BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil olahan data penulis maka beberapa informasi yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut : 1. Lokasi Penelitian Adapun lokasi penelitian yang dijadikan penulis sebagai tempat penelitian terdiri dari 3 lokasi yaitu Bandar Udara Djalaludin Gorontalo, Hotel Melati Gorontalo, dan Hotel Oasis Gorontalo. Bandar Udara Djalaludin terletak di Jln. Satria / angkasa No.274 Kecamatan Tibawa Kabupaten Gorontalo, jarak tempuh dari Bandar Udara Djalaludin menuju pusat kota berjarak ± 45 menit Bandar Udara Djalaludin Gorontalo melayani 3 maskapai penerbangan yaitu, Garuda Indonesia dengan rute Gorontalo-Makassar- Jakarta (pulang pergi) dengan menggunakan pesawat boeing NG setiap hari. Lion Air dengan rute Gorontalo-Makassar-Jakarta (pulang pergi) dengan menggunakan pesawat boeing ER setiap hari. Sriwijaya Air dengan rute Gorontalo-Makassar-Jakarta (pulang pergi) dengan menggunkan pesawat boeing atau setiap harinya. Gorontalo merupakan destinasi wisata yang sering dikunjungi oleh wisatawan baik yang nusantara maupun mancanegara, wisatawan-wisatawan yang datang ke Gorontalo disediakan hotel-hotel yang khusunya untuk wisatawan mancanegara seperti Hotel Melati dan Hotel Oasis. 1

2 Adapun fasilitas akomodasi yang terdapat di provinsi Gorontalo sudah cukup banyak walaupun msih didominasi oleh hotel-hotel kecil. Hotel-hotel kecil yang banyak menjadi tempat menginap dari wisatawan mancanegara antara lain adalah Hotel New Melati dan Hotel Oasis. Hotel New Melati berlokasi di jalan Wolter Monginsidi No. 5 Gorontalo, berjarak ± 100 km dari Bandara Djalaudin Gorontalo, sementara Hotel Oasis berlokasi di jalan Agusalim Kota Gorontalo berjarak ± 75 km dari Bandara Djalaludin. Kedua hotel ini berlokasi di aera kota Gorontalo sehingga sangat mudah untuk dijangkau, Kedua hotel ini menawarkan konsep paket wisata yang sama terhadap wisatawan mancanegara yaitu paket diving baik di Taman Laut Olele, Gorontalo maupun di Pulau Togean-Sulawesi Tengah. Oleh sebab itulah hotel ini banyak dipilih oleh wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Gorontalo. Selain Bandara Djalaludin, kedua hotel inilah yang menjadi tempat/lokasi penyebaran kuisioner oleh peneliti untuk mendapatkan data-data wisatawan mancanegara sementara data wisatawan nusantara hanya terfokus pada Bandara Djalaludin saja. 2. Letak Geografis Gorontalo secara Geografis Provinsi ke 32 di Indonesia ini mempunyai ketinggian dari permukaan laut antara m dengan jumlah pulau-pulau kecil yang teridentifikasi sampai saat ini sebanyak 67 buah. Secara geografis Provinsi 2

3 Gorontalo berada pada posisi Lintang Utara dan Bujur timur. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Gorontalo, batas wilayah Provinsi Gorontalo adalah sebagai berikut: 1. Utara: Laut Sulawesi 2. Timur: Kabupaten Bolaang Mongondow Utara dan Bolaang Mongondow Selatan, Provinsi Sulawesi Utara 3. Selatan: Teluk Tomini 4. Barat: Kabupaten Parigi Moutong dan Buol, Provinsi Sulawesi Tengah. Gambar 4.1 Peta Wilayah Provinsi Gorontalo 3

4 3. Topografi Tipe permukaan tanah atau topografi dari Provinsi Gorontolo ini sebagian besar adalah perbukitan. Dengan tipe dataran yang berbukit, maka pada pada provinsi ini banyak didapati gunung-gunung dengan beragam ketinggian. Gunung Tabongo yang terletak di Kabupaten Boalemo adalah gunung yang tertinggi dengan ketinggian mencapai m dpl, sedangkan gunung yang terendah adalah gunung litu-litu yang terletak di Kabupaten Gorontalo dengan ketinggian 884 m dpl. Dengan karaktarestik topografi yang dimiliki Provinsi Gorontalo yang berbukit dan terdapat banyak gunung, provinsi ini juga banyak dilintasi oleh aliran sungai. Sungai terpanjang adalah Sungai Paguyaman yang terletak di Kabupaten Boalemo dengan panjang aliran 99,3 km. Sedangkan sungai yang terpendek adalah Sungai Bolontio dengan panjang aliran 5,3 km yang terletak di Kabupaten Gorontalo Utara. 4. Klimatologi Suhu udara pada suatu daerah atau wilayah dipengaruhi oleh tinggi rendahnya tempat tersebut dari permukaan laut, selain itu juga jauh dekatnya tempat tersebut dengan garis lintas khatulistiwa juga mempengaruhi dari suhu udara pada daerah tersebut. Provinsi Gorontalo letaknya tidak jauh dari garis lintas khatulistiwa sehingga menjadikan daerah ini mempunyau suhu udara yang cukup panas. Berdasarkan data pada tahun 2011, pada tahun 2010 suhu udara rata-rata di Provinsi Gorontalo berkisar antara 24,4 C 28,0 C. Suhu minimum terjadi pada 4

5 bulan Februari yaitu 23,0 C. Sedangkan suhu maksimum terjadi di bulan Maret dengan suhu mencapai 33,9 C. Berdasarkan hasil kuisioner yang dibagikan maka dapat diperoleh informasi yaitu: 4.2 Hasil Penelitian Adapun data yang diperoleh penulis dalam optimalisasi perolehan data wisatawan untuk pengembangan pariwisata melalui survei passanger exit survey antara lain : Data Kunjungan Wisatawan Nusantara dan Wisatawan Mancanegara Tabel 1.1 Data Kunjungan Wisatawan Domestik dan Mancanegara Provinsi Gorontalo Tahun 2010 No. Kabupaten / Kota Domestik Wisatawan Mancanegara Jumlah 1. Kab. Boalemo Kab. Gorontalo Kab. Pohuwato Kab. Bone Bolango

6 5. Kab. Gorontalo Utara Kota Gorontalo Jumlah Sumber : Gorontalo Dalam Angka 2011, BPS Provinsi Gorontalo. Berdasarkan tabel diatas, maka dapat dilihat bahwa kunjungan wisatawan domestik lebih banyak dibandingkan dengan jumlah wisatawan mancanegara. 1. Kabupaten Boalemo Sektor pariwisata Kabupaten Boalemo masih berkembang dan masih menyimpan potensi pengembangan yang besar. Daya tarik wisata di Kabupaten Boalemo terdiri dari : Danau Teratai, Danau Etalase Tabulo, Air Terjun Ayuhulalo, Sanggar Lembah Delima, Pulau Pasir Putih, Pulau Mohupomba Daa, Pulau Mohupomba Kiki, Pemukiman Suku Bajo, Pulau Asiangi, Pantai Boalemo Indah, Air Panas Dulanga, Pulau Dulupi, Taman Agrowisata Puulohungo, Air Terjun Tenilo, Wisata Tirta Sungai Paguyaman, Taman Laut Pulau Limba, Teluk Leanga, dan Teluk Bubaa. Jumlah kunjungan wisatawan nusantara pada tahun 2010 sebanyak orang di Kab Boalemo mengalami peningkatan jumlah yang sangat significan dibandingkan tahun sebelumnya. Dimana peningkatan jumlah wisatawan secara signifikan terjadi pada bulan Februari, Maret dan April. Peningkatan jumlah 6

7 wisatawan di Kabupaten Boalemo menunjukan potensi pengembangan sektor kepariwisataan semakin menjanjikan yang diharapkan mampu menjadi suatu lapangan usaha bagi masyarakat, tetapi tidak sama halnya dengan jumlah wisatawan mancanegara pada tahun 2010 hanya sebanyak 6 orang lebih menurun dibandingkan jumlah pada tahun Kabupaten Gorontalo Kabupaten Gorontalo bisa disebut sebagai gerbang pariwisata Provinsi Gorontalo. Bandar Udara Djalaludin yang terletak di Kecamatan Tibawa Kabupaten Gorontalo menjadi pintu masuk wisatawan domestik maupun asing yang datang menggunakan pesawat terbang. Daya tarik wisata di Kabupaten Gorontalo terdiri dari : Menara Keagungan Limboto, Pentadio Resort, Desa Bongo, Rumah Adat Banthayo Poboide, Pantai Taula a. Jumlah kunjungan wisatawan nusantara pada tahun 2010 sebanyak orang sedangkan jumlah wisatawan mancanegara pada tahun 2010 sebanyak 63 orang sangat sedikit divandingkan dengan jumlah wisatawan nusatara dikarenakan Hubungan kelembagaan dan kerjasama dalam bidang pariwisata di Kabupaten Gorontalo dinaungi oleh Dinas Pariwisata Kebudayaan, Komunikasi dan Informatika. Kerjasama Dinas Parbudkominfo Kabupaten Gorontalo dengan berbagai dinas dalam satuan SKPD di Kabupaten Gorontalo ataupun lembaga pemerintah maupun nonpemerintah lainnya yang berhubungan dengan sektor pariwisata dilaksanakan sesuai dengan tupoksi. Asosiasi maupaun organisasi pelaku pariwisata di luar dari Dinas 7

8 Pemerintah di Kabupaten Gorontalo belum terbentuk. Sehingga pengembangan pariwisata di kabupaten gorontalo tidak bisa terarah dengan baik. 3. Kabupaten Pohuwato Kabupaten Pohuwatu memiliki potensi sumber daya alam yang sangat besar. Hal tersebut tidak terlepas dari faktanya bahwa Kabupaten Pohuwato adalah salah satu Kabupaten/Kota yang terluas di Provinsi Gorontalo, yaitu luasnya mencapai 4.291,81 km². Luas wilayah yang luas bisa menjadi modal bagi pengembangan pariwisata, akan tetapi sumber daya alam yang dimiliki bukan hanya faktor penentu bagi berkembangnya pariwisata suatu daerah, tetapi harus dipadukan dengan dengan kemampuan sumber daya manusia yang dimiliki oleh daerah tersebut dalam melakukan perencanaan, pengelolaan dan juga memasarkan kepariwisataanya. Kabupaten Pohuwato memiliki potensi pasar yang baik dan strategis, hal tersebut disebabkan letak geografis dari Kabupaten Pohuwato itu sendiri yang berada pada lokasi yang strategis, selain dilewati oleh pelayaran dagang, juga pelayaran pesiar. Daya tarik di Kabupaten Pohuwato terdiri dari: Pantai Libuo, Pantai Tanjung Maleo, Pantai Tanjung Bajo, Pantai Pohon Cinta, Pantai Bulili, Pantai Nyiur Indah, Pulau Lahe, Cagar Alam Panua, Desa Torosiaje dan Mesjid Keramat Wanggarase. Jumlah Kunjungan wisatawan nusantara pada tahun 2010 sebanyak orang tetapi tidak sama halnya dengan jumlah wisatawan mancanegara yang tidak ada sama sekali. Secara keseluruhan jumlah daya tarik wisata yang terdapat di Kabupaten Pohuwato pada tahun 2010 berjumlah sebanyak 18 daya tarik wisata yang terdiri dari 16 daya tarik wisata alam, 1 daya tarik wisata budaya, dan 1 daya tarik wisata buatan. 8

9 Kegiatan pemasaran di Kabupaten Pohuwato menghadapi permasalahan yang samadengan daerah-daerah lainnya di Indonesia, beberapa permasalahan yang ada yaitu terbatasnya data informasi destinasi pariwisata, minimnya aktifitas pemasaran pariwisata, terbatasnya sumber daya manusia pemasaran, dan terbatasnya kerjasama pemasaran. Sebagian besar daya tarik wisata di Kabupaten Pohuwato belum dikelola dengan baik dan optimal. Dalam pengembangan pariwisata diperlukan perencanaan yang matang dan menyeluruh baik dari segi pengelolaan maupun pemasaran. Selain itu kondisi aksesibilatas di Kabupaten Pohuwato belum secara umum baik, khususnya aksesibilitas menuju ke daya tarik wisata yang pada umumnya belum adanya pengerasan atau pengaspalan. Salah satu penyebab kondisi daya tarik wisata di Kabupaten Pohuwato yang belum dikelola secara maksimal dikarenakan Kab. Pohuwato termasuk daerah otonom yang baru ditetapkan pada tahun 2003, bagi daerah yang relatif baru tentu saja memerlukan waktu untuk mengembangkan potensi pariwisata yang dimilikinya. 4. Kabupaten Bone Bolango Kabupaten Bone Bolango memiliki daya tarik wisata yang berpontensi yang dikelompokan menjadi 3 (tiga) kelompok yang meliputi daya tarik wisata alam, wisata alam bahari dan wisata budaya. Daya tarik di Kabupaten Bone Bolango terdiri dari: Pemandian Air Panas Lombongo, Dnanu Perintis, Bendungan Tapa, Puncak Meranti, Air Terjun Taluda a, Pantai dan Air Terjun Molotabu, Taman Laut Olele, Pantai Botutonu o, dan Taman Makam Pahlawan Nani Wartabone. 9

10 Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Dinas Perhubungan, pariwisata dan komunikasi Kabupaten Bone Bolango, 2011, terjadinya penurunan jumlah wisatawan yang sangat signifikan. Hal ini dapat terlihat pada tabel berikut ini : Table Jumlah Kunjungan Wisatawan di Kabupaten Bone Bolango Tahun Wisatawan Wisatawan Jumlah Nusantara Mancanegara Sumber : RIPPDA Kab Bone Bolango,2011 Sektor pariwisata, sampai dengan saat ini masih rendah kontribusinya terhadap PAD Kabupaten Bone Bolano. Dalam konteks PDRB, kontribusi perdagangan, hotel dan restoran hanya mencapai 13% dari total PDRB senilai Rp (2010).Sedangkan potensi penerimaan sektor pariwisata secara riil belum terlihat kontribusinya secara jelas. Namun didasarkan pada asumsi pengeluaran setiap wisatawan Rp di luar biaya restribusi maka sumbangan kegiatan pariwisata terhadap perekonomian masyarakat pada tahun 2012 adalah sebesar rupiah (RIPPDA Kabupaten Bone Bolango,2011). Kabupaten Bone Bolango memiliki Infrastruktur berupa jalan raya dapat dikatakan dalam kondisi baik, namun jalan penghubung antara lokasi daya tarik wisata dengan jalan raya di berapa lokasi daya tarik dalam kondisi yang kurang baik.meskipun secara umum aksesibilitas dapat dikatakan sudah memadai, sarana 10

11 wisata berupa sarana akomodasi, Kabupaten Bone Bolango masih mengandalkan sarana akomodasi yang tersedia di Kota Gorontalo. Hal ini juga berlaku untuk sarana wisata berupa Biro Perjalanan Wisata. 5. Kabupaten Gorontalo Utara Kabupaten Gorontalo utara mempunyai beberapa daya tarik wisata unggulan yang sering dikunjungi oleh wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Daya tarik wisata Kabupaten Gorontalo Utara berupa daya tarik wisata sejarah, daya tarik wisata alam dan rekreasi. Daya tarik wisata Kabupaten Gorontalo Utara antara lain terdiri dari : Benteng Orange, Ota Jin, Air Terjun Bondula, Pulau Saronde, Pulau Raja dan Popaya, dan Pulau Minanga. Dilihat dari data kunjungan pada tahun 2010, Kabupaten Gorontalo Utara menempati urutan kedua terbawah dalam hal kunjungan wisatawan di seluruh Provinsi Gorontalo. Jumlah wisatawan pada tahun 2010 yang mengunjungi Kab. Gorontalo Utara untuk mancanegara sebanyak 87 dan domestik sebanyak Data tersebut memperlihatkan bahwa diperlukannya suatu upaya pemasaran yang sesuai dan terintegrasi dalam perencanaan pengembangan pariwisata secara keseluruhan guna bisa mendatangkan atau menumbuhkan minat wisatawan ataupun calon wisatawan. Sektor Pariwisata belum menjadi salah satu sektor yang berkontribusi secara signifikan terhadap Ekonomi PDRB Kabupaten Gorontalo Utara. Sektor Pariwisata yang termasuk ke dalam sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran memberikan PDRC (juta rupiah) atau 11,93% dari total PDRB. Sedangkan 11

12 untuk sektor Jasa, memberikan kontribusi (juta rupiah) atau 5,34% dari keseluruhan total pendapatan daerah. 6. Kota Gorontalo Kota Gorontalo sebagai ibu kota dan pintu gerbang Provinsi Gorontalo, kota memiliki luas wilayah 64,79 km² (0,53% dari luas Provinsi Gorontalo) dan berpenduduk sebanyak jiwa (berdasarkan data SP 2010) dengan tingkat kepadatan penduduk jiwa/km². Daya tarik wisata yang ditawarkan meliputi : Taman Nani Wartabone, Telapak Kaki Lahilote, Kolam Renang Lahilote, Rumah Adat Dulohupa, Pantai Indah Pohe, Tangga Dua Ribu, Pemandian Bak Potanga, Makam Du Panggola, dan Benteng Otanaha. Sebagai ibukota provinsi, Kota Gorontalo memiliki fasilitas wisata yang terlengkap diantara Kabupaten/Kota di Provinsi Gorontalo. Berdasarkan BPS Prov. Gorontalo Tahun 2011, fasilitas akomodasi yang dimiliki berjumlah 26 hotel dan 7 penginapan. Sedangkan fasilitas makan minum, Kota Gorontalo memiliki 51 fasilitas penyediaan makan minum. Dalam bidang travel terdapat 23 perusahaan perjalanan 9 sarana hiburan karaoke. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh BPS Provinsi Gorontalo 2011, Kota Gorontalo memiliki kunjungan wisatawan sebanyak orang yang merupakan jumlah terkecil diantara 6 Kabupaten/Kota di Provinsi Gorontalo. Namun dari tingkat huni hotel, Kota Gorontalo memiliki tingkat huni ke dua tertinggi (39.13%) setelah Kabupaten Pohuwato (42.08%). 12

13 4.2.2 Gambaran umum tentang Pengembangan Pariwisata Gorontalo dengan cara melakukan survei passanger exit survey. Pengembangan sektor pariwisata di Provinsi Gorontalo selain menawarkan daya tarik keindahan alam dan fasilitas akomodasi yang terus berkembang dari waktu ke waktu, juga yang tidak kalah pentingnya adalah daya tarik budaya. Termasuk dari segi bentuk bangunan fisik dengan arsitektur yang masih tetap dipertahankan hingga kini. Misalnya saja bangunan mesjid yang sudah berusia ratusan tahun silam. Begitu pun benteng peninggalan penjajahan Belanda. Peninggalan ini dapat menjadi warisan bagi generasi muda bangsa untuk mengenal sejarah bangsanya. Yang tidak kalah pentingnya adalah mampu memetik hikmah dari perjuangan para pendahulunya. Saat ini, banyak generasi muda yang sudah tidak mengenali sejarahnya sendiri. Industri pariwisata kini merupakan industri penting sebagai penyumbang Gross Domestic Product (GDP)/ Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) suatu negara dan bagi daerah, industri ini bisa menjadi penyokong dari Pendapatan Asli Daerah (PAD). Industri pariwisata mampu memberikan sekitar 10% dari PAD. Hal inilah yang menyebabkan daerah berlomba-lomba untuk memperkenalkan potensi pariwisata yang dimilikinya sehingga dapat menarik kunjungan wisata baik lokal maupun mancanegara. Berkembangnya sektor pariwisata akan membawa dampak yang cukup besar pada industri-industri yang terkait seperti hotel, rumah makan, biro travel dan UKM-UKM di daerah-daerah kunjungan wisata karena dapat memproduksi dan menjual barang-barang cenderamata serta membuka lapangan kerja yang dapat mengurangi pengangguran daerah. 13

14 Minimnya Sumber Daya Manusia di bidang Pariwisata secara otomatis dapat mempengaruhi perkembangan dan daya tarik wisata Provinsi Gorontalo khususnya dalam hal pengelolaan aset-aset pariwisata daerah dan potensi Sumber Daya Manusia, sementara itu potensi pariwisata sangat produktif bila ditata dan dikembangkan secara terencana dan terpadu dengan perencanaan pembangunan daerah Gorontalo secara keseluruhan. Minimnya sumber daya manusia berpengaruh pada ide dan gagasan untuk mengembangkan pariwisata secara holistik termasuk menyiapkan sarana dan prasarana yang nantinya akan memiliki nilai strategis terhadap perkembangan pariwisata di Gorontalo. faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan pariwisata di Gorontalo antara lain yaitu : Pembangunan Infrastruktur, kemajuan teknologi, keterbukaan destinasi, Selain faktor-faktor tersebut pengembangan sektor pariwisata di daerah Gorontalo membutuhkan lebih banyak promosi atau peningkatan kualitas informasi pariwisata. Selain dukungan lembaga promosi, brosur, situs, promosi ke luar negeri, dan fam trips, fasilitas pariwisata termasuk infrastruktur merupakan faktor pendukung untuk meningkatkan pariwisata di daerah yang dapat memberikan kontribusi signifikan kepada pertumbuhan ekonomi. Rendahnya jumlah kunjungan wisatawan ke Provinsi Gorontalo menjadikan sektor pariwisata masih membutuhkan dukungan dari sektor-sektor lainnya. Pemerintah khususnya Dinas Pariwisata Daerah di seluruh Gorontalo juga harus berperan dalam pengembangan pariwisata. Selain lebih banyak berkonsultasi dengan sektor swasta sebelum merumuskan kebijakan baru, pemerintah juga perlu 14

15 membangun kemitraan dengan sektor swasta, meningkatkan keamanan di jalan dan pelayanan kesehatan, serta berbagai hal pendukung pariwisata. Pemerintah Gorontalo perlu melakukan strategi yang dapat mengembangkan daerah Gorontalo menjadi daerah tujuan wisata. Selain itu juga diperlukan adanya kemudahan dalam perijinan dan fasilitas-fasilitas yang menguntungkan untuk mendorong investor masuk ke Gorontalo. Dengan dukungan dari masyarakat dan kebijakan pembangunan pariwisata yang tepat oleh Pemerintah Daerah Gorontalo akan mempercepat proses perkembangan pariwisata. Salah satu elemen penting dalam perkembangan pariwisata pada satu daerah adalah pelayanan yang dapat diberikan kepada para wisatawan, salah satunya dengan ketersedian saran dan prasarana wisata. Kesedian usaha wisata seperti akomodasi dan rumah makan bisa menjadi pendorong bagi kemajuan pariwisata di daerah. Provinsi Gorontalo secara bertahap terus meningkatkan pelayanan yang diberikan kepada wisatawan atau calon wisatawan, hal tersebut bisa dilihat dengan adanya peningkatan dan penambahan sarana akomodasi dan rumah makan disetiap tahunnya. Berdasarkan hasil wawancara dengan bagian passasi Bandar Udara Djalaludin dan dengan Pimpinan Melati Hotel di peroleh hasil bahwa, jumlah kunjungan wisatawan lebih banyak di dominasi oleh wisatawan nusantara di bandingkan dengan wisatawan mancanegara. Gorontalo hanya di pergunakan sebagai tempat transit bagi wisatawan Mancanegara yang hanya ingin berkunjung ke daerah lain seperti :Sulawesi tengah (Togean Island ). Sedangkan wisatawan nusantara sebagian besar 15

16 mengunjungi Gorontalo hanya untuk mengunjungi keluarga yang sudah menetap tinggal di Gorontalo dan sebagian juga wisatawan nusantara mengunjungi Gorontalo dalam rangka MICE atau event-event baik yang berhubungan dengan pariwisata ataupun pertanian contoh : HPS, pestival Karawo, Konfrensi Jagung dll. Tehnik pengumpulan data selanjutnya yaitu melalui pengamatan langsung dilapangan dan pembagian kuisioner dalam hal ini disebarkan khusunya di Hotel Melati yang lebih difokuskan pada wisatawan mancanegara. Dari 50 buah kuisioner yang dibagikan didapatkan hasil jumlah: wisatawan mancanegara yang datang ke Gorontalo lebih banyak didominasi oleh wisatawan perempuan dibandingkan dengan wisatawan laki-laki jumlah wisatawan perempuan 80% lebih banyak dibandingkan dengan wisatawan laki-laki. Rata-rata wisatawan mancanegara berumur tahun dan tahun yang berasal dari berbagai negara namun lebih didominasi dari negara Belanda dan Prancis. Wisatawan mancanegara berasal dari berbagai macam profesi yang berasal dari dunia Entertainment, ada yang berprofesi sebagai mahasiswa bahkan ada juga yang berprofesi sebagai pengusaha. Pendapatan rata-rata pertahun oleh wisatawan mancaegara berbeda-beda ini dibedakan dari profesi setiap wisatawan yang datang ke Gorontalo juga berasal dari profesi yang berbeda-beda ada yang berpendapatan $ 2500 bahkan ada juga yang berpendapatan >$

17 Pintu masuk utama di Indonesia terdapat dibeberapa daerah di Indonesia contoh : Soekarno Hatta ( Jakarta ), Ngurah Rai ( Bali ), Sekupang ( Batam) namun wisatawan lebih banyak memilih menggunakan pintu masuk melalui Soekarno Hatta Jakarta sehingga lebih mudah mencapai daerah Gorontalo yang menjadi tempat yang dituju oleh wisatawan. Wisatawan rata-rata berkunjung ke Gorontalo sudah 2-3 kali namun ada juga yang baru pertama kali datang ke Gorontalo meraka menghabiskan waktu di Indonesia dalam satu perjalan yaitu sebanyak 14 Hari atau kurang lebih dua minggu dan di Gorontalo mereka hanya menghabiskan waktu 3 hari dalam satu perjalan. Wisatawan mancanegara yang datang ke Gorontalo memiliki tujuan yang berbeda-beda ada yang hanya semata-mata Liburan, ada juga yang hanya dalam urusan Bisnis namun ada juga yang hanya dalam urusan Olahraga dan ada juga yang hanya datang untuk berkunjung ke rumah teman/kerabat, mereka melakukan perjalanan bersama teman, keluarga namun ada juga yang hanya datang sendiri. Wisatawan datang mengunjungi Gorontalo sebagian besar lebih memilih tidak menggunakan paket tour sehingga mereka bisa mengatur sendiri pengeluaran baik yang penting dan juga yang tidak penting dibandingkan dengan menggunakan paket tour. Total pengeluaran selama mereka tinggal di Gorontalo khususnya wisatawan mancanegara beebeda-beda ada yang mencapai 1-3 juta Rupiah namun ada juga yang hanya memerlukan biaya < 1 juta rupiah selam tinggal di Gorontalo wisatawan mancanegara yang hanya ingin berkunjung ke sulawesi tengah yaitu ke Togean Island 17

18 lebih memilih menggunakan akomodasi yang berjenis Melati dibandingkan menggunakan hotel-hotel berbintang. Wisatawan mancanegara sebelum menggunjungi Togean Island yang berada di Sulawesi Tengah mereka lebih banyak memilih Gorontalo menjadi tempat utama yang dijadikan tempata tujuan sebelum mereka sampai di tujuan terakhir yang mereka tuju yaitu Togean Island. Wisatawan memiliki banyak persepsi/pendapat tentang kepentingan spesifik Gorontalo mereka mengatakan Gorontalo memiliki potensi yang sangat baik untuk dikembangkan seperti keindahan alam laut, pemandangan dan iklim yang sangat bagus yang harus dikembangkan namun sebagian wisatawan mancanegara memilih Gorontalo hanya sebagai cara cepat unntuk mencapai lokasi/jarak yang mereka tuju yaitu ke Togean Island, Sulawesi Tengah. Berdasarkan pengalaman mereka hal-hal yang paling mereka sukai tentang obyek wisata di Gorontalo yaitu atraksi alam dan dipandu oleh pemandu wisata namun ada juga yang memilih seimbang antara atraksi wisata yang tenang dan juga atraksi wisata yang bising. Hal-hal yang paling disukai oleh wisatawan mancanegara berdasarkan pengalaman mereka datang ke Gorontalo tentang fasilitas obyek wisatanya yaitu akomodasi yang sederhana dan murah, harga dan kualitas makanan yang seimbang dan yang paling disukai oleh wisatawan mancanegara yaitu transportasi tradisional. Mereka mendapatkan informasi tentang Gorontalo rata-rata berasal dari media Internet dan juga media brosur yang dibuat oleh travel-travel yang sudah ada kerjasama dengan travel-travel yang berada di luar negeri. 18

19 Harapan yang diinginkan oleh wisatawan mancanegara yang datang berkunjung ke Gorontalo adalah lebih mementingkan kualitas daya tarik, kualitas fasilitasnya, ketersediaan saran informasi sehingga memudahkan mereka yang datang ke Gorontalo, lebih mementingkan kebersihan lingkungannya, kualitas aksesnya dan juga kualitas pelayanannya sehingga obyek-obyek wisata Gorontalo lebih bisa terarah pengembangannya sehinga lebih banyak bisa mendatangkan wisatawan mancanegara untuk mengunjungi Gorontalo dan menikmati potensi yang dimiliki oleh Gorontalo. Tehnik pengumpulan data selanjutnya menggunakan kuisioner yang dibagikan di pintu masuk Gorontalo yaitu Bandar Udara Djalaludin yang hanya difokuskan pada wisatawan nusantara dengan cara membagikan kuisioner pada setiap wisatawan yang datang menggunakan pesawat. Wisatawan nusantara yang datang ke Gorontalo yang menggunakan pesawat terbang terdiri dari 50% perempuan dan 50% laki-laki yang berusia tahun dan tahun. Mereka datang dari bebagai macam daerah seperti Makassar, Bandung, Jakarta, dan jogjakarta. Wisatawan nusantara berasal dari berbagai macam profesi ada yang berprofesi sebagai Pengusaha, Mahasiswa, bahkan ada juga yang berprofesi sebagai Tentara militer dan memiliki rata-rata pendapatan pertahun yang berbeda-beda yakni 1-10 juta rupiah mereka lebih banyak menggunakan Bandar Udara Hasanudin Makassar sebagai pintu masuk utama untu menuju tempat yan g dituju yaitu Gorontalo. Wisatawan yang datang rata-rata sudah 2-3 kali datang ke Gorontalo dan mereka menghabiskan waktu kurang lebih 2 minggu dalam satu perjalanan selama 19

20 mereka berada di Gorontalo dengan tujuan Liburan, urusan Bisnis, namun lebih banyak hanya mengunjungi keluarga yang sudah menetap tinggal di Gorontalo, mereka datang ke Gorontalo dengan keluarga, teman/kerabat bahkan ada juga yang lebih memilih datang sendiri. Setiap wisatawan nusantara yang datang ke Gorontalo yang datang bersama keluarga atau teman memilih tidak menggunakan paket tour karena mereka hanya datang berkunjung ke keluarga yang sudah menetap tingaldi Gorontalo namun ada juga wisatawan yang memilih menggunakan paket tour dalam urusan bisnis seperti akan menghadiri event-event atau konfrensi yang diselenggarakan oleh Gorontalo. Pengeluaran wistawan nusantara yang datang ke Gorontalo berbeda-beda yakni terdiri dari 1-3 juta rupiah bahkan ada yang sampai menggunakan anggaran pengeluaran 6-9 juta rupiah selama tinggal di Gorontalo dan mereka juga mengguanakan akomodasi yang berpariasi yakni akomodasi dari hotel Melati sampai dengan Hotel-hotel yang berbintang yang dipilih untuk dijadikan tempat menginap bagi wisatawan nusantara. Wisatawan nusantara memilih Gorontalo menjadi tempat utama yang akan dikunjungi sebelum mereka melanjutkan perjalan mengunjungi tempat-tempat lain yang diinginkan. Menurut pendapat mereka Gorontalo memiliki potensi kekayaan keindahan alam yang sangat bagus untuk dikembangkan oleh pihak-pihak yang terkait dalam hal ini pihak pemerintah maupun dari pihak swasta yang mengelola obyek-obyek wisata Gorontalo. 20

21 Wisatawan nusantara mengemukakan pendapat tentang hal-hal yang mereka sukai berdasarkan pengalaman mereka datang berkunjung ke Gorontalo yaitu mereka lebih banyak menyukai atraksi wisata alam dibandingkan dengan atraksi wisata lainnya mereka juga lebih menginginkan atraksi wisata yang tenang dari pada atraksi wisata yang bising sesai dengan pertimbangan pengalaman mereka yang datang sudah lebih dari 2 kali untuk mengunjungi Gorontalo. Hal-hal yang paling mereka sukai berdasarkan pengalaman mereka datang berkunjung ke Gorontalo yang menyangkut fasilitas obyek wisata di Gorontalo sebagian memilih menggunakan akomodasi yang sederhana dan murah dan juga ada yang memilih menggunakan akomodasi yang mewah yang sesuai dengan kenyamanan mereka selama tinggal namun ada juga yang menggunakan akomodasi rumah teman/keluarga dan juga mereka lebih memilih menggunakan transportasi tradisional. Wisatawan nusantara mengatakan mereka mendapatkan informasi tentang Gorontalo berasal dari media Internet, Words of Mount, media televisi dan juga berasal dari brosur-brosur. Harapan wisatawan khususnya wistawan nusantara terhadap kondisi pariwisata Gorontalo yang harus lebih diperhatikan adalah kualitas daya tarik yang dimiliki oleh Gorontalo, kualitas fasilitasnya, kualitas pelayanannya, kebersihan lingkungan setiap obyek-obyek wisaya dan juga kualitas akses untuk mencapai suatu obyek wisata ini yang harus lebih diperhatikan oleh pihak pemerintah maupun pihak swasta yang mengelola obyek-obyek wisata sehingga obyek wisata Gorontalo lebih banyak diminati oleh wisatawan baik yang berasal dari mancangera 21

22 maupun nusantara dan juga lebih bisa dikenal oleh semua orang apabila pengembangan pariwisata Gorontalo sudah terarah dengan baik sehingga mereka akan tetap datang berkunjung kembali ke Gorontalo dalam rencana masa depan yang akan datang. 4.3 Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian melalui wawancara dan penyebaran kuisioner, penulis dapat menemukan kajian pembahasan yang berkaitan dengan pengoptimalan data kunjungan wisatawan, preferensi wisatawan, persepsi dan kesan wisatawan terhadap pengembangan pariwisata gorontalo melalui survei passanger exit survey, tetapi dalam penelitian ini penulis juga mengalami beberapa kendala dalam hal pengambilan data seperti pada bagian passasi Bandar Udara Djalaludin penulis susah mendapatkan data awal tentang jumlah kunjungan wisatawan yang datang ke Gorontalo baik yang mancanegara maupun yang nusantara begitu juga dengan Dinas Priwisata sama halnya kurangnya data yang dimiliki oleh mereka. Pembahasan ini dapat diuraikan sebagai berikut : Pengoptimalan data kunjungan wisatawan, preferensi wisatawan, persepsi/kesan wisatawan untuk pengembangan pariwisata gorontalo melalui survei passanger exit survey. Pengembangan pariwisata khusunya Gorontalo masih belum bisa berkembang dengan baik ini dikarenakan pengembangan pariwisata masih belum bisa terarah yang seperti kita ketahui saat ini pengembangan pariwisata belum bisa berkembang 22

23 dikarenakan Gorontalo belum mempunyai sumber data yang akurat yang menyangkut semua profil wisatawan baik nusantara maupun wisatawan mancanegara. Apabila sumber data yang dimiliki oleh pemerintah sudah akurat itu akan membuat titik positif bagi pengembangan kepariwisataan Provinsi Gorontalo pada khususnya. Semua aktifitas perjalanan sekarang di sebut juga dengan berwisata, seperti contoh orang yang akan datang ke Gorontalo untuk tujuan Dinas, ataupun Meeting dan lain sebagainya, pasti juga akan melakukan perjalan ke tempat-tempat wisata pada umumnya. Pengembangan pariwisata Gorontalo memilki korelasi dengan passanger exit survey karena pertanyaan-pertanyaan yang dihasilkan oleh sumber PES sangat penting yang bisa dijadikan sebagai acuan dalam hal ini menyangkut semua profil wisatawan yang dibutuhkan baik mengenai jumlah kunjungan, preferensi, dan persepsi setiap wisatawan yang datang berkunjung ke Gorontalo dan Ini juga bisa menambah nilai positif untuk Provinsi Gorontalo, karena semakin banyak wisatawan atau businessmen lainnya yang berkunjung ke Gorontalo, ini akan menambah pendapatan Provinsi Gorontalo khususnya dalam bidang kepariwisataan. Berdasarkan hasil kuisioner yang telah diisi maka dapat dilihat adanya perbedaan persepsi wisatawan baik nusantara maupun mancanegara terhadap pengembangan pariwisata gorontalo. Wisatawan mancanenegara lebih menyukai wisata yang bersifat alam seperti Taman Laut Olele yang lebih diminati oleh wisatawan mancanegara karena menyediakan fasilitas diving. Dilihat dari kuisioner yang dibagikan 60% wisatawan mancanegara memilih berwisata alam dan 40% menyukai wisata yang bersifat budaya, sejarah, kuliner dan wisata buatan. 23

24 Wisatawan nusantara terbagi atas dua yaitu wisatawan lokal dan wistawan domestik yang mana wisatawan domestik datang ke gorontalo hanya dalam rangka menghadiri kegiatan-kegiata MICE antara lain Konferensi jagung, event-event yang berupa Festival karawo, dan Festival Saronde, dan juga melakukan kegiatan wisata seperti: Sight Seeing, Fotografi dan kegiatan studi wisatawan lokal adalah wisatawan penduduk asli gorontalo yang datang berkunjung dengan tujuan berwisata dengan mengunjungi obyek-obyek wisata hanya semata-mata berwisata saja. Wisatawan yang datang ke Gorontalo akan meningkat bila didukung dengan infrastruktur yang dapat menunjang pembangunan Provinsi Gorontalo pada umumnya dan juga ketersediaan data yang dimiliki oleh Dinas Pariwisata belum akurat ini tidak sesuai dengan kondisi lapangan semua orang sangat sulit medapatkan data yang akurat yang menyangkut tentang bidang pariwisata khususnya Gorontalo sehingga maka harus perlu dilakukan pendataan yakni dengan cara menggunakan survei passanger exit survei ( PES ). Passenger Exit Survei adalah salah satu cara yang dilakukan untuk mendapatkan data wisatawan yang pasti baik wisatawan nusantara maupun mancanegara dengan cara menyebarkan kuisioner pertanyaan ke beberapa tempat yang menjadi pintu masuk bagi wisatawan khususnya pada Bandar Udara Djalaludin Gorontalo untuk mengtahui berapa jumlah wisatawan yamg datang berkunjung ke Gorontalo, apa tujuan mereka dan lama tinggalnya. Kebijakan pembangunan pariwisata diupayakan pengembangan berbagai komponen kepariwisataan., mengingat sektor pariwisata di masa datang akan menjadi 24

25 semakin penting untuk menjadi andalan, yaitu sebagai lokomotif perekonomian. Hal tersebut sejalan dengan prediksi dan analisa World Tourism Organization ( WTO ) yang menegaskan bahwa sektor Pariwisata telah menjadi industri yang prospektif dan kompetitif di abad 21 ini. Fenomena tersebut didasarkan pada kenyataan bahwa kemajuan teknologi serta peningkatan kesejahteraan masyarakat di berbagai wilayah telah mendorong pertumbuhan yang sangat pesat pada angka mobilitas wisatawan internasional dari tahun ke tahun. (Laporan Akhir Passenger Exit Survey 2004, Kemeterian Kebudayaan dan Pariwisata, hal : 2 ). Maka dari itu survei passanger exit survei ( PES ) sangat penting dilakukan guna untuk dijadikan acuan untuk pengembangan pariwisata kedepannya khususunya pariwisata di Gorontalo. 25

BAB I PENDAHULUAN. yang menyebabkan orang-orang semakin memiliki kemampuan untuk berwisata dan

BAB I PENDAHULUAN. yang menyebabkan orang-orang semakin memiliki kemampuan untuk berwisata dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepariwisataan merupakan salah satu industri yang berkembang pesat di Indonesia dan akan terus berkembang dengan perkembangan industrialisasi dan perubahan gaya hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. para wisatawan baik domestik maupun mancanegara untuk berkunjung ke negara Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. para wisatawan baik domestik maupun mancanegara untuk berkunjung ke negara Indonesia. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan sebuah negara yang mempunyai berbagai ragam kebudayaan dan sumber daya alam yang merupakan modal utama untuk meningkatkan taraf hidup bangsa melalui

Lebih terperinci

BAB II DISKIRPSI PERUSAHAAN

BAB II DISKIRPSI PERUSAHAAN BAB II DISKIRPSI PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Objek Wisata Pulau Pari merupakan salah satu kelurahan di kecamatan Kepulauan Seribu Selatan, Kabupaten Kepulauan Seribu, Jakarta. Pulau ini berada di tengah gugusan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pariwisata merupakan industri perdagangan jasa yang memiliki mekanisme pengaturan yang kompleks karena mencakup pengaturan pergerakan wisatawan dari negara asalnya, di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN [TYPE HERE] [TYPE HERE]

BAB I PENDAHULUAN [TYPE HERE] [TYPE HERE] BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sektor andalan dalam memperoleh pendapatan negara dan ikut mendorong pertumbuhan ekonomi pada setiap daerah di Indonesia. Termasuk bagi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Keterangan : * Angka sementara ** Angka sangat sementara Sumber : [BPS] Badan Pusat Statistik (2009)

I. PENDAHULUAN. Keterangan : * Angka sementara ** Angka sangat sementara Sumber : [BPS] Badan Pusat Statistik (2009) I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pariwisata menjadi salah satu kegiatan ekonomi yang penting, dimana dalam perekonomian suatu Negara, apabila dikembangkan secara terencana dan terpadu, peran pariwisata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Usaha pariwisata ini menjadi sektor unggulan dalam pembangunan ekonomi di

BAB I PENDAHULUAN. Usaha pariwisata ini menjadi sektor unggulan dalam pembangunan ekonomi di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata dianggap sebagai salah satu sektor yang berkembang relative pesat pada saat ini, bahkan pariwisata telah menjadi industri terbesar di dunia. Usaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat

BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan salah satu sektor yang diperhatikan dalam kancah npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat dijadikan

Lebih terperinci

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Terbentuknya Provinsi Gorontalo berdasarkan Undang-Undang No. 38 tahun 2000 maka

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Terbentuknya Provinsi Gorontalo berdasarkan Undang-Undang No. 38 tahun 2000 maka BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 3.1 Deskripsi Lokasi Penelitian Terbentuknya Provinsi Gorontalo berdasarkan Undang-Undang No. 38 tahun 2000 maka pada tanggal 16 Februari 2001 merupakan wujud dari

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 18 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pariwisata merupakan bagian yang terintegrasi dalam proses pembangunan nasional dalam rangka mencapai cita cita bangsa indonesia sebagai bangsa yang mandiri,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu fenomena sosial, ekonomi, politik, budaya,

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu fenomena sosial, ekonomi, politik, budaya, 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pariwisata merupakan salah satu fenomena sosial, ekonomi, politik, budaya, dan teknologi, sehingga keadaan ini menjadi sebuah perhatian yang besar dari para

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KOMPONEN PARIWISATA PADA OBYEK-OBYEK WISATA DI BATURADEN SEBAGAI PENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BATURADEN TUGAS AKHIR

PENGEMBANGAN KOMPONEN PARIWISATA PADA OBYEK-OBYEK WISATA DI BATURADEN SEBAGAI PENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BATURADEN TUGAS AKHIR PENGEMBANGAN KOMPONEN PARIWISATA PADA OBYEK-OBYEK WISATA DI BATURADEN SEBAGAI PENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BATURADEN TUGAS AKHIR Oleh : BETHA PATRIA INKANTRIANI L2D 000 402 JURUSAN PERENCANAAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu penelitian ini di laksanakan selama 4 bulan dari bulan Oktober hingga

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu penelitian ini di laksanakan selama 4 bulan dari bulan Oktober hingga BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Waktu Waktu penelitian ini di laksanakan selama 4 bulan dari bulan Oktober hingga Januari 2013. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat

Lebih terperinci

2016 PENGARUH MOTIVASI WISATAWAN LOKALTERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE TAMAN KOTA DI KOTA TANGERANG SELATAN

2016 PENGARUH MOTIVASI WISATAWAN LOKALTERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE TAMAN KOTA DI KOTA TANGERANG SELATAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sektor pariwisata saat ini telah menjadi sektor industri yang sangat besar di dunia. Pertumbuhuan pariwisata saat ini merupakan bentuk nyata dari perjalanan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. berdasarkan Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2000 tertanggal 22 Desember

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. berdasarkan Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2000 tertanggal 22 Desember BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Umum Lokasi Penelitian Gorontalo adalahprovinsiyang ke-32di Indonesia.Sebelumnya, Gorontalo merupakan wilayah Kabupaten di Sulawesi Utara.Provinsi ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sektor pariwisata merupakan sektor penting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sektor pariwisata merupakan sektor penting dalam pembangunan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sektor pariwisata merupakan sektor penting dalam pembangunan perekonomian nasional maupun daerah. Seperti yang dituangkan dalam konsep Masterplan Percepatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sektor yang memiliki peranan yang cukup besar dalam. pembangunan perekonomian nasional adalah sektor pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sektor yang memiliki peranan yang cukup besar dalam. pembangunan perekonomian nasional adalah sektor pariwisata. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu sektor yang memiliki peranan yang cukup besar dalam pembangunan perekonomian nasional adalah sektor pariwisata. Dunia pariwisata Indonesia sempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bali sebagai pusat pengembangan kepariwisataan di Indonesia telah

BAB I PENDAHULUAN. Bali sebagai pusat pengembangan kepariwisataan di Indonesia telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bali sebagai pusat pengembangan kepariwisataan di Indonesia telah mengalami kemajuan yang sangat pesat dibandingkan dengan daerah lainnya di Indonesia. Hal tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh bangsa Indonesia dan tersebar di seluruh penjuru tanah air merupakan modal

BAB I PENDAHULUAN. oleh bangsa Indonesia dan tersebar di seluruh penjuru tanah air merupakan modal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Potensi sumber daya alam hutan serta perairannya berupa flora, fauna dan ekosistem termasuk di dalamnya gejala alam dengan keindahan alam yang dimiliki oleh bangsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. multi dimensional baik fisik, sosial, ekonomi, politik, maupun budaya.

BAB I PENDAHULUAN. multi dimensional baik fisik, sosial, ekonomi, politik, maupun budaya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kekayaan sumber daya alam Indonesia yang memiliki keanekaragaman budaya yang dimiliki oleh setiap daerah merupakan modal penting untuk meningkatkan pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Daya Saing Sektor Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta Menggunakan Metode Shift Share Metode shift share digunakan dalam penelitian ini untuk melihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diberdayakan sebagai Daerah Tujuan Wisata. Menurut World Tourism. Tabel 1.1 Data Kunjungan Wisatawan Ke Asia Pasifik

BAB I PENDAHULUAN. diberdayakan sebagai Daerah Tujuan Wisata. Menurut World Tourism. Tabel 1.1 Data Kunjungan Wisatawan Ke Asia Pasifik 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah Kepulauan Nusantara dengan sebutan untaian zamrud di khatulistiwa, penuh dengan keindahan alam beserta flora dan faunanya, kaya dengan aneka ragam budaya,

Lebih terperinci

IV.C.5. Urusan Pilihan Kepariwisataan

IV.C.5. Urusan Pilihan Kepariwisataan 5. URUSAN KEPARIWISATAAN Pariwisata merupakan salah satu sektor kegiatan ekonomi yang cukup penting dan mempunyai andil yang besar dalam memacu pembangunan. Perkembangan sektor pariwisata akan membawa

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang.

Bab I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. I.1 Latar Belakang. Bab I PENDAHULUAN Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki potensi wisata alam yang melimpah. Terletak di garis khatulistiwa dengan iklim tropis yang mendapat sinar matahari yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mutlak diperlukan guna untuk mencapai hasil yang diinginkan.

BAB I PENDAHULUAN. mutlak diperlukan guna untuk mencapai hasil yang diinginkan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi pada saat ini menjadi bagian yang sangat penting di dalam kehidupan manusia. Hal tersebut didasarkan pada perkembangan jaman menuju arah yang lebih

Lebih terperinci

A. Keadaan Geografis Dan Topografi

A. Keadaan Geografis Dan Topografi BAB II GAMBARAN UMUM PROVINSI GORONTALO Profil Kesehatan Provinsi Gorontalo Provinsi Gorontalo di bentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 38 tahun 2000, maka secara administratif sudah terpisah dari Provinsi

Lebih terperinci

KAPO - KAPO RESORT DI CUBADAK KAWASAN MANDEH KABUPATEN PESISIR SELATAN SUMATRA BARAT BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KAPO - KAPO RESORT DI CUBADAK KAWASAN MANDEH KABUPATEN PESISIR SELATAN SUMATRA BARAT BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN KAPO - KAPO RESORT DI CUBADAK KAWASAN MANDEH Keputusan pemerintah dalam pelaksanaan program Otonomi Daerah memberikan peluang kepada berbagai propinsi di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Negara Indonesia merupakan Negara yang memiliki banyak ragam pariwisata dan budaya yang terbentang dari Sabang sampai Merauke. Mulai dari tempat wisata dan objek wisata

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan olahan data penulis, dengan menggunakan check list maka

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan olahan data penulis, dengan menggunakan check list maka BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.Deskripsi Lokasi Penelitian Berdasarkan olahan data penulis, dengan menggunakan check list maka beberapa informasi yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. menjadi sumber pendapatan bagi beberapa negara di dunia. Pada tahun 2011,

I. PENDAHULUAN. menjadi sumber pendapatan bagi beberapa negara di dunia. Pada tahun 2011, I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri pariwisata saat ini sudah menjadi salah satu primadona dunia dan menjadi sumber pendapatan bagi beberapa negara di dunia. Pada tahun 2011, United Nations World

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. ProvinsiNusa Tenggara Barat yang terletak di sebelah timur Pulau Lombok.

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. ProvinsiNusa Tenggara Barat yang terletak di sebelah timur Pulau Lombok. BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Profil Kabupaten Lombok Timur a. Luas Wilayah Kabupaten Lombok Timur adalah salah satu Daerah Tingkat II di ProvinsiNusa Tenggara

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sektor pembangunan yang saat ini sedang digalakkan oleh pemerintah Indonesia. Berdasarkan Intruksi Presiden nomor 16 tahun 2005 tentang Kebijakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pariwisata telah menjadi salah satu industri terbesar di dunia, dan merupakan andalan utama dalam menghasilkan devisa di berbagai negara. Dengan berkembangnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah Provinsi Bali Tahun 2013-2018 peranan Bali dengan sektor unggulan pariwisata telah memiliki posisi strategis pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Dengan semakin meningkatnya penyelenggaraan pariwisata yang

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Dengan semakin meningkatnya penyelenggaraan pariwisata yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang mengembangkan sektor pariwisata, hal ini dilihat dari pertumbuhan sektor pariwisata yang tumbuh pesat. Dengan semakin meningkatnya

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. di Kabupaten Bangka melalui pendekatan sustainable placemaking, maka

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. di Kabupaten Bangka melalui pendekatan sustainable placemaking, maka BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI V. 1. KESIMPULAN Berdasarkan analisis yang dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempegaruhi pengembangan produk wisata bahari dan konservasi penyu di Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hanisa Aprilia, 2014 Analisis Preferensi Wisatawan Terhadap Pengembangan Atraksi Wisata Di Cipanas Cileungsing

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hanisa Aprilia, 2014 Analisis Preferensi Wisatawan Terhadap Pengembangan Atraksi Wisata Di Cipanas Cileungsing 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan terbesar di dunia yang diapit oleh dua Samudra dan juga dua Benua. Pada bagian barat laut Indonesia berbatasan dengan Benua

Lebih terperinci

BAB V PERSEPSI WISATAWAN TERHADAP SULAMAN KARAWO. kebutuhan para wisatawan selama mereka berwisata. Ketika wisatawan memiliki

BAB V PERSEPSI WISATAWAN TERHADAP SULAMAN KARAWO. kebutuhan para wisatawan selama mereka berwisata. Ketika wisatawan memiliki BAB V PERSEPSI WISATAWAN TERHADAP SULAMAN KARAWO Wisatawan merupakan target dari suatu destinasi wisata. Berbagai fasilitas dan infrastruktur diciptakan untuk menunjang suatu daya tarik wisata demi memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pantai Tanjung Bira terletak di Kecamatan Bonto Bahari, Kabupaten Bulukumba

BAB I PENDAHULUAN. Pantai Tanjung Bira terletak di Kecamatan Bonto Bahari, Kabupaten Bulukumba BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pantai Tanjung Bira terletak di Kecamatan Bonto Bahari, Kabupaten Bulukumba di Sulawesi Selatan, pantai tersebut terletak sekitar 200 km dari ibu kota Sulawesi Selatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. artinya bagi usaha penanganan dan peningkatan kepariwisataan. pariwisata bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. artinya bagi usaha penanganan dan peningkatan kepariwisataan. pariwisata bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangsa Indonesia tidak hanya dikaruniai tanah air yang memiliki keindahan alam yang melimpah, tetapi juga keindahan alam yang mempunyai daya tarik sangat mengagumkan.

Lebih terperinci

RANCANGAN STRATEGI DAN PROGRAM

RANCANGAN STRATEGI DAN PROGRAM 111 VI. RANCANGAN STRATEGI DAN PROGRAM Rancangan strategi pengembangan pariwisata bahari di Kabupaten Natuna merupakan langkah terakhir setelah dilakukan beberapa langkah analisis, seperti analisis internal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wisata utama di Indonesia. Yogyakarta sebagai kota wisata yang berbasis budaya

BAB I PENDAHULUAN. wisata utama di Indonesia. Yogyakarta sebagai kota wisata yang berbasis budaya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan salah satu daerah tujuan wisata utama di Indonesia. Yogyakarta sebagai kota wisata yang berbasis budaya dan dikenal dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari berbagai indikator, seperti sumbangan terhadap pendapatan dan

BAB I PENDAHULUAN. dari berbagai indikator, seperti sumbangan terhadap pendapatan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata sudah diakui sebagai industri terbesar abad ini, dilihat dari berbagai indikator, seperti sumbangan terhadap pendapatan dan penyerapan tenaga kerja.

Lebih terperinci

DINAS PERHUBUNGAN, PARIWISATA, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PROVINSI GORONTALO

DINAS PERHUBUNGAN, PARIWISATA, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PROVINSI GORONTALO DINAS PERHUBUNGAN, PARIWISATA, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PROVINSI GORONTALO 1.TUGAS 2.FUNGSI : SEBAGAI PERANGKAT DAERAH YANG MEMBANTU GUBERNUR DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DI BIDANG PERHUBUNGAN,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara yang menerima kedatangan wisatawan (tourist receiving countries),

BAB I PENDAHULUAN. negara yang menerima kedatangan wisatawan (tourist receiving countries), 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dasawarsa terakhir ini perhatian terhadap pariwisata sudah sangat meluas, mengingat bahwa pariwisata mendatangkan manfaat dan keuntungan bagi negara yang menerima

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Timur. Salah satu obyek wisata yang terkenal sampai mancanegara di

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Timur. Salah satu obyek wisata yang terkenal sampai mancanegara di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nusa Tenggara Timur (NTT) adalah salah satu provinsi yang terletak di Indonesia Timur. Salah satu obyek wisata yang terkenal sampai mancanegara di provinsi ini adalah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. budaya. Upaya-upaya penemuan dan pengembangan potensi-potensi tersebut,

I. PENDAHULUAN. budaya. Upaya-upaya penemuan dan pengembangan potensi-potensi tersebut, 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam menunjang otonomi daerah, pemerintah berupaya untuk menggali dan menemukan berbagai potensi alam yang tersebar diberbagai daerah untuk dikembangkan potensinya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang. Pentingnya sektor pariwisata karena sektor pariwisata ini

BAB I PENDAHULUAN. berkembang. Pentingnya sektor pariwisata karena sektor pariwisata ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pariwisata merupakan salah satu sumber pendapatan yang sangat penting bagi negara-negara diseluruh dunia, baik negara maju maupun negara berkembang. Pentingnya

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kontribusi Pajak Dan Retribusi Sektor Pariwisata Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kontribusi Pajak Dan Retribusi Sektor Pariwisata Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kontribusi Pajak Dan Retribusi Sektor Pariwisata Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Potensi pendapatan asli daerah adalah kekuatan yang ada di suatu daerah untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Liburan menjadi salah satu kebutuhan penting dan gaya hidup baru bagi manusia masa kini yang manfaatnya dapat dirasakan bagi psikologis manusia. Liburan dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satu kemajuan ekonomi suatu negara adalah sektor pariwisata. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. salah satu kemajuan ekonomi suatu negara adalah sektor pariwisata. Berdasarkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan sektor pariwisata terjadi secara global dalam beberapa tahun belakangan ini. Sektor pariwisata menjadi tulang punggung suatu negara, dalam arti salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata Indonesia merupakan salah satu sektor yang mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata Indonesia merupakan salah satu sektor yang mempengaruhi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata Indonesia merupakan salah satu sektor yang mempengaruhi perekonomian masyarakatnya. Tidak heran jika dewasa ini banyak masyarakat bersikap positif untuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Jenis Wisatawan Domestik Asing Jumlah Domestik Asing Jumlah Domestik Asing

I. PENDAHULUAN. Jenis Wisatawan Domestik Asing Jumlah Domestik Asing Jumlah Domestik Asing I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia memiliki keanekaragaman budaya yang berpotensi untuk dijadikan objek pariwisata. Perkembangan industri pariwisata Indonesia terus meningkat dalam beberapa tahun

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KEPARIWISATAAN PROVINSI LAMPUNG

PENGEMBANGAN KEPARIWISATAAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017 PENGEMBANGAN KEPARIWISATAAN PROVINSI LAMPUNG Presentation by : Drs. BUDIHARTO HN. DASAR HUKUM KEPARIWISATAAN Berbagai macam kegiatan yang didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tourism Organization (2005) dalam WTO Tourism 2020 Vision, memperkirakan jumlah kunjungan wisatawan internasional di seluruh dunia

BAB I PENDAHULUAN. Tourism Organization (2005) dalam WTO Tourism 2020 Vision, memperkirakan jumlah kunjungan wisatawan internasional di seluruh dunia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri pariwisata merupakan salah satu industri terbesar dan merupakan sektor jasa dengan tingkat pertumbuhan paling pesat di dunia saat ini. World Tourism

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 63 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Berdasarkan Badan Pusat Statistik (2011) Provinsi Lampung meliputi areal dataran seluas 35.288,35 km 2 termasuk pulau-pulau yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kemajuan dan perkembangan ekonomi Kota Bandar Lampung menunjukkan

I. PENDAHULUAN. Kemajuan dan perkembangan ekonomi Kota Bandar Lampung menunjukkan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Kemajuan dan perkembangan ekonomi Kota Bandar Lampung menunjukkan trend ke arah zona ekonomi sebagai kota metropolitan, kondisi ini adalah sebagai wujud dari

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PARIWISATA DI KABUPATEN MANGGARAI BARAT MELALUI PEMBENTUKAN CLUSTER WISATA TUGAS AKHIR. Oleh: MEISKE SARENG KELANG L2D

PENGEMBANGAN PARIWISATA DI KABUPATEN MANGGARAI BARAT MELALUI PEMBENTUKAN CLUSTER WISATA TUGAS AKHIR. Oleh: MEISKE SARENG KELANG L2D PENGEMBANGAN PARIWISATA DI KABUPATEN MANGGARAI BARAT MELALUI PEMBENTUKAN CLUSTER WISATA TUGAS AKHIR Oleh: MEISKE SARENG KELANG L2D 605 199 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam kurun waktu yang sangat panjang perhatian pembangunan pertanian

I. PENDAHULUAN. Dalam kurun waktu yang sangat panjang perhatian pembangunan pertanian I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam kurun waktu yang sangat panjang perhatian pembangunan pertanian terfokus kepada peningkatan produksi, terutama pada peningkatan produksi tanaman pangan, khususnya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata merupakan bentuk industri pariwisata yang belakangan ini menjadi tujuan dari sebagian kecil masyarakat. Pengembangan industri pariwisata mempunyai peranan penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. internet kita bisa melakukan bisnis secara online, mencari berbagai informasi

BAB I PENDAHULUAN. internet kita bisa melakukan bisnis secara online, mencari berbagai informasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Internet merupakan salah satu bentuk perkembangan dan kemajuan teknologi yang sangat berperan dalam kehidupan manusia terutama dalam menyebarkan berbagai informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata, untuk sebagian negara industri ini merupakan pengatur dari roda

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata, untuk sebagian negara industri ini merupakan pengatur dari roda BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pembangunan suatu negara pada saat ini lebih fokus berorientasi kepada industri non migas seperti industri jasa yang didalamnya termasuk industri pariwisata,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dan kaya akan potensi sumber daya

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dan kaya akan potensi sumber daya I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dan kaya akan potensi sumber daya alam. Dengan demikian, Indonesia memiliki potensi kepariwisataan yang tinggi, baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rapi sehingga dapat menunjang kegiatan pariwisawa. Industri yang bergerak di bidang

BAB I PENDAHULUAN. rapi sehingga dapat menunjang kegiatan pariwisawa. Industri yang bergerak di bidang BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkembangan pariwisata khususnya di Indonesia semakin meningkat pesat. Perkembangan tersebut dapat dilihat dari sarana infrastruktur yang semakin tertata rapi sehingga

Lebih terperinci

DEFINISI- DEFINISI A-1

DEFINISI- DEFINISI A-1 DEFINISI- DEFINISI Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi global. Dari tahun ke tahun, jumlah. kegiatan wisata semakin mengalami peningkatan.

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi global. Dari tahun ke tahun, jumlah. kegiatan wisata semakin mengalami peningkatan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pariwisata merupakan salah satu industri yang memiliki pertumbuhan pembangunan yang cepat. Saat ini sektor pariwisata banyak memberikan kontribusi terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan bagi negara melalui pendapatan devisa negara. Semakin banyak

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan bagi negara melalui pendapatan devisa negara. Semakin banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang menyumbangkan pendapatan bagi negara melalui pendapatan devisa negara. Semakin banyak wisatawan mancanegara yang berkunjung

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. 4.1 Kesimpulan. 1. Sektor yang memiliki keterkaitan ke belakang (backward linkage) tertinggi

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. 4.1 Kesimpulan. 1. Sektor yang memiliki keterkaitan ke belakang (backward linkage) tertinggi BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, sehingga dapat disimpulkan. 1. Sektor yang memiliki keterkaitan ke belakang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. standar hidup serta menstimulasikan sektor-sektor produktif lainnya (Pendit,

BAB I PENDAHULUAN. standar hidup serta menstimulasikan sektor-sektor produktif lainnya (Pendit, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata adalah salah satu jenis industri baru yang mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi dan penyediaan lapangan kerja, peningkatan penghasilan, standar hidup

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bagi pendapatan suatu negara. Pada tahun 2007, menurut World Tourism

I. PENDAHULUAN. bagi pendapatan suatu negara. Pada tahun 2007, menurut World Tourism 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pariwisata merupakan sektor ekonomi yang memiliki perananan penting bagi pendapatan suatu negara. Pada tahun 2007, menurut World Tourism Organization (WTO) sektor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya jumlah wisatawan yang

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya jumlah wisatawan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan industri pariwisata di Indonesia saat ini terbilang sangat pesat. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya jumlah wisatawan yang melakukan perjalanan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki 17.504 pulau besar dan kecil, tiga perempat wilayahnya terdiri atas laut. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. pari dan wisata. Pari berarti banyak,berkali-kali atau berputar-putar, sedangkan

BAB I. Pendahuluan. pari dan wisata. Pari berarti banyak,berkali-kali atau berputar-putar, sedangkan BAB I Pendahuluan 1.1 Latar belakang Pariwisata berasal dari bahasa Sangsakerta, terdiri dari dua suku kata, yatu pari dan wisata. Pari berarti banyak,berkali-kali atau berputar-putar, sedangkan wisata

Lebih terperinci

Welcome to Gorontalo Province

Welcome to Gorontalo Province Welcome to Gorontalo Province Drs. Rusli Habibie, M.AP Governor of Gorontalo DR Drs. Idris Rahim, MM Vice Governor of Gorontalo Pemerintah Provinsi Gorontalo Kementerian Luar Negeri PERTUMBUHAN EKONOMI

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai sumber penerimaan devisa, membuka lapangan kerja sekaligus kesempatan berusaha. Hal ini didukung dengan

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pulau-pulau kecil memiliki potensi pembangunan yang besar karena didukung oleh letaknya yang strategis dari aspek ekonomi, pertahanan dan keamanan serta adanya ekosistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Wilayah pesisir merupakan wilayah peralihan antara ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan di laut yang saling berinteraksi sehingga

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian 1. Letak dan kondisi Geografis a. Batas Administrasi Daerah Secara geografis Kabupaten Magetan terletak pada 7 o 38` 30 LS dan 111

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman kondisi fisik yang tersebar di seluruh Kabupaten, Hal ini menjadikan

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman kondisi fisik yang tersebar di seluruh Kabupaten, Hal ini menjadikan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Propinsi Lampung merupakan wilayah yang memiliki kekayaan alam yang melimpah dan keanekaragaman kondisi fisik yang tersebar di seluruh Kabupaten, Hal ini menjadikan Propinsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjanjikan dalam hal menambah devisa suatu negara. Menurut WTO/UNWTO

BAB I PENDAHULUAN. menjanjikan dalam hal menambah devisa suatu negara. Menurut WTO/UNWTO BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada jaman modern ini pariwisata telah berubah menjadi sebuah industri yang menjanjikan dalam hal menambah devisa suatu negara. Menurut WTO/UNWTO (United Nations World

Lebih terperinci

HOTEL WISATA DI KAWASAN MARITIM KOTA BAU-BAU (DI SEKITAR PANTAI LAKEBA)

HOTEL WISATA DI KAWASAN MARITIM KOTA BAU-BAU (DI SEKITAR PANTAI LAKEBA) Tugas Akhir PERIODE 108 LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR HOTEL WISATA DI KAWASAN MARITIM KOTA BAU-BAU (DI SEKITAR PANTAI LAKEBA) Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata untuk menikmati produk-produk wisata baik itu keindahan alam maupun beraneka ragam kesenian

Lebih terperinci

STUDI KEBUTUHAN PENGEMBANGAN KOMPONEN WISATA DI PULAU RUPAT KABUPATEN BENGKALIS TUGAS AKHIR. Oleh : M. KUDRI L2D

STUDI KEBUTUHAN PENGEMBANGAN KOMPONEN WISATA DI PULAU RUPAT KABUPATEN BENGKALIS TUGAS AKHIR. Oleh : M. KUDRI L2D STUDI KEBUTUHAN PENGEMBANGAN KOMPONEN WISATA DI PULAU RUPAT KABUPATEN BENGKALIS TUGAS AKHIR Oleh : M. KUDRI L2D 304 330 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Jawa Tengah, Cilacap

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Jawa Tengah, Cilacap 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Jawa Tengah, Cilacap merupakan salah satu Daerah Tujuan Wisata dan kawasan pengembangan pariwisata Jawa Tengah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kulinernya banyak orang menyebutkan bahwa Indonesia adalah surga dunia yang

I. PENDAHULUAN. kulinernya banyak orang menyebutkan bahwa Indonesia adalah surga dunia yang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia memiliki beraneka ragam wisata dan budaya yang terbentang dari sabang sampai marauke, mulai dari tempat wisata dan obyek wisata yang kaya akan keindahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupkan salah satu sektor penting dalam pembangunan nasional. Peranan pariwisata di Indonesia sangat dirasakan manfaatnya, karena pembangunan dalam sektor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata sebagai salah satu sumber pendapatan negara dan daerah,

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata sebagai salah satu sumber pendapatan negara dan daerah, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pariwisata sebagai salah satu sumber pendapatan negara dan daerah, pengembangan destinasi baru pariwisata menjadi hal yang perlu diperhatikan oleh daerah-daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata semakin dikembangkan oleh banyak negara karena

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata semakin dikembangkan oleh banyak negara karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pariwisata semakin dikembangkan oleh banyak negara karena memberikan manfaat ekonomi, termasuk Indonesia. Daerah-daerah di Indonesia berlomba mengembangkan

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 53 IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis Selat Rupat merupakan salah satu selat kecil yang terdapat di Selat Malaka dan secara geografis terletak di antara pesisir Kota Dumai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penghasil devisa terbesar di bawah minyak dan gas bumi, batu bara, minyak

BAB I PENDAHULUAN. penghasil devisa terbesar di bawah minyak dan gas bumi, batu bara, minyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pariwisata merupakan sektor yang sangat strategis dan memiliki trend kontribusi positif terhadap pendapatan domestik bruto (PDB) Indonesia. Menurut data BPS,

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN Kondisi Wilayah Letak Geografis dan Wilayah Administrasi Wilayah Joglosemar terdiri dari kota Kota Yogyakarta, Kota Surakarta dan Kota Semarang. Secara geografis ketiga

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi 69 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi Lampung yang letak daerahnya hampir dekat dengan daerah sumatra selatan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara negara di Asia Tenggara yang dilintasi garis khatulistiwa

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara negara di Asia Tenggara yang dilintasi garis khatulistiwa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara negara di Asia Tenggara yang dilintasi garis khatulistiwa dan berada di antara dua benua Asia dan Autralia serta antara Samudera Pasifik dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri Pariwisata merupakan sektor terpenting dalam suatu negara karena dapat

BAB I PENDAHULUAN. Industri Pariwisata merupakan sektor terpenting dalam suatu negara karena dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri Pariwisata merupakan sektor terpenting dalam suatu negara karena dapat meningkatkan perekonomian suatu negara. World Tourism Organization (WTO)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makanan di luar rumah. Kegiatan makan di luar rumah bersama teman dan keluarga

BAB I PENDAHULUAN. makanan di luar rumah. Kegiatan makan di luar rumah bersama teman dan keluarga BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu kegiatan menarik bagi sebagian orang adalah mencoba berbagai makanan di luar rumah. Kegiatan makan di luar rumah bersama teman dan keluarga merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor Pariwisata merupakan salah satu sektor penting di Dunia saat ini. Setiap negara serius dalam pengelolaan Pariwisata, karena hal tersebut dapat memberikan dampak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewan Perjalanan dan Wisata Dunia (World Travel and Tourism Council) angka

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewan Perjalanan dan Wisata Dunia (World Travel and Tourism Council) angka BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perjalananan wisatawan dunia mencapai 1 miliar pada tahun 2012. Menurut Dewan Perjalanan dan Wisata Dunia (World Travel and Tourism Council) angka tersebut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pariwisata merupakan suatu sektor yang sangat penting bagi suatu Negara. Karena sektor pariwisata merupakan sektor yang menguntungkan banyak pihak. Dengan berkembangnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemandangan alam seperti pantai, danau, laut, gunung, sungai, air terjun, gua,

BAB I PENDAHULUAN. pemandangan alam seperti pantai, danau, laut, gunung, sungai, air terjun, gua, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia terdiri dari pulau-pulau dan beragam suku dengan adat dan istiadat yang berbeda, serta memiliki banyak sumber daya alam yang berupa pemandangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia pada saat ini sedang menggencarkan industri pariwisata sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia pada saat ini sedang menggencarkan industri pariwisata sebagai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia pada saat ini sedang menggencarkan industri pariwisata sebagai salah satu sektor terbesar penghasil devisa negara pengganti minyak bumi dan gas. Indonesia

Lebih terperinci