HASIL DAN PEMBAHASAN. Kondisi Ayam Broiler Awal Penelitian
|
|
- Deddy Irawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Ayam Broiler Awal Penelitian DOC yang dipelihara pada penelitian ini sebanyak 1000 ekor. DOC memiliki bobot badan yang seragam dengan rataan 37 g/ekor. Kondisi DOC sehat dengan ciriciri mata bersinar cerah, konformasi tubuh tidak cacat, bulu kering, dari bagian kepala sampai bulu kaki bersih dan mengkilat, tingkah laku ayam lincah. Pakan yang diberikan adalah pakan komersial produksi PT. Charoen Pokphand Indonesia dengan kode 611. Pakan diberikan ad libitum dengan frekuensi 5-8 kali sehari dan berkurang seiring bertambahnya umur ayam. Tempat pakan yang digunakan adalah feeder tray dengan diameter 35 cm dengan kapasitas untuk 50 ekor ayam. Jumlah feeder tray ditambah saat ayam berumur 3 hari. Tempat pakan diganti dengan feeder tube saat ayam berumur 5 hari. Feeder tube mulai digantung saat ayam berumur 12 hari untuk memudahkan ayam makan dan untuk menghindari pakan terbuang ketika ayam makan. Tempat pakan sudah digantung semua saat ayam berumur 14 hari. Sebanyak 10% ayam broiler dari ayam yang dipelihara (100 ekor) dipilih secara acak dan ditimbang bobot badannya pada umur 14 hari. Rataan bobot badan yang diperoleh adalah 540 g/ekor dengan kisaran g/ekor selanjutnya ayam dipilih secara acak dan ditimbang bobot badannya sebanyak 135 ekor. Ayam broiler yang bobot badannya memenuhi kisaran g/ekor digunakan sebagai unit percobaan perlakuan. Rataan bobot badan ayam broiler yang digunakan dalam penelitian adalah 533,5±28,52 g/ekor dengan koefisien keragaman 5,35%. Perlakuan dimulai saat ayam berumur 15 hari. Pengacakan petak kandang perlakuan dilakukan sebelum penempatan ayam. Pengacakan kandang dilakukan dengan cara menyusun acak nomor perlakuan dan ulangan dengan undian. Ayam yang sudah dipilih secara acak ditempatkan ke setiap petak yang sudah disiapkan. Tempat pakan dan tempat minum diletakkan di setiap petak kandang perlakuan. Tempat pakan dan minum digantung untuk menghindari agar tidak terbuang. Performa Ayam Broiler Hasil penelitian pengaruh frekuensi pemberian pakan yang berbeda terhadap performa ayam broiler antara lain: konsumsi pakan, bobot badan akhir, pertambahan bobot badan, konversi pakan, dan mortalitas disajikan pada Tabel 4.
2 Tabel 4. Performa Ayam Broiler pada Frekuensi Pemberian Pakan yang Berbeda. Performa Ayam P1 P2 P3 Konsumsi Pakan (g/ekor) 2583,40 ± 31, ,29 ±26, ,32 ±48,13 Bobot Badan Akhir 2046,60 ±135, ,29 ± 73, ,08 ± 46,86 (g/ekor) Pertambahan Bobot Badan 1457,71 ± 133, ,56± 73, ,08 ± 62,07 (g/ekor) Konversi Pakan 1,78 ± 0,15 1,68 ± 0,08 1,66 ± 0,07 Mortalitas (%) 0 0 2,22 Indeks Performa (IP) Keterangan : P1 = Pakan diberikan pagi 100% P2 = Pakan diberikan pagi 50% dan sore 50% P3 = Pakan diberikan pagi 40%, siang 20%, sore 40% Konsumsi Pakan Tabel 4 memperlihatkan bahwa rataan konsumsi pakan ayam broiler selama penelitian mulai minggu ke-tiga sampai minggu ke-lima minggu pada P1, P2 dan P3 masing-masing sebesar 2583,40 g/ekor, 2563,29 g/ekor, dan 2582,32 g/ekor. Menurut Pedoman Tecnical Service PT. Charoen Pokphand (2006), standar konsumsi pakan untuk strain CP 707 adalah 2437 g/ekor selama mingu ke-tiga sampai minggu ke-lima pemeliharaan. PenelitianWiryawan et al.(2005) menunjukkan bahwa ayam broiler yang diberikan pakan komersial mulai minggu ketiga sampai mingggu ke-lima pemeliharaan menghabiskan pakan sebesar 2457,59 g/ekor, dan hampir sama dengan standard. Konsumsi pakan dalam penelitian ini ratarata sedikit lebih tinggi dari standar strain tersebut. Tinggi rendahnya konsumsi ransum berhubungan dengan kandungan energi metabolisme yang terdapat dalam pakan. Energi metabolisme pakan penelitian berkisar antara (kkal/kg), sedangkan menurut North dan Bell (1990), energi metabolisme yang diperlukan sebesar 3190 (kkal/kg). Energi metabolisme pada pakan lebih rendah dari pernyataan dari North dan Bell (1990). Hal tersebut menyebabkan konsumsi pakan menjadi sedikit meningkat dan hal ini sesuai dengan Wahju (2004) yang menyatakan bahwa tinggi rendahnya konsumsi ransum ayam broiler dapat dipengaruhi oleh kandungan energi dalam ransum yang dikonsumsi. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa rataan konsumsi pakan ayam tidak berbeda pada frekuensi pemberian pakan yang berbeda (P1, P2 dan P3). 15
3 Konsumsi yang diberikan sesuai dengan kebutuhan standard dengan kandungan gizi yang sama dan lingkungan pemeliharaan yang sama. Konsumsi pakan dipengaruhi oleh kandungan energi pakan dan suhu lingkungan pemeliharaan. Energi pakan yang diberikan pada saat penelitian sebesar kkal/kg. Suhu kandang pada saat ayam dipelihara di brooder umur 1-2 minggu berkisar antara C. Suhu lingkungan selama penelitian minggu ke-tiga sampai minggu ke-lima disajikan pada Tabel 5. Suhu lingkungan pada pagi berkisar antara C, siang C dan sore sekitar C. Suhu di dalam kandang yang dianjurkan PT. Charoen Pokphand yaitu C. Tabel 5. Suhu Kandang Ayam Selama Penelitian. Suhu Kandang ( 0 C) Minggu Pagi Siang Sore Jumlah konsumsi pakan pada P1, P2 dan P3 sama. Ayam makan pada setiap saat baik pagi, siang dan sore. Hal ini disebabkan oleh jenis pakan dan suhu lingkungan yang tidak berbeda. Hasil pengamatan dilapang menunjukkan ayam melakukan panting pada siang hari (pukul WIB) menunjukkan bahwa ayam mengalami sedikit cekaman akibatsuhu lingkungan. Suhu lingkungan yang tinggi pada siang hari diminimalkan dengan kondisi lingkungan kandang yang masih segar karena banyak ditanami pohon disekitar kandang.lokasi pemeliharaan ayam broiler berjarak 1 km dari pemukiman penduduk. Konsumsi pakan pada minggu 1-2 dianggap sama sebesar 530 g/ekor dan pada minggu tersebut perlakuan penelitian belum dimulai. Gambar 1 menyajikan grafik konsumsi ayam broiler selama minggu ke-tiga hingga ke-lima penelitian. 16
4 Konsumsi Pakan (g/ekor) P1 P2 P Umur (Minggu) Gambar 1. Rataan Konsumsi Pakan Ayam Broiler Selama Penelitian. Gambar 1 menunjukkan bahwa konsumsi pakan penelitian selalu meningkat setiap minggunya. Hal ini sesuai dengan Lesson dan Summers (2001) bahwa semakin tua umur ayam, maka semakin banyak pakan yang dikonsumsi dan digunakan untuk hidup pokok dan pertumbuhan. Bobot Badan Bobot badan akhir ayam broiler menentukan keberhasilan usaha peternakan karena nilai penjualan diukur berdasarkan bobot badan akhir yang dihasilkan. Bobot badan akhir penelitian (Tabel 4) pada P1, P2 dan P3 secara berturut sebesar 2046,60, 2102,29, dan 2143,08 g/ ekor. Menurut Pedoman Tecnical Service PT. Charoen Pokphand (2006),standar bobot badan akhir untuk strain CP 707 selama lima minggu pemeliharaan adalah 2049 g/ekor. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa frekuensi dan waktupemberian pakan yang berbeda pada perlakuan P1, P2, dan P3 tidak nyata mempengaruhi bobot badan akhir.uraian sebelumnya menunjukkan bahwa konsumsi pakan pada penelitian ini tidak berbeda. Pakan tersebut dikonsumsi pada waktu yang sama baik pada pagi, siang dan sore atau malam hari sehingga pakan tersebut dimetabolisasi pada kondisi suhu lingkungan yang sama. Metabolisme dipengaruhi oleh suhu (Desroier, 1998). Laju metabolisme pada ayam perlakuan P1, P2, dan P3 tidak berbeda,karena tidak ada perbedaan suhu lingkungan. Hal tersebut tercermin dari bobot akhir yang sama. 17
5 Pertambahan Bobot Badan Salah satu kriteria yang digunakan untuk mengukur pertumbuhan dan merupakan parameter penting dalam menentukan keberhasilan produksi yang diinginkan adalah pertambahan bobot badan. Tabel 4 menunjukkan bahwa pertambahan bobot badan mulai minggu ke-tiga sampai minggu ke-lima penelitian pada P1, P2, dan P3 masing-masing sebesar 1457,71, 1548,56, dan 1553,08 g/ekor. Penelitian Bonnet et al. (1997) menyatakan bahwa pertambahan bobot badan ayam broiler umur 4-6 minggu yang dipelihara pada suhu lingkungan 32 0 C sebesar 1615 g/ekor sedangkan pada suhu 22 0 C pertambahan bobot badan ayam broiler sebesar 1984 g/ekor. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa frekuensi dan waktupemberian pakan yang berbeda pada ayam pada P1, P2, dan P3 tidak berpengaruh nyata terhadap pertambahan bobot badan yang dihasilkan. Pertambahan bobot badan ayam broiler selama minggu ke 1-2 dianggap masih sama karena pada minggu tersebut belum dimulai perlakuan pakan dalam penelitian. Pertambahan Bobot Badan (g/ekor) Umur (Minggu) P1 P2 P3 Gambar 2. Rataan Pertambahan Bobot Badan Ayam Broiler Selama Penelitian. Gambar 2 menunjukkan pertambahan bobot badan ayamselama lima minggu penelitian.analisis statistik menunjukkan bahwa perlakuan tidak mempengaruhi tingkat pertambahan bobot badan. 18
6 Konversi Pakan Konversi ransum merupakan perbandingan antara jumlah ransum yang dikonsumsi oleh ayam broiler dengan pertambahan bobot badan yang dihasilkan. Konversi ransum merupakan salah satu indikator keberhasilan usaha bagi peternak. Tabel 4 memperlihatkan bahwa konversi pakan pada P1, P2 dan P3 secara berturutturut sebesar 1,70, 1,68 dan 1,66. Nilai ini sesuai dengan standard yang dikeluarkan oleh perusahaan PT Charoen Pokphand Indonesia untuk strain yang sama yaitu nilai konversi pakan selama lima minggu pemeliharaan sebesar 1,62. Penelitian Ahmad dan Elfawati (2008) menunjukkan bahwa konversi pakan ayam broiler berkisar antara 1,59-1,84 dengan rata-rata konversi pakan 1,75 dan tidak jauh berbeda dari hasil penelitian. Konversi pakan tinggi disebabkan oleh jumlah pakan yang dikonsumsi tinggi, tetapi pertambahan bobot badan yang rendah. Penelitian ini menggunakan strain yang sama, bentuk fisik, komposisi, zat nuturisi dan suhu lingkungan yang tidak berbeda menghasilkan tingkat konversi pakan yang sama. Rataan suhu lingkungan terukur pada saat penelitian adalah sebesar C. Ayam tetap nyaman karena banyak pohon disekitar kandang sehingga pertukaran udara kandang baik. Hal tersebut meyebabkan proses metabolisme dalam tubuh berlangsung dengan baik dan pakan dapat di konversi dengan baik. Konversi pakan juga dipengaruhi oleh kondisi ayam yang dipelihara sehat, jumlah konsumsi yang sama, sehingga mengakibatkan konversi pakan pada penelitian sama. Hasil analisis statistik menunjukkan pengaruh perlakuan manajemen pemberian pakan yang berbeda tidak pengaruh nyata terhadap rataan konversi pakan Konversi Pakan P1 P2 P Umur (Minggu) Gambar 3. Konversi Pakan Ayam Broiler Selama Penelitian. 19
7 Gambar 3 menunjukan konversi pakan ayam broiler selama lima minggu penelitian. Konversi pakan tinggi disebabkan oleh jumlah pakan yang dikonsumsi tinggi, tetapi pertambahan bobot badan yang rendah. Selain itu faktor yang mempengaruhi nilai konversi pakan adalah stres, penyakit, cara dan waktu pemberian pakan, air cahaya, dan suhu. Mortalitas Mortalitas atau kematian merupakan salah satu parameter yang sering digunakan untuk bahan evaluasi pemeliharaan tiap minggu dan sekaligus sebagai salah satu penentu keberhasilan usaha ayam broiler. Kematian hanya terjadi pada 1 ekor ayam diperlakuan P3 pada umur 16 hari (2,22%). Mortalitas ayam broiler secara keseluruhan tidak dipengaruhi oleh perlakuan. Penelitian ini masih tergolong berhasil karena angka persentase kematian di bawah 4%, sesuai dengan pernyataan Bell dan Weaver (2002) bahwa persentase kematian selama periode pemeliharaan tidak boleh lebih dari 4%. Indeks Performa Indeks Performa (IP) adalah angka yang menunjukkan suatu prestasi yang dicapai pada akhir pemeliharaan. Nilai indeks performa semakin besar menunjukkan bahwa pemeliharaan lebih efisien dan baik. Nilai IP ayam broiler selama penelitian berdasarkan Tabel 4 pada perlakuan P1, P2 dan P3 adalah 328, 366 dan 361. Pemeliharaan ayam broiler pada perlakuan P1 digolongkan ke dalam kriteria performa yang baik, sedangkan P2 dan P3 memilki kriteria performa sangat baik. Faktor yang mempengaruhi tingginya nilai kriteria IP pada P2 dan P3 adalah bobot badan yang dihasilkan lebih tinggi yaitu 2102 dan 2143 g/ ekor dengan konversi pakan1,68 dan 1,66 pada umur pemeliharaan 35 hari. Pengaruh Perlakuan terhadap Income Over Feed and Chick Cost (IOFCC) Secara statistik, perlakuan frekuensi dan waktu pemberian pakan tidak berpengaruh terhadap performa ayam broiler. Salah satu cara dengan menghitung efisiensi ekonomi adalah dengan Income Over Feed and Chick Cost (IOFCC). IOFCC merupakan salah satu indikasi keberhasilan suatu peternakan yang diproleh berdasarkan selisih harga antara penjualan ayam hidup dengan harga pakan dan DOC. Hasil yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel 6. 20
8 Tabel 6. Income Over Feed and Chick Cost. Peubah A. Pengeluaran a. Pakan - Harga Pakan (Rp/kg) - Konsumsi selama minggu ke-1 hingga minggu ke-2 (kg/ekor) - Konsumsi selama minggu ke-3 hingga minggu ke-5 (kg/ekor) - Jumlah konsumsi lima minggu - Biaya Pakan selama lima minggu (Rp/ekor) b. Harga DOC (Rp/ekor) c. Biaya DOC dan pakan (Rp/ekor) B. Penerimaan a. Bobot Akhir (kg) b. Harga jual ayam hidup bobot akhir pada bulan Agustus 2011 (Rp/kg) c. Penerimaan (Rp) Perlakuan P1 P2 P ,530 2,583 3, , , ,530 2,563 3, , , ,530 2,582 3, , , C. Pendapatan (B-A) (Rp/ekor) 6443,9 7312,9 7774,6 Tabel 6 merupakan perhitungan pendapatan yang diperoleh dalam pemeliharaan ayam broiler dengan perlakuan frekuensi pemberian pakan yang berbeda selama lima minggu. Biaya tenaga kerja dan operasional lainnya dianggap sama. Selisih harga jual dengan biaya DOC dan pakan dari terbesar hingga terkecil adalah P3 sebesar Rp 7774,6, P2 sebesar Rp 7312,9 dan pada perlakuan P1 sebesar Rp 6443,9. Selisih tersebut dapat menjadi tambahan keuntungan yang berarti bagi peternak. 21
HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 3. Suhu Kandang Selama Lima Minggu Penelitian Pengukuran Suhu ( o C) Pagi Siang Sore 28-32
HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Lingkungan Mikro Kandang Kandang Penelitian Kandang penelitian yang digunakan yaitu tipe kandang panggung dengan dinding terbuka. Jarak lantai kandang dengan tanah sekitar
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Tabel 3. Komposisi Nutrisi Ransum Komersial.
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di CV. Mitra Mandiri Sejahtera Desa Babakan, Kecamatan Ciseeng, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Jarak lokasi kandang penelitian dari tempat pemukiman
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Sumber : Label Pakan BR-611 PT. Charoen Pokphand Indonesia.
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di CV Mitra Sejahtera Mandiri, Desa Babakan, Kecamatan Ciseeng, Kabupaten Bogor. Penelitian dilaksanakan selama lima minggu yang dimulai dari
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Tabel 1. Standar Performa Mingguan Ayam Broiler CP 707
TINJAUAN PUSTAKA Ayam Broiler Ayam broiler adalah istilah yang biasa digunakan untuk menyebutkan ayam hasil budidaya teknologi peternakan dengan menyilangkan sesama jenisnya. Karekteristik ekonomi dari
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 30 hari pada 16 Maret sampai 15 April 2014,
21 III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 30 hari pada 16 Maret sampai 15 April 2014, di closed house PT. Rama Jaya Farm Lampung, Dusun Sidorejo,
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Kualitas Ransum Ransum penelitian disusun berdasarkan rekomendasi Leeson dan Summers (2005) dan dibagi dalam dua periode, yakni periode starter (0-18 hari) dan periode finisher (19-35
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan dan kecerdasan bangsa. Permintaan masyarakat akan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Perunggasan merupakan komoditi yang secara nyata mampu berperan dalam pembangunan nasional, sebagai penyedia protein hewani yang diperlukan dalam pembangunan
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Materi
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober Desember 2011, bertempat di kandang C dan Laboratorium Nutrisi Unggas, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian Konsumsi Pakan
HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian Kandang adalah salah satu kebutuhan penting dalam peternakan. Fungsi utama kandang adalah untuk menjaga supaya ternak tidak berkeliaran dan memudahkan pemantauan
Lebih terperinciPERFORMA AYAM BROILER PADA FREKUENSI DAN WAKTU PEMBERIAN PAKAN YANG BERBEDA SKRIPSI EDDY JULIUS MANURUNG
PERFORMA AYAM BROILER PADA FREKUENSI DAN WAKTU PEMBERIAN PAKAN YANG BERBEDA SKRIPSI EDDY JULIUS MANURUNG DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE
19 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian mengenai pengaruh frekuensi pemberian pakan dan periode pemberian pakan terhadap performa ayam buras super dilaksanakan pada September 2016 sampai dengan November
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum di dalam Kandang Rataan temperatur dan kelembaban di dalam kandang selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Rataan Suhu dan Kelembaban Relatif Kandang Selama
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Kondisi Umum Penelitian
HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian Kandang Penelitian Rataan suhu kandang pada pagi, siang, dan sore hari selama penelitian secara berturut-turut adalah 25,53; 30,41; dan 27,67 C. Suhu kandang
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Gambar 3. Domba yang Digunakan Dalam Penelitian
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Nutrisi Ternak Daging dan Kerja untuk tahap pemeliharaaan serta analisis sampel di Laboratorium Ilmu dan Teknologi
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. Produktivitas ayam petelur selain dipengaruhi oleh faktor genetik juga
1 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Produktivitas ayam petelur selain dipengaruhi oleh faktor genetik juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Salah satu faktor lingkungan yang penting diperhatikan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Protein hewani memegang peran penting bagi pemenuhan gizi masyarakat. Untuk
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Protein hewani memegang peran penting bagi pemenuhan gizi masyarakat. Untuk memenuhi kebutuhan gizi tersebut, masyarakat akan cenderung mengonsumsi daging unggas
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Perusahaan penetasan final stock ayam petelur selalu mendapatkan hasil samping
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Ayam Jantan Tipe Medium Perusahaan penetasan final stock ayam petelur selalu mendapatkan hasil samping (by product) berupa anak ayam jantan petelur. Biasanya, satu hari setelah
Lebih terperinciIII BAHAN DAN METODE PENELITIAN
15 III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1. Bahan Penelitian 3.1.1. Ternak Penelitian Ternak percobaan yang digunakan adalah ayam broiler yang telah dipelihara selama 2 minggu sebanyak 100 ekor dengan rataan
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai pengaruh frekuensi dan periode pemberian pakan
10 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian mengenai pengaruh frekuensi dan periode pemberian pakan terhadap potongan komersial karkas ayam buras super (persilangan ayam Bangkok dengan ayam ras petelur Lohman)
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Laboratorium dan Kandang Ilmu Nutrisi Ternak Unggas Laboratorium Lapang C, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor yang dilaksanakan
Lebih terperinciPEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan Terhadap Konsumsi Ransum Ayam Broiler
29 IV PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Perlakuan Terhadap Konsumsi Ransum Ayam Broiler Hasil penelitian pengaruh lama penggunaan litter pada kandang panggung terhadap konsumsi ransum disajikan pada Tabel 5. Tabel
Lebih terperinciUji lanjut. Rata-rata K ,620 K ,380 K ,620 P 1,000 1,000 1,000. Kandang
52 Lampiran 1 Analisis ragam konsumsi ransum kumulatif Waktu * kandang 71413,000 2 35706,500 1,148,339 Waktu 4959,375 1 4959,375,159,694 Kandang 2078192,333 2 1039096,167 33,405,000 ** Galat 559901,250
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. ayam yang umumnya dikenal dikalangan peternak, yaitu ayam tipe ringan
7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Ayam Jantan Tipe Medium Berdasarkan bobot maksimum yang dapat dicapai oleh ayam terdapat tiga tipe ayam yang umumnya dikenal dikalangan peternak, yaitu ayam tipe ringan (Babcock,
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Gambar 1. Ternak Domba yang Digunakan
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang dan Laboratorium Ilmu Nutrisi Ternak Daging dan Kerja, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan,
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat. Materi
METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari hingga Mei 2011. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Kandang C, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 26 hari mulai 15 April--10 Mei 2014, di
III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 26 hari mulai 15 April--10 Mei 2014, di kandang closed house milik PT. Rama Jaya Lampung, Dusun Sidorejo,
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi Ternak Percobaan. Kandang dan Perlengkapan
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli sampai bulan Agustus 2008 di Desa Pamijahan, Leuwiliang, Kabupaten Bogor, menggunakan kandang panggung peternak komersil. Analisis
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Februari -- Maret 2013 di kandang percobaan
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Februari -- Maret 2013 di kandang percobaan milik PT. Rama Jaya Lampung yang berada di Desa Fajar Baru II, Kecamatan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 3 minggu dari April 2014, di peternakan
20 III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 3 minggu dari 1--23 April 2014, di peternakan Varia Agung Jaya Farm, Desa Varia, Kecamatan Seputih
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. umur 4 5 minggu. Sifat pertumbuhan yang sangat cepat ini dicerminkan dari. modern mencapai di bawah dua (Amrullah, 2004).
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ayam broiler modern tumbuh sangat cepat sehingga dapat di panen pada umur 4 5 minggu. Sifat pertumbuhan yang sangat cepat ini dicerminkan dari tingkah laku makannya yang
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. sangat berpengaruh terhadap kehidupan ayam. Ayam merupakan ternak
22 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Lingkungan Mikro Suhu dan kelembaban udara merupakan suatu unsur lingkungan mikro yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan ayam. Ayam merupakan ternak homeothermic,
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 6 minggu dari 12 September 2014 sampai
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 6 minggu dari 12 September 2014 sampai dengan 20 Oktober 2014 di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak, Jurusan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kandang milik PT. Rama Jaya Lampung, Desa Jati
18 III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kandang milik PT. Rama Jaya Lampung, Desa Jati Baru, Kecamatan Tanjung Bintang, Kabupaten Lampung Selatan.
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium. Research and Development Station (UARDS) Universitas Islam Negeri Sultan
III. MATERI DAN METODE 1.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium UIN s Agricultural Research and Development Station (UARDS) Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. fungsi, yaitu sebagai ayam petelur dan ayam potong.
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ayam Kampung Ayam kampung dikenal sebagai jenis unggas yang mempunyai sifat dwi fungsi, yaitu sebagai ayam petelur dan ayam potong. Wahju (2004) yang menyatakan bahwa Ayam
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. peternakan pun meningkat. Produk peternakan yang dimanfaatkan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Sejalan dengan meningkatnya pengetahuan masyarakat akan pentingnya protein hewani untuk memenuhi kebutuhan gizi, permintaan masyarakat akan produkproduk peternakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN Analisis proksimat dilakukan di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kandang peternakan ayam broiler Desa Ploso Kecamatan Selopuro Kabupaten Blitar pada bulan Februari sampai Mei 2014.
Lebih terperinciIII BAHAN DAN METODE PENELITIAN. hari (DOC) sebanyak 38 ekor. Ayam dipelihara secara semiorganik sampai umur
14 III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 BAHAN DAN PERALATAN 3.1.1 Objek Penelitian Penelitian menggunakan ayam Sentul jantan generasi ke dua umur satu hari (DOC) sebanyak 38 ekor. Ayam dipelihara secara
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Merah (Hylocereus polyrhizus) terhadap Performa Burung Puyuh Betina Umur 16
16 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dengan judul Pengaruh Penambahan Aditif Cair Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus) terhadap Performa Burung Puyuh Betina Umur 16-50 Hari dilaksanakan pada bulan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Usaha peternakan merupakan salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Usaha peternakan merupakan salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk pemenuhan kebutuhan protein hewani masyarakat yang semakin meningkat, sejalan dengan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Februari -- Maret 2013 di unit kandang
III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Februari -- Maret 2013 di unit kandang percobaan PT. Rama Jaya Lampung yang berada di Desa Fajar Baru II, Kecamatan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Indonesia merupakan negara tropis yang mempunyai suhu dan kelembaban lingkungan hariannya tinggi, suhu mencapai 27,7-34,6 C dan kelembaban antara 55,8%-86,6% (Badan Pusat Statistik,
Lebih terperinciMANAJEMEN PEMBERIAN PAKAN AYAM BROILER
MANAJEMEN PEMBERIAN PAKAN AYAM BROILER Apakah Broiler Itu? Broiler adalah ayam tipe pedaging jantan/betina umur muda (4-5 minggu), daging empuk Asal kata : to broil = dipanggang di atas api Keunggulan
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Materi
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Lokasi Pembuatan biskuit limbah tanaman jagung dan rumput lapang dilakukan di Laboratorium Industri Pakan, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan,
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan September - Desember 2015 di
15 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian telah dilaksanakan pada bulan September - Desember 2015 di Kandang Digesti Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Pakan, dan di Laboratorium Teknologi dan Rekayasa Pangan,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. juga mempunyai potensi untuk dikembangkan karena memilki daya adaptasi yang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ternak Itik merupakan sumber daya genetik yang tinggi keanekaragamannya, baik dalam hal jenis maupun potensi produksinya. Ternak itik juga mempunyai potensi untuk dikembangkan
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Materi
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2010, bertempat di kandang C Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ayam yang digunakan adalah broiler strain cobb sebanyak 200 ekor yang
21 III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan Penelitian 3.1.1 Ayam Broiler Ayam yang digunakan adalah broiler strain cobb sebanyak 200 ekor yang memiliki bobot badan 750 ± 50 gram pada umur 18 hari yang
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 3 minggu dari 02 April--23 April 2014, di
15 III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 3 minggu dari 02 April--23 April 2014, di Varia Agung Jaya Farm Desa Varia Agung, Kecamatan Seputih
Lebih terperinciRECORDING (PENCATATAN)
RECORDING (PENCATATAN) DATA PEMELIHARAAN AYAM BROILER Umur pemeliharaan Jumlah ayam aktual pada minggu tersebut Pemeliharaan minggu ke- Hari Tanggal Jumlah ayam Suhu ( o C) kelembaban Pakan pemberian pakan
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Materi
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Juli sampai Agustus 2010. Pemeliharaan ayam bertempat di Laboratorium Lapang Ilmu Nutrisi Unggas sedangkan analisis organ dalam
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. berbeda terhadap tingkah laku burung puyuh petelur, dilaksanakan pada bulan
9 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian evaluasi pengaruh frekuensi dan periode pemberian pakan yang berbeda terhadap tingkah laku burung puyuh petelur, dilaksanakan pada bulan September sampai dengan Desember
Lebih terperinciMETODE. Materi 10,76 12,09 3,19 20,90 53,16
METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Nutrisi Ternak Daging dan Kerja Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. Pemeliharaan ternak percobaan dilakukan dari bulan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Performa Itik Alabio Jantan Rataan performa itik Alabio jantan selama pemeliharaan (umur 1-10 minggu) disajikan pada Tabel 4.
HASIL DAN PEMBAHASAN Performa Itik Alabio Jantan Rataan performa itik Alabio jantan selama pemeliharaan (umur 1-10 minggu) disajikan pada Tabel 4. Tabel 4. Performa Itik Alabio Jantan Umur 1-10 Minggu
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Pakan Penelitian
Kandungan Nutrisi Pakan HASIL DAN PEMBAHASAN Pakan Penelitian Kandungan nutrisi pakan tergantung pada bahan pakan yang digunakan dalam pakan tersebut. Kandungan nutrisi pakan penelitian dari analisis proksimat
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Materi
METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Maret 2011. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Lapang Ilmu Nutrisi Ternak Unggas Departemen Ilmu Nutrisi
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan November sampai Desember 2013 di
12 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dilaksanakan pada bulan November sampai Desember 2013 di kandang penelitian Fakultas Peternakan Universitas Darul Ulum Islamic Center Sudirman GUPPI (UNDARIS) Ungaran,
Lebih terperinciIII BAHAN DAN METODE PENELITIAN. minggu dengan bobot badan rata-rata gram dan koefisien variasi 9.05%
18 III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1. Bahan Penelitian 3.1.1 Ternak Percobaan Ternak yang dijadikan objek percobaan adalah puyuh yang berumur 5 minggu dengan bobot badan rata-rata 89.85 gram dan koefisien
Lebih terperinciIV HASIL DAN PEMBAHASAN
IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Perlakuan Terhadap Konsumsi Ransum Hasil penelitian menunjukkan data nilai rataan konsumsi ransum ayam Sentul Warso dari tiap perlakuan dapat dilihat pada Tabel 5.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pemenuhan kebutuhan protein hewani masyarakat dan meningkatkan. kesejahteraan peternak. Masalah yang sering dihadapi dewasa ini adalah
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pembangunan peternakan merupakan salah satu aspek penting dalam rangka pemenuhan kebutuhan protein hewani masyarakat dan meningkatkan kesejahteraan peternak.
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Materi
MATERI DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei hingga September 2010. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Lapangan Blok B, Ilmu Produksi Ternak Unggas, Fakultas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh penggunaan ampas kecap dalam ransum
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian tentang pengaruh penggunaan ampas kecap dalam ransum sebagai substitusi bungkil kedelai terhadap konsumsi pakan, pertambahan bobot
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Pertanian, Universitas Diponegoro pada tanggal 22 Oktober 31 Desember 2013.
13 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan selama 10 minggu di Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro pada tanggal 22 Oktober 31 Desember 2013. Analisis kandungan bahan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di kandang closed house milik PT. Rama Jaya Farm,
III. BAHAN DAN METODE A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kandang closed house milik PT. Rama Jaya Farm, Dusun Sidorejo, Desa Krawang Sari, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. 10 minggu dilaksanakan pada bulan November 2016 Januari 2017 di kandang
20 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian tentang pengaruh pemberian pakan dengan bahan pakan sumber protein yang berbeda terhadap performans ayam lokal persilangan pada umur 2 10 minggu dilaksanakan pada
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Secara umum penelitian ini sudah berjalan dengan cukup baik. Terdapat sedikit hambatan saat akan memulai penelitian untuk mencari ternak percobaan dengan umur
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama 5 minggu pada tanggal 25 Oktober 2016
11 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dilaksanakan selama 5 minggu pada tanggal 25 Oktober 2016 sampai 28 November 2016. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi dan Biokimia Fakultas Peternakan
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Gambar 2. Contoh Domba Penelitian
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang dan Laboratorium Ilmu Nutrisi Ternak Daging dan Kerja, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan,
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Ayam ras petelur adalah ayam yang dipelihara dengan tujuan untuk menghasilkan
7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Ayam Petelur Fase Grower Ayam ras petelur adalah ayam yang dipelihara dengan tujuan untuk menghasilkan banyak telur dan merupakan produk akhir ayam ras dan tidak boleh disilangkan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum Penelitian
Suhu dan Kelembaban HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Suhu dalam kandang saat penelitian berlangsung berkisar antara 26,9-30,2 o C. Pagi 26,9 o C, siang 30,2 o C, dan sore 29,5 o C. Kelembaban
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Konsumsi Pakan, Bobot Badan dan Mortalitas Puyuh
HASIL DAN PEMBAHASAN Konsumsi Pakan, Bobot Badan dan Mortalitas Puyuh Puyuh yang digunakan dalam penilitian ini adalah Coturnix-coturnix japonica betina periode bertelur. Konsumsi pakan per hari, bobot
Lebih terperinciPENGARUH LEVEL BUNGKIL INTI SAWIT DAN ASAM HUMAT DALAM RANSUM TERHADAP PEFORMA BROILER SKRIPSI. Oleh : FADLY RAHMAD KASENDA
PENGARUH LEVEL BUNGKIL INTI SAWIT DAN ASAM HUMAT DALAM RANSUM TERHADAP PEFORMA BROILER SKRIPSI Oleh : FADLY RAHMAD KASENDA 07 162 057 FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2014 PENGARUH LEVEL
Lebih terperinciGambar 3. Kondisi Kandang yang Digunakan pada Pemeliharaan Puyuh
HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Lingkungan Tempat Penelitian Pemeliharaan puyuh dilakukan pada kandang battery koloni yang terdiri dari sembilan petak dengan ukuran panjang 62 cm, lebar 50 cm, dan tinggi
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian Pengaruh Frekuensi dan Periode Pemberian Pakan yang Berbeda
15 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian Pengaruh Frekuensi dan Periode Pemberian Pakan yang Berbeda Terhadap Efisiensi Penggunaan Energi pada Ayam Buras Super Umur 3-12 Minggu yang Dipelihara Dikandang
Lebih terperinciPENGARUN PEMBATASAN PEMBERIAN JUMLAH RANSUM TERWADAP PERFORMANS AYAM BROILER PADA MASA PERTUMBUHAN
PENGARUN PEMBATASAN PEMBERIAN JUMLAH RANSUM TERWADAP PERFORMANS AYAM BROILER PADA MASA PERTUMBUHAN KARYA ILMIAH SlNDU ACHADIARTO SO FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 1984 RINGKASAN SINDU ACHADIARTO
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Manajemen Pemeliharaan Breeder Strain broiler breeder yang digunakan dalam penelitian ini ialah Cobb 500, Ross 308 dan Hubbard Classic. Ayam ayam tersebut dipelihara di kandang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Limbah Ikan Bandeng (Chanos
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Limbah Ikan Bandeng (Chanos chanos Forsk) dalam Ransum sebagai Subtitusi Tepung Ikan Terhadap Konsumsi
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. dengan jumlah ransum yang tersisa (Fadilah, 2006). Data rataan konsumsi ransum
HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Konsumsi Ransum Konsumsi ransum merupakan jumlah ransum yang diberikan dikurangi dengan jumlah ransum yang tersisa (Fadilah, 2006). Data rataan konsumsi ransum broiler pada penelitian
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM MANAJEMEN TERNAK UNGGAS PRODUKTIVITAS AYAM RAS PEDAGING YANG DIPELIHARA DENGAN SISTEM PEMELIHARAAN BERBEDA ISRAL WARIS I
LAPORAN PRAKTIKUM MANAJEMEN TERNAK UNGGAS PRODUKTIVITAS AYAM RAS PEDAGING YANG DIPELIHARA DENGAN SISTEM PEMELIHARAAN BERBEDA ISRAL WARIS I 111 14 340 FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE PENELITIAN
BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Biologi Ternak Jln. Prof. Dr. A Sofyan No.3 Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian. Penelitian ini berlangsung
Lebih terperinciKOMBINASI AZOLLA MICROPHYLLA DENGAN DEDAK PADI SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER BAHAN PAKAN LOKAL AYAM PEDAGING
Seminar Nasional Hasil Penelitian, 2016 KOMBINASI AZOLLA MICROPHYLLA DENGAN DEDAK PADI SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER BAHAN PAKAN LOKAL AYAM PEDAGING Aju Tjatur Nugroho Krisnaningsih, Mardhiyah Hayati Universitas
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Penggunaan Tepung Daun Mengkudu (Morinda
13 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian tentang Penggunaan Tepung Daun Mengkudu (Morinda citrifolia) Fermentasi terhadap Penggunaan Protein pada Ayam Kampung Super dilaksanakan pada tanggal 18 November
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Nopember sampai dengan
III. MATERI DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Nopember sampai dengan Desember 2014 di Laboratorium UIN Agriculture Research and Development Station (UARDS)
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. a b c Gambar 2. Jenis Lantai Kandang Kelinci a) Alas Kandang Bambu; b) Alas Kandang Sekam; c) Alas Kandang Kawat
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Lapang Ilmu Produksi Ternak Ruminansia Kecil Blok B Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Pelaksanaan penelitian dimulai
Lebih terperinciPENGARUH PRODUKSI KARKAS AYAM BROLILER YANG DIBERI PAKAN SUPLEMENTASI LIMBAH RESTO MASAKAN PADANG DENGAN KANDUNGAN PROTEIN YANG BERBEDA
PENGARUH PRODUKSI KARKAS AYAM BROLILER YANG DIBERI PAKAN SUPLEMENTASI LIMBAH RESTO MASAKAN PADANG DENGAN KANDUNGAN PROTEIN YANG BERBEDA Maria Herlinata Dama Mahasiswa Program Studi Peternakan Universitas
Lebih terperinciI. TINJAUAN PUSTAKA. memiliki karakteristik ekonomis dengan ciri khas yaitu pertumbuhan yang cepat, konversi
I. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ayam Pedaging Ayam Pedaging adalah istilah untuk menyebutkan strain ayam budidaya teknologi yang memiliki karakteristik ekonomis dengan ciri khas yaitu pertumbuhan yang cepat,
Lebih terperinciIII. MATERI DAN METODE PENELITIAN
14 III. MATERI DAN METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 8 September sampai 20 Oktober 2015 di Desa Gledeg, Kecamatan Karanganom, Kabupaten Klaten, Jawa
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan selama 7 minggu dari 12 Februari 29 Maret
16 III. BAHAN DAN METODE A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 7 minggu dari 12 Februari 29 Maret 2012, di kandang ayam milik PT Rama Jaya Lampung, Dusun Sidorejo, Desa Krawang
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. protein berbeda pada ayam lokal persilangan selama 2 10 minggu dilaksanakan
16 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian tentang pemberian pakan menggunakan bahan pakan sumber protein berbeda pada ayam lokal persilangan selama 2 10 minggu dilaksanakan pada bulan November 2016 sampai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. persilangan dapat meningkatkan rata-rata bobot potong ayam (Gunawan dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ayam Kampung Super Ayam kampung super merupakan hasil dari proses pemuliaan yang bertujuan untuk peningkatan produksi daging. Dalam jangka pendek metode persilangan dapat meningkatkan
Lebih terperinciGambar 2. Domba didalam Kandang Individu
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Lapang Nutrisi Ternak Daging dan Kerja (kandang B) pada bulan Mei sampai dengan bulan November 2010. Analisis sampel dilakukan
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan November - Desember 2014 di
III. MATERI DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini telah dilakukan pada bulan November - Desember 2014 di Kandang Percobaan UIN Agriculture Research and Development Station (UARDS) Fakultas Pertanian
Lebih terperinciI. MATERI DAN METODE. Pelaksanaan penelitian ini bertempat di Laboratarium UIN Agriculture Research and
I. MATERI DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan penelitian ini bertempat di Laboratarium UIN Agriculture Research and Development Station (UARDS) Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Materi
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Ilmu Produksi Ternak Ruminansia Kecil Blok B, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Waktu penelitian dilaksanakan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Efisiensi Penggunaan Pakan
HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Kontrol lingkungan kandang sangat penting untuk kenyamanan dan kesehatan sapi, oleh karena itu kebersihan kandang termasuk suhu lingkungan sekitar kandang sangat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Ayam Pedaging dan Konversi Pakan ini merupakan penelitian penelitian. ransum yang digunakan yaitu 0%, 10%, 15% dan 20%.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Onggok Kering Terfermentasi Probiotik dalam Ransum Terhadap Konsumsi Pakan, Pertambahan Bobot Badan Ayam
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. konversi pakan ayam arab (Gallus turcicus) ini bersifat eksperimental dengan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Percobaan Penelitian tentang pengararuh pemberian ransum dengan suplementasi tepung kaki ayam broiler terhadap konsumsi pakan, pertambahan bobot badan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. relatif singkat, hanya 4 sampai 6 minggu sudah bisa dipanen. Populasi ayam
1 I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ayam broiler merupakan ayam ras pedaging yang waktu pemeliharaannya relatif singkat, hanya 4 sampai 6 minggu sudah bisa dipanen. Populasi ayam broiler perlu ditingkatkan
Lebih terperinciIV HASIL DAN PEMBAHASAN. Konsumsi ransum merupakan jumlah ransum yang dikonsumsi dalam
IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Konsumsi ransum Konsumsi ransum merupakan jumlah ransum yang dikonsumsi dalam jangka waktu tertentu. Ransum yang dikonsumsi oleh ternak digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Probiotik
TINJAUAN PUSTAKA Probiotik Probiotik sebagai pakan tambahan berupa mikroorganisme yang mempunyai pengaruh menguntungkan untuk induk semangnya melalui peningkatan keseimbangan mikroorganisme usus (Fuller,
Lebih terperinci