ESTIMASI KEBUTUHAN LAHAN PEMAKAMAN DI KOTA BANDA ACEH
|
|
- Yandi Kusuma
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ESTIMASI KEBUTUHAN LAHAN PEMAKAMAN DI KOTA BANDA ACEH Nubuwat Farhan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, Abstract The purpose of this research is to estimate the needs of burial grounds, factors affecting land requirements in the form of total population, mortality and economic growth. This study uses primary data from interviews and secondary data. The sample in this study were 100 respondents by 9 districts of Banda Aceh. The analysis model is descriptive and qualitative analysis. The analysis showed that 57 percent of them chose to be buried in Banda Aceh. 23 percent have a private burial grounds and 20 percent chose to be buried in their homeland. Based on this study of limited land led to the need for special attention from the government of Banda Aceh to seek provision of burial grounds outside the district of Banda Aceh, particularly the public cemetery of Banda Aceh. Keywords: Population, Mortality, Growth, Qualitative Descriptive Analysis. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi kebutuhan lahan pemakaman, faktor yang mempengaruhi kebutuhan lahan berupa Jumlah penduduk, angka kematian dan pertumbuhan ekonomi. Penelitian ini menggunakan data primer dari hasil wawancara dan data sekunder. Sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 100 responden berdasarkan 9 kecamatan Kota Banda Aceh. Model analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif. Hasil analisis menunjukkan bahwa 57 persen diantaranya memilih untuk dimakamkan di Banda Aceh. 23 persen memiliki lahan pemakaman pribadi dan 20 persen memilih untuk dimakamkan di daerah asal. Berdasarkan penelitian ini keterbatasan lahan menyebabkan perlu adanya perhatian khusus dari pemerintah Kota Banda Aceh untuk mengupayakan pengadaan lahan pemakaman di luar daerah Kabupaten Kota Banda Aceh, pemakaman umum khususnya masyarakat Kota Banda Aceh.. Kata Kunci: Jumlah Penduduk, Angka Kematian, Pertumbuhan Ekonomi, Analisis Deskriptif Kualitatif. PENDAHULUAN Pertumbuhan dan perkembangan ekonomi Banda Aceh berdampak, pada berkurangnya lahan kota yang tersedia, kekurangan untuk penggunaan-penggunaan lahan bagi ruang terbuka. Hal ini menjadi masalah yang sangat perlu diperhatikan oleh pemerintah Kota Banda Aceh. karena bila tidak disertai dengan pengelolaan yang baik akan menyebabkan Kota tidak tertata dengan baik. Pertambahan penduduk, khususnya di wilayah perkotaan yang terus menerus, membawa konsekuensi spasial bagi kehidupan kota, yaitu adanya tuntutan ruang (space) untuk dimanfaatkan sebagai tempat pemukiman. Sebagian besar kota-kota di Indonesia mengalami 152
2 masalah yang serius dalam memenuhi kebutuhan akan ruang yang terus meningkat. Sementara itu ketersediaan ruang terbuka atau lahan yang masih memungkinkan untuk mengakomodasi mereka semakin terbatas atau semakin berkurang. (Sabari, 2005) Dengan asumsi jika kebutuhan lahan pemakaman mencapai 3M # (Bastaman, 2013). Luas lahan di Kota Banda Aceh menurut penggunaan lahan. Tabel 1 Luas Wilayah Kota Banda Aceh Menurut Penggunaan Lahan Tahun N 2012* 2013* 2014 Jenis Penggunaan O Ha (%) Ha (%) Ha (%) Kawasan lindung 1. Sempadan Sungai 657,06 10,95 179,90 2,93 163,7 2,67 2. Kawasan Hutan Bakau 462,68 7,71 434,38 7,08 120,45 1,96 3. Ruang Terbuka Hijau 1084,33 18,08 552,72 9,01 469,09 7,64 4. Kawasan Cagar 0,00 0,00 16,65 0,27 51,43 0,84 Kawasan budidaya 1. Kawasan Perumahan 2.480,21 41, ,63 49, ,44 36,56 2. Kawasan Perdagangan dan 136,19 2,27 522,23 8,51 925,74 15,09 Jasa 3. Kawasan Perkantoran 201,86 3,37 149,56 2,44 139,48 2,27 4. Kawasan Parawisata 51,58 0,86 51,31 0, ,68 5. Ruang Terbuka Non Hijau 0,00 0,00 25,39 0,41 94,36 1,54 6. Kawasan Perikanan 0,00 0,00 32,07 0,52 120,19 1,96 7. Kawasan Pelayanan Umum 310,95 5,18 293,86 4,79 275,04 4,48 8. Kawasan Pelabuhan 22,81 0,38 11,76 0,19 14,49 0,24 9. Kosong 0,00 0,00 341,55 5,57 950,23 15, Air 590,29 9,84 482,02 7,86 465,36 7,58 Jumlah 5997,96 100, ,72 100, ,00 100,00 *Data perbaikan Sumber Badan Pusat Statistik (diolah) Jumlah penduduk Kota Banda Aceh setiap tahunnya terus mengalami peningkatan dengan rata-rata pentumbuhan pertahun berkisar 2.56 persen Sumber : BPS Banda Aceh Dalam Angka (diolah) Grafik 1 Angka kematian Kota Banda Aceh ANGKA KEMATIAN 153
3 TINJAUAN PUSTAKA Pertumbuhan Penduduk Pertumbuhan penduduk dapat menjadi kekuatan yang akan menambah atau mengurangi jumlah penduduk. Pertumbuhan penduduk diakibatkan oleh empat komponen yaitu: kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), migrasi masuk dan migrasi keluar. Selisih antara kelahiran dan kematian disebut pertumbuhan alamiah (natural growth). Sedangkan selisih migrasi masuk dan migrasi keluar disebut migrasi neto (Mulyadi, 2006). Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan Menurut klasik ada dua faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi yaitu pertumbuhan output total dan pertumbuhan penduduk. Produktivitas penggunaan faktor produksi akan sangat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.peningkatan produktivitas dapat dilakukan melalui berbagai sarana seperti pendidikan dan pelatihan serta manajemen yang lebih baik (Sukirno, 2008). Hasil penelitian Nuryadin (2007) menunjukkan bahwa salah satu faktor yang pertumbuhan ekonomi regional adalah angkatan kerja. Teori Solow juga berasumsi bahwa pertumbuhan ekonomi dipengaruhi secara positif oleh pertumbuhan angkatan kerja. Makin tinggi jumlah angkatan kerja, maka kemampuan menghasilkan output juga makin tinggi. Akan tetapi, produktivitas angkatan kerja juga menjadi faktor penentu dalam penyerapan dan pemanfaatan tenaga kerja dalam perekonomian. Akumulasi modal adalah faktor pendorong peningkatan kualitas dan produktivitas tenaga kerja. Tata Ruang Menurut (Adisasmita, 2013) mendefinisikan ruang berdasarkan aspek geografi umum dan geografi regional. Menurut aspek geografi umum, ruang (space) adalah permukaan bumi yang merupakan lapisan biosfer, tempat hidup tumbuh-tumbuhan, hewan dan manusia. Berdasarkan geografi regional, ruang yang merupakan suatu wilayah yang mempunyai batas geografi, yaitu batas menurut keadaan fisik, sosial atau pemerintah yang terjadi dari sebagian permukaan bumi dan lapisan tanah dibawahnya serta udara diatasnya. Fertilitas & Mortalitas Fertilitas Fertilitas (kelahiran) mencakup peran kelahiran pada pertumbuhan penduduk, sedangkan natalitas mencakup peran kelahiran pada pertumbuhan penduduk dan reproduksi. Tinggi atau rendahnya fertilitas menggambarkan kecepatan pertumbuhan penduduk. Ukuran fertilitas antara lain digunaka angka kelahiran kasar (crude birth rate/cbr), angka kelahiran menurut kelompok umur (age spasific fertility rate/asfr) dan angka kelahiran total (total fertility rate/tfr). Mortalitas (kematian) adalah salah satu dari tiga komponen demografi yang dapat mempengaruhi pertumbuhan penduduk. Dua komponen demografi lainnya adalah fertilitas dan migrasi. Informasi tentang jumlah kematian penting bagi pemerintahan dan swasta khususnya dalam bidang ekonomi dan kesehatan. Ukuran atau angka indeks kematian dipakai sebagai dasar untuk mengukur derajat kematian penduduk. Ada beberapa ukuran angka kematian, dari yang paling sederhana sampai yang paling kompleks. Biasanya ukuran-ukuran kematian dipakai sekaligus untuk menggambarkan keadaan kematian penduduk secara menyelutuh. Ukuranukuran mortalitas, antara lain angka kematian kasar (crude death rate/cdr), angka kematian 154
4 menurut umur (age spesifik death rate/asdr) dan angka kematian bayi (inflant mortality rate/imr), (Mulyadi, 2006:18b). Teori Penggunaan Lahan Wilayah Perkotaan Wiliam Alonso (1964) dan Richard F.Munth (1969) melakukan analisis lebih lanjut dari model Von Thunen khusus membahas kerangka pemikiran dalam penggunaan lahan daerah perkotaan (urban land-use) yang kemudian lazim dikenal sebagai Alonso model. Dalam hal ini struktur ruang (spatial structure) masih diasumsikan dalam bentuk monocentric city (kemampuan membayar sewa tanah) bukan saja untuk kegiatan pertanian saja, tetapi juga untuk kegiatan yang banyak terdapat di wilayah perkotaan seperti industri, perdagangan, jasa, dan perumahan. Dalam penentuan lokasi dan penggunaan lahan wilayah perkotaan, terdapat dua bentuk pemilihan lokasi, yaitu lokasi kegiatan industri seperti industri pengolahan, pedagangan, jasa dan pertanian serta lokasi perumahan. Sedangkan untuk lokasi perumahan umumnya menggunakan model pasar lahan (land market) dari Alonso muth yang kemudian diakui sebagai standar teori penggunaan lahan Wilayah Perkotaan (Sjafrizal, 2012). Ruang terbuka hijau Hakim (2010). mengatakan pendapat bahwa area hijau terbentuk oleh aspek buatan manusia dan alam seperti koridor jalan, sekitaran bangunan, hutan kota, tepian sungai dan area alami yang sudah terbentuk sejak sekian lama. Justru itu perencanaan taman kota, area publik, dan perluasan area hijau merupakan strategi perlindungan untuk area hijau. METODE PENELITIAN Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data cross section tahun 2015, yaitu untuk luas Kota Banda Aceh, luas wilayah menurut penggunaan lahan, jumlah penduduk Kota Banda Aceh, angka kematian Kota Banda Aceh. Sedangkan data sekunder digunakan sejak tahun (runtun waktu). Model Analisis Data Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif yaitu mengestimasi menggunakan ukuran kebutuhan lahan pemakaman dengan pendekatan matematik sederhana. Sampel yang diambil berdasarkan populasi jumlah penduduk menurut Kecamatan menurut tahun 2014, dengan jumlah penduduk sebanyak berdasarkan populasi tersebut dilakukan penarikan sampel penelitian ini menggunakan metode slovin (Siregar, 2013:34). N n = Keterangan: n = sampel N = populasi e = tingkat kesalahan 1 + Ne # Sedangkan untuk proyeksi penduduk digunakan model compound interest: Pn = P (1 + r) / Keterangan: Pn = jumlah penduduk pada tahun ke (n); P = jumlah penduduk pada tahun dasar; r = laju 155
5 pertumbuhan penduduk; n = jumlah interval waktu. HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 2 Gambaran Variabel Berdasarkan Kepemilikan Lahan Pemakaman Apabila tidak apakah anda memilih untuk dimakamkan Apakah anda memiliki lahan pemakaman pribadi Ya Tidak Pemakaman Pribadi Banda Aceh Daerah Asal Total Sumber: Hasil Penelitian Lapangan, 2016 (diolah). Estimasi hasil penelitian Pada tahun 2014 jumlah penduduk Kota Banda Aceh jiwa, maka diasumsikan dengan responden yang memilih untuk dimakamkan di Banda Aceh berdasarkan penelitian mencapai 57 persen, maka dengan asumsi jumlah penduduk 57 persen dari jumlah penduduk tahun 2014 berjumlah jiwa, asumsinya jika luas pemakaman 3 M 2 maka lahan yang dibutuhkan mencapai M 2 atau lebih kurang km 2 kebutuhan lahan pemakaman jangka panjang dengan asumsi jumlah penduduk tidak meningkat. Apabila pertumbuhan penduduk meningkat setiap tahunnya mencapai 2.56 persen atau penambahan penduduk jiwa setiap tahunnya, maka dapat diasumsikan kebutuhan lahan pemakaman M 2 atau mencapai Km 2 kebutuhan untuk lahan pemakaman, diasumsikan setiap 2.56 persen laju pertumbuhan penduduk Kota Banda Aceh, maka 57 persen memilih untuk dimakam di Banda Aceh yaitu mencapai jiwa kebutuhan pada lahan M 2 atau Km 2, maka lahan yang dibutuhkan untuk jangka pendek M 2 atau Km 2 per tahun. Jumlah penduduk yang meninggal setiap tahunnya di Kota Banda Aceh mencapai 0.18 persen dari jumlah penduduk tahun rata-rata angka kematian 453 jiwa, maka jumlah lahan pemakaman yang dibutuhkan mencapai M 2 atau Km 2 pertahun, dengan asumsi apabila angka kematian 453 jiwa yang memilih untuk dimakamkan di Banda Aceh 57 persen yaitu 258 jiwa maka lahan yang dibutuhkan M 2 atau Km 2 per tahun, jika dihitung berdasarkan laju pertumbuhan penduduk kota Banda Aceh yang ingin dimakamkan di Banda Aceh mencapai jiwa maka angka kematian mencapai 6.55 jiwa atau dapat digenapkan menjadi 7 jiwa, tambahan yang memilih untuk dimakamkan di Banda Aceh mencapai luas lahan 21 M 2 per tahun. Kebutuhan lahan pemakaman setiap tahunnya dalam jangka pendek 795,63 M 2 atau Km 2 setiap tahunnya. Pertambahan penduduk tahun 2030 mencapai jiwa dengan asumsi angka kematian 0.18 persen dengan selisih 16 tahun jika dihitung dengan tahun dasar 2014 maka didapatkan 2,88 persen angka kematian hingga tahun 2030, maka hasil yang didapatkan mencapai jiwa perkiraan angka kematian kota Banda Aceh. Diasumsikan jika 57 persen maka perkiraan angka kematian mencapai 10,767 jiwa, 57 persen mencapai 5598 jiwa yang memilih untuk dimakamkan di Banda Aceh, sehingga perkiraan lahan yang dibutuhkan untuk lahan pemakaman mencapai M 2 untuk tahun 2030, jika dihitung dalam Ha mencapai 1,68 Ha atau 0,02 Km 2 kebutuhan lahan untuk tahun Total 156
6 KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil penelitian yang dilakukan maka dapat disimpulkan, dari 3 variabel yang diamati seperti jumlah penduduk, angka kematian dan pertumbuhan ekonomi, mempengaruhi kebutuhan lahan pemakaman Kota Banda Aceh, kebutuhan lahan pemakaman setiap tahunnya mengalami peningkatan akan tetapi luas wilayah Kota Banda Aceh tidak mengalami perubahan. Bagi pemerintah, untuk mengupayakan pengadaan lahan pemakaman di Kota Banda Aceh untuk jangka panjang, mengupayakan atau menyediakan lahan pemakaman umum khusus masyarakat Kota Banda Aceh, diluar Kota Banda Aceh dalam mengoptimalkan penggunaan lahan jika penggunaan lahan pemakaman Kota Banda Aceh sudah tidak mencukupi, menyediakan lahan pemakaman umum Kota Banda Aceh. DAFTAR PUSTAKA Adisasmita, r. (2013). Pembangunan Kawasan dan Tata Ruang. Yogyakarta: Graha Ilmu. Badan Pusat Statistika, Banda Aceh Dalam Angka ( Berbagai Edisi ). Bastaman, A.F, (2013). Perancangan Tpu Muslimin Dalam Rangka Optimasi Ruang Terbuka Hijau Pemakaman Di Kota Bandung. Bandung: Universitas Padjadjaran. Hakim, R. (2011). komponen perencanaan arsitektur lansekap., prinsip-unsur dan aplikasi desain. jakarta: bumi askara. Mulyadi, S. (2006). Ekonomi Sumber Daya Manusia dalam Perspektif Pembangunan. jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Nuryadin, D., Sodik, J., & Iskandar, D. (2000). Aglomerasi dan Pertumbuhan Ekonomi: Peran Karakteristik Regional. Parallel Session IVA, Urban and Regional, Fakultas Ekonomi UPN Veteran. Sabari, Y. H. (2005). Struktur Tata Ruang Kota. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Siregar, S. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif Perhitungan Manual dan SPSS. Kencana Prenada Media Grup: Jakarta. Sjafrizal. (2012). Ekonomi Wilayah dan Perkotaan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. 157
1. Masalah Jumlah Penduduk
Pengertian Penduduk Penduduk adalah orang-orang yang berada di dalam suatu wilayah yang terikat oleh aturan-aturan yang berlaku dan saling berinteraksi satu sama lain secara terus menerus / kontinu. Dalam
Lebih terperinciANALISIS KEBUTUHAN RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK DI KOTA BITUNG
ANALISIS KEBUTUHAN RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK DI KOTA BITUNG ANALYSIS OF PUBLIC GREEN OPEN SPACE IN BITUNG CITY Alvira Neivi Sumarauw Jurusan Perencanaan Wilayah, Program Studi Ilmu Perencanaan Pembangunan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Demografi mempelajari jumlah, persebaran, teritorial dan komposisi penduduk
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Demografi mempelajari jumlah, persebaran, teritorial dan komposisi penduduk serta perubahan perubahannya dan sebab sebab perubahan itu, yang biasanya timbul karena
Lebih terperinciAnalisis Proyeksi Penduduk Jambi Berdasarkan Proyeksi Penduduk Indonesia
Analisis Proyeksi Penduduk Jambi 2010-2035 Berdasarkan Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035 Perwakilan BKKBN Provinsi Jambi 2015 Analisis Proyeksi Penduduk Jambi 2010-2035 (Berdasarkan Proyeksi Penduduk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bertambahnya jumlah penduduk membuat bertambahnya aktivitas dalam suatu ruang. Pertambahan penduduk yang disebabkan oleh tingginya angka kelahiran dan rendahnya kematian,
Lebih terperinciPembangunan Geodatabase Ruang Terbuka Hijau Kota Bandung
Reka Geomatika No.1 Vol. 2016 14-20 ISSN 2338-350X Maret 2016 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Jurusan Teknik Geodesi Pembangunan Geodatabase Ruang Terbuka Hijau FERI NALDI, INDRIANAWATI Jurusan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 ISTILAH-ISTILAH 2.1.1 Dinamika Penduduk [Population Dynamics] Dinamika penduduk adalah proses perubahan yang terjadi secara terus menerus yang mempengaruhi jumlah penduduk
Lebih terperinciFAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONVERSI LAHAN PERTANIAN STUDI KASUS: KECAMATAN JATEN, KABUPATEN KARANGANYAR
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONVERSI LAHAN PERTANIAN STUDI KASUS: KECAMATAN JATEN, KABUPATEN KARANGANYAR Yuniar Irkham Fadlli, Soedwiwahjono, Ana Hardiana Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas
Lebih terperinciAnalisis Ketersediaan Dan Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau Pada Kawasan Pusat Pelayanan Kota (Studi Kasus Kecamatan Palu Timur, Kota Palu)
Analisis Ketersediaan Dan Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau Pada Kawasan Pusat Pelayanan Kota (Studi Kasus Kecamatan Palu Timur, Kota Palu) ANDI CHAIRUL ACHSAN 1* 1. Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota,
Lebih terperinciproyeksi penduduk Kependudukan semester
proyeksi penduduk Kependudukan semester 2 2012 outline latar belakang dan pentingnya proyeksi definisi proyeksi kegunaan proyeksi jenis perkiraan penduduk metode proyeksi soal Antar Sensus (Intercensal)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lahan terbangun yang secara ekonomi lebih memiliki nilai. yang bermanfaat untuk kesehatan (Joga dan Ismaun, 2011).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan merupakan bagian dari perkembangan suatu kota. Pembangunan yang tidak dikendalikan dengan baik akan membawa dampak negatif bagi lingkungan kota. Pembangunan
Lebih terperinciPertumbuhan Penduduk. Oleh : Yudha Tri Pradana / XI-IPS-1 / 31 SMAN 1 MANYAR
Pertumbuhan Penduduk Oleh : Yudha Tri Pradana / XI-IPS-1 / 31 SMAN 1 MANYAR Pertumbuhan Penduduk adalah keseimbangan yang dinamis antara kekuatan-kekuatan yang menambah dan kekuatan-kekuatan yang mengurang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil KTT bumi di Rio de Janeiro (1992) dan Johannesburg
17 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan hasil KTT bumi di Rio de Janeiro (1992) dan Johannesburg (2002) telah disepakati luas Ruang Terbuka Hijau (RTH) kota yang sehat, minimal 30% dari total
Lebih terperinciDeskripsi Singkat Topik :
1 WILAYAH DAN RUANG LINGKUPNYA Deskripsi Singkat Topik : Pokok Bahasan Waktu Tujuan : WILAYAH DAN RUANG LINGKUPNYA : 1 (satu) kali tatap muka pelatihan selama 100 menit. : Untuk menanamkan pemahaman praja
Lebih terperinciPERTUMBUHAN PENDUDUK 1. Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk Propinsi (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
PERTUMBUHAN PENDUDUK 1. Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk Hasil proyeksi menunjukkan bahwa jumlah penduduk Indonesia selama dua puluh lima tahun mendatang terus meningkat yaitu dari 205,1 juta pada
Lebih terperinciANALISIS SPASIAL PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN PERTANIAN MENJADI PERMUKIMAN DI KECAMATAN TASIKMADU KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN
ANALISIS SPASIAL PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN PERTANIAN MENJADI PERMUKIMAN DI KECAMATAN TASIKMADU KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN 2004-2011 PUBLIKASI ILMIAH Oleh : ERWIN FEBRIYANTO E 100.090.016 FAKULTAS GEOGRAFI
Lebih terperinciANALISIS PEMBANGUNAN PERKOTAAN DALAM PERSPEKTIF GREEN ECONOMIC DEVELOPMENT
ANALISIS PEMBANGUNAN PERKOTAAN DALAM PERSPEKTIF GREEN ECONOMIC DEVELOPMENT (Studi Pada Pemanfaatan dan Pengendalian Kawasan Budidaya Kota Malang) SKRIPSI Diajukan untuk menempuh Ujian Sarjana Pada Fakultas
Lebih terperinciPertumbuhan Penduduk Di Kecamatan Tambusai Utara Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau ABSTRAK
Pertumbuhan Penduduk Di Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau Oleh : Yuliani Fitri*Yeni Erita**Rozana Eka Putri** Mahasiswa Program Studi Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat* Dosen Program Studi Geografi STKIP
Lebih terperinciStudi Kependudukan - 1. Demografi formal. Konsep Dasar. Studi Kependudukan - 2. Pertumbuhan Penduduk. Demographic Balancing Equation
Demografi formal Pengumpulan dan analisis statistik atas data demografi Dilakukan ahli matematika dan statistika Contoh : jika jumlah perempuan usia subur (15-49) berubah, apa pengaruhnya pada tingkat
Lebih terperinciIPB International Convention Center, Bogor, September 2011
IPB International Convention Center, Bogor, 12 13 September 2011 Kerangka Latar Belakang Masalah PERTUMBUHAN EKONOMI PERKEMBANGAN KOTA PENINGKATAN KEBUTUHAN LAHAN KOTA LUAS LAHAN KOTA TERBATAS PERTUMBUHAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak dapat lepas dari dua peristiwa penting dalam kehidupannya
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia tidak dapat lepas dari dua peristiwa penting dalam kehidupannya yaitu kelahiran dan kematian. Kelahiran akan menjadi masalah apabila daya reproduksi
Lebih terperinciANALISA PERTUMBUHAN KOTA DAN PERUBAHAN FUNGSI LAHAN DI KELURAHAN SIDOMULYO BARAT, PEKANBARU. Afdi Gustiawan, Rian Trikomara, dan Manyuk Fauzi
ANALISA PERTUMBUHAN KOTA DAN PERUBAHAN FUNGSI LAHAN DI KELURAHAN SIDOMULYO BARAT, PEKANBARU Afdi Gustiawan, Rian Trikomara, dan Manyuk Fauzi Abstract Physical development of urban areas need to be carefully
Lebih terperinciANALISIS KESEMPATAN KERJA DAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA PADA SEKTOR PERTANIAN DI PROVINSI ACEH. Sofyan*, Elvira Iskandar*, Zakia Izzati** ABSTRACT
ANALISIS KESEMPATAN KERJA DAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA PADA SEKTOR PERTANIAN DI PROVINSI ACEH Sofyan*, Elvira Iskandar*, Zakia Izzati** ABSTRACT Agriculture is a leading sector in Aceh economy, showed
Lebih terperinciANALISIS PERUBAHAN LAHAN RUANG TERBUKA HIJAU DI KECAMATAN TEGALREJO DAN KECAMATAN WIROBRAJAN KOTA YOGYAKARTA TAHUN
ANALISIS PERUBAHAN LAHAN RUANG TERBUKA HIJAU DI KECAMATAN TEGALREJO DAN KECAMATAN WIROBRAJAN KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2007 2017 Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Tanah atau lahan memiliki arti penting bagi kehidupan manusia. Manusia membutuhkan lahan untuk mendirikan bangunan sebagai tempat tinggal serta melakukan aktivitasnya
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Kata demografi berasal dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat
9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian pengertian Kata demografi berasal dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk dan Grafein adalah menulis. Jadi demografi adalah tulisantulisan
Lebih terperinciGeo Image 1 (1) (2012) Geo Image.
Geo Image 1 (1) (2012) Geo Image http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/geoimage PENGARUH PERTAMBAHAN PENDUDUK TERHADAP PERKEMBANGAN PERMUKIMAN DI KECAMATAN SLAWI KABUPATEN TEGAL TAHUN 2000-2010 Ainul
Lebih terperinciJurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Vol.1 No.2 November 2016 :
ANALISIS PENENTUAN LOKASI: STUDI KASUS INDUSTRI RUMAH TANGGA (HOME INDUSTRY) DI WILAYAH KOTA BANDA ACEH Cut Triyuna Octiananda 1*, Nazamuddin 2 1) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Syiah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap pembangunan menimbulkan suatu dampak baik itu dampak terhadap ekonomi, kehidupan sosial, maupun lingkungan sekitar. DKI Jakarta sebagai kota dengan letak yang
Lebih terperinciAntroposfer GEO 2 A. PENDAHULUAN B. DINAMIKA ANTROPOSFER (KEPENDUDUKAN) C. KOMPOSISI PENDUDUK D. RUMUS-RUMUS KUANTITAS PENDUDUK ANTROPOSFER
Antroposfer A. PENDAHULUAN Antroposfer berasal dari kata antropos yang berarti manusia dan spaira yang berarti lingkungan. Antroposfer adalah salah satu objek material dari geografi yang membahas mengenai
Lebih terperinciILMU KEPENDUDUKAN: Analisis dengan tujuan:
ILMU KEPENDUDUKAN: Analisis dengan tujuan: 1. Memperoleh informasi dasar tentang distribusi penduduk, karakteristik dan perubahan perubahannya; perubahannya; 2. Menerangkan sebab sebab perubahan; 3. Menganalisis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang, terus melaksanakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang, terus melaksanakan pembangunan secara berencana dan bertahap, tanpa mengabaikan usaha pemerataan dan kestabilan. Pembangunan
Lebih terperinciKAJIAN PERKEMBANGAN KAWASAN PINGGIRAN KOTA (URBAN FRINGE) BANDA ACEH (Studi Kasus : Kecamatan Banda Raya, Lueng Bata Dan Ulee Kareng)
ISSN 2302-0253 15 Pages pp. 148-162 KAJIAN PERKEMBANGAN KAWASAN PINGGIRAN KOTA (URBAN FRINGE) BANDA ACEH (Studi Kasus : Kecamatan Banda Raya, Lueng Bata Dan Ulee Kareng) Maya Sari 1, Mirza Irwansyah 2,
Lebih terperinciANALISIS KEBUTUHAN RUANG TERBUKA HIJAU KECAMATAN KOTA TENGAH KOTA GORONTALO. Sri Sutarni Arifin 1. Intisari
ANALISIS KEBUTUHAN RUANG TERBUKA HIJAU KECAMATAN KOTA TENGAH KOTA GORONTALO Sri Sutarni Arifin 1 Intisari Ketersediaan Ruang Terbuka Hijau khususnya pada wilayah perkotaan sangat penting mengingat besarnya
Lebih terperinciPerhitungan Ruang Terbuka Hijau Perkotaan Jenis Publik (Studi Kasus : Kota Surakarta)
Perhitungan Ruang Terbuka Hijau Perkotaan Jenis Publik (Studi Kasus : Kota Surakarta) Hapsari Wahyuningsih, S.T, M.Sc Universitas Aisyiyah Yogyakarta Email: hapsariw@unisayogya.ac.id Abstract: This research
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting daripada pembangunan nasional, dengan tujuan akhir adalah untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan ekonomi wilayah atau regional merupakan salah satu bagian penting daripada pembangunan nasional, dengan tujuan akhir adalah untuk meningkatkan kesejahteraan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proses pembangunan dan pengembangan suatu kota berjalan sangat cepat, sehingga apabila proses ini tidak diimbangi dengan pengelolaan lingkungan hidup dikhawatirkan akan
Lebih terperinciPengukuran dalam Demografi
Pengukuran dalam Demografi Demografi (Kependudukan) Dian Kurnia Anggreta, S.Sos, M.Si 1 Pengukuran dalam Demografi Ukuran Absolut Awal data demografi disajikan dalam bentuk bilangan atau jumlah absolut
Lebih terperinciEVALUASI PERKEMBANGAN RUANG TERBUKA HIJAU DI KOTA MADIUN
EVALUASI PERKEMBANGAN RUANG TERBUKA HIJAU DI KOTA MADIUN Ulul Albab Mahasiswa S1 Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum, Universitas Negeri Surabaya, feverboss@gmail.com Dr. Sukma Perdana
Lebih terperinciDEMOGRAFI. Agustina Bidarti, S.P., M.Si. Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya
DEMOGRAFI BAB I DEMOGRAFI: ARTI DAN TUJUAN Oleh: Agustina Bidarti, S.P., M.Si. Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya A. PENGERTIAN DASAR DEMOGRAFI * Kata demografi berasal
Lebih terperinciJurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Volume 1 Nomor 1, Agustus Hal
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN LOKASI PEDAGANG KAKI LIMA DI KOTA BANDA ACEH Yuli Nanda 1 *, Fikriah 2 1) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, email:
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Usaha pemerintah dalam memenuhi kebutuhan pangan penduduknya, menghadapi tantangan yang berat dan sangat kompleks. Program dan kebijakan yang terkait dengan ketahanan pangan
Lebih terperinciSKRIPSI ANALISIS PENGARUH FERTILITAS, MORTALITAS, DAN TRANSMIGRASI BINAAN TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI SUMATERA UTARA OLEH SITI HARIYATI
SKRIPSI ANALISIS PENGARUH FERTILITAS, MORTALITAS, DAN TRANSMIGRASI BINAAN TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI SUMATERA UTARA OLEH SITI HARIYATI 120501061 PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN DEPARTEMEN
Lebih terperinciD x k. Angka ini berarti bahwa pada periode tahun 1975, setiap 1000 penduduk 16,9 kematian.
6. MORTALITAS (KEMATIAN). 6.1 Parameter Mortalitas Mortalitas atau Kematian ada!ah salah satu dan tiga komponen proses yang berpengaruh terhadap struktur penduduk. Dua komponen proses demografi Iainnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk yang hidup dan tinggal di daerah kota tersebut. Penduduk yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan perkembangan sebuah kota sangat erat kaitannya dengan jumlah penduduk yang hidup dan tinggal di daerah kota tersebut. Penduduk yang banyak dan berkualitas
Lebih terperinciANTROPOSFER GEO 2 A. PENDAHULUAN B. DINAMIKA ANTROPOSFER (KEPENDUDUKAN) C. KOMPOSISI PENDUDUK
A. PENDAHULUAN Antroposfer berasal dari kata antropos yang berarti manusia dan spaira yang berarti lingkungan. Antroposfer adalah salah satu objek material dari geografi yang membahas mengenai persoalan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah suatu bentuk ruang terbuka di kota (urban
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Ruang Terbuka Hijau Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah suatu bentuk ruang terbuka di kota (urban space) dengan unsur vegetasi yang dominan. Perancangan ruang hijau kota harus memperhatikan
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN
V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Luas Hutan Kota di Kotamadya Jakarta Selatan Berdasarkan Peraturan Penentuan luas hutan kota mengacu kepada dua peraturan yang berlaku di Indonesia yaitu menurut PP No 62 Tahun
Lebih terperinciKAJIAN PERTUMBUHAN PENDUDUK TERHADAP KETERSEDIAAN SARANA DAN PRASARANA SOSIAL EKONOMI DI KECAMATAN GROGOL KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2010 DAN 2014
KAJIAN PERTUMBUHAN PENDUDUK TERHADAP KETERSEDIAAN SARANA DAN PRASARANA SOSIAL EKONOMI DI KECAMATAN GROGOL KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2010 DAN 2014 PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Peramalan (forecasting) adalah kegiatan memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang (Sofjan Assauri: 1984). Usaha untuk melihat situasi pada masa yang
Lebih terperinciJIIA, VOLUME 2 No. 3, JUNI 2014
SEKTOR BASIS DAN STRUKTUR EKONOMI DI KOTA BANDAR LAMPUNG (An Analysis of Economic s Structure and Bases Sector in Bandar Lampung City) Anda Laksmana, M. Irfan Affandi, Umi Kalsum Program Studi Agribisnis,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terhadap penduduk kota maupun penduduk dari wilayah yang menjadi wilayah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkotaan sebagai pusat permukiman dan sekaligus pusat pelayanan (jasa) terhadap penduduk kota maupun penduduk dari wilayah yang menjadi wilayah pengaruhnya (hinterland)
Lebih terperinciKONSEP PENYEDIAAN RUANG TERBUKA HIJAU KOTA BUKITTINGGI DENGAN KETERBATASAN LAHAN PENGEMBANGAN
KONSEP PENYEDIAAN RUANG TERBUKA HIJAU KOTA BUKITTINGGI DENGAN KETERBATASAN LAHAN PENGEMBANGAN Najmi Nur Arif 1), Tomi Eriawan 2), Haryani 3) Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Sipil
Lebih terperinci2016 KEBUTUHAN RUANG TERBUKA HIJAU BERD ASARKAN JUMLAH PEND UD UK D I KECAMATAN JATINANGOR KABUPATEN SUMED ANG
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ruang terbuka hijau (RTH) merupakan suatu ruang terbuka di kawasan perkotaan yang didominasi tutupan lahannya oleh vegetasi serta memiliki fungsi antara lain
Lebih terperinciANALISIS DISPARITAS PENDAPATAN REGIONAL DI PROVINSI ACEH
ANALISIS DISPARITAS PENDAPATAN REGIONAL DI PROVINSI ACEH Abstract This study aimed to analyze the level of income disparity in the district / city in the province of Aceh. The study used secondary data
Lebih terperinciMATA KULIAH PRASARANA WILAYAH DAN KOTA I (PW ) Jur. Perencanaan Wilayah dan Kota FTSP INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
MATA KULIAH PRASARANA WILAYAH DAN KOTA I (PW 09-1303) RUANG TERBUKA HIJAU 7 Oleh Dr.Ir.Rimadewi S,MIP J P Wil h d K t Jur. Perencanaan Wilayah dan Kota FTSP INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jakarta yang mencakup Jabodetabek merupakan kota terpadat kedua di dunia dengan jumlah penduduk 26.746.000 jiwa (sumber: http://dunia.news.viva.co.id). Kawasan Jakarta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu dampak dari keberhasilan pembangunan ekonomi, pendidikan dan teknologi di Indonesia adalah kecenderungan seseorang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu dampak dari keberhasilan pembangunan ekonomi, pendidikan dan teknologi di Indonesia adalah kecenderungan seseorang untuk menunda usia perkawinan,usia
Lebih terperincib. Kematian (mortalitas) Faktor pendorong kematian al:
b. Kematian (mortalitas) Faktor pendorong kematian al: Adanya wabah penyakit, seperti demam berdarah, flu burung dsb Adanya bencana alam, seperti gempa bumi, tsunami, banjir dsb. Kesehatan serta pemenuhan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 3Perubahan tutupan lahan Jakarta tahun 1989 dan 2002.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi geografis daerah kajian Kota Jakarta merupakan ibukota Republik Indonesia yang berkembang pada wilayah pesisir. Keberadaan pelabuhan dan bandara menjadikan Jakarta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta sebagai kota pelajar,kota pariwisata dan kota budaya yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Yogyakarta sebagai kota pelajar,kota pariwisata dan kota budaya yang terkenal dengan gudegnya, masyarakatnya yang ramah, suasana yang damai tentram, nyaman dapat dirasakan
Lebih terperinciSILABUS MATA KULIAH. Mahasiswa dapat mengetahui aturan main dalam perkuliahan ekonomi regional
GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN SILABUS MATA KULIAH Nama Mata Kuliah Kode Mata Kuliah Kredit Semester Deskripsi Tujuan umum perkuliahan Perte muan ke1. 2. Topik : Ekonomi Regional : EKO 631 : 3(3-0)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stearns dan Montag (1974) dalam Irwan (2005) menjelaskan bahwa kota merupakan suatu areal dimana terdapat atau terjadi pemusatan penduduk dengan kegiatannya dan merupakan
Lebih terperinciBAB 7: GEOGRAFI ANTROPOSFER
www.bimbinganalumniui.com 1. Pada umumnya bahan-bahan yang dikumpulkan dari sensus bersifat demografis, ekonomis, dan sosial. Bahanbahan yang bersifat demografis (1) Kewarganegaraan (2) Umur (3) Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perencanaan
1.1 Latar Belakang Perencanaan BAB I PENDAHULUAN Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia, hal ini dilihat dari banyaknya pulau yang tersebar di seluruh wilayahnya yaitu 17.504
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Perubahan iklim akibat pemanasan global saat ini menjadi sorotan utama berbagai masyarakat dunia. Perubahan iklim dipengaruhi oleh kegiatan manusia berupa pembangunan
Lebih terperinciAbstract. Keywords : Agriculture, GIS, spatial data and non-spatial data, digital map. Abstrak
TELEMATIKA, Vol. 13, No. 02, JULI, 2016, Pp. 69 79 ISSN 1829-667X ANALISIS HASIL PERTANIAN DI KOTA DENPASAR DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Ni Nyoman Supuwiningsih Program Studi Sistem Komputer
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lapangan kerja yang cukup tinggi, di Kabupaten Sleman terdapat banyak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Sesuai dengan uraian pemerintah Kabupaten Sleman mengenai luas wilayah, Sleman merupakan satu dari lima kabupaten yang terdapat di Daerah Istimewa Yogyakarta. Luas
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kata demografi berasal dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengertian Dasar Demografi Kata demografi berasal dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk dan Grafein adalah menulis. Jadi Demografi adalah tulisan-tulisan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kota sebagai pusat pemukiman, industri dan perdagangan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Perkembangan kota sebagai pusat pemukiman, industri dan perdagangan telah mengalami transformasi lingkungan fisik lahan. Transformasi lingkungan fisik lahan tersebut
Lebih terperinciHUBUNGAN KONDISI SOSIAL EKONOMI DENGAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA PENAMBANG PASIR DESA KENDALSARI KECAMATAN KEMALANG KABUPATEN KLATEN
HUBUNGAN KONDISI SOSIAL EKONOMI DENGAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA PENAMBANG PASIR DESA KENDALSARI KECAMATAN KEMALANG KABUPATEN KLATEN E-JURNAL TUGAS AKHIR SKRIPSI (TAS) Disusun oleh: Rika Parmawati
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Kediri memiliki sumber daya alam yang melimpah dan lokasi yang strategis. Terletak di jalur lintas wisata regional kota Blitar, Tulungagung dan Trenggalek, juga
Lebih terperinciJUMLAH DAN PERTUMBUHAN, KOMPOSISI, SERTA PERSEBARAN DAN MIGRASI PENDUDUK
JUMLAH DAN PERTUMBUHAN, KOMPOSISI, SERTA PERSEBARAN DAN MIGRASI PENDUDUK PENDUDUK 1. Orang yang tinggal di daerah tersebut 2. Orang yang secara hukum berhak tinggal di daerah tersebut. Dengan kata lain
Lebih terperinciLATIHAN ANALISIS KEPENDUDUKAN
Http://arali2008.wordpress.com LATIHAN ANALISIS KEPENDUDUKAN OLEH Arsad Rahim Ali Staf Dinas Kesehatan Kab Polewali Mandar Analisa kependudukan dibatasi pada analisa distribusi jenis kelamin dan usia,
Lebih terperinciANALISIS KONTRIBUTOR UTAMA PENENTU PERTUMBUHAN EKONOMI WILAYAH PERKOTAAN DI ACEH Muhammad Hafit 1, Cut Zakia Rizki 2* Abstract.
ANALISIS KONTRIBUTOR UTAMA PENENTU PERTUMBUHAN EKONOMI WILAYAH PERKOTAAN DI ACEH Muhammad Hafit 1, Cut Zakia Rizki 2* 1) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala Banda Aceh,
Lebih terperinciMOTIVASI MASYARAKAT TERHADAP PENANAMAN MAHONI (Swietenia macrophylla) STUDI KASUS DI DESA SUNGAI ENAU KECAMATAN KUALA MANDOR B KABUPATEN KUBU RAYA
MOTIVASI MASYARAKAT TERHADAP PENANAMAN MAHONI (Swietenia STUDI KASUS DI DESA SUNGAI ENAU KECAMATAN KUALA MANDOR B KABUPATEN KUBU RAYA (Society Motivation on Study Case in Sungai Enau Village, Sub-District
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORI. Kata demografi berasal dari bahasa Yunani yang berarti: Demos adalah rakyat atau
BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1. Arti dan Tujuan Demografi Kata demografi berasal dari bahasa Yunani yang berarti: Demos adalah rakyat atau penduduk dan Grafein adalah menulis. Demografi adalah ilmu yang mempelajari
Lebih terperinciEVALUASI RUANG TERBUKA HIJAU DI KECAMATAN KOTA MARTAPURA KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR PROVINSI SUMATERA SELATAN
EVALUASI RUANG TERBUKA HIJAU DI KECAMATAN KOTA MARTAPURA KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR PROVINSI SUMATERA SELATAN Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan kota seringkali menyebabkan terjadinya perubahan kondisi ekologis lingkungan perkotaan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan kota seringkali menyebabkan terjadinya perubahan kondisi ekologis lingkungan perkotaan yang mengakibatkan penurunan kualitas lingkungan. Oleh karena itu
Lebih terperinci6.1.1 Hasil Analisis RTH pada Kabupaten Mimika. b. Hasil perhitungan berdasarkan status kepemilikan RTH eksisting: ha dengan pembagian:
6.1 Kesimpulan 6.1.1 Hasil Analisis RTH pada Kabupaten Mimika Berdasarkan hasil analisis diatas maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yakni antara lain : a. Berdasarkan UU No. 26/2007 standar Kebutuhan
Lebih terperinciUKURAN-UKURAN DEMOGRAFI
UKURAN-UKURAN DEMOGRAFI 1. Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio) Rasio Jenis Kelamin adalah perbandingan banyak jumlah penduduk laki-laki dan jumlah penduduk perempuan pada suatu daerah dan waktu tertentu. Sex
Lebih terperinciThe Contribution Of Agricultural Sector in the Economy at Bone Bolango Regency By
The Contribution Of Agricultural Sector in the Economy at Bone Bolango Regency By Irawati Puloli 1) Mahludin Baruwadi 2) Ria Indriani 3) DEPARTMENTAGRIBISNIS FACULTY OF AGRICULTURE STATE UNIVERSITYGORONTALO
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Perwilayahan adalah usaha untuk membagi bagi permukaan bumi atau bagian permukaan bumi tertentu untuk tujuan yang tertentu pula (Hadi Sabari Yunus, 1977).
Lebih terperinciPEMODELAN SPASIAL TINGKAT KERAWANAN KEMACETAN LALU LINTAS DI RUAS JALAN KOLEKTOR SEKUNDER KELURAHAN TERBAN KOTA YOGYAKARTA
Pemodelan Spasial Tingkat (Muhammad Rizqan Agustiandy Mahardika) 1 PEMODELAN SPASIAL TINGKAT KERAWANAN KEMACETAN LALU LINTAS DI RUAS JALAN KOLEKTOR SEKUNDER KELURAHAN TERBAN KOTA YOGYAKARTA SPATIAL MODELING
Lebih terperinciOptimalisasi Penggunaan Lahan Untuk Memaksimalkan Pendapatan Pemerintah Daerah Kabupaten Sidoarjo (Studi Kasus : Kecamatan Waru)
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No., (014) ISSN: 337-3539 (301-971 Print) C-87 Optimalisasi Penggunaan Lahan Untuk Memaksimalkan Pendapatan Pemerintah Daerah Kabupaten Sidoarjo (Studi Kasus : Kecamatan Waru)
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dengan jalan mengolah sumberdaya ekonomi potensial menjadi ekonomi riil
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi adalah usaha meningkatkan pendapatan perkapita dengan jalan mengolah sumberdaya ekonomi potensial menjadi ekonomi riil melalui penanaman modal,
Lebih terperinciANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI KECAMATAN GUNUNGPATI KOTA SEMARANG TAHUN 2004 DAN TAHUN 2011
ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI KECAMATAN GUNUNGPATI KOTA SEMARANG TAHUN 2004 DAN TAHUN 2011 HALAMAN JUDUL NASKAH PUBLIKASI DiajukanUntukMemenuhi Salah SatuPersyaratan MencapaiGelarSarjana S1 Program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keberhasilan pembangunan nasional suatu negara yakni melalui jumlah dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian suatu negara dapat tercermin melalui jumlah penduduk dan pendapatan perkapita di suatu negara. Penduduk merupakan salah satu faktor keberhasilan pembangunan
Lebih terperinciV KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN
V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5. 1. Letak Geografis Kota Depok Kota Depok secara geografis terletak diantara 106 0 43 00 BT - 106 0 55 30 BT dan 6 0 19 00-6 0 28 00. Kota Depok berbatasan langsung dengan
Lebih terperinciPRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
Produk Domestik Regional Bruto merupakan salah satu indikator perekonomian yang dapat digunakan sebagai bahan penentuan kebijakan pembangunan khususnya dalam bidang perekonomian dan bahan evaluasi pembangunan
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN
V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Proyeksi Pertumbuhan Penduduk Kota Per Kecamatan Kota yang terdiri dari enam kecamatan memiliki proporsi jumlah penduduk yang tidak sama karena luas masing-masing kecamatan
Lebih terperinciKEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KATINGAN DAN KOTA PALANGKA RAYA
31 KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KATINGAN DAN KOTA PALANGKA RAYA Administrasi Secara administratif pemerintahan Kabupaten Katingan dibagi ke dalam 11 kecamatan dengan ibukota kabupaten terletak di Kecamatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Bandung merupakan Ibukota Provinsi Jawa Barat dengan jumlah penduduk berdasarkan proyeksi sensus penduduk tahun 2012 yaitu 2,455,517 juta jiwa, dengan kepadatan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 27 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA DENPASAR DALAM HAL PEMANFAATAN RUANG TERBUKA HIJAU DI KOTA DENPASAR oleh A.A Sagung Istri Pramita
Lebih terperinciPertemuan I ARSITEKTUR LANSEKAP (TR 438)
Pertemuan I ARSITEKTUR LANSEKAP (TR 438) DOSEN DR. SRI HANDAYANI, MPD. RISKHA MARDIANA, ST. ADI ARDIANSYAH, SPD.MT. STATUS DAN SIFAT 4 SKS SIFAT WAJIB TEORI DAN PRAKTEK PRASYARAT GAMBAR ARSITEKTUR Maksud
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan jumlah 17.506 pulau besar dan kecil, dengan total garis pantai yang diperkirakan mencapai 81.000 Km, Indonesia
Lebih terperinciPengendalian pemanfaatan ruang
Assalamu alaikum w w Pengendalian pemanfaatan ruang Surjono tak teknik UB Penyelenggaraan penataan ruang (UU no 26 /2007) PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG PENGATURAN PEMBINAAN PELAKSANAAN PENGAWASAN Pasal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang kemudian disingkat dengan UUD 1945 bahwa Bumi air dan kekayaan alam yang terkandung di
Lebih terperinciJURNAL PELAKSANAAN PENYEDIAAN RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK DI KOTA
JURNAL PELAKSANAAN PENYEDIAAN RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK DI KOTA YOGYAKARTA BERDASARKAN PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA YOGYAKARTA Diajukan oleh
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Sumber: Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Depok (2010) Gambar 9. Peta Orientasi Wilayah Kecamatan Beji, Kota Depok
III. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kecamatan Beji sebagai pusat Kota Depok, Jawa Barat yang berbatasan langsung dengan Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Penelitian
Lebih terperinci