PERDA NO. 24 TAHUN 1999 TENTANG RETRIBUSI IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DATI II KOLAKA NOMOR 24 TAHUN 1999 SERI B NOMOR 14

Transkripsi

1 PERDA NO. 24 TAHUN 1999 TENTANG RETRIBUSI IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DATI II KOLAKA NOMOR 24 TAHUN 1999 SERI B NOMOR 14 Menimbang : Mengingat : PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II KOLAKA NOMOR : 24 TAHUN 1999 TENTANG RETRIBUSI IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPALA KEPALA DAERAH TINGKAT II KOLAKA 1. bahwa dengan di tetapkannya peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1997 Tentang Retribusi Daerah sebagai pelaksanaan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 Tentang pajak Daerah dan Retribusi Daerah, maka Izin Retribusi izin mendirikan bangunan, perlu di sesuaikan; 2. Bahwa untuk melaksanakan Penyesuaian sebagaimana di maksud angka 1 perlu di tetapkan dalam peraturan Daerah; 1. Undang-Undang nomor 29 Tahun 1959 tentang Pembentukan DAerah-DAerahTingkat II di Sulawesi Lembaran Negara Tahun 1959 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1824; 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 Nomor 38 Tambahan Lembaran Negara Nomor 3037; 3. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981, Hukum ACara Pidana Lembaran Negara Tahun 1981, Nomor,76 Tambahan Lembaran Negara Nomor 3209; 4. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (lembaran Negara tahun 1997 Nomor 41 tambahan Lembaran negara Nomor 3685); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 27Tahun 1983, tentang pelaksanaan Undang-Undang Nomor 8 tahun 1981, Tentang Hukum Acara

2 Pidana (Lembaran negara Tahun 1981, Nomor 6, Tambahan lembaran Negara Nomor 3692); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1997, tentang Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 1997, nomor 55 tambahan lembaran Negara Nomor 3692); 7. keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 84 Tahun 1993 Tentang Bentuk Peraturan Daerah dan Peraturan daerah Perubahan; 8. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 171, Tahun 1997 tentang Pengessahan Peraturan Daerah tentang Pajak dan Retribusi Daerah; 9. Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Itngkat II Kolaka Nomor 3 tahun 1990 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Daerah Tingkat II Kolaka; Dengan Persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten /Tingkat II Kolaka Menetapkan : MEMUTUSKAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II KOLAKA TENTANG RETRIBUSI IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang di maksud dengan : 1. Daerah, adalah daerah Kabupaten Tingkat II Kolaka; 2. Pemerintah Daerah, adalah pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Kolaka 3. Kepala Daerah, Adalah Bupati kepaladaerah Tingkat II Kolaka; 4. Pejabat, adalah Pegawai yang di beri tugas tertentu di Bidang Retribusi Daerah Sesuai dengan Peraturan Perundang-Undangan yang Berlaku; 5. Badan adalah suatu Bentuk Badan usaha yang meliputi Perseroan Terbatas, Perseroan Komanditer, Perseroan Lainnya badan Usaha Milik negara atau Daerah dengan nama bentuk apapun, Persekutuan Perkumpulan, firma, Kongsi, Koprasi, yayasan atau Organisasi, yang sejenis lembaga dan Dana Pensiun bentuk usaha tetap serta bentuk Badan UsahaLainnya; 6. Retribusi Perizinan tertentu adalah Retribusi Atas kegiatan Tertentu Pemerintah Daerah dalam Rangka pemberian Izin kepada orang Pribadi atau badan yang di maksud untuk Pembinaan, pengaturan pengendalian atas Kegiatan Pemanfaatan Ruang penggunaan Sumber Daya Alam, barang, Prasarana sarana atau Fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan Umum dan menjaga kelestarian Lingkungan; 7. Izin mendirikan Bangunan adalah izin yang di Berikan oleh Pemerintah Daerah kepada orang pribadi atau Badan untuk mendirikan suatu BAngunan sehingga yang di maksudkan agar di Desain pelaksanaannya Pembangunan agar sesuai

3 dengan rencana Tata Ruang yang berlaku sesuai dengan Koefesien Dasar Bangunan (KDB), Koefisien luas Bangunan (KKB), yang di Tetapkan dan Agar Bangunan sesuai dengan syarat-syarat keselamatan bagi yang menempati Bangunan Tersebut; 8. Retribusi Izin mendirikan Bangunan yang selanjutnya di sebut retribusi adalah pembayaran atas pemberian Izin Mendirikan Bangunan oleh Pemerintah Daerah kepada orang pribadi atau badan trmasuk merubah bangunan; 9. Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menurut peratuaran Perundang-Undangan di Wajibkan untuk melakukan pembayaran Retribusi; 10. Masa Retribusi adalah suatu jangka waktu tertentu yang merupakan batas waktu bagi wajib Retribusi untuk memanfaatkan izin mendirikan Bangunan; 11. Bangunan adalah Bangunan Gedung bangunan-bangunan yang secara langsung merupakan kelengkapan dari Bangunan Gedung tersebut dalam batas satu pemilikan; 12. Mendirikan Bangunan adalah pekerjaan mengadakan Bangunan seluruhnya atau sebahagian termasuk seluruhnya atau sebagian pekerjaan menggali, menimbun atau meratakan tanah yang berhubungan dengan pekerjaan mengadakan BAngunan; 13. merubah Bangunan adalah pekerjaan menggali dan atau menambah Bangunan yang ada, termasuk pekerjaan membongkar termasuk pekerjaan mengganti bagian tersebut; 14. Garis sempadan adalah garis Khayal yang di tarik pada jarak tertentu sejajar dengan ruas jalan, ruassungai, atau ruas pagar, yang merupakan batas antara bagian kapling atau pekarangan yang boleh dan tidak boleh di bangun Bangunan-bangunan; 15. Koefesien dasar Bangunan-bangunan adalah bilangan pokok atas perbandingan antara luas pantai dasar bangunan dengan luas kapling/ pekarangan; 16. Koefisien lantai Bangunan adalah bilangan pokok atas perbandingan jumlah ruas lantai Bangunan dengan luas kapling/pekarangan; 17. Koefisien adalah tinggi Bangunan di ukur dari permukaan tanah sampai dengan titik teratas dari bangunan tersebut; 18. Surat pembayaran obyek retribusi Daerah yang selanjutnya dapat di singkat SPDORD adalah surat yang di gunakan ole wajib Retribusi untuk melaporkan data obyek Retribusi sebagai dasar Perhitungan dan pembayaran Retribusi yang terutang menurut peraturan PerUndang-Undangan Retribusi Daerah; 19. Suarat Ketetapan Retribusi Daerah yang selanjutnya dapat di singkat SKRD adalah surat keputusan yang menentukan besarnya ju8mlah Retribusi Daerahyang terutang; 20. Surat ketetapan retribusi Daerah kurang bayar tambahan yang selanjutnya dapat di singkat SKRDKBT adalah surat keputusan yang menentukan tambahan atas jumlah Retribusi yang telah di tetapkan; 21. Surat ketetapan Retribusi lebih bayar, yang selanjutnya dapat di singkat SKRDLB adalah surat keputusan yang menentukan jumlah kelebihan membayar retribusi lebih bayar dari retribusi lebih besar, dari pada retribusi yang terutang atau tidak seharusnya terutang; 22. Suarat tagihan retribusi Daerah yang selanjutnya dapat di singkat STRD, adalah surat tagihan retribusi dan atau sanksi Administrasi atau bunga atau denda; 23. Surat keputusan Keberatan adalah surat keputusan keberatan terhadap SKRD atau Dokumen lain yang di persamakan SKRDKBT, dan SKRDKBT yang di ajukan oleh retribusi;

4 24. Pemeriksaan adalah serangkayan kegiatan untuk mencari, mengumpulkan, dan mencari Data atau keterangan lain mengenai pengawasan kepatuhan pemenuhan kewajiban retribusi berdasarkan peraturan Perundang-Undangan Retribusi Daerah; 25. Penyidikan tindak pidana di bidang retribusi Daerah adalah serangkayan tindakan yang di lakukan oleh penyidik Pegawai Negri Sipil Daerah yang selanjutnya di sebut penyidik untuk mencari serta mengumpulkan bukti, yang dengan bukti itu membuat terang tindak pidana di bidang retribusi serta menemukan tersangkanya; BAB II NAMA, OBYEKDAN SUBJEK RETRIBUSI Pasal 2 Dengan nama Retribusi izin mendirikan bangunan di pungut retribusi sebagai pembayaran atas pemberian izin mendirikan bangunan; Pasal 3 1. Obyek Retribusi adalah pemberian izin mendirikan Bangunan; 2. Tidak termasuk obyek retribusi adalah pendirian izin mendirikan bangunan kepada pemerintah Daerah atau Pemerintah Pusat; Pasal 4 1. Subyek Retribusi adalah orang pribadi atau Badan yang memperoleh izin mendirikan Bangunan; 2. Setiap orang pribadi atau Badan Hukum yang akan membangun atau Merobohkan/ membongkar atau merubah bangunan di Daerah terlebih dahulu harus mendapat izin terlebih dahulu dari Kepala Daerah; BAB III GOLONGAN RETRIBUSI Pasal 5 Retribusi izin mendirikan bangunan di golongkan sebagai retribusi perizinan tertentu. BAB IV CARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA Pasal 6 1. Tingkat penggunaan jasa izin mendirikan bangunan di ukur dengan rumus yang di Dasarkan atas faktor luas lantai Bangunan, jumlah tingkat Bangunan, dan rencana penggunaan Bangunan;

5 2. Faktor-Faktor sebagaimana di maksud pada ayat (1), di berikan bobot (Koefisien); 3. Besarnya Koefisien sebagaimana pada ayat (2), di tetapkan sebagai berikut Koefisien luas Bangunan No. Luas Bangunan Koefisien 1. Bangunan s/d 100 m² 1 ; Bangunan s/d 250 m² 1 ; Bangunan s/d 500m² 2 ; Bangunan s/d1.000m² 3 ; Bangunan s/d 2.000m² 4 ; Bangunan s/d 3.000m² 4 ; 50 7 Bangunan s/d > 3.000m² 5 ; 00 Koefisien Tingkat Bangunan No. Tingkat Bangunan 1. Bangunan 1 Lantai 1 ; Bangunan 2 Lantai 1 ; Bangunan 3 Lantai 2 ; Bangunan 4 Lantai 3 ; Bangunan 5 Lantai 4 ; 00 Koefisien Koefisien Guna Bangunan No. Guna Bangunan Koefisien 1. Bangunan Sosial 0 ; Bangunan Perumahan 1 ; Bangunan Fasilitas Umum 1 ; Bangunan Pendidikan 1 ; Bangunan kelembagaan Kantor 1 ; Perdagangan dan Jasa 2 ; Bangunan Industri 2 ; Bangunan Khusus 2 ; Bangunan Campuran 2 ; Bangunan Lain-Lain 3 ; 00 Tingkat penggunaan jasa di hitung sebagai perkalian Koefisien-Koefisien sebagaimana di maksud pada ayat (3), angka 1 sampai dengan angka 3.

6 BAB V PRINSIP DAN SARANA DALAM MENETAPKAN STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF Pasal 7 1. Prinsip dan sarana menetapkan tarif retribusi di dasarkan pada tujuan untuk menutup seluruh biaya Penyelenggaraan pemberian izin. 2. Biaya sebagaimana di maksud pada ayat (1) meliputi biaya pengecekan dan pengukuran lokasi biaya pemetaan dan biaya transportasidalam rangka pengawasan dan pengendalian; BAB VI STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI Pasal 8 1. Tarif di tetapkan seragam untuk setiap Bangunan. 2. Besarnya tarif Retribusi untuk Bangunan permanen di tetapkan sebesar Rp.2.000/m² 3. Besarnya tarif retribusi untuk bangunan semi permanen di tetapkan Rp /m² 4. Biaya peninjauan lapangan/pemantauan biaya pengukuran dan biaya lain-lain di tangguhkan oleh pemohon yang selanjutnya di atur oleh kepala Daerah. BAB VII CARA PERHITUNGAN RETRIBUSI Pasal 9 Besarnya tarif Retribusi yang terutang di hitung dengan cara mengalihkan tarif retribusi sebagaimana di maksud dalam pasal 8 ayat(2), dan ayat (3), dengan tingkat penggunaan jasa sebagaimana di maksud dalam pasal 6 ayat (4); BAB VIII WILAYAH PEMUNGUTAN Pasal 10 Retribusi yang di pungut di wilayah Daerah tempat izin mendirikan bangunan di berikan. BAB IX MASA RETRIBUSI DAN PADA SAAT RETRIBUSI TERUTANG

7 Pasal 11 Masa retribusi adalah jangka waktu yang lamanya 12 (Dua belas bulan) dan atau di tetapkan lain oleh Kepala daerah; Pasal 12 saat terutangnya retribusi adalah pada saat di terbitkannya SKRD atau Dokumen lain yang di persamakan; BAB X SURAT PENDAFTARAN Pasal Wajib retribusi wajib mengisi SPDORD. 2. SPORD sebagaimana di maksud dalam ayat (1), harus di isi dengan jelas benar dan lengkap serta di tandatanganioleh wajib retribusi atau kuasanya. 3. bentuk, isi serta tata cara pengisian dan penyampaian SPORD sebagaimana di maksud pada ayat (1), di tetapkan oleh kepala daerah. BAB XI PENETAPAN RETRIBUSI pasal Berdasarkan SPORD sebagaiman di maksud dlam pasal 13 ayat (1), di tetapkan retribusi terutang dengan menerbitkan SKRD atau Dokumen lain yang di persamakan. 2. Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan dan di temukan Data Baru yang atau Data yang belum terungkap yang menyebabkan penambahan jumlah retribusi yang terutang maka di keluarkan SKRDKBT. 3. bentuk isi dan tata cara kerja penerbitan SKRD atau Dokumen lain yang di persamakan sebagaimana di maksud pada ayat (1), danskrdkbt sebagaimana di maksud pada ayat (2) di tetapkan oleh Kepala daerah. BAB XII TATA CARA PEMUNGUTAN Pasal pemungutan retribusi tidak dapat di borongkan. 2. Retribusi di pungut dengan menggunakan SKRD atau Dokumen lain yang di persamakan. BAB XIII

8 SANKSI ADMINISTRASI pasal 16 Dalam hal wajib retribusi tidak membayar tepat pada waktunya atau kurang membayar tepat pada waktunya atau kurang bayar di kenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2 % setiap bulan dan retribusi yang terutang atau kurang di bayar dan di tagih dengan menggunakan STPD. BAB XIV TAT CARA PEMBAYARAN Pasal Pembayaran retribusi yang terutang harus di lunasi sekali gus. 2. Retribusi yang terutang di lunasi selambat-lambatnya 15 (Lima belas) hari sejak di terbitkannya SKRD atau Dokumen lain yang di persamakan. 3. tata cara pembayaran, penyetoran tempat, tempat pembayaran di atur dengan Keputusan Kepala Daerah. BAB XV TATA CARA PENAGIHAN PAsal Pengeluaran surat teguran/peringatan, surat lain yang sejenis sebagai awal tindakan pelaksanaan penagihan retribusi di keluarkan sejak 7(tujuh), hari sejak jatuh tempo. 2. Dalam jangka waktu 7 (tujuh ) hari setelah surat teguran, peringatan surat lain yang sejenis wajib retribusi harus melunasi retribusi yang terutang. 3. Surat teguran sebagaimana di maksud pada ayat (1), di keluarkan oleh pejabat yang di tunjuk. BAB XVI PENGURANGAN, KERINGANAN DAN PEMBEBASAN RETRIBUSI Pasal kepala Daerah dapat memberikan pengurangan keringanan dan pembebasan retribusi. 2. pemberian keringanan, pengurangan sebagaimana di maksid pada ayat (1), dengan memperhatikan wajib retribusi, antara lain untuk mengangsur. 3. pembebasan retribusi sebagaimana di maksud pada ayat (1) antara lain di berikan kepada masyarakat yang di timpa bencana alam dan atau musibah.

9 4. tat cara pengurangan, keringanan, dan pembebasan retribusi di tetapkan olh kepala Daerah BAB XVII KADALUARSA PENAGIHAN Pasal hak untuk melakukan penagihan Retribusi kadaluarsa karna telah melampaui batas dari 3 (tiga) tahun terhitung sejak terutangnya retribusi, kecuali apabila wajib retribusi melakukan tindak pidana di bidang retribusi. 2. kadaluarsa penagihan retribusi sebagai mana di maksud pada ayat 1 di tangguhkan apabila : Di terbitkan surat teguran; atau Ada pengakuan hutang retribusi dari wajib retribusi baik langsung maupun tidak langsung. BAB XVIII KETENTUAN PIDANA Pasal Wajib retribusi yang tidak melaksanakan kewajibanya sehingga merugikan keuangan Daerah di ancam pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau denda paling banyak 4 kali jumlah retribusi terutang 2. Tindak pidana yang di maksud pada ayat (1) pasal ini adalah pelanggaran. BAB XIX PENYIDIKAN Pasal pejabat Pegawai Negeri sipil tertentu di lingkungan Pemerintah daerah di beri wewenang khusus sebagai penyidik untuk melakukan penyidikan tindak pidana di bidang retribusi Daerah. 2. Wewenang penyidik sebagaimana di maksud pada ayat (1), adalah : 1. menerima, mencari mengumpulkan dan meneliti keterangan atau laporan mengenai tindak pidana di bidang retribusi daerah agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lengkap dan jelas. 2. Meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan orang pribadi atau badan tentang prbuatan yang di lakukan sehubungan dengan tindak pidana Retribusi Daerah; 3. meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan tentang perbuatan sehubungan dengan tindak pidana di bidang Retribusi Daerah 4. memeriksa buku-buku dan Dokumen-dokumen lain berkenaan dengan tindak pidana di bidang Retribusi Daerah;

10 5. melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan, pencatatan dan dokumen-dokumen lain serta melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut 6. memminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana di bidang Retribusi Daerah; 7. menyuruh berhenti dan atau melarang seseorang meninggalkan ruangan pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang dan atau Dokumen sebagai di maksud dalam angka 5; 8. Memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana Retribusi Daerah; 9. Memanggil orang untuk di ambil keterangannya dengan di periksa atau sebagai tersangka; 10. menghentikan penyidikan; 11. Melakukan tindakan lain untuk kelancaran tindak pidana di bidang retribusi daerah menurut hukum yang dapat di pertanggung jawabkan; 12. Penyidikan sebagaimana di maksud ayat (1), memberitahukan di lakukannya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikan kepada penuntut Umum, sesuai ketentuan penyidikan yang di atur dalam Undang-Undang nomor 8 Tahun 1981 tentang hukum acara pidana; BAB XX KETENTUAN PENUTUP Pasal 23 Dengan berlakunya peraturan daerah ini maka peraturan daerah Kabupaten Daerah Tingkat II kolaka nomor 13 tahun 1986 tentang izin mendirikan bangunan di nyatakan di cabut dan tidak berlaku lagi. Pasal 24 Hal-Hal yang belum di atur dalam peraturanperundang-undangan Daerah sepanjang mengenai pelaksanaan akan di atur lebih lanjut oleh kepala Daerah. Pasal 25 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal di undangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya memerintahkan pengundangan Peraturan daeah ini dengan penempatannya dalam lembaran Negara, Daerah Kabupaten Daerah tingkat II kolaka.