BAB I PENDAHULUAN. Persaingan global yang semakin intensif, teknologi yang berkembang pesat,

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. Persaingan global yang semakin intensif, teknologi yang berkembang pesat,"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persaingan global yang semakin intensif, teknologi yang berkembang pesat, pergeseran demografi, keadaan perekonomian yang fluktuatif, dan perubahanperubahan dinamis lainnya telah memicu perubahan kondisi lingkungan di sekitar organisasi. Lingkungan bisnis telah mengalami perubahan, yang pada awalnya stabil, dapat berubah menjadi lingkungan yang penuh ketidakpastian, kompleks, dan cepat berubah. Menghadapi perubahan tersebut, perusahaan harus lebih kompetitif dan lebih fleksibel. Perusahaan sebaiknya mengkaji ulang terhadap kebijakan dan praktek manajemen yang sifatnya hirarki dan fungsional, dan bergeser pada praktekpraktek baru dibidang manajemen yang lebih fleksibel. Fleksibilitas, saat ini menjadi persyaratan penting bagi suatu organisasi, karena dalam fleksibilitas memungkinkan organisasi untuk lebih inovatif, dan adaptif dalam merespon lingkungan yang cepat berubah. Perubahan merupakan sesuatu hal yang pasti terjadi dan akan terjadi, dan hal ini sudah diketahui oleh manusia sejak dulu, dengan demikian bahwa manusia perlu senantiasa berubah sesuai dengan tuntutan perubahan itu sendiri. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan dalam prilaku, perubahan dalam sistem nilai dan penilaian, perubahan dalam metode dan cara-cara bekerja, serta perubahan dalam cara berpikir dan bersikap. Dengan kata lain bahwa manusia perlu senantiasa 1

2 menyesuaikan diri dengan perubahan dan tuntutan perubahan. Tidak berbeda dengan manusia, organisasi pun perlu menyesuaikan diri terhadap suatu perubahan. Perubahan yang terjadi dalam suatu organisasi disebabkan adanya perkembangan di lingkungan sekitar. Perubahan pada umumnya mencakup faktor sosial, politik-yuridis, ekonomi dan teknologi serta lingkungan. Secara khusus, aneka macam perubahan terjadi disekeliling kehidupan, diantaranya yang terkait dengan dunia bisnis adalah makin meluasnya pasar-pasar, umur produk semakin singkat, orientasi pasar semakin meningkat, fungsi staf versus fungsi garis, otomatisasi pekerjaan, dan berubahnya nilai-nilai sosial manusia. Perubahan yang dimaksud disini adalah transformasi organisasi, yaitu perubahan-perubahan organisasional yang disebabkan oleh kekuatan-kekuatan internal dan eksternal, sifatnya radikal, atau evolusioner, tetapi dalam konteks lain transformasi organisasional sebagai wujud respon organisasi terhadap lingkungan, Ross Perot seperti dikutip oleh Walker (1988) menyatakan bahwa: slow, gradual, evolutionary change is the same as none at all. Perubahan yang terjadi dapat melalui evolusioner atau revolusioner. Perubahan-perubahan yang sifatnya lambat, bertahap, evolusioner dipandang tidak dapat mengakomodasi perubahan lingkungan yang cepat. Jadi, perubahan-perubahan organisasional yang evolusioner tidak relevan dengan perubahan lingkungan yang cepat. Perubahan radikal dalam transformasi organisasional memunculkan tantangan berat bagi organisasi saat ini, bagaimana organisasi dapat melakukan transformasi organisasional tanpa menimbulkan masalah, atau dampak yang 2

3 menyakitkan bagi anggota organisasinya. Perubahan tidak selalu diterima oleh anggota organisasi, lebih-lebih oleh anggota yang terkena dampak perubahan tersebut, agar perubahan yang dilakukan dapat berhasil, dan tidak menimbulkan dampak yang menyakitkan bagi anggota organisasi maka organisasi tidak boleh melakukan perubahan secara terus-menerus, organisasi harus mengetahui kapan saat yang tepat untuk melakukan perubahan. Perubahan besar dan perubahan kecil harus dilakukan pada interval waktu yang tepat. Hal ini disebut dengan dynamic stability (Abrahamson, 2000). Misalnya, General Electric betul-betul mengetahui kapan saat yang tepat untuk melakukan perubahan besar atau kecil dan untuk berhenti melakukan perubahan. Tahun 1980-an, GE melakukan perubahan besar, melakukan restrukturisasi, downsizing, dan penutupan sebagian unit bisnisnya. Perubahan besar ini tentu mempunyai dampak yang menyakitkan, tetapi perubahan ini harus dilakukan, jika tidak hal yang lebih menyakitkan akan terjadi di masa yang akan datang. Tahun 1990-an GE melakukan perubahan kecil, berupa struktur organisasi dirubah menjadi boundaryless, dan mengutamakan kualitas layanan kepada pelanggan. Perubahan ini berjalan lancar, tanpa hambatan (Abrahamson, 2000). Ada banyak cara atau pendekatan yang dilakukan oleh perusahaan dalam melakukan transformasi organisasional, yaitu dengan melakukan reengineering, membentuk virtual organization, high performing work teams, globalized selfmanaging work teams, total quality management, empowered organization, boundaryless organization. 3

4 Dari kasus di atas dapat kita simpulkan bahwa keharusan untuk melaksanakan perubahan dewasa ini dalam lingkungan yang penuh turbulensi dan dinamika, merupakan sebuah fakta kehidupan bagi organisasi-organisasi dan tidak boleh menunggu hingga mereka mengalami kemunduran barulah mereka melaksanakan perubahan-perubahan, serta secara terus-menerus memprediksi dan mengantisipasi kebutuhan akan perubahan. Perubahan di lingkungan bisnis yang berlangsung amat cepat, menuntut perubahan paradigma pengelolaan di PT Telkom Indonesia, yang dalam hal ini PT Telkom melakukan transformasi secara menyeluruh yang berkaitan dengan bisnis, infrastruktur, sistem dan model operasi, serta transformasi sumber daya manusia. Perubahan ini dilakukan dengan tujuan agar PT Telkom tetap eksis dan mampu bersaing dengan perusahaan baru yang mimiliki bidang usaha yang sama. Dalam persaingan yang hiper kompetitif dimasa yang akan datang, kemenangan ditentukan sampai sejauh mana perusahaan mampu mengelola dan mengawal perubahan. Sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas merupakan jawaban untuk memenangi persaingan bisnis. Transformasi merupakan perubahan nilai yang dilakukan oleh perusahaan yang masih memiliki cukup sumber daya untuk meningkatkan daya saingnya. Transformasi akan berhasil jika didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas. Dalam persepektif manajemen sumber daya manusia, menjadi kebutuhan yang mendesak untuk melakukan pemikiran ulang mengenai peran dan arah kebijakan SDM di masa yang akan datang untuk memperoleh kualifikasi SDM yang unggul, dan dalam lingkungan yang kondusif. Dengan demikian, secara 4

5 korporasi, perusahaan akan tumbuh, berkembang dan meningkatkan nilai (value reaction), serta mampu memberikan nilai tambah kepada shareholders dan stakeholders. Sebagai asset tak ternilai, variabel SDM yang meliputi kompetensi, kapabilitas, integritas dan moralitas, merupakan kunci untuk memenangi persaingan bisnis di masa yang akan datang. Transformasi organisasi dilakukan untuk mewujudkan sebuah aplikasi praktis dari keyakinan yang hakiki (belief) dalam praktek manajemen sehari-hari, hasilnya akan semakin kuat walaupun hal ini sangat sukar pada awalnya. Misalnya, transformasi produk dari sekadar meng-copy produk pesaing atau bahkan memalsukan merek pesaing menjadi merek sendiri, akan membawa ketenangan sekaligus ketegangan dalam implementasinya. Pengalaman selama ini menunjukkan bahwa transformasi organisasi senantiasa diawali oleh suatu kebutuhan yang berkaitan dengan tuntutan bisnis. Tujuan bisnis menjadi pedoman dalam pengelolaan organisasi, termasuk dalam transformasi. Tujuan bisnis yang selalu berkembang (namun tetap dalam koridor visi dan misi) memberi pengaruh dalam manjemen perusahaan. Satu diantaranya yaitu penyesuaian dalam struktur organisasi, yang mana menyesuaikan terhadap strategi yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan. Perubahan struktur organisasi dari bentuk lama ke bentuk baru memberikan dampak yang tidak hanya menyangkut pola struktur itu sendiri, tetapi juga keberbagai aspek lain seperti sistem, prosedur, budaya, manusia dan sebagainya.hal ini terkadang luput dari perhatian pengelola organisasi yang 5

6 terkadang hanya terpaku pada struktur dan sistem namun mengabaikan masalah kultur dan manusia. Berbicara tentang kultur dan manusia dalam konteks transformasi, maka dua aspek penting yang harus menjadi pertimbangan, yaitu kepemimpinan dan komunikasi. Lazim diketahui bahwa suatu perubahan senantiasa disikapi oleh pro dan kontra. Kontra dalam hal ini adalah termasuk sikap resisten untuk terjadinya transformasi dalam organisasi yang berarti menunjukan adanya perubahan dalam budaya (Culture) organisasi, jadi perubahan budaya organisasi sebagai implikasi dari adanya transformasi organisasi. Adanya resistensi dari seorang individu terhadap perubahan antaralain dilatarbelakangi oleh adanya ketakutan terhadap perubahan yang dipengaruhi oleh faktor budaya yang dibawa oleh karyawan itu sendiri (budaya dan nilai-nilai individual), serta organisasi yang mengabaikan faktor manusia yang menjadi obyek dari proses perubahan tersebut. Artinya, organisasi sendiri belum berupaya untuk membangun budaya organisasi yang dapat mendukung proses transformasi organisasi. Dewasa ini, keanekaragaman karyawan dalam sebuah organisasi adalah hal yang sangat wajar dan dapat ditemui pada semua organisasi. Karyawan mungkin tidak berasal dari satu daerah yang sama, tidak berjenis kelamin sama, tidak mempunyai agama yang sama, berasal dari ras yang berbeda. Keanekaragaman tersebut membawa satu implikasi penting bagi organisasi, yaitu: budaya dan nilainilai yang diyakini oleh karyawan juga akan berbeda-beda. Tetapi, sayangnya banyak organisasi yang mengabaikan hal tersebut. Organisasi tidak menyadari dan memperhatikan perbedaan tersebut, organisasi selalu berpegang pada asumsi 6

7 bahwa orang lain akan mempunyai nilai dan budaya yang sama seperti dirinya, organisasi tidak pernah melakukan komunikasi secara terbuka dengan anggota organisasinya. Akibatnya adalah sering terjadi cross-cultural miscommunication (Kirkman and Shapiro, 1997). Kesalahan tersebut berpotensi besar untuk menimbulkan resistensi terhadap transformasi organisasional, dan faktor resisten ini memerlukan kepemimpinan yang tepat dan komunikasi yang sesuai untuk mengubah perilaku non-kooperatif menjadi perilaku kooperatif. Aspek lain yang perlu dipertimbangkan adalah karakteristik organisasi, budaya/kultur, core business dan homogenitas versus heterogenitas. Adanya transformasi organisasi berarti merubah budaya yang telah ada. Budaya organisasi terbentuk dari budaya yang dibawa masuk individu dan yang dibangun oleh organisasi itu sendiri. Merubah budaya yang sudah ada bukanlah sesuatu yang mudah, karena sekali budaya sudah terkristalisasi ke dalam masing-masing anggota organisasi dan tersistem dalam kehidupan organisasi, maka para anggota organisasi akan cenderung mempertahankannya tanpa memperhatikan apakah budaya organisasi tersebut functional atau dysfunctional terhadap kehidupan organisasi. Dengan kata lain perubahan budaya hampir selalu berhadapan dengan resistensi para karyawan, sehingga perubahan budaya seringkali berjalan secara gradual dan membutuhkan waktu yang cukup lama. Perubahan budaya umumnya diawali dengan adanya krisis organisasi (viciouscyrcle) yakni ketika organisasi berusaha mengatasi situasi kritis baik yang berasal dari dalam organisasi maupun dari luar lingkungan organisasi. Namun demikian tidak berarti bahwa pada tahap pertumbuhan tidak dimungkinkan adanya perubahan budaya organisasi. Hal ini berarti bahwa pada setiap tahap organisasi 7

8 dimungkinkan adanya perubahan budaya, hanya yang membedakan adalah tujuan dari perubahan tersebut. Adanya perubahan dalam budaya organisasi menunjukan adanya nilai-nilai baru yang masuk dalam suatu organisasi. Penerimaan terhadap budaya baru atau nilai-nilai baru tidak dapat dihindari oleh setiap individu sehingga harus secara sadar penerimaan itu dilakukan, walaupun pada kenyataanya banyak fakta bahwa mereka yang menerima perubahan itu tetap mengidentifikasikan dirinya dengan simbol, nilai dan budaya lama. (the rise of underground sub culture ) yang berarti munculnya sub budaya yang terselubung. Kondisi tersebut menunjukan adanya budaya organisasi yang kuat. Budaya organisasi bisa berbeda beda dalam derajat kekuatannya. Budaya yang kuat menunjukkan dipahami bersama secara perspektif tentang bagaimana kehidupan organisasi harus berjalan, dan disepakati sebagian besar anggota organisasi. Sebaliknya, budaya yang lemah mengimplikasikan tak adanya budaya berpengaruh secara dominan dan di dalam organisasi ada beberapa budaya yang mungkin saling bertentangan satu sama lain. Pemahaman budaya organisasi sebagai kesepakatan bersama mengenai nilai-nilai yang mengikat semua individu dalam sebuah organisasi seharusnya menentukan batas-batas normatif perilaku anggota organisasi. Secara spesifik, peranan budaya organisasi adalah membantu menciptakan rasa memiliki terhadap organisasi, menciptakan jatidiri anggota organisasi, menciptakan keterikatan emosional antara organisasi dan karyawan yang terlibat di dalamnya, membantu menciptakan stabilitas organisasi sebagai sistem sosial dan menemukan pola 8

9 pedoman perilaku sebagai hasil dari norma-norma kebiasaan yang terbentuk dalam keseharian. Dengan demikian budaya organisasi berpengaruh kuat terhadap perilaku para anggotanya. Berkaitan dengan hal di atas serta sesuai dengan data yang diperoleh, PT Telkom telah melakukan perubahan-perubahan diantaranya adanya nilai-nilai baru yakni peluncuran identitas perusahaan baru, menerapkan budaya yang lebih selaras dengan trend dan kebutuhan pelanggan. Adapun budaya atau nilai-nilai baru yang tengah diinternalisasikan kepada seluruh karyawan adalah meliputi expertise, yakni mencerminkan tradisi pengetahuan dan pengalaman Telkom yang luas di industri, empowering,yaitu memberdayakan pelanggan untuk meraih cita-cita, assured yaitu memberikan keyakinan pada pelanggan untuk bisa mengandalkan Telkom di industri telekomunikasi yang terus berkembang, progressive yaitu menyiratkan pergerakan menuju teknologi yang lebih canggih dan menjauhi budaya yang terkait kepemerintahan, serta heart yaitu mewakili sikap kepedulian Telkom dalam bekerja sama dengan para pelanggan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa adanya transformasi organisasi yang diikuti oleh adanya perubahan budaya organisasi merupakan suatu strategi dan implementasi untuk membawa organisasi dari bentuk dan sistem yang lama ke bentuk dan sistem yang baru dengan menyesuaikan seluruh elemen ikutannya (sistem, struktur, people, culture) dalam rangka meningkatkan efektivitas organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan selaras dengan visi dan misi organisasi/perusahaan. 9

10 Pertanyaan kunci dalam suatu transformasi adalah keberhasilannya. Dalam hal ini keberhasilan pengukurannya jelas mengacu pada apakah tujuan dari transformasi tersebut tercapai atau tidak. Beberapa pedoman untuk menjawab apakah transformasi berhasil atau tidak (setelah melewati suatu kurun tertentu yang ditetapkan untuk periode transformasi) adalah melalui jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan, Apakah perusahaan/organisasi tumbuh atau eksis?, Apakah pendapatan dan laba meningkat?, Apakah market share meningkat?, Apakah kepuasan konsumen/klien meningkat?, Apakah kepuasan mitra kerja meningkat?, Apakah kepuasan karyawan meningkat?, Apakah kepuasan shareholder meningkat?. Jika sebagian besar jawaban dari pertanyaan diatas adalah ya dapatlah dikatakan transformasi tersebut berhasil. Jika sebagian besar jawabannya adalah tidak maka perlu dilakukan evaluasi menyeluruh tentang ketidakberhasilan transformasi tersebut. (Zil ; 2008) Proses implementasi transformasi organisasional tidak selalu sukses, ada banyak hambatan dalam proses perubahan tersebut. Hambatan terbesar yang sering ditemukan adalah adanya resistensi (penolakan) anggota organisasi terhadap perubahan tersebut. Resistensi atau penolakan terhadap perubahan (resistance to change) adalah suatu hal yang sering terjadi dan bersifat alamiah jika dalam suatu organisasi terjadi perubahan (Reksohadiprojo dan Handoko, 2001: 324). Penolakan atas perubahan tersebut tidak selalu muncul kepermukaan dalam bentuk yang standar. Penolakan dapat terlihat jelas (eksplisit) dan cepat, misalnya mengajukan protes, mengancam mogok, demonstrasi, dan sejenisnya; atau tersirat (implisit), dan lambat laun, misalnya loyalitas pada organisasi 10

11 berkurang, motivasi kerja menurun, kesalahan kerja meningkat, tingkat absensi meningkat, dan lain sebagainya. Seperti yang dikemukakan T Hani Handoko,1996) bahwa faktor penyebab penolakan terhadap perubahan tersebut : 1. Orang mungkin menyangkal bahwa perubahan sedang terjadi. Bila ini terjadi organisasi kemungkinan akan terus kehilangan efektifitasnya. 2. Orang mungkin mengabaikan perubahan. Manajer mungkin menangguhkan keputusan-keputusan dengan harapan bahwa masalah yang terjadi akan hilang dengan sendirinya. 3. Orang mungkin menolak perubahan. Karena berbagai alasan manajer dan karyawan mungkin menentang perubahan. 4. Orang mungkin menerima perubahan dan menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut. 5. Orang juga mungkin mengantisipasi perubahan dan merencanakannya, seperti yang banyak dilakukan perusahan-perusahaan progresif. Dari kelima faktor tersebut di atas, faktor penyebab yang paling relevan dalam konteks resistensi terhadap transformasi organisasional adalah orang mungkin menyangkal bahwa perubahan sedang terjadi, dan orang mungkin menolak perubahan dengan berbagai alasan. Alasan yang menyebabkan orang menolak dan takut terhadap perubahan inilah yang harus diketahui oleh organisasi, karena hal tersebut merupakan akar penyebab terjadinya resistensi terhadap transformasi organisasional. Sikap resistensi atau penolakan terhadap perubahan yang terjadi pada setiap individual dapat dipengaruhi faktor faktor kebiasaan kerja, ekonomis, persepsi terhadap informasi, yang berhubungan dengan orang lain, ideologis atau nilai-nilai individual keamanan dalam kerja, dan aspek loyalitas terhadap organisasi. Penolakan terhadap perubahan pada pegawai dapat terjadi dalam bermacam-macam bentuk misalnya hilangnya kesetiaan, hilangnya motivasi kerja, timbul banyak kesalahan, bekerja lambat, banyak absensi, bahkan dalam bentuk 11

12 terang-terangan misalnya menyatakan ketidaksetujuan, protes, atau lebih keras lagi dalam bentuk demonstrasi (Cummings dan Worley, 1997: 480). Resistensi atau Penolakan atas transformasi organisasional yang dilakukan oleh karyawan terjadi pula di perusahaan besar seperti PT Telkom Indonesia, Tbk. Penolakan yang terjadi disebabkan adanya persepsi dari karyawan, ketidak jelasan nasib karyawan atau tidak dijaminnya nasib karyawan berkaitan dengan kesejahteraan dan karir karyawan, hingga masalah kompetensi seluruh karyawan apakah mampu dijamin akan dapat sejalan dengan organisasi baru ini. Transformasi organisasional ini dinilai oleh Serikat Karyawan (SEKAR) lebih mementingkan bisnisnya saja daripada sumber daya manusianya sehingga akan ada sumber daya manusianya yang tenggelam. Hal ini sesuai dengan yang dijelaskan oleh pengurus SEKAR se-indonesia bahwa Transformasi Organisasi tidak jelas, terutama menyangkut people atau karyawan, ditegaskan kepada ketua Transformasi Organisasi yaitu Arief Yahya, alasan penolakan semakin jelas karena tidak adanya jaminan terhadap nasibnya karyawan karyawati yang berjumlah kurang lebih dan hal ini tidak dikehendaki oleh Serikat Karyawan (SEKAR) (Nursidik, DPW5, ) Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka saya tertarik untuk meneliti tentang analisis faktor-faktor yang mempengaruhi resistensi (penolakan) individual pada tranformasi organisasi di PT Telkom Indonesia, Tbk Bandung Identifikasi Masalah Transformasi organisasional yang dilaksanakan oleh suatu organisasi atau perusahaan tidak selalu sukses, banyak kendala yang mempengaruhinya, hal 12

13 tersebut dialami pula PT Telkom Indonesia, Tbk yang ditandai munculnya penolakan di sebagian wilayah operasi. Banyak masalah yang bisa terjadi ketika perubahan akan dilakukan. Masalah yang paling sering dan menonjol adalah "penolakan atas perubahan itu sendiri". Istilah yang sangat populer dalam manajemen adalah resistensi perubahan (resistance to change). Jika dikaji lebih lanjut, setiap orang memang unik. Sangat menarik bila kita memperhatikan berbeda-bedanya respons tiap orang terhadap perubahan. Ada individu yang dengan cepat masuk ke situasi perubahan, tanpa banyak perlawanan. Mereka berpendapat bahwa apa yang dikatakan oleh para atasan sebaiknya diterima saja, karena para atasan ini lebih berpengalaman dan sudah banyak makan asam garam. Perubahan apapun yang harus dilakukan, dikerjakan dengan sukarela tanpa banyak perlawanan. Adaptasinya prima, walaupun bisa juga dikatakan individu seperti ini layaknya robot, tidak melakukan perubahan atas inisiatif sendiri. Sebaliknya, individu yang lain menggunakan pendekatan yang berbeda bila dihadapkan pada segala macam barang baru, instruksi baru, sistem dan prosedur baru. Ia bisa diam membeku, tidak melakukan apa-apa. Mungkin sebenarnya ingin juga dia demo atau protes, tetapi karena status bawahan atau junior, ia memilih diam. Ketika ditanya mengapa dia tidak menurut saja bila diberi instruksi, dia menjawab, "Saya perlu tahu akar permasalahannya, mengapa dan untuk apa saya harus berubah?". Jadi teman kita ini mempunyai syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk mau berubah. Pantas perubahan sulit terjadi. Untuk membeli "alasan" berubah saja, individu ada yang bermasalah. 13

14 Penolakan atas perubahan tidak selalu negatif karena adanya penolakan tersebut maka perubahan tidak bisa dilakukan secara sembarangan. Penolakan atas perubahan tidak selalu muncul dipermukaan dalam bentuk yang standar. Penolakan bisa jelas kelihatan (eksplisit) dan segera, misalnya mengajukan protes, mengancam mogok, demonstrasi, dan sejenisnya; atau bisa juga tersirat (implisit), dan lambat laun, misalnya loyalitas pada organisasi berkurang, motivasi kerja menurun, kesalahan kerja meningkat, tingkat absensi meningkat, dan lain sebagainya. Seperti yang dikemukakan oleh Angelo Kinicki (2001) bahwa resistensi individual adalah tanggapan emosional atau perilaku kepada bayangan atau kenyataan dari perubahan kerja (ancaman kepada pekerjaan rutin yang tidak dapat dipungkiri). Dari pengertian itu dapat disimpulkan bahwa resistensi (penolakan) individual merupakan respon/sikap yang ditunjukan oleh masing-masing individu baik yang terlihat secara langsung (eksplisit) atau tidak terlihat (implist) terhadap suatu perubahan. Resistensi (penolakan ) individual muncul karena adanya persoalan kepribadian, persepsi, dan kebutuhan, maka individu punya potensi sebagai sumber penolakan atas perubahan. Seperti yang dijelaskan oleh Robbins (2003) bahwa faktor-faktor yang dapat menimbulkan adanya resistensi individual terhadap perubahan adalah ada 5 yaitu : kebiasaan/habit, kepastian, faktor-faktor ekonomi, perasaan takut terhadap sesuatu yang tidak diketahui, dan pemrosesan informasi secara selektif. Seperti yang nampak dalam gambar di bawah ini : 14

15 Resistensi idividual Kebiasaan/habit Persepsi selektif Kepastian/keamanan Perasaan takut thd hal-hal Yang tidak diketahui Faktor-faktor ekonomi Gambar 1.1 faktor-faktor yang mempengaruhi resistensi individual 1.3. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka dalam penelitian ini penulis memfokuskan permasalahan pada analisis faktor-faktor yang mempengaruhi resistensi individual pada tranformasi organisasi. Dengan demikian dapat dirumuskan masalahnya sebagai berikut : 1. Bagaimanakah pengaruh kebiasaan/habit terhadap resistensi individual pada transformasi organisasi di PT Telkom Indonesia,Tbk Bandung? 2. Bagaimanakah pengaruh kepastian/keamanan terhadap resistensi individual pada transformasi organisasi di PT Telkom Indonesia, Tbk Bandung? 3. Bagaimanakah pengaruh faktor-faktor ekonomi terhadap resistensi individual pada transformasi organisasi di PT Telkom Indonesia, Tbk Bandung? 4. Bagaiamanakah pengaruh perasaan takut terhadap resistensi individual pada transformasi organisasi di PT Telkom Indonesia,Tbk Bandung? 15

16 5. Bagaimanakah pengaruh persepsi selektif terhadap resistensi individual pada transformasi organisasional di PT Telkom Indonesia, Tbk Bandung? 6. Bagaimanakah pengaruh kebiasaan, rasa aman, faktor ekonomi, rasa takut dan persepsi selektif terhadap resistensi individual pada transformasi organisasib PT Telkom Indonesia, Tbk Bandung.? 1.4. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian Tujuan Penelitian : Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengukur pengaruh kebiasaan/habit terhadap resistensi individual pada transformasi organisasi di PT Telkom Indonesia,Tbk Bandung? 2. Untuk mengukur pengaruh rasa aman terhadap resistensi individual pada transformasi organisasi di PT Telkom Indonesia, Tbk Bandung? 3. Untuk mengukur pengaruh faktor ekonomi terhadap resistensi individual pada transformasi organisasi di PT Telkom Indonesia, Tbk Bandung? 4. Untuk mengukur pengaruh rasa takut terhadap resistensi individual pada transformasi organisasi di PT Telkom Indonesia,Tbk Bandung? 5. Untuk mengukur pengaruh persepsi selektif terhadap resistensi individual pada transformasi organisasional di PT Telkom Indonesia, Tbk Bandung? 6. Untuk mengukur pengaruh kebiasaan, rasa aman, faktor ekonomi, rasa takut, dan persepsi selektif terhadap resistensi individual pada transformasi organisasional di PT Telkom Indonesia, Tbk Bandung? 16

17 Kegunaan Penelitian Peneltian ini dapat dimanfaatkan dari 2 aspek yakni aspek teoritis dan aspek praktis : 1) Kegunaan Akademik : a. Membuktikan wacana teoritis dalam teori resistensi dan manajemen perubahan b. Referensi bagi peneliti berikutnya dalam mengkaji masalah yang sama di masa mendatang. 2) Kegunaan Praktik (Empirik) Kontribusi dan masukan dalam praktek keberhasilan transformasi organisasi untuk menghindari terjadinya faktor resistensi terhadap transformasi. 17

MANAJEMEN PERUBAHAN (CHANGE MANAGEMENT).

MANAJEMEN PERUBAHAN (CHANGE MANAGEMENT). MANAJEMEN PERUBAHAN (CHANGE MANAGEMENT). Salah satu topik yang saat ini menjadi pembicaraan hangat dalam teori dan pendekatan manajemen adalah Change Management atau Manajemen Perubahan. Pendekatan manajemen

Lebih terperinci

Modul ke: PENDIDIKAN ETIK. Menyongsong Perubahan. Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Ikhwan Aulia Fatahillah, SH., MH. Program Studi Manajemen

Modul ke: PENDIDIKAN ETIK. Menyongsong Perubahan. Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Ikhwan Aulia Fatahillah, SH., MH. Program Studi Manajemen Modul ke: PENDIDIKAN ETIK Menyongsong Perubahan Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Ikhwan Aulia Fatahillah, SH., MH. Program Studi Manajemen Bagian Isi Pendahuluan Perhatikan Perubahan Hidup Anda Bagaimana Dengan

Lebih terperinci

PERUBAHAN KEORGANISASIAN DAN PEMBELAJARAN PADA SMK NEGERI I BANDUNG MENUJU SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL. Amiruddin Idris

PERUBAHAN KEORGANISASIAN DAN PEMBELAJARAN PADA SMK NEGERI I BANDUNG MENUJU SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL. Amiruddin Idris PERUBAHAN KEORGANISASIAN DAN PEMBELAJARAN PADA SMK NEGERI I BANDUNG MENUJU SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL Amiruddin Idris Abstrak Studi ini dapat memberikan informasi yang berguna tentang pentingnya teori

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi dinamika perubahan lingkungan. Kondisi tersebut menuntut

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi dinamika perubahan lingkungan. Kondisi tersebut menuntut BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi menjadi salah satu isu utama yang mendorong perusahaan menghadapi dinamika perubahan lingkungan. Kondisi tersebut menuntut perusahaan untuk senantiasa

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RESISTENSI INDIVIDUAL PADA TRANSFORMASI ORGANISASI DI PT TELKOM INDONESIA TBK. BANDUNG

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RESISTENSI INDIVIDUAL PADA TRANSFORMASI ORGANISASI DI PT TELKOM INDONESIA TBK. BANDUNG Jurnal Computech & Bisnis, Vol. 4, No. 2, Desember 2010, 84-97 ISSN Analisis 1978-9629 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Resistensi Individual.....(Rinawati) ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RESISTENSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan mengembangkan organisasi dalam berbagai tuntutan masyarakat dan zaman.

BAB I PENDAHULUAN. dan mengembangkan organisasi dalam berbagai tuntutan masyarakat dan zaman. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia merupakan aset paling penting dalam suatu organisasi karena merupakan sumber yang mengarahkan organisasi serta mempertahankan dan mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat diera globalisasi ini. Organisasi yang terbiasa dengan perubahan

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat diera globalisasi ini. Organisasi yang terbiasa dengan perubahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan zaman telah membawa banyak perubahan organisasi/perusahaan yang semakin pesat diera globalisasi ini. Organisasi yang terbiasa dengan perubahan yang sifatnya

Lebih terperinci

pemimpin, perubahan visi, perubahan struktur organisasi dan perubahan aturan

pemimpin, perubahan visi, perubahan struktur organisasi dan perubahan aturan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi menjadi salah satu isu utama yang mendorong organisasi menghadapi dinamika perubahan lingkungan. Kondisi tersebut menuntut organisasi untuk senantiasa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 11 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sejarah Budaya Organisasi Organisasi telah ada sejak ratusan tahun lalu dimuka bumi, tidak ada literatur yang secara jelas menjelaskan asal muasal terjadinya organisasi. Berdasarkan

Lebih terperinci

Materi 10 Organizing/Pengorganisasian: Manajemen Team

Materi 10 Organizing/Pengorganisasian: Manajemen Team Materi 10 Organizing/Pengorganisasian: Manajemen Team Anda mungkin memiliki banyak pengalaman bekerja dalam kelompok, seperti halnya tugas kelompok, tim olahraga dan lain sebagainya. Kelompok kerja merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jasa tersebut berkualitas atau tidak, dengan harapan perusahaan asuransi tersebut

BAB I PENDAHULUAN. jasa tersebut berkualitas atau tidak, dengan harapan perusahaan asuransi tersebut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan asuransi sebagai salah satu bentuk perusahaan yang bergerak di bidang jasa yang dijadikan indikator oleh para nasabahnya dalam menilai apakah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam suatu perusahaan disamping faktor lain seperti modal, material, metode, dan lain sebagainya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam melaksanakan tugas-tugasnya, pemerintah membagi fungsi dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam melaksanakan tugas-tugasnya, pemerintah membagi fungsi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam melaksanakan tugas-tugasnya, pemerintah membagi fungsi dan peran dalam pelaksanaan program pembangunan nasional antara lain kepada Kementerian-Kementerian yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi tantangan lingkungan organisasi harus lebih

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi tantangan lingkungan organisasi harus lebih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menghadapi tantangan lingkungan organisasi harus lebih kompetitif. Tidak bisa hanya mempertahankan status quo, organisasi harus berubah terus-menerus dan perubahan

Lebih terperinci

Jenis dan Bentuk Perubahan Organisasi

Jenis dan Bentuk Perubahan Organisasi Modul ke: Jenis dan Bentuk Perubahan Organisasi Fakultas Pasca Sarjanan Dr. Ir. Sugiyono, Msi. Program Studi Magister Manajemen www.mercubuana.ac.id Source: Jones, G.R.2004. Organizational Theory, Design,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Perubahan seringkali terjadi pada organisasi yang memiliki orientasi

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Perubahan seringkali terjadi pada organisasi yang memiliki orientasi BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Perubahan seringkali terjadi pada organisasi yang memiliki orientasi keuntungan/ profit oriented. Beberapa perusahaan yang telah melakukannya adalah Home Depot

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kankan Sopyan, 2016

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kankan Sopyan, 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumber daya manusia merupakan aset terpenting organisasi karena perannya sebagai pelaksana kebijakan dan kegiatan operasional dalam mencapai tujuan organisasi. Berhasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi dan inovasi di bidang finansial yang semakin canggih.

BAB I PENDAHULUAN. informasi dan inovasi di bidang finansial yang semakin canggih. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dinamika perekonomian dunia yang terjadi pada beberapa periode terakhir turut mewarnai perkembangan dan aktivitas bisnis dalam negeri baik secara langsung dan tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang-orang yang terdapat dalam instansi tersebut. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. orang-orang yang terdapat dalam instansi tersebut. Oleh karena itu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu instansi didirikan karena mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Dalam mencapai tujuannya setiap instansi dipengaruhi oleh perilaku dan sikap orang-orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin kompleksnya permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh

BAB I PENDAHULUAN. semakin kompleksnya permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di era modernisasi dan perkembangan IPTEK yang sangat cepat, perkembangan dalam bidang SDM berkembang cepat pula, hal ini mengakibatkan semakin kompleksnya

Lebih terperinci

PERUBAHAN DAN PENGEMBANGAN ORGANISASI. Amalia, ST, MT

PERUBAHAN DAN PENGEMBANGAN ORGANISASI. Amalia, ST, MT PERUBAHAN DAN PENGEMBANGAN ORGANISASI Amalia, ST, MT ORGANIZATIONAL DEVELOPMENT Mengapa Pengembangan Organisasi? Kondisi dan Keadaan Berubah Kecenderungan Organisasi Mempertahankan Status Quo Perubahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan teknologi digital dengan percepatan akses yang sedemikian besar

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan teknologi digital dengan percepatan akses yang sedemikian besar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini persaingan yang kompetitif, keadaan perekonomian yang fluktuatif dan teknologi informasi yang berkembang dengan pesat dimana perkembangan teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnis sangat tajam. Untuk memenangkan persaingan tersebut, koperasi perlu memiliki

BAB I PENDAHULUAN. bisnis sangat tajam. Untuk memenangkan persaingan tersebut, koperasi perlu memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada abad ke 21, era globalisasi ini terjadi persaingan di berbagai sektor terutama bisnis sangat tajam. Untuk memenangkan persaingan tersebut, koperasi perlu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Turbulensi yang terjadi di lingkungan bisnis, semakin memperbesar tantangan dan

I. PENDAHULUAN. Turbulensi yang terjadi di lingkungan bisnis, semakin memperbesar tantangan dan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Turbulensi yang terjadi di lingkungan bisnis, semakin memperbesar tantangan dan peluang yang dihadapi oleh perusahaan berskala nasional maupun multinasional. Perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 LATAR BELAKANG Dari berbagai jenis faktor produksi, tenaga kerja merupakan faktor

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 LATAR BELAKANG Dari berbagai jenis faktor produksi, tenaga kerja merupakan faktor BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dari berbagai jenis faktor produksi, tenaga kerja merupakan faktor produksi yang memegang peranan utama. Sumber daya manusia merupakan sumber daya terpenting dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelatihan dan pengembangan untuk mengantisipasi kebutuhan-kebutuhan yang

BAB I PENDAHULUAN. pelatihan dan pengembangan untuk mengantisipasi kebutuhan-kebutuhan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi ditandai dengan semakin pesatnya perkembangan di segala kegiatan bisnis. Perubahan lingkungan sedemikian dinamis telah memaksa berbagai jenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. punggung utama penerapan BPJS Ketenagakerjaan. Jaminan Sosial) Ketenagakerjaan. PT Jamsostek (Persero) sebelum

BAB I PENDAHULUAN. punggung utama penerapan BPJS Ketenagakerjaan. Jaminan Sosial) Ketenagakerjaan. PT Jamsostek (Persero) sebelum BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai wujud aplikasi UUD 1945 Bab XIV tentang Kesejahteraan Sosial dan implementasi Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) sebagaimana diatur oleh Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disepakatinya AFTA (ASEAN Free Trade Area) dan MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN)

BAB I PENDAHULUAN. disepakatinya AFTA (ASEAN Free Trade Area) dan MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dunia industri dan organisasi saat ini bergerak dinamis, berbagai peristiwa dan fenomena terkait industri dan organisasi dapat dijumpai di berbagai perusahaan

Lebih terperinci

BKPPD Kabupaten Bengkulu Utara RENSTRA BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BKPPD Kabupaten Bengkulu Utara RENSTRA BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam kerangka Otonomi Daerah yang termaktub dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, Pemerintah Daerah dalam menjalankan manajemennya sehari-hari merasakan terjadinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah upaya yang dilakukan negara untuk mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan pendidikan adalah untuk

Lebih terperinci

. Memilih Strategi Perubahan di Organisasi atau Perusahaan

. Memilih Strategi Perubahan di Organisasi atau Perusahaan . Memilih Strategi Perubahan di Organisasi atau Perusahaan Oleh: Wahyu Saripudin (A student of Master of Management Universitas Gadjah Mada)... A. Pendahuluan Perubahan merupakan keniscayaan bagi semua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya manusia merupakan aset berharga dalam setiap organisasi. Oleh karena itu pengembangan sumber daya manusia merupakan salah satu prioritas dalam manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banyak orang telah mengetahui bahwa Indonesia menghadapi era

BAB I PENDAHULUAN. Banyak orang telah mengetahui bahwa Indonesia menghadapi era BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Banyak orang telah mengetahui bahwa Indonesia menghadapi era globalisasi, dimana perbatasan antar negara tidak lagi menjadi hambatan dalam memperoleh apa yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Penelitian ini mengacu pada bagaimana analisis pengaruh budaya organisasi, kompetensi karyawan dan komitmen organisasi terhadap kinerja karyawan. 2.1.1 Budaya Organisasi

Lebih terperinci

Materi Kuliah ETIKA BISNIS. Tanggungjawab Sosial Perusahaan (CSR) Pertemuan ke-6

Materi Kuliah ETIKA BISNIS. Tanggungjawab Sosial Perusahaan (CSR) Pertemuan ke-6 Materi Kuliah ETIKA BISNIS Tanggungjawab Sosial Perusahaan (CSR) Pertemuan ke-6 Latar Belakang Munculnya isu pemanasan global, penipisan ozon, kerusakan hutan, kerusakan lokasi di pertambangan, pencemaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Triyana, (2006:2) Mangkunegara (2008 : 67), Rivai dan Basri (2005:50)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Triyana, (2006:2) Mangkunegara (2008 : 67), Rivai dan Basri (2005:50) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi yang selalu ditandai dengan terjadinya perubahan-perubahan pesat pada kondisi ekonomi secara keseluruhan, telah menyebabkan munculnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang menyebabkan terjadinya perubahan ini adalah globalisasi dalam bidang ekonomi serta

BAB I PENDAHULUAN. yang menyebabkan terjadinya perubahan ini adalah globalisasi dalam bidang ekonomi serta BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Seiring dengan perkembangan jaman, banyak perubahan yang terjadi dalam dunia kerja, baik dari sisi individu pekerja maupun dari pihak organisasi sendiri. Hal mendasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat cepat. Globalisasi, liberalisasi perdagangan, deregulasi dan. organisasi dihadapkan pada lingkungan yang serba tidak pasti.

BAB I PENDAHULUAN. sangat cepat. Globalisasi, liberalisasi perdagangan, deregulasi dan. organisasi dihadapkan pada lingkungan yang serba tidak pasti. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belakangan ini lingkungan bisnis mengalami perubahan yang sangat cepat. Globalisasi, liberalisasi perdagangan, deregulasi dan kemajuan teknologi informasi menciptakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Agar tujuan-tujuan organisasi dapat tercapai, maka para pemimpin senior

BAB I PENDAHULUAN. Agar tujuan-tujuan organisasi dapat tercapai, maka para pemimpin senior BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Agar tujuan-tujuan organisasi dapat tercapai, maka para pemimpin senior harus dapat mengelola, mempengaruhi, dan memotivasi karyawan-karyawannya agar mau bersama-sama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan, perubahan dan ketidakpastian akan semakin meramaikan

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan, perubahan dan ketidakpastian akan semakin meramaikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan, perubahan dan ketidakpastian akan semakin meramaikan kehidupan lingkungan bisnis. Pada era informasi, lingkungan internal dan eksternal perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. simpanan dan menyalurkannya dalam bentuk kredit. Bisnis perbankan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. simpanan dan menyalurkannya dalam bentuk kredit. Bisnis perbankan merupakan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perbankan pada umumnya merupakan suatu lembaga yang bergerak dalam bidang jasa perantara keuangan yang menghimpun dana masyarakat dalam bentuk simpanan dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi sekarang ini terlihat sangat pesat. Perkembangan ini tidak hanya melahirkan era informasi global tetapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Krisis keuangan global tak hanya berdampak pada sektor riil, tapi juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Krisis keuangan global tak hanya berdampak pada sektor riil, tapi juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Krisis keuangan global tak hanya berdampak pada sektor riil, tapi juga sangat memukul sektor finansial. Bahkan angka kerugian di sektor finansial dilaporkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial pada dasarnya mempunyai sifat untuk

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial pada dasarnya mempunyai sifat untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Manusia sebagai makhluk sosial pada dasarnya mempunyai sifat untuk bersosialisasi, bekerjasama dan membutuhkan keberadaan manusia yang lainnya. Untuk itu keberadaan

Lebih terperinci

School of Communication &

School of Communication & Week- 7a By Ida Nurnida CONTENT Konsep Lingkungan Aspek-aspek Penting tentang Lingkungan Hubungan Lingkungan dengan Struktur Organisasi 1. KONSEP LINGKUNGAN Definisi Lingkungan: Segala sesuatu yang berada

Lebih terperinci

Peran Personal Meaning pada Perubahan Organisasi di SMK Cendika Bangsa Kepanjen

Peran Personal Meaning pada Perubahan Organisasi di SMK Cendika Bangsa Kepanjen Peran Personal Meaning pada Perubahan Organisasi di SMK Cendika Bangsa Kepanjen Hilda Ari Andani Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang Abstract. This study aims to determine

Lebih terperinci

School of Communication &

School of Communication & Week 11 By Dr. Ida Nurnida Inovasi = perubahan? Inovasi adalah penggunaan gagasangagasan baru bagi organisasi yang menerimanya. Semua inovasi yang diterapkan dalam organisasi akan mengakibatkan perubahan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persoalan yang berkaitan dengan Sumber Daya Manusia atau SDM pada suatu

BAB I PENDAHULUAN. Persoalan yang berkaitan dengan Sumber Daya Manusia atau SDM pada suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persoalan yang berkaitan dengan Sumber Daya Manusia atau SDM pada suatu organisasi baik sektor swasta maupun publik masih menjadi masalah utama. karena berbagai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. tersebut ketika bekerja sendiri atau dengan karyawan lain (Jones, 2010).

BAB II LANDASAN TEORITIS. tersebut ketika bekerja sendiri atau dengan karyawan lain (Jones, 2010). BAB II LANDASAN TEORITIS A. Happiness at Work 1. Definisi Happiness at Work Happiness at work dapat diidentifikasikan sebagai suatu pola pikir yang memungkinkan karyawan untuk memaksimalkan performa dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia mulai dikenal sejak abad 20, terutama setelah terjadi revolusi industri,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin modern, jaringan fisik serta pelayanan sarana dan prasarana nasional

BAB I PENDAHULUAN. semakin modern, jaringan fisik serta pelayanan sarana dan prasarana nasional BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini negara kita dihadapkan pada kemajuan zaman yang begitu pesat. Pembangunan disegala bidang mengakibatkan kehidupan masyarakat semakin modern, jaringan

Lebih terperinci

Strategi Organisasi, Struktur Proyek, Budaya Proyek

Strategi Organisasi, Struktur Proyek, Budaya Proyek Modul ke: Strategi Organisasi, Struktur Proyek, Budaya Proyek Fakultas 02Deva Prudensia Setiawan, S.T., M.M. Ekonomi & Bisnis Program Studi Manajemen Manajemen Proyek Isi Manajemen Proyek Organisasional

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Tindakan Beralasan Teori tindakan beralasan yang dikemukakan oleh Fishbein dan Ajzen (1975) menyatakan bahwa perilaku

Lebih terperinci

BAB V MODEL KONSEPTUAL MANAJEMEN PENGEMBANGAN KUALITAS KINERJA KARYAWAN BANK JABAR. Model merupakan abstraksi visual atau konstruksi dari suatu

BAB V MODEL KONSEPTUAL MANAJEMEN PENGEMBANGAN KUALITAS KINERJA KARYAWAN BANK JABAR. Model merupakan abstraksi visual atau konstruksi dari suatu BAB V MODEL KONSEPTUAL MANAJEMEN PENGEMBANGAN KUALITAS KINERJA KARYAWAN BANK JABAR A. ASUMSI MODEL Model merupakan abstraksi visual atau konstruksi dari suatu konsep. Sebagai pendekatan, model dapat digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Lingkungan bisnis pada saat ini tumbuh dan berkembang secara drastis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Lingkungan bisnis pada saat ini tumbuh dan berkembang secara drastis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lingkungan bisnis pada saat ini tumbuh dan berkembang secara drastis dan sangat dinamis dan karena perkembangan tersebut diperlukan sistem manajemen yang efektif dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap setiap individu yang berada dalam organisasi. Setiap individu yang

BAB I PENDAHULUAN. terhadap setiap individu yang berada dalam organisasi. Setiap individu yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan lingkungan yang cepat, yang ditandai dengan kemajuan informasi, perubahan selera pasar, perubahan demografi, fluktuasi ekonomi, dan kondisi dinamis lain menuntut

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Perubahan Organisasi

TINJAUAN PUSTAKA Perubahan Organisasi II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perubahan Organisasi Dewasa ini semakin banyak organisasi menghadapi suatu lingkungan yang dinamis dan berubah yang selanjutnya menuntut agar organisasi itu menyesuaikan diri.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Alexandros dkk (2005) dalam penelitiannya mengenai implementasi metodologi

BAB I PENDAHULUAN. Alexandros dkk (2005) dalam penelitiannya mengenai implementasi metodologi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kemajuan teknologi dan persaingan merupakan faktor lingkungan yang sangat mempengaruhi keberhasilan suatu perusahaan untuk mencapai tujuan jangka panjang.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sekolah adalah salah satu institusi yang berperan dalam menyiapkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sekolah adalah salah satu institusi yang berperan dalam menyiapkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Sekolah adalah salah satu institusi yang berperan dalam menyiapkan sumber daya manusia maupun untuk menciptakan masyarakat yang berkualitas, berbagai upaya dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Latar belakang permasalahan menguraikan alasan mengapa suatu penelitian layak untuk dilakukan. Bagian ini menjelaskan tentang permasalahan dari sisi teoritis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, organisasi, bisnis maupun bangsa. Budaya membedakan

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, organisasi, bisnis maupun bangsa. Budaya membedakan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dalam kehidupan sehari-hari tidak terlepas dari ikatan budaya yang diciptakan. Ikatan budaya tercipta oleh masyarakat yang bersangkutan, baik dalam keluarga, organisasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi era liberalisasi ekonomi Asia Pasifik (APEC) dan Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi era liberalisasi ekonomi Asia Pasifik (APEC) dan Masyarakat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam menghadapi era liberalisasi ekonomi Asia Pasifik (APEC) dan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang menuntut perubahan lingkungan yang cepat dan persaingan bisnis

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERTEMUAN 2 SISTEM INFORMASI MANAJEMEN 25 BERSAING DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI INFORMASI DASAR- DASAR KEUNGGULAN STRATEGIS TI Strategis Teknologi tidak lagi merupakan pemikiran terakhir dalam membentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha yang semakin meningkat dan tingginya tingkat persaingan menuntut perusahaan untuk lebih mempertahankan dan meningkatkan kinerjanya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. reformasi diindikasikan dengan adanya perombakan di segala bidang kehidupan,

BAB I PENDAHULUAN. reformasi diindikasikan dengan adanya perombakan di segala bidang kehidupan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era reformasi yang sedang berjalan atau bahkan sudah memasuki pasca reformasi diindikasikan dengan adanya perombakan di segala bidang kehidupan, politik, moneter, pertahanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tekanannya, sehingga perusahaan dituntut melakukan inovasi secara terus menerus

BAB I PENDAHULUAN. tekanannya, sehingga perusahaan dituntut melakukan inovasi secara terus menerus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam industri telekomunikasi saat ini cenderung berada dalam kondisi pasar dengan tingkat kompetisi yang tinggi dan ke depan akan terus meningkat tekanannya,

Lebih terperinci

I. PENGANTAR Latar Belakang. Kualitas sumber daya manusia yang tinggi sangat dibutuhkan agar manusia

I. PENGANTAR Latar Belakang. Kualitas sumber daya manusia yang tinggi sangat dibutuhkan agar manusia I. PENGANTAR 1.1. Latar Belakang Kualitas sumber daya manusia yang tinggi sangat dibutuhkan agar manusia dapat melakukan peran sebagai pelaksana yang handal dalam proses pembangunan. Sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dagang maupun perusahaan jasa. Dengan adanya persaingan tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dagang maupun perusahaan jasa. Dengan adanya persaingan tersebut, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada saat ini persaingan perdagangan di Indonesia semakin pesat. Baik perusahaan dagang maupun perusahaan jasa. Dengan adanya persaingan tersebut, maka perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu dari 4 rumah sakit yang ada di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.

BAB I PENDAHULUAN. satu dari 4 rumah sakit yang ada di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam lingkungan global saat ini, organisasi dituntut untuk terus melakukan perbaikan melalui perubahan baik dari sisi struktur, sistem, strategi maupun budaya di dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kegiatan suatu organisasi bisa dilihat dengan jelas bahwa salah satu sumber daya yang paling penting adalah sumber daya manusia. Sumber daya manusia di tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karyawan merupakan aset yang paling berharga dalam perusahaan karena

BAB I PENDAHULUAN. Karyawan merupakan aset yang paling berharga dalam perusahaan karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karyawan merupakan aset yang paling berharga dalam perusahaan karena sebagai ujung tombak perusahaan sehingga praktek manajemen Sumber Daya Manusia atau SDM harus diperhatikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dapat menjadi pilihan pelanggan (beyond telco). Kompetisi dalam

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dapat menjadi pilihan pelanggan (beyond telco). Kompetisi dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan dalam lingkungan industri bisnis telekomunikasi di Indonesia semakin cepat berubah, sehingga tantangan masa sekarang dan masa yang akan datang tidak hanya

Lebih terperinci

Pendidikan merupakan bagian penting dalam kehidupan manusia, karena. dengan adanya pendidikan manusia dapat belajar memahami dan mengerti segala

Pendidikan merupakan bagian penting dalam kehidupan manusia, karena. dengan adanya pendidikan manusia dapat belajar memahami dan mengerti segala BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalab Pendidikan merupakan bagian penting dalam kehidupan manusia, karena dengan adanya pendidikan manusia dapat belajar memahami dan mengerti segala sesuatu yang

Lebih terperinci

BAB1 PENDAHULUAN. Salah satu bidang penting dalam administrasi/manajemen pendidikan

BAB1 PENDAHULUAN. Salah satu bidang penting dalam administrasi/manajemen pendidikan 1 BAB1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu bidang penting dalam administrasi/manajemen pendidikan adalah berkaitan dengan personil/sumberdaya manusia yang terlibat dalam proses pendidikan, baik itu

Lebih terperinci

Pengertian Total Quality Management (TQM)

Pengertian Total Quality Management (TQM) Pengertian Total Quality Management (TQM) Untuk memahami Total Quality Management, terlebih dahulu perlu dijabarkan pengertian kualitas (quality), dan manajemen kualitas terpadu (Total Quality Management).

Lebih terperinci

MENGEMBANGKAN STRATEGI SI/TI Titien S. Sukamto

MENGEMBANGKAN STRATEGI SI/TI Titien S. Sukamto MENGEMBANGKAN STRATEGI SI/TI Titien S. Sukamto Pengembangan Strategi SI/TI Mengembangkan sebuah strategi SI/TI berarti berpikir secara strategis dan merencanakan manajemen yang efektif untuk jangka waktu

Lebih terperinci

Materi 9 Organizing: Manajemen Sumber Daya Manusia

Materi 9 Organizing: Manajemen Sumber Daya Manusia Materi 9 Organizing: Manajemen Sumber Daya Manusia Dengan telah adanya struktur organisasi, manajer harus menemukan orang-orang untuk mengisi pekerjaan yang telah dibuat atau menyingkirkan orang dari pekerjaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan status Universitas Gadjah Mada (UGM) dari universitas yang

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan status Universitas Gadjah Mada (UGM) dari universitas yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan status Universitas Gadjah Mada (UGM) dari universitas yang berstatus Badan Hukum Milik Negara (BHMN) berdasar Peraturan Pemerintah Nomor 153 Tahun 2000 menjadi

Lebih terperinci

BAB II PERUBAHAN SOSIAL TALCOT PARSONS. Perubahan dapat berupa yang tidak menarik atau dalam arti

BAB II PERUBAHAN SOSIAL TALCOT PARSONS. Perubahan dapat berupa yang tidak menarik atau dalam arti BAB II PERUBAHAN SOSIAL TALCOT PARSONS A. Teori Fungsionalisme Struktural AGIL Setiap manusia selama hidup pasti mengalami perubahanperubahan. Perubahan dapat berupa yang tidak menarik atau dalam arti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perusahaan dewasa ini berada ditengah tengah. kepada persaingan abad informasi (Kaplan & Norton, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perusahaan dewasa ini berada ditengah tengah. kepada persaingan abad informasi (Kaplan & Norton, 2000). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan perusahaan dewasa ini berada ditengah tengah transformasi yang revolusioner. Perkembangan abad industri telah bergeser kepada persaingan abad informasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Industri Rumah Sakit pada dasarnya adalah kumpulan dari berbagai unit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Industri Rumah Sakit pada dasarnya adalah kumpulan dari berbagai unit BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Manajemen Sumber Daya Manusia Industri Rumah Sakit pada dasarnya adalah kumpulan dari berbagai unit pelayanan. Berbagai unit tersebut terdiri dari sekumpulan individu yang berusaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan global saat ini merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindarkan dalam bisnis, ditandai dengan perubahan perubahan yang serba cepat di bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berbagai pengaruh perubahan yang terjadi akibat reformasi menuntut perusahaan baik perusahaan swasta maupun pemerintah untuk mengadakan inovasi-inovasi guna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Organisasi bisnis menghadapi faktor-faktor eksternal seperti persaingan dari

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Organisasi bisnis menghadapi faktor-faktor eksternal seperti persaingan dari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Organisasi bisnis menghadapi faktor-faktor eksternal seperti persaingan dari perusahaan-perusahaan lain, situasi ekonomi, situasi politik dan lainnya. Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alnis Dwipayana, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah   Alnis Dwipayana, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Indonesia dan di Negara-negara berkembang lainnya, pemerintah memiliki peran yang sangat dominan. Peran tersebut mencakup sebagai agen pelayanan, agen perubahan,

Lebih terperinci

Abstrak. Kata Kunci: Kepemimpinan Transformasional, Kepuasan Kerja, Komitmen Organisasi dan Organizational Citizenship Behavior.

Abstrak. Kata Kunci: Kepemimpinan Transformasional, Kepuasan Kerja, Komitmen Organisasi dan Organizational Citizenship Behavior. Judul : Pengaruh Kepemimpinan Transformasional, Kepuasan Kerja, dan Komitmen Organisasi terhadap Organizational Citizenship Behavior pada UD. Kariasih di Mengwi Badung Nama : I Putu Adi Satyawan NIM :

Lebih terperinci

BABl PENDAHULUAN. Saat ini persoalan sumberdaya manusia menjadi lebih disebabkan oleh

BABl PENDAHULUAN. Saat ini persoalan sumberdaya manusia menjadi lebih disebabkan oleh BABl PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini persoalan sumberdaya manusia menjadi lebih disebabkan oleh tantangan bisnis yang dihadapi perusahaan makin komplek, antara lain : globalisasi, peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saat ini, kecepatan dan ketepatan dalam melakukan sesuatu hal yang berhubungan

BAB I PENDAHULUAN. saat ini, kecepatan dan ketepatan dalam melakukan sesuatu hal yang berhubungan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa teknologi informasi kini menjadi suatu hal penting yang digunakan oleh hampir semua organisasi. Dalam era globalisasi saat ini, kecepatan

Lebih terperinci

PERUBAHAN DAN PENGEMBANGAN ORGANISASI

PERUBAHAN DAN PENGEMBANGAN ORGANISASI DIKTAT KULIAH: TEORI ORGANISASI UMUM 1 Dosen: Ati Harmoni 1 PERTEMUAN 12: PERUBAHAN DAN PENGEMBANGAN ORGANISASI TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah memelajari Bab ini mahasiswa dapat memahami tentang pandangan

Lebih terperinci

KULTUR ORGANISASI 12/6/2016 1

KULTUR ORGANISASI 12/6/2016 1 KULTUR ORGANISASI 12/6/2016 1 PENGERETIAN BUDAYA ORGANISASI Robbins dan Judge (2008:256) kultur organisasi mengacu pada sebuah sistem makna bersama yang dianut oleh para anggota yang membedakan organisasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. terdiri dari tiga bentuk badan usaha yaitu swasta, BUMN dan koperasi. Badan

I. PENDAHULUAN. terdiri dari tiga bentuk badan usaha yaitu swasta, BUMN dan koperasi. Badan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan tentang pelaku ekonomi nasional terdiri dari tiga bentuk badan usaha yaitu swasta, BUMN dan koperasi. Badan Usaha Milik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan sistem manajemen pemerintahan dan pembangunan antara lain

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan sistem manajemen pemerintahan dan pembangunan antara lain BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Terjadinya berbagai krisis kawasan yang tidak lepas dari kegagalan mengembangkan sistem manajemen pemerintahan dan pembangunan antara lain disebabkan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penghargaan kepada karyawan, jika mereka melakukan pekerjaan sesuai dengan target-target

BAB I PENDAHULUAN. penghargaan kepada karyawan, jika mereka melakukan pekerjaan sesuai dengan target-target BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia merupakan bagian penggerak dari perusahaan yang memiliki potensi berkembang dan secara aktif mendorong produktifitas dalam memenuhi tujuan

Lebih terperinci

BAB II PEMBINAAN KARIR PEGAWAI NEGERI SIPIL DI INDONESIA. A. Pengertian Pembinaan dan Konsep Pembinaan

BAB II PEMBINAAN KARIR PEGAWAI NEGERI SIPIL DI INDONESIA. A. Pengertian Pembinaan dan Konsep Pembinaan BAB II PEMBINAAN KARIR PEGAWAI NEGERI SIPIL DI INDONESIA A. Pengertian Pembinaan dan Konsep Pembinaan Pembinaan adalah suatu proses atau pengembangan yang mencakup urutan urutan pengertian, diawali dengan

Lebih terperinci

MANAJEMEN STRATEJIK DAN BUDAYA PERUSAHAAN: DAMPAK SERTA IMPLEMENTASI

MANAJEMEN STRATEJIK DAN BUDAYA PERUSAHAAN: DAMPAK SERTA IMPLEMENTASI Media Informatika Vol.16 No.2 (2017) MANAJEMEN STRATEJIK DAN BUDAYA PERUSAHAAN: DAMPAK SERTA IMPLEMENTASI Muksin Wijaya Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer LIKMI Jl. Ir. Juanda 96 Bandung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari globalisasi yang berkembang dalam dunia bisnis yang membuat

BAB I PENDAHULUAN. dari globalisasi yang berkembang dalam dunia bisnis yang membuat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persaingan di dunia bisnis dewasa ini semakin meningkat. Setiap perusahaan berusaha untuk mencari keunggulan kompetitif, sementara pesaing juga melakukan hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tercapai produktivitas kerja karyawan. Kinerja karyawan yang tinggi sangatlah

BAB I PENDAHULUAN. tercapai produktivitas kerja karyawan. Kinerja karyawan yang tinggi sangatlah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada saat ini perekonomian dan teknologi secara terus-menerus berkembang dan bangsa Indonesia dituntut untuk meningkatkan kinerja disegala sektor usaha agar

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berkaitan dengan komitmen afektif dan budaya organisasi. karena mereka menginginkannya (Meyer dan Allen, 1997)

BAB II LANDASAN TEORI. berkaitan dengan komitmen afektif dan budaya organisasi. karena mereka menginginkannya (Meyer dan Allen, 1997) BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijabarkan teori-teori yang menjadi kerangka berfikir dalam melaksanakan penelitian ini. Beberapa teori yang dipakai adalah teori yang berkaitan dengan komitmen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peran Sumber Daya Manusia dalam suatu organisasi atau perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Peran Sumber Daya Manusia dalam suatu organisasi atau perusahaan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Peran Sumber Daya Manusia dalam suatu organisasi atau perusahaan sangatlah strategis, di mana fungsi sumber daya manusia itu menjadi suatu kunci dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar di Indonesia yaitu : Jakarta, Bandung, Surabaya, Yogyakarta, Makasar. Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. besar di Indonesia yaitu : Jakarta, Bandung, Surabaya, Yogyakarta, Makasar. Perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah PT Bank Tabungan Negara (Persero) kantor cabang syariah Malang didirikan pada tahun BTN Syari ah yang mulai beroperasi sejak tanggal 14 februari 2005 terus

Lebih terperinci