PENALARAN DALAM KARYA TULIS POPULER ARGUMENTATIF

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENALARAN DALAM KARYA TULIS POPULER ARGUMENTATIF"

Transkripsi

1 PENALARAN DALAM KARYA TULIS POPULER ARGUMENTATIF Dawud Jurusan Sastra Indonesia Fak. Sastra Universitas Negeri Malang Abstract: Popular argumentative writing discusses phenomena, events, policies, or thoughts developing in the society. The writing might be in the form of newspaper editorial, opinion of particular expert, or that of freelance writer. The line of thought in popular argumentative writing tends to be composed of three main elements: stance, evidence, and conclusion. It also tends to be in the form of associative or quasi-logical relationship, analogy, generalization and example, and causal relationship. In terms of the pattern, the thought tends to have complex and chaining patterns, that is, it has two or more main ideas to argue. Keywords: popular argumentative writing, line of thought, editorial, opinion Hubungan antara pikiran dengan bahasa merupakan hubungan dua arah, yakni bahasa memengaruhi pikiran dan demikian juga pikiran memengaruhi bahasa. Hubungan antara bahasa dengan pikiran melibatkan banyak faktor dan terjalin sangat rumit (Fenigan dan Besniar, 1993). Kegiatan berpikir diwujudkan dalam tiga tindak penalaran, yakni tindak pemahaman sederhana, penyusunan afirmasi/negasi, dan penyusunan simpulan. Tindak penyusunan simpulan merupakan tindak penalaran yang didasarkan kebenaran yang telah diketahui sebelumnya (lama) untuk memperoleh pengetahuan baru (Sulivan, 1963). Berdasarkan pandangan itu, dapat dikatakan bahwa bahasa lisan atau tulis merupakan wahana untuk mewadahi penalaran penuturnya. Dengan demikian, karya tulis dapat digunakan sebagai wahana untuk melihat penalaran penuturnya. Analisis bahasa dapat memfokuskan pada tiga aspek, yakni bentuk, isi, dan fungsi bahasa. Analisis bentuk mengarah pada 41 analisis satuan-satuan kebahasaan, yakni bunyi, bentuk, frasa, klausa, kalimat, paragraf/paraton, dan wacana. Analisis isi mengarah pada kandungan atau muatan yang terdapat dalam satuan-satuan kebahasaan itu, yakni makna, maksud, arti, pesan, dan penalarannya. Analisis fungsi mengarah pada nilai guna bahasa bagi penuturnya, misalnya, deklaratif, direktif, imperatif, konatif, puitik, dan metalingual. Penelitian ini memfokuskan pada analisis isi karya tulis populer argumentatif yang bertitik tolak dari aspek satuan-satuan kebahasaannya. Dengan perkataan lain, satuan kebahasaan itu digunakan sebagai jendela untuk melihat isi yang berupa penalaran dalam karya tulis populer argumentatatif. Karya tulis populer argumentatif berupa tulisan di surat kabar yang berisi ulasan suatu hal yang diungkapkan dengan teknik argumentasi. Di dalam karya tersebut, opini, pendapat, dan bukti-bukti yang mendukungnya sangat dipentingkan. Sebagai kar-

2 42 BAHASA DAN SENI, Tahun 36, Nomor 1, Februari 2008 ya argumentasi, unsur, bentuk, dan pola penalaran juga dipentingkan. Karya tulis populer argumentatif dalam surat kabar dapat dibedakan atas tiga kategori, yakni tajuk rencana, opini, dan analisis. Tajuk rencana merupakan ulasan argumentatif atas perihal, peristiwa, kebijakan, atau gagasan yang berkembang di masyarakat saat itu berdasarkan sudut pandang redaktur surat kabar tersebut. Nama lain tulisan tajuk rencana adalah tajuk, jati diri, atau editorial. Opini merupakan artikel yang berisi pendapat penulis ahli dalam bidang tertentu atas perihal, peristiwa, kebijakan, atau gagasan yang aktual. Analisis merupakan tulisan argumentatif yang berisi analisis, sorotan, kupasan, kritik atas perihal, peristiwa, kebijakan, atau suatu gagasan yang ditulis oleh wartawan atau penulis lepas yang mencerminkan paradigma dan sudut pandang pribadi penulisnya. Penalaran dalam karya tulis populer argumentatif memiliki kekhasan. Pertama, issue yang dibahas aktual, yakni perihal, peristiwa, kebijakan, atau pendapat yang terjadi pada saat penerbitan. Kedua, unsur, bentuk, dan pola penalarannya disajikan secara populer sehingga mudah dicerna oleh sebagian besar pembacanya. Ketiga, distribusinya menjangkau berbagai lapisan masyarakat sehingga sangat besar peluangnya untuk dijadikan model oleh masyarakat pembacanya. Penelitian karya tulis argumentasi, antara lain, pernah dilakukan Tukan (1991) A Study on the Reasoning of the S1 Students of the English Department as Manifested in their Argumentative Compositions, dan Setyaningsih (1993) Elemen-Elemen Argumen pada Karya Ilmiah Mahasiswa S2 Pendidikan Bahasa IKIP MALANG, Dawud (1998) Penalaran dalam Tuturan Bahasa Indonesia Siswa Sekolah Dasar. Tukan (1991) menghasilkan temuan, antara lain bahwa pada umumnya argumenargumen yang diteliti disusun oleh subjek secara deduktif dalam level esai dan secara induktif dalam level paragraf; sebagian besar argumen deduktif taat asas (valid); dan ada empat jenis utama kesilapan bernalar yang ditemukan, yakni kesilapan material, kesilapan linguistik, kesilapan psikologis, dan kesilapan formal. Setyaningsih (1993) menghasilkan temuan, antara lain, bahwa elemen claim dan ground merupakan elemen yang selalu hadir dalam setiap argumen; pola argumen yang digunakan dari model Toulmin baru pada pola III; dan kesalahan bernalar dalam argumen karya ilmiah dapat dikelompokkan menjadi generalisasi yang tergesa-gesa, penalaran yang berputar-putar, argumen dari ketidaktahuan, kesilapan ambifoli, dan kesilapan komposisi. Dawud (1998) antara lain menghasilkan temuan tindak penalaran itu dapat dibagi atas tindak pemahaman sederhana, tindak afirmasi dan negasi, serta tindak penarikan simpulan; sedangkan wujud penalaran itu dibedakan menjadi (1) pola penalaran sederhana dan rumit dan (2) bentuk penalaran asosiatif, yakni quasi logis, analogi, generalisasi, kausalitas, dan koeksistensial. Bertitik tolak dari paparan dan fakta tersebut, masih diperlukan kajian penalaran dalam karya populer argumentatif. Atas dasar pemikiran itulah dilakukan penelitian Penalaran dalam Karya Tulis Populer Argumentatif ini. Berdasarkan latar belakang tersebut, secara umum, penelitian ini bertujuan menjelaskan penalaran dalam karya tulis populer argumentatif. Secara khusus, penelitian ini bertujuan menjelaskan (1) unsur pembangun penalaran dalam karya tulis populer argumentatif, (2) bentuk penalaran dalam karya tulis populer argumentatif, dan (3) pola penalaran dalam karya tulis populer argumentatif. Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk dua kegunaan, yakni kegunaan teoretis dan kegunaan praktis. Dari segi teoretis, penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan pada teori analisis wacana. Penelitian ini juga dapat memberikan sumban-

3 Dawud, Penalaran dalam Karya Tulis Populer Argumentatif 43 gan untuk menjelaskan unsur, bentuk, dan pola penalaran salah satu ragam wacana, yakni wacana argumentasi karya tulis populer. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan titik tolak pengembangan bahan dan proses belajar-mengajar wacana di sekolah. Deskripsi unsur, bentuk, dan pola penalaran dalam karya tulis populer argumentatif hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh para penulis buku ajar sebagai dasar pertimbangan penyusunan buku teks. METODE Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Orientasi teoretis yang digunakan adalah analisis wacana (Brown, G. dan Yule, G dan Stubbs, M. 1984). Untuk itu, dalam penelitian ini dilakukan kegiatan memerikan dan menjelaskan unsur, bentuk, dan pola penalaran karya tulis populer argumentatif. Dalam melakukan kajian itu, peneliti berperan sebagai instrumen kunci, baik dalam mengumpulkan maupun dalam menafsirkan data yang dipandu dengan rambu-rambu analisis menggunakan model analisis wacana. Data penelitian ini berupa teks dalam karya tulis argumentatif yang terdiri atas 229 tulisan yang dimuat dalam surat kabar Kompas, Republika, dan Pikiran Rakyat edisi tahun Data karya tulis populer argumentatif dalam Kompas berlabel Tajuk Rencana (28 tulisan), Opini (58 tulisan), dan Sorotan (9 tulisan). Karya tulis populer argumentatif dalam Republika berlabel Tajuk (18 tulisan), Opini (25 tulisan), dan Analisis (18 tulisan). Adapun karya tulis argumentatif dalam Pikiran Rakyat berlabel Tajuk Rencana (24 tulisan), Opini (25 tulisan), dan Kolom (24 tulisan). Teks dalam karya tulis argumentatif itu terdiri atas satuan-satuan kebahasaan yang berupa wacana, paragraf, kalimat, dan klausa yang memuat unsur, bentuk, dan pola penalaran Harian Kompas dan Republika merupakan harian nasional yang terbit di ibukota Jakarta. Peredaran edisi cetak kedua harian itu tersebar ke seluruh kota di Indonesia. Harian Pikiran Rakyat merupakan harian regional yang terbit di Bandung. Peredaran edisi cetak harian tersebut di Jawa Barat. Edisi online ketiga harian tersebut dapat diakses dengan mudah melalui internet. Analisis data penelitian ini menggunakan model analisis isi komunikasi Holsti (1969). Adapun prosedur analisis menggunakan alur Miles dan Huberman (1994). Analisis isi komunikasi diarahkan untuk menjelaskan karakteristik isi yang berupa penalaran dalam karya tulis populer argumentatif. Penjelasan isi komunikasi tersebut diarahkan untuk menjelaskan unsur, bentuk, dan pola penalaran karya tulis populer argumentatif. Prosedur analisis data dalam penelitian ini terdiri atas tiga alur kegiatan pokok yang terjadi secara bersamaan, yakni reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan (Miles dan Huberman, 1994). Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian, penyederhanaan, abstraksi, dan transformasi data "kasar" yang muncul dalam sumber data. Kegiatan berikutnya adalah menyajikan data yang tersusun secara sistematis. Sajian data diwujudkan dalam matriks dan tabel untuk memudahkan peneliti melihat dan memahami data. Penarikan simpulan dilakukan dengan merumuskan unsur, bentuk, dan pola penalaran. Simpulan yang telah diperoleh itu masih terbuka untuk diuji ulang. Pengujian itu dilakukan dengan mengecek pada sumber data yang berbeda dan diskusi dengan teman sejawat. Analisis data dilakukan sejak pengumpulan data. Analisis data dimulai dari kegiatan identifikasi dan klasifikasi unsur penalaran dilanjutkan kegiatan identifikasi dan klasifikasi bentuk dan pola penalaran. Hasil kedua langkah itu ditata dan diorganisasikan secara sistematis dan dilihat keutuhannya dalam sajian data. Sajian data itu

4 44 BAHASA DAN SENI, Tahun 36, Nomor 1, Februari 2008 ditelaah kembali dan bila perlu ditata lagi dengan mengulangi kegiatan identifikasi, klasifikasi, dan penentuan unsur, bentuk, dan pola penalaran. Kegiatan berikutnya adalah penarikan simpulan sementara. Hasil simpulan sementara ditelaah kembali kesahihannya sampai diperoleh simpulan yang sahih. Hasil simpulan yang sahih itulah yang digunakan sebagai simpulan akhir penelitian ini yang meliputi (1) unsur, (2) bentuk, dan (3) pola penalaran. HASIL DAN PEMBAHASAN Sesuai dengan tujuan penelitian ini, hasil penelitian dan pembahasannya disajikan dengan urutan (1) unsur pembangun penalaran, (2) bentuk penalaran, dan (3) pola penalaran karya tulis populer argumentatif. Unsur Pembangun Penalaran Penalaran memiliki tiga unsur pokok, yakni pendirian, bukti, dan penyimpulan. Karakteristik unsur-unsur penalaran dalam karya tulis populer argumentatif dikemukakan berikut ini. Pendirian Pendirian merupakan gagasan yang diekspresikan atau simpulan yang diinginkan oleh penulis karya tulis argumentatif agar diterima oleh pembacanya. Pendirian didukung bukti-bukti serta berpusat pada isu atau gagasan tunggal. Ekspresi pendirian dapat dinyatakan dalam sebuah proposisi atau beberapa proposisi. Berdasarkan hasil analisis data, unsur pendirian dalam karya tulis populer argumentatif terdiri atas tiga kategori, yakni pendirian faktual, pendirian nilai, dan pendirian kebijakan. Pendirian faktual berupa pernyataan proposisional tentang hubungan peristiwa atau fenomena dan prakiraan hipotetis. Pendirian hubungan peristiwa berupaya menyimpulkan hubungan sebab-akibat antara suatu kondisi atau peristiwa dengan kondisi atau peristiwa yang lainnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rangkaian peristiwa dinyatakan sebagai titik tolak untuk menyatakan pendirian lain, misalnya, berupa penilaian atau pentingnya masalah itu untuk dibahas lebih lanjut. Pendirian prakiraan hipotetis didasarkan asumsi bahwa ada hubungan antara kondisi masa lalu, kondisi masa kini, dan kondisi yang akan datang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suatu keadaan, fakta, peristiwa yang terjadi patut diduga berpengaruh atau menjadi sebab terjadinya peristiwa yang lainnya, misalnya, pendirian tentang tenaga kerja (TKI) di Malaysia dinyatakan dalam rumusan... perlakukan buruk terhadap TKI Malaysia berpotensi menjadi titik api yang bisa merusak hubungan Indonesia Malaysia. Pendirian hipotesis tersebut dijadikan pijakan awal untuk pembahasan tulisan dan jawabannya dinyatakan dalam penyimpulan di akhir tulisan. Pendirian nilai berupaya menilai kekurangan atau kelebihan suatu fakta, gagasan, objek, atau perilaku sesuai dengan patokan atau kriteria yang dimiliki penulis. Nilai menyangkut sikap dasar terhadap keberadaan sesuatu baik positif maupun negatif, misalnya, pendirian tentang korupsi dirumuskan dalam proposisi... korupsi memang sudah mendarah-daging di negeri ini. Pendirian kebijakan menyangkut serangkaian tindakan tertentu dan memusatkan pada terjadi atau tidaknya perubahan tindakan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pendirian kebijakan dinyatakan dalam bentuk sikap dan saran. Rumusan pendirian sikap itu, misalnya, dinyatakan dalam afirmasi keprihatinan... gangguan pun terasa lebih memprihatinkan.. atau reaksi...itulah reaksi kita atas pidato kenegaraan... Bukti Unsur penalaran yang kedua adalah bukti, yakni fakta atau kondisi yang secara

5 Dawud, Penalaran dalam Karya Tulis Populer Argumentatif 45 objektif dapat diamati, keyakinan atau premis yang secara umum telah diterima sebagai kebenaran atau simpulan yang telah mantap. Bukti berfungsi sebagai pendukung pendirian agar pendirian yang dirumuskan dapat diterima (Warnick dan Inch, 1994). Atas dasar pengertian tersebut, bukti dapat digolongkan ke dalam dua kelompok, yakni (1) fakta dan (2) opini terhadap fakta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bukti yang berupa fakta terdiri atas peristiwa, data statistik, otoritas (tokoh, lembaga, ahli), dan acuan normatif (nilai, adagium, pandangan umum). Bukti yang berupa opini terhadap fakta terdiri atas analisis, penilaian, saran (harapan, usulan), dan sikap yang dinyatakan oleh penulis. Bukti dukung atas pendirian yang berupa pernyataan peristiwa, fenomena, atau kejadian yang terkait dengan topik bahasan, misalnya, untuk membuktikan adanya korupsi dirumuskan sebagai berikut... lihatlah di jalanan, bagaimana polisi dan aparat dinas perhubungan dengan mudah menyetop dan memalak uang dari pengendara kendaraan bermotor... Bukti dukung atas pendirian yang berupa otoritas dapat berwujud kutipan pendapat tokoh, personifikasi lembaga, dan pandangan ahli dalam bidang yang dibahas baik dengan kutipan langsung maupun kutipan tidak langsung, misalnya,... tentang tak adanya maaf, Presiden berkomentar, Indonesia pernah diprotes Malaysia dan Singapura gara-gara asap hutan yang terbakar dari Indonesia bertiup mengganggu kedua negeri itu. Presiden minta maaf atas masalah asap itu. Bukti dukung dapat pula berupa rujukan nilai, adagium, dan pandangan umum, misalnya,... memang perang telah melecehkan hati nurani manusia... Bukti dukung yang berupa fakta dapat pula berupa data statistik, misalnya, untuk mendukung pendirian tentang perlunya antisipasi kekeringan, kebakaran, dan kekurangan air di musim kemarau, disajikan data statistik berikut ini.... luas areal lahan yang mengalami kekeringan hingga periode Juli 2007 mencapai ha. Jumlah itu lebih kecil dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya dan tidak berdampak signifikan terhadap target produksi beras di Jabar. Target produksi musim tanam sudah tercapai 97%. Katanya, dari target 10,48 ton sudah tercapai 9,4 juta ton. Bukti dukung atas pendirian dapat berupa analisis perbandingan, analisis analogis, dan analisis kesenjangan antara kenyataan dengan norma yang seharusnya, misalnya, analisis analogis maraknya demonstrasi anarkis dengan teguran makmum dalam salat...salat mengajarkan kita cara menegur imam yang lupa. Cara yang tidak mengorbankan nilai dan keabsahan ibadah. Shaf pun tetap rapat tak terganggu. Semua makmum bisa tetap khusyuk pada tujuan dan mengarah pada kiblat yang sama. Bukti dukung dapat berupa penilaian terhadap sesuatu, misalnya,... pertengkaran politik adalah ciri kita sebagai bangsa kerumunan... Di samping itu, bukti dukung dapat berupa saran dan sikap, yakni usulan atau pandangan penulis terhadap masalah yang sedang ditulisnya. Penyimpulan Warnick dan Inch (1994) berpendapat bahwa penalaran merupakan tindak menghubungkan bukti dan pendirian. Penalaran adalah tindak menghubungkan sesuatu yang sudah diketahui dan diterima kebenarannya (bukti) kebenarannya dengan sesuatu yang belum diketahui atau kontroversial (pendirian). Tujuan menghubungkan pendirian dan bukti adalah memperoleh simpulan. Penyimpulan dapat diekspresikan dalam pernyataan inferensi eksplisit atau implisit. Hasil penelitian menunjukkan penyimpulan dalam karya tulis populer argumentatif didominasi saran (termasuk di dalamnya harapan, anjuran, usul, dan tuntutan), sebagian yang lainnya berupa peristiwa dan pe-

6 46 BAHASA DAN SENI, Tahun 36, Nomor 1, Februari 2008 nilaian. Setelah bukti-bukti dukung meyakinkan, penulis mengakhiri tulisannya dengan saran, baik langsung maupun tidak langsung. Penyimpulan berupa saran langsung tampak pada kutipan berikut... tanpa ada penghukuman yang keras dan tegas, jangan harap korupsi akan segera sirna. Hukum koruptor seberat-beratnya... Penyimpulan berupa saran tidak langsung tampak pada kutipan berikut. Tipis kuping pun takkan membantu apaapa. Ada kalanya kita perlu ''menulikan diri'' demi mencapai tujuan besar. Seperti Ulysses menutup kuping dan mengikat diri di tiang utama, agar terhindar dari senandung Sirene yang dapat menenggelamkan kapal. Kita satu kapal. Janganlah seorang pun membuat lubang yang dapat membuat kita semua terbenam. Bentuk Penalaran Bentuk-bentuk penalaran yang sering digunakan dalam wacana keseharian berupa penalaran berbentuk skema asosiatif dan skema dissosiatif (Toulmin, Rieke, dan Janik,1979;Toulmin, 1990; Warnick dan Inch, 1994). Penalaran asosiatif berbentuk penalaran yang memasukkan beberapa unsur penalaran dan mengevaluasi atau mengorganisasikan unsur satu dengan unsur yang lainnya. Penalaran dissosiatif merupakan bentuk penalaran yang memisahkan atau mengurai unsur-unsur penalaran yang semula merupakan suatu kesatuan (Warnick dan Inch, 1994). Bentuk penalaran dalam karya tulis populer argumentatif yang ditemukan dalam penelitian ini adalah bentuk penalaran asosiatif, yakni quasi logis, analogi, generalisasi kejadian dan contoh, dan kausalitas. Jenis penalaran asosiatif tersebut tidaklah mutlak hanya berupa satu jenis penalaran, tetapi lebih mengarah pada kecenderungan, terutama pada unsur bukti dan pembuktiannya. Penalaran quasi logis dapat ditemukan pada karya tulis populer argumentatif yang diawali dengan pendirian yang berisi pernyataan normatif yang dijelaskan dengan bukti-bukti pendukung sebagai bagian dari penyataan normatif itu. Penalaran analogi dapat ditemukan dalam karya tulis populer argumentatif yang diawali dengan pendirian yang berisi fenomena dan peristiwa baik aktual maupun hipotetis yang dijelaskan bukti dukung dengan fenomena dan peristiwa lain yang sama atau mirip di tempat lain. Penalaran generalisasi melibatkan lebih dari satu kejadian atau contoh dan sering kali simpulan yang dibuat menyangkut keutuhan kelas suatu objek. Adapun penalaran kausal berisi pendirian yang menyatakan bahwa suatu kondisi atau peristiwa tertentu memberi sumbangan pada atau menghasilkan kondisi/peristiwa yang lain. Penalaran kausal merupakan penalaran yang bersifat rangkaian, yakni suatu peristiwa terjadi sebelum yang lainnya atau peristiwa yang menjadi sebab menghasilkan akibat. Pola Penalaran Pola penalaran merupakan gambaran umum tentang struktur unsur-unsur pembangun penalaran. Dalam penelitian ini, pola penalaran karya tulis populer argumentatif dianalisis menggunakan pola penalaran Model Toulmin (Toulmin, 1990; Toulmin, Rieke, dan Janik, 1979). Analisis itu menyangkut analisis unsur penalaran dan hubungan antarunsurnya. Tiap-tiap unsur memiliki fungsi tertentu dalam keseluruhan penalaran. Keenam unsur itu adalah data atau dasar (DD), pendirian (P), dasar kebenaran (DK), dukungan (D), modalitas (M), dan sanggahan (S). Tiga unsur yang pertama, yakni pendirian, data/dasar, dan dasar kebenaran merupakan unsur utama penalaran sedangkan tiga unsur yang kedua, yakni dukungan, modalitas, dan sanggahan merupakan unsur pelengkap. Pola penalaran dalam tulis populer argumentatif dapat digolongkan atas penalaran yang berpola rumit, yakni penalaran yang terdiri atas dua bukti secara bebas

7 Dawud, Penalaran dalam Karya Tulis Populer Argumentatif 47 mendukung sebuah pendirian, dua atau tiga bukti secara kombinasi mendukung sebuah pendirian, dan penalaran rumit mata rantai yang berupa rangkaian sebuah bukti mendukung sebuah pendirian bawahan serta pendirian bawahan itu mendukung sebuah pendirian utama. Simpulan pola penalaran tersebut menyatakan persamaan, perbandingan, kepastian, sebab akibat, atau akibat sebab sesuai dengan bentuk penalarannya. SIMPULAN Penalaran dalam karya tulis populer argumentatif memiliki tiga unsur pokok, yakni pendirian, bukti, dan penyimpulan. Unsur pendirian dalam karya tulis populer argumentatif terdiri atas tiga kategori, yakni(1) pendirian faktual berupa pernyataan proposisional tentang peristiwa dan hipotesis, (2) pendirian nilai berupa penilaian atas kekurangan atau kelebihan suatu fakta, gagasan, objek, atau perilaku sesuai dengan patokan atau kriteria yang dimiliki penulis, dan (3) pendirian kebijakan berupa pernyataan proposisional dalam bentuk sikap dan saran. Unsur bukti berupa (1) fakta, yang terdiri atas peristiwa, data statistik, otoritas, dan acuan normatif dan (2) opini tentang fakta terdiri atas analisis, penilaian, saran (harapan, usulan, tuntutan), dan sikap yang dinyatakan oleh penulis. Adapun unsur penyimpulan dalam karya tulis populer argumentatif didominasi saran di samping berupa peristiwa dan penilaian. Bentuk penalaran dalam karya tulis populer argumentatif yang ditemukan dalam penelitian ini adalah bentuk penalaran asosiatif, yakni quasi logis, analogi, generalisasi kejadian dan contoh, dan kausalitas. Adapun pola penalaran dalam tulis populer argumentatif dapat digolongkan atas penalaran yang berpola rumit, yakni penalaran yang terdiri atas dua bukti secara bebas mendukung sebuah pendirian, dua atau tiga bukti secara kombinasi mendukung sebuah pendirian, dan penalaran rumit mata rantai yang berupa rangkaian sebuah bukti mendukung sebuah pendirian bawahan serta pendirian bawahan itu mendukung sebuah pendirian utama. SARAN Berdasarkan hasil pembahasan dan simpulan tersebut, dikemukakan saran berikut ini. (1) Dari segi teoretis, penelitian ini memberikan gambaran karakteristik khas unsur pembangun, bentuk, dan pola penalaran wacana argumentasi karya tulis populer. Kekhasan itu tampak dari keaktualan isi unsur yang ditulis, kepopuleran pengolahan bentuk dan pola penalaran yang berwujud keluwesan dan kecairan uraian berargumentasi. Atas dasar itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dan dikembangkan teori kewacanaan karya tulis populer argumentatif. (2) Secara praktis, para guru dan penulis buku dapat memanfaatkan hasil penelitian sebagai bahan pertimbangan dan titik tolak pengembangan bahan dan proses belajarmengajar wacana di sekolah, yakni wacana argumentasi karya tulis populer. DAFTAR RUJUKAN Brown, G. dan Yule, G Discourse Analysis. Cambridge: Cambridge University Press. Dawud Penalaran dalam Tuturan Bahasa Indonesia Siswa Sekolah Dasar. Disertasi (tidak diterbitkan). Malang: IKIP Malang. Finegan, E. dan Besnier, N The Relationship between Language and Thought. Dalam Cleary, L.M. dan Linn, M.D Linguistics for Teachers (hlm ). New York: McGraw-Hill, Inc. Holsti, O Content Analysis for the Social Sciences and Humanities. Reading, Massachusetts: Addison Wesly Publishing Company. Kompas. Jakarta

8 48 BAHASA DAN SENI, Tahun 36, Nomor 1, Februari 2008 Miles, Matthew B. dan Huberman, A. Michael Qualitative Data Analysis: A Source Book of New Methods. Beverly Hills: Sage Publications Pikiran Rakyat. Bandung Republika. Jakarta Setyaningsih, Y Kajian Elemen- Elemen Argumen pada Karya Ilmiah Mahasiswa S2 Pendidikan Bahasa IKIP Malang. Tesis tidak diterbitkan. Malang: IKIP MALANG. Stubbs, M Discourse Analysis: The Sociolinguistics Analysis of Natural Language. Oxford: Basil Blackwell Publisher Limited. Sullivan, D.J Fundamentals of Logic. London: McGraw-Hill Book Company. Toulmin, S., Rieke, R., dan Janik, A An Introduction to Reasoning. New York: Macmillan Publishing Company. Toulmin, S.E The Uses of Argument. Cambridge: Cambridge University Press. Tukan, S.L A Study on the Reasoning of the S1 Students of the English Department as Manifested in their Argumentative Compositions. Tesis tidak diterbitkan. Malang: IKIP MALANG. Warnick, B. dan Inch, E.S Critical Thinking and Comunication. New York: Macmillan Publishing Company.

PENALARAN DALAM ARTIKEL MAHASISWA BARU JURUSAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS NEGERI MALANG ANGKATAN 2012

PENALARAN DALAM ARTIKEL MAHASISWA BARU JURUSAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS NEGERI MALANG ANGKATAN 2012 PENALARAN DALAM ARTIKEL MAHASISWA BARU JURUSAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS NEGERI MALANG ANGKATAN 2012 Arfita Umu Amaroh 1 Sunaryo HS 2 Bustanul Arifin 3 Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang 5 Malang

Lebih terperinci

STRUKTUR ARGUMEN DALAM WACANA KARYA TULIS ILMIAH MAHASISWA. Ardianto Institut Agama Islam Negeri Manado

STRUKTUR ARGUMEN DALAM WACANA KARYA TULIS ILMIAH MAHASISWA. Ardianto Institut Agama Islam Negeri Manado STRUKTUR ARGUMEN DALAM WACANA KARYA TULIS ILMIAH MAHASISWA Ardianto Institut Agama Islam Negeri Manado email: ardianthotola@yahoo.co.id Abstrak Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan struktur argumen

Lebih terperinci

ANALISIS KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS XI SMKN 12 MALANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

ANALISIS KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS XI SMKN 12 MALANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012 ANALISIS KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS XI SMKN 12 MALANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Faridatul Umami Sunaryo Moch. Syahri E-mail: Faridatul Umami90@yahoo.com Fakultas Sastra Jurusan Sastra Indoensia Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memegang peranan penting dalam komunikasi manusia. Melalui bahasa, manusia dapat mengungkapkan perasaan (emosi), imajinasi, ide dan keinginan yang diwujudkan

Lebih terperinci

USUL PENELITIAN MADYA BIDANG KEILMUAN

USUL PENELITIAN MADYA BIDANG KEILMUAN USUL PENELITIAN MADYA BIDANG KEILMUAN Judul: PENGEMBANGAN STRUKTUR ARGUMEN MAHASISWA DALAM WACANA TULIS ARGUMENTASI (Studi Deskriptif-Analitik terhadap Karangan Mahasiswa Program Studi S-1 PGSD UPBJJ-UT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rencana Revisi Undang-Undang Komisi Pemberantasan Korupsi bukan lagi menjadi isu baru di Indonesia. Rencana tersebut sudah ada sejak tahun 2010. Dikutip dari

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Analisis. Analisis diuraikan secara singkat memiliki arti penyederhanaan data.

BAB II KAJIAN TEORI. A. Analisis. Analisis diuraikan secara singkat memiliki arti penyederhanaan data. 6 BAB II KAJIAN TEORI A. Analisis Analisis diuraikan secara singkat memiliki arti penyederhanaan data. Secara umum analisis terdiri dari tiga alur kegiatan yaitu: (1) reduksi data merupakan proses pemilihan

Lebih terperinci

ORGANISASI GAGASAN DALAM WACANA TULIS ILMIAH MAHASISWA JURUSAN BAHASA INDONESIA UNIVERSITAS NEGERI MALANG

ORGANISASI GAGASAN DALAM WACANA TULIS ILMIAH MAHASISWA JURUSAN BAHASA INDONESIA UNIVERSITAS NEGERI MALANG ORGANISASI GAGASAN DALAM WACANA TULIS ILMIAH MAHASISWA JURUSAN BAHASA INDONESIA UNIVERSITAS NEGERI MALANG Sumadi Abstract: Information about organization of ideas in student s scientific written discourse

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk saling memahami maksud atau keinginan seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. untuk saling memahami maksud atau keinginan seseorang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa maupun pembelajaran bahasa merupakan hal yang sangat penting untuk dipelajari. Hal ini dikarenakan bahasa memiliki peranan yang sangat penting dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian 3.1.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif dilakukan untuk

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (Strata I)

ARTIKEL ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (Strata I) ANALISIS PENALARAN INDUKTIF DALAM KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 LINGGO SARIBAGANTI KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

JURNAL PENALARAN ARGUMENTASI DALAM WACANA TULIS SISWA KELAS IX SMP NEGERI 8 KEDIRI

JURNAL PENALARAN ARGUMENTASI DALAM WACANA TULIS SISWA KELAS IX SMP NEGERI 8 KEDIRI JURNAL PENALARAN ARGUMENTASI DALAM WACANA TULIS SISWA KELAS IX SMP NEGERI 8 KEDIRI LOGICAL REASONING OF ARGUMENTATION IN STUDENTS WRITING DISCOURSE AT NINTH GRADE STUDENTS OF SMP NEGERI 8 KEDIRI Oleh:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prabawati Nurhabibah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prabawati Nurhabibah, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penulisan karya ilmiah dalam pembelajaran bahasa Indonesia telah diperkenalkan pada siswa sejak pendidikan tingkat menengah pertama. Kemudian akan dilanjutkan

Lebih terperinci

ANALISIS PEMAKAIAN DISFEMIA PADA RUBRIK OPINI SURAT KABAR HARIAN JAWA POS EDISI BULAN JUNI 2010 SKRIPSI

ANALISIS PEMAKAIAN DISFEMIA PADA RUBRIK OPINI SURAT KABAR HARIAN JAWA POS EDISI BULAN JUNI 2010 SKRIPSI ANALISIS PEMAKAIAN DISFEMIA PADA RUBRIK OPINI SURAT KABAR HARIAN JAWA POS EDISI BULAN JUNI 2010 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra

Lebih terperinci

CONTOH KARANGAN ILMIAH, SEMI ILMIAH & NON ILMIAH

CONTOH KARANGAN ILMIAH, SEMI ILMIAH & NON ILMIAH CONTOH KARANGAN ILMIAH, SEMI ILMIAH & NON ILMIAH TUGAS BAHASA INDONESIA 2 1. KARANGAN ILMIAH Karangan ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan hal penting yang perlu dipelajari karena bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan hal penting yang perlu dipelajari karena bahasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan hal penting yang perlu dipelajari karena bahasa mempunyai fungsi dan peranan yang besar dalam kehidupan manusia. Bahasa juga dapat diartikan sebagai

Lebih terperinci

1. Paragraf dalam Bahasa Indonesia a. Macam-macam paragraf 1. Berdasarkan sifat dan tujuan (a) Paragraf pembuka (b) Paragraf penghubung

1. Paragraf dalam Bahasa Indonesia a. Macam-macam paragraf 1. Berdasarkan sifat dan tujuan (a) Paragraf pembuka (b) Paragraf penghubung 1. Paragraf dalam Bahasa Indonesia Paragraf atau sering disebut dengan istilah alenia, dalam satu sisi kedunya memiliki pengertian yang sama. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995), disebutkan bahwa

Lebih terperinci

KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA INTERAKTIF DALAM KOLOM DETEKSI HARIAN JAWA POS EDISI JUNI 2007 SKRIPSI

KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA INTERAKTIF DALAM KOLOM DETEKSI HARIAN JAWA POS EDISI JUNI 2007 SKRIPSI KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA INTERAKTIF DALAM KOLOM DETEKSI HARIAN JAWA POS EDISI JUNI 2007 SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai hubungan pengertian antara yang satu dengan yang lain (Rani dkk,

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai hubungan pengertian antara yang satu dengan yang lain (Rani dkk, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wacana ialah satuan bahasa yang terdiri atas seperangkat kalimat yang mempunyai hubungan pengertian antara yang satu dengan yang lain (Rani dkk, 2006: 49). Menurut

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF MELALUI PENERAPAN MODEL LOGIKA PROPOSISIONAL DAN LOGIKA PREDIKAT

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF MELALUI PENERAPAN MODEL LOGIKA PROPOSISIONAL DAN LOGIKA PREDIKAT PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF MELALUI PENERAPAN MODEL LOGIKA PROPOSISIONAL DAN LOGIKA PREDIKAT Eti Hayati Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Pamulang etihayati.1403@gmail.com Abstrak

Lebih terperinci

90. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa

90. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa 90. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa A. Latar Belakang Mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk Program Bahasa ini berorientasi pada hakikat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kemampuan Penalaran Matematis. Menurut Majid (2014) penalaran adalah proses berpikir yang

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kemampuan Penalaran Matematis. Menurut Majid (2014) penalaran adalah proses berpikir yang BAB II KAJIAN TEORI A. Kemampuan Penalaran Matematis Menurut Majid (2014) penalaran adalah proses berpikir yang logis dan sistematis atas fakta-fakta yang empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh

Lebih terperinci

TEKNIK PENULISAN KARYA ILMIAH

TEKNIK PENULISAN KARYA ILMIAH TEKNIK PENULISAN KARYA ILMIAH R. POPPY YANIAWATI UNIVERSITAS PASUNDAN, BANDUNG Disajikan pada Bimtek Penulisan Karya Ilmiah bagi Dosen PTS di Lingkungan Kopertis Wilayah IV, 20-22 Pebruari 2018, Jati Nangor,

Lebih terperinci

MATERI KARYA TULIS ILMIAH

MATERI KARYA TULIS ILMIAH MATERI KARYA TULIS ILMIAH A. Pengertian Karya Tulis Ilmiah Karya tulis ilmiah adalah kegiatan penuangan data lapangan atau gagasan pemikiran dalam bentuk karangan dengan mengikuti aturan dan metode ilmu

Lebih terperinci

Urun-Bina Kiat Pengutipan Dalam Tulisan Karya Ilmiah Guru Di Sekolah Dasar

Urun-Bina Kiat Pengutipan Dalam Tulisan Karya Ilmiah Guru Di Sekolah Dasar Urun-Bina Kiat Pengutipan Dalam Tulisan Karya Ilmiah Guru Di Sekolah Dasar Oleh : Dian Indihadi Abstrak Penulisan karya ilmiah bagi guru di Sekolah Dasar (SD), masih berhadapan dengan banyak kendala, salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hidup bermasyarakat merupakan salah satu sifat manusia. Manusia tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hidup bermasyarakat merupakan salah satu sifat manusia. Manusia tidak 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hidup bermasyarakat merupakan salah satu sifat manusia. Manusia tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain. Dalam menjalin interaksi dengan orang lain, manusia

Lebih terperinci

33. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunanetra (SMALB A)

33. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunanetra (SMALB A) 271 33. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunanetra (SMALB A) A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional

Lebih terperinci

KIAT MENULIS LAPORAN ILMIAH. Oleh: Khaerudin Kurniawan

KIAT MENULIS LAPORAN ILMIAH. Oleh: Khaerudin Kurniawan KIAT MENULIS LAPORAN ILMIAH Oleh: Khaerudin Kurniawan Tujuan penulisan karya ilmiah adalah menyampaikan seperangkat keterangan, informasi, dan pikiran secara tegas, ringkas, dan jelas (ABC = accurate,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sesamanya, berlandaskan pada budaya yang mereka miliki bersama. Sistem pada

BAB 1 PENDAHULUAN. sesamanya, berlandaskan pada budaya yang mereka miliki bersama. Sistem pada 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa adalah suatu sistem simbul lisan yang arbitrer yang dipakai oleh anggota masyarakat bahasa untuk komunikasi dan berinteraksi untuk untuk sesamanya, berlandaskan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Paradigma adalah serangkaian keyakinan dasar yang membimbing tindakan. 1 Paradigma dalam penelitian ini adalah konstruktivisme. Menurut Guba dan Lincoln realitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah lambang bunyi yang arbitrer, digunakan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah lambang bunyi yang arbitrer, digunakan masyarakat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah lambang bunyi yang arbitrer, digunakan masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi dan mengidentifikasikan diri (Kridalaksana, 1993, 21). Batasan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN Dalam bab sebelumnya penulis menguraikan bangunan konsep dan teori-teori yang relevan sebagai bahan rujukan berkaitan dengan topik penelitian. Selanjutnya dalam bab tiga ini, penulis

Lebih terperinci

eksistensi tradisi nyadran di Gunung Balak dalam arus globalisasi yang masuk dalam kehidupan masyarakat.

eksistensi tradisi nyadran di Gunung Balak dalam arus globalisasi yang masuk dalam kehidupan masyarakat. BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisis data deskriptif. Sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui eksistensi

Lebih terperinci

PEMAKAIAN DEIKSIS SOSIAL DALAM TAJUK RENCANA HARIAN KOMPAS EDISI JANUARI FEBRUARI 2010 SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

PEMAKAIAN DEIKSIS SOSIAL DALAM TAJUK RENCANA HARIAN KOMPAS EDISI JANUARI FEBRUARI 2010 SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan PEMAKAIAN DEIKSIS SOSIAL DALAM TAJUK RENCANA HARIAN KOMPAS EDISI JANUARI FEBRUARI 2010 SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Lebih terperinci

METODOLOGI PENULISAN ILMIAH

METODOLOGI PENULISAN ILMIAH METODOLOGI PENULISAN ILMIAH Pertemuan Ke-2 Karya Ilmiah :: Noor Ifada :: noor.ifada@if.trunojoyo.ac.id S1 Teknik Informatika-Unijoyo 1 POKOK BAHASAN Pengertian Karya Ilmiah Jenis Karya Ilmiah Sikap Ilmiah

Lebih terperinci

SEKOLAH MENULIS DAN KAJIAN MEDIA

SEKOLAH MENULIS DAN KAJIAN MEDIA MATERI: 13 Modul SEKOLAH MENULIS DAN KAJIAN MEDIA (SMKM-Atjeh) MENULIS KARYA ILMIAH 1 Kamaruddin Hasan 2 arya ilmiah atau tulisan ilmiah adalah karya seorang ilmuwan (ya ng berupa hasil pengembangan) yang

Lebih terperinci

Ilmu Penalaran atau Logika

Ilmu Penalaran atau Logika Ilmu Penalaran atau Logika Logika adalah Ilmu dan Kecakapan Menalar; Berpikir dengan Tepat (the science and art of correct thinking berpikir dimaksudkan kegiatan akal untuk "mengolah" pengetahuan yang

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER 1. Program Studi : Magister Pendidikan Bahasa Indonesia 2. Mata Kuliah : Analisis Wacana Kritis 3. Kode MK : 4. Semester : 1 (satu) 5. Bobot SKS : 3 SKS 6. Dosen : Dr. Teti

Lebih terperinci

Bahasa dlm KTI menggunakan Bahasa Formal. Keterampilan Menulis yg Kreatif & Inovatif menghasilkan KTI yg Argumentatif.

Bahasa dlm KTI menggunakan Bahasa Formal. Keterampilan Menulis yg Kreatif & Inovatif menghasilkan KTI yg Argumentatif. 1 KTI mrp Bentuk Komunikasi Tertulis yg menyajikan Argumen Keilmuan Berdasarkan Fakta. KTI sbg Media Komunikasi antara Penulis dengan Pembaca memerlukan Tatanan & Struktur Bahasa yg Logis & Efektif. Agar

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS DENGAN KEMAMPUAN MENULIS ARGUMENTASI SISWA KELAS XI SMAN 1 KINALI

HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS DENGAN KEMAMPUAN MENULIS ARGUMENTASI SISWA KELAS XI SMAN 1 KINALI HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS DENGAN KEMAMPUAN MENULIS ARGUMENTASI SISWA KELAS XI SMAN 1 KINALI Oleh: Yesi Setya Utami 1, Ellya Ratna 2, Wirsal Chan 3 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan adalah seperangkat sasaran kemana pendidikan itu di arahkan. Tujuan pendidikan dapat dimaknai sebagai suatu sistem nilai yang disepakati kebenaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) dan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) dan 89 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) dan penelitian ini bersifat kualitatif, yaitu suatu penelitian yang menghasilkan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Pada bagian akhir tesis ini, penulis sajikan simpulan sebagai jawaban atas rumusan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Pada bagian akhir tesis ini, penulis sajikan simpulan sebagai jawaban atas rumusan 269 BAB V SIMPULAN DAN SARAN Pada bagian akhir tesis ini, penulis sajikan simpulan sebagai jawaban atas rumusan masalah yang telah ditetapkan sebelumnya. Adapun simpulan yang dapat penulis kemukakan adalah

Lebih terperinci

158 Seminar Nasional dan Launching ADOBSI

158 Seminar Nasional dan Launching ADOBSI POLA BERPIKIR DEDUKTIF PADA ARGUMEN BAGIAN PEMBAHASAN ARTIKEL ILMIAH JURNAL TERAKREDITASI BIDANG HUMANIORA Yuliana Setyaningsih, R. Kunjana Rahardi, C. Laos Mbato Universitas Sanata Dharma yulia@usd.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sarana komunikasi. Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu. menggunakan bahasa dalam berbagai bentuk untuk mengungkapkan ide,

BAB I PENDAHULUAN. sarana komunikasi. Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu. menggunakan bahasa dalam berbagai bentuk untuk mengungkapkan ide, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan salah satu ciri yang membedakan manusia dengan makhluk hidup lainnya. Salah satu fungsi bahasa bagi manusia adalah sebagai sarana komunikasi. Dalam

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK STRUKTUR PERCAKAPAN DAN KONTEKS PADA RUBRIK KARTUN OPINI DALAM HARIAN KOMPAS

KARAKTERISTIK STRUKTUR PERCAKAPAN DAN KONTEKS PADA RUBRIK KARTUN OPINI DALAM HARIAN KOMPAS KARAKTERISTIK STRUKTUR PERCAKAPAN DAN KONTEKS PADA RUBRIK KARTUN OPINI DALAM HARIAN KOMPAS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENYUSUN KARYA ILMIAH MAHASISWA JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA. Oleh Selvianingsih Salilama Fatmah AR Umar Supriyadi

KEMAMPUAN MENYUSUN KARYA ILMIAH MAHASISWA JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA. Oleh Selvianingsih Salilama Fatmah AR Umar Supriyadi KEMAMPUAN MENYUSUN KARYA ILMIAH MAHASISWA JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA Oleh Selvianingsih Salilama Fatmah AR Umar Supriyadi Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas negeri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Ninah Hasanah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Ninah Hasanah, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Kegiatan membaca memegang peranan yang sangat penting untuk pemerolehan pengetahuan. Nurgiyantoro mengungkapkan (2001:247), dalam dunia pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Qacan Kritis Teks Jurnalistik Pada Surat Kabar Online Le Monde

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Qacan Kritis Teks Jurnalistik Pada Surat Kabar Online Le Monde BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Media massa pada masa kini telah menjadi salah satu komponen terpenting dalam kehidupan sosial manusia. Melalui media massa, masyarakat dapat mengetahui segala

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan informasi. Sebagai media penerbitan berkala, isi surat kabar tidak. melengkapi isi dari surat kabar tersebut.

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan informasi. Sebagai media penerbitan berkala, isi surat kabar tidak. melengkapi isi dari surat kabar tersebut. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media cetak seperti surat kabar memiliki peranan yang penting dalam memberikan informasi. Sebagai media penerbitan berkala, isi surat kabar tidak hanya berupa fakta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian yang berjudul Kajian Sosiologi Sastra dan Nilai Pendidikan Karakter dalam Novel Karya Diyana Millah Islami dan Relevansinya sebagai Materi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam pengantar pesan. Setiap informasi yang dimuat dapat

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam pengantar pesan. Setiap informasi yang dimuat dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media menjadi sarana informasi yang dibutuhkan masyarakat. Tujuannya memberikan gambaran mengenai alat komunikasi yang bekerja dari skala terbatas hingga melibatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN PEDOMAN PENULISAN KARYA ILMIAH ( SKRIPSI, TESIS, DISERTASI, ARTIKEL, MAKALAH, DAN LAPORAN PENELITIAN )

BAB I PENDAHULUAN PEDOMAN PENULISAN KARYA ILMIAH ( SKRIPSI, TESIS, DISERTASI, ARTIKEL, MAKALAH, DAN LAPORAN PENELITIAN ) BAB I PENDAHULUAN SKRIPSI, TESIS, DAN DISERTASI Skripsi, tesis, dan disertasi hasil penelitian lapangan adalah jenis penelitian yang berorientasi pada pengumpulan data empiris di lapangan. Ditinjau dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun sebagai komunikan (mitra baca, penyimak, pendengar, atau pembaca).

BAB I PENDAHULUAN. maupun sebagai komunikan (mitra baca, penyimak, pendengar, atau pembaca). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran penting dalam kehidupan manusia. Manusia sebagai makhluk sosial tidak akan pernah lepas dari peristiwa komunikasi. Dalam berkomunikasi,

Lebih terperinci

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran KELAS XII SEMESTER 1 SILABUS Semester : 1 Standar : Mendengarkan 1. Memahami informasi dari berbagai laporan 1.1 Membedakan antara fakta dan opini dari berbagai laporan lisan Laporan laporan kegiatan OSIS

Lebih terperinci

ANALISIS WACANA KRITIS : ALTERNATIF MENGANALISIS WACANA

ANALISIS WACANA KRITIS : ALTERNATIF MENGANALISIS WACANA ANALISIS WACANA KRITIS : ALTERNATIF MENGANALISIS WACANA Subur Ismail Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Jakarta ABSTRAK Analisis Wacana Kritis merupakan salah satu metode yang dapat digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. individu, kelompok, lembaga, maupun masyarakat. Penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. individu, kelompok, lembaga, maupun masyarakat. Penelitian ini 43 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini dilakukan dalam bentuk kualitatif deskriptif dengan pendekatan case study (studi kasus). Studi kasus adalah penelitian tentang status

Lebih terperinci

SKRIPSI PENYIMPANGAN PRAGMATIK KARTUN OPINI DALAM BUKU DARI PRESIDEN KE PRESIDEN KARUT MARUT EKONOMI HARIAN & MINGGUAN KONTAN (2009)

SKRIPSI PENYIMPANGAN PRAGMATIK KARTUN OPINI DALAM BUKU DARI PRESIDEN KE PRESIDEN KARUT MARUT EKONOMI HARIAN & MINGGUAN KONTAN (2009) SKRIPSI PENYIMPANGAN PRAGMATIK KARTUN OPINI DALAM BUKU DARI PRESIDEN KE PRESIDEN KARUT MARUT EKONOMI HARIAN & MINGGUAN KONTAN (2009) KARYA BENNY RACHMADI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. Universitas Indonesia Representasi jilbab..., Sulistami Prihandini, FISIP UI, 2008

BAB 3 METODOLOGI. Universitas Indonesia Representasi jilbab..., Sulistami Prihandini, FISIP UI, 2008 31 BAB 3 METODOLOGI 3.1. Paradigma Penelitian Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata. Sebagaimana dikatakan Patton (1990), paradigma tertanam kuat dalam sosialisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pesan kepada orang lain. Dengan bahasa itu, kita dapat menyampaikan dan menerima

BAB I PENDAHULUAN. pesan kepada orang lain. Dengan bahasa itu, kita dapat menyampaikan dan menerima BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan manusia untuk mengungkapkan pesan kepada orang lain. Dengan bahasa itu, kita dapat menyampaikan dan menerima informasi

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PARAGRAF. Oleh Novi Resmini Universitas Pendidikan Indonesia. bahasa lisan digunakan istilah paraton (Brown dan Yule, 1996).

PENGEMBANGAN PARAGRAF. Oleh Novi Resmini Universitas Pendidikan Indonesia. bahasa lisan digunakan istilah paraton (Brown dan Yule, 1996). PENGEMBANGAN PARAGRAF Oleh Novi Resmini Universitas Pendidikan Indonesia 1. Pendahuluan Paragraf atau alinea berlaku pada bahasa tulis, sedangkan pada bahasa lisan digunakan istilah paraton (Brown dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. analisis isi, dengan model analisis framingnya model Zhongdang Pan dan

BAB III METODE PENELITIAN. analisis isi, dengan model analisis framingnya model Zhongdang Pan dan 47 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian analisis isi, dengan model analisis framingnya model Zhongdang Pan dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN No 1 2 3 4 Jenis Kegiatan Pengajuan Judul Pembuatan Proposal Perizinan Penelitian Pengumpulan Data A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kesusastraan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Mungkid, Kabupaten Magelang. Dipilihnya lokasi ini sebagai tempat

BAB III METODE PENELITIAN. Mungkid, Kabupaten Magelang. Dipilihnya lokasi ini sebagai tempat 21 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di daerah Desa Progowati, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang. Dipilihnya lokasi ini sebagai tempat penelitian dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Surat kabar sebagai media informasi dan publikasi. Surat kabar sebagai media

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Surat kabar sebagai media informasi dan publikasi. Surat kabar sebagai media 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Surat kabar sebagai media informasi dan publikasi. Surat kabar sebagai media cetak selalu identik dengan tulisan dan gambar-gambar yang dicetak pada lembaran

Lebih terperinci

Kemampuan Membaca Teks Berita Dengan Menggunakan Model Cooperative Integrated Reading And Composition

Kemampuan Membaca Teks Berita Dengan Menggunakan Model Cooperative Integrated Reading And Composition Kemampuan Membaca Teks Berita Dengan Menggunakan Model Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC) Berbasis Pendekatan Saintifik Pada Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

Berpikir & Menulis Ilmiah

Berpikir & Menulis Ilmiah UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SIDOARJO Fakultas Ekonomi Program Studi Manajemen http://www.unusida.ac.id Berpikir & Menulis Ilmiah 2. Critical Thinking Oleh: Sabtu, 14 April 2017 Dewi Lestari dewil2441@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi. Komunikasi dilakukan dengan tujuan untuk berinteraksi dengan

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi. Komunikasi dilakukan dengan tujuan untuk berinteraksi dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu bagian yang paling penting dalam kehidupan manusia yaitu berkomunikasi. Komunikasi dilakukan dengan tujuan untuk berinteraksi dengan manusia lain.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. keinginan, dan perbuatan-perbuatannya, serta sebagai alat untuk memengaruhi

I. PENDAHULUAN. keinginan, dan perbuatan-perbuatannya, serta sebagai alat untuk memengaruhi 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah alat yang dipakai manusia untuk membentuk pikiran, perasaan, keinginan, dan perbuatan-perbuatannya, serta sebagai alat untuk memengaruhi dan dipengaruhi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku,

BAB III METODE PENELITIAN. fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, 53 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penulis menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dalam penelitian ini. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tabel 1. Waktu dan Jenis Kegiatan

BAB III METODE PENELITIAN. Tabel 1. Waktu dan Jenis Kegiatan BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini adalah penelitian yang menganalisis data dokumen dari sebuah novel berjudul SUTI karya Damono. Berkaitan dengan hal itu, penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan agar kegiatan praktis terlaksana secara rasional dan terarah sehingga

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan agar kegiatan praktis terlaksana secara rasional dan terarah sehingga BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode adalah suatu cara bertindak menurut sistem aturan tertentu yang bertujuan agar kegiatan praktis terlaksana secara rasional dan terarah sehingga dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan struktural (objektif). Metode dan pendekatan ini dianggap

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan struktural (objektif). Metode dan pendekatan ini dianggap BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode dan Pendekatan Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan struktural (objektif). Metode dan pendekatan ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan objek-objek faktual ditransformasikan menjadi simbol-simbol

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan objek-objek faktual ditransformasikan menjadi simbol-simbol BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah media manusia berpikir secara abstrak yang memungkinkan objek-objek faktual ditransformasikan menjadi simbol-simbol abstrak. Sebagai makhluk sosial,

Lebih terperinci

34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunarungu (SMALB B)

34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunarungu (SMALB B) 279 34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunarungu (SMALB B) A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alat untuk menyampaikan gagasan, pikiran, maksud, serta tujuan kepada orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. alat untuk menyampaikan gagasan, pikiran, maksud, serta tujuan kepada orang lain. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berkomunikasi merupakan suatu kegiatan yang mempergunakan bahasa sebagai alat untuk menyampaikan gagasan, pikiran, maksud, serta tujuan kepada orang lain.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam kelangsungan hidupnya manusia selalu membutuhkan orang lain untuk hidup bersama. Untuk

Lebih terperinci

Berita Feature Opini Tajuk Essay Kolom. Sastra Tulisan Ilmiah Tulisan Ilmiah Populer

Berita Feature Opini Tajuk Essay Kolom. Sastra Tulisan Ilmiah Tulisan Ilmiah Populer Menulis di Media Massa Jenis-jenis Tulisan di Media Massa Berita Feature Opini Tajuk Essay Kolom Sastra Tulisan Ilmiah Tulisan Ilmiah Populer Peluang Dimuat Berita Opini Berita Ditulis oleh wartawan Bisa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Risca Olistiani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Risca Olistiani, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Pembelajaran bahasa Indonesia memiliki empat keterampilan berbahasa. Dua keterampilan berbahasa reseptif yaitu membaca dan menyimak, dan dua keterampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan sehari-hari tidak terlepas dari yang namanya komunikasi. Antarindividu tentu melakukan kegiatan komunikasi. Kegiatan komunikasi bisa dilakukan secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu berhubungan dengan bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. karena dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu berhubungan dengan bahasa. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki hubungan yang erat dengan kehidupan. Oleh karena itu, kajian bahasa merupakan suatu kajian yang tidak pernah habis untuk dibicarakan karena dalam kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rubrik kesehatan, rubrik iklan maupun slogan iklan kendaraan yang akan

BAB I PENDAHULUAN. rubrik kesehatan, rubrik iklan maupun slogan iklan kendaraan yang akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu bentuk aplikasi bahasa sebagai alat komunikasi adalah penggunaan bahasa tulis dalam media cetak, dalam hal ini khususnya yang berupa surat kabar atau

Lebih terperinci

Bahasa dlm KTI menggunakan Bahasa Formal. Keterampilan Menulis yg Kreatif & Inovatif menghasilkan KTI yg Argumentatif.

Bahasa dlm KTI menggunakan Bahasa Formal. Keterampilan Menulis yg Kreatif & Inovatif menghasilkan KTI yg Argumentatif. 1 KTI mrp Bentuk Komunikasi Tertulis yg menyajikan Argumen Keilmuan Berdasarkan Fakta. KTI sbg Media Komunikasi antara Penulis dengan Pembaca memerlukan Tatanan & Struktur Bahasa yg Logis & Efektif. Agar

Lebih terperinci

SILABUS. Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi Waktu

SILABUS. Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi Waktu KELAS XII SEMESTER 1 SILABUS Semester : 1 Standar Kompetensi : Mendengarkan 1. Memahami informasi dari berbagai laporan 1.1 Membedakan Laporan Mencatat pokok-pokok antara fakta Laporan kegiatan isi laporan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan medium utama berupa bunyi ujaran (unsur bahasa yang hanya

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan medium utama berupa bunyi ujaran (unsur bahasa yang hanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sistem lambang bunyi ujaran yang digunakan untuk berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya. Ragam bahasa menurut sarananya lazim dibagi atas ragam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Suatu wacana dituntut untuk memiliki keutuhan struktur. Keutuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Suatu wacana dituntut untuk memiliki keutuhan struktur. Keutuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu wacana dituntut untuk memiliki keutuhan struktur. Keutuhan tersebut dibangun oleh komponen-komponen yang terjalin di dalam suatu organisasi kewacanaan.

Lebih terperinci

KARANGAN ILMIAH DAN TEKNIK PENULISAN KARANGAN ILMIAH. Oleh Novi Resmini. Universitas Pendidikan Indonesia

KARANGAN ILMIAH DAN TEKNIK PENULISAN KARANGAN ILMIAH. Oleh Novi Resmini. Universitas Pendidikan Indonesia KARANGAN ILMIAH DAN TEKNIK PENULISAN KARANGAN ILMIAH Oleh Novi Resmini Universitas Pendidikan Indonesia MAKALAH Tujuan pokok penulisan makalah adalah untuk menyakinkan pembaca bahwa topik yang ditulis

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENGGUNAKAN KATA PENGHUBUNG DALAM PARAGRAF ARGUMENTATIF SISWA KELAS X MIPA 1 SMA NEGERI 1 MUARO JAMBI TAHUN AJARAN 2016/2017

KEMAMPUAN MENGGUNAKAN KATA PENGHUBUNG DALAM PARAGRAF ARGUMENTATIF SISWA KELAS X MIPA 1 SMA NEGERI 1 MUARO JAMBI TAHUN AJARAN 2016/2017 KEMAMPUAN MENGGUNAKAN KATA PENGHUBUNG DALAM PARAGRAF ARGUMENTATIF SISWA KELAS X MIPA 1 SMA NEGERI 1 MUARO JAMBI TAHUN AJARAN 2016/2017 Albertus dan Rima Wulandari Sianturi FKIP Universitas Jambi ABSTRACK

Lebih terperinci

2015 METAFORA DALAM TUTURAN KOMENTATOR INDONESIA SUPER LEAGUE MUSIM : KAJIAN SEMANTIK KOGNITIF

2015 METAFORA DALAM TUTURAN KOMENTATOR INDONESIA SUPER LEAGUE MUSIM : KAJIAN SEMANTIK KOGNITIF BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepak bola menjadi cabang olahraga yang sangat populer dan digemari oleh masyarakat Indonesia. Selain pertandingannya yang menarik terdapat pula fenomena bahasa

Lebih terperinci

32. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA)

32. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) 32. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tersebut didasarkan pada pertimbangan bahwa SPBU di atas adalah SPBU yang

BAB III METODE PENELITIAN. tersebut didasarkan pada pertimbangan bahwa SPBU di atas adalah SPBU yang BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di beberapa SPBU di Daerah Kabupaten Sleman tepatnya di SPBU Jl.Seturan, SPBU Kalasan, SPBU Jl. Magelang km 5, SPBU Jl. Monjali,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode merupakan cara yang digunakan untuk meneliti sesuatu sehingga dapat diambil kesimpulan. Metode adalah cara utama yang digunakan untuk mencapai suatu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Astri Rahmayanti, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Astri Rahmayanti, 2013 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap hari media massa dapat memberikan aneka sajian yang dapat dinikmati para pembaca setianya. Dalam satu edisi para pembaca mendapatkan berbagai informasi

Lebih terperinci

PEMAHAMAN TEKS DISKUSI OLEH SISWA SMP NEGERI 2 PONTIANAK TAHUN PELAJARAN 2014/2015

PEMAHAMAN TEKS DISKUSI OLEH SISWA SMP NEGERI 2 PONTIANAK TAHUN PELAJARAN 2014/2015 PEMAHAMAN TEKS DISKUSI OLEH SISWA SMP NEGERI 2 PONTIANAK TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Syarifah Leni Fuji Lestari, Ahadi Sulissusiawan, Deden Ramdani Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP Untan, Pontianak

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. atau berita, fakta, dan pendapat dari seorang penutur kepada pendengar.

I. PENDAHULUAN. atau berita, fakta, dan pendapat dari seorang penutur kepada pendengar. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa sebagai alat komunikasi dapat digunakan untuk menyampaikan informasi atau berita, fakta, dan pendapat dari seorang penutur kepada pendengar. Komunikasi merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. selanjutnya dicarikan cara pemecahannya. 1

BAB III METODE PENELITIAN. selanjutnya dicarikan cara pemecahannya. 1 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yaitu seperangkat pengetahuan tentang langkahlangkah yang sistematis dan logis tentang pencairan data yang berkenaan dengan masalah tertentu untuk diolah, dianalisis,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rafina Widowati, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rafina Widowati, 2013 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keterampilan menulis tergolong dalam kegiatan kebahasaan yang bersifat produktif. Chaedar Alwasilah (2007: 43) mengungkapkan bahwa menulis pada dasarnya bukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan karya sastra sebagai objek kajiannya sehingga penelitian ini tidak terdapat pembatasan khusus

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS Kedudukan Pembelajaran Menyimpulkan Isi Bacaan dalam KTSP

BAB II KAJIAN TEORITIS Kedudukan Pembelajaran Menyimpulkan Isi Bacaan dalam KTSP BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1. Kedudukan Pembelajaran Menyimpulkan Isi Bacaan dalam KTSP 2.1.1 Standar Kompetensi Standar kompetensi mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia merupakan kualifikasi kemampuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian merupakan suatu usaha untuk menemukan, mengembangkan dan menguji suatu pengetahuan dengan menggunakan metode-metode ilmiah Suatu penelitian tidak akan berjalan dengan

Lebih terperinci