribsi Dan Saat Retribsi Tertang Pasal11 (1) Masa Retribsi adalah mengikti masa tanda tera. (2) Masa Retribsi sebagaimana dimaksd pada ayat (1), tidak berlak apabila UTTP mengalami perbahan fisik ata data. Pasal 12 Retribsi yang tertang terjadi dalam masa retribsi terjadi sejak diterbitkan SKRD ata dokmen lain yang dipersamakan.

6 .. 6 Bagian Kesembilan Tata Cara Pemngtan Pasal 13 (1) Retribsi dipngt dengan menggnakan SKRD ata dokmen lain yang dipersamakan. (2) Dalam hal wajib retribsi tertent tidak membayar tepat pada waktnya ata krang membayar, dikenakan sanksi administratif berpa bnga sebesar 2 % (da persen) setiap blan dari retribsi yang tertang yang tidak ata krang dibayar dan ditagih dengan menggnakan STRD. (3) Penagihan retribsi tertang sebagaimana dimaksd pada ayat (3) didahli dengan srat tegran. (4) Tata Cara Pemngtan Retribsi ditetapkan dengan Peratran Bpati. Bagian Keseplh Tata Cara Pembayaran Pasal 14 (1) Pembayaran retribsi yang tertang hars dibayar sekaligs. U (2) Bpati menentkan tanggal jath tempo pembayaran dan penyetoran retribsi yang tertang paling lama 30 (tiga plh) hari setelah saat tertang. (3) Bpati atas permohonan wajib retribsi setelah memenhi persyaratan yang ditentkan, dapat memberikan persetjan kepada wajib retribsi ntk mengangsr ata mennda pembayaran retribsi. (4) Tata cara pembayaran, tempat pembayaran dan penndaan pembayaran retribsi diatr lebih lanjt dalam Peratran Bpati. Bagian Kesebelas Tata Cara Penagihan Pasal 15 (1) Penagihan retribsi tertang menggnakan STRD dan didahli dengan Srat Tegran. (2) Srat tegran ata srat peringatan ata srat lain yang sejenis sebagai awal tindakan pelaksanaan penagihan retribsi dikelarkan 7 (tjh) hari sejak jath tempo pembayaran. (3) Dalam jangka wakt 7 (tjh) hari setelah tanggal srat tegran ata srat peringatan ata srat lain yang sejenis disampaikan, wajib retribsi hars melnasi retribsi yang tertang. (4) Srat tegran ata srat peringatan ata srat lain yang sejenis sebagaimana dimaksd pada ayat (2) dikelarkan oleh Bpati ata pejabat yang ditnjk. Bagian Kedabelas Pengrangan, Keringanan dan Pembebasan Retribsi Pasal16 (1) Bpati berdasarkan permohonan wajib retribsi dapat memberikan pengrangan, keringanan dengan mengangsr dan pembebasan retribsi dan fngsi objek retribsi. (2) Pengrangan, keringanan dan pembebasan sebagaimana dimaksd pada ayat ( 1) diberikan dengan memperhatikan kemampan Wajib Retribsi dan fngsi objek retribsi. (3) Tata cara pengrangan, keringanan dan pembebasan retribsi diatr lebih lanjt dalam Peratran Bpati.

7 .. 7 Bagian Ketigabelas Keberatan Pasal17 (1) Wajib Retribsi dapat mengajkan keberatan kepada Bpati ata pejabat yang ditnjk atas SKRD ata dokmen lain yang dipersamakan. (2) Keberatan diajkan secara tertlis dalam Bahasa Indonesia dengan disertai alasan-alasan yang jelas. (3) Keberatan hars diajkan dalamjangka wakt paling lama 3 (tiga) blan sejak tanggal SKRD diterbitkan, kecali jika wajib retribsi dapat mennjkan bahwa jangka wakt it tidak dapat dipenhi karena keadaan di lar kekasaannya. (4) Keadaan dilar kekasaannya sebagaimana dimaksd pada ayat (3) aalah sat keadaan yang terjadi dilar kehendak ata kekasaan wajib retribsi. (5) Pengajan keberatan tidak mennda kewajiban membayar retribsi dan pelaksanaan penagihan retribsi. Pasal18 (I) Bpati dalam jangka wakt paling lama 6 (enam) blan sejak tanggal Srat Keberatan diterima hars memberi keptsan atas keberatan yang diajkan dengan menerbitkan Srat Keptsan Keberatan. (2) Ketentan sebagaimana dimaksd pada ayat (I) adalah ntk memberikan kepastian hkm bagi wajib retribsi, bahwa keberatan yang diajkan hars diberi keptsan oleh Bpati. (3) Keptsan Bpati atas keberatan dapat berpa menerima selrhnya ata sebagian, menolak, ata menambah besarnya retribsi yang tertang. (4) Apabila jangka wakt sebagaimana dimaksd pada ayat (1) telah lewat dan Bpati tidak memberikan sat keptsan, keberatan yang diajkan tersebt dianggap dikablkan. Bagian Keempatbelas Tata Cara Pengembalian Kelebihan Pembayaran Retribsi Pasal19 (1) Atas kelebihan pembayaran retribsi, wajib retribsi dapat mengajkan permohonan pengembalian kepada Bpati. (2) Bpati dalam jangka wakt paling lama 6 (enam) blan sejak diterimanya permohonan pengembalian kelebihan pembayaran retribsi sebagaimana dimaksd pada ayat (1}, hars memberikan keptsan. (3) Apabila jangka wakt sebagaimana dimaksd pada ayat (2) telah dilampai dan Bpati tidak memberikan keptsan, permohonan pengembalian pembayaran retribsi dianggap dikablkan dan SKRDLB hars diterbitkan dalam jangka wakt paling lama I (sat) blan. (4) Apabila wajib retribsi mempnyai tang retribsi lainnya, kelebihan pembayaran retribsi sebagaimana dimaksd pada ayat (1 }, langsng diperhitngkan ntk melnasi terlebih dahl tang retribsi tersebt. (5) Pengembalian kelebihan pembayaran retribsi sebagaimana dimaksd pada ayat (1}, dilakkan dalamjangka wakt paling lama 2 (da) blan sejak diterbitkan SKRDLB. (6) Jika pengembalian kelebihan pembayaran retribsi, dilakkan setelah lewat jangka wakt 2 (da) blan Bpati memberikan imbalan bnga sebesar 2 % (da persen) seblan atas keterlambatan pembayaran kelebihan pembayaran retribsi. (7) Tata cara pengembalian kelebihan pembayaran retribsi sebagaimana dimaksd pada ayat (1) diatr dalam Peratran Bpati.

8 .. 8 Bagian Kelirnabelas Kedalwarsa Pasal20 (1) Penagihan Retribsi, kadalwarsa setelah melarnpai jangka wakt 3 (tiga) tahn terhitng sejak saat tertangnya retribsi, kecali apabila Wajib Retribsi melakkan tindak pidana dibidang retribsi. (2) Kadalwarsa penagihan retribsi sebagairnana dimaksd pada ayat (I) tertanggh apabila : a. diterbitkan Srat Tegran dan Srat Paksa; ata b. ada pengakan tang Retribsi dari Wajib Retribsi baik langsng mapn tidak langsng. Bagian Keenarnbelas Tata Cara Penghapsan Pitang Retribsi Yang Kadalwarsa Pasal21 (I) Pitang Retribsi yang tidak mngkin ditagih lagi karena hak ntk melakkan penagihan sdah kadalwarsa dapat dihaps. (2) Bpati menetapkan keptsan penghapsan pitang retribsi daerah yang sdah kadalwarsa sebagairnana dimaksd dalarn ayat (1 ). (3) Tata cara penghapsan pitang retribsi yang sdah kedalwarsa diatr dengan Peratran Bpati. BABIV INSENTIF PEMUNGUTAN Pasal 22 ( 1) Dinas yang melaksanakan pemngtan retribsi diberikan insentif atas dasar pencapaian kinerja tertent. (2) Pemberian insentif sebagaimana dimaksd pada ayat (1) ditetapkan melali Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. (3) Tata cara penetapan, pemberian dan pemanfaatan insentif sebagairnana dimaksd pada ayat (1) diatr dengan Peratran Bpati dengan berpedoman pada peratran perndang-ndangan yang berlak. BABV PEMBINAAN DAN PENGA WASAN Pasal 23 Pembinaan dan pengawasan atas pelaksanaan Peratran Daerah ini dilakkan oleh Bpati dan secara teknis operasional dilakkan oleh Dinas. BAB VI KETENTUAN PENYIDIKAN Pasal 24 (I) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertent di lingkngan Pemerintah Daerah diberi wewenang khss sebagai Penyidik ntk rnelakkan penyidikan tindak pidana di bidang Retribsi Daerah, sebagaimana dimaksd dalarn Undang-Undang Hkm Acara Pidana.

9 '... 9 (2) Penyidik sebagaimana dimaksd pada ayat (1) adalah pejabat pegawai negeri sipil tertent di lingkngan Pemerintah Daerah yang diangkat oleh pejabat yang berwenang sesai dengan ketentan peratran perndang-ndangan. (3) Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksd pada ayat (1) adalah: a. menerima, mencari, mengmplkan, dan meneliti keterangan ata laporan berkenaan dengan tindak pidana di bidang Retribsi Daerah agar keterangan ata laporan tersebt menjadi lebih lengkap dan jelas; b. meneliti, mencari, dan mengmplkan keterangan mengenai orang pribadi ata Badan tentang kebenaran perbatan yang dilakkan sehbngan dengan tindak pidana Retribsi Daerah; c. meminta keterangan dan bahan bkti dari orang pribadi ata Badan sehbngan dengan tindak pidana di bidang Retribsi Daerah; d. memeriksa bk, catatan, dan dokmen lain berkenaan dengan tindak pidana di bidang Retribs Daerah; e. melakkan penggeledahan ntk mendapatkan bahan bkti pembkan, pencatatan, dan dokmen lain, serta melakkan penyitaan terhadap bahan bkti tersebt; f. meminta bantan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tgas penyidikan tindak pidana di bidang Retribsi Daerah; g. menyrh berhenti dan/ ata melarang seseorang meninggalkan rangan ata tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsng dan memeriksa identitas orang, benda, dan/ ata dokmen yang dibawa; h. memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana Retribsi Daerah; 1. memanggil orang ntk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka ata saksi; J. menghentikan penyidikan; dan/ata k. melakkan tindakan lain yang perl ntk kelancaran penyidikan tindak pidana di bidang Retribsi Daerah sesai dengan ketentan peratran perndang-ndangan. (4) Penyidik sebagaimana dimaksd pada ayat (1) memberitahkan dimlainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikannya kepada Penntt Umm melali Penyidik pejabat Polisi Negara Repblik Indonesia, sesai dengan ketentan yang diatr dalam Undang-Undang Hkm Acara Pidana. BAB VII SANKSI ADMINISTRASI Pasal25 Dalam hal wajib retribsi tidak membayar tepat waktnya ata krang membayar, dikenakan sanksi administrasi berpa bnga sebesar 2 % (da persen) setiap blan dari retribsi yang tertang yang tidak ata krang bayar dan ditagih dengan menggnakan STRD. BAB VIII KETENTUAN PIDANA Pasal 26 (1) Wajib retribsi yang tidak melaksanakan kewajiban sehingga mergikan keangan daerah diancam pidana krngan paling lama 3 (tiga) blan ata pidana denda paling banyak 3 (tiga) kali jmlah retribsi tertang yang tidak/ ata krang bayar. (2) Selain dikenakan sanksi administrasi sebagaimana dimaksd dalam Pasal 23, setiap orang dan/ ata badan yang melanggar ketentan sebagaimana dimaksd dalam Pasal 2 ayat ( 1) dan (2) dikenakan sanksi pidana krngan paling lama 3 (tiga) blan dan/ ata denda paling banyak ,00 (da plh limajta rpiah). (3) Tindak pidana sebagaimana dimaksd pada ayat (1) dan (2) adalah pelanggaran. (4) Denda sebagaimana dimaksd pada ayat (1) merpakan penerimaan negara.

10 .. 10 BABIX KETENTUANPENUTUP Pasal27 Ilal-hal yang bclm diatr dalam Peratran Oaerah mr scpanjang mengcnai pelaksanaannya, ditetapkan lebih Ian jt oleh Bpati. Pasal 28 Peratran Oacrah ini mlai bcrlak sejak tanggal 1 Janari Agar setiap orang mcngctahinya memerintahkan pengndangan Peratran Oaerah ini dcngan pencmpatannya dalam Lcmbaran Daerah Kabpaten Sidoarjo. Oitetapkan di Sidom:jo pada tanggal 3 Oktober BUPATI SIDOARJO ttd Dinclangkan eli Sidoatjo pada tanggal 7 Ol.<-TOI?Q.r 2013 H. SATFUL ILAf-1 SEKRETARJS DAERAH KABUPATEN SIDOARJO, VJNORL TJAWAN LEMB/\RAN DAER.AH KABUPATEN SlDOARJO TAHUN 2013 NOMOR I SERl C

11 .. 11 PENJELASAN ATAS RANCANGANPERATURANDAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 11 TAHUN2013 TENTANG RETRIBUSI PELA Y ANAN TERN TERA ULANG I. UMUM: Bahwa dalam paya perlindngan prodsen dan konsmen terhadap kebenaran penggnaan alat UTTP perl diadakan pembinaan kemetrologian berpa pelayanan tera, tera lang, kalibrasi alat UTTP agar senantiasa layak pakai dan pengjian BDKT. Disamping it,sesai dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahn 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribsi Daerah, Pemerintah Daerah diberi kewenangan ntk memngt Retribsi Pelayanan Tera/ Tera Ulang. Kewenangan dimaksd diberikan ntk meningkatkan akntabilitas penyelenggaraan otonomi daerah. Berkaitan dengan pemberian kewenangan tersebt sesai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahn 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang Undang Nomor 33 Tahn 2004 tentang Perimbangan Keangan antara Pemerintah Psat dan Pemerintahan Daerah, perlasan kewenangan retribsi tersebt dilakkan dengan memperlas basis retribsi dan memberikan kewenangan kepada daerah dalam penetapan tarif. Oleh karena it perl membentk Peratran Daerah Kabpaten Sidoarjo tentang Retribsi Pelayanan Tera/ Tera Ulan g. II. PASAL DEMI PASAL : Pasall Pasal2 Pasal3 Pasal4 Pasa15 Pasal6 Pasal7 Pasal8 Pasal9 PasallO Pasal 11 Pasal12

12 12 Pasall3 Pasall4 PasallS Pasal 16 Pasall7 Pasal18 Pasal19 Pasal20 Pasal21 Pasal22 Pasal23 Pasal24 Pasal25 Pasal26 Pasal27 Pasal28 TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 39

13 LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR : (( TAHUN 2013 TANGGAL :? 0 <.qob U' Biaya Retribsi Tera sahl Tera Batal dan Tera lang sah dan Tera lang Batal di Kantor dan di Tempat Sidang Tera Ulang (per bah) : a. Ukran Panjang (meter dengan pegangan; meter kay; metermeja dari logam; tongkat dga; meter sak baja; ban kr; depthtape): 1) Sampai dengan 2 m 2) Lebih dari 2m sd 10m 3) Lebih panjang dari 10 m dihitng sebagai berikt : a) 10 m pertama b) ditambah ntk tiap 10m c) bagian-bagian dari 10 m dihitng 10 m : (1 ). Salib kr (2) Balok kr (3) Mikrometer (4) Alat kr tinggi orang (5) Conter meter (6) Rol tester (7) Meter Taksi b. Alat Ukr Permkaan Cairan (Level Gage) c. Takaran (basah/kering): 1) Sampai dengan 2 L 2) 5 L s/d 25 L d. Alat Ukr dari Gelas: e. 1) Lab krl bret I pipet I gelas kr 2) Alat sntik Bejana Ukr : 1) Sampai dengan 50 L 2) Lebih besar dari 50 L s/d 200 L 3) Lebih besar dari 200 L s/d 500 L 4) Lebih besar dari 500 L s/d 1000 L f. Tangki Ukr Mobil setiap kompartemen g. Timbangan Pennjkan bkan otomatis 1) Neraca Emas dan Obat 2) Neraca Biasa 3) Dacin 4) Sentisimal 5) Desimal 6) Bobot lngst: 7) 8) 9) a) Sampai dengan 500 kg b) Lebih Besar dari 500 kg Meja beranger Peg as Cepat a) Sampai dengan 500 kg b) Lebih Besar dari 500 kg 10) Elektronik ( Kelas Ill dan IV ) : a) Sampai dengan 500 kg b) Lebih Besar dari 500 kg 11) Elektronik ( Kelas II ) : a) Sampai dengan 1 kg b) Lebih Besar dari 1 kg , , , , , , , ,00 1

14 .. ' h. Anak Timbangan : 1) Ketelitian biasa ( kelas M2 dan M3): a) Sampai dengan 1 kg 300,00 b) Lebih dari 1 kg sampai dengan 5 kg 600,00 c) Lebih dari 5 kg sampai dengan 50 kg 1.000,00 2) Ketelitian khss ( kelas F2 dan M1) a) Sampai dengan 1 kg 1.500,00 b) Lebih dari 1 kg sampai dengan 5 kg 5.000,00 c) Lebih dari 5 kg sampai dengan 50 kg ,00 i. Manometer: 1) Sampai dengan 100 kg/cm ,00 2) Lebih dari 100 kg/cm2 s/d 1000 kg/cm ,00 3) Lebih dari 1000 kg/cm ,00 j. Tensimeter ,00 k. Meter Bahan Bakar Minyak 1) Meter ars Volmetrik, ntk setiap media ji : a) Meter indk (1). Sampai dengan 25 m3~am ,00 (2). Lebih dari 25 m3~am s/d 100 m3/jam ,00 (3). Lebih dari 100 m3~am ,00 b) Meter kerja (1). Sampai dengan 25m3/jam ,00 (2). Lebih dari 25 m3~am s/d 100 m3~am ,00 (3). Lebih dari 100 m3~am ,00 2) Meter ars trbin, ntk setiap media ji a) Meter indk : (1). Sampai dengan 25 m3~am ,00 (2). Lebih dari 25 m3~am s/d 100 m3~am ,00 (3). Lebih dari 100 m3~am ,00 b) Meter kerja (1). Sampai dengan 25 m3~am ,00 (2). Lebih dari 25 m3~am s/d 100 m3~am ,00 (3). Lebih dari 100 m3~am ,00 3) Meter air ding in : a) Meter indk : (1). Sampai dengan 15 m3~am ,00 (2). Lebih dari 15 m3~am s/d 100 m3~am ,00 (3). Lebih dari 100 m3~am ,00 b) Meter kerja (1). Sampai dengan 15 m3~am ,00 (2). Lebih dari 15 m3~am s/d 100 m3~am ,00 (3). Lebih dari 100 m3~am ,00 c) Meter air rmah tangga 2.500,00 I. Meter Gas Rotari piston dan trbin 5.000,00 m. Meter Gas diaphraqmalbasah ,00 n. Meter Gas orifice ,00 0. Meter Gas Vortex ,00 p. Gas Mass flow meter ,00 q. Magnetic Gas flow meter ,00 r. Hot wire Gas flow meter ,00 s. Ultrasonic Gas flow meter ,00 t. Meter kwh 1 fase 3.500,00. Meter kwh 3 fase 4.000,00 v. Pemaras 500,00 w. Pencap kart 5.000,00 X. Atomatic temperatre gravity ,00 y. Atomatic temperatre compensator ,00 2

15 z. CMOS Temperatre compensator ,00 a a. Plat orifice ,00 bb. Pembatas ars listrik 1.500,00 cc. Pembatas ars air ,00 dd. Pressre recorder ,00 ee. Differential Pressre Recorder ,00 ff. Temperatre Recorder ,00 gg. Pressre Transmitter ,00 hh. Defferential Pressre Transmitter ,00 ii. Temperatre Transmitter ,00 jj. Alat kr limbah indstri ,00 kk. Alat kr Polsi Udara ,00 II. Meter Kadar air setiap komoditi ,00 2. Biaya Retribsi Tera dan Tera lang di tempat pakai atas dasar permintaan pemiliklpemakai (per bah) : a. Ukran Panjang (meter dengan pegangan; meter kay; meter meja dari logam; tongkat dga; meter sak baja; ban kr; depthtape): 1) Sampai dengan 2 m ,00 2) Lebih dari 2m sd 10m ,00 3) Lebih panjang dari 10 m dihitng sebagai berikt : a) 10m pertama ,00 b) ditambah ntk tiap 10 m ,00 c) bagian-bagian dari 10 m dihitng 10 m : (1). Salib kr ,00 (2) Balok kr ,00 (3) Mikrometer ,00 (4) Jangka Sorong ,00 (5) Alat kr tinggi orang ,00 (6) Conter meter (7) Rol tester (8) Komparator ,00 (9) Dial Indicator (1 0) Meter Taksi b. Alat Ukr Permkaan Cairan (Level Gage) c. Takaran (basah/kering): 1) Sampai dengan 2 L ) 5 L s/d 25 L ) Takaran Pengisi ,00 d. Alat Ukr dari Gelas : 1) Lab krl bret I pipet I gelas kr ,00 2) Alat sntik ,00 e. Bejana Ukr : 1) Sampai dengan 50 L ) Lebih besar dari 50 L s/d 200L ) Lebih besar dari 200 L s/d 500 L ) Lebih besar dari 500 L f. Tangki kr mobil setiap kompartemen g. Tangki kr tetap silinder tegak ,00 h. Tangki kr tetap silinder datar i. Tangki kr tetap bola j. Tangki kr tetap speroidal k. Tangki kr wagonsetiap kompartemen I. Tangki kr tongkang setiap kompartemen ,00 m. Timbangan Pennjkan bkan otomatis : 1) Neraca Emas dan Obat ,00 2) Neraca Biasa ,00 3) Dacin

16 .... v 4) Sentisimal ,00 5) Desimal ,00 6) Bobot lngst a) Sampai dengan 500 kg ,00 b) Lebih besar dari 500 kg ,00 7) Meja beranger ,00 8) Peg as ,00 9) Cepat : a) Sampai dengan 500 kg ,00 b) Lebih besar dari 500 kg ,00 10) Elektronik ( Kelas Ill dan IV ) : a) Sampai dengan 500 kg ,00 b) Lebih besar dari 500 kg ,00 11) Elektronik ( Kelas II ) : a) Sampai dengan 1 kg ,00 b) Lebih besar dari 1 kg ,00 12) Timbangan ban berjalan ,00 13) Timbangan Pengisian ,00 14) Timbangan pengecek dan penyortir ,00 15) Timbangan semi otomatis ,00 16) Timbangan Jembatan ,00 n. Anak Timbangan : 1) Ketelitian biasa ( kelas M2 dan M3) : a) Sampai dengan 1 kg 300,00 b) Lebih dari 1 kg sampai dengan 5 kg 600,00 c) Lebih dari 5 kg sampai dengan 50 kg 1.000,00 2) Ketelitian khss ( kelas F2 dan M 1) : a) Sampai dengan 1 kg 1.500,00 b) Lebih dari 1 kg sampai dengan 5 kg 5.000,00 c) Lebih dari 5 kg sampai dengan 50 kg ,00 0. Manometer 1) Sampai dengan 100 kg/cm ,00 2) Lebih dari 100 kg/cm2 s/d 1000 kg/cm ,00 3) Lebih dari 1000 kg/cm ,00 p. Tensimeter ,00 q. Meter Bahan Bakar Minyak : 1) Meter ars Volmetrik, ntk setiap media ji : a) Meter indk : (1) Sampai dengan 25m3/jam ,00 (2) Lebih dari 25 m3/jam s/d 100 m3/jam ,00 (3) Lebih dari 100m3/jam ,00 b) Meter kerja : (1) Sampai dengan 25 m3/jam ,00 (2) Lebih dari 25 m3/jam s/d 100 m3/jam ,00 (3) Lebih dari 100 m3/jam ,00 c) Pompa kr bahan bakar minyak ,00 2) Meter ars Trbin, ntk setiap media ji : a) Meter indk (1) Sampai dengan 25m3/jam ,00 (2) Lebih dari 25 m3/jam s/d 100 m3/jam ,00 (3) Lebih dari 100 m3/jam ,00 b) Meter kerja : (1) Sampai dengan 25m3/jam ,00 (2) Lebih dari 25 m3/jam s/d 100 m3/jam ,00 (3) Lebih dari 100 m3/jam ,00 r. Massa ars pengkr massa secara langsng ,00 4

17 .' '.. ' s. Meter air dingin : 1) Meter indk : a) Sampai dengan 15 m3~am ,00 b) Lebih dari 15 m3~am s/d 100 m3~am ,00 c) Lebih dari 100 m3~am ,00 2) Meter ke~a: a) Sampai dengan 15 m3~am ,00 b) Lebih dari 15 m3~am s/d 100 m3/jam ,00 c) Lebih dari 100 m3/jam ,00 3) Meter air ding in rmah tangga 2.500,00 4) Meter air panas rmah tangga 5.000,00 t. Meter Prover ,00. Ultrasonic liqid flow meter ,00 v. Meter Gas Rotari piston dan trbin ,00 w. Meter Gas diaphraqmalbasah ,00 X. Meter Gas orifice ,00 y. Meter Gas Vortex ,00 z. Gas Mass flow meter ,00 a a. Magnetic Gas flow meter ,00 v bb. Hot wire Gas flow meter ,00 cc. Ultrasonic Gas flow meter ,00 dd. Pompa Ukr Bahan Bakar Gas ,00 ee. Pompa Ukr Elpiji ,00 ff. Meter kwh 1 fase 3.500,00 gg. Meter kwh 3 fase 4.000,00 hh. Pemaras 500,00 ii. Pencap kart 5.000,00 ll Atomatic temperatr gravity ,00 kk. Atomatic temperatre compensator ,00 II. CMOS Temperatre compensator ,00 mm. Plat orifice ,00 nn. Pembatas ars listrik 1.500, Pembatas ars air ,00 pp. Pressre recorder ,00 qq. Differential Pressre Recorder ,00 rr. Temperatre Recorder ,00 ss. Pressre Transmitter ,00 tt. Defferential Pressre Transmitter ,00. Temperatre Transmitter ,00 vv. Alat kr limbah indstri ,00 ww. Alat kr Polsi Udara ,00 XX. Meter Kadar air setiap komoditi ,00 (setiap jenis item komoditi) 3. Selain UTTP tersebt di atas ata benda/barang bkan UTTP dihitng berdasarkan lamanya pengjian dengan minimm 2 jam sebesar ,00 per jam. BUPATI SIDOARJO ttd H. SAIFUL ILAH 5