GAMBARAN RESILIENSI SISWA SMA YANG BERESIKO PUTUS SEKOLAH DI MASYARAKAT PESISIR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "GAMBARAN RESILIENSI SISWA SMA YANG BERESIKO PUTUS SEKOLAH DI MASYARAKAT PESISIR"

Transkripsi

1 GAMBARAN RESILIENSI SISWA SMA YANG BERESIKO PUTUS SEKOLAH DI MASYARAKAT PESISIR Ahmad Junaedi Salim Pulungan 1 dan Tarmidi 2 PS Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara Jl. Dr Mansyur No. 7 Padang Bulan Medan 2 bro.midi@gmail.com Abstrak Penelitian ini mengkaji resiliensi siswa SMA yang beresiko putus sekolah di masyarakat pesisir. Hasil menunjukkan bahwa resiliensi siswa SMA yang beresiko putus sekolah di masyarakat pesisir secara umum tergolong sedang sampai tinggi. Penelitian kuantitatif deskriptif ini mendeskripsikan nilai mean, standar deviasi, skor minimum dan skor maksimum dari tujuh aspek yang membentuk resiliensi yaitu: Emotion regulation, Impuls control, Optimism, Causal analysis, Emphaty, Self-efficacy dan Reaching out pada siswa SMA yang beresiko putus sekolah di masyarakat pesisir. Kata Kunci: Resiliensi, Siswa SMA, Masyarakat pesisir Abstract The present study examines the resilience of high school drop out risk in coastal community. The results showed that resilience of high school drop out risk in the coastal community is moderate to high level. This study descriptive quantitative research looking for the mean value, standard deviation, as well as minimum and maximum score are seven aspects that form resilience: Emotion regulation, Impuls control, Optimism, Causal analysis, Emphaty, Self-efficacy and Reaching out of high school drop out risk in coastal community. Keywords: Resilience, High School Students, Coastal Communities Resiliensi secara umum didefinisikan sebagai kemampuan beradaptasi terhadap situasi-situasi yang sulit dalam kehidupan (Reivich & Shatte, 2002). Individu dianggap sebagai seseorang yang memiliki resiliensi jika mereka mampu untuk secara cepat kembali kepada kondisi sebelum trauma dan terlihat kebal dari berbagai peristiwaperistiwa kehidupan yang negatif (Reivich & Shatte, 2002). Di dalam penelitian ini, kami berasumsi bahwa tingkat fleksibilitas yang membuat siswa berhasil dalam akademis walaupun mereka berada pada kondisi yang sulit, sehingga ia mampu untuk bertahan, bangkit dan menyesuaikan dengan kondisi sulit, ini yang disebut dengan resiliensi. Sehubungan dengan asumsi ini, kami mencoba untuk melihat gambaran resiliensi siswa SMA yang beresiko putus sekolah di masyarakat pesisir. Melalui penelitian deskriptif ini, kami berharap untuk memberikan gambaran ilmiah tentang resiliensi siswa SMA yang beresiko putus sekolah di masyarakat pesisir. Banyak siswa yang mengalami putus sekolah berasal dari anak nelayan yang tinggal di daerah pesisir pantai. Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan, merupakan salah satu daerah pesisir pantai yang ada di Medan. Berdasarkan data laporan bulanan kepala lingkungan Mutas Mutandis kependudukan di Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan selama bulan Mei tahun 2011, penduduk yang berusia tahun pada lingkungan 2, 4 dan 7 sebesar 487 orang, sedangkan siswa yang bersekolah pada usia tersebut atau jenjang SLTA sebanyak 193 orang. Dengan demikian tingkat capaian kinerja angka partisipasi murni (APM) SLTA di Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan hanya sebesar 39,6%. Siswa yang beresiko putus sekolah tidak terlepas dari kemiskinan yang melingkupi masyarakat 47

2 pesisir (Sulistyowati, 2003). Namun ditengah kemiskinan dan kesulitan tersebut, masih ada siswa yang tetap melanjutkan sekolah. Hal ini dapat dilihat selama bulan Mei tahun 2011, penduduk yang berusia tahun berjumlah kurang lebih orang, sedangkan penduduk yang bersekolah SMA pada usia tersebut hannya sekitar 500 orang saja. Siswa yang tetap melanjutkan sekolah tersebut menyadari bahwa akan pentingnya pendidikan untuk masa depan mereka nanti (Prasodjo, 2005). Berdasarkan fenomena yang terjadi yaitu banyaknya anak nelayan yang putus sekolah dan beresiko putus sekolah, tetapi tetap masih ada anak nelayan yang bertahan untuk meneruskan pendidikanya hingga ke jenjang sekolah menengah atas (SMA), maka kami tertarik ingin mengamati kondisi ini dengan melihat lebih jauh resiliensi siswa ini berada dalam kondisi yang sulit (terutama kemiskinan) yang dapat mencegah kebanyakan anak dari latar belakang yang sama untuk tetap bersekolah. Masyarakat nelayan dan beresiko putus sekolah Banyak siswa yang beresiko putus sekolah berasal dari daerah pesisir. Siswa yang beresiko putus sekolah, merupakan efek dari kemiskinan yang dialami pada masyarakat pesisir (Sulistyowati, 2003). Masyarakat pesisir adalah sekelompok orang atau komunitas yang tinggal di daerah pesisir yang sumber kehidupan perekonomiannya secara langsung bergantung pada pemanfaatan sumberdaya laut dan pesisir. Dari segi mata pencaharian masyarakat pesisir terdiri dari nelayan, buruh nelayan, pembudidaya ikan, pedagang ikan, pengolah ikan dan orang-orang yang bekerja pada sarana produksi perikanan (Muhadjirin, 2009). Pada umumnya, mereka mempunyai ciri yang sama yaitu berpendidikan yang rendah. Hal ini terjadi karena pekerjaan sebagai nelayan merupakan pekerjaan kasar yang lebih banyak mengandalkan otot dan pengalaman, oleh karena itu setinggi apa pun tingkat pendidikan masyarakat pesisir tidak akan mempengaruhi kemahiran mereka dalam melaut (Sudarso, 2005). Dengan penghasilan yang selalu tergantung pada kondisi alam, membuat mereka sulit untuk merubah kehidupannya menjadi lebih baik. Kondisi tersebut yang menyebabkan rendahnya kemampuan dan keterampilan mereka, sehingga membuat mereka tetap hidup dalam kemiskinan (Winengan, 2007). Hampir setiap tahun jumlah anakanak nelayan yang putus sekolah di seluruh wilayah Indonesia mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut terjadi karena terus memburuknya kemiskinan keluarga mereka. Memburuknya kemiskinan nelayan tersebut terjadi seiring dengan terus menurunnya pendapatan melaut mereka (Suhana, 2006). Kemiskinan ini membuat mereka kesulitan untuk menyekolahkan anak-anaknya. Anak-anak mereka harus menerima kenyataan untuk mengenyam tingkat pendidikan yang rendah, karena ketidakmampuan ekonomi orang tuanya. Hal ini membuat anak-anak nelayan ini sulit membebaskan diri dari profesi nelayan, biasanya mereka turun-temurun adalah nelayan (Mubyarto, 1989). Anakanak dituntut untuk ikut mencari nafkah, menanggung beban kehidupan rumah tangga, dan mengurangi beban tanggung jawab orangtuannya (Fathul, 2002). Oleh karena itu, sebagian besar anak nelayan harus tetap bekerja sebagai nelayan untuk menambah pendapatan keluarga daripada bersekolah dan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi (Mulyadi, 2005). Fenomena keseharian masyarakat pesisir baik anak pria atau wanita mulai sejak kecil sudah terlibat dalam proses pekerjaan nelayan, mulai dari persiapan orangtua untuk ke laut sampai dengan menjual hasil tangkapan. Hal ini tentunya berdampak kepada keberlangsungan pendidikan anak-anak nelayan (Pengemanan, 2002). Pada umumnya 48

3 rumah tangga di masyarakat pesisir kurang memiliki perencanaan yang matang untuk pendidikan anak-anaknya. Pendidikan untuk sebagian besar keluarga di masyarakat pesisir masih belum menjadi suatu kebutuhan yang penting didalam keluarga. Dapat dikatakan bahwa antusias terhadap pendidikan di masyarakat pesisir relatif masih rendah (Anggraini, 2000). Resiliensi dan pilihan melanjutkan sekolah Sebagian siswa tetap melanjutkan sekolah hingga jenjang SMA atau berhasil dalam akademis walaupun mereka berada pada kondisi yang sulit, mereka tetap yakin bahwa mereka mampu untuk bertahan dan bangkit dari kondisi tersebut. Kemampuan yang membuat mereka bertahan lalu tetap melanjutkan sekolah dan menyesuaikan dengan kondisi sulit, disebut dengan resiliensi (Reivich & Shatte, 2002). Resiliensi secara umum didefinisikan sebagai kemampuan beradaptasi terhadap situasi-situasi yang sulit dalam kehidupan (Reivich & Shatte, 2002). Individu dianggap sebagai seseorang yang memiliki resiliensi jika mereka mampu untuk secara cepat kembali kepada kondisi sebelum trauma dan terlihat kebal dari berbagai peristiwaperistiwa kehidupan yang negatif (Reivich & Shatte, 2002). Reivich & Shatte (2002) mengungkapkan beberapa kemampuan yang menyumbang pada resiliensi individu yaitu: Emotion regulation, Impuls control, Optimism, Causal analysis, Emphaty, Selfefficacy dan Reaching out. Penelitian ilmiah yang telah dilakukan lebih dari 50 tahun, telah membuktikan bahwa resiliensi adalah kunci dari kesuksesan kerja dan kepuasan hidup (Reivich & Shatte, 2002). Resiliensi yang dimiliki oleh seorang individu, mempengaruhi kinerja individu tersebut baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat, memiliki efek terhadap kesehatan individu tersebut secara fisik maupun mental, serta menentukan keberhasilan individu tersebut dalam berhubungan dan berinteraksi dengan lingkungannya. Semua hal tersebut adalah faktor-faktor dasar dari tercapainya kebahagiaan dan kesuksesan hidup seseorang (Reivich & Shatte, 2002). Dalam penelitian yang dilakukan oleh Morales (2008) resiliensi dapat dilihat sebagai proses dan hasil. Bobey (1999) mengatakan bahwa orang-orang yang disebut sebagai individu yang resilien, adalah mereka yang dapat bangkit, berdiri diatas penderitaan, dan memperbaiki kekecewaan yang dihadapinya. Kapasitas resiliensi ini ada pada setiap orang. Artinya kita semua lahir dengan kemampuan untuk dapat bertahan dari penderitaan, kekecewaan, atau tantangan. Resiliensi dapat terlihat dengan jelas apabila seseorang berada pada tantangan atau masalah. Semakin seseorang berhadapan dengan banyak tantangan dan hambatan, maka akan semakin terlihat apakah ia telah berhasil mengembangkan karakteristik resiliensi dalam dirinya atau tidak (Bobey, 1999). Dalam bidang pendidikan, resiliensi bisa disebut sebagai resiliensi edukasi, resiliensi akademik atau siswa yang memiliki resiliensi yang baik disebut sebagai siswa resilien. Siswa resilien adalah siswa yang berhasil di sekolah meskipun adanya kondisi yang kurang menguntungkan (Waxman et al., 2003). Resiliensi dalam bidang akademis dapat diartikan sebagai kemampuan seorang siswa untuk sukses di bidang akademik meskipun ia berada dalam kondisi yang membuatnya sulit untuk berhasil (Benard, 1991 & Wang et al., 1997 dalam Bryan, 2005). Kondisi atau lingkungan yang kurang mendukung tersebut bisa berupa kemiskinan, kondisi sekolah yang serba kekurangan, maupun kondisi keluarga yang kurang baik. Secara spesifik resiliensi akademik dipahami sebagai proses dan hasil yang menjadi bagian dari cerita hidup seorang individu yang meraih kesuksesan akademik, meskipun ia mengalami banyak rintangan yang dapat mencegah 49

4 kebanyakan orang dari latar belakang yang sama untuk meraih kesuksesan (Morales & Trotman, 2004). Selain faktor internal atau yang berasal dari siswa itu sendiri, ternyata faktor eksternal seperti sekolah, keluarga, komunitas dan masyarakat dimana siswa itu berada juga turut berperan dalam menciptakan siswa yang resilien. Penelitian yang dilakukan Bryan (2005) mengenai resiliensi dan prestasi akademik di sekolah pedesaan melalui sekolah, keluarga, dan komunitas, menunjukkan hubungan antara sekolah, keluarga dan komunitas bisa menciptakan kesempatan yang baik mengembangkan resiliensi siswa. Hal ini karena ketiga kemampuan tersebut dapat membantu menghilangkan stresor, batasan maupun rintangan dalam mencapai prestasi akademik (Bryan, 2005). Karakteristik sekolah yang dapat meningkatkan resiliensi siswanya adalah model komunitas atau lingkungan sekolah yang mendukung, termasuk elemenelemen yang secara aktif melindungi anakanak dari kesulitan. Intinya adalah sekolah bisa menciptakan suasana yang harmonis agar siswanya merasa tidak berbeda dari kaum mayoritas (Borman & Rachuba, 2001). Dengan kata lain, sekolah menggunakan cara untuk membuat lingkungan belajar yang positif, dimana kompetensi akademik dan perilaku siswa didukung, responsif terhadap kebutuhan siswa yang mengarah kepada pencapaian akademik, dan mengurangi masalah perilaku (Close & Solberg, 2007). Penelitian ini Meskipun sudah banyak penelitian yang mengambarkan resiliensi dengan berbagai konteks, sepengetahuan kami, jarang sekali ada penelitian, khususnya di Indonesia yang meneliti gambaran resiliensi di masyarakat pesisir. Dengan demikian, di dalam penelitian deskriptif ini, kami mencoba untuk mengambarkan resiliensi tersebut. Secara spesifik, kami memfokuskan penelitian ini pada resiliensi dalam konteks siswa SMA yang beresiko putus sekolah di masyarakat pesisir. Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya, yang secara konsisten menunjukkan bahwa resiliensi yang dimiliki oleh seorang individu, mempengaruhi kinerja individu tersebut baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat, kami mendeskripsikan bahwa tingkat resiliensi yang dimiliki siswa akan berkontribusi terhadap kesehatan siswa tersebut secara fisik maupun mental, serta menentukan keberhasilan siswa tersebut dalam lingkungan sekolah dan berinteraksi dengan lingkungannya. Metode Partisipan Partisipan ini terdiri dari 150 siswa SMA yang berdomisili di Kelurahan Bagan Deli, Kecamatan Medan Belawan, dengan spesifikasi jumlah laki-laki 36 siswa dan perempuan 114 siswa, berusia antara 14 sampai 19 tahun. Partisipan kami pilih dengan purposive sampling. Mereka berpartisipasi secara sukarela dengan pemberian reward. Prosedur dan alat ukur Untuk keperluan penelitian ini, kami mengunakan skala untuk mengukur variabel-variabel penelitian. Resiliensi kami ukur dengan skala yang kami konstruksi berdasarkan resiliensi Reivich & Shatte (2002). Skala resiliensi ini sudah mencakup 7 aspek resiliensi, yaitu Emotion Regulation (2 aitem), Impulse Control (7 aitem), Optimisme (7 aitem), Causal Analysis (3 aitem), Emphati (6 aitem), Self-efficacy (7 aitem), dan Reach Out (4 aitem). Gabungan dari ketujuh aspek resiliensi ini membentuk satu skala resiliensi (e.g., Saya yakin akan sukses di masa yang akan datang, Ketika ada masalah yang muncul, saya memiliki berbagai macam solusi untuk menyelesaikannya ; 36 aitem; α =.712; corrected item-to-total correlation = sampai.473). Analisa data pada penelitian ini menggunakan analisis deskriptif, 50

5 dengan menghitung frekuensi, nilai maksimum, nilai minimum, range, standard deviasi (σ), serta mean (µ) untuk masing-masing aspek dari resiliensi. Selain menggunakan professional judgment, dalam penelitian ini validitas isi diuji dengan menggunakan analisis faktor untuk menganalisis tujuh aspek resiliensi Reivich & Shatte (2002) dengan nilai MSA dan KMO sebesar Untuk keperluan skoring, kami menggunakan model distribusi normal. Hasil Deskriptif dan normalitas Dalam analisis, respon-respon setiap partisipan pada setiap aitem pada setiap skala pengukuran (Resiliensi) kami reratakan sehingga menciptakan rentang skor antara 1 sampai dengan 5, senada dengan skala Likert yang kami gunakan dalam pengukuran. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan One Sample Kolmogorov-Smirnov, dengan nilai Z sebesar 0,839 dan nilai signifikansi (p) sebesar 0,482. Karena nilai p >.05, data dalam penelitian ini terdistribusi secara normal. Dengan demikian, subjek penelitian dapat dikategorikan ke dalam tiga kategori berdasarkan model distribusi normal, yaitu resiliensi tinggi, resiliensi sedang, dan resiliensi rendah. Sebelum dipaparkan cara pengkategorian subjek ke dalam kelompok subjek yang memiliki resiliensi tinggi, sedang, dan rendah, berikut ini akan disajikan deskripsi umum skor resiliensi siswa. Data ini penting dalam pengolahan data untuk mengkategorikan subjek ke dalam tiga kelompok subjek yang dimaksudkan. Deskripsi umum skor maksimum, minimum, mean, dan standar deviasi resiliensi siswa dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1 Deskripsi Umum Skor Maksimum, Minimum, Mean, dan Standar Deviasi Skor Resiliensi Variabel N Min MaksMeanStandard Deviasi Resiliensi Kemudian siswa dikatakan memiliki resiliensi tinggi, sedang atau rendah berdasarkan masing-masing aspek dari resiliensi, berdasarkan klasifikasi tinggi dan rendah dari mean dan standard deviasi yang dibuat dalam tiga rentang, berdasarkan model distribusi normal, yaitu kategori rendah, kategori sedang, dan kategori tinggi. Tabel 2 Penggolongan Resiliensi Siswa SMA yang Beresiko Putus Sekolah di Masyarakat Pesisir Berdasarkan Skor Skala Resiliensi Varia bel Resili ensi Rent ang Skor X < X < 132 Katego risasi Freku ensi (N) Perse ntase Rendah - - Sedang ,7 % X Tinggi 50 33,3 % 132 Jumlah % Dari tabel 2 dapat dilihat bahwa mayoritas siswa memiliki kemampuan resiliensi yang tergolong sedang yaitu sebanyak 100 orang (66,7%) sedangkan kemampuan resiliensi yang tergolong tinggi sebanyak 50 orang (33,3%) dan tidak ada siswa yang tergolong kedalam kemampuan resiliensi rendah. Gambaran resiliensi siswa dapat dilihat berdasakan tujuh aspek resiliensi. Karena tidak ada siswa yang tergolong kedalam kemampuan resiliensi rendah, berikut grafik penggolongan siswa yang tergolong kedalam kemampuan resiliensi sedang dan tinggi. 51

6 PREDICARA Volume.1 Nomor. 2 Desember Grafik 1 Penggolongan resiliensi siswa berdasarkan aspek-aspek resiliensi sedang Resiliensi Sedang Grafik 2 Penggolongan resiliensi siswa berdasarkan aspek-aspek resiliensi tinggi 0 Resiliensi Tinggi Emotion Regulation Impilse Control Optimisme Causal Analysis Emotion Regulation Impilse Control Optimisme Causal Analysis Diskusi Di dalam penelitian ini, kami melihat gambaran resiliensi siswa beresiko putus sekolah di SMA yang masyarakat pesisir. Hasil penelitian ini menunjukkan secara umum siswa memilikii kemampuan resiliensi yang tergolong sedang sampai dengan kemampuan resiliensi yang tergolong tinggi. Dalam penelitian ini tidak ada subjek yang memiliki kemampuan resiliensi yang tergolong rendah. Artinya, mereka memiliki resiliensi yang tergolong sedang sampai tinggi. Dengan demikian, penelitian ini mendemonstrasikan bagaimana resiliensi yang dimiliki siswa SMA yang beresiko putus sekolah di masyarakat pesisir merupakan hal yang sangat penting, agar siswa mampu mengatasi kesulitan yang dihadapi dalam hidupnya untuk melanjutkan pendidikan. Sesuai dengan penelitian-penelitian sebelumnya, penelitiann ini menunjukkan bagaimana resiliensi dapat bermanfaat bagi individu yang sedang menghadapi tekanan dalam menjalani hidupnya (e.g., Block dalam Klohnen, 1996; Rutter & Garmezy dalam Klohnen, 1996; Liquanti, 1992; Reivich & Shatte, 2002). Secara khusus, penelitian ini mendukung hasil-hasil penelitian sebelumnya tentang bagaimana resiliensi berperan penting bagi siswa dalam menghadapi berbagai tantangan hidup, untuk berhasil di sekolah meskipun ia berada dalam kondisii yang membuatnya sulit untuk berhasil (e.g., Bryan, 2005; Waxman et al., 2003; Morales & Trotman, 2004; Benard, 1991 & Wang et al., 1997 dalam Bryan, 2005; Prasodjo, 2005; Borman & Rachuba, 2001; Close & Solberg, 2007). Namun demikian, penelitian ini dapat dikatakan cukup unik karena objek eksplorasi berfokus pada bagaimana resiliensi yang dimiliki siswa SMA yang beresiko putus sekolah di masyarakat pesisir. Dari berbagai permasalahan kehidupan (Risk factor) yang ada di masyarakat pesisir yaitu sebagian besar merupakan nelayan tradisional dengan penghasilan pas-pasan, tergolong keluarga miskin, kondisi keluargaa yang kurang baik, sebagian besar penduduknya memiliki tingkat pendidikan yang rendah dan kondisi sekolah yang serba kekurangan, tentunya hal ini berdampak pada pendidikan yang rendah untuk anakmenyebabkan anaknya sehingga banyaknya anak yang beresiko putus sekolah hingga akhirnya terpaksa putus sekolah. Hasil dari beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa kegagalan di sekolah menengah, terjadi karena siswa yang berasal dari sosial ekonomi rendah (Balfanz & Legters, 2004). Selain masalah kemiskinan, terdapat masalah lain didalam masyarakat pesisir yaitu antusias terhadap pendidikan di masyarakat pesisir relatif masih relatif rendah (Anggraini, 2000). 52

7 Pandangan terhadap penting atau tidaknya pendidikan menjadi penyebab terjadinya putus sekolah. Ditengah kemiskinan dan kesulitan tersebut, tetap ada siswa yang meneruskan sekolah hingga SMA di masyarakat peisir. Mereka tetap yakin bahwa mereka mampu untuk bertahan dan bangkit dari kondisi tersebut. Hal ini terjadi karena adanya (Protective factors) yaitu minat, motivasi, harapan, dan persepsi siswa tentang sekolah tinggi, lalu persepsi orangtua tentang pendidikan yang tinggi dan bantuan dari pihak sekolah. Grotberg (1995) mengemukakan sumber-sumber resiliensi, salah satunya adalah I Have. I Have merupakan dukungan eksternal dan sumber dalam meningkatkan resiliensi. Salah satu sumbernya adalah Trusting relationships yaitu orangtua, anggota keluarga lainnya, guru, dan teman-teman yang mengasihi dan menerima anak tersebut. Dengan adanya hubungan antara sekolah, keluarga dan komunitas, bisa menciptakan kesempatan yang baik untuk menciptakan siswa yang resilien, dengan seperti itu siswa dapat menghilangkan stressor, batasan maupun rintangan dalam mencapai prestasi akademiknya (Bryan, 2005). Hubungan antara Risk factor dengan Protektive factor itulah yang menciptakan resiliensi. Resiliensi adalah kemampuan siswa untuk mampu bertahan dan tidak mengalah dalam situasi tertekanan, sehingga terhindar dari kegagalan di sekolah dan mampu untuk beradaptasi terhadap kejadian yang berat atau masalah yang terjadi dalam kehidupannya. Dengan adanya resiliensi telah membuat siswa bisa sekolah dan tetap meneruskan sekolah hingga SMA. Oleh karena itu sesuai dengan hasil penelitian ini yang menunjukkan bahwa secara umum siswa memiliki kemampuan resiliensi yang tergolong sedang sampai dengan kemampuan resiliensi yang tergolong tinggi dan tidak ada subjek yang memiliki kemampuan resiliensi yang tergolong rendah. Selanjutnya, kami menyadari berbagai kekurangan dari penelitian ini. Pertama, penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif kuantitatif, di mana kami mengukur resiliensi siswa SMA yang beresiko putus sekolah di masyarakat pesisir. Dengan metodologi seperti ini, kami kurang memiliki jumlah data statistik yang jelas tentang jumlah siswa SMA yang beresiko putus sekolah dan putus sekolah di masyarakat pesisir, baik secara nasional dan perdesa-desa sehingga kurang diperoleh data yang cukup komprehensif. Dengan demikian, akan sangat menarik di penelitian selanjutnya untuk melihat bagaimana resiliensi siswa SMA yang beresiko putus sekolah di masyarakat pesisir, apabila datanya lengkap disetiap daerah pesisir yang ada di Indonesia. Kedua, pengambilan data dalam penelitian ini kami menggunakan skala resiliensi umum (Reivich & Shatte, 2002) yang telah di adopsi kedalam bahasa Indonesia, sehingga diperoleh hasil yang sangat luas mengenai hal-hal yang berkaitan dengan resiliensi pada siswa SMA yang beresiko putus sekolah di masyarakat pesisir. Akan lebih baik lagi untuk penelitian selanjutnya jika menggunakan skala yang khusus menugkur resiliensi akademik. Selain itu penerjemahan dari bahasa Ingris ke bahasa Indonesia harus disesuaikan dengan budaya, situasi, kebiasaan, norma-norma dan perilaku di negara Indonesia, agar hasil yang diperoleh sudah lebih terfokus pada resiliensi akademik siswa SMA yang beresiko putus sekolah di masyarakat pesisir di negara Indonesia. Ketiga, dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif deskriptif, sehingga terdapat beberapa data yang missing yang tidak dapat diungkapkan dengan menggunakan jenis ini. Akan sangat menarik untuk penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan jenis penelitian kualitatif terhadap subjek penelitian, guna memperoleh gambaran resiliensi siswa SMA yang beresiko putus 53

8 sekolah di masyarakat pesisir yang lebih komperhensif. Terakhir, sebagai implikasi praktis, kami ingin mengajak bagi pihak yang terkait dan kepada siswa SMA yang beresiko putus sekolah di masyarakat pesisir, dengan cara-cara seperti berikut: 1. Pemerintah setempat diharapkan dapat memberikan bantuan pendidikan yang besar, agar bisa membantu pihak sekolah setempat untuk dapat menerima siswa-siswa SMA di masyarakat pesisir yang lebih banyak lagi dan mempertahankan para siswa agar tidak beresiko putus sekolah. 2. Resiliensi sangat penting bagi kemajuan diri siswa dibidang akademik. Dengan adanya resiliensi maka siswa dapat bertahan dalam menempuh pendidikannya. DAFTAR PUSTAKA Alifianto, A. (2008). Kuliah Kerja Nyata Wajib Belajar 9 Tahun. Tanggal akses 06 Maret Al-Husaini, A. H. (2003). Pendidikan Anak Menurut Islam (Terjemahan Abdullah Mahadi), cet.i, Bandung: Sinar baru Al-Gensiondo. Anggraini, E. (2000). Menyelamatkan Generasi Nelayan. Tanggal akses 06 Maret Audiyahira, J. (2010). 13 Juta Anak Terancam Putus Sekolah. d/2010/08/04/159874/88/14/13-juta- Anak-Terancam-Putus-Sekolah. Tanggal akses 25 Maret Harahap, A.H. (1981). Bina Remaja. Medan: Yayasan Bina Pembangunan Indonesia. Axford, K., M. (2007). Attachment, Affect Regulation, and Resilience in Undergraduate Students. Dissertation, Walden University, hlm. 63. Azwar, S. (1999). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.. (1999). Penyusunan skala psikologi (edisi 1). Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.. (2001). Methodology Research. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.. (2005). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Belajar.. (2007). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Baharuddin, M. (1982). Putus Sekolah dan Masalah Penanggulangannya, Jakarta: Yayasan Kesejahteraan Keluarga Pemuda 66. Balfanz, B., Legters, N. (2004). Locating the dropout crisis: Which high schools produce the nation s dropouts? Where are they located? Who attends them?. Center for Research on the Education of Students Placed At Risk, Baltimore, MD: Johns Hopkins University. Bandura, Albert. (1997). Self Efficacy: The Exercise of Control. New York: W.H Freeman and Company. Benard, B. (1991). Fostering resiliency in kids: Protective factors in the family, school, and community. Portland, OR: Northwest Regional Educational Laboratory. (ERIC Document Reproduction Service No. ED335781). Bobey, Mary. (1999). Resilience : The ability to Bounce Back from Adversity. American Academy of Pediatric. Available Bryan, J. A. (2005). Fostering Educational Resilience and Achievement in Urban Schools Through School- Family-Community Partnerships. Professional School Counseling. 8:3. Brown, J. H., D'Emidio-Caston, M., & Benard, B. (2001). Resilience 54

9 education. U.S.; California: Corwin Press. Close, W. & Solberg, S. (2007). Predicting achievement, distress and retention among lower-income Latino youth. Journal of Vocational Behavior, 72, pp Coulson, R. (2006). Resilience and Self- Talk in University Students. Thesis University of Calgary, hlm. 5. Dahuri, R. (2001). Pengelolaan Sumber Daya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. PT. Pradnya Paramitha, Jakarta. Dahuri, R. (2004). Membangun Indonesia yang Maju, Makmur dan Mandiri Melalui Pembangunan Maritim. Makalah disampaikan pada Temu Nasional Visi dan Misi Maritim Indonesia dari Sudut Pandang Politik, Jakarta, 18 Februari Daftar Tabel Data Pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) Tahun 2009/2010. Daradjat, Z. (1975). Pendidikan Rumah Tangga Dalam Pembinaan Mental. Jakarta: Bulan Bintang. Davis, N. J. (1999). Subtance Abuse and Mental Health Services Administration Center for Mental Health Services Division of Program Development, Special Populations & Projects Special Programs Development Branch (301), pp Status of Research and Research-based Programs. HYPERLINK. olviolence/. Tanggal akses 20 Febuari Fakhrudin, A. & Yulianto. G. (2008). Karakteristik sosial ekonomi masyarakat. Pesisir. 8/04/26/karakteristik-sosialekonomimasyarakat-pesisir/. Tanggal akses 25 Mei Farmadi. (2004). Selamatkan Anak-Anak dari Putusnya Pendidikan. Semarang: Mujahid Press. Fathul. (2002). Peran Komunitas dalam Pengasuhan. p?option=com_content&view=articl e&id=187%3aperan-komunitasdalam pengasuhan&catid=20%3aterbaru& Itemid=94&lang=id. Tanggal akses 3 September Garmenzy, N. (1991). Resiliency and vulnerability to adverse developmental outcomes associated with poverty. American Behavioral Scientist, 34(4), Gordan, E., & Song, L. (1994). Variations in the experience of educational resilience. In M. Wang, & E. Gordan (Eds.), Educational resilience in inner-city America: Challenges and prospects (pp ). Hillsdale, NJ: Lawrence Erlbaum. Grahacendikia. (2009). Anak Putus Sekolah dan Cara Pembinaannya. h/referensipenelitianskripsi-tesis. Tanggal akses 06 Maret Grothberg, E. (1995). A Guide to Promoting Resilience in Children: Strengthening the Human Spirit. The Series Early Childhood Development: Practice and Reflections. Number8. The Hague: Benard van Leer Voundation. Hadi, S., (2000). Metodologi research. Jilid I, II & III. Yogyakarta: Penerbit Andi. Hair, J.F., Anderson, R.E., Tatham, R.L. and Black, W.C. (2006). Multivariate Data Analysis. Sixth Edition. Prentice Hall International: UK. Hasanuddin, B. (2000). Diundur Hingga 2009, Penuntasan Wajib Belajar Sembilan Tahun. 1/03/03/ Diundur-Hingga Penuntasan-Wajib-Belajar- Sembilan-Tahun. Harian Kompas. 55

10 Edisi 3 Maret. Tanggal akses 06 Maret Holaday, M. (1997). Resilience and Severe Burns. Journal of Counseling and Development Johnson, N. And Wichern, D. (2002). Applied Multivariate Statistical Analysis. Prentice-Hall. Englewood Cliffs. N.J. Kalyanamitra. (2005). Kuingin Anak nelayan Pintar. Kompas Cyber Media. ia/2/2/sosok.htm. Tanggal akses 30 Maret Kiroyan, J. (2010). 13 Juta Anak Terancam Putus Sekolah. d/2010/08/04/159874/88/14/13-juta- Anak-Terancam-Putus-Sekolah. Tanggal akses 30 Maret Kitano, M. K., & Lewis, R. B. (2005). Resilience and coping: Implications for gifted children and youth at risk. Roeper Review, 27(4), Klohnen, E.C. (1996). Conseptual Analysis and Measurement of The Construct of Ego Resilience. Journal of Personality and Social Psychology, Volume. 70 No 5, p Kurniawan, I., N. & Vita R. (2008). Pengaruh Pelatihan Resiliensi terhadap Perilaku Asertif pada Remaja. Jurnal Psikologi Islam, Vol. 5, Nomor 1, hlm ada, berorientasi pada tujuan, pencarian dukungan dari orang lain, rasa humor (sense of humor) dan efikasi diri (self-efficacy). Kusnadi. (2003). Akar Kemiskinan Nelayan, LkiS, Yogyakarta. Latief. (2009). Siswa SD Putus Sekolah. 1/03/04/ / Siswa.S D.Putus.Sekolah. Tanggal akses 06 Maret Liquanti, R. (1992). Using Communitywide Collaboration to Foster Resiliency in Kids: A Conceptual Framework Western Regional Center For Drugs-Free School and Communities. Far West Laboratory fo Educational Research and Development. San Fransisco. citu11bhtm. Tanggal akses 20 Febuari Lusiana. (2010). Faktor-Faktor Sosial Ekonomi Yang Berpengaruh Terhadap Motivasi Anak Nelayan Untuk Sekolah /17858/7/Cover.pdf. Tanggal akses 25 April Mendiola, J. J. (2006). A Case of Resilience at a Local Bay Area School: Defying the Odds. International Comparative Education. School of Education. Stanford University. McCubbin, L. (2001). Chalange to The Definition of Resilience. Paper presented at The Annual Meeting of The American Psychological Association in San Francisco, Agustus 2001, hlm. 9. Morales, E. E. (2008). Exceptional Female Students of Color: Academic Resilience and Gender in Higher Education. Innovative Higher Education. 33: Morales, E. E., & Trotman, F. (2004). Promoting academic resilience in multicultural America: Factors affecting student success. New York, NY: Peter Lang. Mubyarto. (1989). Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta: LP3S. Muhadjirin. (2009). Sosiologi Pedesaan Masyarakat Pesisiran. irin/2010/07/30/masyarakat-pesisir/. Tanggal akses 25 April Mulyadi, S. (2005). Ekonomi Kelautan. Jakarta: Rajawali Pers. 56

11 Nata, A. (2003). Mengatasi Kelemahan Pendidikan Islam di Indonesia, ed. 1, cet. 1, Jakarta: Kencana. Nikijuluw, V.P.H. (2001). Rezim pengelolaan sumberdaya perikanan. Jakarta: Kerja Sama Pusat Pemberdayaan dan Pembangunan Regional (P3R) dengan PT Pustaka Cidesindo. Nusajaya. (2011) Anak Nelayan Putus Sekolah. Tanggal akses 30 Maret Pengemanan, A.P. (2002). Sumber daya Manusia (SDM) Masyarakat Nelayan. p_a_123.htm. Tanggal akses 30 Maret Prasodjo, I. (2005). Remaja berdamai dengan kekerasan dan kriminalitas. Tanggal akses 06 Maret Reivich, K & Shatte, A. (2002). The Resilience Factor; 7 Essential Skill For Overcoming Life s Inevitable Obstacle. New York, Broadway Books. Riley, J., R., & Masten, A. S. (2005). Resilience in Context. Dalam Peters dkk., Resilience in Children, Families and Community: Linking Context to Practice and Policy. Plenum Publisher, New York, hlm. 16. Roberts, K., A. (2007). Self-Efficacy, Self- Concept, and Social Competence as Resources Supporting Resilience and Psychological Well-Being in Young Adults Reared within The Military Community. Dissertation, Fielding Graduate University, hlm. 18. Rudkin, J.K. (2003). Community Psychology: Guiding Principles and Orienting Concepts. New Jersey: Prentice Hall. Santrock, Jhon, W. (2003). Life-Span development: Perkembangan Masa Hidup Jilid 2. Jakarta: Erlangga. Schoon, I. (2006). Risk and Resilience: Adaptation in Changing Times. Cambridge University Press, New York, hlm. 8. Sharma, S. (1996). Applied Multivariate Techniques. New-York: John Wiley & Sons, Inc. Singgih D.G dan Ny. Y. Singgih D. G. (1985) Psikologi Remaja, Jakarta: Gunung Mulia. Sudarso. (2005). Tekanan Kemiskinan Struktural Komunitas Nelayan Tradisonal di Perkotaan. Universitas Airlangga. Suhana. (2006). Krisis Sumberdaya Manusia Nelayan (Memperingati Hari Pendidikan Nasional, 2 Mei 2006). Tanggal akses 02 Maret Sulistyowati, L. (2003). Analisis Kebijakan Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam Gugus Kepulauan. a_i_pical.htm. Tanggal akses 8 Maret Surachmad, W. (1977). Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kesehatan. Tilaar, H.A.R. (2000). Paradigma Baru Pendidikan Nasional. Jakarta: Rineka Cipta. Vembriarto. (1975) Pendidikan Sosial. Jilid II. Yogyakarta: Paramita. Wang, M. C., Haertel, G.D., & Walberg, H. J. (1997). Fostering educational resilience in inner-city schools. Children and Youth, 7, Waxman, H. C., Gray, J.P., & Padron, Y. N. (2003). Review of Research on Educational Resilience (p.1). CA: Center for Research on Education, Diversity & Excellence. Winengan. (2007). Masalah Sosial Masyarakat Pesisir. 57

12 alah-sosial-masyarakat-pesisir.html. Tanggal akses 14 November Werner, Emmy, E. (2005). Resilience Research: Past, Present, and Future. Dalam Peters dkk., Resilience in Children, Families and Community: Linking Context to Practice and Policy. Plenum Publisher, New York, hlm

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak merupakan salah satu bagian dari tujuan mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak merupakan salah satu bagian dari tujuan mencerdaskan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan anak merupakan salah satu bagian dari tujuan mencerdaskan bangsa. Dengan adanya pendidikan, anak-anak diasah melalui seperangkat pengetahuan untuk

Lebih terperinci

Perbedaan Resiliensi Antara Siswa Yang Aktif Berorganisasi Dengan Siswa Yang Tidak Aktif Berorganisasi di SMA Negeri 1 Pandaan Pasuruan

Perbedaan Resiliensi Antara Siswa Yang Aktif Berorganisasi Dengan Siswa Yang Tidak Aktif Berorganisasi di SMA Negeri 1 Pandaan Pasuruan Jurnal Psikologi Agustus 2011, Vol. 1, No.12, hal 35-49 Perbedaan Resiliensi Antara Siswa Yang Aktif Berorganisasi Dengan Siswa Yang Tidak Aktif Berorganisasi di SMA Negeri 1 Pandaan Pasuruan M. Jadid

Lebih terperinci

GAMBARAN RESILIENSI SISWA SMA YANG BERESIKO PUTUS SEKOLAH DI MASYARAKAT PESISIR AHMAD JUNAEDI SALIM PULUNGAN

GAMBARAN RESILIENSI SISWA SMA YANG BERESIKO PUTUS SEKOLAH DI MASYARAKAT PESISIR AHMAD JUNAEDI SALIM PULUNGAN GAMBARAN RESILIENSI SISWA SMA YANG BERESIKO PUTUS SEKOLAH DI MASYARAKAT PESISIR Guna Memenuhi Persyaratan Skripsi Bidang Psikologi Pendidikan Oleh: AHMAD JUNAEDI SALIM PULUNGAN 071301074 FAKULTAS PSIKOLOGI

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 1996) dengan nama ego-resilience, yang diartikan sebagai kemampuan umum

BAB II LANDASAN TEORI. 1996) dengan nama ego-resilience, yang diartikan sebagai kemampuan umum BAB II LANDASAN TEORI A. RESILIENSI 1. Definisi Resilliensi Istilah resiliensi diformulasikan pertama kali oleh Block (dalam Klohnen, 1996) dengan nama ego-resilience, yang diartikan sebagai kemampuan

Lebih terperinci

RESILIENSI PADA PENYANDANG TUNA DAKSA PASCA KECELAKAAN

RESILIENSI PADA PENYANDANG TUNA DAKSA PASCA KECELAKAAN RESILIENSI PADA PENYANDANG TUNA DAKSA PASCA KECELAKAAN Rahayu Rezki Anggraeni Dosen Pembimbing Ibu Ni Made Taganing, Spsi., MPsi. Program Studi Psikologi, Fakultas Psikologi, Universitas Gunadarma, 2008

Lebih terperinci

EFIKASI DIRI, DUKUNGAN SOSIAL DAN RESILIENSI. CITRA AYU KUMALA SARI Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung

EFIKASI DIRI, DUKUNGAN SOSIAL DAN RESILIENSI. CITRA AYU KUMALA SARI Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung EFIKASI DIRI, DUKUNGAN SOSIAL DAN RESILIENSI CITRA AYU KUMALA SARI Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung citraayukumalasari@gmail.com ABSTRACT Every stage of human development in its life span

Lebih terperinci

Perbedaan Motivasi Berprestasi Ditinjau Dari Orientasi Pusat Kendali Pada Mahasiswa. Atrie Bintan Lestari. Hendro Prabowo, SPsi

Perbedaan Motivasi Berprestasi Ditinjau Dari Orientasi Pusat Kendali Pada Mahasiswa. Atrie Bintan Lestari. Hendro Prabowo, SPsi Perbedaan Motivasi Berprestasi Ditinjau Dari Orientasi Pusat Kendali Pada Mahasiswa Atrie Bintan Lestari Hendro Prabowo, SPsi Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma ABSTRAKSI Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

Sukirno, S. Kep 1 Giat Wantoro, S. Kep 2 Nofrans Eka Saputra, S. Psi, MA 3 ABSTRACT

Sukirno, S. Kep 1 Giat Wantoro, S. Kep 2 Nofrans Eka Saputra, S. Psi, MA 3 ABSTRACT Resiliensi Resilience of Sukirno, S. Kep 1 Giat Wantoro, S. Kep 2 Nofrans Eka Saputra, S. Psi, MA 3 1 Departement of Nursing/Baiturrahim School of Health Science 2 Departement of Nursing/Baiturrahim School

Lebih terperinci

RESILIENSI PADA PENYINTAS PASCA ERUPSI MERAPI. Naskah Publikasi. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat Sarjana-S1

RESILIENSI PADA PENYINTAS PASCA ERUPSI MERAPI. Naskah Publikasi. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat Sarjana-S1 RESILIENSI PADA PENYINTAS PASCA ERUPSI MERAPI Naskah Publikasi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat Sarjana-S1 Diajukan oleh: ARYA GUMILANG PUTRA PRATHAMA F.100090190 FAKULTAS PSIKOLOGI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap manusia pasti memiliki masalah dalam hidup. Kita juga pernah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap manusia pasti memiliki masalah dalam hidup. Kita juga pernah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia pasti memiliki masalah dalam hidup. Kita juga pernah merasakan kesedihan, kekecewaan, kegagalan serta kondisi sulit lainnya. Hal ini sesuai dengan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Individu yang hidup pada era modern sekarang ini semakin. membutuhkan kemampuan resiliensi untuk menghadapi kondisi-kondisi

BAB I PENDAHULUAN. Individu yang hidup pada era modern sekarang ini semakin. membutuhkan kemampuan resiliensi untuk menghadapi kondisi-kondisi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Individu yang hidup pada era modern sekarang ini semakin membutuhkan kemampuan resiliensi untuk menghadapi kondisi-kondisi kehidupan abad 21 yang penuh dengan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA DENGAN RESILIENSI AKADEMIK PADA MAHASISWA TINGKAT AKHIR JURUSAN X FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA DENGAN RESILIENSI AKADEMIK PADA MAHASISWA TINGKAT AKHIR JURUSAN X FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA DENGAN RESILIENSI AKADEMIK PADA MAHASISWA TINGKAT AKHIR JURUSAN X FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO Paundra Kartika Permata Sari, Endang Sri Indrawati

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang kemudian peneliti analisis pada bab sebelumnya, maka penulis dapat

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang kemudian peneliti analisis pada bab sebelumnya, maka penulis dapat BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang kemudian peneliti analisis pada bab sebelumnya, maka penulis dapat membuat suatu kesimpulan pada penelitian ini yang menggambarkan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA MAHASISWA PSIKOLOGI FAKULTAS HUMANIORA BINUS UNIVERSITY TAHUN AJARAN GENAP

HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA MAHASISWA PSIKOLOGI FAKULTAS HUMANIORA BINUS UNIVERSITY TAHUN AJARAN GENAP HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA MAHASISWA PSIKOLOGI FAKULTAS HUMANIORA BINUS UNIVERSITY TAHUN AJARAN GENAP 2011 2012. Alwin Nobel Harapan Indah Jl. Dahlia Indah 2 Blok GD no.

Lebih terperinci

PERBEDAAN KOMPETENSI SOSIAL SISWA BOARDING SCHOOL DAN SISWA SEKOLAH UMUM REGULER

PERBEDAAN KOMPETENSI SOSIAL SISWA BOARDING SCHOOL DAN SISWA SEKOLAH UMUM REGULER PERBEDAAN KOMPETENSI SOSIAL SISWA BOARDING SCHOOL DAN SISWA SEKOLAH UMUM REGULER Tesi Hermaleni, Mudjiran, Afif Zamzami Universitas Negeri Padang e-mail: Tesi.hermaleni@gmail.com Abstract: The difference

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Kondisi kehidupan dan tingkat kesejahteraan nelayan di Sumatera Utara

PENDAHULUAN. Kondisi kehidupan dan tingkat kesejahteraan nelayan di Sumatera Utara PENDAHULUAN Latar Belakang Kondisi kehidupan dan tingkat kesejahteraan nelayan di Sumatera Utara sangat memprihatinkan dan berada di bawah garis kemiskinan. Berdasarkan pendataan Himpunan Nelayan Seluruh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tipe penelitian kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif adalah pendekatan dalam penelitian atau biasa disebut

Lebih terperinci

PROFIL RESILIENSI PENDIDIK BERDASARKAN RESILIENCE QUETIENT TEST. Prihastuti

PROFIL RESILIENSI PENDIDIK BERDASARKAN RESILIENCE QUETIENT TEST. Prihastuti PROFIL RESILIENSI PENDIDIK BERDASARKAN RESILIENCE QUETIENT TEST Fakultas Psikologi UNAIR Jl. Airlangga 4-6 Surabaya 60286 prihastuti@unair.ac.id Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA ADVERSTY INTELLIGENCE DENGAN SCHOOL WELL-BEING (Studi pada Siswa SMA Kesatrian 1 Semarang)

HUBUNGAN ANTARA ADVERSTY INTELLIGENCE DENGAN SCHOOL WELL-BEING (Studi pada Siswa SMA Kesatrian 1 Semarang) HUBUNGAN ANTARA ADVERSTY INTELLIGENCE DENGAN SCHOOL WELL-BEING (Studi pada Siswa SMA Kesatrian 1 Semarang) Imam Hidayatur Rohman, Nailul Fauziah Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Contoh dan Cara Pengambilan Contoh

METODE PENELITIAN. Contoh dan Cara Pengambilan Contoh 35 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian adalah cross sectional study. Penelitian ini dilakukan di Kota Bogor untuk mewakili wilayah perkotaan dan Kabupaten Bogor untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian dapat diklasifikasikan dari berbagai cara dan sudut pandang. Dilihat dari pendekatan analisisnya, penelitian dibagi atas dua macam yaitu: penelitian

Lebih terperinci

GAMBARAN KETANGGUHAN DIRI (RESILIENSI) PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU

GAMBARAN KETANGGUHAN DIRI (RESILIENSI) PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU GAMBARAN KETANGGUHAN DIRI (RESILIENSI) PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU Sherty Amelia Enikarmila Asni Daviq Chairilsyah shertyamelia@yahoo.co.id ABSTRACT : Resilience is

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian skipsi yang berjudul Kebijakan Regrouping dan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian skipsi yang berjudul Kebijakan Regrouping dan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian skipsi yang berjudul Kebijakan Regrouping dan Resiliensi Pasca Erupsi Merapi di SD Negeri Umbulharjo 2 dan mengacu pada pertanyaan

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Arasiana, Fenty. (2008). Resiliensi Pada TKW yang Mengalami Kekerasan Fisik dan Seksual. Retrivied From

DAFTAR PUSTAKA. Arasiana, Fenty. (2008). Resiliensi Pada TKW yang Mengalami Kekerasan Fisik dan Seksual. Retrivied From DAFTAR PUSTAKA Aprilia, Nur Fitri, (2015). Resiliensi Pada Istri yang Mengalami Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT). Retrivied from Arasiana, Fenty. (2008). Resiliensi Pada TKW yang Mengalami Kekerasan

Lebih terperinci

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) Volume 4 Nomor 3 September 2015 E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jupekhu Halaman :163-174 PERSEPSI SISWA CIBI TERHADAP FAKTOR LINGKUNGAN SEKOLAH YANG MEMPENGARUHI

Lebih terperinci

PENGARUH SELF-EFFICACY TERHADAP RESILIENSI PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MALANG SKRIPSI

PENGARUH SELF-EFFICACY TERHADAP RESILIENSI PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MALANG SKRIPSI PENGARUH SELF-EFFICACY TERHADAP RESILIENSI PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MALANG SKRIPSI MUHAMMAD UNTUNG MANARA (04410054) FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

Lebih terperinci

HUBUNGAN METAKOGNISI, EFIKASI DIRI AKADEMIK DAN PRESTASI AKADEMIK PADA MAHASISWA

HUBUNGAN METAKOGNISI, EFIKASI DIRI AKADEMIK DAN PRESTASI AKADEMIK PADA MAHASISWA HUBUNGAN METAKOGNISI, EFIKASI DIRI AKADEMIK DAN PRESTASI AKADEMIK PADA MAHASISWA Quroyzhin Kartika Rini 1 Ursa Majorsy 2 Ratna Maharani Hapsari 3 Fakultas Psikologi, Universitas Gunadarma { 1 quroyzhin,

Lebih terperinci

ANALISIS KEMAMPUAN PEDAGOGIK DAN SELF CONFIDENCE CALON GURU MATEMATIKA DALAM MENGHADAPI PRAKTEK PENGALAMAN LAPANGAN. Oleh :

ANALISIS KEMAMPUAN PEDAGOGIK DAN SELF CONFIDENCE CALON GURU MATEMATIKA DALAM MENGHADAPI PRAKTEK PENGALAMAN LAPANGAN. Oleh : ANALISIS KEMAMPUAN PEDAGOGIK DAN SELF CONFIDENCE CALON GURU MATEMATIKA DALAM MENGHADAPI PRAKTEK PENGALAMAN LAPANGAN Oleh : Neneng Aminah Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon ABSTRAK Penelitian ini adalah

Lebih terperinci

ABSTRACT HUBUNGAN PERSEPSI MAHASISWA TENTANG NILAI ANAK PROGRAM KELUARGA BERENCANA DENGAN JUMLAH ANAK

ABSTRACT HUBUNGAN PERSEPSI MAHASISWA TENTANG NILAI ANAK PROGRAM KELUARGA BERENCANA DENGAN JUMLAH ANAK ABSTRACT HUBUNGAN PERSEPSI MAHASISWA TENTANG NILAI ANAK PROGRAM KELUARGA BERENCANA DENGAN JUMLAH ANAK Nurlaili 1) Trisnaningsih 2) Edy Haryono 3) This research aimed to find out correlation between university

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU-SISWA DENGAN SELF-REGULATED LEARNING PADA SISWA SMAN 9 SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU-SISWA DENGAN SELF-REGULATED LEARNING PADA SISWA SMAN 9 SEMARANG HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU-SISWA DENGAN SELF-REGULATED LEARNING PADA SISWA SMAN 9 SEMARANG Lucky Rianatha 1, Dian Ratna Sawitri 2 1,2 Fakultas Psikologi,Universitas Diponegoro Jl. Prof.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia diharapkan memiliki kemampuan untuk beradaptasi

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia diharapkan memiliki kemampuan untuk beradaptasi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap manusia diharapkan memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungannya. Begitu pula dengan mahasiswa yang baru menjalani proses pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan dibahas metode yang digunakan dalam menjawab permasalahan serta menguji hipotesis penelitian. Pada bagian pertama akan dijelaskan mengenai pendekatan penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian sebab metode penelitian menyangkut cara yang benar dalam

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian sebab metode penelitian menyangkut cara yang benar dalam BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan salah satu elemen penting dalam suatu penelitian sebab metode penelitian menyangkut cara yang benar dalam pengumpulan data, analisis data, dan pengambilan

Lebih terperinci

PROFIL THE PHYSICAL SELF OF WELLNESS MAHASISWA S1 FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA (Studi Deskriptif Pada Angkatan )

PROFIL THE PHYSICAL SELF OF WELLNESS MAHASISWA S1 FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA (Studi Deskriptif Pada Angkatan ) Profil The Physical Self Of Wellness Mahasiswa S1 Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Jakarta 81 PROFIL THE PHYSICAL SELF OF WELLNESS MAHASISWA S1 FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

Lebih terperinci

Hubungan antara Efikasi Diri dengan Resiliensi Menghadapi Ujian pada Siswa Kelas XII SMAN 1 Trawas

Hubungan antara Efikasi Diri dengan Resiliensi Menghadapi Ujian pada Siswa Kelas XII SMAN 1 Trawas Hubungan antara Efikasi Diri dengan Resiliensi Menghadapi Ujian pada Siswa Kelas XII SMAN 1 Trawas Okha Devi Anggraini 1, Esa Nur Wahyuni 2, dan Laily Tiarani Soejanto 3 Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

BAB I. Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri sehingga

BAB I. Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri sehingga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri sehingga membutuhkan orang lain untuk melengkapi hidupnya yang tidak dapat terpenuhi oleh dirinya

Lebih terperinci

RESILIENSI GURU SEKOLAH DASAR YANG MENGAJAR DI PESISIR

RESILIENSI GURU SEKOLAH DASAR YANG MENGAJAR DI PESISIR RESILIENSI GURU SEKOLAH DASAR YANG MENGAJAR DI PESISIR (Studi Kasus Pada Staf Pengajar SD Negeri 107396 Paluh Merbau) SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi persyaratan Ujian Sarjana Psikologi Oleh: NISHA YUNICA

Lebih terperinci

Studi Komparatif Mengenai Resiliensi Remaja Korban Sodomi di Desa X dan di Desa Y Kabupaten Bandung

Studi Komparatif Mengenai Resiliensi Remaja Korban Sodomi di Desa X dan di Desa Y Kabupaten Bandung Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448 Studi Komparatif Mengenai Resiliensi Remaja Korban Sodomi di Desa X dan di Desa Y Kabupaten Bandung 1 Intan Pratitasari, 2 Muhammad Ilmi Hatta 1,2 Fakultas Psikologi,

Lebih terperinci

PERBEDAAN MOTIVASI BELAJAR DITINJAU DARI STATUS EKONOMI KELUARGA PADA MAHASISWA Oleh : Meriam Yuliana Mahasiswi jurusan Psikologi Fakultas Psikologi U

PERBEDAAN MOTIVASI BELAJAR DITINJAU DARI STATUS EKONOMI KELUARGA PADA MAHASISWA Oleh : Meriam Yuliana Mahasiswi jurusan Psikologi Fakultas Psikologi U VIEWED FROM DIFFERENT LEARNING MOTIVATION OF STUDENTS IN FAMILY ECONOMIC STATUS Meriam Yuliana Undergraduate Program, Faculty of Psychology Gunadarma University http://www.gunadarma.ac.id Keywords: motivation

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Berikut ini akan dipaparkan hasil pengolahan data dari penelitian

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Berikut ini akan dipaparkan hasil pengolahan data dari penelitian BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengolahan Data Berikut ini akan dipaparkan hasil pengolahan data dari penelitian mengenai hubungan antara cara mengajar guru dengan self-efficacy siswa pada pemerolehan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL SUAMI DENGAN RESILIENSI ISTRI YANG MENGALAMI INVOLUNTARY CHILDLESS

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL SUAMI DENGAN RESILIENSI ISTRI YANG MENGALAMI INVOLUNTARY CHILDLESS HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL SUAMI DENGAN RESILIENSI ISTRI YANG MENGALAMI INVOLUNTARY CHILDLESS Viana Ayu Laksmi, Erin Ratna Kustanti Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto, SH,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia yang dianggap sebagai fase kemunduran. Hal ini dikarenakan pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia yang dianggap sebagai fase kemunduran. Hal ini dikarenakan pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lanjut usia adalah salah satu periode dalam rentang kehidupan manusia yang dianggap sebagai fase kemunduran. Hal ini dikarenakan pada fase ini seorang individu

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR TERHADAP DATA PENGGUNAAN WEB PERSONAL DOSEN ITS DAN PERBANDINGAN TERHADAP PENCAPAIAN IPK DAN LAMA STUDI MAHASISWA

ANALISIS FAKTOR TERHADAP DATA PENGGUNAAN WEB PERSONAL DOSEN ITS DAN PERBANDINGAN TERHADAP PENCAPAIAN IPK DAN LAMA STUDI MAHASISWA Seminar Nasional Statistika IX Institut Teknologi Sepuluh Nopember, 7 November 2009 ANALISIS FAKTOR TERHADAP DATA PENGGUNAAN WEB PERSONAL DOSEN ITS DAN PERBANDINGAN TERHADAP PENCAPAIAN IPK DAN LAMA STUDI

Lebih terperinci

PERBEDAAN TINGKAT KESEPIAN BERDASARKAN STATUS PADA WANITA DEWASA AWAL. Dwi Rezka Kemala. Ira Puspitawati, SPsi, Msi

PERBEDAAN TINGKAT KESEPIAN BERDASARKAN STATUS PADA WANITA DEWASA AWAL. Dwi Rezka Kemala. Ira Puspitawati, SPsi, Msi PERBEDAAN TINGKAT KESEPIAN BERDASARKAN STATUS PADA WANITA DEWASA AWAL Dwi Rezka Kemala Ira Puspitawati, SPsi, Msi Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma Abstraksi Penelitian ini bertujuan untuk menguji

Lebih terperinci

KONTRIBUSI SELF CONCEPT MATEMATIS TERHADAP KEMAMPUAN AKADEMIK MAHASISWA PADA PEMBELAJARAN KALKULUS

KONTRIBUSI SELF CONCEPT MATEMATIS TERHADAP KEMAMPUAN AKADEMIK MAHASISWA PADA PEMBELAJARAN KALKULUS KONTRIBUSI SELF CONCEPT MATEMATIS TERHADAP KEMAMPUAN AKADEMIK MAHASISWA PADA PEMBELAJARAN KALKULUS Rifqi Hidayat, Jajang Rahmatudin Universitas Muhammadiyah Cirebon rifqi.math@gmail.com, j.rahmatudin@gmail.com

Lebih terperinci

RESILIENSI REMAJA PENYANDANG TUNANETRA PADA SLB A RUHUI RAHAYU DI SAMARINDA. Masna

RESILIENSI REMAJA PENYANDANG TUNANETRA PADA SLB A RUHUI RAHAYU DI SAMARINDA. Masna ejournal Psikologi, 2013, 1 (1): 48-57 ISSN 0000-0000, ejournal.psikologi.fisip-unmul.org Copyright 2013 RESILIENSI REMAJA PENYANDANG TUNANETRA PADA SLB A RUHUI RAHAYU DI SAMARINDA Masna Abstrak Pada umumnya

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN REGULASI EMOSI KARYAWAN PT INAX INTERNATIONAL. Erick Wibowo

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN REGULASI EMOSI KARYAWAN PT INAX INTERNATIONAL. Erick Wibowo HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN REGULASI EMOSI KARYAWAN PT INAX INTERNATIONAL Erick Wibowo Fakultas Psikologi Universitas Semarang ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan

Lebih terperinci

REGULASI EMOSI DAN RESILIENSI PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA. Abstract. Keywords: college student, emotion regulation, resilienc.

REGULASI EMOSI DAN RESILIENSI PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA. Abstract. Keywords: college student, emotion regulation, resilienc. REGULASI EMOSI DAN RESILIENSI PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA Erlina Listyanti Widuri Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan Jalan Kapas No. 9 Yogyakarta erlina_psiuad@yahoo.co.id. Abstract This study

Lebih terperinci

MENGEMBANGKAN PRIBADI YANG TANGGUH MELALUI PENGEMBANGAN KETERAMPILAN RESILIENCE

MENGEMBANGKAN PRIBADI YANG TANGGUH MELALUI PENGEMBANGAN KETERAMPILAN RESILIENCE MENGEMBANGKAN PRIBADI YANG TANGGUH MELALUI PENGEMBANGAN KETERAMPILAN RESILIENCE Ros Mayasari Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Sultan Qaimuddin Kendari Abstrak Menjalani kehidupan adalah sesuatu yang harus

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa MA Boarding School Amanatul

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa MA Boarding School Amanatul BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subyek Subyek dalam penelitian ini adalah siswa MA Boarding School Amanatul Ummah Surabaya. Siswa MA Boarding School Amanatul Ummah Surabaya kelas XI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian kali ini adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang menggunakan paradigma

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bisa dikatakan sebagai salah satu kebutuhan pokok manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bisa dikatakan sebagai salah satu kebutuhan pokok manusia. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan bisa dikatakan sebagai salah satu kebutuhan pokok manusia. Munandar (2002), pendidikan mempunyai peran yang amat menentukan bagi perkembangan dan perwujudan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan atau yayasan, orangtua, guru, dan juga siswa-siswi itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan atau yayasan, orangtua, guru, dan juga siswa-siswi itu sendiri. BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam rangka mencapai pendidikan yang bermutu banyak komponen yang berperan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel dalam penelitian ini, yaitu: B. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel dalam penelitian ini, yaitu: B. Definisi Operasional digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini, yaitu: 1. Variabel Bebas : a. Regulasi diri b. Hubungan interpersonal dalam keluarga 2. Variabel

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. diri dengan kualitas hidup pada penderita penyakit kanker.

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. diri dengan kualitas hidup pada penderita penyakit kanker. BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan 1. Orientasi Kancah Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara efikasi diri dengan kualitas hidup pada penderita

Lebih terperinci

DUKUNGAN DOSEN DAN TEMAN SEBAYA DENGAN EFIKASI DIRI AKADEMIK PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

DUKUNGAN DOSEN DAN TEMAN SEBAYA DENGAN EFIKASI DIRI AKADEMIK PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO DUKUNGAN DOSEN DAN TEMAN SEBAYA DENGAN EFIKASI DIRI AKADEMIK PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO Dian Lati Utami, Dian Ratna Sawitri Fakultas Psikologi,

Lebih terperinci

EFIKASI DIRI, DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DAN SELF REGULATED LEARNING PADA SISWA KELAS VIII. Abstract

EFIKASI DIRI, DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DAN SELF REGULATED LEARNING PADA SISWA KELAS VIII. Abstract EFIKASI DIRI, DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DAN SELF REGULATED LEARNING PADA SISWA KELAS VIII Nobelina Adicondro & Alfi Purnamasari Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan Jalan Kapas No. 9 Yogyakarta alfi_purnamasari@yahoo.com.

Lebih terperinci

GAMBARAN PENYESUAIAN DIRI PADA MASA PERSIAPAN PENSIUN KARYAWAN BUMN PT. X FARATIKA NOVIYANTI ABSTRAK

GAMBARAN PENYESUAIAN DIRI PADA MASA PERSIAPAN PENSIUN KARYAWAN BUMN PT. X FARATIKA NOVIYANTI ABSTRAK GAMBARAN PENYESUAIAN DIRI PADA MASA PERSIAPAN PENSIUN KARYAWAN BUMN PT. X FARATIKA NOVIYANTI ABSTRAK Dalam menjalani karirnya individu akan terus mengalami pertambahan usia sampai memasuki fase pensiun.

Lebih terperinci

RESILIENSI PADA PENDERITA KANKER SERVIKS STADIUM LANJUT NASKAH PUBLIKASI

RESILIENSI PADA PENDERITA KANKER SERVIKS STADIUM LANJUT NASKAH PUBLIKASI RESILIENSI PADA PENDERITA KANKER SERVIKS STADIUM LANJUT NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi Diajukan Oleh: RAYI DWI

Lebih terperinci

KONSEP DIRI AKADEMIK DAN MOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA SMP N 24 PURWOREJO

KONSEP DIRI AKADEMIK DAN MOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA SMP N 24 PURWOREJO KONSEP DIRI AKADEMIK DAN MOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA SMP N 24 PURWOREJO Okky Mega Dhatu, Annastasia Ediati Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto SH Tembalang Semarang 50275

Lebih terperinci

STUDI MENGENAI RESILIENSI REMAJA DI KABUPATEN GUNUNG KIDUL. Disusun Oleh. Dian Sartika Sari

STUDI MENGENAI RESILIENSI REMAJA DI KABUPATEN GUNUNG KIDUL. Disusun Oleh. Dian Sartika Sari STUDI MENGENAI RESILIENSI REMAJA DI KABUPATEN GUNUNG KIDUL Disusun Oleh Dian Sartika Sari 190110100098 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN 2014 ABSTRAK ABSTRAK Dian Sartika Sari. 190110100098. Studi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tekanan internal maupun eksternal (Vesdiawati dalam Cindy Carissa,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tekanan internal maupun eksternal (Vesdiawati dalam Cindy Carissa, BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Resiliensi 1. Pengertian Resiliensi Istilah resiliensi diformulasikan pertama kali oleh Block dengan nama ego resilience, yang diartikan sebagai kemampuan umum yang melibatkan

Lebih terperinci

PERSEPSI MAHASISWA TENTANG METODE PENGAJARAN DOSEN DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA KEPERAWATAN STIKES AISYIYAH SURAKARTA

PERSEPSI MAHASISWA TENTANG METODE PENGAJARAN DOSEN DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA KEPERAWATAN STIKES AISYIYAH SURAKARTA PERSEPSI MAHASISWA TENTANG METODE PENGAJARAN DOSEN DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA KEPERAWATAN STIKES AISYIYAH SURAKARTA Sri Hartutik, Irma Mustikasari STIKES Aisyiyah Surakarta Ners_Tutty@yahoo.com

Lebih terperinci

STUDI DESKRIPTIF MENGENAI GAMBARAN SELF-ESTEEM PADA SISWA SMA PELAKU BULLYING FRESHKA JULIE HARDI. Drs. Amir Sjarif Bachtiar, M.

STUDI DESKRIPTIF MENGENAI GAMBARAN SELF-ESTEEM PADA SISWA SMA PELAKU BULLYING FRESHKA JULIE HARDI. Drs. Amir Sjarif Bachtiar, M. STUDI DESKRIPTIF MENGENAI GAMBARAN SELF-ESTEEM PADA SISWA SMA PELAKU BULLYING FRESHKA JULIE HARDI Drs. Amir Sjarif Bachtiar, M.Si 1 Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran ABSTRACT During adolescence,

Lebih terperinci

PENGARUH KONFORMITAS DAN HARGA DIRI TERHADAP KECENDERUNGAN MENJADI KORBAN KEKERASAN (BULLYING VICTIM) PADA REMAJA

PENGARUH KONFORMITAS DAN HARGA DIRI TERHADAP KECENDERUNGAN MENJADI KORBAN KEKERASAN (BULLYING VICTIM) PADA REMAJA PENGARUH KONFORMITAS DAN HARGA DIRI TERHADAP KECENDERUNGAN MENJADI KORBAN KEKERASAN (BULLYING VICTIM) PADA REMAJA NUR IKHSANIFA Fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda INTISARI Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kementerian Pendidikan Nasional pada tahun 2010 meluncurkan program bantuan biaya pendidikan Bidikmisi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek 1. Gambaran Umum Mahasiswa PBSB Mahasiswa PBSB adalah mahasiswa yang menerima beasiswa dari program beasiswa santri berprestasi yang biasa disingkat

Lebih terperinci

PERBEDAAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA AKTIF DAN PASIF ORGANISASI KESISWAAN DI SMP NEGERI 2 BINANGUN

PERBEDAAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA AKTIF DAN PASIF ORGANISASI KESISWAAN DI SMP NEGERI 2 BINANGUN Perbedaan Keterampilan Sosial (Afrian Budiarto) 512 PERBEDAAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA AKTIF DAN PASIF ORGANISASI KESISWAAN DI SMP NEGERI 2 BINANGUN DIFFERENCE SOCIAL SKILLS STUDENTS ACTIVE AND PASSSIVE

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui derajat self-efficacy belief pada siswa kelas XI. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan teknik survey dan pengambilan data melalui kuesioner.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lebih modern. Hal tersebut sangat berpengaruh dalam kemajuan pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. lebih modern. Hal tersebut sangat berpengaruh dalam kemajuan pendidikan di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan zaman di dunia pendidikan terus berubah dengan signifikan banyak merubah pola pikir pendidik, dari pola yang awam dan kaku menjadi lebih modern. Hal tersebut

Lebih terperinci

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha Abstrak Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran resiliensi pada ibu yang memiliki anak tunarungu usia prasekolah di SLB-B X Cimahi. Alat ukur yang digunakan merupakan kuesioner dengan bentuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian 1.1. Persiapan Sebelum melakukan penelitian, perlu adanya persiapan yang matang agar tidak ada kendala-kendala

Lebih terperinci

Fitriana Rahayu Pratiwi, Dian Ratna Sawitri. Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto SH Tembalang Semarang 50275

Fitriana Rahayu Pratiwi, Dian Ratna Sawitri. Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto SH Tembalang Semarang 50275 KEPUASAN PERNIKAHAN DITINJAU DARI KONFLIK PERAN PEKERJAAN-KELUARGA DAN FASE PERKEMBANGAN DEWASA PADA PERAWAT WANITA DI RUMAH SAKIT JIWA PROF. DR. SOEROYO MAGELANG Fitriana Rahayu Pratiwi, Dian Ratna Sawitri

Lebih terperinci

Rizki Ramadhani. Fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda. Intisari

Rizki Ramadhani. Fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda. Intisari HUBUNGAN ANTARA OPTIMISME DAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN COPING STRESS PADA MAHASISWA KEPERAWATAN YANG SEDANG MENYUSUN SKRIPSI DI STIKES MUHAMMADIYAH SAMARINDA Rizki Ramadhani Fakultas Psikologi Universitas

Lebih terperinci

Studi Deskriptif Mengenai Personal Strengths pada Siswa Miskin Kelas 2 SMAN 1 Margahayu Kabupaten Bandung

Studi Deskriptif Mengenai Personal Strengths pada Siswa Miskin Kelas 2 SMAN 1 Margahayu Kabupaten Bandung Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448 Studi Deskriptif Mengenai Personal Strengths pada Siswa Miskin Kelas 2 SMAN 1 Margahayu Kabupaten Bandung 1 Ifada Auli Azka, 2 Ihsana Sabriani Borualogo, 3 Stephanie

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dianggap sebagai masa topan badai dan stres, karena remaja telah memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dianggap sebagai masa topan badai dan stres, karena remaja telah memiliki 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa transisi ke masa dewasa. Masa ini dianggap sebagai masa topan badai dan stres, karena remaja telah memiliki keinginan bebas untuk menentukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini ada dua variabel yang akan diteliti, yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini ada dua variabel yang akan diteliti, yaitu: BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Dalam penelitian ini ada dua variabel yang akan diteliti, yaitu: 1. Variabel bebas : locus of control, terbagi dua yaitu locus of control internal

Lebih terperinci

PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL SISWA DENGAN TEMAN SEBAYA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK

PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL SISWA DENGAN TEMAN SEBAYA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL SISWA DENGAN TEMAN SEBAYA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK Nelly Oktaviyani (nellyokta31@yahoo.com) 1 Yusmansyah 2 Ranni Rahmayanthi Z 3 ABSTRACT The purpose of this study

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, identifikasi variabel penelitian, definisi operasional, subjek penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, identifikasi variabel penelitian, definisi operasional, subjek penelitian, BAB III METODE PENELITIAN Metode merupakan unsur penting dalam penelitian ilmiah, karena metode yang digunakan dalam penelitian dapat menemukan apakah penelitian tersebut dapat dipertanggungjawabkan hasilnya.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan jumlah siswa kelas VII sebanyak 320 siswa. Berdasarkan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan jumlah siswa kelas VII sebanyak 320 siswa. Berdasarkan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Karakteristik Subjek Penelitian Jumlah siswa SMP Negeri 5 Yogyakarta sebanyak 900 siswa dengan jumlah siswa kelas VII sebanyak 320 siswa. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mutia Ramadanti Nur,2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mutia Ramadanti Nur,2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam perkembangan selama hidupnya, manusia dihadapkan pada dua peran yaitu sebagai mahluk individu dan mahluk sosial. Sebagai mahluk sosial, manusia selalu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan metodologi ialah suatu

BAB III METODE PENELITIAN. mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan metodologi ialah suatu BAB III METODE PENELITIAN Metode ialah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu yang mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan metodologi ialah suatu pengkajian dalam memperlajari peraturan-peraturan

Lebih terperinci

PERBEDAAN EFIKASI DIRI AKADEMIK PADA MAHASISWA TINGKAT AWAL DAN TINGKAT AKHIR FARHAND DIANSYAH FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS GUNADARMA 2012

PERBEDAAN EFIKASI DIRI AKADEMIK PADA MAHASISWA TINGKAT AWAL DAN TINGKAT AKHIR FARHAND DIANSYAH FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS GUNADARMA 2012 PERBEDAAN EFIKASI DIRI AKADEMIK PADA MAHASISWA TINGKAT AWAL DAN TINGKAT AKHIR FARHAND DIANSYAH 10508075 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS GUNADARMA 2012 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Mahasiswa Tingkat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 4 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Pedoman Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan jenis studi korelasi. Alasan peneliti menggunakan metode

Lebih terperinci

Penyesuaian Akademis Mahasiswa Tingkat Pertama

Penyesuaian Akademis Mahasiswa Tingkat Pertama Prosiding SNaPP2011: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN 2089-3590 Penyesuaian Akademis Mahasiswa Tingkat Pertama Dewi Rosiana Fakultas Psikologi, Universitas Islam Bandung, Jl. Tamansari No.1 Bandung

Lebih terperinci

PENGARUH OPTIMISME DAN EMPATI TERHADAP EFIKASI DIRI SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA (SSB) BATURETNO BANGUNTAPAN YOGYAKARTA

PENGARUH OPTIMISME DAN EMPATI TERHADAP EFIKASI DIRI SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA (SSB) BATURETNO BANGUNTAPAN YOGYAKARTA PENGARUH OPTIMISME DAN EMPATI TERHADAP EFIKASI DIRI SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA (SSB) BATURETNO BANGUNTAPAN YOGYAKARTA I Wayan Putra Agustika TA. Prapancha Hary A Fakultas Psikologi Universitas Sarjanawiyata

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI INTERPERSONAL DENGAN PENYESUAIAN KULIAH PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA di UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA OLEH

HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI INTERPERSONAL DENGAN PENYESUAIAN KULIAH PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA di UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA OLEH HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI INTERPERSONAL DENGAN PENYESUAIAN KULIAH PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA di UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA OLEH MATTA CHRISTINA PRASETYA 802012713 TUGAS AKHIR Diajukan Kepada Fakultas

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERHATIAN ORANG TUA DENGAN KEPRIBADIAN SISWA KELAS TINGGI SD N 1 MUDALREJO TAHUN AJARAN 2014/2015 ARTIKEL JURNAL

HUBUNGAN PERHATIAN ORANG TUA DENGAN KEPRIBADIAN SISWA KELAS TINGGI SD N 1 MUDALREJO TAHUN AJARAN 2014/2015 ARTIKEL JURNAL HUBUNGAN PERHATIAN ORANG TUA DENGAN KEPRIBADIAN SISWA KELAS TINGGI SD N 1 MUDALREJO TAHUN AJARAN 2014/2015 ARTIKEL JURNAL Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi

Lebih terperinci

DIMENSI DALAM EFIKASI DIRI MAHASISWA PENGARUHNYA PADA KESIAPAN MENJADI PENDIDIK YANG BERKARAKTER

DIMENSI DALAM EFIKASI DIRI MAHASISWA PENGARUHNYA PADA KESIAPAN MENJADI PENDIDIK YANG BERKARAKTER DIMENSI DALAM EFIKASI DIRI MAHASISWA PENGARUHNYA PADA KESIAPAN MENJADI PENDIDIK YANG BERKARAKTER SITI KOMARIYAH Pendidikan Tata Niaga Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang iraarik@gmail.com

Lebih terperinci

EMA SAFITRI

EMA SAFITRI 1 GAMBARAN KECEMASAN AKADEMIK SISWA DI SMA NEGERI UNGGUL ACEH TIMUR S k r i p s i Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Ujian Sarjana Psikologi Disusun Oleh: EMA SAFITRI 051301056 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab ini berisikan pernyataan penelitian, hipotesis penelitian, variabel penelitian, responden penelitian, alat ukur penelitian, prosedur penelitian, dan metode analisis data.

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP 5.1 Pembahasan Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara compassion orangtua dengan perilaku prososial

BAB V PENUTUP 5.1 Pembahasan Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara compassion orangtua dengan perilaku prososial BAB V PENUTUP 5.1 Pembahasan Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara compassion orangtua dengan perilaku prososial pada anak, dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,253

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ada beberapa penelitian yang telah dilakukan mengenai resiliency pada

BAB I PENDAHULUAN. Ada beberapa penelitian yang telah dilakukan mengenai resiliency pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ada beberapa penelitian yang telah dilakukan mengenai resiliency pada remaja. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Ann I. Alriksson-Schmidt, MA, MSPH, Jan

Lebih terperinci

Hubungan antara Motivasi Belajar dan Keyakinan Diri dengan Kematangan Karir pada Siswa SMK Muhammadiyah 2 Andong Boyolali

Hubungan antara Motivasi Belajar dan Keyakinan Diri dengan Kematangan Karir pada Siswa SMK Muhammadiyah 2 Andong Boyolali Hubungan antara Motivasi Belajar dan Keyakinan Diri dengan Kematangan Karir pada Siswa SMK Muhammadiyah 2 Andong Boyolali Relationship between Learning Motivation and Self Efficacy with Career Maturity

Lebih terperinci

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI AKADEMIK DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA ANGAKATAN 2013 DIPLOMA III FAKULTAS TEKNIK JURUSAN KIMIA DAN SIPIL UNIVERSITAS DIPONEGORO FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO

Lebih terperinci

Prosiding Psikologi ISSN:

Prosiding Psikologi ISSN: Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448 Hubungan antara Self Efficacy dengan pada Mahasiswa Teknik Prodi Teknik Industri Angkatan 2012 di Unisba Coralation of Self Efficacy with Adjustmen Academic to Engineering

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. untuk mencari hubungan antar variabel. Variabel-variabel dalam penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. untuk mencari hubungan antar variabel. Variabel-variabel dalam penelitian 48 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional a. Identifikasi Variabel Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk mencari hubungan antar variabel. Variabel-variabel

Lebih terperinci

Edu Geography

Edu Geography Edu Geography 1 (2) (2013) Edu Geography http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edugeo PENGARUH KONDISI SOSIAL EKONOMI KELUARGA TERHADAP TINGKAT PARTISIPASI ANAK PADA JENJANG PENDIDIKAN TINGGI Agus Arifin,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan dibahas tentang orientasi kancah penelitian, subjek penelitian, prosedur penelitian, hasil uji coba, hasil uji asumsi, hasil uji hipotesa dan pembahasan.

Lebih terperinci

GAMBARAN STRES DAN STRATEGI KOPING IBU BEKERJA YANG MEMILIKI ANAK DIASUH ASISTEN RUMAH TANGGA. Abstrak.

GAMBARAN STRES DAN STRATEGI KOPING IBU BEKERJA YANG MEMILIKI ANAK DIASUH ASISTEN RUMAH TANGGA.   Abstrak. GAMBARAN STRES DAN STRATEGI KOPING IBU BEKERJA YANG MEMILIKI ANAK DIASUH ASISTEN RUMAH TANGGA Rachel Satyawati Yusuf 1, Novy Helena Catharina Daulima 2 1. Program Studi Sarjana Fakultas Ilmu Keperawatan,

Lebih terperinci